BAB III Tujuan pengembangan kawasan perkotaan Garut merupakan titik lanjut dari visi dan
misi pengembangan Kota Garut yang telah ditetapkan batasan waktu pencapaiannya,
TINJAUAN KEBIJAKAN
yakni dalam rentang waktu 20 tahun, adapun yang menjadi tujuan pengembangan
Kota Garut adalah :
3.1 Visi dan Misi Pembangunan Kabupaten Garut “ Menciptakan kawasan perkotaan Garut yang merupakan bagian dari Kota Garut
sebagai pemicu perkembangan aktivitas social ekonomi Kabupaten Garut dan
Kebijakan dan arah perkembangan Kabupaten Garut - Visi pembangunan kabupaten
wilayah sekitarnya”.
Garut merupakan gambaran dari harapan serta targetan pencapaian pembangunan
Kabupaten Garut di masa mendatang. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka Untuk mencapai visi yang telah digariskan tersebut diatas, selanjutnya ditetapkan misi
perumusan visi penataan ruang kawasan perkotaan Garut berlandaskan pada visi pembangunan Kabupaten Garut sebagai berikut :
pemerintah Kabupaten Garut sebagai acuannya. Perumusan visi penataan ruang Mewujudkan penyelenggaraan pemerintah yang amanah, yang menjungjung tinggi
kawasan perkotaan Garut ke depan ini dilakukan guna mewujudkan wajah kawasan supremasi hukum, demokrasi dan HAM
perkotaan Garut di masa mendatang, sejalan dengan peluang peluang dan tantangan Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
pembangunan yang bakal di hadapi wilayah perkotaan Garut. Meningkatakan kualitas kehidupan beragama
Adapun visi penataan ruang kawasan perkotaan Garut dirumuskan sebagai berikut : Menggali dan memanfaatkan sumber daya alam dan buatan dengan
Geulis merenah, mengandung makna kota Garut merupakan kota yang indah, memperhatikan kelestarian lingkungan
bersih, sejuk dan nyaman Memberdayakan system ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada potensi local
Tata tengtrem mengandung makna Kota Garut merupakan kota yang aman, dan mekanisme pasar
kondusif bagi investasi Mewujudkan Garut sebagai daerah agribisnis dan agro industry
Kertaraharja mengandung makna Kota Garut sebagai wadah bagi perwujudan Mewujudkan Garut sebagai daerah pariwisata disertai pelestarian dan
Kota Garut merupakan kota yang berkarakter dan berdaya saing serta menjunjung Adapun starategi pemabangunan untuk mewujudkan Visi dan Misi Kabupaten Garut
Visi tersebut selanjutnya menjadi dasar bagi penetapan misi dan tema Kota Garut di Peningkatan kualitas kemampuan dan profesionalisme aparatur pemerintah untuk
masa mendatang yaitu sebagai Kota agropolitan, kriya dan budaya dengan fungsi mewujudkan “Good Governance”
sebagai : Penegakan supremasi hukum, demokrasi dan hak azasi manusia
Pusat pemerintahan kabupaten Peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan melalui pengembangan pendidikan
Pusat perdagangan dan jasa regional formal dan pendidikan luar biasa
Pusat pariwisata (kriya dan budaya) Peningkatan kualiatas dan kuantitas sarana prasarana dan pelayanan kesehatan
masyarakat
Pusat industry dan pengolahan pertanian (agropolitan)
Peningkatan kulaitas kehidupan beragama, fasilitas peribadatan dan pendidikan mendukung terwujudnya ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan
keagamaan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional. Dan yang
Pengelolaan sumber daya alam dan buatan dengan memperhatikan seluruh aspek terpenting adalah, RTRW menjadi dasar dalam memberikan rekomendasi pengarahan
manfaat dan resiko terhadap lingkungan pemanfaatan ruang.
Optimalisasi penataan ruang dengan mempertimbangkan daya dukung lingkungan Adapun fungsi dari RTRW itu sendiri diantaranya:
Peningkatan kualitas dan kuantitas pertanian dengan memanfaatkan teknologi 1) Acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
yang ramah lingkungan (RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD);
Pemberdayaan dan pengembangan usaha kecil menengah dan koperasi 2) Acuan dalam pemanfaatan ruang/pengembangan wilayah;
Peningkatan sarana dan prasarana transportasi, Pos dan Telekomunikasi dan 3) Acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan dalam wilayah;
media masa untuk menunjang pembangunan yang berkelanjutan 4) Acuan lokasi investasi dalam wilayah yang dilakukan pemerintah, masyarakat,
Peningkatan dan pengemabngan sarana prasarana serta sumber daya manusia dan swasta;
Pemeliharaan dan pengembangan seni budaya sebagai identitas daerah 5) Pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang di wilayah;
Pengentasan kemiskinan melalui penciptaan kesempatan kerja dan penanganan 6) Dasar pengendalian pemanfaatan ruang dalam penataan/pengembangan wilayah
daerah tertinggal yang meliputi penetapan peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan
disinsentif, serta pengenaan sanksi;
3.2 Tinjauan Kebijakan Rencana Tata Ruang Kota Garut berdasarkan RTRW 7) Acuan dalam administrasi pertanahan.
Kabupaten Garut 2011 – 2031 Dalam rencana pola ruang RTRWP Jawa Barat Tahun 2009-2029 tersebut, Jawa Barat
Struktur ruang wilayah Kota Garut menggambarkan rencana sistem pusat bertekad menuju capaian 45% kawasan lindung (KL) sebagai green-province.
kegiatan/pelayanan permukiman baik perdesaan dan perkotaan di Kota Garut. Kabupaten Garut merupakan kabupaten dengan proporsi luas wilayah KL paling besar
Rencana struktur pemanfaatan ruang wilayah adalah membentuk sistem pusat diantara kabupaten/kota yang lain di Jawa Barat. Pada awalnya proporsi KL di
kegiatan/pelayanan dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berhirarki di Kabupaten Garut ditetapkan sebesar 78,7% dari luas wilayah kabupaten (306.519 ha)
seluruh wilayah. Rencana struktur ruang wilayah merupakan salah satu upaya untuk atau seluas 241.230 ha. Kemudian pada tahun 2010 berdasarkan hasil analisis data
mempercepat efek pertumbuhan dari pusat-pusat Kegiatan. Rencana pembagian terbaru Geographic Information System (GIS) dari Kementerian Kehutanan
wilayah Kota Garut menurut rencana struktur ruang Kota Garut. menyebutkan luas wilayah Kabupaten Garut menjadi 311.007,5 ha (bertambah 4.488,5
ha) dengan luas KL sebesar 82,1 % atau seluas 255.337,16 ha.
RTRW merupakan rencana tata ruang yang bersifat umum yang berisi tujuan,
kebijakan, strategi penataan ruang wilayah, rencana struktur ruang, rencana pola
ruang, penetapan kawasan strategis, arahan pemanfaatan ruang, dan ketentuan Namun terakhir, hasil kajian final pemetaan KL pada RTRWP Jawa Barat yang telah
pengendalian pemanfaatan ruang wilayah baik tingkat nasional (RTRWN), provinsi ditetapkan menjadi Perda tersebut, proporsi KL berubah lagi menjadi 81,39% atau
(RTRWP) maupun RTRW kab/kota. Tujuan RTRW merupakan arahan perwujudan visi seluas 253.129 Ha dengan rincian sebagai berikut: 1) KL Hutan (29,43%) terdiri dari:
dan misi pembangunan jangka panjang pada aspek keruangan, yang pada dasarnya Hutan Konservasi (15.799,2 ha) dan Hutan Lindung (75.742,8 ha); 2) KL Non Hutan
(51,96%) terdiri dari: Sesuai untuk Hutan Lindung (10.221,7 ha); Resapan Air b) Pembangunan serta pengadaan infrastruktur;
(54.922,1 ha); Perlindungan Geologi (56,2 ha); Rawan Letusan Gunung Berapi c) kemudahan prosedur perizinan; dan/atau d) pemberian penghargaan kepada
(21.576,6 ha); Rawan Gerakan Tanah (70.842,1 ha); Rawan Tsunami (3.975,5 ha). masyarakat, swasta dan/atau pemerintah daerah.
Penetapan proporsi KL Kabupaten Garut sebesar 81,39% tersebut tentunya secara Oleh karena itu, penetapan KL yang begitu besar bagi Kabupaten Garut jangan
mudah dapat diketahui bahwa luas bersih kawasan budidaya (KBD) hanya 18,61% dijadikan penghalang dalam pelaksanaan pembangunan tapi menjadi tantangan yang
saja atau seluas 57.878,5 ha. Namun tidak serta merta KL tersebut tidak bisa harus disikapi dengan arif, bijaksana, cermat, cerdas, dan tepat dalam bertindak.
dimanfaatkan kegiatan budidaya, seperti KL Non Hutan masih bisa dimanfaatkan Upaya tersebut bisa ditindaklanjuti berupa penyusun kebijakan-kebijakan
namun tentunya dengan arahan zonasi yang sangat ketat sehingga masih tetap pembangunan diantaranya berupa penyusunan RTRW Kabupaten Garut Tahun 2011-
berfungsi sebagai KL. 2031 yang telah menetapkan tujuan penataan ruang yaitu bertujuan untuk mewujudkan
Konsekuensi dengan KL 81,39% atau KBD bersih hanya 18,61% tersebut tentunya sebagai kabupaten konservasi yang didukung oleh agribisnis, pariwisata dan kelautan.
menjadi tantangan sendiri yang serius bagi pembangunan di Kabupaten Garut, karena
perlu kehati-hatian dalam pemanfaatan sumberdaya alam termasuk pemanfaatan
Gambar 3.1.
lahan untuk pembangunan infrastruktur dan kegiatan lainnya termasuk didalamnya
Kedudukan RTRW Kabupaten dalam Sistem Perencanaan Pembangunan dan
kemungkinan terjadi alih fungsi lahan yang tidak sesuai dengan arahan pemanfaatan
Sistem Penataan Ruang
tata ruang. Faktanya, KL tersebut sebagian besar berada di wilayah Garut Selatan
yang mana pada saat ini hasil beberapa penelitian dan eksploitasi menunjukan potensi
pertambangan cukup besar, tentunya sangat bernilai ekonomis namun dapat
mengancam kelestarian alam dan rusaknya kondisi lingkungan. Kondisi ini menjadi
tantangan yang sangat serius bagi pengembangan wilayah di Garut Selatan.
Sebagaimana telah diatur dalam UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang mengenai
bentuk insentif atau disintensif, maka Kabupaten Garut perlu mendapatkan insentif
yang proporsional dari penetapan proporsi KL karena baik langsung maupun tidak
langsung akan berdampak pada sendi-sendi kehidupan masyarakat dan pemerintahan
menyangkut pengembangan wilayah mencakup fisik, sosial, budaya, ekonomi,
ekologi/lingkungan yang merupakan hakikat pembangunan berkelanjutan. Bentuk
insentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 UU 26/2007 yang merupakan
perangkat atau upaya untuk memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang
sejalan dengan rencana tata ruang, berupa:
3.3 Rencana Detail Tata Ruang Kota Kabupaten Garut (Kedudukan BWK II, III, V, VI BWK ini terdiri dari Kelurahan Sukakarya, Sukabakti, Desa Cibunar,
Dalam Kawasan Perkotaan Garut) Kersamenak, Mekargalih, Mekarwangi, Sukajadi, Sukawangi dan Kelurahan
Sukajaya.
Kawasan perkotaan Garut dalam RDTR Kota Garut yang disusun pada tahun 2009
Fungsi utama sebagai kawasan permukiman
ditetapkan terdiri dari 6 bagian wilayah kota, yaitu :
perkotaan dengan beragam aktivitas seperti perdagangan dan jasa, perkantoran dan teratur.Selain itu kawasan permukiman harus bebas dari gangguan pencemaran,
permukiman, walupun sejauh ini area pertanian masih cukup banyak ditemui. serta bahaya lingkungan lainnya seperti rawan bencana. Kawasan ini di upaya akan
dapat mendukung berlangsungnya proses sosialisasi dan nilai budaya yang berlaku
Sejalan dengan kondisi wilayah perencanaan sebagai ring kedua dari perkembangan
di masyarakat yang bersangkutan, aman serta memberikan kumudahan pada
kawasan perkotaan Garut, struktur ruang Kota Garut sebagaimana dalam RDTR Kota
masyarakat untuk menjakau pusat pusat pelayanan sosial ekonomi dan sarana
Garut yang disusun pada tahun 2009 menetapkan wilayah perencanaan sebagai
prasarana lingkungan yang merupakan kebutuhan dalam kehidupan masyarakat.
hirarki III seperti pada gambar berikut. BWK 2, 3, 5 dan 6 selanjutnya dibagi kedalam
Kawasan permukiman berdasarkan standar penataan ruang meliputi zona
8 sub BWK sebagai berikut :
perumaham kepadatan rendah, zona perumahan kepadatan sedang dan zona
Sub BWK 2A Diarahkan untuk berperan sebagai kawasan permukiman
perumahan kepadatan tinggi, dengan spesifikasi sebagai berikut :
kepadatan sedang serta perdagangan dan jasa skala lokal.
Sub BWK 2B Diarahkan untuk berperan sebagai kawasan permukiman Zona perumahan kepadatan rendah : merupakan rumah tinggal dengan
kepadatan sedang dan pertanian. pekarangan luas, dimaksudkan agar pengembangan perumahan berkepadatan
Sub BWK 3A Diarahkan untuk berperan sebagai kawasan industry rendah sebagaimana yang ditetapkan dalam rencana penataan dan
Sub BWK 3B Diarahkan untuk berperan sebagai kawasan permukiman pengembangan kota dapat dipertahankan. Kepadatan yang termasuk ke dalam
Sub BWK 5A Diarahkan untuk sebagai kawasan pariwisata dan permukiman Zona perumahan kepadatan sedang : merupakan perumahan unit tunggal
kepadatan sedang dengan peletakan masa bangunan renggang ditujukan untuk pembangunan unit
Sub BWK 5B Diarahkan untuk sebagai kawasan permukiman kepadatan rendah, rumah tunggal dengan mengakomodasikan kebutuhan rumah dengan perpetakan
pertanian dan konservasi berbagai ukuran dengan mengupayakan peningkatan kualitas lingkungan hunian,
Sub BWK 6A Diarahkan untuk sebagai kawasan permukiman kepadatan sedang karakter dan suasana lebih nyaman. Kepadatan yang termasuk ke dalam kategori
Sub BWK 6B Diarahkan untuk sebagai kawasan permukiman kepadatan rendah Zona perumahan kepadatan tinggi : perumahan unit tunggal dengan tipe gandeng
dan pertanian atau deret dengan perpetakan kecil dengan akses jalan lingkungan, zona ini
merupakan peluang transisi antara lingkungan perumahan unit tunggal dengan
3.4 Rencana Penataan Pengembangan Perumahan Permukiman Daerah Kabupaten
lingkungan perumahan kepadatan tinggi, kepadatan yang termasuk dalam
Garut (KEBIJAKAN SEKTOR PERUMAHAN DI WILAYAH PERENCANAAN BWK II,
kategori tinggi adalah ≥ 40 kavling/HA
III, V dan VI)
2. Tujuan
Dikaitkan dengan kawasan permukiman yang cenderung kumuh dan
penyebarannya tidak merata di kawasan perencanaan, tujuannya adalh untuk
meningkatkan kualitas lingkungan permukiman, serta mengarahkan penyebaran
kawasan permukiman dengan menyediakan perumahan bagi masyarakat umum
yang sesuai dengan ketentuan rumah sehat dan rencana peruntukan lahan bagi
permukiman.
3. Sasaran
Pembangunan sektor perumahan dan permukiman di Wilayah Perencanaan
ditujukan untuk mewujudkan kondisi permukiman yang sehat dan lingkungan
yang tertata dengan baik. Sasaran sektor perumahan dan permukikman di
Kebijakan sektor perumahan di wilayah perencanaan diuraikan sebagai berikut:
Wilayah Perencanaan adalah terwujudnya pembangunan perumahan dan
permukiman sebagai faktor utama untuk mendukung tujuan penataan kawasan,
1. Indikator masalah yaitu ;
Kecenderungan pertumbuhan penduduk yang meningkat membutuhkan Menjadi alat intervensi penataan struktur tata ruang yang terintegrasi dengan
peningkatan penyediaan perumahan. Jumlah penduduk pada tahun pengembangan fasilitas dan utilitas untuk pelayanan kawasan permukiman.
perencanaan mencapai ± 565.993 jiwa pada tahun 2009, dengan tingkat Menjadi elemen pelengkap dan pendukung untuk kegiatan di kawasan
kepadatan secara umum rata-rata 54 jiwa/ha, namun untuk kawasan Blok perencanaan, baik kegiatan perdagangan jasa, pemerintah serta aksebilitas
tertentu memiliki kepadatan tinggi. regional.
Target penataan kawasan perumahan dan permukimanyang pada saat ini Memberikan Advis Planingdalam setiap pembangunan perumahan oleh
memiliki kepadatan tinggi serta cenderung kumuh yang diperkirakan pada masyarakat dan swasta dengan mengindahkan tata ruang yang disepakati
tahun perencanaan merupakan kawasan dengan kepadatan sangat tinggi secara konsisiten, terutama dalam hal perjanjian lokasi.
dengan kondisi semrawut. Mengarahkan pengembangan perumahan oleh developer sesuai dengan
Mewujudkan penyebaran kawasan permukiman secara merata dan kebutuhan dan kemampuan pasar local, terkait dengan desain dan harga,
proporsional sesuai dengan pengaturan zona-zona kepadatan yang khususnya kemampuan masyarakat setempat.
direncanakan. Menyediakan lahan untuk pengembangan hunian dengan kepadatan yang
4. Kebutuhan bervariasi di kawasan yang diarahkan untuk pengembangan dimasa datang
Kebutuhan perumahan dan permukiman dikawasan perencanaan didasarkan dengan merefleksikan pola-pola pengembangan yang diinginkan masyarakat.
pada hal-hal berikut ini ; Untuk kawasan permukiman di Wilayah Perencanaan diarahkan untuk zona
Perkembangan penduduk yang pesat dan keterbatasan lahan perkotaan perumahan kepadatan rendah, zona permukiman kepadatan sedang, hingga
untuk pengembangan perumahan di pusat kota. zona permukiman kepadatan tinggi, sesuai dengan ketentuan rencana
Adanya peningkatan jumlah penduduk sebagai akibat dari perkembangan kawasan permukiman pada tahun perencanaan.
kawasan yang cukup pesat di Wilayah Perencaan. 6. Komponen penataan
Antisipasi perkembangan kawasan peruntukkan industry di bagian timur laut Komponen penataan digolongkan berdasarkan pola penyediaan perumahan,
kota (Kawasan Copong) pada masa yang akan dating dengan stimulasi yaitu :
pembangunan prasarana strategis. Pola Swadaya : perumahan yang dibangun oleh masyarakat dan tumbuh
dengan alamiah dengan berkembangan yang bersifat sporadic.
5. Kebijakan Pola formal : perumahan yang dibangun oleh developer dengan ciri
Kebijakan sektor perumahan yaitu menata dan menyediakan berbagai prasarana perkembangan kolektif dan bepola klaster.
lingkungan permukiman. Untuk mendukung tujuan pembangunan sektoral agar Dilihat dari etruktur lahan eksiting yang tersedia, dapat dibagi menjadi tiga
mampu memenuhi kebutuhan perumahan, maka rumusan kebijakan yang perlu kategori pembangunan, yaitu :
diambil adalah sebagai berikut : Penataan perumahan yang telah ada dengan meningkatkan kualitas
Antisipasi dalam mengarahkan kecenderungan pertumbuhan kawasan lingkungannya sehingga arah penataan adalah pada pemugiran, perbaikan
permukiman saat ini sesuai dengan rencana tata ruang yang dituju dengan lingkungan dan penyediaan infrastruktur pendukung.
memberikan faktor insentif (dalam mendukung pertumbuhan sesuai dengan Penataan pada ruang-ruang kosong yang memungkinkan untuk
rencana), maupun memberikan faktor disinsentif (dalam mengarahkan, pengembangan perumahan baru.
menahan, dan mengendalikan pertumbuhan kawasan permukiman yang tidak Penataan perumahan yang berada pada zona yang tidak sesuai dengan
di harapkan). peruntukan lahan dan struktur tata ruang yang telah ada.
7. Strategi dan langkah Pembangunan Sektor Perumahan Pemenuhan kebutuhan rumah baru melalui mekanisme pasar yang dilakukan
Berdasarkan uraian diatas serta dikaitkan dengan arahan rencana penataan melalui konsep Lingkungan Hunian Berimbang (1 : 3 : 6) dan diarahkan
ruang kawasan, maka dapat dirumuskan langkah-langkah penataan sebagai mengisi ruang lingkungan perumahan pada cluster-cluster sesuai rencana
berikut : guna lahan.
Pembangunan perumahan baru ; (i) Pengembangan perumahan baru kearah
Hasil analisis terhadap proyeksi penduduk diketahui tingkat kebutuhan terhadap
utara (Sub BWK 3B), barat daya (Sub BWK 6A) dan tenggara (sub BWK 2A).
unit perumahan dan permukiman di kawasan pusat pertumbuhan kota.
Penataan perumahan eksiting: untuk perumahan yang telah berkembang
Diperkiraan pada akhir tahun perencanaan kebutuhan terhadap perumahan dapat
pada saat ini, terdapat dua langkah yang perlu dilakukan dan dijadikan
dipenuhi dengan pola kebijakan yang ada serta penyelenggaraan pembangunan
proritas dalam penataanya, yaitu ; (i) Pengendalian dan monitoringuntuk
perumahan baru serta perbaikan kawasn permukiman yang ada.
perumahan yang sudah terlanjur tumbuh pada sempada Sungai Cimanuk,
dan perkembangan dimasa yang akan datang pertumbuhannya dikendalikan 3.5 Rencana struktur dan pola ruang BWK VI ( KEDUDUKAN BWK II, III, V, VI DALAM
Penataan perumahan yang akan menjurus kearah kumuh dan padat yang Struktur ruang pusat BWK 2, 3, 5 dan 6 merupakan suatu kerangka struktural yang
berkembang di pusat dan pinggiran kota . menampilkan bentuk kotanya dan dilihat dari unsur unsur kegiatan fungsional
8. Kebutuhan Pengembangan perkotaan yang dihubungkan oleh sistem transportasi serta didukung oleh
Hasil analisis proyeksi penduduk diketahui kebutuhan terhadap unit perumahan ketersediaan sarana prasarana perkotaan, adapaun tujuan pembentukan struktur
dan permukiman di kawasan perencanaan. Diperkiraan pada akhir tahun ruang BWK 2, 3, 5 dan 6 diantaranya adalah:
perencanaan kebutuhan terhadap perumahan dapat dipenuhi dengan pola
Menjabarkan struktur ruang yang dikembangkan di wilayah Kabupaten Garut
kebijakan yang ada serta penyelenggaraan pembangunan perumahan baru serta
Memacu pertumbuhan dan mewujudkan pemerataan pemabngunan ke seluruh
perbaikan kawasan permukiman yang ada. Dengan menganalisis kondisi daya
kawasan
dukung lahan kawasan perencanaan, penyediaan perumahan dan permukiman
Mendayagunakan fasilitas pelayanan kota yang penyebarannya dilakukan secara
sudah tidak memungkinkan untuk disediakan di kawasan pusat kota, namun pada
berjenjang sesuai dengan kebutuhan dan tingkat pelayanan
sub BWK 3B, 6 A dan 2 A dapat dilakukan sebagai kawasan permukiman
Menciptakan daya tarik bagi seluruh bagian kawasan dengan penyebaran pusat-
kepadatan sedang dan rendah.
pusat pelayanan ke seluruh kawasan perkotaan
9. Arahan Pemenuhan Kebutuhan
Ruang merupakan perwujudan dari berbagai kegiatan yang berada diatasnya. Secara
Pemenuhan kebutuhan hunian didasarkan pada pola pemenuhan kebutuhan Block 6.1
konsptual pengembangan keruangan adalah upaya untuk mengalokasikan ruang
rumah saat ini yaitu 68% dilakukan melalui pola swadaya, dan 32% melalui
berdasarkan kegiatan-kegiatan yang akan ditetapkan. Atas dasar konsepsi tersebut,
pola formal berupa mekanisme pasar (pengembang/developer).
pengembangan ruang BWK 2, 3, 4 dan 6 didasarkan pada konsep yang akan
Pemenuhan pola swadaya diarahkan mengisi ruang lingkungan
diakomodasi didalam BWK 2, 3, 5 dan 6.
perumahan/kampung eksiting saat ini yaitu berupa ekstented family,
penambahan ruang pada kapling eksiting (in fill development).
Pengembangan struktur ruang pusat BWK 2, 3, 5 dan 6 penyebarannya dialokasikan Namun demikian, secara proporsi luas lahan yang ada, maka penggunaan lahan
di tempat-tempat strategis atau yang mempunyai aksesibilitas baik, sehingga mudah tidak terbangun khusunya kawasan ruang terbuka hijau, perkebunan dan pertanian
dijangkau dari seluruh bagian kawasan. Pengembangan tidak terlepas dengan fungsi masih tetap dipertahankan dalam pengembangan kawasan.
dan peran BWK 2, 3, 4 dan 6 yang telah ditetapkan sesuai dengan block
perencanaan.
Block perencanaan merupakan pola bentukan struktur ruang BWK 2, 3, 4 dan 6 yang
lebih detail, pendetail tersebut dilakukan pada kawasan-kawasan yang dianggap
memiliki kompleksitas permasalahan perkotaan yang cukup tinggi, dari hasil analisa
TABEL 3.1 PENGGUNAAN LAHAN
serta prediksi kecenderungan perkembangan hingga akhir tahun perencanaan,
kawasan yang diindikasikan mempunyai skala penanganan prioritas merupakan Komponen Penggunaan lahan
beberapa kawasan yang termasuk pada wilayah perencanaan. Fasilitas Fasilitas pendidikan, SD, SMP, SMU, perguruan tinggi, balai
BWK 2 selanjtnya terbagi menjadi 2 sub BWK, yaitu BWK 2A, sub BWK 2B dan sub pengobatan dan poliklinik, prkatek dokter, apotik,
BWK tersebut dibagi menjadi 3 block perencanaan yaitu Blok 2.1, 2.2, 2.3. BWK 3 Puskesmas, Puskesmas pemabntu, Langgar, Mesjid
selanjutnya terbagi menjadi 2 sub BWK, yaitu sub BWK 3A, dan BWK 3B, BWK lingkungan, Fasilitas peribadatan lainnya, warung,
tersebut menjadi 4 blok perencanaan yaitu Blok 3.1, 3.2, 3.3dan 3.4, BWK 5 pertokoan, mini market, pasar lokal, Bank, Perbelanjaan
sekanjtnya terbagi menjadi 2 sub BWK, yaitu sub BWK 5A dan 5B, menjadi 3 blok skala kecil, lapangan olah raga skala lingkungan.
perencanaan yaitu Blok 5.1, 5.2, 5.3. Dan BWK 6 terbagi menjadi 2 BWK, yaitu BWK Pemerintahan Pusat pemerintahan kecamatan, pusat pemerintahan
6A dan 6B, dan sub BWK tersebut dibagi menjadi 4 blok yaitu Blok 6.1, 6.2, 6.3, 6.4 kelurahan/desa
Pusat kegiatan Sub BWK 6
3.6 Rencana Penggunaan Lahan dan Program Pengembangan Permukiman (BWK VI)
Pusat hunian Perumahan swadaya, perumahan developer, Kampung kota
Dalam perencanaannya BWK 6 diarahkan untuk pengembangan kegiatan Non Urban Ruang terbuka hijau, perkebunan dan pertanian
permukiman di Kota Garut. Alokasi kegiatan permukiman di BWK 6 memiliki proporsi Negatife list Industry besar polutan
± 53 % dari luas BWK 6. Untuk penggunaan lahan perumahan dari hasil analisis
proyeksi penduduk yang berimplikasi terhadap demand permukiman, menunjukan Rencana detail tata ruang Kota Garut memiliki fungsi sebagai acuan bagi pemerintah
bahwa untuk masa beberapa tahun perencanaan ke depan, alokasi pemanfaatn daerah Kabupaten Garut dalam menyusun program tahunan. Indikasi program-
ruang yang ada untuk kegiatan permukiman masih dapat menampung kebutuhan program pembangunan tersebut merupakan penjabaran kebijakan dan rencana
untuk puluhan tahun ke mendatang dengan tingkat kepadatan sedang. Hal ini pengembangan ruang yang telah ditetapkan ke dalam program-program
menunjukan pula bahwa puluhan tahun berikutnya masih memungkinkan untuk bisa pembangunan. Berikut diantara indikasi program pengembangan di wilayah
lebih berkembang. perencanaan :
Sumber Visi Misi TABEL 3.2 TINJAUAN KEBIJAKAN ARAH PEMBANGUNAN DESA SUKAWANGI
No Tujuan dan Sasaran Strategi Arah Kebijakan Rencana Program Kegiatan
Dokumen
1 RPJMD Visi : Mewujudkan Kabupaten Tujuan : 1. Meningkatkan kehidupan 1. program 1. pembangunan jalan
Garut yang maju, sejahtera, adil masyarakat yang cerdas, sehat, Strategi dan kebijakan untuk pengembangangan lingkungan
dan berwawasan lingkungan. bermartabat, memiliki etika serta pencapaian adalah sebagai lingkungan sehat 2. pembangunan
Misi : 1. Mewujudkan kualitas menjunjung nilai-nilai agama. 2. berikut: 2. Program drainase 3.
kehidupan masyarakat yang Meningkatkan kemandirian ekonomi 1. Peningkatan kualitas dan pembangunan pembangunan MCK
maju, sehat, berbudaya, serta masyarakat melalui pengembangan daya dukung jalan dan infrastruktur pedesaan 4. pembangunan
berwawasan ilmu dan teknologi; aktifitas ekonomi berbasis agribisnis, jembatan untuk menunjang 3. program jembatan
2. Meningkatkan perekonomian agroindustri, kelautan dan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan saluran 5. prmbuatan Paving
berbasis potensi daerah yang pariwisata. 3.Meningkatkan pemerataan pembangunan, drainase dan gorong - Blok 6.
berfokus pada agribisnis, infrastruktur dasar yang mampu dengan arah kebijakan gorong, Pengaspalan Jalan
agroindustri, pariwisata, jasa mendorong percepatan ekonomi, Pembangunan, Rehabilitasi, 4. program 7. Pembangunan
perdagangan dan kelautan yang sosial dan budaya. 4. Meningkatkan Pemeliharaan Jalan dan pembangunan jalan RTLH
berdaya saing dengan pelayanan publik yang profesional Jembatan. dan jembatan 8. Pembangunan TPT
memperhatikan kearifan lokal dan amanah serta kehidupan sosial 2. Pembangunan, 5. program 9 Pengadaan Roda
disertai pengelolaan sumber daya politik yang demokratis dan peningkatan dan pembangunan turap Sampah 10
alam secara berkelanjutan; berbudaya luhur. pemeliharaan jalan dan bronjong Pembangunan SPAl
3. Mewujudkan pemerataan Sasaran : berdasarkan koridor pusat 6. program 11. Pipanisasi
pembangunan yang berkeadilan 1) Meningkatnya kehidupan pertumbuhan dan wilayah pengembangan
sesuai daya dukung dan fungsi masyarakat yang bermartabat, strategis, dengan arah perumahan
ruang; memiliki etika serta menjunjung nilai- kebijakan : 7. program lingkungan
4. Mewujudkan tata kelola nilai agama; a. Lanjutan pembangunan sehat perumahan
pemerintahan daerah yang baik, 2) Meningkatnya kuantitas dan jalan by pass; 8.program peningkatan
bersih dan berkelanjutan. kualitas pelayanan pendidikan; b. Pembangunan jalan kesiagaan dan
3) Meningkatnya kuantitas dan penghubung Kecamatan pencegahan bahaya
kualitas pelayanan kesehatan; Karangpawitan – kebakaran
4) Terkendalinya pertumbuhan Banyuresmi; 9. program penataan
penduduk melalui pengaturan c. Pembangunan akses jalan perkotaan dan
reproduksi keluarga yang sehat wisata jalan lingkar Cipanas, pedesaan
serta pelaksanaan fungsi keluarga; jalan situ Cangkuang- Leles; 10. program
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SIRNAJAYA KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAWANGI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT TAHUN 2016
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SIRNAJAYA KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAWANGI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT TAHUN 2016
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SIRNAJAYA KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAWANGI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT TAHUN 2016
Malangbong, Cibalong,
Talegong, Pelabuhan
Samudra);
f. Pembangunan/Rehabilitasi
Jembatan Rawayan;
g. Penataan wilayah
perkotaan Garut (PKL);
h. Pembangunan
Infrastruktur Desa dan
Perdesaan;
i. Perencanaan
pembangunan kawasan
pusat perkantoran
pemerintah Kabupaten
Garut.
4. Peningkatan kinerja
pengelolaan air minum dan
air limbah, dengan arah
kebijakan:
a. Akselerasi pencapaian
MDG’s;
b. Pengembangan sistem
penyediaan dan pengelolaan
air bersih diantaranya melalui
pengembangan SPAM IKK
perkotaan dan perdesaan;
c. Perlindungan mata
air/pembebasan lahan mata
air Cibolerang kecamatan
Wanaraja, dan mata air
lainnya.
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SIRNAJAYA KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAWANGI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT TAHUN 2016
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SIRNAJAYA KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAWANGI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT TAHUN 2016
penanggulangan banjir
perkotaan;
d. Konservasi kawasan hulu
DAS dan sub DAS;
e. Pengembangan,
pengelolaan dan konservasi
sumber daya air;
f. Pengendalian banjir dan
kekeringan serta
pengamanan pantai;
g. Penyediaan dan
pengelolaan air baku;
h. Perlindungan dan
konservasi sumber daya
alam, mineral dan air tanah.
8. Peningkatan,
pemeliharaan sumber air,
dengan arah kebijakan
pembangunan, rehabilitasi
dan peningkatan situ.
9. Peningkatan jaringan dan
kapasitas energi listrik,
dengan arah kebijakan :
a. Pengembangan jaringan
listrik perdesaan;
b. Pembinaan,
pengembangan
ketenagalistrikan
pemanfaatan energi baru dan
terbarukan serta pengkajian
sosial ekonomi potensi panas
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SIRNAJAYA KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAWANGI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT TAHUN 2016
bumi.
10. Peningkatan kuantitas
dan kualitas infrastruktur
perhubungan dalam rangka
peningkatan pelayanan
pergerakan orang, barang
dan jasa, dengan arah
kebijakan :
a. Evaluasi dan pengendalian
trayek;
b. Penyusunan Rencana
Induk Lalu Lintas Angkutan
Jalan Kabupaten Garut
Tahun 2015 – 2020;
c. Perencanaan Peningkatan
terminal Tipe-B Malangbong;
d. Bantuan sarana / fasilitas
perhubungan bagi desa
tertinggal;
e. Peningkatan sarana dan
prasarana perhubungan;
f. Perencanaan peningkatan
terminal Tipe-A perkotaan
kota Garut;
g. Penataan wilayah
perkotaan Garut (Parkir );
h. Perencanaan
Pembangunan Terminal
Barang di Kecamatan Leles.
11. Penurunan tingkat
pencemaran, kerusakan
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SIRNAJAYA KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAWANGI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT TAHUN 2016
Visi : Terwujudnya perubahan ke 1. terciptanya peningkatan taraf 1. melanjutkan berbagai 1. pembangunan jalan
1. meningkatkan
arah yang lebih baik pada usaha hidup masyarakat program yang belum dicapai lingkungan
kwalitas sarana dan
2 RPJMDes kecil menengah , pertanian dan 2. terjadinya pengurangan jumlah oleh kepala desa 2. pembangunan
prasarana lingkungan
desa wisata, yaitu terciptanya kemiskinan sebelumnya drainase 3.
serta pemukiman
kawasan sentra usaha, yang di 3. terciptanya lingkungan yang 2. pengembangan sarana pembangunan MCK
warga miskin
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SIRNAJAYA KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAWANGI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT TAHUN 2016
dorong oleh pertanian yang kondusif dan prasarana pendidikan, 2. meningkatkan 4. pembangunan
tangguh, keasrian alamnya 4. terciptanya kemampuan pemerataan dan optimalisasi kwalitas sumber daya jembatan
dengan permukiman yang bersih masyarakat untuk berkembang di bidang pendidikan dasar manusia warga miskin 5. prmbuatan Paving
dan sehat. secara mandiri dan menengah, baik fomal dalam bidang Blok 6.
Misi : 5. terciptanya suatu program maupun non formal pertanian, perikana, Pengaspalan Jalan
1. mewujudkan penyelenggaraan perencanaan wilayah desa yang 3. penataan, pembangunan, peternakan 7. Pembangunan
pemerintahan yang amanah, yang baik rehabilitasi dan pemeliharaan 3. meningkatkan RTLH
menjungjung tinggi supremasi 6. terciptanya desa wisata dengan sarana infrastruktur ekonomi, kemampuan warga 8. Pembangunan TPT
hukum dan demokrasi pembangunan lingkungan terutama jalan desa dan miskin dalam 9 Pengadaan Roda
2. meningkatkan kualitas SDM pemukiman yang berbasis jaringan irigasi desa pengelolaan keuangan Sampah 10
3. meningkatkan kwalitas komunitas, pertanian dan seni 4. penataan dan 4. mengoptimalkan Pembangunan SPAl
kehidupan beragama budaya lokal pengawasan serta pemanfaatan sumber 11. Pipanisasi
4. meningkatkan dan pengendalian lingkungan daya
memanfaatkan SDA dan buatan hidup 5. meningkatkan
dengan memperhatikan 5. pemeliharaan, revitalisasi, kualitas pelayanan
kelestarian lingkungan serta pelestarian budaya kesehatan untuk warga
5. memberdayakan sistem desa miskin
ekonomi kerakyatan 6. meningkatnya serta 6. menerapkan pola
6. mewujudkan desa Sukawangi mewujudkan keamanan dan hidup bersih dan sehat
sebagai agribisnis, wisata dan ketentraman di lingkungan di kalangan warga
industri Desa SUKAWANGI masyarakat
7. mewujudkan desa Sukawangi 7. meningkatkan
sebagai daerah berbudaya kualitas pelayanan
disertai pelestarian dan kesehatan ibu dan
pengembangan seni budaya balita warga miskin
lokal. 8. meningkatkan
sarana dan prasarana
pendidikan bagi warga
miskin
9. meningkatkan
pelayanan pendidikan
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SIRNAJAYA KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAWANGI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT TAHUN 2016
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SIRNAJAYA KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SUKAWANGI KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT TAHUN 2016
infrastruktur
pendukung di kawasan
wisata cipanas
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA SIRNAJAYA KECAMATAN TAROGONG KALER KABUPATEN GARUT