Oleh karena itu, Diperlukan penyusunan Naskah Akademis/Materi Teknis RDTR yang
berfungsi sebagai:
1. Kendali mutu pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota berdasarkan RTRW;
2. Acuan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang lebih rinci dari kegiatan pemanfaatan ruang
yang diatur dalam RTRW;
3. Acuan bagi kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang;
4. Acuan bagi penerbitan izin pemanfaatan ruang; dan
5. Acuan dalam penyusunan RTBL.
Penyusunan RDTR untuk Kawasan Perkotaan Cikalong wetan telah disusun pada tahun
2011. Sehingga hampir dapat dipastikan belum sesuai dengan ketentuan Permen PU no.
20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan RDTR yang baru dikeluarkan setelahnya.
Oleh karena itu, perlu dilakukan revisi terhadap RDTR yang telah ada agar dapat sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku, serta sesuai dengan konteks perencanaan
yang aktual.
Mengingat isu konservasi lingkungan di kawasan Perkotaan Cikalong wetan yang cukup
dominan menjadi perhatian, maka penataan ruang yang memiliki wawasan keberlanjutan
lingkungan hidup sangat diperlukan. Oleh karena itu, revisi RDTR juga perlu dilengkapi
dengan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) yang akan menjadi pelengkap
kebijakan penataan ruang di Kawasan Perkotaan Cikalong wetan, sehingga penataan
ruang akan mengutamakan keberlanjutan lingkungan hidup di Kawasan Perencanaan.
Dengan dilakukannya pekerjaan ini, diharapkan dapat menjadi produk penataan ruang
yang dapat diaplikasikan dan digunakan sebagai pedoman pemanfatan serta
pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah tersebut, sehingga pada akhirnya dapat
meningkatkan kualitas lingkungan dan tentunya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
11. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4433) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5073);
12. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
13. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);
14. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444);
15. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
16. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4723);
17. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4725);
18. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan
Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4959);
19. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4966);
20. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5025);
21. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
22. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
149, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5068);
23. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 161,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5080);
24. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Nomor
5188);
25. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air
(Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3225);
26. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3445);
27. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka
Alam dan Kawasan Pelestarian Alam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998
Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3776);
28. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 153, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4161);
29. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan
Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 146; Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4452);
30. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 147, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4453);
31. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4593);
32. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2006 tentang Perubahan Kedua
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1989 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga
Listrik (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4628);
33. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4655);
34. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan
Penyuluhan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Tahun
2007 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4696);
35. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
36. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Kerjasama Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4761);
37. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
38. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber
Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 4858);
39. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 4859);
40. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri
(Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4987);
41. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pedoman
Pengelolaan Kawasan Perkotaan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5004);
42. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2009 tentang Pengelolaan
Perkembangan Kependudukan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 134, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5053);
43. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2010 tentang Tata Cara
Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 15,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5097);
44. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 5103);
45. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata
Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 118,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5160);
46. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan
Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor
56, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5217);
47. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai (Lembaran
Negara Tahun 2011 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5230);
48. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
(Lembaran Negara Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5285);
49. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan
(Lembaran Negara Tahun 2012 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5325);
50. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta
Rencana Tata Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 8, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5393);
51. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;
52. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan
dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025;
53. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan
Lindung;
54. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah
Bagi Pelaksanaan Pembangunan Pemerintahan Daerah;
55. Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 147 Tahun 2004 tentang
Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah;
56. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2006 Tentang Pedoman Umum Mitigasi
Bencana;
57. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan dan
Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan.
58. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 17 Tahun 2011 tentang Pedoman Penetapan Garis
Sempadan Jaringan Irigasi.
59. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Pedoman
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota.
60. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
61. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029.
62. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat No. 2 Tahun 2012 tentang RTRW Kab. Bandung
Barat.
63. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 16 Tahun 2009 Tata Bangunan.
64. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 8 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan
Penataan Bangunan dan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan.
Tujuan
Tujuan Penyusunan KLHS dan Revisi RDTR Kecamatan Cikalong Wetan
adalah menyusun rencana yang menetapkan penjabaran kegiatan kedalam wujud
ruang yang memperhatikan keterkaitan antarkegiatan dalam Kawasan Perkotaan
Cikalong Wetan agar tercipta lingkungan yang harmonis antara kegiatan utama dan
kegiatan penunjang dalam Kawasan Perkotaan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung
Barat.
1.4 Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai terkait dengan Penyusunan KLHS Dan Revisi RDTR
Kecamatan Cikalong Wetan, sebagai berikut :
a. Tersedianya Peta Dasar Kawasan
b. Tersusunnya Materi Teknis RTR dan Peraturan Zonasi yang terdiri dari :
Materi Teknis Data dan Analisa
Materi Teknis Rencana Tata Ruang
c. Tersedianya Album Peta yang terdiri dari:
Album Peta Data dan Analisa
Album Peta Rencana
d. Tersusunnya Peraturan Zonasi
e. Tersusunnya Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) RDTR dan PZ
f. Tersusunnya Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR
1.6 Keluaran
Keluaran/produk yang akan dihasilkan dari Penyusunan KLHS dan Revisi RDTR Kecamatan
Cikalong Wetan sebagai berikut :
1. Materi Teknis Data dan Analisa, yang tertuang dalam Laporan Fakta dan Analisis pada
tahap antara.
2. Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan Zonasi Kawasan
perencanaan Kawasan Perkotaan Cikalong Wetan, yang tertuang dalam Laporan Akhir
pada tahap akhir pekerjaan.
3. Album Peta yang meliputi Peta Dasar, Peta Data dan Analisa serta Peta Rencana Tata
Ruang Kawasan perencanaan Kawasan Perkotaan Cikalong Wetan
a. Album Peta Data dan Analisa ukuran A3 dan ukuran A1 dengan rincian isi sebagai berikut
:
Peta orientasi, dengan skala sesuai dengan ukuran kertas;
Peta batas administrasi, dengan skala sesuai dengan ukuran kertas;
Peta sebaran kegiataan pemanfaatan ruang, dengan skala sesuai dengan ukuran
kertas;
Peta penggunaan lahan, dengan skala 1:5000;
Peta-peta Tematik Lainnya, dengan skala sesuai kebutuhan;
Peta Alternatif Konsep Pengembangan, dengan skala sesuai dengan ukuran kertas;
b. Album Peta Rencana ukuran A3 dan ukuran A1 dengan rincian isi sebagai berikut :
Peta Konsep Pengembangan Terpilih, dengan skala sesuai dengan ukuran kertas;
Peta Rencana Pola Ruang, dengan skala 1 : 5.000
Peta Rencana Pengembangan Jaringan Pergerakan, dengan skala sesuai dengan
ukuran kertas;
Peta Rencana Pengembangan Jaringan Energi / Kelistrikan, dengan skala sesuai
dengan ukuran kertas;
Peta Rencana Pengembangan Jaringan Telekomunikasi, dengan skala sesuai
dengan ukuran kertas;
Peta Rencana Pengembangan Jaringan Air Minum, dengan skala sesuai dengan
ukuran kertas;
Peta Rencana Pengembangan Jaringan Drainase, dengan skala sesuai dengan ukuran
kertas;
Peta Rencana Pengembangan Jaringan Air Limbah, dengan skala sesuai dengan
ukuran kertas;
Peta Rencana Pengembangan Prasarana lainnya, dengan skala sesuai dengan ukuran
kertas;
Peta Sub Kawasan yang prioritas penanganannya, dengan skala sesuai dengan ukuran
kertas;
4. Geodatabase RDTR Kawasan Kawasan Perkotaan Cikalong Wetan
2. Strategi untuk pengembangan sistem pusat pelayanan yang sesuai dengan daya dukung
dan daya tampung serta fungsi kegiatan dominannya diwujudkan dengan strategi
meliputi:
a. Mendorong pengembangan permukiman vertikal di kawasan padat penduduk; dan
b. Mengendalikan pertumbuhan permukiman skala besar di kawasan perkotaan
Padalarang-Ngamprah, Lembang, dan Batujajar.
10. Strategi untuk pengendalian perkembangan kegiatan budidaya sesuai daya dukung dan
daya tampung diwujudkan dengan strategi meliputi:
a. Membatasi pengembangan lahan terbangun di kabupaten bagian utara;
b. Mengatur bentuk permukaan tanah pertanian tanaman pangan, holtikultura dan
perkebunan untuk mengendalikan air larian dan mencegah erosi;
c. Mengendalikan pembangunan pada lahan yang melampaui daya dukung dan daya
tampung; dan
d. Mengendalikan kegiatan pertambangan yang berpotensi merusak lingkungan.
12. Strategi untuk pengembangan kawasan wisata yang ramah lingkungan diwujudkan
dengan strategi meliputi:
a. Mengembangkan kawasan wisata alam yang terletak di jalur Utara;
b. Mengembangkan kawasan wisata yang terletak di jalur Selatan; dan
c. Mengembangkan kawasan wisata yang terletak di jalur Barat.
13. Strategi untuk peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara
meliputi:
a. Mendukung penetapan kawasan strategis nasional dngan fungsi khusu pertahanan dan
keamanan;
b. Mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif di sekitar kawasan pertahanan dan
keamanan untuk menjaga fungsi dan peruntukannnya;
c. Mengembangkan kawasan lindung dan atau kawasan budidaya tidak terbangun
disekitar kawasan pertahanan dan keamanan sebagai zona pengangga yang
memisahkan kawasan tersebut dengan kawasan budidaya terbangun; dan
d. Turut menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan.