Anda di halaman 1dari 16

KERANGKA ACUAN

KERJA (KAK)

PENYUSUNAN MATERI TEKNIS RDTR


KAWASAN PERKOTAAN BENER MERIAH,
PROVINSI ACEH

TAHUN ANGGARAN 2020

SATUAN KERJA

DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA


RUANGDIREKTORATJENDERAL TAT
A RUANG
DIREKTORAT PEMBINAAN PERENCANAAN TATA RUANG DAN PEMANFAATAN RUANG DAERAH
Jl.Sisingangamaraja No. 2 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110 Telp. (021) 7226901, 7393939
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PENYUSUNAN MATERI TEKNIS RDTR KAWASAN
PERKOTAAN
BENER MERIAH, PROVINSI ACEH

Kementerian : Kementerian Agraria dan Tata Ruang/


Negara/Lembaga Badan Pertanahan Nasional
Unit Eselon I/II : Direktorat Jenderal Tata Ruang
Program : Program Perencanaan Tata Ruang dan
Pemanfaatan Ruang
Sasaran Program : Pembinaan Perencanaan Tata Ruang
dan Pemanfaatan Ruang Daerah
Hasil (Outcome) : Terlaksananya Materi Teknis RDTR dan
PZ Kabupaten Bener Meriah
Kegiatan : Penyusunan Materi Teknis RDTR dan
PZ Kabupaten Bener Meriah, Provinsi
Aceh
Sasaran Kegiatan : Tersusunnya Materi Teknis RDTR dan
PZ Kabupaten Bener Meriah, Provinsi
Aceh
Indikator Kinerja Kegiatan : Jumlah Materi Teknis RDTR dan PZ
Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh
Keluaran (Output) : Dokumen Materi Teknis RDTR dan PZ
Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh
Indikator Keluaran (Output) : Dokumen
Volume Keluaran (Output) : 1 (satu)
Satuan Ukuran Keluaran : Laporan
(Output)

I. LATAR BELAKANG

Berdasarkan amanat Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang


Penataan Ruang dijelaskan bahwa diperlukan rencana rinci apabila
rencana umum tata ruang, dalam hal ini RTRW kabupaten/kota, belum
dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang dan
pengendalian pemanfaatan ruang. Oleh karena itu perlu disusun
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan Zonasi (PZ) untuk
memberikan akurasi yang lebih jelas terhadap rencana struktur dan
pola ruang yang sebelumnya telah disusun di rencana tingkat atasnya.
RDTR dan PZ sangat diperlukan sebagai acuan operasional dalam
pemanfaatan serta pengendalian pemanfaatan ruang, termasuk di
dalamnya sebagai acuan untuk pemberian izin pemanfaatan ruang.
Sesuai dengan ketentuan Pasal 59 Peraturan Pemerintah Nomor 15
tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, disebutkan

1
bahwa setiap RTRW Kabupaten/Kota harus menetapkan bagian dari
wilayah kabupaten/ kota yang perlu disusun rencana detail tata
ruangnya.

Pelaksanaan penataan ruang (perencanaan, pemanfaatan dan


pengendalian) di daerah, banyak yang tidak berjalan efektif dan optimal.
Hal ini disebabkan oleh terbatasnya sumber daya manusia, serta
minimnya keahlian dan keterampilan yang dimiliki oleh aparat
pemerintah di bidang penataan ruang. Keterbatasan yang dimiliki
sangat terasa di dalam proses perencanaan penataan ruang baik untuk
provinsi dan kabupaten/kota. Oleh karena itu di dalam proses
perencanaan perlu dilakukan Penyusunan Materi Teknis RDTR sampai
dengan proses penyelesaian legalisasinya.
Mengingat untuk mempercepat proses penyusunan RDTRdan PZ
Kabupaten/Kota yang merupakan penjabaran dari RTRW Kabupaten/
Kota, maka Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan
Pemanfaatan Ruang Daerah melakukan kegiatan Penyusunan dan
Legalisasi Materi Teknis RDTR dan PZ. Kegiatan ini juga dalam rangka
agar rencana detail yang disusun sudah sesuai dengan ketentuan yang
ada di dalam Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN
Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail
Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota. Adapun daerah
yang terpilih dalam kegiatan Materi Teknis RDTR ini adalah daerah
dengan indeks pembangunan manusia (IPM) dan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) yang relatif rendah atau kota-kota yang
menjadi prioritas dalam RPJMN 2020 - 2024.

Bantuan Teknis yang dilakukan ini oleh pemerintah pusat sebagai


langkah strategis percepatan penyelesaian instrumen pengendalian
pemanfaatan ruang di Kabupaten Bener Meriah, dimana Kabupaten
Bener Meriah ini merupakan wilayah yang memiliki peran terhadap
pemerataan pembangunan ekonomi pada posisi bagian utara Pulau
Sumatera. Bantuan teknis ini diharapkan bukan sekedar terlaksananya
instrumen pengendalian pemanfaatan ruang namun juga dapat
memberikan pengaruh terhadap percepatan peningkatan ekonomi

2
wilayah dan peningkatan fungsi pelayanan Kabupaten Bener Meriah
terhadap wilayah pulau Sumatera bagian utara khususnya Provinsi
Aceh.

II. MAKSUD
Pekerjaan ini dimaksudkan untuk menyiapkan bahan yang menjadi
landasan spasial pembangunan melalui penyusunan RDTR dan PZ
sebagai dasar pemberian izin dan instrumen pengendalian pemanfaatan
ruang.

III. TUJUAN
Kegiatan ini bertujuan untuk membantu pemerintah Kabupaten Bener
Meriah, dalam penyusunan Materi Teknis RDTR dan Peraturan Zonasi.

IV. SASARAN
Sasaran yang hendak dicapai dari kegiatan ini antara lain:
1. Tersedianya materi teknis (fakta analisa dan buku rencana) RDTR
dan Peraturan Zonasi Kawasan Perkotaan;
2. Tersedianya Ranperda RDTR dan Peraturan Zonasi Kawasan
Perkotaan;
3. Tersedianya album peta dengan skala atau tingkat kedetailan
informasi minimal 1:5.000; dan
4. Tersedianya Buku Kajian Lingkungan Hidup Strategis.

V. RUANG

LINGKUP Lingkup

Kegiatan
Ruang lingkup kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Melakukan persiapan kegiatan antara lain meliputi:
a. menyiapkan kajian awal data sekunder, minimal mencakup
kajian terhadap RTRW kabupaten, RDTR sebelumnya (jika ada)
RPJPD, RPJMD, kebijakan nasional dan ketentuan sektoral
terkait pemanfaatan ruang;
b. melakukan penetapan awal delineasi BWP;
3
c. melakukan persiapan teknis pelaksanaan, yang meliputi
penyimpulan data awal, penyiapan metodologi pendekatan
pelaksanaaan pekerjaan, penyiapan rencana kerja rinci, dan
penyiapan perangkat survey serta mobilisasi peralatan dan
personil yang dibutuhkan.

2. Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah untuk


menentukan AOI sekaligus survei ke daerah dalam rangka
pengenalan lokasi sebanyak 1 (satu) kali.

3. Melakukan pengumpulan data dan informasi meliputi:


a. Data primer terdiri atas aspirasi masyarakat serta kondisi
dan jenis guna lahan atau bangunan, intensitas ruang, serta
konflik-konflik pemanfaatan ruang (jika ada) maupun
infrastruktur perkotaan, kondisi fisik dan sosial ekonomi BWP;
b. Data sekunder yang terdiri atas peta dasar dan peta tematik
serta data dan informasi lain sebagaimana tercantum dalam
Permen Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN No.16 tahun 2018
tentang Pedoman Penyusunan RDTR dan PZ Kabupaten/Kota,
serta data sekunder lainnya yang diperlukan.

4. Pembuatan peta dasar :


a. Pembelian Citra Satelit Resolusi Tinggi (CSRT), apabila belum
tersedia;
b. Melakukan konsultasi ke BIG untuk asistensi CSRT sesuai
dengan standart BIG dan menetapkan titik GCP dan ICP pada
kawasan perencanaan dengan berita acara hasil konsultasi yang
dilampirkan print out peta sebaran titik GCP dan ICP;
c. Melakukan survey GCP, ICP dan Toponimi, sebanyak 2 (dua) kali;
d. Melakukan konsultasi ke BIG untuk asistensi hasil survey GCP,
ICP dan Toponimi sampai mendapatkan persetujuan BIG dengan
bukti berita acara;
e. Melakukan proses Orthorektifikasi dan uji akurasi (bagi yang
belum memiliki peta dasar);
f. Melakukan digitasi unsur peta dasar skala 1:5000;

4
g. Melakukan konsultasi ke BIG untuk assistensi hasil
orthorektifikasi dan hasil digitasi unsur peta dasar skala 1:5000
sampai mendapatkan persetujuan BIG dengan bukti berita acara.
5. Melakukan pengolahan dan analisis data, antara lain:
a. Analisis untuk penyusunan RDTR
a) analisis struktur internal BWP;
b) analisis sistem penggunaan lahan;
c) analisis kedudukan dan peran BWP dalam wilayah yang lebih
luas;
d) analisis sumber daya alam dan fisik atau lingkungan;
e) analisis sosial budaya;
f) analisis kependudukan;
g) analisis ekonomi dan sektor unggulan;
h) analisis transportasi atau pergerakan;
i) analisis sumber daya buatan;
j) analisis kondisi lingkungaan binaan;
k) analisis kelembagaan; dan
l) analisis pembiayaan pembangunan.
b. Analisis untuk peyusunan PZ
a) analisis karakteristik peruntukan, zona dan sub zona
berdasarkan kondisi yang diharapkan (berdasarkan nilai
sejarah, lokasi, kerentanan dan risiko bencana, persepsi
maupun preferensi pemangku kepentingan);
b) analisis jenis dan karakteristik kegiatan yang saat ini
berkembang dan mungkin akan berkembang di masa
mendatang;
c) analisis kesesuaian kegiatan terhadap peruntukan/zona/sub
zona (karakteristik kegiatan, fasilitas penunjang dll);
d) analisis dampak kegiatan terhadap jenis peruntukan/zona/sub
zona;
e) analisis pertumbuhan dan pertambahan penduduk pada suatu
zona;

5
f) analisis gap antara kualitas peruntukan/zona/sub zona yang
diharapkan dengan kondisi yang terjadi di lapangan
(peruntukan saat ini, perizinan yang sudah dikeluarkan; status
guna lahan, konflik pemanfaatan ruang);
g) analisis karakteristik spesifik lokasi (obyek strategis
nasional/provinsi, ruang dalam bumi);
h) analisis ketentuan, standar setiap sektor terkait; dan
i) analisis kewenangan dalam perencanaan, pemanfaatan ruang
dan pengendalian pemanfaatan ruang.
6. Merumuskan konsep muatan RDTR dan disertai pembahasan antar
sektor yang meliputi alternatif konsep rencana, pemilihan konsep
rencana, perumusan rencana terpilih menjadi muatan RDTR dan
disertai pembahasan antar sektor terkait yang dituangkan dalam
Berita Acara.
7. Merumuskan konsep PZ yang berisi :
a. Penentuan deliniasi blok peruntukan
b. perumusan aturan dasar, yang memuat:
1) ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan;
2) ketentuan intensitas pemanfaatan ruang;
3) ketentuan tata bangunan;
4) ketentuan prasarana minimal;
5) ketentuan khusus;
6) standar teknis;
7) ketentuan pelaksanaan meliputi:
a) ketentuan variansi pemanfaatan ruang;
b) ketentuan insentif dan disinsentif; dan
c) ketentuan penggunaan lahan yang tidak sesuai
(nonconforming situation) dengan peraturan zonasi;
c. perumusan teknik pengaturan zonasi yang dibutuhkan (jika ada).

8. Menyelenggarakan FGD 5 (lima) kali bersama Pemerintah Daerah di


Daerah, dengan melibatkan akademisi dan asosiasi profesi bidang
perencanaan wilayah dan kota, dalam rangka membahas:

6
a. Penetapan dan penyepakatan deliniasi kawasan perencanaan
RDTR oleh pemerintah pusat (ATR/BPN) dan pemerintah daerah.
Hasil kesepakatan dituangkan dalam berita acara dan peta
deliniasi yang diparaf oleh perwakilan setiap instansi yang hadir
b. Perumusan Konsep Perencanaan dan Tujuan Penataan Ruang
BWP.
c. Perumusan Rencana Struktur Ruang, Rencana Pola Ruang, dan
Penetapan Sub BWP yang Diprioritaskan Penanganannya.
d. Perumusan Peraturan Zonasi dan Indikasi Program.
e. Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda).

9. Menyelenggarakan konsultasi publik 3 (tiga) kali di daerah dengan


target group stakeholder terkait dalam rangka membahas :

a. Isu-isu strategis;

b. Substansi RDTR; dan

c. Dokumen KLHS.

10. Menyusun dan membahas Raperda tentang RDTR dan PZ, terdiri
atas:
a. penyusunan raperda tentang RDTR dan PZ yang merupakan
proses penuangan materi teknis RDTR dan PZ ke dalam pasal-
pasal dengan mengikuti kaidah penyusunan peraturan
perundang-undangan; dan
b. pembahasan raperda tentang RDTR dan PZ yang melibatkan
pemerintah kabupaten/kota.

11. Menyelenggarakan ekspose akhir 1 (satu) kali di daerah dengan


target group stakeholder terkait.

12. Melakukan konsultasi peta ke BIG meliputi peta dasar, peta tematik
dan peta rencana. Untuk peta dasar wajib mendapatkan Berita
Acara Peta Dasar dari BIG;

13. Membuat album peta dengan skala atau tingkat kedetailan 1:5000;

7
14. Membuat Visualisasi 3D;

15. Membuat Draft Kajian Lingkungan Hidup Strategis;

16. Melakukan konsultasi dalam rangka :


a. Asistensi terhadap data yang dihasilkan kepada walidata; dan
b. Koordinasi dengan Tim Supervisi di Pusat secara berkala.

17. Menyelenggarakan pembahasan untuk melaksanakan koordinasi


antar KL (Kementerian/Lembaga) terkait dan Pemerintah Daerah,
sebanyak 1 (satu) kali di Jakarta;

18. Berkoordinasi dengan Tim Teknis daerah dalam pelaksanaan


kegiatan, mempersiapkan dokumen kelengkapan administrasi
untuk pengajuan persetujuan substansi sesuai peraturan yang
berlaku;

19. Melakukan pendampingan kepada pemda sampai dengan


pemberkasan surat persetujuan substansi; dan

20. Membuat laporan keseluruhan proses kegiatan dan produk-produk


yang dihasilkan kepada Tim Supervisi dalam bentuk sistem
pelaporan yang meliputi laporan pendahuluan, laporan antara, dan
laporan akhir serta laporan-laporan lainnya antara lain laporan
pembahasan/diskusi/FGD.

Lingkup Lokasi
Lingkup lokasi kegiatan adalah RDTR Kawasan Perkotaan Bener
Meriah, Provinsi Aceh. Lingkup wilayah perencanaan RDTR sendiri
ditentukan berdasarkan hasil kesepakatan dengan Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah.

VI. KELUARAN
Keluaran dari kegiatan ini meliputi :
1. Dokumen Materi Teknis terdiri atas Buku Fakta dan Analisis, Buku
Rencana;
2. Album Peta skala 1: 5.000;

8
3. Ranperda RDTR;
4. Buku Kajian Lingkungan Hidup Strategis; dan
5. Dokumen administrasi untuk kelengkapan persetujuan substansi
sesuai ketentuan yang berlaku;
6. Visualisasi 3D.

VII. MANFAAT
Manfaat dari kegiatan ini adalah agar Pemerintah daerah memiliki
dokumen Materi Teknis, Raperda, dan album peta RDTR dan PZ yang
kemudian akan dijadikan Peraturan Daerah sebagai dasar pemberian
izin dan instrument pengendalian pemanfaatan ruang.

VIII. TENAGA AHLI YANG DIBUTUHKAN


Dalam pelaksanaan pekerjaan ini dibutuhkan 14 (empat belas)
tenaga ahli dengan total 77 (tujuh puluh tujuh) orang bulan
dengan perincian sebagai berikut:

TABEL 1.
KEBUTUHAN TENAGA AHLI
No. Tenaga Ahli Jumlah
1 Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota/Planologi 1 Orang
(Team Leader)
2 Ahli Perencanaan Wilayah dan kota 1 Orang
3 Ahli Arsitek/Perancangan Kota 1 Orang
4 Ahli Geodesi/Geografi Wilayah 2 Orang
5 Ahli Hukum 1 Orang
6 Ahli Lingkungan 1 Orang
7 Ahli Geologi 1 Orang

8 Ahli Teknik Sipil 1 Orang


(infrastruktur/prasarana/transportasi)
9 Ahli Visual 3D 1 Orang
10 Ahli Teknologi Informasi 1 Orang
11 Ahli Teknik Lingkungan 1 Orang
12 Asisten Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota 2 Orang

TOTAL 14 Orang

9
Persyaratan dari setiap tenaga ahli yang dibutuhkan pada pekerjaan ini
sebagai berikut:

1. Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota/Planologi (Team Leader)

Disyaratkan dengan latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya


sarjana jurusan teknik planologi/perencanaan wilayah dan kota
dibuktikan dengan ijasah S1 di bidang tersebut, dengan pengalaman
profesional sebagai ketua tim pada pekerjaan-pekerjaan bidang
penataan ruang sekurang-kurangnya 8 tahun atau 96 bulan
kalender, atau berpendidikan magister teknik planologi yang
dibuktikan dengan ijasah S2 di bidang tersebut, sekurang-kurangnya
3 tahun atau 36 bulan kalender dan bersertifikat SKA.

2. Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota

Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya sarjana


perencanaan wilayah dan kota yang dibuktikan dengan ijasah S1 di
bidang tersebut dengan pengalaman profesional di bidang
perencanaan kota sekurang-kurangnya 3 tahun atau 36 bulan
kalender dan diutamakan berasal dari wilayah perencanaan dan
sekitarnya/tenaga ahli lokal/daerah

3. Ahli Arsitektur/Perancangan Kota

Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya sarjana


Arsitek yang dibuktikan dengan ijasah S1 di bidang tersebut dengan
pengalaman profesional di bidang desain kota dan perkotaan
sekurang-kurangnya 3 tahun atau 36 bulan kalender.

4. Ahli Geodesi/Geografi Wilayah

Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya sarjana teknik


Geodesi/Geografi Wilayah yang dibuktikan dengan ijasah S1 di
bidang tersebut, dengan pengalaman profesional di bidang GIS dan
diutamakan yang mempunyai pengalaman web-GIS, sekurang-
kurangnya 3 Tahun atau 36 bulan kalender.

1
5. Ahli Hukum

Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya sarjana


hukum atau sarjana administrasi negara yang dibuktikan dengan
ijasah S1 di bidang tersebut dengan pengalaman profesional di
bidang Kelembagaan/Hukum sekurang-kurangnya 3 tahun atau 36
bulan kalender.

6. Ahli Lingkungan

Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya S2 lingkungan


yang memiliki pengalaman pekerjaan menyusun dokumen KLHS
dibuktikan dengan ijasah S2. Pengalaman profesional sebagai tenaga
ahli lingkungan sekurang-kurangnya 1 tahun atau 12 bulan
kalender.

7. Ahli Geologi

Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya sarjana teknik


Geologi yang dibuktikan dengan ijasah S1 di bidang tersebut, dengan
pengalaman profesional sebagai tenaga ahli kebencanaan dan ilmu
tanah sekurang-kurangnya 3 tahun atau 36 bulan kalender.

8. Ahli Teknik Sipil (infrastruktur/prasarana/transportasi)

Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya sarjana teknik


Sipil (infrastruktur/prasarana/transportasi) yang dibuktikan dengan
ijasah S1 di bidang tersebut, dengan pengalaman profesional sebagai
tenaga ahli sipil perencanaan sekurang-kurangnya 3 tahun atau 36
bulan kalender.

9. Ahli Visual 3D

Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya sarjana


Arsitektur/Desain Komunikasi Visual/Perencanaan Wilayah dan
Kota/Sipil yang dibuktikan dengan ijasah S1 di bidang tersebut,
dengan pengalaman profesional sebagai tenaga ahli Desain Grafis
Aplikasi 3D interface untuk simulasi kawasan perkotan sekurang-
kurangnya 3 tahun atau 36 bulan kalender.

1
10. Ahli Teknologi Informasi

Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya sarjana ilmu


komputer/teknik informatika/sistem informasi yang dibuktikan
dengan ijasah S1 di bidang tersebut, dengan pengalaman profesional
sebagai tenaga ahli teknologi informasi sekurang-kurangnya 3 tahun
atau 36 bulan kalender.

11. Ahli Teknik Lingkungan

Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya sarjana teknik


lingkungan yang memiliki pengalaman dalam merencanakan
jaringan prasarana air minum, sampah, drainase, dan lain-lain
dengan dibuktikan dengan ijasah S1. Pengalaman profesional
sebagai tenaga ahli teknik lingkungan sekurang-kurangnya 3 tahun
atau 36 bulan kalender.

12. Asisten Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota

Disyaratkan dengan pendidikan sekurang-kurangnya sarjana teknik


planologi/perencanaan wilayah dan kota yang dibuktikan dengan
ijasah S1 di bidang tersebut, dengan pengalaman sekurang-
kurangnya 1 tahun atau 12 bulan kalender..

Selain tenaga ahli tersebut di atas, konsultan juga harus menyediakan


tenaga penunjang dengan perincian sebagai berikut:

No. Tenaga Pendukung Jumlah Bulan


1 Sekretaris 1 Orang 8
2 Operator Digitasi Pemetaan 1 Orang 8

IX. WAKTU PELAKSANAAN

Kegiatan ini dilaksanakan secara kontraktual dan memerlukan


waktu 8 (delapan) bulan.

1
X. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA
Pemilik Pekerjaan adalah Satuan Kerja Direktorat Jenderal Tata
Ruang, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional.

XI. SUMBER PEMBIAYAAN


Pekerjaan ini dan dibiayai melalui DIPA Tahun 2020 secara
kontraktual sebesar Rp 1.955.348.000,- (satu milyar sembilan
ratus lima puluh lima juta tiga ratus empat puluh delapan ribu
rupiah) melalui PNBP, termasuk PPN.

XII. PELAPORAN
Laporan dan kelengkapan yang harus diserahkan:

1. Laporan Bulanan

Laporan Bulanan berisikan laporan kegiatan selama satu bulan


dan rencana kegiatan bulan berikutnya serta dilengkapi dengan
dokumen pendukungnya. Laporan ini dibuat 5 (lima)
eksemplar, diserahkan setiap bulan.

2. Laporan Pendahuluan

Laporan Pendahuluan berisi latar belakang kegiatan, tujuan


dan sasaran kegiatan, metodologi, jadwal pelaksanaan kegiatan,
dan rencana kerja. Laporan ini merupakan acuan dan
pengendali kegiatan secara keseluruhan. Laporan ini dibuat 5
(lima) eksemplar, diserahkan 1 (satu) bulan setelah SPMK.

3. Laporan Antara

Laporan Antara berisi kemajuan hasil pelaksanaan kegiatan


sesuai dengan ruang lingkup kegiatan dan metodologi sampai
dengan bulan ke 3 (tiga). Laporan ini dibuat 5 (lima) eksemplar,
diserahkan 4 (empat) bulan setelah SPMK.

4. Draft Laporan Akhir

Laporan Draft Akhir berisi kemajuan hasil pelaksanaan


kegiatan sesuai dengan ruang lingkup kegiatan dan metodelogi

1
sampai dengan bulan ke 7 (tujuh) bulan. Laporan ini dibuat 5
(lima) eksemplar, diserahkan 7 (tujuh) bulan bulan setelah
SPMK.

5. Laporan Akhir

Laporan Akhir berisikan hasil pelaksanaan kegiatan tahap


akhir dengan muatan substansi sebagaimana yang telah
disebutkan pada ruang lingkup kegiatan. Laporan ini dibuat
sebanyak 5 (lima) eksemplar, diserahkan 8 (delapan) bulan
setelah SPMK dalam bentuk hardcopy dan softcopy CD
sebanyak 5 (lima) keping. Laporan Akhir ini harus dilampiri
dengan:
1. Buku Fakta dan Analisis sebanyak 8 (delapan) eksemplar.
2. Buku RDTR sebanyak 8 (delapan) eksemplar
3. Buku Kajian Lingkungan Strategis sebanyak 8 (delapan)
eksemplar
4. Album peta skala 1:5000 pada format dan ukuran A1
sebanyak 8 (delapan) eksemplar Album peta pada format
dan ukuran A3 sebanyak 8 (delapan) eksemplar disertai
dengan Hardisk Eksternal.
5. Buku Raperda RDTR dan PZ sebanyak 8 (delapan)
eksemplar.
6. Ringkasan Eksekutif sebanyak 8 (delapan) eksemplar.
7. Citra satelit resolusi tinggi (data sekunder).
8. Softcopy Peta RDTR dan PZ dalam format SHP.
9. Visualisasi 3D.
10.Dokumen-dokumen lainnya yang dihasilkan selama proses
pelaksanaan pekerjaan, seperti bahan paparan, bahan
konsutasi publik, bahan FGD dll.
11.Seluruh hasil pekerjaan disalin ke dalam CD dan Hard disk
Eksternal sebanyak 2 unit.

1
XIII. KEPEMILIKAN DATA DAN HASIL KEGIATAN
Seluruh kepemilikan data dan hasil kegiatan sebagaimana
dicantumkan dalam KAK ini diserahkan kepada Satuan Kerja
Direktorat Jenderal Tata Ruang, Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/ BPN.

Menyetujui, Mengetahui,
Pejabat Pembuat Komitmen Direktur Pembinaan Perencanaan
Pembinaan Perencanaan Tata Ruang Tata Ruang dan Pemanfaatan
dan Pemanfaatan Ruang Daerah Ruang Daerah

Detty Theresia Putung, ST., MT Reny Windyawati, ST, M.Sc


NIP. 196712111991032014 NIP. 197111221997032001

Anda mungkin juga menyukai