Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KOTA TERNATE

DINAS LINGKUNGAN HIDUP


Jl. Cengkeh Afo, Kel.Marikurubu, Kec.Kota Ternate Tengah Telp. (0921)3125850-P

TELAAHAN STAF

Kepada : Walikota Ternate


Dari : Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Ternate
Tanggal : 04 Juli 2019
Nomor : 660.1/186/DLH-KT/2019
Lampiran : Satu (1) Berkas
Hal : Permintaan Penambahan Kegiatan Penyusunan Daya
Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup yang
Berbasis Jasa Ekosisitem pada Dinas Lingkungan Hidup
Kota Ternate APBD Perubahan Tahun Anggaran 2019

I. Pokok Persoalan : Peningkatan jumlah penduduk berdampak kepada


peningkatan laju penggunaan sumber daya alam, termasuk
pemanfaatan ruang bagi kehidupan manusia dan mahluk
hidup lainnya. Hal ini mengakibatkan kualitas dan
kuantitas lingkungan hidup di sejumlah kawasan di Kota
Ternate mengalami penurunan.
Oleh karena itu pemanfaatan sumber daya alam harus
dilakukan secara bijaksana, yaitu dengan memperhatikan
kemampuan daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup. Sebagai konsekuensinya daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup (D3TLH) penting untuk
diketahui, dipahami dan dijadikan dasar dalam perencanaan
pemanfaatan sumber daya alam perencanaan pembangunan
dan perencanaan pemanfaatan ruang.
Penentuan daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup sebagai dasar pertimbangan dalam pembangunan dan
pengembangan suatu wilayah telah diamanatkan sejak
ditetapkannya Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982
tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup yang kemudian digantikan oleh
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dalam Undang-
undang Nomor 32 Tahun 2009 sebagai pengganti
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 amanat daya
dukung dan daya tampung lingkungan hidup tertuang
dalam sejumlah pasal diantaranya pasal 15 16 dan 17
dijelaskan bahwa daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup merupakan salah satu muatan kajian
yang mendasari penyusunan atau evaluasi Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan
Jangka Panjang dan Menengah (RPJP dan RPJM)
serta kebijkan, rencana dan/atau program yang
berpotensi menimbulkan dampak dan/atau risiko
lingkungan hidup, melalui Kajian Lingkungan Hidup
Strategis (KLHS).
Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup tertuang
pula pada pasal 19 yang menyatakan bahwa untuk
menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
keselamatan masyarakat setiap perencanaan tata ruang
wilayah wajib didasarkan pada KLHS dan ditetapkan
dengan memperhatikan daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup. Dengan kata lain daya
dukung dan daya tampung lingkungan hidup menjadi
inti dari kegiatan KLHS dan RPPLH.

II. Praanggapan : Dalam upaya mencapai tujuan pembangunan


berkelanjutan, lingkungan hidup merupakan salah satu
aspek yang penting diperhatikan dimana pertumbuhan
ekonomi dan pencapaian kesejahteraan sosial
diharapkan tidak mengabaikan kelestarian fungsi
lingkungan. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup telah mengamanatkan hal tersebut untuk
diterapkan dalam perencanaan pemanfaatan sumber
daya alam dan perencanaan pemanfaatan ruang

Memperhatikan kondisi lingkungan hidup saat ini dan


melaksanakan amanat peraturan perundang-undangan,
telaahan terhadap aspek lingkungan hidup sangat
penting dilakukan dan diintergrasikan hasilnya ke
dalam perencanaan pembangunan.

Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup


merupakan salah satu muatan kajian yang mendasari
penyusunan atau evaluasi Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan Jangka
Panjang dan Menengah (RPJP dan RPJM) serta
kebijkan, rencana dan/atau program yang berpotensi
menimbulkan dampak dan/atau risiko lingkungan
hidup, melalui Kajian Lingkungan Hidup Strategis
(KLHS). Sementara baik RTRW, RPJM maupun
KLHS Kota Ternate yang telah disusun tanpa melalui
kajian daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup sementara daya dukung dan daya tampung
menjadi inti dari penyusunan RTRW, RPJM maupun
KLHS maka bisa dipastikan rencana pembangunan
yang tertuang dalam RTRW, RPJM maupun KLHS
bukan merupakan pembangunan yang berkelanjutan
dan berwawasan lingkungan.

III. Fakta-fakta yang


Mempengaruhi : Disamping Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009, daya
dukung dan daya tampung lingkungan hidup juga sudah
menjadi dasar pertimbangan utama dalam perencanaan tata
ruang dan pembangunan di berbagai sektor diantaranya :

Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang


Kehutanan

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang


Kelautan pasal 1 angka 6 menyatakan bahwa
pembangunan kelautan adalah pembangunan yang
memberi arahan dalam pendayagunaan sumber daya
kelautan untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi,
pemerataan kesejahteraan dan keterpeliharaan daya
dukung ekosistem pesisir dan laut.

Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang


Kebencanaan
Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataaan Ruang. Pasal 20, 23 dan 25 menyiratkan
bahwa penyusunan rencana tata ruang wilayah
nasional/provinsi/kabupaten/kota harus
memperhatikan daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup.

Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang


Pertambangan Minerba pasal 32 huruf c termasuk juga
pasal 18 dan 28 menyatakan bahwa kriteria untuk
menetapkan sdatu atau beberapa WIUPK dalam satu
WUPK adalah daya dukung lingkungan.

Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan


pasal 7 huruf c menyatakan bahwa perencanaan
pangan harus memperhatikan daya dukung sumber
daya alam, teknologi dan kelestarian lingkungan.

Undang-undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang


Perkebunan pasal 6 point 1 huruf d menyatakan bahwa
perencanaan perkebunan dilakukan berdasarkan daya
dukung dan daya tampung lingkungan

Fakta-fakta tersebut di atas menunjukkan bahwa kebutuhan


penyusunan daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup di suatu wilayah sangatlah mendesak dalam rangka
menuju suatu pembangunan yang berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan.

IV. Analisis : Secara teoritis tujuan interaksi daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup adalah kemampuan alam dan
lingkungan untuk menampung atau menetralisir buangan
dari suatu kegiatan tanpa mengurangi kemampuan alam.

Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup


berbasis jasa ekosistem memperhatikan keragaman dan
karakteristik fungsi ekologis kepadatan penduduk,
sebaran potensi sumber daya alam, kearifan local dan
aspirasi masyarakat serta perubahan iklim akan
menghasilkan indikasi potensi sumber daya alam di
daerah yang akan bermanfaat sebagai :
- Acuan pemanfaatan sumber daya alam
- Muatan dalam penyusunan RPPLH dan KLHS baik
KLHS untuk RTRW maupun KLHS untuk
RPJMD.
- Indikator pada instrument pengendalian lingkungan
hidup
- Informasi dan pertmbangan pengambilan
keputusan pembangunan
- Prediksi dampak dan risiko lingkungan dari sebuah
rencana pembangunan
- Arahan lokasi kegiatan yang tepat sesuai daya
dukung dan daya tampung lingkungan hidup dan
meminimalisir risiko lingkungan
- Upaya pengendalian pemanfaatan ruang yang dapat
menimbulkan kerugian lingkungan
- Bahan evaluasi suatu produk perencanaan
pembangunan.
Manfaat yang diperoleh dalam pelaksanaan
penyusunan daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup berbasis jasa ekosistem adalah :
- Sebagai pedoman bagi setiap Pemerintah Daerah
dalam rangka perlindungan dan pengelolaan
sumber daya alam dan lingkungan hidup serta
perumusan kebijakan program pembangunan
daerah berbasis daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup dengan mempertimbangkan
persebaran potensi dan sumber daya alam secara
menyeluruh dan berkelanjutan.
- Sebagai dasar bagi proses perencanaan dan
pengambilan keputusan pembangunan seperti
penyusunan RPPLH, penyusunan RPJP dan RPJM
maupun RTRW bagi setiap Pemerintah Daerah.
- Sebagai dasar dan pedoman bagi penyusunan
KLHS untuk semua bentuk aktivitas Kebijakan,
Rencana danProgram pembangunan
- Sebagai media koordinasi, sinkronisasi dan sinergi
program-progrm pembangunan sektoral khususnya
sektor pengelolaan sumber daya alam seperti
pertanian, kehutanan, pertambangan, perkebunan,
perikanan, kelautan, industri, pariwisata dan
pembangunan infrastruktur wilayah

V. Kesimpulan : Secara keseluruhan penyusunan Daya Dukung dan Daya


Tampung Lingkungan Hidup (D3TLH) berbasis jasa
ekosistem mampu menjadi instrument yang memiliki
fungsi optimal dalam konteks pengelolaan dan pemanfaatan
sumber daya alam dan lingkungan

VI. Saran : Mohon kiranya kegiatan penyusunan daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup berbasis jasa ekosistem dapat
diakomodir di Tahun Anggaran 2019 dalam APBD
Perubahan mengingat begitu penting dan urgennya kegiatan
ini dalam rangka mendukung disahkannya RTRW Kota
Ternate.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup


Kota Ternate,

MANSUR ABD. RAHMAN, BA


Pembina Utama Muda
NIP. 19600606 198101 1 005

Anda mungkin juga menyukai