Anda di halaman 1dari 4

NAMA : EKO FRANSISCO VALENTINO RUITANG

NIM : 1808015221

MATKUL : HUKUM TATA RUANG

RESUME HUKUM TATA RUANG

RUANG LINGKUP HUKUM TATA RUANG

1. Konsep dasar tata ruang


2. Pola distribusi penataan ruang
3. Alur penetapan
4. Konsolidasi pertanahan dalam hukum tata ruang
5. Hubungan tata ruang dan lingkungan hidup

Definisi Hukum Tata Ruang

1. Karmono Mangunsukarjo: ruang ialah wadah kehidupan manusia bsrt sumber-sumber


daya alam yang terkandung di dalamnya, meliputi bumi, air, udara sbd 1 kesatuan.
2. Sugandhy: ruang ialah wujud fisik lingkungan di sekitar kita dalam dimensi geografis dan
geometris, vertikal atau horizontal yg meliputi daratan, lautan, udara dan isinya yg scr
planalogis materiil berarti tempat tinggal (habitat).

TATA RUANG DALALM UU 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

Pasal 1 angka 1 :

Ruang ialah wadah yg meliputi ruang darat, laut, udara termasuk ruang di dalam bumi sebagai
satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan dan
memelihara kelangsungan hidupnya.

Dengan demikian Penataan ruang mencakup dimensi darat, laut, udara secara vertical dan
horizontal dg berbagai aspek yg terkait, seperti ekonomi, ekologi, social dan budaya serta
berbagai kepentingan yg ada didalamnya.

Batasan ruang lingkup Penataan Ruang: strategi dan arah kebijaksanaan pemanfaatan ruang
wilayah nasional sampai sampai dengan 100 meter di bawah permukaan bumi, 1 km di atas
permukaan bumi dan batas luar ZEE. (PP 47 Tahun 1997).

Fungsi negara:

1. Mengatur penyelenggaraan, peruntukan, persediaan dan pemeliharaan ruang (dalam


cakupan bumi, air, udara) dan kekayaan yg terkandung di dalamnya;
2. Mengatur dan menentukan hubungan antara orang-orang dengan ruang;

3. Menentukan dan mengatur hubungan hukum antara orang-orang dan perbuatan hukum
mengenai ruang.

Hk tata ruang pada dasarnya ditujukan untuk menjamin dan mengharmoniskan berbagai
kepentingan dlm pemanfaatan ruang (kepentingan pembangunan, ekonomi, social, budaya,
ekologi).

SEJARAH PENGATURAN TATA RUANG DI INDONESIA

1. De Statuten Van 1642 – VOC.

2. UU Desentralisasi 1903

3. Localen Raden Ordonantie, Stb 1905/191 Tahun 1905.

4. Bijblad 1926. Peraturan perencanaan kota yg mjd dasar kegiatan perencanaan kota
sebelum kemerdekaan.

5. Stadsvorming Ordonantie, Stb 1948/168 (SVO atau Ordonansi Pembentukan Kota) yg


diikuti dg perat pelaksanaannya Stadsvormingverordening, Stb 1949/40 (SVV atau
Peraturan Pembentukan Kota.

6. SE Mendagri No. 18/3/8 Tahun 1970 Tentang Perencanaan Pembangunan Kota untuk
ibukota kabupaten dg mengacu pd SVO.

7. Perat Mendagri No 4 Tahun 1980 Ttg Penyusunan Rencana Kota

8. SKB Mendagri & Menteri PU No. 650-1595 dan No. 503/KPTS/1985 Ttg Tugas-tugas &
Tanggung Jawab Perencanaan Kota

9. Kepmen PU No. 640/KPTS/1986 tentang Perencanaan Tata Ruang Kota.

10. Kepmendagri No 7 Tahun 1986 Ttg Penetapan Batas-Batas Wilayah Kota di Seluruh
Indonesia.

11. Permendagri No. 2 Tahun 1987 Ttg Pedoman Penyusunan Rencana Kota

12. Imendagri No 14 Tahun 1988 Ttg Penataan Ruang Terbuka Hijau dan Wilayah
Perkotaan.

13. UU No 24 Tahun 1992 Ttg Penataan Ruang.

14. UU No 26 Tahun 2007 Ttg Penataan Ruang.

15. Permendagri No 1 Tahun 2007 Ttg Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan.
16. UU No. 11 Tahun 2020 Ttg Cipta Kerja

ASAS-ASAS PENATAAN RUANG ( Ps 2 UU 26 Tahun 2007)

▪ Keterpaduan

▪ Keserasian, keselarasan, keseimbangan

▪ Keberlanjutan

▪ Keberdayaan dan keberhasilgunaan

▪ Keterbukaan

▪ Kebersamaan dan kemitraan

▪ Perlindungan kepentingan umum

▪ Kepastian hukum dan keadilan

▪ Akuntabilitas

POLA RUANG

Merupakan distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah, meliputi:

1. Peruntukan ruang untuk fungsi lindung, memilki fungsi utama melindungi kelestarian
lingkungan hidup (sumber daya alam & sumber daya buatan)

2. Peruntukan ruang untuk fungsi budi daya, memiliki fungsi uatama untuk dibudidayakan
berdasar kondisi & potensi SDA, SDM, dan sumber daya buatan.

PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

1. Penetapan peraturan zonasi.

2. Perizinan

3. Pemberian insentif dan disinsentif

4. Pemberian sanksi

Bagaimana Pengendalian Pemanfaatan Ruang dengan berlakunya UU 11/2020?

▪ Perizinan > Persetujuan Kesesuaian Pemanfanfaatan Ruang, syarat mengajukan


permohonan Perizinan Berusaha

▪ Sanksi > Perubahan perumusan sanksi pidana dari delik formil menjadi delik materiil
(akan menyulitkan pembuktian)
PASCA BERLAKUNYA UU 11/2020 TENTANG CIPTA KERJA

 Mengubah terminologi Izin pemanfaatan Ruang menjadi bukti “Persetujuan kesesuaian


kegiatan pemanfaatan ruang”

 Sentralisasi perizinan dan Kelembagaan.

 Pengaburan Hubungan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dg Rencana Detail


Tata Ruang.

 Masalah tumpeng tindih izin pemanfaatan tata ruang/Kawasan hutan dilakukan scr
pragmatis dan bukan kehati-hatian.

 Menghilangkan ketentuan minimal Kawasan hutan 30%.

 Kebijakan nasional yg bersifat strategis--- kesaktian dalam Tata Ruang.

 Pengurangan Partisipasi Masyarakat.

 Pengurangan akses keadilan.

Anda mungkin juga menyukai