Anda di halaman 1dari 10

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PEMBUATAN PETA TOPOGRAFI 1 : 5.000 DAN SURVEY TITIK GCP


DAN ICP, PENYUSUNAN DAN PENYESUAIAN SUBTANSI
PERATURAN ZONASI RDTR KECAMATAN TUKAK SADAI

I. LATAR BELAKANG
Ruang merupakan sumber daya yang secara kuantitatif jumlahnya terbatas dan
memiliki karakteristik yang tidak seragam sehingga tidak semua jenis fungsi
dapat dikembangkan pada ruang yang tersedia. Keterbatasan ruang tersebut
merupakan dasar dibutuhkannya kegiatan penataan ruang yang terdiri atas
perencanaan ruang yang menghasilkan dokumen rencana tata ruang,
pemanfaatan ruang yang mengacu pada dokumen tata ruang yang berlaku, serta
pengendalian pemanfaatan ruang yang dilakukan untuk memastikan bahwa
fungsi yang dikembangkan sesuai peruntukan sebagaimana ditetapkan dalam
KERANGKA AUAN KERJA (KAK)
dokumen rencana tata ruang antara lain dengan menggunakan instrumen
.
perizinan pembangunan.

Keluaran dokumen tata ruang tidak terlepas dari perpetaan. Peta mempunyai
peranan penting dalam kegiatan perencanaan pembangunan, baik dalam skala
regional maupun nasional. Perencanaan pembangunan fisik, sarana maupun
prasarana selalu memerlukan visualisasi permukaan bumi dalam bentuk peta.
Secara umum pengertian peta adalah penyajian grafis dari seluruh atau
sebagian permukaan bumi dalam suatu bidang datar dengan menggunakan
skala dan suatu sistem proyeksi tertentu.

Dalam Pasal 62 ayat 1 Peraturan Pemerintah No.15 Tahun 2010 Tentang


Penyelenggaraan Penataan Ruang :

a) Pengajuan rancangan peraturan daerah kabupaten/kota tentang rencana


detail tata ruang dari bupati/walikota kepada Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah kabupaten/kota;
1

b) Penyampaian rancangan peraturan daerah kabupaten/kota tentang rencana


Hal.
detail tata ruang kepada Menteri untuk memperoleh persetujuan substansi
dengan disertai rekomendasi gubernur;
c) Persetujuan bersama rancangan peraturan daerah kabupaten tentang
rencana rencana detail tata ruang antara bupati/walikota dengan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota yang didasarkan pada persetujuan
substansi dari Menteri;
d) Penyampaian rancangan peraturan daerah kabupaten/kota tentang rencana
rencana detail tata ruang kepada gubernur untuk dievaluasi; dan
e) Penetapan rancangan peraturan daerah kabupaten/kota tentang rencana
rencana detail tata ruang oleh bupati/walikota.

Dalam Pasal 62 ayat 2 Peraturan Pemerintah No.15 Tahun 2010 Tentang


Penyelenggaraan Penataan Ruang : Persetujuan substansi terhadap rancangan
peraturan daerah kabupaten/kota tentang rencana detail tata ruang dapat
didekonsentrasikan kepada gubernur.

Kelengkapan dokumen untuk persetujuan substansi RAPERDA tentang RDTR


terdiri atas: KERANGKA AUAN KERJA (KAK)
.
1) Raperda RDTR yang telah disetujui bersama bupati dan DPRD;
2) Materi teknis RDTR;
3) Formulir konsep surat persetujuan substansi raperda tentang RDTR
kabupaten;
4) Konsep surat persetujuan substansi raperda tentang RDTR kabupaten;
5) Lampiran I: surat rekomendasi gubernur (untuk RDTR kabupaten);
6) Lampiran II: tabel pencantuman materi muatan teknis raperda tentang RDTR
dengan Undang-Undang Penataan Ruang, Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional beserta rencana rincinya, Rencana Tata Ruang Wilayah
kabupaten/kota, kebijakan nasional bidang penataan ruang, pedoman
penyusunan rencana tata ruang, dan peraturan perundang-undangan bidang
penataan ruang lainnya;
7) Lampiran III: berita acara rapat koordinasi kelompok kerja teknis BKPRN
(lembar pengesahan berita acara, daftar hadir, dan notulensi); dan
8) Dokumen pendukung, yang terdiri atas:
2
Hal.

 Surat permohonan persetujuan substansi raperda RDTR dari


Bupati/Walikota kepada Menteri PU;
 Berita acara konsultasi publik;
 Tabel persandingan materi muatan raperda;
 Berita acara rapat Clearance House;
 Kronologis persetujuan substansi; dan
 Dokumen KLHS
 Surat rekomendasi hasil supervisi penyusunan peta RDTR dan peraturan
zonasi
9) Persetujuan BIG tentang ketelitian peta

II. TUJUAN DAN SASARAN


Tujuan dari kegiatan ini adalah mengidentifikasi kondisi geografis peta RDTR
sekaligus membangun basis data toponimi kawasan untuk melengkapi RDTR
yang disusun.

Sedangkan sasaran yang ingin dicapai secara garis besar adalah :


1) Tersedianya peta dasar skala 1 : 5.000 yang KERANGKA
merupakanAUAN
hasilKERJA
digitasi dari
(KAK)
.
foto udara yang sudah GCP dan ICP serta ortorefikasi
2) Tersusunnya peta tematik RDTR
3) Tersusunnya peta rencana RDTR
4) Tersusunnya album peta
5) Tersusunnya RDTR Kecamatan

III. RUANG LINGKUP


A. Ruang Lingkup Kawasan
Ruang lingkup kawasan yang akan di petakan adalah kawasan berdasarkan
identifikasi Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) yang akan di RDTR kan.

B. Ruang Lingkup Pekerjaan


1) Tahap Persiapan
Adapun tahapan persiapan pengukuran tersebut meliputi :
o Surat Tugas Survey Lapangan
3

o Menyiapkan Peta Survey


Hal.
o Menyiapkan design survey
o Menyiapkan Daftar Koordinat untuk pengikatan/base
o Menyiapkan Peralatan Ukur
o Menyiapkan Gambar Ukur dan Daftar Isian

2) Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan kegiatan di lapangan dengan mempersiapkan alat
dan bahan berupa :
o Tahap persiapan sebelum dilakukan plotting titik dan perekaman di
lapangan antara lain :
o Mempersiapkan Citra Resolusi Tinggi yang sudah dibuat titik kontrol
rencana (belum ada koreksi geometrik),
o Penelusuran Titik Kontrol Tanah Rencana yaitu mendatangi Titik-titik
kontrol tanah yang sudah ditentukan koordinatnya pada citra dan
dilakukan pengamatan dengan menggunakan GPS Tipe Navigasi
dengan bantuan print-out citra resolusi tinggi untuk menggambarkan
kondisi dan letak titik., kemudian dilakukan penandaan
KERANGKA pada(KAK)
AUAN KERJA Print-
.
Out Citra
o Titik-titik kontrol yang direncanakan pada citra, sebagian besar tidak
dapat diletakkan pada posisi tersebut hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor dibawah ini :
 tutupan lahannya tidak baik karena terdapat pohon atau
bangunan tinggi yang dapat mengganggu proses perekaman
data satelit,
 berada pada kondisi pasang surut,
 tidak mendapat ijin pematokan dan pengukuran oleh warga
sekitar titik rencana.
 Perubahan letak posisi inilah yang ditandai pada print-out citra
dengan mengamati posisi relatifnya terhadap objek yang dapat
diidentifikasi di citra yang dibawa.
Tahap perekaman data dilakukan dengan tahapan :
o Pemilihan obyek yang akan diambil titik koordinatnya untuk direkam
4

o Pengambilan/plot titik lokasi yang akan perlu diambil titik


Hal.
koordinatnya
o Penulisan keterangan data atau jenis kegiatan yang direkam
koordinatnya.

3) Tahap Pengolahan Data


Dalam Survey GPS, pengolahan data GPS dimaksudkan untuk
menghitung koordinat dari titik yang diukur (diamati) agar memenuhi
spesifikasi teknis yang telah ditentukan. Ada beberapa karakteristik yang
penting dari pengolahan Survey GPS, yaitu :
a. Koordinat titik ditentukan dalam 3 dimensi terhadap suatu sistem
koordinat kartesian yang geosentrik yang didefinisikan oleh datum
WGS 1984, dengan melakukan pengikatan ke titik-titik Ikat nasional
b. Proses estimasi vektor baseline maupun koordinat titik bertumpu
pada metode hitungan perataan kuadrat terkecil (least-squares-
adjustment)
c. Pengolahan data dilakukan setelah data dari beberapa receiver GPS
yang terlibat dikumpulkan (post-processing mode) AUAN KERJA (KAK)
KERANGKA
d. Pengolahan dilakukan secara bertahap, dari baseline ke baseline. .
e. Transformasi koordinat ke sistem yang dibutuhkan user
pengolahan data meliputi:
a) Transfer data dari GPS ke perangkat komputer dengan
menggunakan software tertentu
b) Koreksi dan atau penyesuaian no titik GPS dengan kegiatan yang
sesungguhnya.

IV. METODOLOGI
Metodologi dimaksud merupakan penjabaran dari lingkup pekerjaan yang akan
dilaksanakan berisi spesifikasi teknis tentang pengadaan data, pengolahan citra
satelit, pekerjaan lapangan, pembuatan DEM, dijitasi on screen, serta proses
editing dan kartografi, adalah sebagai berikut:

1. Pengadaan Data Dasar dan Citra Satelit


5

a) Pengadaan Data Dasar


Hal.

Penjelasan data dasar berupa peta merupakan Peta Topografi atau Peta
Rupabumi Indonesia diharuskan mengacu pada Peta Dasar Nasional
dengan norma sebagai berikut:
o Datum Horisontal : Datum Geodesi Nasional ‘95 (DGN ’95)
o Datum Vertikal : MSL setempat
o Sistem Proyeksi : Transverse Mercator
o Sistem Koordinat : Geografis dan UTM (WGS ’84)
o Isi (unsur tampilan) : Relief, perairan, jaringan transportasi, gedung dan
bangunan, tumbuh-tumbuhan, batas administrasi, dan nama geografis.
o Model Data : Text untuk gasetir, ASCII untuk DTM, Vektor untuk CAD file
atau ArcInfo, GIS file dan Kartografik file.
Apabila tidak tersedia peta dasar sebagaimana pasal 7 pp10/2000, maka
peta lain dapat digunakan sebagai peta dasar, setelah peta lain itu
ditransformasikan ke sistem referensi dan sistem proyeksi yang ditentukan
berdasarkan pp10/2000 atau ketentuan norma di atas.
b) Pengadaan Citra Satelit
Spesifikasi citra satelit yang digunakan sebagai bahan dasar dalam
pembuatan peta dijital skala 1 : 5.000. KERANGKA AUAN KERJA (KAK)
.
Umum
 Resolusi maksimum untuk mendapatkan peta skala 1 : 5.000 adalah
0.6 meter.
 Citra satelit yang diadakan tidak ditentukan, yang penting memenuhi
seluruh koordinat yang tercantum diatas.
 Format GeoTiff 16 bit dan belum terkoreksi.
Keaslian Data
 Data citra satelit asli dari pihak Vendor Data dengan disertai lisensi
untuk Client.
 Header File harus tersedia sesuai dengan citra yang dipesan.
 Data dalam bentuk CD-Room asli dari Vendor.
Kualitas Data
 Dengan liputan awan kurang dari 20% diluar critical area.
 Data citra terlihat tajam dengan tidak ada Hase serta unsur-unsur di
permukaan bumi yang berdiameter 2 kali resolusi terlihat jelas.
6

 Sudut Off-Nadir kurang dari 200.


Hal.
Informasi Orbit
 Informasi orbit harus dapat dibaca oleh software yang akan digunakan
untuk proses orthorektifikasi.
 File informasi orbit ini terdapat dalam metafile/header file dan harus
sesuai dengan file citranya
Cakupan Wilayah
Data citra satelit minimal harus mencakup seluruh liputan wilayah
yang telah ditentukan

2. Pengolahan Citra Satelit

a) Pembacaan Data Citra Satelit dan Orbit


Data mentah (Raw Data) dari citra satelit harus mampu dibaca oleh
perangkat lunak (Software) yang digunakan untuk melakukan
orthorektifikasi.
b) Identifikasi Titik Ikat Tanah (GCP) pada Citra Satelit
Titik Kontrol harus dapat teridentifikasi dengan jelas dan benar.
Kesalahan yang masih diperbolehkan adalah maksimum 2 pixel.
KERANGKA AUAN KERJA (KAK)
Sebagian dari GCP digunakan sebagai ICP (Independent Check Points)
.
dengan kesalahan maksimum 2 pixel.
Pengadaan titik GCP dapat dilakukan dengan cara :
 Image to Ground
 Image to Vektor
 Image to Image
c) Block Bundle Adjustment
d) Orthorektifikasi
e) Image Enhancement

3. Pekerjaan Lapangan

Tahap pekerjaan ini disebut juga dengan Pre-Processing, tahapannya


adalah sebagai berikut:
a) Rejoining
b) Identifikasi dan Pengukuran Titik Kontrol Tanah (Ground Control Point)
c) Identifikasi/Komplesi Data Lapangan
7

4. Pembuatan Model Permukaan Dijital


Hal.
a) Resampling
b) Sistem Proyeksi
c) Dijitasi On Screen

5. Editing dan Kartografi

a) Text Entry
Data-data hasil dari komplesi lapangan disatukan ke dalam peta 1 :
10.000 dengan aturan sesuai dengan standar peta 1 : 5.000.
b) Edge Matching

V. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Jangka waktu pelaksaanaan kegiatan diperkirakan memerlukan waktu selama
150 hari kalender atau sekitar 5 (lima) bulan, atau tanggal yang ditetapkan
sesuai dengan hasil rapat penjelasan umum terhitung sejak penandatangan
kontrak kerja dilaksanakan.

VI. TENAGA AHLI


KERANGKA AUAN KERJA (KAK)
Sesuai dengan Ruang Lingkup dan Kedalaman materi maka diperlukan berbagai
.

Tenaga Ahli dengan pengalaman profesional sebagai berikut :

TENAGA AHLI
1. Ketua Tim (Team Leader).
Ketua tim disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata 1 (S1) jurusan
Perencanaan Wilayah dan Kota/Teknik Planologi yang berpengalaman
melaksanakan pekerjaan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang atau
sejenisnya dengan pengalaman profesional 5 tahun. Yang mempunyai
sertifikat keahlian/ SKA minimal muda.
Sebagai ketua tim, tugas utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir
seluruh kegiatan anggota tim kerja dalam pelaksanaan sampai dengan
pekerjaan dinyatakan selesai.
2. Tenaga Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota
Sebagai Tenaga Ahlli Perencanaan Kota disyaratkan seorang Sarjana
Teknik Strata 1 (S1) jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota/Teknik
8

Planologi yang berpengalaman melaksanakan pekerjaan Penyusunan


Hal.
Rencana Detail Tata Ruang atau sejenisnya dengan pengalaman
profesional minimal 3 tahun. Yang mempunyai sertifikat keahlian/ SKA
minimal muda.
3. Tenaga Ahli Lingkungan
Sebagai Tenaga Ahli Lingkungan disyaratkan seorang Sarjana Teknik
Strata Satu (S1) jurusan Teknik Lingkungan yang berpengalaman
melaksanakan pekerjaan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang atau
sejenisnya dengan pengalaman profesional minimal 3 tahun. Yang
mempunyai sertifikat keahlian/ SKA minimal muda.
4. Tenaga Ahli Geodesi
Sebagai Tenaga Ahli Geodesi disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata
Satu (S1) jurusan Teknik Geodesi yang berpengalaman melaksanakan
pekerjaan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang atau sejenisnya
dengan pengalaman profesional minimal 3 tahun. Yang mempunyai
sertifikat keahlian/ SKA minimal muda.
Untuk lebih ringkasnya kebutuhan Tenaga Ahli untuk pelaksanaan kegiatan ini
dapat dilihat pada tabel berikut ini. KERANGKA AUAN KERJA (KAK)
.

NO JABATAN KEAHLIAN PENDIDIKAN PENGAL. JUMLAH


TENAGA AHLI
Perencanaan
1 Team Leader Wilayah & S1 Tenik Planologi 5 Tahun 1. Orang
Kota
Perencanaan
2 Tenaga Ahli Wilayah & S1 Tenik Planologi 3 Tahun 1. Orang
Kota
S1. Teknik
3 Tenaga Ahli Lingkungan 3 Tahun 1. Orang
Lingkungan

4 Tenaga Ahli Geodesi/GIS S1. Geodesi 3 Tahun 1. Orang

TENAGA PENDUKUNG
Untuk memperlancar dan menunjang pekerjaan baik untuk pekerjaan lapangan
maupun pekerjaan yang dilakukan pada kantor/studio dibutuhkan beberapa
orang tenaga pendukung antara lain :
9
Hal.

1. Tenaga Administrasi berlatar belakang Pendidikan minimal S1 semua


jurusan, pengalaman minimal 2 tahun.
2. Surveyor latar belakang Pendidikan minimal S1 Geodesi/Teknik Planologi
yang menguasai Pemrograman CAD, Map Info. Arc. GIS DIII, pengalaman
minimal 2 tahun.

VII. KELUARAN
Keluaran (Out Put) dari kegiatan ini berupa :
Buku Laporan.
1. Buku Laporan yang terdiri dari Laporan Pendahuluan, Materi Teknis
dan Raperda.
2. Album Peta yang terdiri dari :
Meliputi album peta dasar, peta temtik dan peta rencana
1. Data File (spatial maupun non spatial) pada perangkat komputer (exsternal
hard-disk).

VIII. KEWAJIBAN KONSULTAN


Seluruh Proses Pelaksanaan Kegiatan (tahap Survey AUAN
KERANGKA lapangan, tahap
KERJA (KAK)
.
Penyusunan Dokumen, dan Tahap Pengolahan Data) diwajibkan Kepada pihak
Konsultan (team leader, tenaga ahli dan tenaga pendukung).

Toboali, .............2018

10
Hal.

Anda mungkin juga menyukai