Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

“PEMBUATAN SIMPLISIA DARI DAUN JAMBU BIJI”

DOSEN PENGAMPU :
Apt. Ivan Junius Mesak, S. Farm., M. Farm.

Disusun Oleh:
1.)Joshua Harris Kurnia Dewa (2061B0028)
2.)M. Saddam Albiansyah T (2061B0013)

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI IIK

STRADA INDONESIA

KEDIRI 2021
I. Tujuan
Mahasiswa dapat memahami prinsip dan melakukan pembuatan simplisia
secara mandiri

II. Dasar Teori


Simplisia adalah bahan alam yang telah dikeringkan yang digunakan
untuk pengobatan dan belum mengalami pengolahan, kecuali dinyatakan lain
suhu pengeringan tidak lebih dari 600C (BPOM, 2014). Simplisia yang akan
di uji pada praktikum kali ini adalah Simplisia Nabati
Simplisia Nabati: simplisia yang berupa tumbuhan utuh, bagian
tumbuhan atau eksudat tumbuhan. Eksudat tumbuhan adalah isi sel yang
secara spontan keluar dari tumbuhan atau isi sel yang dengan cara tertentu
dipisahkan dari tumbuhannya dan belum berupa senyawa kimia murni.

DASAR PEMBUATAN SIMPLISIA

a. Simplisia dibuat dengan cara pengeringan


Pembuatan simplisia dengan cara ini dilakukan dengan pengeringan
cepat, tetapi dengan suhu yang tidak terlalu tinggi. Pengeringan
yang terlalu lama akan mengakibatkan simplisia yang diperoleh
ditumbuhi kapang. Pengeringan dengan suhu yang tinggi akan
mengakibatkan perubahan kimia pada kandungan senyawa aktifnya.
Untuk mencegah hal tersebut, untuk simplisia yang memerlukan
perajangan perlu diatur panjang perajangannya, sehingga diperoleh
tebal irisan yang pada pengeringan tidak mengalami kerusakan.
b. Simplisia dibuat dengan fermentasi.
Proses fermentasi dilakukan dengan seksama, agar proses tersebut
tidak berkelanjutan kearah yang tidak diinginkan.
c. Simplisia dibuat dengan proses khusus.
Pembuatan simplisia dengan penyulingan, pengentalan eksudat
nabati, penyaringan sari air dan proses khusus lainnya dilakukan
dengan berpegang pada prinsip bahwa pada simplisia yang
dihasilkan harus memiliki mutu sesuai dengan persyaratan.
d. Simplisia pada proses pembuatan memerlukan air.
Pati, talk dan sebagainya pada proses pembuatannya
memerlukan air. Air yang digunakan harus terbebas dari
pencemaran serangga, kuman patogen, logam berat dan lain-
lain.

TAHAPAN PEMBUATAN SIMPLISIA:

1. Pengumpulan bahan baku


Tahapan pengumpulan bahan baku sangat menentukan
kualitas bahan baku. Faktor yang paling berperan dalam
tahapan ini adalah masa panen. Panen daun atau herba
dilakukan pada saat proses fotosintesis berlangsung maksimal,
yaitu ditandai dengan saat-saat tanaman mulai berbunga atau
buah mulai masak.
2. Sortasi basah
Sortasi basah adalah pemilahan hasil panen ketika
tanaman masih segar. Sortasi dilakukan terhadap tanah dan
kerikil, rumput-rumputan, bahan tanaman lain
atau bagian lain dari tanaman yang tidak digunakan dan bagian
tanaman lain yang rusak (dimakan ulat dan sebagainya).
3. Pencucian
Pencucian simplisia dilakukan untuk membersihkan
kotoran yang melekat, terutama bahan-bahan yang berasal dari
dalam tanah dan juga bahan-bahan yang tercemar pestisida.
4. Pengubahan bentuk
Pada dasarnya tujuan pengubahan bentuk simplisia
adalah untuk
memperluas permukaan bahan baku. Semakin luas permukaan
maka semakin cepat kering. Proses pengubahan bentuk untuk
rimpang, daun dan herba adalah dengan perajangan.
5. Pengeringan
Proses pengeringan simplisia terutama bertujuan untuk
menurunkan kadar air sehingga bahan tersebut tidak mudah
ditumbuhi kapang dan bakteri serta memudahkan dalam hal
pengolahan proses selanjutnya (ringkas, mudah disimpan,tahan
lama dan sebagainya). Pengeringan dapat dilakukan lewat sinar
matahari langsung maupun tidak langsung juga dapat
dilakukan dalam oven dengan suhu maksimum 60° C
6. Sortasi kering
Sortasi kering adalah pemilahan bahan setelah
mengalami proses pengeringan. Pemilihan dilakukan terhadap
bahan-bahan yang terlalu gosong, bahan yang rusak akibat
terlindas roda kendaraan (misalnya dikeringkan di tepi jalan
raya) atau dibersihkan dari kotoran hewan.
7. Pengepakan dan penyimpanan
Setelah tahap pengeringan dan sortasi kering selesai
dilakukan maka simplisia perlu ditempatkan dalam suatu
wadah tersendiri agar tidak saling bercampur antara simplisia
satu dengan yang lainnya (Laksana, 2010)
Tinjauan bahan alam yang digunakan

1.Jambu Biji
Daun jambu biji adalah daun Psidium guajava L., suku
Myrtaceae, mengandung flavonoid total tidak kurang dari 0,20%
dihitung sebagai kuersetin. Indentitas simplisia memiliki pemerian:
Berupa lembatan daun, warna hijau; bau khas aromatic; rasa kelat.
Daun tunggal, bertangkai pendek, panjang tangkai daun 0,5-1 cm;
helai daun berbentuk bundar menjorong, panjang 5-13 cm, lebar 3-
6 cm; pinggir daun rata agak menggulung ke atas; permukaan atas
agak licin, warna hijau kecokelatan; ibu tulang daun dan tulang
cabang menonjol pada permukaan bawah, bertulang menyirip.

III. Alat dan bahan :

Bahan :

 Daun jambu biji

Alat :

 Timbangan analitik
 Ayakan mesh 60
 Blender
 Talenan
 Papan buat menjemur
IV. Cara kerja :
A. Pembuatan simplisia
1.Daun jambu biji

Penimbangan bahan Daun jambu biji Kemudian dicuci


(500 g) disortasi kering dan ditiriskan

Kemudian dilakukan
Daun digiling pengeringan
menggunakan alat Kemudian daun
menggunakan sinar
Toothed disc mills kering ditimbang
matahari sampai
daun kering

Kemudian daun
Jika serbuk belum halus, serbuk diblender
diayak menggunakan
kemudian di ayak dengan mesh 60
ayakan mesh 60
V.Hasil
Daun Jambu Biji
Bobot daun segar = 500 g
Bobot daun kering = 75 g
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 kering
Rendemen =
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑠𝑒𝑔𝑎𝑟
𝑥 100%
=
75 𝑔
𝑥 100% x 100%
500 𝑔

= 15%
V. Pembahasan

Pada praktikum kali ini adalah preparasi pembuatan simplisia,


praktikum ini bertujuan untuk mempelajari dan melakukan pembuatan
simplisia yang baik dan benar sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku
obat. Sampel kami adalah daun sirih dan meniran hijau. Meniran yang diambil
adalah meniran muda karena kandungan senyawa aktifnya masih banyak.
Dalam praktikum, sampel sirih yang kami daptkan sudah berupa serbuk
simplisia halus sehingga sudah siap digunakan. Sehingga pembahasan
pembuatan simplisia hanya dibahas untuk sampel meniran. Tahap pembuatan
simplisia dilakukan dengan beberapa proses, tahap tersebut adalah sortasi
basah, pencucian, perajangan, pencucian pengeringan, sortasi kering,
pengepakan dan penyimpanan. Sebelum memasuki proses pembuatan kedua
sampel di pilah dan ditimbang untuk mengetahui berat sampel.

Pada sortasi basah,daun jambu biji dipilah dan dipisahkan dari


batangnya,tanaman lain,gulma,batu-batuan,atau tanaman lain yang ikut
terpanen. Hal ini ditujukan untuk menghilangkan kotoran pada tanaman,
seperti debu, tanah, batu, maupun hewan yang menempel. Tanah mengandung
berbagai macam mikroba sehingga sortasi basah diharapkan dapat
menghilangkan kontaminan yang dapat menurunkan mutu simplisia. Tahap
selanjutnya adalah pencucian tanaman yang dilakukan dengan air mengalir.
Pada tahap pencucian ini diharapkan sisa-sisa pengotor yang menempel dapat
ikut dengan air. Pencucian dilakukan sebanyak 2-3 kali agar benar-benar
bersih kemudian di timbang untuk mendapatkan bobot simplisia basah yaitu
500mg.

Tahap ke tiga adalah tahap pengubahan bentuk atau perajangan. Untuk


daun jambu biji karena daun cukup kecil tidak perlu dirajang hal ini ditujukan
untuk mempercepat pengeringan daun jambu biji di keringkan dibawah sinar
matahari selama 6 hari. Pengeringan dilakukan untuk menghilangkan kadar air
dalam tanaman, karena kadar air dalam simplisia yang baik adalah dibawah
15%. Ini untuk menonaktifkan kerja enzim dalam tanaman sehingga waktu
simpan simplisia panjang, dan untuk mencegah timbulnya jamur dan bakteri.
Pengeringan simplisia harus dilakuakan dengan peninjauan berkala agar
simplisia tidak over dry atau gosong (Warna Mencolat Kering dan Masih Sulit
Dihancurkan), dilakukan
dengan mengecek kerapuhan tanaman. Sortasi kering dilakuakan setelah
pengeringan untuk memilah simplisia yang memenuhi syarat. Setelah sortasi
kering sampel ditimbang kembali sehingga mendapatkan berat simplisia
kering dengan bobot 500 g. Dapat dihitung rendemen simplisia daun jambu
biji sebesar 15%,dan berat/bobotnya menyusut karena kandungan air pada
daunnya juga berkurang.

Tahap selanjutnya adalah proses penggilingan untuk mendapatkan


simplisia halus. Alat yang digunakan adalah mesin giling dan blender untuk
lebih menghaluskan. Hal ini dilakukan agar dapat memperluas permukaan
sehingga mudah di tarik senyawa aktifnya pada proses ekstraksi di praktikum
ke 2, dan penyimpanannya mudah karena serbuk tidak banyak memakan
tempat. Setelah digiling simplisia meniran diayak menggunakan ayakan MES
60 hingga di dapatkan serbuk halus simplisia yang siap di pakai atau di
simpan.

VI. KESIMPULAN
1. Pembuatan simplisia daun jambu biji dilakukan melalui proses sortasi
basah, pencucian, pengubahan bentu/perajangan, pengeringan, sortasi
kering, pengemasan, dan penyimpanan.
2. Berat simplisia daun jambu biji basah adalah 500 g, setelah pengeringan
berat simplisia daun jambu biji kering adalah 75 g.
3. Rendemen simplisia daun jambu biji yang di dapatkan adalah 15%.
VII. DAFTAR PUSTAKA
[BPOM RI]. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. No 12
Tahun 2014 Tentang Persyaratan Mutu Obat Tradisional
[DEPKES RI]. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1985. Cara
Pembuatan Simplisia. Jakarta: Kesehatan Republik Indonesia.
[DEPKES RI]. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Farmakope
Heebal Indonesia. Ed Ke-1.Jakarta: Departemen Kesehatan
Indonesia.
Agoes, Goeswin. 2007. Teknologi Bahan Alam. Penerbit: ITB, Bandung.
Laksana, Toga, dkk. 2010. Pembuatan Simplisia dan Standarisasi Simplisia.
UGM: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai