LATAR BELAKANG
Seiring meningkatnya kebutuhan hidup manusia karena pertambahan jumlah
penduduk di satu pihak, dan kemampuan teknologi modern yang mempermudah
manusia mengolah sumber daya alam yang terbatas, seringkali kearifan lingkungan
yang mereka kembangkan sebagai kendali terabaikan. Pengolahan sumber daya alam
dan pengelolaan lingkungan yang baik diabaikan demi terpenuhinya kebutuhan hidup
manusia yang cenderung terus meningkat dalam jumlah, ragam dan mutunya.
Pesatnya kemajuan teknologi modern tidak secara berimbang diikuti dengan
perkembangan pranata sosial sebagai kendali sehingga dapat merusak keseimbangan
lingkungan hidup
Oleh karena itu, pemanfaatan sumber daya alam harus dilakukan secara
bijaksana, yaitu dengan memperhatikan kemampuan Daya Dukung dan Daya
Tampung Lingkungan Hidup. Sebagai konsekuensinya Daya Dukung dan Daya
Tampung Lingkungan Hidup penting untuk diketahui, dipahami dan dijadikan dasar
dalam perencanaan pemanfaatan sumber daya alam, perencanaan pembangunan dan
perencanaan pemanfaatan ruang.
Penentuan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup sebagai dasar
pertimbangan dalam pembangunan dan pengembangan suatu wilayah diamanatkan
sejak ditetapkannya Undang-undang 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Amanat Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan
Hidup tertuang dalam sejumlah pasal, diantaranya Pasal 12 yang menyebutkan bahwa
apabila Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) belum
tersusun, maka pemanfaatan sumber daya alam dilaksanakan berdasarkan Daya
Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup. Selain itu, dalam Pasal 15, 16 dan 17
dijelaskan bahwa Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup merupakan
salah satu muatan kajian yang mendasari penyusunan atau evaluasi rencana tata
ruang wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan Jangka Panjang Dan Jangka Menengah
(RPJP dan RPJM) serta kebijakan, rencana dan/atau program yang berpotensi
menimbulkan dampak dan/atau risiko lingkungan hidup, melalui Kajian Lingkungan
Hidup Strategis (KLHS).
Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup tertuang pula pada Pasal
19, yang menyatakan bahwa untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat, setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib didasarkan
pada KLHS dan ditetapkan dengan memperhatikan Daya Dukung dan Daya Tampung
Lingkungan Hidup. Dengan kata lain Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan
Hidup menjadi inti dari dari kegiatan KLHS dan RPPLH.
Uraian tersebut di atas menunjukkan bahwa, kebutuhan penyusunan Daya
Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup di suatu wilayah sangat mendesak dan
strategis. Oleh karena itu diperlukan dukungan sistem metodologi yang jelas dan
mampu mewadahi semua kepentingan pembangunan dan pelestarian lingkungan.
Pendekatan jasa ekosistem memberikan solusi bagi penyusunan daya dukung dan
daya tampung lingkungan hidup yang komprehensif.
Jasa ekosistem adalah manfaat yang diperoleh manusia dari suatu ekosistem.
Manfaat ini termasuk jasa penyediaan (provisioning), seperti pangan dan air; jasa
pengaturan (regulating) seperti pengaturan terhadap banjir, kekeringan, degradasi
lahan dan penyakit; jasa pendukung (supporting), seperti pembentukan tanah dan
siklus hara; serta jasa kultural (cultural), seperti rekreasi, spiritual, keagamaan dan
manfaat non material lainnya.
Berdasarkan uraian di atas, Dinas Lingkungan Hidup Kota Bukittinggi,
melakukan kegiatan penyusunan kajian Daya Dukung Dan Daya Tampung Lingkungan
Hidup Kota Bukitinggi berbasis jasa ekosistem dengan pendekatan keruangan
(spasial).
SASARAN
Sasaran dari kegiatan ini adalah :
1. Sebagai panduan bagi Pemerintah Kota khususnya dalam kaitannya dengan
pelaksanaan RPJMD
2. Sebagai pedoman bagi setiap Pemerintah Kota dalam rangka perlindungan
dan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta perumusan
kebijakan program pembangunan daerah berbasis Daya Dukung dan Daya
Tampung Lingkungan Hidup, dengan mempertimbangkan persebaran
potensi dan sumber daya alam secara menyeluruh dan berkelanjutan
(keseimbangan fungsi ekologi ekosistem dan peningkatan nilai ekonomi
kesejahteraan);
3. Sebagai dasar bagi proses perencanaan dan pengambilan keputusan
pembangunan seperti penyusunan Rencana Pengelolaan dan Pengendalian
Lingkungan Hidup (RPPLH), penyusunan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
maupun Rencana Tata Ruang Wilayah bagi Pemerintah Kota;
4. Sebagai dasar dan pedoman bagi penyusunan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis (KLHS) untuk semua bentuk aktivitas Kebijakan Rencana dan
Program-program pembangunan.
5. Sebagai media koordinasi, sinkronisasi dan sinergi program-program
pembangunan sektoral khususnya sektor pengelolaan sumberdaya alam
seperti pertanian, pertambangan, perkebunan, perikanan, industri,
parisiwata, dan pembangunan infrastruktur wilayah..
DASAR HUKUM
1. Undang Undang RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya
Alam Hayati dan Ekosistemnya;
2. Undang Undang RI Nomor 24 Tahun 2007 tentang Kebencanaan;
3. Undang Undang RI Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
4. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
5. Undang Undang RI Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan;
6. Undang Undang RI Nomor 39 tahun 2014 tentang Perkebunan;
7. Undang - Undang RI Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Tata Ruang Nasional;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) 2015-2019;
LOKASI KEGIATAN
Lokasi kegiatan adalah Kota Bukittinggi.
LINGKUP PEKERJAAN
1. Sistematika Penulisan dan Lingkup Pekerjaan
Sistematika penyajian Dokumen Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan
Hidup Kota Bukittinggi terdiri atas 3 (tiga) bagian, yaitu bagian awal, bagian utama,
dan bagian akhir.
1. Bagian Awal
Bagian awal terdiri atas :
Sampul memuat Judul dan Nama Instansi penyusun.
Kata Pengantar, uraian singkat penyusunan dokumen termasuk
proses penyusunannya.
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
2. Bagian Utama
Bagian utama, terdiri atas :
1. Bab I Pendahuluan.
Pendahuluan memuat mengenai :
a. Latar belakang;
b. Maksud dan tujuan;
c. Manfaat;
d. Ruang lingkup kegiatan;
e. Keluaran yang dihasilkan ;
f. Konsep daya dukung daya tampung lingkungan hidup berbasis jasa ekositem
paling sedikit memuat ekoregion berbasis bentang lahan, tutupan lahan, jasa
ekosistem; dan
g. Landasan hukum.
2. Bab II Metode.
Metode memuat
:
a. Pendekatan kajian;
b. Ruang lingkup;
c. Alat dan instrumen (paling sedikit terdiri dari Peta Ekoregion 1: 250.000,
Peta Liputan Lahan skala 1: 50.000, Komputer dengan software GIS yaitu Arc
GIS 11, Citra satelit dan GPS untuk melakukan verifikasi peta dan kondisi di
lapangan, Data-data sekunder sektoral lain, baik tabuler maupun spasial yang
memiliki relevansi dengan jenis jasa ekosistem
d. Data dan indikator (terdiri dari dua konsep input data yang meliputi liputan
lahan dan ekoregion dan satu konsep output yaitu jasa ekosistem;
e. Tahapan kajian dan pengolahan yang meliputi :
1) Persiapan
Review terhadap studi-studi mengenai daya dukung lingkungan dan jasa
ekosistem khususnya dalam lingkup wilayah kajian.
Mempelajari kebijakan, peraturan perundang-undangan, dan program
pembangunan yang berkaitan dengan wilayah kajian.
Menyusun rencana kerja dan metodologi yang akan digunakan
2) Pengumpulan Data Sekunder dan FGD
Melakukan penelusuran terhadap data spasial Kota Bukittinggi (Data
Collecting). Data ini nantinya akan dijadikan materi atau bahan utama
dalam penyusunan Inventarisasi Daya Dukung Lingkungan Ekoregion
Berbasis Jasa Ekosistem, yaitu data ekoregion dan tutupan lahan.
Pengumpulan berbagai macam kebijakan dan program-program
pembangunan dari Instansi, lembaga/SKPD terkait.
Penggalian informasi yang lebih mendetail melalui FGD (Focus Group
Disscussion) ataupun Indepth interview dengan pakar/ahli berbagai
bidang, lembaga/SKPD terkait menggunakan kuesioner.
3) Pengolahan dan Analisis data
Pengolahan dan analisis data, dalam penyusunan peta-peta
diantaranya : (1) Peta Input yaitu Peta Ekoregion dan Peta Liputan
Lahan, dan (2) Peta Output berupa peta Daya Dukung Lingkungan
Ekoregion Berbasis Jasa Ekosistem, sebanyak 20 Jenis jasa ekosistem;
Menyusun tabulasi data dan informasi kewilayahan terkait daya dukung
dan daya tampung berbasis jasa ekosistem, baik berdasarkan
Administrasi Kelurahan maupun Ekoregion.
Hasil Pengolahan dan Analisis Data yang menghasilkan 20 jenis Peta
Daya Dukung Lingkungan Ekoregion Berbasis Jasa Ekosistem akan
dijadikan bahan untuk verifikasi dan Ground check sebagai
penyempurnaan hasil. Secara khusus, proses dan jenis analisis data
disampaikan pada bagian sub bab Analisis Data
4) Verifikasi Hasil dan Ground Check,
Verifikasi Hasil dan Ground Check dilakukan dengan cara melakukan FGD
(Focus Group Disscussion) dengan nara sumber dan stakeholder serta pihak-
pihak lain yang concern yang berhubungan dengan 20 jenis jasa ekosistem.
Selanjutnya semua peta hasil analisis di konfirmasi atau verifikasi dengan
kajian dan temuan serta pendapat nara sumber dan stakeholder. Hasil
verifikasi dijadikan sebagai bahan perbaikan peta untuk penyusunan
laporan Penyusunan Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Kota
Bukittinggi .
5) Penyusunan Laporan dan Album Peta,
Penyusunan laporan kegiatan yang merupakan rangkaian keseluruhan
pelaksanaan kegiatan Penyusunan Daya Dukung Daya Tampung
Lingkungan Hidup Kota Bukittinggi . Laporan terdiri dari empat bagian,
yaitu : (1) Pendahuluan, (2) Metode, (3) Profil Ekoregion dan Tutupan
Lahan (4) Profil Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Berbasis
Jasa Ekosistem, dan
(5) Kesimpulan dan Rekomendasi. Selain dalam bentuk laporan, hasil
Penyusunan Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Kota
Bukittinggi juga ditampilkan dalam bentuk Album Peta.
f. Analisis Sistem Informasi Geografi
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem yang dapat mendukung
pengambilan keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-
deskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena yang terjadi di
lokasi tersebut. Seluruh tahap penyusunan Inventarisasi Daya Dukung dan
Daya Tampung Lingkungan Hidup berbasis Jasa Ekosistem di Ekoregion
Bukittinggi menggunakan SIG baik untuk pengumpulan, penyimpanan,
mendapatkan kembali informasi, maupun menampilkan suatu data spasial
maupun data atribut.
Penyusunan Peta Daya Dukung Lingkungan berbasis jasa Ekosistem di
ekoregion Bukittinggi dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografis
dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu: (1) penyusunan peta ekoregion,
yang berasal dari overlay peta lereng dan ketinggian tempat DEM, informasi
spasial tentang geomorfologi, dan Geoteknik, (2) penyusunan peta tutupan
lahan yang berasal dari interpretasi visual citra penginderaan jauh dengan
sistem klasifikasi one map policy. Dua jenis data spasial tersebut digabung
dan divaluasi dengan data atribut tentang sumbangan atau peran ekoregion
dan tutupan lahan terhadap nilai jasa ekosistem yang diperoleh nilai
kuantitatif (skor) dari tim panel pakar (lihat tahap analisis data). Masing-
masing komponen ekoregion dan tutupan lahan tersebut memiliki nilai
koefisien tertentu dalam mempengaruhi jasa ekosistem (hasil matrik
pairwise comparation). Berdasarkan variasi nilai koefisien ekoregion dan
tutupan lahan tersebut, dilakukan analisis SIG untuk menentukan Koefisien
Jasa Ekosistem (KJE). Setelah diperoleh koefisisen jasa ekosistem, tahap akhir
pemetaan daya dukung adalah pembuatan layout, yaitu proses untuk
mengatur data yang digunakan sebagai output, dan bagaimana data tersebut
akan ditampilkan.
g. Batasan Operasional
Beberapa batasan penting khususunya konsep dan hasil dalam kajian ini
adalah :
1. Indek Jasa Ekosistem adalah nilai indek yang menunjukkan besar kecilnya
nilai jenis-jenis jasa ekosistem. Nilai indeks jasa ekosistem berkisar antara
0 (kecil)
- 1(besar), yang ditampilkan menurut administrasi dan ekoregion.
2. Indek Komposit Jasa Ekosistem adalah nilai gabungan dari indek jenis-
jenis jasa ekosistem yang diperoleh dengan cara melakukan perhitungan
rata-rata (mean). Indek Komposit Jasa Ekosistem dilakukan secara
bertingkat pada empat jenis kelompok jasa ekosistem, yaitu kelompok jasa
ekosistem penyedia, pengaturan, budaya, dan pendukung serta gabungan
20 jenis jasa ekosistem yang disebut dengan indek komposit
3. Indek Ekosistem Penting adalah nilai yang menunjukkan tingkat
kepentingan suatu wilayah atau ekosistem, dibandingkan dengan wilayah
atau ekosistem yang lain. Indek Ekosistem Penting diperoleh dengan
melakukan penjumlahan terhadap koefisien matrik pairwise jasa
ekosistem. Semakin tinggi nilai indek ekosistem penting, semakin tinggi
nilai kepentingannya dalam pengelolaan lingkungan
4. Indek Ekosistem Dominan adalah nilai perbandingan dominasi dari Indek
20 jenis Jasa Ekosistem yang dinilai dengan nilai yang tertinggi di masing-
masing jenis jasa ekosistem.
5. Peta jasa ekosistem adalah gambaran visual yang menunjukkan variasi distribusi
keruangan besarnya nilai jenis-jenis jasa ekosistem dalam suatu ekoregion. Nilai jasa
ekosistem direpresentasikan dalam bentuk data klasifikasi ordinal sebanyak 5 kelas,
mulai dari sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah
3. Bab III Profil Ekoregion dan Tutupan Lahan.
Bab ini memuat profil ekoregion dan tutupan lahan wilayah Bukittinggi. Profil
ekoregion paling sedikit memuat pengertian ekoregion, peta ekoregion. Profil
tutupan lahan paling sedikit memuat pengertian lahan, penggunaan lahan,
liputan lahan, peta tutupan lahan.
4. Bab IV Profil Daya Dukung Lingkungan Berbasis Jasa Ekosistem
Bab ini memuat paling sedikit memuat informasi tentang :
a) Profil, Distribusi dan Analisis Jasa Ekosistem Penyediaan Menurut Ekoregion
b) Profil, Distribusi dan Analisis Daya Dukung Lingkungan Jasa Ekosistem
Penyediaan Menurut Kelurahan
c) Indeks Daya Dukung Lingkungan Jasa Ekosistem Penyediaan Menurut
Ekoregion dan Kelurahan (Deskripsi dan Analisis)
d) Profil, Distribusi dan Analisis Jasa Ekosistem Budaya Menurut Ekoregion
e) Profil, Distribusi dan Analisis Daya Dukung Lingkungan Jasa Ekosistem
Budaya Menurut Kelurahan
f) Indeks Daya Dukung Lingkungan Jasa Ekosistem Budaya Menurut Ekoregion
dan Kelurahan (Deskripsi dan Analisis)
g) Profil, Distribusi dan Analisis Jasa Ekosistem Pendukung Menurut Ekoregion
h) Profil, Distribusi dan Analisis Daya Dukung Lingkungan Jasa Ekosistem
Pendukung Menurut Kelurahan
i)Indeks Daya Dukung Lingkungan Jasa Ekosistem Pendukung Menurut
Ekoregion dan Kelurahan (Deskripsi dan Analisis)
j)Profil, Distribusi dan Analisis Jasa Ekosistem Pengaturan Menurut Ekoregion
k) Profil, Distribusi dan Analisis Daya Dukung Lingkungan Jasa Ekosistem
Pengaturan Menurut Kelurahan
l)Indeks Daya Dukung Lingkungan Jasa Ekosistem Pengaturan Menurut
Ekoregion dan Kelurahan (Deskripsi dan Analisis)
m) Profil dan Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Jasa
Ekosistem Penting dan Jasa Dominan
5. Bab V. Penutup.
Bab ini memuat intisari (simpulan) dari Bab II s/d Bab IV, dan rencana tindak
lanjutnya termasuk yang berimplikasi kepada kebijakan kepala daerah.
Daftar Pustaka.
Semua pustaka yang diacu wajib dituangkan dalam Daftar Pustaka. Pustaka yang
diacu harus memenuhi kriteria relevan, mutakhir, dan primer.
Lampiran
Bagian akhir penulisan berupa lampiran-lampiran yang relevan dengan
penulisan dokumen, seperti perhitungan data, peta, dan daftar riwayat hidup tim
penyusun.
2. Tanggung Jawab Konsultan
1. Konsultan bertanggung jawab secara profesional terhadap penyusunan
dokumen Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Kota Bukittinggi
tahun 2017;
2. Secara umum konsultan bertanggung jawab sebagai berikut:
a. Hasilnya dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan aturan yang
berlaku dan akurat
b. Hasilnya telah mengakomodasi batasan batasan yang telah diberikan
oleh kegiatan, termasuk melalui KAK ini, seperti dari segi pembiayaan,
waktu penyelesaian pekerjaan dan lain-lain, sehingga dapat memberikan
rekomendasi yang tepat untuk tindak lanjutnya.
2. Ahli Geotekni/Geodesi
Strata 1 (S1) Teknik Geoteknik/Geodesi/Teknik Sipil lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta,
memiliki sertifikat Ahli Geoteknik/Ahli Geodesi. Berpengalaman sebagai
tenaga ahli Geoteknik/Geodesi dalam melaksanakan perencanaan
minimal 3 (tiga) tahun yang dilengkapi dengan referensi kerja.
Lingkup tugas tenaga ahli ini yaitu melakukan kajian aspek Geoteknik
terhadap penyusunan Dokumen Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan
Hidup Kota Bukittinggi sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.
3. Ahli Biologi
Strata 1 (S1) Biologi lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta. Berpengalaman sebagai tenaga ahli biologi
dalam melaksanakan perencanaan minimal 3 (tiga) tahun yang dilengkapi
dengan referensi kerja.
Lingkup tugas tenaga ahli ini yaitu melakukan kajian aspek biologi
terhadap penyusunan Dokumen Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan
Hidup Kota Bukittinggi sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.
4. Ahli Pertanian
Strata 1 (S1) Pertanian lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta. Berpengalaman sebagai tenaga ahli pertanian
dalam melaksanakan perencanaan minimal 3 (tiga) tahun yang
dilengkapi dengan referensi kerja.
Lingkup tugas tenaga ahli ini yaitu melakukan kajian aspek pertanian
terhadap penyusunan Dokumen Daya Dukung Daya Tampung
Lingkungan Hidup Kota Bukittinggi sampai dengan pekerjaan dinyatakan
selesai.
5. Ahli Sosial/Ekonomi
Strata 1 (S1) Ekonomi pembangunan, lulusan universitas/perguruan
tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta dan berpengalaman dalam
melaksanakan pekerjaan perencanaan dengan pengalaman minimal 3
(tiga) tahun dalam pendidikan S1 yang dilengkapi dengan referensi kerja.
Lingkup tugas tenaga ahli ini yaitu melakukan kajian aspek sosial
ekonomi terhadap penyusunan Dokumen Daya Dukung Daya Tampung
Lingkungan Hidup Kota Bukittinggi sampai dengan pekerjaan dinyatakan
selesai.
Diketahui oleh,
KEPALA DINAS LINGKUNGAN HIDUP
KOTA BUKITTINGGI
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN,
dto
dto
Drs. SUPADRIA, M.Si NIP.
196210271984091002 SULASTRI,SE
NIP. 19601226 199003 2 003