Anda di halaman 1dari 14

KERANGKA ACUAN KERJA

PENYUSUNAN

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)


Kawasan Citepus Palabuhanratu
Kecamatan Palabuhanratu
Kabupaten Sukabumi

DINAS PERTANAHAN DAN TATA RUANG


KABUPATEN SUKABUMI
2017
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud, Tujuan, Sasaran dan Manfaat
1.3 Landasan Hukum dan Informasi Penunjang
1.4 Kedudukan Dokumen RTBL
1.5 Penentuan Batas dan Luasan Kawasan Perencanaan (Deliniasi)
1.6 Struktur dan Sistematika Dokumen RTBL

II. RUANG LINGKUP PEKERJAAN


2.1 Lingkup Perencanaan
2.3 Lingkup Materi dan Kegiatan/ Pekerjaan

III. PENDEKATAN/METODOLOGI

IV. SISTEM PELAKSANAAN PEKERJAAN


4.1 Hak Pelaksana Pekerjaan
4.2 Kewajiban Pelaksana Pekerjaan

V. KEBUTUHAN TENAGA AHLI

VI. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

VII. PEMBIAYAAN/ SUMBER PENDANAAN

VIII. PELAPORAN
7.1 Dokumen Laporan
7.2 Teknik Penyajian

IX. KELUARAN DOKUMEN HASIL PEKERJAAN

X. KETENTUAN LAIN-LAIN.

1
DIPERTARU/2017
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) adalah panduan rancang bangun
suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang,
penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan program
bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi,
ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan
lingkungan.
Sebagai bagian dari lingkungan kota, beberapa kawasan diantaranya memiliki
pertumbuhan fisik yang cepat namun berkembang kurang tertib tidak selaras dan serasi
dengan lingkungannya, sehingga kawasan tersebut menjadi tidak produktif. Suatu kawasan
yang berkembang dengan pola demikian memerlukan pengaturan lebih khusus terutama dari
segi tata bangunan dan lingkungannya. Diharapkan upaya penataan melalui Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan (RTBL), selain untuk mencapai kualitas lingkungan yang lebih
baik, sekaligus juga dapat memberikan arahan terhadap pemanfaatan lahan sesuai Tata
Ruang yang berlaku. RTBL tersebut juga merupakan arahan untuk perwujudan arsitektur
lingkungan setempat agar lebih melengkapi peraturan bangunan yang ada. Mengingat
potensi serta kecenderungan pertumbuhan fisik secara cepat sering terjadi di daerah
perkotaan/urban, maka prioritas penanganan/penataan terutama dilakukan pada kawasan
yang padat, daerah pusat perdagangan, permukiman campuran, atau pada kawasan yang
kondisi geografisnya memerlukan perhatian khusus atas pertimbangan keamanan serta
keserasiannya terhadap lokasi setempat (misal daerah tepian air/water front, perbukitan dan
sebagainya)
Suatu kota yang baik harus merupakan satu kesatuan sistem organisasi yang mampu
mengakomodasi kegiatan-kegaitan sosial, ekonomi, budaya, memiliki citra fisik maupun non
fisik yang kuat, keindahan visual serta terencana dan terancan secara terpadu. Untuk
meningkatkan pemanfaatan ruang kota yang terkendali, suatu produk tata ruang kota harus
dilengkapi dengan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungannya. Hal tersebut sebagai
bagian dari pemenuhan terhadap Persyaratan Tata Bangunan seperti tersirat dalam
Undang–Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (pasal 9). Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan (RTBL) diperlukan sebagai perangkat pengendali pertumbuhan
serta memberi panduan terhadap wujud bangunan dan lingkungan pada suatu kawasan.
RTBL disusun setelah suatu produk perencanaan tata ruang kota disahkan oleh Pemerintah
Daerah setempat sebagai Peraturan Daerah (Perda). Untuk dapat mengendalikan
pemanfaatan ruang, suatu rencana tata ruang seyogyanya ditindaklanjuti pula dengan
pengaturan di bidang tata bangunan dan lingkungan secara memadai melalui Peraturan
Bangunan Setempat (PBS)
Pesatnya perkembangan ekonomi di kawasan Citepus terutama di sekitar pantai atau
teluk Citepus yang didorong oleh potensi (pariwisata, sejarah, ekonomi, social, budaya dan
lainnya) mendesak Kawasan ini untuk terus berkembang. Sementara dilain sisi regulasi
untuk pengendalian dan pembangunan kawasan Citepus belum tersedia. Dorongan untuk
berkembang dan exploitasi potensi lokal yang ada tidak terkendali hanya akan berdampak
negatif terhadap perkembangan kota dimasa yang akan datang. Seperti kondisi disebagian
besar kota-kota di Indonesia, kawasan Citepus juga menghadapi masalah-masalah dalam
pengendalian pemanfaatan ruang kotanya. Dari beragam fungsi kawasan yang dimiliki oleh
kawasan Citepus belum semuanya dilengkapi dengan perangkat pengaturan khusus seperti
RTBL (Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan). Kawasan Citepus rencananya akan
dijadikan Landmark dari Kota Palabuhanratu sebagai Kawasan Pariwisata.
Diharapkan penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) ini dapat
memberikan arahan pengendalian pemanfaatan ruang dan menindaklanjuti Rencana Rinci
Tata Ruang, serta sebagai panduan rancangan kawasan dalam rangka perwujudan kualitas

2
DIPERTARU/2017
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

bangunan gedung dan lingkungannya. Dengan demikian RTBL juga diharapkan dapat
memberikan arahan terhadap wujud pemanfaatan lahan, ragam arsitektural dari bangunan-
bangunan sebagai hasil rencana teknis/rancang bangunan (building design) yang memiliki
karakter khas seperti dimaksud diatas.

1.2. Maksud, Tujuan, Sasaran dan Manfaat


Maksud penyusunan RTBL sebagai dokumen panduan umum yang menyeluruh dan
memiliki kepastian hukum tentang perencanaan tata bangunan dan lingkungan dari suatu
kawasan tertentu baik di perkotaan maupun di perdesaan.

Tujuan penyusunan RTBL adalah :


Sebagai dokumen pengendali pembangunan dalam penyelenggaraan penataan bangunan
dan lingkungan untuk suatu lingkungan/kawasan tertentu supaya memenuhi kriteria
perencanaan tata bangunan dan lingkungan yang berkelanjutan meliputi:
a. Pemenuhan persyaratan tata bangunan dan lingkungan;
b. Peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui perbaikan kualitas lingkungan dan ruang
publik;
c. Perwujudan pelindungan lingkungan, serta;
d. Peningkatan vitalitas ekonomi lingkungan.

Sasaran penyusunan RTBL adalah untuk :


a. Mengarahkan jalannya pembangunan, khususnya berkaitan dengan penataan bangunan
dan lingkungan;
b. Mewujudkan pemanfaatan ruang secara efektif, tepat guna, spesifik setempat dan
konkret sesuai dengan rencana tata ruang wilayah;
c. Tersusunnya Naskah Peraturan tentang penetapan Dokumen RTBL sebagai produk
pengaturan yang legal di kawasan tersebut.
d. Mewujudkan kesatuan karakter dan meningkatkan kualitas bangunan gedung dan
lingkungan;
e. Mengendalikan pertumbuhan fisik suatu lingkungan;
f. Menjamin implementasi pembangunan agar sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan
masyarakat dalam pengembangan lingkungan.

Manfaat penyusunan RTBL yaitu:


a. Mengarahkan jalannya pembangunan sejak dini;
b. Mewujudkan pemanfaatan ruang secara efektif, tepat guna, spesifik setempat dan konkret
sesuai dengan rencana tata ruang wilayah;
c. Melengkapi peraturan daerah tentang bangunan gedung;
d. Mewujudkan kesatuan karakter dan meningkatkan kualitas bangunan gedung dan
lingkungan/kawasan;
e. Mengendalikan pertumbuhan fisik suatu lingkungan/kawasan;
f. Menjamin implementasi pembangunan agar sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan
masyarakat dalam pengembangan lingkungan/ kawasan yang berkelanjutan;
g. Menjamin terpeliharanya hasil pembangunan pascapelaksanaan, karena adanya rasa
memiliki dari masyarakat terhadap semua hasil pembangunan.

1.3. Landasan Hukum


Peraturan perundang-undangan yang cukup relevan untuk dapat dijadikan referensi didalam
melaksanakan kegiatan/ pekerjaan ini, antara lain :
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4247);

3
DIPERTARU/2017
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

2. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik


Indonesia Tahun 2005 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4444);
3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4725);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta untuk
Penataan Ruang Wilayah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor
20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3934);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4532);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4655);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan
Perkotaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5004);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana Tata
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 8)
11. Peraturan Menteri PU Nomor 30/PRT/M/2006 tentang Persyaratan Teknis Fasilitas dan
Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan;
12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;
13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman dan
Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan;
14. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 09 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum
Kajian Lingkungan Hidup Strategis.
15. Peraturan Menteri Dalam negeri Nomor 33 Tahun 2006 tentang Pedoman Mitigasi
Bencana;
16. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun
2010 Nomor 28 Seri E);
17. Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 22 Tahun 2012 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Sukabumi (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun
2010 Nomor 22 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 86);
18. Perda Bangunan Gedung

1.4. Kedudukan Dokumen RTBL


Dalam pelaksanaan, sesuai kompleksitas permasalahan kawasannya,
RTBL juga dapat berupa:
a. rencana aksi/kegiatan komunitas (community-action plan/CAP),
b. rencana penataan lingkungan (neighbourhood-development plan/NDP),
c. panduan rancang kota (urban-design guidelines/UDGL).

Seluruh rencana, rancangan, aturan, dan mekanisme dalam penyusunan Dokumen


RTBL harus merujuk pada pranata pembangunan yang lebih tinggi, baik pada lingkup

4
DIPERTARU/2017
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

kawasan, kota, maupun wilayah. Kedudukan RTBL dalam pengendalian bangunan gedung
dan lingkungan sebagaimana digambarkan dalam Gambar 2.1 dibawah ini:

Gambar 2. 1
Diagram Kedudukan RTBL dalam Pengendalian Bangunan Gedung dan Lingkungan
Kabupaten Sukabumi

1.5. Penentuan batas dan luasan kawasan perencanaan (delineasi)


Berdasarkan satu atau kombinasi butir-butir di bawah ini:
a. Administratif, seperti wilayah RT, RW, kelurahan, kecamatan, dan bagian wilayah
kota/desa.
b. Nonadministratif, yang ditentukan secara kultural tradisional (traditional cultural-spatial
units), seperti desa adat, gampong, dan nagari.
c. Kawasan yang memiliki kesatuan karakter tematis, seperti kawasan kota lama,
lingkungan sentra perindustrian rakyat, kawasan sentra pendidikan, dan kawasan
permukiman tradisional.
d. Kawasan yang memiliki sifat campuran, seperti kawasan campuran antara fungsi
hunian, fungsi usaha, fungsi sosial-budaya dan/atau keagamaan serta fungsi khusus,
kawasan sentra niaga (central business district), industri, dan kawasan bersejarah.
e. Jenis kawasan, seperti kawasan baru yang berkembang cepat, kawasan terbangun
yang memerlukan penataan, kawasan dilestarikan,

1.6. Struktur dan Sistematika Dokumen RTBL


Sesuai dengan ketentuan yang tercantum di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 36
Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung pasal 27 ayat (2), struktur dan sistematika dokumen RTBL sebagaimana
digambarkan dalam Gambar 2.2 pada halaman berikut:

5
DIPERTARU/2017
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

Gambar 2. 1
Gambar Diagram Struktur dan Sistematika Dokumen RTBL

6
DIPERTARU/2017
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

II. RUANG LINGKUP PEKERJAAN


2.1. Lingkup Perencanaan

Sehubungan dengan ketentuan tentang wilayah perencanaan RTBL dalam penetapan


ruang wilayah secara konkret (deliniasi/penentuan batas wilayah studi), harus
dikonsultasikan dengan tim teknis dan Instansi terkait lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten
Sukabumi. Secara umum lokasi yang akan dijadikan RTBL yaitu kawasan pantai Citepus.

Gambar 2. 3
Peta Rencana Deliniasi Kawasan Citepus
Kabupaten Sukabumi

Kawasan Citepus berada di Pantai Citepus Desa Citepus Kecamatan Palabuhanratu


Kabupaten Sukabumi.

2.2. Lingkup Materi dan Kegiatan/ Pekerjaan


Kegiatan penyusunan RTBL adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan data:
a. Mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif dari sumber data primer maupun
sekunder sebagai bahan analisis.
b. Mengadakan peta / foto udara kawasan skala 1 : 1000 s/d 1 : 5000
c. Analisis, Melakukan analisis data baik dari aspek kuantitatif dan aspek kualitatif yang
dapat dipakai sebagai bahan untuk merumuskan masalah sebagai dasar penyusunan
RTBL.

7
DIPERTARU/2017
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

2. Perumusan Potensi dan Masalah, Berdasarkan analisa di lapangan perlu dirumuskan


potensi dan masalah yang pemecahannya dapat didekati dengan SWOT untuk
penyusunan RTBL.
3. Materi pokok Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) sekurang-kurangnya
terdiri dari:
a. Program Bangunan dan Lingkungan:
a) Harus mempertimbangkan faktor kelayakan baik dari segi ekonomi, sosial dan
budaya. Program ditetapkan setelah mempertimbangkan konsep keberagaman
kawasan (diversity), seperti keseimbangan pengembangan fungsi perumahan,
niaga/usaha, rekreasi, budaya dan upaya-upaya pelestarian.
b) Program merupakan penjabaran peruntukkan lahan yang telah ditetapkan, untuk
kurun waktu tertentu, baik yang menyangkut jenis, jumlah, besaran dan luasan
bangunan. Termasuk di dalam program adalah penetapan fungsi-fungsi bangunan
(peruntukan lahan mikro), kebutuhan ruang terbuka, fasiltas umum, dan fasilitas
sosial.
b. Program Investasi:
a) Bersifat jangka menengah (5 tahun),
b) Mengindikasikan investasi untuk macam-macam kegiatan yang konsisten dengan
program bangunan dan lingkungan, meliputi tolok ukur / kuantitas pekerjaam,
besaran rencana pembiayaan, perkiraan waktu pelaksanaan dan usulan sumber
pendanaannya.
c) Tidak hanya meliputi investasi pembangunan yang akan di biayai oleh pemerintah
dari berbagai sektor, daerah dan pusat, tetapi terutama dari yang akan dapat
dibiayai oleh dunia usaha dan masyarakat.
c. Rencana Umum (design plan)
a) Rencana peruntukan lahan mikro
b) Rencana perpetakan
c) Rencana tapak
d) Rencana sistem pergerakkan
e) Rencana prasarana / sarana lingkungan
f) Rencana aksesbilitas lingkungan
g) Rencana Wujud bangunan
h) Rencana Detail (design-guidelines)
i) Bersifat panduan rencana teknik tata bangunan yang lebih memperjelas
pencapaian kualitas minimal visual dan lingkungan yang responsif.
j) Lebih rinci menjelaskan arahan bentuk, dimensi, gubahan, perletakan dan lain-lain
dari suatu bangunan, komponen bangunan, ruang terbuka, sarana. prasarana
bangunan dan lingkungan sampai dengan materi seperti façade, perletakan dan
signage, pedestrian dan lain-lain.
d. Administrasi Pengendalian Program dan Rencana (administration guidelines)
e. Arahan Pengendalian Pelaksanaan (development guidelines)
a) Rumusan arahan substansi teknis kelanjutan dari rencana dan program sebagai
masukan teknis bagi peraturan daerah tentang bangunan pada lingkungan
tertentu, yang pengembangan lingkungannya telah mengacu kepada RTBL yang
disusun.
b) Arahan bersifat lokal sesuai dengan batasan lingkungan yang dikendalikan, aturan
yang bersifat performance-based sebagai bagian yang tak terpisahkan dari RTBL.
c) Merupakan ketentuan umum penatalaksanaan atau manajemen pelaksanaannya

III. PENDEKATAN/METODOLOGI
Pendekatan/metodelogi yang digunakan yaitu :

8
DIPERTARU/2017
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

a. Tahapan Persiapan
Melakukan persiapan pelaksanaan menyangkut penyusunan program kerja (alur pikir
dan jadwal), penyusunan instrumen pendataan (kuisioner, peralatan, bahan dan tenaga)
yang akan dilibatkan.
b. Tahapan pengumpulan data
1) Melakukan pengumpulan data primer melalui survey lapangan terhadap
kawasan/lingkungan yang berpotensi dari segi :
a. Potensi fungsi kawasan/lingkungan
b. Potensi ekonomi, sosial, budaya masyarakatnya
c. Kondisi fisik kawasan/lingkungan yang berupa prasarana/sarana dan fasilitasnya
d. Karakteristik arsitektur yang ada, dan lain-lain yang dianggap perlu.
2) Melakukan pengumpulan data sekunder dari institusi terkait seperti instansi
pemerintah yang ada di pusat maupun daerah, perguruan tinggi, lembaga
masyarakat formal/informal seperti adat, yang berupa :
a. Peraturan bangunan setempat
b. Peta-peta
c. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
3) Tahap kompilasi dan pemrosesan data, yakni melakukan kompilasi data dan analisis
data menggunakan teknik-teknik analisis kuantitatif dan kualitatif serta membuat
kesimpulan hasil analisis dan menyajikan prioritas alternatif serta prioritas.
4) Tahap Analisis dan Justifikasi
5) Tahap Penyusunan Skenario
6) Tahap Penyusunan Rencana Umum
7) Tahap Penyusunan Rencana Detail
8) Tahap Penyusunan Rencana dan Program Pembangunan
9) Tahap Penyusunan Program Investasi Dalam Bidang Kepariwisataan
10) Tahap penyusunan Administrasi Pengendalian dan Rencana
11) Tahap Penyusunan Arahan Daerah

IV. SISTEM PELAKSANAAN PEKERJAAN


4.1 Hak Pelaksana Pekerjaan
Demi mencapai hasil yang optimal, pelaksana pekerjaan berhak mendapatkan bantuan
berupa petunjuk dan pengarahan dari Tim Teknis yang terdiri dari unsur-unsur dinas/instansi
terkait. Bentuk bantuan lain yang berhak diperoleh pelaksana pekerjaan adalah data dan
fasilitas kemudahan lain yang mendukung kelancaran kerja, sejauh tidak menuntut biaya
tambahan;

4.2 Kewajiban Pelaksana Pekerjaan


a. Pelaksana Pekerjaan berkewajiban dan bertanggung jawab penuh menyelesaikan
pekerjaan penyusunan rencana tata ruang berdasarkan ketentuan perjanjian (kontrak)
kerja yang telah disepakati bersama;
b. Pelaksana pekerjaan berkewajiban menyusun rencana tata ruang berdasarkan ketentuan
teknis yang telah ditetapkan dalam Kerangka Acuan Kerja;
c. Tanggung jawab pelaksana pekerjaan dalam pekerjaan ini dinyatakan berakhir apabila
rencana tata ruang telah selesai dikerjakan seluruhnya dan dibuktikan oleh dokumen
berita acara;
d. Dalam setiap tahapan pekerjaan yang membutuhkan koordinasi vertikal, pelaksana
pekerjaan berkewajiban membantu Bupati dalam pelaksanaan konsultasi dengan
instansi terkait, yakni tingkat propinsi dan/atau nasional maupun dengan DPRD, apabila
dibutuhkan;
e. Untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan, pelaksana pekerjaan berkewajiban
melakukan alih (transfer) pengetahuan tentang perencanaan tata ruang kepada aparatur
Pemerintah Kabupaten Sukabumi pada tingkat lokal yang memegang kewenangan di

9
DIPERTARU/2017
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

wilayah perencanaan. Alih pengetahuan dilakukan melalui penataran/pengarahan singkat


dengan materi terbatas yang terkait pekerjaan penyusunan rencana tata ruang;
f. Pelaksana pekerjaan berkewajiban menyediakan waktu untuk hadir dan melakukan
pembahasan laporan kemajuan pekerjaan dalam forum diskusi terbatas yang dihadiri
oleh Tim Teknis dan unsur instansi terkait.
g. Tanggung Jawab Pelaksana Pekerjaan dalam pembuatan peta RTBL dengan skala 1 :
1.000 s/d 1 : 5000. Peta harus menggunakan peta citra yang disarankan oleh BIG.

V. TENAGA AHLI
Adapun pelaksana pekerjaan/ tim yang dibentuk berdasarkan pertanggungjawaban bidang
keahlian (keprofesian) individual, di mana anggotanya merupakan gabungan dari beberapa
ahli dengan disiplin ilmu dan kualifikasi berikut :
a. 1 (satu) orang Ahli Perancangan Kota/Arsitektur sebagai Team Leader, Lulusan Sarjana
Teknik Strata 2 (S2), pengalaman bekerja minimal 4 tahun dan/atau Lulusan Sarjana
Teknik Strata 1 (S1) pengalaman bekerja minimal 9 tahun, bersertifikat keahlian/profesi;
b. 1 (satu) orang Ahli Planologi/Perencanaan Wilayah dan Kota Lulusan Sarjana Teknik
Strata 1 (S1), pengalaman bekerja minimal 8 tahun, bersertifikat keahlian/profesi;
c. 1 (satu) orang Ahli Sipil, Lulusan Sarjana Teknik Sipil Strata 1 (S1), pengalaman bekerja
minimal 8 tahun, bersertifikat keahlian/profesi;
d. 1 (satu) orang Ahli Geodesi, Lulusan Sarjana Teknik Geodesi Strata 1 (S1), pengalaman
bekerja minimal 8 tahun, bersertifikat keahlian/profesi;
e. 1 (satu) orang Ahli Lingkungan, Lulusan Sarjana Teknik Lingkungan Strata 1 (S1),
pengalaman bekerja minimal 8 tahun, bersertifikat keahlian/profesi;
f. 1 (satu) orang Ahli Ekonomi Pembangunan, Lulusan Sarjana Ekonomi Pembangunan
Strata 1 (S1), pengalaman bekerja minimal 8 tahun;
g. 1 (satu) orang Asisten ahli Arsitektur, Lulusan Sarjana Teknik Strata 1 (S1), pengalaman
bekerja minimal 3 tahun;
h. 1 (satu) orang Asisten ahli Perencanaan Wilayah dan Kota, Lulusan Sarjana Teknik
Strata 1 (S1), pengalaman bekerja minimal 3 tahun;
i. Tenaga pendukung teknis, yaitu 1 (satu) orang sekertaris, 1 (satu) orang bendahara, 3
(tiga) orang surveyor dan 2 (dua) orang Juru gambar/drafter.

VI. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sekurang-kurangnya 4 (empat) bulan atau 120


(seratus dua puluh) hari kalender, terhitung sejak penandatanganan Kontrak Kerja. Jadwal
pelaksanaan pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 6.1.

Tabel 6.1
Jadwal Penyusunan RTBL
Kawasan Citepus Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi Tahun 2017
Bulan Bulan Bulan Bulan
Uraian Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4
No
Pekerjaan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan
2. Penyusunan Laporan
Pendahuluan
3. Pembahasan Laporan
Pendahuluan
4. Ground survey & Pemetaan
5. Digitasi gambar & peta                              
6. Kompilasi fakta, analisa,                                
7. Penyusunan Laporan Fakta dan
Analisa                                

10
DIPERTARU/2017
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

Bulan Bulan Bulan Bulan


Uraian Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4
No
8. Pekerjaan
Pembahasan/FGD Laporan Fakta
dan Analisa
9. Penyusunan Laporan Akhir
10. Pembahasan Laporan Akhir
11. Perbaikan Laporan Akhir
12. Penyelesaian Executive
summary, album peta, Materi
Teknis, Animasi 3 Dimensi,
pengumpulan laporan dalam
Hardisk/CD.

VII. PEMBIAYAAN
Sumber pendanaan untuk pelaksanaan pekerjaan ini berasal dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Sukabumi.

VIII. PELAPORAN
8.1 Dokumen Laporan
a. Laporan Pendahuluan RTBL
Laporan pendahuluan meliputi Gambaran umum wilayah yang berisi potensi dan
permasalahan, Metode pendekatan, yang meliputi proses penyusunan, pelaksanaan
pekerjaan, penggunaan model dan penggunaan konsep, Organisasi dan Program Kerja
yang menjelaskan keterkaitan hubungan kerja, koordinasi dan penjadwalan. Laporan
harus diserahkan selambat-lambatnya: 30 (tiga puluh) hari kalender sejak SPMK
diterbitkan. Buku laporan Pendahuluan sebanyak 5 (lima) buku asli.
b. Laporan Fakta dan Analisa RTBL
Laporan antara berintikan tentang paparan Data dan Fakta beberapa aspek yang ada
beserta Analisisnya serta perumusan rancangan konsep RTBL berdasarkan hasil analisis
yang telah dilakukan, Buku Laporan Antara dibuat sebanyak 10 (sepuluh) buku, terdiri
dari 5 (lima) buku asli (jilid hard cover) dan 5 (lima) buku copy (jilid soft cover) untuk
keperluan pemeriksaan dan dokumentasi.
c. Laporan Akhir RTBL
Laporan akhir merupakan hasil final dari seluruh pekerjaan perencanaan dan
perancangan yang disempurnakan dari serangkaian diskusi. Buku Laporan Akhir dibuat
sebanyak 10 (sepuluh) buku, terdiri dari 5 (lima) buku asli (jilid hard cover) dan 5 (lima)
copy-nya (jilid soft cover).
d. Laporan KLHS
Laporan akhir tentang kajian Lingkungan Hidup Startegis kegiatan Tata Bangunan dan
Lingkungan. Buku Laporan ini dibuat sebanyak 10 (sepuluh) buku, terdiri dari 5 (lima)
buku asli (jilid hard cover) dan 5 (lima) copy-nya (jilid soft cover).
e. Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan
Laporan ini materinya memuat rencana rancangan peraturan tentang RTBL. Buku dibuat
sebanyak 10 (sepuluh) buku.
f. Album Peta
Album Peta terdiri atas peta-peta rencana dan rancangan dalam berbagai tema sesuai
dengan kedalaman rencana sebanyak 4 (lima) album peta berwarna asli (full block
colour);
g. Animasi 3 (tiga Dimensi)
Kegiatan yang berisi tentang Gambar dan Film Animasi 3 (tiga) dimensi tentang
Kawasan yang dimaksud. Untuk Gambar dapat berupa potongan-potongan animasi 3
(tiga) dimensi yang dicetak dan dituangkan dalam kertas/buku paling banyak 5 (lima)

11
DIPERTARU/2017
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

buku. Untuk Animasi 3 (tiga) dimensi di masukan ke dalam Flash Disc sebanyak 5 (lima)
buah.
h. Back-up data digital berupa soft copy dalam 1 (satu) buah harddisk external minimal 1
(satu) terra GB dan 10 (sepuluh) buah CD yang memuat seluruh peta, gambar atau
animasi dan hasil seluruh pekerjaan dimulai dari Laporan, data Surevey baik Primer dan
Sekunder dan lainnya.

8.2 Teknik Penyajian


a. Buku-Buku Laporan, menggunakan ukuran kertas standard kertas A4 dengan font (tipe
huruf) “Arial” ukuran mayoritas (isi materi) 11 pitch dan ukuran spasi baris 1,5.
Buku laporan ini terdiri dari kategori asli dan copy yaitu :
 Asli : Setiap halaman merupakan hasil cetak (print- out) menggunakan bahan
kertas A4 80 gr dengan menggunakan printer, sesuai ragam warna hasil
pengolahan komputer kecuali pada halaman yang keseluruhan isinya
berwarna hitam dapat di – copy sesuai kualitas aslinya.
 Copy : Setiap halaman merupakan hasil penggandaan dari cetakan asli (print- out)
yang menggunakan mesin foto copy dengan kualitas yang baik, sehingga
segala tampilan dan atau makna yang ingin disajikan pada halaman
tersebut dapat jelas terlihat serta mudah dimengerti oleh setiap pengguna
hasil.
b. Cover/sampul/kulit buku berwarna putih dengan tulisan/huruf kapital berwarna hitam.
Jenis dan disain cover bebas tapi proporsional;
c. Album Peta
Presentasi untuk semua laporan serta Album gambar dan peta dibuat berwarna tidak
dalam bentuk blok tapi di arsir serta menggunakan bahan kertas HVS tebal dengan
ukuran standard kertas A1 dengan skala peta untuk peta profil wilayah perencanaan
disesuaikan sedangkan untuk peta RTBL Skala peta 1:1.000 s/d 1 : 5000, bila tidak
dapat disajikan secara utuh dalam 1 lembar kertas, peta disajikan beberapa lembar.
Pembagian lembar penyajian peta harus mengikuti angka bujur dan lintang geografis
yang beraturan, seperti halnya pada peta dasar.

IX. KELUARAN DOKUMEN HASIL PEKERJAAN


Keluaran dari kegiatan ini diantaranya adalah :
1. Penetapan Lokasi dan Delineasi RTBL (disetujui Dinas Teknis, Pemerintah Daerah)
2. Program Bangunan dan Lingkungan
3. Program Investasi Dalam Bidang Kepariwisataan
4. Rencana Umum (Design Plan)
5. Rencana Detail (Design Guidelines)
6. Administrasi Pengendalian Program dan Rencana
7. Arahan Pengendalian Pelaksanaan
8. Draft pengaturan Kepala Daerah berupa draft Peraturan Daerah atau Surat Keputusan
Bupati yang memberikan status hukum serta mengoperasionalkan muatan pengaturan
RTBL yang telah disusun.
9. Keluaran tersebut diatas, dalam bentuk format laporan yang terdiri dari Laporan
Pendahuluan, Laporan Antara dan Laporan Akhir dan format pengaturan, dilengkapi
dengan peta-peta kawasan dengan skala 1 : 1000, serta peta digital dan foto udara
dengan skala 1 : 5000 dalam bentuk laporan tercetak berupa Laporan Pendahuluan,
(print out berwarna A0 disertai rekaman file digital dalam compact disk (CD).
10. Laporan Dokumen KLHS
11. Gambar – Gambar Rencana
12. Materi Presentasi / Seminar Lap. Pendahuluan, Lap. Antara dan Lap. Akhir

12
DIPERTARU/2017
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

X. KETENTUAN LAIN-LAIN
Kerangka Acuan Kerja ini sudah diupayakan rinci. Namun demikian, demi
sempurnanya hasil kegiatan maka dimungkinkan adanya perubahan-perubahan berdasarkan
masukan dan hasil pembahasan pada saat proses pelaksanaannya. Untuk itu, pelaksanaan
kegiatan diharuskan mengikuti perkembangan dan keputusan yang ditetapkan berdasarkan
kesepakatan bersama dalam forum pembahasan.

Sukabumi, Februari 2017

Pejabat Pembuat Komitmen

AGUS WIDADI, ST.,MT


NIP. 19710828 200312 1 003

13
DIPERTARU/2017

Anda mungkin juga menyukai