Anda di halaman 1dari 4

Nama : Shafa Dinda Alifia Rahma

NIM : 1805477
Kelas : SaIG SP

Analisis Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Serang

a) Arah Kebijakan Perencanaan Kabupaten Serang


Kabupaten Serang merupakan salah satu kabupaten yang berada pada Provinsi
Banten, Indonesia. Dalam Rencana Tata Ruang Wiayah (RTRW) Provinsi Banten,
Kabupaten Serang diarahkan fungsinya sebagai WKP II atau Wilayah Kerja
Pembangunan II. Apakah itu WKP II ? Maksud dari WKP II adalah wilayah
tersebut diarahkan untuk pengembangan kegiatan pemerintahan, pendidikan,
kehutanan, pertanian, industri, pelabuhan, pergudangan, pariwisata, jasa,
perdagangan, dan pertambangan. Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Serang, Kabupaten Serang adalah kabupaten yang tujuan penataan
ruang wilayah kabupaten adalah mewujudkan pemerataan perkembangan wilayah
kabupaten berbasis sektor industri, pertanian dan pariwisata yang berkelanjutan.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka disusun ebijakan antara lain
pengembangan industri pengolahan berbasis komoditas lokal; pengembangan
pertanian pendukung pengembangan perekonomian kabupaten; pengembangan
pariwisata berkelanjutan bertumpu budaya lokal, pengembangan pelayanan
perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang merata dan berhierarki;
pengembangan prasarana dan sarana transportasi kabupaten terkoneksi dengan
prasarana dan sarana transportasi nasional, regional, dan lokal dalam mendukung
potensi wilayah; peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana
energi, telekomunikasi, sumber daya air, dan lingkungan; pengembangan sistem
penanggulangan bencana pada kawasan rawan bencana; pemantapan kawasan
lindung untuk mendukung perkembangan kabupaten berkelanjutan; pengembangan
kawasan budi daya pendukung perkembangan dan pertumbuhan kabupaten sesuai
daya dukung lingkungan; penetapan dan pengembangan kawasan strategis
pendukung perkembangan kabupaten yang merata dan berkelanjutan; dan
peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

b) Tahapan Proses Perencanaan RTRW Kabupaten Serang


Tahapan pelaksanaan RTRW kabupaten terbagi dalam 4 (empat) tahapan, terdiri
atas:
a. Tahap I (Tahun 2011 - 2015);
b. Tahap II (Tahun 2016 - 2020);
c. Tahap III (Tahun 2021 - 2025); dan
d. Tahap IV (Tahun 2026 – 2031).
Dalam setiap tahapan pelaksanaan pemanfaatan ruang wilayah dilaksanakan
penyelenggaraan penataan ruang secara berkesinambungan yang meliputi:
a. aspek sosialisasi RTRW;
b. aspek perencanaan rinci;
c. aspek pemanfaatan ruang;
d. aspek pengawasan dan pengendalian; dan
e. aspek evaluasi dan peninjauan kembali.

c) Pemanfaatan RTRW Kabupaten Serang


Arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten merupakan indikasi program
utama penataan ruang wilayah dalam rangka:
a) Perwujudan rencana struktur ruang wilayah kabupaten, yang dimaksud disini
adalah perwujudan pusat kegiatan dan perwujudan sistem jaringan prasarana
wilayah.
b) Perwujudan rencana pola ruang wilayah kabupaten, yang dimaksud adalah
perwujudan kawasan lindung, dan perwujudan kawasan budidaya.
c) Perwujudan kawasan strategis kabupaten, yang dimaksud adalah perwujudan
Kawasan Strategis Kabupaten dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi,
perwujudan Kawasan Strategis Kabupaten dari sudut kepentingan pendayagunaan
sumber daya alam dan teknologi tinggi, perwujudan Kawasan Strategis Kabupaten
dari sudut kepentingan sosial budaya, dan perwujudan Kawasan Strategis
Kabupaten dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan.
Indikasi program utama memuat uraian tentang program, kegiatan, sumber
pendanaan, instansi pelaksana, serta waktu dalam tahapan pelaksanaan RTRW.

d) Pengendalian Pemanfaatan RTRW Kabupaten Serang


Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten dilakukan
melalui penetapan:
a) Ketentuan umum peraturan zonasi, sebagai arahan dalam penyusunan peraturan
zonasi untuk setiap zona peruntukan dalam rencana rinci tata ruang untuk setiap
zonasi pemanfaatan ruang. Memuat ketentuan mengenai: jenis kegiatan yang
diperbolehkan, diperbolehkan dengan syarat, dan tidak diperbolehkan; intensitas
pemanfaatan ruang; prasarana dan sarana minimum; dan ketentuan lain yang
dibutuhkan.
b) Ketentuan Perizinan, merupakan proses administrasi dan teknis sebelum kegiatan
pemanfaatan ruang yang dilaksanakan untuk menjamin kesesuaian pemanfaatan
ruang dengan rencana tata ruang. Terdiri atas: izin lokasi; izin peruntukan
penggunaan tanah; izin mendirikan bangunan; dan izin lainnya.
c) Ketentuan pemberian insentif dan di sinsetif, insentif yang diberikan imbalan
terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang dan disinsentif
yang diberikan untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan
yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang.
d) Arahan pengenaan sanksi, merupakan acuan dalam pengenaan sanksi terhadap :
Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana struktur ruang dan pola ruang,
pelanggaran ketentuan umum peraturan zonasi, pemanfaatan ruang tanpa izin
pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan RTRW Kabupaten, pemanfaatan
ruang yang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan
RTRW Kabupaten, pelanggaran ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin
pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan RTRW Kabupaten, pemanfaatan
ruang yang menghalangi akses terhadap kawasan yang oleh peraturan perundang-
undangan dinyatakan sebagai milik umum, dan pemanfaatan ruang dengan izin yang
diperoleh dengan prosedur yang tidak benar.

Anda mungkin juga menyukai