1. Latar Belakang
Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan
sosial dan kegiatan ekonomi. Untuk menciptakan aspek planologis perkotaan melalui
keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan binaan sehingga meningkatnya
keserasian lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, segar, indah, dan bersih maka
diperlukan Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Ruang terbuka hijau (RTH) adalah area memanjang/ jalur dan atau mengelompok,
yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh
secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Penyediaan dan pemanfaatan RTH
dalam rencana umum (RTRW Kabupaten) maupun rencana rinci tata ruang (RDTR) dan
Rencana Tata Ruang Kawasan dimaksudkan untuk menjamin tersedianya ruang yang
cukup bagi :
a. kawasan konservasi untuk kelestarian hidrologis;
b. kawasan pengendalian air larian dengan menyediakan kolam retensi;
c. area pengembangan keanekaragaman hayati;
d. area penciptaan iklim mikro dan pereduksi polutan di kawasan perkotaan;
e. tempat rekreasi dan olahraga masyarakat;
f. tempat pemakaman umum;
g. pembatas perkembangan perkotaan ke arah yang tidak diharapkan;
h. pengamanan sumber daya baik alam, buatan maupun historis;
i. penyediaan RTH yang bersifat privat, melalui pembatasan kepadatan serta kriteria
pemanfaatannya;
j. area mitigasi/evakuasi bencana; dan
k. ruang penempatan pertandaan (signage) sesuai dengan peraturan perundangan dan
tidak mengganggu fungsi utama RTH tersebut.
Adapun yang menjadi permasalahan bagi penyediaan RTH dalam lingkup
ketentuan peraturan perundangan, apakah saat ini kebutuhan RTH pada wilayah
perkotaan sudah memenuhi kriteria, selain itu RTH juga harus memiliki fungsi utama dan
fungsi tambahan sehingga manfaat RTH dapat memberikan dampak manfaat terhadap
lingkungan secara langsung maupun tidak langsung bagi kelangsungan wilayah
Perkotaan.
2. Landasan Hukum
Kegiatan Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Bengkalis
mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai berikut :
1. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan;
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan;
9. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi
Pembangunan untuk Kepentingan Umum;
4. Ruang Lingkup
a. Lingkup Kegiatan
Studi literatur dari Peraturan Perundangan, Perda RTRW Kabupaten,
Dokumen-dokumen pemerintah daerah lainnya yang mendukung.
Survey lapangan dan berkoordinasi dengan instansi terkait di kabupaten.
Mengumpulkan data kepemilikan lahan secara umum.
Mendokumentasikan keberadaan RTH dan menandai koordinat dan
posisinya dan menuangkannya dalam peta.
Membuat usulan penyediaan/pembangunan RTH dengan menandai koordinat
dan posisinya serta menunagkannya dalam peta
Menyusun laporan dari data sebagaimana tabel berikut.
b. Lingkup Wilayah
Lingkup wilayah kegiatan ini adalah kawasan perkotaan Kecamatan Bukit
Batu.
c. Data dan Fasilitas Penunjang
Data dan fasilitas penunjang yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten
Bengkalis adalah dokumen-dokumen rencana tata ruang dan dokumen-
dokumen terkait lainnya.
5. Metodologi
Metodologi pelaksanaan kegiatan Penyusunan Dokumen Pengelolaan RTH TA.
2023 ini melalui beberapa tahapan sebagai berikut :
a. Persiapan pelaksanaan teknis berupa penyusunan metode pelaksanaan, studi
literatur dan penelahaan materi yang mendukung penyusunan kegiatan studi dan
pengelolaan dari studi-studi lain yang terkait;
b. Observasi dan inventarisasi data dan kondisi RTH Publik meliputi ; sebaran lokasi,
luasan, status kepemilikan, jenis tanaman, pola sebaran, dan permasalahannya;
c. Kompilasi dan analisis data hasil survei yang meliputi :
Identifikasi kondisi eksisting terhadap persentase RTH Publik.
Identifikasi potensi RTH untuk pencapaian target pemenuhan kebutuhan RTH
Publik.
Memetakan kondisi eksisting RTH Publik hasil inventarisasi dan identifikasi dalam
peta.
d. Penyusunan laporan awal yang berisi pemetaan kondisi eksisting dan potensi RTH
Publik.
e. Diskusi dengan pihak terkait.
f. Perbaikan dan penyempurnaan laporan akhir.
6. Kewajiban Konsultan
Dalam Penyusunan Dokumen Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) TA. 2023,
pihak pelaksana pekerjaan (konsultan) berkewajiban :
9. Pembiayaan
Sumber pendanaan untuk pelaksanaan pekerjaan ini berasal dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bengkalis Tahun Anggaran 2023
ZULKIFLI, SP
NIP. 19690511 198903 1 003