Anda di halaman 1dari 27

PENATAAN RUANG

MUHAMAD DAVID KAMAL


PENATAAN RUANG
Menurut Pasal 1 Ayat 13 dan 14 UU 26 Tahun 2007 Penataan Ruang 13 adalah suatu proses untuk
menentukan struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang.
Pemanfataan ruang14 adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana
tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program berserta pembiayaannya.
2
TUJUAN PENATAAN RUANG
1. Memenuhi efisiensi dan produktivitas.
2. Mewujudkan distribusi sumber daya yang baik.
3. Menjaga keberlanjutan.

3
RUANG LINGKUP
PENATAAN RUANG
Penataan ruang diatur dalam UU
No. 26 Tahun 2007 yaitu ruang dibagi
menjadi 3 kategori.

1. R.Daratan

2. R.Lautan

3. R.Udara

4
KATEGORI RUANG
1. Ruang Daratan  terletak diatas dan dibawah
permukaan daratan, termasuk perairan darat dan sisi
darat dari garis laut terendah.
2. Ruang Lautan  terletak diatas dan dibawah permukaan
lautan dimulai dari sisi laut dari dari garis laut terendah
termasuk dasar laut dan bagian bumi dibawahinya.
3. Ruang Udara  terletak diatas ruang daratan dan ruang
lautan sekitar wilayah negara dan melekay pada bumi.

5
PENYUSUNAN
RENCANA TATA
RUANG
Penyusunan rencana tata ruang di
Indonesia, dokumen rencana bersifat
berhierarki, mulai dari dokumen yang
bersifat makro yang berlaku pada level
nasional hingga dokumen detail yang berlaku
di kawasan tertentu saja

6
RENCANA TATA RUANG
WILAYAH NASIONAL (RTRWN)
Dokumen rencana tata ruang yang mengatur berbagai
fungsi pada seluruh wilayah negara Indonesia. Dokumen
ini berlaku secara nasional dan menjadi acuan dalam
penyusunan rencana tata ruang pada level provinsi dan
kabupaten/kota.

7
RENCANA TATA RUANG
WILAYAH PROVINSI (RTRWP)
Penjabaran dari RTRWN, dokumen ini berlaku pada
masing-masing provinsi yang diaturnya. Dokumen ini
djabarkan dalam bentuk dokumen RTRW Kabupaten/
Kota.

8
RENCANA TATA RUANG
WILAYAH KABUPATEN/KOTA
(RTRWK)
Penjabaran dari dokumen RTRWN dan RTRWP
pada level kabupaten/kota. Dokumen ini berlaku pada
masing-masing wilayah administratif kabupaten
/kota. Dalam pelaksanaan pembangunan dokumen
RTRWK menjadi acuan bagi pemerintah kabupaten
/kota dalam menerbitkan izin prinsip dan izin lokasi
bagi investor/masyarakat pengguna ruang.

9
RENCANA DETIL TATA RUANG
(RDTR)
RTDR dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
(RTBL) merupakan penjabaran detil dar dokumen
RTEWK dan berfungsi sebagai acuan bagi pemerintah
kabupaten/ kota dalam menerbitkan Izin Mendirikan
Bangunan (IMB).

10
PENATAAN RUANG
KAWASAN
PERDESAAN
1. Bidang  Fisik, Sosial, Ekonomi,
Budaya, dan Politik.
2. Sektor  Pertanian, Pertambangan dan
Industri, Pendidikan, Kesehatan, dan
Pariwisata.
3. Aspek  Tata ruang, Lingkungan hidup,
Pemberdayaan masyarakat, dan Partisipasi
masyarakat, serta Kelembagaan.
11
PENYUSUNAN RENCANA TATA
RUANG DESA
Elemen perdesaan dalam perencanaan tata ruang
kawasan pedesaan terdiri dari 3 komponen.
1. Menentukan dan melindungi karakter desa.
2. Menetapkan dan memetakan pelayanan perdesaan.
3. Menetapkan penggunaan lahan dan alokasinya.

12
Lanjutan
Pemanfataan lahan desa dibedakan atas dua fungsi yaitu :

1. Fungsi sosial  Perkampungan desa.

2. Fungsi ekonomi  Pemanfaatan untuk aktivitas


pertanian, perkebunan, dan perikanan, serta
peternakan.

13
Lanjutan
Tujuan penataan ruang desa adalah sebagai berikut.

1. Mengatur pemanfataan ruang dalam meningkatkan


kemakmuran rakyat.

2. Meningkatkan fungsi perdesaan secara serasi, selaras,


dan seimbang.

3. Mencapai tata ruang perdesaan yang optimal.

4. Mendorong dinamika kehidupan untuk menunjang


pelestarian desa.

5. Menciptakan keterkaitan fungsional antara kawasan


perdesaan dengan perkotaan 14
PENATAAN RUANG
PERKOTAAN
Dalam menangani dampak permasalahan yang
ditimbulkan oleh manusia. Pemerintah telah
membuat berbagai aturan tertulis maupun
himbauan kepada masyarakat tentang aturan-
aturan mengenai lingkungan dalam hidup
bermasyarakat.

15
RENCANA TATA RUANG KOTA
1. Rencana Struktur adalah kebijakan yang menggambar-
kan arahan tata ruang untuk kawasan perkotaan
metropolitan dalam jangka waktu sesuai dengan
rencana tata ruang.

2. Rencana Umum adalah kebijakan untuk menetapkan


lokasi dari kawasan yang harus dilindungi dan
dibudidayakan serta diprioritaskan pengembangannya
dalam jangka waktu perencanaan.

16
Lanjutan
3. Rencana Rinci terdiri dari :

a. Rencana Detail adalah pengaturan yang memperli-


hatkan keterkaitan antara blok-blok penggunaan
kawasan untuk menjaga keserasian pemanfataan
ruang dengan manajemen transportasi kota dan
pelayanan utilitas kota.

b. Rencana Teknik adalah pengaturan geometris


pemanfataan ruang yang menggambarkan keterka-
itanyan antara satu bangunan dengan bangunan
lainnya.

17
FUNGSI TATA RUANG KOTA
Tata ruang kota memiliki fungsi yaitu :
1. Acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Menengah Daerah
(RPJMD).
2. Acuan dalam pemanfataan ruang wilayah provinsi dan
kabupaten.
3. Acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangun-
an dalam wilayah provinsi dan kabupaten.
4. Acuan lokasi investasi dalam wilayah provinsi dan
kabupaten.
5. Pedoman penyusunan rencana tata ruang strategi dalam
18
wilayah privnsi dan kabupaten.
MANFAAT TATA RUANG KOTA
Tata ruang kota memiliki manfaat yaitu :

1. Mewujudkan keterpaduan pembangunan dalam


wilayah provinsi dan kabupaten.

2. Mewujudkan keserasian pembangunan wilayah


provinsi dan kabupaten.

3. Menjamin terwujudnya tata ruang wilayah provinsi dan


kabupaten.

19
PROSES
PERENCANAAN TATA
RUANG DI INDONESIA
1. Kegiatan Persiapan.

2. Kegiatan Pengumpulan Data.

3. Kegiatan Analisis Data.

4. Kegiatan Perumusan Konsepsi RTRW.

5. Kegiatan Perumusan Raperda Tentang RTRW

20
KEGIATAN PERSIAPAN
1. Persiapan Awal Pekasanaan. Pemahaman kerangka
acuan, dan Penyiapan rencana anggaran biaya.

2. Kajian Awal Data Sekunder. Review RTRW dan kajian


kebijakan

3. Persiapan Teknis Pelaksanaan. Penyimpulan data awal,


penyiapan metodologi, menyiapkan rencana kerja
rinci, penyiapan perangkat survei, dan mobilisasi
peralatan serta dokumentasi

4. Pemberitaan Kepada Publik.

21
KEGIATAN PENGUMPULAN
DATA
1. Pengumpulan Data Primer :

a) Penjaringan aspirasi masyarakat.

b) Pengenalan kondisi fisik sosial ekonomi.

2. Pengumpulan Data Sekunder meliputi data peta-peta


dan data informasi dari berbagai tema, jenis dan
sumber.

22
KEGIATAN ANALISIS DATA
1. Analisis untuk menggambarkan karakteristik tata ruang
dan waktu wilayah kota.

2. Analisis potensi dan masalah pengembangan kota.

3. Analisis pusat-pusat pelayanan.

4. Analisis kebutuhan ruang.

23
KEGIATAN PERUMUSAN
KONSEPSI RTRW
Dalam menyusun konsep RTRW, penyusunan konsep
dilakukan berdasarkan analisis yang telah dilakukan
sebelumnya.

1. Rumusan tentang tujuan, kebijakan, dan strategi


pengembangan kota.

2. Konsep pengembangan kota.

24
KEGIATAN PENYUSUNAN
RAPERDA TENTANG RTRW
Proses penuangan naskah teknis RTRW ke kota dalam
bentuk pasal-pasal dan mengikuti kaidah penyusunan
peraturan perundang-undangan, khususnya dalam
ketentuan-ketentuan dalam UU No. 10 tahun 2004 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Ungangan.

25
THANK YOU
muhamaddavidkamal776@gmail.com

https://www2.slideshare.net/MuhamadDavidkamal
DAFTAR PUSTAKA

Koeswahyono, I. (2012). Hukum Penatagunaan Tanah dan Penataan Ruang di Indonesia. Malang: UB Press.
Sitorus, S. (1019). Penataan Ruang. Bogor: IPB Pess.
Wahid, Y. (2014). Pengantar Hukum Tata Ruang. Jakarta: Prenadamedia Group.

27

Anda mungkin juga menyukai