ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan perbandingan pelarut yang optimum dalam
memperoleh ekstrak lengkuas. Lengkuas (Alpinia galangal L.) merupakan salah satu tanaman
biofarmaka yang banyak memiliki aktivfitas farmakologis. Lengkuas dapat dibuat menjadi
ektrak dengan bantuan pelarut yang sesuai.. Untuk memperoleh perbandingan pelarut yang
optimum dalam penelitian ini dilakukan melalui persamaan simplex lattice design. Percobaan
dilakukan dengan menggunakan 2 jenis pelarut yakni aquadest dan etanol dengan perbandingan
100(etanol), 50:50(aquadest:etanol), dan 100(aquadest). Hasil penelitian menunjukkan persen
rendemen untuk pelarut etanol 100, etanol (50) : aquadet (50) dan aquadest 100 masing-masing
yaitu 17,52 % ; 23,08% ; 9,04% dan persamaan SLD yang diperoleh yaitu Y= 9,04(A) +
23,08(B) + 7,04(A)(B) dan dari persamaan tersebut diketahui bahwa pelarut yang paling sesuai
untuk ekstraksi lengkuas adalah etanol 50% karena dari hasil penelitian menunjukkan persen
rendemen yang diperoleh yaitu sebesar 23,08 %. Ekstrak kemudian dianalisis secara kualitatif
sesuai dengan standar Farmakope Herbal Indonesia dengan menggunakan kromatografi lapis
tipis. Standarisasi dilakukan dengan mengidentifikasi senyawa kurkumin pada ektrak lengkuas.
Dari hasil standarisasi diketahui bahwa sampel tidak terlusi yang menandakan dalam sampel
tidak terdapat kurkumin
dalam herbal (Runadi, 2007).Pertimbangan 2000 gram dipisahkan dan dibersihkan dari
lain penggunaan etanol sebagai pelarut kotoran dengan dicuci menggunakan air
karena lebih selektif, kesulitan tumbuhnya bersih sebanyak 3 kali. Kemudian ditiriskan
kuman, tidak beracun, netral dan panas yang dan dilakukan perajangan menggunakan
rendah (Depkes RI, 1986). sinar matahari. Sampel yang telah kering
Aquades adalah air hasil destilasi dipisahkan dari kotoran yang masih
yang tersusun atas ion H+ dan OH-. Aquades tertinggal serta bagian tanaman yang rusak.
memiliki titik didih 100∘C, titik cair 0∘C dan Simplisia disimpan dalam wadah yang
tertutup rapat.
panas penguapan 540∘C. Keuntungan
penggunaan aquades sebagai pelarut yaitu Penyerbukan Simplisa
ketersediaan air yang sangat banyak, harga
Sampel simplisia lengkuas dibuat menjadi
yang murah, tidak mudah terbakar dan tidak
serbuk dengan bantuan blender dengan cara
beracun. Namun pelarut air tidak dapat
memasukkan sampel simplisia kedalam
menarik senyawa yang diekstraksi dengan
blender dan diblender hingga menjadi
jumlah banyak (Sunarya dan Setiabudi,
serbuk.
2007).
Pembuatan ekstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk memperoleh perbandingan pelarut Sebanyak 25 gram serbuk simplisia
Hipotesis yang diajukan yaitu ekstraksi 50% dan etanol 96% sebanyak 200 mL
massa senyawa bioaktif dari dalam sel terdapat pada ekstral dengan pelarut etanol
tanaman ke pelarut menjadi lebih cepat 50% dengan total rendemen sebesar 23,08%.
40%
90%
80%
70%
60%
50%
30%
20%
10%
100%
0%
Namun, semakin tinggi jumlah pelarut
melebihi batas jumlah tertentu
mengakibatkan penurunan jumlah rendemen Berdasarkan hasil rendemen ekstrak
dan cenderung menjadi konstan (Ahmad et rimpang lengkuas yag diperoleh kemudian