BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu peta yang harus ada dalam Peraturan Daerah (Perda)
RTRW adalah peta pola ruang yang berisikan deliniasi kawasan
lindung dan kawasan budidaya. Penetapan kawasan lindung
mengacu pada Keputusan Presiden (Keppres) No. 32 tahun 1990
tentang Kawasan Lindung. Studi Amdal, salah satunya mengkaji
kesesuaian lokasi rencana kegiatan dengan pola ruang yang
tercantum dalam Perda RTRW. Lokasi rencana kegiatan
seharusnya tidak bercokol dalam kawasan lindung. Lokasi rencana
kegiatan semestinya berada pada kawasan budidaya.
Indikator keberhasilan :
− Mampu menjelaskan posisi, tujuan, dan lingkup penataan ruang
sebagai pranata pengaturan kegiatan pembangunan berdimensi
keruangan.
− Mampu menjelaskan konteks dan keterkaitan penataan ruang
dalam penyelenggaraan AMDAL.
BAB II
KEBIJAKAN NASIONAL PENATAAN RUANG
23. UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
24. UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
25. UU No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus.
Peraturan Pemerintah yang menjadi landasan dan yang relevan
dengan penataan ruang adalah :
1. PP No. 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta Untuk
Penataan Ruang Wilayah.
2. PP No. 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang.
3. PP No. 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran
Masyarakat dalam Penataan Ruang.
4. PP No. 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air.
5. PP No. 35 Tahun 1991 tentang Sungai.
6. PP No.41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan.
7. PP No. 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan.
8. PP No. 10 Tahun 1993 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya.
9. PP No. 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan
Kawasan Pelestarian Alam.
10. PP No. 70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan.
11. PP No. 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota.
12. PP No. 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah.
13. PP No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum.
26. PP No. 20 Tahun 2006 tentang Irigasi.
27. PP No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan.
28. PP No. 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyuluhan
Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan.
29. PP No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional.
ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui
kualitas rencana tata ruang dan perwujudan struktur ruang dan pola
berikut :
Penataan Ruang
Gambar 1
Penataan Ruang Sebagai Proses
Tabel 1
Hirarki Rencana Umum Tata Ruang
Tabel 2
Hirarki Rencana Rinci Tata Ruang
Gambar 2
Proses Teknokratik Penyusunan Rencana Tata Ruang
Proses publik merupakan proses pelibatan peran serta masyarakat
dalam perencanaan tata ruang. Secara rinci peran serta tersebut
diatur PP No. 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran
Masyarakat dalam Penataan Ruang.
Hasil sintesis berupa rancangan produk rencana akan dirumuskan
menjadi rancangan peraturan tentang rencana tata ruang melalui
penyusunan naskah akademik mengikuti prosedur birokratik.
Gambar 3
Prosedur Birokratik dan Legislatif Penetapan Rencana Tata Ruang
Gambar 4
Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Gambar 5
Perangkat Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Penataan Ruang
Gambar 6
Kelembagaan Penataan Ruang
BAB III
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan