Anda di halaman 1dari 7

Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup Bandar Udara Kota XXX

I. LATAR BELAKANG
Kabupaten XXX merupakan salah satu Daerah Otonom yang berusia cukup muda di
Xxxxxx, yang berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor .. Tahun … tentang
Pembentukan Kabupaten XXX di Provinsi Xxxxxx. Dengan berbagai potensi SDA yang
besar dan potensi unggulan yang bersifat spesifik (diantaranya buah merah) dan bernilai
kompetitif, Kabupaten XXX dapat menjadi salah satu kabupaten yang berkembang
pesat di kemudian hari. Namun demikian, pertumbuhan ekonomi Kabupaten XXX masih
belum optimal, di mana sistem perkonomian masih berorientasi pada pasar tradisional
yang tentunya kuantitas transaksi barang dan jasa menjadi sangat terbatas. Hal ini
terjadi karena kondisi infrastruktur yang masih sangat kurang, sehingga belum mampu
mendukung perkembangan kegiatan masyarakat.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka diperlukan langkah percepatan pembangunan, salah


satu bagian yang dinilai cukup penting dan sesuai dengan kondisi alam Kabupaten XXX
adalah pengembangan fasilitas transportasi udara (bandara). Kabupaten XXX
bermaksud mengembangkan fasilitas transportasi udara yang berada di wilayahnya.
Salah satu fasilitas tranportasi udara itu adalah Bandara Bokondini. Bandara KOTA
Xberjarak 600 Km dari kota dengan panjang runway eksisting sekitar 930 meter. Sudah
terdaftar di ICAO (International Civil Aviation Organization) dengan kode WAJB dan juga
telah terdaftar di IATA dengan kode BUI. Bangunan Bandara KOTA Xsecara umum dalam
kondisi kurang memadai. Perlu dikaji kemungkinan pengembangan bandara baik dari
sisi udara (menaikkan jenis kapasitas pesawat) maupun dari sisi darat (memperbaiki
fasilitas, sarana dan prasarana bandara).

Untuk mengembangkan Bandara Karubaga secara lebih terarah perlu kiranya disusun
dokumen perencanaan secara komprehensif, baik dari segi sarana maupun prasarana-
nya. Karena itu Kementerian Perhubungan bidang udara melalu Unit Penyelenggara
Bandar Udara (UPBU) KOTA X berusaha mempersiapkan dokumen perencanaan yang
dapat digunakan sebagai acuan/pedoman perencanaan pembangunan ke depan.

Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disingkat DELH, adalah dokumen
yang memuat pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang merupakan bagian
dari proses audit lingkungan hidup yang dikenakan bagi usaha dan/atau kegiatan yang
sudah memiliki izin usaha dan/atau kegiatan tetapi belum memiliki dokumen amdal.
Kesemuanya ditujukan untuk mengintegrasikan pertimbangan lingkungan dan konsep
pembangunan berkelanjutan ke dalam suatu kebijakan, rencana atau program dimana
output DELH adalah suatu dokumen telaah (assessment document) yang disertai dengan
suatu saran untuk kebijakan, rencana atau program tergantung pada kedudukan dan
sasaran penyelenggraan DELH. Kedudukan ini perlu ditegaskan karena apa yang disebut
kebijakan, rencana atau program mempunyai aneka kedudukan dalam berbagai tingkat.
Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor P.102/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2016 tentang pedoman penyusunan
dokumen lingkungan hidup bagi usaha dan/atau kegiatan yang telah memiliki izin usaha
dan/atau kegiatan tetapi belum memiliki dokumen lingkungan hidup.
Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup Bandar Udara Kota X

II. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN


A. MAKSUD
Pelaksanaan kegiatan ini bermaksud untuk melakukan penyusunan Dokumen
Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH) Bandar Udara KOTA Xuntuk memberikan
kepastian perspektif kualitas lingkungan hidup tetap terjaga dari perencanaan
pembangunan Bandar Udara KOTA Xdi Kabupaten XXX yang berbasis rencana tata
ruangnya sehingga tercapai tata ruang yang harmonis antara peningkatan
kesejahteraan masyarakat, kualitas lingkungan, dan pertahanan keamanan,
terwujudnya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, dan kawasan konservasi alam yang
handal, sesuai dengan kondisi objektif lingkungan hidup masing-masing

B. TUJUAN
Sedangkan tujuan utama penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH)
Bandar Udara KOTA Xadalah untuk mengidentifikasi pengaruh rumusan Kebijakan,
Rencana dan Program pembangunan Bandar Udara KOTA X terhadap lingkungan
hidup dan kemudian mengintegrasikan temuan-temuan proses pelaksanaan DELH
untuk memperbaiki rumusan kebijakan, rencana maupun program di dalam Rencana
Pembangunan Bandar Udara KOTA X Kabupaten XXX. Proses dan hasil pelaksanaan
DELH akan memberi kontribusi kepada materi Rencana Tata Ruang ataupun Rencana
Pembangunan Bandar Udara melalui:
 Penelaahan dan evaluasi pengaruh rumusan kebijakan dan rencana
pembangunan Bandar udara terhadap lingkungan hidup dan keberlanjutan
fungsi lingkungan hidup;
 Pengintegrasian konsep-konsep pembangunan berkelanjutan ke dalam
dokumen Rencana Pembangunan Bandar udara KOTA Xdi Kabupaten XXX;
 Penyelenggaraan rangkaian forum dialog kelompok masyarakat Kabupaten
XXX khususnya distrik KOTA Xuntuk mengidentifikasi kondisi dan
permasalahan lingkungan serta alternatif pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup.

C. SASARAN
Sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut:
 Kajian kebijakan pengembangan wilayah dan tata ruang Bandar Udara
Bokondini;
 Teridentifikasinya pemanfaatan ruang eksisting berdasarkan informasi
biogeofisik, demografi, dan sosek, serta kerawanan Distrik KOTA XKabupaten
XXX;
 Inventarisasi potensi sumberdaya alam dan kondisi bentang alam atau lansekap;
 Inventarisasi dan kajian tentang dokumen perencanaan pada tingkat lokal
(RPJMD, RPJPD, Renstra OPD, dll) dan tinjauan dokumen perencanaan pada
tingkat regional dan provinsi.
 Inventarisasi dan identifikasi sumber dan potensi pencemar lingkungan hidup
terutama yang mempengaruhi pencemaran air dan sumber air serta
pencemaran lingkungan lainnya.
 Rekomendasi kebijakan penggunaan sumber daya dan kebijakan
pengembangan Bandar Udara KOTA X di Kabupaten XXX.

hal. 2
Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup Bandar Udara Kota X

III. DASAR HUKUM


Kegiatan penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH) Bandar Udara KOTA
Xini didasarkan pada beberapa peraturan perundangan sebagai berikut:
A. Undang-undang:
1. UU No.5/1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya;
2. UU No.41/1999 tentang Kehutanan, sebagaimana telah diubah dengan PERPU
No.1/2004 yang telah ditetapkan dengan UU No.19/2004;
3. UU No.7/2004 tentang Sumber Daya Air;
4. UU No.10/2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan;
5. UU No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
6. UU No. 17 tahun 2007 tentang Recana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
7. UU No.38/2004 tentang Jalan;
8. UU No.24/2007 tentang Penanggulangan Bencana;
9. UU No.26/2007 tentang Penataan Ruang;
10. UU No.30/2007 tentang Energi;
11. UU No.12/2008 tentang Perubahan Kedua Atas UU No.32/2004 tentang
Pemerintah Daerah;
12. UU No.17/2008 tentang Pelayaran;
13. UU No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
14. UU no 43 tahun 2008 tentang Wilayah Negara.
15. UU No.4/2009 tentang Pertambangan Mineral & Batubara;
16. UU No.22/2009 tentang Lalu Lintas & Angkutan Jalan;
17. UU No.30/2009 tentang Ketenagalistrikan;
18. UU No.32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
19. UU No.41/2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;
20. UU No.45/2009 tentang Perubahan atas UU No.31/2004 tentang Perikanan;
21. UU No.1/2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.
B. Peraturan Pemerintah:
1. PP No. 7 /1999 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan Dan Satwa
2. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1999 tentang Pemanfaatan Jenis
Tumbuhan dan Satwa Liar
3. PP No. 41/1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
4. PP No.10/2000 tentang Ketelitian Peta untuk Penataan Ruang Wilayah;
5. PP No. 82/2001 tentang Pengeolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran
Air
6. Peraturan Pemerintah nomor 03 tahun 2008 tentang Perubahan atas PP no 06
tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan
serta Pemanfaatan Hutan
7. PP No.26/2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
8. PP No. 42/2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air
9. PP.No. 43/2008 tentang Air Tanah
10. PP No.10/2010 tentang Perubahan Fungsi Kawasan Hutan;
11. PP No.11/2010 tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar;
12. PP No.15/2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;
13. PP No.24/2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan.

hal. 3
Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup Bandar Udara Kota X

14. PP. No. 28/ 2011 Tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam Dan Kawasan
Pelestarian Alam
C. Peraturan Presiden/PERPRES dan Keputusan Presiden/KEPPRES
1. KEPRES No. 57 tahun 1989 tentang Kriteria Kawasan Budidaya;
2. KEPRES No. 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;
3. KEPRES No. 4 Tahun 2009 tentang Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional;
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 5 tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014
D. Peraturan Menteri/PERMEN dan Keputusan Menteri/KEPMEN:
1. KepMen LH Nomor 110 Tahun 2003 Tentang Pedoman Penetapan Daya
Tampung Beban Pencemaran Air Pada Sumber Air
2. Permen Kehutanan Nomor 14 Tahun 2007 Tentang Tatacara Evaluasi Fungsi
Kawasan Suaka Alam, Kawasan Pelestarian Alam dan Taman Buru.
3. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor
P.102/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2016 tentang pedoman penyusunan
dokumen lingkungan hidup bagi usaha dan/atau kegiatan yang telah memiliki
izin usaha dan/atau kegiatan tetapi belum memiliki dokumen lingkungan hidup.
4. PERMENDAGRI No. 28/2008 tentang Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah Tentang Rencana Tata Ruang Daerah;
5. PERMENDAGRI No. 50/2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang
Daerah
6. Permen PU 20/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan (KSNP) Sistem Penyediaan Air Minum
7. Permen PU 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan (KSNP-SPP) Sistem Pengelolaan Persampahan.

IV. RUANG LINGKUP


A. Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup kegiatan Penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup Bandar
Udara KOTA X Kabupaten XXX adalah sebagai berikut:
 Rapat Persiapan/Koordinasi awal dalam rangka penyamaan pandangan,
difokuskan kepada diskusi dan mendapatkan umpan balik dari seluruh pihak
terkait utamanya adalah pihak UPBU dan stakeholder kunci lainnya;
 Mengkaji dampak lingkungan atas rencana tata ruang dan
Kegiatan/Rencana/Program memberi kesempatan untuk memasukkan aspek LH
dalam proses perencanaan pada tahap sangat awal sehingga dapat sepenuhnya
memprakirakan dampak lingkungan potensial, termasuk yang bersifat kumulatif
jangka panjang dan sinergistik;
 Forum Group Discussion dilaksanakan untuk mengelaborasi analisis dampak KRP
pada tataran konsep melalui empat kali pertemuan dan diskusi dengan UPBU dan
staleholder kunci lainnya. Termasuk melakukan workshop dalam rangka uji
publik terhadap dan umpan balik dari seluruh pihak, termasuk mencoba
melakukan sinkronisasi dengan KRP, dalam rangka penyempurnaan substansi
materi;

hal. 4
Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup Bandar Udara Kota X

 Dalam pelaksanaan FGD dihadirkan narasumber yang dapat menjelaskan dan


menjembatani kegiatan FGD serta memberikan penjelasan tentang tujuan dan
maksud penyusunan DELH ini.
 Melakukan inventarisasi dan kajian kebijakan yang mempunyai dampak dalam
proses pengambilan keputusan di Kabupaten XXX;
 Mengkaji daya dukung dan daya tampung Kabupaten XXX baik itu melalui
pendekatan kuantitatif ataupun kualitatif;
 Inventarisasi dan indentifikasi isu-isu lingkungan hidup yang strategik secara
sistemik;
 Kajian kependudukan, fisik geografis, sosial-ekonomi, dan budaya;
 Kajian mengenai kondisi pemanfaatan ruang (kawasan lindung dan kawasan
budidaya), antara lain: perkebunan, hutan, sumberdaya air, dan perikanan,
pangan, dan bencana wilayah, serta kondisi kapasitas lingkungan hidup (daya
dukung dan daya tampung lingkungan);
 Rapat pembahasan dengan para ahli dan tim yang terlibat dalam penyusunan
untuk melakukan kajian tentang isu-isu lingkungan yang mungkin terjadi;
 Melakukan kegiatan Pelaporan dan Tinjauan (reporting and review);
 Finalisasi Laporan dan Penyerahan Laporan.

B. Lingkup Wilayah Kajian


Ruang lingkup wilayah kajian adalah seluruh bagian dari Bandar Udara KOTA
XKabupaten XXX. Lingkup wilayah kegiatan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
(DELH) Bandar Udara KOTA Xtersebut mencakup ruang udara dan darat.

C. Data dan Fasilitas Penunjang


Data yang disediakan oleh pengguna jasa yang dapat digunakan dan harus
dipelihara oleh penyedia jasa berupa dokumen rencana dalam bentuk laporan dan
gambar/peta yang dapat menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Penyedia
jasa juga harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan yang
dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

V. KELUARAN
Keluaran yang diharapkan dari penerapan DELH Bandar Udara KOTA XKabupaten XXX
adalah tersusunnya laporan pelaksanaan DELH yang memuat rekomendasi mitigasi
dampak negatif kebijakan dan/atau rencana pembangunan terhadap lingkungan hidup
disertai dengan serta kajian daya dukung dan daya tampung sungai yang dilengkapi
dengan data hasil identifikasi dan inventarisasi sumber pencemar air dan badan air.
Laporan DELH ini diharapkan bermanfaat bagi penyusunan Rencana Tata Ruang Daerah
ataupun Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Bandar Udara KOTA
XKabupaten XXX berikutnya agar sesuai dengan prinsip-prinsip pembangunan yang
berkelanjutan. Dokumen-dokumen perencanaan dan lingkungan seperti halnya tata
ruang, rencana pembangunan dan status lingkungan hidup Bandar Udara KOTA
XKabupaten XXX merupakan referensi utama yang dapat dijadikan acuan bagi analisis
DELH ini.

hal. 5
Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup Bandar Udara Kota X

VI. PELAPORAN
Pelaporan sebagai hasil pekerjaan yang harus diserahkan dari Penyusunan Dokumen
Evaluasi Lingkungan Hidup Bandar Udara KOTA XKabupaten XXX, terdiri dari:
• Laporan Pendahuluan sebanyak 10 (sepuluh) buku, yang akan diserahkan kepada
pihak yang pemberi pekerjaan setelah dilakukan presentasi dan rapat pembahasan.
Penyerahan Laporan Pendahuluan selambat-lambatnya dalam waktu 1 (satu) bulan
setelah pekerjaan dimulai.
• Laporan Draft Akhir DELH sebanyak 10 (sepuluh) buku, yang akan diserahkan
kepada pihak pemberi pekerjaan setelah dilakukan presentasi dan rapat
pembahasan. Penyerahan Draft Laporan Rencana selambat-lambatnya pada
pertengahan bulan ke-5.
• Laporan Akhir DELH sebanyak 10 (sepuluh) buku yang akan diserahkan kepada
pihak pemberi pekerjaan pada akhir pekerjaan.
• Laporan Penunjang yang terdiri dari Laporan Hasil Analisa Laboratorium, Laporan
Sosial Ekonomi, Laporan Ringkasan (Eksekutif Summary), dan Dokumentasi/Foto-
foto yangmana masing-masing laporan dibuat sebanyak 5 (lima) buku.
• CD yang berisi seluruh laporan sebanyak 10 buah yang diserahkan kepada pihak
pemberi pekerjaan bersamaan dengan penyerahan Laporan Akhir.

VII. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN


Jangka waktu yang dibutuhkan dalam rangka pelaksanaan seluruh kegiatan Penyusunan
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH) Bandar Udara KOTA XKabupaten XXX
adalah 6 (enam) bulan atau 180 (seratus delapan puluh) hari kalender.

VIII. KEBUTUHAN TENAGA AHLI


Dalam pelaksanaan kegiatan Penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH)
Bandar Udara KOTA XKabupaten XXX diperlukan tenaga ahli sejumlah 5 (lima) orang.
Tingkat disiplin ilmu sekurang-kurangnya setingkat Strata 2 (S2) atau Strata 1 (S1) untuk
Team Leader dan Strata 1 (S1) untuk Tenaga Ahli. Untuk lebih jelas kebutuhan tenaga
ahli dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini.

Juml
Kualifikasi
No Spesialisasi/ Pengalam ah TA Jumlah
Jabatan Pendidika
. Pendidikan an (oran Bulan
n Minimal
g)
A. Tenaga Ahli Profesional/Inti
1 Teknik Lingkungan Team Leader S2/S1 5 1 6
2 Teknik Lingkungan Ahli Lingkungan S1 5 1 4
Ahli Perencanaan
3 Teknik Planologi S1 5 1 4
Wilayah
Ilmu Biologi/Teknik
4 Ahli Biologi S1 5 1 4
Lingkungan
Sosiologi Ekonomi,
5 Ahli Sosial Ekonomi S1 5 1 4
Budaya

hal. 6
Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup Bandar Udara Kota X

IX. KEPEMILIKAN DATA DAN HASIL KEGIATAN


Kepemilikan data dan hasil kegiatan Penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup
Bandar Udara KOTA XKabupaten XXX adalah BAPPEDA Kabupaten XXX.

X. ASISTENSI DAN PEMBAHASAN


Agar studi ini dapat mencapai hasil yang diharapkan dan sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku, maka dalam pelaksanaan studi ini harus dilakukan
pembahasan dan asistensi kepada Pemberi Pekerjaan. Pemberi Pekerjaan akan
menetapkan Tim Pengarah dan Tim Pendamping yang akan memberikan arahan dan
pendampingan kepada penyedia jasa dalam pelaksanaan pekerjaan.
Tim Pengarah dan Kelompok Pendamping terdiri dari unsur Pemerintah Daerah dan
unsur Direktorat Jenderal Perhubungan Udara sesuai dengan tugas dan kewenangannya
masing-masing menurut peraturan perundangan yang berlaku.

XI. LAIN-LAIN
Petunjuk dan ketentuan-ketentuan lain yang belum tercakup dan merupakan
tambahan/pelengkap akan diberikan kepada penyedia jasa sebagai pelengkap petunjuk
pelaksanaan pekerjaan ini apabila diperlukan.

hal. 7

Anda mungkin juga menyukai