Anda di halaman 1dari 22

Laporan PENYUSUNAN KLHS &

Antara REVISI RDTR KECAMATAN CIKALONG WETAN

1.1 Latar Belakang


Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) merupakan implementasi dari UU
no. 26/2007 Pasal 14 ayat 4 yang mengamanatkan penyusunan Rencana Rinci
sebagai perangkat operasionalisasi rencana umum tata ruang. RDTR dapat disusun
sehubungan telah disahkannya Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kab. Bandung
Barat yang dengan Perda No. 2 Tahun 2012 tentang RTRW Kab. Bandung Barat sebagai
rencana umum tata ruang Kab. Bandung Barat.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 tentang


Penyelenggaraan penataan ruang Pasal 59 ayat 1 menyebutkan bahwa “Setiap rencana
tata ruang wilayah kabupaten/kota harus menetapkan bagian dari wilayah
kabupaten/kota yang perlu disusun rencana detail tata ruangnya". Kawasan Perkotaan
Cikalong Wetan yang ditetapkan sebagai salah satu Sub Wilayah Perencanaan dalam RTRW
Kab. Bandung Barat menjadi salah satu bagian wilayah kota yang perlu disusun rencana
detail tata ruangnya.

Wilayah Kawasan Perencanaan memiliki kecenderungan perkembangan yang cukup pesat


sementara di sisi lain, kawasan ini sebagian besar terletak di Kawasan Bandung Utara
(KBU) yang memiliki fungsi konservasi. Tanpa didukung kesiapan pedoman pembangunan
dan regulasi untuk mengendalikan pemanfaatan ruang di kawasan tersebut akan semakin
berdampak buruk dan menimbulkan beberapa potensi permasalahan dan penurunan
kualitas lingkungan, seperti :

DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
1- 1
Laporan PENYUSUNAN KLHS &
Antara REVISI RDTR KECAMATAN CIKALONG WETAN

1. Pertumbuhan kegiatan yang tidak terkendali;


2. Pembangunan yang tidak terarah;
3. Timbulnya zona campuran yang tidak sesuai peruntukan;
4. Kemacetan dan kesemerawutan ruang kota;
5. Hilangnya ruang publik dan RTH untuk artikulasi sosial;
6. Munculnya kawasan kumuh (slum area) dan kriminalitas;
7. Kesenjangan antar dan di dalam kawasan;

Oleh karena itu, Diperlukan penyusunan Naskah Akademis/Materi Teknis RDTR yang
berfungsi sebagai:
1. Kendali mutu pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota berdasarkan RTRW;
2. Acuan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang lebih rinci dari kegiatan pemanfaatan ruang
yang diatur dalam RTRW;
3. Acuan bagi kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang;
4. Acuan bagi penerbitan izin pemanfaatan ruang; dan
5. Acuan dalam penyusunan RTBL.

Selain itu, Undang-undang Penataan Ruang No. 26/2007 dalam Pasal 35


mengamanatkan mengenai Penyusunan Peraturan Zonasi, yaitu: “Pengendalian
Pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan peraturan zonasi, perizinan, pemberian
insentif dan disinsentif serta pengenaan sanksi.” Pasal 36 poin 2 menyebutkan bahwa
Peraturan zonasi disusun berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang untuk setiap zona
pemanfaatan ruang.

Penyusunan Naskah Akademis/Materi Teknis RDTR Kawasan Perkotaan Cikalong Wetan


yang didalamnya memuat aturan zonasi (zoning regulation) yang merupakan
panduan ketentuan teknis pemanfaatan ruang dan peraturan pelaksanaan pemanfaatan
ruang yang memberi arahan wujud bangunan dan lingkungan dalam bentuk tiga dimensi
serta pengendali pengembangan suatu kawasan.

Penyusunan peraturan zonasi kota tersebut berfungsi sebagai:


1. Perangkat operasional pengendalian pemanfaatan ruang;
2. Acuan dalam pemberian izin pemanfaatan ruang, termasuk di dalamnya air right
development dan pemanfaatan ruang di bawah tanah;

DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
1- 2
Laporan PENYUSUNAN KLHS &
Antara REVISI RDTR KECAMATAN CIKALONG WETAN

3. Acuan dalam pemberian insentif dan disinsentif;


4. Acuan dalam pengenaan sanksi; dan
5. Rujukan teknis dalam pengembangan atau pemanfaatan lahan dan penetapan lokasi
investasi.

Dengan adanya peraturan zonasi akan mendatangkan manfaat antara lain :


1. Menjamin dan menjaga kualitas ruang BWP minimal yang ditetapkan;
2. Menjaga kualitas dan karakteristik zona dengan meminimalkan penggunaan lahan yang
tidak sesuai dengan karakteristik zona; dan
3. Meminimalkan gangguan atau dampak negatif terhadap zona.

Penyusunan RDTR untuk Kawasan Perkotaan Cikalong wetan telah disusun pada tahun
2011. Sehingga hampir dapat dipastikan belum sesuai dengan ketentuan Permen PU no.
20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan RDTR yang baru dikeluarkan setelahnya.
Oleh karena itu, perlu dilakukan revisi terhadap RDTR yang telah ada agar dapat sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku, serta sesuai dengan konteks perencanaan
yang aktual.

Mengingat isu konservasi lingkungan di kawasan Perkotaan Cikalong wetan yang cukup
dominan menjadi perhatian, maka penataan ruang yang memiliki wawasan keberlanjutan
lingkungan hidup sangat diperlukan. Oleh karena itu, revisi RDTR juga perlu dilengkapi
dengan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) yang akan menjadi pelengkap
kebijakan penataan ruang di Kawasan Perkotaan Cikalong wetan, sehingga penataan
ruang akan mengutamakan keberlanjutan lingkungan hidup di Kawasan Perencanaan.

Dengan dilakukannya pekerjaan ini, diharapkan dapat menjadi produk penataan ruang
yang dapat diaplikasikan dan digunakan sebagai pedoman pemanfatan serta
pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah tersebut, sehingga pada akhirnya dapat
meningkatkan kualitas lingkungan dan tentunya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.

DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
3
1-
Laporan PENYUSUNAN KLHS &
Antara REVISI RDTR KECAMATAN CIKALONG WETAN

1.2 Dasar Hukum


Perangkat Perundang-undangan dan kebijakan serta peraturan yang menjadi dasar acuan dan
landasan hukum dalam Penyusunan KLHS dan Revisi RDTR Kecamatan Cikalong
Wetan ini adalah sebagai berikut :
1. Undang Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945;
2. Undang Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Tahun 1984
Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3274);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3419);
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya
(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3470);
5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Tahun
1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3881);
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3888) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun
2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412);
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4377);
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4411);
10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
1- 4
Laporan PENYUSUNAN KLHS &
Antara REVISI RDTR KECAMATAN CIKALONG WETAN

11. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4433) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5073);
12. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
13. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);
14. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444);
15. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
16. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4723);
17. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4725);
18. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan
Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4959);
19. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4966);

DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
1- 5
Laporan PENYUSUNAN KLHS &
Antara REVISI RDTR KECAMATAN CIKALONG WETAN

20. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5025);
21. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
22. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
149, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5068);
23. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 161,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5080);
24. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Nomor
5188);
25. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air
(Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3225);
26. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3445);
27. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka
Alam dan Kawasan Pelestarian Alam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998
Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3776);
28. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 153, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4161);
29. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan
Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 146; Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4452);
30. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 147, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4453);

DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
1- 6
Laporan PENYUSUNAN KLHS &
Antara REVISI RDTR KECAMATAN CIKALONG WETAN

31. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4593);
32. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2006 tentang Perubahan Kedua
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1989 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga
Listrik (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4628);
33. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4655);
34. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan
Penyuluhan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Tahun
2007 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4696);
35. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
36. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Kerjasama Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4761);
37. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
38. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber
Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 4858);
39. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 4859);
40. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri
(Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4987);
41. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pedoman
Pengelolaan Kawasan Perkotaan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5004);

DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
1- 7
Laporan PENYUSUNAN KLHS &
Antara REVISI RDTR KECAMATAN CIKALONG WETAN

42. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2009 tentang Pengelolaan
Perkembangan Kependudukan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 134, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5053);
43. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2010 tentang Tata Cara
Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 15,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5097);
44. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 5103);
45. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata
Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 118,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5160);
46. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan
Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor
56, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5217);
47. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai (Lembaran
Negara Tahun 2011 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5230);
48. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
(Lembaran Negara Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5285);
49. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan
(Lembaran Negara Tahun 2012 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5325);
50. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta
Rencana Tata Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 8, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5393);
51. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;
52. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan
dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025;
53. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan
Lindung;
54. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah
Bagi Pelaksanaan Pembangunan Pemerintahan Daerah;

DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
1- 8
Laporan PENYUSUNAN KLHS &
Antara REVISI RDTR KECAMATAN CIKALONG WETAN

55. Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 147 Tahun 2004 tentang
Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah;
56. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2006 Tentang Pedoman Umum Mitigasi
Bencana;
57. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan dan
Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan.
58. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 17 Tahun 2011 tentang Pedoman Penetapan Garis
Sempadan Jaringan Irigasi.
59. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Pedoman
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota.
60. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
61. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029.
62. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat No. 2 Tahun 2012 tentang RTRW Kab. Bandung
Barat.
63. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 16 Tahun 2009 Tata Bangunan.
64. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 8 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan
Penataan Bangunan dan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan.

1.3 Maksud dan Tujuan


Maksud
Maksud Penyusunan KLHS dan Revisi RDTR Kecamatan Cikalong Wetan adalah
menyiapkan acuan dalam rangka mengembangkan dan/atau mengkoordinasikan
keterpaduan pembangunan di Kawasan Perkotaan Cikalong Wetan.

Tujuan
Tujuan Penyusunan KLHS dan Revisi RDTR Kecamatan Cikalong Wetan
adalah menyusun rencana yang menetapkan penjabaran kegiatan kedalam wujud
ruang yang memperhatikan keterkaitan antarkegiatan dalam Kawasan Perkotaan
Cikalong Wetan agar tercipta lingkungan yang harmonis antara kegiatan utama dan
kegiatan penunjang dalam Kawasan Perkotaan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung
Barat.

DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
1- 9
Laporan PENYUSUNAN KLHS &
Antara REVISI RDTR KECAMATAN CIKALONG WETAN

1.4 Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai terkait dengan Penyusunan KLHS Dan Revisi RDTR
Kecamatan Cikalong Wetan, sebagai berikut :
a. Tersedianya Peta Dasar Kawasan
b. Tersusunnya Materi Teknis RTR dan Peraturan Zonasi yang terdiri dari :
 Materi Teknis Data dan Analisa
 Materi Teknis Rencana Tata Ruang
c. Tersedianya Album Peta yang terdiri dari:
 Album Peta Data dan Analisa
 Album Peta Rencana
d. Tersusunnya Peraturan Zonasi
e. Tersusunnya Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) RDTR dan PZ
f. Tersusunnya Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR

1.5 Ruang Lingkup


Ruang Lingkup wilayah kajian Penyusunan KLHS dan Revisi RDTR Kecamatan
Cikalong Wetan, adapun lingkup wilayah kajian yaitu :
Ruang Lingkup Wilayah
Kecamatan Cikalong Wetan merupakan salah satu Kecamatan yang berada di
wilayah Kabupaten Bandung Barat, yang dengan batas wilayah sebagai berikut :
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Cisarua
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cipatat
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Cipeundeuy

Ruang Lingkup Pekerjaan


Adapun ruang lingkup pekerjaan Penyusunan KLHS Dan Revisi RDTR
Kecamatan Cikalong Wetan yang harus dilakukan oleh penyedia jasa
konsultansi sebagai berikut :
A. Tahapan Persiapan
Tahapan Persiapan ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. Melakukan Mobilisasi Tim dan Survey Pendahuluan;

DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
1- 10
Laporan PENYUSUNAN KLHS &
Antara REVISI RDTR KECAMATAN CIKALONG WETAN

b. Mengidentifikasi Nilai Strategis pembentuk Kawasan Perencanaan;


c. Mengidentifikasi dan merumuskan Isu Strategis perlunya penataan ruang
pada Kawasan Perencanaan ;
d. Mengidentifikasi Kebijakan Pengembangan Kawasan Perencanaan;
e. Mengidentifikasi dan merumuskan Potensi dan Permasalahan Awal Kawasan
Perencanaan;
f. Merumuskan Gagasan Awal Pengembangan, Pengaturan dan/atau
Pengendalian Kawasan Perencanaan;
g. Mengidentifikasi awal batas deliniasi Kawasan Perencanaan;
h. Melakukan Studi Literatur terkait, pengembangan kawasan;
i. Menyusun Metodologi dan Rencana Kerja pelaksanaan penyusunan
RTR dan Peraturan Zonasi;
j. Menyusun Perangkat survei;
k. Menyiapkan peta dasar digital 1:5.000 yang diperoleh dari Badan Informasi
Geospasial (BIG).

B. Tahapan Penyusunan Data dan Analisa


Tahapan Penyusunan Data dan Analisa ini meliputi kegiatan- kegiatan
sebagai berikut:
a. Melaksanakan FGD yang dimaksudkan untuk menjaring aspirasi masyarakat
terkait dengan kebutuhan pengembangan kawasan. Hasil FGD dituangkan
dalam Berita Acara Pelaksanaan FGD . Berita acara tersebut ditandatangani
oleh pemerintah daerah setempat (kecamatan), perwakilan masyarakat dan
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
b. Melakukan survey dan pengumpulan data dan informasi kawasan perkotaan
secara lengkap dengan melakukan peninjauan ke seluruh wilayah perencanaan.
Pengumpulan data dan informasi kawasan meliputi :
 Surver Primer
 Survey data instansional
 Survey lainnya sesuai keperluan dan kebutuhan penyusunan RTR
Kawasan.
c. Melakukan pengolahan dan kompilasi data;
d. Melakukan analisis pengembangan kawasan;
e. Merumuskan konsep pemanfaatan dan pengendalian kawasan

DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
1- 11
Laporan PENYUSUNAN KLHS &
Antara REVISI RDTR KECAMATAN CIKALONG WETAN

C. Penyusunan Materi Teknis Rencana dan Peraturan Zonasi


Tahapan Penyusunan Materi Teknis Rencana ini meliputi kegiatan- kegiatan
sebagai berikut:
a. Merumuskan tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang kawasan;
b. Merumuskan Rencana Pengembangan Sistem Pusat Pelayanan dan Jaringan
Prasarana;
c. Merumuskan Rencana Pola Ruang;
d. Merumuskan Penetapan Sub Kawasan yang diprioritaskan penanganannya;
e. Merumuskan Ketentuan Pemanfaataan Ruang;
f. Merumuskan Peraturan Zonasi
g. Melakukan tinjauan lapangan terkait dengan rencana yang telah disusun;

D. Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Tahapan


Penyusunan KLHS ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. Persiapan
b. Pra-Pelingkungan
c. Pelingkungan
d. Kajian Pengaruh
e. Perumusan Alternatif/Rekomendasi

E. Pembuatan Peta, Album Peta dan Geodatabase

Tahapan ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:


a. Melakukan survey batas administrasi dan Survey Toponimi;
b. Melakukan survey kegiatan pemanfaatan ruang dan penggunaan lahan;
c. Pembuatan Peta Wilayah Administrasi;
d. Pembuatan Peta Sebaran Kegiatan Pemanfaatan Ruang;
e. Pembuatan Peta Penggunaan Lahan;
f. Pembuatan Peta Data dan Analisa lainnya sesuai dengan kebutuhan
g. Penyusunan Album Peta;
h. Menyusun geodatabase RTR Kawasan;
i. Melakukan Asistensi Peta Dasar, Peta Tematik dan Rencana. Hasil Asistensi
dituangkan dalam Berita Acara Asistensi dengan Badan Informasi Geospasial
(BIG).

DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
1- 12
Laporan PENYUSUNAN KLHS &
Antara REVISI RDTR KECAMATAN CIKALONG WETAN

1.6 Keluaran
Keluaran/produk yang akan dihasilkan dari Penyusunan KLHS dan Revisi RDTR Kecamatan
Cikalong Wetan sebagai berikut :
1. Materi Teknis Data dan Analisa, yang tertuang dalam Laporan Fakta dan Analisis pada
tahap antara.
2. Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan Zonasi Kawasan
perencanaan Kawasan Perkotaan Cikalong Wetan, yang tertuang dalam Laporan Akhir
pada tahap akhir pekerjaan.
3. Album Peta yang meliputi Peta Dasar, Peta Data dan Analisa serta Peta Rencana Tata
Ruang Kawasan perencanaan Kawasan Perkotaan Cikalong Wetan
a. Album Peta Data dan Analisa ukuran A3 dan ukuran A1 dengan rincian isi sebagai berikut
:
 Peta orientasi, dengan skala sesuai dengan ukuran kertas;
 Peta batas administrasi, dengan skala sesuai dengan ukuran kertas;
 Peta sebaran kegiataan pemanfaatan ruang, dengan skala sesuai dengan ukuran
kertas;
 Peta penggunaan lahan, dengan skala 1:5000;
 Peta-peta Tematik Lainnya, dengan skala sesuai kebutuhan;
 Peta Alternatif Konsep Pengembangan, dengan skala sesuai dengan ukuran kertas;
b. Album Peta Rencana ukuran A3 dan ukuran A1 dengan rincian isi sebagai berikut :
 Peta Konsep Pengembangan Terpilih, dengan skala sesuai dengan ukuran kertas;
 Peta Rencana Pola Ruang, dengan skala 1 : 5.000
 Peta Rencana Pengembangan Jaringan Pergerakan, dengan skala sesuai dengan
ukuran kertas;
 Peta Rencana Pengembangan Jaringan Energi / Kelistrikan, dengan skala sesuai
dengan ukuran kertas;
 Peta Rencana Pengembangan Jaringan Telekomunikasi, dengan skala sesuai
 dengan ukuran kertas;
 Peta Rencana Pengembangan Jaringan Air Minum, dengan skala sesuai dengan
ukuran kertas;
 Peta Rencana Pengembangan Jaringan Drainase, dengan skala sesuai dengan ukuran
kertas;

DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
1- 13
Laporan PENYUSUNAN KLHS &
Antara REVISI RDTR KECAMATAN CIKALONG WETAN

 Peta Rencana Pengembangan Jaringan Air Limbah, dengan skala sesuai dengan
ukuran kertas;
 Peta Rencana Pengembangan Prasarana lainnya, dengan skala sesuai dengan ukuran
kertas;
 Peta Sub Kawasan yang prioritas penanganannya, dengan skala sesuai dengan ukuran
kertas;
4. Geodatabase RDTR Kawasan Kawasan Perkotaan Cikalong Wetan

1.7 Tinjauan RTRW Kabupaten Bandung Barat


Dilihat berdasarkan rencana sistem pusat kegiatan di Kabupaten Bandung Barat (RTRW
Kabupaten Bandung Barat), Kecamatan Cikalong Wetan direncanakan sebagai Pusat
Kegiatan Lokal Promosi (PKLp), selengkapnya mengenai rencana sistem pusat kegiatan
di Kabupaten Bandung Barat dapat dilihat berikut ini.
PKN : Kawasan Perkotaan Bandung Raya
Pusat Kegiatan Lokal :  Kecamatan Ngamprah
(PKL)  Kecamatan Padalarang
Pusat Kegiatan Lokal :  Kecamatan Lembang
Promosi (PKLp)  Kecamatan Cililin
 Kecamatan Cikalong Wetan
Pusat Pelayanan :  Perkotaan Cisarua
Kawasan (PPK)  Perkotaan Batujajar
 Perkotaan Cipatat
 Perkotaan Cipeundeuy
 Perkotaan Cihampelas
Pusat Pelayanan :  Desa Pasirpogor, Desa Puncaksari, Desa Cikadu, Desa
Lingkungan Cintakarya, Desa Cicangkan Girang, dan Desa
Sindangkerta berada di Kecamatan Sindangkerta;
 Desa Cijenuk, Desa Sarinagen, dan Desa Cijambu
berada di Kecamatan Cipongkor;
 Desa Sinarjaya, Desa Bunijaya, dan Desa Cilangari
berada di Kecamatan Gununghalu;
 Desa Cinengah, Desa Cibitung, dan Desa Cibedug
berada di Kecamatan Rongga; dan

DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
1- 14
Laporan PENYUSUNAN KLHS &
Antara REVISI RDTR KECAMATAN CIKALONG WETAN

 Desa Cihanjuangrahayu berada di Kecamatan


Parongpong; dan
 Desa Cipangeran berada di Kecamatan Saguling.

A. Fungsi Kecamatan Cikalong Wetan


Berdasarkan RTRW Kabupaten Bandung Barat, Kecamatan Cikalong Wetan difungsikan sebagai:
 Kawasan Budaya,
 Wisata,
 Perekonomian Untuk Skala Lokal,
 Pendidikan,
 Kesehatan,
 Peribadatan;

B. Rencana Jaringan Prasarana Kecamatan Cikalong Wetan


Dilihat dari rencana sistem jaringan prasarana, khusus untuk Kecamatan Cikalong Wetan meliputi
:
 Pengembangan Jaringan jalan nasional, meliputi:
a. Pembangunan jalan tol Padalarang-Ciranjang-Sukabumi, pembukaan gerbang tol Warung
Domba di Km 106.800 Cikalongwetan dan jalan akses tol ke Ngamprah;
b. Peningkatan status dan fungsi jalan kolektor primer berupa rencana peningkatan ruas jalan
strategis provinsi (akses Sarimukti), meliputi:
1. Rajamandala-Cipeundeuy; dan
2. Cipeundeuy-Cikalongwetan.

 Optimalisasi dan pengembangan Jaringan Energi Nasional (Jaringan Transmisi Tenaga


Listrik) SUTET 500 KV meliputi:
1. Kecamatan Cililin;
2. Kecamatan Cipongkor;
3. Kecamatan Cipatat;
4. Kecamatan Sindangkerta;
5. Kecamatan Batujajar;
6. Kecamatan Cihampelas;
7. Kecamatan Padalarang;
8. Kecamatan Ngamprah;
9. Kecamatan Cikalongwetan; dan
10. Kecamatan Cipeundeuy.

DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
1- 15
Laporan PENYUSUNAN KLHS &
Antara REVISI RDTR KECAMATAN CIKALONG WETAN

 Penetapan jalur evakuasi bencana terdiri atas :


1. Jalur evakuasi bencana kebocoran bendungan di Waduk Cirata diarahkan ke Kecamatan
Cikalongwetan dan Kecamatan Cipeundeuy.

C. Pola Ruang Kecamatan Cikalongwetan Berdasarkan Rencana Kawasan Lindung


Dilihat dari rencana pola ruang, khusus untuk Kecamatan Cikalong Wetan meliputi :
 Kawasan hutan lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf a terletak di Kesatuan
Pemangkuan Hutan (KPH) dengan luas kurang lebih 19.956 (Sembilan belas ribu sembilan
ratus lima puluh enam) hektar meliputi KPH Bandung Utara tersebar di beberapa kecamatan
meliputi Kecamatan Cikalongwetan dengan luas kurang lebih 383 (Tiga ratus delapan puluh
tiga) hektar.

 Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya berupa kawasan


resapan air dengan luas kurang lebih 14.908 (empat belas ribu Sembilan ratus delapan)
hektar meliputi Kecamatan Cikalongwetan dengan luas kurang lebih 3.416 (tiga ribu empat
ratus enam belas) hektar;

 Kawasan sekitar waduk dan danau/situ meliputi:


1. Waduk Cirata di Kecamatan Cipeundeuy;
2. Waduk Saguling di Kecamatan Saguling, Kecamatan Cililin, Cihampelas, Batujajar, dan
Cipongkor;
3. Waduk Cisokan di Kecamatan Rongga;
4. Situ Ciburuy terdapat di Kecamatan Padalarang;
5. Situ Lembang di Kecamatan Parongpong; dan
6. Situ Lembang Dano dan Situ Cibanteng di Kecamatan Cikalongwetan.

 Kawasan sekitar mata air tersebar di seluruh kecamatan.

 Kawasan Cagar Alam meliputi:


1. Cagar Alam Yunghun dengan luas kurang lebih 2 (Dua) hektar, terletak di Kecamatan
Lembang;
2. Cagar Alam Gunung Tangkubanparahu dengan luas kurang lebih 76 (tujuh puluh enam)
hektar, terletak di Kecamatan Cisarua dan Parongpong; dan
3. Cagar Alam Gunung Burangrang dengan luas kurang lebih 86 (delapan puluh enam)
hektar, terletak di Kecamatan Cikalongwetan.

DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
1- 16
Laporan PENYUSUNAN KLHS &
Antara REVISI RDTR KECAMATAN CIKALONG WETAN

D. Pola Ruang Kecamatan Cikalongwetan Berdasarkan Rencana Kawasan Budidaya


1. Kawasan pertanian tanaman pangan
2. Kawasan budidaya hortikultura
3. pengendalian kawasan industri yang terdiri dari industri rumah tangga/kecil,
4. sedang, dan besar (Cikalong Wetan)
5. pengembangan industri rumah tangga/kecil
6. kawasan wisata alam yang terletak di jalur barat
7. Kawasan peruntukan permukiman perkotaan
8. Kawasan peruntukan permukiman perdesaan

1.8 Tinjauan Terhadap Kebijakan dan Strategi RTRW


Kabupaten Bandung Barat
A. Kebijakan Penataan Ruang
Kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten terdiri atas:
a. penetapan sistem pusat pelayanan sesuai fungsi PKN, PKL, PPK, dan PPL;
b. pengembangan sistem pusat pelayanan yang sesuai dengan dayadukung dan
dayatampung serta fungsi kegiatan dominannya;
c. pengendalian perkembangan kawasan perkotaan di wilayah utara untuk menjaga
lingkungan yang berkelanjutan;
d. pengendalian perkembangan kawasan perkotaan di wilayah selatan dengan tidak melebihi
dayadukung dan dayatampungnya;
e. penataan dan pengembangan jaringan prasarana wilayah;
f. mendorong terlaksananya peran Wilayah Pengembangan (WP) dalam mewujudkan
pemerataan pertumbuhan wilayah dan sebaran penduduk;
g. perwujudan dan pemeliharaan kelestarian kawasan lindung;
h. pencegahan kerusakan kawasan lindung;
i. perwujudan keterpaduan kawasan budidaya;
j. pengendalian perkembangan kegiatan budidaya sesuai daya dukung dan daya tampung;
k. pengembangan pusat-pusat kegiatan agroindustri;
l. pengembangan kawasan wisata yang ramah lingkungan; dan
m. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
1- 17
Laporan PENYUSUNAN KLHS &
Antara REVISI RDTR KECAMATAN CIKALONG WETAN

B. Strategi Penataan Ruang


1. Strategi untuk penetapan sistem pusat pelayanan sesuai fungsi PKN, PKL, PPK, dan PPL
diwujudkan dengan strategi meliputi:
a. Meningkatkan peran kabupaten sebagai bagian dari PKN Kawasan Perkotaan Bandung
Raya sebagai pusat koleksi dan distribusi skala internasional, nasional, dan regional;
b. Meningkatkan peran PKL perkotaan sebagai kawasan perkotaan yang berfungsi
melayani kegiatan skala kabupaten atau beberapa kecamatan;
c. Meningkatkan peran PKL perdesaan sebagai pusat koleksi dan distribusi lokal yang
menghubungkan desa sentra produksi dengan PKL perkotaan;
d. Meningkatkan peran PPK sebagai kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani
kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa, dengan memantapkan fungsi PPK
untuk mendukung pertumbuhan perekonomian di WP, melalui penyediaan sarana dan
prasarana pendukung; dan
e. Meningkatkan peran PPL sebagai kawasan perdesaan yang berfungsi untuk melayani
kegiatan skala desa.

2. Strategi untuk pengembangan sistem pusat pelayanan yang sesuai dengan daya dukung
dan daya tampung serta fungsi kegiatan dominannya diwujudkan dengan strategi
meliputi:
a. Mendorong pengembangan permukiman vertikal di kawasan padat penduduk; dan
b. Mengendalikan pertumbuhan permukiman skala besar di kawasan perkotaan
Padalarang-Ngamprah, Lembang, dan Batujajar.

3. Strategi untuk pengendalian perkembangan kawasan perkotaan di wilayah utara untuk


menjaga lingkungan yang berkelanjutan diwujudkan dengan strategi meliputi:
a. Mengendalikan pemanfaatan ruang di WP Lembang dan WP Padalarang bagian Utara;
dan
b. Memantapkan fungsi PKL, PPK, dan PPL untuk mendukung pertumbuhan
perekonomian di setiap WP, melalui penyediaan sarana dan prasarana pendukung
perkembangan perekonomian daerah.

4. Strategi untuk pengendalian perkembangan kawasan perkotaan di wilayah selatan


dengan tidak melebihi daya dukung dan daya tampungnya diwujudkan dengan strategi
meliputi:

DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
1- 18
Laporan PENYUSUNAN KLHS &
Antara REVISI RDTR KECAMATAN CIKALONG WETAN

a. Membatasi perkembangan kegiatan budidaya terbangun di kawasan rawan bencana


untuk meminimalkan potensi kejadian bencana dan potensi kerugian akibat bencana;
b. Mengembangkan ruang terbuka hijau dengan luas paling sedikit 30% (tiga puluh
persen) dari luas kawasan perkotaan; dan
c. Membatasi perkembangan kawasan terbangun di kawasan perkotaan untuk
mempertahankan tingkat pelayanan prasarana dan sarana kawasan perkotaan serta
mempertahankan fungsi kawasan perdesaan di sekitarnya.

5. Strategi untuk penataan dan pengembangan jaringan prasarana wilayah diwujudkan


dengan strategi meliputi:
a. Mengembangkan dan meningkatkan ketersediaan serta kualitas jaringan prasarana
wilayah untuk mendukung pergerakan antar Wilayah Pengembangan (WP);
b. Mengembangkan sistem angkutan umum massal;
c. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas pelayanan prasarana serta fasilitas
pendukung kegiatan perkotaan dan perdesaan di setiap Wilayah Pengembangan (WP);
d. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas prasarana sumberdaya air berbasis DAS untuk
menunjang kegiatan perkotaan, industri, dan pertanian;
e. Meningkatkan sistem pengelolaan dan pemrosesan sampah di kabupaten, sesuai
dengan proyeksi pertumbuhan penduduk, dan perkembangan kegiatan perkotaan; dan
f. Meningkatkan pelayanan ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan budaya, terutama di
PKL, untuk meningkatkan kualitas hidup penduduk serta mengurangi mobilitas dan
migrasi ke pusat kegiatan di PKN.

6. Strategi untuk mendorong terlaksananya peran Wilayah Pengembangan (WP) dalam


mewujudkan pemerataan pertumbuhan wilayah dan sebaran penduduk, diwujudkan
dengan strategi meliputi:
a. Menetapkan 4 (empat) Wilayah Pengembangan (WP) untuk meningkatkan efektivitas
pelayanan dan optimalisasi fungsi wilayah;
b. Mengoptimalkan fungsi setiap WP agar terjadi sinergitas pembangunan;
c. Mengarahkan pengembangan wilayah sesuai potensi dan kendala di setiap WP;
d. Mencapai fungsi PKL, PPK, dan PPL dalam setiap Wilayah Pengembangan (WP); dan
e. Meningkatkan ketersediaan jaringan prasarana wilayah untuk mendukung mobilitas
dan pemenuhan kebutuhan dasar di setiap Wilayah Pengembangan (WP).

DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
1- 19
Laporan PENYUSUNAN KLHS &
Antara REVISI RDTR KECAMATAN CIKALONG WETAN

7. Strategi untuk perwujudan dan pemeliharaan kelestarian kawasan lindung diwujudkan


dengan strategi meliputi:
a. Merehabilitasi kawasan kritis;
b. Menghentikan perusakan kawasan hutan; dan
c. Menyediakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di kawasan perkotaan, seluas 30% (tiga
puluh persen) dari luas seluruh kawasan perkotaan.

8. Strategi untuk pencegahan kerusakan kawasan lindung diwujudkan dengan strategi


meliputi:
a. Melaksanakan sosialisasi rencana kawasan lindung; dan
b. Mewujudkan penegakan hukum.

9. Strategi untuk perwujudan keterpaduan kawasan budidaya diwujudkan dengan strategi


meliputi:
a. Mengembangkan kegiatan budidaya unggulan di dalam kawasan beserta prasarana
secara sinergis dan berkelanjutan untuk mendorong pengembangan perekonomian
kawasan dan wilayah sekitarnya;
b. Mengembangkan kegiatan budidaya untuk menunjang aspek politik, pertahanan dan
keamanan, sosial budaya, serta ilmu pengetahuan dan teknologi;
c. Mengembangkan dan melestarikan kawasan budidaya pertanian pangan untuk
mewujudkan ketahanan pangan;
d. Mengembangkan wilayah-wilayah kecamatan untuk meningkatkan daya saing dan
mewujudkan skala ekonomi; dan
e. Mengembangkan kegiatan pengelolaan sumber daya air yang bernilai ekonomi tinggi
di waduk/danau untuk meningkatkan perekonomian.

10. Strategi untuk pengendalian perkembangan kegiatan budidaya sesuai daya dukung dan
daya tampung diwujudkan dengan strategi meliputi:
a. Membatasi pengembangan lahan terbangun di kabupaten bagian utara;
b. Mengatur bentuk permukaan tanah pertanian tanaman pangan, holtikultura dan
perkebunan untuk mengendalikan air larian dan mencegah erosi;
c. Mengendalikan pembangunan pada lahan yang melampaui daya dukung dan daya
tampung; dan
d. Mengendalikan kegiatan pertambangan yang berpotensi merusak lingkungan.

DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
1- 20
Laporan PENYUSUNAN KLHS &
Antara REVISI RDTR KECAMATAN CIKALONG WETAN

11. Strategi untuk pengembangan pusat-pusat kegiatan agroindustry diwujudkan dengan


strategi meliputi:
a. Mengembangkan pusat kegiatan agroindustri berbasis florikultura yang berpusat
Lembang; dan
b. Mengembangkan pusat kegiatan agroindustri berbasis hortikultura yang berpusat
Cililin.

12. Strategi untuk pengembangan kawasan wisata yang ramah lingkungan diwujudkan
dengan strategi meliputi:
a. Mengembangkan kawasan wisata alam yang terletak di jalur Utara;
b. Mengembangkan kawasan wisata yang terletak di jalur Selatan; dan
c. Mengembangkan kawasan wisata yang terletak di jalur Barat.

13. Strategi untuk peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara
meliputi:
a. Mendukung penetapan kawasan strategis nasional dngan fungsi khusu pertahanan dan
keamanan;
b. Mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif di sekitar kawasan pertahanan dan
keamanan untuk menjaga fungsi dan peruntukannnya;
c. Mengembangkan kawasan lindung dan atau kawasan budidaya tidak terbangun
disekitar kawasan pertahanan dan keamanan sebagai zona pengangga yang
memisahkan kawasan tersebut dengan kawasan budidaya terbangun; dan
d. Turut menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan.

1.9 Sistematika Pelaporan


Sistematika penyusunan Laporan Akhir kegiatan Penyusunan KLHS & Revisi RDTR
Kecamatan Cikalong Wetan ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Menguraikan mengenai latar belakang, dasar hukum, maksud, tujuan, dan sasaran,
ruang lingkup pekerjaan, keluaran, metodologi pekerjaan dan sistematika
penyusunan.

DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
1- 21
Laporan PENYUSUNAN KLHS &
Antara REVISI RDTR KECAMATAN CIKALONG WETAN

BAB II KETENTUAN UMUM


Bab ini berisi istilah dan definisi, kedudukan, fungsi dan manfaat RDTR dan peraturan
zonasi serta kriteria dan lingkup wilayah perencanaan RDTR dan peraturan zonasi.

BAB III TUJUAN PENATAAN BWP


Bab ini berisi mengenai tujuan penataan Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) Cikalong
Wetan.

BAB IV RENCANA POLA RUANG


Bab ini berisi mengenai rencana pola ruang RDTR yang merupakan rencana distribusi
subzona peruntukan yang meliputi rencana zona lindung dan budidaya.

BAB V RENCANA JARINGAN PRASARANA


Bab ini berisi mengenai rencana jaringan prasarana di Kawasan Perkotaan Cikalong
Wetan yang meliputi rencana jaringan pergerakan, listrik, telekomunikasi, air
miunum, drainase, air limbah dan prasarana lainnya.

BAB VI PENETAPAN SUB BWP YANG DIPRIORITASKAN PENANGANANNYA


Bab ini berisi mengenai penetapan Sub BWP di Kawasan Perkotaan Cikalong Wetan
yang diprioritaskan penanangannya.

DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG


PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
1- 22

Anda mungkin juga menyukai