Anda di halaman 1dari 12

OPTIMASI CAMPURAN PELARUT EKTRAKSI LENGKUAS (Alpinia

galangal L.) DENGAN MENGGUNAKAN SIMPLEX LATICE DESIGN

Nurul Istiqomah(1), Qurratul Aeni(1), Rian Jumawardi(1), Royani Widyastuti(1), Sirli


Amrina(1), Dyke Gita Wirasisya(1)
1)
Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Mataram
*
Email : dykegita_w@unram.ac.id

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan perbandingan pelarut yang optimum dalam
memperoleh ekstrak lengkuas. Lengkuas (Alpinia galangal L.) merupakan salah satu tanaman
biofarmaka yang banyak memiliki aktivfitas farmakologis. Lengkuas dapat dibuat menjadi
ektrak dengan bantuan pelarut yang sesuai.. Untuk memperoleh perbandingan pelarut yang
optimum dalam penelitian ini dilakukan melalui persamaan simplex lattice design. Percobaan
dilakukan dengan menggunakan 2 jenis pelarut yakni aquadest dan etanol dengan perbandingan
100(etanol), 50:50(aquadest:etanol), dan 100(aquadest). Hasil penelitian menunjukkan persen
rendemen untuk pelarut etanol 100, etanol (50) : aquadet (50) dan aquadest 100 masing-masing
yaitu 17,52 % ; 23,08% ; 9,04% dan persamaan SLD yang diperoleh yaitu Y= 9,04(A) +
23,08(B) + 7,04(A)(B) dan dari persamaan tersebut diketahui bahwa pelarut yang paling sesuai
untuk ekstraksi lengkuas adalah etanol 50% karena dari hasil penelitian menunjukkan persen
rendemen yang diperoleh yaitu sebesar 23,08 %. Ekstrak kemudian dianalisis secara kualitatif
sesuai dengan standar Farmakope Herbal Indonesia dengan menggunakan kromatografi lapis
tipis. Standarisasi dilakukan dengan mengidentifikasi senyawa kurkumin pada ektrak lengkuas.
Dari hasil standarisasi diketahui bahwa sampel tidak terlusi yang menandakan dalam sampel
tidak terdapat kurkumin

Kata Kunci: Lengkuas, Ekstraksi, Kromatografi Lapis Tipis

Pendahuluan putih dan lengkuas dengan warna antara


merah dan putih. Lengkuas merah umumnya
Indonesia mengenal macam-macam
digunakan sebagai obat tradisional
lengkuas, yaitu lengkuas merah, lengkuas
sedangkan lengkuas putih digunakan sebagai larutan di dalam sel dengan cairan ekstraksi
bumbu masak. Pemanfaatan lengkuas yang berada diluar sel. Bahan pelarut yang
sebagai bahan obat herbal semakin luas mengalir ke dalam ruang sel akan
dengan ditemukannya berbagai aktivitas menyebabkan protoplasma membengkak
biologis antara lain sebagai immunodulator dan bahan kandungan sel akan terlarut
(Weidner dkk, 2007). sesuai kelarutannya (Ncube dkk, 2008).

Secara farmakologis, lengkuas Secara umum, metode esktraksi


(Alpinia galangal L.) mempunyai aktivitas dapat digolongkan menjadi empat yaitu
sebagai antijamur, anti kanker, anti tumor, ekstraksi menggunakan cara dingin,
antioksidan yang cukup tinggi, sitotoksik, (maserasi dan perkolasi), ekstraksi
karminatif, anti gatal dan anti ulcer (Hernani menggunakan cara panas (refluks, soxhlet,
dkk, 2007). Lengkuas mengandung senyawa digesti, infundasi, dekok), destilasi dan
fenilpropanoid diantaranya 1’ teknik ekstraksi lainnya seperti
Asetoksikavikol asetat, 1’ Asetoksieugenol Ultrasound Assisted Extraction (UAE) dan
asetat, trans-p-kumarildiasetat, 1’- Microwave Assisted Extraction (MAE)

Hidroksikavikolasetat, trans-p-kumaril (Depkes RI, 2000).

alcohol (Matsuda, 2005). UAE merupakan salah satu metode


ekstraksi dengan memanfaatkan energi
Ekstraksi atau penyarian merupakan
gelombang ultrasonik. Pada saat campuran
peristiwa perpindahan kandungan kimia
ekstrak disonikasi, gelombang ultrasonic akan
yang dapat larut sehingga terpisah dari
memecah dinding sel dan melepaskan isi sel ke
bahan yang tidak larut dengan pelarut cair.
media ekstraksi. UAE memanfaatkan efek
Simplisia yang diesktraksi mengandung kavitasi, yaitu pembentukan, pertumbuhan dan
berbagai senyawa aktif yang dapat larut dan pecahnya microbubble (gelembung mikro) yang
senyawa aktif yang tidak larut seperti serat, melepaskan sejumlah energi, yang biasanya
karbohidarat, protein dan lain-lain disebut dengan hotspot (Saleh dkk, 2016).
(Direktorat Pengawasan Obat Tradisional,
Faktor-faktor yang mempengaruhi
2000).
mutu ekstrak antara lain, kualitas bahan
Selama ekstraksi pelarut berdifusi ke baku yang digunakan, jenis pelarut yang
dalam bahan tanaman yang padat, karena digunakan dalam proses ekstraksi, metode
adanya perbedaan konsentrasi anatara ekstraksi yang digunakan, ukuran partikel
bahan, suhu proses ekstraksi, pH ekstrak dan Dampak yang diharapkan dari penelitian ini
metode pemurniannya adalah mampu menentukan pelarut yang
optimal untuk ekstraksi lengkuas.
Dalam ektraksi dapat digunakan
berbagai macam pelarut diantaranya yaitu
Metode
etanol dan aquadest. Pelarut etanol bersifat
Pembuatan simplisia
universal yaitu pelarut yang mampu menarik
sebagian besar bahan kimia yang terkandung Sampel rimpang lengkuas sebanyak

dalam herbal (Runadi, 2007).Pertimbangan 2000 gram dipisahkan dan dibersihkan dari

lain penggunaan etanol sebagai pelarut kotoran dengan dicuci menggunakan air

karena lebih selektif, kesulitan tumbuhnya bersih sebanyak 3 kali. Kemudian ditiriskan

kuman, tidak beracun, netral dan panas yang dan dilakukan perajangan menggunakan

dibutuhkan untuk mengentalkan relative pisau. Hasil perajangan dikeringkan dengan

rendah (Depkes RI, 1986). sinar matahari. Sampel yang telah kering

Aquades adalah air hasil destilasi dipisahkan dari kotoran yang masih

yang tersusun atas ion H+ dan OH-. Aquades tertinggal serta bagian tanaman yang rusak.

memiliki titik didih 100∘C, titik cair 0∘C dan Simplisia disimpan dalam wadah yang
tertutup rapat.
panas penguapan 540∘C. Keuntungan
penggunaan aquades sebagai pelarut yaitu Penyerbukan Simplisa
ketersediaan air yang sangat banyak, harga
Sampel simplisia lengkuas dibuat menjadi
yang murah, tidak mudah terbakar dan tidak
serbuk dengan bantuan blender dengan cara
beracun. Namun pelarut air tidak dapat
memasukkan sampel simplisia kedalam
menarik senyawa yang diekstraksi dengan
blender dan diblender hingga menjadi
jumlah banyak (Sunarya dan Setiabudi,
serbuk.
2007).
Pembuatan ekstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk memperoleh perbandingan pelarut Sebanyak 25 gram serbuk simplisia

yang optimum pada ekstraksi lengkuas. diekstraksi dengan pelarut aquades,etanol

Hipotesis yang diajukan yaitu ekstraksi 50% dan etanol 96% sebanyak 200 mL

lengkuas dengan pelarut etanol 96% dengan masing-masing perbandingan yakni

menghasilkan rendeman yang paling tinggi. 1: 0 (aquadest : etanol), 1:1 (aquadest :


etanol) dan 0:1 (aquadest : etanol). Simplisia sebanyak 10µL dan dielusi menggunakan
diekstraksi dengan bantuan sonikator selama fase gerak CHCl3 : CH3OH (19:1). Hasil
30 menit dengan replikasi sebanyak 2 kali spot KLT divisualisasi dengan bantuan sinar
dengan jumlah pelarut yang sama. Masing- Ultraviolet pada panjang gelombang 254 nm
masing maserat hasil penyarian dari ketiga dan 366 nm, dan hasilnya di bandingkan
solven digabungkan menjadi satu. dengan standar kurkumin.

Pengentalan dan optimasi solven Hasil dan Pembahasan


ekstraksi
Penelitian ini dilakukan untuk
Maserat hasil penyarian, dilakukan mendapatkan perbandingan pelarut yang
pengentalan dengan menguapkan solven optimum dalam memperoleh ekstrak
pada suhu maksimal 60˚C. Hasil lengkuas. Untuk mendapatkan ekstrak
pengentalan ditimbang dan ditentukan lengkuas, maka dilakukan pembuatan
persen rendemen ekstrak melalui persamaan simplisia dari lengkuas terlebih dahulu.
(Pertiwi, 2016) Simplisia adalah bahan alami yang

𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑒𝑘𝑡𝑟𝑎𝑘 (𝑔𝑟𝑎𝑚)


digunakan untuk obat dan belum mengalami
Rendemen (%) = 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎 𝑎𝑤𝑎𝑙 (𝑔𝑟𝑎𝑚)
x 100
perubahan proses apa pun, dan kecuali
Selanjutnya dilakukan optimasi solven dinyatakan lain umumnya berupa bahan
dengan membuat persamaan Simplex Latice yang telah dikeringkan (Depkes RI, 1995).
Design (SLD) dengan persamaan
Dalam proses pembuatan simplisia
(Lestari,2012).
lengkuas, terlebih dahulu dilakukan
Y= a(A) + b(B) + c(A)(B) pengumpulan bahan baku. Lengkuas
didapatkan dengan cara membeli di pasar
Standarisasi parameter spesifik ekstrak
dengan kondisi yang baik. Selanjutnya
Ditetapkan standar spesifik ekstrak dilakukan proses sortasi basah, sortasi pada
seperti identitas dan organoleptis ekstrak. bahan segar dilakukan untuk memisahkan
Selanjutnya ditentukan pola kromatografi rimpang dari kotoran berupa tanah, sisa
ekstrak dengan melarutkan masing-masing tanaman, dan gulma (Pudjihastuti, 2018).
ekstrak kental dengan etanol 96%. Kadar Setelah selesai, timbang jumlah bahan hasil
larutan sampel dibuat sebesar 1 mg/mL. penyortiran dan tempatkan dalam wadah
Larutan sampel ditotolkan pada plat KLT
plastik untuk pencucian. Diperoleh berat hari. Setelah pengeringan, timbang jumlah
untuk rimpang lengkuas sebesar 1 kg. rimpang yang dihasilkan. Diperoleh berat
untuk rimpang lengkuas sebesar 93 gram.
Pencucian dilakukan dengan air
Kelima sortasi kering, lakukan sortasi kering
bersih, jika perlu disemprot dengan air
pada bahan yang telah dikeringkan dengan
bertekanan tinggi. Amati air bilasannya dan
cara memisahkan bahan-bahan dari benda-
jika masih terlihat kotor lakukan pembilasan
benda asing seperti kerikil, tanah atau
sekali atau dua kali lagi. Hindari pencucian
kotoran-kotoran lain (Pudjihastuti, 2018).
yang terlalu lama agar kualitas dan senyawa
Timbang jumlah rimpang hasil penyortiran
aktif yang terkandung didalam tidak larut
ini (untuk menghitung rendemennya).
dalam air. Pemakaian air sungai harus
Diperoleh berat untuk rimpang lengkuas
dihindari karena dikhawatirkan telah
sebesar 91 gram yang nantinya akan dibagi
tercemar kotoran dan banyak mengandung
25 gr persampel (aquades, etanol 50% dan
bakteri/penyakit. Setelah pencucian selesai,
etanol 96%).
tiriskan dalam tray/wadah yang belubang-
lubang agar sisa air cucian yang tertinggal Pengepakaan dan penyimpanan,
dapat dipisahkan, setelah itu tempatkan rimpang yang kering dikumpulkan dalam
dalam wadah plastik/ember (Pudjihastuti, wadah kantong kertas. Berikan label yang
2018). jelas pada wadah tersebut. Kondisi tempat
penyimpanan harus dijaga agar tidak lembab
Perajangan dilakukan dengan pisau
dan suhu tidak melebihi suhu ruang dan
stainless steel dan alasi bahan yang akan
harus memiliki ventilasi baik dan lancar,
dirajang dengan talenan. Perajangan
tidak bocor, terhindar dari kontaminasi
rimpang dilakukan melintang dengan
bahan lain yang menurunkan kualitas bahan
ketebalan kira-kira 5 mm– 7 mm
yang bersangkutan, memiliki penerangan
(Pudjihastuti, 2018). Setelah perajangan,
yang cukup (hindari dari sinar matahari
timbang hasilnya dan taruh dalam wadah
langsung), serta bersih dan terbebas dari
plastik/ember. Diperoleh berat basah untuk
hama (Pudjihastuti, 2018).
rimpang lengkuas sebesar 1 kg.
Ekstrak rimpang lengkuas (Alpinia
Pengeringan dapat dilakukan yaitu
galanga) dibuat menggunakan metode
dengan pengeringan dibawah sinar matahari.
sonikasi dengan berbagai macam pelarut
Pengeringan rimpang dilakukan selama 3 - 7
diantaranya 1:0 (aquadest : etanol), 1:1 cair yang berwarna coklat kehitaman,
(aquadest : etanol) dan 0:1 (aquadest : kemudian dipekatkan secara manual dengan
etanol). Metode sonikasi memiliki suhu tidak lebih dari 60°C, sehingga
keuntungan utama dari metode ekstraksi diperoleh ekstrak kental rimpang lengkuas.
lainnya yaitu efisiensi lebih besar dan waktu
Persentase rendemen yang diperoleh
operasinya lebih singkat (Rifai dkk, 2018).
dari proses pembuatan ekstrak rimpang
Hal ini terjadi karena metode sonikasi
lengkuas menggunakan masing-masing
memanfaatkan gelombang ultrasonik dengan
konsentrasi pelarut pengekstraksi yang
frekuensi 42 kHz yang dapat mempercepat
berbeda dapat dilihat pada tabel Tabel 1.
waktu kontak antara sampel dan pelarut
yang menyebabkan proses perpindahan Rendemen ekstrak yang paling besar

massa senyawa bioaktif dari dalam sel terdapat pada ekstral dengan pelarut etanol

tanaman ke pelarut menjadi lebih cepat 50% dengan total rendemen sebesar 23,08%.

(Ashley et al., 2001). Hasil rendemen pada pelarut etanol 50%


tidak berbeda dengan pelarut aquades yang
Pelarut etanol dipilih karena pelarut
menghasilkan rendemen 17,52%. Namun,
ini lebih efektif, tidak toksik, netral dan
pada etanol 96% rendemen yang dihasilkan
membutuhkan panas yang lebih sedikit
berbeda dengan aquades. Dimana rendemen
(Depkes RI, 1986). Etanol juga tidak
yang dihasilkan oleh pelarut etanol 96% ini
menyebabkan pembengkakan membran sel
yaitu 9,04%. Menurut Luginda dkk (2018),
dan meningkatkan stabilitas zat obat terlarut.
pelarut etanol 96% merupakan pelarut yang
Sedangkan pelarut aquades digunakan
memiliki kemampuan mengekstrak senyawa
karena pelarut ini merupakan senyawa yang
yang lebih baik dibandingkan pelarut
paling polar dibandingkan pelarut lainnya
lainnya (Luginda dkk, 2018). Hal ini juga
(Voigt, 1995). Senyawa yang memiliki
sesuai dengan pernyataan yang
kepolaran yang sama akan lebih mudah
dikemukakan oleh Diem dkk (2014), dimana
tertarik atau terlarut dengan pelarut yang
semakin tinggi konsentrasi pelarut etanol
memiliki tingkat kepolaran yang sama (Rifai
maka semakin besar kadar yang dapat
dkk, 2018).
tersari. Namun pada percobaan ini, hasil
Ekstrak yang diperoleh dari masing- rendemen yang diperoleh dengan pelarut
masing konsentrasi pelarut berupa ekstrak etanol 96% tidak sesuai dengan teori yang
ada. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa
faktor diantaranya yaitu rasio bahan pelarut , Tabel 2. Persamaan SLD
waktu, suhu, ukuran partikel dan jumlah Pelarut Volume (mL)
pelarut yang digunakan (Prasetyowati dan 96% 50% aquades
Etanol 200 104,2 0
Tera, 2010). Aquades 0 95,8 200
Persaam Y = 9,04(A) + 17,52(B) +
Pada proses ekstraksi, semakin lama an SLD 44,2083(A)(B)
waktu ekstraksi menyebabkan penurunan
tingkat penetrasi pelarut ke dalam bahan, Grafik 1. Optimasi Pelarut
sehingga komponen yang terambil menjadi
sedikit (Yulianti dkk, 2014). Semakin tinggi 30
25
jumlah pelarut makan rendemen akan
20
semakin meningkat. Hal ini terjadi karena 15
semakin tinggi jumlah pelarut yang 10 Etanol
5
digunakan, maka pengeluaran senyawa
0
target ke dalam pelarut lebih optimal.

40%
90%
80%
70%
60%
50%

30%
20%
10%
100%

0%
Namun, semakin tinggi jumlah pelarut
melebihi batas jumlah tertentu
mengakibatkan penurunan jumlah rendemen Berdasarkan hasil rendemen ekstrak

dan cenderung menjadi konstan (Ahmad et rimpang lengkuas yag diperoleh kemudian

al., 2008). dicari persamaan Simplex Lattice Design


(SLD). Persamaan SLD dapat digunakan
Tabel 1. Hasil Rendemen dan Organoleptis
sebagai acuan untuk memperkirakan hasil
Ekstrak aquades, etanol 50% dan 96%
Rimpang Lengkuas rendemen jika dilakukan dengan campuran
Rata- Organoleptis pelarut etanol-air pada perbandingan
rata Ekstrak Lengkuas tertentu. Adapun persamaan yang diperoleh
Pelaru Rendeme
t n Warn Ras dapat dilihat pada tabel 2 dan grafik 1.
Bau
Ekstraksi a a Berdasarkan data pada grafik 1, rendemen
(%)
Aquade 17,52 Kha Peda ekstrak yang paling tinggi yaitu dengan
Coklat
s s s pelarut etanol 40% dengan perbandingan
Etanol 23,08 Abu Kha Peda
50% pekat s s etanol:aquades yaitu 40:60.
Etanol 9,04 Coklat Kha Peda
96% s s
Selanjutnya dilakukan pengujian adalah eluen yang bisa memisahkan
dengan menggunakan kromatografi lapis senyawa dalam jumlah banyak yang ditandai
tipis (KLT) untuk mengidentifikasi adanya dengan munculnya noda. Noda yang
senyawa kurkumin yang ada pada sampel terbentuk tidak berekor dan jarak antara
ekstrak lengkuas yang sudah diekstraksi noda satu dengan yang lainnya jelas
dengan aquades , etanol 50% dan etanol 96 (Harborne, 1996). Berdasarkan hasil
%. Digunakannya kurkumin sebagai identifikasi menggunakan metode KLT,
senyawa yang ingin diteliti pada lengkuas, senyawa yang diuji tidak menalami
karena pada Farmakope Herbal Indonesia pemisahan yang dilihat pada UV pada
menggunakan kurkumin sebagai standar panjang gelombang 254 nm dan 366 nm.
dalam proses standarisasi.

Pemisahan senyawa kurkumin


dilakukan dengan metode KLT, metode
KLT adalah salah satu metode yang mudah
dilakukan. Kromatografi lapis tipis (KLT)
merupakan suatu metode pemisahan
senyawa berdasarkan perbedaan distribusi
dua fase gerak (Hammado,2013). Fase diam
yang digunakan adalah plat silica gel GF254 (a) (b)
dengan ukuran 5x10 yang bersifat polar.
Gambar (a) dan (b) Plat KLT Hasil
Sedangkan fase gerak atu eluen yang
Pemisahan Senyawa Standar ( Kurkumin)
digunakan menurut farmakope herbal
dan Sampel pada panjang gelombang
Indonesia adalah kloroform dan methanol
berturut-turut yaitu 366 nm dan 254 nm.
dengan perbandingan 19:1, dengan demikian
Keterangan :
fase geraknya bersifat non polar . perbedaan
kepolaran ini bertujuan agar senyawa yang 1. Standar
bersifat non polar dalam hal ini adalah 2. Ekstrak lengkuas dengan pelarut
senyawa kurkumin bisa terelusi atau terpisah aquades
mengikuti fase gerak, dan senyawa polar 3. Ekstrak lengkuas dengan pelarut etanol
akan tertahan oleh fase diam yang bersifat 50%
polar. Diketahui bahwa eluen yang baik
4. Ekstrak lengkuas dengan pelarut etanol lain adalah karena lengkuas banyak
96% mengandung senyawa terpen, dimana
senyawa terpen ini susah untuk terelusi ,
Dari gambar diatas standar kurkumin
untuk membuat senyawa terpen terelusi
mengalami pemisahan dengan 3 noda yang
adalah dengan disemprotkan asam sulfat
memiliki harga Rf yaitu 0,96; 0,91; 0,80 hal
kemudian dipanaskan. Hal ini tidak
ini berbeda dengan harga Rf kurkumin
dilakukan dalam penelitian sehingga tidak
menurut farmakope herbal Indonesia yaitu 0,
terbentuk noda-noda totolan yang terelusi.
73. Perbedaan ini dikarenakan beberapa
Selain itu juga kemungkinan factor yang
factor yaitu tebal lapisan plat, kelembaban
menyebabkan tidak terelusinya sampel
konsentrasi fase gerak , bahan penyerap dan
karena kadar kurkmin pada lengkuas sedikit.
suhu (Sastrohamidjojo, 1985) . Sedangkan
sampel yang diidentifikasi tidak terelusi atau Kesimpulan
tidak terjadi pemisahan. Akibatnya harga Rf Berdasarkan hasil penelitian
tidak bisa dihitung, menyebabkan menunjukkan bahwa standarisasi ektrak
keberadaan kurkumin dalam ekstrak lengkuas untuk mengidentifikasi kurkumin
lengkuas tidak diketahui. Dimana harga Rf dengan menggunakan KLT diperoleh hasil
ini berfungsi untuk mengetahui kebenaran bahwa sampel tidak terleusi yang
analit dengan membandingkan harga rf menandakan bahwa dalam ektrak lengkuas
standar dan sampel. Menurut penelitian yang diteliti tidak mengandung kurkumin
yang dilakukan rismayani (2016) dan pelarut yang optimum untuk
mengidentifikasi senyawa kurkuminoid pada
memperoleh ekstak lengkuas yang maksimal
lengkuas yang merupakan family adalah dengan menggunakan etanol 50%
zingiberaciae memberikan hasil positif karena dengan pelarut ini menghasilkan
terhadap adanya kurkuminoid dengan nilai rendemen yang maksimal.
rf 0,48; 0,5 dan 0,51. Fasa gerak yang
Daftar Pustaka
digunakan adalah kloroform dan metanol
dengan perbandingan (35:1). Factor Ahmad, A.L., C.Y. Chan, S.R.A. Shukor
penyebab tidak terjadinya pemisahan karena and M.D. Mashitah. 2008. Recovery
sampel yang dibuat tidak jenuh selain itu of Oil and Carotenes Froma Palm
juga penotolan kurang bagus karena totolan Oil Mill. Effluen. Chemical
yang dibuat melebar. Factor penyebab yang
Engineering Journal. 141 : 383- Ekstraksi. Bogor: Jurnal
386. Pascapanen.

Depkes RI. 1986. Sediaan Galenik. Jakarta: Lestari,A.B.S., Susanti,L.U dan


Departemen Kesehatan Republik Dwiatmaka,Y. 2012. Optimasi Pelarut
Indonesia. Etanol-Air dalam Proses Ekstraksi
Herba Pegagan (Centella asiatica [L]
Depkes RI. 2000. Parameter Standar Uum
Urban) Pada Suhu Terukur.
Ekstrak Tumbuhan Obat, Cetakan
Bionatura-Jurnal Ilmu-ilmu Hayati
Pertama. Jakarta: Departemen
dan Fisik. 14(2). 87-93.
Kesehatan Republik Indonesia.

Diem Do, Q. Artik, E. Phoung, L dkk. 2014.


Effect of Extraction Solvent On Luginda, R.A., Bina, L., dan Lusi I. 2018.
Total Phenol Content, Total Pengaruh Variasi Konsentrasi Pelarut
Flavonoid Content, and Antioxidant Etanol Terhadap Kadar Flavonoid
Activity of Limnophilia Arimatica. Total Daun Beluntas (Pluchea indica
Journal Of Food And Drug Analisis. (L.) Less) Dengan Metode Microwave
296-302. – Assisted Extraction (MAE).
Universitas Pakuan Bogor.
Hammado, N., dan Ilmiati Illing. 2013.
Identifikasi Senyawa Bahan Aktif Matsuda, H. et al., 2005. Structure-activity
Alkaloid pada Tanaman Lahuna relationships of 1'S-1'-
(Eupatorium odoratum). Jurnal acetoxychavicol acetate for
Dinamika. Vol. 04. No.02. inhibitory effect on NO
production in lipopolysaccharide-
Harbone, , J. B. 1996. Metode Fitokimia
activated mouse peritoneal
Penuntun Cara Modern
macrophages. Bioorganic and
Menganalisis Tumbuhan. ITB :
Medicinal Chemistry Letters,
Bandung
15(7), pp.1949–1953
Hemani, Tri, M., dan Christina, W. 2007.
Ncube, N. S., Afolayan, A. J., and Okoh, A.
Pemilihan Pelarut pada
I. 2008. Assessment Techniques
Pemurnian Ekstrak Lengkuas
of Antimicrobial Properties of
(Alpinia galangal) secara
Natural Compounds of Plant Ekstrak Etanol Rimpang Lengkuas
Origin: Current Methods and Merah ( Alpinia Galangal L. Will)
Future Trends. African Journal of Dengan Metode Kromatografi Lapis
Biotechnology, 7 (2): 1806. Tipis (KLT). Universitas
Muhammadyah
Pertiwi, R.D., Cut, E.Y., dan Nanda,
F.P.2016. Uji aktivitasAntioksidan
Ekstrak Etanol Limbah Kulit Buah
Runadi. 2007. Isolasi dan Identifikasi
Apel (Malus domestica Borkh.)
Alkaloid dari Herba Komfrey
Terhadap Radikal Bebas DPPH ()2,2-
(Symphytum officinale L.). Skrpsi.
Diphenyl-1-Picrylhydrazil). Jurnal
Bandung: Universitas Padjajaran.
Ilmiah Manuntung. 2(1). 81-92
Sastrohamidjojo,H. 1985. Kromatografi
Edisi I. Liberty : Yogyakarta.
Prasetyowati, R.P. dan F. Tera. 2010.
Voight, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi
Pengambilan Minyak Biji Alpukat
Farmasi Edisi 5. Yogyakarta :
(Persea amerciana Mill.) Dengan
Gadjah Mada University Press.
Metode Ekstraksi. Jurnal Teknik
Kimia Fakultas Teknik Winder, M.S., M.J., Petersen, dan N.W.

Universitas Sriwijaya, Jensen. 2007. Synergistic

Palembang. 17(2) : 16-24. compositions containing aromatic


compounds and terpenoids present in
Rifai, G., I Wayang R.W., dan Komang
Alpinia galangal. US: US Patent
A.N. 2018. Pengaruh Jenis Pelarut
dan Rasio Bahan dengan Pelarut Yulianti, D., Bambang S., dan Rini Y. 2014.

Terhadap Kandungan Senyaw Pengaruh Lama EKstraksi dan

Fenolik dan Aktivitas Antioksidan Konsentrasi Pelarut Etanol Terhadap

Ekstrak Biji Alpukat (Persea SIfat Fisika-Kimia Ekstrak Daun

Americana Mill.). Jurnal ITEPA. Stevia (Stevia rebaudiana Bertoni M.)

7(2) : 22-32. Dengan Metode Microwavne Assisted


Extraction (MAE). Jurnal Bioproses
Rismayani, A.A., Davita, N., dan Panji, W.
Komoditas Tropis. 2(1) : 35-41.
2016. Identifikasi Kuruminoid pada

Anda mungkin juga menyukai