Pengelolaan Lingkungan
“UU Pengelolaan Lingkungan Tahun 2009 No 32
BAB VIII, SISTEM INFORMASI, Pasal 62”
OLEH:
ZULHIJVES ODE R1B1 17 038
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada pasal 28F Undang-Undang Dasar 1945 yang menyebutkan bahwa setiap
orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan
pribadi dan lingkungan sosialnya serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis
saluran yang tersedia. Berkaitan dengan kebutuhan akan informasi lingkungan hidup
maka diselenggarakan Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang
Lingkungan dan Pembangunan (the United Nations Conference on Environment and
Development–UNCED) di Rio de Janeiro, tahun 1992. Pertemuan ini menghasilkan
strategi pengelolaan lingkungan hidup yang dituangkan ke dalam Agenda 21.
Dalam Agenda 21 Bab 40, disebutkan perlunya kemampuan pemerintahan dalam
mengumpulkan dan memanfaatkan data dan informasi multisektoral pada proses
pengambilan keputusan untuk melaksanakan pembangunan berkelanjutan. Hal tersebut
menuntut ketersediaan data, keakuratan analisis, serta penyajian informasi lingkungan
hidup yang informatif.
Hal ini kemudian dipertegas melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 62 ayat (2) yang mewajibkan pemerintah
baik Nasional maupun provinsi atau kabupaten/kota untuk menyebarluaskan informasi
lingkungan hidup kepada masyarakat. Pada ayat (3) menyebutkan bahwa Sistem
informasi lingkungan hidup paling sedikit memuat informasi mengenai status
lingkungan hidup, peta rawan lingkungan hidup, dan informasi lingkungan hidup lain.
Pelaporan status lingkungan hidup sebagai sarana penyediaan data dan informasi
lingkungan dapat menjadi alat yang berguna dalam menilai dan menentukan prioritas
masalah, dan membuat rekomendasi bagi penyusunan kebijakan dan perencanaan untuk
membantu pemerintah daerah dalam pengelolaan lingkungan hidup dan menerapkan
mandat pembangunan berkelanjutan. Selain itu Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah telah melimpahkan kewenangan pengelolaan lingkungan
hidup kepada pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota. Dengan meningkatnya
kemampuan pemerintah daerah provinsi atau kabupaten/kota dalam penyelenggaraan
pemerintahan yang baik (good governance) diharapkan akan semakin meningkatkan
kepedulian kepada pelestarian lingkungan hidup.
Berkaitan dengan akses informasi kepada publik, telah ditetapkan Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP). Sebagai
Badan Publik pemerintah wajib menyediakan, memberikan dan atau menerbitkan
informasi yang berkaitan dengan kepentingan publik. Informasi yang wajib disediakan
dan diumumkan tersebut antara lain adalah informasi yang diumumkan secara berkala,
dengan cara yang mudah dijangkau dan dan dalam bahasa yang mudah dipahami.
Sejak tahun 2002 bersamaan dengan penerbitan Laporan Status Lingkungan Hidup
Indonesia (SLHI) pada tingkat nasional yang dilakukan setiap tahun, diterbitkan pula
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) pada masing-masing pemerintahan
daerah provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia.Pada awalnya pemerintah daerah
sebelumnya telah menyusun Neraca Lingkungan Hidup (NLH) yang dimulai sejak
tahun 1982 yang berubah menjadi Neraca Kependudukan dan Lingkungan Hidup
Daerah (NKLD)pada tahun 1986, dan berubah lagi menjadi Neraca Kualitas
Lingkungan Hidup Daerah (NKLD) di tahun 1994.
Penyusunan laporan SLHD yang dilakukan sejak 2002 didasarkan pada surat
Menteri Negara Lingkungan Hidup kepada pemerintah daerah provinsi dan
kabupaten/kota yang dikeluarkan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup
(KNLH). Mulai tahun 2008, buku laporan status lingkungan hidup di masing-masing
provinsi dan kabupaten/kota disebut sebagai Laporan Status Lingkungan Hidup
Provinsi (SLH Provinsi) atau Laporan Status Lingkungan Hidup Kabupaten/Kota (SLH
kabupaten/kota).Saat ini laporan SLHD Kabupaten/Kota disampaikan kepada
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, BLHProvinsi,dan Pusat Pengendalian
Pembangunan Ekoregion (P3E). Sedangkan Laporan SLHD Provinsi diserahkan kepada
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Pusat Pengendalian Pembangunan
Ekoregion.
Pengembangan Sistem Informasi Lingkungan Hidup (SILH) akan menjadi
kegiatan yang berkelanjutan. Mengetahui gambaran umum pengembangan SILH
menjadi penting sebagai pijakan untuk mengetahui hal-hal yang dibutuhkan pada tahap
awal. Mengingat kondisi daerah dalam pengembangan SILH masih rendah, baik dari
kapasitas penguasaan teknologi informasi maupun dari sisi penganggarannya, sehingga
hal tersebut menjadi dasar pertimbangan KLHK untuk memfasilitasi sarana pertukaran
data dan informasi lingkungan. Pada tahun 2014 sebagai tahap awal pengembangan
telah dibangun sarana penyimpanan, pengolahan, publikasi dan berbagi data informasi.
Sejak tahun 2014 dikembangkan sarana dan prasarana yang lebih memadai untuk
mendukung dan menfasilitasi pengelolaan data dan informasi lingkungan hidup bagi
pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Untuk mencapai tujuan tersebut, KLHK
melalui Pusat Datin dan Informasi (PUSDATIN) telah mengembangkan sebuah Portal
Sistem Informasi Lingkungan Hidup (SILH) sebagai media online yang akan dijadikan
sarana penyimpanan, pengolahan, aliran data, dan publikasi data dan informasi dengan
alamat http://silh.menlh.go.id. Portal SILH diperuntukkan selain KLHK dengan
masing-masing unit kerjanya, juga dapat dimanfaatkan oleh instansi lingkungan hidup
daerah.
Portal SILH ini, di dalamnya sudah tersedia website masing-masing daerah
dengan akses sebagai user dan memiliki beberapa aplikasi yang dapat diakses secara
online sehingga memberikan kemudahan kepada Badan Lingkungan Hidup Daerah
(BLHD), Pusat Pengendalian pembangunan Ekoregion (P3E) dan KLHK dalam
melakukan pertukaran data dan informasi. Untuk saat ini, aplikasi yang siap digunakan
adalah aplikasi SLHD. Dalam aplikasi tersebut, BLHD tinggal menginput data SLHD
sesuai dengan pedoman penyusunan SLHD 2013 yang sudah di sempurnakan menjadi
pedoman penyusunan SLHD 2014 dan tidak lagi mengirimkan datanya dalam bentuk
hardcopy. Hal ini telah menunjukkan penghematan penggunaan kertas.
B. Rumusan Masalah
2. Kategori Aplikasi SI
3. Metodologi Pengembangan SI
Salah satu metodologi pengembangan SI adalah pendekatan SDLC (System
Development Life Cycle). SDLC (System Development Life Cycle) merupakan
suatu siklus tahapan aktivitas yang sistematik dan berkesinambungan untuk
membangun suatu sistem.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem adalah satu unit yang saling berhubungan dengan unit-unit lainnya dan
yang tidak dapat dipisahkan serta membentuk suatu kesatuan dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Apabila satu unit terganggu maka unit lainnya pun akan
terganggu untuk mencapai tujuan yang ditetapkan tersebut.
Sistem Informasi (SI) adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas
orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen.
5 sumber daya utama dalam Sistem Informasi:
(1) Software yaitu perangkat lunak komputer
(2) Hardware yaitu perangkat keras komputer
(3) Dataware yaitu basis data (data dan informasi)
(4) Netware yaitu jaringan (fasilitas)
(5) Brainware yaitu manusia (ahli informasi dan pemakai)
Sistem Informasi Lingkungan (SIL) adalah suatu program system informasi
yang berisikan data status lingkungan hidup suatu daerah atau kawasan yang
dikumpulkan secara digital dilengkapi dengan peta, foto, video dan multimedia
lainnya dan biasa disajikan dalam bentuk peta sumber daya wilayah tersebut, maka
perangkat digital yang digunakan adalah ArcView yang diintegrasikan dengan Sistem
Informasi Geografis (SIG) Dalam system informasi lingkungan terdapat komponen
yang meliputi masukan (input), proses, keluaran (output).
B. Saran
Tim Asisten Geografi Fisik. 2001. Pelatihan Sistem Informasi Geografi, Pengenalan
Software ArcInfodan ArcView. Remote Sensing and Geography Information System
Laboratory. Department of Geophysical and Meteorology. Faculty of Science. Bogor
Agricultural University. Bogor.
Wibowo, A. 2004. Teknologi Informasi untuk Pengelolaan Sumber Daya Alam. Balai
Penelitian dan Pengkajian Teknologi. Jakarta.