Anda di halaman 1dari 484

WALIKOTA PEKALONGAN

PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN


NOMOR 9 TAHUN 2018

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN


NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN
JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PEKALONGAN
TAHUN 2016-2021

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


WALIKOTA PEKALONGAN,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 264 ayat (5)


Undang–Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah dapat diubah apabila berdasarkan hasil
pengendalian dan evaluasi tidak sesuai dengan
perkembangan keadaan atau penyesuaian terhadap
kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat;
b. bahwa berdasarkan hasil pengendalian dan evaluasi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota
Pekalongan Tahun 2016-2021 serta penyesuaian
terhadap kebijakan pemerintah pusat, maka Peraturan
Daerah Kota Pekalongan Nomor 4 Tahun 2016 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota
Pekalongan Tahun 2016-2021, perlu dilakukan
perubahan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu membentuk
Peraturan Daerah tentang Perubahan atas Peraturan
Daerah Kota Pekalongan Nomor 4 Tahun 2016 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota
Pekalongan Tahun 2016-2021.
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar dalam
Lingkungan Propinsi Djawa Timur, Djawa Tengah,
Djawa Barat dan Daerah Istimewa Jogjakarta,
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 1954 tentang Perubahan Undang-
Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Kota-kota Besar dan Kota-kota Ketjil di
Djawa (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun
1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 551);
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1988 tentang
Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II
Pekalongan, Kabupaten Daerah Tingkat II Pekalongan
dan Kabupaten Daerah Tingkat II Batang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor 42,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3381);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4614);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 114 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5887);
10. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2015-2019;
11. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun
2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025
(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008
Nomor 3 Seri E Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah
Provinsi Jawa Tengah Nomor 9);
12. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun
2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2009-2029 (Lembaran Daerah
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 Nomor 6, Tambahan
Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 28);
13. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun
2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014
Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Tengah Nomor 65) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun
2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 (Lembaran
Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017 Nomor 3,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah
Nomor 88);
14. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 15 Tahun
2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah Kota Pekalongan Tahun 2005-2025 (Lembaran
Daerah Kota Pekalongan Tahun 2009 Nomor 15),
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah
Kota Pekalongan Nomor 19 Tahun 2013 tentang
Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Pekalongan
Nomor 15 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah Kota Pekalongan Tahun 2005-
2025 (Lembaran Daerah Kota Pekalongan Tahun 2013
Nomor 19);
15. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 30 Tahun
2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Pekalongan Tahun 2009-2029 (Lembaran Daerah Kota
Pekalongan Tahun 2011 Nomor 30);
16. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 4 Tahun
2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 (Lembaran
Daerah Kota Pekalongan Tahun 2016 Nomor 4);
17. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 5 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah Kota Pekalongan (Lembaran Daerah Kota
Pekalongan Tahun 2016 Nomor 5).

Dengan Persetujuan Bersama


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PEKALONGAN
dan
WALIKOTA PEKALONGAN

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN ATAS


PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR
4 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA
PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KOTA PEKALONGAN TAHUN 2016-2021.

Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor
4 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 (Lembaran Daerah Kota
Pekalongan Tahun 2016 Nomor 4), diubah sebagai berikut:
1. Ketentuan Pasal 6 ayat (1) diubah, sehingga secara keseluruhan
Pasal 6 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 6
(1) Sistematika Perubahan RPJMD Tahun 2016-2021 meliputi:
a. BAB I : PENDAHULUAN
memuat latar belakang, dasar hukum
penyusunan, maksud dan tujuan, hubungan
antar dokumen, serta sistematika penulisan.
b. BAB II : GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
memuat gambaran umum kondisi daerah yang
meliputi aspek geografi dan demografi serta
indikator kinerja penyelenggaraan pemerintah
daerah yang meliputi aspek kesejahteraan
masyarakat, aspek pelayanan umum, dan aspek
daya saing daerah.
c. BAB III : GAMBARAN KEUANGAN DAERAH
memuat gambaran hasil pengolahan data dan
analisis terhadap pengelolaan keuangan daerah.
d. BAB IV : PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS
DAERAH
memuat analisis permasalahan pembangunan
dan isu-isu strategis pembangunan daerah
tahun 2016-2021.
e. BAB V : VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
memuat visi, misi, tujuan dan sasaran.
f. BAB VI : STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM
PEMBANGUNAN DAERAH
memuat strategi, arah kebijakan pembangunan
serta program pembangunan prioritas
berdasarkan strategi yang dipilih dengan target
capaian indikator kinerja.
g. BAB VII : KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN
PROGRAM PERANGKAT DAERAH
memuat program prioritas dalam pencapaian
visi dan misi serta seluruh program yang
dirumuskan dalam Rencana Strategis Perangkat
Daerah beserta indikator kinerja, pagu indikatif
target, Perangkat Daerah penanggung jawab
berdasarkan bidang urusan.
h. BAB VIII : KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
DAERAH
memuat penetapan indikator kinerja daerah
yang bertujuan untuk memberikan gambaran
tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi
dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah
yang ditetapkan menjadi Indikator Kinerja
Utama (IKU) daerah dan indikator kinerja
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
i. BAB IX : PENUTUP
memuat pedoman transisi dan kaidah
pelaksanaan untuk menyusun dokumen
perencanaan pembangunan setelah periode
RPJMD berakhir.
(2) RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.
2. Ketentuan Lampiran diubah menjadi sebagaimana tercantum
dalam Lampiran Peraturan Daerah yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.

Pasal II
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran
Daerah Kota Pekalongan.

Ditetapkan di Pekalongan
pada tanggal 27 Juli 2018

Diundangkan di Pekalongan WALIKOTA PEKALONGAN,


pada tanggal 27 Juli 2018 Cap
Ttd
SEKRETARIS DAERAH
M. SAELANY MACHFUDZ

SRI RUMININGSIH

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2018 NOMOR 9

NOREG PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN, PROVINSI


JAWA TENGAH: ( 9 / 2018)
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN
NOMOR 9 TAHUN 2018
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN
NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN
JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PEKALONGAN
TAHUN 2016 – 2021

I. UMUM
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 telah
ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 4
Tahun 2016 tentang (RPJMD) Kota Pekalongan Tahun 2016-
2021 yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan program
Walikota dan Wakil Walikota yang penyusunannya berpedoman
pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Kota Pekalongan Tahun 2000-2025 serta dengan memperhatikan
dokumen perencanaan lainnya di tingkat Provinsi dan Nasional
maupun dokumen perencanaan strategis lainnya di tingkat Kota
Pekalongan. Selain visi dan misi, RPJMD Tahun 2016-2021
memuat tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan dan program-
program beserta pagu indikatifnya yang disusun dalam rangka
pencapaian visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota. RPJMD
selanjutnya digunakan sebagai pedoman penetapan Renstra-PD
dan penyusunan RKPD serta digunakan sebagai instrumen
evaluasi penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Pasal 264 ayat 5 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah menyatakan bahwa RPJMD dapat
diubah apabila berdasarkan hasil pengendaloan dan evaluasi
tidak sesuai dengan perkembangan keadaan atau penyesuaian
terhadap kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
Selain itu dalam Pasal 342 Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah,
Dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah diatur tentang
perubahan RPJMD yang dapat dilakukan apabila :
a. Hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa
proses perumusan, tidak sesuai dengan tahapan dan tata
cara penyusunan rencana pembangunan daerah yang diatur
dalam Permendagri Nomor 86 Tahun 2017;
b. Hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa
substansi yang dirumuskan, tidak sesuai dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017; dan
c. Terjadi perubahan yang mendasar;
Berdasarkan hasil evaluasi dan pengendalian terhadap
Perda Kota Pekalongan Nomor 4 tahun 2106 tentang RPJMD
Kota Pekalongan tahun 2016-2021, maka dapat diketahui hal-
hal sebagai berikut:
a. Hasil pengendalian dan evaluasi RPJMD 2016-2021
menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
1. Perumusan terhadap kebijakan RPJMD
Dinamika pembangunan Kota Pekalongan sekarang ini
dihadapkan pada dua proyek nasional, yaitu
Pembangunan Tanggul Rob Pekalongan dan
Pembangunan Interchange Jalan Tol.
Pembangunan tanggul rob akan berdampak pada
penataan perubahan penggunaan lahan pada lokasi
tersebut, antara lain berupa terbaginya wilayah tersebut
menjadi dua, yaitu sisi utara tanggul dengan kondisi
yang relatif basah dan sisi selatan dengan kondisi yang
relatif kering. Perubahan ini perlu disikapi dengan
perencanaan yang matang sehingga akan berdampak
positif, baik bagi masyarakat di wilayah tersebut
maupun secara umum bagi Kota Pekalongan.
Dalam proyek nasional berupa Pembangunan
interchange jalan tol juga akan berdampak pada
Perubahan penggunaan lahan, perubahan pola
pergerakan lalu lintas, dan juga pergeseran kegiatan
ekonomi. Di sisi lain, Pemerintah Kota Pekalongan juga
sekarang ini memiliki infrastruktur jalan yang
berpotensi untuk mendukung pengembangan wilayah
selatan. Oleh karena itu, perlu disikapi juga dengan
penyiapan perencanaan dalam sisa waktu masa
pemerintahan tahun 2016 – 2021.
2. Pelaksanaan RPJMD
Penyusunan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021
belum didasarkan pada Peraturan Daerah Kota
Pekalongan Nomor 5 tahun 2016 tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah Kota Pekalongan
sebagai tindak lanjut terbitnya Peraturan Pemerintah
Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah yang
ditindaklanjuti dengan terbitnya Instruksi Menteri
Dalam Negeri Nomor 061/2911/SJ Tahun 2016 tentang
Tindak Lanjut Peraturan Pemerintah Nomor 18
Tahun 2016. Sehingga ada beberapa Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) yang baru terbentuk belum
sepenuhnya terakomodir dalam dokumen RPJMD.
3. Evaluasi hasil RPJMD
a) Beberapa target sasaran yang dirumuskan terlalu
rendah, hal ini terlihat dari hasil evaluasi atas
indikator kinerja daerah dimana dari 75 indikator
terdapat 10 indikator yang jauh melampaui target
akhir RPJMD di tahun 2021.
b) Beberapa target sasaran yang dirumuskan terlalu
tinggi, hal ini terlihat dari hasil Evaluasi atas
Indikator Kinerja Daerah, dari 75 indikator terdapat
27 indikator yang tidak tercapai pada tahun 2017.
b. Terkait akuntabilitas kinerja daerah, saat ini nilai AKIP Kota
Pekalongan tahun 2017 adalah CC. Dalam rangka
peningkatan akuntabilitas kinerja, perlu dilakukan:
1. Sinkronisasi kebijakan daerah (RPJMD) dengan
kebijakan Perangkat Daerah (Renstra-PD);
2. Penjabaran (cascading) kinerja dituangkan secara
berjenjang dalam indikator kinerja RPJMD.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di
atas, maka RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 perlu
diubah dengan Peraturan Daerah dan selanjutnya dijadikan
pedoman dalam menyusun Perubahan Renstra-PD. Pelaksanaan
Perubahan RPJMD dijabarkan lebih lanjut dalam RKPD sebagai
dokumen perencanaan tahunan Pemerintah Kota Pekalongan
untuk tahun 2019 s/d 2021.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal I
Cukup jelas.

Pasal II
Cukup jelas.
LAMPIRAN
PERATURAN DAERAH KOTA
PEKALONGAN
NOMOR 9 TAHUN 2018
TENTANG PERUBAHAN ATAS
PERATURAN DAERAH KOTA
PEKALONGAN NOMOR 4 TAHUN 2016
TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN
JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA
PEKALONGAN TAHUN 2016-2021

PERUBAHAN
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
(PERUBAHAN RPJMD)
KOTA PEKALONGAN TAHUN 2016-2021

PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN


2018

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kata Pengantar i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayat-
Nya, sehingga Rancangan Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016 – 2021 dapat
diselesaikan dengan baik.
Dokumen Rancangan Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016 – 2021 ini
merupakan bagian dari keluaran atas pentahapan penyusunan Perubahan RPJMD. Sesuai
dengan substansi yang melatarbelakangi perubahan, maka di dalamnya memberikan
penambahan porsi atas :
1. Pengaturan Kinerja Perangkat Daerah dalam dokumen perencanaan pembangunan
daerah.
Pada tahun 2016, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 18
Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah. Selanjutnya, dalam rangka melaksanakan
Peraturan Pemerintah tersebut, Menteri Dalam Negeri telah mengeluarkan Instruksi
Menteri Dalam Negeri Nomor 061/2911/SJ Tahun 2016 tentang Tindak Lanjut Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah.
Di dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri tersebut, terdapat point penting terkait
Perencanaan Pembangunan Daerah yang mengamanatkan agar Pemerintah Daerah
segera melakukan penyesuaian dokumen Rencana Pembangunan Daerah sesuai
Kelembagaan Perangkat Daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah.
Menyikapi hal tersebut, usulan perubahan RPJMD sebenarnya sudah
direncanakan pada Tahun 2017, namun dengan mempertimbangkan usia dokumen
RPJMD tersebut saat itu belum ada 1 tahun sehingga belum diperoleh hasil evaluasi,
maka penyusunan Perubahan RPJMD ditunda pada tahun 2018 ini.
2. Dinamika pembangunan Kota Pekalongan sekarang ini dihadapkan pada dua proyek
nasional, yaitu Pembangunan Tanggul Rob Pekalongan dan Pembangunan Interchange
Jalan Tol.
Pembangunan tanggul rob akan berdampak pada penataan perubahan
penggunaan lahan pada lokasi tersebut, antara lain berupa terbaginya wilayah tersebut
menjadi dua, yaitu sisi utara tanggul dengan kondisi yang relatif basah dan sisi selatan
dengan kondisi yang relatif kering.Perubahan ini perlu disikapi dengan perencanaan
yang matang sehingga akan berdampak positif, baik bagi masyarakat di wilayah
tersebut maupun secara umum bagi Kota Pekalongan.
Dalam proyek nasional berupa Pembangunan interchange jalan tol juga akan
berdampak pada Perubahan penggunaan lahan, Perubahan pola pergerakan lalu lintas,
dan juga Pergeseran kegiatan ekonomi. Di sisi lain, Pemerintah Kota Pekalongan juga
sekarang ini memiliki infrastruktur jalan yang berpotensi untuk mendukung
pengembangan wilayah selatan.Oleh karena itu, perlu disikapi juga dengan penyiapan
perencanaan dalam sisa waktu masa pemerintahan tahun 2016 – 2021.
3. Masih rendahnya hasil evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP).
Saat ini, Pemerintah Pusat telah menempatkan hasil evaluasi AKIP sebagai salah
satu bagian dalam penghitungan pemberian Dana Insentif Daerah (DID).Dalam
penilaian tersebut, komponen perencanaan mempunyai bobot terbanyak di antara 4
(empat) komponen lainnya, yaitu sebesar 30%.Oleh karena itu, konstruksi perencanaan

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kata Pengantar ii
yang sesuai dengan arahan dan kebijakan Kementerian PAN dan RB menjadi
kebutuhan bagi setiap Daerah.
Meskipun nilai AKIP tahun 2017 yang diterimakan pada tahun 2018 mengalami
kenaikan hingga mencapai 55,73 (dengan kategori CC), namun kenaikan ini belum
cukup untuk memberikan nilai tambah bagi DID.
Dengan pertimbahan-pertimbangan di atas, maka Pemerintah Kota Pekalongan
menyusun perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021. Namun demikian,
terdapat hal-hal pokok yang akan tetap menjadi komitmen bersama untuk dijaga, yaitu :Visi
dan Misi serta Program Pembangunan yang merupakan penterjamahan atas janji yang telah
disampaikan pada saat kampanye pemilihan Walikota dan Walikota Pekalongan.
Secara umum, RPJMD Kota Pekalongan 2016 – 2021 ini disusun dalam 10 bab. Bab I
membahas tentang Pendahuluan, Bab II membahas tentang Gambaran Umum Kondisi
Daerah, Bab III membahas tentang Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah serta
Kerangka Pendanaan, Bab IV membahas Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah, Bab
V membahas Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Bab VI membahas Strategi, Arah Kebijakan
dan Program Pembangunan Daerah, Bab VII akan membahas Kerangka Pendanaan
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah, Bab VIII akan membahas Kinerja
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, Bab IX membahas Pedoman Transisi dan Kaidah
Pelaksanaan, dan Bab X Penutup.
Harapan kami, Dokumen ini dapat menjadi dasar dalam perencanaan pembangunan
daerah Kota Pekalongan tahun 2016-2021. Tak lupa kami mohon masukan kritik dan saran
yang membangun demi hasil yang lebih baik di masa depan.

Pekalongan, 27 Juli 2018

Walikota Pekalongan

HM SAELANY MACHFUDZ, SE

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kata Pengantar iii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ____________________________________________________ ii


Daftar Isi _________________________________________________________ iv
Daftar Tabel ______________________________________________________ vii
Daftar Gambar ____________________________________________________ xiv
BAB I. Pendahuluan _____________________________________________ I-1
1.1. Latar Belakang ____________________________________________________ I-1
1.2. Dasar Hukum Penyusunan __________________________________________ I-3
1.3. Hubungan Antar Dokumen __________________________________________ I-6
1.3.1. Amanat RPJMN Tahun 2015-2019 _____________________________________ I-7
1.3.2. Amanat RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 - 2018 __________________ I-8
1.3.3. Amanat RPJPD Kota Pekalongan 2005 - 2025 ___________________________ I-13
1.3.4. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Pekalongan Tahun 2009-2029 ____ I-16
1.3.5. Hubungan Antar Dokumen __________________________________________ I-18
1.4. Maksud Dan Tujuan _______________________________________________ I-23
1.5. Sistematika Penulisan _____________________________________________ I-23
BAB II. Gambaran Umum Kondisi Daerah ____________________________ II-1
2.1 Aspek Geografi Dan Demografi _______________________________________ II-1
2.1.1 Luas dan Batas Wilayah Administratif __________________________________ II-1
2.1.2 Topografi dan Jenis Tanah __________________________________________ II-4
2.1.3 Geologi _________________________________________________________ II-5
2.1.4 Hidrologi ________________________________________________________ II-6
2.1.5 Klimatologi _______________________________________________________ II-8
2.1.6 Penggunaan Lahan ________________________________________________ II-9
2.1.7 Potensi Pengembangan Wilayah_____________________________________ II-10
2.1.8 Wilayah Rawan Bencana __________________________________________ II-16
2.1.9 Aspek Demografi _________________________________________________ II-17
2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat ____________________________________ II-20
2.2.1. Pertumbuhan PDRB ______________________________________________ II-20
2.2.2. Inflasi __________________________________________________________ II-26
2.2.3. PDRB per Kapita _________________________________________________ II-27
2.2.4 Indeks Gini _____________________________________________________ II-29
2.2.5. Penduduk Diatas Kemiskinan _______________________________________ II-29
2.2.6. Angka Rasio Penduduk yang Bekerja _________________________________ II-30
2.2.7. Angka Kriminalitas yang Ditangani ___________________________________ II-31
2.2.8. Indeks Pembangunan Manusia ______________________________________ II-31
2.2.9. Angka Rata-Rata Lama Sekolah _____________________________________ II-32
2.2.10. Harapan lama Sekolah ____________________________________________ II-33
2.2.11. Angka Harapan Hidup _____________________________________________ II-34
2.2.12. Pengeluaran Per Kapita ___________________________________________ II-34
2.2.13. Angka Partisipasi Kasar ___________________________________________ II-35
2.2.14. Angka Pendidikan yang Ditamatkan __________________________________ II-36
2.2.15. Angka Partisipasi Murni (APM) ______________________________________ II-37
2.2.16. Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB) ______________________________ II-38
2.2.17. Angka Kematian Balita (AKABA) _____________________________________ II-38
2.2.18. Persentase Balita Gizi Buruk ________________________________________ II-39
2.2.19. Indeks Pembangunan Gender (IPG) __________________________________ II-39
2.2.20. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) _________________________________ II-40
2.2.21. Kebudayaan ____________________________________________________ II-40

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Daftar Isi iv
2.2.22. Pemuda dan Olahraga ____________________________________________ II-41
2.3. Aspek Pelayanan Umum ___________________________________________ II-42
2.3.1. Urusan Pemerintahan Wajib yang Berkaitan Dengan Pelayanan Dasar _______ II-42
2.3.2. Urusan Pemerintahan Wajib Yang Tidak Berkaitan dengan Pelayanan Dasar __ II-69
2.3.3. Urusan Pemerintahan Pilihan _______________________________________ II-96
2.3.4 Penunjang Urusan Pemerintahan ___________________________________ II-104
2.4. Aspek Daya Saing Daerah ________________________________________ II-110
2.4.1. Kemampuan Ekonomi Daerah _____________________________________ II-110
2.4.2. Fokus Fasilitas Wilayah ___________________________________________ II-110
2.4.3. Fokus Iklim Investasi _____________________________________________ II-114
2.4.4. Fokus Sumber Daya Manusia ______________________________________ II-117
2.4.5. Penguatan Sistem Inovasi Daerah __________________________________ II-118
2.5. Hasil Capaian Kinerja Gambaran Umum Kondisi Daerah _______________ II-125
2.5.1. Aspek Kesejahteraan Masyarakat ___________________________________ II-127
2.5.2. Aspek Pelayanan Umum __________________________________________ II-129
2.5.3. Aspek Daya Saing _______________________________________________ II-131
2.6. Hasil Evaluasi Indikator Kinerja Daerah sampai tahun 2017 _____________ II-132
BAB III. Gambaran Keuangan Daerah _______________________________ III-1
3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu _______________________________________ III-1
3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD __________________________________________ III-1
3.1.2. Neraca Daerah ___________________________________________________ III-4
3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu __________________________ III-6
3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran ______________________________________ III-7
3.2.2. Analisis Pembiayaan Daerah ________________________________________ III-8
3.3. Kerangka Pendanaan _____________________________________________ III-9
3.3.1. Proyeksi Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Pekalongan ________________ III-9
3.3.3. Penghitungan Kerangka Pendanaan __________________________________ III-12
BAB IV. Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah ____________________ IV-1
4.1. Permasalahan Pembangunan _______________________________________ IV-1
4.1.1. Masih rendahnya akses terhadap pelayanan dasar masyarakat _____________ IV-2
4.1.2. Belum optimalnya tata kelola pemerintahan yang baik.____________________ IV-4
4.1.3. Belum optimalnya pengembangan potensi ekonomi kreatif berbasis potensi
unggulan daerah._________________________________________________ IV-5
4.1.4. Belum optimalnya Penyediaan Infrastruktur dan Daya Dukung Lingkungan ____ IV-6
4.2. Isu Strategis Pembangunan Daerah__________________________________ IV-8
4.2.1. Isu Internasional _________________________________________________ IV-8
4.2.2. Isu atau Kebijakan Nasional _______________________________________ IV-11
4.2.3. Isu atau Kebijakan Provinsi Jawa Tengah _____________________________ IV-13
4.2.4. Hasil Telaahan RPJP Kota Pekalongan ______________________________ IV-13
4.2.5. Hasil Telaahan KLHS Kota Pekalongan ______________________________ IV-17
4.2.6. Hasil Telaahan RPJMD terhadap RTRW _____________________________ IV-27
4.2.7. Hasil Telaahan RPJMD terhadap RPJMD Wilayah Sekitar ________________ IV-33
4.2.8. Isu-Isu Strategis Kota Pekalongan __________________________________ IV-40
4.2.9. Keterkaitan Isu Strategis Kota Pekalongan, Isu Internasional, Isu Nasional,
dan Isu Regional ________________________________________________ IV-49
BAB V. Visi, Misi, Tujuan, Dan Sasaran _____________________________ V-1
5.1 Visi ______________________________________________________________ V-1
5.1.1 Kota Pekalongan __________________________________________________ V-1
5.1.2 Sejahtera ________________________________________________________ V-2
5.1.3 Mandiri__________________________________________________________ V-3
5.1.4 Berbudaya _______________________________________________________ V-3
5.1.5 Berbasis Nilai-Nilai Religiusitas _______________________________________ V-4
5.2 Misi _____________________________________________________________ V-4
5.2.1 Meningkatkan Akses Dan Mutu Pendidikan _____________________________ V-4

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Daftar Isi v
5.2.2 Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk sebesar-besarnya bagi
kesejahteraan masyarakat __________________________________________ V-5
5.2.3 Memberdayakan ekonomi rakyat berbasis potensi lokal berdasarkan prinsip
pembangunan yang berkelanjutan ____________________________________ V-5
5.2.4 Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana perkotaan yang
ramah lingkungan _________________________________________________ V-5
5.2.5 Mengembangkan Teknologi Informasi berbasis komunitas __________________ V-6
5.2.6 Melestarikan budaya dan kearifan lokal serta mengembangkan tata
kehidupan bermasyarakat yang berakhlaqul karimah ______________________ V-6
5.3 Falsafah “Brayan Urip” _____________________________________________ V-9
5.3.1 Nilai ___________________________________________________________ V-10
5.3.2 Asas __________________________________________________________ V-11
5.3.3 Semangat ______________________________________________________ V-11
5.3.4 Indikator Pelaksanaan Brayan Urip ___________________________________ V-12
5.4 Tujuan Dan Sasaran _______________________________________________ V-12
5.4.1 Misi 1 : Meningkatkan akses dan mutu pendidikan _______________________ V-13
5.4.2 Misi 2 : Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk sebesar-besarnya
bagi kesejahteraan masyarakat ______________________________________ V-13
5.4.3 Misi 3 : Memberdayakan ekonomi rakyat berbasis potensi lokal berdasarkan
prinsip pembangunan yang berkelanjutan ______________________________ V-13
5.4.4 Misi 4 : Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana
perkotaan yang ramah lingkungan ___________________________________ V-13
5.4.5 Misi 5 : Mengembangkan Teknologi Informasi berbasis komunitas __________ V-14
5.4.6 Misi 6 : Melestarikan budaya dan kearifan lokal serta mengembangkan tata
kehidupan bermasyarakat yang berakhlaqul karimah _____________________ V-14
BAB VI. Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah ______ VI-1
6.1 Strategi ________________________________________________________ VI-1
6.2 Arah Kebijakan Pembangunan Tahunan _____________________________ VI-16
6.3 Arah Kebijakan Kewilayahan ______________________________________ VI-22
6.3.1 Kondisi Pengembangan Wilayah ____________________________________ VI-24
6.3.2 Arah Pengembangan Wilayah Petanglong ____________________________ VI-37
6.3.3 Arah Pengembangan Wilayah Kota Pekalongan ________________________ VI-40
6.3.4 Arah Pengembangan Wilayah Berdasarkan Kecamatan__________________ VI-45
6.4 Program Pembangunan Daerah ____________________________________ VI-46
BAB VII. Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat
Daerah ________________________________________________ VII-1
BAB VIII. Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah _______________ VIII-1
BAB IX. Penutup ________________________________________________ IX-1
9.1 Pedoman Transisi ________________________________________________ IX-1
9.2. Kaidah Pelaksanaan ______________________________________________ IX-1
Daftar Pustaka _____________________________________________________ 1

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Daftar Isi vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Matrik Hubungan Antar Dokumen Perencanaan -------------------------------- I-20


Tabel 2.1 Nama dan Luas Kecamatan di Kota Pekalongan -------------------------------- II-3
Tabel 2.2 Banyaknya Hari Hujan dan Curah Hujan Kota Pekalongan Tahun
2016 ------------------------------------------------------------------------------------------ II-8
Tabel 2.3 Luas Penggunaan Tanah di Kota Pekalongan Tahun 2012-2016 ---------- II-9
Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Kota Pekalongan Tahun 2012 – 2016 ------------------- II-17
Tabel 2.5 Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Pekalongan Laju Pertumbuhan
Penduduk Kota Pekalongan Tahun 2012-2016-------------------------------- II-18
Tabel 2.6 Kepadatan Penduduk Kota Pekalongan Tahun 2012-2016 ---------------- II-18
Tabel 2.7 Penduduk Kota Pekalongan Berumur 15 Tahun ke atas yang
Bekerja Tahun 2012-2016 ------------------------------------------------------------ II-19
Tabel 2.8 Jumlah Penduduk Kota Pekalongan Tahun 2016 Menurut
Kelompok Umur dan Jenis Kelamin (Jiwa)--------------------------------------- II-19
Tabel 2.9 Kontribusi Sektor Lapangan Usaha terhadap PDRB Kota
Pekalongan Tahun 2012-2016 ------------------------------------------------------ II-22
Tabel 2.10 Laju Pertumbuhan Riil PDRB Menurut Lapangan Usaha (persen),
Kota Pekalongan tahun 2012-2016 ------------------------------------------------ II-26
Tabel 2.11 PDRB Per Kapita Menurut Lapangan Usaha Kota Pekalongan
tahun 2012-2016 (Rp. Juta) ---------------------------------------------------------- II-27
Tabel 2.12 Angkatan Kerja dan Jumlah Pekerja di Kota Pekalongan Tahun
2012-2016 --------------------------------------------------------------------------------- II-30
Tabel 2.13 Angka Kriminalitas (AK) yang tertangani Per 10.000 Penduduk di
Kota Pekalongan Tahun 2013-2017 ----------------------------------------------- II-31
Tabel 2.14 Indeks Pembangunan Manusia Kota Pekalongan tahun 2013-
2017 ---------------------------------------------------------------------------------------- II-32
Tabel 2.15 Angka Partisipasi Kasar Kota Pekalongan dengan Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2013-2017 ------------------------------------------------------------ II-35
Tabel 2.16 Angka Partisipasi Kasar Kota Menurut Jenis Sekolah Berbasis
Gender Kota Pekalongan 2015 ----------------------------------------------------- II-36
Tabel 2.17 Persentase Penduduk 10 Tahun Yang Tidak Bersekolah Lagi
Menurut Ijazah Yang Dimiliki Kota Pekalongan Berbasis Gender
Tahun 2014 ------------------------------------------------------------------------------- II-37
Tabel 2.18 Angka Partisipasi Murni Kota Pekalongan dengan Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2013-2017 ------------------------------------------------------------ II-37
Tabel 2.19 Angka Partisipasi Murni Kota Pekalongan Berbasis Gender Tahun
2015 ---------------------------------------------------------------------------------------- II-37
Tabel 2.20 Angka Kelangsungan Hidup Bayi Kota Pekalongan dengan
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2017 ---------------------------------------- II-38
Tabel 2.21 Perkembangan Jumlah Kelompok Kesenian dan Gedung
Kesenian Kota Pekalongan Tahun 2013-2017 --------------------------------- II-41
Tabel 2.22 Perkembangan Kepemudaan Kota Pekalongan Tahun 2013-2017------ II-41
Tabel 2.23 Perkembangan Jumlah Klub dan Gedung Kota Pekalongan Tahun
2013-2017 --------------------------------------------------------------------------------- II-41
Tabel 2.24 Perkembangan Fasilitas dan Kegiatan Olahraga Kota Pekalongan
Tahun 2013-2017 ----------------------------------------------------------------------- II-42
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Daftar Tabel vii
Tabel 2.25 Jenjang Pendidikan PAUD/TK Di Kota Pekalongan Tahun 2013 –
2017 ---------------------------------------------------------------------------------------- II-42
Tabel 2.26 Angka Partisipasi Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan Kota
Pekalongan Tahun 2013-2017 ------------------------------------------------------ II-43
Tabel 2.27 Angka Partisipasi Sekolah Kota Pekalongan Tahun 2013-2015 ---------- II-43
Tabel 2.28 Angka Partisipasi Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan
Menengah Kota Pekalongan Tahun 2012-2016 ------------------------------- II-44
Tabel 2.29 Jumlah Sekolah dan Jumlah Penduduk Usia Sekolah Kota
Pekalongan Tahun 2013-2017 ------------------------------------------------------ II-44
Tabel 2.30 Rasio Ketersediaan Sekolah Usia Sekolah Pendidikan Dasar Kota
Pekalongan Tahun 2013-2017 ------------------------------------------------------ II-44
Tabel 2.31 Jumlah Sekolah dan Jumlah Penduduk Usia Sekolah
SMA/SMK/MA Kota Pekalongan Tahun 2012-2016--------------------------- II-45
Tabel 2.32 Rasio Guru dan Murid Kota Pekalongan Tahun 2013-2017 --------------- II-45
Tabel 2.33 Rasio Guru dan Murid Kota Pekalongan Tahun 2012-2016 ---------------- II-46
Tabel 2.34 Rasio Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar Kota
Pekalongan Tahun 2013-2017 ------------------------------------------------------ II-46
Tabel 2.35 Rasio Guru dan Murid Jenjang SD/MI Kota Pekalongan Tahun
2013-2017 --------------------------------------------------------------------------------- II-47
Tabel 2.36 Rasio Guru dan Murid Jenjang SMP/MI Kota Pekalongan Tahun
2013-2017 --------------------------------------------------------------------------------- II-47
Tabel 2.37 Rasio Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Menengah Kota
Pekalongan Tahun 2012-2016 ------------------------------------------------------ II-48
Tabel 2.38 Kondisi Bangunan SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA Kota
Pekalongan Dalam Kondisi Baik Tahun 2013-2017 --------------------------- II-48
Tabel 2.39 Angka Putus Sekolah SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA Kota
Pekalongan 2013-2017---------------------------------------------------------------- II-49
Tabel 2.40 Angka Kelulusan Sekolah SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA
Kota Pekalongan Tahun 2013-2017 ----------------------------------------------- II-49
Tabel 2.41 Nilai Ujian Akhir Nasional SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA
Kota Pekalongan Tahun 2013-2017 ----------------------------------------------- II-50
Tabel 2.42 Angka Melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs dan SMP/MTs ke
SMA/SMK/MA Kota Pekalongan tahun 2013-2017---------------------------- II-50
Tabel 2.43 Persentase Pendidik Berkualifikasi S1/D4 Kota Pekalongan
Tahun 2013-2017 ----------------------------------------------------------------------- II-50
Tabel 2.44 Persentase Penyelenggaraan Pendidikan Berakreditasi A Kota
Pekalongan Tahun 2016-2017 ------------------------------------------------------ II-51
Tabel 2.45 Rasio pos pelayanan terpadu (posyandu) per 1.000 balita di Kota
Pekalongan Tahun 2013 – 2017 ---------------------------------------------------- II-51
Tabel 2.46 Rasio Puskesmas, Poliklinik, Puskesmas Pembantu (Pustu) Dan
Rumah Sakit per satuan penduduk di Kota Pekalongan Tahun
2013-2017 --------------------------------------------------------------------------------- II-51
Tabel 2.47 Rasio Dokter per satuan penduduk di Kota Pekalongan Tahun
2013 – 2017 ------------------------------------------------------------------------------ II-52
Tabel 2.48 Rasio Tenaga Paramedis di Kota Pekalongan Tahun 2013-2017-------- II-52
Tabel 2.49 Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Di Kota Pekalongan Tahun
2013-2017 --------------------------------------------------------------------------------- II-53
Tabel 2.50 Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Di Kota Pekalongan
Tahun 2013 – 2017 (Persen) -------------------------------------------------------- II-53
Tabel 2.51 Persentase Balita Usia 0-6 bulan yang mendapat ASI Ekslusif
Kota Pekalongan Tahun 2013-2017 ----------------------------------------------- II-54

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Daftar Tabel viii
Tabel 2.52 Kondisi Penyakit Menular yang terdeteksi Kota Pekalongan Tahun
2013-2017 --------------------------------------------------------------------------------- II-54
Tabel 2.53 Penduduk Miskin yang Mendapatkan Jaminan Kesehatan Kota
Pekalongan Tahun 2013-2017 ------------------------------------------------------ II-55
Tabel 2.54 Kondisi Jaringan Jalan Di Kota Pekalongan Tahun 2012– 2016 --------- II-55
Tabel 2.55 Kondisi Jaringan Jalan Provinsi Di Kota Pekalongan Tahun 2012–
2016 ---------------------------------------------------------------------------------------- II-56
Tabel 2.56 Kondisi Jaringan Jalan Kota Di Kota Pekalongan Tahun 2013–
2017 ---------------------------------------------------------------------------------------- II-56
Tabel 2.57 Rasio Jaringan Irigasi Di Kota Pekalongan Tahun 2013 – 2017 ---------- II-56
Tabel 2.58 Kondisi Sempadan Sungai yang dipakai Bangunan Liar Di Kota
Pekalongan Tahun 2013 – 2017 ---------------------------------------------------- II-57
Tabel 2.59 Luas Irigasi Kota dalam Kondisi Baik Di Kota Pekalongan Tahun
2013 – 2017 ------------------------------------------------------------------------------ II-57
Tabel 2.60 Data Saluran Drainase Di Wilayah Kota Pekalongan ------------------------- II-57
Tabel 2.61 Genangan Banjir dan Rob Kota Pekalongan ------------------------------------ II-59
Tabel 2.62 Pembangunan Revetment di Kota Pekalongan Tahun 2013-2017------- II-59
Tabel 2.63 Capaian Indikator Kinerja Urusan Penataan Ruang Kota
Pekalongan Tahun 2013-2017 ------------------------------------------------------ II-61
Tabel 2.64 Perkembangan Rumah Layak Huni dan Rumah Tidak Layak Huni
Kota Pekalongan Tahun 2013-2017 ----------------------------------------------- II-61
Tabel 2.65 Perkembangan Rasio Rumah Layak Huni Kota Pekalongan
Tahun 2013-2017 ----------------------------------------------------------------------- II-62
Tabel 2.66 Persentase Pelayanan Air Bersih Kota Pekalongan Tahun 2013-
2017 ---------------------------------------------------------------------------------------- II-62
Tabel 2.67 Rumah Tangga Pengguna Listrik Kota Pekalongan Tahun 2012-
2016 ---------------------------------------------------------------------------------------- II-63
Tabel 2.68 Rumah Tangga Bersanitasi Kota Pekalongan Tahun 2013-2017 -------- II-63
Tabel 2.69 Kawasan Permukiman Kumuh Kota Pekalongan berdasarkan SK
Walikota No 601/215 ------------------------------------------------------------------- II-63
Tabel 2.70 Penanganan Kawasan Kumuh Kota Pekalongan sampai dengan
Tahun 2017 ------------------------------------------------------------------------------- II-64
Tabel 2.71 Banyaknya Tindak Kejahatan yang Terjadi di Kota Pekalongan
(Kasus) Tahun 2013-2017 ------------------------------------------------------------ II-65
Tabel 2.72 Konflik Sosial di Kota Pekalongan Tahun 2015-2017------------------------- II-65
Tabel 2.73 Jumlah Kegiatan Pembinaan Politik Kota Pekalongan Tahun 2013-
2017 ---------------------------------------------------------------------------------------- II-65
Tabel 2.74 Tingkat Partisipasi Politik di Kota Pekalongan ---------------------------------- II-65
Tabel 2.75 Jumlah Kegiatan Pembinaan Terhadap LSM, Ormas dan OKP
Tahun 2013-2017 ----------------------------------------------------------------------- II-66
Tabel 2.76 Rasio Jumlah Polisi PP Per 10.000 Penduduk (PNS) di Kota
Pekalongan 2013-2017---------------------------------------------------------------- II-66
Tabel 2.77 Rasio Jumlah Polisi PP Per 10.000 Penduduk (PNS dan Banpol
Non PNS) di Kota Pekalongan Tahun 2013-2017 ----------------------------- II-66
Tabel 2.78 Penyelesaian Pelanggar Perda Kota Pekalongan Tahun 2013-
2017 ---------------------------------------------------------------------------------------- II-67
Tabel 2.79 Rasio Jumlah Linmas Per 10.000 Penduduk (Ton Inti) di Kota
Pekalongan Tahun 2013-2017 ------------------------------------------------------ II-67
Tabel 2.80 Rasio Jumlah Linmas Per 10.000 Penduduk (Ton Inti, Linmas
Kecamatan dan Kelurahan) di Kota Pekalongan Tahun 2013-2017 ------ II-67

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Daftar Tabel ix
Tabel 2.81 Rasio Pos Siskamling Per Jumlah Kelurahan di Kota Pekalongan
Tahun 2013-2017 ----------------------------------------------------------------------- II-67
Tabel 2.82 Jumlah Panti Asuhan dan Anak Yang Diasuh di Kota Pekalongan
Tahun 2013-2017 ----------------------------------------------------------------------- II-68
Tabel 2.83 Kategori dan Jumlah PMKS di Kota Pekalongan Tahun 2013 –
2017 ---------------------------------------------------------------------------------------- II-68
Tabel 2.84 Jumlah PSKS di Kota Pekalongan Tahun 2013-2017 ------------------------ II-69
Tabel 2.85 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Kota Pekalongan Tahun 2012-
2016 ---------------------------------------------------------------------------------------- II-70
Tabel 2.86 Angka Sengketa Pengusaha-Pekerja Kota Pekalongan Tahun
2013-2017 --------------------------------------------------------------------------------- II-71
Tabel 2.87 Persentase Pencari Kerja yang Ditempatkan Tahun 2013-2017 ---------- II-71
Tabel 2.88 Persentase Perusahaan Menerapkan Keamanan, Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) Kota Pekalongan Tahun 2013-2017 -------------- II-72
Tabel 2.89 Banyaknya Partisipasi Pekerja Perempuan Pada Lembaga
Pemerintahan di Kota Pekalongan Tahun 2010-2014 ------------------------ II-72
Tabel 2.90 Rasio Ketersediaan Pangan Utama Kota Pekalongan Tahun
2013-2017 --------------------------------------------------------------------------------- II-74
Tabel 2.91 Skor PPH Kota Pekalongan Tahun 2013-2017 --------------------------------- II-75
Tabel 2.92 Capaian Konsumsi Kelompok Pangan di Kota Pekalongan Tahun
2013-2017 --------------------------------------------------------------------------------- II-75
Tabel 2.93 Konsumsi Energi Per Kapita/Hari di Kota Pekalongan Tahun
2013-2017 --------------------------------------------------------------------------------- II-76
Tabel 2.94 Lahan Bersertifikat di Kota Pekalongan Tahun 2012-2016 ----------------- II-76
Tabel 2.95 Perkembangan Pemanfaatan IPAL Komunal di Kota Pekalongan
Tahun 2013-2017 ----------------------------------------------------------------------- II-78
Tabel 2.96 Penanganan Sampah di Kota Pekalongan Tahun 2013-2017 ------------- II-79
Tabel 2.97 Lembaga Pemberdayaan Masyarakat di Kota Pekalongan Tahun
2013-2017 --------------------------------------------------------------------------------- II-81
Tabel 2.98 PKK Aktif di Kota Pekalongan Tahun 2013-2017 ------------------------------ II-81
Tabel 2.99 Posyandu Aktif di Kota Pekalongan Tahun 2013-2017----------------------- II-82
Tabel 2.100 Rasio Akseptor KB per 100 Pasangan Usia Subur Kota
Pekalongan Tahun 2013-2017 ------------------------------------------------------ II-82
Tabel 2.101 Jumlah Keluarga Pra-Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I Kota
Pekalongan Tahun 2012-2016 ------------------------------------------------------ II-83
Tabel 2.102 VC Ratio Beberapa Ruas Jalan di Pantura Kota Pekalongan
Tahun 2013-2017 ----------------------------------------------------------------------- II-84
Tabel 2.103 Perkembangan Rasio Izin Trayek di Kota Pekalongan Tahun
2013-2017 --------------------------------------------------------------------------------- II-84
Tabel 2.104 Jumlah Terminal Bis Tipe A di Kota Pekalongan Tahun 2013-2017 ----- II-84
Tabel 2.105 Persentase Angkutan Darat AKAP dan AKDP Kota Pekalongan
Tahun 2010-2014 ----------------------------------------------------------------------- II-85
Tabel 2.106 Jumlah Kepemilikan KIR Angkutan Umum Kota Pekalongan
Tahun 2013-2017 ----------------------------------------------------------------------- II-85
Tabel 2.107 Lama Pengujian Kelayakan Kendaraan Umum (KIR) Kota
Pekalongan Tahun 2013-2017 ------------------------------------------------------ II-85
Tabel 2.108 Biaya Pengujian Kelayakan Angkutan Umum Kota Pekalongan
2013-2017 --------------------------------------------------------------------------------- II-86
Tabel 2.109 Perkembangan Pemasangan Fasilitas Perlengkapan Jalan di
Kota Pekalongan Tahun 2013-2017 ----------------------------------------------- II-86

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Daftar Tabel x
Tabel 2.110 Banyaknya Penumpang Yang Naik Kereta Api Melalui Stasiun KA
Pekalongan Tahun 2012-2016 ------------------------------------------------------ II-86
Tabel 2.111 Nilai Keterbukaan Informasi Publik Perangkat Daerah Kota
Pekalongan di Tahun 2017 ----------------------------------------------------------- II-87
Tabel 2.112 Jumlah Sistem Informasi Manajemen Pemerintah Daerah Tahun
2013-2017 --------------------------------------------------------------------------------- II-88
Tabel 2.113 Rasio Jumlah Jaringan Komunikasi di Kota Pekalongan Tahun
2013-2017 --------------------------------------------------------------------------------- II-88
Tabel 2.114 Jumlah Surat Kabar Nasional dan Lokal yang Masuk ke Daerah
Tahun 2013-2017 ----------------------------------------------------------------------- II-89
Tabel 2.115 Jumlah Penyiaran Radio dan Televisi di Kota Pekalongan Tahun
2013-2017 --------------------------------------------------------------------------------- II-89
Tabel 2.116 Persentase Rumah Tangga Pengguna Fix Wireline di Kota
Pekalongan 2013-2017---------------------------------------------------------------- II-89
Tabel 2.117 Persentase Koperasi Aktif Kota Pekalongan Tahun 2013 – 2017 -------- II-90
Tabel 2.118 Jumlah UMKM Kota Pekalongan Tahun 2013 - 2017 ------------------------ II-90
Tabel 2.119 Jumlah Investor, Nilai Investasi dan Penyerapan Tenaga Kerja
Kota Pekalongan Tahun 2013-2017 ----------------------------------------------- II-91
Tabel 2.120 Realisasi PMDN Kota Pekalongan Tahun 2012-2017 ------------------------ II-91
Tabel 2.121 Perkembangan Kepemudaan di Kota Pekalongan Tahun 2013-
2017 ---------------------------------------------------------------------------------------- II-91
Tabel 2.122 Perkembangan Olahraga di Kota Pekalongan Tahun 2013-2017 -------- II-92
Tabel 2.123 Perkembangan Seni, Budaya dan Permuseuman Kota
Pekalongan Tahun 2013-2017 ------------------------------------------------------ II-93
Tabel 2.124 Penyelenggaraan Festival/ Pentas Seni/ Event di Kota
Pekalongan Tahun 2016-2017 ------------------------------------------------------ II-93
Tabel 2.125 Seni Budaya Kota Pekalongan Tahun 2016-2017 ----------------------------- II-94
Tabel 2.126 Rasio Jumlah Pengunjung Perpustakaan Per Tahun di Kota
Pekalongan Tahun 2013-2017 ------------------------------------------------------ II-95
Tabel 2.127 Perkembangan Perpustakaan di Kota Pekalongan Tahun 2013-
2017 ---------------------------------------------------------------------------------------- II-95
Tabel 2.128 Pengelolaan Arsip Secara Baku di Kota Pekalongan Tahun 2013-
2017 ---------------------------------------------------------------------------------------- II-95
Tabel 2.129 Perkembangan Produksi Perikanan di Kota Pekalongan Tahun
2013-2017 (kg)--------------------------------------------------------------------------- II-96
Tabel 2.130 Konsumsi Ikan di Kota Pekalongan Tahun 2013-2017 (kg) ----------------- II-97
Tabel 2.131 Cakupan Bina Kelompok Nelayan di Kota Pekalongan Tahun
2013-2017 --------------------------------------------------------------------------------- II-97
Tabel 2.132 Produksi Ikan Kelompok Nelayan di Kota Pekalongan Tahun 2013-
2017 (ton) --------------------------------------------------------------------------------- II-97
Tabel 2.133 Jumlah Hotel, Restoran dan Jumlah Kunjungan Wisata di Kota
Pekalongan Tahun 2013-2017 ------------------------------------------------------ II-98
Tabel 2.134 Jumlah Penyelenggaraan Festival Seni dan Budaya Kota
Pekalongan Tahun 2013-2017 ------------------------------------------------------ II-98
Tabel 2.135 Jumlah Kunjungan Wisata dan Pendapatan Daerah dari Obyek
Wisata di Kota Pekalongan Tahun 2013-2017---------------------------------- II-99
Tabel 2.136 Produktivitas Padi Kota Pekalongan Tahun 2013-2017 ---------------------- II-99
Tabel 2.137 Cakupan Bina Kelompok Petani Kota Pekalongan Tahun 2012-
2017 -------------------------------------------------------------------------------------- II-100
Tabel 2.138 Jenis Pasar dan Toko di Kota Pekalongan Tahun 2013-2017----------- II-100

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Daftar Tabel xi
Tabel 2.139 Kontribusi Sektor Perdagangan terhadap PDRB di Kota
Pekalongan Tahun 2012-2016 ---------------------------------------------------- II-100
Tabel 2.140 Klasifikasi Industri di Kota Pekalongan Tahun 2012-2016 ---------------- II-101
Tabel 2.141 Nilai Investasi Industri di Kota Pekalongan Tahun 2012-2016 ---------- II-102
Tabel 2.142 Jumlah IKM Produk Unggulan Kota Pekalongan Tahun 2012-2016 --- II-102
Tabel 2.143 Jumlah Tenaga Kerja Produk Unggulan Kota Pekalongan Tahun
2013-2017 ------------------------------------------------------------------------------- II-102
Tabel 2.144 Nilai Investasi (Rp. Juta) IKM Produk Unggulan Kota Pekalongan
Tahun 2013-2017 --------------------------------------------------------------------- II-103
Tabel 2.145 Kontribusi Sektor Perindustrian terhadap PDRB di Kota
Pekalongan Tahun 2012-2016 ---------------------------------------------------- II-103
Tabel 2.146 Alokasi dan Lokasi Transmigran Kota Pekalongan Tahun 2012-
2016 -------------------------------------------------------------------------------------- II-104
Tabel 2.147 Jumlah Diklat Aparatur di Pemerintah Kota Pekalongan Tahun
2013-2017 ------------------------------------------------------------------------------- II-106
Tabel 2.148 Nilai AKIP Kota Pekalongan Tahun 2013-2017 ------------------------------ II-109
Tabel 2.149 Indeks Kepuasan Masyarakat pada Unit Pelayanan Publik di Kota
Pekalongan Tahun 2017 ------------------------------------------------------------ II-109
Tabel 2.150 Rasio Panjang Jalan Per Jumlah Kendaraan Kota Pekalongan
Tahun 2012-2016 --------------------------------------------------------------------- II-111
Tabel 2.151 Persentase RT yang menggunakan Listrik Kota Pekalongan Tahun
2012-2016 ------------------------------------------------------------------------------- II-113
Tabel 2.152 Jumlah dan Tipe Akomodasi Kota Pekalongan Tahun 2013-2017------ II-114
Tabel 2.153 Lama proses perijinan di Kota Pekalongan 2012-2016 -------------------- II-114
Tabel 2.154 Kondisi Inovasi Tata Kelola Pemerintah Kota Pekalongan Tahun
2017 -------------------------------------------------------------------------------------- II-118
Tabel 2.155 Kondisi Inovasi Pelayanan Publik Kota Pekalongan Tahun 2017 ------ II-119
Tabel 2.156 Kondisi Inovasi Daerah Lainnya Kota Pekalongan Tahun 2017 -------- II-122
Tabel 2.157 Jumlah Dosen Perguruan Tinggi di Kota Pekalongan Tahun 2017 ---- II-123
Tabel 2.158 Jumlah Lulusan S1, S2, dan S3 di Kota Pekalongan Tahun 2017 ---- II-124
Tabel 2.159 Pusat Inovasi yang Dimiliki Perguruan Tinggi di Kota Pekalongan
Tahun 2017 ----------------------------------------------------------------------------- II-125
Tabel 2.160 Capaian Indikator Kinerja Daerah Kota Pekalongan Tahun 2017
Terhadap Target Akhir RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016 –
2021 -------------------------------------------------------------------------------------- II-133
Tabel 3.1 Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Kota
Pekalongan Tahun 2013-2017 ------------------------------------------------------- III-2
Tabel 3.2 Proposi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja Kota
Pekalongan Tahun 2013-2017 ------------------------------------------------------- III-3
Tabel 3.3 Proporsi Pembiayaan Daerah Kota Pekalongan Tahun 2013-2017 ------- III-4
Tabel 3.4 Neraca Pemerintah Kota Pekalongan Tahun 2013-2016 (dalam
jutaan) --------------------------------------------------------------------------------------- III-5
Tabel 3.5 Proyeksi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kota Pekalongan
Tahun 2018 s/d Tahun 2021 -------------------------------------------------------- III-11
Tabel 3.6 Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Untuk mendanai
Pembangunan Daerah Kota Pekalongan --------------------------------------- III-12
Tabel 3.7 Alokasi Kapasitas Keuangan Daerah Berdasarkan Jenis Prioritas
Tahun Anggaran 2018-2021 -------------------------------------------------------- III-13
Tabel 4.1 Rumusan Permasalahan Masih Rendahnya Akses Terhadap
Pelayanan Dasar Masyarakat --------------------------------------------------------IV-3

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Daftar Tabel xii
Tabel 4.2 Rumusan Permasalahan Belum Optimalnya Tata Kelola
Pemerintahan Yang Baik --------------------------------------------------------------IV-5
Tabel 4.3 Rumusan Permasalahan Belum Optimalnya Pengembangan
Potensi Ekonomi Kreatif Berbasis Potensi Unggulan Daerah ---------------IV-6
Tabel 4.4 Rumusan Permasalahan Belum Optimalnya Penyediaan
Infrastruktur dan Daya Dukung Lingkungan --------------------------------------IV-7
Tabel 4.5 Hasil Kajian Daya Dukung dan Daya Tampung serta Integrasinya
ke dalam Perubahan RPJMD ------------------------------------------------------- IV-18
Tabel 4.6 Hasil Kajian Kondisi Menonjol serta Integrasinya ke dalam
Perubahan RPJMD -------------------------------------------------------------------- IV-20
Tabel 4.7 Indikator yang Perlu Mendapatkan Perhatian pada Setiap TPB di
Kota Pekalongan ----------------------------------------------------------------------- IV-22
Tabel 4.8 Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kota
Pekalongan ------------------------------------------------------------------------------ IV-28
Tabel 4.9 Tabel Rencana Pola Ruang RTRW Kota Pekalongan----------------------- IV-31
Tabel 4.10 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah Kabupaten
Pekalongan Tahun 2016-2021 ----------------------------------------------------- IV-35
Tabel 4.11 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah Kabupaten
Pekalongan Tahun 2016-2021 ----------------------------------------------------- IV-38
Tabel 4.12 Keterkaitan Isu Strategis Kota Pekalongan, Isu Internasional, Isu
Nasional, dan Isu Regional ---------------------------------------------------------- IV-50
Tabel 5.1 Keterkaitan Tujuan, Sasaran, Indikator, dan Target dalam
Pencapaian Misi RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016– 2021 -------- V-17
Tabel 5.2 Keterkaitan Indikator Daerah dan Perangkat Daerah Kota
Pekalongan Tahun 2016-2021 ------------------------------------------------------ V-20
Tabel 6.1 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi Kota Pekalongan Tahun
2016-2021 ----------------------------------------------------------------------------------VI-1
Tabel 6.2 Keterkaitan Misi, Strategi dan Arah Kebijakan dalam Pencapaian
Misi RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 ---------------------------- VI-18
Tabel 6.3 Sebaran Kawasan Kumuh di Kota Pekalongan Tahun 2014 -------------- VI-31
Tabel 6.4 Sebaran Sarana Kesehatan di Kota Pekalongan Tahun 2014 ------------ VI-31
Tabel 6.5 Kepadatan Penduduk Kota Pekalongan Tahun 2016 ------------------------ VI-33
Tabel 6.6 Arah Kebijakan dan Strategi Pengembangan Wilayah Petanglong ----- VI-38
Tabel 6.7 Konsep, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan
Pengembangan Wilayah Kota Pekalongan ------------------------------------- VI-43
Tabel 6.8 Prioritas Pembangunan Kewilayahan Kecamatan ---------------------------- VI-45
Tabel 6.9 Program Pembangunan Daerah Kota Pekalongan Tahun 2016-
2021 Dalam Rangka Pencapain Visi dan Misi Walikota -------------------- VI-48
Tabel 7.1 Program dan Indikator Kinerja Program Perangkat Daerah Tahun
2016-2021 --------------------------------------------------------------------------------- VII-1
Tabel 7.2 Indikasi Rencana Program Perangkat Daerah Yang Disertai
Kebutuhan Pendanaan Kota Pekalongan -------------------------------------- VII-28
Tabel 8.1 Penetapan Indikator Kinerja Utama Kota Pekalongan----------------------- VIII-2
Tabel 8.2 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kota Pekalongan --------------- VIII-3

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Daftar Tabel xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Hubungan Antar Dokumen -------------------------------------------------------------- I-7


Gambar 1.2 Hubungan Perencanaan Pembangunan dengan Rencana Tata
Ruang --------------------------------------------------------------------------------------- I-17
Gambar 2.1 Peta Orientasi Kota Pekalongan ------------------------------------------------------ II-2
Gambar 2.2 Peta Administratif Kota Pekalongan ------------------------------------------------ II-3
Gambar 2.3 Jenis Tanah di Wilayah Kota Pekalongan------------------------------------------ II-4
Gambar 2.4 Peta Geologi Wilayah Kota Pekalongan -------------------------------------------- II-5
Gambar 2.5 Wilayah Sungai Pemali-Comal -------------------------------------------------------- II-6
Gambar 2.6 Peta Penggunaan Lahan di Kota Pekalongan ---------------------------------- II-10
Gambar 2.7 Peta Rencana Pola Ruang ----------------------------------------------------------- II-11
Gambar 2.8 Peta Kawasan Rawan Bencana di Kota Pekalongan ------------------------- II-17
Gambar 2.9 Jumlah Penduduk Kota Pekalongan Tahun 2016 Menurut
Kelompok Umur dan Jenis Kelamin------------------------------------------------ II-19
Gambar 2.10 Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Kota Pekalongan dengan
Provinsi dan Nasional Tahun 2012-2016 ----------------------------------------- II-20
Gambar 2.11 Perbandingan Laju Inflasi Kota Pekalongan dengan Provinis dan
Nasional Tahun 2013-2017 (%) ----------------------------------------------------- II-27
Gambar 2.12 Perbandingan Indeks Gini Kota Pekalongan dengan Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2011-2015 ------------------------------------------------------------ II-29
Gambar 2.13 Persentase Penduduk Di atas Garis Kemiskinan Tahun 2013-
2017 ---------------------------------------------------------------------------------------- II-30
Gambar 2.14 Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota
Pekalongan dengan Daerah Sekitar Tahun 2013-2017 (%) ---------------- II-32
Gambar 2.15 Perbandingan Angka Rata-Rata Lama Sekolah Kota Pekalongan
dengan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2017 (Tahun) ----------------- II-33
Gambar 2.16 Harapan Lama Sekolah Kota Pekalongan dan Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2013-2017 ------------------------------------------------------------ II-33
Gambar 2.17 Perbandingan Angka Harapan Hidup Kota Pekalongan dengan
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2017 ---------------------------------------- II-34
Gambar 2.18 Perbandingan Pengeluaran Per Kapita Kota Pekalongan dengan
Provinsi Jateng Tahun 2013-2017 ------------------------------------------------- II-35
Gambar 2.19 Persentase Angka Pendidikan yang Ditamatkan Kota Pekalongan
Tahun 2010-2015 ----------------------------------------------------------------------- II-36
Gambar 2.20 Perkembangan Angka Kematian Balita Kota Pekalongan dan Jawa
Tengah Tahun 2013-2017 ------------------------------------------------------------ II-38
Gambar 2.21 Persentase Balita Gizi Buruk Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
(%) ------------------------------------------------------------------------------------------ II-39
Gambar 2.22 Perbandingan IPG Kota Pekalongan dengan Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2011-2015 ------------------------------------------------------------ II-39
Gambar 2.23 Perkembangan IDG Kota Pekalongan dan Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2011-2015 ----------------------------------------------------------------------- II-40
Gambar 2.24 Perkembangan Partisipasi Angkatan Kerja di Kota Pekalongan
Tahun 2012-2016 ----------------------------------------------------------------------- II-70
Gambar 2.25 Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka di Kota
Pekalongan Tahun 2013-2017 ------------------------------------------------------ II-71

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Daftar Gambar xiv
Gambar 2.26 Persentase Partisipasi Perempuan Dalam Jabatan ASN Kota
Pekalongan Tahun 2013-2017 ------------------------------------------------------ II-73
Gambar 2.27 Perkembangan Rasio KDRT di Kota Pekalongan Tahun 2012-
2016 ---------------------------------------------------------------------------------------- II-73
Gambar 2.28 Perkembangan Penyelesaian Pengaduan Perlindungan
Perempuan dan Anak di Kota Pekalongan Tahun 2012-2016 ------------- II-74
Gambar 2.29 Persentase Luas Lahan Bersertifikat di Kota Pekalongan Tahun
2012-2016 --------------------------------------------------------------------------------- II-77
Gambar 2.30 Cakupan Pengawasan Pelaksanaan UKL-UPL Tahun 2013-2017 ------- II-77
Gambar 2.31 Cakupan Layanan Persampahan Kota Pekalongan Tahun 2013-
2017 ---------------------------------------------------------------------------------------- II-78
Gambar 2.32 Persentase Pengangkutan Sampah dan Pengelolaan Sampah di
Kota Pekalongan Tahun 2013-2017 ----------------------------------------------- II-79
Gambar 2.33 Rasio Kepemilikan KTP di Kota Pekalongan Tahun 2013-2017 ---------- II-80
Gambar 2.34 Perkembangan Kepemilikan Akta Kelahiran di Kota Pekalongan
Tahun 2013-2017 ----------------------------------------------------------------------- II-80
Gambar 2.35 Cakupan Peserta KB Akif di Kota Pekalongan Tahun 2013-2017-------- II-83
Gambar 2.36 Arsip yang Dipeliharan dan Diselamatkan Di Kota Pekalongan
Tahun 2012-2016 ----------------------------------------------------------------------- II-96
Gambar 2.37 Realisasi Ekspor Kota Pekalongan Tahun 2012 – 2016 ------------------ II-101
Gambar 2.38 Pengeluaran Per Kapita Kota Pekalongan dan Provinsi Jateng
Tahun 2012-2016 --------------------------------------------------------------------- II-110
Gambar 2.39 Jumlah Penumpang yang Melalui Terminal Kota Pekalongan
Tahun 2010-2014 --------------------------------------------------------------------- II-111
Gambar 2.40 Jumlah Penumpang yang Melalui Stasiun Kota Pekalongan
Tahun 2012-2016 --------------------------------------------------------------------- II-112
Gambar 2.41 Persentase Rumah Tangga (RT) yang menggunakan Air Bersih
Kota Pekalongan Tahun 2011-2015 --------------------------------------------- II-112
Gambar 2.42 Ketersediaan Listrik Kota Pekalongan Tahun 2012 - 2016 --------------- II-113
Gambar 2.43 Rasio Angka Kriminalitas Per 10.000 Penduduk Kota Pekalongan
Tahun 2012-2016 --------------------------------------------------------------------- II-116
Gambar 2.44 Rasio Lulusan S1/S2/S3 di Kota Pekalongan Tahun 2010-2013 ------- II-117
Gambar 2.45 Rasio Ketergantungan Penduduk Kota Pekalongan Tahun 2012-
2016 -------------------------------------------------------------------------------------- II-117
Gambar 3.1 Perkembangan Pendapatan, Belanja Daerah dan Pembiayaan
Kota Pekalongan Tahun 2013-2017 (dalam jutaan)---------------------------- III-2
Gambar 3.2 Perkembangan Belanja Daerah Kota Pekalongan Tahun 2013-
2017 ----------------------------------------------------------------------------------------- III-7
Gambar 3.3 Proporsi Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung Terhadap
Total Belanja Kota Pekalongan tahun 2013-2017 ------------------------------ III-8
Gambar 3.4 Proporsi Pembiayaan Kota Pekalongan tahun 2013-2017 ------------------ III-8
Gambar 4.1 Permasalahan Utama dan Permasalahan Pokok Pembangunan
Kota Pekalongan -------------------------------------------------------------------------IV-2
Gambar 4.2 Implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) di Kota
Pekalongan ------------------------------------------------------------------------------ IV-21
Gambar 5.1 Ilustrasi Visi dan Misi -------------------------------------------------------------------- V-6
Gambar 5.2 Keterkaitan Visi, Indikator Visi dan Misi serta Target Tahun 2021 -------- V-9
Gambar 5.3 Keterkaitan Visi Misi Kota Pekalongan dengan Visi Misi Gubernur
Jawa Tengah dan Presiden Republik Indonesia ------------------------------- V-15
Gambar 5.4 Keterkaitan Tujuan, Sasaran, dan Indikator Sasaran ------------------------- V-16

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Daftar Gambar xv
Gambar 6.1 Perkembangan Indeks Gini Kota Pekalongan, Daerah Sekitar dan
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2015 --------------------------------------- VI-25
Gambar 6.2 Perkembangan Angka Kemiskinan Kota Pekalongan dan Daerah
Sekitar Tahun 2013-2017 ------------------------------------------------------------ VI-26
Gambar 6.3 Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka Kota Pekalongan
dan Daerah Sekitar Tahun 2012-2016 ------------------------------------------- VI-27
Gambar 6.4 Pertumbuhan Ekonomi Kota Pekalongan dan Daerah Sekitar
Tahun 2012-2016 ---------------------------------------------------------------------- VI-27
Gambar 6.5 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia Kota Pekalongan
dan Daerah Sekitar Tahun 2013-2017 ------------------------------------------- VI-29
Gambar 6.6 Rencana Tanggul Rob di Kota Pekalongan ------------------------------------ VI-34
Gambar 6.7 Gambaran Interchange/Exit Tol di Kota Pekalongan ------------------------ VI-35
Gambar 6.8 Rencana Pola Ruang dan Penggunaan Lahan Kawasan
Petanglong ------------------------------------------------------------------------------- VI-36
Gambar 7.1 Kapasitas Riil Kemampuang Keuangan Daerah ----------------------------- VII-27

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Daftar Gambar xvi
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pada tahun 2016, Kota Pekalongan memulai tonggak baru dalam kerangka
pembangunan lima tahunan setelah terpilihnya Walikota Bapak Achmad Alf Arslan
Djunaid, SE dan Wakil Walikota, Bapak Mochammad Saelany Machfudz pada tanggal
9 Desember 2015, yang kemudian dilantik pada tanggal 17 Pebruari 2016. Sesuai dengan
amanat Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Walikota
dan Wakil Walikota Pekalongan terpilih telah memenuhi ketentuan pasal 264 ayat (1) dan
ayat (4), yaitu menetapkan Perencanaan Pembangunan Daerah Lima Tahunan atau
RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Kota Pekalongan dengan
Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 4 Tahun 2016 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 pada
tanggal 16 Agustus 2016.
Dinamika perkembangan peraturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah relatif tinggi pada awal pemerintahan Walikota Bapak
Achmad Alf Arslan Djunaid, SE dan Wakil Walikota, Bapak Mochammad Saelany
Machfudz. Terbitnya peraturan pelaksanaan tersebut telah berimplikasi terhadap
perubahan aturan-aturan teknis, terutama yang terkait dengan pengaturan perangkat
daerah dan perencanaan pembangunan daerah.
Pada tahun 2016, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 18
Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah sebagai pengganti atas Peraturan Pemerintah
Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Selanjutnya, dalam rangka
melaksanakan Peraturan Pemerintah tersebut, Menteri Dalam Negeri telah mengeluarkan
Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 061/2911/SJ Tahun 2016 tentang Tindak Lanjut
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah.
Di dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri tersebut, terdapat point penting terkait
Perencanaan Pembangunan Daerah yang mengamanatkan agar Pemerintah Daerah
segera melakukan penyesuaian dokumen Rencana Pembangunan Daerah sesuai
Kelembagaan Perangkat Daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah. Sesuai dengan Instruksi tersebut,
Pemerintah Kota Pekalongan telah merencanakan penyusunan Perubahan RPJMD Kota
Pekalongan Tahun 2016-2021 pada tahun 2017 sesuai dengan Perangkat Daerah yang
baru. Namun dengan mempertimbangkan usia dokumen RPJMD tersebut saat itu belum
ada satu tahun sehingga belum diperoleh hasil evaluasi, maka penyusunan Perubahan
RPJMD ditunda pada tahun 2018.
Selanjutnya, terkait dengan perencanaan pembangunan daerah Pemerintah juga
telah menerbitkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata
Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah. Peraturan Menteri
Dalam Negeri tersebut telah menggantikan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54
Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Pendahuluan I-1
Di dalam pasal 342 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017
menyebutkan bahwa perubahan RPJMD dapat dilakukan apabila hasil pengendalian dan
evaluasi menunjukkan bahwa substansi yang dirumuskan, tidak sesuai dengan
Permendagri Nomor 86 Tahun 2017. Berkaitan dengan substansi ini, Pasal 9
Permendagri Nomor 86 tahun 2017 menjelaskan bahwa Perencanaan pembangunan
Daerah yang berorientasi pada substansi, menggunakan pendekatan: a). holistik-tematik;
b). integratif; dan c). spasial.
Selanjutnya di dalam Pasal 10 ayat (1) dijelaskan bahwa Pendekatan holistik-
tematik dalam perencanaan pembangunan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal
9 huruf a, dilaksanakan dengan mempertimbangkan keseluruhan unsur/bagian/kegiatan
pembangunan sebagai satu kesatuan faktor potensi, tantangan, hambatan dan/atau
permasalahan yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Kemudian di ayat 2-nya
dijelaskan bahwa pendekatan spasial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c,
dilaksanakan dengan mempertimbangkan dimensi keruangan dalam perencanaan.
Dinamika pembangunan Kota Pekalongan sekarang ini dihadapkan pada dua
proyek nasional, yaitu Pembangunan Tanggul Rob Pekalongan dan Pembangunan
Interchange Jalan Tol. Dampak atas pelaksanaan kedua proyek nasional tersebut, secara
substani belum tercantum pada RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016 -2021.
Pembangunan tanggul rob akan berdampak positif terhadap pengurangan
genangan di sebagian wilayah utara Kota Pekalongan. Dampak positif tersebut, selain
harus ditindaklanjuti dengan penataan sistem drainase, namun yang tidak kalah
pentingnya adalah berdampak terjadinya perubahan pemanfaatan ruang sehingga
membutuhkan penataan ruang yang lebih dinamis pada lokasi tersebut.
Pasca pembangunan tanggul rob, wilayah tersebut akan terbagi menjadi dua, yaitu
sisi utara tanggul dengan kondisi yang relatif basah dan sisi Selatan dengan kondisi yang
relatif kering. Perubahan ini perlu disikapi dengan perencanaan yang matang sehingga
akan berdampak positif, baik bagi masyarakat di wilayah tersebut maupun secara umum
bagi Kota Pekalongan sehingga Kota Pekalongan dapat menerima manfaat yang
sebesar-besarnya atas proyek tersebut.
Proyek skala nasional yang kedua adalah pembangunan interchange jalan tol.
Proyek ini juga akan berdampak pada perubahan penggunaan lahan, perubahan pola
pergerakan lalu lintas, dan juga pergeseran kegiatan sosial ekonomi. Oleh karena itu,
perlu disikapi juga dengan penyiapan perencanaan dalam sisa waktu masa pemerintahan
tahun 2016 – 2021, agar proyek tersebut dapat bermanfaat bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat secara maksimal.
Permasalahan lain yang juga melatarbelakangi perubahan RPJMD Kota
Pekalongan Tahun 2016-2021 adalah masih rendahnya hasil evaluasi Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Saat ini, Pemerintah Pusat telah menempatkan hasil
evaluasi AKIP sebagai salah satu bagian dalam penghitungan pemberian Dana Insentif
Daerah (DID). Dalam penilaian tersebut, komponen perencanaan mempunyai bobot
terbanyak di antara empat komponen lainnya, yaitu 30%. Oleh karena itu, konstruksi
perencanaan yang sesuai dengan arahan dan kebijakan Kementerian PAN dan RB
menjadi kebutuhan bagi setiap daerah.
Meskipun nilai AKIP tahun 2017 yang diterimakan pada tahun 2018 mengalami
kenaikan hingga mencapai 55,73 (dengan kategori CC), namun kenaikan ini belum cukup
untuk memberikan nilai tambah bagi DID. Oleh karena itu, perubahan RPJMD ini
merupakan suatu kebutuhan untuk menguatkan komponen perencanaan pada evaluasi
AKIP.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka Pemerintah Kota Pekalongan perlu
melakukan Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021. Secara ringkas, hal-
hal yang melatarbelakangi perubahan RPJMD ini dapat diuraikan sebagai berikut:

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Pendahuluan I-2
1. Amanat PP Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah;
2. Amanat Permendagri Nomor 86 Tahun 2017;
3. Kebutuhan perencanaan pembangunan guna menyikapi dampak atas Proyek
Pembangunan Tanggul Rob Pekalongan dan Proyek Pembangunan Interchange
Jalan Tol;
4. Kebutuhan untuk mengintegrasikan RPJMD Kota Pekalongan dengan Perpres
Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
5. Evaluasi tahunan capaian RPJMD, dimana beberapa target capaian yang kurang
realistis; dan
6. Masih terdapat sisa waktu yang memungkinkan untuk dilakukan perubahan RPJMD
Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 yaitu tiga tahun, berdasarkan Permendagri
Nomor 86 Tahun 2017 pasal 342 ayat (2).

1.2. DASAR HUKUM PENYUSUNAN

1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa


Tengah (Himpunan Peraturan-Peraturan Negara Tahun 1950 Halaman 86-92);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih
dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3851);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4355);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4725);
9. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4868);
10. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5038);
11. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
12. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
149, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5068);
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Pendahuluan I-3
13. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor
82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
14. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 116, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5315);
15. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
16. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan
Penerapan Standar Pelayanan Minimum (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4585);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
22. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4663);
23. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan
Rencana Pembanguan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);
24. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pedoman Laporan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,
dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);
25. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Kinerja
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4815);
26. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Pendahuluan I-4
27. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 26, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833), sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 77, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6042);
28. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);
29. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Tugas dan Wewenang Serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil
Pemerintah di Wilayah Provinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5107)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2011
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Serta Kedudukan Keuangan Gubernur
Sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5209);
30. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5887);
31. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019;
32. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);
33. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata
Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1312);
34. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun
2005–2025;
35. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2017 tentang Perubahan
Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun
2013-2018;
36. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Pekalongan Nomor 5 Tahun 1992
tentang Pekalongan Kota Batik Sebagai Sesanti Masyarakat dan Pemerintah
Tingkat Kotamadya Pekalongan dalam Membangun Masyarakat, Kota dan
Lingkungannya (Lembaran Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Tahun 1992
Nomor Seri D Nomor 8);
37. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 10 Tahun 2009 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah Kota Pekalongan (Lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 10);

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Pendahuluan I-5
38. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 11 Tahun 2009 tentang Barang Milik
Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 11);
39. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 19 Tahun 2011 tentang Tahapan,
Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah Kota Pekalongan (Lembaran Daerah Tahun 2011 Nomor
21);
40. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 30 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Pekalongan Tahun 2009-2029 (Lembaran Daerah Tahun 2011
Nomor 30);
41. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 15 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Pekalongan Tahun 2005-2025
(Lembaran Daerah Tahun 2013 Nomor 19);
42. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 4 Tahun 2016 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Pekalongan Tahun 2016-2021
(Lembaran Daerah Tahun 2016 Nomor 4)
43. Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah Kota Pekalongan (Lembaran Daerah Tahun 2016
Nomor 5).

1.3. HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN

Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 yang kedudukannya sama


dengan RPJMD Pekalongan Tahun 2016-2021, merupakan kelanjutan dari rencana
pembangunan yang telah dicapai dalam kurun waktu 2010-2015. Untuk mewujudkan
suatu dokumen perencanaan pembangunan sebagai satu kesatuan yang utuh dengan
sistem perencanaan pembangunan nasional dan pembangunan daerah Provinsi Jawa
Tengah, maka Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 disesuaikan dan
berpedoman pada RPJPD Kota Pekalongan Tahun 2005-2025, serta memperhatikan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019,
Dokumen Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinsi Jawa Tengah tahun 2018-2023, serta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kota Pekalongan Tahun 2009-2029.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Pendahuluan I-6
Gambar 1.1 Hubungan Antar Dokumen
Selain itu penyusunan Perubahan RPJMD juga memperhatikan hasil evaluasi
pelaksanaan Tahun Kesatu dan Kedua RPJMD Kota Pekalongan tahun 2016-2021.
Pedoman lain yang digunakan sebagai penunjang antara lain : (1) RTRW Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2009-2029; (2) RAD Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) Tahun
2010-2020; (3) Rencana Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (PPK);

1.3.1. Amanat RPJMN Tahun 2015-2019


Berdasarkan RPJMN Tahun 2015-2019, kebijakan pembangunan nasional
diarahkan pada upaya pencapaian visi dan misi pembangunan nasional tahun 2015-2019.
Visi tersebut adalah “Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri, Dan
Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”, yang dilakukan melalui 7 misi
pembangunan yaitu:
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,
menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan
mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan;
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan
negara hukum;
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara
maritim;
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera;
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing;
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional;
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Pendahuluan I-7
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi pembangunan nasional jangka menengah
tersebut, ditetapkan sembilan agenda prioritas yang disebut “Nawa Cita”, yaitu:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan
rasa aman kepada seluruh warga negara;
2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan
yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya;
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa
dalam kerangka negara kesatuan;
4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya;
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia;
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga
bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya;
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik;
8. Melakukan revolusi karakter bangsa;
9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Pembangunan nasional jangka menengah yang dilaksanakan guna menuju pada
sasaran utama pembangunan nasional di tahun 2019, yang meliputi antara lain:
a. Pertumbuhan ekonomi sebesar 8,0%;
b. Laju inflasi sebesar 3,5-5%;
c. PDB per kapita sebesar Rp. 72.217.000;
d. Indeks Gini sebesar 0,36;
e. Tingkat kemiskinan sebesar 7,0-8,0%;
f. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 76,3;
g. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 4,0 – 5,0%.

1.3.2. Amanat RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 - 2018


Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018
diarahkan untuk mewujudkan Visi : “Menuju Jawa Tengah Sejahtera Dan Berdikari,
Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi”.
Untuk mewujudkan visi tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menetapkan 7
(tujuh) misi pembangunan, sebagai berikut :
1. Membangun Jawa Tengah berbasis Trisakti Bung Karno, Berdaulat di
Bidang Politik, Berdikari di Bidang Ekonomi, dan Berkepribadian di
Bidang Kebudayaan :
Misi pertama merupakan kerangka acuan bagi enam misi lainnya dengan
mentransformasikan nilai Trisakti dalam setiap misi. Kebijakan
Pembangunan Jawa Tengah memiliki karakter berbasis pada nilai
ideologis Trisakti Bung Karno yaitu Berdaulat di Bidang Politik, Berdikari
di Bidang Ekonomi, dan Berkepribadian di Bidang Kebudayaan.
Landasan Trisakti ini perlu juga diaktualisasikan sebagai respon atas
perubahan situasi global yang memiliki dampak pada posisi kedaulatan
negara, khususnya kedaulatan atas pangan dan energi sebagai prasyarat
keberdikarian sebuah bangsa.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Pendahuluan I-8
Kedaulatan pangan dan energi sebagai pengejawantahan bangunan Trisakti akan
memberikan implikasi bukan saja berdikari di bidang ekonomi, namun juga akan
melahirkan karakter politik yang lebih berdaulat, dan melebur pada bangunan
karakter rakyat Jawa Tengah dengan melestarikan dan mengembangkan seni dan
budaya Jawa
2. Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat yang Berkeadilan,
Menanggulangi Kemiskinan dan Pengangguran :
Misi ini diarahkan untuk mewujudkan kebijakan yang sistematis dalam
rangka mengangkat derajat kelompok miskin dan hampir miskin yang
sebagian besar berada di perdesaan, dengan kebijakan pengalokasian
anggaran yang proporsional dan pembangunan yang berkeadilan.
Afirmasi pelaksanaan misi melalui kemudahan akses permodalan, dukungan
teknologi dan informasi, jaminan ketahanan pangan, pengendalian alih
fungsi lahan yang didukung dengan reformasi agraria, kemandirian
energi, peningkatan kesejahteraan pekerja, mewujudkan keadilan gender
dan perlindungan anak, perluasan akses dan kualitas pelayanan dasar,
penciptaan dan perluasan lapangan kerja, peningkatan produktivitas
industri dan nilai investasi.
3. Mewujudkan Penyelenggaraan Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah
yang Bersih, Jujur dan Transparan, “Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi”:
Misi ini diarahkan untuk mewujudkan reformasi birokrasi melalui
penyelenggaraan pemerintahan yang transparan dan akuntabel, dengan
didukung sumber daya aparatur yang profesional, kelembagaan yang
tepat fungsi dan ukuran, sistem kerja yang jelas dan terukur, kebijakan
penganggaran yang efisien, serta pemanfaatan teknologi informasi untuk
mencapai pelayanan prima.
4. Memperkuat Kelembagaan Sosial Masyarakat untuk Meningkatkan
Persatuan dan Kesatuan :
Misi ini diarahkan untuk mewujudkan penguatan kelembagaan sosial
masyarakat melalui pelibatan kelembagaan sosial dalam proses
perencanaan partisipatif, revitalisasi kearifan lokal yang diadopsi dalam
proses komunikasi politik, serta peningkatan peran dan fungsi seni budaya dan olah
raga.
5. Memperkuat Partisipasi Masyarakat dalam Pengambilan Keputusan
dan Proses Pembangunan yang Menyangkut Hajat Hidup Orang Banyak:
Misi ini diarahkan untuk memperkuat peran dan meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam pembangunan yang menyangkut hajat
hidup orang banyak dan pengambilan keputusan melalui partisipasi aktif
masyarakat sejak tahap perencanaan, pelaksanaan hingga pengawasan,
serta sinkronisasi pembangunan pusat dan daerah.
6. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik untuk Memenuhi Kebutuhan
Dasar Masyarakat :
Misi ini diarahkan untuk pemenuhan layanan dasar, pendidikan,
kesehatan, permukiman, jaringan irigasi dan air baku melalui perluasan
akses dan penyediaan prasarana dan sarana serta pemenuhan standar
pelayanan minimal.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Pendahuluan I-9
7. Meningkatkan Infrastruktur untuk Mempercepat Pembangunan Jawa
Tengah yang Berkelanjutan dan Ramah Lingkungan :
Misi ini diarahkan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
infrastruktur yang mendukung pertumbuhan dan kelancaran
perekonomian dengan tetap memperhatikan Rencana Tata Ruang
Wilayah sesuai daya dukung dan daya tampung lingkungan, serta
antisipasi bencana yang mengancam keberadaan sumber daya potensial
dan strategis.
Penjabaran lebih rinci dari misi RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai
berikut :
1) Percepatan Pembangunan Infrastruktur
a) Pemerintah daerah diharapkan bisa mengurangi beban belanja rutin
(belanja pegawai dan barang) untuk membuka ruang fiskal dalam
APBD. Ruang fiskal tersebut diperlukan untuk menambah alokasi
belanja modal pembangunan insfrastruktur daerah.
b) Pemerintah daerah bisa mengundang swasta untuk terlibat dalam
pembangunan infrastruktur terutama yang memiliki nilai komersial
melalui pola kerjasama pemerintah-swasta (Public Private
Partnership).
c) Rencana menarik swasta harus disertai oleh perbaikan iklim bisnis dan
investasi, yang dapat dilakukan melalui perubahan regulasi dan
kebijakan yang bisa menarik minat calon investor.
d) Mulai dipersiapkan kemungkinan penerbitan obligasi daerah
(municipal bond) untuk pembiayaan infrastruktur.
e) Pemerintah Daerah harus memberi kemudahan pembebasan lahan
agar kerja sama dengan swasta dalam pembangunan infrastruktur
tidak terhambat.
f) Agar diperoleh manfaat yang optimal dari pembangunan infrastruktur
nasional, maka perlu dilakukan pembangunan infrastruktur provinsi
dan kabupaten/kota yang dihubungkan dengan infrastruktur nasional.
g) Mempercepat pembangunan infrastruktur lokal/perdesaan terutama
untuk membuka akses pasar hasil produksi pertanian.
2) Peningkatan Pelayanan Pendidikan
a) Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan
b) Percepatan ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana
pendidikan di semua jenjang pendidikan, termasuk jenjang pendidikan
menengah untuk mendorong peningkatan APK pendidikan menengah.
c) Pengembangan pendidikan vokasi sesuai dengan kondisi potensi dan
kebutuhan daerah.
d) Pencegahan Siswa Putus Sekolah dan Peningkatan Angka
Keberlanjutan Siswa. Diharapkan Pemerintah Daerah:
(1). Mengidentifikasi lulusan jenjang SD/MI dan SMP/MTs.
(2). Menghitung daya tampung SMP/MTs dan SMA/MA/SMK.
(3). Mengidentifikasi siswa yang memiliki resiko putus sekolah (seperti
siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu).
(4). Memastikan siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu
mendapatkan bantuan pendidikan.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Pendahuluan I-10
(5). Membuka Posko penerimaan siswa baru untuk memastikan semua
anak usia sekolah bersekolah.
(6). Percepatan pemerataan akses dan layanan pendidikan serta
peningkatan ketersediaan, kesetaraan dan kualitas penyelenggaraan
pendidikan untuk semua.
3) Peningkatan Pelayanan Kesehatan
a) Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat.
b) Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan
perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata,
serta pengutamaan dan manfaat.
c) Perhatian khusus pada penduduk rentan (ibu, bayi, anak, manusia
usia lanjut (manula) dan keluarga miskin).
d) Pembangunan kesehatan dilaksanakan melalui peningkatan upaya
kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan,
obat dan perbekalan kesehatan disertai oleh peningkatan
pengawasan, pemberdayaan masyarakat, dan manajemen kesehatan.
e) Pelaksanaan pembangunan kesehatan dengan memperhatikan
dinamika kependudukan, epidemiologi penyakit, perubahan ekologi
dan lingkungan, kemajuan iptek, serta globalisasi dan demokratisasi
dengan kerjasama lintas sektor dan kemitraan.
f) Penekanan diberikan pada peningkatan perilaku dan kemandirian
masyarakat serta upaya promotif dan preventif.
g) Pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu setiap
kebijakan selalu memperhatikan dampaknya terhadap kesehatan.
h) Pembangunan dan perbaikan gizi dilaksanakan secara lintas sektor
(produksi pangan, pengolahan, distribusi, konsumsi pangan tingkat
rumah tangga dengan kandungan gizi yang cukup, seimbang, serta
terjamin keamanannya).
4) Peningkatan Iklim Investasi dan Iklim Usaha
Perbaikan iklim investasi, yang dititikberatkan pada:
a) Penyederhanaan prosedur investasi dan prosedur berusaha, serta
b) Peningkatan efisiensi logistik di Provinsi Jawa Tengah.
c) Optimalisasi Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dan penggunaan
Sistem Pelayanan Informasi dan Perijinan Investasi secara Elektronik
(SPIPISE) yang dilakukan secara bertahap di Kabupaten/Kota.
d) Meningkatkan efektivitas pelaksanaan KPS terutama dalam investasi
penyediaan infrastruktur dan energi.
e) Meningkatkan efektivitas strategi promosi investasi.
f) Pembatalan perda bermasalah dan pengurangan biaya untuk
memulai usaha seperti penerbitan Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
dan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP).
g) Upayakan adanya pertimbangan antara kebijakan ketenagakerjaan
khususnya terkait penetapan UMP dengan upaya menarik minat
investor (iklim usaha).

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Pendahuluan I-11
5) Percepatan Pembangunan Industri Pengolahan
a) Percepatan Pengembangan Kawasan Industri Kendal. Dalam
pengembangannya, kawasan industri ini akan diarahkan
menjadi pusat kegiatan baru di sebelah Utara Kendal. Oleh karenanya
dibutuhkan semacam Central Bussiness District (CBD) di kawasan
tersebut.
b) Percepatan Pembangunan Kawasan Industri Boyolali;
Pengembangan kawasan industri ini diharapkan dapat menciptakan
lapangan kerja yang besar yang tentunya akan dapat mengangkat
pendapatan masyarakat Boyolali dan dampak berantainya pada
perekonomian wilayah juga akan meningkat.
6) Percepatan Ketahanan Pangan
a) Menjaga basis/kapasitas produksi dan meningkatkan produktivitas.
b) Wujudkan lahan pertanian (pangan) abadi terutama untuk padi
melalui pengendalian konversi lahan pertanian ke non pertanian.
c) Revitalisasi sistem perbenihan dan perbibitan serta intensifikasi
peningkatan produksi pangan berbasis korporasi GP3K kerjasama
dengan BUMN.
d) Pengawalan produksi - penyuluhan dan penerapan teknologi tepat dan ramah
lingkungan.
e) Putihkan KUT - agar akses kredit meningkat.
f) Mensinergikan dengan subsidi agar tepat sasaran dan efektif mencapai target.
g) Mensinergikan produksi dan pengolahan:
h) Pengembangan supply chain -hulu hilir (produsen-pengumpul-pengolah)
i) Pengembangan entrepreneurship - pedagang pengumpul untuk menjembatani
permintaan pasar yang semakin heterogen.
j) Perubahan pola konsumsi:
(a). Kepraktisan - bentuk olahan
(b). Kualitas: jenis dan kualitas tertentu
(c). Brand: jaminan konsistensi kualitas
(d). Trend konsumen terhadap konsumsi pangan olahan dan protein hewani
meningkat seiring dengan peningkatan pendapatan masyarakat.
k) Normalisasi dan Rehabilitasi Prasarana Irigasi (Peningkatan Indeks
Pertanaman).
7) Percepatan Reformasi Birokrasi
a) Mempercepat penciptaan organisasi yang tepat fungsi dan tepat
ukuran (right sizing);
b) Mempercepat penciptaan sistem, proses dan prosedur kerja yang
jelas, efektif, efisien, terukur dan sesuai dengan prinsip-prinsip good
governance;
c) Membuat regulasi yang lebih tertib, tidak tumpang tindih dan
kondusif;
d) Menciptakan SDM aparatur yang berintegrasi, netral, kompeten,
kapabel, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera;
e) Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas
KKN;
f) Meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Pendahuluan I-12
g) Menciptakan pelayanan prima sesuai dengan kebutuhan dan harapan
masyarakat;
h) Mempercepat penciptaan birokrasi dengan integrasi dan kinerja yang
tinggi.

1.3.3. Amanat RPJPD Kota Pekalongan 2005 - 2025


Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 19 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 15 Tahun 2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Pekalongan Tahun 2005 – 2025,
dalam mewujudkan visi Kota Pekalongan yaitu “Pekalongan Kota Batik
yang Maju, Mandiri, dan Sejahtera” diwujudkan melalui 5 (lima) misi.
Adapun skala prioritas pembangunan daerah untuk RPJMD tahap III dapat
dijabarkan sebagai berikut :
1. Mewujudkan Kondisi Perikehidupan Bermasyarakat dan Berpemerintahan
yang Agamis, Berbudaya, Tertib, Aman, dan Demokratis berlandaskan
Pancasila dan UUD 1945, melalui:
a) Pengembangan pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa disertai pembinaan
pengembangan dan pemeliharaan kerukunan hubungan antar umat beragama;
b) Pengembangan pola toleransi dan kerjasama antar umat beragama dalam
rangka peningkatan harmonisasi kehidupan beragama bermasyarakat;
c) Penguatan budaya masyarakat guna membentuk karakter masyarakat yang
berbudaya, tangguh dan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai agama dan
budaya lokal yang memiliki ketahanan dalam dinamika pergaulan regional dan
internasional;
d) Penguatan peran kelembagaan seni dan budaya lokal serta penerapannya di
masyarakat guna memperkuat identitas karakter masyarakat dan menjaga
kelestarian kebudayaan khas Pekalongan;
e) Penguatan kualitas sumber daya manusia dan kelembagaan yang mampu
menghasilkan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat luas termasuk industri;
f) Pengembangan kapasitas aparatur dan kelembagaan hukum daerah dalam
rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan kepastian hukum di
daerah;
g) Pengembangan pemasyarakatan dan pendidikan HAM serta kelembagaan
dalam rangka mendorong terciptanya kehidupan masyarakat yang memahami
prinsip-prinsip dasar HAM;
h) Pengembangan peran serta masyarakat di dalam menjaga keamanan dan
ketertiban lingkungan dengan meningkatkan koordinasi dan pembinaan dengan
instansi terkait;
i) Pengembangan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam berpolitik dengan
baik dan benar melalui pendidikan politik dalam rangka memberikan kontribusi
bagi terciptanya proses demokratisasi, politik, dan penegakan hukum dengan
memberdayakan lembaga-lembaga politik yang ada.
2. Mewujudkan Tata Pemerintahan yang Baik Berbasis pada Profesionalisme,
Kepercayaan, Komitmen, Partisipatif dan Teknologi Informasi, melalui:
a) Pengembangan upaya memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang
memiliki kompetensi dalam perencanaan pembangunan melalui pendidikan dan
latihan sehingga aparatur pemerintah dapat menyusun dokumen perencanaan
pembangunan daerah;
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Pendahuluan I-13
b) Pengembangan sistem perencanaan pembangunan dan optimalisasi sumber
daya pembangunan yang didukung kemitraan yang lebih sinergis dengan
masyarakat dan pelaku pembangunan lainnya dalam mendukung pembangunan
daerah;
c) Pengembangan kualitas aparatur melalui pemantapan penerapan budaya kerja
yang profesional, bersih, beretika, dan berwibawa didukung penguasaan
teknologi dengan memperbaiki software,hardware dan brainware;
d) Pengembangan sistem penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efisien
sesuai dengan prinsip-prinsip good governance melalui peningkatan transparansi
dan keadilan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah;
e) Pengembangan kualitas pelayanan publik melalui peningkatan kompetensi
sesuai kewenangan berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada
bidang pelayanan dasar dan penunjang yang mendukung penanganan
permasalahan publik;
f) Pengembangan kualitas proses dan prosedur pengawasan terhadap aparatur
pemerintah daerah sehingga dapat mendorong terciptanya pemerintahan yang
bersih dan berwibawa didukung pengembangan Sistem Informasi Manajemen
(SIM) Pengawasan dengan memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk
mengakses data umum hasil pengawasan sehingga meningkatkan akuntabilitas
dan transparansi hasil pengawasan pembangunan.
3. Mewujudkan Kemajuan Daerah Melalui Penyediaan Infrastruktur dan
Sinergitas Dalam Pengelolaan Kawasan, Tata Ruang, Lingkungan Hidup, dan
Sumber Daya Alam, melalui:
a) Pengembangan manajemen transportasi, melalui peningkatan keterpaduan antar
dan intermoda yang mendukung efisiensi penyelenggaraan transportasi
didukung peningkatan kualitas pelayanan secara konsisten melalui perbaikan
dan sistem operasi dan pemeliharaan jaringan sistem distribusi yang sesuai
dengan standar internasional;
b) Pengembangan kualitas lingkungan perumahan dan permukiman melalui
pengembangan kebijakan perumahan menuju terciptanya lingkungan perumahan
yang lebih baik dan sehat;
c) Pengembangan pembangunan hunian baru yang signifikan dalam rangka
mengurangi kesenjangan antara kebutuhan rumah dengan kemampuan
penyediaan hunian akibat pertambahan penduduk, serta pengembangan
cakupan layanan sarana prasarana perumahan dan permukiman terutama air
bersih dan sanitasi serta pengelolaan persampahan;
d) Pengembangan penyelenggaraan telematika yang tanggap terhadap kebutuhan
pasar dan industri namun tetap menjaga keutuhan sistem yang ada yang mampu
mendukung pengembangan industri dan aplikasinya sebagai penciptaan nilai
tambah informasi;
e) Pengembangan aplikasi teknologi telekomunikasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan dalam rangka meningkatkan kinerja pemerintah dan transparansi
publik;
f) Pengembangan kualitas penataan ruang melalui pemulihan kawasan lindung,
pengembangan kawasan budidaya secara optimal sesuai daya dukung
lingkungan dan prinsip pembangunan berkelanjutan serta pengembangan
kawasan prioritas dan sistem perkotaan sesuai potensi-potensi yang dimiliki oleh
setiap Satuan Wilayah Pengembangan (SWP);

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Pendahuluan I-14
g) Pengembangan cakupan pelayanan administrasi pertanahan melalui perbaikan
sistem informasi manajemen pertanahan berbasis masyarakat;
h) Pengembangan pola upaya pengendalian pencemaran dan kerusakan
lingkungan melalui penguatan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan dan
penegakan hukum lingkungan didukung pemantapan kelembagaan dan
pengembangan sistem mitigasi bencana;
i) Pengembangan sistem penanggulangan bencana alam;
j) Pengembangan sistem pemeliharaan keamanan dan kualitas pelayanan listrik
bagi seluruh masyarakat;
k) Pengembangan kelembagaan dan peningkatan kualitas pengelolaan prasarana
dan sarana sumber daya air dan irigasi yang handal, guna mendukung aktivitas
produksi yang kompetitif, serta memenuhi kebutuhan prasarana dasar perkotaan;
l) Pengembangan sistem pengelolaan sumber daya air dengan menjaga
kelestarian sumber daya air serta pengelolaan dan pemanfaatannya bagi
masyarakat luas;
m) Pengembangan pemasyarakatan biofuel (bahan bakar nabati) sekaligus untuk
konservasi lahan kritis.
4. Mewujudkan Pemenuhan Kebutuhan Sosial Dasar Masyarakat dan
Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia, melalui:
a) Pengembangan pemerataan akses dan mutu pendidikan dasar dan menengah
yang lebih luas serta pengembangan relevansi kurikulum pendidikan yang sesuai
dengan pasar kerja;
b) Pengembangan kualitas perpustakaan yang dapat berfungsi sebagai sarana
pembelajaran masyarakat;
c) Pengembangan pemerataan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar dan
rujukan kepada masyarakat terutama masyarakat miskin dan pemantapan mutu
pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan perorangan/rujukan
melalui penguatan profesionalisme dan kompetensi kesehatan serta
mewujudkan sistem jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat;
d) Pengembangan kuantitas dan kualitas surveilance epidemiologi dalam upaya
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan tidak menular;
e) Pengembangan kualitas Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS) dan penanganan penduduk usia lanjut melalui pengembangan
partisipasi sosial dan kesetiakawanan sosial masyarakat;
f) Pengembangan pendapatan masyarakat melalui perluasan akses sumber daya
ekonomi yang lebih luas dalam rangka meningkatkan daya beli dan
kesejahteraan masyarakat miskin;
g) Pengembangan keterampilan kerja dan berusaha bagi tenaga kerja melalui
pelatihan peningkatan kreativitas, keterampilan dan kewirausahaan;
h) Pengembangan pola pengendalian laju pertumbuhan penduduk dan pengaturan
persebarannya melalui peningkatan fasilitasi program KB dan partisipasi peserta
KB Mandiri dalam penggunaan kontrasepsi;
i) Pengembangan kesetaraan dan keadilan gender dalam berbagai bidang
kehidupan dan peningkatan perlindungan anak sebagai aset penentu masa
depan bangsa;
j) Pengembangan kepribadian dan kreativitas pemuda melalui penguatan
kelembagaan kepemudaan yang ada;
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Pendahuluan I-15
k) Pengembangan kemandirian dan tanggung jawab pemuda dan olah raga dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara melalui peningkatan pembinaan organisasi
kepemudaan dan keolahragaan.
5. Mewujudkan Perekonomian Daerah yang Kuat Melalui Pengembangan
Potensi Unggulan Daerah yang Berdaya Saing Tinggi Didukung Inovasi dan
Kreativitas, melalui:
a) Pengembangan struktur perekonomian, yang berbasis pada pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta produk unggulan daerah yang mempunyai
keunggulan komparatif dan kompetitif dalam rangka mendorong pertumbuhan
yang makin berkualitas;
b) Pengembangan promosi maupun pameran produk-produk daerah baik dalam
skala nasional maupun internasional;
c) Pengembangan kerjasama dan kemitraan strategis yang mendukung
peningkatan akses pasar produk unggulan di pasar domestik dan internasional;
d) Pengembangan pembangunan sektor pertanian dalam arti luas diarahkan untuk
menghasilkan produk-produk yang bertumpu pada sistem agribisnis, guna
menjamin ketersediaan pangan;
e) Pengembangan kualitas produk, kelembagaan dan sarana prasarana pendukung
sektor pertanian yang mempunyai keunggulan komparatif dan kompetitif berbasis
teknologi informasi;
f) Pengembangan kuantitas desain produk industri yang mengikuti perkembangan
selera pasar sehingga tidak tertinggal oleh selera pasar;
g) Pengembangan peran UMKM yang berorientasi ekspor, melalui pengembangan
akses pasar dalam rangka mendorong daya saing UMKM;
h) Pengembangan sistem koordinasi, sinkronisasi, dan sinergitas tindakan antar
pelaku pembangunan (pemerintah, swasta, dan masyatakat) dalam
pengembangan dan pemberdayaan lembaga masyarakat;
i) Pengembangan promosi daerah pro investasi sehingga dapat menarik investor
baik PMA maupun PMDN;
j) Pengembangan sistem pengelolaan aset-aset daerah dalam rangka
menggerakkan sektor riil sehingga mampu berdaya saing dalam mendorong
peningkatan pembiayaan dan kemandirian daerah;
k) Pembangunan kapasitas lembaga masyarakat dengan memberikan pelatihan.

1.3.4. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Pekalongan Tahun 2009-
2029
Amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi
Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah bahwa dalam rangka
penyusunan rencana pembangunan daerah harus mengintegrasikan rencana tata ruang
dengan rencana pembangunan daerah. Dalam penyusunan RPJMD Kota Pekalongan
Tahun 2016-2021, RTRW Kota Pekalongan Tahun 2009-2029 dijadikan pedoman dalam
menetapkan lokasi pembangunan di Kota Pekalongan terkait pemanfaatan ruang, baik
dari sisi rencana pola ruang, rencana struktur ruang dan kawasan strategis kota, maupun

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Pendahuluan I-16
sebagai dasar penyusunan prioritas program sesuai arahan pemanfaatan ruang dan
pengendalian pemanfaatan ruang.

Gambar 1.2 Hubungan Perencanaan Pembangunan


dengan Rencana Tata Ruang
Berdasarkan kebijakan penetapan kawasan strategis Provinsi Jawa Tengah
sebagaimana dijelaskan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa
Tengah 2009-2029 (Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010), Kota
Pekalongan merupakan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) PETANGLONG (Kota
Pekalongan, Kabupaten Batang dan Kabupaten Pekalongan), sehingga dengan demikian
fasilitas sarana prasarana kota harus dapat melayani dalam skala regional. Kebijakan ini
telah dipedomani dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Pekalongan Tahun
2009-2029 (Peraturan Daerah Kota Pekalongan No. 30 Tahun 2011).
Dalam perkembangan pelaksanaan penataan ruang, Pemerintah Kota Pekalongan
saat ini telah menindaklanjuti Peraturan Daerah tentang RTRW tersebut dengan
penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) di empat kecamatan serta Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) untuk Kawasan Strategis Kota dari sudut
kepentingan sosial budaya, yaitu Kawasan Jetayu, Kawasan Kali Loji, Kawasan Pasar
Buah Pati Unus, Kawasan Pecinan, dan Kawasan Kampung Arab. Pada tahun-tahun
mendatang, penyusunan dokumen perencanaan kawasan strategis kota akan dilakukan
pada KSK dari sudut kepentingan ekonomi dan KSK dari sudut kepentingan lingkungan
sesuai arahan Peraturan Daerahn tentang RTRW pasal 53 tentang penetapan kawasan
strategis kota.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Pendahuluan I-17
Namun demikian, pada saat ini berbagai dinamika perencanaan pembangunan
menghendaki adanya tindak lanjut sebagai akibat berubahnya kebijakan-kebijakan
Pemerintah Pusat, seperti rencana Pembangunan Jalan Tol Pulau Jawa serta
pembangunan Jalan Lingkar PETANGLONG, yang keduanya sudah masuk dalam
perencanaan pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN Tahun 2015–2019).
Termasuk kebijakan Pemerintah Pusat yang terbaru adalah pembangunan tanggul rob di
kawasan Utara Kota Pekalongan. Semua kegiatan tersebut memanfaatkan ruang
sehingga akan berimplikasi terhadap kebijakan penataan ruang maupun Perubahan
RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016–2021 ini. Oleh karena itu, dibutukan integrasi
rencana tata ruang dan rencana pembangunan daerah

1.3.5. Hubungan Antar Dokumen


Dari gambaran berbagai dokumen perencanaan tersebut, baik di tingkat Kota,
Provinsi, maupun Nasional, maka hubungan antara dokumen perencanaan dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Upaya untuk mewujudkan skala prioritas pembangunan daerah pada RPJMD tahap
III berupa “Mewujudkan Kondisi Perikehidupan Bermasyarakat dan Berpemerintahan
yang Agamis, Berbudaya, Tertib, Aman, dan Demokratis berlandaskan Pancasila dan
UUD 1945”, akan sejalan dengan upaya Peningkatan Pelayanan Pendidikan.
Upaya membangun kehidupan bermasyarakat yang berbudaya dan agamis melalui
Peningkatan Pelayanan pendidikan ini diharapkan akan ikut mendorong peningkatan
Indeks Pembangunan Manusia yang secara nasional ditargetkan mencapai 76,3
pada tahun 2019, adapun target yang lain sebagai berikut :
- Laju inflasi sebesar 3,5-5%;
- PDB per kapita sebesar Rp. 72.217.000;
- Indeks Gini sebesar 0,36;
- Tingkat kemiskinan sebesar 7,0-8,0%;
- Indeks Pembangunan Manusia(IPM) sebesar 76,3;
- Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 4,0-5,0%.
2. Upaya untuk mewujudkan skala prioritas pembangunan daerah pada RPJMD tahap
III berupa “Mewujudkan Tata Pemerintahan yang Baik Berbasis pada,
Profesionalisme, Kepercayaan, Komitmen, Partisipatif dan Teknologi Informasi”, akan
sejalan dengan upaya Percepatan Reformasi Birokrasi oleh Pemerintah Provinsi
Jawa Tengah.Sehingga diharapkan akan ikut memberikan iklim yang kondusif bagi
kegiatan ekonomi dan investasi yang pada akhirnya, upaya ini akan mendorong
mewujudkan Pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8,0% pada akhir tahun 2019.
3. Upaya untuk mewujudkan skala prioritas pembangunan daerah pada RPJMD tahap
III berupa “Mewujudkan Kemajuan Daerah Melalui Penyediaan Infrastruktur dan
Sinergitas Dalam Pengelolaan Kawasan, Tata Ruang, Lingkungan Hidup, dan
Sumber Daya Alam”, akan sejalan dengan upaya Percepatan Pembangunan
Infrastruktur oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
4. Upaya untuk mewujudkan skala prioritas pembangunan daerah pada RPJMD tahap
III berupa “Mewujudkan Pemenuhan Kebutuhan Sosial Dasar Masyarakat dan
Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia”, akan sejalan dengan upaya
Peningkatan Pelayanan Pendidikan serta Peningkatan Pelayanan Kesehatan oleh
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, khususnya pendidikan dan kesehatan
bertujuan untuk meringankan beban biaya hidup atau beban pengeluaran masyarakat
miskin serta sekaligus akan meningkatkan kualitas SDM. Secara berantai, sumber-
sumber ekonomi yang dimiliki oleh penduduk miskin dengan jumlah yang sangat

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Pendahuluan I-18
terbatas diharapkan akan dapat digunakan untuk kegiatan ekonomi. Di sisi lain,
kualitas SDM yang ditopang oleh kualitas pendidikan, diharapkan akan menjadi
pijakan bagi penduduk miskin untuk mampu mengakses sumber ekonomi yang ada.
Sehingga akan berdampak pada penurunan kesenjangan dalam hal penerimaan
pendapatan atau dengan kata lain ikut mendukung upaya Pemerintah Pusat dalam
menurunkan Indeks Gini hingga mencapai 0,36 pada akhir tahun 2019. Selain itu,
upaya tersebut juga diharapkan akan ikut menurunkan tingkat kemiskinan hingga 7 -
8% serta meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia menjadi 76,3 pada tahun
2019.
5. Upaya untuk mewujudkan skala prioritas pembangunan daerah pada RPJMD tahap
III berupa “Mewujudkan Perekonomian Daerah yang Kuat Melalui Pengembangan
Potensi Unggulan Daerah yang Berdaya Saing Tinggi Didukung Inovasi dan
Kreativitas”, akan sejalan dengan upaya Peningkatan Iklim Investasi dan Iklim Usaha,
Percepatan Pembangunan Industri, serta Pengolahan Percepatan Ketahanan
Pangan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Kota Pekalongan memiliki potensi unggulan berupa industri kerajinan batik beserta
turunannya dan industri perikanan. Dalam perkembangannya, industri kerajinan batik
telah memiliki 12 rantai nilai, mulai dari hulu berupa suplai bahan baku, permodalan,
sampai dengan sisi hilir berupa pemasaran. Sementara itu, dari sisi industri
perikanan, Kota Pekalongan memiliki sejarah panjang berupa kemajuan kegiatan
industri perikanan nusantara. Dalam catatan statistik, yaitu berdasarkan
perkembangan dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), struktur ekonomi Kota
Pekalongan juga terus ditopang oleh sektor Industri Pengolahan serta Jasa dan
Perdagangan.
Dengan berbagai upaya yang akan dilaksanakan secara berkesinambungan
tersebut, maka diharapkan akan berkontribusi secara maksimal bagi pencapaian indikator
pembangunan nasional pada tahun 2019, berupa pertumbuhan ekonomi nasional sebesar
8,0%, penurunan Laju inflasi sebesar 3,5%, PDB per kapita sebesar Rp. 72.217.000,
serta Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 4,0-5,0%.
Secara jelas, hubungan antara dokumen sebagaimana diuraikan di atas, dapat
dilihat dalam Tabel 1.1 berikut:

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Pendahuluan I-19
Tabel 1.1 Matrik Hubungan Antar Dokumen Perencanaan
RPJPD Kota VISI DAN MISI Walikota- RPJMN Tahun 2015-2019
RPJMD Provinsi Jawa
NO Pekalongan Tahun Wakil Walikota
TengahTahun 2013-2018 NAWA CITA MISI RPJMN INDIKATOR
2005-2025 Pekalongan 2016-2021
VISI Pekalongan Kota Batik Terwujudnya Kota Menuju Jawa Tengah Terwujudnya Indonesia Yang
yang Maju, Mandiri, dan Pekalongan yang lebih Sejahtera dan Berdikari – Berdaulat, Mandiri, Dan
Sejahtera sejahtera, mandiri, “Mboten Korupsi, Mboten Berkepribadian Berlandaskan
berbudaya berlandaskan Ngapusi” Gotong Royong.
nilai-nilai religiusitas.
1 Mewujudkan Kondisi Melestarikan budaya dan 1. Membangun Jawa 1. Menghadirkan kembali Mewujudkan Peningkatan Indeks
Perikehidupan kearifan lokal serta Tengah berbasis negara untuk melindungi masyarakat yang Pembangunan
Bermasyarakat dan mengembangkan tata Trisakti Bung Karno, segenap bangsa dan berkepribadian dalam Manusia yang secara
Berpemerintahan yang kehidupan bermasyarakat Berdaulat di memberikan rasa aman kebudayaan nasional ditargetkan
Agamis, Berbudaya, yang berakhlaqul karimah Bidang Politik, kepada seluruh warga mencapai 76,3 pada
Tertib, Aman, dan Berdikari di Bidang tahun 2019.
negara;
Demokratis Ekonomi, dan
berlandaskan Pancasila Berkepribadian di 2. Membuat Pemerintah
dan UUD 1945. Bidang Kebudayaan selalu hadir dengan
2. Memperkuat membangun tata kelola
Kelembagaan Sosial pemerintahan yang bersih,
Masyarakat untuk efektif, demokratis, dan
Meningkatkan terpercaya;
Persatuan dan 3. Melakukan revolusi
Kesatuan
karakter bangsa;
2 Mewujudkan Tata 1. Meningkatkan kualitas 1. Meningkatkan Kualitas 1. Menghadirkan kembali Mewujudkan keamanan Pertumbuhan ekonomi
Pemerintahan yang Baik layanan publik untuk Pelayanan Publik negara untuk melindungi nasional yang mampu nasional sebesar 8,0%
Berbasis pada, sebesar-besarnya bagi untuk Memenuhi segenap bangsa dan menjaga kedaulatan pada akhir tahun 2019.
Profesionalisme, kesejahteraan Kebutuhan memberikan rasa aman wilayah, menopang
Kepercayaan, masyarakat. Dasar Masyarakat kepada seluruh warga kemandirian ekonomi
Komitmen, Partisipatif 2. Mengembangkan IT 2. Mewujudkan negara; dengan mengamankan
dan Teknologi Informasi berbasis komunitas Penyelenggaraan
2. Membuat Pemerintah sumber daya maritim,
Pemerintahan Provinsi
selalu hadir dengan dan mencerminkan
Jawa Tengah
yang Bersih, Jujur dan membangun tata kelola kepribadian Indonesia
Transparan, “Mboten pemerintahan yang bersih, sebagai negara
Korupsi, Mboten efektif, demokratis, dan kepulauan
Ngapusi” terpercaya;

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Pendahuluan I-20
RPJPD Kota VISI DAN MISI Walikota- RPJMN Tahun 2015-2019
RPJMD Provinsi Jawa
NO Pekalongan Tahun Wakil Walikota
TengahTahun 2013-2018 NAWA CITA MISI RPJMN INDIKATOR
2005-2025 Pekalongan 2016-2021
3 Mewujudkan Kemajuan Meningkatkan kualitas Meningkatkan Membangun Indonesia dari Mewujudkan Indonesia 1. Pertumbuhan
Daerah Melalui dan kuantitas sarana dan Infrastruktur untuk pinggiran dengan menjadi negara ekonomi sebesar
Penyediaan Infrastruktur prasarana perkotaan yang Mempercepat memperkuat daerah-daerah maritim yang mandiri, 8,0%;
dan Sinergitas Dalam ramah lingkungan. Pembangunan Jawa dan desa dalam kerangka maju,kuat, dan 2. PDB per kapita
Pengelolaan Kawasan, Tengah yang negara kesatuan; berbasiskan
Tata Ruang, Lingkungan Berkelanjutan dan Ramah sebesar Rp.
kepentingan nasional 72.217 ribu;
Hidup, dan Sumber Lingkungan
Daya Alam 3. Tingkat
Pengangguran
Terbuka (TPT)
sebesar 4,0 –
5,0%.

4 Mewujudkan 1. Meningkatkan akses 1. Mewujudkan Meningkatkan kualitas hidup 1. Mewujudkan kualitas 1. Indeks Gini Ratio
Pemenuhan Kebutuhan dan mutu pendidikan. Kesejahteraan manusia dan masyarakat hidup manusia hingga mencapai
Sosial Dasar 2. Meningkatkan kualitas Masyarakat yang Indonesia; Indonesia yang 0,36
Masyarakat dan layanan publik untuk Berkeadilan, tinggi, maju, dan 2. Tingkat
Pengembangan Kualitas sebesar-besarnya Menanggulangi sejahtera Kemiskinan hingga
Sumber Daya Manusia bagi kesejahteraan Kemiskinan dan 7–8%
2. Mewujudkan
masyarakat. Pengangguran
masyarakat maju, 3. Indeks
2. Memperkuat berkeseimbangan, Pembangunan
Partisipasi Masyarakat dan demokratis Manusia menjadi
dalam Pengambilan berlandaskan negara 76,3
Keputusan hukum
dan Proses
Pembangunan yang
Menyangkut Hajat
Hidup Orang Banyak
5 Mewujudkan 1. Memberdayakan Membangun Jawa 1. Meningkatkan Mewujudkan bangsa 1. Pertumbuhan
Perekonomian Daerah ekonomi rakyat Tengah berbasis Trisakti produktivitas rakyat dan yang berdaya saing ekonomi nasional
yang Kuat Melalui berbasis potensi lokal Bung Karno, Berdaulat di daya saing di pasar sebesar 8,0%,
Pengembangan Potensi berdasarkan prinsip Bidang Politik, Berdikari di Internasional sehingga 2. Penurunan Laju
Unggulan Daerah yang pembangunan yang Bidang Ekonomi, dan bangsa Indonesia bisa inflasi sebesar
Berdaya Saing Tinggi berkelanjutan. Berkepribadian di 3,5%
maju dan bangkit
Didukung Inovasi dan 2. Mengembangkan IT Bidang Kebudayaan 3. PDB per kapita

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Pendahuluan I-21
RPJPD Kota VISI DAN MISI Walikota- RPJMN Tahun 2015-2019
RPJMD Provinsi Jawa
NO Pekalongan Tahun Wakil Walikota
TengahTahun 2013-2018 NAWA CITA MISI RPJMN INDIKATOR
2005-2025 Pekalongan 2016-2021
Kreativitas berbasis komunitas. bersama bangsa-bangsa sebesar Rp.
Asia lainnya; 72.217 ribu
2. Mewujudkan 4. Tingkat
kemandirian ekonomi Pengangguran
dengan menggerakkan Terbuka (TPT)
sebesar 4,0 –
sektor-sektor strategis
5,0%.
ekonomi domestik;
Sumber : RPJMN, RPJMD Provinsi Jawa Tengah dan RPJPD Kota Pekalongan, diolah

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Pendahuluan I-22
1.4. MAKSUD DAN TUJUAN

Penyusunan perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 dimaksudkan


untuk menyesuaikan berbagai kebijakan pembangunan dalam RPJMD Kota Pekalongan
Tahun 2016-2021 dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku,
perkembangan pembangunan dan capaiannya serta permasalahan/isu strategis
pembangunan paling mutakhir. Dokumen hasil perubahan RPJMD ini nantinya akan
memberikan arah dan pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan baik pemerintah
pusat, pemerintah daerah, masyarakat, maupun dunia usaha dalam membangun
kesepahaman, kesepakatan, dan komitmen bersama guna mewujudkan visi dan misi
Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 secara berkesinambungan serta mendukung
perwujudan tata kelola pemerintahan yang efektif, efisien, transparan, akuntabel dan
partisipatif.
Selanjutnya, tujuan dari penyusunan perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun
2016-2021 adalah:
1. Perubahan substansi RPJMD;
2. Sebagai pedoman dalam penyusunan perubahan Rencana Strategis Perangkat
Daerah, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), dan penyusunan RAPBD;
3. Memperkuat fondasi dalam pembangunan dan reformasi penyelenggaraan,
pengendalian, dan evaluasi kinerja di masa mendatang;
4. Sebagai pedoman seluruh pemangku kepentingan dalam melaksanakan sisa
periode pembangunan jangka menengah di Kota Pekalongan;
5. Mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis dan terpadu antara
perencanaan pembangunan nasional, Provinsi Jawa Tengah, Kota Pekalongan dan
kabupaten sekitar;
6. Menjadi pedoman DPRD dalam melaksanakan fungsi legislasi, fungsi pengawasan
dan fungsi anggaran dalam rangka mengendalikan penyelenggaraan pemerintahan
dan pembangunan daerah agar sejalan dengan aspirasi masyarakat sesuai dengan
prioritas dan sasaran program pembangunan yang ditetapkan dalam Peraturan
Daerah tentang Perubahan RPJMD ini

1.5. SISTEMATIKA PENULISAN

Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang
Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah, sistematika RPJMD
diubah sehingga disusun sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan
Bab ini menguraikan latar belakang, landasan hukum penyusunan,
hubungan antar dokumen RPJMD dengan dokumen perencanaan
lainnya, sistematika penulisan, serta maksud dan tujuan.
BAB II : Gambaran Umum Kondisi Daerah
Bab ini menjelaskan dan menyajikan secara logis dasar-dasar analisis,
gambaran umum kondisi daerah yang meliputi aspek geografi dan
demografi serta indikator kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah.
BAB III : Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah serta Kerangka Pendanaan

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Pendahuluan I-23
Bab ini terdiri dari uraian tentang kinerja keuangan di masa lalu yaitu
kinerja pelaksanaan APBD dan neraca daerah; kebijakan pengelolaan
keuangan masa lalu yaitu proporsi penggunaan anggaran dan analisis
pembiayaan; kerangka pendanaan yang mencakup proyeksi
pendapatan dan belanja serta penghitungan kerangka pendanaan.
BAB IV : Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Daerah
Bab ini menjelaskan tentang permasalahan pembangunan daerah
terkait dengan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang relevan,
dan Isu Strategis Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 dengan
mempertimbangkan RPJPD Tahap III dan analisis lingkungan
strategis.
Bab V : Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Bab ini menjelaskan visi dan misi pembangunan jangka menengah
daerah tahun 2016–2021 yang merupakan visi dan misi Walikota dan
Wakil Walikota Pekalongan. Pada bagian ini juga diuraikan tujuan dan
sasaran pembangunan daerah untuk menjawab isu strategis daerah.
Bab VI : Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah
Bab ini menguraikan strategi yang dipilih untuk mencapai tujuan dan
sasaran pembangunan daerah, arah kebijakan dari setiap strategi
terpilih, sebagai rumusan perencanaan komprehensif untuk mencapai
tujuan dan sasaran RPJMD secara efektif dan efisien. Selain itu juga
memuat program pembangunan daerah yang menggambarkan
kepaduan Program Perangkat Daerah terhadap sasaran
pembangunan melalui strategi yang dipilih.
Bab VII : Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
Bab ini menguraikan hubungan urusan pemerintahan dengan
Perangkat Daerah terkait beserta program yang menjadi tanggung
jawab Perangkat Daerah. Pada bagian ini disajikan pula pencapaian
target indikator kinerja program pada akhir periode perencanaan
dibandingkan dengan pencapaian indikator kinerja pada awal periode
perencanaan, dan disertai kebutuhan pendanaannya.
Bab VIII : Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Bab ini menguraikan gambaran tentang ukuran keberhasilan
pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah yang
ditetapkan menjadi Indikator Kinerja Utama (IKU) Daerah dan Indikator
Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang ditetapkan pada
akhir periode masa jabatan.
Bab IX : Penutup
Bab ini menguraikan tentang RPJMD sebagai pedoman penyusunan
RKPD dan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
(RAPBD) tahun pertama kepemimpinan kepala daerah periode
berikutnya, dan kaidah pelaksanaan visi, misi, dan arah kebijakan
pembangunan daerah yang telah disusun dalam dokumen RPJMD.
Juga dijelaskan dengan singkat definisi, fungsi, dan peran dari
dokumen RPJMD yang telah ditetapkan.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Pendahuluan I-24
BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI
DAERAH

Dalam upaya untuk lebih mendekati pada kondisi riil dan paling akhir, maka
Gambaran Umum Kondisi Daerah pada dokumen Perubahan RPJMD ini dilakukan
penambahan berupa data dan informasi tahun terakhir. Kota Pekalongan merupakan
salah satu kota di wilayah Provinsi Jawa Tengah (terdapat 35 kabupaten/kota di wilayah
Provinsi Jawa Tengah, terdiri dari 6 kota dan 29 kabupaten). Luas wilayah Kota
Pekalongan hanya 0,14% dari luas wilayah Provinsi Jawa Tengah. Kota Pekalongan
merupakan kawasan pesisir Utara Pulau Jawa dan merupakan salah satu simpul strategis
jalur pantai Utara Pulau Jawa karena Kota Pekalongan terletak di pertengahan antara
Jakarta dan Kota Surabaya. Jarak Kota Pekalongan ke Jakarta adalah 384 Km dan jarak
Kota Pekalongan ke Kota Surabaya adalah 409 Km. Kota Pekalongan dapat dicapai
melalui transportasi darat jalan raya serta jalur kereta api. Aksesibilitas Kota Pekalongan
semakin meningkat dengan telah terbangunnya jalur rel ganda kereta api dan diharapkan
akan terus meningkat dengan akan dibangunnya intechange jalan tol ke Jl. Dr. Sutomo
(Jalur regional/jalan arteri primer PANTURA) Kota Pekalongan pada tahun 2018 ini.
Secara historis-morfologis, Kota Pekalongan yang berbentuk linier dengan
kecenderungan ke arah Barat dan Timur menandakan kuatnya jalur transportasi regional
pantai Utara Pulau Jawa. Dalam perkembangannya bentuk linier kota juga berkembang
ke arah Selatan, yang menunjukkan keterkaitan erat Kota Pekalongan dengan kawasan
sekitarnya, terutama dengan Kabupaten Pekalongan. Kondisi ini tentunya menjadi
keunggulan dan daya tarik yang bersifat geografis alami.
Kota Pekalongan, sebagaimana wilayah di Pantura Jawa lainnya, sekarang ini terus
mengalami bencana sebagai akibat pasang naik air laut atau rob. Genangan ini terus
meluas dan dirasakan hampir di seluruh wilayah bagian Utara Kota Pekalongan. Namun
demikian, kondisi ini diharapkan akan dapat teratasi pada akhir tahun 2019, yaitu pada
saat selesainya pembangunan tanggul rob oleh Pemerintah Pusat melalui Balai Besar
Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana.
Secara umum, gambaran umum kondisi Kota Pekalongan dapat diuraikan sebagai
berikut.

2.1 ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI

2.1.1 Luas dan Batas Wilayah Administratif


Secara geografis, wilayah Kota Pekalongan terletak antara 60 50‟ 42"-60 55‟ 44”
Lintang Selatan dan 1090 37‟ 55” - 1090 42‟ 19” Bujur Timur. Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (RTRWN) menetapkan Kota Pekalongan sebagai Pusat Kegiatan
Wilayah (PKW). Sebagai PKW maka diharapkan Kota Pekalongan dapat berperan
menjadi pusat pengembangan bagi wilayah di sekitarnya, yang meliputi Kabupaten
Pekalongan dan Kabupaten Batang.
Dalam sistem pengembangan wilayah Provinsi Jawa Tengah, RTRW Provinsi Jawa
Tengah juga menetapkan Kota Pekalongan sebagai bagian dan simpul utama dari
Kawasan Petanglong (Kawasan Kota Pekalongan, Kabupaten Batang dan Kabupaten
Pekalongan). Kawasan Petanglong adalah kawasan strategis dari sudut kepentingan
pertumbuhan ekonomi dan sektor unggulannya adalah pertanian, pariwisata, industri dan
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-1
Daerah
perikanan. Potensi ekonomi yang manjadi andalan Kawasan Petanglong meliputi sektor
primer adalah perikanan; sektor sekunder adalah tekstil, batik, dan pengolahan ikan; serta
sektor tersier adalah jasa dan perdagangan. Kondisi ini tentunya menjadikan Kota
Pekalongan memiliki posisi yang sangat strategis.
Sebagai daerah yang telah berkembang dan Produk Domestik Regional Bruto tahun
2016 terbesarnya disumbangkan lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran,
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor (21,72%), Industri Pengolahan (21,43%), dan
Konstruksi (14,36%) serta posisi strategis Kota Pekalongan di jalur Pantai Utara Jawa
maka tentunya Kota Pekalongan memiliki keunggulan komparatif (comparative
advantage) dibandingkan daerah lainnya. Diharapkan keunggulan ini dapat menjadi
lokomotif bagi kemajuan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara
berkelanjutan.

Sumber : RTRW Kota Pekalongan 2009-2029

Gambar 2.1 Peta Orientasi Kota Pekalongan


Batas administratif Kota Pekalongan adalah sebagai berikut:
a) Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa;
b) Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Batang;
c) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Batang dan Pekalongan; dan
d) Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Pekalongan
Luas wilayah Kota Pekalongan adalah 4.525 Ha atau 45,25 km 2. Jarak terjauh dari
wilayah Utara ke wilayah Selatan ± 9 Km dan dari wilayah Barat ke wilayah Timur ± 7 Km.
Kota Pekalongan terdiri dari 4 kecamatan dan pada mulanya 47 kelurahan menjadi 27
kelurahan. Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2013 tentang
Penggabungan Kelurahan di Lingkungan Pemerintah Kota Pekalongan, secara
administratif Kota Pekalongan terbagi menjadi 4 kecamatan dan 27 kelurahan
(diberlakukan per 1 Januari 2015). Penggabungan kelurahan tersebut ditujukan untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat secara efektif dan efisien, melaksanakan

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-2
Daerah
fungsi pemerintahan secara efisien serta meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam
rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Sumber : RTRW Kota Pekalongan 2009-2029

Gambar 2.2 Peta Administratif Kota Pekalongan


Berdasarkan peta administratif tersebut bahwa arah pengembangan wilayah kota
terkonsentrasi di sepanjang koridor jalan, terutama jalan nasional arat Barat dan Timur
serta jalan ke arah Selatan. RTRW Kota Pekalongan juga menetapkan sepanjang koridor-
koridor jalan tersebut sebagai kawasan strategis kota dari sudut kepentingan
pertumbuhan ekonomi berbasis perdagangan jasa.
Kecamatan Pekalongan Barat terdiri dari 7 (tujuh) kelurahan yaitu Kelurahan
Medono, Podosugih, Sapuro Kebulen, Bendan Kergon, Pasirkratonkramat, Tirto dan
Pringrejo. Kecamatan Pekalongan Timur terdiri dari 7 (tujuh) kelurahan yaitu Kelurahan
Noyontaansari, Kauman, Poncol, Klego, Gamer, Setono dan Kali Baros. Kecamatan
Pekalongan Selatan terdiri dari 6 (enam) kelurahan yaitu Kelurahan Banyurip, Buaran
Kradenan, Jenggot, Kuripan Kertoharjo, Kuripan Yosorejo dan Sokoduwet. Kecamatan
Pekalongan Utara terdiri dari 7 (tujuh) kelurahan yaitu Kelurahan Krapyak, Kandang
Panjang, Panjang Wetan, Padukuhan Kraton, Degayu, Bandengan dan Panjang Baru.
Pekalongan Utara adalah kecamatan terluas di Kota Pekalongan yaitu 14,88 Km 2 atau
33% dari luas wilayah Kota Pekalongan.
Tabel 2.1 Nama dan Luas Kecamatan di Kota Pekalongan
No Kecamatan Luas (Km2) Persentase Luas (%)
1 Kecamatan Pekalongan Barat 10,5 22
2 Kecamatan Pekalongan Timur 9,52 21
3 Kecamatan Pekalongan Selatan 10,80 24
4 Kecamatan Pekalongan Utara 14,88 33
TOTAL 45,25 100
Sumber: Kota Pekalongan Dalam Angka Tahun 2018

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-3
Daerah
2.1.2 Topografi dan Jenis Tanah
Secara topografis wilayah Kota Pekalongan terletak di dataran rendah pantai Utara
Pulau Jawa dengan ketinggian lahan antara 0 - 6 meter dpl. Keseluruhan wilayah berada
pada kemiringan lereng 0-8%. Kondisi ini dapat menggambarkan bahwa keseluruhan
wilayah Kota Pekalangan sangat datar, beda tinggi yang sangat kecil dan bahkan di
beberapa tempat tertentu telah teridentifikasi memiliki ketinggian di bawah permukaan air
laut seperti di Kawasan Pabean Kelurahan Padukuhan Kraton Kecamatan Pekalongan
Utara. Kondisi tersebut mengindikasikan adanya penurunan permukaan tanah (land
subsidence) di wilayah Kota Pekalongan.
Wilayah yang sangat datar, kemudian terdapat kawasan yang memiliki ketinggian di
bawah permukaan air laut, berimplikasi terhadap pengelolaan sumberdaya air, terutama
drainase. Tantangan pengelolaan sumberdaya air dan drainase ini tentunya akan
semakin berat dihadapi Kota Pekalongan, apalagi dengan adanya fenomena pemanasan
global dan perubahan iklim yang berimplikasi terjadinya kenaikan permukaan air laut.
Terdapat 4 (empat) jenis tanah di wilayah Kota Pekalongan, yaitu alluvial hidromorf,
alluvial kelabu tua serta alluvial kelabu dan alluvial coklat kekelabuan. Sebaran tanah
alluvial hidromorf yaitu di kawasan Utara kota. Sebaran alluvial kelabu tua di wilayah
Timur dan Barat kota serta sebaran tanah alluvial kelabu dan alluvial coklat kekelabuan
terdapat di sepanjang koridor ke arah selatan kota.

Sumber : RTRW Kota Pekalongan 2009-2029

Gambar 2.3 Jenis Tanah di Wilayah Kota Pekalongan


Jenis tanah alluvial hidromorf mempunyai ciri-ciri fisik warna kelabu, bertekstur liat,
dan memiliki permeabilitas (water run off) lambat. Jenis tanah ini biasanya banyak
digenangi oleh air sehingga warnanya tua kelabu sampai kehitaman. Daerah
penyebarannya terdapat di berbagai ketinggian tetapi umumnya di dataran rendah
dengan wilayah relatif datar. Jenis tanah alluvial hidromorf cocok dimanfaatkan untuk
pertanian, pertambakan dan permukiman. Jenis tanah alluvial kelabu tua mempunyai ciri-
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-4
Daerah
ciri yang sama dengan jenis tanah alluvial hidromorf, namun warnanya yang kelabu tua.
Jenis tanah alluvial kelabu tua cocok juga digunakan untuk pertanian, pertambakan dan
permukiman. Demikian juga jenis tanah alluvial kelabu dan alluvial coklat kekelabuan
memiliki ciri-ciri yang sama dengan jenis tanah alluvial hidromorf dan cocok dimanfaatkan
untuk penggunaan pertanian, pertambakan dan permukiman.
Kota Pekalongan merupakan kawasan pesisir, yaitu merupakan kawasan hilir dan
muara beberapa sungai. Dengan kondisi tersebut maka kondisi ini berimplikasi terhadap
sebagian wilayah Kota Pekalongan, terutama di wilayah Kecamatan Pekalongan Utara,
sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut, curah hujan dan kondisi aliran sungai dari
hulu. Bahkan di beberapa tempat sudah mengalami genangan permanen karena
elevasinya yang sangat rendah, di bawah permukaan air laut. Kecenderungan yang
terjadi adalah semakin meningkatnya kawasan rob dan genangan pada kawasan
permukiman, terutama di wilayah Kecamatan Pekalongan Utara. Sebaran permukiman
berada pada seluruh wilayah kota, terutama sepanjang koridor jalan karena seluruh
wilayah Kota Pekalongan merupakan wilayah yang datar.

2.1.3 Geologi

Sumber : Marfai dkk, 2011

Gambar 2.4 Peta Geologi Wilayah Kota Pekalongan


Berdasarkan informasi batuan yang berasal dari analisis Peta Geologi Lembar
Pekalongan, Skala 1 :1000 yang bersumber dari Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geologi Bandung bahwa Litologi batuan di Kota Pekalongan merupakan endapan
sedimen alluvium, terbentuk pada jaman holosen periode tersier dengan ketebalan ± 150

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-5
Daerah
m yang terdiri dari kerikil, pasir, lanau dan lempung, endapan sungai dan rawa. Endapan
alluvium ini terbentuk menutupi lapisan batuan anggota breksi formasi Ligung yang
bersusunan andesit, lava andesit hornblend dan tufa yang merupakan bagian atas
formasi Ligung yang terbentuk pada pliosen akhir- pliosen awal. Lapisan alluvium pada
permukaan di sepanjang pantai didominasi oleh pasir sedangkan di daerah muara adalah
lempung, endapan sungai dan rawa.
Morfologi pantai di bagian Barat, berpasir halus yang bercampur dengan vegetasi
seperti semak belukar atau ladang dan di pantai bagian Timur adalah berpasir cenderung
berlumpur. Bentuk lahan di Kota Pekalongan dibedakan menjadi 2 bentukan yaitu dataran
alluvial dan dataran alluvial pantai. Dataran alluvial merupakan hasil proses fluvial
sedangkan dataran alluvial pantai merupakan hasil dari proses marine.
Satuan-satuan bentuk lahan yang berada pada kelompok dataran alluvial semuanya
tersusun atas batuan yang berasal dari pengendapan material yang dibawa oleh aliran air
karena diendapkan oleh aliran air maka terdapat sortasi yang baik. Material yang
berukuran halus akan diendapkan belakangan dibandingkan dengan material yang
berukuran kasar.

2.1.4 Hidrologi
Kota Pekalongan sebagai kota yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa, dialiri
beberapa sungai. Terdapat 4 (empat) sungai yang melewati wilayah Kota Pekalongan
yaitu Sungai Meduri, Bremi, Pekalongan dan Banger. Keempat sungai tersebut termasuk
ke dalam 3 (tiga) daerah aliran sungai (DAS) yaitu DAS Sengkarang, DAS Kupang dan
DAS Gabus.

Sumber : Keppres No. 12 Tahun 2012 tentang Wilayah Sungai

Gambar 2.5 Wilayah Sungai Pemali-Comal


Daerah irigasi (DI) yang berada di wilayah Kota Pekalongan meliputi DI
kewenangan Pemerintah, DI kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan DI
kewenangan Pemerintah Kota Pekalongan. DI kewenangan Pemerintah meliputi DI
Kupang-Kroempeng seluas 919 Ha dan DI Pesantren Kletak seluas 271 Ha. DI
kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah meliputi DI Asem Siketek/Kesetu seluas

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-6
Daerah
262 Ha. Sedangkan DI kewenangan Pemerintah Kota Pekalongan meliputi DI tambak
yang terletak di wilayah Utara Kota Pekalongan.
Kota Pekalongan merupakan dataran rendah yang hanya memiliki elevasi
maksimum sekitar 6 mdpl menyebabkan laju aliran sungai menuju muara tidak terlalu
deras karena berada pada wilayah muara sehingga setiap limbah yang dibuang ke sungai
banyak yang mengendap. Ditambah lagi dengan beban pencemaran yang sangat besar
dari buangan limbah rumah tangga dan industri di wilayah Kota Pekalongan maupun dari
wilayah hulu (terutama Kabupaten Pekalongan) maka air permukaan di wilayah Kota
Pekalongan tidak bisa dimanfaatkan sebagai air baku untuk air bersih. Di wilayah Kota
Pekalongan muncul suatu keyakinan, jika air sungainya berwarna-warni atau sangat kotor
maka menunjukkan perekonomian sedang bagus. Air sungai yang kotor tersebut
menunjukkan limbah buangan industri di Kota Pekalongan. Sebaliknya, jika air sungai
relatif bersih maka menandakan berkurangnya proses produksi yang dilakukan industri.
Air baku untuk air bersih Kota Pekalongan berasal dari wilayah Kota Pekalongan,
Kabupaten Batang dan Kabupaten Pekalongan. Sumber air baku dari wilayah Kabupaten
Pekalongan dan Batang meliputi a). sumber air baku dari Sungai Kupang Sambong di
Desa Cepagan Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang, pemanfaatan melalui
Instalasi Pengolah Air (IPA); b). sumber air baku dari mata air Desa Kembanglangit
Kecamatan Blado Kabupaten Batang, pemanfaatan dengan pengambilan langsung; c).
sumber air baku dari mata air di Desa Rogoselo Kecamatan Doro Kabupaten Pekalongan,
pemanfaatan dengan pengambilan langsung, pemanfaatan melalui IPA (Instalasi
Pengolahan Air). Sumber air baku bagi air minum dari wilayah Kota Pekalongan berasal
dari pemanfaatan air tanah karena tidak adanya sumber mata air dan air permukaan yang
sudah tidak memungkinkan dimanfaatkan sebagai sumber air baku.
Dengan memperhatikan faktor topografi, geologi dan kondisi hidrogeologi, sumber
daya air tanah di wilayah Kota Pekalongan termasuk ke dalam kategori air tanah dataran
pantai sehingga kondisi air tanahnya sebagian besar merupakan air tanah dangkal. Air
tanah dataran pantai ditutupi oleh al gluvium dan endapan pantai sebagai hasil rombakan
batuan yang lebih tua. Kondisi ini dapat kita temui di sebagian besar wilayah, ketika kita
melubangi tanah 1 (satu) meter saja maka akan segera keluar rembesan air tanah.
Dengan memperhitungkan sebaran batuan, vegetasi dan kemiringan lereng, maka
diperkirakan 30% dari jumlah curah hujan tersebut merupakan surplus pengisian kembali
air tanah.
Karena ketersediaan air tanah yang cukup memadai maka beberapa lokasi telah
dilakukan pengeboran sumur tanah dalam yang dikelola oleh PDAM Kota Pekalongan
maupun PAMSIMAS (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat). Tetapi
dengan kecenderungan tekanan kebutuhan yang semakin meningkat, baik kebutuhan
perumahan/permukiman maupun kebutuhan industri pengolahan, dan kondisi wilayah
Kota Pekalongan yang merupakan wilayah pesisir maka sebaiknya pengambilan air tanah
dalam di wilayah Kota Pekalongan diharapkan dapat dikendalikan sehingga tidak
mengganggu ketersediaannya. Dari data Kebijakan dan Strategi Penyelenggaraan Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) Kota Pekalongan Tahun 2016-2021, pada tahun 1985
ketika PDAM Kota Pekalongan mulai membuat sumur bagi air baku maka kedalamannya
adalah 12 meter. Namun ketika tahun 2015 PDAM membuat sumur maka kedalamannya
telah mencapai ± 24 meter. Dari kondisi tersebut, selama 30 tahun, bahwa setiap
tahunnya telah terjadi penurunan permukaan air tanah rata-rata 0,8 meter per tahun. Data
ini tentunya menunjukkan pemanfaatan air tanah yang telah melebihi daya dukungnya.
Apabila hal ini berlangsung terus-menerus maka dapat menimbulkan risiko lingkungan
yang sangat besar, utamanya intrusi air laut dan penurunan permukaan tanah.
Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 2011 tentang Penetapan
Cekungan Air Tanah (CAT) maka wilayah Kota Pekalongan termasuk dalam bagian CAT
Pekalongan-Pemalang. CAT Pekalongan-Pemalang berlokasi pada 1090 18‟ 45,31” -
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-7
Daerah
1090 51‟ 52,35” Bujur Timur dan 060 46‟ 33,52” - 070 13‟ 24,20” Lintang Selatan, yang
meliputi wilayah Kabupaten Pemalang, Pekalongan, Batang dan Kota Pekalongan.
Bertambahnya jumlah penduduk menjadikan kebutuhan akan air bersih juga terus
bertambah. Sebagai salah satu sumber terbaik untuk air bersih, air tanah terus diambil
secara intensif, terutama untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih. Seringkali,
pengambilan air tanah ini menjadi tidak terkontrol dan tidak sesuai dengan ketersediaan
serta zona pemanfaatannya yang dapat berdampak terhadap kuantitas, kualitas dan daya
dukung lingkungan pada CAT setempat. Dampak dari pengambilan air tanah bisa
menimbulkan terjadinya penurunan muka air tanah yang melebihi ambang batas dan juga
amblesan tanah dan daya rusak air tanah lain seperti pencemaran air tanah dan
penyusupan (intrusi) air laut

2.1.5 Klimatologi
Iklim Kota Pekalongan termasuk dalam kategori iklim tropis basah. Curah hujan
dipengaruhi oleh keadaan iklim, geografi dan perputaran/pertemuan arus udara. Jumlah
hari dan curah hujan selama setahun sangat bervariasi. Selama kurun waktu beberapa
tahun terakhir, jumlah hari hujan dan curah hujan paling banyak terjadi pada tahun 2010,
dengan hari hujan sebanyak 153 hari dan curah hujan sebanyak 2.381 mm. Sedangkan
selama tahun 2016, jumlah hari hujan sebanyak 140 hari dan curah hujan sebanyak 2.477
mm. Hari hujan dan curah hujan paling banyak terjadi pada bulan Februari yaitu 22 hari
dengan curah hujan sebanyak 457 mm.
Dari kondisi tersebut maka tipe iklim menurut Smith dan Ferguson di wilayah Kota
Pekalongan adalah Tipe B. Iklim Tipe B menggambarkan bahwa wilayah tersebut
merupakan wilayah basah, dengan nilai Q (perbandingan bulan kering dan bulan basah
dikalikan 100%) bernilai antara 14,3-33,3%.
Suhu/temperatur di wilayah Kota Pekalongan rata-rata sepanjang 2016 adalah
sebesar 24,700C-34,900C. Kelembaban udara di wilayah Kota Pekalongan rata-rata
berkisar antara 69%-96%. Kecepatan angin rata-rata adalah sebesar 0-45 knot.
Tabel 2.2 Banyaknya Hari Hujan dan Curah Hujan
Kota Pekalongan Tahun 2016
Curah Hujan
No Bulan Hari Hujan (Hari)
(mm)
1 Januari 12 281
2 Februari 22 457
3 Maret 9 126
4 April 12 262
5 Mei 6 66
6 Juni 7 49
7 Juli 14 133
8 Agustus 7 138
9 September 15 286
10 Oktober 10 188
11 November 8 152
12 Desember 18 339
TOTAL 140 2.477
Tahun 2015 100 2.139
Tahun 2014 127 3.462
Tahun 2013 95 1.554
Tahun 2012 95 1.554
Sumber : Kota Pekalongan dalam Angka, 2017

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-8
Daerah
2.1.6 Penggunaan Lahan
Penggunaan tanah dibedakan menjadi tanah sawah dan kering. Luas tanah di Kota
Pekalongan tidak mengalami perubahan dari tahun ke tahun, namun apabila dilihat dari
fungsi/penggunaannya maka mengalami pergeseran. Tanah sawah luasnya setiap tahun
berkurang, sebaliknya tanah kering mengalami peningkatan perluasan. Tahun 2016, luas
tanah sawah menurun menjadi 1.152 Ha, hal ini berkurang sekitar 3,03% dari luas 1.188
Ha pada tahun 2015. Tanah kering seluas 3.373 Ha, ada penambahan sekitar 1,08% dari
luas 3.337 Ha pada tahun 2015.
Menurut sistem pengairannya, sawah-sawah di Kota Pekalongan adalah dengan
sistem pengairan teknis. Total sawah irigasi teknis tahun 2016 adalah seluas 992 Ha,
yang meliputi Kecamatan Pekalongan Barat seluas 84 Ha, Kecamatan Pekalongan Timur
seluas 326 Ha, Kecamatan Pekalongan Selatan seluas 435 Ha dan Kecamatan
Pekalongan Utara seluas 147 Ha. Kecenderungan yang ada, dari tahun ke tahun, jumlah
sawah irigasi teknis semakin menyusut. Jumlah sawah irigasi teknis di Kota Pekalongan
tahun 2010 seluas 1.107 Ha, tahun 2011 seluas 1.046 Ha dan tahun 2012-2013 sama
yaitu seluas 1.039 Ha. Berdasarkan data statistik Kota Pekalongan, adapun jumlah sawah
irigasi teknis pada tahun 2014 dan 2015 seluas 1.023 Ha dan 997 Ha.
Tabel 2.3 Luas Penggunaan Tanah di Kota Pekalongan
Tahun 2012-2016
Tanah Tanah Kering
No Kecamatan Jumlah (Ha)
Sawah (Ha) (Ha)
1 Pekalongan Barat 144 861 1.005
2 Pekalongan Timur 326 626 952
3 Pekalongan Selatan 435 645 1.080
4 Pekalongan Utara 247 1.241 1.488
TOTAL 1.152 3.373 4.525
Tahun 2015 1.188 3.337 4.525
Tahun 2014 1.188 3.337 4.525
Tahun 2013 1.196 3.329 4.525
Tahun 2012 1.238 3.287 4.525
Sumber : www.pekalongankota.bps.go.id, 2017

Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa perubahan guna lahan yang


kecenderungannya semakin meningkat untuk kawasan terbangun (built up area).
Kawasan terbangun tersebut terutama untuk pembangunan perumahan/kawasan
permukiman, industri serta jasa dan perdagangan. Di samping karena kebutuhan untuk
kegiatan budidaya non pertanian, semakin berkurangnya sawah/sawah beririgasi teknis
karena semakin meluasnya kawasan sawah yang terkena air laut sehingga tidak bisa
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sehingga menjadi lahan idle, terutama lahan yang
berada di wilayah Kecamatan Pekalongan Utara.
Upaya pengendalian alih fungsi lahan pertanian dapat dilakukan melalui
perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan. Menurut Undang-Undang Nomor 41
Tahun 2009, perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan adalah sistem dan
proses dalam merencanakan dan menetapkan, mengembangkan, memanfaatkan dan
membina, mengendalikan, dan mengawasi lahan pertanian pangan dan kawasannya
secara berkelanjutan. Dimana lahan yang dapat ditetapkan sebagai lahan pertanian
pangan berkelanjutan yaitu: lahan beririgasi, lahan reklamasi rawa pasang surut dan non
pasang surut, maupun lahan tidak beririgasi. Berdasarkan RTRW Kota Pekalongan maka
telah dialokasikan lahan pertanian pangan berkelanjutan seluas 737 Ha dan cadangan
lahan pertanian pangan berkelanjutan seluas 308 Ha.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-9
Daerah
Sumber : RTRW Kota Pekalongan 2009-2029

Gambar 2.6 Peta Penggunaan Lahan di Kota Pekalongan


Penggunaan lahan di wilayah Kota Pekalongan yang paling dominan adalah
kawasan permukiman, pertanian, tambak serta perdagangan dan jasa. Akibat kebutuhan
bagi pengembangan wilayah, termasuk penyediaan sarana dan prasarana perkotaan
maka tekanan terhadap kebutuhan lahan akan terus meningkat. Kecenderungan tekanan
tersebut lebih banyak terhadap penggunaan sawah karena sawah dan tambak tentunya
memiliki nilai lahan (land value) yang relatif lebih rendah. Sedangkan pilihan penggunaan
tambak tidak dilakukan karena sebagian besar tambak berlokasi di wilayah Utara, yang
merupakan kawasan rob/pasang surut sehingga kecenderungan alih fungsi lahan adalah
pada lahan pertanian.
Permasalahan umum pengembangan wilayah di Kota Pekalongan adalah
keterbatasan lahan. Kebutuhan pembangunan perkotaan berimplikasi terhadap semakin
meningkatnya kebutuhan lahan. Tentunya, kecenderungannya adalah menyebabkan
semakin berkurangnya lahan pertanian. Namun, di sisi lain terdapat kebijakan untuk tetap
mempertahankan lahan pertanian pangan berkelanjutan. Salah satu dinamika
permasalahan perkotaan ini harus dikelola sebaik-baiknya, khususnya dalam kerangka
kebijakan penataan ruang. Fokus pelaksanaan urusan penataan ruang harus lebih
ditekankan pada tataran pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.

2.1.7 Potensi Pengembangan Wilayah


Sesuai dengan RPJPD bahwa visi Kota Pekalongan adalah “Pekalongan Kota Batik
yang Maju, Mandiri dan Sejahtera”. Sedangkan berdasarkan RTRW Kota Pekalongan
Tahun 2009-2029 bahwa tujuan penataan ruang wilayah Kota Pekalongan adalah
“Terwujudnya Kota Jasa, Industri dan Perdagangan Batik, serta Minapolitan, yang Maju,
Mandiri dan Sejahtera”.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-10
Daerah
Sumber : RTRW Kota Pekalongan 2009-2029

Gambar 2.7 Peta Rencana Pola Ruang


Sebagaimana visi dan tujuan di atas serta kondisi yang telah diuraikan pada bagian
sebelumnya bahwa wilayah Kota Pekalongan memiliki kekhasan kondisi yang tentunya
berbeda dengan daerah lainnya. Secara geografis alami, Kota Pekalongan merupakan
simpul strategis di koridor pantai Utara Pulau Jawa. Berdasarkan sistem pengembangan
wilayahpun, Kota Pekalongan merupakan salah satu simpul pengembangan wilayah di
Provinsi Jawa Tengah. Kondisi ini pun tidak terlepas dari perkembangan perekonomian di
Kota Pekalongan yang didominasi oleh sumbangan lapangan usaha Perdagangan Besar
dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; Industri Pengolahan; dan Konstruksi.
Tidak dapat dipungkiri bahwa Kota Pekalongan berkembang dengan batik sebagai
penggerak perekonomian wilayah, di samping sektor andalan lainnya yang terus
dikembangkan yaitu sektor perikanan dan industri. Pengembangan batik, perikanan
industri ke depan diharapkan dapat semakin terus ditingkatkan dengan daya inovasi yang
dimiliki seluruh warga Kota Pekalongan sehingga dapat memberikan nilai tambah (value
added) setinggi-tingginya bagi Kota Pekalongan. Namun demikian, tentunya
pengembangan potensi tersebut harus tetap dibingkai dalam kerangka tata ruang wilayah
dan lingkungan hidup sehingga dapat mewujudkan pembangunan Kota Pekalongan yang
berkelanjutan.
Berdasarkan RTRW Kota Pekalongan Tahun 2009-2029, peruntukan lahan dengan
memperhatikan rencana pola ruang, terdiri dari kawasan lindung dan kawasan budidaya.
Kawasan lindung terdiri atas pengelolaan kawasan perlindungan setempat, pengelolaan
kawasan cagar budaya, pengembangan ruang terbuka hijau (RTH) kota, pengelolaan
kawasan rawan bencana alam dan pengelolaan kawasan lindung geologi. Adapun
kawasan budidaya terdiri atas kawasan peruntukan pertanian, kawasan peruntukan
perikanan, kawasan peruntukan perumahan, kawasan peruntukan perumahan, kawasan
peruntukan perkantoran, kawasan peruntukan industri, kawasan peruntukan pariwisata,
kawasan peruntukan ruang bagi kegiatan sektor informal, ruang evakuasi bencana, ruang
terbuka non hijau dan kawasan peruntukan pertahanan-keamanan negara.
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-11
Daerah
Berikut diuraikan potensi pengembangan wilayah Kota Pekalongan, sebagaimana
tertuang pada Rencana Pola Ruang RTRW Kota Pekalongan Tahun 2009-2029.
1. Kawasan lindung
1). Kawasan perlindungan setempat
Terdiri atas sempadan sungai dan sempadan pantai. Sempadan sungai
memiliki luas ± 54 Ha dan sempadan pantai memiliki luas ± 120 Ha. Kawasan
sempadan sungai bertanggul dengan lebar sempadan sungai 3 meter meliputi
sempadan Sungai Kupang, Gawe, Banger Lama dan Gabus. Kawasan sempadan
sungai tidak bertanggul dengan lebar sempadan sungai 10 meter meliputi Sungai
Meduri dan Bremi. Sempadan pantai diperuntukkan perlindungan pantai dari erosi
dan abrasi serta perlindungan untuk mangrove dan terumbu karang, selebar 100
(seratus) meter dari titik pasang tertinggi dengan luas kurang lebih 120 (seratus
dua puluh) hektar ke arah darat yang berlokasi di Kecamatan Pekalongan Utara,
meliptui Kelurahan Bandengan, Kandang Panjang, Panjang Baru, Panjang Wetan,
Krapyak dan Degayu.
2). Kawasan cagar budaya
Seluas ± 100 Ha, terdiri dari Kawasan Heritage Lapangan Jetayu di
Kelurahan Panjang Wetan Kecamatan Pekalongan Utara serta Kawasan Tradisi
Syawalan di Kelurahan Krapyak Kecamatan Pekalongan Utara.
3). Ruang terbuka hijau (RTH) kota
Terdiri dari RTH publik seluas 907 Ha (atau sekitar 20% dari luas wilayah
Kota Pekalongan) dan RTH privat seluas 585 Ha (atau sekitar 12% dari luas
wilayah Kota Pekalongan). RTH publik terdiri dari taman kota, sempadan pantai,
sempadan sungai, sempadan SUTT, sempadan rel kereta api, kawasan hutan
kota, sempadan saluran drainase primer, lapangan olah raga, taman makam
pahlawan, RTH kawasan pariwisata, RTH Kawasan perkantoran, RTH kawasan
pendidikan, RTH kawasan kesehatan, RTH fasilitas peribadatan, sempadan jalan,
RTH Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan, sempadan polder, RTH
terminal bis, dan kawasan konservasi pantai (mangrove). RTH privat terdiri atas
RTH pekarangan rumah tinggal, RTH kawasan peruntukan perdagangan dan jasa,
RTH kawasan efektif perikanan, RTH kawasan peruntukan industri, RTH kawasan
peruntukan pertahanan dan keamanan, dan RTH kawasan sabuk hijau Tempat
Pemrosesan Akhir Sampah.
4). Kawasan rawan bencana alam
Terdiri dari kawasan rawan bencana rob, rawan bencana banjir, dan rawan
bencana abrasi. Kawasan rawan bencana rob seluas kurang lebih 60 (enam
puluh) hektar terdapat di sebagian wilayah Kecamatan Pekalongan Utara meliputi
Kelurahan Degayu, Krapyak, Kelurahan Pajang Wetan, Kelurahan Panjang Baru,
Kelurahan Kandang Panjang dan Kelurahan Bandengan. Kawasan rawan
bencana banjir seluas kurang lebih 60 (enam puluh) hektar terdapat di sebagian
wilayah Kecamatan Pekalongan Utara meliputi Kelurahan Degayu, Kelurahan
Krapyak, Kelurahan Pajang Wetan, Kelurahan Panjang Baru, Kelurahan Kandang
Panjang dan Kelurahan Bandengan. Kawasan rawan bencana abrasi seluas
kurang lebih 12 (dua belas) hektar terdapat di sepanjang pantai Pekalongan
meliputi Kelurahan Bandengan, Kelurahan Kandang Panjang, Kelurahan Panjang
Baru, Kelurahan Panjang Wetan, Kelurahan Krapyak dan Kelurahan Degayu.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-12
Daerah
5). Pengelolaan kawasan lindung geologi.
Kawasan lindung geologi merupakan kawasan lindung Cekungan Air Tanah
(CAT) Pemalang-Pekalongan.
2. Kawasan budidaya
1). Kawasan peruntukan pertanian
Merupakan kawasan pertanian pangan seluas 1.045 Ha. Terdiri dari lahan
pertanian pangan berkelanjutan seluas kurang lebih 737 (tujuh ratus tiga puluh
tujuh) hektar terdapat di Kelurahan Pringrejo, Gamer, Kali Baros, Setono, Degayu,
Sokoduwet, Kuripan Yosorejo, Kuripan Kertoharjo dan Banyurip; dan cadangan
lahan pertanian pangan berkelanjutan seluas kurang lebih 308 (tiga ratus delapan)
hektar terdapat di Kelurahan Pringrejo, Tirto, Pasirkratonkramat, Poncol, Klego,
Kali Baros, Padukuhan Kraton, Krapyak, Degayu, Buaran Kradenan dan Banyurip.
2). Kawasan peruntukan perikanan
Terdiri atas kawasan-kawasan peruntukan perikanan tangkap, kawasan
peruntukan perikanan budidaya dan kawasan peruntukan pengolahan dan
pemasaran hasil perikanan. Kawasan peruntukan perikanan tangkap terdapat di
Laut Pekalongan seluas kurang lebih 9.600 (sembilan ribu enam ratus) hektar,
dengan komoditas unggulan adalah ikan Layang. Kawasan peruntukan perikanan
meliputi kawasan perikanan budidaya air payau terletak di Kelurahan Krapyak,
Degayu, Kelurahan Panjang Wetan, Kelurahan Panjang Baru, Kelurahan Kandang
Panjang, dan Kelurahan Bandengan Kecamatan Pekalongan Utara seluas kurang
lebih 500 (lima ratus) hektar, dengan komoditas unggulan adalah ikan Bandeng;
serta kawasan perikanan budidaya air tawar terletak di Polder Bandengsari seluas
kurang lebih 6 (enam) hektar dan di Polder Sungai Banger Lama seluas kurang
lebih 2 (dua) hektar, dengan komoditas unggulan adalah ikan Nila; Kawasan
peruntukan pengolahan dan pemasaran hasil perikanan meliputi pengolahan hasil
perikanan terletak di Kelurahan Krapyak, Kelurahan Degayu, Kelurahan Panjang
Wetan, Kelurahan Panjang Baru, Kelurahan Kandang Panjang, dan Kelurahan
Bandengan Kecamatan Pekalongan Utara dan kawasan pemasaran hasil
perikanan, terdiri atas pemasaran hasil perikanan laut berupa Tempat Pelelangan
Ikan (TPI) yang terletak di Kelurahan Panjang Wetan.
3). Kawasan peruntukan perumahan
Kawasan peruntukan perumahan terdiri atas perumahan berkepadatan
tinggi; perumahan berkepadatan sedang; dan perumahan berkepadatan rendah.
Kawasan peruntukan perumahan berkepadatan tinggi terdapat di Kelurahan
Poncol Kecamatan Pekalongan Timur, dengan kepadatan 251 jiwa/ha dengan luas
lahan kurang lebih 62 (enam puluh dua) hektar. Kawasan peruntukan perumahan
berkepadatan sedang terdapat di semua Kelurahan di Kecamatan Pekalongan
Barat, dengan luas lahan kurang lebih 450 (empat ratus lima puluh) hektar.
Kawasan peruntukan perumahan berkepadatan rendah terdapat di semua
Kelurahan di Kecamatan Pekalongan Selatan, di semua Kelurahan di Kecamatan
Pekalongan Timur kecuali Kelurahan Kauman dan di semua Kelurahan di
Kecamatan Pekalongan Utara, dengan luas lahan kurang lebih 1.348 (seribu tiga
ratus empat puluh delapan) hektar.
4). Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa
Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa terdiri atas pertokoan modern;
pusat perbelanjaan; dan pasar tradisonal. Kawasan pertokoan modern, diarahkan
di kawasan sepanjang tepi Jl. Raya Tirto, Jl. Gajah Mada, Jl. Hayam Wuruk, Jl. Dr.
Cipto, Jl. Dr. Wahidin, Jl. KH. Mas Mansyur, Jl. Jenderal Sudirman, Jl. Dr.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-13
Daerah
Setiabudi, Jl. Dr Sutomo, Jl. Urip Sumoharjo, Jl. Gatot Subroto, Jl. Hos
Cokroaminoto, Jl. Kartini, Jl. KH. Wahid Hasyim, Jl. Hasanudin, Jl. Sultan Agung,
Jl. WR. Supratman, Jl. Veteran, seluas kurang lebih 283 (dua ratus delapan puluh
tiga) hektar. Rencana kawasan pusat perbelanjaan, diarahkan di Kawasan Alun-
Alun, Kawasan Monumen, sebagian kawasan Jl. Urip Sumoharjo, kawasan Jl.
Sultan Agung dan kawasan Jl. Dr. Soetomo, seluas kurang lebih 90 (Sembilan
puluh) Hektar. Pasar Tradisionil, diarahkan di Kelurahan Banyurip, Kelurahan
Noyontaansari, dan Kelurahan Kauman seluas kurang lebih 110 (seratus sepuluh)
hektar.
5). Kawasan peruntukan perkantoran
Kawasan perkantoran terdiri atas perkantoran pemerintah; dan perkantoran
swasta. Perkantoran pemerintah, diarahkan di kawasan sekitar Lapangan
Mataram Kelurahan Podosugih, sebagian kawasan Jl. Sriwijaya Kelurahan
Bendan Kergon, sebagian kawasan Jl. WR. Supratman, sebagian kawasan Jl.
Kusuma Bangsa dan kawasan Jl. Jetayu Kelurahan Panjang Wetan, dan sebagian
kawasan Jl. Raya Tirto Kelurahan Tirto, seluas kurang lebih 19 (Sembilan belas)
hektar. Perkantoran swasta, diarahkan di kawasan Jl. Pemuda Kelurahan Bendan
Kergon, kawasan Jl. Imam Bonjol dan kawasan Jl. Diponegoro Kelurahan
Padukuhan Kraton, sebagian kawasan Jl. Jendral Sudirman Kelurahan Podosugih,
seluas kurang lebih 8 (delapan) hektar.
6). Kawasan peruntukan industri
Kawasan peruntukan industri terdiri atas industri besar; industri menengah;
dan industri kecil/mikro. Industri besar seluas kurang lebih 20 (dua puluh) hektar,
diperuntukkan industri galangan kapal, industri tekstil dan untuk industri lainnya,
diarahkan di Kelurahan Krapyak dan Kelurahan Degayu. Industri menengah
seluas kurang lebih 10 (sepuluh) hektar, diperuntukkan pengolahan produk-produk
perikanan, diarahkan di Kelurahan Panjang Wetan. Industri kecil dan mikro seluas
kurang lebih 64 (enam puluh empat) hektar, meliputi a) industri batik dan tekstil
diarahkan di seluruh sentra batik dan tekstil kota antara lain di Kelurahan Buaran
Kradenan, Kelurahan Jenggot, Kelurahan Banyuurip, Kelurahan Pringrejo,
Kelurahan Medono, Kelurahan Tirto, Kelurahan Kauman, Kelurahan Bendan
Kergon, Kelurahan Kelurahan Poncol, Kelurahan Pasirkratonkramat dan
Kelurahan Padukuhan Kraton; b) industri makanan dan minuman diarahkan di
Kelurahan Banyuurip; dan c) industri pengeringan ikan diarahkan di Kelurahan
Bandengan, Kelurahan Kandang Panjang, Kelurahan Panjang Baru, Kelurahan
Panjang Wetan, Kelurahan Krapyak dan Kelurahan Degayu.
7). Kawasan peruntukan pariwisata
Kawasan pariwisata terdiri dari pariwisata budaya; pariwisata alam; dan
pariwisata buatan. Pariwisata budaya seluas kurang lebih 25 (dua puluh lima)
hektar terdapat di Kawasan Kota Lama Kelurahan Krapyak dan di Kelurahan
Sapuro Kebulen. Pariwisata alam berupa wisata pantai dan wisata sungai seluas
kurang lebih 20 (dua puluh) hektar meliputi wisata pantai terletak di Kelurahan
Krapyak dan Kelurahan Panjang Wetan dan wisata sungai di sepanjang Sungai
Pekalongan sampai ke pantai, yang terdiri dari: pengembangan dermaga kapal
wisata di Jalan Patiunus, pengembangan dermaga kapal wisata di Pelabuhan
Perikanan Nusantara Pekalongan, dan alur wisata menyusuri sungai diantara dua
dermaga tersebut, yang meliputi Kelurahan Panjang Wetan dan Krapyak.
Pengembangan pariwisata buatan, berupa wisata belanja batik dan kerajinan
tenun seluas kurang lebih 55 (lima puluh lima) hektar, terletak di Kelurahan
Bendan Kergon, Kelurahan Medono, Kelurahan Kauman, Kelurahan Setono,
Kelurahan Kalibaros, dan Kelurahan Gamer.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-14
Daerah
8). Kawasan peruntukan ruang bagi kegiatan sektor informal
Kawasan Peruntukan Ruang bagi Kegiatan Sektor Informal seluas kurang
lebih 450 (empat ratus lima puluh) hektar, terdiri atas kawasan alun-alun; kawasan
Lapangan Mataram; kawasan Lapangan Jetayu; kawasan Lapangan Sorogenen;
kawasan Jalan Urip Sumoharjo; kawasan Jalan Gatot Subroto; kawasan
Monumen; kawasan Jalan Imam Bonjol; kawasan Jalan Diponegoro; kawasan
Jalan WR. Supratman; kawasan Jalan Hayam Wuruk; kawasan Jalan dr. Cipto;
kawasan Jalan dr. Wahidin; kawasan Jalan Hasanudin; kawasan Jalan Kartini;
kawasan Jalan HOS Cokroaminoto; kawasan Jalan Sultan Agung; dan kawasan
Jalan dr. Soetomo.
9). Ruang evakuasi bencana
Ruang evakuasi bencana terdiri atas ruang evakuasi bencana banjir; ruang
evakuasi bencana rob; dan ruang evakuasi bencana abrasi. Ruang evakuasi
bencana banjir seluas kurang lebih 2 (dua) hektar berupa: lapangan sepakbola di
Kelurahan Banyurip dan halaman Pondok Pesantren di Kelurahan Buaran
Kradenan Kecamatan Pekalongan Selatan, Taman Monumen Perjuangan di
Kelurahan Bendan Kergon Kecamatan Pekalongan Barat, Lapangan Jetayu di
Kelurahan Panjang Wetan Kecamatan Pekalongan Utara dan Lapangan
Sorogenen di Kelurahan Poncol Kecamatan Pekalongan Timur. Ruang evakuasi
bencana rob seluas kurang lebih 2 (dua) hektar berupa: halaman parkir Kantor
Kelurahan Panjang Wetan, halaman parkir Tempat Pelelangan Ikan, halaman
parkir dan lapangan olah raga di Kelurahan Panjang Wetan serta halaman parkir
Rusunawa di Kelurahan Krapyak Kecamatan Pekalongan Utara. Ruang evakuasi
bencana abrasi seluas kurang lebih 2 (dua) hektar berupa halaman parkir Obyek
Wisata Pasir Kencana dan halaman Obyek Wisata Taman Bahari PPNP di
Kelurahan Panjang Wetan Kecamatan Pekalongan Utara dan parkir Obyek Wisata
Pantai Slamaran di Kelurahan Krapyak Kecamatan Pekalongan Utara.
10). Ruang terbuka non hijau
Ruang terbuka non hijau terdiri atas badan air polder/kolam retensi; kawasan
tambak/rawa kering; kawasan stadion olah raga; dan ruang-ruang parkir terbuka
pada gedung-gedung. Badan air polder/kolam retensi terdiri atas polder
Bandengsari seluas lebih kurang 6 (enam) hektar di Kelurahan Kandang Panjang
Kecamatan Pekalongan Utara; dan kolam retensi Sungai Banger Lama seluas
lebih kurang 3 (tiga) hektar di Kelurahan Krapyak Kecamatan Pekalongan Utara.
Kawasan tambak /rawa kering seluas lebih kurang 1.000 (seribu) hektar di
Kelurahan Bandengan, Kelurahan Kandang Panjang, Kelurahan Panjang Baru,
Kelurahan Panjang Wetan, Kelurahan Krapyak dan Kelurahan Degayu Kecamatan
Pekalongan Utara. Kawasan stadion olah raga seluas lebih kurang 4 (empat)
hektar di Kelurahan di Pasirkratonkramat Kecamatan Pekalongan Barat. Ruang-
ruang parkir terbuka pada gedung-gedung seluas lebih kurang 736 (tujuh ratus
tiga puluh enam) hektar di seluruh wilayah kota.
11). Kawasan peruntukan pertahanan-keamanan negara.
Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan negara terdiri atas asrama
dan markas Brimob di Kelurahan Setono Kecamatan Pekalongan Timur; asrama
dan kantor Polwil di Kelurahan Podosugih Kecamatan Pekalongan Barat; kantor
Polwil di Kelurahan Padukuhan Kraton Kecamatan Pekalongan Utara; kantor
Polresta di Kelurahan Padukuhan Kraton Kecamatan Pekalongan Utara; dan
kantor Kodim di Kelurahan Medono Kecamatan Pekalongan Barat.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-15
Daerah
2.1.8 Wilayah Rawan Bencana
Kota Pekalongan merupakan wilayah pesisir Utara Pulau Jawa. Wilayah pesisir
merupakan wilayah yang sangat dinamis, dengan berbagai macam proses fisik, termasuk
kenaikan muka air laut, penurunan permukaan tanah (land subsidence), serta erosi-
sedimentasi. Selain itu, wilayah pesisir juga menerima berbagai dampak yang disebabkan
oleh aktivitas manusia, sebagai contohnya adalah beban bangunan serta ekstraksi air
tanah besar-besaran yang menyebabkan penurunan permukaan tanah. Semua proses
tersebut mempengaruhi perubahan garis pantai dan perkembangan bentuk landskap
pesisir.
Pekalongan sebagai salah satu kota pesisir di pantai Utara Jawa dengan topografi
yang landai merupakan kawasan yang sangat rawan terhadap kenaikan air laut. Kondisi
ini tentu saja berbeda jika dibandingkan dengan topografi di pantai Selatan Jawa yang
relatif lebih curam. Beberapa ahli mengatakan bahwa kondisi geografis Pekalongan
memiliki tingkat kerentanan yang relatif tinggi terhadap pemanasan global. Tingginya nilai
kerentanan itu tidak terlepas dari kondisi geomorfologi Pekalongan yang berupa pantai
berpasir dan erosi pantai mencapai lebih dari 1 meter per tahun. Selain itu, kisaran
pasang suratnya sekitar 0,7 meter. Berdasarkan kajian yang dilakukan Diposaptono
(2009), penghitungan nilai risiko terhadap kenaikan paras muka air laut di Pekalongan
rata-rata 2,4. Nilai tersebut dikategorikan sebagai daerah berisiko besar.
Bencana alam yang telah dan resiko terjadi di wilayah Kota Pekalongan meliputi
abrasi, rob, banjir dan angin puting beliung. Perubahan iklim global yang ditandai dengan
kenaikan suhu bumi dan kenaikan permukaan air laut bisa jadi juga telah melanda
wilayah Kota Pekalongan. Dalam beberapa tahun ini, upaya untuk menanggulangi rob/air
pasang di wilayah Kota Pekalongan terus-menerus dilakukan namun kawasan tergenang
rob senantiasa bertambah luas dan bertambah intensitasnya.
Berdasarkan potensi ancaman bencana maka terdapat 4 (empat) potensi bencana
di wilayah Kota Pekalongan yaitu bencana rob, bencana banjir, bencana abrasi dan
bencana angin puting beliung. Keempat ancaman tersebut merupakan ancaman bagi
wilayah Kecamatan Pekalongan Utara. Ancaman bencana, bukan lagi hanya pada
kawasan di wilayah Kecamatan Pekalongan Utara saja, tetapi juga menjadi ancaman bagi
keseluruhan kecamatan lainnya yaitu Kecamatan Pekalongan Barat, Pekalongan Selatan
dan Pekalongan Timur. Ancaman untuk keempat kecamatan tersebut adalah banjir. Banjir
menjadi potensi yang besar karena topografi wilayah Kota Pekalongan yang sangat datar
dan merupakan kawasan muara dari beberapa sungai dari kawasan hulu di daerah
lainnya.
Bencana yang cukup signifikan memberikan dampak bagi masyarakat yang tinggal
di Kota Pekalongan, khususnya Kecamatan Pekalongan Utara antara lain bencana banjir
dan banjir rob/pasang. Bencana tersebut memberi dampak pada kehidupan masyarakat
yang tinggal di kota ini. Tidak hanya berdampak pada kerusakan infrastruktur dan sarana
wilayah saja, melainkan juga pada kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat setempat.
Jumlah kawasan kumuh (slum area) yang masih terdapat di wilayah Kota Pekalongan,
terutama disebabkan oleh bencana rob ini, Faktor pemicu terjadinya kawasan kumuh,
bukan hanya karena prasarana dan sarana perumahan dan permukiman yang tidak
memadai saja tetapi akibat rob yang lebih dominan.
Abrasi di Kota Pekalongan telah menimbulkan persoalan sosial yang kompleks.
Abrasi terparah di Kota Pekalongan terjadi di Kelurahan Panjang Wetan, Kecamatan
Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, yaitu di Pantai Sari. Di sana abrasi bahkan telah
mengganggu ketenangan hidup sekitar 200 kepala keluarga (KK). Pasalnya, abrasi telah
menimbulkan rob yang hampir setiap hari menggenangi rumah penduduk. Akibatnya,
warga di sana banyak yang terkena penyakit kulit dan terganggu aktivitasnya.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-16
Daerah
Gambar 2.8 Peta Kawasan Rawan Bencana di Kota Pekalongan
Penurunan permukaan tanah juga menjadi resiko bencana yang terjadi di wilayah
Kota Pekalongan. Berdasarkan naskah akademik penyusunan Rencana Tata Ruang
Kawasan Strategis Perkotaan (KSP) Petanglong bahwa penurunan permukaan tanah di
wilayah Kota Pekalongan terjadi karena tanah yang membentuk wilayah Kota Pekalongan
adalah tanah alluvial, yang merupakan hasil sedimentasi. Tanah-tanah hasil sedimentasi
masih memerlukan waktu ratusan tahun ke depan agar kondisi tanah menjadi stabil.
Penurunan permukaan tanah juga memungkinkan terjadi karena kondisi cekungan air
tanah yang kosong akibat eksploitasi atau pengambilan air tanah dalam yang semakin
mengkhawatirkan. Hal ini terutama disebabkan oleh pengambilan air tanah yang terjadi,
kapasitasnya melebihi dari kapasitas pengisian alami air tanah.

2.1.9 Aspek Demografi


Jumlah penduduk Kota Pekalongan pada tahun 2016 berdasarkan proyeksi BPS
Kota Pekalongan sebanyak 299.222 jiwa, terdiri dari 149.623 jiwa laki-laki dan 149.599
jiwa perempuan. Perkembangan selama lima tahun terakhir, jumlah laki-laki hampir sama
dengan jumlah perempuan. Hal ini terlihat pada angka sex rasio sebesar 100,03 yang
berarti bahwa setiap 100 penduduk perempuan terdapat 100,016 penduduk laki-laki.
Jumlah penduduk Kota Pekalongan dan berdasarkan jenis kelaminnya, dapat dilihat pada
tabel 2.4. berikut.
Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Kota Pekalongan Tahun 2012 – 2016
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Tahun
Laki-laki Perempuan Total
2012 144.004 143.974 287.978
2013 145.450 145.420 290.870
2014 146.863 146.841 293.704
2015 148.295 148.238 296.533
2016 149.623 149.599 299.222
Sumber: Pekalongan Dalam Angka, 2017

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-17
Daerah
Laju pertumbuhan penduduk Kota Pekalongan sepanjang 2012-2016 dalam kisaran
0,92% sampai 1%.
Tabel 2.5 Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Pekalongan
Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Pekalongan
Tahun 2012-2016
Tahun Laju Pertumbuhan Penduduk (%)
2012 0,92
2013 1,00
2014 0,94
2015 0,96
2016 0,95
Sumber : Kota Pekalongan Dalam Angka, 2016
Tabel 2.5 menunjukkan laju petumbuhan penduduk Kota Pekalongan tahun 2012-
2016. Pertumbuhan penduduk tertinggi selama lima tahun dari tahun 2012-2016 terjadi
pada tahun 2013 dengan tingkat pertumbuhan sebesar 1%. Tingkat pertumbuhan
penduduk terendah terjadi pada tahun 2012 sebesar 0,92%. Adapun laju pertumbuhan
pada tahun 2014 menurun menjadi sebesar 0,94%. Laju pertumbuhan penduduk selama
tahun 2012-2016 rata-rata sebesar 0,78% per tahun. Hal ini jauh lebih baik dari lima tahun
sebelumnya yang sebesar 0,83% per tahun.
Kepadatan penduduk Kota Pekalongan dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan. Seiring dengan bertambahnya penduduk yang lahir, penduduk yang
meninggal, migrasi masuk ke kota Pekalongan dan keluar Kota Pekalongan kepadatan
penduduk per kilometer persegi mengalami peningkatan. Kepadatan penduduk
bertambah terjadi seiring luasan kota Pekalongan yang tidak bertambah. Kepadatan
penduduk terendah terjadi pada tahun 2012 sebesar 6.416,51 jiwa/km 2 dan tertinggi tahun
2016 sebesar 6.612,64 jiwa/km2. Berikut pada tabel 2.6 disajikan dalam tabel kepadatan
penduduk dari tahun 2012-2016.
Tabel 2.6 Kepadatan Penduduk Kota Pekalongan
Tahun 2012-2016
Tahun Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)
2012 6.416,51
2013 6.428,07
2014 6.490,70
2015 6.553,22
2016 6.612,64
Sumber: Pekalongan Dalam Angka, 2017
Jumlah penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja dan berpendidikan
tertinggi yang ditamatkan di Kota Pekalongan pada Tahun 2012, pendidikan SD ke bawah
sebanyak 58.748 jiwa (44,56%), diikuti SMP sebanyak 28.316 (21,48%) dan Sekolah
Menengah (SM) ke atas sebanyak 44.762 jiwa (33,96%). Adapun jumlah penduduk yang
berumur 15 tahun keatas yang bekerja pada tahun 2012 berjumlah 131.826 jiwa. Secara
bertahap selama lima tahun, struktur pekerja yang lulusan SD kebawah semakin
berkurang namun tidak signifikan baik secara persentase maupun jumlah. Demikian juga
struktur pekerja pada pendidikan SLTP selama lima tahun baik dalam jumlah kuantitatif
maupun persentase mengalami perbaikan namum tidak signifikan. Pada tahun 2016
terjadi peningkatan komposisi tenaga kerja dengan minimal lulusan SM (sekolah
menengah) ke atas sebesar 37,61%.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-18
Daerah
Tabel 2.7 Penduduk Kota Pekalongan Berumur 15 Tahun ke atas yang
Bekerja Tahun 2012-2016
Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang Bekerja
Tahun ≤SD SLTP ≥SM
Jumlah
orang % orang % orang %
2012 58.748 44,56% 28.316 21,48% 44.762 33,96% 131.826
2013 55.796 42,40% 27.817 21,14% 47.975 36,46% 131.588
2014 65.861 45,95% 30.516 21,29% 46.966 32,76% 143.343
2015 58.503 40,80% 30.951 21,59% 53.922 37,61% 143.376
2016 58.503 40,80% 30.951 21,59% 53.922 37,61% 143.376
Sumber : www.jateng.bps.go.id, 2017 dan Kota Pekalongan Dalam Angka, 2017
*) BPS tidak melakukan survei untuk tahun 2016 dan data yang disajikan sama dengan tahun 2015

Pada tingkat minimal Sekolah Menengah, secara struktur pekerja yang bekerja
meningkat trendnya selama lima tahun berturut-turut. Apabila pada tahun 2012 berjumlah
44.762 jiwa dan setara 33,96% dari jumlah pekerja maka pada tahun 2016 meningkat
menjadi 53.922 jiwa atau setara 37,61%. Secara garis besar selama lima tahun jumlah
pekerja untuk tingkat SD, SLTP dan SM mengalami fluktuasi dan tertinggi terjadi pada
tahun 2016 yaitu sebanyak 143.376 jiwa. Secara lengkap penduduk Kota Pekalongan
berumur 15 tahun ke atas yang bekerja dan pendidikan tertinggi yang ditamatkan di Kota
Pekalongan Tahun 2012-2016 disajikan pada Tabel 2.7.
18.000
16.000
14.000
12.000
10.000
8.000
6.000
4.000
2.000
0
0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65+
Laki-laki 12.889 13.062 12.697 14.279 15.342 12.910 11.739 10.639 10.086 9.594 8.676 7.209 4.561 5.940
Perempuan 12.005 12.373 12.133 13.836 13.502 11.928 11.850 11.136 10.755 10.194 9.239 7.317 4.634 8.697
Sumber : www.pekalongankota.bps.go.id, 2017

Gambar 2.9 Jumlah Penduduk Kota Pekalongan Tahun 2016 Menurut


Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Gambar 2.9 mampu menjelaskan bahwa dilihat dari struktur penduduk Kota
Pekalongan, penduduk kelompok 20-24 tahun sebanyak 28.844 jiwa (9,64%), penduduk
kelompok 15-19 tahun sebanyak 28.115 jiwa (9,40%) dan penduduk kelompok 5–9 tahun
sebanyak 25.417 jiwa (8,49%) adalah tiga kelompok tertinggi kelompok usia muda yang
cukup produktif. Pada tiga besar tersebut merupakan kelompok usia produktif yang masih
bersekolah dan dalam tahap usia sekolah.
Tabel 2.8 Jumlah Penduduk Kota Pekalongan Tahun 2016
Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin (Jiwa)
Jenis Kelamin
Umur (tahun) Jumlah
Laki-laki Perempuan
0-4 12.889 12.005 24.894
5-9 13.062 12.373 25.417
10-14 12.697 12.133 24.830

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-19
Daerah
Jenis Kelamin
Umur (tahun) Jumlah
Laki-laki Perempuan
15-19 14.279 13.836 28.115
20-24 15.342 13.502 28.844
25-29 12.910 11.928 24.947
30-34 11.739 11.850 23.589
35-39 10.639 11.136 21.775
40-44 10.086 10.755 20.841
45-49 9.594 10.194 19.788
50-54 8.676 9.239 17.915
55-59 7.209 7.317 14.526
60-64 4.561 4.634 9.195
65+ 5.940 8.697 14.637
Jumlah 149.623 149.599 299.222
Sumber : www.pekalongankota.bps.go.id, 2017

2.2 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

2.2.1. Pertumbuhan PDRB


Pertumbuhan ekonomi menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang
bertumbuh oleh suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi Kota Pekalongan selama lima
tahun semakin membaik dan menunjukkan peningkatan. Kondisi ini menunjukkan bahwa
di Kota Pekalongan terjadi pertumbuhan produksi barang dan jasa secara riil dari tahun
ke tahun, seperti ditunjukkan dari tahun ke tahun selama kurun waktu 2012-2016.

7,00

6,50

6,00

5,50

5,00

4,50

4,00
2012 2013 2014 2015 2016
Kota Pekalongan (%) 5,61 5,91 5,48 5,00 5,36
Prov Jateng (%) 5,34 5,14 5,27 5,47 5,28
Nasional (%) 6,16 5,74 5,02 4,88 5,02

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2017

Gambar 2.10 Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Kota Pekalongan


dengan Provinsi dan Nasional Tahun 2012-2016
Pertumbuhan ekonomi memberikan gambaran mengenai dampak dari kebijakan
pembangunan yang telah diambil oleh pemerintah, khususnya dalam bidang ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi juga menggambarkan tingkat perubahan ekonomi yang terjadi.
Pertumbuhan yang tinggi menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan pembangunan
daerah. Pertumbuhan ekonomi secara riil dari tahun ke tahun tergambar dari
pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan. Pertumbuhan ekonomi Kota Pekalongan
tergolong pada kategori moderat, berada pada kisaran antara 5,48% hingga 5,91%.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-20
Daerah
Persentase pertumbuhan ekonomi Kota Pekalongan tidak terpaut jauh dibawah
Persentase pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah dan Persentase pertumbuhan ekonomi
nasional. Pada tahun 2012, pertumbuhan ekonomi Kota Pekalongan berada pada angka
5,61%, sementara pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah sebesar 5,34%, dan
pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 6,16%. Pada tahun 2016, pertumbuhan
ekonomi Kota Pekalongan sebesar 5,36% masih lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi
Provinsi Jawa Tengah dan Nasional yang masing-masing sebesar 5,28% dan 5,02%.
Sepanjang tahun 2012 - 2016, pertumbuhan ekonomi terbaik Kota Pekalongan terjadi
pada tahun 2013 dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,91%. Pertumbuhan ekonomi
ini melebihi pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah dan Nasional yang bertumbuh
5.14% dan 5,74%. Selama lima tahun, Kota Pekalongan sendiri secara struktur ekonomi
masih bergantung pada sekor Industri Pengolahan, sektor Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor dan sektor Konstruksi. Perbandingan
pertumbuhan ekonomi Kota Pekalongan dengan capaian pertumbuhan ekonomi provinsi
dan nasional dapat dilihat pada Gambar 2.10.
Pada tahun 2015, BPS menerbitkan metode baru dalam penghitungan PDRB untuk
tahun 2010 – 2014. Selama sepuluh tahun terakhir, banyak perubahan yang terjadi pada
tatanan global dan lokal yang sangat berpengaruh terhadap perekonomian nasional.
Krisis finansial global yang terjadi pada tahun 2008, penerapan perdagangan bebas
antara China-ASEAN (CAFTA), perubahan sistem pencatatan perdagangan internasional
dan meluasnya jasa layanan pasar modal, merupakan contoh perubahan yang perlu
diadaptasi dalam mekanisme pencatatan statistik nasional.
Salah satu bentuk adaptasi pencatatan statistik nasional adalah melakukan
perubahan tahun dasar PDB Indonesia dari tahun 2000 ke 2010. Perubahan tahun dasar
PDB dilakukan seiring dengan mengadopsi rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) yang tertuang dalam 2008 System of National Accounts (SNA 2008) melalui
penyusunan kerangka Supply and Use Tables (SUT).
Perubahan tahun dasar PDB dilakukan secara bersamaan dengan penghitungan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi untuk menjaga konsistensi hasil
penghitungan.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai tambah bruto seluruh
barang dan jasa yang tercipta atau dihasilkan di wilayah domestik suatu negara, yang
timbul akibat berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu periode tertentu, tanpa
memperhatikan apakah faktor produksi yang dimiliki residen atau non-residen.
Penyusunan PDRB dapat dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan yaitu pendekatan
produksi, pengeluaran, dan pendapatan yang disajikan atas dasar harga berlaku dan
harga konstan (riil). 2 PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Pekalongan 2010-2014
PDRB atas dasar harga berlaku atau dikenal dengan PDRB nominal disusun
berdasarkan harga yang berlaku pada periode penghitungan, dan bertujuan untuk melihat
struktur perekonomian. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan (riil) disusun
berdasarkan harga pada tahun dasar dan bertujuan untuk mengukur pertumbuhan
ekonomi.
2.2.1.1. Struktur Ekonomi
Struktur lapangan usaha sebagian masyarakat Kota Pekalongan tidak bergeser dari
lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor,
Pengolahan dan konstruksi yang terlihat dari peranan setiap tahunnya terhadap
pembentukan PDRB Kota Pekalongan selama lima tahun. Peranan terbesar pada struktur
perekonomian tahun 2016 adalah pada lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor yakni 21,72% dan ini turun dibandingkan tahun 2015
yakni 21,87%, kemudian diikuti lapangan usaha Industri Pengolahan sebesar 21,43% dan
ini turun dibandingkan tahun 2015 yakni sebesar 21,53% dan lapangan usaha Konstruksi

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-21
Daerah
sebesar 14,33% dan ini naik dibandingkan tahun 2015 yakni 14,36%. Sementara peranan
lapangan usaha lainnya berkisar antara 0 – 6 persen. Struktur ekonomi ini adalah
gambaran dari nilai PDRB atas dasar harga berlaku dan terlihat pada tabel 2.9.
Tabel 2.9 Kontribusi Sektor Lapangan Usaha terhadap PDRB Kota
Pekalongan Tahun 2012-2016
Lapangan Usaha 2012 2013 2014* 2015** 2016***
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
A Pertanian, Kehutanan, dan 5,86 5,6 5,27 5,32 5,26
Perikanan
B Pertambangan dan – – – – –
Penggalian
C Industri Pengolahan 20,82 21,53 21,67 21,56 21,43
D Pengadaan Listrik dan Gas 0,19 0,17 0,16 0,15 0,16
E Pengadaan Air, 0,13 0,12 0,11 0,11 0,11
Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang
F Konstruksi 14,08 14,37 14,91 14,33 14,36
G Perdagangan Besar dan 23,55 22,98 22,14 21,87 21,72
Eceran; Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor
H Transportasi dan 6,41 6,1 6,14 6,23 6,05
Pergudangan
I Penyediaan Akomodasi 4,56 4,52 4,67 5,28 5,42
dan Makan Minum
J Informasi dan Komunikasi 3,96 3,93 3,91 3,88 3,88
K Jasa Keuangan dan 5,71 5,78 5,84 5,95 6,14
Asuransi
L Real Estat 2,55 2,52 2,59 2,66 2,68
M,N Jasa Perusahaan 0,34 0,36 0,39 0,38 0,40
O Administrasi Pemerintahan, 5,01 4,87 4,73 4,75 4,75
Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 3,98 4,26 4,43 4,52 4,58
Q Jasa Kesehatan dan 1,14 1,14 1,2 1,22 1,25
Kegiatan Sosial
R,S,T,U Jasa lainnya 1,72 1,76 1,84 1,77 2,83
Produk Domestik Regional Bruto 100 100 100 100 100
*Angka sementara
**Angka sangat sementara
***Angka sangat sangat sementara
Sumber :BPS Kota Pekalongan Tahun 2017

PDRB Kota Pekalongan menurut lapangan usaha dirinci menjadi 17 kategori


lapangan usaha dan sebagian besar kategori dirinci lagi menjadi subkategori. Pemecahan
menjadi subkategori ini disesuaikan dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia
(KBLI) 2009. Perkembangan setiap lapangan usaha diuraikan di bawah ini.
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Kategori ini mencakup subkategori usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
yang terdiri atas tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan,
peternakan, dan jasa pertanian dan perburuan, subkategori usaha Kehutanan dan
Penebangan Kayu, dan subkategori usaha Perikanan. Lapangan usaha ini masih menjadi
tumpuan dan harapan dalam penyerapan tenaga kerja.
Pada tahun 2016, peranan pada kategori atau lapangan usaha Pertanian,
Kehutanan, dan Perikanan terhadap PDRB atas dasar harga berlaku adalah sebesar 5,26
persen. Peranan kategori ini mengalami fluktuasi meskipun cenderung semakin kuat.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-22
Daerah
Tahun 2012, peranan kategori ini sebesar 5,86 persen, kemudian makin melemah tahun
2013 sebesar 5,60 persen, tahun 2014 sebesar 5,27 persen, dan tahun 2015 sebesar
5,32 persen.
Industri Pengolahan
Kategori ini mencakup subkategori usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
yang terdiri atas Industri Batubara dan Pengilangan Minyak, Industri Makanan dan
Minuman, Pengolahan Tembakau, Industri Tekstil dan Pakaian Jadi, Industri Kulit; Barang
dari Kulit dan Alas Kaki, Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang
Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya, Industri Kertas dan Barang dari Kertas,
Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman, Industri Kimia, Farmasi dan Obat
Tradisional, Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik, Industri Barang Galian bukan
Logam, Industri Logam Dasar, Industri Barang dari Logam, Komputer, Barang Elektronik,
Optik dan Peralatan Listrik, Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL, Industri Alat
Angkutan, Industri Furnitur dan Industri pengolahan lainnya, jasa reparasi dan
pemasangan mesin dan peralatan. Kategori ini memiliki peranan dalam sektor
perekonomian PDRB Kota Pekalongan sebesar 21,43% pada tahun 2016..
Peran kategori ini mengalami pelemahan dibandingkan perannya selama 4 (empat)
tahun terakhir, yakni pada tahun 2012 sebesar 20,82% persen hingga pada tahun 2015
makin kuat menjadi 21,56 persen.
Pengadaan Listrik dan Gas
Kategori Pengadaan Listrik dan Gas, mempunyai peran sebesar 0,16 persen
terhadap perekonomian Kota Pekalongan pada tahun 2016. Di tahun 2015, peran
kategori ini hanya sebesar 0,15 persen.
Peran kategori ini dalam struktur perekonomian mengalami peningkatan. Tahun
2012, peran kategori ini sebesar 0.19 persen. Pada 2013, perannya sebesar 0,17 persen
dan tahun 2014 sebesar 0,16 persen.
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
Kategori ini mencakup kegiatan ekonomi pengumpulan, pengolahan dan
pendistribusian air melalui berbagai saluran pipa untuk kebutuhan rumah tangga dan
industri. Kategori ini mencakup juga kegiatan pengumpulan, penjernihan dan pengolahan
air dari sungai, danau, mata air dan hujan. Pengoperasian peralatan irigasi untuk
keperluan pertanian tidak termasuk dalam kategori ini. Peranan kategori ini terhadap
struktur perekonomian di Kota Pekalongan selama 2012-2016 adalah 0,13 persen pada
tahun 2012, 0,12 persen pada tahun 2013, 0,11 persen pada tahun 2014, 0,11 persen
pada tahun 2015 dan 0,11 persen pada tahun 2016
Konstruksi
Pada tahun 2016 kategori konstruksi mempunyai peran dalam struktur
perekonomian sebesar 14,36 persen terhadap total perekonomian Kota Pekalongan.
Secara umum, peran kategori ini pada perekonomian selalu meningkat yaitu tahun 2012
sebesar 14,08 persen, tahun 2013 sebesar 13,90 persen, tahun 2014 sebesar 14,33
persen, tahun 2015 sebesar 14,33 persen. Dengan penghitungan atas dasar harga
konstan 2010, laju pertumbuhan konstruksi di Kota Pekalongan besarannya adalah 5,89
persen pada tahun 2012, tahun 2013 pertumbuhannnya 6,33 persen. Pertumbuhan
konstruksi di tahun 2014 besarnya 4,70 persen dan 5,64 persen pada tahun 2015.
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Selama 5 tahun terakhir, Kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor mempunyai peran terhadap PDRB selalu lebih dari 20 persen. Pada
tahun 2016, peranan kategori ini sebesar 21,72 persen lebih kecil dibandingkan penanan
di tahun 2015 yang sudah mencapai 21,87 persen terhadap PDRB Kota Pekalongan.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-23
Daerah
Transportasi dan Pergudangan
Kategori Transportasi dan Pergudangan terdiri dari 6 (enam) sub kategori, yaitu
Angkutan Rel, Angkutan Darat, Angkutan Laut, Angkutan Sungai, Danau, dan
Penyeberangan, Angkutan Udara, serta Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan.
Kategori ini peranannya terhadap struktur perekonomian Kota Pekalongan sebesar 6,05
persen di tahun 2016. Sejak tahun 2011, peranan kategori ini terus menurun, namun
tahun 2014 kembali ada peningkatan walau sedikit. Tahun 2012 sebesar 6,41 persen,
tahun 2013 sebesar 6,05 persen, tahun 2014 sebesar 6,06 persen, tahun 2015 sebesar
6,23 persen
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
Pada tahun 2016, kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum dalam
struktur perekonomian Kota Pekalongan sebesar 5,42 persen. Secara keseluruhan,
kategori ini mencatatkan laju pertumbuhan sebesar 7,94 persen pada tahun 2016, dan
laju pertumbuhan tahun ini merupakan yang paling tinggi dalam kurun waktu 5 tahun
terakhir yaitu tahun 2012 sebesar 5,47 persen, tahun 2013 sebesar 6,19 persen, tahun
2014 sebesar 6,58 dan tahun 2015 sebesar 7,78 persen.
Informasi dan Komunikasi
Kategori informasi dan komunikasi memiliki peranan sebagai penunjang aktivitas di
setiap bidang ekonomi. Dalam era globalisasi, peranan kategori ini menjadi indikator
kemajuan suatu daerah, terutama jasa telekomunikasi. Peranan kategori ini terhadap
PDRB Kota Pekalongan pada tahun 2012 sebesar 3,96 persen, tahun 2013 sebesar 3,93
persen, tahun 2014 sebesar 3,91 persen, tahun 2015 sebesar 3,88 persen, dan tahun
2016 sebesar 3,88 persen. Laju pertumbuhan ekonomi pada kategori ini menunjukkan
pertumbuhan yang cukup kuat yaitu tahun 2013 sebesar 9,02 persen, tahun 2014 sebesar
10,98 persen, tahun 2015 sebesar 8,58 persen, dan tahun 2016 sebesar 8,47 persen.
Jasa Keuangan dan Asuransi
Kegiatan kategori jasa keuangan dan asuransi pada tahun 2016, perannya sebesar
6,14 persen terhadap PDRB Kota Pekalongan. Secara umum, peran kategori ini pada
perekonomian selalu meningkat yaitu tahun 2012 sebesar 5,71 persen, tahun 2013
sebesar 5,78 persen, tahun 2014 sebesar 5,84 persen, tahun 2015 sebesar 5,78 persen.
Real Estate
Kategori real estate memberikan peran yang relatif stabil bagi PDRB Kota
Pekalongan dengan peranan sekitar 2,5 persen. Berturut-turut sumbangan kategori real
estate selama tahun 2012-2016 sebesar 2,55 persen, 2,67 persen, 2,59 persen, 2,66
persen, dan 2,68 persen. Laju pertumbuhan ekonomi kategori ini cukup signifikan dengan
pertumbuhan selalu di atas 4 persen. Laju pertumbuhan dari tahun 2012-2016 adalah
tahun 2012 sebesar 6,56 persen, tahun 2013 sebesar 7,09 persen, pada tahun 2014
sebesar 7,22 persen dan sebesar 7,47 persen pada tahun 2015.Sedangkan pada tahun
2016 sebesar 6,54 persen.
Jasa Perusahaan
Selama 5 tahun terakhir, peran dalam struktur perekonomian di Kota Pekalongan
kategori jasa perusahaan relatif tidak banyak berubah, yaitu dari 0,34 persen pada tahun
2012, tahun 2013 sebesar menjadi 0,36 persen, tahun 2014 sebesar 0,36 persen, tahun
2015 sebesar 0,39 persen dan tahun 2016 sebesar 0,40 persen. Hal ini menunjukkan
pula peranan kategori ini relatif kecil dibandingkan peranan kategori-kategori lainnya pada
perekonomian Kota Pekalongan. Laju pertumbuhan kategori jasa perusahaan sangat
fluktuatif dari tahun 2012 sampai tahun 2016. Laju pertumbuhan tahun 2012 sebesar 8,77
persen. Pertumbuhan pada tahun 2013 sebesar 4,49 persen, tahun 2014
pertumbuhannya sebesar 8,16 persen, pada tahun 2015 mengalami pertumbuhan
sebesar 8,94 persen dan ditahun 2016 tumbuh sebesar 10,28.
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-24
Daerah
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
Kategori ini meliputi kegiatan yang sifatnya pemerintahan, yang umumnya dilakukan
oleh administrasi pemerintahan termasuk juga perundang-undangan dan penterjemahan
hukum yang berkaitan dengan pengadilan dan menurut peraturannya. Selama tahun
2012-2016 peranan kategori ini relatif stabil namun menunjukkan sedikit penurunan, yaitu
dengan nilai peran tahun 2012 sebesar 5,01 persen, tahun 2013 sebesar 4,87 persen,
tahun 2014 sebesar 4,73 persen, tahun 2015 sebesar 4,75 persen, dan tahun 2016
sebesar 4,75 persen. Laju pertumbuhan dari kategori ini cenderung melambat , yaitu dari
sebesar 4,24 persen di tahun 2011 menjadi 0,96 persen di tahun 2014. Pertumbuhan
pada 2015 sebesar 5,72 persen.
Jasa Pendidikan
Pada tahun 2016, jasa pendidikan mempunyai peranan 4,58 persen dalam struktur
perekonomian Kota Pekalongan. Angka ini meningkat dibandingkan pada tahun 2015
yang peranannya sebesar 4,52 persen. Trend peningkatan peran kategori ini juga terlihat
pada kurun waktu antara 2011-2013 yaitu tahun 2011 sebesar 3,51 persen, tahun 2012
sebesar 3,98 persen, tahun 2013 sebesar 4,64 persen. Berdasarkan penghitungan atas
dasar harga konstan 2010, laju pertumbuhan jasa pendidikan Kota Pekalongan
mengalami pertumbuhan yang tinggi setiap tahunnya. Tahun 2011 kategori ini tumbuh
sebesar 9,54 persen, tahun 2012 terjadi percepatan pertumbuhan menjadi 13,55 persen.
Tahun 2016 kategori jasa pendidikan tumbuh sebesar 7,49 persen, meningkat
dibandingkan tahun sebelumnya, tahun 2015, sebesar 4,78 persen.
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
Kategori ini mencakup kegiatan penyediaan jasa kesehatan dan kegiatan sosial
yang cukup luas cakupannya. Selama tahun 2012-2016 peranannya relatif stabil dengan
menunjukkan sedikit peningkatan, yaitu tahun 2012 sebesar 1,14 persen, tahun 2013
sebesar 1,14 persen, tahun 2014 sebesar 1,20 persen, tahun 2015 sebesar 1,22 persen
dan tahun 2016 sebesar 1,25 persen. Dilihat dari laju pertumbuhannya, terjadi
perlambatan ekonomi khususnya kegiatan jasa kesehatan dan kegiatan sosial pada tahun
2016 dengan pertumbuhan sebesar 9,65 persen dibandingkan dengan tahun 2015 yang
telah tumbuh 7,10 persen.
Jasa lainnya
Peranan Jasa Lainnya terhadap perekonomian Kota Pekalongan relatif kecil yaitu
berturut-turut tahun 2012 sebesar 1,72 persen, tahun 2013 sebesar 1,75 persen, tahun
2014 sebesar 1,83 persen, tahun 2015 sebesar 1,77 persen, dan tahun 2016 sebesar
1,82 persen. Dilihat dari sisi laju pertumbuhannya, kategori ini mengalami pertumbuhan
yang berfluktuasi selama 5 tahun terakhir, yaitu tahun 2012 sebesar 0,30 persen, tahun
2013 pertumbuhannya meningkat tajam menjadi sebesar 8,59 persen, pada tahun 2014
pertumbuhannya melambat tipis menjadi sebesar 8,59 persen dan tahun 2015
pertumbuhannya turun menjadi 3,20 persen. Sedang pertumbuhan jasa lainnya di tahun
2016 menjadi 7,23 persen.
2.2.1.2. Pertumbuhan Ekonomi
Selama kurun waktu lima tahun, yaitu tahun 2012-2016, laju pertumbuhan ekonomi
Kota Pekalongan bertumbuh antara 5% pada tahun 2015 dan 5,91% pada tahun 2013.
Pada tahun 2012, pertumbuhan tiga besar yakni jasa pendidikan sebesar 13,55%, industri
pengolahan sebesar 11,26% dan pengadaan listrik dan gas sebesar 10,47%. Pada tahun
2016, lapangan usaha yang mengalam pertumbuhan ekonomi bergeser. Tiga besar yang
bertumbuh antara lain jasa perusahaan sebesar 10,28%, jasa kesehatan dan kegiatan
sosial sebesar 9,65% dan jasa keuangan dan asuransi sebesar 9,03%. Hal ini sudah
sesuai dengan Kota Pekalongan sebagai pusat kegiatan jasa.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-25
Daerah
Pertumbuhan ekonomi ini merupakan gambaran dari nilai PDRB atas dasar harga
konstan tercantum pada tabel 2.10.
Tabel 2.10 Laju Pertumbuhan Riil PDRB Menurut Lapangan Usaha
(persen), Kota Pekalongan tahun 2012-2016
Lapangan Usaha 2012 2013 2014* 2015** 2016***
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
A Pertanian, Kehutanan, 2,29 1,09 -2,06 4,09 3,98
dan Perikanan
B Pertambangan dan – – – – –
Penggalian
C Industri Pengolahan 11,26 10,48 6,23 3,99 4,16
D Pengadaan Listrik dan 10,47 7,31 1,09 -1,99 5,69
Gas
E Pengadaan Air, 1,88 0,25 2,5 2,54 2,16
Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur
Ulang
F Konstruksi 5,89 6,33 6,01 5,64 4,52
G Perdagangan Besar 1,49 2,85 4,27 3,62 4,86
dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda
Motor
H Transportasi dan 3,56 3,17 4,67 5,11 5,16
Pergudangan
I Penyediaan Akomodasi 5,47 6,19 7,33 7,78 7,94
dan Makan Minum
J Informasi dan 10,36 9,02 10,98 8,58 8,47
Komunikasi
K Jasa Keuangan dan 5,73 6,15 6,5 6,89 9,03
Asuransi
L Real Estat 6,56 7,09 7,22 7,47 6,54
M,N Jasa Perusahaan 8,77 4,49 11,98 8,35 10,28
O Administrasi 0,53 2,75 0,96 5,78 2,58
Pemerintahan,
Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 13,55 8,71 10,2 4,78 7,49
Q Jasa Kesehatan dan 9,95 5,29 10,08 7,10 9,65
Kegiatan Sosial
R,S,T,U Jasa lainnya 0,3 8,93 8,59 3,20 7,23
Produk Domestik Regional Bruto 5,61 5,91 5,48 5,00 5,36
*Angka sementara
**Angka sangat sementara
***Angka sangat sangat sementara
Sumber :BPS Kota Pekalongan Tahun 2017
Laju pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2012-2016 berfluktuasi namun
berkesinambungan. Penopang pertumbuhan ekonomi di Kota Pekalongan pada tahun
2016 mayoritas adalah jasa. Jasa yang dimaksud antara lain jasa perusahaan, jasa
kesehatan dan kegiatan sosial, dan jasa keuangan dan asuransi.

2.2.2. Inflasi
Unsur yang layak dipertimbangkan dalam perekonomian wilayah adalah besarnya
laju inflasi. Indikator ini pada prinsipnya menggambarkan kenaikan indek harga konsumen
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-26
Daerah
di Kota Pekalongan. Pada periode tahun 2013 - 2017, inflasi di Kota Pekalongan
cenderung berfluktuasi dari kisaran 2,94 persen sampai 7,82 persen. Nilai inflasi Kota
Pekalongan dari tahun 2013 - 2014 lebih rendah dibanding dengan inflasi nasional dan
Provinsi Jawa Tengah, namun pada tahun 2015 dan 2016 sedikit lebih tinggi dibanding
Provinsi Jawa Tengah tetapi masih dibawah Nasional.
Tingginya inflasi pada tahun 2013 dan 2014 disebabkan oleh kebijakan pemerintah
(Administered Price) yang mengurangi subsidi bahan bakar minyak (sejak tanggal 22 Juni
2013) atau menaikkan harga bahan bakar minyak sesuai harga keekonomian. Hal ini
menimbulkan dampak secara langsung pada sektor transportasi. Selanjutnya,
menimbulkan efek domino terhadap kenaikan harga kelompok bahan makanan dan
sektor lainnya. Adapun perkembangan inflasi kota Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah
dan nasional dapat dilihat pada grafik 2.11

9,00
8,00
7,00
6,00
5,00
4,00
3,00
2,00
2013 2014 2015 2016 2017
Kota Pekalongan (%) 7,40 7,82 3,46 2,94 3,61
Prov Jateng (%) 7,99 8,22 2,73 2,36 3,71
Nasional (%) 8,38 8,36 3,35 3,02 3,61

Sumber : www.bps.go.id

Gambar 2.11 Perbandingan Laju Inflasi Kota Pekalongan dengan


Provinis dan Nasional Tahun 2013-2017 (%)

2.2.3. PDRB per Kapita


Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di suatu daerah atau
wilayah diperlukan indikator ekonomi yang menunjukkan bahwa aktifitas ekonomi daerah
tersebut berjalan. Berjalannya kegiatan ekonomi dapat meningkatkan kemakmuran
masyarakatnya dan ini tercermin dari Pendapatan Domestik Regional Bruto per Kapita.
PDRB per kapita yang semakin meningkat mengindikasikan kesejahteraan di wilayah
tersebut.
PDRB suatu daerah dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang
tinggal di daerah itu, maka akan dihasilkan suatu PDRB per kapita. PDRB per kapita atas
dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per satu orang penduduk.
Tabel 2.11 PDRB Per Kapita Menurut Lapangan Usaha
Kota Pekalongan tahun 2012-2016 (Rp. Juta)
Lapangan Usaha 2012 2013 2014* 2015** 2016***

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


A Pertanian, 1,18 1,24 1,28 1,40 1,50
Kehutanan, dan
Perikanan
B Pertambangan dan - - - - -
Penggalian

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-27
Daerah
Lapangan Usaha 2012 2013 2014* 2015** 2016***

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


C Industri 4,17 4,76 5,27 5,68 6,09
Pengolahan
D Pengadaan Listrik 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04
dan Gas
E Pengadaan Air, 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
Pengelolaan
Sampah, Limbah
dan Daur Ulang
F Konstruksi 2,82 3,07 3,52 3,78 4,08
G Perdagangan 4,72 5,08 5,37 5,77 6,18
Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
H Transportasi dan 1,28 1,34 1,47 1,64 1,72
Pergudangan
I Penyediaan 0,91 1,00 1,20 1,39 1,54
Akomodasi dan
Makan Minum
J Informasi dan 0,79 0,87 0,95 1,02 1,10
Komunikasi
K Jasa Keuangan 1,14 1,28 1,42 1,57 1,75
dan Asuransi
L Real Estat 0,51 0,59 0,63 0,70 0,76
M,N Jasa Perusahaan 0,07 0,08 0,09 0,10 0,11
O Administrasi 1,00 1,08 1,15 1,25 1,35
Pemerintahan,
Pertahanan dan
Jaminan Sosial
Wajib
P Jasa Pendidikan 0,80 1,03 1,12 1,19 1,30
Q Jasa Kesehatan 0,23 0,25 0,29 0,32 0,36
dan Kegiatan
Sosial
R,S,T,U Jasa lainnya 0,35 0,39 0,44 0,47 0,52
PDRB per Kapita Kota 20,04 22,10 24,26 26,36 28,43
Pekalongan
Angka sementara
**Angka sangat sementara
***Angka sangat sangat sementara
Sumber :BPS Kota Pekalongan, 2017

Selama 2012-2016, PDRB per kapita Kota Pekalongan terus meningkat.


Peningkatan ini seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi kota Pekalongan selama
periode 2012-2016 antara 5%-5,91%. Selama periode 2012-2016, terjadi pasang surut
pertumbuhan ekonomi terutama pada tahun 2015 dimana pertumbuhan ekonomi sebesar
5%, yang merupakan terendah dalam kurun waktu 2012-2016 namun PDRB per kapita
Kota Pekalongan mengalami kenaikan.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-28
Daerah
2.2.4 Indeks Gini

0,450
0,400
0,350
0,300
0,250
0,200
0,150
0,100
0,050
0,000
2011 2012 2013 2014 2015
Kota Pekalongan 0,311 0,327 0,320 0,340 0,340
Prov Jateng 0,346 0,372 0,390 0,388 0,382

Sumber: BPS Kota Pekalongan, 2017

Gambar 2.12 Perbandingan Indeks Gini Kota Pekalongan dengan


Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2015
Indeks Gini atau Koefisien Gini adalah salah satu ukuran umum untuk distribusi
pendapatan atau kekayaan yang menunjukkan seberapa merata pendapatan dan
kekayaan didistribusikan di antara populasi. Indeks Gini memiliki kisaran 0 sampai 1. Nilai
0 menunjukkan distribusi yang sangat merata yaitu setiap orang memiliki jumlah
penghasilan atau kekayaan yang sama persis. Nilai 1 menunjukkan distribusi yang
timpang sempurna yaitu satu orang memiliki segalanya dan semua orang lain tidak
memiliki apa-apa.
Indeks gini pada tahun 2011 di Kota Pekalongan sebesar 0,31. Kemudian pada
tahun 2012, indeks gini naik menjadi 0,33. Kenaikan indeks gini ini berbanding terbalik
dengan pertumbuhan ekonomi yang pada tahun 2011 sebesar 5,49% naik menjadi 5,61%
pada tahun 2012. Pada tahun 2013, Indeks gini turun menjadi 0,32 seiring dengan
meningkatnya pertumbuhan ekonomi Kota Pekalongan sebesar 5,91% pada tahun yang
sama. Pertumbuhan ekonomi pada 2014 sebesar 5,48% menaikkan indeks gini Kota
Pekalongan menjadi 0,34. Sedangkan penurunan pertumbuhan ekonomi tahun 2015
menjadi 5%, indeks gini Kota Pekalongan tetap 0,34 pada tahun yang sama. Hal ini
berbeda dengan pertumbuhan rata-rata Provinsi Jawa Tengah sebesar 5,14% tahun 2013
meningkatkan indeks gini dari 0,39. Pada tahun 2014 dengan pertumbuhan 5,27%
menurunkan indeks gini menjadi 0,38. Dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,47%
pada tahun 2014, indeks gini provinsi Jawa Tengah tetap sebesar 0,38.

2.2.5. Penduduk Diatas Kemiskinan


Pada tahun 2013, penduduk diatas garis kemiskinan 91,74%. Tahun 2014 sampai
2017, terjadi peningkatan jumlah penduduk diatas garis kemiskinan. Dalam prosentase,
pada tahun 2014 meningkat menjadi 91,98% dan pada tahun 2015 menjadi 91,91%.
Kondisi penduduk diatas garis kemiskinan pada tahun 2016 menjadi 92,08 persen seiring
terjadinya penurunan kemiskinan menjadi 7,92 persen pada tahun yang sama. Tahun
2017 penduduk di atas garis kemiskinan Kota Pekalongan sebesar 92,53%. Secara
keseluruhan, kondisi di Kota Pekalongan ini lebih baik dari penduduk di atas garis
kemiskinan nasional dan Provinsi Jawa Tengah sebagaimana ditunjukkan gambar berikut.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-29
Daerah
94,00

92,00

90,00

88,00

86,00

84,00

82,00
2013 2014 2015 2016 2017
Kota Pekalongan (%) 91,74 91,98 91,91 92,08 92,53
Jawa Tengah (%) 85,56 86,42 86,68 86,81 87,77
Nasional (%) 88,53 88,75 88,78 89,30 89,88
Sumber : BPS Kota Pekalongan, 2018

Gambar 2.13 Persentase Penduduk Di atas Garis Kemiskinan


Tahun 2013-2017

2.2.6. Angka Rasio Penduduk yang Bekerja


Angkatan Kerja di Kota Pekalongan pada tahun 2012 sebesar 142.422 jiwa dengan
jumlah pekerja sebesar 131.826 jiwa. Jumlah ini menurun dibandingkan tahun 2010
sebesar 145.149 jiwa dengan jumlah pekerja mencapai 134.989 jiwa. Jumlah angkatan
kerja ini jauh lebih baik dibandingkan tahun 2011. Pada tahun 2011, jumlah angkatan
kerja di Kota Pekalongan menurun menjadi 141.466 jiwa. Adapun yang bekerja pada
tahun tersebut sebesar 131.153 jiwa.
Tabel 2.12 Angkatan Kerja dan Jumlah Pekerja
di Kota Pekalongan Tahun 2012-2016
Tahun Angkatan Kerja Jumlah Pekerja Partisipasi AK
2012 142.422 131.826 92,56%
2013 138.916 131.581 94,72%
2014 151.553 143.343 94,58%
2015 149.507 143.376 95,90%
2016* 149.507 143.376 95,90%
* tahun 2016 sama dengan 2015 karena tidak ada Sakernas Tahunan
Sumber : BPS Prov. Jawa Tengah 2013-2015, diolah dan Kota Pekalongan Dalam Angka, 2017

Jumlah angkatan kerja pada tahun berikutnya kembali naik menjadi 142.422 dengan
jumlah orang yang bekerja sebanyak 131.826 jiwa. Di tahun 2013, jumlah angkatan kerja
sebesar 138.916 jiwa dengan jumlah yang bekerja sebesar 131.581 jiwa. Perkembangan
angkatan kerja dapat dilihat pada tabel dibawah. Peningkatan jumlah angkatan kerja
kembali naik pada tahun 2014 menjadi 151.553 jiwa dengan jumlah pekerja sebesar
143.343. Di tahun 2015, partisipasi angkatan bekerja naik seiring dengan jumlah pekerja
yang naik menjadi 143.376 jiwa.
Rasio peduduk yang bekerja dari angkatan kerja diatas umur 15 tahun di Kota
Pekalongan pada tahun 2010 sebesar 93%. Pada tahun berikutnya menurun menjadi
92,71%. Di tahun 2012, 2013, 204 dan 2015 rasio penduduk yang bekerja kembali
meningkat.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-30
Daerah
2.2.7. Angka Kriminalitas yang Ditangani
Kriminalitas di Kota Pekalongan dari tahun 2013 sampai 2017 terus mengalami
penurunan. Bila pada tahun 2013 setiap 10.000 penduduk terdapat 9,97 kriminalitas,
maka pada tahun 2017 angka kriminalitas menjadi 5,33 kejadian kriminal per 10.000
penduduk. Kriminalitas tertinggi di kota pekalongan selama tahun 2013-2017 adalah
pencurian dan penyalahgunaan narkotika dan psikotropika
Tabel 2.13 Angka Kriminalitas (AK) yang tertangani Per 10.000
Penduduk di Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Tahun AK
2013 9,97
2014 7,83
2015 7,59
2016 6,15
2017 5,33
Sumber : DDA Kota Pekalongan,2017, Kesbangpol 2018, diolah

2.2.8. Indeks Pembangunan Manusia


Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan salah satu indikator kinerja
pembangunan untuk mengukur empat dimensi pokok pembangunan manusia yang
mencerminkan status kemampuan dasar penduduk, yaitu Angka Harapan Hidup saat
lahir, capaian tingkat pendidikan yang terdiri dari Angka Rata-Rata Lama Sekolah dan
Angka Harapan Lama Sekolah dan pengeluaran per kapita per tahun yang disesuaikan
guna mengukur akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai standar
hidup yang layak.
Perkembangan IPM Kota Pekalongan terus meningkat dari tahun 2013 yang hanya
sebesar 70,82 menjadi 73,77 di tahun 2017. Dibandingkan dengan IPM rata-rata Provinsi
Jawa Tengah, IPM Kota Pekalongan diatas rata-rata Provinsi Jawa Tengah dan nasional.
Apabila dilihat dari IPM se eks Karisidenan Pekalongan, dari tahun 2013 sampai 2017,
Kota Pekalongan menempati urutan kedua di bawah Kota Tegal.
Hampir sama dengan PDRB, Penghitungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
pada tahun 2015 juga mengalami perubahan. Komponen yang ada sekarang berubah
menjadi : Angka Harapan Hidup (tetap), Harapan Lama Sekolah (baru), Rata-rata Lama
Sekolah (tetap), dan Pengeluaran per Kapita per bulan (baru). Baik secara nilai ataupun
secara peringkat, penghitungan ini telah menggeser posisi pemeringkatan IPM secara
nasional, termasuk di Jawa Tengah, terutama untuk peringkat Kota Pekalongan. Namun
demikian, terdapat pendekatan baru yang harus menjadi perhatian serius bagi
Pemerintah dan Masyarakat Kota Pekalongan, yaitu dengan dimasukkannya komponen
Harapan Lama Sekolah. Kota Pekalongan memiliki riwayat pemahaman tentang
kemanfaatan pendidikan yang relatif belum terlalu lama. Bagi sebagian masyarakat di
Kota Pekalongan, kesempatan dan waktu yang ada lebih diprioritaskan untuk kegiatan
membatik ataupun berdagang. Pertanyaan dalam IPM yang terkait dengan “harapan lama
sekolah” meskipun memiliki kecenderungan mengalami peningkatan, namun masih jauh
dari harapan. Hanya 12,77 % masyarakat yang menjawab memiliki harapan sekolah
tinggi. Kondisi ini tentunya berimplikasi terhadap IPM Kota Pekalongan.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-31
Daerah
76,00

74,00

72,00

70,00

68,00

66,00

64,00

62,00

60,00
2013 2014 2015 2016 2017
Kota Pekalongan 70,82 71,53 72,69 73,32 73,77
Provinsi Jawa Tengah 68,02 68,78 69,49 69,98 70,52
Nasional 68,31 68,90 69,55 70,18 70,81
Kota Tegal 71,44 72,20 72,96 73,55 73,95
Kab Pekalongan 66,26 66,98 67,40 67,71 68,4
Kab Pemalang 61,81 62,35 63,70 64,17 65,04
Kab Tegal 63,50 64,10 65,04 65,84 66,44
Kab Batang 63,60 64,07 65,46 66,38 67,35

Sumber : www.pekalongankota.bps.go.id, 2016

Gambar 2.14 Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota


Pekalongan dengan Daerah Sekitar Tahun 2013-2017 (%)
Pekerjaan rumah yang lain adalah masih rendahnya rata-rata lama sekolah. Secara
rata-rata, penduduk Kota Pekalongan masih baru sampai di kelas 9 semester 1. Jadi
belum sampai lulus kelas 9 SMP. Oleh karena itu, selain menjadikan hal ini sebagai
beban dan tanggung jawab bersama untuk meningkatkan rata-rata lama sekolah, juga
menjadi masukan dalam menyusun arah kebijakan dan strategi pembangunan berbasis
partisipasi masyarakat. Sehingga arah komunikasi pembangunan lebih dapat
tersampaikan dengan baik. Secara lengkap, IPM Kota Pekalongan Tahun 2012 – 2016
dapat dilihat dari tabel 2.14.
Tabel 2.14 Indeks Pembangunan Manusia
Kota Pekalongan tahun 2013-2017
Rata-rata Harapan Lama Angka Pengeluaran per
Lama Sekolah Peringkat
Tahun Sekolah Harapan Kapita per tahun IPM
Provinsi
(tahun) (tahun) Hidup (tahun) (Rp 000)
2013 7,96 11,56 74,06 10.922,29 70,82 11
2014 8,12 11,93 74,09 11.006,44 71,53 11
2015 8,28 12,59 74,11 11.253,00 72,69 10
2016 8,29 12,77 74,15 11.721,00 73,32 14
2017 8,56 12,78 74,19 11.800,00 73,77 10
Sumber : bps, 2018

2.2.9. Angka Rata-Rata Lama Sekolah


Angka rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas di Kota Pekalongan
dalam kurun waktu 2013-2017 mengalami peningkatan secara moderat. Apabila pada
tahun 2013 rata-rata lama sekolah hanya 7,96 tahun, pada tahun berikutnya, 2014
menjadi 8,12 tahun. Pada tahun 2015, rata-rata lama sekolah menjadi 8,28 tahun, di
tahun 2016 sebesar 8,29 tahun dan tahun 2017 menjadi 8,56 tahun. Angka tersebut lebih

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-32
Daerah
tinggi dari angka rata-rata lama sekolah Provinsi Jawa Tengah yang pada tahun 2017
berada pada angka 7,27.
9,00

8,50

8,00

7,50

7,00

6,50

6,00
2013 2014 2015 2016 2017
RRLS Kota Pekalongan (tahun) 7,96 8,12 8,28 8,29 8,56
RRLS Prov. Jateng (tahun) 6,80 6,93 7,03 7,15 7,27
Sumber : BPS, 2018

Gambar 2.15 Perbandingan Angka Rata-Rata Lama Sekolah Kota


Pekalongan dengan Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2013-2017 (Tahun)

2.2.10. Harapan lama Sekolah


Salah satu variabel dari komponen IPM adalah angka Harapan Lama Sekolah
(HLS). HLS didefinisikan sebagai lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan
dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang.
HLS dapat digunakan untuk mengetahui kondisi pembangunan sistem pendidikan di
berbagai jenjang dan dihitung pada usia 7 tahun ke atas karena mengikuti kebijakan
pemerintah yaitu program wajib belajar.
13

12,5

12

11,5

11

10,5

10
2013 2014 2015 2016 2017
HLS Kota Pekalongan (Tahun) 11,56 11,93 12,59 12,77 12,78
HLS Prov Jawa Tengah (Tahun) 11,89 12,17 12,38 12,45 12,57

Sumber : BPS, 2018

Gambar 2.16 Harapan Lama Sekolah Kota Pekalongan


dan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2017
Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) di Kota Pekalongan periode tahun 2013 –
2017 menunjukkan adanya peningkatan sebesar 10,55 persen. Pada tahun 2013, angka
Harapan Lama Sekolah sebesar 11,56 tahun. Selama kurun waktu lima tahun terus
mengalami peningkatan sehingga pada tahun 2017 menjadi 12,78 tahun.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-33
Daerah
Angka Harapan Lama Sekolah Kota Pekalongan sebesar 12,78 tahun, artinya
bahwa penduduk Kota Pekalongan yang berumur 7 tahun ke atas diharapkan masih
bersekolah selama minimal 12 tahun atau minimal di umur 19 tahun masih sekolah.
Angka Harapan Lama Sekolah Kota Pekalongan pada tahun 2017 ini lebih tinggi dari
angka Provinsi Jawa Tengah yang besarnya 12,57 tahun.

2.2.11. Angka Harapan Hidup


Angka Harapan Hidup merupakan ukuran terhadap peningkatan kesejahteraan
penduduk pada umumnya dan derajat kesehatan pada khususnya. Dalam kurun waktu
2013-2017, Angka Harapan Hidup di Kota Pekalongan semakin meningkat dari 74,06
pada tahun 2013 menjadi 74,19 di tahun 2017.
75,00

74,50

74,00

73,50

73,00

72,50

72,00
2013 2014 2015 2016 2017
AUHH Kota Pekalongan (thn) 74,06 74,09 74,11 74,15 74,19
AUHH Prov. Jateng (thn) 73,28 73,88 73,96 74,02 74,08

Sumber : BPS, 2018

Gambar 2.17 Perbandingan Angka Harapan Hidup Kota Pekalongan


dengan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2017
Bila dibandingkan dengan Provinsi Jawa Tengah, angka harapan hidup (AHH) Kota
Pekalongan lebih tinggi. Hal ini dapat terlihat pada Gambar 2.17. Dari tahun 2013-2017,
AHH Kota Pekalongan selalu di atas Provinsi Jawa Tengah.

2.2.12. Pengeluaran Per Kapita


Pengeluaran per kapita menunjukan tingkat kesejahteraan penduduknya pada suatu
wilayah. Kesejahteraan penduduk Kota Pekalongan terus meningkat sepanjang 2013-
2017. Hal ini terlihat bahwa pengeluaran riil per Kapita per tahun (disesuaikan) Kota
Pekalongan terus meningkat. Apabila pada tahun 2013 pengeluaran riil per kapita Kota
Pekalongan sebesar Rp. 10.992 ribu. Tahun 2014, pengeluaran riil per kapita menjadi Rp.
11.006 ribu. Setahun kemudian, tahun 2015 menjadi Rp. 11.253 ribu. Di akhir tahun 2016
dan 2017, berdasarkan tahun dasar 2010, pengeluaran riil per kapita di Kota Pekalongan
menjadi Rp. 11.721 ribu dan 11.800 ribu.
Bila dibandingkan dengan Provinsi Jawa Tengah, pada tahun 2013 sampai 2017,
pengeluaran riil per kapita per tahun yang disesuaikan Kota Pekalongan lebih besar
dibandingkan Provinsi Jawa Tengah. Dengan demikian tingkat kesejahteraan Kota
Pekalongan menurut pengeluaran riil per kapita per bulan yang disesuaikan lebih baik dari
Provinsi Jawa Tengah. Sebagai perbandingan gambar berikut menunjukkan
perbandingan pengeluaran riil per kapita Kota Pekalongan dengan Provinsi Jawa Tengah.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-34
Daerah
12.500

12.000

11.500

11.000

10.500

10.000

9.500

9.000

8.500

8.000
2013 2014 2015 2016 2017
Pengeluaran Per Kapita Kota
10.922 11.006 11.253 11.721 11.800
Pekalongan (Rp. Ribu)
Pengeluaran Per Kapita Provinsi
9.618 9.640 9.930 10.153 10.337
Jateng (Rp. Ribu)
Sumber: www.bps.go.id, 2018

Gambar 2.18 Perbandingan Pengeluaran Per Kapita Kota Pekalongan


dengan Provinsi Jateng Tahun 2013-2017

2.2.13. Angka Partisipasi Kasar


APK SD/MI Kota Pekalongan tahun 2013 sampai 2017 mengalami parang surut.
Bila pada tahun 2013 APK SD/MI hanya sebesar 109,49%, maka pada tahun 2017
nilainya turun yakni 108,41%. Tahun 2014 adalah titik terendah yaitu 103,39%. Apabila
dibandingkan dengan Provinsi Jawa Tengah, APK SD/MI Kota Pekalongan relatif lebih
rendah namun pada tahun 2016 APK SD/MI Kota Pekalongan lebih tinggi dari Provinsi
Jawa Tengah.
Tabel 2.15 Angka Partisipasi Kasar Kota Pekalongan dengan Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2013-2017
SD/MI/Sederajat (%) SMP/MTs/Sederajat (%) SMA/MA/SMK/Sederajat (%)
Tahun
Kota Jawa Tengah Kota Jawa Tengah Kota Jawa Tengah

2013 109,49 108,86 95,21 87,49 44,11 63,9


2014 103,39 110,18 92,07 89,4 62,45 73,55
2015 110,17 110,36 104,32 91,4 81,68 82,15
2016 116,78 109,46 79,95 89,96 119,17 86,27
2017 108,41 106,59 109,71 100,73
Sumber: www.bps.go.id, 2017

APK SMP/MTs Kota Pekalongan pada tahun 2013 sebesar 95,21%. Pada tahun
2014 sampai tahun 2015 terus mengalami kelaikan yaitu 104,32%. Namun pada Tahun
2016 APK SMP/MTs kembali turun menjadi 79,95%. Kemudian naik lagi pada 2017
menjadi 109,71%. Apabila disandingkan dengan Provinsi Jawa Tengah, APK SMP/MTs
Kota Pekalongan masih relatif lebih rendah.
APK SMA/MA Kota Pekalongan sejak tahun 2013 cenderung naik sehingga pada
tahun 2016 APK SMA/MA Kota Pekalongan menjadi 119,17. Bila dibandingkan dengan
Provinsi Jawa Tengah, secara rata-rata berada di bawah rata-rata Provinsi Jawa Tengah
namun pada tahun 2016 APK SMA/MA Kota Pekalongan lebih tinggi dari Provinsi Jawa
Tengah. Pada 2017, kewenangan SMA/sederajat menjadi kewenangan Pemerintah
Provinsi Jawa Tengah.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-35
Daerah
Angka partisipasi kasar kota menurut jenis sekolah berbasis gender di kota
Pekalongan bervariasi. Pada tingkat SD/setara, angka partisipasi kasar berbasis gender
lebih di dominasi perempuan dengan nilai 106,33. Sedangkan angka partisipasi kasar
SMP/setara lebih didominasi kaum laki-laki dengan nilai 100,72. Pada tingkatan yang
lebih tinggi yakni SMA/setara serta perguruan tinggi, angka partisipasi kasar laki-laki lebih
dominan dari perempuan dengan nilai 64,51 dan 29,01.
Tabel 2.16 Angka Partisipasi Kasar Kota Menurut Jenis Sekolah
Berbasis Gender Kota Pekalongan 2015

Jenjang Jenis Kelamin


Ratio L+P
Pendidikan Laki-Laki Perempuan
SD/Setara 117,18 103,96 110,17
Angka SMP/Setara 96,15 111,9 104,32
Partisipasi
Kasar SMA/Setara 93,55 62,54 81,69
PT 13,04 21,63 17,16
Sumber: www.bps.go.id, 2016

2.2.14. Angka Pendidikan yang Ditamatkan


Sejalan dengan capaian angka rata-rata lama sekolah, angka pendidikan yang
ditamatkan merupakan indikator untuk mengukur kualitas SDM pada suatu wilayah.
Selama kurun waktu 2011 sampai 2015, persentase lulusan SD/setara SD relatif lebih
tinggi dibandingkan dengan SMP/setara dan SMA/setara. Pada tingkat SD/setara,
persentase pendidikan yang ditamatkan dari tahun 2011-2015 cenderung menurun.
Apabila pada tahun 2011 hanya 32,63%, maka pada tahun 2015 persentase pendidikan
yang ditamatkan menjadi 33,38%. Di tingkat SMP/setara, persentase pendidikan yang
ditamatkan cenderung stabil sampai 2013 namun turun pada tahun 2014 dan kembali
naik pada tahun 2015. Apabila pada tahun 2011 persentasenya mencapai 22,68% maka
sampai 2015 turun menjadi 22,09%.
40

35

30

25

20

15

10

0
2011 2012 2013 2014 2015
SD / Setara (%) 32,63 35,22 32,12 31,84 33,38
SMP / Setara (%) 22,68 21,52 22,04 19,99 22,09
SMA / Setara (%) 23,65 24,88 28,48 22,64 23,85
Sumber: www.bps.go.id, 2016

Gambar 2.19 Persentase Angka Pendidikan yang Ditamatkan Kota


Pekalongan Tahun 2010-2015
Di tingkat SMA/setara, kecenderungan persentase pendidikan yang ditamatkan
cenderung naik. Apabila pada tahun 2011 sebesar 23,65% maka pada tahun 2015
menjadi 23,85%. Dari persentase penduduk 10 tahun yang tidak bersekolah lagi menurut
ijazah yang dimiliki berbasis gender, pada laki-laki paling banyak hanya lulus SD/setara.
Demikian juga pada perempuan, pada tingkat SD/setara ijazah yang paling banyak

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-36
Daerah
dimiliki adalah SD. Sedang pada level perguruan tinggi, laki-laki yang memiliki ijazah
sarjana sebesar 7,53 dan pada perempuan sebesar 9,70. Ini menunjukan bahwa
pendidikan tinggi lebih didominasi perempuan daripada laki-laki.
Tabel 2.17 Persentase Penduduk 10 Tahun Yang Tidak Bersekolah Lagi
Menurut Ijazah Yang Dimiliki Kota Pekalongan
Berbasis Gender Tahun 2014
Jenis Kelamin
Keterangan Jenjang Pendidikan Laki- L+P
Perempuan
Laki
Tidak Berijazah 11,45 13,70 12,58
Ijazah SD/Setara 33,49 32,45 32,97
Yang SMP/Setara 20,99 20,01 20,50
Dimiliki SMA/Setara 26,53 24,05 25,28
PT 7,53 9,79 8,67
Sumber : www.bps.go.id, 2015

2.2.15. Angka Partisipasi Murni (APM)


APM merupakan perbandingan antara jumlah anak sekolah masing-masing jenjang
pendidikan dengan jumlah penduduk pada usia tertentu. Capaian APM Kota Pekalongan
dari tahun 2013-2017 tingkat SD/MI mendekati 100%, tetapi capaian APM pada tingkatan
SMP/MTs dan SM/MA masih rendah. Secara rinci perkembangan APM di Kota
Pekalongan dari tahun 2013-2017 baik SD/MI, SMP/MTs dan SM/MA dapat dilihat pada
Tabel 2.18.
Tabel 2.18 Angka Partisipasi Murni Kota Pekalongan dengan Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2013-2017
SD/MI SMP/MTs SM/MA
Tahun
Kota Prov Kota Prov Kota Prov
2013 90,93 95,68 70 74,94 40,25 51,81
2014 94,06 96,45 76,84 78,57 45,87 58,11
2015 94,55 96,57 79,99 78,66 47,84 58,27
2016 97,97 92,16 74,72 75,2 61,8 58,63
2017 93,43 97,55 75,84 80,11 N/A N/A
Sumber : www.bps.go.id, 2016; Pusat Data dan Statistk Pendidikan kebudayaan, 2018

Perkembangan Angka Partisipasi Murni berdasarkan gender di Kota Pekalongan


selama tahun 2015 cukup meggembirakan. Hal ini tampak antara laki-laki dan perempuan
tidak mengalami perbedaan yang signifikan. Pada tingkat SD/setara, APM
berdasarkankan gender adalah APM berdasarkan gender yang paling tinggi. Pada
perguruaan tingggi, APM berdasarkan gender memiliki nilai yang paling rendah. Hal ini
dapat dimaklumi mengingat tidak setiap orang mampu masuk perguruan tinggi karena
kursi untuk PT lebih sedikit dibandingkan tingkat SD/ setara.
Tabel 2.19 Angka Partisipasi Murni Kota Pekalongan
Berbasis Gender Tahun 2015
Jenis Kelamin
Ratio Jenjang Pendidikan L+P
Laki-Laki Perempuan
SD/Setara 98,06 91,43 94,55
Angka SMP/Setara 71,90 87,49 79,99
Partisipasi
Murni SMA/Setara 48,11 47,4 47,84
PT 8,70 16,73 12,56
Sumber : www.bps.go.id, 2016

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-37
Daerah
2.2.16. Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB)
Angka Kelangsungan Hidup Bayi dari tahun 2012 sampai 2016 per 1.000 kelahiran
bayi berfluktuasi namun relatif stabil. Angka Kelangsungan Hidup Bayi tertinggi terjadi
pada tahun 2017 dengan angka 991,92 bayi per 1.000 kelahiran dam terendah pada
tahun 2013 denganka angka 985,81 bayi per 1.000 kelahiran. Penyebab kematian Bayi
disebabkan oleh ISPA, pneumonia, diare, campak atau kurang gizi merupakan kombinasi
dari keadaan ini. Pada tahun 2016 AKHB Kota Pekalongan adalah 987,64 per 1.000
kelahiran bayi.
Tabel 2.20 Angka Kelangsungan Hidup Bayi Kota Pekalongan dengan
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2017
AKB per 1000 AKHB per 1000
Tahun
kelahiran kelahiran
2013 14,19 985,81
2014 10,14 989,86
2015 9,80 990,20
2016 12,36 987,64
2017 9,08 991,92
Sumber : Profil Kesehatan Kota Pekalongan, 2013-2017

2.2.17. Angka Kematian Balita (AKABA)

20,00
18,00
16,00
14,00
12,00
10,00
8,00
6,00
4,00
2,00
0,00
2013 2014 2015 2016 2017
AKABA Kota Pekalongan 17,32 12,46 12,50 17,69 12,67
AKABA Prov. Jateng 11,80 11,54 11,64 11,80 10,47

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, 2018, RKPD Prov. Jawa Tengah 2018

Gambar 2.20 Perkembangan Angka Kematian Balita Kota Pekalongan


dan Jawa Tengah Tahun 2013-2017
Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang dilahirkan pada tahun
tertentu dan meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun, dinyatakan sebagai angka per
1.000 kelahiran hidup (KH). Capaian AKABA dalam kurun waktu Tahun 2013 - 2017
fluktuatif, angkanya turun dari 17,32 per 1.000 KH (Tahun 2013) menjadi 12,46 per 1.000
KH (Tahun 2014). AKABA naik kembali menjadi 12,50 per 1.000 KH (Tahun 2015) dan
17,69 per 1.000 KH (Tahun 2016), kemudian turun menjadi 12,67 per 1.000 KH (Tahun
2017). Capaian AKABA Kota Pekalongan dalam kurun lima tahun terakhir masih di atas
Provinsi Jawa Tengah.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-38
Daerah
2.2.18. Persentase Balita Gizi Buruk

0,2
0,18
0,16
0,14
0,12
0,1
0,08
0,06
0,04
0,02
0
2013 2014 2015 2016 2017
Balita Gizi Buruk Kota Pekalongan
0,07 0,18 0,10 0,12 0,14
(%)

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, 2018, diolah

Gambar 2.21 Persentase Balita Gizi Buruk


Kota Pekalongan Tahun 2013-2017 (%)
Balita Gizi Buruk di Kota Pekalongan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun mengalami
fluktuasi dan cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2013 balita gizi buruk
sebesar 0,07% dan mengalami peningkatan pada tahun 2014 menjadi 0,18. Namun pada
tahun 2015 mengalami penurunan menjadi 0,1 serta naik kembali pada tahun 2016 dan
2017. Gambar 2.21 menunjukkan persentase balita gizi buruk Kota Pekalongan Tahun
2013-2017.

2.2.19. Indeks Pembangunan Gender (IPG)


Indeks Pembangunan Gender (IPG) merupakan indeks pencapaian kemampuan
dasar pembangunan manusia yang sama seperti IPM dengan memperhitungkan
ketimpangan gender. IPG dapat digunakan untuk mengetahui kesenjangan pembangunan
manusia antara laki-laki dan perempuan. Kesetaraan gender terjadi apabila nilai IPM
sama dengan nilai IPG.
95,00
94,50
94,00
93,50
93,00
92,50
92,00
91,50
91,00
90,50
90,00
2011 2012 2013 2014 2015
IPG Kota Pekalongan 93,55 94,31 94,62 94,65 94,71
IPG Prov. Jateng 90,92 91,12 91,5 91,89 92,21
Sumber : www.bps.go.id

Gambar 2.22 Perbandingan IPG Kota Pekalongan dengan Provinsi Jawa


Tengah Tahun 2011-2015
Perkembangan IPG Kota Pekalongan sepanjang tahun 2011-2015 menunjukkan
kemajuan. Pada awal tahun 2011 IPG Kota Pekalongan 93,55 bila dibandingkan dengan
IPG Provinsi Jawa Tengah 90,92, Kota Pekalongan jauh lebih baik. Selama lima tahun,
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-39
Daerah
IPG Kota diatas rata-rata Provinsi Jawa Tengah. Pada tahun 2016, IPG Kota Pekalongan
94,71 dan IPG Provinsi Jawa Tengah sebesar 92,21.Peningkatan IPG ini menunjukkan
bahwa kualitas sumber daya manusia perempuan di Kota Pekalongan semakin membaik,
khususnya pada bidang pendidikan, kesehatan, dan pendapatan.

2.2.20. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)


75,00

70,00

65,00

60,00

55,00

50,00
2011 2012 2013 2014 2015
IDG Kota Pekalongan 68,44 66,22 68,67 63,88 67,44
IDG Prov. Jateng 67,96 69,89 69,09 74,46 74,80
Sumber : www.bps.go.id

Gambar 2.23 Perkembangan IDG Kota Pekalongan dan


Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2015
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) adalah indeks komposit yang mengukur peran
aktif perempuan dalam kehidupan ekonomi dan politik. IDG Kota Pekalongan berfluktuasi
selama lima tahun. Pada tahun 2011, nilai IDG Kota Pekalongan 68,44. Pada tahun 2015
menjadi 67,44 di tahun 2015. IDG Provinsi Jawa Tengah sepanjang 2011-2015
mengalami peningkatan pesat. Kondisi ini menunjukkan bahwa peran aktif penduduk
perempuan di Kota Pekalongan dibandingkan dengan Provinsi Jawa Tengah dalam
kehidupan ekonomi dan politik menurun partisipasinya. Dibandingkan Provinsi Jawa
Tengah, IDG Kota Pekalongan berada di bawah rata-rata provinsi. Ini dapat terlihat pada
Gambar 2.23.

2.2.21. Kebudayaan
Kebudayaan merupakan keseluruhan gagasan, perilaku dan karya cipta manusia
yang dapat menuntun kehidupan manusia agar lebih bermartabat. Pembangunan
kebudayaan tidak dapat dilepaskan dari pengaruh budaya baru di era globalisasi.
Pengaruh budaya global dapat disesuaikan dengan idenditas nasional yang mengandung
nilai-nilai luhur yang sesuai dengan falsafah Pancasila.
Kota Pekalongan sebagai sebuah kota pesisir dalam proses pembangunannya juga
memandang bahwa faktor-faktor budaya dapat dijadikan sebagai modal dalam proses
pembangunan. Kesenian merupakan salah satu wujud kebudayaan yang ada di Kota
Pekalongan. Kesenian yang berkembang di Kota Pekalongan banyak dipengaruhi oleh
beberapa unsur budaya, seperi pengaruh budaya Jawa, Arab, Tionghoa dan juga pesisir.
Beberapa kesenian yang berkembang di Kota Pekalongan antara lain: Simtuduror, Sheik
Rebana Kendang Pencak dan Nyadaran. Kegiatan tersebut masuk kedalam agenda
Pekan Batik Tahunan dan dilaksanakan dalam peringatan hari besar di Kota Pekalongan.
Perkembangan kelompok kesenian di Kota Pekalongan sebagaimana ditunjukkan
pada tabel 2.21 menunjukkan semakin berkurang. Jumlah gedung kesenian di Kota
Pekalongan sepanjang 2013 sampai 2017 berjumlah tetap yakni empat buah gedung
kesenian. Jumlah kelompok kesenian terbanyak terjadi pada tahun 2013-2014 sebanyak
186 kelompok kesenian.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-40
Daerah
Tabel 2.21 Perkembangan Jumlah Kelompok Kesenian dan Gedung
Kesenian Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Tahun
Uraian
2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah Kelompok Kesenian 186 186 87 82 109
Jumlah Gedung Kesenian 4 4 4 4 4
Persentase Sarana Budaya per
2,10% 2,10% 4,59% 4,87% 3,67%
Jumlah Kelompok
Sumber : Dihubparbud Kota Pekalongan, 2013-2016, Dinparbudpora, 2018

2.2.22. Pemuda dan Olahraga


Pemuda sebagai motor penggerak pembangunan mempunyai peran dan arti
penting bagi proses pembangunan. Pembangunan dan pembinaan generasi muda
dilakukan melalui organisasi kepemudaan yang ada di Kota Pekalongan. Jumlah
organisasi pemuda di Kota Pekalongan pada tahun 2013 sebanyak 20 organisasi
pemuda. Pada tahun 2014, organisasi kepemudaan bertambah satu sehingga pada akhir
2014 organisasi kepemudaan di Kota Pekalongan menjadi 21 organisasi. Pada tahun
2015-2016, jumlah organisasi kepemudaan menyusut menjadi 8 organisasi kepemudaan
yang berperan aktif di Kota Pekalongan.
Adapun organisasi yang masih berperan aktif selama tahun 2017 sampai dengan
2016 adalah PPI, Forum Kota Pekalongan, Gerakan Pemuda Nusantara, Forum Pemuda
Mataram, GMPI, Pemuda Muhammadiyah, KAMMI, KNPI, dan Karang Taruna. Lebih
lengkapnya perkembangan organisasi pemuda dan kegiatan kepemudaan Kota
Pekalongan dapat dilihat pada Tabel 2.22.
Tabel 2.22 Perkembangan Kepemudaan Kota Pekalongan
Tahun 2013-2017
Tahun
Uraian
2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah Organisasi Pemuda 20 21 8 8 9
Jumlah Kegiatan Kepemudaan 6 6 6 10 8
Sumber : Dindikpora Kota Pekalongan, 2013-2016, Dinparbudpora, 2018

Jumlah klub olahraga di Kota Pekalongan dari tahun 2013 sampai 2017 mengalami
fluktuasi. Pada tahun 2013 jumlah klub olahraga berjumlah 20 klub. Di tahun 2014 jumlah
organisisi kepemudaan berkurang tiga klub menjadi 17. Adapun fasilitas gedung olahraga
Kota Pekalongan, tahun 2013 sampai 2017 berjumlah tetap yaitu 2 gedung dan keduanya
adalah milik Pemerintah Kota Pekalongan. Perkembangan jumlah klub olahraga dan
gedung olah raga milik Pemerintah Kota Pekalongan dapat dilihat pada Tabel 2.23.
Tabel 2.23 Perkembangan Jumlah Klub dan Gedung
Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Tahun
Uraian
2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah Klub Olahraga 20 17 19 19 16
Jumlah Gedung Olahraga 2 2 2 2 2
Sumber : Dindikpora Kota Pekalongan, 2013-2016, Dinparbudpora, 2017

Jumlah organisasi olahraga di Kota Pekalongan tahun 2013 berjumlah 28


organisasi. Sedangkan tahun 2014 sampai 2017 berjumlah 30 organisasi. Adapun
gelanggang/balai remaja selain milik swasta berjumlah tetap dari tahun 2013 sampai 2017
yakni sebanyak 3 gelanggang yaitu GOR Jetayu, Stadiun dan Warung Apresiasi.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-41
Daerah
Lapangan olahraga yang tersebar di Kota Pekalongan dari tahun 2013 sampai 2016
sebanyak 12 lapangan. Mulai tahun 2017 lapangan di lingkungan sekolah diperhitungkan
sebagai lapangan olahraga sehingga pada tahun 2017 lapangan olah raga berjumlah 55
lapangan. Kegiatan olahraga sebanyak 8 kegiatan dilaksanakan sesuai jadwal,
diantaranya Popda tingkat Kota, Popda tingkat karesidenan, Popda tingkat provinsi,
Olimpiade Olah Raga Siswa Nasional (OOSN) tingkat karesidenan, tingkat provinsi,
Pekan Olah raga Wilayah Dulongmas, Pekan Olah Raga Provinsi (Porprov), dan
Kejuaraan Provinsi (Kejurprov). Penyelenggaraan olahraga selama tahun 2017 terdiri dari
penyelenggaraan kompetisi olahraga dan seni tingkat kecamatan, puasat pelatihan
olahraga tingkat karesidenan/provinsi, penyelenggaraan kompetisi olahraga pelajar
tingkat kota dan pembibitan dan pembinaan olahraga berbakat.
Tabel 2.24 Perkembangan Fasilitas dan Kegiatan Olahraga
Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Tahun
Uraian
2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah Organisasi Olahraga 28 30 30 30 30
Gelanggang/ balai remaja (selain 3 3 3 3 3
milik swasta)
Lapangan olahraga 12 12 12 12 55
Jumlah kegiatan olahraga 7 6 7 5 7
Sumber : Dindikpora Kota Pekalongan, 2016, Dinparbudpora, 2018

2.3. ASPEK PELAYANAN UMUM

2.3.1. Urusan Pemerintahan Wajib yang Berkaitan Dengan Pelayanan Dasar


1. Pendidikan
Pelayanan pemerintahan di bidang pendidikan memiliki fungsi strategis dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan pendidikan memiliki
fungsi strategis untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Keberhasilan
pembangunan pendidikan akan mampu memberikan kontribusi bagi terciptanya insan
yang mandiri dan bermanfaat. Pendidikan merupakan investasi jangka panjang
dalam peningkatan kompetensi masyarakat dalam mencapai masa depan yang lebih
baik. Pemerintah Kota Pekalongan selalu berusaha meningkatkan pelayanan di
bidang Pendidikan. Hal tersebut dapat dilihat pada data pelayanan bidang pendidikan
sebagai berikut.
a. Angka Partisipasi Sekolah
1). PAUD
PAUD merupakan tempat membina usia dini bagi anak-anak sampai
enam tahun. Tujuan PAUD adalah memberi rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya.
Tabel 2.25 Jenjang Pendidikan PAUD/TK Di Kota Pekalongan
Tahun 2013 – 2017
Jumlah siswa Jumlah anak Persentase
Tahun
TK/RA usia 4-6 tahun PAUD
2013 7.222 14.731 49,03
2014 7.452 15.110 49,32
2015 7.669 15.195 50,47

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-42
Daerah
Jumlah siswa Jumlah anak Persentase
Tahun
TK/RA usia 4-6 tahun PAUD
2016 7.901 15.422 51,23
2017 8.107 15.873 51,07
**) Data Sementara
Sumber: Dindikpora ,2013-2016, Dinas Pendidikan 2018, diolah

Partisipasi peserta didik PAUD di Kota Pekalongan, dari tahun 2013-2017


semakin meningkat. Apabila pada tahun 2013 hanya 49,03%, maka pada tahun
2017 mengalami peningkatan menjadi 51,07%. Data selengkapnya, tersaji pada
Tabel 2.36.
2). Pendidikan Dasar
Capaian Angka Partisipasi Sekolah (APS) tahun 2013-2017 pada jenjang
pendidikan SD/MI cenderung bervariasi, dari 102,23 pada tahun 2014 menjadi
107,62 di tahun 2017. Capaian APS jenjang SMP/MTs juga cenderung
meningkat dari 90 pada tahun 2013 menjadi 98,41 di tahun 2017.
Perkembangan APS Kota Pekalongan untuk jenjang pendidikan dasar (SD/MI
dan SMP/MTS) selama kurun waktu tahun 2013 sampai dengan 2017
ditunjukkan dalam Tabel 2.26.
Tabel 2.26 Angka Partisipasi Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan
Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Uraian 2013 2014 2015 2016 2017
APS SD/MI 104,09 102,23 102,64 103,91 107,62
APS SMP/MTs 90 99,89 102,55 103,34 98,41
Sumber: bps.go.id, 2018

3). Usia 6-15 tahun


Sesuai dengan kewenangan Pemerintah Kota Pekalongan sebagaimana
diatur dalam UU 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, APS 6-15
tahun dihitung sebagai ukuran keberhasilan Pemerintah Daerah dalam
peningkatan akses pendidikan. Angka partisipasi sekolah pada jenjang usia 6
tahun sampai dengan 15 tahun dijelaskan dalam Tabel 2.27 Berikut ini.
Tabel 2.27 Angka Partisipasi Sekolah
Kota Pekalongan Tahun 2013-2015
2013 2014 2015
Tahun
L P L P L P
Jumlah anak usia sekolah TK 26.457 25.799 26.716 25.789 26.754 25.805
s.d. SMP
Jumlah penduduk usia 6-15 thn 29.398 27.909 28.625 27.356 28.656 27.745
90,00% 92,44% 93,33% 94,27% 93,36% 93,01%
APS
91,19% 93,79% 93,19%
Sumber:dindik, 2018, diolah

4). Pendidikan Menengah


Angka partisipasi Sekolah SM/MA sederajat secara rata-rata sepanjang
lima tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 APS SM/MA sebesar
48,84 namun dalam kurun lima tahun terakhir terus mengalami peningkatan
sehingga pada tahun 2016 menjadi 66,08. Sesuai dengan UU Nomor 23 Tahun
2014, mulai tahun 2017 kewenangan pendidikan menengah beralih ke
pemerintah provinsi.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-43
Daerah
Tabel 2.28 Angka Partisipasi Sekolah Menurut
Jenjang Pendidikan Menengah Kota Pekalongan
Tahun 2012-2016
Uraian 2012 2013 2014 2015 2016
APS SM/MA 48,84 49,45 50,64 60,66 66,08
Sumber: BPS, 2017

b. Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah


1). Pendidikan Dasar
Rasio ketersediaan sekolah/penduduk adalah jumlah sekolah jenjang
pendidikan tertentu per 10.000 penduduk usia sekolah. Rasio ini
mengindikasikan sejauh mana ketersediaan sekolah dapat menampung seluruh
penduduk usia sekolah. Selama kurun waktu 2013-2017, ketersedian jumlah
SD/MI dari tahun 2013- 2014 tidak ada penambahan SD/MI. Pada tahun 2016
terjadi kenaikan jumlah SD/MI sampai 2017 terjadi penambahan jumlah
sekolah dasar menjadi 146 SD/MI.
Untuk SMP/MTs, jumlah SMP/MTs di Kota Pekalongan dari tahun 2013-
2017, mengalami penambahan sekolah pada tahun 2015. Adapun jumlah
penduduk usia 7-12 tahun dan usia 13-15 tahun cenderung mengalami
penurunan, seperti terlihat pada Tabel 2.29.
Tabel 2.29 Jumlah Sekolah dan Jumlah Penduduk Usia Sekolah
Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Uraian 2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah SD/MI 146 145 146 146 146
Jumlah SMP/MTs 36 36 37 37 37
Jumlah PendudukUsia 7-12 th 30.021 30.609 30.357 30.519 29.873
Jumlah PendudukUsia 13-15 th 16.138 15.695 15.678 15.682 15.229
Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga,2013-2016, Dinas Pendidikan 2018

Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah menunjukkan jumlah


sekolah jenjang pendidikan tertentu per 10.000 penduduk usia sekolah. Rasio
ini mengindikasikan sejauhmana ketersediaan sekolah sudah mampu
menampung semua usia sekolah.
Berdasarkan data rasio ketersediaan sekolah untuk pendidikan dasar per
10.000 penduduk usia 7-12 tahun dan 13-15 tahun dari tahun 2013-2017 rata-
rata berfluktuasi. Meskipun pada rentang tahun 2014 sampai dengan 2016
terus mengalami peningkatan, namun dibandingkan tahun 2012 dengan rasio
ketersediaan sekolah 43,53 rasio ketersediaan sekolah pada tahun 2016 turun
menjadi 40,37. Pada tahun 2017, rasio ini naik menjadi 40,57.
Tabel 2.30 Rasio Ketersediaan Sekolah Usia Sekolah
Pendidikan Dasar Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Tahun Rasio per 10.000 penduduk usia 7-12 thn dan usia 13-15 thn
2013 39,43
2014 39,31
2015 39,59
2016 39,61
2017 40,57
Sumber : Dindikpora ,2013-2016, Dinas Pendidikan 2018, diolah

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-44
Daerah
2). Pendidikan Menengah
Selama periode 2012-2016, jumlah penduduk kota pekalongan yang
berusia 16-19 tahun selalu bertambah. Apabila pada tahun 2012 jumlah
penduduk berusia 16-19 sebesar 16.116 jiwa maka pada tahun 2016 menjadi
16.958 jiwa sebagaimana tersaji pada Tabel 2.31.
Tabel 2.31 Jumlah Sekolah dan Jumlah Penduduk Usia Sekolah
SMA/SMK/MA Kota Pekalongan Tahun 2012-2016
Penduduk usia Jumlah Sekolah Rasio per 10.000
Tahun
16-19 tahun Menegah penduduk
2012 16.116 29 17,99
2013 17.087 29 16,97
2014 15.995 28 17,51
2015 16.163 28 17,32
2016 16.958 30 17,69
Sumber : Dindikpora ,2013-2016, Dinas Pendidikan 2017

Berdasarkan data pada tabel 2.31, jumlah sekolah menengah se Kota


Pekalongan tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Apabila pada tahun
2012 jumlah sekolah SMA/setara adalah 28 sekolah, maka pada tahun 2014
menurun satu sekolah. Pada tahun 2016, jumah ini berbertambah dua menjadi
30 sekolah.
Secara rasio, ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah per
10.000 penduduk khususnya sekolah menengah mengalami penurunan dari
tahun 2012-2016. Apabila pada tahun 2012, per 10.000 penduduk hanya 17,99
maka pada tahun 2016 meningkat menjadi 17,69 per 10.000 penduduk.
c. Rasio Guru terhadap Murid Per 10.000 Penduduk Usia Sekolah
1). Pendidikan Dasar
Rasio guru terhadap murid per 10.000 penduduk usia sekolah pada
pendidikan dasar ini mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar. Selain itu
juga mengukur jumlah ideal murid untuk satu guru agar tercapai kualitas
pembelajaran di kelas. Selama kurun waktu 2013-2017, rasio ketersedian guru
pendidikan dasar, yang terdiri dari SD/MI dan SMP/MTs terhadap jumlah murid
setiap 10.000 usia anak sekolah mengalami penurunan. Apabila pada tahun
2013 rasionya sebesar 596,8 setiap 10.000 anak usia sekolah, pada tahun
2014 mengalami kenaikan menjadi 598,11. Namun pada tahun 2015, terjadinya
penurunan rasio guru pendidikan dasar terhadap jumlah murid sekolah dasar
setiap 10.000 penduduk usia sekolah menjadi 562,28. Pada tahun 2016
menjadi 599,41 per 10.000 usia anak sekolah. Pada tahun 2017 kemudian
turun kembali menjadi 564,52. Kenaikan dan penurunan ini sepanjang tahun
2013-2017 sebagaimana dijelaskan dalam Tabel 2.32.
Tabel 2.32 Rasio Guru dan Murid
Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Tahun
No JenjangPendidikan
2013 2014 2015 2016 2017
SD/MI
1 Jumlah Guru 1.934 1.913 1.762 1.889 1.763
JumlahMurid 33.030 32.632 32.390 32.242 32.121
SMP/MTs
2
Jumlah Guru 970 991 954 1.015 963

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-45
Daerah
Tahun
No JenjangPendidikan
2013 2014 2015 2016 2017
JumlahMurid 15.633 15.922 15.913 16.206 16.168
Jumlah Guru (SD/MI+SMP/MTs) 2.904 2.904 2.716 2.904 2.726
JumlahMurid (SD.MI+SMP/MTS) 48.663 48.432 48.303 48.448 48.289
Rasio Guru (SD/MI+SMP/MTs) Per 596,8 598,11 562,28 599,41 564,52
Murid Per 10.000 penduduk
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga,2013-2016, Dinas Pendidikan 2018, diolah

2). Pendidikan Menengah


Rasio guru terhadap murid adalah jumlah guru per 10.000 penduduk
berdasarkan tingkat pendidikan. Rasio ini menunjukkan ketersediaan tenaga
pengajar per 10.000 penduduk juga mengukur jumlah ideal murid untuk satu
guru agar tercapai mutu pembelajaran.
Data yang tersedia pada tabel 2.33 adalah data dalam kurun waktu 2012-
2016. Jumlah guru SMA/setara pada tahun 2012 berjumlah 1.037, naik 24 guru
dan menjadi 1.025 guru pada tahun 2016 atau turun 17 guru karena telah
pensiun. Adapun jumlah siswa SMA/setara yang melakukan kegiatan
bersekolah pada tahun 2012 berjumlah 13.015 siswa pada tahun 2012 menjadi
14.751 siswa pada tahun 2016.
Bertambahnya anak usia sekolah setingkat SMA/setara diiringi
meningkatnya jumlah guru selama kurun waktu 2012-2016. Selama kurun
waktu 2012-2016, rasio guru terhadap murud tingkat SMA/setara per 10.000
penduduk mengalami penurunan yakni dari 797,82 per 10.000 penduduk pada
tahun 2012 menjadi 694,87 per 10.000 penduduk pada tahun 2016.
Tabel 2.33 Rasio Guru dan Murid Kota Pekalongan Tahun 2012-2016
Tahun
Karakteristik
2012 2013 2014 2015 2016
Guru SMA/SMK/MA 1.037 1.040 1.012 1.042 1.025
Siswa SMA/SMK/MA 12.998 13.015 13.241 13.828 14.751
Rasio guru terhadap murid(sekolah 797,8 799,08 764,29 753,54 694,87
menengah) per 10.000 penduduk
Sumber: Dindikpora ,2013-2016, Dinas Pendidikan 2017, diolah

d. Rasio Guru terhadap Murid per Kelas Rata-Rata


1). Pendidikan Dasar
Rasio guru terhadap murid rata-rata adalah perbandingan guru sekolah
pendidikan dasar per kelas dengan jumlah murid pendidikan dasar per 10.000
anak usia sekolah. Sesuai Tabel 2.34, rasio guru terhadap murid per kelas rata-
rata dalam 10.000 anak usia sekolah mengalami penurunan dari tahun 2013-
2017 sebagaimana ditunjukkan Tabel 2.34.
Tabel 2.34 Rasio Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar
Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Rasio guru/murid
Jumlah guru Jumlah kelas Jumlah guru Murid
per kelas rata-rata
Tahun pendidikan pendidikan sekolah per Pendidikan
setiap 10.000
dasar*) dasar*) kelas*) dasar*)
anak usia sekolah
2013 2.904 1.611 1,8 48.663 0,37
2014 2.904 1.642 1,77 48.553 0,364
2015 2.716 1.656 1,64 48.303 0,34
2016 2.904 1.654 1,76 48.448 0,36

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-46
Daerah
Rasio guru/murid
Jumlah guru Jumlah kelas Jumlah guru Murid
per kelas rata-rata
Tahun pendidikan pendidikan sekolah per Pendidikan
setiap 10.000
dasar*) dasar*) kelas*) dasar*)
anak usia sekolah
2017 2.726 1.708 1,6 48.289 0,331
*) data pertengahan tahun ajaran
Sumber : Dindikpora ,2013-2016, Dinas Pendidikan 2018

Pendidikan dasar terbagi atas dua jenjang yakni Sekolah Dasar/Setara


dan Sekolah Menengah Pertama/ Setara. Dalam Tabel 2.35, digambarkan
dalam tabel rasio guru terhadap murid (SD/MI) per kelas rata-rata dalam 10.000
penduduk dari tahun 2013-2017. Selama lima tahun, rasio tersebut cenderung
stabil. Pada tahun 2014 dan 2015 rasionya mengalami penurunan menjadi 0,51
dikarenakan adanya guru yang memasuki usia pensiun dan pemerintah
melakukan moratorium terhadap penerimaan aparatur sipil negara dari semua
jenjang yang dibutuhkan baik aparatur sipil negara pendidikan maupun non
pendidikan. Pada tahun 2016, terjadi kenaikan dikarenakan jumlah guru
mengalami peningkatan. Kemudian pada tahun 2017 terjadi penurunan
kembali. Berikut data rasio guru dan murid jenjang SD/Sederajat Kota
Pekalongan Tahun 2013-2017.
Tabel 2.35 Rasio Guru dan Murid Jenjang SD/MI
Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Tahun
Karakteristik
2013 2014 2015 2016 2017
Guru SD/MI*) 1.934 1.913 1.762 1.889 1.763
RombonganKelas*) 1.132 1.153 1.161 1.161 1.195
Jumlah Guru Sekolah SD/MI 1,71 1,66 1,52 1,62 1,47
per Kelas*)
Murid SD/MI*) 33.030 32.631 32.390 32.242 32.121
Rasio guru terhadapmurid 0,52 0,51 0,47 0,5 0,46
(SD/MI) per kelas rata-rata
dalam 10.000 penduduk
*) data pertengahan tahun ajaran
Sumber : Dindikpora ,2013-2016, Dinas Pendidikan 2018

Pada Sekolah Menengah Pertama / Sederajat digambarkan dalam tabel


rasio guru terhadap murid (SMP/MTs) per kelas rata-rata dalam 10.000
penduduk dari tahun 2013-2017. Selama lima tahun, rasio tersebut cenderung
turun sampai 2017. Pada tahun 2017 rasionya 1,16. Hal ini dikarenakan adanya
kenaikan rombongan belajar, guru dan siswa SMP/Sederajat.
Tabel 2.36 Rasio Guru dan Murid Jenjang SMP/MI
Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Tahun
Karakteristik
2013 2014 2015 2016 2017
Guru SMP/MTs*) 970 991 954 1.015 963
RombonganKelas*) 479 489 408 493 513
Jumlah Guru Sekolah SMP/MTs 2,03 2,03 2,34 2,06 1,88
per Kelas*)
Murid SMP/MTs*) 15.633 15.922 15.913 16.206 16.168
Rasio guru terhadapmurid 1,3 1,27 1,21 1,27 1,16
(SMP/MTs) per kelas rata-rata
dalam 10.000 penduduk
*) data pertengahan tahun ajaran
Sumber : Dindikpora ,2013-2016, Dinas Pendidikan 2018

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-47
Daerah
2). Pendidikan Menengah
Rasio guru terhadap murid per Kelas rata-rata adalah perbandingan
antara jumlah guru per kelas dengan jumlah murid dalam satuan pendidikan
tertentu dalam 10.000 penduduk. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.37
perkembangannya.
Tabel 2.37 Rasio Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Menengah
Kota Pekalongan Tahun 2012-2016
Tahun
Karakteristik
2012 2013 2014 2015 2016
Guru SMA/SMK/MA 1.037 1.040 1.012 1.042 1.042
Rombongan Kelas 428 441 451 467 467
Jumlah Guru Sekolah SM per 2,42 2,36 2,24 2,23 2,23
Kelas
Murid SM 12.998 13.015 13.241 13.828 14.751
Rasio guru terhadap murid (SM) 1,864 1,812 1,695 1,614 1,513
per kelas rata-rata dalam 10.000
penduduk
Sumber: Dindikpora ,2013-2016, Dinas Pendidikan 2017, diolah

Jumlah guru sekolah Sekolah Menengah/ setara per kelas pada tahun
2012 sebesar 2,42. Pada tahun 2016 terjadi penurunan menjadi 2,23.
Penurunan ini terjadi akibat jumlah rombongan kelas dari tahun 2012 sebesar
428 terjadi peningkatan menjadi 467 di tahun 2016. Sehingga rasio guru
terhadap murid sekolah menengah/setara per kelas rata-rata dalam 10.000
penduduk mengalami penurunan menjadi 1,513 di tahun 2016 dari 1,860 di
tahun 2012.
e. Fasilitas Pendidikan
Kondisi bangunan penyelenggaraan pendidikan adalah salah satu faktor
utama terselenggaranya kegiatan belajar mengajar di lingkungan sekolah.
Bangunan sekolah yang baik memberikan kontribusi yang baik terhadap kegiatan
proses belajar mengajar bagi pendidik dan peserta pendidik.
Dalam kurun waktu 2013-2017, kondisi bangunan SD/setara, SMP/Setara
dan SMA/setara mengalami penurunan. SD/sederajat pada tahun 2013 dengan
kondisi baik sebesar 74,57%. Pada tahun 2017 naik menjadi 91,65% kondisi
rombongan belajar (ruang kelas) di Kota Pekalongan.
Kondisi bangunan SMP/setara pada tahun 2013 87,12% baik namun pada
tahun 2017, kondisinya menurun menjadi 77,87%. Demikian pula kondisi
bangunan SMA/sederajat, apabila pada tahun 2013 kondisi baiknya sebesar
93,56% menurun menjadi 80,37%. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.38.
Tabel 2.38 Kondisi Bangunan SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA Kota
Pekalongan Dalam Kondisi Baik Tahun 2013-2017
Tahun
Jenjang
2013 2014 2015 2016 2017
SD/MI 74,57 68,95 71,23 86,51 91,65
SMP/MTs 87,12 70,87 77,87 77,87 94,82
SMA/MA/SMK 93,56 88,18 81,25 80,37
Sumber: Dindikpora ,2013-2016, Dinas Pendidikan 2018

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-48
Daerah
f. Angka Putus Sekolah
Angka Putus Sekolah mencerminkan anak-anak usia sekolah yang sudah
tidak bersekolah lagi atau yang tidak menamatkan suatu jenjang pendidikan
tertentu. Hal ini sering digunakan sebagai salah satu indikator berhasil/tidaknya
pembangunan di bidang pendidikan. Penyebab utama putus sekolah antara lain
kurangnya kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan anak sebagai
investasi masa depannya; kondisi ekonomi orang tua yang miskin; dan keadaan
geografis.
Tabel 2.39 Angka Putus Sekolah SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA
Kota Pekalongan 2013-2017
Tahun
Jenjang
2013 2014 2015 2016 2017
SD/MI 0,07 0,15 0,09 0,09 0,07
SMP/MTs 0,22 0,35 0,31 0,43 0,14
SMA/SMK/MA 1,18 2,63 5,49 0,8
Sumber: Dindikpora ,2013-2016, Dinas Pendidikan 2018

Angka putus sekolah untuk jejang pendidikan SD/MI/SDLB dalam kurun


waktu 2013-2017 cenderung konstan yakni pada angka 0,07%. Pada tahun 2014
angka putus sekolah sebesar 0,15% dan tahun tersebut angka terbesar sepanjang
lima tahun. Demikian pula untuk SMP/MTs. Apabila pada tahun 2013 APS
SMP/MTs sebesar 0,22%. Pada akhir 2016 naik menjadi 0,43% namun pada
tahun 2017 kembali turun pada 0,14. Untuk SMA/SMK/MA, pada tahun 2013
sebesar 1,18% maka pada tahun 2016 turun menjadi 0,80%.
g. Angka Kelulusan Sekolah
Angka kelulusan sekolah menunjukan tingkat kelulusan siswa dalam
menyelesaikan pendidikan pada masing-masing jenjang pendidikan. Pada tingkat
SD/setara, sepanjang tahun 2013-2017 mencapai tingkat kelulusan sebesar
100%.
Untuk angka kelulusan sekolah SMPsederajat selama kurun waktu 2013-
2017 secara perlahan mengalami kenaikan. Apabila pada tahun 2013 lulusannya
sebesar 99,93% maka pada tahun 2017 sebesar 100%. Angka kelulusan SMA
sederajat dari tahun 2013-2017 cenderung meningkat. Apabila pada tahun 2013
sebesar 99,93% maka di tahun 2016 menjadi 100%. Hal ini tersaji pada tabel 2.40.
Tabel 2.40 Angka Kelulusan Sekolah SD/MI, SMP/MTs
dan SMA/SMK/MA Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Tahun
Jenjang
2013 2014 2015 2016 2017
SD/MI 100 100 100 100 100
SMP/MTs 99,93 100 99,94 99,98 100
SMA/SMK/MA 99,93 99,93 100 100
Sumber: Dindikpora ,2013-2016, Dinas Pendidikan 2018

Nilai Ujian Akhir Nasional adalah acuan bagi anak-anak sekolah untuk lulus
dalam rangka memperoleh ijazah. Pada tingkat SD/setara, nilai Ujian Akhir
Nasional (UAN) mengalami fluktuasi dan angka tertinggi dicapai tahun 2017.
Namun hasil akhir UAN SMP/sederajat dan SMA/sederajat cenderung mengalami
penurunan. Hai ini sebagaimana diinformasikan pada tabel 2.41.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-49
Daerah
Tabel 2.41 Nilai Ujian Akhir Nasional SD/MI, SMP/MTs
dan SMA/SMK/MA Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Tahun
No Jenjang
2013 2014 2015 2016 2017
SD 7,3 6,85 6,47 7,30 7,53
1
MI 7,32 6,55 6,27 7,26
SMP 6,83 7,12 6,114 6,088 6,13
2
MTs 6,73 6,89 5,353 5,393
SMA 8,04 7,80 N/A
3 MA 7,34 7,56 7,56
SMK 7,31 7,31 7,31
Sumber: Dindikpora ,2013-2016, Dinas Pendidikan 2018

h. Angka Melanjutkan
Angka melanjutkan sekolah adalah salah satu bukti nyata dari kegiatan
pendidikan yang secara berjenjang terjadi dalam siklus pendidikan. Angka
melanjutkan sekolah dari tingkat SD/setara ke jenjang SMP/setara pada tahun
2013 sebesar 103,53 dan meningkat terus mencapai 111,82 pada tahun 2017.
Angka melanjutkan dari jenjang pendidikan dari SMP/setara ke SMA/setara
sepanjang 2013-2017 mengalami peningkatkan dari 97,61 menajdi 98,41.
Tabel 2.42 Angka Melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs dan SMP/MTs ke
SMA/SMK/MA Kota Pekalongan tahun 2013-2017
Tahun
Jenjang
2013 2014 2015 2016 2017
AngkaMelanjutkandari SD/MI ke 103,53 102,13 104,7 113,35 111,82
SMP/MTs
AngkaMelanjutkandari SMP/MTs ke 97,61 98,47 104,13 105,12 98,41
SMA/SMK/MA
Sumber: Dindikpora ,2013-2016, Dinas Pendidikan 2018, diolah

i. Guru yang memenuhi Kualifikasi S1/D4


Meningkatkan kualitas pendidikan harus dibarengi meningkatkan kualitas
tenaga pendidik seperti guru yang memenuhi syarat. Syarat pendidikan setingkat
strata satu atau diploma empat. Pendidik SD/setara berkualifikasi S1/DIV pada
tahun 2013 sebesar 75,08%. Kondisi ini semakin membaik dengan tenaga
pengajar yang berpendidikan S1/DIV pada tahun 2017 menjadi 94,23%.
Pendidik SMP/setara berkualifikasi S1/DIV dan pendidik SMA/setara
berkualifikasi S1/DIV pada tahun 2013 sebesar 90,62 dan 96,06. Pada tahun
2017, pendidik SMP/setara berkualifikasi S1/DIV dan pendidik SMA/setara
berkualifikasi S1/DIV menjadi 93,23 dan 95,30 (2016)sebagaimana terlampir pada
tabel 2.43.
Tabel 2.43 Persentase Pendidik Berkualifikasi S1/D4
Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Tahun
Jenjang
2013 2014 2015 2016 2017
Pendidik SD/MI Berkualifikasi S1/DIV 75,08 82,23 86,38 90,45 94,23
Pendidik SMP/MTs Berkualifikasi
90,62 91,02 90,98 92,12 93,39
S1/DIV
Pendidik SMA/MA/SMK Berkualifikasi
96,06 95,16 95,3 95,3
S1/DIV
Sumber: Dindikpora ,2013-2016, Dinas Pendidikan 2018, diolah

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-50
Daerah
j. Penyelenggaraan Pendidikan Berakreditasi A
Mutu penyelenggaraan pendidikan salah satunya ditunjukkan dengan nilai
akreditasi sekolah. Tabel 2.44 menunjukkan sekolah jenjang TK sampai SMP yang
memperoleh akreditasi A.
Tabel 2.44 Persentase Penyelenggaraan Pendidikan Berakreditasi A
Kota Pekalongan Tahun 2016-2017
2016 2017
Uraian Sekolah Jumlah Sekolah Jumlah
Persen Persen
Terakreditasi A Sekolah Terakreditasi A Sekolah
Jenjang TK - 104 0,00% 3 108 2,78%
Jenjang SD 84 146 57,53% 98 148 66,22%
Jenjang SMP 16 37 43,24% 25 37 67,57%
Jenjang TK-SMP 100 287 34,84% 126 291 43,30%
Sumber: Dinas Pendidikan 2018, diolah

2. Kesehatan
a. Ketersediaan Fasilitas Kesehatan
Tujuan pembangunan kesehatan sebagaimana tertuang di dalam dokumen
Sistem Kesehatan Nasional adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk
hidup sehat.
Tabel 2.45 Rasio pos pelayanan terpadu (posyandu) per 1.000 balita di
Kota Pekalongan Tahun 2013 – 2017
Tahun Jumlah Posyandu Jumlah balita Rasio Posyandu /Balita
2013 401 25.248 15,88
2014 403 23.201 17,37
2015 405 29.860 13,56
2016 406 21.420 22,56
2017 407 18.506 17,79
Sumber: Dinas Kesehatan, 2014-2018, diolah

Rasio pos pelayanan terpadu dari tahun 2013-2017 semakin membaik dalam
lima tahun terakhir. Pelayanan di posyandu semakin baik karena dari semula
15,88 per 1.000 penduduk tahun 2013 menjadi 22,56 per 1.000 penduduk tahun
2017. Sepanjang tahun 2013-2017 terjadi penurun jumlah balita yang ke
posyandu, dimana pada tahun 2013 sebanyak 25.248 balita dan tahun 2017
sebanyak 18.506 balita. Namun secara rasio cenderung meningkat. Ini
menunjukkan manfaat atas pelayanan posyandu yang semakin baik.
Tabel 2.46 Rasio Puskesmas, Poliklinik, Puskesmas Pembantu (Pustu)
Dan Rumah Sakit per satuan penduduk di Kota Pekalongan
Tahun 2013-2017
Puskesmas Pustu Poliklinik Rumah Sakit
Tahun
Jumlah Rasio Jumlah Rasio Jumlah Rasio Jumlah Rasio
2013 12 0,04 29 0,1 22 0,08 8 0,030
2014 14 0,05 27 0,09 22 0,07 8 0,030
2015 14 0,05 27 0,09 22 0,07 8 0,026
2016 14 0,05 27 0,09 22 0,07 8 0,026
2017 15 0,05 27 0,09 14 0,05 8 0,026
Sumber: Dinas Kesehatan, 2014-2018, diolah

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-51
Daerah
Rasio Puskesmas, Poliklinik, Puskesmas Pembantu dan Rumah Sakit di
Kota Pekalongan Tahun 2013-2017 berdasarkan data pada Tabel 2.46, Secara
aggregat, jumlah puskesmas, puskesmas pembantu, poliklinik dan rumah sakit
tidak mengalami perubahan jumlah. Rasio tersebut, menggambarkan rasio
Puskesmas, Pustu, Poliklinik dan Sumah Sakit terhadap 1.000 penduduk setiap
tahunnya.
b. Ketersediaan Tenaga Kesehatan
Ketersediaan dokter per satuan penduduk di Kota Pekalongan, dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan di masyarakat. Kesehatan masyarakat
penting sebagai modal masyarakat menjalani aktifitas kehidupan. Kurun waktu
2013-2017 rasio dokter umum di Kota Pekalongan lebih besar dibandingkan
dokter spesialis dan dokter gigi. Rasio dokter spesialis berdasarkan data yang
diolah telah mengikuti standar Indonesia Sehat 2010 yaitu 6 dokter spesialis per
100.000 penduduk. Ini setara dengan 0,6 dokter spesialis per 1.000 penduduk.
Rasio dokter umum berdasarkan data yang diolah sudah memenuhi standar dan
target nasional yaitu 40 dokter per 100.000 penduduk. Ini setara 0,4 dokter per
1.000 penduduk. Rasio dokter gigi berdasarkan data yang diolah belum mengikuti
target nasional yaitu 11 dokter gigi per 100.000 penduduk. Ini setara dengan 0,11
dokter gigi per 1.000 penduduk. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah dokter umum
yang melaksanakan pelayanan kesehatan lebih banyak dibandingkan dokter
spesialis. Standar nasional dokter umum dan dokter gigi belum terpenuhi. Data
perkembangan rasio dokter dapat dilihat pada Tabel 2.47.
Tabel 2.47 Rasio Dokter per satuan penduduk
di Kota Pekalongan Tahun 2013 – 2017
Tahun
Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
Dokter Spesialis 0,22 0,26 0,52 0,42 0,48
Dokter Umum 0,57 0,34 0,52 0,52 0,79
Dokter Gigi 0,11 0,07 0,1 0,1 0,17
Rasio Dokter per satuan penduduk 0,9 0,67 1,13 0,94 1,45
Sumber: Profil Kesehatan 2014-2018, diolah

Tenaga paramedis dibutuhkan masyarakat sebagai penunjang aktivitas


pelayanan kesehatan. Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan, tenaga
paramedis yang terdiri dari perawat, bidan dan bidang kefarmasian perlu terus
menerus ditambahkan agar rasio per 1.000 penduduk minimal terdapat satu
tenaga para medis.
Keberadaan tenaga paramedis sangat diperlukan guna meningkatkan
kualitas dan cakupan pelayanan kesehatan masyarakat. Rasio tenaga paramedis
(perawat, bidan, tenaga farmasi) di Kota Pekalongan dari Tahun 2013 - 2017
semakin membaik. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.48.
Tabel 2.48 Rasio Tenaga Paramedis di Kota Pekalongan
Tahun 2013-2017
Tahun
Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
Rasio Perawat 1,66 2,13 2,29 2,23 2,32
Rasio Bidan 0,7 0,85 0,87 0,95 1
Rasio Farmasi 0,79 0,83 0,89 0,44 0,6
Perawat 483 625 678 698 709
Bidan 203 249 257 286 304

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-52
Daerah
Tahun
Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
Tenaga Farmasi 229 243 263 133 183
Sumber: Profil Kesehatan,2013- 2018

c. Cakupan Pelayanan Kesehatan


Cakupan pelayanan kesehatan lainnya seperti cakupan komplikasi
kebidanan yang ditangani, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
yang memiliki kompetensi kebidanan, cakupan Desa/kelurahan Universal Child
Immunization (UCI), cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan, Cakupan
penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA, cakupan penemuan
dan penanganan penderita penyakit DBD, cakupan pelayanan kesehatan rujukan
pasien masyarakat miskin, cakupan kunjungan bayi, cakupan puskesmas, dan
cakupan pembantu puskesmas. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.49.
Tabel 2.49 Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar
Di Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar 2013 2014 2015 2016 2017
Cakupan komplikasi kebidanan yang 98,81 89,95 78 94,36 94,36
ditangani **
Cakupan pertolongan persalinan oleh 100 99,97 99,97 99.98 99.98
tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan**
Cakupan Desa/kelurahan Universal 97,72 100 100 100 100
Child Immunization (UCI)**
Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat 100 100 100 100 100
perawatan
Cakupan penemuan dan penanganan 114,41 110,8 143,3 128,31 128,31
penderita penyakit TBC BTA**
Cakupan penemuan dan penanganan 100 100 100 100 100
penderita penyakit DBD**
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan 149 166,05 188,11 100 N/A
pasien masyarakat miskin**
Cakupan kunjungan bayi ** 93,93 95,08 97,06 97,08 95,43
Sumber: Profil Kesehatan 2014-2018
**Standar Pelayanan Minimal Data dalam satuan persen

Cakupan pelayanan kesehatan puskesmas dalam setiap kecamatan dalam


bentuk persentase menunjukkan kemampuan pemerintah daerah dalam melayani
warganya, khususnya dibidang kesehatan. Sampai dengan tahun 2016, Kota
Pekalongan memiliki 14 puskesmas yang tersebar di 4 kecamatan.
Tabel 2.50 Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan
Di Kota Pekalongan Tahun 2013 – 2017 (Persen)
Cakupan Pelayanan Kesehatan
2013 2014 2015 2016 2017
Rujukan
Cakupan puskesmas (%) 300 300 300 350 N/A
Cakupan pembantu puskesmas
61,7 57,45 100 100 N/A
(%)
Sumber: Profil Kesehatan 2013-2017, diolah
Data dalam satuan persen

Adapun cakupan pelayanan puskesmas yang dimaksud adalah banyaknya


puskesmas pada suatu wilayah atau daerah otonom dibagi banyaknya kecamatan
pada daerah otonom. Adapun cakupan pada puskemas pembantu adalah
kemampuan puskesmas pembantu dalam suatu area atau wilayah dalam
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-53
Daerah
menangani masalah kesehatan di wilayah yang diperbantukan dalam sebuah area
kerja puskesmas pembantu tersebut. Adapun perkembangannya selama tahun
2013-2016 dapat dilihat pada tabel 2.50
d. Persentase Balita Usia 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif
ASI Eksklusif sangat bermanfaat bagi bayi, diantaranya; menyelamatkan
nyawa, melindungi terhadap penyakit, mempercepat pemulihan anak yang sakit,
memenuhi semua kebutuhan air bayi, mengoptimalkan perkembangan fisik dan
mental anak, mengurangi kemungkinan obesitas, dan sebagainya.
Kesadaran akan manfaat ASI eksklusif di Kota Pekalongan terus meningkat.
Jika Kesadaran akan manfaat ASI eksklusif di Kota Pekalongan terus meningkat.
Jika pada tahun 2013 jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif 65,97%, maka pada
tahun berikutnya terus mengalami peningkatan sehingga pada tahun 2017 jumlah
bayi yang diberi ASI eksklusif adalah 42,80% sebagaimana ditunjukkan Tabel
2.51. Kampanye yang gencar dilakukan di puskesmas dan posyandu di Kota
Pekalongan menyadarkan para ibu-ibu untuk memberikan bayinya ASI secara
ekslusif.
Tabel 2.51 Persentase Balita Usia 0-6 bulan yang mendapat ASI
Ekslusif Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Tahun Jumlah Bayi Jumlah Bayi yang diberi ASI Ekslusif Cakupan (%)
2013 2.201 1.452 65,97
2014 2.227 1.716 77,05
2015 1.940 1.536 79,18
2016 1.996 1.731 86,72
2017 5.066 2.168 42,8
Sumber: Profil Kesehatan 2014-2018, diolah

e. Kondisi Penyakit Menular yang terdeteksi


Penyakit menular yang menjadi prioritas program di Kota Pekalongan adalah
TB, HIV/AIDS, Demam Berdarah Dengue (DBD). Kondisi penyakit menular yang
terdeteksi di Kota Pekalongan dapat dilihat pada Tabel 2.52.
Tabel 2.52 Kondisi Penyakit Menular yang terdeteksi
Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
IR DBD per CFR TB per CR TB per HIV/AIDS
CFR DBD
Tahun 100.000 100.000 100.000
(%) HIV AIDS
penduduk penduduk penduduk
2013 21 3,28 3,44 230 3 21
2014 15,74 6,38 1,67 182,52 12 19
2015 11,03 12,12 1,67 219,96 4 8
2016 15,56 0 5,33 193,97 14 14
2017 14,42 4,55 5,9 214,72 32 16
Sumber: Profil Kesehatan 2014- 2018

f. Jumlah Penduduk Miskin yang memanfaatkan Jamkesmas dan Jamkesda.


Berdasarkan BPS, jumlah penduduk miskin cenderung mengalami
penurunan dari tahun 2013-2017. Penduduk miskin di Kota Pekalongan
bedasarkan PPLS hanya sebesar 24.060 orang pada tahun 2016, berbeda dengan
tahun 2012 yang berjumlah 27.300 orang. Pada kenyataan dilapangan, penerima
BPJS kesehatan di Kota Pekalongan melebihi jumlah penduduk miskin.
Keakuratan data menjadi tantangan sendiri di masa depan. Berikut disajikan data

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-54
Daerah
penduduk miskin di Kota Pekalongan serta jumlah penerima Jamkesmas dan
Jamkesda di Kota Pekalongan tahun 2013-2017.
Tabel 2.53 Penduduk Miskin yang Mendapatkan Jaminan Kesehatan
Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Jumlah Jumlah %
Jumlah Penduduk % Penerima
Tahun Penerima Penerima Penerima
Miskin (PPLS) Jamkesmas
Jamkesmas Jamkesda Jamkesda
2013 24.100 75.916 26,1 39.321 13,52
2014 23.620 75.916 25,85 26.271 8,94
2015 24.060 75.774 25,55 32.339 10,91
2016 24.060 77.379 25,79 3.827 1,28
2017 24.060 77.464 25,89 7.652 2,557
Sumber: Dinas Kesehatan, 2014-2018 dan www.bps.go.id
*) Menggunakan data sebelumnya, 2015

Adapun data pada tahun 2012 dan 2013 diambil berdasarkan backcasting
dengan pertimbangan hasil proyeksi SP 2010 oleh BPS yang dikeluarkan pada
setiap bulan September. Sedangkan data tahun 2016 masih menggunakan data
tahun sebelumnya karena belum ada pemutahiran terbaru.
3. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Dalam bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, yang perlu diperhatikan
dalam perencanaan dan pembangunan prasarana kota meliputi jalan dan jembatan,
irigasi dan drainase, pengendalian banjir serta penataan ruang.
a. Jalan
Jalan raya di Kota Pekalongan terbagi menjadi tiga kategori berdasarkan
kewenangan. Jalan raya milik pemerintah pusat, jalan milik pemerintah provinsi
dan jalan milik pemerintah kota. Kurun waktu 2012-2016, kondisi jalan di Kota
Pekalongan meningkat sedikit. Panjang jalan negara adalah 10,73 km secara
umum dari tahun 2012-2016 dalam kondisi baik. Jalan provinsi selama lima tahun
dalam kondisi 100% baik kondisi jalannya. Sedangkan untuk jalan kota, dari tahun
2012 sampai 2015 mengalami perbaikan secara singnifikan namun pada tahun
2016 jalan dengan kondisi baik berkurang dari 120,38 km menjadi 108,29 km.
Kondisi jalan baik perkotaan dibawah kewenangan pemerintah Kota Pekalongan
mengalami penurunan sebesar 12,09 km. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel
2.54.
Tabel 2.54 Kondisi Jaringan Jalan Di Kota Pekalongan
Tahun 2012– 2016
Jalan Negara Jalan Negara
Panjang Panjang Panjang Panjang Panjang Panjang Panjang
Jalan Jalan Jalan Jalan Jalan Jalan Jalan
Tahun Negara dengan dengan dengan dengan dengan dengan
(km) kondisi kondisi kondisi kondisi baik kondisi kondisi
baik (km) sedang rusak (%) sedang (%) rusak (%)
(km) (km)
2012 10,73 10,73 0 0 100 0 0
2013 10,73 10,73 0 0 100 0 0
2014 10,73 10,73 0 0 100 0 0
2015 10,73 10,73 0 0 100 0 0
2016 10,73 10,73 0 0 100 0 0
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pekalongan, 2014-2017

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-55
Daerah
Tabel 2.55 Kondisi Jaringan Jalan Provinsi Di Kota Pekalongan
Tahun 2012– 2016
Jalan Provinsi Jalan Provinsi
Panjang Panjang Panjang Panjang Panjang Panjang Panjang
Jalan Jalan Jalan Jalan Jalan Jalan Jalan
Tahun Provinsi dengan dengan dengan dengan dengan dengan
(km) kondisi kondisi kondisi kondisi baik kondisi kondisi
baik (km) sedang rusak (%) sedang (%) rusak (%)
(km) (km)
2012 4,22 0,84 3,38 0 19,91 80,09 0
2013 4,22 0,84 3,38 0 19,91 80,09 0
2014 4,22 0,84 3,38 0 19,91 80,09 0
2015 4,22 0,84 3,38 0 19,91 80,09 0
2016 4,22 0,84 3,38 0 19,91 80,09 0
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pekalongan, 2013-2017

Tabel 2.56 Kondisi Jaringan Jalan Kota Di Kota Pekalongan


Tahun 2013– 2017
Jalan Kota Jalan Kota
Panjang Panjang Panjang Panjang Panjang Panjang Panjang
Jalan Jalan Jalan Jalan Jalan Jalan Jalan
Tahun Kota dengan dengan dengan dengan dengan dengan
(km) kondisi kondisi kondisi kondisi baik kondisi kondisi
baik (km) sedang rusak (%) sedang (%) rusak (%)
(km) (km)
2013 133,13 106,91 10,60 15,62 80,30 7,96 11,73
2014 133,13 105,77 14,39 12,97 79,45 10,81 9,74
2015 140,49 100,52 19,86 20,11 71,55 14,14 14,31
2016 140,49 108,29 12,92 19,27 77,08 9,20 13,72
2017 153,41 92,64 22,11 38,66 60,39 14,41 25,20
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pekalongan, 2013-2017

b. Irigasi dan Drainase


Rasio jaringan irigasi di Kota Pekalongan pada tahun 2013-2017 tidak
mengalami perubahan. Pada tahun 2013, rasio irigasi kota sebesar 26,58% maka
pada tahun 2017 masih tetap sebesar 26,58%. Kondisi ini menggambarkan
penggunaan lahan yang hanya sedikit merubah fungsi lahan dikarenakan
pemerintah berupaya mempertahankan penggunaan lahan sepanjang lima tahun.
Adapun data selengkapnya tersaji pada Tabel 2.57.
Tabel 2.57 Rasio Jaringan Irigasi Di Kota Pekalongan
Tahun 2013 – 2017
Tahun 2013 2014 2015 2016 2017
Rasio Jaringan Irigasi 26,58% 26,58% 26,58% 26,58% 26,58%
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum, 2016, DPU-PR 2018

Pantauan dari Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kota Pekalongan
selama periode 2013-2017, pemanfaatan sepadan sungai sebagai kegiatan atau
aktifitas ekonomi maupun tempat tinggal semakin berkurang. Pada tahun 2013,
rasio sempadan sungai yang dimanfaatkan untuk bangunan liar sebesar 50%.
Dalam jangka lima tahun, yakni 2017, rasio sempadan sungan yang dimanfaatkan
untuk bangunan liar berkurang menjadi hanya 25%. Hal ini dilakukan dengan
membongkar bangunan tidak berizin di sepadan sungai. Aktifitas pembongkaran
atas bangunan liar dilakukan terutama di Kecamatan Pekalongan Utara. Ini terlihat
pada tabel 2.58.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-56
Daerah
Tabel 2.58 Kondisi Sempadan Sungai yang dipakai Bangunan Liar
Di Kota Pekalongan Tahun 2013 – 2017
Indikator Kinerja 2013 2014 2015 2016 2017
Rasio Sempadan sungai yang dipakai 50% 40% 20% 25% 25%
bangunan liar
Sumber : DPU,2013- 2016, DPU PR 2018

Tabel 2.59 Luas Irigasi Kota dalam Kondisi Baik


Di Kota Pekalongan Tahun 2013 – 2017
Indikator Kinerja 2013 2014 2015 2016 2017
Luas irigasi kota dalam kondisi baik 77,38% 75,16% 76,43% 76,43% 76,43%
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum, 2016, DPU-PR 2018

Panjang keseluruhan Sistem Saluran Drainase di Kota Pekalongan, yang


meliputi Saluran Drainase Primer dan Sekunder sepanjang 31.715 meter. Sistem
drainase primer di Kota Pekalongan dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu sebagai berikut :
1) Kawasan Barat (3 buah), meliputi Kali Bremi, Kali Kranding, dan Kali
Pekalongan
2) Kawasan Tengah (2 buah), meliputi Kali Sibulanan, Kali Banger Lama
3) Kawasan Timur (6 buah), meliputi Kali Banger, Kali Susukan, Kali
Cempayan, Kali Sitotok, Kali Selorejo dan Kali Gabus
Sedangkan Sub sistem drainase ada 7 buah yaitu Sub sistem Bremi, Sub
sistem Bandengsari, Sub sistem Loji, Sub sistem Banger Lama, Sub sistem
Sibulanan, Sub sistem Banger Hilir, Sub sistem Banger Hulu.
Saluran Drainase Sekunder, selain sungai, di kota Pekalongan terdapat
beberapa jaringan saluran irigasi maupun pembuangan, antara lain sebagai
berikut : Saluran Sekunder Grabyak, Saluran Sekunder Baros, Saluran Sekunder
Larangan, Saluran Sekunder Asem Binatur, Saluran Sekunder Podo Timur.
Tabel 2.60 Data Saluran Drainase Di Wilayah Kota Pekalongan
Panjang Lebar
No Nama Jalan Kelurahan Konstruksi Jenis Kondisi Fungsi
(m) (m)
1 Jl. Pasar Ratu Bendan 115 0.6 Ps Batu Belah Terbuka Sebagian Sekunder
Rusak
2 Jl. Pemuda Bendan 210 0.5 sal. Tanah Terbuka Rusak Sekunder
3 Jl. KHM masyur Bendan 930 0.6 Ps Batu Belah Tertutup Rusak Sekunder
4 Jl. Gajahmada Bendan 475 0.6 Ps Batu Belah Terbuka Sebagian Sekunder
Rusak
5 Jl. Slamet Bendan 470 2 Ps Batu Belah Terbuka Baik Primer
6 Jl. Kerinci Bendan 100 1.5 Ps Batu Belah Terbuka Baik Primer
7 Jl. Bengawan Dukuh 830 0.5 Ps Batu Belah Terbuka Baik Sekunder
8 Jl. Sekrading Dukuh 770 2 Ps Batu Belah Terbuka Rusak Primer
9 JL. Garuda Kandang 300 0.7 Ps Batu Belah Terbuka Rusak Sekunder
Panjang
10 Jl. Cendrawasih Kandang 235 0.6 sal. Tanah Gorong - Baik Sekunder
panjang gorong
11 Jl. Cendrawasih Kandang 235 0.5 sal. Tanah Terbuka Baik Sekunder
panjang
12 Jl. Kapuas Kandang 245 0.5 Ps Batu Belah Tertutup Rusak Sekunder
panjang
13 Jl. Jend Kebulen 1400 0.6 sal. Tanah Gorong - Sebagian Sekunder
Sudirman gorong Rusak
14 Jl. Wahid Keputren 259 0.7 Ps Batu Belah Terbuka Sebagian Sekunder
Hasyim Rusak
15 Jl. Dr Cipto Keputren 560 1.5 Ps Batu Belah Terbuka Baik Primer
16 Jl. Sulawesi kergon 417 0.6 sal. Tanah Gorong - Baik Sekunder

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-57
Daerah
Panjang Lebar
No Nama Jalan Kelurahan Konstruksi Jenis Kondisi Fungsi
(m) (m)
gorong
17 Jl. Bengawan Kraton lor 830 0.6 Ps Batu Belah Tertutup Baik Sekunder
18 Jl. Bahagia Kraton Kidul 460 0.5 Ps Batu Belah Terbuka Baik Sekunder
19 Jl. Bahagia Kraton Kidul 460 0.5 Ps Batu Belah Terbuka Baik Sekunder
20 Jl. Bahagia Kraton Kidul 300 0.8 Ps Batu Belah Terbuka Baik Sekunder
21 Jl. Sejahtera Kraton Kidul 295 0.6 Ps Batu Belah Gorong - Rusak Sekunder
gorong
22 Jl. Kemakmuran Kraton Lor 290 0.5 Ps Batu Belah Terbuka Rusak Sekunder
23 Jl. Progo Kraton Lor 300 0.8 Ps Batu Belah Terbuka Rusak Sekunder
24 Jl. Imam Bonjol Kraton Lor 225 0.8 Ps Batu Belah Tertutup Sebagian Sekunder
Rusak
25 Jl. Hayam Kraton lor 880 0.6 sal. Tanah Gorong - Rusak Sekunder
Wuruk gorong
26 Jl. Progo Kraton lor 750 0.5 Ps Batu Belah Terbuka Baik Sekunder
27 Jl. Dharma bakti Medono 780 0.8 Ps Batu Belah Terbuka Baik Sekunder
28 Jl. RA Kartini Noyontaan 780 0.6 sal. Tanah Gorong - Sebagian Sekunder
gorong Rusak
29 Jl. Tondano Noyontaan 775 0.5 sal. Tanah Terbuka Rusak Sekunder
30 Jl. Dr. sutomo Noyontaan 440 0.6 sal. Tanah Gorong - Rusak Sekunder
gorong
31 Jl. Ahmad Yani Noyontaan 530 0.5 Ps Batu Belah Terbuka Sebagian Primer
Rusak
32 Jl. Wahidin Noyontaan 1250 1.2 Ps Batu Belah Tertutup Sebagian Primer
Rusak
33 Jl. Seta Budi Noyontaan 176 1 Terbuka Rusak Primer
34 Jl. Dr Sutomo Noyontaan 300 1.6 Ps Batu Belah Tertutup Rusak Sekunder
35 Jl. WR panjang 290 0.6 Ps Batu Belah Terbuka Baik Primer
Supratman wetan
36 Jl. Kutilang panjang 450 1.5 Ps Batu Belah Terbuka Baik Sekunder
wetan
37 Jl. Wilis podo sugih 145 0.5 Ps Batu Belah Tertutup Baik Sekunder
38 Jl. Urip podo sugih 178 0.6 sal. Tanah Gorong - Baik Primer
Sumoharjo gorong
39 Jl. Kerinci podo sugih 750 1 Ps Batu Belah Terbuka Rusak Primer
40 Jl. Cempaka poncol 830 2 Ps Batu Belah Terbuka Sebagian Primer
Rusak
41 Jl. Dr. Wahidin poncol 700 1.2 Ps Batu Belah Terbuka Baik Primer
42 Jl. Teratai poncol 4360 2 Ps Batu Belah Terbuka Baik Primer
43 Jl. Seruni poncol 980 2 Ps Batu Belah Terbuka Baik Primer
44 Jl. Melati poncol 172 1 Ps Batu Belah Terbuka Baik Primer
45 Jl.Manggis sampangan 560 0.5 sal. Tanah Gorong - Rusak Sekunder
gorong
46 Jl. Hasanudin sampangan 1200 0.8 sal. Tanah Gorong - Sebagian Sekunder
gorong Rusak
47 Jl. S. Agung sampangan 1000 0.8 sal. Tanah Gorong - Sebagian Sekunder
gorong Rusak
48 Jl. Surabaya sugihwaras 525 0.8 Ps Batu Belah Terbuka Baik Sekunder
49 Jl. Surabaya sugihwaras 535 0.8 Ps Batu Belah Terbuka Baik Sekunder
50 Jl. Bandung sugihwaras 313 0.5 sal. Tanah Gorong - Rusak Sekunder
gorong
51 Jl. Semarang sugihwaras 365 0.7 Ps Batu Belah Terbuka Baik Sekunder
52 Jl. KH Agus sugihwaras 830 0.8 Ps Batu Belah Terbuka Sebagian Sekunder
salim Rusak
53 Jl. Bandung sugihwaras 160 1 Ps Batu Belah Terbuka Baik Primer
TOTAL 31.715 M
PANJANG
Sumber : DPUPTR Kota Pekalongan, 2018

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-58
Daerah
c. Pengendalian Banjir
Secara topografis, Kota Pekalongan terletak di dataran rendah pantai Utara
Pulau Jawa, dengan ketinggian lahan antara 0 meter di atas permukaan laut (dpl)
pada wilayah bagian Utara dan 6 meter dpl pada wilayah bagian Selatan. Ditinjau
dari kemiringan lahan, kota Pekalongan termasuk daerah yang relatif datar, yaitu
dengan kemiringan lahan rata – rata antara 0 – 5%. Kondisi ini secara topografis
akan menyulitkan pengaturan Saluran Drainase, karena persentase kemiringan
lahan relatif kecil. Akibatnya di beberapa kawasan Kota Pekalongan sering
mengalami gangguan genangan banjir, sementara di sisi Utara wilayah Kota
Pekalongan, yang berbatasan dengan kawasan pesisir pantai mengalami bencana
rob dengan frekuensi dan luasan genangan yang meningkat. Data genangan Kota
Pekalongan ditunjukkan dalam Tabel 2.61 Berikut.
Tabel 2.61 Genangan Banjir dan Rob Kota Pekalongan
Luas wilayah kota
No. Tahun Luas genangan Persentase
pekalongan
1 2015 4,525 Ha 1,920 Ha 42.43 %
2 2016 4,525 Ha 1,870 Ha 41.33 %
3 2017 4,525 Ha 1,396 Ha 30.85 %
Sumber : DPU-PR Kota Pekalongan, 2018

Beberapa hal yang mengakibatkan rawan genangan banjir dan rob adalah
sebagai berikut:
 Ketinggian Wilayah hanya 0-6 meter di atas permukaan air laut
 Persentase Kemiringan Lahan relatif kecil 0-5%
 Termasuk dataran rendah dengan pola aliran air sejajar menuju ke pantai
utara laut jawa
 Berkurangnya kawasan tangkapan air (catchment area) karena semakin
tingginya kepadatan bangunan sehingga air aliran permukaan akibat hujan
(run off) yang semakin membesar juga
 Pendangkalan Sungai di wilayah Hilir
Sabuk pantai berupa tanggul-tanggul revetment yang telah dibangun juga
tidak kuat menahan gelombang air laut. Meskipun demikian, Pemerintah Kota
Pekalongan telah melakukan berbagai upaya, khususnya untuk mengurangi
dampak bencana abrasi. Upaya tersebut antara lain adalah penguatan revetmen
pantai yang terlah selesai pada tahun 2015 yaitu sepanjang bibir pantai
sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 2.62
Tabel 2.62 Pembangunan Revetment di Kota Pekalongan
Tahun 2013-2017
Uraian 2013 2014 2015 2016 2017
Panjang Revetment (meter) 4.826 5.563 6.150 6.150 6.150
Panjang Bibir pantai (meter) 6.150 6.150 6.150 6.150 6.150
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum, 2016, DPU PR 2018

Khusus terkait bencana rob yang melanda sebagian besar wilayah utara dan
barat Kota Pekalongan, saat ini sedang dimulai pembangunan tanggul rob oleh
Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana. Meskipun berdampak sangat
positif bagi pengurangan genangan akibat rob, namun keberadaan tanggul ini
akan menyisakan beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan, antara lain :
1. Operasional dan pemeliharaan tanggul, baik untuk operasional pompa
ataupun pemeliharaan tanggul itu sendiri.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-59
Daerah
2. Pembangunan kembali saluran – saluran drainase yang akan terkoneksi
dengan longstorage sebelah selatan tanggul.
3. Perencanaan penggunaan lahan di sebelah selatan tanggul yang
kemungkinan akan menjadi kering dan dapat diperuntukkan bagi
pembangunan permukiman ataupun pertanian.
4. Penataan kawasan di sebelah utara tanggul, baik untuk drainase dan irigasi
tambak ataupun untuk konservasi guna mencegah berkurangnya luas wilayah
sebagai akibat hilangnya daratan karena tingginya air laut.
5. Penanganan kawasan di sisi timur Jl. Kunti Utara ataupun sebelah selatan Jl.
Samudra. Kawasan ini dapat terancam oleh limpasan air rob karena masih
rendahnya Jl. Kunti Utara ataupun parapet pantai di sisi utara sepanjang Jl.
Samudra
d. Penataan Ruang
Penataan ruang pada dasarnya merupakan kegiatan untuk mengatur ruang
agar aktivitas kehidupan manusia dan lingkungan alam di sekitarnya berkembang
secara harmonis dan lestari. Di sini terdapat dua hal pokok yang perlu
mendapatkan perhatian secara serius yaitu: pertama, adanya tiga unsur penting
dalam penataan ruang yaitu: manusia beserta aktivitasnya, lingkungan alam
sebagai tempat, dan pemanfaatan ruang oleh manusia di lingkungan alam
tersebut. Kedua, proses pemanfaatan ruang haruslah bersifat terbuka,
berkeadilan, memiliki perlindungan hukum dan mampu memenuhi kepentingan
semua pihak (stakeholder) secara terpadu dan berdayaguna serta serasi. Tujuan
penataan ruang wilayah adalah untuk mewujudkan tata ruang yang aman,
nyaman, produktif dan berkelanjutan.
Terkait dengan penataan ruang, Kota Pekalongan telah menyusun Perda
Nomor 30 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekalongan
Tahun 2009–2029. Dalam Perda tersebut disebutkan bahwa tujuan penataan
ruang wilayah Kota Pekalongan adalah terwujudnya kota jasa, industri dan
perdagangan batik, serta minapolitan, yang maju, mandiri dan sejahtera.
Berdasarkan tujuan penataan ruang tersebut maka kebijakan penataan ruang
wilayah yang dilakukan meliputi:
a) Peningkatan peran kota sebagai PKW;
b) peningkatan fungsi dan keterkaitan antar pusat pelayanan yang berfungsi
sebagai pusat pelayanan kota di pusat kota dengan sub pusat pelayanan kota
dan atau dengan pusat pelayanan lingkungan;
c) peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan prasarana kota;
d) pengelolaan dan pelestarian kawasan lindung;
e) pengelolaan dan pengembangan kawasan budidaya sesuai dengan daya
tampung dan daya dukung kawasan, serta menjamin keamanan dengan
memantapkan fungsi pertahanan-keamanan;
f) pengembangan KSK untuk kepentingan pertumbuhan ekonomi berbasis
perikanan (Kawasan Minapolitan) dan KSK untuk kepentingan pertumbuhan
ekonomi berbasis perdagangan jasa terutama untuk industri dan perdagangan
batik;
g) pengembangan KSK untuk kepentingan sosial budaya yang dapat
memberdayakan potensi tradisi sosial budaya masyarakat pesisir yang relijius
dan mendayagunakan peninggalan sejarah di kota; dan
h) pengembangan KSK untuk kepentingan lingkungan untuk mencegah
terjadinya degradasi lingkungan di kota.
Terkait dengan berbagai aktivitas pembangunan di Kota Pekalongan, ada
beberapa rencana pola ruang yang perlu mendapatkan perhatian pada masa
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-60
Daerah
mendatang yaitu kawasan lindung, kawasan budidaya, kawasan ruang terbuka
hijau, kawasan rawan bencana alam, kawasan pariwisata. Upaya tersebut perlu
dilakukan untuk dalam kerangka pengendalian pemanfaatan ruang masing-masing
pemanfaatan ruang agar tetap sinkron serta tetap mengedepankan kepentingan
masyarakat.
Dalam rangka meningkatkan kinerja penyelenggaraan penataan ruang, di
Kota Pekalongan dibutuhkan rencana detail tata ruang (RDTR). Hingga tahun
2014 jumlah RDTR yang telah disusun mencapai sebanyak 4 dokumen, yaitu
RDTR 4 kecamatan. Rancangan RDTR tersebut telah mendapatkan persetujuan
dari DPRD Kota Pekalongan namun belum dapat ditetapkan menjadi Perda
karena belum mendapatkan persetujuan substansi dari Menteri.
Tabel 2.63 Capaian Indikator Kinerja Urusan Penataan Ruang Kota
Pekalongan Tahun 2013-2017
Tahun
No Indikator Sat
2013 2014 2015 2016 2017
1. Persentase tersedianya luasan RTH 18,4 18,4 18,4 18,4 18,4
-
publik
2. Rasio Bangunan ber-IMB per satuan 0,124 0,13 0,3 0,2 0,3
-
bangunan
3. Ketaatan terhadap RTRW % 81 70 90 95 96
Sumber: DPU, BLH, 2013-2015, diolah; DPUTR, DLH, 2016-2017

Persentase tersedianya luasan RTH publik relatif tidak terlalu banyak


perubahan yaitu sekitar 18,4% dari total luas wilayah. Rasio bangunan ber-IMB
menunjukkan terus meningkat sepanjang tahun 2013-2017 dari 0,124 pada tahun
2013 menjdi 0,300 pada tahun 2017. Ketaatan terhadap RTRW menunjukkan
angka yang berfluktuasi sepanjang 2013-2017. Ketaatan terhadap RTRW pada
tahun 2014 sempat berkurang hanya sebesar 70%. Namun secara kinerja pada
akhur tahun 2017 membaik menjadi 96%. Sedang pada tahun 2017, RTRW Kota
Pekalongan ditinjau kembali untuk pengkinian data secara keselurahan
dilapangan.
4. Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
a. Rumah Layak Huni
Menurut UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman, rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat
tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan
martabat penghuninya, aset bagi pemiliknya. Rumah layak huni, salah satu
ukurannya adalah mempunyai bangunan yang kokoh. Salah satu indikator
pelayanan pada sub urusan perumahan yaitu meningkatnya jumlah rumah layak
huni. Pada tahun 2013 jumlah rumah tidak layak huni (RTLH) berdasarkan SPM
sebesar 11,96%. Ini setara dengan 8.353 unit rumah. Tahun 2013-2017 rasio
rumah tidak layak huni semakin membaik. Rumah layak huni pada tahun 2013
sebesar 88,03% menjadi 92,68% pada tahun 2017. Perkembangan jumlah rumah
layak huni, rumah tidak layak huni dan rasionya di Kota Pekalongan pada tahun
2013-2017 dapat dilihat di Tabel 2.64.
Tabel 2.64 Perkembangan Rumah Layak Huni dan Rumah Tidak Layak
Huni Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Jumlah Rumah Tidak Layak Huni Rumah Layak Huni
Tahun
Rumah (Unit) Jumlah (unit) Rasio (%) Jumlah (unit) Rasio (%)
2013 69.829 8.353 11,96% 61.470 88,03%
2014 73.162 7.413 10,13% 65.749 89,87%

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-61
Daerah
Jumlah Rumah Tidak Layak Huni Rumah Layak Huni
Tahun
Rumah (Unit) Jumlah (unit) Rasio (%) Jumlah (unit) Rasio (%)
2015 71.379 6.739 9,44% 64.640 90,56%
2016 71.830 6.448 8,98% 65.382 91,02%
2017 71.830 5.258 7,32% 66.572 92,68%
Sumber: DPU, 2013-2016, Dinperkim,2018

b. Rasio Rumah Layak Huni


Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal
yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cermin harkat dan martabat
penghuninya serta aset bagi pemiliknya. Selama lima tahun berturut-turut, pada
tahun 2013-2017 rasio rumah layak huni mengalami kenaikan.
Tabel 2.65 Perkembangan Rasio Rumah Layak Huni
Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Jumlah Rumah Jumlah Rumah Jumlah
Tahun Rasio
(Unit) Layak Huni Penduduk
2013 69.829 61.470 290.870 0,2113
2014 73.162 65.749 293.704 0,2239
2015 71.379 64.640 296.533 0,2180
2016 71.830 65.382 300.086 0,2179
2017 71.830 66.572 306.067 0,2175
Sumber: DPU, 203-2016, Dinperkim 2018

Apabila pada tahun 2013 rasionya sebesar 0,2113 maka pada tahun 2017
menjadi 0,2175. Ini tercermin dari tabel 2.65. Perkembangan tersebut
menunjukkan rasio rumah layak huni semakin bertambah sesuai berdasarkan
standar peraturan perundang-undangan yakni Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2011.
c. Air Minum
Cakupan penduduk yang mendapatkan akses air minum yang aman di Kota
Pekalongan pada tahun 2013 sebesar 71,45% dari jumlah penduduk Kota
Pekalongan. Cakupan penduduk yang mendapatkan akses air minum yang aman
terus bertambah sehingga pada akhir tahun 2017 mencapai 84,71% dari jumlah
penduduk Kota Pekalongan. Angka tersebut sudah memenuhi Millenium
Development Goals yaitu sebesar 75% pada tahun 2015.
Tabel 2.66 Persentase Pelayanan Air Bersih
Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Uraian 2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah Rumah Tangga 51.956 55.906 60.893 64.250 63.931
Pengguna Air Bersih
Jumlah Rumah Tangga 72.717 73.426 74.133 74.805 75.468
Persentase RT Pengguna Air 71,45 76,14 82,14 85,89 84,71
Bersih
Sumber: DPU, BLH, 2013-2016; Dinperkim, 2018

d. Rumah Tangga Pengguna Listrik


Pelanggan listrik rumah tangga di Kota Pekalongan dari tahun 2012-2016
terus meningkat. Apabila pada tahun 2012 sebanyak 65.000 rumah tangga dari
72.356 rumah tangga adalah pelanggan rumah tangga pengguna listrik di Kota
Pekalongan, maka pada sampai tahun 2016 terus mengalami peningkatan jumlah
pelanggan rumah tangga. Apabila pada tahun 2012 persentase rumah tangga
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-62
Daerah
pengguna listrik sebesar 89,93% maka pada tahun 2016 naik menjadi 101,26%.
Meningkatnya pengguna listrik bagi rumah tangga ini menunjukkan jumlah
pelanggan rumah tangga lebih banyak dari jumlah kepala keluarga di Kota
Pekalongan.
Tabel 2.67 Rumah Tangga Pengguna Listrik
Kota Pekalongan Tahun 2012-2016

Tahun Pelanggan RT Jumlah RT Persentase RT Pengguna Listrik

2012 65.000 72.356 89,83%


2013 68.362 72.717 94,01%
2014 71.051 73.426 96,77%
2015 72.982 74.133 98,45%
2016 74.913 74.805 100,14%
Sumber: BPS,2014- 2017, diolah

e. Rumah Tangga Bersanitasi


Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada
pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan sedemikian rupa sehingga
munculnya penyakit dapat dihindari. Sehingga dapat dikatakan bahwa sanitasi
adalah suatu usaha pengendalian faktor-faktor ingkungan untuk mencegah
timbulnya suatu penyakit dan penularannya yang disebabkan oleh faktor
lingkungan tersebut, sehingga derajat kesehatan masyarakat dapat optimal
(Depkes RI, 2002).
Cakupan pelayanan sanitasi di Kota Pekalongan terus membaik. Pada tahun
2013, cakupan pelayanan sebesar 89,84% dan pada tahun 2017 mencakup
94,08%. Cakupan pelayanan ini melebihi target Millenium Development Goals
tahun 2015 dengan target 72%.
Tabel 2.68 Rumah Tangga Bersanitasi Kota Pekalongan
Tahun 2013-2017
Uraian 2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah Rumah Tangga Bersanitasi 65.329 66.502 66.505 69.202 71.007
Jumlah Rumah Tangga 72.717 73.426 74.133 74.805 75.468
Rasio Rumah Tangga Bersanitasi 89,84% 90,57% 89,71% 92,51% 94,08%
Sumber: DPU dan Bappeda, 2013-2015, diolah, Dinperkim 2017

f. Kawasan Permukiman Kumuh


Berdasarkan SK Walikota Pekalongan Nomor 601/215 tahun 2014 luasan
kawasan permukiman kumuh di Kota Pekalongan adalah sebesar 195.59 Ha atau
4,32 % dari total luas Kota Pekalongan (4.525 ha). Tabel 2.69 Menunjukkan
Kawasan Permukiman Kumuh sesuai SK Walikota Pekalongan Nomor 601/215
tahun 2014.
Tabel 2.69 Kawasan Permukiman Kumuh Kota Pekalongan
berdasarkan SK Walikota No 601/215

NO Nama Kecamatan Nama Kelurahan Luas Kawasan Kumuh

1 Kec. Pekl Barat 1. Pasirsari 17,96 Ha


2. Tirto 3.70 Ha
3. Kramatsari 4.50 Ha
2 Kec . Pekl Timur 1 Klego 2.89 ha
2. Poncol 9.21 Ha

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-63
Daerah
NO Nama Kecamatan Nama Kelurahan Luas Kawasan Kumuh

3 Kec Pekl Utara 1. Kandang Panjang 28.22 Ha


2. Panjang Baru 40.85 Ha
3. Bandengan 23.92 Ha
4. Panjang Wetan 13.85 Ha
5. Krapyak Lor 6.39 Ha
6. Pabean 27.18 Ha
7. Krapyak Kidul 5.51 Ha
8. Degayu 0.17 Ha
9. Dukuh 0.01 Ha
10. Kraton Lor 3.65 Ha
Sumber: Dinperkim 2018

Dalam kurun waktu sampai dengan Tahun 2017, telah dilaksanakan


penanganan permukiman kumuh baik yang berasal dari APBN, APBD Prov Jawa
Tengah dan APBD Kota Pekalongan sehingga pada tahun 2017 luas kawasan
kumuh berdasarkan Keputusan Walikota Pekalongan Nomor 601/213 Tahun 2018
tanggal 30 April 2018 tentang Perubahan atas Keputusan Walikota Pekalongan
Nomor 601/215 Tahun 2014 tentang Penetapan Kawasan Kumuh Perkotaan Kota
Pekalongan Tahun 2014 berkurang menjadi 155,82 hektar. Tabel 2.70
Menunjukkan pengurangan kawasan kumuh Kota Pekalongan Tahun 2017.
Tabel 2.70 Penanganan Kawasan Kumuh Kota Pekalongan
sampai dengan Tahun 2017
Kondisi Awal Luas Kumuh Pengurangan
No. Kelurahan Berdasar SK Akhir 2017 Kawasan Kumuh
Walikota (Ha) (Ha) s.d. 2017 (Ha)
1 Bandengan 23,92 20,19 3,73
2 Kandang Panjang 28,22 20,36 7,86
3 Padukuhan Kraton 30,84 22,03 8,81
4 Panjang Baru 40,85 33,47 7,38
5 Panjang Wetan 13,85 11,04 2,81
6 Pasirkratonkramat 22,46 19,08 3,38
7 Tirto 3,70 3,22 0,48
8 Poncol 9,21 7,00 2,21
9 Klego 2,89 1,89 1,00
10 Krapyak 11,90 10,34 1,56
11 Banyurip 6,78 6,23 0,55
12 Jenggot 0,80 0,80 0,00
13 Degayu 0,17 0,17 0,00
TOTAL 195,59 155,82 39,77
Sumber: Dinperkim 2018

5. Ketentraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat


a. Kondusivitas Wilayah
Kondusivitas daerah di Kota Pekalongan selama kurun waktu 2013 - 2017
secara umum menunjukkan situasi yang aman dan tertib, meskipun masih terjadi
gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat, antara lain pemerkosaan,
penganiayaan, pencurian, penipuan, dan narkotika, sebagaimana ditunjukkan
Tabel 2.71. Peningkatan terbesar adalah kasus narkotika dan psikotropika dan
penadahan. Sedangkan kasus pencurian mengalami penurunan.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-64
Daerah
Tabel 2.71 Banyaknya Tindak Kejahatan yang Terjadi
di Kota Pekalongan (Kasus) Tahun 2013-2017
Tindak Kejahatan 2013 2014 2015 2016 2017
Pembunuhan 1 0 0 0 0
Pemerkosaan 2 0 2 1 0
Penganiayaan 29 9 17 1 1
Pencurian 199 187 33 47 25
Penipuan 41 31 13 18 0
Penadahan 8 4 0 42 2
Narkotika dan Psikotropika 11 10 17 31 3
Sumber : Diolah dari Pekalongan dalam angka, 2014-2018, diolah

Kondusivitas wilayah juga dipengaruhi oleh terjadinya konflik sosial yang


terjadi. Berbagai upaya preventif telah dilakukan dalam rangka mencegah potensi
kerawanan sosial menjadi konflik sosial. Tabel 2.72 Menunjukkan data konflik
sosial di Kota Pekalongan dalam kurun waktu 2015-2017.
Tabel 2.72 Konflik Sosial di Kota Pekalongan Tahun 2015-2017
Uraian 2015 2016 2017
Kasus Konflik Sosial 34 14 16
Sumber : Kesbangpol, 2014-2018.

b. Politik
Kondisi politik Kota Pekalongan dapat digambarkan melalui pelaksanaan
Pemilu Presiden, Pemilu Legislatif, serta Pemilukada yang berjalan tertib dan
demokratis tanpa disertai pengerahan massa yang berujung tindakan anarkis.
Pembinaan politik terbesar terjadi pada tahun 2014 yaitu sebanyak 32 kegiatan.
Upaya peningkatan tersebut dalam rangka meningkatkan partisipasi pemilih
dilakukan melalui pendidikan politik sebagaimana ditunjukkan Tabel 2.73.
Tabel 2.73 Jumlah Kegiatan Pembinaan Politik
Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Tahun
Kegiatan
2013 2014 2015 2016 2017
Kegiatan pembinaan Politik Daerah 6 32 32 0 0
Sumber : Kesbangpol, 2014-2018.

Tingkat partisipasi politik ditunjukkan dengan partisipasi masyarakat dalam


kegiatan Pamilu, baik Pemilu Presiden, Pemilu Kepala Daerah (Gubernur dan
Walikota) dan Pemilu Legislatif. Tabel 2.74 menjelaskan tingkat partisipasi
masyarakat dalam Pemilu.
Tabel 2.74 Tingkat Partisipasi Politik di Kota Pekalongan
JENIS PEMILIHAN UMUM 2013 2014 2015 2016 2017
Pemilu Kepala Daerah (Walikota) 73.37% - -
Pemilu Kepala Daerah (Gubernur) 47.45% - -
Pemilu Presiden 75.83% - -
Pemilu Legislatif 79.48% - -
Sumber : Kesbangpol berdasarkan data KPU , 2018

c. Pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP


Sebagai upaya pembinaan terhadap Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),
Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) dan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda
(OKP) selama kurun waktu 2013 - 2017 telah dilakukan kegiatan pendayagunaan
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-65
Daerah
potensi LSM, Ormas dan OKP. Kegiatan tersebut hanya dilaksanakan pada tahun
2015 - 2016 masing-masing sebanyak 1 kali dan kegiatan pada tahun 2017
sebanyak 2 kali. Selanjutnya kegiatan terinci tersaji sebagaimana Tabel 2.75.
Tabel 2.75 Jumlah Kegiatan Pembinaan Terhadap LSM,
Ormas dan OKP Tahun 2013-2017
Tahun
Kegiatan
2013 2014 2015 2016 2017
Kegiatan pembinaan terhadap LSM, 0 0 1 1 2
Ormas dan OKP
Sumber : Kesbangpol Kota Pekalongan, 2014-2018.

d. Penegakan Perda dan Penyelenggaraan Kamtramtibum


Pelaksanaan tugas penegakan Peraturan Daerah dan penyelenggaraan
ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat dilaksanakan oleh Polisi Pamong
Praja. Untuk melaksanakan semua tugas tersebut, salah satunya, ditentukan
dengan ketersediaan Polisi Pamong raja. Selama kurun waktu 2013-2017 rasio
Polisi Pamong Praja (PNS) di Kota Pekalongan sempat mengalami penurunan
sampai dengan 0,74 personel untuk setiap 10.000 penduduk. Namum pada tahu
2016-2017 mengalami kenaikan.
Berikut adalah tabel rasio jumlah Satpol PP, Banpol dan pelanggaran Perda
dalam kurun waktu 2013-2017.
Tabel 2.76 Rasio Jumlah Polisi PP Per 10.000 Penduduk (PNS)
di Kota Pekalongan 2013-2017
Tahun Jumlah Polisi PP Jumlah Penduduk Rasio
2013 23 290.870 0,79
2014 22 293.704 0,75
2015 22 296.533 0,74
2016 23 300.053 0,77
2017 23 299.222 0,87
Sumber : Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pekalongan, 2018

Dengan adanya Bantuan Polisi PP (Non PNS), rasio Polisi PP meningkat


dari 3,51 per 10.000 penduduk pada tahun 2013 menjadi 4,98 per 10.000
penduduk pada tahun 2017. Peningkatan rasio ini terlihat sangat signifikatan
karena adaya tambahan Banpol di tahun 2013, 2014, 2015, 2016 dan 2017.
Tabel 2.77 Rasio Jumlah Polisi PP Per 10.000 Penduduk (PNS dan
Banpol Non PNS) di Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Tahun Jumlah Polisi PP Jumlah Penduduk Persentase
2013 102 290.870 3,51
2014 113 293.704 3,85
2015 120 296.533 4,05
2016 126 300.053 4,20
2017 149 299.222 4,98
Sumber : Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pekalongan, 2013-2018

Pelanggaran Peraturan Daerah dalam kurun waktu 2013-2017 mengalami


fluktuasi dan cenderung naik. Pada tahun 2013 pelanggaran perda 277 kasus.
Pelanggaran Perda cenderung naik sehingga pada tahun 2017 sebanyak 1.883
kasus. Penyelesaian pelanggaran perda relatif baik karena lebih dari 90% kasus
pelanggaran dapat diselesaikan. Selengkapnya penyelesaian pelanggar perda
ditunjukkan dalam tabel 2.78.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-66
Daerah
Tabel 2.78 Penyelesaian Pelanggar Perda
Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Jumlah Pelanggaran Jumlah Penyelesaian
Tahun Persentase
Perda Pelanggaran Perda
2013 277 277 100
2014 149 108 72,48
2015 630 570 90,47
2016 1.337 1.217 91,02
2017 2.003 1.883 94,01
Sumber : Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pekalongan, 2018

e. Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga Kamtramtibum


Pemberdayaan masyarakat untuk menjaga kamtramtibum merupakan salah
satu alternatif upaya yang ditempuh untuk mengatasi permasalahan kurangnya
jumlah personil aparat pengamanan. Upaya pemberdayaan yang dilakukan antara
lain melalui perekrutan Linmas dan pemantauan terhadap keberadaan Pos
Siskamling. Rasio Linmas per 10.000 penduduk dan rasio Pos Siskamling per
jumlah kelurahan ditunjukkan pada Tabel 2.79 dan Tabel 2.80.
Tabel 2.79 Rasio Jumlah Linmas Per 10.000 Penduduk (Ton Inti)
di Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Tahun Jumlah Linmas Jumlah Penduduk Rasio
2013 1.764 290.870 60,65
2014 1.752 293.704 59,65
2015 1.447 296.533 48,80
2016 1.447 300.053 48,22
2017 1.533 305.052 50,25
Sumber : Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pekalongan, 2014-2018

Tabel 2.80 Rasio Jumlah Linmas Per 10.000 Penduduk (Ton Inti, Linmas
Kecamatan dan Kelurahan) di Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Tahun Jumlah Linmas Jumlah Penduduk Rasio
2013 30,00 290.870 1,03
2014 30,00 293.704 1,02
2015 31,00 296.553 1,05
2016 31,00 300.053 1,03
2017 35,00 299.222 1,17
Sumber : Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pekalongan, 2013-2017

Rasio ini mencapai puncaknya menjadi 60,65 per 10.000 penduduk di Kota
Pekalongan. Rasio ini menurun pada tahun 2015 menjadi 48,80 per 10.000
penduduk karena adanya pengurangan jumlah anggota Linmas sedangkan jumlah
penduduk semakin bertambah.
Tabel 2.81 Rasio Pos Siskamling Per Jumlah Kelurahan di Kota
Pekalongan Tahun 2013-2017
Tahun Jml Pos Siskamling Jml Kelurahan Rasio
2013 2.350 47 50
2014 510 27 18,90
2015 432 27 16
2016 432 27 16
2017 514 27 19
Sumber : Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pekalongan, 2014-2018

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-67
Daerah
6. Sosial
Pembangunan sosial dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kualitas
kesejahteraan masyarakat baik melalui kebijakan pada aspek sosial maupun aspek
lainnya seperti sumber daya ekonomi dan teknologi.
a. Sarana Sosial Sepeti Panti Asuhan, Panti Jompo dan Panti Rehabilitasi
Penanganan Penyadang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), salah
satunya, dikaitkan dengan panti sosial. Panti ini kepemilikannya dapat dimiliki oleh
pemerintah daerah maupun swasta. Selama kurun waktu 2013-2017, panti yang
ada di Kota Pekalongan mengalami pengurangan sebanyak dua panti asuhan.
Status kepemilikan pun tidak berubah. Jumlah anak yang diasuh setiap tahunnya
berfluktuasi. Kondisi ini disebabkan jumlah kondisi lapangan penanganan PMKS
yang juga selalu berfluktuasi. Jumlah PMKS yang diasuh terbanyak adalah 827
anak pada tahun 2013. Pada tahun 2014 dan 2015 terjadi penurunan jumlah anak
asuh menjadi 390 anak pada 2014 dan menjadi 217 pada tahun 2015. Sedangkan
pada tahun 2016 jumlah anak yang diasuh panti asurahan sebanyak 260 anak.
Terkahir pada tahun 2017 hanya 237 anak yang diasuh. Secara detail kondisi ini
terlihat pada Tabel 2.82.
Tabel 2.82 Jumlah Panti Asuhan dan Anak Yang Diasuh di Kota
Pekalongan Tahun 2013-2017

Tahun Jumlah Panti Asuhan Jumlah Anak yang Diasuh

2013 8 827
2014 8 390
2015 8 217
2016 9 260
2017 7 237
Sumber : Dinsosnakertrans. 2012-2016, DinsosP2KB, 2018

b. Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial


Dalam Undang-undang Nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial
yang dimaksud kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan
material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu
mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.
Penyelenggaraan Kesejahteraan sosial adalah upaya yang terarah, terpadu, dan
berkelanjutan yang dilakukan Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat
dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar, yang meliputi
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) merupakan istilah yang
dipakai untuk orang-orang yang memiliki masalah dalam pemenuhan kebutuhan
material, spiritual dan sosial untuk hidup layak. Jumlah PMKS tertinggi adalah fakir
miskin sebesar 75.839 jiwa dan 1.142 jiwa penyandang cacat pada tahun 2017.
Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.83 berikut.
Tabel 2.83 Kategori dan Jumlah PMKS di Kota Pekalongan
Tahun 2013 – 2017
Tahun
Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
Generasi Muda Penyandang Masalah Kesra - - - - -
Keluarga Penyandang Sosial Psikologi - - - - -
Anak Terlantar/Gelandangan 236 254 254 254 105
Usia Lanjut/Jompo/Terlantar 2.323 942 942 942 337
Wanita Rawan Sosial 670 880 865 865 361

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-68
Daerah
Tahun
Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
Keluarga yang Kondisi/ Perumahan, 4.865 4.545 4.545 4.545
Lingkungan Tidak Layak
Anak Nakal 58 51 51 51 69
Korban Penyalahgunaan Narkoba 74 74 74 74 67
Penyandang Cacat 460 998 966 966 1.142
-Tubuh 123 307 297 297 316
-Netra 43 170 170 170 174
-Mental 35 341 328 328 449
-Ganda 85 31 30 30 56
-Wicara 174 149 141 141 147
Bekas Penyandang Penyakit Kronis 21 - - - 542
Gelandangan 153 6 6 - 16
Tuna Susila 22 4 4 - -
Waria - - - - -
Bekas Narapidana 151 135 22 - 87
Bencana Alam - - - - -
Fakir Miskin 29.765 29.765 75.916 115.796 75.839
Jumlah 39.258 38.652 84.611 124.459 79.707
Sumber : Kota Pekalongan Dalam Angka, 2013-2017

Penanganan PMKS di Kota Pekalongan juga melibatkan partisipasi


masyarakat dan dunia usaha. Jumlah partisipasi masyarakat dalam bentuk
organisasi/yayasan sampai dengan tahun 2017 untuk organisasi sosial berjumlah
7 unit, karang taruna berjumlah 32 unit, WPKS sebanyak 87 orang dan jumlah
PSM (Pekerja Sosial Masyarakat) sebanyak 288 orang. Selanjutnya dapat dilihat
secara lengkap pada Tabel 2.84.
Salah satu bentuk penanganan PMKS dilakukan melalui penyediaan sarana
dan prasarana. Salah satu sarana prasarana yang ada yaitu panti asuhan. Jumlah
panti asuhan sampai dengan tahun 2017 berjumlah 7 unit. Dengan jumlah anak
asuh mencapai 237 anak.
Tabel 2.84 Jumlah PSKS di Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Keterangan 2013 2014 2015 2016 2017
Perintis / Pejuang Kemerdekaan 2 2 0 0 0
Kader Kepemimpinan Sosial 90 90 90 87 87
Wanita
Pekerja Sosial Masyarakat 288 288 288 288 288
Karang Taruna 47 51 51 27 32
Organisasi Sosial 7 7 0 8 7
Sumber : www.pekalongankota.bps.go.id, 2018

2.3.2. Urusan Pemerintahan Wajib Yang Tidak Berkaitan dengan Pelayanan


Dasar
1. Ketenagakerjaan
a. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Tingkat partisipasi angkatan kerja menunjukkan persentase angkatan kerja
usia 15 tahun ke atas dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15 tahun ke
atas. Tingkat partisipasi angkatan kerja di Kota Pekalongan pada kurun waktu
2012 sampai 2016 mengalami pasang surut.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-69
Daerah
Tabel 2.85 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Kota Pekalongan Tahun 2012-2016
Tingkat Partisipasi
No Tahun Angkatan Kerja
Angkatan Kerja (%)
1 2012 142.422 69,49
2 2013 138.916 66,64
3 2014 151.553 69,32
4 2015 149.507 50,42
5 2016 149.507 67,47
Sumber : www.jateng.bps.go.id,2015; Kota Pekalongan Dalam Angka, 2017

Jika pada tahun 2012 angka partisipasi angkatan kerja adalah 69,49% maka
pada tahun 2013 turun menjadi 66,64%. TPAK naik kembali pada tahun 2014 dan
menurun di tahun berikutnya. Hal ini terjadi karena menurunnya kesempatan kerja
tetapi juga dapat diakibatkan sebagian masyarakat memiliki kesadaran untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Angka melanjutkan dari
SMP/MTs ke SMA/SMK/MA pada tahun 2012-2016 meningkat sehingga dapat
berimplikasi terhadap menurunnya TPAK.
70,00
69,50
69,00
68,50
68,00
67,50
67,00
66,50
66,00
65,50
65,00
2012 2013 2014 2015 2016
Tingkat Partisipasi Angkatan
69,49 66,64 69,32 67,47 67,47
Kerja (%)

Sumber : www.jateng.bps.go.id, 2015, Kota Pekalongan Dalam Angka, 2017.

Gambar 2.24 Perkembangan Partisipasi Angkatan Kerja di Kota


Pekalongan Tahun 2012-2016
b. Angka Sengketa Pengusaha-Pekerja per Tahun
Pengertian hubungan industrial berdasarkan Pasal 1 angka 16 Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan adalah suatu sistem
hubungan yang berbentuk antara para pelaku dalam proses produksi barang
dan/atau jasa yang terdiri dari unsur pengusaha, pekerja/buruh dan pemerintah
yang berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2013, perselisihan
hubungan industrial diharapkan dapat diselesaikan melalui perundingan bipartit,
Dalam hal perundingan bipartit gagal, maka penyelesaian dilakukan melalui
mekanisme mediasi atau konsiliasi. Bila mediasi dan konsiliasi gagal, maka
perselisihan hubungan industrial dapat dimintakan untuk diselesaikan di
Pengadilan Hubungan Industrial. Berikut disajikan angka sengketa pengusaha-
pekerja atau yang dikenal perselisihan hubungan industrial selama lima tahun
berturut-turut.
Tabel 2.86 menunjukkan angka sengketa di Kota Pekalongan dalam kurun
waktu 2013 sampai 2016 mengalami penurunan. Namun pada tahun 2017
mengalami kenaikan. Walaupun demikian masih diperlukan perhatian pemerintah
dalam ketenagakerjaan agar kegiatan investasi berjalan lancar.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-70
Daerah
Tabel 2.86 Angka Sengketa Pengusaha-Pekerja Kota Pekalongan
Tahun 2013-2017
Tahun Jumlah Sengketa Jumlah Perusahaan Persentase Sengketa
2013 33 315 10,48
2014 18 320 5,63
2015 13 334 3,89
2016 11 368 2,99
2017 13 382 3,40
Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Pekalongan, 2011-2015. Dinsos P2KB
2018

c. Pencari Kerja yang Ditempatkan (Persentase)


Dalam kurun waktu tahun 2013 sampai 2016 pencari kerja yang berhasil
ditempatkan cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2017, terjadi
peningkatan. Data pencari kerja ditempatkan ditunjukkan dalam Tabel 2.87.
Tabel 2.87 Persentase Pencari Kerja yang Ditempatkan
Tahun 2013-2017
Pencari Kerja Yang Ditempatkan
Tahun Antar Kerja Lokal Antar Kerja Antar Daerah Antar Kerja Antar Negara
(AKL) (AKAD) (AKAN)
2013 679 217 90
2014 854 83 86
2015 442 0 76
2016 58 3 20
2017 104 33 200
Sumber : Dinsosnakertrans Kota Pekalongan, 2013-2016, Disperinaker, 2018.

d. Tingkat Pengangguran Terbuka


Tingkat pengangguran terbuka menunjukkan angka persentase jumlah
penganggur pada usia kerja dibandingkan dengan jumlah penduduk angkatan
kerja. Tingkat pengangguran terbuka di Kota Pekalongan sampai 2016 cenderung
mengalami penurunan namun namun kemudian mengalami kenaikan pada tahun
2017 menjadi 5,05 %.
6,50
6,00
5,50
5,00
4,50
4,00
3,50
3,00
2013 2014 2015 2016 2017
TPT Kota Pekalongan 5,28 5,42 4,10 4,10 5,05
TPT Prov Jateng 6,02 5,68 4,99 4,63 4,57
TPT Nasional 6,17 5,94 6,18 5,61 5,50
Sumber : www.bps.go.id, 2018

Gambar 2.25 Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka


di Kota Pekalongan Tahun 2013-2017

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-71
Daerah
Jika dibandingkan dengan Provinsi Jawa Tengah dan Nasional, TPT Kota
Pekalongan pada tahun 2013 masih di bawah TPT Nasional dan Provinsi Jawa
Tengah. Tetapi pada tahun 2017 TPT Kota Pekalongan lebih rendah dibandingkan
TPT Nasional namun lebih tinggi Provinsi Jawa Tengah. Selengkapnya dapat
dilihat pada Gambar 2.25.
e. Keselamatan dan Perlindungan
Keselamatan dan Perlindungan menunjukkan persentase perusahaan yang
menerapkan Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dibandingkan
dengan jumlah perusahaan di Kota Pekalongan. Sebagai salah satu alat
kepentingan pegawai dan perusahaan, penerapan K3 di lingkungan perusahaan
menciptakan budaya kerja dan keselamatan bagi tercapainya kenyamanan
bekerja. Dalam kurun waktu tahun 2013 sampai 2016 terjadi penurunan
penerapan K3 di Kota Pekalongan. Pada tahun 2017 terjadi peningkatan
penerapan K3. Jumlah perusahaan yang meningkat tidak dibarengi dengan
penerapan K3 sepanjang lima tahun terakhir ini. Tabel 2.88 menunjukkan
persentase perusahaan yang menerapkan K3.
Tabel 2.88 Persentase Perusahaan Menerapkan Keamanan, Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3) Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Jumlah Perusahaan Jumlah Perusahaan di
Tahun Persentase
Menerapkan K3 Wilayah Kab/kota
2013 300 320 93,75%
2014 280 320 87,50%
2015 300 334 89,82%
2016 300 368 81,52%
2017 370 382 96,86%
Sumber : Dinsosnakertrans Kota Pekalongan, 2013-2016, Diperinnaker, 2018

Pada tahun 2013, persentase penerapan K3 pada perusahaan-perusahaan


di Kota Pekalongan sebesar 93,75% meningkat dibandingkan tahun 2012 sebesar
92,06%. Namun menurun pada tahun 2014 dan meningkat lagi pada tahun 2015.
Pada akhir 2016, persentasenya kembali menurun menjadi 81,52%. Tahun 2017,
kembali naik menjadi 96,86%.
2. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
a. Persentase Partisipasi Perempuan Bekerja di Lembaga Pemerintah
Partisipasi perempuan yang bekerja di lembaga pemerintah ditunjukkan
dengan membandingkan jumlah pekerja perempuan terhadap jumlah pekerja
perempuan secara keseluruhan. Persentase partisipasi perempuan di lembaga
pemerintah menunjukkan angka yang menurun, bukan dikarenakan jumlah pekerja
perempuan di lembaga pemerintah yang menurun tetapi dikarenakan semakin
meningkatnya jumlah pekerja perempuan. Kondisi ini menunjukkan peningkatan
perempuan dalam kegiatan ekonomi. Perkembangan perempuan yang bekerja di
lembaga pemerintah ditunjukkan dalam Tabel 2.89.
Tabel 2.89 Banyaknya Partisipasi Pekerja Perempuan Pada Lembaga
Pemerintahan di Kota Pekalongan Tahun 2010-2014

URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014


Jumlah pekerja perempuan di 2.128 2.115 2.046 2.007 2.007
lembaga pemerintah (org)
Jumlah pekerja perempuan (org) 6.789 6.776 55.548 56.536 56.536

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-72
Daerah
URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014
Persentase partisipasi 31,34 31,21 3,68 3,55 3,55
perempuan di lembaga
pemerintah (%)
Sumber : BPMP2AKB, 2015, diolah

b. Pesentase Partisipasi Perempuan dalam Jabatan Struktural ASN


Partisipasi perempuan dalam jabatan eselon II, III, dan IV di Kota
Pekalongan selama kurun waktu 2013-2017 cenderung menurun. Pada tahun
2013 pejabat perempuan yang menduduki eselon II, III dan IV dibandingkan
seluruh jabatan yang terisi sebesar 248 orang. Pada tahun 2017 partisipasi
perempuan dalam jabatan ASN menurun menjadi 208 orang.
260

250

240

230

220

210

200

190

180
2013 2014 2015 2016 2017
Pejabat Perempuan Menempati
248 239 231 221 208
jabatan eselon II, III dan IV

Sumber : BKD,2013- 2016; BKPPD, 2018

Gambar 2.26 Persentase Partisipasi Perempuan Dalam Jabatan ASN


Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
c. Rasio KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga)
Rasio KDRT menunjukkan persentase kasus KDRT dibandingkan dengan
jumlah rumah tangga. Selama kurun waktu 2012-2016 rasio KDRT mengalami
fluktuasi setiap tahunnya. Rasio KDRT terendah terjadi pada tahun 2014 dengan
angka rasio 0,046%, dan angka tertinggi terjadi pada tahun 2015 yaitu 0,093%
sebagaimana ditunjukkan Gambar 2.27.
0,100

0,090

0,080

0,070

0,060

0,050

0,040

0,030
2012 2013 2014 2015 2016
Rasio KDRT (%) 0,054 0,087 0,046 0,093 0,087

Sumber :
BPMP2AKB Kota Pekalongan, 2013-2016, Dinsos PPAKB, 2017

Gambar 2.27 Perkembangan Rasio KDRT di Kota Pekalongan


Tahun 2012-2016
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-73
Daerah
d. Penyelesaian Kasus Perlindungan Perempuan dan Anak
Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan
kekerasan di Kota Pekalongan telah menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Gambar 2.28 menunjukkan bahwa pada tahun 2012 hanya 36% kasus pengaduan
perlindungan perempuan dan anak yang dapat diselesaikan, maka pada tahun
2014, 2015 dan 2016 telah mengalami peningkatan yang signifikan, dimana
seluruh kasus pengaduan dapat tertangani. Peningkatan angka penyelesaian yang
sangat signifikan tersebut terutama dikarenakan di Kota Pekalongan telah
dibentuk Lembaga Perlindungan Perempuan, Anak dan Remaja (LP-PAR).
120,00

100,00

80,00

60,00

40,00

20,00

0,00
2012 2013 2014 2015 2016
Penyelesaian pengaduan
perlindungan perempuan dan anak 39,00 64,00 100 100,00 100
dari tindakan kekerasan (%)
Sumber : BPMP2AKB Kota Pekalongan, 2013-2016, Dinsos PPAKB,2017

Gambar 2.28 Perkembangan Penyelesaian Pengaduan Perlindungan


Perempuan dan Anak di Kota Pekalongan Tahun 2012-2016
3. Pangan
Ketahanan pangan merupakan suatu sistem yang mencakup empat sub sistem
yaitu: (a) Ketersediaan pangan melalui upaya peningkatan ketersediaan pangan di
daerah dan pengembangan produksi pangan lokal serta cadangan pangan, (b)
Keterjangkauan pangan melalui pemantapan distribusi, pemasaran, perdagangan,
informasi; (c) konsumsi pangan melalui peningkatan kuantitas dan kualitas konsumsi
pangan; (d) keamanan pangan melalui sanitasi, pemberian jaminan keamanan dan
mutu pangan.
Ketersediaan pangan pada satu wilayah ditunjukkan dengan rasio ketersediaan
pangan utama. Sepanjang tahun 2013-2017 terjadi penurunan ketersediaan pangan.
Adapun rasio ketersediaan pangan utama ditunjukkan dalam Tabel 2.90.
Tabel 2.90 Rasio Ketersediaan Pangan Utama
Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Ketersediaan Pangan Jumlah
Tahun Persentase
Utama Per tahun Penduduk
2013 6.136.302 290.870 21,1
2014 4.674.618 293.704 15,92
2015 6.323.153 296.533 21,31
2016 6.855.003 299.210 22,91
2017 7.382.286 301.870 24,46
Sumber : KKP Kota Pekalongan, 2013-2016; DPP, 2018

Pola Pangan Harapan adalah susunan beragam pangan atau kelompok pangan
yang didasarkan atas sumbangan energinya, baik secara absolut maupun relatif
terhadap total energi baik dalam hal ketersediaan maupun onsumsi pangan , yang

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-74
Daerah
mampu mencukupi kebutuhan dengan mempertimbangkan aspek-aspek sosial,
ekonomi, budaya, agama dan cita rasa ( Depkes RI, 2005)
Kualitas konsumsi pangan masyarakat Kota Pekalongan dari Tahun 2013 -
2017 yang ditunjukkan dengan meningkatnya skor Pola Pangan Harapan (PPH),
merupakan salah satu indikator keberhasilan ketahanan pangan di Kota Pekalongan
dari aspek konsumsi. Skor PPH selama lima tahun terus membaik. Capaian skor
PPH dapat dilihat pada Tabel 2.91.
Tabel 2.91 Skor PPH Kota Pekalongan Tahun 2013-2017

Tahun Skor PPH Kota Pekalongan

2013 87,1
2014 87,8
2015 87,8
2016 87,8
2017 89,7
Sumber : Kantor Ketahanan Pangan Kota Pekalongan, 2015, Dinperpa 2018

Berdasarkan pengelompokan menurut jenis bahan pangan, menunjukkan


bahwa konsumsi beras di Kota Pekalongan sangat tinggi. Konsumsi umbi-umbian di
Kota Pekalongan sepanjang tahun 2013-2017 cenderung menurun termasuk
konsumsi pangan hewani. Untuk konsumsi sayur dan buah walaupun di Kota
pekalongan tergolong kecil sepanjang lima tahun terakhir. Perkembangan capaian
konsumsi per kelompok pangan dan capaian konsumsi energi per kapita/hari dapat
dilihat pada Tabel 2.92.
Tabel 2.92 Capaian Konsumsi Kelompok Pangan
di Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Capaian Konsumsi
Satuan 2013 2014 2015 2016 2017
Kelompok Pangan
Padi-padian Kg/Kap/th 90,97 94 89,9 101,5 107
Umbi-umbian Kg/Kap/th 17,23 18,2 15,6 16 16,5
Pangan Hewani Kg/Kap/th 74,93 78,5 39,3 38,3 40,2
Minyak dan Lemak Kg/Kap/th 8,72 8,7 19,7 17,2 12,2
Buah/biji berminyak Kg/Kap/th 14,21 13,8 2,9 3,5 2,6
Kacang-kacangan Kg/Kap/th 23,68 24,6 11,7 13,8 19
Gula Kg/Kap/th 7,65 8 7 9,5 10
Sayur & Buah Kg/Kap/th 98,74 99,5 70,6 78,4 74,1
lain-lain Kg/Kap/th 3,38 3,6 2,9 2,8 1,3
Sumber : KKP Kota Pekalongan, 2013-2016; DPP, 2018

Konsumsi utama masyarakat Kota Pekalongan masih didominasi oleh jenis


padi-padian, kacang-kacangan, dan pangan hewani. Konsumsi padi-padian dari
tahun ke tahaun terus meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk di Kota
Pekalongan. Seperti kebanyakan masyarakat Indonesia lainnya padi-padian menjadi
kebutuhan utama dalam memenuhi asupan konsumsi berenergi. Berikut
perkembangannya tercakup pada Tabel 2.93.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-75
Daerah
Tabel 2.93 Konsumsi Energi Per Kapita/Hari
di Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Capaian Konsumsi
Satuan 2013 2014 2015 2016 2017
Kelompok Pangan
Padi-padian Kg/Kap/th 90,97 94 89,9 101,5 107
Umbi-umbian Kg/Kap/th 17,23 18,2 15,6 16 16,5
Pangan Hewani Kg/Kap/th 74,93 78,5 39,3 38,3 40,2
Minyak dan Lemak Kg/Kap/th 8,72 8,7 19,7 17,2 12,2
Buah/biji berminyak Kg/Kap/th 14,21 13,8 2,9 3,5 2,6
Kacang-kacangan Kg/Kap/th 23,68 24,6 11,7 13,8 19
Gula Kg/Kap/th 7,65 8 7 9,5 10
Sayur & Buah Kg/Kap/th 98,74 99,5 70,6 78,4 74,1
lain-lain Kg/Kap/th 3,38 3,6 2,9 2,8 1,3
Sumber : Kantor Ketahanan Pangan Kota Pekalongan, 2016, Dinperpa 2017

4. Pertanahan
Dalam era otonomi daerah saat ini, sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, terdapat 9
urusan pertanahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten Kota.
Kesembilan urusan tersebut adalah Izin Lokasi, Pengadaan Tanah Untuk
Kepentingan Umum Pelayanan Umum, Sengketa Tanah Garapan, Ganti Rugi,
Penetapan Subyek Obyek Redistribusi tanah, tanah ulayat, pemanfaatan tanah
kosong, izin membuka tanah, dan penggunaan tanah. Sedangkan berdasarkan
Undang-Undang nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, urusan
pertanahan kabupaten/kota hanya meliputi 8 sub urusan yaitu izin lokasi; sengketa
tanah garapan; ganti kerugian dan santunan tanah untuk pembangunan; subyek dan
obyek redistribusi tanah, serta ganti kerugian tanah kelebihan maksimum dan tanah
absente; tanah ulayat; tanah kosong; izin membuka tanah; serta penggunaan tanah.
Pelayanan umum kepada masyarakat di urusan pertanahan, bertujuan untuk
mempertahankan kelestarian lahan dan lingkungan. Beberapa hal yang dilakukan
antara lain dengan memberikan insentif kepada masyarakat dalam rangka
mempertahankan lahan pertanian, serta memberikan sertifikat tanah masyarakat
yang berada di kawasan lindung dan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B).
Perkembangan kepemilikan sertifikat tanah di Kota Pekalongan terus
mengalami peningkatan. Secara lengkap tanah bersertifikat di Kota Pekalongan
dijelaskan dalam Tabel 2.94.
Tabel 2.94 Lahan Bersertifikat di Kota Pekalongan Tahun 2012-2016
2012 2013 2014 2015 2016
Luas wilayah 4.525 4.525 4.525 4.525 4.525
Luas tanah bersertifikat 3.286,15 3.369,75 3.527,49 3.617,23 3.690,93
Hak Milik 2.716,38 2.790,15 2.838,12 2.880,99 2.939,78
HGB 260,55 266,39 278,63 286,96 289,49
Hak Guna Usaha 5,76 5,76 5,76 5,76 5,76
Hak Pakai 246,02 248,81 344,68 382,56 394,95
Hak Pengelolaan 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00
Hak Wakaf 53,45 54,63 56,31 56,96 56.96
Lahan Bersertifikat (%) 72,62% 74,47% 77,96% 79,94% 81,57%
Sumber : BPN, 2017, diolah

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-76
Daerah
Kinerja persertifikatan bidang tanah di Kota Pekalongan terus mengalami
peningkatan. Jika pada tahun 2012 luas lahan bersertifikat adalah 72,62% maka
dalam kurun waktu tahun 2012-2016 terus mengalami peningkatan setiap tahunnya,
dan pada tahun 2016 sebanyak 81,57% lahan di Kota Pekalongan sudah
bersertifikat. Semakin meningkatnya persentase tersebut dapat juga menandakan
kesadaran hukum masyarakat yang semakin meningkat, khususnya terhadap
pertanahan.
84,00%

82,00%

80,00%

78,00%

76,00%

74,00%

72,00%

70,00%

68,00%
2012 2013 2014 2015 2016
Lahan Bersertifikat (%) 72,62% 74,47% 77,96% 79,94% 81,57%
Sumber : BPN, 2017, diolah

Gambar 2.29 Persentase Luas Lahan Bersertifikat


di Kota Pekalongan Tahun 2012-2016
5. Lingkungan Hidup
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UPL) adalah upaya yang dilakukan dalam pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup oleh penanggung jawab dan atau kegiatan yang tidak
wajib melakukan AMDAL (Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86
tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup).
120
100
80
60
40
20
0
2013 2014 2015 2016 2017
Cakupan pengawasan
83,3 100 100 60,42 61,1
terhadap UKL-UPL (%)
Sumber : BLH Kota Pekalongan, 2015, diolah; DLH, 2016-2018

Gambar 2.30 Cakupan Pengawasan Pelaksanaan UKL-UPL


Tahun 2013-2017
Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan UKL dan UPL menunjukkan
persentase perusahaan wajib UKL dan UPL yang diawasi dibandingkan dengan
jumlah seluruh perusahaan wajib UKL dan UPL. Selama kurun waktu tahun 2013-
2017 cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan UPL dan UKL megalami pasang
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-77
Daerah
surut sebagaimana ditunjukkan dalam gambar 2.30. Pada tahun 2014 dan 2015
cakupan pengawasan terhadap UKL-UPL sebesar 100%. Pada akhir 2017,
pengawasan UPL-UKL mengalami penurunan menjadi 60,42%. Hal ini terjadi
disebabkan oleh 96 perusahan yang terdaftar hanya 58 perusahaan yang diawasi
secara terus menerus UKL-UPLnya. Selain itu jumlah tenaga pengawas yang
terbatas menyebabkan cakupan UPL/UKL pada tahun 2013, 2016 dan 2017 tidak
maksimal.
Sebagai salah satu kota pantai dan penghasil batik, Pemerintah Kota
Pekalongan berkomitmen untuk melestarikan lingkungan hidup di Kota Pekalongan.
Komitmen itu antara lain dengan membangun intalasi IPAL baik untuk kebutuhan
industri batik, industri tempe maupun industri peternakan. Hal ini diperlukan dalam
rangka menjaga keseimbangan lingkungan di kawasan industri rumah tangga.
Industri yang semakin bertumbuh dari tahun 2013-2017 diikuti dengan volume
pengelolaan limbah yang semakin baik.
Tabel 2.95 Perkembangan Pemanfaatan IPAL Komunal di Kota
Pekalongan Tahun 2013-2017
2013 2014 2015 2016 2017
IPAL Jml Limbah Jml Limbah Jml Limbah Jml Limbah Jml Limbah
Industri (m3) Industri (m3) Industri (m3) Industri (m3) Industri (m3)
Kauman 26 70 26 70 26 70 29 100 26 100
Jenggot 75 400 75 400 75 400 75 400 75 400
Industri 22 43 73 378 83 425 83 426
Kecil
IPAL 3 450 3 450 3 450 3 500 3 500
Bersama
IndustriI 5 150 5 150 5 450 5 700 5 700
Besar
IPAL Biogas 80 80 93 100 118 120 125 160 28 90
Duwet
IPAL Biogas 5 120 5 180 7 210 7 210 7 210
Ternak
Jumlah 216 1.270 250 1.350 307 2.078 327 2.495 227 2.426
Sumber : BLH Kota Pekalongan, 2016, Dinas Lingkungan Hidup 2018

Cakupan pelayanan persampahan merupakan persentase wilayah yang


terlayani persampahan dibandingkan dengan luas wilayah Kota Pekalongan.
Cakupan pelayanan persampahan Kota Pekalongan selama kurun waktu tahun 2013-
2017 cenderung tetap seperti ditunjukkan dalam gambar 2.31.
82,00%

81,50%

81,00%

80,50%

80,00%

79,50%

79,00%
2013 2014 2015 2016 2017
Cakupan layanan
80,00% 80,40% 80,40% 81,77% 80,46%
persampahan (%)
Sumber : BLH Kota Pekalongan, 2013-2016, DLH 2018

Gambar 2.31 Cakupan Layanan Persampahan


Kota Pekalongan Tahun 2013-2017

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-78
Daerah
Jumlah sampah Kota Pekalongan setiap tahun dari tahun 2013-2017 terus
meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk selama tahun 2013-2017.
Pengelolaan sampah menggunakan TPS3R, bank sampah dan kegiatan sodaqoh
sampah selama tahun 2013-2017 pengelolaannya setiap hari semakin membaik.
Puncaknya, pada tahun 2013 jumlah sampah terkelola sebelum dibuang ke tempat
pembuangan akhir mencapai 341 m3 per hari.
Tabel 2.96 Penanganan Sampah di Kota Pekalongan
Tahun 2013-2017
Data Sampah 2013 2014 2015 2016 2017
Sampah terangkut (m3) 544 610 618 650 530
Sampah terkelola di TPS3R, bank 341 280 277 140 140
Sampah dan Sodaqoh Sampah (m3)
Jml Sampah tertangani (m3) 885 890 895 790 670
Sumber : BLH Kota Pekalongan,2013- 2016; DLH, 2018

90,00%
80,00%
70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
2013 2014 2015 2016 2017
persentase sampah terangkut
61,47% 68,54% 69,05% 78,49% 79,12%
(%)
persentase sampah terkelola di
TPS3R, Bank Sampah dan 38,53% 31,46% 30,95% 16,91% 20,88%
Sodaqoh Sampah (%)
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kota Pekalongan, 2014-2015, DLH 2018, diolah

Gambar 2.32 Persentase Pengangkutan Sampah dan Pengelolaan


Sampah di Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
TPA di Kota Pekalongan beroperasi pada tahun 1994. Lokasi TPA tersebut
berada di Kelurahan Degayu. Luas TPA tersebut adalah 5,8 Ha dengan desain umur
TPA 15 tahun. Adapun saat ini umur TPA diperpanjang sampai 2018. Pengoperasian
TPA Degayu tersebut adalah control landfill. Jarak TPA terhadap permukiman adalah
0,3 km. Adapun jarak TPA terhadap pusat Kota adalah 5 km dan jarak ke badan air
terdekat adalah 0,1 km.
6. Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil
a. Rasio Penduduk ber KTP
Sebagai salah satu sarana penting identitas nasional, berdasarkan Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2013, setiap penduduk wajib memiliki identitas diri
termasuk akta kelahiran dan KTP nasional. Rasio kepemilikan KTP yang dimaksud
adalah jumlah penduduk memiliki KTP dibagi jumlah penduduk di atas usia 17 tahun
atau telah menikah.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-79
Daerah
95,00%

90,00%

85,00%

80,00%

75,00%

70,00%
2013 2014 2015 2016 2017
Rasio penduduk berKTP per
79,26% 92,63% 92,48% 93,48% 93,48%
satuan penduduk
Sumber : Dindukcapil Kota Pekalongan, 2018

Gambar 2.33 Rasio Kepemilikan KTP di Kota Pekalongan


Tahun 2013-2017
Rasio Kepemilikan KTP bagi penduduk di Kota Pekalongan dari Tahun 2012-
2016 semakin membaik. Penerapan e-KTP dan pendaftaran ulang bagi pemilik KTP
lama yang dimulai pada tahun 2012 membawa konsekuensi pada tahun 2013 terjadi
penurunan rasio karena jumlah penduduk yang mendaftar ulang KTPnya lebih besar
dari kebutuhan e-KTP yang tersedia. Secara keseluruhan, perkembangan jumlah
penduduk ber-KTP semakin meningkat dan pada tahun 2017 penduduk yang ber-
KTP meningkat menjadi 93,48%. Adapun perkembangannya dapat dilihat pada
Gambar 2.33.
b. Persentase Penduduk Ber Akta Kelahiran
700
600
500
400
300
200
100
0
2013 2014 2015 2016 2017
Kepemilikan Akta Kelahiran
539,26 572,92 325,64 368,51 368,51
per 1.000 penduduk
Sumber : Dindukcapil Kota Pekalongan, 2014-2018, diolah

Gambar 2.34 Perkembangan Kepemilikan Akta Kelahiran di Kota


Pekalongan Tahun 2013-2017
Sebagai salah satu syarat identitas diri bagi penduduk yang telah dilahirkan,
maka pemerintah daerah mengeluarkan akta kelahiran bagi penduduknya.
Kepemilikan akta kelahiran per 1.000 penduduk ditunjukkan dengan membandingkan
jumlah akta kelahiran dan jumlah penduduk dalam seribu penduduk. Dalam kurun
waktu tahun 2013 sampai dengan tahun 2017 Kepemilikan akta kelahiran Kota
Pekalongan mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Secara lengkap
kepemilikan akta kelahiran di Kota Pekalongan tahun 2013 sampai dengan 2017
ditunjukkan dalam gambar 2.34.
7. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan adalah upaya untuk
mewujudkan kemampuan dan kemandirian masyarakat desa dan kelurahan yang
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-80
Daerah
meliputi aspek ekonomi, sosial budaya, politik dan lingkungan hidup melalui
penguatan pemerintahan desa dan kelurahan, lembaga kemasyarakatan dan upaya
dalam penguatan kapasitas masyarakat. Pemberdayaan masyarakat dilakukan dalam
suatu kerangka pembangunan partisipatif yang dilaksanakan dari, oleh dan untuk
masyarakat yaitu sejak tahap perencanaan, pelaksanaan, pengendalian,
pemanfaatan dan pemeliharaan hasil-hasil pembangunan serta pengembangan
tindak lanjut hasil pembangunan. Perencanaan pembangunan desa disusun dengan
mengacu kepada perencanaan pembangunan kabupaten/kota, provinsi dan nasional.
Program-program pembangunan yang diarahkan ke desa wajib disinkronisasikan dan
diintegrasikan dengan perencanaan pembangunan desa.
Pada tahun 2010 di Kota Pekalongan telah ditetapkan Peraturan Daerah Nomor
5 Tahun 2010 tentang Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan (LKK). Pembentukan
lembaga tersebut untuk lebih meningkatkan peran masyarakat dalam aspek
pelayanan, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan di
kelurahan. LKK meliputi 6 unsur yaitu Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM),
Tim Penggerak PKK kelurahan, RT/RW, Karang Taruna, Lembaga Adat dan
Lembaga Kemasyarakatan lainnya.
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan dilakukan dengan melibatkan
Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM) dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
Desa/Kelurahan (LPMD/K). LPM pada satu tahun pertama dari 2013-2017 sebanyak
47 LPM. Jumlah ini menurun pada tahun 2014 hingga 2017 menjadi 27 LPM karena
adanya penggabungan kelurahan dari 47 kelurahan menjadi 27 kelurahan. Adapun
jumlah LPM Kelurahan yang aktif di Kota Pekalongan sebagaimana pada Tabel 2.97.
Tabel 2.97 Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
di Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Tahun Jumlah LPM
2013 47
2014 27
2015 27
2016 27
2017 27
Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga
Berencana Kota Pekalongan, 2016, Dinpermas PPA 2018.

PKK sebagai salah satu penggerak pemberdayaan masyarakat membantu


masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat di wilayahnya. PKK
membantu pemerintah Kota Pekalongan memberdayakan peran ibu-ibu di lingkungan
Pemerintah Kota Pekalongan. Perkembangannya tersaji pada Tabel 2.98. Jumlah
PKK aktif mulai tahun 2014 sebanyak 32 PKK. Hal ini terjadi karena adanya
penggabungan kelurahan di Kota Pekalongan dari 47 kelurahan menjadi 27
kelurahan
Tabel 2.98 PKK Aktif di Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Tahun Jumlah PKK Aktif
2013 52
2014 32
2015 32
2016 32
2017 32
Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga
Berencana Kota Pekalongan, 2018.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-81
Daerah
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) adalah salah satu upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang bertujuan untuk memberikan pelayanan
kesehatan dasar kepada masyarakat terutama untuk mempercepat penurunan angka
kematian ibu dan bayi. Posyandu juga berperan dalam membantu lansia untuk
meningkatkan kualitas hidupnya di masa tuanya. Hasil pelaksanaan kegiatan yang
dilaksanakan dalam rangka meningkatkan pelayanan Posyandu kepada masyarakat
selama kurun waktu Tahun 2013-2017 adalah meningkatkan peran dan fungsi
Posyandu sebagai garda terdepan dalam menanggulangi kesehatan masyarakat
yang bersifat preventif. Data posyandu aktif di Kota Pekalongan dapat dilihat pada
Tabel 2.99.
Tabel 2.99 Posyandu Aktif di Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Tahun Jumlah Posyandu Aktif
2013 401
2014 403
2015 405
2016 406
2017 407
Sumber : BPMP2AKB Kota Pekalongan, 2013-2015, Dinkes, 2016-2017

8. Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana


a. Rasio Akseptor KB
Rasio akseptor Keluarga Berencana (KB) Kota Pekalongan per 100
pasangan usia subur di Kota Pekalongan dari tahun 2012-2015 terus naik, namun
pada tahun 2016-2017 ada penurunan rasio akseptor KB Kota Pekalongan
sehingga menjadi 74,50. Perkembangan akseptor KB dari tahun 2013-2017 tersaji
pada Tabel 2.100.
Tabel 2.100 Rasio Akseptor KB per 100 Pasangan Usia Subur Kota
Pekalongan Tahun 2013-2017
Tahun Jumlah PUS Jumlah Akseptor KB Rasio
2013 47.755 37.350 78,21
2014 46.409 36.872 79,45
2015 47.389 39.387 83,11
2016 45.805 35.570 77,65
2017 46.293 34.489 74,50
Sumber : BPMP2AKB Kota Pekalongan, 2013-2016; DinsosPP dan KB , 2018

b. Cakupan Peserta Aktif KB


Cakupan peserta aktif KB menunjukkan persentase jumlah peserta program
KB aktif terhadap jumlah pasangan subur. Dalam kurun waktu tahun 2012 sampai
2016 cakupan peserta aktif KB mencapai puncak tahun 2015 sebesar 83,11.
Namun pada tahun 2016 turun menjadi 77,76. Cakupan peserta aktif KB tertinggi
pada tahun 2015 dan terendah pada tahun 2011 seperti ditunjukkan gambar 2.35.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-82
Daerah
84,00%
82,00%
80,00%
78,00%
76,00%
74,00%
72,00%
70,00%
2013 2014 2015 2016 2017
Cakupan peserta KB aktif (%) 78,21% 79,45% 83,11% 77,65% 74,50%

Sumber : BPMP2AKB Kota Pekalongan, 2013-2016; DinsosPP dan KB , 2018

Gambar 2.35 Cakupan Peserta KB Akif di Kota Pekalongan


Tahun 2013-2017
c. Jumlah Keluarga Pra-Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I Kota Pekalongan
Tahun 2012-2016
Cakupan keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera I Kota Pekalongan
mengalami penurunan. Apabila pada tahun 2012 sebesar 33,81% dari total 89.485
KK, maka pada akhir 2016 menjadi 70,78% dari total 77.747 KK di Kota
Pekalongan.
Tabel 2.101 Jumlah Keluarga Pra-Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I
Kota Pekalongan Tahun 2012-2016
Jumlah Kepala Jumlah Keluarga Pra Sejahtera dan
No Tahun Persentase
Keluarga Keluarga Sejahtera I
1 2012 89.488 20.254 33,81
2 2013 92.776 29.270 31,55
3 2014 77.041 26.683 34,63
4 2015 77.747 25.569 32,89
5 2016 77.747 55.032 70,78
Sumber : BPMP2AKB Kota Pekalongan,2013- 2016, Dinsos PP dan KB, 2017

9. Perhubungan
Sebagai kota yang menghubungkan Kota Jakarta dan Kota Surabaya, Kota
Pekalongan memiliki peran strategis dalam pembangunan infrastruktur perhubungan.
Lokasi yang strategis sebagai tempat istirahat membawa konsekuensi sebagai
perlintasan di pantai Utara Pulau Jawa. Perlintasan pantai Utara yang berkembang,
membawa konsekuensi semakin berkembangnya moda angkutan darat.
Salah satu permasalahan lalu lintas di Kota Pekalongan adalah belum adanya
jalan lingkar / jalan tol sehingga seringkali mengalami kemacetan. Hal ini disebabkan
karena kendaraan angkutan barang yang berdimensi besar dan berat melintasi Kota
Pekalongan melintasi jalur pantura. Kemacetan dihitung dengan ukuran VC Ratio
yang didapat dari kondisi eksisting tahun 2013 sampai tahun 2017 sebagaimana
ditunjukkan Tabel 2.102. Secara rata-rata VC Ratio diatas 0,5 artinya pada ruas jalan
tersebut sudah mengalami kemacetan yang akan mempengaruhi ruas jalan lain.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-83
Daerah
Tabel 2.102 VC Ratio Beberapa Ruas Jalan di Pantura
Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
KAPASITAS VC RATIO
NAMA JALAN
JALAN 2013 2014 2015 2016 2017
Dr. Sutomo 5.702 0,82 0,83 0,84 0,84 0,84
Gajah Mada 5.588 0,64 0,77 0,78 0,78 0,78
Merdeka 2.720 0,94 1,01 1,01 1,01 0,92
Pemuda 3.925 0,95 1,02 1,02 1,02 0,77
Jend Sudirman 4.463 0,89 0,94 0,94 0,95 1,01
Dr. Setiabudi 3.347 0,86 0,99 0,99 0,99 1,03
Wilis - Sriwijaya 2.143 0,57 0,66 0,66 0,66 0,93
KH. Mansur 3.981 0,7 0,74 0,75 0,77 0,66
RATA-RATA 0,8 0,87 0,87 0,88 0,87
Sumber : Dishubparbud Kota Pekalongan. 2016, Dishub 2017

Rasio izin trayek yang dikeluarkan Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kota
Pekalongan pada tahun 2013 sebesar 0,00025. Hal ini memiliki makna 2,5 izin per
10.000 penduduk. Pada tahun 2013 sampai 2015 rasio izin trayek adalah 0,00025
atau 2,5 per 10.000 penduduk. Pada tahun 2017 terjadi penurunan rasio menjadi
0,00024 atau 2,4 izin per 10.000 penduduk. Semakin menurunnya persentase
tersebut menunjukkan tidak adanya perkembangan trayek, padahal jumlah penduduk
semakin meningkat.
Tabel 2.103 Perkembangan Rasio Izin Trayek
di Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Jumlah izin trayek yang
Tahun Jumlah penduduk Rasio
dikeluarkan
2013 73 290.870 0,00025
2014 73 293.704 0,00025
2015 73 296.533 0,00025
2016 73 300.086 0,00024
2017 73 305.052 0,00024
Sumber : Dishubparbud Kota Pekalongan,2011-2015, Dinas Perhubungan 2017

Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada penumpang antar kota antar


provinsi (AKAP) dan antar kota dalam provinsi serta angkutan regional Pekalongan
memiliki terminal tipe A. Terminal ini menjadi terminal transit bagi bus yang hendak
melanjutkan ke daerah lain maupun menjadi tujuan akhir para penumpang. Berikut
perkembangan jumlah terminal bis tipe A di Kota Pekalongan dari tahun 2013-2017.
Tabel 2.104 Jumlah Terminal Bis Tipe A di Kota Pekalongan
Tahun 2013-2017
Tahun
Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah Terminal Tipe A 1 1 1 1 1
Sumber : Dishubparbud Kota Pekalongan, 2016, Dinas Perhubungan 2017

Meningkatnya jumlah otobis AKAP dan AKDP di Kota Pekalongan


meningkatkan Persentase penggunaan angkutan darat dari tahun 2010-2014.
Meskipun jumlah penumpang yang melalui terminal dari tahun 2010-2014 turun
namun jumlah otobis AKAP dan AKDP di Kota Pekalongan semakin meningkat,
sebagaimana terlihat pada Tabel 2.105.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-84
Daerah
Tabel 2.105 Persentase Angkutan Darat AKAP dan AKDP
Kota Pekalongan Tahun 2010-2014
Tahun
Indikator
2010 2011 2012 2013 2014
Jumlah Otobis AKAP AKDP 227 337 574 574 574
Jumlah Penumpang yang melalui 189.345 180.204 180.484 180.276 180.255
terminal
Persentase Angkutan Darat 0,12% 0,19% 0,32% 0,32% 0,32%
Sumber : BPS Jawa Tengah 2011-2015, diolah

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan


Angkutan Jalan, pengujian kendaraan bermotor adalah serangkaian kegiatan menguji
dan/atau memeriksa bagian-bagian kendaraan bermotor, kereta gandengan, kereta
tempelan dan kendaraan khusus dalam rangka pemenuhan terhadap persyaratan
teknis dan laik jalan. Pengujian kendaraan bermotor yang dilakukan secara berkala
terhadap setiap kendaraan bermotor, kereta gandengan, kereta tempelan dan
kendaraan khusus. Kendaraan bermotor wajib uji yang selanjutnya disebut
kendaraan bermotor adalah kendaraan yang wajib melakukan uji berkala berupa
mobil penumpang umum, mobil bus, mobil barang, kendaraan khusus, kereta
gandengan dan kereta tempelan.
Kepemilikan KIR untuk kendaraan umum di Kota Pekalongan berfluktuatif dari
tahun 2013-2017. Pada tahun 2013, jumlah kepemilikan KIR angkutan umum 504
kendaraan. Tahun 2014 jumlah kepemilikan KIR angkutan umum 509 kendaraan,
tahun 2015 meningkat menjadi 732 kendaraan, tahun 2016 sebanyak 743 kendaraan
dan kembali naik di tahun 2017 menjadi 800 kendaraan.
Tabel 2.106 Jumlah Kepemilikan KIR Angkutan Umum
Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Tahun
Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah kepemilikan KIR angkutan
504 509 732 743 800
umum
Sumber : Dishubparbud Kota Pekalongan, 2013-2016, Dishub 2018

Kelayakan dalam pengujian kelayakan kendaraan umum penting bagi


keselamatan pengemudi dan para penumpang. Agar kelayakan kendaraan umum
dalam berkendaraan ada yang diujikan sehingga kelayakan kendaraan itu baik.
Pengujian kendaraan itu antara lain pra uji kendaraan bermotor meliputi pemeriksaan
dimensi kendaraan dan kelengkapan kendaraan; uji ketebalan asap (Smoke Tester)
untuk kendaraan berbahan bakar solar; uji emisi gas buang (Co-Hc) untuk kendaraan
berbahan bakar bensin; uji speedometer; pemeriksaan bagian bawah kendaraan
dengan Pit Lift dan Play Detector, uji lampu utama; uji side slip; uji axle load; untuk
kendaraan baru / rubah bentuk dan ganti buku dan uji rem. Selengkapnya mengenai
lama uji kelayakan kendaraan umum tersaji pada Tabel 2.107.
Tabel 2.107 Lama Pengujian Kelayakan Kendaraan Umum (KIR) Kota
Pekalongan Tahun 2013-2017
Tahun
Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
Lama Pengujian (Menit) 20 20 20 20 20
Sumber : Dishubparbud Kota Pekalongan, 2013-2016; Dishub, 2018

Kota Pekalongan telah memiliki tempat pengujian yang representatif. Terletak di


lingkungan Dinas Perhubungan, Pariwisata dan Kebudayaan. Sampai saat ini Kota

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-85
Daerah
Pekalongan hanya memiliki 1 (satu) tempat pengujian KIR. Adapun biaya pengujian
kelayakan angkutan umum selama 2012-2016, terlampir pada Tabel 2.108.
Tabel 2.108 Biaya Pengujian Kelayakan Angkutan Umum
Kota Pekalongan 2013-2017
Tahun
Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
Biaya pengujian kelayakan angkutan umum 40.000 40.000 40.000 40.000 40.000
(Rp.)
Sumber : Dishubparbud Kota Pekalongan, 2013-2016; Dishub, 2018

Dalam rangka mendukung keselamatan berlalu lintas di jalan raya maka


dilakukan pemasangan fasilitas perlengkapan jalan di sepanjang jalan Kota
Pekalongan. Fasilitas keselamatan lalu lintas ini berguna untuk memastikan
keamanan para pengedara maupun para pejalan kaki. Fasilitas yang diperlukan bagi
keselamatan berlalu lintas itu terdiri dari rambu lalu lintas, Rambu Pendahulu
Petunjuk Jalan (RPPJ), Alat Penunjuk Isyarat Lalu Lintas (APILL), guardrail dan
marka jalan.
Tabel 2.109 Perkembangan Pemasangan Fasilitas Perlengkapan Jalan
di Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Tahun
Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah Pemasangan Rambu-Rambu
342 364 414 434 893
Pada Tahun n
Jumlah Rambu-Rambu yang
480 480 480 480 1517
Seharusnya Tersedia
Persentase Pemasangan Rambu-
71,25% 75,83% 86,25% 90,41% 58,87%
Rambu
Sumber : Dishubparbud Kota Pekalongan, 2013-2016, Dishub, 2018

Kota Pekalongan memiliki satu stasiun utama. Stasiun Besar Kota Pekalongan
terletak di pusat pemerintahan Kota Pekalongan di Kecamatan Pekalongan Barat.
Pengguna jasa angkutan darat seperti kereta api, sebagaimana pada Tabel 2.110
berfluktuasi dari tahun 2012-2016. Pada tahun 2016 merupakan jumlah penumpang
terbanyak yang menaiki kereta api melalui Stasiun Pekalongan. Perkembangan dari
tahun 2012-2016 menunjukkan semakin banyaknya masyarakat yang memanfaatkan
jasa layanan kereta api, khususnya yang datang maupun pergi dari Kota Pekalongan
dan daerah sekitarnya.
Tabel 2.110 Banyaknya Penumpang Yang Naik Kereta Api Melalui
Stasiun KA Pekalongan Tahun 2012-2016
Jumlah Penumpang yang Melalui Stasiun
Tahun
Pekalongan
2012 179.768
2013 195.528
2014 317.899
2015 343.808
2016 537.704
Sumber : Kota Pekalongan Dalam Angka 2013-2017

10. Komunikasi dan Informatika


Keterbukaan informasi kepada masyarakat merupakan tuntutan yang wajib
dipenuhi oleh pemerintah daerah. Aplikasi yang dikembangkan selama ini aplikasi
berbasis web. Melalui sistem informasi yang terintegrasi memudahkan masyarakat
dalam mendapatkan informasi dan memudahkan bagi aparat dalam menyajikan
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-86
Daerah
informasi yang diinginkan oleh masyarakat. Pemerintah Kota Pekalongan telah
membangun sistem informasi manajemen dalam memajukan pelayanan publik.
Keterbukaan informasi publik Perangkat Daerah menjadi indikator keberhasilan
Pemerintah Kota Pekalongan dalam melayani masyarakat. Nilai Keterbukaan
Informasi Publik terus ditingkatkan, sehingga pada Tahun 2017 Nilai Keterbukaan
Informasi Publik Perangkat Daerah di Kota Pekalongan ditunjukkan dalam tabel
2.111 Berikut.
Tabel 2.111 Nilai Keterbukaan Informasi Publik Perangkat Daerah
Kota Pekalongan di Tahun 2017

Peringkat Badan Publik Skor Keterangan

1 Dinkominfo 719 TINGGI


2 DPM PTSP 714 TINGGI
3 Dinperkim 700 TINGGI
4 Dinarpus 634 TINGGI
5 Minbang 599 SEDANG
6 Dinkes 562 SEDANG
7 DKP 550 SEDANG
8 Kec. Pekl Barat 549 SEDANG
9 Kec. Pekl Sel 544 SEDANG
10 Dindagkop UMKM 544 SEDANG
11 Kec. Pekl Timur 535 SEDANG
12 Kesbangpol 534 SEDANG
13 BPR BKK 531 SEDANG
14 Dindukcapil 524 SEDANG
15 Bappeda 519 SEDANG
16 Humas 512 SEDANG
17 Dinparbudpora 503 SEDANG
18 Hukum 496 SEDANG
19 RT dan Perlng 495 SEDANG
20 Dinhub 479 SEDANG
21 RSUD Benda 464 SEDANG
22 BKK Utara 464 SEDANG
23 Dinperinaker 459 SEDANG
24 Satpol 454 SEDANG
25 DPMPPA 454 SEDANG
26 DPUPR 445 SEDANG
27 Dinsos 444 SEDANG
28 BKPPD 444 SEDANG
29 BPBD 444 SEDANG
30 DLH 442 SEDANG
31 Umum 439 SEDANG
32 Tapem 439 SEDANG
33 Dindik 434 SEDANG
34 Bank Pekalongan 429 SEDANG
35 Kec. Pekl Utara 429 SEDANG
36 Kesra 424 SEDANG
37 Perekonomian 424 SEDANG
38 Organisasi 424 SEDANG

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-87
Daerah
Peringkat Badan Publik Skor Keterangan

39 Dinperpa 409 RENDAH


40 Setwan 404 RENDAH
41 BKD 289 RENDAH
42 PDAM 110 SANGAT RENDAH
43 Blud Puskesmas 109 SANGAT RENDAH
Sumber : Diskominfo Kota Pekalongan, 2018

Untuk menunjang informasi bagi masyarakat, pemerintah daerah memiliki web


dengan portal http://pekalongankota.go.id. Berbagai Sistem Informasi Manajemen
juga dikembangkan dalam rangka meningkatkan pelayanan publik kepada
masyarakat, sebagaimana Tabel 2.112 berikut.
Tabel 2.112 Jumlah Sistem Informasi Manajemen
Pemerintah Daerah Tahun 2013-2017
Tahun
Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah SIM 36 35 49 53 55
Sumber : Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Pekalongan, 2014-2018.

Selain itu, dalam rangka memfasilitasi kebutuhan IT pada komunitas dan


masyarakat, Pemerintah Kota Pekalongan mengembangkan aplikasi.Bahwa sampai
dengan Tahun 2017, telah dapat dikembangkan 4 aplikasi yang bermanfaat bagi
masyarakat luas, antara lain :
a. Aplikasi explore Kota Pekalongan, yang dimanfaatkan oleh masyarakat
b. Aplikasi PPID Kota pekalongan, yang dimanfaatkan oleh masyarakat
c. e-kliping.pekalongankota.go.id, yang dimanfaatkan oleh masyarakat
d. e-suratonline.pekalongan.go.id, yang dimanfaatkan oelh perangkat daerah dan
lembaga lainnya.
Berkaitan dengan pemberdayaan komunitas dalam pemanfaatan teknologi
informasi, telah dilakukan pemberdayaan komunitas melalui pelatihan intensif pada
komunitas Himpaudi, MI Pringlangu, SMK IN, Ikatan Wanita Pengusaha Muslim,
Ikatan Wanita Pengusaha, Arah, Relawan TIK, Open Source, Kelurahan, Kecamatan.
Jaringan komunikasi merupakan kumpulan terimal, tautan, dan titik koneksi
yang saling terhubung untuk memungkinkan telekomunikasi di antara pengguna.
Semakin banyaknya jumlah pengguna dan penyelenggara jaringan telekomunikasi
melahirkan kebutuhan akan sebuah regulasi yang mengatur tata cara
penyelenggaraan jaringan telekomunikasi secara benar dan sesuai. Di Indonesia,
regulasi penyelenggaraan jaringan telekomunikasi ini merupakan seperangkat aturan
dalam bentuk Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor
01/PER/M.KOMINFO/01/2010.
Tabel 2.113 Rasio Jumlah Jaringan Komunikasi
di Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Tahun
Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
Jaringan telepon genggam 10 10 12 12 12
Stasioner 55 55 62 84 84
Jumlah jaringan komunikasi 0,18 0,18 0,19 0,14 0,14
Sumber : Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Pekalongan, 2014-2018.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-88
Daerah
Adapun jaringan telepon genggam antara lain Bakrie Telephone, Telkomsel,
Indosat, Axis, Protelindo, Excelcomindo/Xl, HCPT, Telkom Flexi, TBG (Tower
Bersama Grup), Smart Fren, STI dan Radio Damashinta. Jumlah menara yang
terdaftar sampai akhir tahun 2016 di Kota Pekalongan sebanyak 84 menara. Rasio
jaringan komunikasi Kota pekalongan tersaji dibawah.
Perkembangan surat kabar cetak di Kota Pekalongan tidak mengalami
perubahan. Surat kabar yang terbit setiap pagi hari adalah lembaran tercetak yang
memuat laporan yang terjadi di masyarakat dengan ciri-ciri terbit secara periodik,
bersifat umum, isinya termasa dan aktual mengenai apa saja dan dimana saja di
seluruh dunia untuk diketahui pembaca. Surat kabar nasional yang beredar di Kota
Pekalongan yang paling dikenal masyarakat antara lain Kompas, Sindo, Tempo dan
Jawa Pos. Surat kabar lokal antara lain Radar, Suara Merdeka dan Kedaulatan
Rakyat. Perkembangan jumlah surat kabar di Kota Pekalongan tersaji pada Tabel
2.114.
Tabel 2.114 Jumlah Surat Kabar Nasional dan Lokal
yang Masuk ke Daerah Tahun 2013-2017
Tahun
Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
Surat Kabar 10 10 10 10 10
Sumber data : Diskominfo Kota Pekalongan, 2014-2018

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran,


penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran
dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan
spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau media lainnya untuk dapat
diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat
penerima siaran. Penyiaran terbagi dua yakni penyiaran radio dan penyiaran televisi.
Penyiaran radio di Kota Pekalongan berasal dari Kota Pekalongan, Kabupaten
Pekalongan dan Kabupaten Batang. Adapun penyiaran televisi berasal dari Kota
Tegal dan Kota Semarang. Perkembangan penyiaran radio dan televisi terlampir
pada Tabel 2.115.
Tabel 2.115 Jumlah Penyiaran Radio dan Televisi
di Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Tahun
Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah Penyiaran Radio 9 10 10 10 13
Jumlah Penyiaran TV 14 14 15 15 15
Sumber : Diskominfo Kota Pekalongan, 2014-2018, diolah

Jaringan tetap adalah suatu jaringan telepon yang melalui sebuah medium
padat, baik melalui kabel logam atau serat optis. Layanan jaringan tetap di Indonesia
dan di Pekalongan khususnya, dilayani oleh PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Adapun jumlah satuan sambungan telepon sepanjang tahun 2013-2017 semakin
menurun. Pada tahun 2013 hanya sebanyak 15.998 SST namun lima tahun
kemudian menjadi 15.318 SST. Berikut disajikan persentase pengguna layanan
jaringan tetap di Kota Pekalongan periode 2013-2017.
Tabel 2.116 Persentase Rumah Tangga Pengguna Fix Wireline di Kota
Pekalongan 2013-2017
Tahun SST Jumlah RT Persentase Pengguna Fix Wireline
2013 15.998 72.717 22,00%
2014 15.653 73.426 21,32%

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-89
Daerah
Tahun SST Jumlah RT Persentase Pengguna Fix Wireline
2015 14.990 74.133 20,22%
2016 14.271 74.805 19,08%
2017 15.318 75.468 20,29%
Sumber : BPS Jawa Tengah, 2014-2018, diolah

11. Koperasi Usaha Kecil dan Menengah


a. Persentase koperasi aktif
Koperasi aktif binaan Dindagkop dan UMKM Kota Pekalongan mengalami
kemajuan yang ditunjukkan dengan naiknya persentase koperasi aktif dalam kurun
waktu tahun 2013 sampai dengan 2017. Jumlah koperasi dari tahun 2013-2017
mengalami penambahan jumlah. Jika pada tahun 2013 koperasi aktif adalah
85,82%, maka pada tahun 2017 koperasi aktif meningkat menjadi 100%. Selama
tahun 2017, Dindagkop dan UKM melakukan pendataan terdapat 38 koperasi
yang sudah berhenti. Adapun data jumlah koperasi aktif ditunjukkan dalam Tabel
2.117.
Tabel 2.117 Persentase Koperasi Aktif Kota Pekalongan
Tahun 2013 – 2017
Tahun Jumlah Koperasi Aktif Jumlah seluruh Koperasi Persentase koperasi aktif
2013 230 268 85,82
2014 232 270 85,93
2015 235 273 86,08
2016 238 276 86,23
2017 238 238 100
Sumber : Disperindagkop dan UMKM Kota Pekalongan, 2013-2016, Dindagkop-UMKM, 2018.

b. Jumlah UMKM
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) binaan Dindagkop dan UMKM Kota
Pekalongan terdiri dari sektor industri, perdagangan, dan pedagang pasar-PK5.
Jumlah UMKM di Kota Pekalongan selama kurun waktu 2013-2017 mengalami
kenaikan sampai tahyn 2016 namun turun pada tahun 2017. Jika pada tahun 2013
jumlah UMKM adalah 19.293, maka pada tahun 2017 jumlah UMKM menjadi
19.820. Peningkatan jumlah UMKM ini dapat terlihat pada tabel 2.118.
Tabel 2.118 Jumlah UMKM Kota Pekalongan
Tahun 2013 - 2017
KOMPONEN UMKM
TAHUN PERDAGANGAN INDUSTRI KECIL PEDAGANG PEDAGANG JUMLAH
(SIUP) MENENGAH PASAR KAKI LIMA
2013 8.327 3.942 6.114 910 19.293
2014 8.778 4.367 6.225 1.003 20.373
2015 9.243 6.319 6.311 1.061 22.934
2016 9.722 6.469 6.480 1.010 23.681
2017 7.840 4.570 6.400 1.010 19.820
Sumber : Disperindagkop dan UMKM Kota Pekalongan, 2013-2016, Dindagkop-UMKM, 2018.

12. Penanaman Modal


Kegiatan penanaman modal di Kota Pekalongan sepanjang tahun 2012-2016
mengalami fluktuasi baik dari jumlah investor, jumlah nilai investasi, jumlah tenaga
kerja yang terserap maupun rasio daya serap tenaga kerja selama lima tahun
berturut-turut. Selama lima tahun, investasi yang diminati adalah di bidang
perdagangan, perhotelan dan jasa lainnya. Investasi tertinggi selama lima tahun
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-90
Daerah
terakhir yakni pada tahun 2014 dengan investasi sebesar Rp. 1.117 milliyar di
dominasi sektor perhotelan. Adapun perkembangan jumlah investor terbanyak terjadi
pada tahun 2013 yakni 477. Hal ini dapat digambarkan pada tabel 2.119.
Tabel 2.119 Jumlah Investor, Nilai Investasi dan Penyerapan Tenaga
Kerja Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Tahun
Uraian
2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah Investor (PMA/PMDN) 477 417 439 385 304
Jumlah Nilai Investasi (Rp. Milyar) 721 1.117 794 460 233
Jumlah Tenaga Kerja pada
2.444 2.154 2.681 2.825 1.274
Perusahaan PMA/PMDN
Rasio Daya Serap Tenaga Kerja 5,12 5,17 6,11 7,34 4,19
Sumber : BPMP2T Kota Pekalongan, 2013-2016, DPMPTST Kota Pekalongan, 2018.

Dalam hal penyerapan tenaga kerja yang mampu diserap oleh kegiatan
penanaman modal sepanjang 2013-2017, sepanjang lima tahun hanya pada tahun
2013 penyerapan tenaga kerja terbanyak yakni sebanyak 2.444 orang dengan rasio
daya serap tenaga kerja terbesar sebesar 5,12. Adapun jumlah tenaga kerja terkecil
yang diserap sepanjang lima tahun adalah tahun 2017 dengan jumlah tenaga kerja
sebesar 1.274 orang. Adapun rasio daya serap tenaga kerjanya sebesar 4,19.
Tabel 2.120 Realisasi PMDN Kota Pekalongan Tahun 2012-2017
Tahun
Uraian
2013 2014 2015 2016 2017
Realisasi PMDN Tahun Evaluasi 721,263 1,117,834 794,069 460,727 232,835
(Rp. Milyar)
Realisasi PMDN Tahun Sebelum 395,326 721,263 1.117,830 794,069 460,727
Evaluasi (Rp. Milyar)
Sumber : BPMP2T Kota Pekalongan, 2013-2016,DPMPTST Kota Pekalongan, 2018.

Tabel 2.120 menjelaskan realisasi penanaman modal yang dilakukan oleh


Penanaman Modal Dalam Negeri sepanjang tahun 2013-2017 atas realisasi PMDN
tahun evaluasi mengalami pasang surut. Pada tahun 2013, realisasi PMDN tahun
evaluasi sebesar Rp. 395,326 milliar, pada tahun 2014 mengalami puncaknya
sebesar Rp. 1.117,834 milliar. Dua tahun kemudian, realisasi PMDN tahun evaluasi
turun menjadi Rp. 794,069 milliar pada tahun 2015 dan Rp. 460,727 milliar pada
tahun 2016 serta sebesar 232,835 miliyar akhir tahun 2017.
13. Kepemudaan dan Olahraga
Pemuda sebagai salah satu penerus bangsa memiliki peran strategis bagi
kelanjutan pembangunan daerah dan negara.
Tabel 2.121 Perkembangan Kepemudaan
di Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Tahun
Uraian
2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah Organisasi Kepemudaan 20 21 8 8 15
Jumlah kegiatan Kepemudaan 6 6 6 10 8
Jumlah Gelanggang/Balai remaja (selain milik
3 3 3 3 0
swasta)
Sumber : Dindikpora Kota Pekalongan, 2013-2016, Dinparbudpora 2018.

Dalam rangka meningkatkan pembangunan bidang kepemudaan, pada Tahun


2012-2016 telah dilakukan kegiatan kepemudaan sebanyak 10 kegiatan utama yang

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-91
Daerah
bertujuan meningkatkan partisipasi pemuda dalam berorganisasi dan bermasyarakat.
Pelaksanaan kegiatan kepemudaan tersebut difasilitasi melalui pembentukan
organisasi kepemudaan, pada Tahun 2012 telah terbentuk 20 organisasi
kepemudaaan. Pada tahun 2014 terjadi penambahan organisasi kepemudaan
menjadi 21 organisasi kepemudaan namun pada tahun 2016 organisasi kepemudaan
yang aktif sebanyak 8 organisasi.
Pada bidang keolahragaan kinerja pembangunan diwadahi melalui organisasi
olahraga dan sampai dengan Tahun 2013 telah terbentuk 28 organisasi dalam bentuk
Pengurus Cabang Olah Raga. Pada tahun 2015 dan 2016, jumlah organisasi
olahraga menjadi 30 organisasi termasuk organisasi utama olehraga yakni KONI.
Dalam kurun waktu tahun 2013 sampai dengan tahun 2017 jumlah kegiatan olahraga
pada kisaran 5 sampai 7 kegiatan, dan jumlah lapangan olahraga masih tetap dan
perlu ditingkatkan. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.122.
Tabel 2.122 Perkembangan Olahraga
di Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Tahun
Uraian
2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah Organisasi Olahraga 28 30 30 30 30
Jumlah kegiatan Olahraga 7 6 7 5 7
Jumlah Lapangan Olahraga 12 12 12 12 65
Sumber : Dindikpora Kota Pekalongan, 2013-2016, Dinparbudpora 2018.

14. Statistik
Pengembangan data/informasi/statistik daerah dilaksanakan guna mendukung
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Dalam kaitan ini tidak hanya terbatas
pada penyediaan data namun yang lebih penting adalah validitas, kecepatan
penyampaian serta keterpaduan data antar sektor sehingga memudahkan dalam
analisa perencanaan pembangunan. Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional ditegaskan bahwa
perencanaan pembangunan didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan
dapat dipertanggungjawabkan.
Capaian kinerja sejak Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2016 antara lain
Tersusunnya Buku Kota Pekalongan Dalam Angka Tahun 2010 – 2016, IPM 2010-
2016, Indeks Harga Konsumen 2010-2016, Indikator Kesejahteraan Rakyat 2010-
2016 dan Buku PDRB Tahun 2010 - 2016. Selain itu telah dapat diwujudkan
kemudahan untuk mengakses data statistik.
15. Persandian
Dalam era teknologi informasi modern dikenal internet dan komputer yang
mampu mentransmisikan secara elektronis (komunikasi elektronis) segala bentuk
data informasi secara cepat, tepat, efektif efisien serta convenient (nyaman,
gampang). Bahkan para industri teknologi informasi meng-claim dapat pula menjamin
konfidensialitas (kerahasiaan) berita/informasinya dalam sistem komunikasi yang
umum dan terbuka itu.
Selaras dengan peningkatan tugas umum pemerintahan dan pembangunan,
perubahan lingkungan strategik persandian, dan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi maka kegiatan persandian mengalami banyak perubahan.
Pengembangan tersebut meliputi aspek pemanfaatan persandian di lingkungan
instansi pemerintah, pengembangan organisasi, dan pengembangan teknologi
persandian yanng memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.
Selain itu, persandian sebagai alat mengamankan informasi pemerintah pusat dan

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-92
Daerah
pemerintah daerah seperti pengamanan LPSE, DIPA, e-audit BPK dan penerimaan
e-CPNS.
16. Kebudayaan
Pembangunan kebudayaan pada hakekatnya diarahkan pada upaya untuk
mewujudkan ketahanan budaya. Ketahanan budaya sangat diperlukan, mengingat
semakin pesatnya arus globalisasi akan membawa konsekuensi terjadinya ekspansi
seni dan budaya global yang dapat mempengaruhi kelestarian budaya daerah, yang
pada akhirnya akan berimplikasi kepada budaya nasional.
Guna mewujudkan ketahanan budaya, pada kurun waktu 2013-2017 telah
dilaksanakan berbagai kegiatan antara lain berupa penyelenggaraan festival seni dan
budaya berkisar antara 20 hingga 35 kali penyelenggaraan setiap tahunnya, dengan
jumlah sarana penyelenggaraan seni dan budaya relatif sama untuk setiap tahunnya.
Meskipun pengelolaan cagar budaya merupakan kewenangan pemerintah
pusat namun Pemerintah Kota Pekalongan telah memberikan kontribusi positif
dengan melakukan identifikasi dan upaya pelestarian cagar budaya, seperti
ditunjukkan dalam Tabel 2.123.
Tabel 2.123 Perkembangan Seni, Budaya dan Permuseuman
Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Tahun
Uraian
2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah penyelenggaraan festival seni dan budaya 23 16 23 26 35
Jumlah Sarana penyelenggaraan seni dan budaya 4 4 4 4 4
Jumlah Benda, Situs dan kawasan cagar budaya yang
206 206 206 282 282
dilestarikan
Sumber : Dishubparbud Kota Pekalongan, 2013-2016, Disparbudpora 2018.
Dalam upaya pelestarian budaya dan menjadikan Kota Pekalongan sebagai
destinasi wisata, telah dilakukan berbagai upaya penyelenggaraan festival/seni untuk
menciptakan brand image Kota Pekalongan sebagai world city of batik dan salah satu
kota kreatif dunia. Di samping itu, seni budaya Pekalongan juga terus dilakukan
pembinaan untuk dapat berkembang di masyarakat. Tabel 2.124 menjelaskan
penyelenggaraan event di Kota Pekalongan tahun 2016-2017. Selanjutnya Tabel
2.125 menjelaskan seni budaya yang berkembang di Kota Pekalongan.
Tabel 2.124 Penyelenggaraan Festival/ Pentas Seni/ Event
di Kota Pekalongan Tahun 2016-2017

NO KEGIATAN WAKTU TEMPAT KETERANGA


N

1 Pentas Tahun Baru Januari Kota Pekalongan Rutin


2 Kliwonan Shoq Tiap Bulan Kota Pekalongan Rutin
3 Hari jadi/ Kirab April Kota Pekalongan Rutin
4 Pek Chun Juni Kota Pekalongan Rutin
5 Khol Sya‟banan Mei Kota Pekalongan Rutin
6 Syawalan Show Juni/Juli Kota Pekalongan Rutin
7 Lopisan Juli Kota Pekalongan Rutin
8 Pameran Inovasi Pembangunan September Kota Pekalongan Rutin
9 Tahun Baru Islam Oktober Kota Pekalongan Rutin
10 Maulid Nabi/ Pajang Jimat Februari Kota Pekalongan Rutin
11 Pentas Pekan Batik Oktober Kota Pekalongan Rutin
12 Festival Kostum Karnaval Oktober Kota Pekalongan Rutin
13 Lomba Samroh Desember Kota Pekalongan Rutin

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-93
Daerah
NO KEGIATAN WAKTU TEMPAT KETERANGA
N

14 Lomba Marawis Desember Kota Pekalongan Rutin


15 Sadranan Nelayan Desember Kota Pekalongan Rutin
16 Festival Kali Loji Desember Kota Pekalongan Rutin
17 Lomba Rampak April Kota Pekalongan Sejak 2017
18 Festival Jlamprang Culture Juli Kota Pekalongan Sejak 2017
19 Pekalongan Art Festival Juli Kota Pekalongan Sejak 2017
20 Jaringan Kota Pusaka Indonesia April Luar Kota Pengiriman ke
(JKPI) luar kota
21 JKKKI (Jaringan Kabupaten Kota Agustus Luar Kota Pengiriman ke
Kreatif Indonesia) luar kota
22 Jateng Fair September Luar Kota Pengiriman ke
luar kota
23 Festival Sampan (Sapta Mitra Agustus Luar Kota Pengiriman ke
Pantura) luar kota
24 Anjungan Jateng TMII Oktober Luar Kota Pengiriman ke
luar kota
25 APEKSI (Asosiasi Pemerintah Kota Juli Luar Kota Pengiriman ke
Seluruh Indonesia) luar kota
26 Pentas Wayang Kulit RRI November Luar Kota Pengiriman ke
luar kota
27 HUT TMII April Luar Kota Insidential
28 Borobudur International Festival (BIF) Juli Luar Kota Insidential
29 Lomba Seni Budaya Provinsi April-Desember Luar Kota Insidential
Sumber : DiNparbudpora 2018.

Tabel 2.125 Seni Budaya Kota Pekalongan Tahun 2016-2017

No Tahun 2016 Tahun 2017

1 Simthudurror Simthudurror
2 Qosidah/Rebana Qosidah/Rebana
3 Seni Musik Seni Musik
4 Sanggar Teater Sanggar Teater
5 Seni Tari Seni Tari
6 Seni Rakyat Seni Rakyat
7 Seni Karawitan Seni Karawitan
8 Perfilman Perfilman
9 Komunitas Musik Rakyat Komunitas Musik Rakyat
10 Orkes Melayu ( Dangdut ) Musik Rampak
Sumber : DiNparbudpora 2018.

17. Perpustakaan
Perkembangan jumlah perpustakaan kurun waktu tahun 2012-2016, sesuai
standar sebagaimana Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan
mengalami perkembangan yang fluktuatif. Untuk jumlah koleksi perpustakaan pada
kurun waktu yang sama senantiasa meningkat. Penurunan tersebut berpengaruh
terhadap menurunnya jumlah pengunjung perpustakaan dari 95.897 orang Tahun
2013 menjadi 89.682 orang Tahun 2017. Namun pada tahun 2015 terjadi penurunan
kunjungan ke perpustakaan menjadi 86.127 orang per tahun dan pada tahun 2016
kembali naik menjadi 87.849 orang. Hal ini tidak lepas dari kemudahan akses
informasi dari berbagai media, termasuk media online yang berpengaruh signifikan
terhadap kunjungan ke perpustakaan. Perkembangan perpustakaan di Kota
Pekalongan terlihat pada Tabel 2.126.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-94
Daerah
Tabel 2.126 Rasio Jumlah Pengunjung Perpustakaan Per Tahun
di Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Jumlah Kunjungan Selama 1 Jumlah Populasi yang Harus
Tahun Rasio
Tahun Dilayani
2013 95.897 290.870 0,33
2014 96.922 293.704 0,33
2015 86.127 296.533 0,29
2016 87.849 299.142 0,29
2017 89.682 268.070 0,33
Sumber : Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Pekalongan, 2012-2016, Dinarpus 2018

Tabel 2.127 Perkembangan Perpustakaan


di Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Tahun
Uraian Data
2013 2014 2015 2016 2017
Perpustakaan Umum Kota Pekalongan 1 1 1 1 1
Perpustakaan Keliling 3 3 3 3 3
Perpustakaan RW 245 328 328 328 105
Perpustakaan SD/MI 77 77 77 77 77
Perpustakaan SLTP 34 34 34 34 34
Perpustakaan SLTA 23 23 23 23 23
Perpustakaan Perguruan Tinggi 6 6 6 6 6
Sumber : Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Pekalongan, 2012-2016, Dinarpus 2018.

18. Kearsipan
Pengelolaan kearsipan di lingkungan PD Kota Pekalongan pada kurun waktu
Tahun 2013 - 2017 sudah dilakukan secara baku sesuai dengan norma dan standar
yang ada namun belum optimal. Dari tahun ke tahun menunjukkan kecenderungan
peningkatan pengelolaan arsip di Kota Pekalongan. Pengelolaan arsip pada PD di
Kota Pekalongan ditunjukkan Tabel 2.128.
Tabel 2.128 Pengelolaan Arsip Secara Baku
di Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Jumlah PD yang Mengelola
Tahun Jumlah PD Rasio
Arsip Secara Baku
2013 34 21 61,76%
2014 34 22 64,71%
2015 34 22 64,71%
2016 34 22 64,71%
2017 66 22 33,33%
Sumber : Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Pekalongan, 2012-2016, Dinarpus 2018

Penyelamatan arsip merupakan tindakan menambah khazanah arsip statis di


lembaga kearsipan sebagai upaya menyelamatkan arsip dari tindakan penyusutan
yang tidak prosedural atau adanya pembiaran arsip dari lembaga pencipta arsip.
Adapun pelestarian arsip merupakan tindakan memperpanjang usia simpan arsip di
lembaga kearsipan melalui kegiatan pemeliharaan, perawatan dan pengawetan arsip
dari kerusakan yang disebabkan oleh faktor kimia, fisika, dan biota baik secara
manual maupun mekanik.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-95
Daerah
120.000

100.000

80.000

60.000

40.000

20.000

0
2012 2013 2014 2015 2016
Arsip Diselamatkan 15.269 22.354 25.969 48.759 73.083
Arsip Dilestarikan 43.997 51.082 54.697 77.487 101.811
Sumber : Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Pekalongan, 2013-2015, Dinarpus 2017

Gambar 2.36 Arsip yang Dipeliharan dan Diselamatkan


Di Kota Pekalongan Tahun 2012-2016
Gambar 2.36 menunjukkan bahwa arsip yang diselamatkan selama kurun
waktu lima tahun yakni 2012-2016 mengalami peningkatan signifikan. Demikian juga
arsip yang dilestarikan selama kurun waktu 2012-2016 terus mengalami peningkatan
signifikan. Hal ini menunjukkan kesadaran bahwa dokumen penting layak diarsipkan.

2.3.3. Urusan Pemerintahan Pilihan


1. Kelautan dan Perikanan
Produksi perikanan tangkap di perairan laut Kota Pekalongan menunjukkan
angka yang fluktuatif. Namun secara umum dari tahun 2013-2017 terjadi penurunan
produksi, meskipun pencapaian target perikanan tangkap pada tahun 2017 mencapai
68,46%. Target budidaya ikan payau pada akhir tahun 2017 melebihi target. Ini
terlihat dari persentase yang dicapai 131,54% dari target. Kondisi ini disebabkan
karena kenaikan produksi ikan payau dari tahun 2013 ke tahun 2017 yang mencapai
sebesar 61,07%. Produksi dari budidaya ikan tawar, secara umum juga menunjukkan
kenaikan produksi. Pada tahun 2013-2017 persentase produksi selalu melebihi target
yang ditetapkan.
Tabel 2.129 Perkembangan Produksi Perikanan
di Kota Pekalongan Tahun 2013-2017 (kg)
Tahun
Uraian
2013 2014 2015 2016 2017
Ikan Tangkap
a. Jumlah Produksi Ikan 17.602 20.624 14.619 15.641 10.475
b. Target Daerah 20.033 20.033 15.000 15.000 15.300
Persentase Produksi 87,87 102,95 97,46 104,27 68,46
Ikan Budidaya Air Payau
a. Jumlah Produksi Ikan 799 1.005 1.280,9 1.392 1,578,50
b. Target Daerah 745 745 745 745 1200
Persentase Produksi 107,25 134,89 171,93 186,85 131,54
Ikan Budidaya Air Tawar
a. Jumlah Produksi Ikan 173,3 111,6 101,1 110 46,7
b. Target Daerah 83 83 83 83 83
Persentase Produksi 208,8 134,46 121,81 132,53 56,27
Sumber : DPPK, 2016, Dinperpa 2018

Konsumsi ikan di Kota Pekalongan perkapita di Kota Pekalongan dari tahun


2013-2017 secara kuantitas per kapita mengalami peningkatan. Pada tahun 2013

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-96
Daerah
konsumsi ikan per kapita hanya 19,60 kg dan terus meningkat sampai tahun 2017
naik menjadi 26,70. Secara target per tahun per kapita, konsumsi ikan per kapita
belum mencapai target. Ini dilihat pada capaian target persentase per kapita yang
menurun pada tahun 2017 dibandingkan tahun 2017. Perkembangan konsumsi ikan
di Kota Pekalongan tersaji pada Tabel 2.130.
Tabel 2.130 Konsumsi Ikan di Kota Pekalongan Tahun 2013-2017 (kg)
Jumlah Konsumsi Persentase
Tahun Target Daerah
Ikan Konsumsi Ikan
2013 19,6 30 65,33
2014 19,6 30 98
2015 23,2 30 77,3
2016 25,2 30 84
2017 26,7 30 89
Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan, dan Kelautan Kota Pekalongan, 2016, Dinperpa 2018

Pembinaan melalui bantuan pemerintah daerah kepada kelompok nelayan di


Kota Pekalongan tahun 2013 hanya 1 (satu) kelompok nelayan, pada tahun 2014 dan
2015 ada 3 (tiga) kelompok nelayan dan pada tahun 2016 hanya 1 (satu) kelompok
nelayan yang mendapat pembinaan. Berikut disajikan perkembangan pembinaan
nelayan di Kota Pekalongan pada Tabel 2.131.
Tabel 2.131 Cakupan Bina Kelompok Nelayan
di Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Persentase
Jumlah Kelompok Nelayan Jumlah Kelompok
Tahun Cakupan Bina
Mendapatkan Bantuan Pemda Nelayan
Nelayan (%)
2013 1 39 2,56
2014 3 33 9,09
2015 1 33 3,03
2016 1 34 2,94
2017 0 34 0
Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan, dan Kelautan Kota Pekalongan, 2016, DKP 2018.

Kontribusi produksi perikanan kelompok nelayan dari tahun 2013-2017


terhadap jumlah produksi ikan di daerah cenderung meningkat. Apabila pada tahun
2013 sebesar 2,56% maka pada tahun 2017 menjadi 2,48%. Peran Pemerintah Kota
Pekalongan meningkatkan persentase perikanan dari kelompok nelayan cukup besar
melalui inisiasi Gemar Makan Ikan yang dicanangkan oleh Kementerian Kelautan dan
Perikanan. Kondisi ini harus tetap dipertahankan sehingga akan terdapat
kecenderungan yang semakin meningkat. Perkembangan produksi terlihat pada
Tabel 2.132.
Tabel 2.132 Produksi Ikan Kelompok Nelayan
di Kota Pekalongan Tahun 2013-2017 (ton)
Persentase Produksi
Jumlah Produksi Ikan Kontribusi Jumlah Produksi
Tahun Perikanan Kelompok
hasil Kelompok Nelayan Ikan di Daerah
Nelayan
2013 451,31 17.600 2,56
2014 452,34 18.200 2,49
2015 530,14 14619 3,63
2016 471,82 15641 3,02
2017 259,48 10475 2,48
Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan, dan Kelautan Kota Pekalongan, 2016, DKP 2018.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-97
Daerah
2. Pariwisata
Pengembangan kepariwisataan yang handal harus didukung dengan
ketersediaan akomodasi yang memadai juga. Hotel sebagai sarana akomodasi
utama dan penunjang utama di Kota Pekalongan penting dalam mewujudkan Kota
Pekalongan sebagai kota jasa di masa depan, terutama pariwisata. Pada tahun 2010,
Kota Pekalongan memiliki 22 hotel. Jumlah ini naik menjadi 23 hotel di tahun 2013
dan bertambah satu hotel di tahun 2014 menjadi 24 hotel. Adapun kelas hotel yang
ada di Pekalongan terdiri dari hotel bintang 3 sebanyak 5 hotel, hotel bintang 2
sebanyak 1 hotel, hotel bintang 1 sebanyak 1 hotel dan hotel melati sebanyak 17
hotel. Perkembangan jumlah hotel ini diharapkan dapat meningkatkan kepariwisataan
khususnya dan perkembangan perekonomian Kota Pekalongan pada umumnya.
Sarana akomodasi lainnya yang menunjang pariwisata adalah restoran.
Restoran sebagai sarana akomodasi penunjang berperan menarik minat wisatawan
untuk menikmati kuliner Kota Pekalongan selain menyediakan kuliner nasional dan
internasional yang selama ini telah dikenal oleh wisatawan itu sendiri. Perkembangan
jumlah restoran juga dapat menggambarkan perkembangan kepariwisataan
khususnya dan perekonomian Kota Pekalongan pada umumnya. Jika pada tahun
2013 hanya terdapat 110 restoran maka pada tahun 2017 jumlah restoran menjadi
137 restoran atau meningkat 24,54%. Jumlah hotel, restoran dan kunjungan wisata di
Kota Pekalongan dapat dilihat pada tabel 2.133.
Tabel 2.133 Jumlah Hotel, Restoran dan Jumlah Kunjungan Wisata di
Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Jumlah Restoran dan
Tahun Jumlah Hotel Jumlah Kunjungan Wisata
Rumah Makan
2013 28 110 235.908
2014 28 120 442.153
2015 28 85 230.903
2016 31 132 363.585
2017 28 137 387.417
Sumber : Dishubparbud Kota Pekalongan, 2012-2016, Dinparbudpora 2018

Untuk memajukan pariwisata di Kota Pekalongan, pemerintah beserta


masyarakat menyelenggarakan kegiatan budaya dan seni. Tujuannya selain
mendongkrak jumlah wisatawan, juga untuk meningkatkan citra wisata Kota
Pekalongan sebagai tujuan wisata di pantai Utara Pulau Jawa. Kliwon Show, Pentas
Seni Sedekah Laut (Nyadran), Pentas Seni Pek Chun, Pentas Seni Pekan Batik
Internasional, Pentas Seni pada Pameran Inovasi, Lomba Samproh, Lomba Marawis,
Pentas Seni Hari Jadi Kota Pekalongan, dan Festival Kostum Karnaval Batik
Pekalongan adalah kegiatan pentas budaya dan seni yang sering diselenggarakan.
Perkembangan penyelenggaraan festival seni dan budaya tersaji pada Tabel 2.134.
Tabel 2.134 Jumlah Penyelenggaraan Festival Seni dan Budaya
Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Tahun
Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah Penyelenggaraan 23 16 23 23 35
Sumber : Dishubparbud Kota Pekalongan, 2012-2016, Dinparbudpora 2018

Objek wisata yang ada di Kota Pekalongan meliputi Pantai Pasir Kencana,
Slamaran Indah, Museum Batik, Kolam Renang Tirta Sari, Kampung Batik Kauman,
Kampung Wisata Batik Pesindon dan Kampung Canting Landungsari. Obyek-obyek
wisata tersebut yang menjadi andalan kepariwisataan di Kota Pekalongan. Jumlah
kunjungan dari tahun 2013-2017 menunjukkan kecenderungan stagnan bahkan

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-98
Daerah
menurun. Jika pada tahun 2013 jumlah wisatawan yang tercatat adalah 224.992
orang maka pada tahun 2017 jumlahnya menjadi 137.896 orang. Uraian data
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.135.
Tabel 2.135 Jumlah Kunjungan Wisata dan Pendapatan Daerah dari
Obyek Wisata di Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
No Objek Wisata 2013 2014 2015 2016 2017
Pasir Kencana
Pengunjung
1). Wisman 0 0 0 0 0
1
2). Wisnus 155.858 166.515 167.923 109.057 105.360
B. Pendapatan
524.033.000 605.243.000 801.290.250 509.935.500 529.565.500
(Rp.)
Slamaran Indah
Pengunjung
1). Wisman 0 0 0 0 0
2
2). Wisnus 8.524 6.998 5.231 7.437 9.134
B. Pendapatan
28.293.500 25.738.500 20.558.500 27.310.000 31.851.500
(Rp.)
Museum Batik
Pengunjung
1). Wisman 238 256 265 265 358
3
2). Wisnus 17.585 17.815 16.583 21.834 23.044
B. Pendapatan
0 461.960 55.114.000 70.653.000 70.653.000
(Rp.)
Kolam Renang Tirta Sari
Pengunjung
1). Wisman 0 0 0 0 0
4
2). Wisnus 42.787 42.775 40.901 0 0
B. Pendapatan
235.328.500 272.112.500 - - -
(Rp.)
Sumber : Dishubparbud Kota Pekalongan, 2012-2016, Dinparbudpora 2018

3. Pertanian
Capaian pembangunan pertanian Kota Pekalongan dalam kurun waktu 2013-
2017 menunjukkan perkembangan fluktuatif. Puncak produktifitas padi terjadi pada
tahun 2013 sebesar 13,63 ton per Ha. Penurunan hasil padi terjadi pada tahun 2014
sebesar 5,54 ton per Ha karena adanya musibah banjir di awal tahun 2014.
Produktifitas padi di Kota Pekalongan terlihat pada Tabel 2.136.
Tabel 2.136 Produktivitas Padi Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Tahun
Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
Produksi tanaman padi (ton) 13.947,50 8.319,69 10.872,00 11.793,00 6.444,16
Luas areal tanaman padi (Ha) 1.023,00 1.587,00 1.098,00 1.098,00 1.098,00
Produktifitas padi per hektar 13,63 5,54 9,90 10,74 5,87
Sumber : DPPK, 2013-2016, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, 2018

Pembinaan kepada petani dalam kurun waktu 2013-2017 secara persentase


berkurang. Hal ini disebabkan jumlah kelompok petani semakin banyak sedangkan
kelompok petani yang mendapat bantuan semakin sedikit. Hal lain yang dapat
mempengaruhi hal tersebut adalah ketersediaan tenaga PPL yang terbatas.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-99
Daerah
Tabel 2.137 Cakupan Bina Kelompok Petani
Kota Pekalongan Tahun 2012-2017
Tahun
Indikator
2013 2014 2015 2016 2017
Kelompok tani mendpt bantuan pemda 7 4 26 0 3
Jumlah kelompok tani 66 66 66 66 67
Cakupan bina kelompok petani 10,61% 6,06 % 39,40% 6,06% 4,48%
Sumber : DPPK, 2013-2016, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, 2017

4. Perdagangan
Geliat aktivitas perdagangan di Kota Pekalongan di samping didominasi
aktivitas perdagangan produk unggulan yaitu batik dan perikanan juga ditopang oleh
keberadaan pasar rakyat dan toko modern. Pasar rakyat adalah suatu area tertentu
tempat bertemunya pembeli dan penjual, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dengan proses jual beli berbagai jenis barang konsumsi melalui tawar
menawar. Pasar rakyat terdiri dari sentra perdagangan batik, pasar tradisional, toko
dan kios. Toko modern adalah toko dengan sistem pelayanan mandiri atau swalayan
dengan sistem harga pasti dengan menjual berbagai jenis produksecara ritail atau
eceran. Toko modern di Kota Pekalongan terdiri dari minimarket, supermarket,
department store, hypermarket dan perkulakan. Adapun jenis pasar rakyat dan toko
modern seperti terlihat pada Tabel 2.138.
Tabel 2.138 Jenis Pasar dan Toko
di Kota Pekalongan Tahun 2013-2017

Jenis Pasar / Toko 2013 2014 2015 2016 2017

Sentra Perdagangan Batik 3 3 3 3 3


Pasar tradisional 10 10 11 11 11
Toko 247 247 247 247 247
Kios 1.524 1.524 1.524 1.652 1.685
Toko Modern
- Minimarket 26 26 26 26 41
- Supermarket 2 2 2 2 2
- Department Store 4 4 4 4 4
- Hypermarket 2 2 2 2 2
- Perkulakan 0 0 0 0 0
Sumber: Disperindagkop-UMKM Kota Pekalongan, 2013-2016, Dindagkop-UMKM, 2018

Penyelenggaraan pembangunan perdagangan mencakup perdagangan dalam


negeri dan perdagangan antar negara (ekspor dan impor), serta penyelenggaraan
perlindungan terhadap konsumen. Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB
Kota Pekalongan cukup tinggi dan menunjukkan kenaikan secara signifikan.
Tabel 2.139 Kontribusi Sektor Perdagangan terhadap PDRB
di Kota Pekalongan Tahun 2012-2016
No Keterangan 2012 2013 2014 2015 2016
1 ADHB PDRB Total (Rp. Juta) 5.741.728,10 6.396.422 7.092.776,60 7.778.271,60 8.507.535,11
PDRB Perdagangan 1.351.945,50 1.469.896,60 1.584.212,89 1.701.212,30 1.847.835,00
(Rp. Juta)
Kontribusi 23,55% 22,98% 22,14% 21,87% 21,72%
2 ADHK PDRB Total 5.151.813,50 5.456.187,10 5.755.282,30 6.367.272,96 6.367.272,96
2010 PDRB Perdagangan 1.198.596,10 1.232.706,53 1.295.313 1.342.161,54 1.407.425,41
(Rp. Juta)
Kontribusi 23,27% 22,59% 22,33% 21,08% 22,10%
Sumber : www.bps.go.id, 2014
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-100
Daerah
Pada tahun 2012 nilai lapangan usaha perdagangan (atas dasar harga berlaku)
Rp. 1,351 Triliun. Kondisi ini terus mengalami peningkatan sehingga pada tahun 2016
menjadi sebesar 8,507 Triliun. Meskipun persentase kontribusi PDRB mengalami
penurunan, namun dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kinerja sektor
perdagangan dalam menunjang aktivitas perekonomian Kota Pekalongan.
Perkembangan kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB dapat dilihat pada
Tabel 2.139. Lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor merupakan lapangan usaha yang memberikan kontribusi terbesar
terhadap PDRB Kota Pekalongan dari tahun ke tahun.
30.000.000

25.000.000

20.000.000

15.000.000

10.000.000

5.000.000

0
2012 2013 2014 2015 2016
Ekspor Bersih Perdagangan (US$) 27.790.120 25.336.663 26.616.859 17.384.060 19.081.547

Sumber : www.bps.go.id, 2015

Gambar 2.37 Realisasi Ekspor Kota Pekalongan


Tahun 2012 – 2016
Perkembangan ekspor bersih perdagangan ditunjukkan dalam Gambar 2.37.
Kinerja perdagangan internasional terlihat dari kinerja ekspor Kota Pekalongan.
Ekspor Kota Pekalongan cenderung mengalami fluktuasi dalam kurun waktu lima
tahun dari sebesar US$ 27,791 Juta pada Tahun 2012 menjadi sebesar US$ 19,081
Juta pada Tahun 2016. Tahun 2012 adalah nilai ekspor tertinggi dalam lima tahun
terakhir dan tahun 2015 adalah nilai ekspor terendah.
5. Perindustrian
Kinerja pembangunan urusan perindustrian dapat tergambarkan dari capaian
beberapa indikator, seperti kontribusi sektor industri terhadap PDRB; dan
pertumbuhan industri.
a. Kondisi Umum Industri
Jumlah industri di Kota Pekalongan sejak Tahun 2012 hingga tahun 2016
terus mengalami perkembangan. Jumlah industri besar, menengah dan kecil
ditunjukkan dalam Tabel 2.140.
Tabel 2.140 Klasifikasi Industri di Kota Pekalongan Tahun 2012-2016
JUMLAH UNIT INDUSTRI
KLASIFIKASI INDUSTRI
2012 2013 2014 2015 2016
Industri Logam Mesin & Kimia (ILMK) 356 476 552 600 728
Industri Aneka (IA) 1.389 1.885 2.025 2.589 2.600
Industri Hasil Pertanian (IHP) 1.279 1.586 1.795 3.135 3.141
JUMLAH 3.024 3.947 4.372 6.324 6.469
Sumber : Disperindagkop dan UMKM, BPS, 2016, Dinas Perinaker 2017, diolah

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-101
Daerah
Jika dilihat dari nilai investasinya, industri di Kota Pekalongan mengalami
perkembangan yang cukup baik seperti ditunjukkan dalam Tabel 2.141
Tabel 2.141 Nilai Investasi Industri
di Kota Pekalongan Tahun 2012-2016
INVESTASI (Rp Juta)
KLASIFIKASI INDUSTRI
2012 2013 2014 2015 2016
Industri Logam Mesin & Kimia 16.669,28 22.911,89 23.186,86 28.246,01 43.393,34
(ILMK)
Industri Aneka (IA) 164.719,40 186.707,99 188.372,34 199.139,20 1.065.863,56
Industri Hasil Pertanian (IHP) 94.792,85 109.292,70 127.434,36 154.134,55 879.368,28
JUMLAH 276.181,52 318.912,58 338.993,56 381.519,76 1.988.625,18
Sumber : Disperindagkop dan UMKM, BPS, 2016, Dinas Perinaker 2017, diolah

b. Industri Unggulan
Produk unggulan Kota Pekalongan adalah industri batik, pengolahan
perikanan, teh, pertenunan ATM dan pertenunan ATBM. Dari kelima produk
unggulan tersebut, batik, pakaian jadi dari tekstil dan pengolahan ikan merupakan
kompetensi inti daerah yang memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian
Kota Pekalongan. Untuk kegiatan pengolahan ikan sepanjang tahun 2012-2016
jumlah industrinya cenderung stagnan. Berikut ini adalah profil industri unggulan di
Kota Pekalongan.
Tabel 2.142 Jumlah IKM Produk Unggulan
Kota Pekalongan Tahun 2012-2016
Jenis industri 2012 2013 2014 2015 2016
Batik 634 860 861 861 878
Pakaian jadi dari tekstil 375 594 595 595 606
Pembekuan ikan 6 6 6 6 6
Pengalengan Ikan dan Biota Perairan
1 1 1 1 1
Lainnya
Pengasapan Ikan dan Biota Perairan
5 53 53 53 53
Lainnya
Penggaraman/Pengeringan Ikan 23 25 25 25 25
Pengolahan dan Pengawetan Ikan dan
21 26 26 26 44
Biota Perairan Lainnya
Pengolahan Teh dan Kopi 37 40 40 40 41
Pertenunan 133 148 149 149 151
Sumber : Disperindakkop dan UMKM Kota Pekalongan, 2013-2016, Dindagkop-UMKM, 2017.

Tabel 2.143 Jumlah Tenaga Kerja Produk Unggulan


Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Jenis industri 2013 2014 2015 2016 2017
Batik 11.811 12.004 12.004 12.937 12.104
Pakaian jadi dari tekstil 5.675 5.726 5.726 6.751 5.630
Pembekuan ikan 50 50 50 50 30
Pengalengan Ikan dan Biota Perairan Lainnya 396 396 396 396 396
Pengasapan Ikan dan Biota Perairan Lainnya 175 175 175 175 102
Penggaraman/Pengeringan Ikan 681 681 681 681 390
Pengolahan dan Pengawetan Ikan dan Biota
638 639 639 639 380
Perairan Lainnya
Pengolahan Teh dan Kopi 1.616 1.515 1.485 1.478 450
Pertenunan 4.009 4.040 4.040 4.055 760
Sumber : Disperindakkop dan UMKM Kota Pekalongan, 2013-2016, Dindagkop-UMKM, 2018.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-102
Daerah
Tabel 2.144 Nilai Investasi (Rp. Juta) IKM Produk Unggulan
Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Jenis industri 2013 2014 2015 2016 2017
Batik 38.298 38.317 38.344 49.235 45.760
Pakaian jadi dari tekstil 26.830 27.604 27.604 33.540 25.750
Pembekuan ikan 406 406 406 406 215
Pengalengan Ikan dan Biota Perairan Lainnya 11.500 11.500 11.500 11.500 11.500
Pengasapan Ikan dan Biota Perairan Lainnya 278 278 278 278 210
Penggaraman/Pengeringan Ikan 1.218 1.218 1.218 1.218 560
Pengolahan dan Pengawetan Ikan dan Biota
7.449 7.543 7.543 7.542 3.950
Perairan Lainnya
Pengolahan Teh dan Kopi 13.694 28.165 44.296 46.530 19.115
Pertenunan 32.845 33.040 33.040 33.533 7.250
Sumber : Disperindakkop dan UMKM Kota Pekalongan, 2013-2016, Dindagkop-UMKM, 2018.

c. Kontribusi Sektor Industri Terhadap PDRB


Kontribusi sektor perindustrian terhadap PDRB sepanjang 2012-2016 terus
meningkat baik berdasarkan ADHB maupun ADHK 2010. Pada tahun 2012
kontribusi sektor perindustrian ADHB sebesar Rp. 1.195,283 Milyar (20,82% dari
total PDRB), dan terus mengalami kenaikkan ADHB Rp. 1.822,761 Miliar (21,43%
dari total PDRB). Sehingga sektor industri ini terus kenaikan dari tahun ke tahun
serta juga memiliki kecenderungan kenaikan kontribusinya terhadap PDRB Kota
Pekalongan yang puncaknya terjadi pada tahun 2014, 21,74%. Peningkatan
kinerja sektor perindustrian mampu menunjang aktivitas perekonomian Kota
Pekalongan selain sektor perdagangan. Lapangan usaha industri pengolahan
merupakan lapangan usaha yang memberikan kontribusi terbesar kedua terhadap
PDRB Kota Pekalongan. Perkembangan kontribusi sektor perindustrian terhadap
PDRB dapat dilihat pada Tabel 2.145.
Tabel 2.145 Kontribusi Sektor Perindustrian terhadap PDRB di Kota
Pekalongan Tahun 2012-2016
Keterangan 2012 2013 2014 2015 2016
ADHB PDRB Total (Rp. 5.741.728,10 6.396.422,00 7.092.776,60 7.778.271,61 8.507.535,11
Juta)
PDRB Perindustrian 1.195.283,30 1.376.888,20 1.539.506,40 1.677.230,21 1.822.761,67
(Rp. Juta)
Kontribusi 20,82% 21,53% 21,67% 21,56% 21,43%
ADHK PDRB Total 5.151.813,50 5.456.187 5.755.282,30 6.043.095,70 6.367.272,96
2010 PDRB Perindustrian 1.066.172,70 1.177.871,50 1.251.212,50 1.302.422,46 1.356.596,75
Kontribusi 20,70% 21,59% 21,74% 21,55% 21,31%
Sumber :www.bps.go.id, 2013-2017

6. Transmigrasi
Pembangunan Transmigrasi ke depan masih dipandang relevan sebagai suatu
pendekatan untuk mencapai tujuan kesejahteraan, pemerataan pembangunan
daerah, serta perekat persatuan dan kesatuan bangsa. Namun demikian, kebijakan
penyelenggaraan transmigrasi perlu diperbaharui, dan disesuaikan dengan
kecenderungan (trend) perubahan yang terjadi akhir-akhir ini, terutama perubahan
pada tata pemerintahan. Penyelenggaraan transmigrasi diarahkan sebagai
pendekatan untuk mendukung pembangunan daerah, melalui pembangunan pusat-
pusat produksi, perluasan kesempatan kerja, serta penyediaan kebutuhan tenaga
kerja terampil baik dengan peranan pemerintah maupun secara swadana.
Pelaksanaannya harus memegang prinsip demokrasi, mendorong peran serta
masyarakat, mengupayakan keseimbangan dan keadilan, serta memperhatikan
potensi dan karakteristik daerah.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-103
Daerah
Transmigrasi merupakan program pemerintah yang berupaya melakukan
pemerataan penduduk dengan cara memindahkan penduduk di daerah-daerah padat
ke daerah-daerah yang jarang penduduknya. Penduduk yang sering menjadi sasaran
transmigrasi adalah yang bermukim di pulau Jawa dipindahkan ke daerah tujuan
transmigrasi.
Tujuan pelaksanaan urusan transmigrasi adalah untuk mengurangi kemiskinan
dan kepadatan penduduk di pulau Jawa, memberikan kesempatan bagi orang yang
mau bekerja, dan memenuhi kebutuhan tenaga kerja untuk mengolah sumber daya di
pulau-pulau lain seperti Papua, Kalimantan, Sumatra, dan Sulawesi.
Program transmigrasi dinilai efektif dan strategis untuk menjawab persoalan
bangsa, seperti kemiskinan, ketahanan pangan, pemerataan pembangunan wilayah,
pengangguran, dan pertahanan.
Seiring dengan perubahan lingkungan strategis di Indonesia, transmigrasi
dilaksanakan dengan paradigma baru sebagai berikut:
1) Mendukung ketahanan pangan dan penyediaan papan
2) Mendukung kebijakan energi alternatif (bio-fuel)
3) Mendukung pemerataan investasi ke seluruh wilayah Indonesia
4) Mendukung ketahanan nasional pulau terluar dan wilayah perbatasan
5) Menyumbang bagi penyelesaian masalah pengangguran dan kemiskinan
Transmigrasi tidak lagi merupakan program pemindahan penduduk, melainkan
upaya untuk pengembangan wilayah. Metodenya tidak lagi bersifat sentralistik dan
top down dari pusat, melainkan berdasarkan Kerjasama Antar Daerah pengirim
transmigran dengan daerah tujuan transmigrasi.
Pelaksanaan urusan Transmigrasi di Kota Pekalongan sangat tergantung
dengan kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terkait alokasi dan lokasi.
Selama tahun 2012-2016 pelaksanaan urusan Transmigrasi di Kota Pekalongan
adalah sebagai berikut :
Tabel 2.146 Alokasi dan Lokasi Transmigran
Kota Pekalongan Tahun 2012-2016
No Tahun Lokasi KK
1 2012 Nihil Nihil
2 2013 Kabupaten Satai Lestari dan Sei Mata-mata Sambas, 7 KK
Kalimantan Barat
3 2014 Satai Lestari, Sambas, Kalimantan Barat 2 KK
4 2015 Nihil Nihil
5 2016 Kabupaten Banyuasin, Desa Sri Agung, Provinsi 5 KK
Sumatera Selatan
Sumber : Dinsosnakertrans, 2013-2016, Dinperinaker 2017

2.3.4 Penunjang Urusan Pemerintahan


1. Perencanaan Pembangunan
Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan
tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di
dalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah
dalam jangka waktu tertentu. Perencanaan pembangunan daerah sebagai satu
kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional dilaksanakan
berdasarkan kondisi dan potensi yang dimiliki masing-masing daerah, sesuai
dinamika perkembangan daerah dan nasional.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-104
Daerah
Dalam rangka perencanaan pembangunan yang konsisten dan berkelanjutan
serta sebagai dasar penyusunan dokumen penganggaran, telah disusun dokumen
perencanaan pembangunan secara periodik untuk kurun waktu tertentu. Dokumen
perencanaan pembangunan dua puluh tahunan (jangka panjang) telah ditetapkan
Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perubahan atas
Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 15 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Pekalongan Tahun 2005-2025. Dalam
jangka menengah, Dokumen perencanaan pembangunan lima tahunan (jangka
menengah) ditetapkan melalui Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 4 Tahun
2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota
Pekalongan Tahun 2016 – 2021 yang merupakan periode ke-3 RPJPD Kota
Pekalongan Tahun 2005-2025. Selanjutnya setiap tahun, di Tingkat Kota disusun
dokumen perencanaan yakni Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) dan di
Tingkat perangkat daerah yakni Rencana Kerja Perangkat Daerah (Renja PD).
Sejak tahun 2015, Kota Pekalongan telah mengintegrasikan proses
perencaanan dalam aplikasi web SIMRAL (yang sebelumnya telah menjadi aplikasi
e-budgeting Kota Pekalongan). Pilihan integrasi perencanaaan ini didasarkan pada
dukungan Kota Pekalongan pada Free Open Source System (FOSS), mengurangi
resiko Human Error, Tingginya mutasi pegawai dan juga pencegahan tindak korupsi.
Dalam proses perencanaan pembangunan telah terintegrasi dari proses Musrenbang
(Tingkat Kelurahan (27 kelurahan)- Kecamatan-Kota), Penyusunan Renja dan RKPD,
Penyusunan KUA-PPAS, Penyusunan Anggaran, Pelaporan dan Akuntansi. Selain
itu, dalam perencanaan 5 (lima) tahunan, Kota Pekalongan juga telah memasukkan
proses integrasi dokumen tahuhan tersebut dalam dokumen Jangka Menengah
(RPJMD dan Renstra).
Urusan Perencanaan yang dilaksanakan di Kota Pekalongan memiliki kinerja
yang cukup baik dengan telah diraihnya penghargaan di Bidang Perencanaan pada
tingkat Nasional (Terbaik ke-2 di Tahun 2017) dan tingkat provinsi (terbaik ke-2 di
Tahun 2018 dan terbaik pertama di Tahun 2017). Selain itu, dalam proses
perencanaannya telah dilaksanakan sertifikasi sistem mutu ISO 9001:2015 dan audit
ISO setiap tahunnya.
Capaian selanjutnya adalah pengembangan sistem inovasi daerah (SIDa),
dalam bentuk Rencana Strategis Sistem Inovasi Daerah Kota Pekalongan Tahun
2011-2015, sesuai Peraturan Walikota Pekalongan Nomor 40 Tahun 2011. Terkait
dengan perencanaan spasial, juga dilaksanakan penyusunan Dokumen Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Pekalongan (Peraturan Daerah Nomor 30 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekalongan Tahun 2009 – 2029),
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (Kawasan Jetayu, Batas Kota Sebelah
Barat, Koridor Hayam Wuruk- Alun alun Kota, dll).
Sebagai wujud komitmen terhadap kebijakan global, nasional dan provinsi,
Pemerintah Kota Pekalongan juga telah menyusun Profil Emisi Gas Rumah Kaca,
Rencana Aksi Daerah Pengarusutamaan Gender serta dokumen perencanaan
sektoral lainnya. Dokumen-dokumen perencanaan tersebut sangat dibutuhkan dalam
kerangka pencapaian target pembangunan nasional dan daerah.
2. Keuangan
Perwujudan pengelolaan keuangan daerah yang transparan dan akuntabel
telah dilaksanakan melalui Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)
dan mendasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan, Perda Kota Pekalongan Nomor 10 Tahun 2009
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Pekalongan, Perda Kota Pekalongan
Nomor 11 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah, serta Permendagri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-105
Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Permendagri Nomor 21
Tahun 2011. Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dengan mengedepankan
prinsip-prinsip akuntansi berbasis akrual, nilai historis, realistis, periodisitas,
konsisten, pengungkapan lengkap dan penyajian wajar.
Optimalisasi pengelolaan aset daerah dilaksanakan dalam rangka
meningkatkan pemanfaatan dan pendayagunaan aset daerah untuk mendukung
peningkatan PAD. Untuk itu dilakukan optimalisasi penggunaan dan pemanfaatan
aset daerah, up dating data pengadaan dan mutasi, pengamanan aset, penghapusan
dan pemindahtanganan Barang Milik Daerah (BMD), inventarisasi BMD,
penyelesaian kasus/sengketa aset, pembinaan pengendalian dan pengawasan BMD
serta penyusunan Daftar Kebutuhan Barang Milik Daerah (DKBMD) dan Daftar
Kebutuhan Perubahan Barang Milik Daerah (DKPBMD).
Dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014, Pemerintah Kota Pekalongan
belum mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK). Opini yang diterima adalah Wajar Dengan Pengecualian (WDP).
Kondisi ini menuntut kerja bersama segenap elemen Pemerintah Kota Pekalongan
agar dapat memperoleh Opini WTP pada tahun berikutnya. Upaya ini membuahkan
hasil pada tahun 2015 dan 2016 dimana secara berturut-turut Pemerintah Kota
Pekalongan mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK.
3. Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
Peningkatan kapasitas SDM aparatur merupakan upaya untuk mewujudkan
profesionalisme dan mendukung peningkatan pelayanan publik, dilaksanakan melalui
pengadaan CPNS; diklat formal (pengiriman tugas belajar dan pemberian izin
belajar), diklat kader (bintek dan kursus), tes kompetensi (Quasi, PCAP, dan ujian
kedinasan), kenaikan pangkat, pengangkatan dalam jabatan, penilaian prestasi kerja,
pembinaan disiplin, pemberian penghargaan dan kesejahteraan, pemberhentian dan
pensiun serta pemutakhiran data.
Pemerintah Kota Pekalongan juga telah memfasilitasi pelaksanaan diklat
aparatur. Diklat tersebut meliputi diklat teknis, fungsional, kepemimpinan dan
prajabatan. Secara umum terjadi kecenderungan perkembangan jumlah aparatur
yang mengikuti diklat. Dengan semakin banyaknya aparatur yang telah mengikuti
diklat, diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan pelayanannya kepada
masyarakat. Secara detail dapat dilihat pada Tabel 2.147.
Tabel 2.147 Jumlah Diklat Aparatur di Pemerintah Kota Pekalongan
Tahun 2013-2017
Diklat 2013 2014 2015 2016 2017

Teknis 287 271 205 250 455


Fungsional 482 746 123 206 231
Kepemimpinan 53 27 26 30 5
Prajabatan 0 54 140 65 2
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah 2013-2016, BKPPD 2018

Sesuai dengan ketentuan maka pada tahun 2012 tidak diadakan pengangkatan
CPNS di lingkungan Pemerintah Kota Pekalongan. Pada Tahun 2013, Pemerintah
Kota Pekalongan telah mengangkat CPNS dari honorer kategori I sebanyak 54
orang. Kemudian pada tahun 2014 Pemerintah Kota Pekalongan telah mengangkat
tenaga honorer kategori II sebanyak 93 orang.
Di samping hal-hal tersebut di atas, dalam rangka pembinaan kepegawaian
juga telah dilaksanakan pembinaan kepada aparatur yang akan memasuki masa
pensiun/purna tugas. Dengan persiapan pensiun yang sebaik-baiknya diharapkan

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-106
Daerah
aparatur keseluruhan dapat bekerja dengan baik dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Bentuk-bentuk pembinaan terhadap aparatur yang akan pensiun
tersebut meliputi pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui status kesehatan
aparatur (general check-up) serta diklat persiapan pensiun/purna tugas
4. Penelitian dan Pengembangan
Penelitian dan pengembangan memegang peranan penting dalam kemajuan
sebuah negara, daerah maupun corporate. Kegiatan yang telah dilaksanakan
diantaranya fasilitasi jaringan penelitian dan pengembangan dan penyusunan jurnal
penelitian dan pengembangan. Hal-hal menyangkut kelitbangan ini perlu terus
didorong dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat maupun peningkatan
daya saing daerah.
Sesuai dengan indikator kinerja daerah RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-
2021, kinerja penelitian dan pengembangan ditunjukkan dengan pemanfaatan hasil
penelitian dalam perencanaan – kebijakan.
5. Fungsi Lain
a. Kerjasama Daerah
Kerjasama daerah dilaksanakan sebagai sarana untuk lebih memantapkan
hubungan dan keterikatan daerah yang satu dengan daerah yang lain,
menyerasikan pembangunan daerah, mensinergikan potensi antar daerah
dan/atau dengan pihak ketiga serta meningkatkan pertukaran pengetahuan,
teknologi dan kapasitas fiskal. Bentuk kerjasama daerah yang dilakukan oleh
Pemerintah Kota Pekalongan meliputi kerjasama daerah dengan Lembaga
Pemerintah dan Non Pemerintah Dalam Negeri dan Perguruan Tinggi.
b. Pengawasan
Pengawasan dilaksanakan untuk menjaga kinerja pelaksanaan kegiatan
agar sesuai dengan regulasi, kebijakan dan peraturan yang berlaku. Pelaksanaan
pengawasan difokuskan pada pengawasan internal secara berkala pada beberapa
objek pemeriksaan meliputi seluruh PD di lingkungan Pemerintah Kota
Pekalongan. Tujuan ditetapkan Kebijakan Pengawasan Atas Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah setiap tahun di lingkungan Pemerintah Kota Pekalongan
adalah :
(1) mensinergikan pengawasan yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal
Kementerian/Inspektorat Utama Lembaga Pemerintah Non Kementerian,
Inspektorat Provinsi dan Inspektorat Kota;
(2) meningkatkan penjaminan mutu atas penyelenggaraan pemerintahan dan
kepercayaan masyarakat atas pengawasan APIP;
(3) mewujudkan hasil pengawasan yang mendukung terselenggaranya program
pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan sesuai rencana
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
Kebijakan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah dilakukan
melalui pemeriksaan reguler, pemeriksaan non reguler dan pengawasan lainnya.
Pemeriksaan reguler adalah pemeriksaan kinerja yang dilakukan secara
komprehensif dengan ruang lingkup pemeriksaan pada aspek kebijakan daerah,
kelembagaan, pegawai daerah, keuangan daerah dan barang daerah.
c. Reformasi Birokrasi
Reformasi birokrasi akan menjadi prasyarat dalam rangka peningkatan
pelayanan kepada masyarakat yang harus semakin meningkat, sesuai dengan
tuntutan dinamika global. Kepegawaian akan sangat terkait dengan reformasi
birokrasi. Dalam rangka perwujudan good governance telah disusun Road Map
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-107
Daerah
Reformasi Birokrasi 2010-2014 oleh pemerintah, yang harus dilaksanakan oleh
pemerintah daerah. Reformasi birokrasi pada dasarnya merupakan proses
menata-ulang, mengubah, memperbaiki, dan menyempurnakan birokrasi agar
menjadi lebih baik (profesional, bersih, efisien, efektif, dan produktif). Dalam
bahasa yang lain, reformasi birokrasi adalah upaya untuk melakukan perbaikan
kinerja birokrasi dengan meningkatkan kualitas regulasi, efisiensi, efektivitas dan
akuntabilitas seluruh aspek penyelenggaraan pemerintahan dan kualitas
pelayanan kepada masyarakat, yang akan meningkatkan kepercayaan
masyarakat kepada Pemerintah.
Pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Pemerintah Kota Pekalongan
mencakup beberapa area perubahan yaitu:
1) Penataan dan penguatan organisasi, dilaksanakan melalui evaluasi
kelembagaan PD. Termasuk di sini yaitu telah dilaksanakannya
penggabungan kelurahan di Kota Pekalongan, dari semula 47 kelurahan
menjadi 27 kelurahan TMT 1 Januari 2015.
2) Penataan tatalaksana, dilaksanakan melalui penyusunan Standar Operasional
Prosedur (SOP), peningkatan Standar Manajemen Mutu (SMM)/Sertifikasi
ISO.
3) Penataan sistem manajemen SDM aparatur, dilaksanakan melalui
penyelenggaraan diklat aparatur, pengadaan CPNS Pemerintah Kota
Pekalongan, tes kompetensi pejabat struktural, kenaikan pangkat bagi PNS di
lingkungan Pemerintah Kota Pekalongan, dan peningkatan kualitas PNS
melalui fasilitasi tugas/izin belajar.
4) Penguatan pengawasan dilaksanakan melalui pengawasan internal pada PD.
5) Penguatan Akuntabilitas Kinerja, dilaksanakan melalui implementasi Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
6) Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik, dilakukan melalui penerbitan
Peraturan Walikota Pekalongan Nomor 23 tahun 2011 tentang Tugas dan
Fungsi Satpol PP dan Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan
Terpadu Kota Pekalongan.
7) Penataan peraturan perundang-undangan.
8) Pola pikir dan budaya kerja (manajemen perubahan), dilakukan melalui
sosialisasi dan diklat TOT pengembangan budaya kerja, penerapan nilai-nilai
budaya kerja dan etika PNS, serta pembentukan kelompok budaya kerja pada
setiap PD.
Dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat, telah dilakukan
peningkatan SMM/sertifikasi ISO pada PD, terutama yang langsung berhubungan
dengan masyarakat. Beberapa PD yang telah memperoleh sertifikasi ISO yaitu: 1)
ISO 9001:2008 oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga; 2) ISO 9001:2008
di Dinas Kesehatan, Puskesmas dan Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM);
3) ISO 9001:2008 oleh Badan Penanaman Modal Pelayanan Perizinan Terpadu;
4) ISO 9001:2008 oleh Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah serta 5) ISO
9001:2015 oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.
Penguatan Akuntabilitas Kinerja terus dilaksanakan dengan peningkatan
implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Dari tahun ke
tahun Nilai Akuntabilitas Klota Pekalongan terus mengalami peningkatan
sebagaimana ditunjukkan tabel 2.148 berikut ini.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-108
Daerah
Tabel 2.148 Nilai AKIP Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai
No Komponen yang dinilai Bobot Bobot
2013 2014 2015 2016 2017
1 Perencanaan Kinerja 35 14.98 15.85 30 14.49 15.05 19.95
2 Pengukuran Kinerja 20 8.34 8.51 25 9.14 9.48 10.39
3 Pelaporan Kinerja 15 5.85 6.98 15 8.52 9.65 8.56
4 Evaluasi Kinerja 10 5.11 3.94 10 4.08 4.31 5.12
5 Capaian Kinerja 20 11.31 8.96 20 8.66 9.04 11.71
Nilai AKIP 100 45.59 44.24 100 44.89 47.53 55.73
Tingkat Akuntabilitas Kinerja C C C C CC
Sumber : Bagian Organisasi Setda, 2018
Upaya Pemerintah Kota Pekalongan untuk meningkatakan pelayanan
kepada masyarakat, juga ditempuh dengan melaksanakan kajian terhadap
kepuasan masyarakat terhadap unit pelayanan publik (UPP). Indeks Kepuasah
Masyarakat Kota Pekalongan Tahun 2017 ditunjukkan Tabel 2.149 berikut..
Tabel 2.149 Indeks Kepuasan Masyarakat pada Unit Pelayanan Publik
di Kota Pekalongan Tahun 2017

OPD BARU NILAI IKM KET

1 BAGIAN ORGANISASI 65,63 BAIK


2 BAGIAN HUKUM 64,29 BAIK
3 BAG. TATA PEMERINTAHAN 64,84 BAIK
4 BAGIAN MINBANG 64,68 BAIK
5 INSPEKTORAT 60,16 KURANG BAIK
6 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BENDAN 77,80 BAIK
7 KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK 63,89 BAIK
8 DINAS KEPENDUDUKAN DAN 71,67 BAIK
PENCATATAN SIPIL
9 DINAS PENANAMAN MODAL DAN 89,46 SANGAT BAIK
PELAYANAN PERIJINAN SATU PINTU
10 DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN 68,30 BAIK
11 BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN 63,02 BAIK
PELATIHAN DAERAH
12 BADAN KEUANGAN DAERAH 63,73 BAIK
13 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, 65,08 BAIK
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
DAERAH
14 DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN 61,11 KURANG BAIK
RUANG
15 KECAMATAN PEKL. BARAT 65,28 BAIK
16 KECAMATAN PEKL. TIMUR 65,28 BAIK
17 KECAMATAN PEKL. UTARA 65,28 BAIK
18 KECAMATAN PEKL. SELATAN 65,28 BAIK
19 KELURAHAN 65,11 BAIK
Sumber : Bagian Organisasi Setda, 2018

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-109
Daerah
2.4. ASPEK DAYA SAING DAERAH

2.4.1. Kemampuan Ekonomi Daerah


Salah satu indikator untuk mengukur kemampuan ekonomi suatu daerah adalah
pengeluaran konsumsi per kapita yang disesuaikan. Indikator ini menunjukkan derajat
daya beli masyarakat terhadap barang atau jasa. Kebutuhan makanan merupakan
kebutuhan utama sehingga kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan tersebut semakin
meningkat.
12.500
12.000
11.500
11.000
10.500
10.000
9.500
9.000
8.500
8.000
2012 2013 2014 2015 2016
Pengeluaran Per Kapita Kota
10.756 10.922 11.006 11.253 11.721
Pekalongan (Rp. Ribu)
Pengeluaran Per Kapita Provinsi
9.497 9.618 9.640 9.930 10.153
Jateng (Rp. Ribu)
Sumber: www. bps.go.id, 2017

Gambar 2.38 Pengeluaran Per Kapita Kota Pekalongan dan


Provinsi Jateng Tahun 2012-2016
Rata-rata pengeluaran perkapita penduduk Kota Pekalongan pada tahun 2012
sebesar Rp 10,75 juta rupiah. Ini semakin meningkat pada tahun 2013-2016. Bila pada
tahun 2013 pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita sebesar 10,99 juta rupiah
maka tahun 2016 meningkat menjadi sebesar 11,72 juta rupiah. Rata-rata pengeluaran
perkapita penduduk Kota Pekalongan lebih tinggi dibandingkan rata-rata pengeluaran
perkapita penduduk Provinsi Jawa Tengah. Gambar 2.38 menjelaskan pengeluaran riil
per kapita Kota Pekalongan dan Provinsi Jawa Tengah dari tahun 2012 sampai tahun
2016.

2.4.2. Fokus Fasilitas Wilayah


1. Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan
Ruas panjang jalan Kota Pekalongan sepanjang 2012-2015 bertambah rata-
rata kurang dari 2%. Hal ini menyebabkan rasio panjang jalan per jumlah kendaraan
di Kota Pekalongan dari tahun 2012-2016 semakin menurun. Hal ini dapat dilihat dari
jumlah kendaraan yang dimiliki oleh penduduk Kota Pekalongan baik roda dua
maupun roda empat terus bertambah. Adapun penambahan jalan raya baik jalan
negara, jalan provinsi dan jalan kota secara agregat tidak mengalami pertumbuhan
signifikan. Pada tahun 2012 rasionya sebesar 0,0015 dan rasionya semakin mengecil
pada tahun 2016 menjadi 0,0008. Kondisi tersebut dapat dilihat seperti pada Tabel
2.150.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-110
Daerah
Tabel 2.150 Rasio Panjang Jalan Per Jumlah Kendaraan Kota
Pekalongan Tahun 2012-2016
Rasio Panjang Jalan Per
Tahun Panjang Jalan (km) Jumlah Kendaraan
Jumlah Kendaraan
2012 146,28 100.208 0,0016
2013 148,28 197.890 0,0007
2014 148,28 170.900 0,0009
2015 148,28 171.863 0,0009
2016 155,44 182.944 0,0008
Sumber : BPS Kota Pekalongan, 2015, diolah

2. Jumlah Orang yang Melalui Terminal Per Tahun


Di Kota Pekalongan terdapat terminal tipe A yang dapat dimanfaatkan sebagai
terminal untuk bis antar kota antar provinsi, antar kota dalam provinsi dan dalam kota.
Sejak diberlakukannya UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah,
kewenangan atas Terminal Type A ada di Pemerintah Pusat. Jumlah orang yang
melalui terminal Kota Pekalongan mengalami penurunan dari tahun 2010-2014.
Apabila pada tahun 2010 jumlah orang yang naik dan turun di Terminal Pekalongan
sebesar 189.345 orang maka pada tahun 2011 terjadi penurunan drastis menjadi
180.204 orang. Dari tahun 2012-2013, jumlah orang yang melalui terminal
Pekalongan cenderung stagnan. Bila pada tahun 2012 sebesar 180.484 orang maka
pada tahun 2013 sebesar 180.276 orang. Jumlah orang yang melalui terminal Kota
Pekalongan pada tahun 2014 menjadi 180.255 orang. Adapun perkembangannya
dapat dilihat pada Gambar 2.39.
192.000
190.000
188.000
186.000
184.000
182.000
180.000
178.000
176.000
174.000
2010 2011 2012 2013 2014
Orang Melalui Terminal 189.345 180.204 180.484 180.276 180255

Sumber : Dishubparbud Kota Pekalongan, 2015

Gambar 2.39 Jumlah Penumpang yang Melalui Terminal


Kota Pekalongan Tahun 2010-2014
3. Jumlah Orang yang Melalui Stasiun Per Tahun
Sebagai salah satu kota utama di Jawa Tengah, Kota Pekalongan memiliki
peran strategis dalam meningkatkan perekonomiannya melalui kunjungan yang
dilakukan orang luar daerah. Penggunaan moda transportasi darat seperti kereta api
menjadi salah satu moda yang paling digemari karena lebih mudah, cepat dan
memiliki ketepatan waktu lebih tinggi serta letak Stasiun Besar Pekalongan yang
berada di kawasan pusat kota. Di samping itu, fasilitas hotel yang dekat dengan
stasiun memudahkan penumpang mencari tempat beristirahat.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-111
Daerah
600.000

500.000

400.000

300.000

200.000

100.000

-
2012 2013 2014 2015 2016
Orang Melalui Stasiun 179.768 195.528 317.899 343.808 537.704

Sumber : www.pekalongankota.bps.go.id, 2017

Gambar 2.40 Jumlah Penumpang yang Melalui Stasiun


Kota Pekalongan Tahun 2012-2016
Jumlah penumpang yang melalui stasiun Pekalongan terus mengalami
peningkatan setiap tahunnya. Ini terlihat pada Gambar 2.40. Tahun 2012 jumlah
orang yang melalui stasiun sebanyak 179.768 orang. Dalam kurun waktu 2012-2016
terus mengalami peningkatan sehingga jumlah penumpang yang melalui stasiun
pada tahun 2016 sebanyak 537.704 orang.
Kondisi seperti yang diuraikan di atas menggambarkan peranan moda
transportasi kereta api yang saat ini lebih menjadi pilihan masyarakat yang
menuju/dari Kota Pekalongan, dibandingkan angkutan umum lainnya yaitu yang
menggunakan moda transportasi bis. Pengembangan moda transportasi bis agar
lebih dapat berkompetisi ke depan, membutuhkan penyediaan prasarana jalan
regional dengan kapasitas yang memadai sehingga perjalanan menjadi lancar serta
membutuhkan dukungan fasilitas terminal bis, apalagi di Kota Pekalongan terdapat
terminal tipe A yang mulai tahun 2017 menjadi kewenangan Pemerintah Pusat.
4. Persentase Rumah Tangga (RT) yang Menggunakan Air Bersih
Jumlah penduduk yang semakin bertambah, membawa konsekuensi kebutuhan
air bersih di Kota Pekalongan.
0,9
0,85
0,8
0,75
0,7
0,65
0,6
1 2 3 4 5
Tahun 2013 2014 2015 2016 2017
Rasio Rumah Tangga Air
71,45% 76,14% 82,14% 85,89% 84,71%
Bersih (%)
Sumber : Dinperkim, 2018

Gambar 2.41 Persentase Rumah Tangga (RT) yang menggunakan Air


Bersih Kota Pekalongan Tahun 2011-2015
Dari tahun ke tahun pertumbuhan kebutuhan air bersih bertambah. Pada tahun
2011 baru 62,50% penduduk yang terpenuhi air bersihnya . Namu pada tahun 2015

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-112
Daerah
sebanyak 87,55% penduduk Kota Pekalongan menggunakan air bersih. Kondisi ini
menunjukkan kecenderungan perkembangan yang semakin membaik.
5. Rasio Ketersediaan Daya Listrik
270,00
260,00
250,00
240,00
230,00
220,00
210,00
200,00
2012 2013 2014 2015 2016
Konsumsi Daya Listrik (MWh) 229,92 264,94 247,12 255,90 261,74

Sumber : www.pekalongankota.go.id

Gambar 2.42 Ketersediaan Listrik Kota Pekalongan


Tahun 2012 - 2016
Listrik di Kota Pekalongan disediakan oleh PT. PLN (Persero) sebagai
perusahaan distribusi listrik di area pelayanan Pekalongan. Kebutuhan yang terus
meningkat, meningkatkan konsumsi listrik masyarakat Kota Pekalongan dari tahun ke
tahun. Kebutuhan listrik di Kota Pekalongan dari tahun-ke tahun berfluktuasi.
Konsumsi listrik selama lima tahun terus meningkat. Apabila tahun 2012 sebesar
229,92 GWh, maka pada akhir tahun 2016 sebesar 261,74 GWh. Berikut gambaran
kebutuhan listrik Kota Pekalongan dari tahun 2012-2016
6. Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Listrik
Jumlah rumah tangga yang menggunakan listrik bertambah sepanjang tahun
2012-2016 sehingga meningkatkan konsumsi listrik di Kota Pekalongan. Jumlah
rumah tangga berdasarkan data BPS selama lima tahun menunjukan bertambahnya
jumlah rumah tangga sebagai pelanggan PLN. Pelanggan PLN di Kota Pekalongan
terdiri rumah tangga, perusahaan swasta dan pelanggan sosial. Persentase rumah
tangga sebagai pelanggan PLN pada tahun 2012 sebesar 89,83%. Jumlah
pelanggan secara persentase terus mengalami peningkatan dari tahun 2012-2016.
Pada tahun 2016 seluruh rumah tangga telah menggunakan listrik. Persentase rumah
tangga pengguna listrik secara lengkap tersaji pada Tabel 2.151.
Tabel 2.151 Persentase RT yang menggunakan Listrik
Kota Pekalongan Tahun 2012-2016
Jumlah
Tahun Pelanggan RT Persentase RT Pengguna Listrik
RT
2012 65.000 72.356 89,83%
2013 68.362 72.717 94,01%
2014 71.051 73.426 96,76%
2015 72.982 74.133 98,45%
2016 74.913 74.805 100,14%
7. Jenis, Kelas, dan Jumlah Penginapan/ Hotel
Jumlah hotel di Kota Pekalongan saat ini cukup memadai. Tingkat okupansi
rata-rata sebesar 50%-70%, sangat memadai sebagai daerah tujuan wisata bagi Kota
Pekalongan dan sekitarnya Tabel 2.152 menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2012-
2016 telah dibangun 9 (sembilan) hotel berbintang, baik bintang 1, 2, dan 3.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-113
Daerah
Sedangkan hotel melati berjumlah 22 (dua puluh dua) hotel. Tersedianya berbagai
pilihan hotel maka dapat berpeluang bagi pengembangan kepariwisataan di wilayah
Kota Pekalongan dan sekitarnya. Karena tantangan kepariwisataan, di samping
membutuhkan obyek dan daya tarik wisata maka kebutuhan utama lainnya adalah
tersedianya akomodasi yang representative salah satunya yakni hotel.
Tabel 2.152 Jumlah dan Tipe Akomodasi
Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
Akomodasi 2013 2014 2015 2016 2017
Hotel Berbintang 6 7 8 9 10
Hotel Non Berbintang 20 22 21 22 18
Sumber : www.pekalongankota.bps.go.id,2013-2017

2.4.3. Fokus Iklim Investasi


1. Lama Proses Perijinan
Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 97 tahun 2014 Penyelenggaran
Pelayanan Terpadu Satu Pintu adalah pelayanan terintegrasi dalam satu kesatuan
proses dimulai dari tahap permohonan sampai dengan tahap penyelesaian produk
pelayanan melalui satu pintu.
Penyelenggara PTSP di Kota Pekalongan adalah pemerintah Kota Pekalongan
yang bertujuan untuk memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada
masyarakat; memperpendek proses pelayanan; mewujudkan proses pelayanan yang
cepat, mudah, murah, transparan, pasti dan terjangkau; dan mendekatkan dan
memberikan pelayanan yang lebih luas kepada masyarakat.
Pemerintah Kota Pekalongan menetapkan Standar Operasi Prosedur (SOP)
pelayanan pemberian izin dan lama proses permohonan izin, berbeda-beda sesuai
dengan jenis izinnya. Tabel 2.153 menyajikan SOP mengenai lama proses perijinan
di Kota Pekalongan.
Tabel 2.153 Lama proses perijinan di Kota Pekalongan 2012-2016
SOP IZIN (hari)
NO JENIS IZIN
2012 2013 2014 2015 2016
1 Izin Prinsip 3 3 3 3
2 Izin Usaha Angkutan 5 5 5 5 5
Izin Trayek / Kartu Pengawasan Izin
3 5 5 5 5 5
Trayek
4 Tanda Daftar Industri/Izin Usaha Industri 3 3 3 3 3
5 Izin Usaha Perdagangan 3 3 3 3 3
6 Tanda Daftar Perusahaan 3 3 3 3 3
7 Izin Reklame 5 5 5 5 5
8 Izin Sarang Walet 2 2 2 2 2
9 Izin Gangguan ( HO ) 10 10 10 10 10
10 Izin Mendirikan Bangunan 12 12 12 12 12
11 Sertifikasi Tanda Terdaftar 5
Sertifikasi Produksi Industri Rumah
12 5 5 5 5 5
Tangga
13 Sertifikasi Penyuluhan Keamanan Pangan 5 5 5 5 5
14 Sertifikasi Laik Hyginene Sanitasi 5 5 5 5 5
15 Izin Rumah Bersalin 5
16 Izin Klinik / Balai Pengobatan 5 5 5 5 5

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-114
Daerah
SOP IZIN (hari)
NO JENIS IZIN
2012 2013 2014 2015 2016
17 Izin Klinik Kecantikan 5 5 5 5 5
18 Izin Optik 5 5 5 5 5
Izin Usaha Salon Kecantikan dan Barber
19 5 5 5 5 5
Shop
Izin Biro Perjalanan / Agen Perjalanan
20 10 10 10 10 10
Wisata
21 Izin Usaha Boga / Catering 6 6 6 6 6
22 Izin Ketel Uap 7 7 7 7 7
23 Izin Bejana Tekan 7 7 7 7 7
24 Izin Gedung Pertemuan / Pameran 5 5 5 5 5
25 Izin Pusat Kesehatan / Pusat Kebugaran 6 6 6 6 6
26 Izin Usaha Jasa Konstruksi 7 7 7 7 7
27 Izin Tenaga Kerja Indonesia
28 Izin Kerja Malam Wanita
29 Izin Pariwisata 5 5 5 5 5
30 Izin Usaha Pengolahan Hasil Perikanan 6
Izin Kapal Penangkap Ikan / Izin Kapal
31 6
Pengangkut Ikan
Izin Pendirian RPH (Usaha Pemotongan
32 6 6 6 6 6
Hewan)
33 Izin Lokasi/Fungsi Ruang Kota 10 10 10 10 10
34 Izin Usaha Toko Modern/Pasar Tradisional 5 5 5 5 5
35 Tanda Daftar Gudang 3 3 3 3 3
36 Pendaftaran Penanaman Modal 1
37 Izin Prinsip Penanaman Modal 3 3 3 3 3
38 Izin Prinsip Perluasan Penanaman Modal 3 3 3 3 3
39 Izin Prinsip Perubahan Penanaman Modal 5 5 5 5 5
40 Izin Usaha 7 7 7 7 7
41 Izin Usaha Perluasan 7 7 7 7 7
Izin Usaha Penggabungan Perusahaan
42 7 7 7 7 7
Penanaman Modal (merger)
43 Izin Usaha Perubahan 7 7 7 7 7
Sumber: BPMP2T, 2013-2016, DPMPTST, 2017

2. Jumlah Perda yang mendukung iklim usaha


Iklim investasi di suatu daerah sangat ditentukan kebijakan daerah yang
mendukung pengembangan investasi/usaha. Kebijakan itu terutama dalam bentuk
peraturan daerah yang terkait penciptaan iklim usaha yang kondusif. Paling tidak
tercatat 11 perda yang mendukung penciptaan iklim usaha kondusif di Kota
Pekalongan tersebut. Berikut Peraturan Daerah dimaksud:
1) Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 4 Tahun 2006 tentang Izin Usaha
Perikanan.
2) Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 10 Tahun 2006 tentang Perubahan
Atas Perda Kota Pekalongan No. 9 Tahun 2003 tentang Izin Usaha Industri.
3) Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 11 Tahun 2006 tentang Perubahan
Atas Perda Kota Pekalongan No. 11 Tahun 2003 tentang Izin Usaha
Perdagangan.
4) Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 22 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pelayanan Terpadu.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-115
Daerah
5) Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 15 Tahun 2011 tentang
Penyelenggaraan dan Retribusi Izin Gangguan.
6) Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 16 Tahun 2011 tentang
Penyelenggaraan dan Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi di Kota
Pekalongan.
7) Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 3 Tahun 2012 tentang Penataan dan
Pembinaan Pasar Tradisional, Pasar Perbelanjaan dan Toko Modern.
8) Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 4 Tahun 2012 tentang Pengelolaan
dan Pemberdayaan Pasar Tradisional.
9) Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 8 Tahun 2012 tentang Penanaman
Modal.
10) Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 18 Tahun 2012 tentang Izin Usaha
Jasa Konstruksi.
11) Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 17 Tahun 2013 tentang Perubahan
atas Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Pekalongan.
3. Angka Kriminalitas
Angka kriminalitas yang dimaksud dalam hitungan ini adalah angka kriminalitas
per 10.000 penduduk. Perkembangan Angka Kriminalitas Kota Pekalongan
menunjukkan perkembangan yang semakin baik. Ini ditunjukkan dengan menurunnya
angka kriminalitas per 10.000 penduduk sepanjang 2012-2016. Kondisi ini tentu saja
cukup menguntungkan bagi kehidupan masyarakat sehingga dapat lebih aman dan
nyaman serta berimplikasi bagi pengembangan investasi. Pada tahun 2012 jumlah
angka kriminalitas adalah 10,71 kasus tiap 10.000 penduduk. Kondisi ini semakin
membaik dengan turunnya angka kriminalitas dari tahun ke tahun sehingga pada
tahun 2016 turun menjadi 6,15 per 10.000 penduduk. Selengkapnya dapat dilihat
pada Gambar 2.43.
12,00

10,00

8,00

6,00

4,00

2,00

-
2012 2013 2014 2015 2016
Angka Kriminalitas per 10.000
10,71 9,97 7,83 7,59 6,15
penduduk

Sumber: BPS Kota Pekalongan, 2013-2017, diolah

Gambar 2.43 Rasio Angka Kriminalitas Per 10.000 Penduduk


Kota Pekalongan Tahun 2012-2016

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-116
Daerah
2.4.4. Fokus Sumber Daya Manusia
1. Rasio Lulusan S1/S2/S3
470
460
450
440
430
420
410
400
390
2010 2011 2012 2013
Rasio Lulusan S1/S2/S3 tiap 10.000
414 447 460 414
penduduk

Sumber : BPS, 2014 diolah

Gambar 2.44 Rasio Lulusan S1/S2/S3 di Kota Pekalongan


Tahun 2010-2013
Rasio lulusan S1/S2/S3 menunjukkan perbandingan lulusan sarjana tiap 10.000
penduduk. Rasio lulusan S1/S2/S3 di Kota Pekalongan dalam kurun waktu tahun
2010-2013 berfluktuatif dengan nilai tertinggi pada tahun 2012 yaitu 460. Namun
pada tahun 2013 rasio lulusan S1/S2/S3 di Kota Pekalongan menurun menjadi 414.
Secara umum perkembangan rasio S1/S2/S3 menunjukkan angka yang sama. Lebih
lengkap ditampilkan sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 2.44.
2. Rasio Ketergantungan
45,50
45,00
44,50
44,00
43,50
43,00
42,50
42,00
41,50
2012 2013 2014 2015 2016
Rasio Ketergantungan
44,89 44,48 44,09 43,77 42,88
(%)

Sumber : BPS, 2013-2017

Gambar 2.45 Rasio Ketergantungan Penduduk


Kota Pekalongan Tahun 2012-2016
Rasio ketergantungan merupakan perbandingan (persentase) penduduk usia 0-
14 dan di atas 65 dibandingkan dengan penduduk usia kerja (15-64). Dalam kurun
waktu 2012 – 2016 rasio ketergantungan Kota Pekalongan terus menurun. Apabila
pada tahun 2012 rasio ketergantungan penduduk di Kota Pekalongan sebesar 44,89
maka pada thaun 2016 menjadi 42,88. Dengan kecenderungan angka yang semakin
menurun menandakan beban yang harus ditanggung oleh usia produktif menjadi
semakin sedikit. Kondisi ini sebenarnya merupakan fenomena umum yang terjadi
secara nasional yaitu adanya bonus demografi. Bonus demografi ini harus dapat
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh para pemangku kepentingan sehingga

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-117
Daerah
dapat memberikan nilai tambah bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
Bonus demografi harus dikelola dengan baik agar tidak menjadi permasalahan ke
depan. Data secara rinci dapat dilihat pada Gambar 2.45.

2.4.5. Penguatan Sistem Inovasi Daerah


Dalam rangka meningkatkan pelayanan publik secara berkesinambungan,
Pemerintah Kota Pekalongan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengadopsi inovasi daerah
berbasis Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2017. Inovasi Daerah adalah semua
bentuk pembaharuan dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Inovasi daerah yang bersifat pembaharuan dalam penyelenggaraan Pemerintah
Daerah terutama Pemerintah Kota Pekalongan antara lain inovasi tata kelola
Pemerintahan Daerah, inovasi Pelayanan Publik dan Inovasi Daerah lainnya sesuai
dengan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah. Ketiga jenis inovasi ini
membantu Pemerintah Kota Pekalongan dalam mengelola masalah perkotaan.
Mengacu pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, Pemerintah Daerah perlu
memacu pembangunan sesuai dengan kekhasan daerahnya tanpa meyimpang dari
tujuan pembangunan nasional. Pemerintah daerah didorong untuk membangun
daerahnya dengan semangat pembaharuan dalam penyelenggaraan pemerintahannya.
2.4.5.1. Inovasi Tata Kelola Pemerintah Daerah
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, Pemerintah daerah
merumuskan kebijakan inovasi dengan mengacu kepada peningkatan efisiensi, perbaikan
efektivitas, perbaikan kualitas pelayanan, tidak ada konflik kepentingan, berorientasi
kepada kepentingan umum, dilakukan secara terbuka, memenuhi nilai-nilai kepatutan,
dan dapat dipertanggungjawabkan hasilnya tidak untuk kepentingan diri sendiri.
Inovasi yang dilakukan Pemerintah Kota Pekalongan ini bertujuan membantu
meningkatkan efesiensi kerja aparatur internal. Melalui kemudahan ini, proses bisnis yang
dilakukan menjadi lebih efesien dan berkualitas. Berikut kondisi terkini yang telah dicapai
sampai akhir tahun 2017.
Tabel 2.154 Kondisi Inovasi Tata Kelola Pemerintah
Kota Pekalongan Tahun 2017
Jenis/Nama Jumlah Inovasi Keterangan
SIM 50 aplikasi Sistem Informasi Manajemen yang digunakan oleh
pemerintah kota Pekalongan untuk memenuhi proses
bisnis administrasi pemerintahan
SIM terintegrasi 21 aplikasi Sistem Informasi Manajemen terontegrasi ini membantu
pemerintah kota Pekalongan menyatukan SIM untuk
kepentingan administrasi pemerintahan
SIM APBS 1 aplikasi Sistem informasi yang menyajikan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Sekolah di lingkungan tingkat
sekolah dasar baik SD maupun SMP
SIM PAK 1 aplikasi Sistem Informasi Manajemen yang menyajikan
Pengajuan Angka Kredit bagi guru-guru di Kota
Pekalongan
Sumber : Bappeda dan Dinas terkait, 2018

Sistem Informasi Manajemen yang dimiliki perintah Kota Pekalongan dalam


melaksanakan proses administrasi pemerintahan ini terdiri dari lima puluh aplikasi yang
eksisiting sampai akhir 2017. Aplikasi tersebut antara lain : Mail, Digilib, SIMRAL, SIM
RSUD Bendan Pekalongan, Simwas Online / TLHP, SIMBADA, SIM Gaji, SIM Raskin,
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-118
Daerah
SIMPEG, SIM Surat Online, SISKUM, SIDALMENTEL, PPLS, SERUNI, e-Audit BPK,
SIMLIK, EIS, Sistrantibum, SUKETAN, SANGKRAH, SIMP4S, Zona Minder, e-Presensi,
e-taspen, GAFE, SIM SKP, SEPIA, SP3D-LK, LPSE, PUSDALOPING, e-Klipping, SI
WARTA PALEJA, SIMPROFAN, SIMPATIKK, PPIP, TPAD, CBT, JDIH,
SIMPADU,SISMIOP, SIKDA GENERIK, SIAK, PSII Suite, e-Kinerja, e-Pilwakot,
GPS/Pemantau Dinas, Peta Pekalongan Pekalongan Bersekolah, dan Technopark Kota
Pekalongan.
Adapun Sistem Informasi Manajemen Terpadu, merupakan inovasi tambahan dan
pengembangan dari inovasi awal pada masing-masing SIM. Pemaduan antar SIM
dilakukan agar pada saat proses bisnis administrasi dilakukan, tidak dilakukan
pemasukan lebih dari sekali yang bertujuan mengefektifkan dan mengefesiensikan
pemanfaatan aplikasi tersebut. Adapun inovasi tersebut antara lain SIMRAL, SIM RSUD
Bendan Pekalongan, SIMBADA, SIM GAJI, SIM RASKIN, SIMPEG, SIM Surat Online,
SERUNI, EIS, SUKETAN, SIMP4S, SIMPATDA, e-Presensi, e-taspen, SIM SKP, SEPIA,
SP3D-LK, PPIP, TPAD, SIAK, dan PAKCAPIL.
Dalam rangka transparansi pengelolaan Biaya Operasional Sekolah (BOS) dan
biaya lainnya yang dipungut oleh sekolah, maka pemerintah Kota Pekalongan melakukan
tranparansi pengelolaan secara internal dilingkungan sekolah beserta Komite Sekolah
setempat. Tranparansi tersebut antara lain melalui pemanfaatan aplikasi Anggaran
Pendapatan dan Belanja Sekolah (APBS). Pihak komite dan orang tua dapat melihat
pengelolaan dana tersebut.
Untuk kepentingan dan kemudahan para guru dalam mengajukan angka kredit
sebagai syarat untuk kenaikan pangkat dan golongan, Dinas Pendidikan mengelola
aplikasi yang memudahkan para guru untuk mengajukan angka kredit yang dimaksud.
Melalui aplikasi Sistem Informasi Manajemen Pengajuan Angka Kredit, para guru
dimudahkan dalam menyampaikan angka kredit yang dimaksud.
2.4.5.2. Inovasi Pelayanan Publik
Mengacu pada Undang-Undang Dasar 1945 Bab XA tentang Hak Asasi Manusia,
bersadarkan pasal 28 (H) ayat 1 dan pasal 34 ayat 3, pemerintah wajib menyediakan
pelayanan publik yang mumpuni bagi warganya. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintah Kota Pekalongan melakukan
inovasi pelayanan publik yang bertujuan memudahkan pelayanan umum yang cepat dan
efesien. Selain untuk meningkatkan efesiensi, pelayanan publik tersebut dimaksudkan
mencapai tujuan seperti meningkatkan daya saing dan berorientasi pada kepentingan
umum.
Tabel 2.155 Kondisi Inovasi Pelayanan Publik
Kota Pekalongan Tahun 2017
Jumlah
Jenis/Nama inovasi Keterangan
inovasi
Technopark 2 Technopark Technopark Kota Pekalongan dibentuk berdasarkan
Perikanan dan Keputusan Sekretaris Daerah Kota Pekalongan selaku
Technopark Batik Ketua Tim Koordinasi Penguatan SIDa Kota
Kota Pekalongan Pekalongan Nomor 071/101 dan Nomor 071/102 Ta
hun 2015.
Technopark Kota Pekalongan terbentuk berkat kerja
sama antara BPPT, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
dan Pemerintah Kota Pekalongan berada di Kelurahan
Panjang Wetan, Kecamatan Pekalongan Utara

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-119
Daerah
Jumlah
Jenis/Nama inovasi Keterangan
inovasi
Batik Night Market 1 acara Diselenggarakan dalam rangka menarik minat
ppelancong maupun pemudik pencinta Batik yang
melewati Kota Pekalongan untuk dijadikan oleh-oleh
atau buah tangan

Website OPD 55 laman Website ini dikelola oleh OPD di Kota Pekalongan
Website perizinan 1 laman Bernama sakpore. Perizinan yang dapat dilakukan
pendaftarannya secara online terdiri dari 8 jenis
perizinan online.
Website 1 laman Penerimaan Peserta Didik Baru atau disingkat PPDB,
pendaftaran SMP bertujuan memudahkan orang tua maupun peserta
didik mendaftarkan sekolahnya di Kota Pekalongan
SMS 1 laman Short Message Service ini dapat dimanfaatkan
masyarakat untuk pendaftaran ke RSUD Bendan.
Pendaftaran dpt dilakukan H-1
lokasi 4 TPST-3R Terdapat di 4 kecamatan se Kota Pekalongan yang
tersebar di 23 kelurahan.
ATCS Kota 1 ATCS ATCS (Area Traffic Control System) adalah suatu
Pekalongan sistem pengendalian lalu lintas berbasis teknologi
informasi yang bertujuan untuk mengoptimalkan
kinerja jaringan jalan melalui optimasi dan koordinasi
pengaturan lampu lalu lintas di setiap persimpangan.
Sumber : Bappeda dan Dinas terkait, 2018

Prakarsa pengembangan daerah inovatif merupakan suatu model pendekatan yang


perlu didorong untuk mempercepat dan meningkatkan keberhasilan pembangunan
daerah serta menjadikan inspirasi bagi pembangnan daerah-daerah lainnya. Untuk
membangun dan mengembangkan daerah inovatif diperlukan kegiatan pengembangan
pembangunan Technopark berbasis unggulan lokal. Menindaklanjuti hal tersebut dan
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah dan
Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 76 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan
Kawasan Sains dan Teknologi di Jawa Tengah, maka Pemerintah Kota Pekalongan telah
membentuk Technopark Perikanan dan Technopark Batik Kota Pekalongan pada tahun
2015 berdasarkan Keputusan Sekretaris Daerah Kota Pekalongan selaku Ketua Tim
Koordinasi Penguatan SIDa Kota Pekalongan Nomor 071/101 dan Nomor 071/102 Tahun
2015.
Kawasan Sains dan Teknologi (Technopark) adalah wahana yang dikelola secara
profesional untuk mengembangkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi secara
berkelanjutan melalui pengembangan, penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan
penumbuhan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi. Technopark mempunyai tujuan
untuk mengembangkan dan memanfaatkan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Inovasi
untuk menumbuhkan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dan meningkatkan daya
saing dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sasaran pembentukan Technopark di Kota Pekalongan adalah:
a. terwujudnya sinergi fungsi dan peran akademisi, bisnis, pemerintah daerah,
masyarakat/komunitas, dan media.
b. tersedianya lingkungan yang kondusif bagi berlangsungnya kegiatan penelitian,
pengembangan, dan bisnis teknologi yang berkelanjutan.
c. tumbuh dan terbinanya Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi
d. terwujudnya perusahaan baru yang merupakan hasil Spin Off
e. tersedianya layanan teknologi untuk mendukung daya saing industri.
f. terwujudnya klaster industri berbasis potensi unggulan daerah.
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-120
Daerah
Technopark mempunyai fungsi sebagai:
a. wahana untuk kerjasama penelitian dan pengembangan berkelanjutan antara
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi, lembaga penelitian dan
pengembangan, industri, masyarakat/komunitas dan media;
b. fasilitator penumbuhan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi melalui Inkubasi
dan/atau Spin Off;
c. sarana peningkatan daya saing daerah di bidang Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan
Inovasi; dan
d. penyedia layanan bernilai tambah dan berkualitas kepada penerima layanan
Technopark.
Inovasi pelayanan publik yang dilakukan pemerintah Kota Pekalongan membantu
pelayanan publik membantu masyarakat secara keseluruhan. Inovasi Batik Night Market
yang dilakukan oleh Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah pada
tahun 2017 adalah terobosan yang dilakukan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk
membantu UKM di Pasar Grosir Setono dan Pasar Batik Gamer untuk meningkatkan
omsetnya. Penyelenggaraan tahun 2017 dilaksanakan pada awal Desember. Adapun
pada 2018 telah dilaksanakan pada tanggal 7-9 Juni dan 20-22 Juni.
Inovasi lainnya adalah tentang website yang dimiliki oleh OPD di Kota Pekalongan.
Setiap OPD di Kota Pekalongan memiliki website yang dapat langsung diakses guna
kepentingan masyarakat. Selain Pemerintah Kota Pekalongan memiliki website sendiri,
masyarakat dapat melihat langsung hasil pembangunan Kota Pekalongan melalui website
pada OPD yang dituju.
Dalam rangka meningkatkan kemudahan investasi di Kota Pekalongan, Pemerintah
Kota Pekalongan meluncurkan Sistem Informasi Pelayanan Terpadu bernama Sistem
Aplikasi Perizinan Online yang Ringkas dan Ekonomis atau disingkat Sakpore. Aplikasi ini
diluncurkan pada tahun 2017. Simpadu ini didesain dan dikembangkan mengikuti alur
Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku dan mengikuti peraturan-peraturan
yang berlaku disetiap produk izinnya. Adapun perizinan yang dapat dilakukan secara
online antara lain Izin Paralel (SIUP dan TDP), Izin Penyelenggaraan Rumah Kos (KOS),
Izin Usaha Warnet (Warnet), Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi (SLHS), Setifikat
Penyuluhan Keamanan Pangan (SPKP), Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah
Tangga (SPP-RT), Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan anda Daftar Perusahaan
(TDP).
Di bidang pendidikan dasar, pendaftaran Sekolah Menengah Pertama (SMP) di
Kota dilakukan secara online. Pendaftaran online untuk Sekolah Menengah Pertama
tpada tahun 2017 mencakup semua SMP Negeri di Kota Pekalongan yang jumlahnya 17
sekolah. Pendaftaran secara online dilakukan agar transparansi dalam penerimaan calon
siswa di sekolah menegah pertama negeri lebih terbuka dan efesien.
Bagi masyarakat di sekitar Kota Pekalongan, Rumah Sakit Umum Daerah Bendan
Kota Pekalongan yang mendapat rujukan untuk ke RSUD Bendan. Masyarakat dapat
melakukan registrasi via SMS untuk melakukan pendaftaran ke rumah sakit pada H-1. Hal
ini dilakukan dalam rangka mengurangi antrian sebelum loket pendaftaran dibuka secara
konvensional. Adapun pendaftaran dapat dilakukan bagi pasien BPJS, Jamkesda, SKTM
dan umum.
Dalam rangka mengurangi sampah yang bersumber dari rumah tangga, pemerintah
Kota Pekalongan melakukan inovasi di bidang persampahan. Salah satunya adalah
TPS3R. TPS3R terdapat di empat kecamatan di Kota Pekalongan yakni Kecamatan
Pekalongan Timur, Kecamatan Pekalongan Barat, Kecamatan Pekalongan Selatan dan
Kecamatan Pekalongan Utara. TPS3R se Kota Pekalongan berada di 23 titik pelayanan.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-121
Daerah
Inovasi sektor publik lainnya di bidang lalu lintas adalah SIQUPON (Sistem
Informasi Quick Response). SIQUPON merupakan sistem perangkat berbasis WEB yang
menyediakan fasilitas informasi masyarakat yang dapat disampaikan secara cepat dan
untuk ditindak lanjuti secara segera oleh institusi yang terkait dan berwenang melalui
operator, dimana operator yang dimaksud adalah petugas yang menerima informasi pada
pusat pengendalian lalu lintas, kemudian Informasi masyarakat yang disampikan berupa
informasi kemacetan, kecelakaan lalulintas, ataupun gangguan lalu lintas serta
kriminalitas, kebakaran, banjir serta gannguan sosial lain yang dilanjutkan ke Instansi
terkait/berwenang lainnya untuk segera di tindaklaknjuti. Informasi ini dapat disampaikan
melalui Call Center, media SMS, ataupun media sosial (Email, WhatsApp, Twitter, BBM,
Facebook) yang terhubung ke Pusat Pengendalian Lalu Lintas (ATCS) Kota Pekalongan.
Live streaming lalu lintas via ATCS antara lain di Posis Timur, Posis Utara, Posis
Barat, Terminal Timur, Terminal Barat, Simpang Grogolan, Simpang Grogolan Barat,
Simpang Grogolan Utara, Simpang Ahmad Yani, Simpang Darna Bhakti Timur, Simpang
Darma Bhakti Barat, Darma Bhakti Selatan, Simpang Ponolawen, Simpang Ponolawen
Timur, Simpang Ponolwen Utara, Simpang Muhamadiyah Timur, Simpang
Muhammadiyah Barat, Simpang Muhammadiyah Selatan, Simpang Muhammadiyah
Utara, Simpang Stasiun, Simpang Pusri Timur, Simpang Pusri Bart Simpang Pustri
Selatan, Simpang Tirto Barat, Simpang Tirto Timur, Simpang Tirto Selatan, Simpang
Gambaran, Simpang Polsek Timur, Simpang Alun-Alun, Simpang THR, Simpang
Matahari dan Simpang Dr. Cipto
3.4.5.3. Inovasi Daerah Lainnya
Inovasi lainnya yang dimiliki Kota Pekalongan adalah inovasi yang bersifat ekstenal.
Hal ini dalam rangka menampung, mengolah dan mempublikasikan kepada pulik
sehingga hasilnya dapat dinimati langsung oleh public. Inovasi ini berisikan hasil karya
pembangunan kota Pekalongan baik yang dilakukan oleh pemerintah kota maupun
swasta.
Tabel 2.156 Kondisi Inovasi Daerah Lainnya
Kota Pekalongan Tahun 2017
Jumlah
Jenis/Nama Keterangan
inovasi
Jurnal 2 volume Dalam satu tahun diterbitkan 2 jurnal. Pada volume 12
terdapat 9 judul penelitian dan pada volume 13 terdapat
12 judul penelitian
Pameran 1 kegiatan Pekan Pameran Inovasi Daerah dalam rangka
keterbukaan informasi publik
Pameran 1 kegiatan Pameran Inovasi dan Kreatifitas Pembangunan dalam
rangka peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional
Pameran 1 kegiatan Pameran Pekan Batik dalam rangka Hari Batik
Televisi Daerah (Batik 1 Stasiun Penyiaran hasil-hasil pembangunan Kota Pekalongan.
TV) Siaran aktif pukul 13.00-21.00
Radio Pemerintah 1 Stasiun Penyiaran info dan berita terkini. Siaran aktif dari pukul
Daerah (Radio Kota 05.00 - 24.00.
Batik)
Sumber : Bappeda dan Dinas terkait, 2018

Pemerintah Kota Pekalongan melalui Bappeda Kota Pekalongan, telah berhasil


menerbitkan jurnal berstandarkan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jurnal tersebut
telah memiliki ISSN, yang merupakan jurmal standar wajib berdasarkan acuan LIPI.
Sampai dengan tahun 2017, Pemerintah Kota Pekalongan telah menerbitkan jurnalnya
secara online maupun offline sampai volume 13. Adapun sepanjang 2017, Pemerintah
Kota Pekalongan telah menerbitkan dua volume yakni volume 12 dan 13 yang terdiri dari
Sembilan penelitian dan dua belas penelitian.
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-122
Daerah
Pekan Pameran Inovasi Daerah dalam rangka keterbukaan informasi publik, diikuti
Organisasi Perangkat Daerah se Kota Pekalongan. Tujuan diadakan pameran ini adalah
agar masyarakat mengetahui hasil inovasi setiap OPD dalam melaksanakan kegiatan
tahunannya. Selain itu sebagai ajang kritik bagi masyarakat atas inovasi yang telah
dilakukan OPD tersebut.
Pameran Inovasi dan kreatifitas pembangunan dalam rangka Hari Teknologi
Nasional, ditujukan untuk memperkenalkan inovasi dan teknologi yang dikembangkan di
Kota Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah dan Nasional. Acara yang bersifat nasional ini
ditujukan untuk memperkenalkan kepada masyarakat atas teknologi yang dimiliki oleh
pemerintah baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat.
Pameran Batik dilakukan pemerintah Kota Pekalongan setiap tahunnya dalam
rangka memperkenalkan batik, budaya, dan kuliner Kota Pekalongan. Tujuan lainnya
adalah meningkatkan kunjungan wisata domestic maupun luar negeri. Acara pagelaran
budaya kota Pekalongan juga ikut dipertunjukkan pada Hari Batik tersebut. Selain itu,
acara talk show yang mengetengahkan budaya Kota Pekalongan dan budaya batik
sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Radio Kota Batik dan Batik TV, adalah bagian dari inovasi lainnya. Keduanya
dapat dinikmati secara digital atau stream secara internasional. Berisikan informasi terkini
tentang kegiatan pembangunan, keadaan lingkungan dan juga sebagai ajang publikasi
bagi Pemerintah Kota Pekalongan dalam kegiatan pemerintahannya.
3.4.5.4. Daya Dukung Inovasi Daerah
Daya dukung inovasi Kota Pekalongan tidak saja berasal dari pemerintahan daerah.
Para stakeholder dituntut meningkatkan kapasitasnya sebagai bagian dari pelayanan
publik. Salah satunya adalah adanya perguruan tinggi yang mampu meningkatkan
kapasitas sumber daya manusianya secara berkelanjutan.
Perguruan tinggi berkualitas yang tersedia di Pekalongan antara lain Universitas
Pekalongan, Institut Agama Islam Negeri Pekalongan, Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Semarang dengan Program Studi Keperawatan di Pekalongan, Sekolah Tinggi
Manajemen Informatika dan Komputer Widya Pratama Pekalongan, Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Muhammadiyah, Politeknik Pusmanu Pekalongan, Akademi Kebidanan Harapan
Ibu Pekalongan dan Akademi Komunitas Negeri Kota Pekalongan
Tabel 2.157 Jumlah Dosen Perguruan Tinggi
di Kota Pekalongan Tahun 2017

Perguruan Tinggi Jumlah Keterangan

Universitas Pekalongan 150 Pena adalah Jurnal ilmu pengetahuan dan


teknologi yang diterbitkan satu tahun 2 kali
pada bulan Maret dan September. Jurnal
ini memuat publikasi ilmiah dari hasil
penelitian yang dilakukan oleh dosen
dilingkungan Universitas Pekalongan dan
dosen diluar Universitas Pekalongan
IAIN Pekalongan 150 Jurnal yang dimiliki IAIN Pekalongan
antara lain Religia, jurnal Penelitian Hukum
Islam, Forum Tarbiyah, Hikmatuna :
Journal for Integrative Islamic Studies,
Alsinatuna : Islamic Studies Juornal for
Social Transformation, Edukasia Ilamika
dan International Kournal of Islamic
Business dan Economics (IJIBEC). Selain
itu, IAIN Pekalongan menyediakan e-
Learning bagi para mahasiswanya.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-123
Daerah
Perguruan Tinggi Jumlah Keterangan

Poltekkes Kemenkes 23 Menginduk pada Poltekkes Kesehatan di


Semarang Prodi Keperawatan Semarang
Pekalongan
STMIK Widya Pratama 68 Jurnal ilmiah IC Tec yang dimulai sejak
Pekalongan 2007,
STIE Muhammadiyah 36 Kampus STIE Muhammadiyah menyedia
e-jurnal dan e-learning.
Politeknik Pusmanu 24 Khusus untuk teknik batik yang menjadi
Pekalongan andalan kampus Pusmanu, kampus
tersebut lebih kepada mencetak tenaga
ahli terampil yang professional dan mandiri
dengan kompetensi di bidang : Seni
(desain , filosofi, estetika); Proses Produksi
(pembatikan, pewarnaan dan pengolahan
limbah, Manajemen Produksi), serta
Kewirausahaan dan Sistem Pemasaran
Akademi Kebidanan Harapan Jurnal kebidanan, e-learning dan e-library
Ibu Pekalongan
Akademi Komunitas Negeri Pena adalah Jurnal ilmu pengetahuan dan
Kota Pekalongan teknologi yang diterbitkan satu tahun 2 kali
pada bulan Maret dan September. Jurnal
ini memuat publikasi ilmiah dari hasil
penelitian yang dilakukan oleh dosen
dilingkungan Universitas Pekalongan dan
dosen diluar Universitas Pekalongan
Sumber : Bappeda dan Dinas terkait, 2018

Dalam rangka meningkatkan daya saing inovasi tingkat Kota Pekalongan, melalui
pengamankan stabilitas ketenagakerjaan, dan memanfaatkan integrasi eksternal
(kecenderungan global), serta keberlanjutan pertumbuhan kesejahteraan dan
kemakmuran lokal/daerah, tingkat pendidikan pada strata satu, strata dua dan strata tiga
sangat dibutuhkan dalam dunia kerja. Meningkatnya pendidikan dalam skala perkotaan,
berarti meningkatkan daya saing dan tingkat produktifitas perkotaan secara keseluruhan.
Tabel 2.158 Jumlah Lulusan S1, S2, dan S3
di Kota Pekalongan Tahun 2017
Lulusan Jumlah Keterangan
S1 12.325 4,03% dari jumlah penduduk
S2 598 0,2% dari jumlah penduduk
S3 25 0,008% dari jumlah penduduk
Sumber : Bappeda dan Dinas terkait, 2018.

Inovasi merupakan faktor penting untuk mendukung daya saing daerah. Langkah-
langkah inovasi merupakan rangkaian elaboratif guna meningkatkan efektifitas dan
efisiensi di daerah. Inovasi disadari tidak dapat berjalan secara sporadis dan parsial,
harus merupakan kolaborasi antar aktor-aktor yang saling berinteraksi dalam suatu sistem
yang disebut sebagai sistem inovasi.
Sistem inovasi yang baik di lingkungan perguruan tinggi dapat meningkatkan daya
saing daerah sehingga daerah mampu menciptakan dan mengembangkan iklim dan
lingkungan yang produktif bagi bisnis dan inovasi itu sendiri. Adapun perguruan tinggi
yang telah menerapkan inovasi yaitu Universitas Pekalongan, Sekolah Tinggi Manajemen
Informatika dan Komputer Widya Pratama Pekalongan, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Muhammadiyah, dan Politeknik Pusmanu Pekalongan.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-124
Daerah
Tabel 2.159 Pusat Inovasi yang Dimiliki Perguruan Tinggi di Kota
Pekalongan Tahun 2017
Perguruan Tinggi Nama Keterangan
Universitas Pekalongan Pusat Inovasi PIT bertujuan untuk melahirkan
Teknologi (PIT) technopreneur-technopreneur muda
yang dapat membuka peluang usaha
baru, menciptakan kreativitas baru.
STMIK Widya Pratama Menginduk LPPM Pekan ilmiah STIMIK (Pameran
Pekalongan Teknopreneur, Seminar dan
Workshop TIK)
STIE Muhammadiyah BDSP (Business BDSP adalah lembaga yang memiliki
Development Service kompetensi dan kemampuan untuk
Provider) melakukan kegiatan layanan
pengembangan bisnis KUMKM
Politeknik Pusmanu PIIB (Pusat Informasi PIIB merupakan program
Pekalongan dan Inovasi Batik) pengembangan kemampuan
ketenagakerjaan dan kewirausahaan,
menjadi enterpreneur dan
menciptakan lapangan kerja
Sumber : Bappeda dan Dinas terkait, 2018.

2.5. HASIL CAPAIAN KINERJA GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Secara topografis wilayah Kota Pekalongan terletak di dataran rendah dengan


ketinggian lahan antara 0 - 6 meter dpl. Keseluruhan wilayah berada pada kemiringan
lereng 0-8 %. Di beberapa tempat tertentu telah teridentifikasi memiliki ketinggian di
bawah permukaan air laut seperti di Kelurahan Padukuhan Karaton (eks Kelurahan
Pabean) Kecamatan Pekalongan Utara. Permasalahan yang muncul dari kondisi alam
semacam ini antara lain : 1) Besarnya sedimentasi, baik pada saluran primer, sekunder,
ataupun tersier dan juga saluran lingkungan perumahan dan permukiman; 2) terjadinya
genangan air di lingkungan permukiman dalam waktu yang relatif lama; dan 3) rendahnya
kualitas lingkungan permukiman seperti air bersih, sanitasi, persampahan, drainase, dan
lain-lain.
Di wilayah dataran rendah pantai semacam ini, Kota Pekalongan tidak dapat
mengeksploitasi air tanah dalam yang berlebihan karena dapat memberikan dampak bagi
lingkungan. Untuk itu, sumber air baku harus berasal dari wilayah Kabupaten Batang dan
Kabupaten Pekalongan. Pemanfaatan sumur dalam, baik oleh PDAM maupun oleh
PAMSIMAS dan swasta seperti hotel ataupun perusahaan harus dikendalikan
pemanfaatannya, disesuaikan dengan kapasitas pengisian air tanah dari prose salami
karena semakin menyempitnya kawasan terbuka sebagai kawasan resapan air. Kondisi
ini menempatkan Kota Pekalongan pada posisi ketergantungan yang relatif tinggi
terhadap Kabupaten Batang dan Kabupaten Pekalongan. Di sisi lain, Pemerintah Kota
Pekalongan mempunyai kewajiban untuk mendukung Program Pemerintah dalam
memenuhi target akses aman air bersih hingga 100 % pada tahun 2019. Oleh karena itu,
kondisi ini perlu disikapi sebagai persoalan bersama seluruh pemangku kepentingan.
Pengelolaan berbagai prasarana dan sarana dasar perkotaan, termasuk di
dalamnya penyediaan air minum, paling tepat menggunakan pendekatan kewilayahan
yaitu menempatkan Kota Pekalongan sebagai bagian dari Kawasan Perkotaan
Petanglong, yang meliputi Kota Pekalongan, Kabupaten Batang dan Kabupaten

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-125
Daerah
Pekalongan. Kondisi ini sejalan dengan kedudukan Kota Pekalongan sebagai Pusat
Kegiatan Wilayah (PKW). Prasarana dan sarana yang dapat dikembangkan yaitu
pengelolaan SPAM regional, TPA regional, jalan lingkar Petanglong maupun infrastruktur
lainnya.
Sementara itu, kesadaran masyarakat, selain akan mendorong terjadinya
penghematan dalam penggunaan air bersih, juga akan mendorong upaya bersama untuk
melakukan kegiatan-kegiatan yang bertujuan melestarikan sumber daya air bersih seperti
penghijauan, dan juga mengurangi atau bahkan menghilangkan pencemaran/perusakan
lingkungan. Di samping itu, masyarakat juga akan berupaya untuk ikut secara aktif dalam
mengendalikan laju pertumbuhan penduduk yang sekarang ini terus meningkat dalam
kisaran 0,79 % sampai dengan 1%. Harapannya, dengan penurunan jumlah penduduk
atau minimal tidak terjadi pertumbuhan maka akan mengurangi kebutuhan yang harus
dipenuhi, termasuk dalam hal ini adalah kebutuhan air bersih.
Laju pertumbuhan penduduk yang pada dasarnya relatif wajar sebagai sebuah
wilayah kota yang terus tumbuh. Namun demikian, pertumbuhan penduduk ini juga diikuti
dengan kenaikan kebutuhan seperti perumahan, fasilitas pendidikan, kesehatan, dan
lapangan usaha dan lapangan pekerjaan, dan fasilitas-fasilitas lainnya. Tuntutan
pemenuhan kebutuhan ini telah menggeser rasio pemanfaatan lahan. Luas lahan di Kota
Pekalongan tidak mengalami perubahan dari tahun ke tahun, namun apabila dilihat dari
fungsi/penggunaannya maka mengalami pergeseran. Lahan sawah luasnya setiap tahun
berkurang, sebaliknya tanah kering mengalami peningkatan perluasan. Konversi lahan
tersebut ditujukan untuk pengembangan lahan terbangun di wilayah Kota Pekalongan.
Di wilayah dataran rendah pantai, Kota Pekalongan juga menghadapi bahaya lain.
Berdasarkan potensi ancaman bencana, Kota Pekalongan memiliki 4 (empat) potensi
bencana, yaitu bencana rob, banjir, abrasi, dan pada periode akhir ini juga terjadi angin
puting beliung. Bencana rob (air laut pasang) sekarang ini semakin menunjukkan
peningkatan, baik frekuensi maupun luasan. Luasan area tergenang menunjukkan
adanya peningkatan. Wilayah Pasirsari dan Kramatsari yang tadinya belum tergenang,
pada akhir-akhir ini terlihat munculnya spot genangan baru di wilayah-wilayah tersebut.
Namun demikian, saat ini sedang dimulai pembangunan tanggul rob oleh Balai
Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana. Upaya ini masih harus ditindaklanjuti
dengan Operasional dan pemeliharaan tanggul, baik untuk operasional pompa ataupun
pemeliharaan tanggul itu sendiri; Pembangunan kembali saluran – saluran drainase yang
akan terkoneksi dengan longstorage sebelah selatan tanggul; Perencanaan penggunaan
lahan di sebelah selatan tanggul yang kemungkinan akan menjadi kering dan dapat
diperuntukkan bagi pembangunan permukiman ataupun pertanian; Penataan kawasan di
sebelah utara tanggul, baik untuk drainase dan irigasi tambak ataupun untuk konservasi
guna mencegah berkurangnya luas wilayah sebagai akibat hilangnya daratan karena
tingginya air laut; danPenanganan kawasan di sisi timur Jl. Kunti Utara ataupun sebelah
selatan Jl. Samudra. Kawasan ini dapat terancam oleh limpasan air rob karena masih
rendahnya Jl. Kunti Utara ataupun parapet pantai di sisi utara sepanjang Jl. Samudra
Selain rob, Kota Pekalongan juga rawan terjadi banjir karena air hujan. Setidaknya
terdapat 4 sungai yang melintasi Kota Pekalongan, yaitu Kali Pekalongan, Kali Banger,
Kali Bremi, dan Kali Meduri. Secara aliran, Kota Pekalongan berada di wilayah hilir dari
keempat sungai tersebut. Sehingga pada saat terjadi hujan deras di wilayah hulu maka
akan terbuka kemungkinan untuk terjadinya banjir di wilayah Kota Pekalongan.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-126
Daerah
Bahaya bencana lainnya adalah abrasi air laut. Peningkatan ketinggian permukaan
air laut telah mengancam wilayah-wilayah yang berbatasan langsung dengan pantai.
Jalan dan juga permukiman dengan berbagai fasilitasnya di sepanjang Jalan Samudra
adalah wilayah yang paling besar potensi kerusakannya. Sabuk pantai berupa tanggul-
tanggul revetment yang telah dibangun juga tidak kuat menahan gelombang air laut.
Meskipun demikian, Pemerintah Kota Pekalongan telah melakukan berbagai upaya,
khususnya untuk mengurangi dampak bencana abrasi. Upaya tersebut antara lain adalah
penguatan revetmen pantai, pembangunan geotube dengan Mega Sand Bag di
sepanjang pantai Kota Pekalongan, serta penguatan kualitas jalan Samudra melalui
anggaran Bantuan Keuangan APBD Provinsi Jawa Tengah.
Bahaya bencana keempat adalah puting beliung. Peristiwanya sering terjadi pada
saat musim penghujan. Korban yang ditimbulkan antara lain berupa robohnya rumah
penduduk ataupun tumbangnya pohon di pinggir jalan. Potensi bencana keempat ini sulit
diprediksikan terjadi. Namun beberapa upaya dilakukan antara lain berupa perampingan
pohon di pinggir jalan secara berkala sehingga tidak terlalu berat diterpa angin.
Sementara untuk rumah-rumah penduduk, Pemerintah Kota Pekalongan hanya berupaya
mencadangkan bantuan sosial dalam APBD setiap tahunnya. Harapannya akan dapat
meringankan beban korban bencana angin puting beliung tersebut.
Kota Pekalongan sebagai wilayah perkotaan selain mengalami permasalahan
pengurangan lahan sawah sebagai akibat perkembangan pembangunan gedung dan
fasilitas infrastruktur kota lainnya, peningkatan produksi pertanian juga terkendala dengan
upaya optimalisasi saluran irigasi. Daerah Irigasi yang menjadi kewenangan
Kabupaten/Kota hanya daerah irigasi tambak. Sedangkan untuk irigasi persawahan
menjadi kewenangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi. Kondisi ini juga akan
terus berkurang, selain sebagai akibat genangan banjir dan rob, juga sebagai akibat
pembangunan interchange jalan tol yang memang juga menjadi kebutuhan untuk
memajukan Kota Pekalongan

2.5.1. Aspek Kesejahteraan Masyarakat


1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Kota Pekalongan ditopang oleh Industri Pengolahan
(21,67%); Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor (22,14
%); dan Konstruksi (14,92 %). Namun demikian, apabila dilihat dari pertumbuhannya,
maka secara berurutan dari yang tertinggi adalah Informasi dan Komunikasi (10,98
%), Jasa Perusahaan (11,98 %), Jasa Pendidikan (10,20 %), serta Jasa Kesehatan
dan Kegiatan Sosial (10,08 %).
Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
yang memiliki kontribusi paling besar, yaitu 22,14%, diprediksikan tidak terlalu
berpengaruh secara signifikan dalam terus memacu pertumbuhan ekonomi Kota
Pekalongan. Sebagai Pusat Pengembangan Wilayah serta karakteristik perkotaan,
munculnya pasar-pasar modern berskala besar serta dealer dan agen distributor
mobil dan motor diprediksikan belum tergantikan oleh Kabupaten Pekalongan dan
Batang.
Permasalahan yang kemudian muncul adalah terkait dengan Industri
Pengolahan Kota Pekalongan yang ditopang oleh industri batik dan perikanan
dimana keduanya memiliki ketergantungan dengan beberapa hal yang sangat
fluktuatif dan sulit diprediksikan. Permasalahan industri batik yang selama ini

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-127
Daerah
dikeluhkan oleh pengrajin adalah terkait dengan ketersediaan bahan baku. Harga
kain mori serta bahan baku pewarnaan yang tidak stabil menjadi permasalahan yang
terus dihadapi oleh pengrajin. Permasalahan kedua, yang kemungkinan besar akan
muncul adalah terkait dengan pemasaran. Persaingan dengan kota lain yang juga
memiliki produk kerajinan batik serta pembangunan jalan tol dan jalan lingkar
Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan dan Kabupaten Batang (JALING
PETANGLONG), akan sangat mempengaruhi pemasaran batik Kota Pekalongan.
2. Kemiskinan dan pemerataan pendapatan per kapita penduduk.
Angka kemiskinan Kota Pekalongan menunjukkan kecenderungan menurun.
Angka terakhir per tahun 2016 sudah menjadi 7,92 %. Sementara itu, indeks gini
menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat karena pada tahun 2014
mempunyai nilai 0,34. Kondisi semakin meningkatnya indeks gini harus diwasapadai
bahwa pembangunan ekonomi yang telah dilakukan justeru menambah dampak
kesenjangan pendapatan antar kelompok masyarakat.
Permasalahan yang kemudian muncul adalah bahwa semakin kecil
persentase kemiskinan maka akan semakin sulit melakukan penurunan karena sudah
semakin detail mengarah kepada individu yang spesifik mengalami kondisi miskin.
Hal ini menjadi sulit, karena jenis kemiskinan ataupun penyebab kemiskinan ikut
bagian sebagai kendala. Secara riil, kendala tersebut adalah terkait dengan data
penduduk miskin yang memiliki pandangan berbeda, baik dilihat dari kemutlakan dan
relativitasnya, ataupun dilihat dari penyebab secara struktural dan secara kulturalnya.
Oleh karena itu, data penduduk miskin memerlukan validasi secara rutin dengan
melibatkan warga masyarakat sekitar sehingga lebih menjamin validitas data, baik
ditinjau dari jenisnya ataupun ditinjau dari penyebabnya. Selain itu, kebijakan
pembangunan yang berpihak kepada masyarakat miskin juga sering menjadi
permasalahan, khususnya terkait dengan kebijakan pemerataan hasil-hasil
pembangunan, baik dalam hal pemerataan kesempatan bekerja ataupun pemerataan
kesempatan berusaha, yang pada akhirnya akan lebih meningkatkan pemerataan
pendapatan per kapita penduduk.
3. Pengangguran terbuka
Tren Pengangguran Terbuka Kota Pekalongan selama kurun waktu 2013-
2016, menunjukkan adanya penurunan cukup signifikan, yaitu dari 7,44 menjadi 4,1
atau turun sekitar 3,34 %. Dengan melihat jumlah angkatan kerja sekarang ini sekitar
hampir 150.000 orang, maka terdapat penurunan + 5.000 orang. Namun demikian,
angka ini naik pada tahun 2017 menjadi 5,05 % atau angka absolutnya berada pada
kisaran 7.500 orang.
Dengan melihat kondisi ini, maka perlu dilakukan berbagai upaya strategis
dengan memanfaatkan berbagai peluang usaha yang akan muncul sejalan dengan
berfungsinya Kota Pekalongan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah PETANGLONG.
4. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Pekalongan mengalami
kenaikan, meskipun secara peringkat mengalami penurunan. Hal yang paling
mencolok adalah terkait dengan Harapan Melanjutkan Sekolah (Expected Years of
School) dan Rata-rata Lama Sekolah. Hal ini juga dapat dilihat dari APK dan APM
APK dan APM menunjukkan gejala berbanding terbalik dengan jenjang pendidikan.
Semakin tinggi jenjang pendidikan, semakin menurun APK dan APMnya, sebagai

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-128
Daerah
akibat terjadinya putus sekolah ataupun tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi. Beberapa penyebab yang dimungkinkan muncul adalah terkait
faktor ekonomi, faktor kesadaran akan pentingnya pendidikan, faktor lingkungan
pergaulan, ataupun karena dampak negatif perkembangan Teknologi Informasi.
Sedangkan terkait dengan akses pendidikan tinggi di Kota Pekalongan,
kondisi dan permasalahan yang muncul adalah masih rendahnya kesadaran
masyarakat untuk menempuh pendidikan tinggi, masih terbatasnya ketersediaan
jumlah Perguruan Tinggi di Kota Pekalongan, serta masih mahalnya biaya pendidikan
tinggi.
5. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG).
Masih rendahnya Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) dibandingkan dengan
capaian IPM (Indeks Pembangunan Manusia). Hal ini karena masih rendahnya
kontribusi pendapatan perempuan dalam keluarga serta masih kurangnya peran aktif
perempuan dalam kehidupan ekonomi ataupun politik.
6. Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), dan Angka
Kematian Ibu (AKI).
Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), dan Angka
Kematian Ibu (AKI) Kota Pekalongan, meskipun tidak setinggi capaian Nasional dan
Tengah (dalam arti masih termasuk kategori rendah), namun angkanya masih sangat
fluktuatif. Beberapa penyebab kondisi ini antara lain karena masih munculnya
penyebab kesakitan pada Bayi seperti ISPA, pneumonia, diare, campak atau kurang
gizi/gizi buruk, kurangnya kesadaran dan peran aktif masyarakat serta kesigapan
petugas kesehatan.

2.5.2. Aspek Pelayanan Umum


1. Pendidikan
a). Masih adanya penduduk usia sekolah yang tidak bersekolah.
b). Semakin tinggi jenjang pendidikannya, semakin tinggi penduduk usia sekolah
Masyarakat belum sepenuhnya menuntaskan pendidikan dasar sembilan tahun.
c). Kurangnya daya tampung bila diasumsikan semua penduduk usia sekolah dapat
bersekolah.
d). Upaya perluasan akses pendidikan menengah dibatasi oleh kewenangan yang
tidak dimiliki oleh Pemerintah Kota Pekalongan.
e). Rendahnya akses masyarakat terhadap layanan pendidikan PAUD sebagai
akibat masih kurangnya Satuan Pendidikan PAUD dan kurangnya kesadaran
terhadap pentingnya PAUD dalam tumbuh kembangnya anak.
f). Masih adanya guru dengan Kualifikasi Pendidikan belum mencapai minimal
S1/D4, khususnya pada jenjang pendidikan SD/MI (17,77 %).
2. Kesehatan
a). Penduduk miskin belum seluruhnya mendapatkan jaminan kesehatan.
b). Tren semakin meningkatnya jumlah penderita penyakit menular dari tahun ke
tahun.
3. Pekerjaan Umum.
a). Belum seluruhnya jalan kota dalam kondisi baik

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-129
Daerah
b). Belum seluruhnya irigasi dalam kondisi baik
c). Rawan genangan banjir dan rob
d). Masih perlu upaya maksimal dalam upaya memenuhi target 100 % layanan air
bersih, 0 % kawasan kumuh, serta 100 % akses layanan sanitasi.
4. Permasalahan-permasalahan lain terkait Pelayanan Umum.
a). Potensi terjadinya kecelakaan masih relatif tinggi sebagai akibat pemasangan
rambu-rambu lalu lintas baru mencapai 58,87%.
b). Tertib administrasi kependudukan dan catatan sipil belum optimal sebagai akibat
kondisi masyarakat yang belum sepenuhnya sadar untuk secara aktif memiliki
dokumen-dokumen administrasi kependudukan.
c). Belum optimalnya model pelayanan umum yang responsif gender sehingga
kelompok marginal masih rawan mendapatkan perlakuan yang berbeda.
Demikian juga ketersediaan prasarana dan sarana harus berbasis gender
d). Masalah pengangguran terbuka masih memerlukan perhatian, khususnya dalam
hal akses informasi lapangan pekerjaan serta akses memperoleh penambahan
kompetensi dan ketrampilan sesuai dengan trend kebutuhan dunia usaha dan
dunia industri.
e). Peran koperasi sebagai penyangga perekonomian sebagian besar masih sangat
diorientasikan oleh masyarakat sebagai tempat simpan pinjam. Koperasi sebagai
pembina usaha bersama belum mampu berkembang baik dan masih diperlukan
peningkatan dalam pembinaan koperasi
f). Kurang terintegrasinya strategi pemasaran potensi unggulan baik dari sisi hulu
yaitu berupa penggalian potensi, proses yaitu berupa manajemen pemasaran,
maupun dari sisi hilir yaitu dalam hal pemanfaatan kemajuan teknologi informasi,
sehingga akan mampu meningkatkan minat investor untuk menanamkan modal
di Kota Pekalongan. Di samping itu, keterbatasan wilayah dan lahan juga
menjadi kendala tersendiri, khususnya untuk orientasi modal industri besar.
g). Pengemasan obyek wisata budaya belum terintegrasi dengan aspek sosial
lainnya, sehingga masih berjalan sendiri-sendiri. Kondisi Kota Pekalongan yang
multi etnis, multi budaya, multi agama pada dasarnya memiliki potensi keunikan
tersendiri yang apabila dikemas dan diintegrasikan dengan rutinitas keseharian
hidup masyarakat, maka akan menjadi daya tarik tersendiri. Even-even
peribadatan dari berbagai agama, pada sisi ideal memang tidak selayaknya
dipertontonkan kepada khalayak ramai. Tetapi, manakala hal ini dikemas dan
dipertunjukkan dengan tanpa mengurangi hakikat kereligiusannya, pada akhirnya
akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Kedatangan wisatawan ke Kota Pekalongan dalam jumlah besar dan
berlangsung secara terus menerus pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan
moment investasi karena moment inipun terjadi aliran uang ke dan berputar
dalam jumlah relatif besar di Kota Pekalongan. Hal ini kemudian akan menarik
kegiatan-kegiatan kreatif lainnya yang juga akan memajukan ekonomi Kota
Pekalongan.
Permasalahan lain yang juga terkait dengan hal ini adalah belum siapnya
masyarakat untuk menjadi tuan rumah yang baik, yang akan mampu menerima,
mengajak perbincangan secara hangat atas berbagai informasi seputar Kota
Pekalongan dan membuat nyaman wisatawan untuk singgah dan datang kembali
ke Kota Pekalongan. Di samping itu, penambahan jumlah hotel berbintang belum
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-130
Daerah
diikuti dengan penyediaan infrastruktur pendukung kepariwisataan, Sarana
angkutan belum representatif sejalan dengan peningkatan jumlah hotel
berbintang, destinasi wisata belum tertata secara sistemik.
h). Selanjutnya dari sisi keamanan, dapat dilihat masih munculnya kriminalitas di
Kota Pekalongan yang dapat menjadi penyebab ketidaknyamanan wisatawan di
Kota Pekalongan.
i). Kecenderungan pangan utama per tahun mengalami penurunan. Hal ini akan
terus menjadi permasalahan di masa yang akan datang apabila tidak ada strategi
yang tepat dalam upaya menanggulangi masalah keterbatasan lahan pertanian,
menurunnya jumlah tenaga kerja yang bergerak di sektor pertanian, serta
masalah lain muncul seperti musim kemarau panjang, gangguan hama dan
penyakit tanaman, subsidi pupuk, dan lain-lain.

2.5.3. Aspek Daya Saing


Permasalahan yang muncul dalam upaya meningkatkan daya saing adalah terkait
dengan penyediaan infrastruktur, peningkatan kualitas layanan perijinan, dan penyiapan
sumber daya manusia yang siap memasuki era yang kompetitif.
Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan menunjukkan terjadinya penurunan
sebagai akibat pertumbuhan panjang jalan yang relatif tetap (stagnan) sementara jumlah
kendaraan cenderung bertambah setiap tahun. Di samping itu, operasionalisasi jalur
ganda (double track) kereta api dengan jumlah perlintasan sebidang relatif banyak,
semakin meningkatkan intensitas kemacetan di Kota Pekalongan.
Dalam permasalahan lain terkait dengan pembagian arus penumpang sehingga
lebih mudah memberikan arah kepada siapapun pengunjung ke Kota Pekalongan, antara
lain terjadi di titik terminal Kota Pekalongan. Penumpang lebih memilih menunggu di
pinggir jalan daripada menunggu di terminal. Kendaraan luar kota lebih memilih
menurunkan penumpang di pinggir jalan daripada di dalam terminal. Dengan kata lain
terminal tidak berfungsi sebagai pembagi arus, baik arus kendaraan maupun arus
penumpang.
Di sisi lain, stasiun Kereta Api mempunyai kecenderungan meningkat arus
penumpangnya. Sebagai kota yang akan mengorientasikan pada pengembangan wisata
budaya, kota jasa dan perdagangan, maka arus pengumpan masih belum terintegrasi
secara maksimal. Ditambah lagi posisi pintu stasiun yang langsung terhubung dengan
arus cepat jalur pantura semakin menambah peningkatan kemacetan di titik pintu masuk
keluar stasiun. Dengan kata lain perlu strategi penanganan jalur masuk keluar baik orang
maupun barang yang terpisah dengan jalur cepat pantura.
Untuk mendukung peningkatan daya saing, infrastruktur lain yang masih menjadi
permasalahan adalah pemenuhan kebutuhan air bersih. Peningkatan kebutuhan
pemenuhan air bersih tidak sejalan dengan kemampuan pemilikan Sumber Daya Air yang
sebagian berada di wilayah Kabupaten Batang dan Kabupaten Pekalongan. Di sisi lain,
Pemerintah Pusat menargetkan 100 % pemenuhan akses air bersih pada akhir tahun
2019. Air baku untuk air bersih berasal dari wilayah Kabupaten Batang dan Kabupaten
Pekalongan. Selain itu, permasalahan berkurangnya daya dukung lingkungan juga
dimungkinkan muncul di waktu yang akan datang sebagai akibat pemanfaatan sumur
dalam, baik oleh PDAM ataupun oleh PAMSIMAS dan Swasta dengan jumlah yang relatif
banyak dan diperkirakan akan berkembang di waktu yang akan datang

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-131
Daerah
Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa)
1. Basis data tentang pelaku usaha/bisnis dan inovasi masih tersebar di beberapa PD
terkait dan pelayanannya masih manual.
2. Tim Koordinasi Penguatan Sistem Inovasi Daerah belum dilengkapi dengan
kelompok kerja dan sekretariat.
3. Jumlah SDM yang memangku jabatan fungsional tertentu di lembaga
iptekin/litbangyasa milik pemerintah Kota Pekalongan masih terbatas.
4. Alokasi anggaran untuk fasilitasi penguatan sistem inovasi daerah pada masih relatif
kecil.
5. Munculnya permasalahan kelembagaan dari organisasi bersama antar Daerah,
khususnya dalam hal sumber pendanaan dan pengelolaan keuangan.
6. Basis data klaster industri, regulasi terkait klaster industri, insentif untuk
pengembangan klster industri maupun infrastruktur dasar klaster industri (seperti
kelembagaan) hingga kini belum dikembangkan.

2.6. HASIL EVALUASI INDIKATOR KINERJA DAERAH SAMPAI TAHUN 2017

Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016 - 2021 juga disusun dengan
memperhatikan hasil evaluasi RPJMD sampai dengan Tahun 2017. Evaluasi capaian
indikator kinerja RPJMD pada tahun 2017 ditunjukkan dengan capaian Indikator Kinerja
Daerah Kota Pekalongan yang terbagi atas Aspek Kesejahteraan Masyarakat, Aspek
Pelayanan Umum dan Aspek Daya Saing Daerah.
Pada evaluasi tersebut, status pencapaian kinerja yang dijabarkan dalam Evaluasi
Hasil RPJMD terdiri dari 2 kategori, yaitu tercapai dan tidak tercapai. Rekapitulasi capaian
indikator kinerja daerah RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016 – 2021 di tahun 2017
adalah dari 75 indikator kinerja daerah :
 46 indikator tercapai (61,33%)
 26 indikator tidak tercapai (34,67%), dan
 3 indikator belum tersedia data (4,00%)

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-132
Daerah
Tabel 2.160 Capaian Indikator Kinerja Daerah Kota Pekalongan Tahun 2017
Terhadap Target Akhir RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016 – 2021
Realisasi
KONDISI KONDISI Realisasi Tahunan
TARGET KINERJA Tahunan
KINERJA KINERJA
ASPEK / INDIKATOR 2016 2017
PADA PADA
KINERJA PEMBANGUNAN REALISASI
AWAL AKHIR Analisa
RPJMD 2016 2017 2018 RPJMD REALISASI REALISASI PER
Ketercapaian
TARGET
1 2 3 4 5 9 10 13 14 12

A. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT


FOKUS KESEJAHTERAAN DAN
PEMERATAAN EKONOMI
1 - Pertumbuhan Ekonomi 5,48% 5,50% 5,50% 5,60% 5,70% 5,00% 5,36% 94% tidak tercapai
2 - IPM 71,53 71,79 72,77 73,78 76,90 72,69 73,77 100,76% sudah tercapai
3 - Indeks Gini 0,340 0,340 0,340 0,340 0,340 0,32 0,37 92% tidak tercapai
4 - Pengeluaran Perkapita (Rp.) 11.748.000 12.081.643 12.424.762 12.777.625 13.897.489 11.253.000 11.721.000 87% tidak tercapai
5 - Angka Kemiskinan 8,02% 7,65% 7,28% 6,90% 5,79% 8,09% 7,47% 97% tidak tercapai

FOKUS KESEJAHTERAAN MASYARAKAT


6 - Angka Harapan Hidup (AHH) 74,09 74,18 74,23 74,27 74,41 74,11 74,19 99,95% tidak tercapai
7 - Angka Harapan Sekolah (Expected Years Of 12,59 12,13 12,34 12,55 13,21 12,59 12,77 103,48% sudah tercapai
Schooling)
8 - Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun) 8,28 8,30 8,44 8,60 9,08 8,28 8,56 93% sudah tercapai
9 - Tingkat Pengangguran Terbuka 5,42% 4,00% 3,90% 3,80% 3,50% 4,10% 5,05% 77,23% tidak tercapai
10 - Persentase PAD terhadap APBD 16,94% 17,28% 18,23% 19,37% 22,76% 19,78% 21,24% 116% sudah tercapai
0
B. ASPEK PELAYANAN UMUM
URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG BERKAITAN DENGAN
PELAYANAN DASAR
URUSAN PENDIDIKAN
11 - Rata-rata partisipasi sekolah 88,74% 88,25% 100,00% 100,00% 100,00% 0,92017 102,57 103% sudah tercapai
12 - Rata-rata rasio ketersediaan ruang kelas 1,17 1,16 1,15 1,15 1,14 1,21 1,29 112% sudah tercapai
SD/MI dan SMP/MTs
13 - Persentase penyelenggaran pendidikan 48,12% 50,00% 55,00% 60,00% 75,00% 0,5301 67,35 122% sudah tercapai
dasar berakreditasi A
14 - Persentase guru yang memenuhi standar 70,00% 70,00% 70,00% 70,00% 75,00% 0,81 n/a n/a data belum
minimal nilai UKG tersedia

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-133
Daerah
Realisasi
KONDISI KONDISI Realisasi Tahunan
TARGET KINERJA Tahunan
KINERJA KINERJA
ASPEK / INDIKATOR 2016 2017
PADA PADA
KINERJA PEMBANGUNAN REALISASI
AWAL AKHIR Analisa
RPJMD 2016 2017 2018 RPJMD REALISASI REALISASI PER
Ketercapaian
TARGET

URUSAN KESEHATAN
15 - Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 KH 118,00 118,00 115,00 110,00 102,00 137,36 171,26 67,15% tidak tercapai
16 - Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 KH 9,80 9,80 9,75 9,70 9,55 12,36 9,08 107,38% Sudah
Tercapai
17 - Angka Kematian Balita (AKABA) per 1.000 12,50 12,50 12,45 12,40 12,25 17,69 12,67 98,26% tidak tercapai
KH
18 - Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat di 81,50 81,50 82,00 82,00 82,50 81,59 79,10 96,47% tidak tercapai
BLUD RSUD dan PUSKESMAS
19 - Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat di 81,50 81,50 82,00 82,00 82,50 81,80 82,7 100,85% sudah tercapai
BLUD BKPM
20 - Persentase sarana prasarana pelayanan 0,00% 42,86% 57,14% 71,43% 100,00% 42,86% 78,57% 137,50% sudah tercapai
publik ramah diffable yang dibangun

URUSAN PEKERJAAN UMUM DAN


PENATAAN RUANG
21 - Persentase luas wilayah genangan banjir 42,43% 41,33% 39,78% 37,57% 32,04% 41,33% 30,85% 128,94% sudah tercapai
dan rob
22 - Persentase jalan kota dalam keadaan 79,47% 85,90% 86,10% 86,30% 86,90% 85,17% 76,23% 88,54% tidak tercapai
mantap (kondisi baik dan sedang)
23 - Persentase jembatan dalam kondisi baik 91,98% 95,86% 95,86% 95,86% 95,86% 90,60% 94% 98% tidak tercapai
24 - Persentase sawah terlayani jaringan irigasi 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100% 100% sudah tercapai
25 - Persentase pemenuhan sarana prasrana 0,00% 14,29% 42,86% 57,14% 100,00% 14,29% 42,86% 100,01% sudah tercapai
pada ruang publik kreatif (taman bahagia).
26 - Persentase kawasan strategis yang tertata 0,00% 7,00% 29,00% 43,00% 100,00% 14,29% 35,71% 123,14% sudah tercapai
(Jetayu, Kampung Pecinan, Kampung Arab,
Batas Kota, Pati Unus).
27 - Persentase akses air minum yang aman 82,14% 85,12% 88,10% 91,07% 100,00% 85,89% 82,14% 93,24% tidak tercapai
dibagi jumlah penduduk
28 - Persentase luasan kawasan kumuh 7,03% 5,28% 4,40% 3,53% 0,90% 5,28% 6,67% 151,52% sudah tercapai

URUSAN KETENTRAMAN, KETERTIBAN UMUM DAN


LINMAS
29 - Cakupan pelayanan bencana 81,23% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100% 100% 100% sudah tercapai

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-134
Daerah
Realisasi
KONDISI KONDISI Realisasi Tahunan
TARGET KINERJA Tahunan
KINERJA KINERJA
ASPEK / INDIKATOR 2016 2017
PADA PADA
KINERJA PEMBANGUNAN REALISASI
AWAL AKHIR Analisa
RPJMD 2016 2017 2018 RPJMD REALISASI REALISASI PER
Ketercapaian
TARGET
30 - persentase penegakan perda 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 91,02% 94,01% 94,01% tidak tercapai

URUSAN SOSIAL
31 - Persentase PMKS tertangani Jumlah 6,95% 13,89% 20,84% 41,68% 8,69% 21,74% 156,46% Sudah
PMKS non Tercapai
fakir miskin
sebanyak
8.795

URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG TIDAK BERKAITAN DENGAN


PELAYANAN DASAR
URUSAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN
PERLINDUNGAN ANAK
32 - Indeks Pembangunan Gender (IPG) 95 95 95 95 95 94,71 n/a n/a data belum
tersedia
33 - Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 64 64 64 64 65 67,44 n/a n/a data belum
tersedia
34 - Persentase Kekerasan Dalam Rumah 0,093% 0,087% 0,081% 0,075% 0,059% 0,082% 0,026% 310,138% sudah tercapai
Tangga

URUSAN LINGKUNGAN HIDUP


35 - Persentase cakupan pelayanan sampah 80,40% 80,40% 80,43% 86,27% 93,43% 80,83% 80,46% 100,04% sudah tercapai

URUSAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN


PENCATATAN SIPIL
36 - Tingkat cakupan layanan administrasi 84,61% 86,50% 87,00% 87,50% 95,00% 66,38% 73,66% 84,67% tidak tercapai
kependudukan

URUSAN PERHUBUNGAN
37 Volume-Demand-to-Capacity Ratio (VC 0,87 0,87 0,87 0,87 0,52 0,88 0,87 100,00% sudah tercapai
Rasio)

URUSAN KOPERASI DAN UKM

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-135
Daerah
Realisasi
KONDISI KONDISI Realisasi Tahunan
TARGET KINERJA Tahunan
KINERJA KINERJA
ASPEK / INDIKATOR 2016 2017
PADA PADA
KINERJA PEMBANGUNAN REALISASI
AWAL AKHIR Analisa
RPJMD 2016 2017 2018 RPJMD REALISASI REALISASI PER
Ketercapaian
TARGET
38 - Persentase capaian target 1.170 UMKM 48,72% 57,26% 65,81% 74,36% 100,00% 580,43% 943,50% 1433,63% sudah tercapai
menerima KUP / KUR (Kredit Usaha
Produktif / Kredit Usaha Rakyat)
39 - Kenaikan kredit modal usaha bersumber dari 7,90 8,14 8,38 8,63 9,72 8,1 8,45 100,82% sudah tercapai
koperasi (Rp. Trilyun)

URUSAN KEARSIPAN
40 - persentase arsip PD terkelola secara baku 64,71% 67,65% 70,59% 73,53% 82,35% 64,71% 71,21% 100,88% sudah tercapai

FUNGSI PENUNJANG URUSAN


PEMERINTAHAN

41 - Tingkat capaian kinerja pembangunan - 85,00% 90,00% 93,00% 96,00% 77,33% 54,67% 60,74% tidak tercapai

FUNGSI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


42 - Persentasepemanfaatan hasil penelitian 25,00% 38,00% 39,00% 34,00% 44,00% 62,50% 40,00% 102,56% sudah tercapai
dalam perencanaan - kebijakan
43 - persentase hasil litbang/IPTEK dimanfaatkan 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100% 100% 100% sudah tercapai
sektor produktif

C. ASPEK DAYA SAING


FOKUS KEMAMPUAN EKONOMI DAERAH
44 - Persentase capaian target investasi sebesar 67,37% 72,93% 78,49% 84,05% 100,00% 106,78% 125,24% 159,56% tidak tercapai
1,18 Trilyun
45 - Persentase capaian target pendapatan 76,36% 89,09% 90,91% 92,73% 100,00% 114,50% 89,79% 98,77% tidak tercapai
daerah bersumber dari TPI sebesar Rp. 5,5
Milyar
46 - Persentase peningkatan nilai produksi Rp. 210 2,00% 2,00% 2,00% 12,00% 11,90% - 19,23 minus tidak tercapai
perikanan Milyar
47 - persentase peningkatan pendapatan asli Rp. 152 5,29% 9,70% 9,76% 54,58% 0,1734 0,084580601 87% tidak tercapai
daerah Milyar
48 - nilai ekspor perdagangan (Juta US $) 17,38 17,73 18,09 18,45 19,58 19,08 17,68 98% tidak tercapai

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-136
Daerah
Realisasi
KONDISI KONDISI Realisasi Tahunan
TARGET KINERJA Tahunan
KINERJA KINERJA
ASPEK / INDIKATOR 2016 2017
PADA PADA
KINERJA PEMBANGUNAN REALISASI
AWAL AKHIR Analisa
RPJMD 2016 2017 2018 RPJMD REALISASI REALISASI PER
Ketercapaian
TARGET
FOKUS FASILITAS
WILAYAH/INFRASTRUKTUR
49 - Persentase limbah cair industri terolah. 42,59% 43,11% 44,46% 57,23% 70,06% 43,90% 45,42% 102,16% sudah tercapai
50 - cakupan kelompok masyarakat yang mampu - 10% 10% 10% 10% 79,41% 91,94% 919,40% sudah tercapai
memanfaatkan teknologi informasi.
51 - Persentase Perangkat Daerah yang 43,33% 50,00% 60,00% 70,00% 100,00% 50% 65% 108% sudah tercapai
menggunakan aplikasi SIM dalam tata kelola
administrasi perkantoran.
52 - Persentase Perangkat Daerah/ Badan Publik 20,00% 40,00% 60,00% 80,00% 100,00% 100% 100% 167% sudah tercapai
yang memberikan kemudahan akses
pelayanan melalui penerapan Keterbukaan
Informasi Publik (KIP)
53 - Jumlah pemanfaat aplikasi pasar on-line - 20 20 20 120 35 20 100% sudah tercapai
hasil inisiasi bersama komunitas dengan
Pemerintah Kota Pekalongan
54 - Persentase sarana budaya per jumlah 0,02 0,02 0,02 0,02 0,03 0,066 2,160 100,440 sudah tercapai
kelompok kesenian
55 - persentase peningkatan penyelenggaraan 16 12,50% 18,75% 25,00% 50% (24 37,50% 18,00% 96,00% tidak tercapai
festival event)
56 - Persentase capaian target 2 pasar dan 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 100,00% 0% 0% 100% sudah tercapai
pengelolaan pasar sesuai kriteria SNI
57 - Persentase capaian target 7 kawasan tertib 0,00% 85,71% 85,71% 100,00% 100,00% 86,00% 86,00% 100,33% sudah tercapai
pedagang kaki lima
58 - Capaian Target kunjungan wisata sebanyak 80,39% 81,82% 86,36% 90,91% 100,00% 99,64% 70,44% 81,56% tidak tercapai
550.000/tahun
59 - Pertumbuhan IKM Batik 861 IKM 1,16% 1,15% 1,14% 6,77% 1,97% -13,73% minus tidak tercapai
60 - Persentase capaian target 500 IKM Batik 0,00% 0,00% 20,00% 40,00% 100,00% 0% 20% 100% sudah tercapai
peserta batik night market
61 - Persentase IKM dalam LIK 0,00% 0,00% 0,00% 100,00% 100,00% 0% 30% 300% sudah tercapai
62 - Nilai evaluasi Laporan Kinerja Instansi C C CC B B C CC 100% sudah tercapai
Pemerintah (AKIP)
63 - Opini BPK terhadap LKD WDP WTP WTP WTP WTP WTP WTP 100% sudah tercapai
64 - Tingkat maturitas SPIP Level 0 Level 1 Level 1 Level 2 Level 3 Level 2 Level 3 100% sudah tercapai
infrastruktur dengan
penuh catatan
65 - Level kapabilitas APIP Level 0 Level 1 Level 1 Level 2 Level 3 Level 1 level 2 100% sudah tercapai

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-137
Daerah
Realisasi
KONDISI KONDISI Realisasi Tahunan
TARGET KINERJA Tahunan
KINERJA KINERJA
ASPEK / INDIKATOR 2016 2017
PADA PADA
KINERJA PEMBANGUNAN REALISASI
AWAL AKHIR Analisa
RPJMD 2016 2017 2018 RPJMD REALISASI REALISASI PER
Ketercapaian
TARGET
catatan
66 - Persentase capaian target pengembangan 7 0,00% 16,60% 33,20% 50,00% 100,00% 14,29% 42,90% 129,22% sudah tercapai
sektor ekonomi kreatif potensial

FOKUS SUMBER DAYA MANUSIA


67 - Jumlah siswa berprestasi di tingkat Provinsi 12 13 14 15 18 25 36 257,14% sudah tercapai
dan nasional
68 - Persentase kenaikan pendaftar ibadah haji 823 3,28% 8,02% 12,27% 21,51% -4,98% 10,08% 125,69% sudah tercapai
69 - Tingkat partisipasi pemuda 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100% 100% 100% sudah tercapai
70 - Jumlah siswa berprestasi di bidang olah raga 54 55 56 57 60 55 2 3,57% tidak tercapai
tingkat Provinsi dan Nasional
71 - Persentase penurunan angka fertilitas 2,32 0,86% 0,43% 0,44% 3,06% 0,43% 1,53% 335,44% sudah tercapai
penduduk (2,25)
72 - persentase kehamilan pada usia < 19 tahun 2,82% 2,60% 2,40% 2,20% 1,60% 1,87% 2,2% 109,10% sudah tercapai
73 - Persentase penurunan kasus narkoba 25 kasus 20,00% 28,00% 36,00% 60% -24% -24% kasus lebih tidak tercapai
(menjadi 10 tinggi dari
kasus) kondisi awal
74 - Persentase capaian target peningkatan 6 orang 13,89% 27,78% 44,44% 100,00% 14% 22% 79% tidak tercapai
jumlah penghargaan ASN sebanyak 72
orang
75 - Rasio ASN yang melanggar disiplin tiap 33,65 17,74 15,56 13,34 5,83 10,17 3,074 506,17% sudah tercapai
10.000 ASN

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Umum Kondisi II-138
Daerah
BAB III. GAMBARAN KEUANGAN
DAERAH

Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban dalam rangka


penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk
didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban
daerah tersebut. Sedangkan Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,
pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah.
Tingkat kemampuan keuangan daerah dapat diukur dari kapasitas pendapatan asli
daerah, rasio pendapatan asli daerah terhadap jumlah penduduk dan Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB). Untuk memahami tingkat kemampuan keuangan daerah, maka
perlu dicermati kondisi kinerja keuangan daerah, baik kinerja keuangan masa lalu
maupun kebijakan yang melandasi pengelolaannya.

3.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU

Keuangan Daerah merupakan komponen daerah dalam rangka penyelenggaraan


Pemerintahan Daerah yang menyatu dalam kerangka Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD). APBD hakikatnya merupakan salah satu instrument kebijakan untuk
meningkatkan pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat di daerah. APBD sebagai
bentuk penjabaran kuantitatif dari tujuan dan sasaran Pemerintah Daerah serta tugas
pokok dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah, disusun dalam suatu struktur yang
menggambarkan besarnya pendanaan atas berbagai sasaran yang hendak dicapai,
tugas-tugas pokok dan fungsi sesuai kondisi, potensi, aspirasi dan kebutuhan riil di
masyarakat untuk suatu tahun tertentu.
Analisis kinerja keuangan daerah diperlukan dalam rangka mengoptimalkan
penyelenggaraan fungsi pemerintah daerah melalui pemberian sumber-sumber
penerimaan yang cukup kepada daerah dengan mengacu pada peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Penerimaan daerah mencakup pendapatan dan penerimaan pembiayaan daerah.
Oleh karenanya untuk mengetahui kinerja keuangan daerah diperlukan pemahaman yang
baik tentang obyek pendapatan, belanja dan pembiayaan sesuai dengan kewenangan
dan struktur masing-masing APBD. Dalam rangka memahami kinerja keuangan Kota
Pekalongan, maka diperlukan analisis kinerja keuangan masa lalu, yakni kinerja
keuangan Kota Pekalongan tahun 2013-2017. Secara berturut-turut pada sub bagian ini
akan dijelaskan kinerja keuangan yang mencakup pendapatan daerah, belanja daerah
dan pembiayaan daerah.

3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD


Kinerja pelaksanaan APBD Kota Pekalongan dapat dilihat dari Pendapatan Daerah,
Belanja Daerah dan Pembiayaan Daerah. Pendapatan Daerah adalah semua hak daerah
yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Belanja daerah adalah kewajiban
pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode
tahun anggaran yang bersangkutan. Sementara itu pembiayaan adalah setiap
penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima
kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Keuangan III-1
Daerah
berikutnya. Secara umum perkembangan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah
Kota Pekalongan dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan, seperti terlihat pada
Gambar 3.1 berikut.

1.000.000,00

900.000,00

800.000,00

700.000,00

600.000,00

500.000,00 Pendapata
n (Rp. Juta)
400.000,00

300.000,00
Belanja
200.000,00 (Rp. Juta)

100.000,00
Pembiayaa
- n (Rp. Juta)
2013 2014 2015 2016 2017
Pendapatan (Rp. Juta) 675.375,47 762.110,36 809.733,61 857.642,99 915.378,28
Belanja (Rp. Juta) 664.175,35 736.794,86 792.543,90 869.324,08 821.203,66
Pembiayaan (Rp. Juta) 79.533,78 76.054,59 101.296,10 108.270,00 86.915,54

Sumber : Badan Keuangan Daerah, 2018

Gambar 3.1 Perkembangan Pendapatan, Belanja Daerah dan


Pembiayaan Kota Pekalongan Tahun 2013-2017 (dalam jutaan)
3.1.1.1. Pendapatan Daerah
Perkembangan pendapatan daerah Kota Pekalongan dalam kurun waktu 5 tahun
menunjukkan kenaikan sebesar 6,27 persen, dimana pendapatan pada tahun 2013
sebesar Rp. 675.375.467.702,00 menjadi Rp. 915.378.281.964,00 pada tahun 2017*.
Perkembangan Pendapatan Asli Daerah mengalami kenaikan paling tinggi dalam kurun
waktu lima tahun terakhir (2013-2017) sebesar 10,88 persen, Dana Perimbangan
meningkat rata-rata sebesar 5,42 persen, dan pada Lain-lain Pendapatan Daerah Yang
Sah juga meningkat sebesar 4,43 persen. Gambaran tentang Pendapatan Daerah yang
disajikan selama lima tahun terakhir menginformasikan mengenai rata-rata pertumbuhan
realisasi Pendapatan Daerah tercantum pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.1 Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah
Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
REALISASI RATA-2
URAIAN
2012 2013 2014 2015 2016 2017* PRTMBHN
PENDAPATAN 614.167 675.375 762.110 809.734 857.643 915.378 7,93
PENDAPATAN ASLI DAERAH 91.206 114.252 144.065 152.045 178.604 191.461 14,07
Pendapatan Pajak Daerah 30.602 38.018 42.210 47.499 52.837 61.250 12,68
Hasil Retribusi Daerah 17.720 18.874 15.141 16.595 16.799 15.109 -4,75
Hasil Pengelolaan Kekayaan 2.841 4.005 3.504 3.181 9.978 4.967 35,43
Daerah yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah 40.043 53.355 83.211 84.770 98.990 110.136 21,47
yang Sah
DANA PERIMBANGAN 410.000 450.220 475.269 491.178 598.621 586.159 7,18
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan 35.483 31.009 28.225 24.494 32.123 28.109 -0,89
Pajak
Dana Alokasi Umum 347.390 384.489 412.871 421.277 457.085 449.056 4,04

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Keuangan III-2
Daerah
REALISASI RATA-2
URAIAN
2012 2013 2014 2015 2016 2017* PRTMBHN
Dana Alokasi Khusus 27.127 34.721 34.174 45.408 109.413 108.994 42,97
LAIN-LAIN PENDAPATAN 112.961 110.903 142.775 166.511 80.417 137.759 16,24
DAERAH YANG SAH
Pendapatan Hibah 0 0 5.165 7.587 2.000 0 -31,69
Dana Bagi Hasil Pajak dari 28.657 32.302 41.792 54.780 54.871 59.929 17,46
Provinsi dan Pemerintah Daerah
Lainnya
Dana Penyesuaian dan Otonomi 68.646 60.786 67.070 81.503 0 50.613 -17,04
Khusus
Bantuan Keuangan dari Provinsi 15.658 17.815 28.748 22.641 23.546 27.217 14,93
atau Pemerintah Daerah Lainnya
Sumber : Badan Keuangan Daerah, 2018

Dengan memperhatikan Tabel 3.1 diatas, diperoleh gambaran bahwa realisasi


pendapatan Daerah mengalami peningkatan dari Rp. 675.375.467.702,00 (tahun 2013)
menjadi Rp. 915.378.281.964,00 (tahun 2017*) dengan rata-rata tingkat kenaikan
pendapatan 7,93 persen. Hal tersebut diikuti oleh naiknya tiga komponen pendapatan,
yaitu Pendapatan asli Daerah naik sebesar 14,07 persen, Dana Perimbangan naik
sebesar 7,18 persen dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah sebesar 16,24 persen.
Dari beberapa komponen pendapatan asli daerah, secara persentase pertumbuhan
masing-masing komponen pembentuk PAD berbeda-beda. Rata-rata pertumbuhan
tertinggi berasal dari lain-lain pendapatan asli daerah yang sah yang meningkat cukup
banyak yaitu sebesar 16,24 persen, sedangkan penurunan yang cukup tajam pada
pendapatan hibah 31,69%.
Selain itu, jumlah pendapatan terbesar disumbang oleh naiknya dana alokasi umum
yang diterima, dimana pada Tahun 2013 dana alokasi umum adalah
Rp.384.489.368.000,00 dan pada Tahun 2017 meningkat menjadi Rp.
449.055.738.000,00 atau naik sebesar 4,04 persen. Kenaikan rata-rata pertumbuhan
pendapatan disumbang oleh dana alokasi khusus yang naik cukup signifikan selama lima
tahun terakhir dengan rata-rata sebesar 42,97 persen.
3.1.1.2. Belanja Daerah
Proporsi realisasi belanja langsung dan belanja tidak langsung tahun 2013-2017
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3.2 Proposi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja
Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
REALISASI RATA-2
URAIAN PRTMBHN
2013 2014 2015 2016 2017
Belanja Daerah 664.175.351.720 736.794.861.264 792.543.896.689 869.324.083.854 821.203.659.893 4,34
Belanja Tidak 326.538.717.707 358.447.296.504 379.970.845.177 364.018.860.845 328.052.833.077 0,09
Langsung
Belanja Pegawai 278.009.897.833 303.505.066.004 324.607.233.952 338.841.525.845 299.430.339.513 1,50
Belanja Subsidi 0 548.400.000 0,00
Belanja Hibah 15.681.879.800 39.679.734.500 54.592.624.225 19.004.954.000 17.528.812.000 2,25
Belanja Bantuan 10.135.246.206 13.457.324.000 350.766.000 3.964.481.000 8.276.137.000 -3,97
Sosial
Bantuan 21.162.191.825 630.002.000 420.221.000 611.970.000 698.881.000 -49,44
Keuangan
kepada
Kab/Kota
Belanja Tidak 1.549.502.043 1.175.170.000 0 1.595.930.000 1.570.263.564 0,27
Terduga
Belanja 337.636.634.013 378.347.564.760 412.573.051.512 505.305.223.009 493.150.826.816 7,87
Langsung
Belanja Pegawai 57.067.032.933 40.362.322.506 16.702.198.881 17.822.790.316 20.181.346.513 -18,77

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Keuangan III-3
Daerah
REALISASI RATA-2
URAIAN PRTMBHN
2013 2014 2015 2016 2017
Belanja Barang 149.254.009.850 178.802.086.121 238.202.012.290 285.531.107.362 262.190.268.561 11,93
dan Jasa
Belanja Modal 131.315.591.230 159.183.156.133 157.668.840.341 201.951.325.331 210.779.211.742 9,93
Jumlah 664.175.351.720 736.794.861.264 792.543.896.689 869.324.083.854 821.203.659.893 4,34
Sumber : Badan Keuangan Daerah, 2018

Perkembangan belanja daerah Kota Pekalongan selama kurun waktu lima tahun
menunjukkan kenaikan dengan rata-rata pertumbuhan 4,34 persen. Realisasi belanja
langsung Kota Pekalongan mengalami kenaikan, tahun 2013 sebesar Rp.
664.175.351.720,00 menjadi Rp. 821.203.659.893,00 pada tahun 2017. Belanja tidak
langsung juga menunjukkan kenaikan dari sebesar Rp. 326.538.717.707,00 pada tahun
2013 menjadi Rp. 328.052.833.077,00 pada tahun 2017. Penggunaan terbesar belanja
daerah Kota Pekalongan adalah pada belanja langsung. Proporsinya belanja langsung
lebih besar dari pada belanja tidak langsung, pada tahun 2017 belanja langsung sebesar
Rp. 493.150.826.816,00 dari total belanja sebesar Rp. 821.203.659.893,00 atau sebesar
60,05 persen, sedangkan belanja tidak langsung sebesar Rp. 328.052.833.077,00 dari
total belanja sebesar Rp. 821.203.659.893,00 atau sebesar 39,95 persen.
3.1.1.3. Pembiayaan Daerah
Gambaran tentang realisasi Pembiayaan Daerah yang disajikan menginformasikan
mengenai rata-rata perkembangan/kenaikan realisasi Penerimaan dan Pengeluaran
Daerah Kota Pekalongan sebagaimana tertuang pada tabel sebagai berikut
Tabel 3.3 Proporsi Pembiayaan Daerah
Kota Pekalongan Tahun 2013-2017
REALISASI Rata-2
URAIAN Pertum
2013 2014 2015 2016 2017 buhan
Penerimaan 94.617.780.967 90.825.743.585 112.743.099.588 118.528.996.684 96.715.538.571 0,44
Pembiayaan
SiLPA 94.481.504.192 90.732.895.476 101.370.096.676 118.485.815.372 96.588.898.609 0,44
Pencairan Dana 0 0 11.277.248.510 0 0 0
Cadangan
Penerimaam kembali 136.276.775 92.848.109 95.754.402 43.181.312 126.639.962 -1,46
investasi Pemda
Pengeluaran 15.083.997.836 14.771.150.000 11.447.000.000 10.259.000.000 9.800.000.000 -8,26
Pembiayaan
Pembentukan Dana 4.500.000.000 5.000.000.000 0 0 4.000.000.000 -2,33
Cadangan
Penyertaan Modal 4.705.373.300 9.729.000.000 11.447.000.000 10.259.000.000 5.800.000.000 4,27
(Investasi) Pemerintah
Daerah
Pembayaran Pokok 5.878.624.536 42.150.000 0 0 0 -100,00
Utang
Jumlah 79.533.783.131 76.054.593.585 101.296.099.588 108.269.996.684 86.915.538.571 1,79
Sumber : Badan Keuangan Daerah, 2018

3.1.2. Neraca Daerah


Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset
kewajiban dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. Unsur yang dicakup oleh neraca terdiri
dari aset, kewajiban dan ekuitas dana. Neraca Kota Pekalongan pada periode tahun
2013-2016 menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Hal tersebut terlihat pada aset
lancar yang merupakan unsur dominan dalam pembentukan total asset. Rincian Neraca
Kota Pekalongan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Keuangan III-4
Daerah
Tabel 3.4 Neraca Pemerintah Kota Pekalongan
Tahun 2013-2016 (dalam jutaan)
Rata-rata
Uraian 2013 2014 2015 2016
Pertumbuhan
Aset Lancar
Kas 90,74 102,49 120,28 98,07 1,57
Piutang 9,97 17,9 13,69 18,32 12,94
Piutang lainnya 5,98 5,72 8,17 8,94 8,37
Persediaan 8,47 10,73 9,29 9,06 1,36
Biaya dibayar dimuka - - 0,03 0,03 0,00
Jumlah aset lancar 115,16 131,22 151,46 134,42 3,14
Investasi jangka panjang
Investasi non permanen 3,33 3,15 3,06 3,19 -0,86
Iinvestasi permanen 38,74 46,21 63,45 71,3 12,98
Jumlah investasi jangka panjang 42,07 49,36 66,51 74,49 12,11
Aset tetap
Tanah 860,42 870,61 862,98 1036,97 3,80
Peralatan dan mesin 195,64 236,62 284,44 319,03 10,27
Gedung dan bangunan 527,74 599,45 657,55 633,77 3,73
Jalan, jaringan dan instalansi 376,25 433,99 479,82 534,75 7,28
Aset tetap lainnya 62,26 24,73 25,81 25,51 -16,35
Konstruksi dalam pengerjaan 11,65 16,8 14,14 43,82 30,34
Akumulasi penyusutan - - -680,84 -660,63 -0,60
Jumlah aset tetap 2.033,96 2.182,28 1.643,90 1.933,22 -1,01
Dana cadangan
Dana cadangan 5,68 11,28 - 0 -100,00
Jumlah dana cadangan 5,68 11,28 - 0 -100,00
Aset lainnya 0 0,00
Tagihan piutang penjualan angsuran - - - 0 0,00
Tagihan tuntutan ganti kerugian daerah 0,01 - 0 -100,00
Kemitraan dengan pihak ketiga 12,33 12,33 12,33 12,33 0,00
Aset tidak berwujud 14,62 14,6 13,75 13,70 -1,28
Aset lain-lain - 5,94 5,88 8,74 8,03
Aset rusak berat/proses penghapusan - - - 0,00
Uang Jaminan - 0,05 0,07 0,15 24,49
Jumlah aset lainnya 26,96 32,92 32,92 34,92 5,31
Jumlah aset 2.218,15 2.401,35 1.894,79 2.177,05 -0,37

KEWAJIBAN
Kewajiban jangka pendek
Utang perhitungan pihak ketiga 0 0 0,02 0,03 9,21
Utang bunga
Utang pajak
Bagian lancar utang jangka panjang
Pendapatan diterima dimuka 1,30 1,29 -0,16
Utang Belanja 4,39 0,00
Utang jangka pendek lainnya 7,51 6,2 3,94 3,99 -11,90
Utang Jangka Pendek pada Kemitraan -
Pihak ketiga
Utang uang jaminan - 0,15 0,00
Jumlah kewajiban jangka pendek 7,51 6,2 5,26 9,85 5,57
Kewajiban jangka panjang -
Utang dalam negeri -

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Keuangan III-5
Daerah
Rata-rata
Uraian 2013 2014 2015 2016
Pertumbuhan
Utang luar negeri -
Jumlah kewajiban jangka panjang -
Jumlah kewajiban 7,51 6,2 5,26 9,85 5,57

EKUITAS DANA
Ekuitas dana lancar
Sisa lebih pembayaran anggaran (SILPA) 90,73 101,37 2,24
Cadangan untuk piutang 15,95 17,9 2,33
Cadangan untuk persediaan 8,47 10,73 4,84
Dana yang harus disediakan untuk -7,57 -6,24 -3,79
pembayaran utang jangka pendek
Pendapatan yang ditangguhkan 0,01 0,00
Selisih kasda -
Cadangan untuk biaya dibayar dimuka -
Jumlah ekuitas dana lancar 107,59 123,76 2,84
Ekuitas dana ivestasi
Diinvestasikan dalam investasi jangka 42,07 49,36 3,25
panjang
Diinvestasikan dalam aset tetap 2.033,96 2.264,64 2,17
Diinvestasikan dalam aset lainnya (tidak 42,1 32,1 -5,28
termasuk dana cadangan)
Dana yang harus disediakan untuk - -
pembayaran hutang jangka panjang
Jumlah ekuitas dana investasi 2.118,13 2.346,10 2,07
Ekuitas dana cadangan
Diinvestasikan dalam dana cadangan 5,68 11,27 14,69
Jumlah ekuitas dana cadangan 5,68 11,27 14,69
Jumlah ekuitas dana 2.225,72 2.469,86 1.885,73 3579,85 9,97
Jumlah kewajiban dan ekuitas dana 2.233,23 2.476,06 1.890,99 3.589,70 9,96
Sumber : Badan Keuangan Daerah, 2018

3.2. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN MASA LALU

Belanja Daerah digunakan dalam mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan


yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan dengan ketentuan
perundang-undangan. Dalam hal ini, belanja penyelenggaraan pemerintahan
diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam
upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan
pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial, fasilitas umum yang layak, serta
mengembangkan sistem jaminan sosial.
Analisis belanja dilakukan untuk memperoleh gambaran realisasi dari kebijakan
pembelanjaan dan pengeluaran pembiayaan daerah pada periode tahun anggaran
sebelumnya. Analisis ini digunakan sebagai bahan untuk menentukan kebijakan
pembelanjaan dan pengeluaran pembiayaan di masa datang dalam rangka peningkatan
kapasitas pendanaan pembangunan daerah. Analisis belanja yang dilakukan mencakup:
1. Analisis proporsi belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur;
2. Analisis belanja periodik dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat
serta prioritas utama
3. Analisis proyeksi belanja daerah

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Keuangan III-6
Daerah
3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, belanja
daerah dikelompokkan menjadi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung.
Kelompok belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait
secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, sedangkan kelompok
belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan
pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja tidak langsung terdiri dari Belanja Pegawai;
Belanja Hibah dan Bantuan Sosial; Belanja Bantuan Keuangan; dan Belanja Tidak
Terduga.Sementara itu belanja langsung terdiri dari belanja pegawai; belanja barang dan
jasa; dan belanja modal.
Perkembangan belanja daerah Kota Pekalongan selama kurun waktu 5 tahun
menunjukkan kenaikan sebesar 4,34 persen dari Rp. 664.175.351.720,00 pada tahun
2013 menjadi Rp. 821.203.659.893,00 pada tahun 2017. Belanja tidak langsung
menunjukkan kenaikan rata-rata sebesar 0,09 persen, dari sebesar Rp.
326.538.717.707,00 pada tahun 2013 menjadi Rp. 328.052.833.077,00 pada Tahun 2017.
Realisasi belanja langsung Kota Pekalongan juga menunjukkan kenaikan sebesar 7,87
persen, dari Rp. 337.636.634.013,00 pada tahun 2013 menjadi Rp. 493.150.826.816,00
pada tahun 2017, seperti terlihat pada Gambar 3.2 dibawah ini.
1.000.000,00

900.000,00

800.000,00

700.000,00
Rp. Juta

600.000,00

500.000,00

400.000,00

300.000,00

200.000,00

100.000,00

-
2013 2014 2015 2016 2017
Belanja Tidak Langsung (Rp.
326.538,72 358.447,30 379.970,85 364.018,86 328.052,83
Juta)
Belanja Langsung (Rp. Juta) 337.636,63 378.347,56 412.573,05 505.305,22 493.150,83
Total Belanja (Rp. Juta) 664.175,35 736.794,86 792.543,90 869.324,08 821.203,66

Sumber : Badan Keuangan Daerah, 2018

Gambar 3.2 Perkembangan Belanja Daerah Kota Pekalongan


Tahun 2013-2017
Dilihat dari proporsinya pada belanja daerah Kota Pekalongan, penggunaan
terbesar pada belanja langsung yang meningkat dari tahun 2013 sampai dengan tahun
2017, dan penurunan pada belanja tidak langsung, seperti terlihat pada Gambar 3.3 di
bawah ini.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Keuangan III-7
Daerah
100,00%
90,00%
80,00%
50,84% 51,35% 52,06%
70,00% 58,13% 60,05%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
49,16% 48,65% 47,94%
20,00% 41,87% 39,95%
10,00%
0,00%
2013 2014 2015 2016 2017

Belanja Tidak Langsung (%) Belanja Langsung (%)

Sumber : Badan Keuangan Daerah, 2018

Gambar 3.3 Proporsi Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung


Terhadap Total Belanja Kota Pekalongan tahun 2013-2017

3.2.2. Analisis Pembiayaan Daerah


Pembiayaan daerah terdiri dari Penerimaan daerah dan Pengeluaran daerah.
Penerimaan daerah terdiri dari : Penggunaan SiLPA Tahun Anggaran Sebelumnya
(pelampauan penerimaan dana perimbangan, pelampauan penerimaan lain-lain
pendapatan yang sah, penerimaan kembali sisa Belanja atau akibat lainnya, sisa belanja
DAK, sisa belanja dana bagi hasil, pelampauan penerimaan PAD, pelampauan
penerimaan pembiayaan daerah, sisa dana pengeluaran pembiayaan daerah),
penerimaan dana cadangan serta penerimaan kembali pemberian pinjaman daerah.
Sedangkan pengeluaran daerah terdiri dari : Pembentukan dana cadangan, Penyertaan
Modal (investasi) Pemerintah daerah serta pembayaran pokok utang.
140.000

120.000

100.000
Rp. Juta

80.000

60.000

40.000

20.000

-
2013 2014 2015 2016 2017
Penerimaan (Rp. Juta) 94.618 90.826 112.743 118.529 96.716
Pengeluaran (Rp. Juta) 15.084 14.771 11.447 10.259 9.800
Pembiayaan Netto 79.534 76.055 101.296 108.270 86.916
Sumber : Badan Keuangan Daerah, 2018

Gambar 3.4 Proporsi Pembiayaan


Kota Pekalongan tahun 2013-2017

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Keuangan III-8
Daerah
Gambar 3.4 menunjukkan bahwa dalam kurun waktu tahun 2013-2017, pembiayaan
netto di Kota Pekalongan menunjukkan kecenderungan meningkat sebesar 0,10 persen
dari sebesar Rp. 79.111.980.000,- pada tahun 2013, menjadi sebesar Rp.
86.788.900.000,- pada tahun 2017. SiLPA mengalami fluktuatif selama kurun waktu 2013-
2017 dengan SiLPA tertinggi di tahun 2016 sebesar Rp. 118.485.800.000,- dan terendah
dicapai di tahun 2014 sebesar Rp. 90.733.899.000.-. Terjadi kenaikan meski tidak terlalu
signifikan yaitu 0,022 persen, dari sebesar Rp. 94.481.504.000,- pada tahun 2013,
menjadi sebesar Rp. 96.545.719.000 pada tahun 2017.

3.3. KERANGKA PENDANAAN

Pada bagian kerangka pendanaan memberikan gambaran tentang proyeksi belanja


wajib dan mengikat, proyeksi data masa lalu dan penghitungan kerangka pendanaan.

3.3.1. Proyeksi Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Pekalongan


3.3.1.1. Proyeksi Pendapatan Daerah
Perhitungan proyeksi penerimaan untuk tahun 2018 – 2021 dilakukan dengan
beberapa metode. Untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) dihitung dengan mendasarkan
rata-rata pertumbuhan realisasi pajak daerah tahun 2013 – 2017 atau didasarkan pada
potensi yang ada. Dalam hal ini, proyeksi pendapatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
2019 - 2021 diproyeksi berdasarkan perpaduan kedua metode tersebut. Proyeksi
penerimaan Retribusi Daerah mengalami penurunan karena beberapa hal antara lain:
a) Pengalihan kewenangan pengelolaan terminal tipe A ke pemerintah pusat sehingga
Pemerintah Daerah Kota Pekalongan tidak lagi mempunyai kewenangan untuk
memungut Retribusi Terminal.
b) Adanya penghapusan Retribusi Ijin Gangguan.
c) Adanya penghapusan Pendapatan Denda Retribusi Jasa Umum
d) Retribusi sewa lahan titik strategis untuk jalan nasional dan jalan provinsi
pemungutannya merupakan kewenangan pemerintah provinsi.
e) Retribusi Pelayanan TPI mengalami penurunan karena faktor alam dan bencana rob.
Dana Transfer Daerah yang didalamnya meliputi Dana Perimbangan dan Dana
Insentif Daerah diproyeksikan cenderung stagnan dengan asumsi kebijakan Pemerintah
Pusat atas dana transfer ke daerah difokuskan untuk Dana Alokasi Khusus dan Dana
Desa. Dana Perimbangan yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Pajak, Dana Alokasi
Umum, dan Dana Alokasi Khusus diproyeksikan cenderung tetap karena perkembangan
tahun 2013-2017 sangat fluktuatif dengan kecenderungan menurun. Dana Alokasi Umum
diproyeksikan mengalami kenaikan sebesar 3 % khusus untuk tahun 2019 dengan asumsi
kebijakan kenaikan gaji PNS yang diusulkan oleh Badan Kepegawaian Negara disetujui
oleh Pemerintah Pusat dan untuk memenuhi kenaikan Belanja Pegawai tersebut
diimbangi dengan naiknya alokasi Dana Alokasi Umum. Adapun Dana Alokasi Khusus
peruntukkannya sesuai dengan alokasi belanjanya yaitu untuk mendanai kegiatan fisik
dan non fisik yang mendukung pelayanan dasar. Lain-lain Pendapatan yang Sah yang
bersumber dari Pendapatan Hibah, Dana Penyesuaian dan Bantuan Keuangan dari
Provinsi diproyeksikan tetap karena perkembangan tahun 2013-2017 sangat fluktuatif
dengan kecenderungan menurun, khusus untuk Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi
diproyeksikan meningkat dengan persentase kenaikan berdasarkan perkiraan yang paling
riil karena perkembangan tahun 2013-2017 sangat fluktuatif. Untuk pendapatan 2018
mengacu pada APBD Penetapan 2018.
Berdasarkan penghitungan tersebut, pendapatan untuk tahun 2018 sebesar Rp.
930,51 Milyar. Diproyeksikan pada akhir periode RPJMD 2018-2021, pendapatan akan
menjadi Rp. 1.012,01 Milyar. Komponen pendapatan yang berkontribusi paling besar
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Keuangan III-9
Daerah
diproyeksikan dari Dana Perimbangan. Pendapatan Asli Daerah diproyeksikan akan
mengalami peningkatan rata-rata setiap tahunnya sebesar 9,97%. Walaupun
diproyeksikan meningkat setiap tahunnya tetapi Pendapatan Asli Daerah masih lebih kecil
dari Dana Perimbangan Untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah pada masa yang
akan datang, beberapa upaya dan langkah akan ditempuh oleh pemerintah daerah Kota
Pekalongan, antara lain sebagai berikut:
a) Meningkatkan kualitas aparatur melalui pendidikan dan pelatihan
b) Mengevaluasi dan meninjau kembali Perda-perda yang terkait dengan Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah sesuai dengan kondisi dan perkembangan ketentuan yang baru
c) Memantapkan kelembagaan di bidang pendapatan
d) Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memenuhi kewajibannya melalui
sosialisasi dan pemberian reward and punishment
e) Meningkatkan pelayanan dengan menyederhanakan SOP pemungutan pajak daerah
dan retribusi daerah
f) Mengembangkan manajemen pendapatan daerah dengan memanfaatkan teknologi
informasi/aplikasi
g) Optimalisasi kinerja BLUD
h) Optimalisasi pengelolaan aset daerah
i) Optimalisasi penerimaan lainnya melalui intensifikasi penagihan, peningkatan basis
data, penyusunan data potensi/pemutakhiran data, peningkatan koordinasi sinergis
antar PD penghasil, dan pengembangan kualitas dan/atau kuantitas BUMD.
3.3.1.2. Proyeksi Belanja Daerah
Analisis proyeksi belanja daerah perlu dilakukan guna mendapatkan gambaran
mengenai kondisi belanja daerah Kota Pekalongan dalam kurun waktu 5 tahun kedepan
guna membiayai belanja langsung atau belanja program untuk RPJMD.
Proyeksi Belanja dirumuskan berdasarkan tren pertumbuhan historis realisasi
belanja tahun 2013-2017, prioritas pembangunan serta proporsi belanja tidak langsung
dan belanja langsung.
Berikut kebijakan terkait dengan Belanja daerah Kota Pekalongan:
1). Proyeksi Belanja Daerah Kota Pekalongan Tahun 2018-2021 rata-rata akan
meningkat sebesar 0,55% per tahun, dengan perincian Belanja tidak langsung rata-
rata sebesar 1,28% per tahun dan Belanja Langsung rata-rata turun sebesar 1,81%
per tahun.
2). Persentase Belanja Langsung terhadap Belanja Daerah rata-rata 60,21%, sehingga
porsi belanja langsung selalu lebih besar dari belanja tidak langsung.
3.3.1.3. Proyeksi Pembiayaan Daerah
Pada pembiayaan daerah Kota Pekalongan Tahun 2018-2021, diproyeksikan
penyediaan Pembentukan Dana Cadangan untuk pelaksanaan PILKADA Kota
Pekalongan Tahun 2020 dan Penyertaan Modal Pemerintah Daerah. Kebijakan
Pembiayaan Daerah Kota Pekalongan Tahun 2018-2021 antar lain sebagai berikut:
1). Pembentukan Dana Cadangan untuk Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah
(Pilkada) Kota Pekalongan Tahun 2020, dimana jumlah dana cadangan untuk
penyelenggaraan Pilkada ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kota
Pekalongan Nomor 2 Tahun 20017 tentang Pembentukan Dana Cadangan Pemilihan
Walikota dan Wakil Walikota Pekalongan Tahun 2020 sebesar Rp. 12 M, yang secara
bertahap dialokasikan mulai tahun 2017 sampai dengan tahun 2019

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Keuangan III-10
Daerah
2). Penyertaan modal pemerintah daerah meliputi penyertaan modal Bank Jateng,
PDAM Kota Pekalongan, PD BPR Bank Pekalongan, PD BPR BKK Kota Pekalongan,
dan PD BKK Pekalongan Utara.
Proyeksi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kota Pekalongan Tahun 2018 s.d
Tahun 2021 ditunjukkan dalam Tabel 3.5 berikut ini
Tabel 3.5 Proyeksi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kota
Pekalongan Tahun 2018 s/d Tahun 2021
PROYEKSI (Rp. Juta) RATA-2
URAIAN
2018 2019 2020 2021 PRTMBHN
PENDAPATAN 927.157 963.422 985.817 1.012.014 2,96%
PENDAPATAN ASLI DAERAH 190.123 213.812 233.748 257.289 10,62%
Pendapatan Pajak Daerah 58.500 71.200 76.530 84.120 13,04%
Hasil Retribusi Daerah 17.507 17.526 19.152 21.456 7,14%
Hasil Pengelolaan Kekayaan 5.211 6.226 7.140 8.205 16,36%
Daerah yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah 108.905 118.860 130.926 143.508 9,63%
yang Sah
DANA PERIMBANGAN 591.484 604.956 604.956 604.956 0,76%
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan 27.292 27.292 27.292 27.292 0,00%
Pajak
Dana Alokasi Umum 449.056 462.527 462.527 462.527 1,00%
Dana Alokasi Khusus 115.136 115.136 115.136 115.136 0,00%
LAIN-LAIN PENDAPATAN 145.550 144.654 147.113 149.770 0,96%
DAERAH YANG SAH
Pendapatan Hibah 25.379 25.379 25.379 25.379 0,00%
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 58.548 62.639 65.098 67.755 5,00%
dan Pemerintah Daerah Lainnya
Dana Penyesuaian dan Otonomi 33.250 28.263 28.263 28.263 -5,00%
Khusus
Bantuan Keuangan dari Provinsi 28.374 28.374 28.374 28.374 0,00%
atau Pemerintah Daerah Lainnya
BELANJA 959.757 949.122 989.817 1.004.414 1,55%
Belanja Tidak Langsung 374.625 388.685 400.709 388.613 1,28%
Belanja Pegawai 340.751 354.738 354.738 354.738 1,37%
Belanja Subsidi - - - -
Belanja Hibah 22.780 22.780 34.780 22.780 6,06%
Belanja Bantuan Sosial 8.394 8.466 8.490 8.394 0,00%
Belanja Bantuan Keuangan kepada 700 700 700 700 0,00%
Prov/Kab/ Kota dan Pemerintahan
Desa
Belanja Tidak Terduga 2.000 2.000 2.000 2.000 0,00%
Belanja Langsung 585.132 560.437 589.108 615.802 1,81%
PEMBIAYAAN DAERAH 32.600 -14.300 4.000 -7.600 -187,28%
Penerimaan Pembiayaan 43.000 0 12.000 0
SiLPA Tahun Anggaran 43.000 - - -
Sebelumnya
Pencairan Dana Cadangan - - 12.000 -
Penerimaan kembali investasi - - - -
pemerintah daerah
Pengeluaran Pembiayaan 10.400 14.300 8.000 7.600 -3,85%
Pembentukan Dana Cadangan 2.000 4.000 - -
Penyertaan Modal (Investasi) 8.400 10.300 8.000 7.600 -1,57%
Pemerintah Daerah
Sumber : Badan Keuangan Daerah, DIOLAH, 2018

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Keuangan III-11
Daerah
Dari proyeksi anggaran pendapatan belanja daerah di atas dapat kita ketahui bahwa
Kota Pekalongan dari tahun 2018 sampai dengan 2021 diproyeksikan mengalami
keuangan berimbang yaitu proyeksi penerimaan pendapatan seimbang dengan belanja
dan pembiayaan. Penerimaan pembiayaan memproyeksikan SilPa Rp 0, (nihil) dengan
asumsi seluruh program/kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana dan terserap
dengan baik (100%). Pada tahun anggaran 2020 sesuai dengan pasal 8 butir (1)
Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 2 Tahun 2017 dilaksanakan pencairan Dana
Cadangan sebesar Rp. 12 M untuk pemenuhan kebutuhan pelaksanaan Pemilihan
Walikota dan Wakil Walikota. Untuk pengeluaran pembiayaan, pengalokasian dana
cadangan hanya sampai tahun anggaran 2019 sedangkan penyertaan modal
diproyeksikan fluktuatif menyesuaikan dengan kebijakan dan kemampuan keuangan
daerah serta hasil evaluasi kinerja BUMD.

3.3.3. Penghitungan Kerangka Pendanaan


Analisis Kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas riil keuangan
daerah yang akan dialokasikan untuk pendanaan program pembangunan jangka
menengah daerah. Langkah awal yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi seluruh
penerimaan daerah, kemudian menentukan ke pos-pos mana sumber penerimaan
tersebut akan dialokasikan.
Dari total pendapatan dan penerimaan yang dikurangi total belanja tidak langsung
dan pengeluaran pembiayaan diperoleh kapasitas riil kemampuan keuangan. Suatu
kapasitas riil keuangan daerah adalah total penerimaan daerah setelah dikurangkan
dengan berbagai pos belanja tidak langsung dan pengeluaran pembiayaan. Untuk
menentukan proyeksi kapasitas kapasitas riil keuangan daerah yang akan digunakan
untuk membiayai program/kegiatan selama 5 (lima) tahun kedepan (2016-2021) dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Pekalongan
sebagaimana tabel 3.6 berikut ini
Tabel 3.6 Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Untuk
mendanai Pembangunan Daerah Kota Pekalongan
REALISASI (Rp.
PROYEKSI (Rp. Milyar)
URAIAN Milyar)
2016 2017 2018 2019 2020 2021
1. Pendapatan 857,64 915,38 927,16 963,42 985,82 1.012,01
2. Pencairan Dana Cadangan - - - - 12,00 -
3. Sisa Lebih Riil Penggunaan 118,49 96,59 43,00 - - -
Anggaran
4. Penerimaan kembali investasi 0,04 0,13 - - - -
pemerintah daerah
TOTAL PENERIMAAN 976,17 1.012,09 970,16 963,42 997,82 1.012,01
DIKURANGI
5. Belanja Tidak Langsung 364,02 328,05 374,62 388,68 400,71 388,61
6. Pengeluaran Pembiayaan Daerah 10,26 9,80 10,40 14,30 8,00 7,60
Kapasitas Riil Kemampuan 601,89 674,24 585,13 560,44 589,11 615,80
Keuangan
Sumber : Badan Keuangan Daerah, DIOLAH, 2018

Berdasarkan proyeksi, kapasitas riil kemampuan keuangan Kota Pekalongan


menunjukkan angka yang fluktuatif, dan mulai tahun 2018 sampai dengan 2021 semakin
meningkat menandakan adanya peningkatan kemampuan keuangan daerah untuk
membiayai belanja pembangunan daerah.
Berdasarkan proyeksi kapasitas kemampuan keuangan daerah, selanjutnya perlu
ditetapkan kebijakan alokasi dari kapasitas kemampuan keuangan daerah tersebut
kedalam berbagai Kelompok Prioritas.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Keuangan III-12
Daerah
Kelompok Prioritas I mendapatkan prioritas pertama sebelum Kelompok Prioritas II.
Kelompok Prioritas III mendapatkan alokasi anggaran setelah Kelompok Prioritas I dan II
terpenuhi kebutuhan dananya.
Adapun ketentuan prioritas anggaran sebagai berikut.
Prioritas I, dialokasikan untuk mendanai belanja wajib dan mengikat serta pemenuhan
penerapan pelayanan dasar.
Prioritas II, dialokasikan untuk mendanai Program Perangkat Daerahdalam rangka
pencapaian visi dan misi Walikota dan Wakil-Walikota periode 2016-2021, yang
merupakan program pembangunan daerah dengan tema atau program unggulan
(dedicated) Kepala daerah. Program tersebut harus berhubungan langsung dengan
kepentingan publik, bersifat monumental, berskala besar, dan memiliki kepentingan dan
nilai manfaat yang tinggi, memberikan dampak luas pada masyarakat dengan daya ungkit
yang tinggi pada capaian visi/misi daerah.
Prioritas III, dialokasikan untuk mendanai belanja penyelenggaraan urusan pemerintahan
lainnya.
Berkaitan dengan hal tersebut Alokasi kerangka pendanaan berdasarkan Prioritas tersaji
dalam Tabel 3.7 berikut.
Tabel 3.7 Alokasi Kapasitas Keuangan Daerah Berdasarkan Jenis
Prioritas Tahun Anggaran 2018-2021
ALOKASI (Rp. Milyar)
No Uraian 2018 2019 2020 2021
% Pagu % Pagu % Pagu % Pagu

I PRIORITAS I 28,26 165,38 24,99 140,05 24,44 143,96 24,39 150,22


Belanja Jasa Kantor 3,40 19,88 3,59 20,11 3,52 20,71 3,53 21,75
(Penyediaan jasa
komunikasi, air dan listrik)
Honorarium Pegawai 1,22 7,14 1,37 7,69 1,37 8,05 1,37 8,45
Honorer/Tidak Tetap
Pemenuhan SPM 23,65 138,36 20,03 112,25 19,56 115,20 19,49 120,02
Pelayanan Dasar

II PRIORITAS II 35,41 207,21 34,86 195,34 33,49 197,29 39,99 246,27


Belanja Langsung 35,41 207,21 34,86 195,34 33,49 197,29 39,99 246,27
Mendukung Visi Misi
Walikota

III PRIORITAS III 36,32 212,54 40,15 225,04 42,07 247,86 35,61 219,31
Belanja Langsung Urusan 36,32 212,54 40,15 225,04 42,07 247,86 35,61 219,31
Pemerintahan Lainnya

Total 100,00 585,13 100,00 560,44 100,00 589,11 100,00 615,80


Sumber : Badan Keuangan Daerah, 2018, DIOLAH

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Keuangan III-13
Daerah
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Gambaran Keuangan III-14
Daerah
BAB IV. PERMASALAHAN DAN ISU-ISU
STRATEGIS DAERAH

Analisis isu strategis merupakan pemahaman permasalahan pembangunan dan isu-


isu penting dalam penyusunan rencana pembangunan jangka menengah Kota
Pekalongan. Isu strategis merupakan tantangan atau peluang yang harus diperhatikan
atau diprioritaskan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan
bagi masyarakat di masa mendatang. Suatu analisis isu-isu strategis menghasilkan
rumusan kebijakan yang bersifat antisipatif dan solutif atas berbagai kondisi yang tidak
ideal di masa depan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka
menengah. Sedangkan pada sisi lain, permasalahan pembangunan daerah
menggambarkan kinerja daerah atau kondisi masyarakat yang belum ideal. Dengan
demikian, rumusan tentang permasalahan pembangunan dan isu strategis merupakan
bagian penting dalam penentuan kebijakan pembangunan jangka menengah Kota
Pekalongan

4.1. PERMASALAHAN PEMBANGUNAN

Permasalahan pembangunan daerah merupakan kesenjangan antara sasaran


pembangunan yang ingin dicapai di masa mendatang dengan kondisi riil saat
perencanaan pembangunan dilaksanakan. Untuk meminimalisir kesenjangan tersebut
dalam rangka mewujudkan visi dan misi kepala daerah terpilih, maka diperlukan
perumusan yang tepat terkait analisis permasalahan daerah. Berdasarkan hasil analisis
permasalahan pembangunan daerah pada masing-masing bidang urusan sesuai dengan
kondisi objektif daerah, serta kesepakatan dari para pemangku kepentingan
(stakeholders) pembangunan daerah, maka diketahui permasalahan utama Kota
Pekalongan adalah “Kesejahteraan masyarakat Kota Pekalongan yang belum merata dan
meningkat secara signifikan”.
Permasalahan utama pembangunan Kota Pekalongan tersebut selanjutnya
dijabarkan ke dalam 4 (empat) pokok permasalahan sebagai berikut:
1. Masih rendahnya akses terhadap pelayanan dasar masyarakat.
2. Belum optimalnya tata kelola pemerintahan yang baik.
3. Belum optimalnya pengembangan potensi ekonomi kreatif berbasis potensi unggulan
daerah.
4. Belum optimalnya Penyediaan Infrastruktur dan Daya Dukung Lingkungan
Untuk lebih memahami secara mendalam maka keterkaitan permasalahan pokok
dengan permasalahan utama dapat ditunjukkan pada gambar 4.1

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-1
Strategis Daerah
1. Masih
rendahnya akses
terhadap
pelayanan dasar
masyarakat.

4. Belum Kesejahteraan
masyarakat Kota 2. Belum
optimalnya
optimalnya tata
Penyediaan Pekalongan yang
kelola
Infrastruktur dan belum merata dan pemerintahan
Daya Dukung meningkat secara yang baik.
Lingkungan
signifikan

3. Belum optimalnya
pengembangan
potensi ekonomi
kreatif berbasis
potensi unggulan
daerah.

Gambar 4.1 Permasalahan Utama dan Permasalahan Pokok


Pembangunan Kota Pekalongan
Permasalahan pembangunan daerah tersebut selanjutnya diidentifikasi melalui
kajian data dan informasi pembangunan daerah khususnya data strategis pembangunan.
Berikut penjabaran permasalahan pembangunan Kota Pekalongan berdasarkan
gambaran umum kondisi pembangunan daerah di Kota Pekalongan.

4.1.1. Masih rendahnya akses terhadap pelayanan dasar masyarakat


Masih rendahnya akses terhadap pelayanan dasar masyarakat Kota Pekalongan,
antara lain meliputi aspek Pendidikan berupa Masih banyaknya Masih banyaknya
penduduk usia sekolah yang tidak bersekolah, kualitas penyelenggaraan pendidikan
belum optimal, aspek ketenteraman umum berupa potensi kerawanan sosial, aspek
Kesehatan berupa derajat kesehatan masyarakat masih perlu ditingkatkan, aspek
ketenagakerjaan berupa masih tingginya Tingkat Pengangguran Terbuka, ataupun aspek
social berupa dan masih tingginya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).
Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga
tercipta sumber daya manusia yang berkualitas melalui peningkatan mutu pendidikan dan
penyelenggaraan pendidikan. Kemudahan akses dan mutu pendidikan sangat diperlukan
dalam rangka menaikkan angka rata-rata lama sekolah dan harapan melanjutkan sekolah
(Expected Years of Schooling). Pembangunan sumberdaya manusia juga harus diimbangi
dengan implementasi nilai-nilai religiusitas dalam kehidupan bermasyarakat.
Peningkatan derajat kesehatan akan mempengaruhi angka harapan hidup karena
akan mengurangi fluktuatifnya angka kesakitan dan juga angka kematian ibu - bayi –
balita. Penyelesaian permasalahan pendidikan dan kesehatan akan menaikkan IPM yang
merupakan indeks komposit dari variabel pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
Berdasarkan posisi relatif IPM tahun 2016, capaian IPM Kota Pekalongan mencapai nilai
73,32. Nilai ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai IPM Provinsi Jawa Tengah yang
sebesar 69.98. Jika dibandingkan dengan dengan nilai IPM kota/kabupaten sekitar di eks
Karesidenan Pekalongan, nilai IPM Kota Pekalongan hanya kalah dengan Kota Tegal.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-2
Strategis Daerah
Meskipun relatif tinggi, nilai IPM Kota Pekalongan masih perlu untuk ditingkatkan lagi,
terutama jika dilihat dari komponen-komponen pembentuk IPM.
Pengangguran Terbuka Kota Pekalongan masih membutuhkan perhatian yang
sangat serius. Angka TPT ini menunjukkan adanya kenaikan pada tahun 2017 menjadi
5,05 % atau angka absolutnya berada pada kisaran 7.500 orang. Dengan melihat kondisi
ini, serta adanya berbagai dinamika pembangunan strategis seperti :
a. Akan selesainya Pembangunan Interchange Jalan Tol pada tahun 2018 yang akan
langsung mengarah ke pusat grosir batik, sehingga akan memberi dampak secara
multi (multiplyer effect), khususnya pada penyediaan lapangan pekerjaan.
b. Pembangunan sektor pariwisata yang didukung dengan peningkatan akomodasi
perhotelan.
c. Akan selesainya pembangunan tanggul rob, yang diharapkan akan mengembalikan
gairah ekonomi masyarakat.
d. Pengembangan kawasan perkotaan beserta infrastrukturnya yang sejalan dengan
fungsi tata ruang Kota Pekalongan sebagai pusat pengembangan wilayah
PETANGLONG.
Maka pekerjaan rumah ke depan adalah mendorong terciptanya lapangan-lapangan
pekerjaan baru melalui berbagai penyediaan infrastruktur yang pro investasi disertai
kemudahan perijinannya, serta penyiapan tenaga kerja secara holistik (terpadu) dengan
mengantisipasi berbagai dinamika investasi di Kota Pekalongan.
Permasalahan penurunan angka kemiskinan yang muncul adalah bahwa semakin
kecil persentase kemiskinan, maka akan semakin sulit melakukan penurunan, karena
sudah semakin detail mengarah kepada individu yang spesifik mengalami kondisi miskin.
Hal ini menjadi sulit, karena jenis kemiskinan ataupun penyebab kemiskinan ikut bagian
sebagai kendala. Selain itu, kebijakan pembangunan yang berpihak kepada masyarakat
miskin juga sering menjadi permasalahan, khususnya terkait dengan kebijakan
pemerataan hasil-hasil pembangunan, baik dalam hal pemerataan kesempatan bekerja
ataupun pemerataan kesempatan berusaha, yang pada akhirnya akan lebih
meningkatkan pemerataan pendapatan per kapita penduduk.
Rumusan permasalahan yang berhubungan dengan Kualitas hidup dan
kesejahteraan masyarakat dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1 Rumusan Permasalahan
Masih Rendahnya Akses Terhadap Pelayanan Dasar Masyarakat

Permasalahan Akar Masalah

Masih banyaknya penduduk usia Biaya pendidikan belum terjangkau semua lapisan
sekolah yang tidak bersekolah masyarakat
Belum meratanya akses layanan pendidikan, terutama
bagi masyarakat kurang mampu dan difabel
Kualitas penyelenggaraan pendidikan Belum optimalnya kualitas manajemen penyelenggaraan
belum optimal pendidikan
Guru dan tenaga kependidikan masih kurang kompeten
Ketersediaan sarpras pendidikan relatif belum merata
Potensi kerawanan sosial belum Perlunya peningkatan upaya preventif konflik sosial
diantisipasi dengan baik dengan pembinaan potensi kerawanan sosial
Masih diperlukan peningkatan kualitas penyelenggaraan
pendidikan keagamaan di sekolah
Derajat kesehatan masyarakat masih Masih tingginya AKI, AKB, AKABA dan angka kesakitan
perlu ditingkatkan Akses jamban keluarga belum mencapai 100%
cakupan jaminan kesehatan penduduk miskin belum
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-3
Strategis Daerah
sepenuhnya tercover
Belum optimalnya pemenuhan sarana prasarana
pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
masih tingginya angka TFR (Total Fertility Rate)
Belum tercapainya konsumsi pangan penduduk sesuai
pola pangan harapan
Tingkat Pengangguran Terbuka Ketrampilan, kualitas dan produktifitas angkatan kerja
masih cukup tinggi belum optimal
Keterbatasan Kesempatan kerja
Masih tingginya Penyandang Belum Optimalnya Pelayanan perlindungan, rehabilitasi ,
Masalah Kesejahteraan Sosial pemberdayaan dan jaminan sosial warga miskin dan
(PMKS) PMKS.
Belum optimalnya peran serta pemangku kepentingan
dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial

4.1.2. Belum optimalnya tata kelola pemerintahan yang baik.


Dalam perwujudan good government di setiap lingkungan pemerintahan,
akuntabilitas, transparansi, dan kualitas pelayanan publik menjadi faktor yang harus
dipenuhi. Namun dalam pelaksanaanya, masih ditemukan kendala dalam tata kelola
pemerintahan. Permasalahan belum optimalnya tata kelola pemerintahan yang baik
berhubungan dengan masih rendahnya akuntabilitas kinerja dan keuangan daerah, belum
optimalnya tingkat kematangan SPIP Kota, belum optimalnya pengelolaan keuangan
daerah, belum optimalnya profesionalisme ASN, belum optimalnya kualitas pelayanan
publik pada Perangkat Daerah, dan belum optimalnya keterbukaan informasi publik
Akuntabilitas kinerja Pemerintah Kota Pekalongan sampai dengan saat ini dapat
dikatakan masih rendah, hal ini dapat dilihat dari predikat akuntabilitas sampai dengan
tahun 2017 masih pada level „CC”. Dari hasil evaluasi akuntabilitas kinerja menunjukkan
bahwa salah satu kelemahan yang menjadi penyebab rendahya nilai akuntabilitas Kota
Pekalongan adalah belum optimalnya penyusunan penjabaran cascading kinerja untuk
setiap tingkatan jabatan. Indikator juga belum sepenuhnya memenuhi kaidah SMART,
yaitu; Spesific, Measureable, Attainable, Relevant dan Timely.
Akuntabilitas keuangan ditunjukkan dengan Opini Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) terhadap Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (LKPD). Hasil capaian akuntabilitas keuangan Kota Pekalongan terus mengalami
peningkatan. Pada tahun 2016 dan 2017 secara berturut-turut Pemerintah Kota
Pekalongan mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK untuk
penilaian LKD Tahun 2015 dan 2016. WTP adalah opini tertinggi yang berarti
akuntabilitas sistem pengelolaan keuangan daerah lebih baik, sehingga good dan clean
government dapat terwujud. Namun demikian, pengelolaan tata pemerintahan perlu terus
ditingkatkan untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan melayani.
Dari sisi efektifitas pengawasan dan pengendalian internal, masih ditemukan belum
optimalnya tingkat kematangan SPIP, yang salah satunya disebabkan oleh kompetensi
dan kapabilitas APIP belum seluruhnya baik. Keterbukaan informasi publik sebagai salah
satu bentuk transparansi juga masih perlu ditingkatkan. Dari sisi profesionalisme ASN
juga masih perlu mendapatkan perhatian dalam rangka reformasi birokrasi di Kota
Pekalongan.
Rumusan permasalahan yang berhubungan dengan belum optimalnya tata kelola
pemerintahan yang baik dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-4
Strategis Daerah
Tabel 4.2 Rumusan Permasalahan
Belum Optimalnya Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik

Permasalahan Akar Masalah

Masih rendahnya akuntabilitas kinerja Belum optimalnya tingkat kesesuaian perencanaan


dan keuangan daerah pembangunan
Masih rendahnya Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Daerah dan Perangkat Daerah

Belum optimalnya tingkat kematangan Belum optimalnya kompetensi dan kapabiltas APIP
SPIP Kota

Belum optimalnya pengelolaan Manajemen pengelolaan keuangan daerah belum


keuangan daerah terkelola dengan maksimal
Belum optimalnya profesionalisme ASN Terbatasnya kompetensi ASN
Belum optimalnya kualitas pelayanan Belum optimalnya ketersediaan sarpras pendukung
publik pada Perangkat Daerah layanan publik
Belum optimalnya keterbukaan Transparansi penyelenggaraan pemerintahan belum
informasi publik optimal
Keterbatasan SDM yang berkompeten dalam inovasi
pelayanan publik perangkat daerah

4.1.3. Belum optimalnya pengembangan potensi ekonomi kreatif berbasis


potensi unggulan daerah.
Penyumbang PDRB terbesar di Kota Pekalongan masih didominasi oleh sektor
perdagangan dan industri pengolahan. Dalam struktur PDRB Kota Pekalongan tahun
2016, sektor perdagangan menyumbang 21,72% sementara industri pengolahan
menyumbang 21,43%. Pertumbuhan ekonomi Kota Pekalongan sebagian besar ditopang
oleh sektor-sektor ekonomi kreatif, namun belum semua potensi ekonomi kreatif digali
dan dikembangkan secara optimal sehingga sektor pariwisata belum dapat dioptimalkan .
Permasalahan belum optimalnya pengembangan potensi ekonomi kreatif berbasis
potensi unggulan daerah berhubungan dengan masalah pokok, antara lain; laju
pertumbuhan PDRB sektor Industri pengolahan dan perdagangan fluktuatif, masih
minimnya ajang pentas seni yang akan mendorong peningkatan kreativitas seni dari
masyarakat, dan belum optimalnya pemberdayaan masyarakat dalam bidang teknologi
informasi.
Permasalahan yang dihadapi industri batik yang selama ini terkait dengan
ketersediaan bahan baku. Harga kain mori serta bahan baku pewarnaan yang tidak stabil
menjadi permasalahan yang terus dihadapi oleh pengrajin. Permasalahan selanjutnya
adalah terkait dengan media promosi dan pemasaran. Persaingan dengan kota lain yang
juga memiliki produk kerajinan batik serta rencana pembangunan jalan tol kan sangat
mempengaruhi pusat-pusat perdagangan batik di Kota Pekalongan. Di sisi lain,
kelembagaan sentra dan penyediaan sarana dan fasilitas pendukung masih menjadi
pekerjaan rumah yang harus terus ditingkatkan.
Masalah permodalan bagi UMKM juga menjadi salah satu hal yang belum dapat
diatasi dengan optimal. Akses permodalan ke lembaga keuangan masih terkendala
dengan jaminan kredit. Di sisi lain belum kuatnya kelembagaan koperasi menjadi faktor
penyebab belum optimalnya peran koperasi dalam peningkatan ekonomi kerakyatan,
termasuk didalamnya dalam penyediaan akses modal bagi UMKM.
Kualitas produk menjadi faktor yang harus mendapatkan perhatian di era pasar
global. Produk yang tidak berdaya saing akan sulit sekali memasuki pasar regional
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-5
Strategis Daerah
maupun internasional. Dengan demikian, hanya produk dengan keunggulan kompetitif
dan komparatif yang bisa bertahan di pasar global. Pasar global juga menuntut pelaku
industri dalam penguasaan akses dan informasi pasar.
Selain industri batik, produk perikanan merupakan produk unggulan di Kota
Pekalongan. Namun demikian produksi perikanan tangkap di Kota Pekalongan menjadi
kurang optimal karena masih rendahnya produksi ikan yang didaratkan di TPI
Pekalongan. Di sisi pengolahan perikanan, masih ditemukan kualitas produk yang kurang
berdaya saing.
Dari sektor pariwisata, pengemasan obyek wisata budaya belum terintegrasi
dengan aspek sosial lainnya, sehingga masih berjalan sendiri-sendiri. Even-even
peribadatan dari berbagai agama, pada sisi ideal memang tidak selayaknya
dipertontonkan kepada khalayak ramai. Tetapi, manakala hal ini dikemas dan
dipertunjukkan dengan tanpa mengurangi hakikat kereligiusannya, pada akhirnya akan
menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Hal ini kemudian akan menarik kegiatan-
kegiatan kreatif lainnya yang juga akan memajukan ekonomi Kota Pekalongan.
Destinasi wisata belum tertata secara sistem dan terhubung dengan pendukung
lainnya, baik infrastruktur, moda angkutan akses ke lokasi wisata, sarana prasana
akomodasi dan penginapan serta pemasaran wisata dan kerjasama dengan pihak
swasta. Penciptaan brand indentity sebuah obyek wisata juga belum dilakukan dalam
rangka menciptakan brand image.
Rumusan permasalahan yang berhubungan dengan Belum optimalnya tata kelola
pemerintahan yang baik dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 4.3 Rumusan Permasalahan
Belum Optimalnya Pengembangan Potensi Ekonomi Kreatif Berbasis
Potensi Unggulan Daerah
Permasalahan Akar Masalah
Laju pertumbuhan PDRB sektor Melambatnya pertumbuhan IKM batik
Industri pengolahan fluktuatif Masih rendahnya peran koperasi dan lembaga
keuangan dalam pengembangan UMKM
Keterbatasan akses permodalan ke lembaga keuangan
bagi UMKM
Belum optimalnya hasil produksi perikanan di Kota
Pekalongan
Laju pertumbuhan PDRB sektor Belum optimalnya nilai ekspor Perdagangan
perdagangan fluktuatif Masih rendahnya kunjungan wisata ke Kota Pekalongan
Belum optimalnya iklim penanaman modal di Kota
Pekalongan
Masih minimnya ajang pentas seni Minimnya fasilitas kesenian
yang akan mendorong peningkatan
kreativitas seni dari masyarakat
Belum optimalnya pemberdayaan Rendahnya kompetensi masyarakat dalam pemanfaatan
masyarakat dalam bidang teknologi teknologi informasi
informasi

4.1.4. Belum optimalnya Penyediaan Infrastruktur dan Daya Dukung


Lingkungan
Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu aspek penting untuk
mempercepat proses pembangunan daerah. Infrastruktur juga memegang peranan
penting sebagai roda penggerak pertumbuhan ekonomi. Pengembangan infrastruktur
merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan pembangunan secara keseluruhan. Hal

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-6
Strategis Daerah
ini mengingat dampaknya yang hampir mempengaruhi indikator kunci keberhasilan
pembangunan dasar, baik pendidikan, kesehatan, maupun ekonomi.
Permasalahan Belum optimalnya Penyediaan Infrastruktur dan Daya Dukung
Lingkungan berhubungan dengan masalah pokok, antara lain; belum optimalnya
penanganan banjir dan rob, belum optimalnya penanganan kawasan kumuh, belum
optimalnya layanan sarpras permukiman perkotaan, belum optimalnya layanan jalan dan
transportasi, belum optimalnya kualitas ruang publik kreatif dan rendahnya kualitas
lingkungan hidup

Penanganan kawasan kumuh memerlukan upaya terintegrasi dalam pemenuhan


standar kualitas lingkungan permukiman, antara lain; penanganan genangan banjir dan
rob, pelayanan sampah, pelayanan air minum, kualitas perumahan penduduk
berpenghasilan rendah, dan pelayanan air limbah permukiman. Genangan air baik yang
berupa rob atau banjir, disebabkan karena elevasi/ kemiringan lahan Kota Pekalongan
sangat kecil. Genangan juga disebabkan oleh proses sedimentasi sungai dan saluran
drainase yang relatif tinggi, baik pada saluran primer, sekunder, ataupun tersier dan juga
saluran lingkungan perumahan dan permukiman. Penanganan sampah permukiman dan
penanganan air limbah permukiman masih memerlukan upaya lebih dalam mengurangi
kawasan kumuh.
Berkaitan dengan pelayanan air minum, Kota Pekalongan memiliki ketergantungan
air baku dari Kabupaten Batang dan Kabupaten Pekalongan. Sementara pemanfaatan
sumur dalam, baik oleh PDAM ataupun oleh PAMSIMAS dan Swasta seperti hotel
ataupun perusahaan dapat menjadi pemicu terjadinya penurunan permukaan tanah.
Meningkatnya kemacetan lalu lintas sebagai akibat tidak imbangnya antara rasio
penambahan ruas jalan dengan peningkatan jumlah kendaraan, belum adanya jalur jalan
khusus yang melayani lalu lintas lintas antar kota yang masih menyatu dengan ruas jalan
perkotaan yang melayani lalu lintas lokal dalam kota. Di samping itu, operasionalisasi jalur
ganda (double track) kereta api dengan jumlah perlintasan sebidang relatif banyak,
semakin meningkatkan intensitas kemacetan di Kota Pekalongan. Kualitas jalan yang baik
juga berperan dalam mengurangi kemacetan serta menyediakan jaringan jalan yang
nyaman bagi warga.
Dilihat dari penataan dan pemanfaatan ruang untuk memberikan rasa nyaman bagi
warga, penyediaan fasilitas publik pada kawasan strategis serta pengawasan
pemanfaatan ruang masih perlu ditingkatkan. Peningkatan kualitas lingkungan khususnya
peningkatan kualitas air sungai dan penyediaan ruang terbuka hijau akan menaikkan
kenyamanan warga Kota Pekalongan.
Rumusan permasalahan yang berhubungan dengan Belum optimalnya Penyediaan
Infrastruktur dan Daya Dukung Lingkungan dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4 Rumusan Permasalahan
Belum Optimalnya Penyediaan Infrastruktur dan Daya Dukung
Lingkungan
Permasalahan Akar Masalah
Belum optimalnya penanganan banjir Belum optimalnya sarpras pengendali banjir
dan rob
Belum optimalnya penanganan Rendahnya kualitas perumahan penduduk
kawasan kumuh berpenghasilan rendah
Belum optimalnya layanan sarpras Cakupan pelayanan sampah belum optimal
permukiman perkotaan Cakupan pelayanan air minum belum optmal
Belum optimalnya layanan drainase lingkungan
permukiman
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-7
Strategis Daerah
Permasalahan Akar Masalah
Keterbatasan cakupan pelayanan air limbah domestik
Kondisi jalan lingkungan belum optimal
Belum optimalnya layanan jalan dan Belum optimalnya penanganan jalan kota
transportasi Belum optimalnya kapasitas jalan perkotaan

Belum optimalnya kualitas ruang publik Penataan kawasan strategis perkotaan belum optimal
kreatif
Rendahnya kualitas lingkungan hidup Rendahnya kualitas air sungai, udara dan tutupan lahan
Terbatasnya ruang terbuka hijau

4.2. ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN DAERAH

Pernyataan isu-isu strategis memberikan gambaran tentang hal-hal yang menjadi


fokus dan prioritas penanganan oleh pemerintah karena pengaruhnya yang besar, luas,
dan signifikan terhadap perbaikan kondisi masyarakat pada pembangunan masa
mendatang. Isu-isu strategis merupakan isu-isu yang jika diprioritaskan antisipasi dan
penanganannya maka peluang tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan lima tahun
mendatang akan lebih besar dan lebih pasti. Namun jika isu-isu strategis ini tidak
ditangani dengan serius, maka hal yang sebaliknya akan terjadi yakni tujuan dan sasaran
menjadi sulit tercapai.
Suatu isu strategis dirumuskan melalui identifikasi berbagai isu internasional,
nasional, dan regional. Berdasarkan identifikasi dari berbagai isu tersebut dapat
ditentukan isu strategis yang akan ditangani dalam lima tahun ke depan.

4.2.1. Isu Internasional


Isu strategis internasional merupakan suatu kondisi yang dialami secara global oleh
seluruh negara di dunia dimana isu tersebut merupakan prioritas utama setiap negara
dalam penyusunan rumusan kebijakan di negaranya masing-masing. Isu strategis
internasional sebagian besar mengusung perihal degradasi kualitas lingkungan hidup
hingga ancaman menipisnya sumber daya tak terbaharui yang merupakan bahan bakar
untuk energi.
Isu strategis pada tingkat internasional yang relevan bagi perencanaan
pembangunan masa mendatang bagi Kota Pekalongan antara lain: pencapaian tujuan
pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), krisis ekonomi
global yang masih mengancam perekonomian, antisipasi perubahan iklim global (global
warning/climate change), serta kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang
semakin pesat.
a. Sustainable Development Goals (SDGs)
Indonesia menjadi salah satu negara yang menandatangani sebuah isu
strategis internasional yakni Millenium Development Goals (MDGs). Komitmen
bangsa Indonesia untuk mencapai tujuan MDGs mencerminkan upaya untuk
menyejahterakan rakyat sekaligus menyumbangkan dukungan terhadap
kesejahteraan masyarakat internasional. Millenium Development Goals (MDGs)
memiliki konsep jelas dan indikator pencapaian terukur dalam komitmen memerangi
kemiskinan, kelaparan, penyakit, buta huruf, degradasi kualitas lingkungan hidup dan
diskriminasi terhadap perempuan. Target pencapaian MDGs tersebut diharapkan
tercapai pada tahun 2015 sebagai bagian dari kesepakatan bersama menuju
pembangunan global.
Tahun 2015 telah dilewati dan tentu saja evaluasi berbagai capaian MDGs
sudah mencapai puncaknya. Capaian bangsa Indonesia pada target MDGs cukup
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-8
Strategis Daerah
beragam dimana terdapat 13 indikator sudah memenuhi target yang diharapkan
sebelum tahun 2015 berakhir, sedangkan 36 indikator diperkirakan akan tercapai
pada tahun 2015. Selain itu, terdapat 14 indikator MDGs yang masih memerlukan
kerja keras dan kerja cerdas untuk mencapai target sesuai kesepakatan
internasional.
Program MDGs yang berakhir pada tahun 2015 ini, diteruskan dengan
Sustainable Development Goals (SDGs) yang disahkan di Sidang Umum PBB akhir
September di New York, USA. SDGs tidak terpisah dari MDGs dan merupakan
penyempurnaan dari MDGs. Bentuk penyempurnaan dilakukan melalui sejumlah
pendekatan yang dipandang perlu dengan tetap melibatkan peran aktif warga dunia
bagi terciptanya kepentingan global yang lebih luas. Tahun 2016 merupakan tahun
pertama implementasi agenda pembangunan dunia Post-2015 (SDGs).
Sidang Umum PBB pada 4 Desember 2014 telah menyetujui platform agenda
pembangunan dunia Post-2015 berdasar pada hasil Open Working Group (OWG) on
Sustainable Development Goals yang akan menjadi target dan tujuan pembangunan
dunia sampai 2030. Rumusan SDG terdiri dari 17 tujuan dan 169 target dimana
pencapaian lebih terukur untuk menciptakan masyarakat dunia 2030 jauh lebih baik
dari saat ini. Ke-17 tujuan SDGs tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menghapus segala bentuk kemiskinan dimana pun berada;
2. Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan peningkatan gizi, dan
mencanangkan pertanian berkelanjutan;
3. Menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan penduduk di
segala usia;
4. Menjamin kualitas pendidikan yang adil dan inklusif serta meningkatkan
kesempatan belajar seumur hidup untuk semua;
5. Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan
anak perempuan;
6. Memastikan ketersediaan dan pengelolaan yang berkelanjutan dari air dan
sanitasi untuk semua;
7. Memastikan seluruh penduduk mendapat akses untuk energi yang terjangkau,
dapat diandalkan, dan berkelanjutan;
8. Mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, lapangan
kerja yang penuh dan produktif, dan pekerjaan yang layak untuk semua secara
berkelanjutan;
9. Membangun infrastruktur tangguh, mempromosikan industrialisasi inklusif
berkelanjutan, dan inovasi asuh;
10. Mengurangi ketimpangan di dalam dan antar negara-negara;
11. Membuat pemukiman kota dan pemukiman manusia yang inklusif, aman,
tangguh, dan berkelanjutan;
12. Pastikan pola konsumsi dan produksi berkelanjutan;
13. Mengambil tindakan segera untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya;
14. Pelestarian dan pemanfaatan samudera, laut dan sumber daya kelautan
berkelanjutan dalam rangka pembangunan berkelanjutan;
15. Melindungi, memulihkan dan mempromosikan pemanfaatan ekosistem darat,
lestari mengelola hutan, memerangi pengguruan, dan menghentikan dan
membalikkan degradasi lahan dan menghentikan hilangnya keanekaragaman
hayati;
16. Meningkatkan masyarakat yang inklusif dan damai untuk pembangunan
berkelanjutan, menyediakan akses terhadap keadilan bagi semua, dan

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-9
Strategis Daerah
membangun institusi yang efektif, akuntabel dan inklusif di semua tingkatan;
serta
17. Memperkuat sarana pelaksanaan dan merevitalisasi kemitraan global untuk
pembangunan berkelanjutan.
Target pembangunan universal yang tertuang dalam SDGs membutuhkan
dukungan dari semua elemen masyarakat dunia, termasuk dari pemerintahan,
Lembaga Swadaya Masyarakat, swasta, perguruan tinggi, dan masyarakat. Di setiap
negara, tidak hanya negara miskin dan berkembang tetapi juga negara maju,
rumusan SDGs merupakan sumber penting untuk menyelaraskan strategi dan
kebijakan agar kehidupan di muka bumi menjadi lebih baik. Di Indonesia khususnya
Kota Pekalongan, rumusan SDGs dan target pencapaian dapat menjadi salah satu
rujukan dalam penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah
(RPJMD).
b. Ancaman Krisis Ekonomi Global
Pada awal tahun 2016, Bank Indonesia memberikan indikasi bahwa kelesuan
ekonomi dunia yang telah terjadi dalam beberapa tahun akan membaik. Namun
sampai dengan awal tahun 2017, tidak banyak sentimen positif yang diharapkan
dapat menggairahkan (kembali) ekonomi dunia.
Bahkan, fenomena “Brexit” atau keluarnya Inggris dari Uni Eropa semakin
meningkatkan kecemasan atas masa depan ekonomi dunia, berdampingan dengan
isu-isu terorisme global, propoganda Korea Utara, rasis di Amerika dan gejala global
pada umumnya, termasuk perang di Timur Tengah yang antara lain menyisakan
permasalahan tak kalah serius atas jutaan pengungsi yang belum jelas masa
depannya.
Ketidakpastian ekonomi global juga sama terjadi di Kawasan Asia-Pasifik.
China sebagai salah satu tujuan ekspor Indonesia dalam beberapa tahun ini juga
mengalami kelesuan, tak terkecuali juga dengan Jepang. Beberapa indikasi lain
mengkonfirmasi dalam beberapa tahun ke depan akan banyak tekanan ekonomi
dunia yang berimbas baik secara langsung maupun tidak langsung kepada Indonesia
maupun Kota Pekalongan yang berpengaruh pada perlambatan pertumbuhan
ekonomi.
c. Antisipasi Perubahan Iklim Global (Global Warming/Climate Change)
Perkembangan lingkungan pada era globalisasi pembangunan sekarang ini
menunjukkan penurunan. Hal ini disebabkan pembangunan yang mengesampingkan
faktor kelestarian lingkungan hidup sehingga menyebabkan kelestarian hidup yang
buruk dengan akibat ancaman global warming. Global warming merupakan efek atau
dampak dari rusaknya kelestarian ekosistem alam yang dapat mengakibatkan
kekeringan, kelangkaan bahan pangan, hingga banjir dan bahkan mampu menjadi
penyebab utama adanya bencana alam.
Perlu adanya antisipasi dari pemerintah dan masyarakat dunia dalam
menyikapi global warming. Segala bentuk perencanaan pembangunan harus
mempunyai strategi dalam menerapkan pembangunan yang ramah lingkungan. Hal
ini dilakukan agar kelestarian alam dapat terjaga dan efek global warming dapat
diminimalisir atau dapat dihindari namun tetap terlaksana pertumbuhan ekonomi yang
lebih baik.
d. Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang Semakin Pesat
Pada era globalisasi sekarang ini ilmu pengetahuan dan komunikasi semakin
mudah terjangkau oleh lapisan masyarakat yang mengindikasikan perkembangan
IPTEK dan telekomunikasi mengalami perkembangan yang positif. Kemajuan IPTEK
dan komunikasi bertujuan untuk mempermudah kehidupan seseorang dalam
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-10
Strategis Daerah
berbagai hal. Dengan perkembangan yang positif ini, dunia industri teknologi dan
komunikasi semakin menunjukkan agregrat yang signifikan.
Dengan adanya kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi ini, Negara
Indonesia diharapkan mampu mengikuti setiap perkembangan globalisasi yang ada
sehingga diharapkan Indonesia mempunyai peluang dalam memanfaatkan atau
membuat produk yang lebih unggul. Ke depannya nanti, diharapkan Indonesia tidak
hanya sebagai pemakai (user) tetapi mampu menjadi pembuat (produsen) sehingga
memiliki persaingan yang cukup sehat dalam pengembangan teknologi, informasi,
dan komunikasi. Jika hal tersebut terealisasi, maka Indonesia akan mampu menjadi
negara yang tidak hanya mengandalkan teknologi dari luar negeri, namun mampu
mengekspor segala bentuk teknologi informasi, dan komunikasi sesuai dengan
spesifikasi yang mampu berdaya saing internasional.

4.2.2. Isu atau Kebijakan Nasional


Dalam merumuskan dan merealisasikan berbagai komitmen Presiden dan Wakil
Presiden Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terpilih pada periode ini, serta
berdasarkan kajian maupun analisis mengenai permasalahan dan isu strategis nasional
yang menjadi prioritas untuk ditangani dalam lima tahun ke depan, termasuk dalam
penyelarasan dengan sasaran-sasaran pokok pembangunan jangka panjang dalam RPJP
Nasional tahun 2005-2025, maka untuk memajukan Negara Indonesia ke depan
ditetapkan visi RPJM Nasional tahun 2015-2019 sebagai berikut:
“TERWUJUDNYA INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI DAN
BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG”
Gotong royong merupakan intisari dari ideologi Pancasila. Tanggung jawab untuk
membangun bangsa harus dilakukan dengan cara musyawarah untuk mufakat dalam
memutuskan suatu perihal dan gotong royong dalam bekerja. Kekuatan rakyat adalah
gotong royong, dimana rakyat selalu bahu membahu dan bekerjasama menyelesaikan
berbagai hambatan dan tantangannya ke depan.
Berdaulat adalah hakikat dari kemerdekaan, yaitu hak setiap bangsa untuk menentukan
nasibnya sendiri dan menentukan apa yang terbaik bagi bangsanya sendiri. Oleh karena
itu, pembangunan selain sebagai usaha untuk mewujudkan kedaulatan sebagai negara
merdeka, pembangunan juga merupakan upaya membangun kemandirian. Bangsa yang
berdaulat dan mandiri adalah bangsa yang mampu mewujudkan kehidupan sejajar dan
sederajat dengan bangsa lain. Oleh karena itu, untuk membangun kemandirian diperlukan
kekuatan dan kemampuan nasional di segala lini baik bidang ideologi, politik, ekonomi,
sosial budaya dan pertahanan keamanan.
Kemandirian suatu bangsa tercermin antara lain pada ketersediaan sumber daya
manusia yang berkualitas dan mampu memenuhi tuntutan kebutuhan dan kemajuan
pembangunannya; kemandirian aparatur pemerintah dan aparatur penegak hukum dalam
menjalankan tugasnya; kemampuan untuk memenuhi pembiayaan pembangunan yang
bersumber dari dalam negeri yang makin kokoh dan berkurangnya ketergantungan
kepada sumber luar negeri; dan kemampuan memenuhi kebutuhan pokok.
Kemandirian dalam kebudayaan harus dicerminkan dalam setiap aspek kehidupan baik
hukum, ekonomi, politik, sosial budaya, maupun pertahanan keamanan. Kemandirian dan
kemajuan suatu bangsa tidak boleh hanya diukur dari perkembangan ekonomi semata,
namun kemandirian dan kemajuan juga tercermin dalam kelembagaan, pranata-pranata,
dan nilai-nilai yang mendasari kehidupan politik dan sosial. Secara lebih mendasar lagi,
kemandirian sesungguhnya mencerminkan sikap seseorang atau sebuah bangsa
mengenai jati dirinya, masyarakatnya, serta semangatnya dalam menghadapi berbagai
tantangan.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-11
Strategis Daerah
Dalam rangka mewujudkan visi pembangunan nasional jangka menengah tersebut,
ditetapkan sembilan agenda prioritas yang disebut “Nawa Cita”, yaitu:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan
rasa aman kepada seluruh warga Negara;
2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan
yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya;
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa
dalam kerangka negara kesatuan;
4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya;
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia;
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga
bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya;
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik;
8. Melakukan revolusi karakter bangsa; serta
9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Dalam pelaksanaan agenda prioritas nasional tersebut, maka dirumuskanlah
kebijakan pengembangan wilayah pulau-pulau besar yang diarahkan untuk mendorong
percepatan pembangunan di wilayah Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan
Papua dengan tetap mempertahankan momentum pembangunan di wilayah Jawa-Bali
dan Sumatera. Percepatan pembangunan wilayah tersebut ditujukan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, serta
mengurangi kesenjangan antar wilayah sebagai satu kesatuan Negara yang berkeadilan.
Pencapaian keberhasilan pembangunan nasional merupakan akumulasi dari
pencapaian pembangunan-pembangunan di daerah yang merupakan bagian tak
terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu, daerah yang
maju, mandiri, dan berdaya saing menjadi modal dasar dan kekuatan utama bangsa
dalam membangun kemajuan dan kemandirian.
Terkait hal tersebut, pengembangan wilayah menjadi cukup penting dan
fundamental dalam mengoptimalkan setiap potensi daerah baik sumber daya manusia,
sumber daya alam, maupun ilmu pengetahuan dan teknologi untuk bersama-sama
menciptakan kesejahteraan yang berkualitas dan merata.
Pengembangan setiap wilayah di Negara Republik Indonesia ini tergambar jelas
pada misi pembangunan jangka menengah nasional dan dipertegas melalui agenda
prioritas NAWA CITA yang selanjutnya menjadi dasar dalam merumuskan arah kebijakan
nasional pengembangan wilayah. Isu utama dalam pembangunan kewilayahan adalah
kesenjangan antara kawasan Indonesia bagian barat dengan kawasan timur Indonesia.
Oleh karena itu, arah kebijakan terkait pengembangan wilayah akan difokuskan pada
upaya mempercepat pengurangan kesenjangan pembangunan antar wilayah dengan
mendorong transformasi dan akselerasi pembangunan di wilayah kawasan barat
Indonesia, dimana salah satunya adalah wilayah Jawa-Bali.
Dalam Arah Pengembangan Wilayah Jawa-Bali RPJMN Tahun 2015-2019, terdapat
inventarisasi atas Potensi dan Keunggulan Wilayah dimana Kota Pekalongan menjadi
salah satu potensi sektor pariwisata dan ekonomi nasional berupa industri kreatif di
bidang Desain, Fesyen, Kerajinan.
Di dalam RPJMN juga telah diinventarisir profil kerawanan dan resiko untuk Kota
Pekalongan berupa tanah longsor, kebakaran, banjir. Sedangkan dalam rencana program
dan kegiatan strategis Jangka Menengah Nasional berupa : 1) Pembangunan Jalan

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-12
Strategis Daerah
Lingkar Pekalongan dan 2) Pembangunan Jaringan Air Baku Petanglong (Tahap I dan
Tahap II) Pekalongan. Selain itu, dalam rangka mendukung keberhasilan Pemerintah
dalam mewujudkan sasaran pembangunan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berupa
pembangunan 100 Techno Park di kabupaten/kota, Pemerintah Kota Pekalongan
merupakan salah satu lokasi pembangunan techno park dimaksud, yaitu melalui rencana
pembangunan Teknopark Perikanan dan pembangunan Pusat Inovasi Budaya Batik.

4.2.3. Isu atau Kebijakan Provinsi Jawa Tengah


Penelaahan dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah Kota
Pekalongan dengan RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 bertujuan untuk
menyelaraskan dan menjabarkan RPJMD Kota Pekalongan sehingga dapat memberikan
sumbangsih positif pada pencapaian visi dan misi pembangunan jangka menengah
Provinsi Jawa Tengah. Perencanaan pembangunan jangka menengah Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2013-2018 memiliki isu strategis sebagai berikut:
1. Pengurangan Kemiskinan.
2. Pengurangan Pengangguran
3. Pembangunan Infrastruktur
4. Perwujudan Kedaulatan Pangan
5. Perwujudan Kedaulatan Energi
6. Peningkatan Kualitas Tata Kelola Pemerintahan, Demokratisasi dan Kondusivitas
Daerah

4.2.4. Hasil Telaahan RPJP Kota Pekalongan


RPJMD disusun dengan berpedoman pada RPJPD. Dalam Dokumen RPJPD
tersebut, visi yang akan diwujudkan adalah “Pekalongan Kota Batik Yang Maju,
Mandiri, Dan Sejahtera”. Adapun misi yang diemban untuk mewujudkan Visi tersebut
adalah :
a. Mewujudkan kondisi perikehidupan bermasyarakat dan berpemerintahan yang
agamis, berbudaya, bersih,aman,tertib dan demokratis berlandaskan Pancasila dan
UUD 1945.
b. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik berbasis pada, profesionalisme,
kepercayaan, komitmen dan partisipasi dan Teknologi Informasi.
c. Mewujudkan kemajuan daerah melalui penyediaan infrastruktur dan sinergitas dalam
pengelolaan kawasan, tata ruang, lingkungan hidup, dan sumber daya alam.
d. Mewujudkan pemenuhan kebutuhan sosial dasar masyarakat dan pengembangan
kualitas sumber daya manusia.
e. Mewujudkan perekonomian daerah yang kuat melalui pengembangan potensi
unggulan daerah yang berdaya saing tinggi didukung inovasi dan kreativitas.
Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, maka arah kebijakan dari masing-masing
misi pada tahap rencana pembangunan lima tahunan ketiga (Tahun 2015-2020),
diarahkan pada :

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-13
Strategis Daerah
1. Mewujudkan Kondisi Perikehidupan Bermasyarakat dan Berpemerintahan yang
Agamis, Berbudaya, Tertib, Aman, dan Demokratis berlandaskan Pancasila dan
UUD 1945, melalui:
a). Pengembangan pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa disertai pembinaan
pengembangan dan pemeliharaan kerukunan hubungan antar umat beragama.
b). Pengembangan pola toleransi dan kerjasama antar umat beragama dalam
rangka peningkatan harmonisasi kehidupan beragama bermasyarakat.
c). Penguatan budaya masyarakat guna membentuk karakter masyarakat yang
berbudaya, tangguh dan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai agama dan
budaya lokal yang memiliki ketahanan dalam dinamika pergaulan regional dan
internasional.
d). Penguatan Peran kelembagaan seni dan budaya lokal serta penerapannya di
masyarakat guna memperkuat identitas karakter masyarakat dan menjaga
kelestarian kebudayaan khas pekalongan.
e). Penguatan kualitas sumber daya manusia dan kelembagaan yang mampu
menghasilkan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat luas termasuk industri.
f). Pengembangan kapasitas aparatur dan kelembagaan hukum daerah dalam
rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan kepastian hukum di
daerah.
g). Pengembangan pemasyarakatan dan pendidikan HAM serta kelembagaan
dalam rangka mendorong terciptanya kehidupan masyarakat yang memahami
prinsip-prinsip dasar HAM.
h). Pengembangan peran serta masyarakat di dalam menjaga keamanan dan
ketertiban lingkungan dengan meningkatkan koordinasi dan pembinaan dengan
instansi terkait.
i). Pengembangan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam berpolitik dengan
baik dan benar melalui pendidikan politik dalam rangka memberikan kontribusi
bagi terciptanya proses demokratisasi, politik, dan penegakan hukum dengan
memberdayakan lembaga-lembaga politik yang ada.
2. Mewujudkan Tata Pemerintahan yang Baik Berbasis pada, Profesionalisme,
Kepercayaan, Komitmen, dan Partisipatif, melalui:
a). Pengembangan upaya memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang
memiliki kompetensi dalam perencanaan pembangunan melalui pendidikan dan
latihan sehingga aparatur pemerintah dapat menyusun dokumen perencanaan
pembangunan daerah.
b). Pengembangan sistem perencanaan pembangunan dan optimalisasi sumber
daya pembangunan yang didukung kemitraan yang lebih sinergis dengan
masyarakat dan pelaku pembangunan lainnya dalam mendukung pembangunan
daerah.
c). Pengembangan kualitas aparatur melalui pemantapan penerapan budaya kerja
yang profesional, bersih, beretika, dan berwibawa didukung penguasaan
teknologi dengan memperbaiki software, hardware dan brainware.
d). Pengembangan sistem penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efisien
sesuai dengan prinsip-prinsip good governance melalui peningkatan transparansi
dan keadilan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-14
Strategis Daerah
e). Pengembangan kualitas pelayanan publik melalui peningkatan kompetensi
sesuai kewenangan berdasarkan SPM pada bidang pelayanan dasar dan
penunjang yang mendukung penanganan permasalahan publik.
f). Pengembangan kualitas proses dan prosedur pengawasan terhadap aparatur
pemerintah daerah sehingga dapat mendorong terciptanya pemerintahan yang
bersih dan berwibawa didukung pengembangan SIM Pengawasan dengan
memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses data umum hasil
pengawasan sehingga meningkatkan akuntabilitas dan transparansi hasil
pengawasan pembangunan.
3. Mewujudkan Kemajuan Daerah Melalui Penyediaan Infrastruktur dan Sinergitas
Dalam Pengelolaan Kawasan, Tata Ruang, Lingkungan Hidup, dan Sumber
Daya Alam, melalui:
a). Pengembangan manajemen transportasi, melalui peningkatan keterpaduan antar
dan inter moda yang mendukung efisiensi penyelenggaraan transportasi
didukung peningkatan kualitas pelayanan secara konsisten melalui perbaikan
dan sistem operasi dan pemeliharaan jaringan sistim distribusi yang sesuai
dengan standar internasional.
b). Pengembangan kualitas lingkungan perumahan dan permukiman melalui
pengembangan kebijakan perumahan menuju terciptanya lingkungan perumahan
yang lebih baik dan sehat.
c). Pengembangan pembangunan hunian baru yang signifikan dalam rangka
mengurangi kesenjangan antara kebutuhan rumah dengan kemampuan
penyediaan hunian akibat pertambahan penduduk, serta pengembangan
cakupan layanan sarana prasarana perumahan dan permukiman terutama air
bersih dan sanitasi serta pengelolaan persampahan.
d). pengembangan penyelenggaraan telematika yang tanggap terhadap kebutuhan
pasar dan industri namun tetap menjaga keutuhan sistem yang ada yang mampu
mendukung pengembangan industri dan aplikasinya sebagai penciptaan nilai
tambah informasi.
e). Pengembangan aplikasi teknologi telekomunikasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan dalam rangka meningkatkan kinerja pemerintah dan transparansi
publik.
f). Pengembangan kualitas penataan ruang melalui pemulihan kawasan lindung,
pengembangan kawasan budidaya secara optimal sesuai daya dukung
lingkungan dan prinsip pembangunan berkelanjutan serta pengembangan
kawasan prioritas dan sistem perkotaan sesuai potensi-potensi yang dimiliki oleh
setiap SWP.
g). Pengembangan cakupan pelayanan administrasi pertanahan melalui perbaikan
sistem informasi manajemen pertanahan berbasis masyarakat.
h). Pengembangan pola upaya pengendalian pencemaran dan kerusakan
lingkungan melalui penguatan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan dan
penegakan hukum lingkungan didukung pemantapan kelembagaan dan
pengembangan sistem mitigasi bencana.
i). Pengembangan sistem penaggulangan bencana alam
j). Pengembangan sistem pemeliharaan keamanan dan kualitas pelayanan listrik
bagi seluruh masyarakat.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-15
Strategis Daerah
k). Pengembangan kelembagaan dan peningkatan kualitas pengelolaan prasarana
dan sarana sumber daya air dan irigasi yang handal, guna mendukung aktivitas
produksi yang kompetitif, serta memenuhi kebutuhan prasarana dasar perkotaan.
l). Pengembangan sistem pengelolaan sumber daya air dengan menjaga
kelestarian sumber daya air serta pengelolaan dan pemanfaatannya bagi
masyarakat luas.
m). Pengembangan pemasyarakatan biofuel (bahan bakar nabati) sekaligus untuk
konservasi lahan kritis.
4. Mewujudkan Pemenuhan Kebutuhan Sosial Dasar Masyarakat dan
Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia, melalui:
a). Pengembangan pemerataan akses dan mutu pendidikan dasar dan menengah
yang lebih luas serta pengembangan relevansi kurikulum pendidikan yang sesuai
dengan pasar kerja.
b). Pengembangan kualitas perpustakaan yang dapat berfungsi sebagai sarana
pembelajaran masyarakat.
c). Pengembangan pemerataan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar dan
rujukan kepada masyarakat terutama masyarakat miskin dan pemantapan mutu
pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan perorangan/rujukan
melalui penguatan profesionalisme dan kompetensi kesehatan serta
mewujudkan sistem jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat.
d). Pengembangan kuantitas dan kualitas surveilance epidemiologi dalam upaya
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan tidak menular.
e). Pengembangan kualitas Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS) dan penanganan penduduk usia lanjut melalui pengembangan
partisipasi sosial dan kesetiakawanan sosial masyarakat.
f). Pengembangan pendapatan masyarakat melalui perluasan akses sumber daya
ekonomi yang lebih luas dalam rangka meningkatkan daya beli dan
kesejahteraan masyarakat miskin.
g). Pengembangan keterampilan kerja dan berusaha bagi tenaga kerja melalui
pelatihan peningkatan kreativitas, keterampilan dan kewirausahaan.
h). Pengembangan pola pengendalian laju pertumbuhan penduduk dan pengaturan
persebarannya melalui peningkatan fasilitasi program KB dan parisipasi peserta
KB Mandiri dalam penggunaan kontrasepsi.
i). Pengembangan kesetaraan dan keadilan gender dalam berbagai bidang
kehidupan dan peningkatan perlindungan anak sebagai aset penentu masa
depan bangsa.
j). Pengembangan kepribadian dan kreatifitas pemuda melalui penguatan
kelembagaan kepemudaan yang ada .
k). Pengembangan kemandirian dan tanggungjawab pemuda dan olah raga dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara melalui peningkatan pembinaan organisasi
kepemudaan dan keolahragaan.
5. Mewujudkan Perekonomian Daerah yang Kuat Melalui Pengembangan Potensi
Unggulan Daerah yang Berdaya Saing Tinggi Didukung Inovasi dan Kreativitas,
melalui:
a). Pengembangan struktur perekonomian, yang berbasis pada pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta produk unggulan daerah yang mempunyai

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-16
Strategis Daerah
keunggulan komparatif dan kompetitif dalam rangka mendorong pertumbuhan
yang makin berkualitas.
b). Pengembangan promosi maupun pameran produk-produk daerah baik dalam
skala nasional maupun internasional.
c). Pengembangan kerjasama dan kemitraan strategis yang mendukung
peningkatan akses pasar produk unggulan di pasar domestik dan internasional.
d). Pengembangan pembangunan sektor pertanian dalam arti luas diarahkan untuk
menghasilkan produk-produk yang bertumpu pada sistem agribisnis, guna
menjamin ketersediaan pangan.
e). Pengembangan kualitas produk, kelembagaan dan sarana prasarana pendukung
sektor pertanian yang mempunyai keunggulan komparatif dan kompetitif berbasis
teknologi informasi.
f). Pengembangan kuantitas desain produk industri yang mengikuti perkembangan
selera pasar sehingga tidak tertinggal oleh selera pasar.
g). Pengembangan peran UMKM yang berorientasi ekspor, melalui pengembangan
akses pasar dalam rangka mendorong daya saing UMKM.
h). Pengembangan sistem koordinasi, sinkronisasi, dan sinergitas tindakan antar
pelaku pembangunan (pemerintah, swasta, dan masyatakat) dalam
pengembangan dan pemberdayaan lembaga masyarakat.
i). Pengembangan promosi daerah pro investasi sehingga dapat menarik investor
baik PMA maupun PMDN.
j). Pengembangan sistem pengelolaan aset-aset daerah dalam rangka
menggerakkan sektor riil sehingga mampu berdaya saing dalam mendorong
peningkatan pembiayaan dan kemandirian daerah.
k). Pembangunan kapasitas lembaga masyarakat dengan memberikan pelatihan.

4.2.5. Hasil Telaahan KLHS Kota Pekalongan


Penyusunan dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dilakukan
berbarengan dan digunakan untuk mendukung penyusunan Perubahan RPJMD Kota
Pekalongan Tahun 2016–2021. Hasil telaahan KLHS ini diintegrasikan ke dalam dokumen
Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016–2021 serta menjadi bahan bagi
pelaksanaan pembahasan di DPRD Kota Pekalongan dan evaluasi Raperda Perubahan
RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016–2021 oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
KLHS adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan
terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau
program. Penyusunan RPJMD maupun Perubahan RPJMD merupakan kegiatan yang
wajib diikuti dengan pelaksanaan KLHS. Peraturan teknis terbaru yang menjadi rujukan
dalam pelaksanaan KLHS penyusunan RPJMD maupun Perubahan RPJMD adalah
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2018 tentang Pembuatan dan
Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis dalam Penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah. Permendagri tersebut merujuk pada Peraturan
Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (TPB). Perpres tersebut secara eksplisit menyebutkan bahwa pencapaian
TPB di daerah dilaksanakan dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah yaitu
RPJMD.
KLHS RPJMD dimaknai sebagai analisis sistematis, menyeluruh, dan partisipatif
yang menjadi dasar untuk mengintegrasikan tujuan pembangunan berkelanjutan ke dalam

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-17
Strategis Daerah
dokumen RPJMD. KLHS RPJMD yang disusun sebelum dirumuskannya RPJMD
difokuskan pada pencapaian target TPB dan mengakomodir isu strategis TPB yang
mencakup isu lingkungan hidup, ekonomi, sosial, hukum dan tata kelola. Melalui kegiatan
KLHS Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016–2021 ini diharapkan akan
terwujud pembangunan di Kota Pekalongan yang menyejahterakan dan meningkatkan
kualitas hidup masyarakat, dengan mengedepankan prinsip keberlanjutan pembangunan
serta lingkungan hidup. Kajian ini juga diharapkan dapat memperkuat substansi
perencanaan daerah, sehingga lebih terarah, tepat sasaran, dan selaras dengan
pembangunan nasional.
Beberapa hasil kajian KLHS tentang daya dukung dan daya tampung Kota
Pekalongan serta integrasinya ke dalam Perubahan RPJMD adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5 Hasil Kajian Daya Dukung dan Daya Tampung serta
Integrasinya ke dalam Perubahan RPJMD
No Kondisi Daya Dukung dan Integrasi ke dalam Perubahan
Daya Tampung RPJMD
1 Daya dukung air permukaan 0,91  Sasaran meningkatnya kualitas
Nilai daya dukung air di Kota Pekalongan lingkungan hidup
Tahun 2016 berdasarkan perhitungan  Strategi pengendalian pencemaran
adalah 0,91 yang berarti daya dukung lingkungan yang bersumber dari air
airnya termasuk dalam kelompok daya limbah industri, serta peningkatan
dukung air buruk atau terlampaui. Jika kualitas dan kuantitas ruang terbuka
dibandingkan antara ketersediaan dengan hijau
kebutuhan maka defisitnya mencapai
3.559.955 m3/tahun.
2 Daya dukung pangan 0,29  Rob, perkembangan kota dan fungsi
Daya dukung pangan ditinjau dari utama kota sebagai pusat
komoditas beras berdasarkan hasil pelayanan, yang ditandai dengan
perhitungan kota Pekalongan mengalami peningkatan luas kawasan
defisit atau dalam kondisi terlampaui. terbangun, akan mengurangi luasan
Ketersediaan lahan yang ada di Kota lahan pertanian produktif.
Pekalongan hanya mampu mencukupi 29%  Program peningkatan produksi hasil
dari kebutuhan pangan pada tahun 2016. pertanian dan program peningkatan
Kondisi tersebut juga terus menurun kapasitas SDM pertanian
dibandingkan dengan tahun 2012 yang
mencapai 0,48. Defisit beras pada tahun
2016 sebesar 30.548 ton.
3 Daya dukung lahan terbangun 1,14  Kebutuhan lahan untuk
Daya dukung lahan terbangun (DDLB) Kota pembangunan sarpras perkotaan
Pekalongan secara keseluruhan sebesar serta perumahan dan kawasan
1,14 yang termasuk dalam daya dukung permukiman yang semakin
lahan permukiman bersyarat atau sedang. meningkat . Kecamataan
Hal tersebut dimaksudkan bahwa di Kota Pekalongan Barat memiliki
Pekalongan masih memiliki daya tampung pertumbuhan penduduk yang
bangunan yang relatif cukup untuk tertinggi.
pengembangan dengan ketentuan  Program pemanfaatan ruang.
bersyarat karena meninjau karakteristik
Kota Pekalongan yang rawan banjir rob dan
banjir kiriman. Jika dilihat setiap kecamatan
maka DDLB Kecamatan Pekalongan Barat
telah terlampaui, sedangkan sisanya yaitu 3
kecamatan dalam kategori sedang
bersyarat.
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-18
Strategis Daerah
No Kondisi Daya Dukung dan Integrasi ke dalam Perubahan
Daya Tampung RPJMD
4 Daya dukung fungsi lindung 0,36  Semakin meluasnya lahan terbangun
Berdasarkan hasil perhitungan dan berkurangnya tutupan lahan
menggunakan guna lahan eksisting pada oleh vegetasi
tahun 2016 maka koefisien lindung Kota  Program perlindungan dan
Pekalongan termasuk dalam kategori konservasi sumberdaya alam
rendah yaitu sebesar 0,36 dan mendekati
sedang.
5 Daya tampung lahan kelas I, II, III, VI dan  Sasaran meningkatnya kualitas
VII Lingkungan Hidup
Kemampuan lahan dibagi menjadi 8 kelas,  Strategi pengendalian pencemaran
dimana semakin rendah kelasnya maka lingkungan yang bersumber dari air
dapat digunakan untuk seluruh kegiatan limbah industri, serta peningkatan
budidaya dan sebaliknya semakin tinggi kualitas dan kuantitas ruang terbuka
kelasnya maka hanya diarahkan untuk hijau
kawasan lindung atau konservasi dan
dihindarkan dari kegiatan budidaya apa
pun. Dari hasil analisis kemampuan lahan
di atas, dapat diketahui bahwa kelas
kemampuan lahan di Kota Pekalongan
termasuk di dalam kelas kemampuan lahan
kelas zona I, II, zona III, Zona IV, VI dan
VII.
6 Daya tampung udara: di bawah dan  Sasaran meningkatnya kualitas
melebihi baku mutu lingkungan hidup
Pengukuran kualitas udara ambien di Kota  Strategi pengendalian pencemaran
Pekalongan dilakukan pemantauan kualitas lingkungan yang bersumber dari air
udara yang dilaksanakan pada 3 (empat) limbah industri, serta peningkatan
lokasi pengukuran yang mewakili wilayah kualitas dan kuantitas ruang terbuka
perumahan, industri, dan kawasan padat hijau
lalu lintas. Dari data yang diambil di
beberapa titik pengukuran menunjukkan
bahwa unsur pencemar udara yang berupa
gas Karbon monoksida (CO), Sulfur
dioksida (SO2), Nitrogen Dioksida (NO2)
dan partikulat masih di bawah baku mutu
udara ambien menurut Keputusan
Gubernur Jawa Tengah No.8 tahun 2001
tentang Baku Mutu Udara Ambien di
Provinsi Jawa Tengah. Konsentrasi
partikulat (total partikel debu) tertinggi dan
melebihi baku mutu terdapat di wilayah
kawasan dengan kondisi arus lalu lintas
yang sangat padat. Sementara, untuk
parameter hidrokarbon, dari 3 titik sampel
hasilnya melebihi baku mutu.
7 Daya tampung air: pencemaran (melebihi  Sasaran meningkatnya kualitas
baku mutu) lingkungan hidup
Identifikasi kualitas air sungai di Kota  Strategi pengendalian pencemaran
Pekalongan didapat dari uji kualitas pada lingkungan yang bersumber dari air
empat sungai utama yaitu Sungai limbah industri, serta peningkatan
Pekalongan, Banger, Bremi, Meduri, dan kualitas dan kuantitas ruang terbuka
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-19
Strategis Daerah
No Kondisi Daya Dukung dan Integrasi ke dalam Perubahan
Daya Tampung RPJMD
Asem Binatu. Hasil uji kualitas air seluruh hijau
sungai di Kota Pekalongan mengalami
pencemaran ditandai dengan parameter
yang berada di atas ambang baku mutu
yaitu BOD, COD, DO, Tembaga (Cu), Nitrat
sbg N (NO2) serta Khlorin bebas.
Sementara itu, kandungan residu terlarut di
sungai meduri jauh di atas baku mutu air
sungai kualitas III. Berdasarkan hasil uji
kualitas air di atas, hasil parameter
kekeruhan melebihi baku mutu yang
ditetapkan.
Sumber: Hasil Analisis
Di samping kajian terhadap daya dukung dan daya tampung tersebut, terdapat
beberapa hal yang dapat diidentifikasi dari pelaksanaan KLHS Perubahan RPJMD Kota
Pekalongan Tahun 2016–2021 serta integrasinya ke dalam Perubahan RPJMD adalah
sebagai berikut.
Tabel 4.6 Hasil Kajian Kondisi Menonjol serta Integrasinya ke dalam
Perubahan RPJMD
Integrasi ke dalam Perubahan
No Kondisi Hasil Kajian
RPJMD
1 Meningkatnya ancaman bencana rob dan  Sasaran menurunnya luas kawasan
genangan yang cenderung meningkat dari terdampak rob dan banjir
tahun ke tahun. Peningkatan ancaman  Strategi Peningkatan sarpras sistem
tersebut disebabkan faktor fisik Pekalongan drainase, pengendalian banjir dan
yang berada pada ketinggian 0 – 6 mdpl rob, penanganan wilayah di sisi
dengan kemiringan yang datar, iklim yang Utara dan Selatan tanggul untuk
memicu kenaikan air laut dan curah hujan, memberikan dampak positif secara
serta menurunnya kawasan tangkapan air optimal
karena meningkatnya kawasan terbangun
2 Sesuai dengan kajian Indeks Kerentanan  Kondisi geografis dan topografis
Iklim menunjukkan bahwa Kecamatan wilayah berimpliaksi terhadap
Pekalongan Utara dan Pekalongan Timur kerentanan iklim.
masuk dalam kategori cukup rentan  Program perlindungan dan
sedangkan Kecamatan Pekalongan Barat konservasi sumberdaya alam
dan Pekalongan Selatan masuk dalam
kategori agak rentan terhadap iklim.
3 Masih terdapatnya kemiskinan sebesar  Penanggulangan kemiskinan
7,92% sampai dengan tahun 2016 dengan dilakukan melalui Strategi
indeks gini sebesar 0,34. Meskipun angka Penanggulangan Kemiskinan
kemiskinan mengalami tren menurun dari Daerah (SPKD).
beberapa tahun sebelumnya tetapi indeks  Penanggulangan kemiskinan dan
gini mengalami kenaikan dari lima tahun kesenjangan dilakukan dengan
terakhir. Kondisi tersebut menunjukkan penciptaan kesempatan kerja dan
adanya ancaman kesenjangan pendapatan berusaha seluas-luasnya bagi
masyarakat. masyarakat.
 Sasaran meningkatnya ekonomi
sektor industri pengolahan,
perdagangan dan jasa

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-20
Strategis Daerah
Integrasi ke dalam Perubahan
No Kondisi Hasil Kajian
RPJMD
 Strategi: 1) Peningkatan kualitas dan
kuantitas produk UMKM, penguatan
kelembagaan sentra dan klaster
serta pengembangan sarana dan
prasarana sektor industri; 2)
Peningkatan kerjasama UMKM
dengan koperasi, lembaga keuangan
dan pembiayaan; 3) Peningkatan
produksi dan produktifitas perikanan
budidaya dan tangkap; 4)
Peningkatan penguasaan akses dan
informasi pasar dalam dan luar
negeri; 5) Peningkatan kualitas,
kuantitas dan promosi Destinasi
Pariwisata Daerah; dan 6)
Peningkatan iklim penanaman modal
yang berdaya saing dengan berbasis
keunggulan daerah
Sumber: Hasil Analisis
Hasil kajian tentang implementasi tujuan pembangunan berkelanjutan (TPB) di
Kota Pekalongan, dari 222 indikator TPB yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota
Pekalongan, kondisinya ditunjukkan dalam Gambar 4.2 berikut.

Belum Telah
dilaksanakan dan dilaksanakan dan
belum mencapai mencapai target
target nasional nasional
24% 23%

Telah
dilaksanakan
tetapi belum
Sudah ada data mencapai target
tetapi belum nasional
menjadi target 19%
34%

Gambar 4.2
Implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)
di Kota Pekalongan

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-21
Strategis Daerah
Gambar 4.2 menjelaskan implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)
di Kota Pekalongan. Dari 222 indikator yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota
Pekalongan, terdapat 51 indikator atau 23% yang sudah dilaksanakan dan mencapai
target nasional, 43 indikator atau 19% yang sudah dilaksanakan tetapi belum mencapai
target nasional, 75 indikator atau 34% sudah ada data tetapi belum menjadi target, dan 53
indikator atau 24% tidak/belum tersedia data. Indikator-indikator tersebut telah
diupayakan untuk diintegrasikan ke dalam Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun
2016–2021.
Berdasarkan kajian tersebut maka beberapa indikator yang perlu menjadi perhatian
pada setiap TPB di Kota Pekalongan dan status integrasinya pada Perubahan RPJMD
disajikan pada tabel sebagai berikut.
Tabel 4.7 Indikator yang Perlu Mendapatkan Perhatian pada Setiap TPB
di Kota Pekalongan
Status Integrasi Dalam
No TPB Indikator yang Harus Diperhatikan
Perubahan RPJMD
1 Tujuan 1 a. Pentingnya peningkatan proporsi peserta Telah diintegrasikan ke
mengentaskan jaminan kesehatan melalui SJSN Bidang dalam sasaran, strategi
segala bentuk Kesehatan (Proporsi peserta BPJS dan program
kemiskinan Kesehatan PBI) dan Jamkesda
b. Pentingnya peningkatan proporsi peserta
Program Jaminan Sosial Bidang
Ketenagakerjaan (asuransi
swasta/kantor/perusahaan)
c. Pentingnya peningkatan persentase PMKS
tertangani
d. Pentingnya peningkatan persentase
keluarga miskin dan rentan yang menjadi
peserta Program Keluarga Harapan
Pentingnya peningkatan persentase anak
umur 12-23 bulan yang menerima imunisasi
dasar lengkap.
e. Pentingnya peningkatan prevalensi
penggunaan metode kontrasepsi (CPR)
semua cara pada Pasangan Usia Subur
(PUS) usia 15-49 tahun yang berstatus
kawin.
f. Pentingnya peningkatan persentase
penduduk umur 0-17 tahun dengan
kepemilikan akta kelahiran.
g. Pentingnya peningkatan proporsi penduduk
dewasa yang mendapatkan hak atas tanah
yang didasari oleh dokumen hukum berupa
SHM / SHGB / SHRS
h. Pentingnya penurunan persentase luas
wilayah genangan banjir dan rob
i. Pentingnya peningkatan cakupan pelayanan
bencana
j. Pentingnya penurunan indeks risiko
bencana terutama pada pusat-pusat
pertumbuhan yang berisiko tinggi.
2 Tujuan 2 a. Pentingnya penurunan prevalensi stunting Telah diintegrasikan ke
menghentikan (pendek dan sangat pendek) pada anak di dalam sasaran, strategi
kelaparan, bawah dua tahun/baduta. dan program
meningkatkan b. Pentingnya penurunan prevalensi anemia
ketahanan pangan
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-22
Strategis Daerah
Status Integrasi Dalam
No TPB Indikator yang Harus Diperhatikan
Perubahan RPJMD
dan nutrisi serta pada ibu hamil.
mempromosikan c. Pentingnya peningkatan nilai produksi
pertanian perikanan
berkelanjutan d. Pentingnya penetapan kawasan pertanian
pangan berkelanjutan.
3 Tujuan 3 a. Pentingnya peningkatan intervensi terhadap Telah diintegrasikan ke
menjamin penyakit tropis yang terabaikan (Filariasis dalam sasaran, strategi
kehidupan yang dan Kusta). dan program
sehat dan b. Pentingnya peningkatan intervensi terhadap
mempromosikan kasus penyakit tidak menular DM
kesejahteraan bagi c. Pentingnya upaya penurunan kasus
semua penduduk penyalahgunaan narkoba
dalam segala usia
d. Pentingnya peningkatan penggunaan
metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP)
cara modern.
e. Pentingnya peningkatan cakupan pelayanan
anak balita
f. Pentingnya penurunan unmet need
pelayanan kesehatan.
g. Pentingnya peningkatan indeks kepuasan
layanan masyarakat di BLUD RSUD dan
PUSKESMAS
h. Pentingnya penurunan persentase merokok
pada penduduk umur ≥15 tahun

4 Tujuan 4 a. Pentingnya peningkatan Angka Partisipasi Telah diintegrasikan ke


menjamin kualitas Kasar (APK) SMP/MTs/sederajat dalam sasaran, strategi
pendidikan yang b. Pentingnya peningkatan jumlah siswa dan program
inklusif dan merata berprestasi di bidang olah raga di tingkat
serta provinsi dan nasional
mempromosikan c. Pentingnya peningkatan Angka Partisipasi
kesempatan Kasar (APK) Pendidikan Anak Usia Dini
belajar sepanjang (PAUD).
hayat bagi semua
d. Pentingnya peningkatan APM
SMP/MTs/sederajat;
e. Pentingnya peningkatan persentase guru
yang memenuhi standar minimal nilai UKG
5 Tujuan 5 a. Pentingnya peningkatan Indeks Telah diintegrasikan ke
mencapai Pembangunan Gender (IPG) dalam sasaran, strategi
kesetaraan gender b. Pentingnya peningkatan Indeks dan program
dan Pemberdayaan Gender (IDG)
memberdayakan c. Pentingnya penurunan angka kelahiran pada
semua perempuan perempuan umur 15-19 tahun (Age Specific
dan anak Fertility Rate/ASFR).
perempuan
d. Pentingnya peningkatan proporsi
perempuan yang berada di posisi manajerial
(pejabat eselon II)
e. Pentingnya penurunan unmet need KB
(Kebutuhan Keluarga Berencana/KB yang
tidak terpenuhi).
6 Tujuan 6 a. Pentingnya peningkatan proporsi populasi Telah diintegrasikan ke
menjamin yang menggunakan layanan air minum yang dalam sasaran, strategi

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-23
Strategis Daerah
Status Integrasi Dalam
No TPB Indikator yang Harus Diperhatikan
Perubahan RPJMD
ketersediaan dan dikelola secara aman. dan program
manajemen air b. Pentingnya peningkatan kapasitas
bersih serta prasarana air baku untuk melayani rumah
sanitasi yang tangga, perkotaan dan industri
berkelanjutan c. Pentingnya peningkatan persentase rumah
untuk semua tangga yang memiliki akses terhadap
layanan sanitasi layak.
d. Pentingnya peningkatan jumlah kelurahan
yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM).
e. Pentingnya peningkatan jumlah kelurahan
yang Open Defecation Free (ODF)/ Stop
Buang Air Besar Sembarangan (SBS).
f. Pentingnya peningkatan proporsi rumah
tangga yang terlayani sistem pengelolaan
lumpur tinja
g. Pentingnya peningkatan proporsi badan air
dengan kualitas air ambien yang baik.
h. Pentingnya peningkatan kualitas air sungai
sebagai sumber air baku
7 Tujuan 8 a. Pentingnya peningkatan pertumbuhan Telah diintegrasikan ke
mempromosikan ekonomi dalam sasaran, strategi
keberlanjutan b. Pentingnya peningkatan PDRB per kapita dan program
pertumbuhan c. Pentingnya peningkatan pertumbuhan IKM
ekonomi yang batik
inklusif dan
d. Pentingnya peningkatan upah rata-rata per
berkelanjutan,
jam pekerja.
kesempatan kerja
yang produktif e. Pentingnya penurunan tingkat
menyeluruh, serta pengangguran terbuka
pekerjaan yang f. Pentingnya penurunan tingkat setengah
layak bagi semua pengangguran.
g. Pentingnya penurunan persentase usia
muda (15-24 tahun) yang sedang tidak
sekolah, bekerja atau mengikuti pelatihan
(NEET).
h. Pentingnya peningkatan jumlah perusahaan
yang menerapkan norma K3
i. Pentingnya peningkatan proporsi kontribusi
pariwisata terhadap PDB
j. Pentingnya peningkatan persentase capaian
target kunjungan wisatawan 550.000/tahun
8 Tujuan 9 k. Pentingnya peningkatan persentase jalan Telah diintegrasikan ke
membangun kota dalam keadaan mantap (kondisi baik dalam sasaran, strategi
infrastruktur yang dan sedang) dan program
tangguh, l. Pentingnya peningkatan persentase
mempromosikan jembatan dalam kondisi baik
industri yang m. Pentingnya peningkatan proporsi nilai
inklusif dan tambah sektor industri manufaktur .
berkelanjutan
n. Pentingnya peningkatan laju pertumbuhan
serta mendorong
PDB industri manufaktur
inovasi
o. Pentingnya penurunan Emisi CO2/Emisi Gas
Rumah Kaca.
p. Pentingnya peningkatan proporsi penduduk

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-24
Strategis Daerah
Status Integrasi Dalam
No TPB Indikator yang Harus Diperhatikan
Perubahan RPJMD
yang terlayani mobile broadband
q. Pentingnya peningkatan proporsi individu
yang menggunakan Internet
9 Tujuan 10 a. Pentingnya penurunan Koefisien Gini Telah diintegrasikan ke
mengurangi b. Pentingnya peningkatan pengeluaran per dalam sasaran, strategi
kesenjangan di kapita dan program
dalam negara dan
antar negara
10 Tujuan 11 a. Pentingnya penurunan proporsi populasi Telah diintegrasikan ke
membangun kota penduduk perkotaan yang tinggal di daerah dalam sasaran, strategi
dan permukiman kumuh, permukiman liar atau rumah yang dan program
yang inklusif, tidak layak.
aman, tangguh b. Pentingnya peningkatan persentase
dan berkelanjutan pengguna moda transportasi umum di
perkotaan.
c. Pentingnya peningkatan penyelenggaraan
festival
d. Pentingnya penurunan jumlah korban
terkena dampak bencana
e. Pentingnya peningkatan sistem peringatan
dini cuaca dan iklim serta kebencanaan.
f. Pentingnya penurunan kerugian ekonomi
langsung akibat bencana terhadap GDP,
termasuk kerusakan bencana terhadap
infrastruktur yang kritis dan gangguan
terhadap pelayanan dasar.
g. Pentingnya peningkatan kualitas udara
ambien
h. Pentingnya peningkatan proporsi ruang
terbuka (RTH) perkotaan untuk semua
11 Tujuan 12 a. Pentingnya peningkatan jumlah perusahaan Telah diintegrasikan ke
menjamin pola peserta Proper yang mencapai minimal dalam sasaran, strategi
produksi dan rangking Biru. dan program
konsumsi yang b. Pentingnya peningkatan persentase limbah
berkelanjutan cair industri terolah
c. Pentingnya peningkatan jumlah timbulan
sampah yang didaur ulang (TPS 3R)
d. Pentingnya peningkatan jumlah perusahaan
yang menerapkan sertifikasi SNI ISO 14001.
e. Pentingnya peningkatan jumlah fasilitas
publik yang menerapkan Standar Pelayanan
Masyarakat (SPM) dan terregister
12 Tujuan 13 a. Pentingnya menyusun dokumen strategi Telah diintegrasikan ke
membuat langkah pengurangan risiko bencana (PRB) tingkat dalam sasaran, strategi
segera untuk daerah dan program
mengatasi iklim b. Pentingnya menyusun dokumen pelaporan
dan dampaknya penurunan emisi gas rumah kaca (GRK)
13 Tujuan 14 a. Pentingnya meningkatkan pengelolaan Telah diintegrasikan ke
melakukan kawasan konservasi perairan dalam sasaran, strategi
konservasi sumber b. Pentingnya upaya-upaya pembangunan dan program
daya laut, untuk nelayan yang terlindungi.
samudera dan
maritim untuk
pembangunan

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-25
Strategis Daerah
Status Integrasi Dalam
No TPB Indikator yang Harus Diperhatikan
Perubahan RPJMD
yang berkelanjutan
14 Tujuan 15 a. Pentingnya meningkatkan proporsi tutupan Telah diintegrasikan ke
melindungi, hutan (termasuk RTH dan mangrove) dalam sasaran, strategi
merestorasi dan terhadap luas lahan keseluruhan dan program
mempromosikan b. Pentingnya menyusun dokumen rencana
pemanfataan pemanfaatan keanekaragaman hayati
berkelanjutan
ekosistem daratan,
manajemen hutan
lestari,
mengurangi
penggurunan,
menghentikan dan
mengembalikan
degradasi lahan
serta
menghentikan
kehilangan
keanekaragaman
hayati
15 Tujuan 16 a. Pentingnya menurunkan proporsi penduduk Telah diintegrasikan ke
Mempromosikan yang menjadi korban kejahatan kekerasan. dalam sasaran, strategi
Perdamaian dan b. Pentingnya peningkatan Indeks Perilaku Anti dan program
Masyarakat Yang Korupsi (IPAK).
Inklusif Untuk c. Pentingnya peningkatan Nilai Akuntabilitas
Pembangunan Kinerja Pemerintah (AKIP) Pemerintah
Berkelanjutan, Daerah
Menyediakan
d. Pentingnya peningkatan tingkat capaian
Akses Keadilan
kinerja pembangunan
Untuk Semua dan
Membangun e. Pentingnya peningkatan persentase
Lembaga Yang penggunaan E-procurement terhadap
Efektif, Akuntabel, belanja pengadaan
dan Inklusif di f. Pentingnya peningkatan persentase instansi
Semua Tingkatan pemerintah yang memiliki nilai Indeks
Reformasi Birokrasi
g. Pentingnya peningkatan persentase
penegakan perda
h. Pentingnya peningkatan persentase capaian
target peningkatan jumlah penghargaan
ASN
i. Pentingnya peningkatan persentase anak
yang memiliki akta kelahiran
j. Pentingnya peningkatan tingkat cakupan
layanan administrasi kependudukan
k. Pentingnya peningkatan jumlah kepemilikan
sertifikat Pejabat Pengelola Informasi dan
Dokumentasi (PPID) untuk mengukur
kualitas PPID dalam menjalankan tugas dan
fungsi sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan
16 Tujuan 17 a. Pentingnya peningkatan pendapatan Telah diintegrasikan ke
Menguatkan cara pemerintah dalam sasaran, strategi
pelaksanaan dan b. Pentingnya peningkatan langganan dan program
revitalisasi broadband internet tetap
kerjasama global c. Pentingnya peningkatan penetrasi akses
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-26
Strategis Daerah
Status Integrasi Dalam
No TPB Indikator yang Harus Diperhatikan
Perubahan RPJMD
untuk tetap pita lebar (fixed broadband) di
pembangunan Perkotaan
berkelanjutan d. Pentingnya peningkatan pemanfaatan pasar
online hasil inisiasi bersama komunitas
dengan Pemerintah Kota Pekalongan
e. Pentingnya peningkatan pertumbuhan
ekspor produk non migas
f. Pentingnya peningkatan nilai ekspor
perdagangan
Sumber: KLHS Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016–2021

Tujuan 7 pembangunan berkelanjutan yaitu menjamin akses energi yang


terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern untuk semua, tidak dimasukkan ke dalam
implementasi TPB di Kota Pekalongan karena di lingkungan Pemerintah Kota Pekalongan
tidak terdapat SKPD yang mengelola kewenangan energi dan sumberdaya mineral. Rasio
elektrifikasi atau persentase rumah tangga pengguna listrik maupun rasio ketersediaan
listrik di Kota Pekalongan menjadi bahasan dalam aspek pelayanan umum dan daya
saing daerah tetapi tidak menjadi target dalam Perubahan RPJMD ini karena akan
mengikuti target nasional.
Dari 16 tujuan pembangunan berkelanjutan tersebut pada tabel di atas, telah
diintegrasikan ke dalam Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016–2021.
Integrasi ke dalam Perubahan RPJMD tersebut dalam bentuk tujuan, sasaran, strategi
hingga program pembangunan. Sehingga integrasi tersebut berjenjang sampai kepada
tingkatan operasioanal yaitu program pembangunan.
Capaian indikator TPB juga dikaji berdasarkan organisasi perangkat daerah (OPD).
Sebanyak 24 OPD diidentifikasi memiliki peran dalam pencapaian TPB di daerah
meskipun ada beberapa indikator yang membutuhkan peran lembaga lain seperti PDAM,
BPN/ATR dan Kecamatan. 3 (tiga) OPD memiliki capaian tinggi terhadap TPB yaitu
Bappeda sebanyak 17 indikator, Dinas Kesehatan 53 indikator, dan Dinas Pendidikan 18
indikator. Ketiga OPD tersebut masing-masing telah berkontribusi mencapai indikator TPB
dan mencapai target nasional masing-masing Bappeda 6 indikator, Dinas Kesehatan 16
indikator dan Dinas Pendidikan 10 indikator. OPD yang satu pun belum mencapai
indikator TPS sesuai target nasional antara lain adalah Dinas Perindustrian dan Tenaga
Kerja, DISDUKCAPIL, BPBD, Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan
Olahraga, Dinas Perhubungan, Sekretariat Daerah dan SATPOL PP.
Masih adanya OPD yang belum memenuhi, belum melakukan dan belum memenuhi
data terhadap pencapaian indikator TPB secara nasional akan diintegrasikan ke dalam
Rencana Strategis (Renstra) Perubahan SKPD Tahun 2016–2021 sebagai tahapan
proses selanjutnya setelah ditetapkannya Perubahan RPJMD ini.

4.2.6. Hasil Telaahan RPJMD terhadap RTRW


Pengembangan wilayah Kota Pekalongan didasarkan atas Peraturan Daerah Kota
Pekalongan Nomor 30 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Pekalongan Tahun 2009-2029. Terdapat 6 (enam) substansi dalam RTRW Kota
Pekalongan, yaitu 1) Tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kota; 2)
Rencana struktur ruang wilayah kota; 3) Rencana pola ruang wilayah kota; 4) Penetapan
kawasan strategis kota; 5) Arahan pemanfaatan ruang wilayah kota; dan 6) Arahan
pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota. Dari 6 (enam) substansi tersebut,
substansi yang berimplikasi langsung terhadap pengembangan wilayah adalah tujuan,
kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kota; rencana struktur ruang wilayah kota;
rencana pola ruang wilayah kota; dan penetapan kawasan strategis kota.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-27
Strategis Daerah
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), Kota Pekalongan
ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW). Berdasarkan Rencana Pembangunan
Wilayah Terpadu Provinsi Jawa Tengah, Kota Pekalongan merupakan simpul dari
Wilayah Petanglong, yang memiliki hinterland wilayah Kabupaten Pekalongan dan
Kabupaten Batang.
Tujuan penataan ruang wilayah Kota Pekalongan adalah terwujudnya kota jasa,
industri dan perdagangan batik, serta minapolitan, yang maju, mandiri dan sejahtera.
Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah kota tersebut, maka ditetapkan
kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kota, sebagaimana pada tabel di bawah
ini.
Tabel 4.8 Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah
Kota Pekalongan

No Kebijakan Strategi

1 Peningkatan peran kota sebagai a. mengembangkan kawasan minapolitan yang


Pusat Kegaiatan Wilayah mempunyai pelayanan skala regional dan
(PKW) mempunyai akses pemasaran skala nasional;
b. meningkatkan fungsi kawasan Pusat Perdagangan
(Grosir) Batik sehingga mempunyai pelayanan
skala regional dan mempunyai akses pemasaran
skala nasional;
c. mengembangkan sistem jaringan transportasi darat
kota yang mempertimbangkan perkembangan
sistem transportasi lokal, regional dan nasional;
d. mengembangkan jalan lingkar utara untuk
menghubungkan dan mengintegrasikan kota
dengan daerah sekitarnya;
e. mengembangkan jalan akses ke jalan tol untuk
menghubungkan dan mengintegrasikan kota
dengan jaringan jalan tol;
f. memantabkan fungsi terminal angkutan
penumpang untuk pelayanan antar provinsi dan
pelayanan regional;
g. mengembangkan terminal barang untuk pelayanan
antar provinsi dan pelayanan regional; dan
h. meningkatkan fungsi stasiun kereta api
penumpang untuk pelayanan angkutan
penumpang dan mengembangkan stasiun kereta
api barang untuk pelayanan angkutan barang,
yang mempunyai skala pelayanan regional Pulau
Jawa.
2 Peningkatan fungsi dan a. mengembangkan pusat-pusat pelayanan secara
keterkaitan antar pusat berjenjang untuk mendorong pertumbuhan kota
pelayanan yang berfungsi secara merata ke semua wilayah kota;
sebagai pusat pelayanan kota di b. mendukung pengelolaan sistem transportasi yang
pusat kota dengan sub pusat terpadu dan berkelanjutan;
pelayanan kota dan atau c. menghubungkan pusat-pusat pelayanan dengan
dengan pusat pelayanan sistem jaringan jalan;
lingkungan
d. meningkatkan integrasi sistem antar moda; dan
e. mengembangkan terminal di setiap kecamatan
untuk meningkatkan pelayanan angkutan umum
dalam kota.
3 Peningkatan kualitas dan a. meningkatkan kelas jalan eksisting dan
jangkauan pelayanan prasarana mengembangkan jaringan jalan baru pada

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-28
Strategis Daerah
No Kebijakan Strategi
kota kawasan permukiman dan kawasan industri;
b. meningkatkan kapasitas jaringan energi listrik
eksisting dan mengembangkan jaringan energi
listrik baru pada kawasan permukiman dan
kawasan industri;
c. meningkatkan kapasitas jaringan telekomunikasi
eksisting dan mengembangkan jaringan
telekomunikasi baru pada kawasan permukiman
dan kawasan industri;
d. meningkatkan prasarana dan pendayagunaan
sumber daya air di kota;
e. meningkatkan kapasitas jaringan air minum
eksisting dan mengembangkan jaringan air minum
baru pada kawasan permukiman dan kawasan
industri;
f. meningkatkan kapasitas jaringan pengelolaan
persampahan eksisting dan mengembangkan
jaringan pengelolaan persampahan baru pada
kawasan permukiman dan kawasan industri;

g. meningkatkan kapasitas jaringan pengelolaan air


limbah eksisting dan mengembangkan jaringan
pengelolaan air limbah baru pada kawasan
permukiman dan kawasan industri; dan
h. mengembangkan dan meningkatkan sistem
prasarana drainase secara terpadu disetiap
kecamatan.
4 Pengelolaan dan pelestarian a. menetapkan dan meningkatkan fungsi konservasi
kawasan lindung kawasan yang berfungsi lindung;
b. menetapkan dan melakukan mitigasi serta adaptasi
pada kawasan rawan bencana;
c. mengembalikan dan mengatur penguasaan tanah
dengan fungsi perlindungan setempat secara
bertahap dikelola pemerintah dan masyarakat;
d. melestarikan kawasan cagar budaya; dan
e. mempertahankan dan meningkatkan luasan ruang
terbuka hijau secara proporsional di seluruh
wilayah kota.
5 Pengelolaan dan a. mengendalikan perkembangan kawasan budidaya
pengembangan kawasan sesuai dengan daya dukung dan daya tampung
budidaya sesuai dengan daya lingkungan;
tampung dan daya dukung b. mengendalikan alih fungsi lahan pertanian untuk
kawasan, serta menjamin kegiatan non pertanian untuk mendukung
keamanan dengan kelestarian lahan pertanian tanaman pangan
memantapkan fungsi berkelanjutan;
pertahanan-keamanan c. mengembangkan perumahan secara vertikal pada
kawasan permukiman dengan kepadatan tinggi;
d. mengoptimalkan penggunaan lahan di koridor-
koridor utama kota dengan menciptakan ruang-
ruang kawasan yang efisien dan kompak, serta
mengarahkan pembangunan secara vertikal;
e. mengarahkan pengembangan kawasan industri di
utara kota;
f. mengembangkan kawasan pantai yang

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-29
Strategis Daerah
No Kebijakan Strategi
berwawasan lingkungan untuk mendukung
perwujudan kawasan minapolitan;
g. mendukung penetapan kawasan pertahanan dan
keamanan;
h. mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif
di dalam dan di sekitar kawasan pertahanan
keamanan untuk menjaga fungsi pertahanan dan
keamanan; dan
i. menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan
dan keamanan.
6 Pengembangan KSK untuk a. menetapkan wilayah pesisir sebagai KSK untuk
kepentingan pertumbuhan kepentingan pertumbuhan ekonomi berbasis
ekonomi berbasis perikanan perikanan, dengan mengembangkan sebagai
(Kawasan Minapolitan) dan Kawasan Minapolitan;
Kawasan Strategis Kota (KSK) b. menetapkan kawasan perdagangan batik sebagai
untuk kepentingan pertumbuhan KSK untuk kepentingan pertumbuhan ekonomi
ekonomi berbasis perdagangan berbasis perdagangan dan jasa, dengan
jasa terutama untuk industri dan mengembangkan sebagai City Walk; dan
perdagangan batik c. menetapkan kawasan-kawasan lainnya di koridor-
koridor utama kota sebagai KSK untuk kepentingan
pertumbuhan ekonomi berbasis perdagangan dan
jasa, dengan memberikan proporsi yang seimbang
untuk kegiatan perdagangan jasa modern dan
kegiatan perdagangan jasa tradisional.
7 Pengembangan KSK untuk a. menetapkan kawasan kota lama sebagai KSK
kepentingan sosial budaya yang untuk kepentingan sosial budaya;
dapat memberdayakan potensi b. mengembangkan pemanfaatan ruang dan
tradisi sosial budaya bangunan pada KSK untuk kepentingan sosial
masyarakat pesisir yang relijius budaya yang sesuai dengan upaya pelestarian;
dan mendayagunakan dan
peninggalan sejarah di kota c. mengembangkan kegiatan kepariwisataan yang
signifikan.
8 Pengembangan KSK untuk a. menetapkan kawasan polder pengendali banjir dan
kepentingan lingkungan untuk rob sebagai KSK untuk kepentingan lingkungan;
mencegah terjadinya degradasi b. menetapkan kawasan konservasi di daerah pantai
lingkungan di kota sebagai KSK untuk kepentingan lingkungan; dan
c. mengurangi dampak kegiatan terhadap degradasi
lingkungan.
Sumber : RTRW Kota Pekalongan 2009-2029

Rencana struktur ruang wilayah kota, terdiri atas: sistem jaringan prasarana kota
dan sistem pusat pelayanan kota. Rencana sistem jaringan prasarana kota terdiri atas: a)
sistem jaringan prasarana transportasi; b) sistem jaringan energi; c) sistem jaringan
telekomunikasi; d) sistem jaringan sumber daya air; dan e) infrastruktur perkotaan.
Infrastruktur perkotaan yang dikembangkan meliputi: i) sistem prasarana penyediaan air
minum kota; ii) sistem pengelolaan air limbah kota; iii) sistem persampahan kota; iv)
sistem drainase kota; v). penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan
jalan pejalan kaki; dan vi) penetapan jalur evakuasi bencana. Pada dasarnya, sistem
jaringan prasarana kota adalah untuk mendukung sistem pusat pelayanan kota.
Pada dasarnya, sistem jaringan prasarana kota akan sangat ditentukan oleh sistem
pusat pelayanan kota. Sistem pusat pelayanan kota akan menentukan arah
pengembangan wilayah kota. Sistem jaringan prasarana kota merupakan sistem jaringan
untuk melayani sistem pusat pelayanan kota. Oleh karena itu, uraian tentang sistem pusat

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-30
Strategis Daerah
pelayanan kota sangat dibutuhkan karenana menentukan arah pengembangan wilayah
kota.
Rencana sistem pusat pelayanan kota dijabarkan dalam 3 (tiga) hirarki Pusat
Pelayanan Kota, terdiri atas: a) Pusat pelayanan kota (PPK); b) Sub pusat pelayanan
kota; dan c) Pusat pelayanan lingkungan. Pusat Pelayanan Kota (PPK) meliputi Kawasan
Alun-alun Pekalongan di sebagian Kelurahan Kauman, sebagian Kelurahan Keputran dan
sebagian Kelurahan Sugih Waras Kecamatan Pekalongan Timur sebagai pusat kegiatan
perdagangan-jasa skala regional dan pusat pelayanan peribadatan skala regional. Sub
Pusat Pelayanan Kota meliputi: a) Sub Pusat Pelayanan Kota Kecamatan Pekalongan
Utara terletak di Kelurahan Panjang Wetan Kecamatan Pekalongan Utara, sebagai pusat
pelayanan pendidikan skala regional, pusat pelayanan pemerintahan skala kecamatan; b)
Sub Pusat Pelayanan Kota Kecamatan Pekalongan Barat terletak di Kelurahan
Podosugih dan Kelurahan Bendan Kecamatan Pekalongan Barat, sebagai pusat
pelayanan pemerintahan skala kota, pusat pelayanan pendidikan skala regional dan pusat
perdagangan-jasa skala kota; c) Sub Pusat Pelayanan Kota Kecamatan Pekalongan
Timur terletak di Kelurahan Gamer Kecamatan Pekalongan Timur, sebagai pusat
perdagangan-jasa skala kota; dan d) Sub Pusat Pelayanan Kota Kecamatan Pekalongan
Selatan terletak di Kelurahan Banyurip Kecamatan Pekalongan Selatan, sebagai pusat
perdagangan-jasa skala kecamatan.
Pusat Pelayanan Lingkungan meliputi: a) Kawasan di Kelurahan Noyontaan
Kecamatan Pekalongan Timur, dengan fungsi pusat perdagangan-jasa skala lingkungan;
b) Kawasan di Kelurahan Landungsari Kecamatan Pekalongan Timur dengan fungsi
pusat perdagangan-jasa skala lingkungan; c) Kawasan di Kelurahan Kuripan Kidul
Kecamatan Pekalongan Selatan dengan fungsi pusat pelayanan pemerintahan skala
kecamatan; d) Kawasan di Kelurahan Buaran Kecamatan Pekalongan Selatan dengan
fungsi pusat pelayanan pendidikan skala kecamatan, pusat pelayanan kesehatan skala
kecamatan dan pusat pengembangan agama Islam skala kota; e) Kawasan di Kelurahan
Poncol Kecamatan Pekalongan Timur dengan fungsi pusat perdagangan dan jasa skala
lingkungan; f) Kawasan di Kelurahan Gamer Kecamatan Pekalongan Timur dengan fungsi
pusat perdagangan dan jasa skala lingkungan; dan g) Kawasan di Kelurahan Tirto
Kecamatan Pekalongan Barat dengan fungsi pusat pelayanan pemerintahan skala kota
dan pusat pelayanan pendidikan skala kota.
Rencana Pola Ruang Kota, terdiri atas: a) Rencana pengembangan kawasan
lindung; dan b) Rencana pengembangan kawasan budidaya. Kawasan Lindung kota
terdiri atas: a) pengelolaan kawasan perlindungan setempat; b) pengelolaan kawasan
cagar budaya; c) pengembangan ruang terbuka hijau (RTH) kota; d) pengelolaan
kawasan rawan bencana alam; dan e) pengelolaan kawasan lindung geologi. Rencana
kawasan budidaya Kota terdiri atas: a) kawasan peruntukan pertanian; b) kawasan
peruntukan perikanan; c) kawasan peruntukan perumahan; d) kawasan peruntukan
perdagangan dan jasa; e) kawasan peruntukan perkantoran; f) kawasan peruntukan
industri; g) kawasan peruntukan pariwisata; h) kawasan peruntukan ruang bagi kegiatan
sektor informal; i) ruang evakuasi bencana; j) ruang terbuka non hijau; dan k) kawasan
peruntukan pertahanan-keamanan negara. Secara lengkap, alokasi luasan rencana pola
ruang tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9 Tabel Rencana Pola Ruang RTRW Kota Pekalongan
Luas
No Rencana Pola Ruang Rincian Pola Ruang
(Ha)
1 Kawasan Lindung
a. kawasan perlindungan Sempadan sungai dan Sempadan pantai 174
setempat
b. kawasan cagar budaya Kawasan Heritage Lapangan Jetayu dan 100
Kawasan Tradisi Syawalan di Krapyak

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-31
Strategis Daerah
Luas
No Rencana Pola Ruang Rincian Pola Ruang
(Ha)
c. ruang terbuka hijau RTH eksisting, RTH privat, rencana 2.877
pengembangan RTH publik kota dan
rencana pengembangan RTH privat
d. kawasan rawan bencana Rawan bencana rob, rawan bencana 132
alam banjir dan rawan bencana abrasi
e. kawasan lindung geologi Kawasan lindung cekungan air tanah -
(CAT) Pemalang-Pekalongan
2 Kawasan Budidaya
a. kawasan peruntukan Lahan pertanian pangan berkelanjutan 1.045
pertanian dan cadangan lahan pertanian pangan
berkelanjutan
b. kawasan peruntukan Sarpras penunjang kegiatan perikanan 555
perikanan tangkap dan kawasan perikanan budidaya
c. kawasan peruntukan Perumahan berkepadatan tinggi, 1.800
perumahan perumahan berkepadatan sedang dan
perumahan berkepadatan rendah
d. kawasan peruntukan Pertokoan modern, pusat perbelanjaan 483
perdagangan dan jasa dan pasar tradisional
e. kawasan peruntukan Perkantoran pemerintah dan pekantoran 27
perkantoran swasta
f. kawasan peruntukan industri Industri besar, industri sedang dan industri 94
kecil/mikro
g. kawasan peruntukan Pariwisata budaya, pariwisata alam dan 100
pariwisata pariwisata buatan
h. kawasan peruntukan ruang Kawasan alun-alun, Lapangan Mataram, 450
bagi kegiatan sektor informal Lapangan Jetayu, Lapangan Sorogenen,
Jl. Urip Sumoharjo, Jl. Gatot Subroto,
Monumen, Jl. Imam Bonjol, Jl.
Diponegoro, Jl. WR Supratman, Jl. Hayam
Wuruk, Jl. dr. Cipto, Jl. dr. Wahidin, Jl.
Hasanudin, Jl. Kartini, Jl. HOS
Cokroaminoto, Jl. Sultan Agung, Jl. dr.
Sutomo.
i. ruang evakuasi bencana Ruang evakuasi bencana banjir, ruang 6
evakuasi bencana rob dan ruang evakuasi
bencana abrasi
j. ruang terbuka non hijau badan air polder/kolam retensi, kawasan 1.749
tambak/rawa kering, kawasan stadion olah
raga dan ruang-ruang parkir terbuka pada
gedung-gedung
k. kawasan peruntukan Asrama dan kantor Polri dan TNI -
pertahanan-keamanan
negara
Sumber : RTRW Kota Pekalongan 2009-2029

Pengembangan kawasan strategis Kota Pekalongan adalah meliputi Kawasan


Strategis Kota dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, Kawasan Strategis Kota
dari sudut kepentingan sosial budaya dan Kawasan Strategis Kota dari sudut kepentingan
Lingkungan. Kawasan strategis adalah kawasan yang penataan ruangnya diprioritaskan.
Rincian Kawasan Strategis Kota adalah sebagai berikut:
1. Kawasan Strategis Kota dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, yang meliputi:
a. Berbasis perdagangan dan jasa, diarahkan pada:

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-32
Strategis Daerah
 kawasan koridor Jalan dr. Sutomo di Kelurahan Landungsari, Kelurahan
Noyontaan, Kelurahan Sokorejo, Kelurahan Karangmalang, Kelurahan Baros
dan Kelurahan Gamer Kecamatan Pekalongan Timur;
 kawasan koridor Jalan WR. Supratman, di Kelurahan Panjang Wetan dan
Kelurahan Krapyak Lor Kecamatan Pekalongan Utara;
 kawasan koridor Jalan Hayam Wuruk – Jalan dr. Cipto - Jalan dr. Wahidin;
 kawasan koridor Jalan Urip Sumoharjo – Jalan Gatot Subroto (Pasar Banyurip);
 kawasan koridor Jalan Gajah Mada – Jalan Merdeka – Jalan Pemuda; dan
 kawasan koridor Jalan KH. Mansyur – Jalan Jenderal Sudirman – Jalan dr.
Setiabudi.
b. Berbasis perikanan, diarahkan pada:
 pengembangan kawasan minapolitan, dengan Pelabuhan Perikanan Nusantara
Pekalongan sebagai zone inti, Kecamatan Pekalongan Utara sebagai zone
pendukung dan wilayah lain sebagai zone terkait;
 kawasan minapolitan akan ditetapkan melalui Peraturan Walikota; dan
 pengelolaan ruang laut dan pesisir diatur dalam Peraturan Walikota tentang
Rencana Zonasi Wilayah Pesisir Kota Pekalongan.
2. Kawasan Strategis Kota dari sudut kepentingan sosial budaya, yang meliputi:
a. kawasan cagar budaya sekitar Lapangan Jetayu di Kelurahan Panjang Wetan
Kecamatan Pekalongan Utara sebagai kawasan heritage, dimana terdapat aset
bangunan bersejarah yang harus dilindungi dan dilestarikan;
b. kawasan cagar budaya di Kelurahan Krapyak Kidul dan Kelurahan Krapyak Lor
Kecamatan Pekalongan Utara sebagai tempat pelestarian dan pengembangan adat
istiadat tradisi Syawalan; dan
c. lingkungan etnis Kampung Arab di Kelurahan Sugih Waras, Kelurahan Klego dan
Kelurahan Poncol Kecamatan Pekalongan Timur, serta Kampung Pecinan di
Kelurahan Sampangan Kecamatan Pekalongan Timur, sebagai tempat yang
memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya.
3. Kawasan Strategis Kota dari sudut kepentingan lingkungan, yang meliputi:
a. kawasan polder pengendali banjir dan rob di Kelurahan Kandang Panjang
Kecamatan Pekalongan Utara; dan
b. kawasan konservasi pantai yang diperuntukkan bagi pengembangan hutan bakau
(mangrove) dan terumbu karang, seluas kurang lebih 80 (delapan puluh hektar,
terletak di wilayah pantai Kelurahan Bandengan, Kelurahan Kandang Panjang,
Kelurahan Panjang Baru dan Kelurahan Degayu Kecamatan Pekalongan Utara
Pada saat ini sedang dilakukan proses Revisi RTRW Kota Pekalongan Tahun 2009-
2029, yang dilakukan sejak tahun 2015 dan diharapkan pada tahun 2018 ini dapat
ditetapkannya Perda Kota Pekalongan tentang Revisi RTRW Kota Pekalongan tersebut.
Pada saat ini telah mendapatkan persetujuan DPRD Kota Pekalongan dan sedang
diajukan proses permohonan rekomendasi Gubernur Jawa Tengah, dalam rangka
permohonan persetujuan substansi kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang. Pesetujuan
substansi merupakan bagian dari proses untuk penetapan Perda tentang RTRW.

4.2.7. Hasil Telaahan RPJMD terhadap RPJMD Wilayah Sekitar


Kota Pekalongan berbatasan langsung dengan Kabupaten Pekalongan dan
Kabupaten Batang. Dalam perumusan perencanaan pembangunan daerah, kedua
kabupaten tersebut memiliki keterhubungan sehingga di dalam satu region dapat saling
mendukung untuk pencapaian tujuan pembangunan daerah. Dokumen RPJMD kedua
kabupaten tersebut mempunyai visi dan misi yang sama-sama kuat dan mempunyai
tujuan yang sama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam rangka

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-33
Strategis Daerah
pencapaian visi tersebut, mereka mempunyai misi yang sebagian lingkup besarnya
adalah pembangunan sumber daya manusia, pembangunan sarana dan prasarana,
pembangunan infrastruktur secara keseluruhan, maupun peningkatan kelembagaan
pemerintahan.
Pada dokumen RPJMD kedua kabupaten tersebut mempunyai tujuan/sasaran yang
melingkupi cakupan permasalahan daerah masingmasing dengan poin penting berupa
tujuan dan sasaran yang mengacu pada misi RPJMD masing-masing daerah. Berikut ini
adalah telaah masing-masing dokumen yang mempunyai agenda yang berhubungan
dengan Kota Pekalongan:
1. RPJMD Kabupaten Pekalongan
Kota Pekalongan berbatasan langsung dengan Kabupaten Pekalongan pada
wilayah Barat dan Selatan. Hubungan yang erat antara Kota Pekalongan dan
Kabupaten Pekalongan terjadi karena hubungan sosial, budaya dan ekonomi
antarwilayah yang tidak dapat dipisahkan karena saling terkait dan saling
membutuhkan. Dalam sistem perkotaan nasional pun, Kota Pekalongan merupakan
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), salah satu kawasan hinterland-nya adalah
Kabupaten Pekalongan. Oleh karena itu, dibutuhkan tinjauan kebijakan Kabupaten
Pekalongan karena dapat berimplikasi terhadap kebijakan pembangunan Kota
Pekalongan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Pekalongan Tahun 2016-2021 ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Pekalongan Nomor 8 Tahun 2017. Isu strategis pembangunan Kabupaten
Pekalongan meliputi:
1. Kemiskinan, pengangguran dan lapangan kerja;
2. Pelayanan pendidikan, kesehatan dan jaminan kesejahteraan sosial;
3. Pertumbuhan ekonomi dan laju inflasi;
4. Infrastruktur dan perhubungan;
5. Banjir dan rob;
6. Perumahan dan permukiman kumuh; dan
7. Reformasi birokrasi.
Visi pembangunan Kabupaten Pekalongan tahun 2016-2021 adalah
“Terwujudnya masyarakat Kabupaten Pekalongan yang sejahtera, religius dan
berkelanjutan berbasis potensi lokal”. Untuk mencapai visi tersebut, maka disusun
misi pembangunan sebagai berikut:
1. Meningkatkan fasilitasi pembangunan sosial dan ekonomi kerakyatan berbasis
pada UMKM, pertanian, peternakan dan perikanan.
2. Mewujudkan rasa aman dan adil pada masyarakat.
3. Meningkatkan pembangunan kehidupan keagamaan masyarakat yang lebih baik.
4. Menyelenggarakan birokrasi pemerintahan yang profesional, bersih dan
berakhlak.
5. Meningkatkan pembangunan infrastruktur yang berbasis pada pemerataan
wilayah dan berwawasan lingkungan.
6. Memantapkan potensi sosial budaya lokal untuk peningkatan daya saing daerah
7. Mendorong iklim investasi yang berbasis pada potensi ekonomi daerah.
Berdasarkan visi dan misi tersebut maka diuraikan tujuan dan sasaran
pembangunan daerah Kabupaten Pekalongan pada tabel sebagai berikut:

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-34
Strategis Daerah
Tabel 4.10 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah Kabupaten
Pekalongan Tahun 2016-2021

No Misi Tujuan Sasaran


1 Meningkatkan fasilitasi Meningkatkan kualitas hidup 1) Meningkatnya derajat kesehatan
pembangunan sosial masyarakat dan derajat Ibu dan Anak.
dan ekonomi kesehatan masyarakat 2) Menurunnya angka gizi buruk.
kerakyatan berbasis 3) Menurunnya angka kesakitan
pada UMKM, penduduk.
pertanian, peternakan
dan perikanan 4) Meningkatnya kualitas pelayanan
kesehatan bagi penduduk miskin
melalui Jamkesmas dan Jamkesda.
5) Meningkatnya peserta Keluarga
Berencana (KB) aktif.
Meningkatkan pemerataan 1) Meningkatnya pemerataan
ketersediaan, keterjangkauan, ketersediaan sarana dan prasarana
kualitas, kesetaraan dan pendidikan untuk semua jenjang
keterjaminan pelayanan pendidikan termasuk pendidikan
pendidikan Non Formal.
2) Tersedianya pelayanan pendidikan
yang terjangkau bagi seluruh
masyarakat di seluruh pelosok
Kabupaten Pekalongan untuk
semua jenjang pendidikan.
3) Meningkatnya kualitas, kesetaraan
dan keterjaminan pendidikan pada
semua jenjang pendidikan
termasuk pendidikan non formal.
4) Meningkatnya kualitas tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan
serta penempatan tenaga pendidik.
5) Meningkatnya minat baca
masyarakat.
Meningkatkan kesempatan 1) Meningkatnya kesempatan kerja.
kerja dan Penanganan PMKS 2) Meningkatnya penanganan PMKS.
dalam rangka mendukung
penanggulangan kemiskinan
Mengoptimalkan dan menggali 1) Meningkatnya pembinaan
kearifan lokal dalam rangka kelompok kesenian, organisasi
meningkatkan ketahanan nilai- budaya dan pelestarian nilai-nilai
nilai budaya dan pelestarian budaya lokal.
peninggalan sejarah serta aset 2) Meningkatnya jumlah kearifan lokal
kesenian dan budaya lokal yang mendukung penyelenggaraan
pembangunan daerah.
Mengoptimalkan pengurangan Meningkatnya kesadaran masyarakat
resiko pada masyarakat di dalam menghadapi resiko bencana,
daerah rawan bencana pemanasan global dan dampak
perubahan iklim.
Mengoptimalkan fasilitasi 1) Meningkatnya kinerja Koperasi dan
ekonomi kerakyatan dalam UMKM.
rangka peningkatan kinerja 2) Meningkatnya Pengembangan
koperasi, industri kecil dan Ekonomi Lokal melalui Peningkatan
menengah, Usaha mikro kecil Produktivitas Industri Kecil.
dan menengah (UMKM) serta 3) Meningkatnya aktivitas
pariwisata perdagangan.
4) Meningkatnya kontribusi pariwisata
terhadap PAD.
Meningkatkan produktivitas 1) Meningkatnya produktivitas
pertanian, perikanan dan pertanian, perikanan dan
peternakan dengan peternakan dengan memperhatikan
memperhatikan pelestarian pelestarian sumberdaya lingkungan

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-35
Strategis Daerah
No Misi Tujuan Sasaran
sumberdaya pertanian, 2) Meningkatnya ketahanan pangan
perikanan dan peternakan masyarakat.
2 Mewujudkan rasa Menciptakan rasa aman yang 1) Meningkatnya penegakan hukum
aman dan adil pada berkeadilan dalam masyarakat dan perlindungan terhadap Hak
masyarakat dan mewujudkan iklim yang 2) Azasi Manusia (HAM).
kondusif bagi masyarakat 3) Meningkatnya keamanan dan
untuk melakukan berbagai perlindungan masyarakat berbasis
aktivitas pada masyarakat.
4) Terciptanya kesetaraan dan
keadilan gender, perlindungan
anak, serta mengoptimalkan
pelaksanaan Pengarusutamaan
Gender
3 Meningkatkan Menciptakan praktek Meningkatnya kegiatan fasilitasi
pembangunan kehidupan agama dan pemerintah untuk penyelenggaraan
kehidupan keagamaan kerukunan beragama yang pendidikan agama dan perwujudan
masyarakat yang lebih lebih baik kondisi kerukunan beragama
baik
4 Menyelenggarakan Meningkatkan kapasitas 1) Terciptanya penyelenggaraan
birokrasi pemerintahan pemerintah daerah Kabupaten pemerintahan yang mapan dan
yang profesional, Pekalongan yang mencakup berkelanjutan, yang mencakup
bersih dan berakhlak unsur sistem, kelembagaan sistem, kelembagaan, aparatur dan
dan individu atau aparat sipil pengelolaan keuangan daerah
negara serta pelayanan publik sesuai
prinsip-prinsip good governance.
2) Meningkatnya kualitas
perencanaan dan pendanaan PD
dan lintas PD
5 Meningkatkan Meningkatkan kualitas dan 1) Meningkatnya pemerataan kualitas
pembangunan kuantitas infrastruktur di dan kuantitas jalan dan jembatan.
infrastruktur yang seluruh wilayah Kabupaten 2) Meningkatnya kualitas dan
berbasis pada Pekalongan dalam rangka kuantitas jaringan irigasi untuk
pemerataan wilayah mendukung pertumbuhan mendukung peningkatan
dan berwawasan ekonomi yang berkelanjutan produktivitas pertanian.
lingkungan 3) Meningkatnya kualitas dan
kuantitas infrastruktur di
Perdesaan.
4) Meningkatnya kualitas dan
kuantitas infrastruktur perhubungan
dan transportasi
5) Meningkatnya penyediaan sarana
prasarana dasar permukiman
6) Meningkatnya kualitas lingkungan
hidup
6 Memantapkan potensi Merevitalisasi potensi sosial Meningkatnya prestasi pemuda,
sosial budaya lokal dan budaya lokal yang mampu olahraga dan teknologi
untuk peningkatan bersaing dengan
daya saing daerah meningkatkan branding produk
daerah
7 Mendorong iklim Menciptakan iklim investasi 1) Meningkatnya iklim investasi
investasi yang yang kondusif dengan daerah dengan meningkatkan
berbasis pada potensi mengandalkan pada potensi inovasi pelayanan perijinan dan
ekonomi daerah ekonomi daerah peningkatan infrastruktur ekonomi
daerah
2) Meningkatnya realisasasi investasi
baik investasi PMA, PMDN
termasuk non fasilitas dan lokal.
Sumber : RPJMD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016-2021

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-36
Strategis Daerah
Untuk menunjukkan prioritas dalam jalan perubahan menuju Kabupaten
Pekalongan Yang Sejahtera, Religius Dan Berkelanjutan Berbasis Potensi Lokal
dirumuskan dua belas agenda prioritas yang disebut DUABELAS MANDAT
RAKYAT, yaitu :
1. Penerbitan KARTU KAJEN SEHAT (Jaminan Kesehatan, Persalinan, Khitan,
Santunan Kematian) dan KARTU KAJEN CERDAS (Gratis pendidikan dasar
dan Menengah).
2. Subsidi biaya pendidikan di perguruan tinggi.
3. Meningkatkan kualitas, kuantitas dan percepatan pembangunan infrastruktur
(Jalan, jembatan, pasar, jaringan listrik bantuan aspal dan semen) dan jaminan
ketersediaan air bersih melalui: menambah jumlah sumur bor dan sumur dalam,
pembangunan embung baru.
4. Pemberian insentif bagi tenaga kesehatan di daerah atas, tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan wiyata bakti, guru dan guru madrasah (MI, MTs dan MA),
guru MDA/TPQ/TPA; pengasuh pondok pesantren; Takmir masjid serta guru
ngaji (ustadz).
5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi pertanian melalui:
ketersediaan benih unggul, pengairan, pupuk (organik dan unorganik) tenaga
penyuluh pertanian dan bantuan peralatan pertanian (traktor, pompa air, tangki
semprot dan lain-lain).
6. Mendorong Pertumbuhan UMKM melalui: ketersediaan bahan baku, peningkatan
kualitas produksi, fasilitas kebutuhan pemodalan, menambah jaringan dan
pembangunan pasar-pasar baru dan hak paten.
7. Membuka kesempatan investasi melalui: kemudahan perijinan, jaminan
keamanan, ketersediaan tenaga terampil, dukungan infrastruktur, menyediakan
2.000 hektar lahan investasi untuk menciptakan 100.000 lapangan kerja baru
serta melindungi hak-hak normatif buruh.
8. Mendorong pertumbuhan budidaya ikan air tawar dan meningkatkan
kesejahteraan nelayan dengan: ketersediaan BBM, kualitas pelayanan TPI,
pembangunan dermaga dan pengerukan sungai jambean dan wonokerto serta
pembangunan pabrik es balok.
9. Melakukan rekayasa/penataan sosial dan lingkungan untuk menghadapi
fenomena banjir-rob.
10. Menanamkan kembali 1 juta pohon untuk kelestarian lingkungan.
11. Melestarikan Seni dan Budaya.
12. Mewujudkan Birokrasi yang melayani, disiplin dan bersih.
2. RPJMD Kabupaten Batang
Kota Pekalongan berbatasan langsung dengan Kabupaten Batang pada
wilayah Timur dan Selatan. Hubungan yang erat antara Kota Pekalongan dan
Kabupaten Batang terjadi karena hubungan sosial, budaya dan ekonomi antarwilayah
yang tidak dapat dipisahkan karena saling terkait dan saling membutuhkan. Dalam
sistem perkotaan nasional pun, Kota Pekalongan merupakan Pusat Kegiatan Wilayah
(PKW), salah satu kawasan hinterland-nya adalah Kabupaten Batang. Oleh karena
itu, dibutuhkan tinjauan kebijakan Kabupaten Batang karena dapat berimplikasi
terhadap kebijakan pembangunan Kota Pekalongan. Acuan yang digunakan dalam
tinjauan ini adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Batang Tahun 2017-2022.
Isu strategis pembangunan Kabupaten Batang Tahun 2017-2022 meliputi:
1. Masih rendahnya Kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Batang
ditunjukkan dengan angka IPM pada tahun 2016 yang baru mencapai 66,38.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-37
Strategis Daerah
2. Belum optimalnya pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat terutama dalam
bidang pendidikan dan kesehatan.
3. Belum optimalnya pembangunan infrastruktur di Kabupaten Batang yang
mendukung aksesibilitas masyarakat dan menunjang berjalannya
pengembangan perekonomian yang berkelanjutan.
4. Masih kurangnya pemanfaatan teknologi infomasi (E-Government) dalam
penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Batang sebagai langkah
meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), pelayanan
publik dan penerapan prinsip-prinsip reformasi birokrasi.
5. Belum optimalnya peran serta pemerintah Kabupaten Batang dalam mendukung
pengelolaan potensi lokal daerah melalui pemberdayaan masyarakat di berbagai
bidang secara terpadu.
6. Masih kurangnya peran serta pemerintah dalam mendorong tumbuhnya industri
kreatif di Kabupaten Batang.
7. Masih minimnya pembinaan ajaran keagamaan dan nilai-nilai budaya luhur di
Kabupaten Batang dalam rangka mendukung peningkatan keamanan,
ketentraman dan kerukunan (kondusifitas daerah).
Visi pembangunan Kabupaten Batang Tahun 2017-2022 adalah “Terwujudnya
Kabupatan Batang yang harmonis, energik, berdaya saing, agamis, tenteram
dan sejahtera pada tahun 2022”. Untuk mencapai visi tersebut, maka disusun misi
pembangunan sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas pelayanan publik dengan tata kelola pemerintahan
berbasis Smart City yang didukung pengembangan kerjasama.
2. Meningkatkan kualitas pembangunan sumber daya manusia seutuhnya melalui
optimalisasi gerakan pemberdayaan masyarakat di berbagai bidang secara
terpadu.
3. Meningkatkan pengembangan perekonomian daerah secara berkelanjutan
didukung infrastruktur dan kawasan berkualitas yang ramah lingkungan dengan
tetap menerapkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.
4. Meningkatkan keamanan, ketentraman dan kerukunan (kondusifitas daerah) bagi
pelaksanaan pembangunan didukung dengan pengamalan ajaran keagamaan
dan nilai-nilai budaya luhur.
Berdasarkan visi dan misi tersebut maka diuraikan tujuan dan sasaran
pembangunan daerah Kabupaten Batang pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.11 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah Kabupaten
Pekalongan Tahun 2016-2021

No Misi Tujuan Sasaran


1 Meningkatkan kualitas Meningkatkan kualitas Meningkatnya pelayanan publik bagi
pelayanan publik dengan pelayanan publik yang masyarakat Batang
tata kelola pemerintahan efektif, transparan dan
berbasis Smart City yang partisipatif
didukung pengembangan Meningkatkan tata kelola Meningkatnya Kapasitas dan
kerjasama pemerintahan yang baik Akuntabilitas Kinerja Birokrasi
(good governance) dan
menerapkan prinsip-prinsip
reformasi birokrasi
Meningkatkan perencanaan Meningkatnya konsisitensi antara
yang aspiratif dan sinergitas dokumen perencanaan,
dan kerjasama penganggaran dan pelaksanaan
pembangunan daerah Meningkatnya sinergitas dan
kerjasama antar daerah (KAD)

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-38
Strategis Daerah
No Misi Tujuan Sasaran
2 Meningkatkan kualitas Meningkatkan 1) Meningkatnya pelayanan
pembangunan sumber daya pembangunan manusia kesehatan yang paripurna secara
manusia seutuhnya melalui Batang seutuhnya holistik
optimalisasi gerakan 2) Meningkatnya pelayanan
pemberdayaan masyarakat aksesibilitas dan kualitas serta
di berbagai bidang secara daya saing pendidikan bagi
terpadu seluruh penduduk Batang
Meningkatkan 1) Meningkatnya keberdayaan
pemberdayaan masyarakat masyarakat, kualitas hidup
dan pembangunan perempuan dan pemenuhan hak
berkeadilan gender serta anak
pengendalian penduduk 2) Terwujudnya pengendalian
penduduk dan administrasi
kependudukan yang menyeluruh
Meningkatkan kemampuan 1) Meningkatnya kecakapan dan
pemuda berwirausaha kemandirian pemuda dalam
dalam mengelola potensi berwirausaha
lokal serta pengembangan 2) Meningkatnya akses permodalan,
industri kreatif kualitas dan daya saing koperasi
serta UMKM
3 Meningkatkan Membuka peluang investasi Meningkatnya jumlah nilai investasi
pengembangan dengan mempromosikan dan lapangan kerja baru bagi
perekonomian daerah ketersediaan lahan, energi masyarakat Batang
secara berkelanjutan dan tenaga kerja untuk
didukung infrastruktur dan industri dan manufaktur
kawasan berkualitas yang Meningkatkan pemerataan 1) Meningkatnya kualitas dan
ramah lingkungan dengan dan kualitas pembangunan aksesibilitas jalan antar wilayah
tetap menerapkan prinsip- infrastruktur yang 2) Meningkatnya pengelolaan ruang
prinsip pembangunan berwawasan lingkungan terbuka hijau, penyediaan air
berkelanjutan dengan tetap menerapkan baku dan penanggulangan
prinsip-prinsip masalah rob dan abrasi dengan
pembangunan berkelanjutan tetap menerapkan prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan
3) Meningkatnya kualitas dan
kuantitas pembangunan irigasi
Mengembangkan dan Meningkatnya produktifitas pangan
mengintegrasikan agro dan pertanian serta kawasan
bisnis dan agro wisata serta perdagangan
pengembangan kawasan
perdagangan di wilayah
Batang
Pengembangan dan Berkembangnya objek pariwisata
revitalisasi pariwisata dan unggulan dan destinasi wisata baru
kawasan pesisir serta kawasan pesisir
mendorong produktifitas Meningkatnya produksi perikanan,
perikanan dan kelautan baik tangkap maupun budidaya yang
yang lestari lestari
4 Meningkatkan keamanan, Membangkitkan kembali Terciptanya keamanan lingkungan
ketentraman dan kerukunan sistem keamanan dan early warning sistem
(kondusifitas daerah) bagi lingkungan yang terintegrasi penanggulangan kriminalitas
pelaksanaan pembangunan dalam bentuk sistem
didukung dengan peringatan dini dan
pengamalan ajaran pengalaman nilai agama
keagamaan dan nilai-nilai dan budaya
budaya luhur Meningkatkan ajaran Meningkatnya integrasi nilai-nilai
keagamaan dan nilai-nilai budaya dan agama dalam
budaya luhur serta pengembangan karakter masyarakat
penanggulangan masalah
sosial yang terpadu dan
menyeluruh
Sumber: RPJMD Kabupaten Batang Tahun 2017-2022

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-39
Strategis Daerah
4.2.8. Isu-Isu Strategis Kota Pekalongan
Berangkat dari analisis lingkungan strategis dan berbagai permasalahan
pembangunan yang dihadapi, tantangan dan potensi pembangunan yang dapat
dikembangkan, maka dirumuskan isu strategis pembangunan daerah Kota Pekalongan
melalui berbagai pertimbangan diantaranya memiliki pengaruh yang besar terhadap
pencapaian sasaran pembangunan nasional, merupakan tugas dan tanggung jawab
Pemerintah Daerah, luasnya dampak yang ditimbulkan terhadap daerah dan masyarakat,
memiliki daya ungkit terhadap pembangunan daerah, dan kemudahan untuk dikelola.
Adapun isu strategis tersebut adalah sebagai berikut:
4.2.8.1. Peningkatan Akses Layanan Dasar Masyarakat
Peningkatan Akses Layanan Dasar Masyarakat akan mencakup: pendidikan,
kesehatan, pemberdayaan masyarakat, serta Penanggulangan Kemiskinan,
Permasalahan Sosial dan Pengangguran.
Pendidikan sebagai modal pembangunan jangka panjang bagi pembangunan suatu
daerah. Tingkat pendidikan yang belum sesuai dengan kebijakan pemerintah pusat, yakni
9 (sembilan) tahun, tercermin dari lamanya rata-rata anak sekolah di Kota Pekalongan
yakni 8,29 tahun (2017).
Isu Strategis berkaitan dengan Pendidikan dan Kebudayaan sesuai dengan analisis
permasalahan baik dari aspek geografi-demografi, kesejahteraan masyarakat, pelayanan
umum dan daya saing antara lain :
1). Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan disertai dengan
upaya penurunan biaya pendidikan yang harus ditanggung oleh masyarakat.
2). Mendorong tumbuhnya kerajinan dan seni rakyat.
3). Penyediaan tempat dan waktu pementasan kesenian secara berkala.
4). Meningkatkan kegiatan kepemudaan dan keolahragaan.
5). Penyediaan tempat dan waktu kegiatan kepemudaan dan keolahragaan secara
berkala.
6). Optimalisasi akses penyelenggaraan pendidikan.
7). Peningkatan kualitas Ruang Kelas Baru dan Sarpras Pendidikan lainnya, seperti
Perpustakaan, Laboratorium, dan lain-lain sesuai dengan proporsi jumah murid
pada wilayah-wilayah kecamatan dan kelurahan yang masih rendah angka
partisipasi sekolahnya.
8). Peningkatan peran Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Lembaga Masyarakat
untuk menambah ketersediaan sekolah, khususnya SMP/MTs sederajat dan
SMA/SMK/MA sederajat.
9). Mendorong kesadaran dan keinginan masyarakat untuk mengakses layanan
pendidikan, khususnya pendidikan menengah melalui pemberian beasiswa.
10). Mendorong peningkatan jumlah Satuan Pendidikan PAUD, baik yang
diselenggarakan oleh Pemerintah maupun oleh Masyarakat.
11). Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya peran PAUD dalam masa
tumbuh dan kembangnya anak.
12). Peningkatan kualifikasi pendidikan guru, khususnya pada jenjang pendidikan SD/MI
13). Memperkuat pola pikir dan perilaku masyarakat dengan memfokuskan pada upaya
membangun kerajinan dan kesenian rakyat sejalan dengan penetapan Kota
Pekalongan sebagai Kota Kreatif UNESCO.
14). Meningkatkan sarana prasarana dan lembaga pendukung yang akan mendorong
tumbuhnya kerajinan dan kesenian rakyat berbasis batik.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-40
Strategis Daerah
15). Mendorong pertumbuhan jenjang pendidikan tinggi dengan memberikan fasilitasi
kepada masyarakat (khususnya dari keluarga kurang mampu) untuk dapat
mengakses ke jenjang pendidikan tinggi.
Sedangkan Isu Strategis berkaitan dengan Kesehatan sesuai dengan analisis
permasalahan baik dari aspek geografi-demografi, kesejahteraan masyarakat, pelayanan
umum dan daya saing antara lain :
1). Menurunkan angka kesakitan pada bayi, balita, dan ibu baik bersifat promotif,
preventif dan kuratif, baik dilakukan oleh petugas kesehatan maupun oleh
masyarakat.
2). Peningkatan akses penduduk miskin terhadap layanan kesehatan melalui stimulasi
dana Jaminan Kesehatan bersumber dari APBD (JAMKESDA).
3). Peningkatan berbagai upaya untuk menurunkan jumlah penderita Penyakit Menular
baik bersifat Promotif, Preventif maupun Kuratif.
Isu Strategis berkaitan dengan Penanggulangan Kemiskinan, Permasalahan Sosial
dan Pengangguran sesuai dengan analisis permasalahan baik dari aspek geografi-
demografi, kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum dan daya saing antara lain :
1). Pengendalian laju pertumbuhan penduduk untuk meningkatkan pemerataan hasil-
hasil pembangunan.
2). Mendorong pemerataan pertumbuhan wilayah untuk menciptakan pemerataan
kepadatan penduduk serta sekaligus membuka lapangan kerja baru.
3). Peningkatan kualitas tenaga kerja berpendidikan dan berkompetensi tinggi untuk
memasuki pasar tenaga kerja yang terus meningkat.
4). Pengurangan beban biaya hidup masyarakat miskin.
5). Kebijakan dan program yang pro job disertai dengan penyiapan calon tenaga kerja
oleh Lembaga Pendidikan dan Pelatihan yang siap memasuki pasar kerja.
6). Peningkatan kesadaran masyarakat untuk melanjutkan pendidikan disertai dengan
upaya link and match antara pendidikan dengan lapangan pekerjaan, sehingga
masyarakat memahami pentingnya pendidikan.
7). Peningkatan kesadaran menabung sebagai penambahan modal pembangunan
yang berkelanjutan.
8). Peningkatan kualitas dan kompetensi calon tenaga kerja.
9). Menekan penyebaran NARKOBA melalui kerja sama dengan aparat penegah
hukum, peningkatan partisipasi aktif masyarakat, serta perluasan wadah kegiatan
kreatif pemuda.
10). Peningkatan angka ketercukupan pangan melalui peningkatan sarana produksi
pertanian, pemenuhan kebutuhan irigasi sesuai dengan kewenangan urusan
pemerintahan yang dimiliki, pengendalian pemanfaatan ruang, serta diversifikasi
pangan.
11). Mendorong kebijakan pro job baik melalui penciptaan iklim investasi, peningkatan
kualitas dan kompetensi tenaga kerja (khususnya menghadapi Masyarakat Ekonomi
ASEAN), serta peningkatan link and match antara pendidikan dengan trend
kebutuhan lapangan pekerjaan.
Isu Strategis berkaitan dengan Pemberdayaan Masyarakat dan Ketahanan
Keluarga sesuai dengan analisis permasalahan baik dari aspek geografi-demografi,
kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum dan daya saing antara lain :
1). Peningkatan kualitas pendidikan budi pekerti serta peningkatan peran masyarakat
dalam mencegah terjadinya tindak kriminal dengan berbagai pendekatan (ekonomi,
budaya, agama, ataupun teknologi informasi).

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-41
Strategis Daerah
2). Arah Kebijakan pembangunan yang lebih pro terhadap keadilan dan kesetaraan
gender.
3). Peningkatan peran dan perluasan kesempatan kepada perempuan untuk
berpartisipasi dalam lembaga politik dan pemerintahan.
Upaya Pemerintah Kota Pekalongan untuk menanggulangi permasalahan
kemiskinan selama hampir 10 tahun terakhir yang diimplementasikan dalam bentuk
program-program pemberdayaan masyarakat telah menunjukkan hasil positif. Selama
lima tahun terakhir, angka kemiskinan terus mengalami penurunan. Setidaknya terdapat 5
hal penting yang telah dilakukan, yaitu mendorong anak dari keluarga miskin bersekolah,
mendorong agar warga miskin terlayani kebutuhan kesehatannya, memberikan fasilitas
agar masyarakat miskin dapat melakukan kegiatan ekonomi, meningkatkan kapasitas dan
kemampuan kelembagaan yang ada di masyarakat, dan meningkatkan kualitas
infrastruktur. Kelima hal ini dilakukan dengan melibatkan masyarakat melalui
kelembagaan yang ada untuk berperan aktif mengidentifikasi permasalahan yang muncul
dan merumuskan solusi pemecahannya.
Dengan melihat keberhasilan dari implementasi program tersebut, khususnya
terhadap penurunan angka kemiskinan, serta masih dimungkinkannya penurunan angka
kemiskinan tersebut, maka program penanggulangan kemiskinan dengan berbasis
masyarakat akan menjadi program yang cukup strategis untuk diimplementasikan dalam
kurun waktu 5 tahun yang akan datang.
Namun demikian, sejalan dengan semakin diakuinya keunggulan komparative Kota
Pekalongan, maka program-program penanggulangan kemiskinan yang berbasis
masyarakat harus diarahkan agar sejalan dengan upaya untuk terus membangkitkan
potensi unggulan Kota Pekalongan tersebut. Langkah ini secara langsung ataupun tidak
langsung juga akan memberikan dampak positif terhadap pengurangan angka
pengangguran.
4.2.8.2. Tata Kelola Daerah yang Transparan, Akuntable, Efektif dan Efisien
Pemerintah dan Masyarakat Kota Pekalongan sekarang ini menghadapi satu
agenda besar yang sama, khususnya untuk waktu lima tahun yang akan datang. Agenda
besar tersebut terkait dengan, Pertama, posisi daya saing dan kemajuan yang telah
dicapai selama ini. Beberapa hal yang kemudian harus terus diperkuat adalah penguatan
regulasi dan kebijakan yang selama ini sudah menunjukkan keberpihakan pada publik.
Kedua adalah terkait dengan upaya efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas
pengelolaan pemerintahan. Dalam lima tahun terakhir, Pemerintah Kota Pekalongan telah
melakukan perubahan-perubahan yang sangat mendasar terkait dengan birokrasi dan
tata kelola pelayanan publik, seperti penghapusan UPTD, penghapusan jabatan struktural
kepala TU Sekolah dan menempatkan pejabatnya di Kelurahan untuk mem-back up
kinerja Kelurahan sebagai ujung tombak pemerintahan, pembangunan BLUD-Puskesmas
dalam satu holding di tingkat Kota, sampai dengan penggabungan kelurahan. Inti dari
upaya-upaya yang telah dilakukan tersebut adalah efisiensi sumber daya dalam rangka
untuk memberikan porsi yang lebih banyak untuk belanja publik.
Penataan birokrasi tidak hanya berhenti pada efisiensi, namun juga dilanjutkan
dengan pencapaian efektivitas dan akuntabilitas. Untuk mewujudkan hal ini, Pemerintah
Kota Pekalongan mengambil langkah penerapan kemajuan Teknologi Informasi dalam
pengelolaan birokrasi. Pada akhir tahun 2014, Kota Pekalongan telah mencanangkan
untuk mewujudkan Smart City.
Dalam tatanan birokrasi, langkah ini telah diaplikasikan dalam bentuk pembangunan
aplikasi-aplikasi pelayanan, aplikasi administrasi surat-menyurat, aplikasi penatausahaan
keuangan, aplikasi perencanaan pembangunan, dan aplikasi-aplikasi lain di PD. Isu ini

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-42
Strategis Daerah
semakin menguat pada waktu yang akan datang karena tuntutan kecepatan, transparansi
dan akuntabilitas dalam pelayanan.
Dengan melihat gambaran di atas, maka para pengambil kebijakan perlu secara
konsisten mengawal model reformasi birokrasi dan tata kelola yang telah diterapkan
selama ini dengan maksud agar dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada
masyarakat. Hal ini diharapkan akan memberikan dampak pada kesiapan masyarakat
untuk menghadapi tantangan ke depan berupa isu global dengan mengandalkan potensi
keunggulan lokal.
4.2.8.3. Pembangunan Ekonomi Kreatif Berbasis Potensi Unggulan Daerah
Salah satu indikasi menggeliatnya perkembangan industri kreatif di Kota
Pekalongan adalah dengan ditetapkannya Kota Pekalongan sebagai kota kreatif dunia
oleh UNESCO pada tanggal 1 Desember 2014 untuk kategori kerajinan dan kesenian
rakyat (Craft and Folk Art). Kota Pekalongan menjadi kota pertama di Asia Tenggara yang
terdaftar sebagai anggota Jejaring Kota Kreatif UNESCO. Pengakuan UNESCO ini akan
berdampak sangat baik bagi perkembangan investasi Kota Pekalongan, karena city
image Kota Pekalongan akan terangkat pada level internasional. Dengan demikian iklim
investasi dan pariwisata Kota Pekalongan akan sangat menjanjikan bagi calon investor.
Namun harus diakui bahwa karakter dan kontribusi nyata sektor ekonomi kreatif
belum secara optimal diberdayakan. Untuk itu, ke depan keterlibatan pemerintah Kota
Pekalongan, baik secara finansial melalui anggaran, maupun secara peran fasilitator dan
kontributor pendukung harus lebih ditingkatkan. Dukungan Pemerintah Kota Pekalongan
dalam pengembangan ekonomi kreatif diantaranya dapat melalui pembangunan pusat
kreatif (creative center), pengembangan kawasan kreatif, pemberian penghargaan di
bidang kreatif dan inovasi, dukungan riset & pengembangan bagi produk lokal Kota
Pekalongan yang memiliki kreasi unik, dan lain sebagainya.
Industri batik dan turunannya seperti ATBM, konfeksi, dan beberapa kerajinan
berbasis batik telah menjadi sumber pendapatan sebagian besar warga Kota Pekalongan.
Pertumbuhan industri Kota Pekalongan tahun 2016 sebesar 2,29% tetap menjadi
tumpuan perekonomian Kota Pekalongan selain perdagangan dan jasa. Industri batik
merupakan industri dengan karakteristik rumah tangga. Alur produksinya bergerak dari
rumah ke rumah. Dalam struktur semacam ini, pada dasarnya arus perputaran modal dan
pendapatan sangat dimungkinkan untuk dapat diakses oleh semua orang, termasuk para
pekerja yang notabene sekarang ini tetap memiliki kesenjangan dalam hal pendapatan.
Dalam waktu sepuluh tahun terakhir Pemerintah Kota Pekalongan pada dasarnya
telah membangun sistem peningkatan kapasitas masyarakat dan juga keluarga dengan
berbagai strategi kebijakan dan program. Dalam praktiknya, banyak pihak yang terlibat
secara langsung dalam proses peningkatan kapasitas masyarakat tersebut, mulai dari
PD, kelembagaan masyarakat sampai dengan mendorong keterlibatan swasta dan juga
perbankan.
Dengan modal pondasi yang telah dibangun tersebut, maka hal-hal yang perlu
dilakukan dalam waktu lima tahun ke depan adalah menguatkan sinergitas berbagai
program pemberdayaan masyarakat dengan lebih memfokuskan pada usaha-usaha yang
terkait secara langsung ataupun tidak langsung dengan aktivitas industri batik. Bentuk-
bentuk pelatihan produksi, diversifikasi bahan baku produksi, peningkatan inovasi dan
kreativitas produk, teknik pengemasan dan penjualan produk disertai dengan kebijakan
skema permodalan yang memadai akan sangat dibutuhkan. Hal ini dilakukan dalam
rangka mendorong peningkatan kualitas dan daya saing produk sebagai upaya antisipasi
semakin tumbuhnya daerah-daerah penghasil batik di Indonesia. Disamping itu, dalam
rangka menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN sejak tahun 2016, maka produk-produk
dengan standar internasional harus mulai dipersiapkan. Kemampuan untuk menangkap

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-43
Strategis Daerah
peluang ini secara langsung ataupun tidak langsung akan berdampak positif terhadap
struktur sosial terkecil di masyarakat yaitu keluarga.
Dalam kondisi perekonomian Kota Pekalongan yang akan memasuki pasar global
secara masif yang ditandai dengan berbagai pengakuan dari lembaga internasional serta
berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN, maka perlu dilakukan beberapa pembenahan,
khususnya dalam hal menyikapi isu pemanasan global dan perubahan iklim. Pemerintah
Kota Pekalongan bersama-sama dengan masyarakat harus melakukan perubahan
mendasar terkait dengan proses produksi yang ramah terhadap lingkungan. Hal ini perlu
dilakukan mengingat branding Kota yang sudah masuk di jejaring internasional serta
adanya kecenderungan konsumen internasional yang mengarah pada produk-produk
kerajinan tangan (hand made).
Selain itu, sektor pariwisata terkait dengan ekonomi kreatif juga mulai tumbuh di
Kota Pekalongan. Munculnya kawasan wisata belanja di sentra perdagangan seperti
Setono dan Gamer, kawasan wisata Kampoeng Batik Kauman dan Kampoeng Wisata
Batik Pesindon telah menjadikan ikon batik di Kota Pekalongan semakin diakui oleh
dunia. Tumbuhnya hotel berbintang dan home stay di kawasan kampung batik juga
menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke Pekalongan. Potensi creative tourism ini
patut untuk diperhatikan secara serius oleh Pemerintah Kota Pekalongan demi
terwujudnya cita-cita Kota Pekalongan sebagai kota jasa yang tangguh.
Isu Strategis berkaitan dengan Ekonomi Kreatif, Iklim Usaha, dan Pariwisata sesuai
dengan analisis permasalahan baik dari aspek geografi-demografi, kesejahteraan
masyarakat, pelayanan umum dan daya saing antara lain:
1). Peningkatan iklim investasi yang diikuti dengan fasilitas pendukung pelayanan
perkotaan lainnya.
2). Peningkatan akses sumber daya ekonomi untuk meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan.
3). Perluasan lapangan pekerjaan melalui peningkatan investasi dan kemudahan
proses perijinan usaha.
4). Peningkatan jumlah wirausaha baru.
5). Mendorong dihidupkannya kembali Koperasi sebagai Soko Guru Perekonomian
Indonesia di Kota Pekalongan.
6). Peningkatan kesiapan potensi dan kebijakan yang pro terhadap masuknya investasi
di Kota Pekalongan.
7). Peningkatan promosi.
8). Membuka kerja sama dengan Kabupaten sekitar untuk peningkatan investasi.
9). Mendorong masyarakat untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat ekonomi
produktif sesuai dengan arah pembangunan Kota Pekalongan.
10). Peningkatan infrastruktur kepariwisataan sebagai penunjang peningkatan jumlah
hotel berbintang.
11). Mencari terobosan baru dalam perijinan untuk lebih menggairahkan iklim investasi
di Kota Pekalongan.
Peraturan Daerah Kota Pekalongan nomor 17 tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Kota Pekalongan nomor 1 Tahun 2011 tentang Organisasi Dan Tata
Kerja Perangkat Daerah Kota Pekalongan menunjukkan komitmen yang tinggi
Pemerintah Kota Pekalongan dalam bidang riset, teknologi dan inovasi yang tercermin
dengan dibentuknya PD baru eselon III dengan nama Kantor Riset Teknologi dan Inovasi
atau disingkat Ristekin.
Langkah ini merupakan lompatan terobosan Kota Pekalongan karena teknologi
informasi dewasa ini menjadi hal yang sangat penting untuk mendukung kegiatan

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-44
Strategis Daerah
organisasi. Penerapan teknologi informasi pada organisasi pemerintah secara umum
bertujuan untuk memecahkan masalah,membuka kreativitas, dan meningkatkan
efektivitas dan efesiensi dalam melakukan pekerjaan.
Instruksi Presiden RI Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan e-Government menjelaskan bahwa e-gov merupakan proses
transformasi dimana pemerintah mengoptimalkan pemanfaatan kemajuan teknologi
informasi untuk mengeliminasi sekat-sekat birokrasi organisasi, serta membentuk jaringan
sistem manajemen dan proses kerja yang memungkinkan instansi pemerintah bekerja
secara terpadu untuk menyederhanakan akses dan transparansi ke semua informasi dan
layanan publik yang harus disediakan oleh pemerintah. Seluruh lembaga negara,
masyarakat, dunia usaha, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya dapat setiap saat
memanfaatkan informasi dan layanan pemerintah secara optimal melalui e-government.
Penggunaan teknologi informasi juga akan berdampak kepada kualitas pelayanan
yang akan dirasakan langsung oleh masyarakat. Manfaat juga dirasakan oleh birokrasi
terutama dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik. Penggunaan berbagai Sistem
Informasi Manajemen (SIM) berbasis FOSS telah mampu meningkatkan efisiensi dan
efektifitas pekerjaan dalam birokrasi, diantaranya dalam proses perencanaan (e-
planning), penganggaran, pelaporan, paperless office, dan sebagainya. Hal ini sejalan
dengan upaya mewujudkan Kota Pekalongan sebagai smart city. Namun demikian masih
diperlukan upaya-upaya untuk melakukan desiminasi penerapan teknologi informasi
dalam pelayanan publik.
Disisi lain, kegiatan riset telah banyak dilakukan di Kota Pekalongan. Dibangunnya
Kantor Ristekin diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap pengembangan
penelitian. Sesuai dengan surat edaran Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia nomor
070/7004/SJ tanggal 1 Desember 2014, bahwa ke depan proses perencanaan harus
berpijak pada hasil penelitian dan pengembangan (litbang).
Kegiatan riset juga harus diarahkan untuk mengurangi ketergantungan bahan baku
dan bahan penolong batik dengan diversifikasi bahan penolong, memanfaatkan potensi
batik untuk menangkap peluang pasar dunia yang mengarah pada produk hand made;
serta mendorong penciptaan produk unggulan batik yang berdaya saing.
Isu Strategis berkaitan dengan Pengembangan Riset, Teknologi dan Inovasi sesuai
dengan analisis permasalahan baik dari aspek geografi-demografi, kesejahteraan
masyarakat, pelayanan umum dan daya saing antara lain :
1). Penguatan regulasi yang pro investasi didukung dengan percepatan proses
perijinan berbasis Teknologi Informasi, penguatan kelembagaan SIDA, serta
kecepatan penyediaan data dan informasi.
2). Penguatan dan perluasan kerja sama litbangyasa serta perluasan keterlibatan
lembaga pendidikan dalam pengembangan inovasi pembangunan.
4.2.8.4. Peningkatan Infrastruktur Dan Daya Dukung Lingkungan
Keunggulan batik Pekalongan telah menjadi salah satu materi dalam penetapan
sebagai salah satu Jejaring Kota Kreatif Dunia oleh UNESCO. Pada dasarnya, penetapan
ini akan meningkatkan volume kunjungan wisatawan manca negara ataupun wisatawan
dalam negeri ke Kota Pekalongan. Disamping itu, volume perdagangan dan jasa juga
akan terkena dampak positif dari penetapan tersebut.
Dengan melihat kondisi ini, berbagai upaya harus dilakukan, termasuk di dalamnya
pembangunan dan pengembangan infrastruktur yang akan mampu mendukung dan
menguatkan posisi Kota Pekalongan. Beberapa hal yang harus diperkuat, baik dalam
aspek kebijakan ataupun dalam hal implementasi adalah regulasi tentang penataan
ruang, pengaturan dan pemenuhan kebutuhan jasa transportasi untuk manusia dan
barang yang meliputi pengaturan rute, moda transportasi, interkoneksi, penyedian sarana
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-45
Strategis Daerah
dan prasarana transportasi umum yang layak dan nyaman, serta kemudahan akses jalan
dari dan menuju ke sentra-sentra industri batik. Disamping itu, infrastruktur perdagangan
seperti halnya pasar kerajinan batik juga tidak kalah penting untuk dipenuhi.
Infrastruktur perdagangan dalam era globalisasi yang sangat erat keterkaitannya
dengan kemajuan teknologi informasi juga telah disikapi oleh Pemerintah Kota
Pekalongan dengan menanam pondasi berupa pembangunan infrastruktur jaringan
internet maupun intranet. Dalam skala yang lebih besar, Kota Pekalongan telah
mencanangkan sebagai Smart City. Penguatan dalam pemanfaatan kemajuan teknologi
jaringan ini setidaknya diarahkan pada dua hal besar yaitu Government to Government (G
to G) dan Government to Bussiness (G to B). Jaringan G to G diarahkan pada penguatan
kapasitas birokrasi pemerintahan di semua level dan sektor. Harapannya akan mampu
berkinerja efektive dan efisien, sehingga akan semakin optimal dalam pengalokasian
sumber-sumber daya pembangunan guna mempercepat peningkatan kesejahteraan
rakyat. Jaringan G to B diarahkan untuk meningkatkan kecepatan pelayanan dan
menurunkan biaya pelayanan, khususnya perijinan usaha.
Posisi Kota Pekalongan yang dilalui lalu lintas perekonomian di Pantura Jawa di
satu sisi memberikan keuntungan namun di sisi lain juga kurang mendukung kenyamanan
mobiliitas. Kemacetan arus lalu lintas semakin tinggi intensitasnya. Ditambah lagi adanya
jalur rel ganda dengan tiga perlintasan sebidang. Oleh karena itu, rencana pembangunan
Jalur Lingkar Utara sudah harus segera direalisasikan.
Selain itu, meskipun berada di jalur strategis lalu lintas perekonomian di Pantura
Jawa, namun jarak tempuh dari pintu masuk utama wisatawan manca negara, yaitu
Jakarta dan Semarang, relatif jauh dan lama. Kondisi ini cukup mempengaruhi minimnya
kunjungan wisatawan manca negara ke Kota Pekalongan.
Kebutuhan infrastruktur lain yang tidak kalah pentingnya adalah infrastruktur
pendidikan. Upaya pelestarian batik dari generasi ke generasi harus dilakukan,
diantaranya melalui pendidikan. Disamping hal ini sudah diakui oleh UNESCO
sebagaimana telah diberikan penghargaan Best Practices pelestarian batik melalui
kerjasama Museum Batik dengan sekolah-sekolah, Kota Pekalongan juga sudah
menerapkan Kurikulum Muatan Lokal Batik dari jenjang pendidikan pra sekolah (TK)
hingga pendidikan menengah (SMA/SMK). Selain itu, pada jenjang pendidikan tinggi,
terdapat dua perguruan tinggi yang telah menggeluti batik. Kondisi ini harus terus
didukung dengan upaya-upaya riil dalam hal pemenuhan kebutuhan infrastruktur
pendukungnya.
Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui industri batik juga
harus disertai dengan penguatan daya dukung lingkungan sehingga semakin kondusif
dan nyaman untuk kegiatan ekonomi masyarakatnya. Terkait hal ini, Kota Pekalongan
memiliki pekerjaan rumah yang sangat besar, yaitu berupa penanganan limbah dan
penanggulangan bencana air laut pasang (rob). Beberapa wilayah yang menjadi sentra
industri batik menjadi titik-titik kumuh yang tidak nyaman untuk aktivitas masyarakat di
dalamnya sebagai akibat besarnya volume limbah yang belum terolah dan juga akibat
genangan rob dengan waktu genangan yang semakin lama.
Isu Strategis berkaitan dengan infrastruktur sesuai dengan analisis permasalahan
baik dari aspek geografi-demografi, kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum dan
daya saing antara lain :
1). Meningkatkan kualitas infrastruktur drainase dan infrastruktur dasar permukiman
lainnya sesuai dengan kondisi topografi disertai dengan upaya mendorong
kesadaran masyarakat agar berperan aktif menjaga kualitas lingkungan
permukiman.
2). Operasional dan pemeliharaan tanggul, baik untuk operasional pompa ataupun
pemeliharaan tanggul itu sendiri.
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-46
Strategis Daerah
3). Pembangunan kembali saluran – saluran drainase yang akan terkoneksi dengan
longstorage sebelah selatan tanggul.
4). Perencanaan penggunaan lahan di sebelah selatan tanggul yang kemungkinan
akan menjadi kering dan dapat diperuntukkan bagi pembangunan permukiman
ataupun pertanian
5). Penataan kawasan di sebelah utara tanggul, baik untuk drainase dan irigasi tambak
ataupun untuk konservasi guna mencegah berkurangnya luas wilayah sebagai
akibat hilangnya daratan karena tingginya air laut
6). Penanganan kawasan di sisi timur Jl. Kunti Utara ataupun sebelah selatan Jl.
Samudra. Kawasan ini dapat terancam oleh limpasan air rob karena masih
rendahnya Jl. Kunti Utara ataupun parapet pantai di sisi utara sepanjang Jl.
Samudra
7). Memperkuat upaya keterlibatan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi sesuai
dengan kewenangannya untuk memenuhi kebutuhan irigasi.
8). Peningkatan kerja sama pengelolaan air bersih regional untuk percepatan
pencapaian 100 % akses air bersih bagi penduduk Kota Pekalongan.
9). Pengendalian pemanfaatan ruang untuk mendukung ketahanan pangan lokal dan
nasional dengan tetap mendorong pemenuhan standar pelayanan minimal
perkotaan.
10). Membangun kesiagaan bencana baik Pemerintah ataupun Masyarakat untuk
meminimalisir dampak kerugian akibat bencana.
11). Membangun infrastruktur penanggulangan dan pencegahan dampak akibat
bencana.
12). Peningkatan jumlah dan kualitas infrastruktur dalam rangka memenuhi standar
pelayanan minimal perkotaan, penangangan bencana banjir dan rob, serta
pencapaian target 100-0-100.
13). Pugar Rumah Tidak Layak Huni disertai dengan pemenuhan infrastruktur dasar
permukiman secara memadai.
14). Penegakan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah.
15). Peningkatan kualitas layanan dan keselamatan sarana dan prasarana
perhubungan.
16). Penataan Kawasan Jetayu, Kawasan Kali Loji, Kawasan Pasar Buah Pati Unus,
Kawasan Kampung Pecinan, Kawasan Kampung Arab, Kawasan Sorogenen,
Rencana pembangunan Jalan Lingkar, rencana pembangunan jalan interchance
Jalan Tol, Pengembangan Teknopark Perikanan, Pengembangan Teknopolitan
Batik, dan lain-lain, sehingga masyarakat merespon dengan menginvestasikan
modalnya sesuai dengan arah pengembangan Kota tersebut.
17). Perlunya penyediaan angkutan publik yang memadai dengan disertai kebijakan
yang mengarah pada pengurangan jumlah kendaraan pribadi di jalan raya.
18). Perlunya penambahan ruas jalan untuk menambah kapasitas jalan sekaligus
mengurangi kepadatan. Implementasinya : Pembangunan Jalan Lingkar Petanglong
untuk mengurangi kepadatan lalu lintas regional di jalur dalam kota.
19). Perlunya rekayasa jalur trayek angkutan, sehingga memaksa secara tidak langsung,
baik kendaraan umum ataupun penumpang untuk masuk ke dalam terminal.
20). Peningkatan kualitas pelayanan angkutan yang terhubung dari stasiun ke berbagai
titik tujuan dalam kota.
21). Perlunya pencermatan segmen penumpang untuk mendorong majunya
ketersediaan angkutan umum, baik oleh Pemerintah Kota Pekalongan ataupun oleh
swasta.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-47
Strategis Daerah
22). Mendorong terwujudnya pengelolaan air bersih oleh Perusahaan Daerah Provinsi
Jawa Tengah sebagai tindak lanjut kewenangan penyelenggaraan layanan umum
lintas Kabupaten / Kota.
23). Mendorong riset penemuan sumber air bersih terbarukan untuk mengurangi
ketergantungan dengan air baku dari Kabupaten Pekalongan dan Batang.
Isu lingkungan menempati posisi strategis dalam konteks pembangunan
berkelanjutan yang berprinsip untuk memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan
pemenuhan kebutuhan generasi masa depan (Brundtland Report dari PBB, 1987). Faktor
penting untuk mencapai berkelanjutan adalah pembangunan dengan tetap
memperhitungkan faktor lingkungan. Penanganan yang tepat terhadap permasalahan
lingkungan yang muncul sebagai dampak dari pembangunan menjadi tugas pemerintah
dan juga masyarakat dan swasta melalui sinergi bersama guna peningkatan kualitas
lingkungan, pencegahan pencemaran dan peningkatan daya dukung lingkungan.
Permasalahan lingkungan hidup di kota pekalongan yang memiliki dampak cukup
luas terhadap kehidupan masyarakat antara lain berkaitan dengan persampahan dan
pencemaran lingkungan khususnya sungai sebagai akibat aktifitas industri yang belum
memiliki sarana IPAL. Penyediaan air bersih khususnya pada kawasan kawasan yang
berada pada titik-titik pencemaran seperti di wilayah sekitar sungai dan kawasan industri
kerajinan berbasis tekstil, serta permasalahan intrusi air laut dan genangan banjir dan rob
di kawasan pesisir.
Permasalahan persampahan selain terkait dengan pengolahan pada sisi hulu
(sumber sampah) juga yang paling pokok adalah pengolahan pada sisi hilir (Tempat
Pemrosesan Akhir Sampah). Kondisi TPA yang sekarang ini berada di Kelurahan Degayu
mengalami penurunan kapasitas daya tampung. Beberapa alternatif pemecahan perlu
dimunculkan baik dalam kerangka perluasan, penggantian lokasi baru ataupun penerapan
teknologi yang mampu memproses sampah secara optimal.
Pencemaran lingkungan akibat limbah industri kerajinan batik menempati isu yang
cukup penting yang harus diselesaikan. Selain akan mempengaruhi image pasar
terhadap produksi batik sehingga bisa memberikan ancaman dalam pemasaran, juga
secara langsung kondisi semacam ini sangat dirasakan pengaruhnya terhadap kesehatan
masyarakat. Kondisi ini antara lain disebabkan oleh sulitnya mencari lahan untuk
pembangunan instalasi pengolah limbah batik dan juga belum disadarinya dampak
pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh aktifitas industri batik.
Pencemaran sungai di Kota Pekalongan juga tidak terlepas dari aktifitas industri
yang ada di sisi hulu dalam hal ini di wilayah Kabupaten Pekalongan. Oleh karena itu
kekuatan kerjasama dan koordinasi yang meliputi berbagai pihak termasuk juga
pemerintah provinsi Jawa Tengah perlu untuk ditingkatkan. Tujuannya agar masing
masing pemilik otoritas mampu mengendalikan dampak aktifitas industri yang berpotensi
bagi pencemaran lingkungan khususnya sungai.
Kota Pekalongan berada di kawasan pesisir pantai dengan ketinggian yang hanya 1
sampai 6 meter di atas permukaan air laut. Di beberapa kawasan khususnya di
kecamatan pekalongan utara bahkan mengalami genangan rob dan juga intrusi air laut.
Kondisi semacam ini sangat berdampak pada menurunnya kualitas lingkungan yang pada
akhirnya berakibat juga pada akses layanan dasar seperti penyediaan air bersih dan
sanitasi. Sampai dengan tahun 2014 akses layanan air bersih dan sanitasi masing-
masing baru mencapai 76,14% dan 90,57%.
Kondisi-kondisi di atas tidak terlepas dari dampak penurunan daya dukung
lingkungan akibat perubahan iklim. Oleh karena itu, untuk mencapai visi RPJP Kota
Pekalongan 2005-2024 “Pekalongan Kota Batik Yang Maju, Mandiri, Dan Sejahtera” serta
dengan mempertimbangkan permasalahan baik dari aspek geografi-demografi,

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-48
Strategis Daerah
kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum dan daya saing, maka beberapa hal yang
perlu dilakukan adalah :
1). Mendorong kerjasama dengan daerah sekitar dalam rangka pembangunan TPA
regional.
2). Optimalisasi dan implementasi pelaksanaan Perda Lingkungan Hidup.
3). Mendorong keberpihakan pengambil kebijakan untuk perduli pada lingkungan hidup
demi pembangunan berkelanjutan.

4.2.9. Keterkaitan Isu Strategis Kota Pekalongan, Isu Internasional, Isu


Nasional, dan Isu Regional
Berdasarkan uraian di atas, hubungan isu strategis Kota Pekalongan dengan isu
internasional, isu nasional dan isu regional dapat dijelaskan dalam Tabel berikut.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-49
Strategis Daerah
Tabel 4.12 Keterkaitan Isu Strategis Kota Pekalongan, Isu Internasional, Isu Nasional, dan Isu Regional

Isu Strategis Kota Isu Regional (RPJMD Provinsi Jawa


NO Isu Internasional (SGDs) Isu Nasional (NAWA CITA)
Pekalongan TengahTahun 2013-2018)
1 Tata Kelola Daerah yang 1. Meningkatkan masyarakat yang inklusif dan 1. Menghadirkan kembali negara untuk Peningkatan Kualitas Tata Kelola
Transparan, Akuntable, damai untuk pembangunan berkelanjutan, melindungi segenap bangsa dan Pemerintahan, Demokratisasi dan
Efektif dan Efisien menyediakan akses terhadap keadilan bagi memberikan rasa aman kepada Kondusivitas Daerah
semua, dan membangun institusi yang efektif, seluruh warga negara;
akuntabel dan inklusif di semua tingkatan 2. Membuat Pemerintah selalu hadir
2. Memperkuat sarana pelaksanaan dan dengan membangun tata kelola
merevitalisasi kemitraan global untuk pemerintahan yang bersih, efektif,
pembangunan berkelanjutan demokratis, dan terpercaya;
2 Peningkatan Infrastruktur 1. Memastikan ketersediaan dan pengelolaan yang Membangun Indonesia dari pinggiran 1. Pembangunan Infrastruktur
Dan Daya Dukung berkelanjutan dari air dan sanitasi untuk semua; dengan memperkuat daerah-daerah 2. Perwujudan Kedaulatan Energi
Lingkungan 2. Membangun infrastruktur tangguh, dan desa dalam kerangka negara
mempromosikan industrialisasi inklusif kesatuan;
berkelanjutan, dan inovasi asuh;
3. Membuat pemukiman kota dan pemukiman
manusia yang inklusif, aman, tangguh, dan
berkelanjutan;
4. Mengambil tindakan segera untuk memerangi
perubahan iklim dan dampaknya;
5. Pelestarian dan pemanfaatan samudera, laut dan
sumber daya kelautan berkelanjutan dalam
rangka pembangunan berkelanjutan;
6. Melindungi, memulihkan dan mempromosikan
pemanfaatan ekosistem darat, lestari mengelola
hutan, memerangi pengguruan, dan
menghentikan dan membalikkan degradasi lahan
dan menghentikan hilangnya keanekaragaman
hayati;
3 Peningkatan Akses 1. Menghapus segala bentuk kemiskinan dimana 1. Meningkatkan kualitas hidup 1. Pengurangan Kemiskinan.
Layanan Dasar pun berada; manusia dan masyarakat Indonesia; 2. Pengurangan Pengangguran
Masyarakat 2. Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan 2. Melakukan revolusi karakter bangsa; 3. Perwujudan Kedaulatan Pangan
pangan dan peningkatan gizi, dan

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-50
Strategis Daerah
Isu Strategis Kota Isu Regional (RPJMD Provinsi Jawa
NO Isu Internasional (SGDs) Isu Nasional (NAWA CITA)
Pekalongan TengahTahun 2013-2018)
mencanangkan pertanian berkelanjutan;
3. Menjamin kehidupan yang sehat dan
meningkatkan kesejahteraan penduduk di segala
usia;
4. Menjamin kualitas pendidikan yang adil dan
inklusif serta meningkatkan kesempatan belajar
seumur hidup untuk semua;
5. Mencapai kesetaraan gender dan
memberdayakan semua perempuan dan anak
perempuan;
6. Pastikan pola konsumsi dan produksi
berkelanjutan;
4 Pembangunan Ekonomi 1. Mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif 1. Meningkatkan produktivitas rakyat 1. Pengurangan Kemiskinan.
Kreatif Berbasis Potensi dan berkelanjutan, lapangan kerja yang penuh dan daya saing di pasar 2. Pengurangan Pengangguran
Unggulan Daerah dan produktif, dan pekerjaan yang layak untuk Internasional sehingga bangsa
semua secara berkelanjutan; Indonesia bisa maju dan bangkit
2. Mengurangi ketimpangan di dalam dan antar bersama bangsa-bangsa Asia
negara-negara; lainnya;
2. Mewujudkan kemandirian ekonomi
dengan menggerakkan sektorsektor
strategis ekonomi domestik;

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-51
Strategis Daerah
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Permasalahan dan Isu-Isu IV-52
Strategis Daerah
BAB V. VISI, MISI, TUJUAN,
DAN SASARAN

5.1 VISI

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sebagaimana diatur


dalam Pasal 263 ayat (3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 tentang Pemerintahan Daerah,
pada dasarnya merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah yang
memuat tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan, pembangunan Daerah dan keuangan
Daerah, serta program Perangkat Daerah dan lintas Perangkat Daerah yang disertai
dengan kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang
disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMN.
Sesuai dengan visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota Pekalongan periode
Tahun 2016-2021 yang telah dilantik pada tanggal 17 Pebruari 2016, maka Visi RPJMD
Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 adalah
“Terwujudnya Kota Pekalongan yang lebih sejahtera, mandiri, dan berbudaya
berlandaskan nilai-nilai religiusitas”
Dalam kerangka pemikiran sistem pemerintahan yang telah menetapkan Walikota
dan Wakil Walikota terpilih, dimana pada proses pemilihannya telah menyampaikan visi
dan misinya kepada seluruh masyarakat maka visi tersebut pada dasarnya adalah visi
yang telah disepakati untuk diwujudkan pada akhir masa jabatan Walikota dan Wakil
Walikota tahun 2021. Oleh karena itu, untuk membangun kesamaan pandangan dan juga
komitmen dari seluruh pemangku kepentingan maka rumusan Visi tersebut perlu
diberikan penjelasan.

5.1.1 Kota Pekalongan


Kota Pekalongan merupakan kawasan pesisir Utara Pulau Jawa dan merupakan
salah satu simpul strategis jalur pantai Utara Pulau Jawa karena Kota Pekalongan terletak
di pertengahan antara Jakarta dan Kota Surabaya. Jarak Kota Pekalongan ke Jakarta
adalah 384 Km dan jarak Kota Pekalongan ke Kota Surabaya adalah 409 Km.
Kota Pekalongan adalah kota yang meletakkan sejarah kehidupannya pada dua
industri utama, yaitu Batik dan Perikanan. Industri Batik sudah menjadi urat nadi
kehidupan ekonomi masyarakat Kota Pekalongan. Rantai nilainya meliputi proses
produksi yang dimulai dari penyediaan bahan baku sampai dengan barang jadi dan siap
jual, proses penjualan dengan karakteristik hubungan pemasaran yang khas antar
pengusaha dan pedagang, dan juga proses permodalannya. Di tiap-tiap rantai nilai
tersebut banyak sekali menyerap tenaga kerja dengan pola hubungan informal.
Kehidupan masyarakat Kota Pekalongan yang sangat lekat dengan kerajinan batik
ini diharapkan akan menjadi pendorong utama dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sehingga dalam jangka panjang akan membangun kemandirian. Di samping
itu, secara langsung kehidupan ekonomi ini juga telah membentuk karakter budaya
masyarakat. Dalam perspektif seni dan budaya yang mewujud dalam bentuk karya,
sebagai bentuk dari hasil cipta, rasa dan karsa, sekarang ini terus berkembang seni-seni
budaya yang menggambarkan ritme kehidupan batik di Kota Pekalongan. Sedangkan
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Visi, Misi, Tujuan, V-1
Dan Sasaran
dalam perspektif masyarakat berbudaya, ritme kehidupan perdagangan (khususnya batik
di Kota Pekalongan) yang cenderung egaliter akan dapat tertata dengan baik dengan
didasari oleh nilai-nilai religiusitas.
Industri perikanan juga menjadi salah satu bagian kehidupan masyarakat Kota
Pekalongan. Pelabuhan Pekalongan pernah memiliki peran sebagai salah satu pelabuhan
perikanan terpenting di pantai utara Jawa. Kehidupan perikanan ini tentunya berimplikasi
juga terhadap corak budaya masyarakat Pekalongan. Pada saat ini, industri perikanan
tidak hanya terfokus pada perikanan tangkap, tetapi juga menumbuhkan industri
perikanan budidaya. Perkembangan lahan terdampak rob sehingga menjadi lahan idle
telah diubah menjadi lahan tambak untuk budidaya perikanan. Sektor ini juga akan
menjadi salah satu sasaran pembangunan yang diarahkan untuk peningkatan
kesejahteraan dan kemandirian masyarakat Kota Pekalongan.

5.1.2 Sejahtera
Kota Pekalongan, dalam tatanan Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia adalah merupakan Daerah Otonom, yang menurut UU No. 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah, diberikan pengertian sebagai kesatuan masyarakat hukum
yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus Urusan
Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam pengertian tersebut, pendekatan atas perwujudan keadaan sejahtera,
dimaknai sebagai bentuk dari kesejahteraan sosial. Sesuai dengan ketentuan dalam
Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial
bahwa kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual,
dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri,
sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.
Terkait dengan upaya pencapaian visi selama lima tahun, pemenuhan kebutuhan
material akan difokuskan pada pemenuhan kebutuhan dasar berupa pangan, sandang,
dan papan masyarakat Kota Pekalongan. Sedangkan kebutuhan spiritual difokuskan pada
pemenuhan kesempatan dan kemampuan melakukan ibadah sesuai dengan agama yang
dipeluk oleh warga masyarakat. Kemudian untuk kebutuhan sosial difokuskan pada
kebutuhan sosial dasar berupa pendidikan dan kesehatan.
Sementara itu, dalam kerangka Pembangunan Jangka Panjang, Kota Pekalongan
telah mendefinisikan Kota Sejahtera adalah Kota yang menunjukkan kemakmuran,
mampu memenuhi kebutuhan dasar masyarakat (lahir dan batin) secara adil dan merata.
Kota sejahtera menekankan peningkatan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi
berkelanjutan, peningkatan pendapatan perkapita yang tinggi dan terus bertumbuh, serta
memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk bekerja dan berusaha, penurunan angka
kemiskinan, peningkatan kualitas sumber daya manusia, peningkatan akses masyarakat
terhadap pelayanan dasar, peningkatan perlindungan dan kesejateraan sosial,
peningkatan kesejahteraan pekerja, peningkatan partisipsi pemuda dan prestasi olah
raga, serta peningkatan peranan perempuan dalam pembangunan.
Dengan melihat definisi Sejahtera sebagaimana diuraikan di atas, maka indikator
ketercapaian kesejahteraan pada akhir periode RPJMD Tahun 2021 adalah Indeks
Kemiskinan Manusia (IPM), Angka Kemiskinan, Indeks Gini, Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT), Angka Partisipasi Sekolah, Cakupan Jaminan Layanan Kesehatan Bagi
Keluarga Miskin, Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Indeks Pemberdayaan Gender
(IDG).

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Visi, Misi, Tujuan, V-2
Dan Sasaran
5.1.3 Mandiri
Mandiri mempunyai makna dalam keadaan dapat berdiri sendiri atau tidak
bergantung pada orang lain (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Dalam konteks kekinian,
kemandirian tidak dapat dimaknai sebagai ketidaktergantungan terhadap pihak lain,
karena setiap orang atau institusi mempunyai hubungan saling keterkaitan dan
ketergantungan. Maksud pemaknaan mandiri adalah pembangunan yang dilaksanakan
akan menciptakan masyarakat yang tidak menggantungkan nasib dan kondisi
kehidupannya pada bantuan dari pihak lain, termasuk bergantung pada pemerintah dalam
menentukan masa depannya. Pembangunan yang dilaksanakan akan membentuk pola
pikir dan perilaku yang mampu menghadapi permasalahan dan tantangan, dengan
menempatkan kemampuan yang dimiliki sebagai prioritas pertama dalam menyelesaikan
permasalahannya. Nilai-nilai positif dalam kehidupan sosial seperti saling tolong
menolong, gotong royong, empati, dan kebersamaan hidup akan terus ditumbuh
kembangkan. Sehingga individu masyarakat tidak memandang dirinya sebagai pribadi
semata, tetapi lebih menempatkan dirinya sebagai bagian dari kehidupan sosial. Dalam
konteks ini, falsafah “brayan urip” menjadi hal penting yang harus terus ditanamkan di
berbagai lapisan masyarakat sebagai sebuah pendidikan, baik dalam kerangka
pendidikan formal (sekolah/madrasah), pendidikan non formal (PAUD, pendidikan
kesetaraan), ataupun pendidikan informal (pendidikan keluarga).
Dalam kerangka Pembangunan Jangka Panjang, Kota Pekalongan juga telah
mendefinisikan mandiri, dalam arti bahwa kemandirian masih mengenal adanya kondisi
saling ketergantungan yang tak bisa dihindari dalam kehidupan masyarakat. Guna
membangun kemandirian, mutlak harus dibangun kemajuan ekonomi melalui daya saing
yang menjadi kunci kemandirian. Sikap kemandirian harus dicerminkan dalam setiap
aspek kehidupan baik hukum, ekonomi, politik maupun sosial budaya dan ini tercermin
dari ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu memenuhi tuntutan
kebutuhan pembangunan Kota Pekalongan; kemandirian aparatur pemerintah dan
aparatur penegak hukum dalam menjalankan tugasnya; kemandirian dalam pembiayaan
pembangunan daerah yang semakin kokoh serta kemampuan memenuhi sendiri
kebutuhan pokoknya.
Dengan melihat definisi Mandiri sebagaimana diuraikan di atas, maka indikator
ketercapaian kemandirian pada akhir periode RPJMD Tahun 2021 adalah Rata-rata Lama
Sekolah sebagai cerminan ketersediaan Sumber Daya yang berkualitas, Pertumbuhan
Ekonomi sebagai cerminan kemandirian ekonomi, Nilai investasi dimana selain
berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan ekonomi juga akan berdampak positif bagi
meningkatnya lapangan pekerjaan sehingga selain akan menurunkan angka
pengangguran juga akan meningkatkan pendapatan per kapita, Persentase Pendapatan
Asli Daerah dibandingkan APBD sebagai cerminan kemampuan Pemerintah Daerah
dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan dan
tanggungjawabnya.

5.1.4 Berbudaya
Berbudaya memiliki arti memiliki budaya atau mempunyai pikiran dan akal yang
sudah maju. Budaya juga didefinisikan sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan
dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri
manusia dengan belajar (Koentjaraningrat: 1979). Dalam konsep pengertian seperti ini,
maka tatanan masyarakat Kota Pekalongan yang dicita-citakan adalah masyarakat yang
memiliki sistem gagasan, ide, dan kreativitas, baik dalam hidup maupun kehidupannya.
Selanjutnya, dari gagasan, ide, dan kreativitas tersebut, kemudian dituangkan ke dalam
tindakan-tindakan yang mewujud atau menghasilkan hasil karya, baik hasil karya
berbentuk benda ataupun tidak berbentuk benda.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Visi, Misi, Tujuan, V-3
Dan Sasaran
Pada akhir periode RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016 – 2021, masyarakat Kota
Pekalongan mampu menghasilkan karya-karya budaya yang adi luhung serta yang lebih
penting lagi adalah tatanan masyarakat Kota Pekalongan memiliki nilai-nilai dan tata
hubungan sosial, ekonomi dan lingkungan hidup yang kuat, dihormati, dan diakui secara
luas oleh masyarakat di daerah lain, baik dalam skala provinsi, nasional ataupun dunia.
Karya Budaya pada zaman sekarang ataupun yang akan datang tidak dapat
dibangun dalam perspektif ekslusif. Karya budaya yang kemudian akan mencerminkan
karakteristik suatu masyarakat sehingga dihargai dan dihormati pada saat sekarang ini
merupakan karya bersama dari banyak pihak yang akan terlibat baik langsung ataupun
tidak langsung dalam melahirkan, membangun, dan membesarkannya. Dikenalnya karya
budaya tidak akan terlepas dari dukungan infrastruktur, peran media promosi, peran
pelestarian dan penyebar-luasan melalui media pendidikan baik jalur pendidikan formal
sekolah/madrasah ataupun jalur pendidikan informal yang dibangun dan dikembangkan
secara mandiri oleh masyarakat. Oleh karena itu, indikator Kota Pekalongan berbudaya
adalah pengakuan dunia terhadap seni dan budaya Kota Pekalongan.
Saat ini terdapat dua pengakuan dunia terhadap budaya Kota Pekalongan, yaitu :
Pengakuan UNESCO atas Pelestarian Budaya Batik melalui kerja sama antara Museum
Batik dengan Dunia Pendidikan serta Pengakuan UNESCO terhadap Kota Pekalongan
sebagai Kota Kreatif Dunia untuk bidang Kerajinan dan Kesenian Rakyat. Target selama
lima tahun adalah mempertahankan kedua pengakuan tersebut melalui berbagai upaya
pengembangan dan promosi melalui berbagai upaya pemenuhan infrastruktur, peran
media promosi, peran pelestarian dan penyebar-luasan budaya.

5.1.5 Berbasis Nilai-Nilai Religiusitas


Pemerintah dan masyarakat Kota Pekalongan menyadari sepenuhnya bahwa hidup
dan kehidupan yang dijalani tidak terlepas dari kuasa dan kehendak Allah SWT, Tuhan
Yang Maha Esa. Oleh karena itu, setiap usaha yang dilakukan dalam rangka mewujudkan
kehidupan masyarakat yang sejahtera, mandiri dan berbudaya, senantiasa dibarengi
dengan nilai-nilai keimanan dari setiap individu masyarakat sesuai dengan agama yang
dipeluknya. Pemerintah dan Masyarakat Kota Pekalongan memberikan kesempatan dan
kebebasan kepada umatnya untuk melaksanakan kegiatan peribadatan, melaksanakan
kegiatan-kegiatan peringatan hari besar agama, melakukan berbagai upaya untuk
memperkuat pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama dari generasi ke generasi,
menjalin hubungan yang harmonis antar umat berbagai agama. Dengan demikian, akan
terbangun keseimbangan antara kemampuan umat beragama dalam berupaya
meningkatkan kesejahteraan hidupnya dengan penyadaran diri sebagai makhluk Sang
Pencipta yang tidak memiliki kekuasaan apapun selain atas kehendak-Nya. Sehingga
masyarakat yang tercipta adalah masyarakat yang benar-benar memiliki kesejahteraan
lahir dan batin.

5.2 MISI

Untuk mewujudkan visi sebagaimana diuraikan di atas, maka dirumuskan misi yang
harus diemban oleh Pemerintah bersama dengan Masyarakat Kota Pekalongan sebagai
berikut :

5.2.1 Meningkatkan Akses Dan Mutu Pendidikan


Peningkatan akses pendidikan dilakukan dengan melaksanakan wajib belajar 9
(sembilan) tahun sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun
2008. Wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang harus diikuti Warga Negara
Indonesia atas tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah yakni sampai minimal
SMP/MTs atau setara paket B. Peningkatan akses pendidikan ini dimaksudkan untuk

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Visi, Misi, Tujuan, V-4
Dan Sasaran
lebih menjamin kepastian kesempatan memperoleh pendidikan bagi seluruh masyarakat
Kota Pekalongan sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas sumberdaya
manusia maupun rata-rata lama sekolah.
Peningkatan mutu pendidikan dilakukan dengan melaksanakan Standar Nasional
Pendidikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.19 Tahun 2005.
Adapun standar yang dimaksud yaitu standar isi (ruang lingkup materi dan kompetensi),
standar proses (terkait proses pembelajaran), standar sarana prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidik. Dengan mutu
pendidikan yang lebih terjamin maka dapat lebih menjamin terhadap upaya peningkatan
kualitas sumberdaya manusia.
Upaya peningkatan akses dan mutu pendidikan dilakukan melalui pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan teknologi informasi dalam mendidik anak usia sekolah maupun
memanfaatkan beasiswa bagi seluruh anak usia sekolah terutama anak usia sekolah di
wilayah pinggiran perkotaan.

5.2.2 Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk sebesar-besarnya


bagi kesejahteraan masyarakat
Misi ini secara jelas menempatkan Pemerintah Kota Pekalongan dengan Perangkat
Daerah yang ada di dalamnya merupakan organisasi penyelenggara pelayan publik.
Dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan, maka cakupan upaya yang akan
dilakukan antara lain meliputi : penguatan regulasi dan kebijakan yang berpihak pada
publik; peningkatan efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas pengelolaan pemerintahan;
efisiensi sumber daya untuk memberikan porsi yang lebih banyak pada belanja publik;
serta penerapan teknologi informasi dalam pengelolaan birokrasi dan tuntutan kecepatan,
transparansi dan akuntabilitas.
Peningkatan pelayanan publik ini mencakup kewajiban pemerintah dalam
menyediakan pelayanan kepada seluruh masyarakat. Pelayanan publik yang harus terus
ditingkatkan terutama menyangkut kesehatan, sosial, ketenagakerjaan, kependudukan,
ketenteraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat. Dengan semakin
meningkatnya kualitas pelayanan publik maka akan dapat menjamin peningkatan
kesejahteraan masyarakat

5.2.3 Memberdayakan ekonomi rakyat berbasis potensi lokal berdasarkan


prinsip pembangunan yang berkelanjutan
Misi ini diimplementasikan dalam bentuk peningkatan penguasaaan dan
pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam memproduksi barang dan jasa yang
lebih efesien, berdaya guna dan bermanfaat sehingga kegiatan ekonomi dapat berjalan
secara berkelanjutan dan berkesinambungan.
Upaya peningkatan ekonomi harus dibarengi dengan upaya pelestarian lingkungan.
Karena lingkungan yang menurun kualitasnya akan berimplikasi terhadap penurunan
kualitas dan kenyamanan kehidupan masyarakat. Peningkatan ekonomi juga harus bisa
dinikmati secara bersama-sama seluruh masyarakat secara inklusif. Peningkatan
ekonomi tidak boleh hanya dinikmati beberapa kelompok masyarakat tetapi harus secara
bersama-sama dapat dinikmati seluruh lapisan masyarakat.

5.2.4 Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana perkotaan


yang ramah lingkungan
Misi ini ditempuh dengan meningkatkan kualitas lingkungan fisik dan non fisik,
melalui pemanfaatan ruang perkotaan yang efisien, ramah lingkungan, berkelanjutan,
berkemanfaatan tinggi, dan berkesinambungan sehingga menciptakan kegiatan sosial

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Visi, Misi, Tujuan, V-5
Dan Sasaran
ekonomi masyarakat yang lebih dinamis dan humanis. Dengan tersedianya kualitas dan
kuantitas sarana dan prasarana perkotaan yang memadai maka dapat mendukung peran
Kota Pekalongan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dan peran strategis Kota
Pekalongan di jalur pantai Utara Pulau Jawa.

5.2.5 Mengembangkan Teknologi Informasi berbasis komunitas


Pengembangan teknologi informasi dilakukan dengan memberdayakan masyarakat
secara aktif dalam pemanfaatan teknologi informasi yang dapat dimanfaatkan langsung
oleh masyarakat sehingga pelayanan publik dapat dinikmati seluruh lapisan masyarakat.
Dengan tersedianya teknologi informasi yang memadai maka memungkinkan dapat
menumbuhkan inovasi daerah, bagi peningkatan ekonomi daerah maupun pelayanan
publik.

5.2.6 Melestarikan budaya dan kearifan lokal serta mengembangkan tata


kehidupan bermasyarakat yang berakhlaqul karimah
Misi ini dilakukan untuk memperkuat jati diri dan karakter masyarakat melalui
pendidikan dan kebudayaan dalam arti luas yang bertujuan membentuk karakter manusia
yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan menerapkan nilai-nilai luhur
budaya masyarakat lokal sehingga terciptanya suasana tertib, aman, dan demokratis
yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Sebagai gambaran atas uraian visi dan misi selanjutnya dapat dilihat dalam ilustrasi
Gambar 5.1.

Gambar 5.1 Ilustrasi Visi dan Misi

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Visi, Misi, Tujuan, V-6
Dan Sasaran
Upaya untuk mewujudkan visi masyarakat Kota Pekalongan yang lebih sejahtera,
mandiri, dan berbudaya berlandaskan nilai-nilai religiusitas melalui keenam misi, pada
dasarnya merupakan satu kesatuan rangkaian sistem pembangunan. Keenam misi
berfungsi sebagai lokomotif pembangunan dari serangkaian jabaran program dan
kegiatan yang akan dilaksanakan selama lima tahun yang akan datang.
Kondisi Kota Pekalongan yang lebih sejahtera akan dilihat dari : 1) indikator angka
kemiskinan yang menunjukkan penurunan, 2) indikator Indeks Gini yang akan
menggambarkan semakin meratanya pendapatan kepada seluruh lapisan masyarakat, 3)
indikator Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang semakin menurun sehingga akan
ikut mendorong kenaikan income per kapita, serta 4) Indeks Pembangunan Manusia
dengan komposit Harapan Lama Sekolah, Angka Harapan Hidup, dan PDRB per kapita.
Kondisi ini akan diwujudkan melalui Misi 1, yaitu ”Meningkatkan Akses Dan Mutu
Pendidikan” Misi 2, yaitu “Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk sebesar-
besarnya bagi kesejahteraan masyarakat”.
Pada saat sekarang ini, angka kemiskinan Kota Pekalongan menunjukkan
penurunan secara konsisten. Dan pada tahun 2014 sudah berada pada angka 8,02, jauh
di bawah capaian Nasional dan Provinsi Jawa Tengah. Dengan melihat tren positif
pembangunan yang sekarang dan akan datang, angka ini diharapkan terus turun
sehingga pada tahun 2021 diprediksikan akan mencapai sekitar 5,1 %.
Penurunan angka kemiskinan ini diprediksikan dapat terwujud sejalan dengan tren
Gini Ratio. Prediksi ini didasarkan pada asumsi bonus demografi dimana Kota
Pekalongan sebagaimana juga dialami secara nasional, mendapatkan bonus demografi
berupa penduduk muda yang diharapkan pada 5 – 20 tahun yang akan datang sangat
mempengaruhi kemajuan Kota Pekalongan. Angkatan kerja yang tumbuh sejalan dengan
diperolehnya bonus demografi tersebut akan mendorong pemerataan pendapatan.
Sehingga, akan menekan angka kemiskinan di Kota Pekalongan. Gini Ratio Kota
Pekalongan yang sekarang pada angka 0,34 diprediksikan stabil pada tahun 2021.
Sebagaimana telah diuraikan di atas, tentang sektor penopang utama Pertumbuhan
Ekonomi serta semakin tingginya Rata-rata Lama Sekolah Penduduk Kota Pekalongan,
kondisi ini akan semakin membuka peluang usaha dan kesempatan kerja di Kota
Pekalongan. Dengan demikian akan ikut menekan angka pengangguran. Diprediksikan,
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada tahun 2021 akan berada pada angka 3,5 %.
Dengan melihat uraian di atas, maka upaya-upaya pelaksanaan program dan
kegiatan pembangunan yang akan dijalankan selama lima tahun yang akan datang
diharapkan akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Pekalongan yang
ditandai dengan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Selama lima tahun ke
belakang, IPM menunjukkan kenaikan secara konsisten. Diharapkan pada tahun 2021
IPM Kota Pekalongan akan mencapai 76,90.
Kemudian, kondisi Kota Pekalongan yang lebih mandiri akan dilihat dari : 1)
indikator Pertumbuhan ekonomi yang akan menggambarkan semakin majunya kondisi
ekonomi masyarakat, dan 2) indikator Persentase kenaikan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) yang akan menggambarkan tingkat kemandirian Pemerintah Kota Pekalongan
dalam mengimplementasikan program dan kegiatan Pembangunan. Kondisi ini akan
diwujudkan melalui implementasi Misi 3, yaitu “Memberdayakan ekonomi rakyat berbasis
potensi lokal berdasarkan prinsip pembangunan yang berkelanjutan”, Misi 4, yaitu
“Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana perkotaan yang ramah
lingkungan”, serta Misi 5, yaitu “Mengembangkan Teknologi Informasi berbasis
komunitas”.
Pertumbuhan ekonomi Kota Pekalongan selama lima tahun ke belakang (2012-
2016) berada pada kisaran 5,5 % sampai dengan 5,9 %. Meskipun sempat mencapai
pertumbuhan tertinggi pada tahun 2013 yaitu sebesar 5,9 %, namun belum sempat

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Visi, Misi, Tujuan, V-7
Dan Sasaran
menyentuh angka 6 %. Bahkan pada tahun 2014 cenderung turun menjadi 5,48 %.
Dengan melihat bahwa struktur pertumbuhan ekonomi Kota Pekalongan selama ini
ditopang oleh tiga sektor, yaitu 1) Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor, 2) Industri Pengolahan, dan 3) Konstruksi, maka diperkirakan pada akhir
periode tahun 2021, cenderung stabil pada kisaran 5,52%. Rencana pembangunan dan
Interchange Jalan Tol diperkirakan akan berpengaruh pada tahun 2019. Selebihnya
hanya akan ditopang oleh Perdagangan Besar dan Eceran serta Industri Pengolahan. Hal
ini disebabkan karena Kota Pekalongan tidak memiliki potensi wilayah yang mencukupi
untuk investasi industri dalam skala besar.
Meskipun demikian, pertumbuhan ekonomi yang cenderung stabil sebagai akibat
tidak adanya lahan yang mencukupi untuk investasi industri dalam skala besar,
diharapkan tidak berpengaruh secara negatif terhadap kemandirian Kota Pekalongan. Hal
ini karena kesiapan SDM Kota Pekalongan yang relatif baik di masa yang akan datang.
Semakin tumbuhnya Perguruan Tinggi di Kota Pekalongan akan menjadi pendorong
terhadap peningkatan Rata-rata Lama Sekolah penduduk Kota Pekalongan. Diharapkan
pada akhir periode tahun 2021, RLS Kota Pekalongan dapat mencapai 9,08. Angka ini
menunjukkan bahwa secara keseluruhan penduduk Kota Pekalongan sudah berada di
jenjang Perguruan Tinggi. Dengan demikian, pola pikir terhadap kemajuan dan kompetisi
bagi kemajuan Kota akan menjadi lebih baik.
Selain itu, kemandirian Kota Pekalongan juga akan dilihat dari peningkatan PAD.
Pada dasarnya, apabila dilihat dari capaian angka ini, Kota Pekalongan termasuk dalam
kondisi baik. Dengan semakin tinggi PAD berarti Kota Pekalongan akan semakin dapat
menentukan arah kebijakan dalam pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan,
karena sumber pendapatan daerah yang berasal dari PAD diserahkan sepenuhnya
kepada Daerah dalam penggunaannya.
Sedangkan kondisi Kota Pekalongan yang Berbudaya, akan dilihat dari : 1) indikator
persentase sarana budaya per jumlah kelompok kesenian, 2) penyelenggaraan festival
(pentas) seni dan budaya, 3) kunjungan wisata per tahun. Visi ini akan diwujudkan melalui
Misi 6 yaitu “Melestarikan budaya dan kearifan lokal serta mengembangkan tata
kehidupan bermasyarakat yang berakhlaqul karimah”.
Pengembangan Budaya Kota Pekalongan sampai dengan saat ini menunjukkan
upaya yang sangat masif dan sistematis. Berbagai komponen, mulai dari Pemerintah
melalui berbagai event sampai dengan komunitas-komunitas dari banyak kalangan dan
juga etnis terlihat sangat antusias dalam menyajikan hasil karya seni dan budayanya.
Kondisi ini perlu didukung dengan sarana dan prasarana penunjang yang dapat
dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok seni dan budaya yang ada di Kota Pekalongan.
Dari kondisi awal RPJMD sebanyak 2,15 % diharapkan akan meningkat menjadi 2,69 %.
Kenaikan ini terlihat tidak terlalu besar, tetapi hal ini lebih dipengaruhi oleh keterbatasan
lahan perkotaan.
Kenaikan sarana dan prasarana yang tidak terlalu besar tersebut, tidak serta merta
mempengaruhi kerja keras untuk menghasilkan karya budaya masyarakat Kota
Pekalongan. Rencana pementasan ataupun penyelenggaraan event yang sekarang ini
hanya sebanyak 16 event setiap tahun, ditargetkan pada tahun 2021 akan mencapai 31
event. Dengan upaya dan kerja keras ini, maka diharapkan kunjungan wisata ke Kota
Pekalongan yang sebelumnya sebanyak 450.000 pengunjung akan naik menjadi 550.000
pengunjung pada tahun 2021.
Kondisi terakhir yang akan diwujudkan adalah semakin kuatnya basik nilai
religiusitas masyarakat Kota Pekalongan. Kondisi ini akan dilihat dari : 1) indikator
penurunan kasus konflik sosial akan menunjukkan semakin meningkatnya kerukunan
umat beragama, dan 2) persentase implementasi pendidikan keagamaan dan pendidikan

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Visi, Misi, Tujuan, V-8
Dan Sasaran
karakter. Untuk mewujudkan visi ini, maka Misi 6, yaitu “Melestarikan budaya dan kearifan
lokal serta mengembangkan tata kehidupan bermasyarakat yang berakhlaqul karimah”.
Upaya peningkatan religiusitas masyarakat pada dasarnya merupakan upaya yang
memakan waktu panjang dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pendidikan
keagamaan dan pendidikan karakter yang terus dioptimalkan akan menjadi pondasi
dalam pengamalan nilai keagamaan di kehidupan sehari-hari masyarakat. Untuk
mengukur pengamalan nilai religiusitas masyarakat tersebut, maka akan dilihat antara lain
dari menurunnya konflik sosial.
Untuk mewujudkan ketercapaian kedua indikator tersebut, maka Pemerintah Kota
Pekalongan akan menjamin terlaksananya penyelenggaraan pendidikan keagamaan dan
pendidikan karakter di semua lembaga pendidikan.
Secara lengkap hubungan visi, Indikator Visi dan Misi serta Target Tahun 2021
ditunjukkan dalam Gambar 5.2 berikut.

Gambar 5.2 Keterkaitan Visi, Indikator Visi dan Misi


serta Target Tahun 2021

5.3 FALSAFAH “BRAYAN URIP”

Brayan berasal dari kata bebrayan yang bermakna bermasyarakat atau berumah
tangga sehingga kata urip bebrayan dapat diartikan sebagai hidup bermasyarakat atau
hidup berumah tangga. Brayan urip bagi orang Pekalongan memiliki makna ungkapan
kebersamaan dalam melakukan sesuatu tanpa membedakan kelas atau asal-usul
seseorang. Dalam kaitan ini menjaga keseimbangan dan keadilan antarkelompok dan
antargenerasi dimasa mendatang. Sikap ini diperlukan untuk menumbuhkan kesadaran
dan kecintaan kepeloporan, sinergi dan kolaborasi untuk menjaga kota Pekalongan
berwawasan lingkungan dan melakukan inovasi dan kreativitas dalam membangun kota
dengan tidak meninggalkan budaya dan karakter lokal. Makna Brayan Urip dalam
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Visi, Misi, Tujuan, V-9
Dan Sasaran
penyelenggaraan pemerintahan adalah proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan
dan evaluasi kekuasaan yang mengakomodasikan kepentingan semua pihak khususnya
kelompok tidak mampu.
Dengan mengintegrasikan seluruh sudut pandang melalui pelibatan semua pihak
maka perencanan pembangunan yang disusun menjadi lebih integratif dan representatif
sehingga terhindar dari sudut pandang mata kuda atau mata elang yang sangat terbatas
karena perencanaan pembangunan dilakukan secara bersama-sama
Brayan Urip bukan sekedar jargon atau tagline tetapi sebuah nilai yang memberikan
cara pandang baru dalam membangun pemerintahan. Sesungguhnya implementasi
brayan urip adalah semangat untuk merangkul masyarakat (publik engangement) dalam
menghidupkan Kota Pekalongan. Untuk itu dibutuhkan birokrasi yang menghayati nilai-
nilai brayan urip, melayani dan dapat bekerja secara efektif.
Secara historis, brayan urip bukanlah hal baru bagi masyarakat Kota Pekalongan.
Brayan urip digali dari kehidupan dan tata pergaulan masyarakat yang telah lama tumbuh
dan menjadi sendi kehidupan masyarakat. Brayan urip adalah pengejawantahan dari
pluralisme warga Pekalongan dan telah membentuk watak masyarakat yang egaliter.
Di dalam falsafat “Brayan Urip”terdapat nilai, asas, dan semangat yang menyertai,
yaitu :

5.3.1 Nilai
1) Kebersamaan
Dalam mewujudkan visi dan misi, Pemerintah ataupun masyarakat tidak dapat
berjalan sendiri-sendiri. Tetapi sebaliknya, Pemerintah dan masyarakat dapat saling
memahami atas kekuatan dan kelemahan masing-masing untuk selanjutnya
bersinergi mewujudkan visi dan misi tersebut. Pemahaman “Brayan Urip” menuntun
semua pihak, semua pemegang kepentingan, untuk saling memberikan kesempatan
dalam mewujudkan visi dan juga saling berbagi atas semua suka dan duka yang
diperoleh, baik pada saat terwujudnya visi ataupun pada saat mewujudkannya.
Sehingga keberhasilan yang diraih adalah keberhasilan bersama. Demikian juga
apabila menemukan kegagalan, semua pihak dapat saling mengoreksi kelemahan
masing-masing, memperbaikinya, dan kembali bersinergi untuk mewujudkan
keberhasilan tersebut.
2) Keadilan
Nilai keadilan dalam falsafah “Brayan Urip” tidak diartikan sebagai sama rata
dan sama rasa. Tetapi, lebih mendorong penyadaran kepada individu untuk
memberikan penghargaan kepada orang lain sesuai dengan perannya dalam sebuah
usaha bersama. Di sisi lain, falsafah “Brayan Urip” sangat menutup peluang bagi
setiap individu untuk mengukur jasa dan perannya dalam sebuah usaha bersama.
Dengan demikian, tatanan masyarakat yang terbangun adalah tatanan masyarakat
yang memiliki individu dengan karakter yang lebih mementingkan orang lain dan
kepentingan umum daripada kepentingan pribadi atau golongannya.
3) Proporsional
Falsafah “Brayan Urip” tidak hanya merujuk pada kebersamaan dalam
menikmati sebuah usaha, tetapi juga kebersamaan berbagi peran dalam meraih
keberhasilan visi. Falsafah “Brayan Urip” memandang setiap pemegang
kepentingan mempunyai peran dan fungsi yang berbeda-beda tetapi terkait dalam
satu kesatuan sistem. Oleh karena itu, dalam perspektif kelembagaan, upaya untuk
mewujudkan keberhasilan visi akan didistribusikan secara proporsional, sesuai
dengan peran dan fungsi yang dimiliki.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Visi, Misi, Tujuan, V-10
Dan Sasaran
5.3.2 Asas
Untuk dapat mengimplementasikan falsafah “Brayan Urip”, maka terdapat tiga asas
yang menjadi pegangan, yaitu partisipatif, kolaboratif, dan integratif.
1) Partisipastif
Falsafah “Brayan Urip” tidak dapat diimplementasikan tanpa adanya peran
serta dari seluruh komponen masyarakat dan Pemerintah. Dalam perspektif ini,
pembangunan dilaksanakan dengan didasari oleh adanya kesadaran bersama untuk
ikut serta, baik dalam bentuk pemikiran, tenaga, ataupun harta kekayaan yang
dimiliki. Keinginan untuk saling memberikan yang terbaik dalam setiap pelaksanaan
pembangunan menjadi dasar yang kuat bagi keberhasilan pelaksanaan
pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan.
2) Kolaboratif
Bentuk implementasi atas asas partisipatif kemudian lebih terarah sesuai
dengan misi, tujuan, dan sasaran yang ditetapkan dalam pelaksanaan pembangunan.
Dalam tahapan kolaboratif ini, partisipan telah mengidentifikasi adanya kesamaan
karakter dalam melaksanakan ritme dan dinamika pembangunan. Sehingga
sinergitas menjadi lebih mudah terbangun dan diharapkan akan lebih efektif dalam
pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan.
3) Integratif
Keberhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh kemampuan menyatukan
berbagai sumber daya yang dimiliki. Dalam falsafah “Brayan Urip”, partisipasi
pembangunan tidak berjalan sendiri-sendiri meskipun dalam rentang waktu yang
bersamaan. Tetapi sebaliknya, kolaborasi berbagai sumber daya pembangunan
menyatu dalam satu kesatuan sistem. Sehingga akan lebih efektif dan efisien dalam
pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan.

5.3.3 Semangat
Selain nilai, asas yang dijadikan pegangan, falsafah “Brayan Urip” juga
diimplementasikan dengan disertai semangat transparasi, akuntabel, kesetaraan, dan
gotong royong.
1) Transparan
Keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan
yang melibatkan seluruh komponen masyarakat dan pemerintah akan dapat
diwujudkan apabila tertanam kepercayaan. Oleh karena itu, keterbukaan atas
penyelenggaraan sistem pemerintahan dan pembangunan menjadi penting untuk
dilaksanakan.
2) Akuntabel
Keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan
tidak terlepas dari teknis penghitungan secara ilmiah atas pengerahan berbagai
sumber daya. Baik semangat transparansi ataupun akuntabel pada dasarnya
merupakan semangat untuk membangun kepercayaan masyarakat. Sehingga
diharapkan, falsafah “Brayan Urip” akan dapat dilaksanakan, baik dalam tataran
perencanaan ataupun dalam tataran pelaksanaan.
3) Kesetaraan
Falsafah “Brayan Urip” didorong juga oleh semangat kesetaraan. Artinya tidak
ada perbedaan status sosial, tidak membedakan antara kaya dan miskin, tidak
menempatkan Pemerintah dan Masyarakat dalam derajat sosial yang berbeda, tidak
membedakan kepangkatan dan golongan, tidak membedakan antara karyawan
dengan pengusaha, tidak membedakan juga antara juragan dengan kulinya.
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Visi, Misi, Tujuan, V-11
Dan Sasaran
Pembedaan hanya pada peran dan fungsi dalam mengemban pekerjaan, tugas, dan
tanggung jawabnya. Sehingga, baik hubungan Pemerintah dengan masyarakat
ataupun hubungan internal Pemerintah dan Masyarakat, akan terbangun menjadi
satu kesatuan tim dalam mewujudkan tujuan visi yang telah ditetapkan.
4) Gotong royong
Semangat gotong royong adalah semangat yang telah melekat dalam tatanan
kehidupan masyarakat. Gotong royong mempunyai makna “berat sama dipikul,
ringan sama dijinjing”. Di dalamnya terkandung nilai kebersamaan dalam memikul
beban tanggung jawab. Dalam konteks sistem pemerintahan daerah maka semangat
Gotong Royong dalam falsafah “Brayan Urip” ini menempatkan Pemerintah dan
Masyarakat Kota Pekalongan dalam posisi yang sama dalam hal memikul beban
tanggung jawab dalam mewujudkan Visi Kota Pekalongan Tahun 2021.
Dari pemahaman dan pengamalan terhadap nilai, asas, dan semangat yang
menjiwai falsafah “Brayan Urip” di atas maka diharapkan akan dapat mewujudkan suatu
tatanan sistem Pemerintahan dan juga hubungan Pemerintah dan Masyarakat yang :
1. mampu meminimalisir terjadinya korupsi
2. mampu meningkatkan kesejahteraan dan keadilan kepada seluruh masyarakat tanpa
membeda-bedakan Suku Agama Ras dan Antara golongan (SARA).
3. memberikan kesetaraan peran dalam pembangunan.

5.3.4 Indikator Pelaksanaan Brayan Urip


Penanaman falsafah “Brayan Urip” memerlukan serangkaian upaya dan
pentahapan sebagaimana pelaksanaan sebuah pembangunan. Oleh karena itu perlu
diukur keberhasilannya. Berikut adalah indikator pelaksanaan “Brayan Urip” yang terdiri
dari :
1. Pemenuhan kebutuhan dasar di bidang pendidikan, kesehatan, lingkungan layak huni
dan kebutuhan lainnya;
2. Peningkatan peran fasilitasi kepada semua pihak untuk dapat terlibat dalam
pembangunan kota di bidang politik, ekonomi, sosial dan kebudayaan melalui
penyediaan layanan, informasi, infrastruktur dan penguatan kapasitas;
3. Membuka ruang partisipasi sebesar-besarnya kepada semua stake holder dalam
penyusunan rencana pembangunan;
4. Membuka ruang check and balance baik oleh media maupun masyarakat; dan
5. Meningkatkan kesejahteraaan masyarakat melalui infrastruktur kota kreatif, iklim dan
pengembangan ekonomi kreatif.

5.4 TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan dan sasaran merupakan arahan bagi pelaksanaan setiap urusan


pemerintahan daerah dalam mendukung pelaksanaan misi. Tujuan merupakan dampak
(impact) keberhasilan pembangunan daerah yang diperoleh dari pencapaian berbagai
Program Perangkat Daerah terkait. Selaras dengan penggunaan paradigma
penganggaran berbasis kinerja maka perencanaan pembangunan daerah pun
menggunakan prinsip yang sama. Pengembangan rencana pembangunan daerah lebih
ditekankan pada target kinerja, baik pada dampak, hasil, maupun keluaran dari suatu
kegiatan, program, dan sasaran. Perumusan tujuan dari visi dan misi Walikota dan Wakil
Walikota terpilih juga menjadi landasan perumusan visi, misi, tujuan dan sasaran Renstra
Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahun. Tujuan adalah pernyataan-pernyataan
tentang hal- hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi dengan
menjawab isu strategis daerah dan permasalahan pembangunan daerah.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Visi, Misi, Tujuan, V-12
Dan Sasaran
Sedangkan sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang
diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat
dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun kedepan.
Untuk mewujudkan visi pembangunan Kota Pekalongan 2016-2021, uraian tujuan
dan sasaran pada masing-masing misi adalah sebagai berikut:

5.4.1 Misi 1 : Meningkatkan akses dan mutu pendidikan


TUJUAN
a. Meningkatkan harapan untuk melanjutkan pendidikan lebih tinggi
b. Meningkatkan mutu pendidikan.
SASARAN
a. Meningkatnya akses layanan pendidikan
b. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pendidikan

5.4.2 Misi 2 : Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk sebesar-


besarnya bagi kesejahteraan masyarakat
TUJUAN
a. Menurunkan Angka Kemiskinan
b. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, efisien, transparan,
akuntabel dan partisipatif berbasis teknologi informasi
SASARAN
a. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
b. Menurunnya tingkat pengangguran terbuka
c. Menurunnya PMKS
d. Meningkatnya akuntabilitas kinerja dan keuangan
e. Meningkatnya profesionalisme ASN
f. Meningkatnya kualitas layanan publik

5.4.3 Misi 3 : Memberdayakan ekonomi rakyat berbasis potensi lokal


berdasarkan prinsip pembangunan yang berkelanjutan
TUJUAN
a. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi rakyat berbasis sektor unggulan
SASARAN
a. Meningkatnya ekonomi sektor industri pengolahan, perdagangan dan jasa

5.4.4 Misi 4 : Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana


perkotaan yang ramah lingkungan
TUJUAN
a. Menurunkan luas kawasan terdampak banjir dan rob
b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas lingkungan permukiman
c. Meningkatkan kualitas konektivitas pusat-pusat kegiatan strategis
d. Meningkatkan ruang publik yang ramah lingkungan

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Visi, Misi, Tujuan, V-13
Dan Sasaran
SASARAN
a. Menurunnya luas kawasan terdampak rob dan banjir
b. Menurunnya luas kawasan kumuh, dan meningkatnya pemenuhan layanan sarpras
perkotaan
c. Meningkatnya kualitas layanan jalan dan transportasi
d. Meningkatnya ruang publik kreatif (taman bahagia)
e. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup

5.4.5 Misi 5 : Mengembangkan Teknologi Informasi berbasis komunitas


TUJUAN
a. Meningkatkan kemampuan komunitas dalam pemanfaatan teknologi informasi
sebagai salah satu upaya pemberdayaan
SASARAN
a. Meningkatnya kemampuan komunitas dalam pemanfaatan teknologi informasi
berbasis komunitas.

5.4.6 Misi 6 : Melestarikan budaya dan kearifan lokal serta


mengembangkan tata kehidupan bermasyarakat yang berakhlaqul
karimah
TUJUAN
a. Melestarikan budaya dan kearifan lokal
b. Membentuk perilaku kehidupan masyarakat yg berakhlakul karimah
SASARAN
a. Meningkatnya event budaya
b. Menurunnya kasus konflik sosial
Penjabaran visi misi Walikota Pekalongan, tujuan dan sasaran seperti yang
diuraikan di atas disusun juga dengan kaitan untuk mendukung pencapaian prioritas
RPJMN tahun 2015-2019, dan RPJMD Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2018.
Keterkaitan dukungan tersebut dijelaskan melalui Gambar 5.3, dan keterkaitan Visi, Misi
Tujuan dan Sasaran ditunjukkan dalam Gambar 5.4 dan tabel 5.1.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Visi, Misi, Tujuan, V-14
Dan Sasaran
Gambar 5.3 Keterkaitan Visi Misi Kota Pekalongan dengan Visi Misi
Gubernur Jawa Tengah dan Presiden Republik Indonesia

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Visi, Misi, Tujuan, V-15
Dan Sasaran
Gambar 5.4 Keterkaitan Tujuan, Sasaran, dan Indikator Sasaran

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Visi, Misi, Tujuan, V-16
Dan Sasaran
Tabel 5.1 Keterkaitan Tujuan, Sasaran, Indikator, dan Target dalam Pencapaian Misi
RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016– 2021
Visi : “Terwujudnya Kota Pekalongan yang lebih sejahtera, mandiri, dan berbudaya berlandaskan nilai-nilai religiusitas”
Realisasi Target Kinerja
Indikator Indikator Kinerja Akhir
Tujuan Sasaran Satuan
Tujuan Tujuan/Sasaran 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Periode
RPJMD
Misi 1 : Meningkatkan Akses Dan Mutu Pendidikan
1 Meningkatkan harapan Harapan Lama Sekolah (expected Years Of Schooling) Tahun 12,77 12,78 12,89 13,00 13,10 13,21 13,21
untuk melanjutkan 1 Meningkatnya akses Angka Partisipasi Sekolah Indeks 95,78 96,32 96,50 97,00 98,00 99,00 99,00
pendidikan lebih tinggi layanan pendidikan
2 Meningkatkan mutu Persentase sekolah menuju Level 4 Standar Nasional Pendidikan % - 36,50 40,00 44,00 49,00 54,00 54,00
pendidikan 1 Meningkatnya kualitas Persentase % 34,30 44,50 48,00 52,00 57,00 60,00 60,00
penyelenggaraan penyelenggaraan
pendidikan pendidikan berakreditasi A
Misi 2 : Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik Untuk Sebesar-Besarnya Bagi Kesejahteraan Masyarakat
1. Menurunkan Angka Angka Kemiskinan Indeks 7,92 7,47 6,87 6,28 5,70 5,14 5,14
Kemiskinan 1 Meningkatnya derajat Usia Harapan Hidup Tahun 74,15 74,19 74,27 74,32 74,36 74,41 74,41
kesehatan masyarakat (UHH)
2 Menurunnya tingkat Tingkat Pengangguran % 4,10 5,05 3,80 3,70 3,60 3,50 3,50
pengangguran terbuka Terbuka (TPT)
3 Menurunnya PMKS Persentase Penurunan % 6,95 7,47 8,07 8,78 9,62 10,64 41,68
PMKS
2. Meningkatkan Indeks Reformasi Birokrasi indeks - 47,54 49,91 70,00 78,00 85,00 85,00
penyelenggaraan 1 Meningkatnya akuntabilitas Kategori evaluasi AKIP Indeks C CC B B B BB BB
pemerintahan yang kinerja dan keuangan Tingkat kematangan indeks 1,5 1,75 2,25 2,75 3 3,5 3,50
efektif, efisien,
implementasi SPIP
transparan, akuntabel dan
partisipatif berbasis Opini BPK atas LKD Opini WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
teknologi informasi 2. Meningkatnya kualitas Persentase PD dengan % - 89,47 90,32 93,55 96,77 100,00 100,00
layanan publik IKM Baik
Persentase OPD dengan % - 10,53 21,05 50,00 78,95 100,00 100,00
Nilai Keterbukaan
Informasi Publik kategori
Baik (Informatif)

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Visi, Misi, Tujuan, V-17
Dan Sasaran
Realisasi Target Kinerja
Indikator Indikator Kinerja Akhir
Tujuan Sasaran Satuan
Tujuan Tujuan/Sasaran 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Periode
RPJMD
3. Meningkatnya Indeks Profesionalitas Indeks - 82,20 83,00 84,00 85,00 86,00 86,00
Profesionalisme ASN ASN
Misi 3 : Memberdayakan Ekonomi Rakyat Berbasis Potensi Lokal Berdasarkan Prinsip Pembangunan Yang Berkelanjutan
1. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi % 5,36 5,48 5,62 5,75 5,87 6,00 6,00
pertumbuhan ekonomi 1. Meningkatnya ekonomi Pertumbuhan PDRB % 4,16 4,30 4,50 4,70 4,90 5,10 5,10
rakyat berbasis sektor sektor industri pengolahan, sektor Industri pengolahan
unggulan perdagangan dan jasa Pertumbuhan PDRB % 4,86 5,00 5,20 5,40 5,60 5,80 5,80
sektor perdagangan dan
jasa
Misi 4 : Meningkatkan Kualitas Dan Kuantitas Sarana Dan Prasarana Perkotaan Yang Ramah Lingkungan
1. Menurunkan luas Persentase penurunan Luas Genangan % 2,60 24,92 8,91 34,40 49,82 2,85 78,70
kawasan terdampak banjir 1. Menurunnya luas kawasan Persentase luas wilayah % 41,33 31,03 28,26 18,54 9,30 9,04 9,04
dan rob terdampak rob dan banjir genangan banjir dan rob
2. Meningkatkan kualitas Persentase lingkungan permukiman yang berkualitas % - 96,56 97,64 98,97 99,55 100,00 100,00
dan kuantitas lingkungan 1. Menurunnya luas kawasan Persentase kawasan % - 3,44 2,36 1,03 0,45 - -
permukiman kumuh, dan meningkatnya permukiman kumuh
pemenuhan layanan Cakupan Layanan Sarpras % - 82,05 85,01 87,88 90,75 93,63 93,63
sarpras perkotaan Permukiman Perkotaan
3. Meningkatkan kualitas Persentase terhubungnya pusat-pusat kegiatan % 9.494 9.525 9.637 9.749 9.861 10.000 10.000
konektivitas pusat-pusat 1 Meningkatnya kualitas Rasio Kapasitas Jalan (VC % 0,88 0,87 0,87 0,84 0,75 0,73 0,73
kegiatan strategis layanan jalan dan Ratio)
transportasi
4. Meningkatkan ruang Persentase pemenuhan ruang publik yang ramah lingkungan % 9,09 27,27 45,45 63,64 81,82 100,00 100,00
publik yang ramah 1 Meningkatnya ruang publik Persentase pemenuhan % 14,29 42,86 57,14 71,40 85,70 100,00 100,00
lingkungan kreatif (taman bahagia) sarana prasrana pada
ruang publik kreatif (taman
bahagia).
2. Meningkatnya kualitas Indeks Kualitas Indeks - 52,59 52,63 52,67 52,72 52,76 52,76
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Visi, Misi, Tujuan, V-18
Dan Sasaran
Realisasi Target Kinerja
Indikator Indikator Kinerja Akhir
Tujuan Sasaran Satuan
Tujuan Tujuan/Sasaran 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Periode
RPJMD
Misi 5 : Mengembangkan Teknologi Informasi Berbasis Komunitas
1. Meningkatkan Persentase teknologi informasi yang dikembangkan dan dimanfaatkan % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
kemampuan komunitas oleh komunitas
dalam pemanfaatan 1. Meningkatnya cakupan komunitas yang kelompok - 10 15 20 25 30 30
teknologi informasi kemampuan komunitas berdaya dalam
sebagai salah satu upaya dalam pemanfaatan memanfaatkan teknologi
pemberdayaan teknologi informasi informasi
berbasis komunitas
Misi 6 : Melestarikan Budaya Dan Kearifan Lokal Serta Mengembangkan Tata Kehidupan Bermasyarakat Yang Berakhlaqul Karimah
1. Melestarikan budaya dan Persentase seni budaya yang dilestarikan % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
kearifan lokal 1. meningkatnya event persentase peningkatan % 37,50 56,25 61,29 70,97 83,87 100,00 100,00
budaya penyelenggaraan event
2. Membentuk perilaku Konflik Sosial kasus 14,00 16,00 - - - - -
kehidupan masyarakat yg 1. Menurunnya kasus konflik Persentase penurunan % 58,82 (14,29) 12,50 14,29 16,67 20,00 20,00
berakhlakul karimah sosial kasus konflik sosial
Persentase Implementasi % 50,00 50,00 52,50 55,00 60,00 65,00 65,00
pendidikan keagamaan
dan pendidikan karakter

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Visi, Misi, Tujuan, V-19
Dan Sasaran
Selanjutnya, untuk menjelaskan kerangka logis keterhubungan kebijakan daerah
dan perangkat daerah sasaran dipisahkan menjadi sasaran yang terkait dengan
pencapaian visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota dan sasaran yang tidak secara
langsung terkait dengan pencapaian visi dan misi Walikota tetapi secara langsung
mencapai prioritas perangkat daerahnya tersebut. Selanjutnya sasaran secara spesifik
pembangunan daerah terrangkai menjadi sebagai arsitektur kinerja „impact‟ yang saling
terhubung. Dengan demikian, indikator tujuan pembangunan merupakan representasi
langsung keberhasilan pencapaian pembangunan daerah pada akhir periode Walikota
Pekalongan pada tahun 2021. Berikut ini disajikan tabel keterkaitan kinerja daerah dan
perangkat daerah Kota Pekalongan.
Tabel 5.2 Keterkaitan Indikator Daerah dan Perangkat Daerah Kota
Pekalongan Tahun 2016-2021
INDIKATOR
INDIKATOR
TUJUAN SASARAN SASARAN IKU RENSTRA OPD
TUJUAN
(IKU KOTA)
Misi 1 : Meningkatkan Akses Dan Mutu Pendidikan

Meningkatkan Harapan Lama Meningkatnya akses Angka Partisipasi Angka Partisipasi Dinas Pendidikan
harapan untuk Sekolah layanan pendidikan Sekolah Sekolah Jenjang
melanjutkan (expected Years PAUD/TK
pendidikan lebih Of Schooling) Angka Partisipasi
tinggi Sekolah Jenjang Dikdas
Meningkatkan mutu Persentase Meningkatnya kualitas Persentase Persentase Dinas Pendidikan
pendidikan sekolah menuju penyelenggaraan penyelenggaraan penyelenggaran PAUD
Level 4 Standar pendidikan pendidikan berakreditasi A
Nasional berakreditasi A Persentase
Pendidikan penyelenggaran
pendidikan dasar
berakreditasi A
Misi 2 : Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik Untuk Sebesar-Besarnya Bagi Kesejahteraan Masyarakat

Menurunkan Angka Angka Meningkatnya derajat Usia Harapan Angka Kesakitan Dinas Kesehatan,
Kemiskinan Kemiskinan kesehatan Hidup (UHH) Angka Kematian Ibu RSUD Bendan
masyarakat (AKI) per 100.000 KH
Angka Kematian Bayi
(AKB) per 1.000 KH
Angka Kematian Balita
(AKABA) per 1.000 KH
Rasio Akseptor KB Dinsos P2KB
Konsumsi Pangan Dinperpa
penduduk sesuai
dengan Pola Pangan
Harapan
Menurunnya tingkat Tingkat Tingkat Partisipasi Dinperinaker
pengangguran Pengangguran Angkatan Kerja
terbuka Terbuka (TPT)
Menurunnya PMKS Persentase Persentase PMKS Dinsos P2KB
Penurunan PMKS Tertangani
Meningkatkan Indeks Reformasi Meningkatnya Kategori evaluasi Persentase Program Bappeda
penyelenggaraan Birokrasi akuntabilitas kinerja AKIP RKPD selaras dengan
pemerintahan yang dan keuangan RPJMD
efektif, efisien, Nilai akuntabilitas Bagian
transparan, kinerja Perangkat Organisasi Setda
akuntabel dan Daerah Semua OPD
partisipatif berbasis
teknologi informasi Tingkat Tingkat kematangan Inspektorat
kematangan implementasi SPIP
implementasi SPIP Perangkat Daerah

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Visi, Misi, Tujuan, V-20
Dan Sasaran
INDIKATOR
INDIKATOR
TUJUAN SASARAN SASARAN IKU RENSTRA OPD
TUJUAN
(IKU KOTA)
Opini BPK atas Pelaporan Keuangan Badan Keuangan
LKD Daerah Berkualitas Daerah
Meningkatnya kualitas Persentase PD IKM Perangkat Daerah Semua OPD
layanan publik dengan IKM Baik Semua OPD

Persentase OPD Nilai Keterbukaan Dinkominfo


dengan Nilai Informasi Publik Semua OPD
Keterbukaan Perangkat Daerah
Informasi Publik
kategori Baik
(Informatif)
Meningkatnya Indeks Skor Kinerja ASN BKPPD
Profesionalisme ASN Profesionalitas
ASN
Misi 3 : Memberdayakan Ekonomi Rakyat Berbasis Potensi Lokal Berdasarkan Prinsip Pembangunan Yang Berkelanjutan

Meningkatkan Pertumbuhan Meningkatnya Pertumbuhan Pertumbuhan IKM Batik Dinperinaker


pertumbuhan Ekonomi ekonomi sektor PDRB sektor Nilai modal usaha Dindagkop UKM
ekonomi rakyat industri pengolahan, Industri UMKM dari koperasi
berbasis sektor perdagangan dan jasa pengolahan
Persentase UMKM
unggulan
menerima KUP / KUR
Nilai Produksi DKP
Perikanan (tangkap dan
budidaya)
Pertumbuhan nilai ekspor Dindagkop-UKM
PDRB sektor perdagangan
perdagangan dan Kunjungan wisata Dinparbudpora
jasa pertahun
Persentase peningkatan DPMPTSP
nilai
investasi/penanaman
modal
Misi 4 : Meningkatkan Kualitas Dan Kuantitas Sarana Dan Prasarana Perkotaan Yang Ramah Lingkungan

Menurunkan luas Persentase Menurunnya luas Persentase luas Persentase sarpras DPU-PR
kawasan penurunan Luas kawasan terdampak wilayah genangan pengendali banjir dalam
terdampak banjir Genangan rob dan banjir banjir dan rob kondisi baik
dan rob
Meningkatkan Persentase Menurunnya luas Persentase Rasio Rumah Layak Dinperkim
kualitas dan lingkungan kawasan kumuh, dan kawasan Huni
kuantitas permukiman yang meningkatnya permukiman
lingkungan berkualitas pemenuhan layanan kumuh
permukiman sarpras perkotaan Cakupan Layanan Cakupan layanan DLH
Sarpras persampahan
Permukiman Rasio akses air minum Dinperkim
Perkotaan terhadap jumlah
penduduk
Persentase
ketersediaan drainase
lingkungan
Cakupan layanan
pengelolaan limbah
domestik
Cakupan jalan
lingkungan kondisi
mantap

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Visi, Misi, Tujuan, V-21
Dan Sasaran
INDIKATOR
INDIKATOR
TUJUAN SASARAN SASARAN IKU RENSTRA OPD
TUJUAN
(IKU KOTA)
Meningkatkan Persentase Meningkatnya kualitas Rasio Kapasitas Persentase jalan kota DPU-PR
kualitas terhubungnya layanan jalan dan Jalan (VC Ratio) dalam keadaan mantap
konektivitas pusat- pusat-pusat transportasi (kondisi baik dan
pusat kegiatan kegiatan sedang)
strategis Kapasitas Jalan Dinhub
Perkotaan (satuan
mobil penumpang per
jam)
Meningkatkan Persentase Meningkatnya ruang Persentase Persentase kawasan DPU-PR
ruang publik yang pemenuhan publik kreatif (taman pemenuhan strategis yang tertata
ramah lingkungan ruang publik yang bahagia) sarana prasrana
ramah lingkungan pada ruang publik
kreatif (taman
bahagia).
Meningkatnya kualitas Indeks Kualitas Indeks Kualitas air DLH
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Indeks Kualitas udara
Indeks Kualitas Tutupan
Lahan
Misi 5 : Mengembangkan Teknologi Informasi Berbasis Komunitas

Meningkatkan Persentase Meningkatnya cakupan Persentase peningkatan Dinkominfo


kemampuan teknologi kemampuan komunitas yang jumlah pengguna
komunitas dalam informasi yang komunitas dalam berdaya dalam aplikasi berbasis
pemanfaatan dikembangkan pemanfaatan memanfaatkan komunitas
teknologi informasi dan dimanfaatkan teknologi informasi teknologi informasi
sebagai salah satu oleh komunitas berbasis komunitas
upaya
pemberdayaan
Misi 6 : Melestarikan Budaya Dan Kearifan Lokal Serta Mengembangkan Tata Kehidupan Bermasyarakat Yang Berakhlaqul
Karimah

Melestarikan Persentase seni meningkatnya event persentase Persentase peningkatan Dinparbudpora


budaya dan budaya yang budaya peningkatan kelompok budaya
kearifan lokal dilestarikan penyelenggaraan Persentase sarana
event budaya per jumlah
kelompok kesenian
Membentuk Konflik Sosial Menurunnya kasus Persentase Persentase potensi Kesbangpol
perilaku kehidupan konflik sosial penurunan kasus kerawanan sosial yang
masyarakat yg konflik sosial dibina
berakhlakul Persentase Persentase Dinas Pendidikan
karimah Implementasi implementasi
pendidikan pendidikan keagamaan
keagamaan dan Persentase Dinas Pendidikan
pendidikan Implementasi
karakter pendidikan karakter

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Visi, Misi, Tujuan, V-22
Dan Sasaran
BAB VI. STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN
DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
DAERAH

Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komprehensif


tentang bagaimana pemerintah daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan
efektif dan efisien. Dengan pendekatan yang komprehensif, strategi juga dapat digunakan
sebagai sarana untuk melakukan transformasi, reformasi, dan perbaikan kinerja birokrasi.
Perencanaan strategis tidak saja mengagendakan aktivitas pembangunan, tetapi juga
segala program yang mendukung dan menciptakan layanan masyarakat tersebut dapat
dilakukan dengan baik, termasuk di dalamnya upaya memperbaiki kinerja dan kapasitas
birokrasi, sistem manajemen, dan pemanfaatan teknologi informasi.

6.1 STRATEGI

Dengan berdasarkan visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah dirumuskan pada
pembahasan bab sebelumnya, dalam rangka mencapai sasaran-sasaran pembangunan
maka dirumuskan strategi pada tiap sasaran RPJMD yang terinci pada tabel 6.1 berikut.
Tabel 6.1 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi
Kota Pekalongan Tahun 2016-2021
Visi : “Terwujudnya Kota Pekalongan yang lebih sejahtera, mandiri, dan berbudaya
berlandaskan nilai-nilai religiusitas”

MISI / TUJUAN SASARAN STRATEGI

Misi 1 : Meningkatkan Akses Dan Mutu Pendidikan


Meningkatkan harapan Meningkatnya akses Peningkatan kesadaran pemangku kepentingan
untuk melanjutkan layanan pendidikan tentang manfaat pendidikan dalam berbagai
pendidikan lebih tinggi bidang kehidupan disertai dengan penurunan
biaya pendidikan yang harus ditanggung keluarga
miskin
Meningkatkan mutu Meningkatnya kualitas Peningkatan ketersediaan sarpras pendidikan,
pendidikan penyelenggaraan pengembangan kurikulum, peningkatan kualifikasi
pendidikan dan kompetensi guru, serta peningkatan minat
baca.
Misi 2 : Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik Untuk Sebesar-Besarnya Bagi Kesejahteraan
Masyarakat
Menurunkan Angka Meningkatnya derajat Peningkatan pelayanan kesehatan bagi
Kemiskinan kesehatan masyarakat masyarakat secara preventif, kuratif dan promotif,
serta keluarga berencana
Menurunnya tingkat Peningkatan ketrampilan angkatan kerja dan
pengangguran terbuka pencari kerja disertai perluasan kesempatan kerja
Menurunnya PMKS Peningkatan pelayanan perlindungan, rehabilitasi ,
pemberdayaan dan jaminan sosial warga miskin
dan PMKS serta peningkatan peran serta
pemangku kepentingan dalam penyelenggaran
kesejahteraan sosial

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-1
dan Program Pembangunan Daerah
MISI / TUJUAN SASARAN STRATEGI

Meningkatkan Meningkatnya Peningkatan kinerja penyelenggaraan


penyelenggaraan akuntabilitas kinerja dan pemerintahan, kualitas perencanaan,
pemerintahan yang efektif, keuangan pengawasan, pengelolaan keuangan daerah dan
efisien, transparan, Meningkatnya profesionalitas ASN
akuntabel dan partisipatif Profesionalisme ASN
berbasis teknologi
Meningkatnya kualitas Peningkatan sistem pelayanan publik dan
informasi
layanan publik Penguatan pengelolaan informasi dan komunikasi
Misi 3 : Memberdayakan Ekonomi Rakyat Berbasis Potensi Lokal Berdasarkan Prinsip Pembangunan
Yang Berkelanjutan
Meningkatkan Meningkatnya ekonomi Peningkatan kualitas dan kuantitas produk UMKM,
pertumbuhan ekonomi sektor industri penguatan kelembagaan sentra dan klaster serta
rakyat berbasis sektor pengolahan, pengembangan sarana dan prasarana sektor
unggulan perdagangan dan jasa industri
Peningkatan kerjasama UMKM dengan koperasi,
lembaga keuangan dan pembiayaan
Peningkatan produksi dan produktifitas perikanan
budidaya dan tangkap
Peningkatan penguasaan akses dan informasi
pasar dalam dan luar negeri
Peningkatan kualitas, kuantitas dan promosi
Destinasi Pariwisata Daerah
Peningkatan iklim penanaman modal yang
berdaya saing dengan berbasis keunggulan
daerah
Misi 4 : Meningkatkan Kualitas Dan Kuantitas Sarana Dan Prasarana Perkotaan Yang Ramah
Lingkungan
Menurunkan luas kawasan Menurunnya luas Peningkatan sarpras sistem drainase,
terdampak banjir dan rob kawasan terdampak rob pengendalian banjir dan rob, penanganan wilayah
dan banjir di sisi utara dan selatan tanggul untuk
memberikan dampak positif secara optimal.
Meningkatkan kualitas dan Menurunnya luas Penanganan kawasan kumuh dan pemenuhan
kuantitas lingkungan kawasan kumuh, dan sarana prasarana perkotaan
permukiman meningkatnya
pemenuhan layanan
sarpras perkotaan
Meningkatkan kualitas Meningkatnya kualitas Pengembangan dan peningkatan layanan jalan
konektivitas pusat-pusat layanan jalan dan dan transportasi yang berkualitas dan merata
kegiatan strategis transportasi serta dapat melayani warga kota yang
berkebutuhan khusus
Meningkatkan ruang publik Meningkatnya ruang Peningkatan ruang publik yang dapat mudah
yang ramah lingkungan publik kreatif (taman diakses oleh masyarakat dan dapat
bahagia) menumbuhkan kreatifitas.
Meningkatnya kualitas Pengendalian pencemaran lingkungan yang
Lingkungan Hidup bersumber dari air limbah industri, serta
peningkatan kualitas dan kuantitas ruang terbuka
hijau
Misi 5 : Mengembangkan Teknologi Informasi Berbasis Komunitas
Meningkatkan kemampuan Meningkatnya Penguatan peran komunitas dalam
komunitas dalam kemampuan komunitas pengembangan dan pemanfaatan TI serta
pemanfaatan teknologi dalam pemanfaatan mendorong inovasi-kreativitas.
informasi sebagai salah teknologi informasi
satu upaya pemberdayaan berbasis komunitas

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-2
dan Program Pembangunan Daerah
MISI / TUJUAN SASARAN STRATEGI

Misi 6 : Melestarikan Budaya Dan Kearifan Lokal Serta Mengembangkan Tata Kehidupan
Bermasyarakat Yang Berakhlaqul Karimah
Melestarikan budaya dan meningkatnya event Peningkatan dan pengembangan kegiatan
kearifan lokal budaya kesenian dan pelestarian nilai-nilai budaya.
Membentuk perilaku Menurunnya kasus Peningkatan kerukunan umat beragama,
kehidupan masyarakat yg konflik sosial pencegahan konflik sosial serta peningkatan
berakhlakul karimah implementasi pendidikan karakter dan keagamaan

Berdasarkan tabel 6.1 diatas, rumusan strategi/prioritas pembangunan pada tahun


2016-2021 dijabarkan sebagai berikut:
1. Peningkatan kesadaran pemangku kepentingan tentang manfaat pendidikan
dalam berbagai bidang kehidupan disertai dengan penurunan biaya
pendidikan yang harus ditanggung keluarga miskin.
Upaya peningkatan Akses Layanan Dasar Masyarakat, Kota Pekalongan
dihadapkan pada masalah pendidikan, yaitu layanan akses pendidikan masih
rendah. Sasaran yang dituju adalah meningkatnya akses layanan pendidikan. Untuk
itu maka langkah
strategi yang
dilakukan, yaitu
peningkatan
kesadaran pemangku
kepentingan tentang
manfaat pendidikan
dalam berbagai
bidang kehidupan
disertai dengan
penurunan biaya
pendidikan yang
ditanggung keluarga
miskin.
Beberapa strategi yang dilakukan dalam rangka peningkatan akses
pendidikan adalah melalui beasiswa, mendorong pertumbuhan jenjang pendidikan
tinggi dengan memberikan fasilitasi kepada masyarakat disertai dengan penurunan
biaya pendidikan yang harus ditanggung keluarga miskin untuk dapat mengakses
ke jenjang pendidikan tinggi.
Upaya lain juga dilakukan dengan memberikan FOP kepada sekolah negeri
maupun swasta jenjang pendidikan dasar sebagai salah satu upaya menurunkan
biaya pendidikan bagi warga Kota Pekalongan.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-3
dan Program Pembangunan Daerah
2. Peningkatan ketersediaan sarpras pendidikan, pengembangan kurikulum,
peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru, serta peningkatan minat baca.
Permasalahan lain yang muncul dalam upaya peningkatan Akses Layanan
Dasar Masyarakat terkait pendidikan adalah kualitas penyelenggaraan pendidikan
belum optimal. Sasaran yang dituju, yaitu Meningkatnya kualitas penyelenggaraan
pendidikan. Sehingga
strategi yang
diupayakan untuk
mencapai sasaran
tersebut adalah
peningkatan
ketersediaan sarana
dan prasarana
pendidikan dengan
penambahan ruang
kelas baru,
laboratorium,
perpustakaan, dan
lain-lain sesuai dengan proporsi jumlah murid pada wilayah-wilayah kecamatan dan
kelurahan; pengembangan kurikulum (sesuai kebutuhan masyarakat atau kurikulum
muatan lokal), peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru khususnya pada jenjang
pendidikan SD/MI, serta peningkatan minat baca dengan mengoptimalkan fungsi
perpustakaan dan pengembangan perpustakaan digital.
3. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat secara preventif, kuratif
dan promotif, serta keluarga berencana.
Strategi ini dimaksudkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
mencakup pelayanan kesehatan bagi seluruh kelompok usia mengikuti siklus hidup
sejak dari bayi sampai anak, remaja, kelompok usia produktif, maternal, dan
kelompok usia lanjut (Lansia), yang dilakukan melalui Upaya Preventif, promotif
dan kuratif antara lain: Meningkatkan penyuluhan kesehatan, advokasi dan
menggalang kemitraan
dengan berbagai
pelaku pembangunan
termasuk pihak
swasta; melaksanakan
pemberdayaan
masyarakat dan
meningkatkan peran
serta masyarakat
dalam bidang
kesehatan;
meningkatkan promosi
dan PHBS pada
semua tatanan,
meningkatkan kualitas tenaga kesehatan; meningkatkan pengendalian terhadap
penyakit menular dan penyakit tidak menular; menurunkan angka gizi buruk dan
kekurangan gizi pada ibu hamil, bayi dan balita; meningkatkan Sistem Informasi
Manajemen Kesehatan; meningkatkan akses dan mutu fasilitas pelayanan
kesehatan, pemenuhan sarana prasarana pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
serta pemenuhan tenaga medis selama 24 jam secara terus menerus;

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-4
dan Program Pembangunan Daerah
meningkatkan akses, kemandirian dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan;
meningkatkan cakupan kepesertaan JKN; dan meningkatkan kualitas dan
aksesibiitas masyarakat terhadap sanitasi dasar. Selain itu Upaya pelayanan
Keluarga Berencana diwujudkan melalui : peningkatkan advokasi dan Komunikasi,
Informasi dan Edukasi (KIE) tentang Program Kependudukan, Keluarga Berencana,
dan Pembangunan Keluarga (KKBPK), dan meningkatkan pemahaman remaja
mengenai kesehatan reproduksi dan penyiapan kehidupan berkeluarga melalui
kegiatan kelompok remaja PIK KRR (Pusat Informasi Konseling dan Kesehatan
Reproduksi Remaja) dan kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR)
4. Peningkatan ketrampilan angkatan kerja dan pencari kerja disertai perluasan
kesempatan kerja.
Strategi ini dimaksudkan untuk menurunkan tingkat pengangguran terbuka,
yang diwujudkan melalui upaya antara lain: Meningkatkan kompetensi dan
produktivitas tenaga kerja untuk memasuki pasar tenaga kerja; Meningkatkan akses
angkatan kerja kepada sumber daya produktif melalui peningkatan ketrampilan
kerja; Meningkatkan kegiatan-kegiatan yang bersifat padat karya untuk mengurangi
pengangguran
kurang terdidik;
Mendorong
pekerja setengah
penganggur untuk
melaksanakan
usaha produktif
dengan
memanfaatkan
potensi sumber
daya yang ada
dan Teknologi
Tepat Guna;
Meningkatkan
perlindungan bagi pekerja/buruh melalui Jaminan Sosial Ketenagakerjaan;
Mewujudkan sistem pengupahan yang adil; Mengembangkan sistem pengawasan
ketenagakerjaan; dan Meningkatkan kualitas tata kelola kelembagaan dan
kerjasama hubungan industrial
5. Peningkatan pelayanan perlindungan, rehabilitasi, pemberdayaan dan jaminan
sosial warga miskin dan PMKS serta peningkatan peran serta pemangku
kepentingan dalam penyelenggaran kesejahteraan sosial.
Strategi ini dimaksudkan untuk menurunkan Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS), yang diwujudkan melalui upaya antara lain:
pemenuhan hak dasar bagi penduduk miskin dan rentan melalui pemberian bantuan
sosial dan subsidi; meningkatkan inklusivitas bagi penyandang disabilitas dan lanjut
usia; meningkatkan ketersediaan infrastruktur dan sarana pelayanan dasar bagi
peduduk miskin dan rentan; meningkatkan Sistem Pengelolaan Data Kemiskinan
secara terpadu; meningkatkan perlindungan sosial bagi penduduk miskin dan PMKS
dalam Jaminan Sosial; meningkatkan penghidupan penduduk miskin dan rentan
melalui pemberdayaan ekonomi berbasis pengembangan ekonomi lokal dan
pendampingan dalam rangka meningkatkan kapasitas ketrampilan dan kemandirian
penduduk miskin dan rentan; mengembangkan sistem rujukan dan layanan sosial
terpadu berbasis komunitas; meningkatkan jejaring kerja kesetiakawanan sosial
melalui media, dunia usaha dan masyarakat termasuk diantaranya forum
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-5
dan Program Pembangunan Daerah
kepemudaan, pekerja sosial dan CSR; mengembangkan kepedulian sosial dan
pranata gotong
royong;
meningkatkan
perlindungan
perempuan dan
anak dari berbagai
tindak kekerasan
dengan
meningkatkan
kerjasama dengan
aparat penegak
hukum dan
lembaga
masyarakat dalam
penyelesaian kasus KDRT dan pelecehan seksual terhadap perempuan dan anak;
serta meningkatkan kesetaraan gender serta pemberdayaan perempuan dan anak
dalam pembangunan.
6. Peningkatan kinerja penyelenggaraan pemerintahan, kualitas perencanaan,
pengawasan, pengelolaan keuangan daerah dan profesionalitas ASN
Akuntabilitas merupakan salah satu unsur pokok perwujudan good
governance yang saat ini sedang diupayakan oleh Pemerintah, antara lain dengan
melaporkan hasil dari program yang telah dilaksanakan sehingga masyarakat dapat
menilai apakah pemerintah telah bekerja dengan baik yaitu dengan tata kelola
daerah secara
transparan,
akuntable, efektif
dan efisien.
Keuangan Daerah
adalah
kemampuan
Pemerintah
Daerah untuk
mengawasi daerah
dalam mengelola
mulai dari
merencanakan,
melaksanakan,
mengawasi, mengendalikan dan mengevaluasi berbagai sumber keuangan sesuai
dengan kewenangannya dalam rangka pelaksanaan asas desentralisasi,
dekosentrasi dan tugas pembantuan didaerah yang diwujudkan dalam bentuk
anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).
Pengawasan adalah suatu upaya agar apa yang telah direncanakan
sebelumnya dapat diwujudkan dalam waktu yang telah ditentukan serta untuk
mengetahui kelemahan-kelemahan dan keseulitan-kesulitan dalam pelaksanaan
sehingga dapat diambil suatu tindakan untuk memperbaiki demi tercapainya tujuan.
Di sisi lain, ASN sebagai subyek dalam pelaksanaan pemerintahan dituntut untuk
bekerja profesional dan berkompeten dalam melakukan pelayana publik.
Dengan masih rendahnya akuntabilitas kinerja dan keuangan daerah, belum
optimalnya sistem pengawasan internal dan permasalahan profesionalitas ASN

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-6
dan Program Pembangunan Daerah
maka perlu adanya upaya untuk dapat meningkatkan akuntabilitas kinerja keuangan
daerah dengan strategi antara lain peningkatan kinerja penyelenggaraan
pemerintahan, kualitas perencanaan, pengawasan, pengelolaan keuangan daerah
dan peningkatan profesionalisme ASN. Sebagai wujud utama dari peningkatan
kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah adalah kesejahteraan rakyat.
7. Peningkatan sistem pelayanan publik dan Penguatan pengelolaan informasi
dan komunikasi di Perangkat Daerah yang ada di Kota Pekalongan.
Dalam upaya menjamin agar kegiatan pembangunan berjalan efektif, efisien,
dan bersasaran maka diperlukan perencanaan pembangunan Nasional. Tahapan
perencanaan pembangunan meliputi RPJM (Rencana Pembangunan Jangka
Menengah) dan RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah). RKPD merupakan
penjabaran dari RPJM Daerah dan mengacu pada RKP, yang memuat rancangan
kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan
pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh permerintah maupun yang
ditempuh dengan
mendorong
partisipasi
masyarakat.
Penyusunan
RKPD (Rencana
Kerja Pemerintah
Daerah) ditujukan
dalam upaya
mewujudkan
perencanaan
pembangunan
daerah yang
sinergis antara
pemerintah pusat, propinsi dan kabupaten/kota.
Pemanfaatan teknologi informasi dirasakan semakin penting tatkala dapat
memberikan kemudahan dalam proses dan tahapan perencanaan pembangunan
daerah. Dalam penyusunan dokumen perencanaan pembangunan, berbagai
tahapan harus ditempuh oleh Pemerintah Daerah, mulai dari proses pendekatan
perencanaan partisipatif dan teknokratik yang terangkum dalam dokumen Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), hingga bermuara pada ditetapkannya Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Kualitas pelayanan publik merupakan komponen penting yang harus
diperhatikan dalam pelayanan publik. Istilah kualitas pelayanan publik tentunya tidak
dapat dipisahkan dari persepsi tentang kualitas. Beberapa contoh pengertian
kualitas adalah: (1) Kesesuaian dengan persyaratan; (2) Kecocokan untuk
pemakaian; (3) Perbaikan Bekelanjutan; (4) Bebas dari kerusakan/cacat; (5)
Pemenuhan kebutuhan pelanggan sejak awal dan setiap saat; (6) Melakukan
segala sesuatu secara benar; (7) sesuatu yang bisa membahagiakan pelanggan.
Kualitas pelayanan adalah pelayanan yang diberikan kepada pelanggan sesuai
dengan standar pelayanan yang telah dibakukan dalam memberikan layanan
sebagai pembakuan pelayanan yang baik.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-7
dan Program Pembangunan Daerah
8. Peningkatan kualitas dan kuantitas produk UMKM, penguatan kelembagaan
sentra dan klaster serta pengembangan sarana dan prasarana sektor industri.
Ekonomi kreatif telah diakui secara nasional sebagai salah satu sektor
ekonomi yang harus terus dikembangkan karena sektor tersebut mampu bertahan
dalam berbagai kondisi
ekonomi yang dihadapi
bangsa ini. Dengan
masuknya Kota
Pekalongan sebagai
salah satu anggota
jejaring Kota Kreatif
UNESCO merupakan
langkah awal untuk
pengembangan
ekonomi lokal yang
berbasis industri kreatif
supaya lebih diakui di
skala internasional. Momen tersebut berusaha ditindaklanjuti secara serius oleh
Pemerintah Kota Pekalongan dengan pembentukan dan peningkatan Lembaga
Ekonomi Kreatif yang dapat mendorong industri kreatif di Kota Pekalongan
Permasalahan industri yang muncul di Kota Pekalongan yakni rendahnya
pertumbuhan industri,. Strategi yang diambil oleh Pemerintah Kota Pekalongan
dalam mengatasi permasalahan tersebut di atas dengan meningkatkan kualitas dan
kualitas produk UMKM, penguatan kelembagaan sentra dan klaster serta
pengembangan sarana dan prasarana sektor industri di Kota Pekalongan yang
diharapkan dapat meningkatkan peran Lembaga Ekonomi Kreatif dalam rangka
pengembangan sektor unggulan dan pariwisata Kota Pekalongan dapat tercapai
9. Peningkatan kerjasama UMKM dengan koperasi, lembaga keuangan dan
pembiayaan
Pada masa sekarang ini secara umum koperasi mengalami perkembangan
usaha dan kelembagaan yang meningkat. Namun demikian, koperasi masih
memiliki berbagai kendala untuk pengembanganya sebagai badan usaha. Hal ini
perlu memperoleh perhatian dalam pembangunan usaha koperasi pada masa
mendatang. Optimalisasi kinerja kelembagaan produktivitas koperasi diharapkan
dapat meningkatkan peran koperasi khususnya di Kota Pekalongan, terutama
dalam mendukung sektor produktif dan UMKM di Kota Pekalongan.
Salah satu
upaya pengembangan
lembaga keuangan dan
koperasi beberapa
tahun ke belakang
yakni menjadi lembaga
keuangan yang
bergerak di bidang
pembiayaan. Upaya
tersebut di dukung oleh
Pemerintah Kota
Pekalongan dengan
mengkolaborasikan
dengan potensi yang ada di Kota Pekalongan berupa UMKM yang bergerak di
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-8
dan Program Pembangunan Daerah
bidang Batik. Diharapkan dengan adanya peningkatan kerjasama lembaga
keuangan dan koperasi tersebut dengan para pelaku usaha terutama UMKM Batik
dapat meningkatkan kinerja dan kesejahteraan masayarakat
10. Peningkatan produksi dan produktifitas perikanan budidaya dan tangkap.
Strategi ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan produk perikanan budidaya
dan produk perikanan tangkap di Kota Pekalongan melalui Upaya peningkatan
produksi dan produktifitas perikanan budidaya, upaya peningkatan produksi dan
produktivitas perikanan tangkap dan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Tempat
Pelelangan Ikan antara lain dengan Optimalisasi Penerimaan daerah bersumber
dari Tempat Pelelangan Ikan.
Upaya
peningkatan produksi
dan produktifitas
perikanan budidaya,
antara lain mealui
ekstensifikasi usaha
perikanan budidaya,
hal ini perlu dilakukan
mengingat adanya
potensi lahan eks
pertanian yang bisa
dijadikan lahan
budidaya perikanan di
daerah terdampak rob;
Intensifikasi usaha perikanan budidaya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
lahan budiaya; pengembangan agribisnis budidaya perikanan; pembinaan kelompok
pembudidaya ikan; peningkatan sarana dan prasarana pembenihan; dan
optimalisasi kawasan percontohan budidaya di kawasan technopark.
Upaya peningkatan produksi dan produktivitas perikanan tangkap, antara
lain; optimalisasi pelayanan di Tempat Pelelangan Ikan; pengembangan usaha
perikanan tangkap; pemberdayaan nelayan kecil; dan pengembangan sarana dan
prasarana technopark perikanan.
11. Peningkatan penguasaan akses dan informasi pasar dalam dan luar negeri.
Perkembangan teknologi merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari,
keterbukaan pasar terutama di tingkat nasional bahkan internasional harus dapat
menjadi peluang
bagi produk
unggulan di Kota
Pekalongan. Salah
satu usaha
pemerintah dengan
meningkatkan
penguasaan akses
dan informasi pasar,
kemitraan/
kerjasama usaha
serta
mengembangkan
keunggulan lokal

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-9
dan Program Pembangunan Daerah
diharapkan dapat meningkatkan nilai ekspor perdagangan masyarakat Kota
Pekalongan.
Salah satu strategi dalam meningkatkan nilai ekspor adalah dengan
mencetak eksportir-eksportir baru di Kota Pekalongan, mengingat selama ini pelaku
usaha lebih suka melakukan ekspor melalu eksportir di luar Pekalongan.
12. Peningkatan Kualitas, Kuantitas Dan Promosi Destinasi Pariwisata Daerah.
Sebagai kota jasa, Kota Pekalongan sangat minim adanya sumber daya
alam yang dapat
dijadikan sebagai salah
satu destinasi wisata.
Permasalahan
kunjungan wisatawan ke
Kota Pekalongan yang
masih rendah menjadi
salah satu tugas yang
harus diselesaikan oleh
Pemerintah.
Sehubungan dengan hal
tersebut, strategi yang
dilakukan oleh
Pemerintah Kota Pekalongan berupa peningkatan kualitas, kuantitas dan promosi
Destinasi Pariwisata Daerah dilakukan guna mencapai target kunjungan wisata
sebanyak 550.000/tahun.
13. Peningkatan iklim penanaman modal yang berdaya saing dengan berbasis
keunggulan daerah
Investasi sampai hari ini merupakan faktor penting untuk menggerakkan dan
mendorong pertumbuhan ekonomi di suatu daerah khususnya di Kota Pekalongan.
Salah satu cara untuk
membangkitkan atau
menggerakkan kembali
perekonomian Kota
Pekalongan adalah
kebijakan mengundang
masuknya investasi di
Kota Pekalongan.
Investasi diharapkan
dapat mengisi
kekosongan ruang
ekonomi yang tidak
dapat dijangkau oleh
Pemerintah Kota Pekalongan. Iklim investasi yang berdaya saing tetap dipadukan
dengan potensi unggulan yang ada di Kota Pekalongan sehingga diharapkan dapat
mensejahterakan seluruh masyarakat Kota Pekalongan.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-10
dan Program Pembangunan Daerah
14. Peningkatan sarpras sistem drainase, pengendalian banjir dan rob,
penanganan wilayah di sisi utara dan selatan tanggul untuk memberikan
dampak positif secara optimal
Kota Pekalongan merupakan kawasan pesisir, yaitu merupakan kawasan
hilir dan muara beberapa sungai. Bahkan di beberapa tempat sudah mengalami
genangan permanen karena elevasinya yang sangat rendah, di bawah permukaan
air laut. Kecenderungan yang terjadi adalah semakin meningkatnya kawasan rob
dan genangan pada kawasan permukiman, terutama di wilayah Kecamatan
Pekalongan Utara.
Pembangunan
tanggul rob yang
dimulai tahun 2018
diharapkan akan
berdampak positif
terhadap pengurangan
genangan di sebagian
wilayah utara Kota
Pekalongan. Dampak
positif tersebut, selain
harus ditindaklanjuti
dengan penataan
sistem drainase, namun yang tidak kalah pentingnya adalah berdampak terjadinya
perubahan pemanfaatan ruang sehingga membutuhkan penataan ruang yang lebih
dinamis pada lokasi tersebut.
Pasca pembangunan tanggul rob, wilayah tersebut akan terbagi menjadi
dua, yaitu sisi utara tanggul dengan kondisi yang relatif basah dan sisi selatan
dengan kondisi yang relatif kering. Perubahan ini perlu disikapi dengan
perencanaan yang matang sehingga akan berdampak positif, baik bagi masyarakat
di wilayah tersebut maupun secara umum bagi Kota Pekalongan.
15. Penanganan kawasan kumuh dan pemenuhan sarana prasarana perkotaan.
Penanganan kawasan kumuh di Kota Pekalongan terus dilakukan, tetapi
belum efektif /optimal untuk menurunkan luasannya, karena banyak sekali
permasalahan dari aspek sarana prasarana perkotaan yang menyebabkan kawasan
menjadi kumuh. Sarana prasarana perkotaan tersebut perlu ditingkatkan baik
kualitasnya atau
jangkauan
pelayanannya.
Tetapi agar
peningkatan sarana
prasarana perkotaan
tersebut tidak
menimbulkan
dampak negatif
terhadap lingkungan,
maka perlu
mempertimbangkan
daya dukung dan
daya tampung
lingkungan. Aspek-aspek infrastruktur yang perlu ditangani untuk mengurangi
luasan kumuh tersebut terdiri dari: peningkatan sarana dan prasarana sistem
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-11
dan Program Pembangunan Daerah
drainase yang terkoneksi dengan sistem drainase skala kota, penyediaan air bersih
yang layak, sehat dan berkelanjutan, peningkatan kualitas rumah hunian sehingga
menjadi rumah layak huni, peningkatan kualitas jalan lingkungan dan pengelolaan
limbah serta sampah permukiman sehingga tidak menjadi sumber pencemar bagi
kualitas tanah dan air tanah, serta tidak menjadi sumber berkembang-biaknya
penyakit yang berasal dari sistem sanitasi yang buruk.
16. Pengembangan dan peningkatan layanan jalan dan transportasi yang
berkualitas dan merata serta dapat melayani warga kota yang berkebutuhan
khusus.
Infrastruktur jaringan jalan di Kota Pekalongan belum optimal untuk melayani
akses dan konektivitas masyarakat terhadap berbagai fasilitas umum sosial yang
diperlukan dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya sehari-hari. Oleh karena itu hal
strategis yang diperlukan adalah meningkatkan infrastruktur jaringan jalan tersebut
supaya tercapai peningkatan kualitas layanan jalan terhadap masyarakat, dengan
tetap mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan supaya tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Strategi yang diterapkan adalah
pengembangan dan
peningkatan
infrastruktur jaringan
jalan yang nyaman,
berkualitas dan
merata, serta dapat
melayani warga kota
yang berkebutuhan
khusus (difable)
Kota
Pekalongan sebagai
kota yang terletak di
jalur pantai utara
(Pantura) Jawa
mempunyai permasalahan kemacetan lalu-lintas yang cukup parah serta sering
terjadi kecelakaan lalu-lintas, karena tercampurnya arus lalu lintas lokal dengan lalu
lintas antar kota, antara kendaraan kecil dengan kendaraan berat, ditambah dengan
tingginya V/C ratio di beberapa ruas jalan Pantura yang ada di wilayah Kota
Pekalongan ini. Permasalahan tersebut diatas bertambah berat karena Kota
Pekalongan belum mempunyai jalan alternatif untuk kendaraan-kendaraan yang
hanya melintas di wilayah Kota Pekalongan.
Oleh karena itu isu strategi yang perlu diperhatikan adalah peningkatan
infrastruktur perhubungan ditambah dengan pengembangan jalur-jalur konektivitas
baru untuk menjawab permasalahan tersebut diatas, yang tetap harus
memperhatikan daya dukung dan daya dukung lingkungan supaya tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Adapun sasaran yang
diharapkan adalah menurunnya tingkat kemacetan lalu-lintas. Strategi yang perlu
dilakukan adalah dengan meningkatkan penyediaan prasarana sarana perhubungan
supaya tercapai keselamatan transportasi.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-12
dan Program Pembangunan Daerah
17. Peningkatan ruang publik yang dapat mudah diakses oleh masyarakat dan
dapat menumbuhkan kreatifitas.
Ruang publik kreatif di daerah perkotaan diperlukan untuk tempat
berinteraksi antar warga, dimana warga juga dapat memanfaatkan ruang publik
tersebut untuk mengembangkan kreativitas dalam hal pemenuhan kebutuhan sosial,
budaya dan ekonomi. Terbatasnya lahan di Kota Pekalongan menyebabkan masih
kurangnya jumlah ruang
publik kreatif tersebut,
ditambah dengan
kurangnya pengalaman
dalam perencanaan dan
pengelolaan ruang
publik kreatif
menyebabkan belum
optimalnya kualitas
ruang publik tersebut.
Yang menjadi isu
strategis dalam hal
peningkatan ruang
publik kreatif ini adalah bagaimana meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur
pendukung ruang publik kreatif ini, yang tetap memperhatikan daya dukung dan
daya tampung lingkungan, sehingga tercapai sasaran peningkatan ruang publik
kreatif (taman bahagia). Strategi yang diterapkan adalah bagaimana meningkatkan
ruang publik yang dapat mudah diakses oleh masyarakat dan dapat menumbuhkan
kreatifitas
Sesuai dengan amanah dalam Peraturan Daerah Nomor 30 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Pekalongan, bahwa di Kota
Pekalongan direncanakan beberapa Kawasan Strategis yang mempunyai tujuan-
tujuan tertentu, diantaranya adalah Kawasan Strategis untuk Kepentingan Sosial
Budaya. Kawasan Strategis untuk Kepentingan Sosial Budaya ini diantaranya
diperlukan sebagai upaya penguatan untuk pengembangan kawasan
heritage/bersejarah yang ada di Kota Pekalongan yang mempunyai potensi / nilai
jual untuk ditawarkan kepada stake holder di kota atau dari luar kota, sebagai salah
satu investasi yang cukup menggiurkan di Kota Pekalongan. Sasaran yang
diinginkan adalah terbangunnya kawasan strategis perkotaan yang dapat
meningkatkan / merevitalisasi fungsi kawasan tersebut, sehingga lebih punya
potensi ekonomi sekaligus dapat untuk meningkatkan daya saing daerah, karena
meningkatnya potensi-potensi unik yang dimiliki daerah yang tidak dimiliki daerah
lain
18. Pengendalian Pencemaran Lingkungan Yang Bersumber Dari Air Limbah
Industri, Serta Peningkatan Kualitas Dan Kuantitas Ruang Terbuka Hijau.
Sebagaimana slogan Kota Batik, maka limbah industri yang dominan
mencemarai lingkungan di Kota Pekalongan adalah limbah yang berasal dari
industri batik. Upaya Pemerintah Kota Pekalongan dalam mengendalikan
pencemaran lingkungan dari limbah industri dilakukan melalui pembangunan IPAL
Terpadu dan IPAL rumah tangga, pengawasan terhadap pelaku industri yang
melaksanakan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) ataupun Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL), serta peningkatan peran aktif pelaku industri
dalam pengolah limbah industri yang dihasilkan. Pelaku industri didorong untuk
melaksanakan UKL ataupun UPL sebagaimana amanat dalam Keputusan Menteri

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-13
dan Program Pembangunan Daerah
Negara Lingkungan Hidup Nomor 86 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan
Upaya Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan
upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup.
Kuantitas dan
kualitas Ruang Terbuka
Hijau (RTH) yang
terbatas mengakibatkan
terbatasnya kualitas
lingkungan hidup
perkotaan. Hal ini dapat
memberi dampak ke
berrbagai sendi kehiduan perkotaan, seperti mudah terjadinya banjir, meningkatnya
pencemaran udara, dan menurunnnya produktivitas masyarakat akibat terbatasnya
ruang yang tersedia untuk berinteraksi sosial. Upaya Pemerintah Kota Pekalongan
dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas RTH diupayakan melalui pemenuhan
RTH sebanyak 30 % dari ruang atau luas total Kota Pekalongan, 20 % berupa RTH
Publik dan 10 % RTH Privat. Peningkatan RTH publik dilakukan antara lain melalui
revitalisasi ataupun penambahan taman kota dan taman RW serta revitalisasi
sempadan sebagai RTH. Adapun peningkatan RTH Privat diupayakan melalui
kebijakan pemenuhan RTH bangunan ataupun lingkungan sebesar 10 % dari luas
bangunan ataupun lingkungan yang dibangun.
19. Penguatan Peran Komunitas Dalam Pengembangan Dan Pemanfaatan TI Serta
Mendorong Inovasi-Kreativitas.
Penguatan peran komunitas dalam pengembangan dan pemanfaatan TI
dalam mengatasi permasalahan dan mendorong inovasi-kreativitas. Pelibatan
stakeholer / masyarakat dalam pengembangan SIM/ Aplikasi terkait urusan wajib
pelayanan dasar. Fasilitasi Pengembangan Potensi Kreativitas dan Inovasi Berbasis
TIK Penguatan potensi-potensi kreatif - Inovatif berbasis TIK berbagai stakeholder/
komunitas. Optimalisasi kemampuan pemanfataan TIK para pengelola telecenter,
LKK dan karang
taruna.
Pemberdayaan para
pengelola telecenter,
LKK dan Karang
Taruna untuk dapat
memanfaatkan TIK
bagi kepentingan
pemberdayaan
masyarakat
Penguatan kualitas
layanan dan
pengelolaan sumber
daya informatika,
pos dan telekomuikasi untuk mendukung smart-cretative city. Meningkatkan kualitas
tata kelola, kelembagaan, pengawasan dan pengendalian serta pelayanan
pengelolaan sumber daya informatika, pos dan telekomunikasi. Meningkatnya
jumlah pemanfaatan pemasaran produk sebagai inisiasi bersama antara komunitas
dengan Pemerintah Kota Pekalongan Meningkatkan kemampuan pelaku usaha

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-14
dan Program Pembangunan Daerah
untuk lebih mampu memanfaatkan TI guna mendukung kegiatan sosial ekonomi.
Mendorong kerjasama dengan komunitas untuk meningkatkan kemampuan
pemanfatan TIK masyarakat guna mendukung kegiatan sosial ekonomi
20. Peningkatan Dan Pengembangan Kegiatan Kesenian Dan Pelestarian Nilai-
Nilai Budaya
Upaya pembangunan ekonomi kreatif berbasis potensi unggulan daerah,
Kota Pekalongan menghadapi masalah masih minimnya ajang pentas seni yang
akan mendorong peningkatan kreativitas seni dari masyarakat. Sasaran yang dituju
adalah meningkatnya
event budaya. Oleh
karena itu strategi yang
diterapkan adalah
peningkatan dan
pengembangan
kegiatan kesenian dan
pelestarian nilai-nilai
budaya dengan
memperkuat pola pikir
dan perilaku
masyarakat dengan
memfokuskan pada
upaya membangun kerajinan dan kesenian rakyat sejalan dengan penetapan Kota
Pekalongan sebagai Kota Kreatif UNESCO. Selain itu juga meningkatkan sarana
prasarana dan lembaga pendukung yang akan mendorong tumbuhnya kerajinan
dan kesenian rakyat berbasis batik
21. Peningkatan kerukunan umat beragama, pencegahan konflik sosial serta
peningkatan implementasi pendidikan karakter dan keagamaan
Upaya peningkatan Akses Layanan Dasar Masyarakat juga menghadapi
masalah yaitu masih terjadinya kasus konflik sosial. Strategi untuk mencegah
terjadinya konflik sosial dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu pembinaan
terhadap potensi
kerawanan sosial yang
mungkin akan terjadi,
serta pembekalan siswa
didik dengan pendidikan
karakter berlandaskan
niliai-nilai religiusitas.
Potensi
kerawanan sosial salah
satunya adalah potensi
konflik Suku, Agama,
Ras dan Antar
Golongan. Adapun
pendidikan karakter akan menjadi salah satu prioritas dalam penyelenggaraan
pendidikan, mulai dari TK sampai dengan SLTP.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-15
dan Program Pembangunan Daerah
6.2 ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUNAN

Selanjutnya arah kebijakan tersebut dijabarkan dalam arah kebijakan pembangunan


tahunan dengan mempertimbangkan urgensi permasalahan dan penekanan yang
berbeda tiap tahunnya, namun tetap berkesinambungan dalam rangka pencapaian
sasaran pembangunan jangka menengah daerah, sebagai berikut :
1. Arah Kebijakan Tahun 2016
Tahun 2016 pada dasarnya merupakan kesinambungan dari pelaksanaan
program-program sebelumnya dan mendorong capaian program yang belum
tercapai, serta dengan berdasarkan RTRW Kota Pekalongan untuk mengembangkan
ekonomi wilayah berbasis potensi unggulan dan pemantapan fungsi-fungsi pusat
kegiatan. Pembangunan daerah Tahun 2016 ditujukan untuk “Pembangunan
berkualitas menuju Kesejahteraan dan Kemandirian Daerah”, dengan arah
kebijakan meliputi :
a. Pengurangan angka kemiskinan dan pengangguran.
b. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pelayanan Dasar.
c. Pengarusutamaan gender (PUG) dan pemenuhan hak anak (PUHA).
d. Peningkatan ekonomi daerah yang didukung oleh penguatan Sistem Inovasi
Daerah dan Iptek.
e. Peningkatan infrastruktur dan pengembangan sistem inovasi daerah.
f. Peningkatan pengendalian pemanfaatan ruang dan pengurangan risiko bencana.
g. Meningkatkan Pengelolaan dan Nilai Tambah Sumber Daya Alam yang
Berkelanjutan melalui pengelolaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati.
h. Peningkatan pelayanan publik, penyelenggaraan tata kelola pemerintahan dan
reformasi birokrasi.
2. Arah Kebijakan Tahun 2017
Pembangunan daerah Kota Pekalongan Tahun 2017 merupakan keberlanjutan
dari fokus tahun sebelumnya serta untuk mendorong seluruh pemangku kepentingan
berkontribusi dalam mengatasi isu strategis dan upaya pencapaian target
pembangunan daerah, maka pembangunan daerah pada Tahun 2017 ditujukan untuk
“Peningkatan Kualitas Pelayanan Dasar Dan Pembangunan Infrastruktur Untuk
Mendukung Pengembangan Ekonomi Kreatif Dan Pariwisata”, dengan arah
kebijakan meliputi :
a. Pemenuhan kebutuhan dasar di bidang pendidikan, kesehatan, lingkungan layak
huni dan kebutuhan lainnya berupa ketercukupan pangan dan energi serta
kebutuhan sarana dan prasarana dasar permukiman.
b. Pembangunan infrastruktur penanggulangan bencana rob dan banjir.
c. Peningkatan peran fasilitasi kepada semua pihak untuk dapat terlibat dalam
pembangunan kota di bidang politik, ekonomi, sosial dan kebudayaan melalui
penyediaan layanan, informasi, infrastruktur dan penguatan kapasitas.
d. Membuka ruang check and balance baik oleh media maupun masyarakat.
e. Membuka ruang partisipasi sebesar-besarnya kepada semua stakeholder dalam
penyusunan rencana pembangunan, melalui Peningkatan partisipasi masyarakat
terutama dalam setiap pengambilan kebijakan dan kehidupan berdemokrasi.
f. Meningkatkan kesejahteraaan masyarakat melalui pembangunan infrastruktur
kota kreatif dan pengembangan iklim ekonomi kreatif.
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-16
dan Program Pembangunan Daerah
3. Arah Kebijakan Tahun 2018
Pembangunan daerah pada Tahun 2018 ditujukan untuk “Peningkatan
infrastruktur, Kualitas SDM, dan Sistem Inovasi untuk Mendukung
Pengembangan Ekonomi Kreatif.”, dengan arah kebijakan meliputi :
a. Pembangunan infrastruktur penghubung jalur ekonomi regional, infrastruktur
kawasan strategis dan penanda kota, ruang publik kreatif, serta sarana dan
prasarana lain pendukung pengembangan ekonomi kreatif dengan tetap
melanjutkan pembangunan sarana penanggulangan bencana.
b. Pembangunan SDM berkualitas sebagai pondasi pembangunan ekonomi kreatif
serta penguatan penanaman nilai-nilai religiusitas.
c. Penguatan pembangunan sektor-sektor ekonomi kreatif berbasis keunggulan
lokal dengan menitikberatkan pada kerajinan, kesenian rakyat.
d. Melanjutkan upaya-upaya penurunan kemiskinan dan pengangguran.
e. Peningkatan kualitas penyelenggaraan pemerintahan dengan menitikberatkan
pada penyelenggaraan pelayanan publik.
f. Penguatan dan peningkatan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan
pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan.
4. Arah Kebijakan Tahun 2019
Pembangunan daerah pada Tahun 2018 ditujukan untuk “Peningkatan Taraf
Hidup Dan Kesejahteraan Masyarakat, Penanaman Pondasi Dasar Kemandirian,
Serta Pembangunan Karakter Masyarakat Berbudaya Berlandaskan Nilai-Nilai
Religiusitas”, dengan arah kebijakan meliputi :
a. Peningkatan pendapatan perkapita dengan menitikberatkan pada sektor-sektor
ekonomi kreatif dan unggulan daerah.
b. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
c. Peningkatan derajat pendidikan masyarakat.
d. Penguatan kualitas tenaga kerja yang berkinerja tinggi serta penanaman nilai-
nilai budaya masyarakat yang berkarakter.
e. Melanjutkan pembangunan infrastruktur penghubung jalur ekonomi regional serta
infrastruktur kawasan strategis perkotaan di bidang sosial, budaya dan ekonomi.
f. Tata Kelola dan Pelayanan Publik
5. Arah Kebijakan Tahun 2020
Pembangunan daerah pada Tahun 2020 ditujukan untuk “Pemantapan Tingkat
Kesejahteraan, Kemandirian Dan Masyarakat Yang Berbudaya Berlandaskan
Nilai-Nilai Religiusitas”, dengan arah kebijakan meliputi :
a. Pengembangan dan perluasan sektor-sektor ekonomi kreatif dan unggulan
daerah untuk mendorong pemerataan pendapatan masyarakat.
b. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan penguatan layanan jaminan
kesehatan yang memadahi.
c. Peningkatan derajat pendidikan masyarakat disertai jaminan akses dan mutu
pelayanan pendidikan secara terus menerus dan berkelanjutan.
d. Peningkatan kualitas lingkungan permukiman disertai dengan daya dukung
sarana prasarana dasar yang memadahi.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-17
dan Program Pembangunan Daerah
e. Penguatan infrastruktur dan suprastruktur penanggulangan bencana sejalan
dengan upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan pelayanan terhadap
korban bencana.
f. Penguatan kewirausahaan masyarakat disertai dengan pemantapan nilai dan
semangat kegotong-royongan serta dinamika kehidupan sosial harmonis menuju
tatanan masyarakat sipil madani.
g. Pemantapan infrastruktur penghubung jalur ekonomi regional serta peningkatan
kualitas infrastruktur kawasan strategis perkotaan di bidang sosial, budaya dan
ekonomi sebagai pendukung utama kemapanan pertumbuhan ekonomi Kota
Pekalongan.
h. Pemantapan nilai-nilai religiusitas disertai dengan implementasi dalam kehidupan
sosial masyarakat untuk memperkuat karakter masyarakat yang berbudaya dan
berkinerja tinggi.
6. Arah Kebijakan Tahun 2021
Pembangunan daerah pada Tahun 2021 ditujukan untuk “Penguatan Pondasi
Keberlanjutan Pembangunan Menuju Masyarakat Yang Sejahtera, Mandiri Dan
Berbudaya Berdasarkan Nilai-Nilai Religiusitas.”, dengan arah kebijakan meliputi :
a. Penyiapan tatanan pemerintahan dan masyarakat untuk menjaga dinamika
pembangunan berkelanjutan.
b. Penguatan sektor-sektor ekonomi kreatif dan unggulan daerah sebagai pondasi
keberlanjutan peningkatan kesejahteraan di bidang ekonomi.
c. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat di sertai perluasan layanan jaminan
kesehatan.
d. Pemerataan kualitas penyelenggaraan pendidikan sebagai pondasi yang kuat
pembangunan sumber daya manusia.
e. Peningkatan kesadaran masyarakat untuk menjaga kualitas lingkungan
permukiman.
f. Pemantapan penyelenggaraan pelayanan korban bencana.
g. Pemantapan pertumbuhan ekonomi disertai dengan upaya pemerataan
pendapatan secara memadahi.
h. Pemantapan kehidupan masyarakat yang berbudaya berlandaskan nilai-nilai
religiusitas.
Keterkaitan antara Misi, Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka
Menengah Kota Pekalongan Tahun 2016-2021, dapat dijabarkan pada tabel berikut.
Tabel 6.2 Keterkaitan Misi, Strategi dan Arah Kebijakan dalam
Pencapaian Misi RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021

NO MISI, STRATEGI ARAH KEBIJAKAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Misi 1 : Meningkatkan Akses Dan Mutu Pendidikan


1 Peningkatan kesadaran Peningkatan Kualitas Sumber Daya
pemangku kepentingan Manusia dan Pelayanan Dasar.
tentang manfaat Peningkatan derajat pendidikan
pendidikan dalam berbagai masyarakat.
bidang kehidupan disertai
Jaminan akses dan mutu pelayanan
dengan penurunan biaya
pendidikan secara terus menerus
pendidikan yang harus
dan berkelanjutan.
ditanggung keluarga miskin

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-18
dan Program Pembangunan Daerah
NO MISI, STRATEGI ARAH KEBIJAKAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021

2 Peningkatan ketersediaan Pemenuhan kebutuhan dasar di


sarpras pendidikan, bidang pendidikan
pengembangan kurikulum, Peningkatan derajat pendidikan
peningkatan kualifikasi dan masyarakat.
kompetensi guru, serta
Pemerataan kualitas penyeleng-
peningkatan minat baca
garaan pendidikan sebagai pondasi
yang kuat pembangunan sumber
daya manusia.
Misi 2 : Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat.
3 Peningkatan pelayanan Pemenuhan kebutuhan dasar di
kesehatan bagi bidang kesehatan
masyarakat secara Peningkatan derajat kesehatan
preventif, kuratif dan masyarakat.
promotif, serta keluarga
Penguatan layanan jaminan
berencana
kesehatan yang memadahi.
Perluasan layanan jaminan
kesehatan.
4 Peningkatan ketrampilan Pembangunan SDM berkualitas
angkatan kerja dan pencari sebagai pondasi pembangunan
kerja disertai perluasan ekonomi kreatif
kesempatan kerja Penguatan kualitas tenaga kerja
yang berkinerja tinggi serta
penanaman nilai-nilai budaya
masyarakat yang berkarakter.
5 Peningkatan pelayanan Pengurangan angka kemiskinan
perlindungan, rehabilitasi , dan pengangguran.
pemberdayaan dan Pengarusutamaan gender (PUG)
jaminan sosial warga dan pemenuhan hak anak (PUHA).
miskin dan PMKS serta
Meningkatkan kesejahteraaan
peningkatan peran serta
masyarakat melalui pengembangan
pemangku kepentingan
iklim ekonomi kreatif
dalam penyelenggaran
kesejahteraan sosial Melanjutkan upaya-upaya
penurunan kemiskinan dan
pengangguran.
6 Peningkatan kinerja Peningkatan pelayanan publik,
penyelenggaraan penyelenggaraan tata kelola
pemerintahan, kualitas pemerintahan dan reformasi
perencanaan, birokrasi
pengawasan, pengelolaan Penyediaan layanan, informasi,
keuangan daerah dan infrastruktur dan penguatan
profesionalitas ASN kapasitas.
Membuka ruang check and balance
baik oleh media maupun
masyarakat.
Peningkatan partisipasi masyarakat
terutama dalam setiap pengambilan
kebijakan dan kehidupan
berdemokrasi.
Penguatan dan peningkatan peran
serta masyarakat dalam
pelaksanaan pembangunan dan
penyelenggaraan pemerintahan
Tata Kelola dan Pelayanan Publik

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-19
dan Program Pembangunan Daerah
NO MISI, STRATEGI ARAH KEBIJAKAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021

7 Peningkatan sistem Peningkatan kualitas


pelayanan publik dan penyelenggaraan pemerintahan
Penguatan pengelolaan dengan menitikberatkan pada
informasi dan komunikasi penyelenggaraan pelayanan publik.
Tata Kelola dan Pelayanan Publik
Misi 3 : Memberdayakan ekonomi rakyat berbasis potensi lokal berdasarkan prinsip pembangunan yang
berkelanjutan.
8 Peningkatan kualitas dan Peningkatan ekonomi daerah yang
kuantitas produk UMKM, didukung oleh penguatan Sistem
penguatan kelembagaan Inovasi Daerah dan Iptek.
sentra dan klaster serta Penguatan pembangunan sektor-
pengembangan sarana sektor ekonomi kreatif berbasis
dan prasarana sektor keunggulan lokal dengan
industri menitikberatkan pada kerajinan,
kesenian rakyat.
Peningkatan pendapatan perkapita
dengan menitikberatkan pada
sektor-sektor ekonomi kreatif dan
unggulan daerah.
Penguatan sektor-sektor ekonomi
kreatif dan unggulan daerah
sebagai pondasi keberlanjutan
peningkatan kesejahteraan di
bidang ekonomi.
Pemantapan pertumbuhan ekonomi
disertai dengan upaya pemerataan
pendapatan secara memadahi.
9 Peningkatan kerjasama Penguatan kewirausahaan
UMKM dengan koperasi, masyarakat disertai dengan
lembaga keuangan dan pemantapan nilai dan semangat
pembiayaan kegotong-royongan serta dinamika
kehidupan sosial harmonis menuju
tatanan masyarakat sipil madani.
Pemantapan pertumbuhan ekonomi
disertai dengan upaya pemerataan
pendapatan secara memadahi.
10 Peningkatan produksi dan Meningkatkan Pengelolaan dan
produktifitas perikanan Nilai Tambah Sumber Daya Alam
budidaya dan tangkap yang Berkelanjutan melalui
pengelolaan dan pemanfaatan
keanekaragaman hayati.
Pemantapan pertumbuhan ekonomi
disertai dengan upaya pemerataan
pendapatan secara memadahi.
11 Peningkatan penguasaan Penguatan pembangunan sektor-
akses dan informasi pasar sektor ekonomi kreatif berbasis
dalam dan luar negeri keunggulan lokal dengan
menitikberatkan pada kerajinan,
kesenian rakyat.
Peningkatan pendapatan perkapita
dengan menitikberatkan pada
sektor-sektor ekonomi kreatif dan
unggulan daerah.
12 Peningkatan kualitas, Penguatan pembangunan sektor-
kuantitas dan promosi sektor ekonomi kreatif berbasis
Destinasi Pariwisata keunggulan lokal dengan
Daerah menitikberatkan pada kerajinan,

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-20
dan Program Pembangunan Daerah
NO MISI, STRATEGI ARAH KEBIJAKAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021

kesenian rakyat.
Peningkatan pendapatan perkapita
dengan menitikberatkan pada
sektor-sektor ekonomi kreatif dan
unggulan daerah.
Pengembangan dan perluasan
sektor-sektor ekonomi kreatif dan
unggulan daerah
13 Peningkatan iklim Pemantapan pertumbuhan ekonomi
penanaman modal yang disertai dengan upaya pemerataan
berdaya saing dengan pendapatan secara memadahi.
berbasis keunggulan
daerah
Misi 4 : Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana perkotaan yang ramah lingkungan.
14 Peningkatan sarpras Peningkatan pengendalian
sistem drainase, pemanfaatan ruang dan
pengendalian banjir dan pengurangan risiko bencana.
rob, penanganan wilayah Pembangunan infrastruktur
di sisi utara dan selatan penanggulangan bencana rob dan
tanggul untuk memberikan banjir.
dampak positif secara
Penguatan infrastruktur dan
optimal
suprastruktur penanggulangan
bencana
Pemantapan penyelenggaraan
pelayanan korban bencana.
15 Penanganan kawasan Pemenuhan kebutuhan dasar
kumuh dan pemenuhan sarana dan prasarana dasar
sarana prasarana permukiman.
perkotaan Peningkatan kualitas lingkungan
permukiman disertai dengan daya
dukung sarana prasarana dasar
yang memadahi.
Peningkatan kesadaran masyarakat
untuk menjaga kualitas lingkungan
permukiman.
16 Pengembangan dan Peningkatan infrastruktur dan
peningkatan layanan jalan pengembangan sistem inovasi
dan transportasi yang daerah.
berkualitas dan merata Peningkatan kualitas infrastruktur
serta dapat melayani kawasan strategis perkotaan di
warga kota yang bidang sosial, budaya dan ekonomi
berkebutuhan khusus
Pembangunan infrastruktur
penghubung jalur ekonomi regional,
Melanjutkan pembangunan
infrastruktur penghubung jalur
ekonomi regional
Pemantapan infrastruktur
penghubung jalur ekonomi regional
sebagai pendukung utama
kemapanan pertumbuhan ekonomi
Kota Pekalongan.
17 Peningkatan ruang publik Pembangunan infrastruktur
yang dapat mudah diakses kawasan strategis dan penanda
oleh masyarakat dan dapat kota, ruang publik kreatif, serta
menumbuhkan kreatifitas sarana dan prasarana lain
pendukung pengembangan
ekonomi kreatif
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-21
dan Program Pembangunan Daerah
NO MISI, STRATEGI ARAH KEBIJAKAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Melanjutkan pembangunan
infrastruktur kawasan strategis
perkotaan di bidang sosial, budaya
dan ekonomi.
Pemantapan infrastruktur kawasan
strategis perkotaan di bidang sosial,
budaya dan ekonomi
18 Pengendalian pencemaran Meningkatkan Pengelolaan dan
lingkungan yang Nilai Tambah Sumber Daya Alam
bersumber dari air limbah yang Berkelanjutan melalui
industri, serta peningkatan pengelolaan dan pemanfaatan
kualitas dan kuantitas keanekaragaman hayati.
ruang terbuka hijau Penyiapan tatanan pemerintahan
dan masyarakat untuk menjaga
dinamika pembangunan
berkelanjutan
Misi 5 : Mengembangkan Teknologi Informasi berbasis komunitas.
19 Penguatan peran Peningkatan ekonomi daerah yang
komunitas dalam didukung oleh penguatan Sistem
pengembangan dan Inovasi Daerah dan Iptek.
pemanfaatan TI serta Penyiapan tatanan pemerintahan
mendorong inovasi- dan masyarakat untuk menjaga
kreativitas dinamika pembangunan
berkelanjutan
Misi 6 : Melestarikan budaya dan kearifan lokal serta mengembangkan tata kehidupan bermasyarakat yang
berakhlaqul karimah
20 Peningkatan dan Penguatan kualitas tenaga kerja
pengembangan kegiatan yang berkinerja tinggi serta
kesenian dan pelestarian penanaman nilai-nilai budaya
nilai-nilai budaya masyarakat yang berkarakter.
Memperkuat karakter masyarakat
yang berbudaya dan berkinerja
tinggi
21 Peningkatan kerukunan Pembangunan SDM berkualitas
umat beragama, sebagai pondasi pembangunan
pencegahan konflik sosial ekonomi kreatif serta penguatan
serta peningkatan penanaman nilai-nilai religiusitas.
implementasi pendidikan Penanaman nilai-nilai budaya
karakter dan keagamaan masyarakat yang berkarakter.
Pemantapan nilai-nilai religiusitas
disertai dengan implementasi dalam
kehidupan sosial masyarakat untuk
memperkuat karakter masyarakat
yang berbudaya dan berkinerja
tinggi
Pemantapan kehidupan masyarakat
yang berbudaya berlandaskan nilai-
nilai religiusitas

6.3 ARAH KEBIJAKAN KEWILAYAHAN

Pengembangan wilayah ditujukan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat,


melalui upaya peningkatan keterpaduan program pembangunan antar wilayah dan antar
sektor yang berdimensi keruangan. Pengembangan wilayah diarahkan untuk mengurangi
kesenjangan (aspek pemerataan), meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah (aspek

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-22
dan Program Pembangunan Daerah
pertumbuhan), dan mewujudkan kelestarian lingkungan (aspek keberlanjutan), yang
didasarkan pada pemanfaatan potensi sumber daya unggulan daerah.
Berdasarkan kondisi empiris, pengembangan wilayah cenderung terjadi pada titik-
titik atau kawasan tertentu, diakibatkan oleh 3 (tiga) hal pokok, yaitu pertama,
kesenjangan pelayanan infrastruktur karena ketersediaan infrastruktur yang belum
merata; kedua, kesenjangan kapasitas sumberdaya manusia karena kapasitas
sumberdaya manusia masing-masing kawasan yang berbeda; dan ketiga, kegiatan yang
berbasis kegiatan ekonomi lokal belum dirasakan pada level wilayah/regional. Pada
dasarnya kebijakan pengembangan wilayah harus diarahkan untuk menjawab ketiga hal
pokok tersebut.
Aspek kesenjangan atau pemerataan pembangunan menjadi isu strategis dalam
pengembangan wilayah ini. Oleh karena itu, dalam pengembangan wilayah, aspek
keruangan atau spasial memegang peranan yang sangat penting.
Dalam pengembangan wilayah Kota Pekalongan, dapat dipandang sebagai 2 (dua)
sisi, yaitu Kota Pekalongan sebagai sub sistem wilayah yang lebih luas dan Kota
Pekalongan sebagai sistem yang berdiri sendiri. Kota Pekalongan sebagai sub sistem
wilayah yang lebih luas dapat diidentifikasi peran Kota Pekalongan dalam rencana
struktur ruang nasional dan Provinsi Jawa Tengah. Beradasarkan Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (RTRWN) maupun Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2009-2029, Kota Pekalongan memiliki peran sebagai Pusat Kegiatan
Wilayah (PKW) dan bagian dari Kawasan Strategis Provinsi (KSP) yaitu Kawasan
Perkotaan Petanglong (Kota Pekalongan, Kabupaten Batang dan Kabupaten
Pekalongan).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun
2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional bahwa status PKW Kota
Pekalongan adalah II/C/1. Artinya bahwa peran PKW Kota Pekalongan pada Tahap II
implementasi RTRWN yaitu tahun 2015-2019 dilakukan pengembangan/peningkatan
fungsi.
Selanjutnya, berdasarkan RTRW Provinsi Jawa Tengah (Peraturan Daerah Provinsi
Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2009-2029), PKW Kota Pekalongan membawahi beberapa Pusat Kegiatan
Lokal (PKL) di wilayah Petanglong yaitu PKL Wiradesa, PKL Batang dan PKL Kajen.
RTRW Provinsi Jawa Tengah mengamanatkan 8 (delapan) sistem perwilayahan di
Provinsi Jawa Tengah, salah satunya adalah wilayah Petanglong, yang terdiri dari Kota
Pekalongan, Kabupaten Batang dan Kabupaten Pekalongan dengan fungsi
pengembangan sebagai Pusat Pelayanan Lokal dan Provinsi. RTRW Provinsi Jawa
Tengah juga menetapkan Kawasan Perkotaan Petanglong, sebagai salah satu kawasan
strategis provinsi (KSP) Jawa Tengah dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi.
Kawasan perkotaan Petanglong (dideliniasi) meliputi seluruh wilayah Kota Pekalongan
(Kecamatan Pekalongan Utara, Pekalongan Timur, Pekalongan Selatan dan Pekalongan
Barat), sebagian wilayah Kabupaten Batang (Kecamatan Batang, Tulis dan Kandeman)
dan sebagian wilayah Kabupaten Pekalongan (Kecamatan Tirto, Wiradesa, Siwalan,
Buaran dan Kedungwuni).
Dari uraian peran Kota Pekalongan sebagai sub sistem wilayah yang lebih luas
tersebut, Kota Pekalongan memiliki peran yang sangat strategis sebagai Pusat Pelayanan
Lokal dan Provinsi. Kota Pekalongan harus mampu memainkan perannya sehingga dapat
menjadi lokomotif pengembangan wilayah bagi wilayah Petanglong sehingga dapat
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-23
dan Program Pembangunan Daerah
menurunkan kesenjangan antar wilayah di Provinsi Jawa Tengah. Peran tersebut,
tentunya tidak hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah Kota Pekalongan semata tetapi
membutuhkan sinergi kebijakan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah serta Pemerintah Kabupaten Batang dan Kabupaten Pekalongan.
Kota Pekalongan sebagai sebuah sistem wilayah yang berdiri sendiri, juga memiliki
permasalahan pembangunan tersendiri, yaitu kesenjangan. Kesenjangan juga merupakan
isu strategis dalam pengembangan wilayah Kota Pekalongan. Berdasarkan dokumen
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Revisi Peraturan Daerah Kota Pekalongan
Nomor 30 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekalongan Tahun
2009-2029, kesenjangan pembangunan merupakan salah satu isu strategis
pembangunan di Kota Pekalongan.
Pengembangan wilayah Kota Pekalongan didasarkan atas Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kota Pekalongan Tahun 2009-2029 (Peraturan Daerah Kota
Pekalongan Nomor 30 Tahun 2011) dan RTRW Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029
(Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010). Terdapat 4 (empat)
substansi RTRW yang berimplikasi langsung terhadap pengembangan wilayah meliputi:
1) tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah; 2) rencana struktur ruang
wilayah; 3) rencana pola ruang wilayah; dan 4) penetapan kawasan strategis. Dalam
peran Kota Pekalongan sebagai sub sistem dari sistem wilayah, berdasarkan RTRW
Provinsi Jawa Tengah, maka peran Kota Pekalongan terutama didasarkan pada aspek
rencana struktur ruang yaitu sebagai PKW Petanglong dan pada aspek kawasan strategis
provinsi yaitu sebagai bagian dari kawasan strategis provinsi “Kawasan Perkotaan
Petanglong”.
Pengembangan wilayah Kota Pekalongan didasarkan atas peran Kota Pekalongan
sebagai PKW dan bagian dari perkotaan Petanglong serta pusat-pusat pelayanan yang
tersebar di wilayah Kota Pekalongan dan dengan mempertimbangkan administratif
wilayah. Dengan pendekatan pengembangan wilayah, diharapkan dapat terwujud
kebijakan, program dan kegiatan yang holistik-tematik, integratif dan spasial.
Pengembangan wilayah ini diharapkan juga akan meningkatkan koordinasi, integrasi dan
sinkronisasi antarperangkat daerah maupun keseluruhan para pemangku kepentingan
pembangunan (stakeholders) dalam setiap proses pembangunan daerah

6.3.1 Kondisi Pengembangan Wilayah


Kondisi pembangunan kewilayahan saat ini adalah pembangunan yang belum
memberikan manfaat yang signifikan kepada seluruh lapisan masyarakat dan seluruh
kawasan. Kondisi tersebut dapat ditemukenali dengan masih terjadinya kesenjangan
sosial-ekonomi di masyarakat sehingga semua lapisan masyarakat belum dapat
meningkat kualitas kehidupan dan kesejahteraannya secara keseluruhan, merata dan
berkeadilan.
Indeks gini atau koefisien gini adalah salah satu ukuran umum untuk
menggambarkan distribusi pendapatan atau kekayaan yang menunjukkan seberapa
merata pendapatan dan kekayaan didistribusikan di antara populasi. Indeks gini pada
tahun 2011 adalah 0,31, kemudian tahun 2012 indeks gini naik menjadi 0,33. Pada tahun
2013 turun menjadi 0,32 dan pada tahun 2014 naik kembali menjadi 0,34. Indeks gini
pada tahun 2015 adalah juga sebesar 0,34. Meskipun pada tahun 2013 menunjukkan
indeks yang menurun tetapi pada tahun 2014 indeks meningkat kembali dan pada tahun
2015 masih memiliki indeks yang sama dengan tahun 2014. Secara umum, kondisi indeks
gini Kota Pekalongan menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat. Kondisi ini
perlu diwaspadai karena semakin meningkatnya indeks gini menunjukkan kesenjangan

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-24
dan Program Pembangunan Daerah
pendapatan antar kelompok masyarakat di Kota Pekalongan yang semakin meningkat
pula.
0,450
0,400
0,350
0,300
0,250
0,200
0,150
0,100
0,050
0,000
2011 2012 2013 2014 2015
Kota Pekalongan 0,311 0,327 0,320 0,340 0,340
Kab Batang 0,280 0,310 0,300 0,290 0,290
Kab Pekalongan 0,280 0,280 0,270 0,290 0,290
Prov Jateng 0,346 0,372 0,390 0,388 0,382

Sumber: BPS Kota Pekalongan

Gambar 6.1 Perkembangan Indeks Gini Kota Pekalongan, Daerah


Sekitar dan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2015
Gambar 6.1 menyajikan perkembangan indeks gini Kota Pekalongan dan Provinsi
Jawa Tengah tahun 2011-2015. Pada tahun 2014 dan 2015, indeks gini Provinsi Jawa
Tengah adalah 0,38. Bila dibandingkan dengan indeks gini Provinsi Jawa Tengah maka
permasalahan kesenjangan di Kota Pekalongan masih relatif lebih ringan karena
kecenderungan indeks gini Provinsi Jawa Tengah yang lebih tinggi dan menunjukkan
kecenderungan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan distribusi
indeks gini per kabupaten/kota, diketahui indeks gini kabupaten/kota di Jawa Tengah
tahun 2015 berada pada kisaran antara 0,28 sampai 0,39. Kabupaten/kota yang memiliki
indeks gini tertinggi berturut-turut adalah Kabupaten Blora (0,39), Kabupaten
Temanggung (0,38) dan Kabupaten Purworejo (0,38). Sementara Kabupaten Pemalang
dan Kabupaten Kebumen memiliki indeks gini terendah yaitu 0,28. Jika dibandingkan
dengan keseluruhan kabupaten/kota di Jawa Tengah, Kota Pekalongan masih memiliki
indeks gini yang relatif baik, namun demikian Pemerintah Kota Pekalongan tetap harus
mengelola permasalahan ini dengan sebaik-baiknya melalui kebijakan pengembangan
wilayah.
Pada tahun 2015, Kabupaten Batang dan Kabupaten Pekalongan memiliki indeks
gini yang sama dan relatif jauh lebih kecil dibandingkan Provinsi Jawa Tengah maupun
Kota Pekalongan yaitu sebesar 0,29. Hal ini menunjukkan distribusi pendapatan atau
kekayaan di Kabupaten Batang dan Kabupaten Pekalongan yang masih relatif jauh lebih
baik dibandingkan Kota Pekalongan maupun Provinsi Jawa Tengah.
Angka kemiskinan di Kota Pekalongan menunjukkan kecenderungan yang semakin
menurun dari tahun ke tahun. Jika pada tahun 2013 angka kemiskinan 8,26% maka pada
tahun 2014 angka kemiskinan menurun menjadi 8,02. Pada tahun 2015 angka
kemiskinan naik menjadi 8,09 dikarenakan bencana alam, rob dan banjir, yang melanda
wilayah Kota Pekalongan sehingga menurunkan kesempatan kerja dan kesempatan
berusaha masyarakat, terutama masyarakat di wilayah Utara Kota Pekalongan. Pada
tahun 2016, angka kemiskinan kembali turun menjadi 7,92% dan tahun 2017 turun lagi
menjadi 7,47%. Angka kemiskinan di Kota Pekalongan jauh lebih rendah dibandingkan
angka kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah meskipun angka kemiskinan di Provinsi Jawa

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-25
dan Program Pembangunan Daerah
Tengah juga menunjukkan kecenderungan yang menurun. Kondisi ini menunjukkan Kota
Pekalongan memiliki kondisi yang jauh lebih baik.
16

14

12

10

0
2013 2014 2015 2016 2017
Kota Pekalongan 8,26 8,02 8,09 7,92 7,47
Provinsi Jateng 14,44 13,58 13,32 13,19 13,01
Nasional 11,47 11,25 11,22 10,7 10,64
Kab Batang 11,96 11,13 11,27 11,04
Kab Pekalongan 13,51 12,57 12,84 12,9

Sumber: BPS Kota Pekalongan

Gambar 6.2 Perkembangan Angka Kemiskinan


Kota Pekalongan dan Daerah Sekitar Tahun 2013-2017
Angka kemiskinan Kabupaten Batang tahun 2016 adalah 11,04% dan menunjukkan
kecenderungan semakin menurun dari tahun ke tahun. Angka kemiskinan Kabupaten
Pekalongan tahun 2016 adalah 12,96% dan juga menunjukkan kecenderungan semakin
menurun dari tahun ke tahun. Dengan demikian angka kemiskinan Kota Pekalongan
masih jauh lebih baik dibandingkan angka kemiskinan Kabupaten Batang dan Kabupaten
Pekalongan maupun Provinsi Jawa Tengah. Angka kemiskinan Kabupaten Batang dan
Kabupaten Pekalongan masih lebih baik dibandingkan angka kemiskinan Provinsi Jawa
Tengah.
Bila dicermati lebih jauh, yaitu dengan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) maka Kota Pekalongan memiliki kecenderungan
perkembangan P1 dan P2 yang semakin membaik. Dengan demikian, kecenderungan
perkembangan angka kemiskinan yang terus menurun serta didukung dengan
perkembangan semakin membaiknya P1 dan P2, menunjukkan upaya penanggulangan
kemiskinan Kota Pekalongan sangat bermakna bagi peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Dalam kerangka pengembangan wilayah maka kecenderungan perbaikan
tersebut harus dipertahankan dan ditingkatkan sehingga upaya percepatan peningkatan
kesejahteraan masyarakat dapat mencapai target.
Gambar 6.3 menyajikan perkembangan TPT tahun 2012-2017. Kota Pekalongan
memiliki Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada tahun 2012 sebesar 7,44% dan
menurun sangat drastis pada tahun 2013 menjadi 5,28%. Selanjutnya pada tahun 2014
TPT meningkat menjadi 5,42% dan kemudian menurun kembali cukup signifikan sehingga
TPT tahun 2015 dan 2016 sebesar 4,10%. Namun pada tahun 2017 terjadi kenaikan TPT
menjadi 5,05%. Secara umum, perkembangan TPT telah menunjukkan kecenderungan
penurunan yang cukup signifikan. Dalam kerangka pengembangan wilayah, keberhasilan
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-26
dan Program Pembangunan Daerah
untuk menenkan TPT ini harus terus dipertahankan dan bahkan ditingkatkan sehingga
Kota Pekalongan dapat memiliki TPT yang semakin kecil.

8,00

7,00

6,00

5,00

4,00

3,00

2,00
2012 2013 2014 2015 2016 2017
TPT Kota Pekalongan 7,44 5,28 5,42 4,10 4,10 5,05
TPT Kab Batang 5,88 7,02 7,42 4,56 5,82
TPT Kab Pekalongan 5,07 4,75 6,03 5,10
Sumber: BPS Kota Pekalongan

Gambar 6.3 Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka


Kota Pekalongan dan Daerah Sekitar Tahun 2012-2016
TPT Kabupaten Batang tahun 2015 adalah sebesar 4,56% dan pada tahun 2017
adalah sebesar 5,82% (data TPT tahun 2016 tidak tersedia). Berdasarkan kecenderungan
data TPT Kabupaten Batang dapat disimpulkan bahwa TPT Kabupaten masih
berfluktuasi, belum menunjukkan kecenderungan menurun. TPT Kabupaten Pekalongan
tahun 2015 adalah sebesar 5,1% dan nilainya masih berfluktuasi. Berdasarkan kondisi
tersebut maka TPT Kota Pekalongan masih relatif lebih baik dibandingkan TPT
Kabupaten Batang dan Kabupaten Pekalongan maupun Povinsi Jawa Tengah.

7,00

6,50

6,00

5,50

5,00

4,50

4,00
2012 2013 2014 2015 2016
Kota Pekalongan (%) 5,61 5,91 5,48 5,00 5,36
Kab Batang 4,62 5,88 5,31 5,42 4,93
Kab Pekalongan 4,81 5,99 4,95 4,78 5,16

Sumber: BPS Kota Pekalongan

Gambar 6.4 Pertumbuhan Ekonomi Kota Pekalongan


dan Daerah Sekitar Tahun 2012-2016
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-27
dan Program Pembangunan Daerah
Pertumbuhan ekonomi Kota Pekalongan tahun 2012-2016 menunjukkan angka
yang fluktuatif, dengan kecenderungan sedikit menurun. Pertumbuhan ekonomi tahun
2012 sebesar 5,61%, tahun 2013 menguat menjadi 5,91%, tahun 2014 menurun menjadi
5,48%, tahun 2015 semakin melemah menjadi 5,00% dan tahun 2016 sedikit menguat
menjadi 5,36%. Fluktuasi pertumbuhan ekonomi tersebut juga terjadi di Provinsi Jawa
Tengah maupun nasional. Dengan pertumbuhan ekonomi yang fluktuatif tersebut, untuk
kasus Kota Pekalongan, dapat diidentifikasi bahwa pertumbuhan ekonomi memiliki pola
yang yang tidak sama dengan indeks gini, angka kemiskinan maupun TPT. Kesimpulan
yang sangat awal sekali, karena belum dilakukan kajian yang komprehensif, bahwa angka
pertumbuhan ekonomi memiliki korelasi yang sangat lemah dengan indeks gini, angka
kemiskinan maupun TPT.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Batang tahun 2016 adalah sebesar 4,93% dan
menunjukkan angka yang cenderung melemah. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Pekalongan tahun 2016 adalah sebesar 5,16% dan menunjukkan kecenderungan yang
sedikit menguat dari tahun ke tahun. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah tahun
2016 sebesar 5,28% dan menunjukkan kecenderungan yang melambat. Berdasarkan
kondisi tersebut maka pertumbuhan ekonomi di wilayah Petanglong relatif sama dengan
Provinsi Jawa Tengah, sebagai sebuah fenomena wilayah, dan Kota Pekalongan memiliki
angka pertumbuhan yang relatif sedikit lebih tinggi.
Kontribusi lapangan usaha Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota
Pekalongan 2016 yang terbesar adalah Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor 21,72%, Industri Pengolahan 21,43% dan Konstruksi 14,36%. Ketiga
lapangan usaha tersebut, dalam 5 (lima) tahun terakhir, menyumbangkan kontribusi
terbesar terhadap PDRB Kota Pekalongan. Sedangkan laju pertumbuhan PDRB 2016
menurut lapangan usaha yang terbesar adalah Jasa Perusahaan 10,28%, Jasa
kesehataan dan kegiatan sosial 9,65% dan Jasa keuangan dan asuransi 9,03%.
Kontribusi terhadap PDRB Jawa Tengah terbesar pada lapangan usaha Industri
Pengolahan (35,22%), perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan motor
(14,31%), pertanian, kehutanan dan perikanan (14,11%) dan konstruksi (10,08%).
Kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Batang terbesar pada lapangan usaha Industri
Pengolahan (33,65%), pertanian, kehutanan dan perikanan (23,09%) dan perdagangan
besar dan eceran, reparasi mobil dan motor (12,97%). Kontribusi terhadap PDRB
Kabupaten Pekalongan terbesar pada lapangan usaha Industri Pengolahan (31,95%),
pertanian, kehutanan dan perikanan (16,58%) dan perdagangan besar dan eceran,
reparasi mobil dan motor (14,86%). Sektor primer dan sektor sekunder masih
mendominasi terhadap PDRB Kabupaten Batang dan Kabupaten Pekalongan.
Sedangkan Kota Pekalongan PDRB-nya sudah didominasi oleh sektor tersier.
PDRB per kapita Kota Pekalongan tahun 2012-2016 menunjukkan kecenderungan
yang semakin meningkat. PDRB per kapita tahun 2012 adalah Rp 20,04 juta, meningkat
pada tahun 2013 menjadi Rp 22,10 juta, tahun 2014 sebesar Rp 24,26 juta, tahun 2015
sebesar Rp 26,36 juta dan pada tahun 2016 meningkat menjadi Rp 28,43 juta.
Dengan gambaran pertumbuhan dan kontribusi PDRB Kota Pekalongan menurut
lapangan usaha tersebut, kita dapat menemukan fakta bahwa lapangan usaha yang
memiliki angka pertumbuhan tertinggi tidak mampu mendorong angka pertumbuhan
ekonomi karena kontribusinya yang relatif kecil. Lapangan usaha yang memiliki kontribusi
terbesar memiliki angka pertumbuhan relatif kecil sebanding dengan pertumbuhan
ekonomi. Karena sebagian besar tenaga kerja bekerja di lapangan usaha yang memiliki
kontribusi PDRB terbesar, padahal lapangan usaha terbesar memiliki angka pertumbuhan
yang relatif kecil sehingga pertumbuhan ekonomi yang terjadi belum dapat secara

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-28
dan Program Pembangunan Daerah
signifikan berperan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat Kota Pekalongan dan
pemerataannya.
Angka kemiskinan kemungkinan memiliki korelasi dengan pendapatan per kapita
penduduk. Dari data angka kemiskinan dan pendapatan per kapita penduduk tahun 2012-
2016 maka didapatkan bukti empiris bahwa angka kemiskinan yang semakin menurun
dan pendapatan per kapita yang semangkin meningkat.
Menjadi tantangan ke depan adalah bagaimana mewujudkan pembangunan yang
inklusif. Pembangunan dengan target makro yaitu pertumbuhan ekonomi harus diikuti
dengan semakin meratanya hasil-hasil pembangunan kepada seluruh lapisan masyarakat
sehingga kepemilikan sumberdaya dan faktor-faktor produksi dapat lebih terdistribusi
dengan baik. Dengan menekan ketimpangan ini maka sekaligus akan berimplikasi
terhadap penurunan angka kemiskinan.
Kesenjangan antar wilayah dapat diukur dengan Indeks Williamson. Namun akibat
keterbatasan data yang tersedia maka akan sulit dilakukan penghitungan indeks
Williamson Kota Pekalongan. Hal ini disebabkan penyediaan data, pada umumnya,
didasarkan atas unit analisis kabupaten/kota sehingga tidak tersedia data dengan unit
analisis wilayah kecamatan, seperti PDRB per kecamatan. Sehingga data yang tersedia,
tidak dapat digunakan untuk menghitung indeks Williamson Kota Pekalongan dan
perkembangannya.

76,00

74,00

72,00

70,00

68,00

66,00

64,00

62,00

60,00
2013 2014 2015 2016 2017
Kota Pekalongan 70,82 71,53 72,69 73,32 73,77
Provinsi Jawa Tengah 68,02 68,78 69,49 69,98 70,52
Kab Pekalongan 66,26 66,98 67,40 67,71 68,4
Kab Batang 63,60 64,07 65,46 66,38 67,35

Sumber: BPS Kota Pekalongan

Gambar 6.5 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia Kota


Pekalongan dan Daerah Sekitar Tahun 2013-2017
Indeks Pembangunan Manusia Kota Pekalongan menunjukkan kecenderungan
peningkatan dari tahun ke tahun. Jika pada tahun 2013 IPM Kota Pekalongan adalah
70,82 maka pada tahun tahun 2017 IPM Kota Pekalongan meningkat menjadi 73,77.
IPM Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Batang dan Kabupaten Pekalongan juga
menunjukkan kecenderungan peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2017, IPM
Provinsi Jawa Tengah adalah sebesar 70,52, Kabupaten Batang sebesar 67,35, dan
Kabupaten Pekalongan sebesar 68,40. Dari data tersebut dapat menggambarkan bahwa
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-29
dan Program Pembangunan Daerah
IPM Kota Pekalongan masih lebih tinggi dibandingkan IPM Provinsi Jawa Tengah
maupun Kabupaten Batang dan Kabupaten Pekalongan. Yang patut digarisbawahi bahwa
IPM Jawa Tengah masih lebih tinggi dibandingkan IPM Kabupaten Batang dan IPM
Kabupaten Pekalongan pada tahun 2016 maupun tahun-tahun sebelumnya.
Secara geografis wilayah Kota Pekalongan memiliki sifat yang homogen tetapi
akibat kesenjangan infrastruktur-sosial-ekonomi serta faktor fisik-geografis maka
mengakibatkan masing-masing kawasan memiliki ciri-ciri atau kekhasan kawasan.
Kondisi pembangunan kewilayahan Kota Pekalongan, ditambah dengan kondisi fisik-
geografis wilayah Kota Pekalongan, yaitu keterbatasan lahan bagi pengembangan
kawasan budidaya serta sebagian kawasan yang sudah dipengaruhi rob/genangan dan
intrusi laut maupun akibat pencemaran lingkungan, berimplikasi terhadap pola
penggunaan lahan dalam bentuk kawasan-kawasan yang masing-masing memiliki ciri-ciri
tertentu. Ditambah dengan kondisi sosial-ekonomi masyarakat yang bebeda-beda (secara
empirik telah dibuktikan dengan kecenderungan kenaikan indeks gini) maka
mengakibatkan kondisi kawasan (perumahan dan kawasan permukiman, perdagangan
dan jasa maupun kawasan lainnya) yang masing-masing memiliki ciri-ciri kawasan yang
berbeda.
Rob/genangan/banjir, intrusi air laut dan penurunan permukaan tanah (land
subsidence) merupakan ancaman yang sangat serius bagi pengembangan wilayah di
Kota Pekalongan. Oleh karena itu, penanggulangan rob/genangan/banjir ini
merupakan salah satu faktor determinan atau faktor yang menentukan keberhasilan
pengembangan wilayah Kota Pekalongan. Dari salah satu sumber disebutkan bahwa
dampak rob di Kota Pekalongan telah mencapai ±50% luas wilayahnya. Dari sumber yang
lain disebutkan bahwa kecepatan penurunan permukaan air tanah melebihi 50 cm per
tahun. Dengan kecepatan penurunan permukaan air tanah tersebut tentunya, secara
alami, akan berdampak bagi penurunan permukaan tanah maupun semakin
membesarnya ancaman rob di Kota Pekalongan.
Ancaman rob/genangan/banjir memiliki kecenderungan semakin meningkat
frekuensi, intensitas dan sebaran/luasannya. Beberapa kawasan di wilayah Utara Kota
Pekalongan bahkan telah memiliki tinggi permukaan tanah yang berada di bawah
permukaan air laut, seperti di Kawasan Pabean, Kelurahan Padukuhan Kraton.
Rob/genangan/banjir sangat berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat
serta kualitas kawasan. Kondisi yang paling mudah diidentifikasi dan ditemui dari
ancaman rob/genangan/banjir adalah kecenderungan semakin meluasnya kawasan
kumuh (slum area) di wilayah Kota Pekalongan, padahal upaya-upaya untuk
menanggulangi kawasan kumuh tersebut telah diupayakan dengan sungguh-sungguh dan
lintas pemangku kepentingan pembangunan.
Kawasan Utara Kota Pekalongan, termasuk ke dalam wilayah Kecamatan
Pekalongan Utara dan Kecamatan Pekalongan Barat, adalah merupakan kawasan
terdampak rob/genangan/banjir serta kondisi sosial-ekonomi masyarakat yang sebagian
berpendapatan menengah ke bawah maka sebaran kawasan kumuh Kota Pekalongan
sebagian besar terdapat di kawasan Utara, yang secara administratif termasuk ke dalam
wilayah Kecamatan Pekalongan Utara dan Kecamatan Pekalongan Barat. Berdasarkan
penetapan kawasan kumuh Kota Pekalongan tahun 2014 (ini merupakan penetapan
terbaru), sebaran kawasan kumuh tersebut adalah:

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-30
dan Program Pembangunan Daerah
Tabel 6.3 Sebaran Kawasan Kumuh di Kota Pekalongan Tahun 2014
No Kecamatan Kelurahan Luas (Ha)
1 Pekalongan Barat Pasir Kraton Kramat 22,46
Tirto 3,70

2 Pekalongan Timur Klego 2,89


Poncol 9,21
3 Pekalongan Utara Kandang Panjang 28,22
Panjang Baru 40,85
Bandengan 23,92
Panjang Wetan 13,85
Krapyak 11,90
Padukuhan Kraton 30,84
Degayu 0,17
4 Pekalongan Selatan Banyurip 6,78
Jenggot 0,80
Jumlah 195,39
Sumber : Perwal Pekalongan Nomor 601/215 Tahun 2014
Dari total keseluruhan kawasan kumuh Kota Pekalongan seluas 195,39 Ha maka
sebagian besar kawasan kumuh terletak di Kecamatan Pekalongan Utara yaitu seluas
149,75 Ha atau 76,56%. Kecamatan Pekalongan Barat memiliki kawasan kumuh seluas
26,16 Ha atau 13,37%, Kecamatan Pekalongan Timur memiliki kawasan kumuh seluas
12,10% atau 6,19% dan Kecamatan Pekalongan Selatan memiliki kawasan kumuh seluas
7,58% atau 3,88%. Kondisi sebaran kawasan kumuh tersebut dapat menggambarkan
adanya kesenjangan antar wilayah di Kota Pekalongan.
Di samping data-data sebaran kawasan kumuh tersebut, dengan melihat data-data
sebaran prasarana dan sarana, kita dapat menemukenali masih adanya kesenjangan
antar wilayah kecamatan di Kota Pekalongan. Dari data ketersediaan prasarana dan
sarana, khususnya sebaran sarana kesehatan maka menunjukkan sebaran yang masih
kurang merata di masing-masing kecamatan. Dari data tahun 2016, di wilayah Kota
Pekalongan terdapat 9 (sembilan) rumah sakit, 14 (empat belas) Puskesmas, 27
Puskesmas Pembantu dan 14 Puskesmas Keliling. Dari 14 Puskesmas yang ada, 4
Puskesmas merupakan Puskesmas Rawat Inap. Sebaran Puskesmas relatif merata di
seluruh wilayah kecamatan. Kecamatan Pekalongan Barat dan Pekalongan Timur
masing-masing terdapat 4 (empat) Puskesmas serta Kecamatan Pekalongan Selatan dan
Pekalongan Utara masing-masing terdapat 3 (tiga) Puskesmas. Sebaran sarana
kesehatan disajikan sebagai berikut
Tabel 6.4 Sebaran Sarana Kesehatan di Kota Pekalongan Tahun 2014
No Kecamatan Rumah Sakit Puskesmas
1 Pekalongan Barat 1. RSUD Bendan 1. Bendan (Rawat Inap)
2. RS Karomah Holistik 2. Medono
3. RSIA Anugerah 3. Kramatsari
4. Tirto
2 Pekalongan Timur 1. RS Siti Khadijah 1. Sokorejo (Rawat Inap)
2. RS Bhakti Waluyo 2. Noyontaan
3. RS Aro 3. Tondano
4. Klego

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-31
dan Program Pembangunan Daerah
No Kecamatan Rumah Sakit Puskesmas
3 Pekalongan Selatan 1. RS HA Djunaid 1. Pekalongan Selatan (Rawat Inap)
2. Jenggot
3. Buaran

4 Pekalongan Utara 1. RS Budi Rahayu 1. Kusuma Bangsa (Rawat Inap)


2. RSUD Kraton 2. Krapyak Kidul
3. Dukuh
Sumber : Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2016

Sebaran rumah sakit menunjukkan belum merata di seluruh kecamatan karena


sebaran rumah sakit cenderung berlokasi di kawasan pusat kota atau kawasan yang
memiliki aksesibilitas tinggi yaitu di sekitar jalan pantai Utara Pulau Jawa sehingga
sebagian besar rumah sakit atau sarana kesehatan lainnya berlokasi di Kecamatan
Pekalongan Barat dan Pekalongan Timur. Berdasarkan sebaran tersebut, Kecamatan
Pekalongan Utara memiliki luas wilayah yang paling luas dan memiliki jumlah penduduk
yang tertinggi kedua setelah Kecamatan Barat, seharusnya masih membutuhkan sarana
kesehatan untuk meningkatkan dan memeratakan akses masyarakat terhadap prasarana
dan sarana kesehatan.
Sejalan dengan sebaran sarana kesehatan, kecenderungan pengembangan
kawasan budidaya juga berlokasi di kawasan yang memiliki aksesibilitas tinggi, terutama
di sepanjang jalan pantai Utara Pulau Jawa. Hal ini pun juga tidak bertentangan dengan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Pekalongan Tahun 2009-2029 karena
kawasan strategis Kota Pekalongan untuk perdagangan dan jasa berlokasi di sepanjang
jalan-jalan tersebut. Kondisi ini juga menjadi salah satu pertimbangan dalam
pengembangan wilayah agar sebaran prasarana dan sarana tidak terkonsentrasi pada
koridor tertentu tetapi dapat lebih terdistribusi merata sehingga masyarakat dapat memiliki
aksesibilitas yang sama terhadap prasarana dan sarana kota tersebut.
Masih adanya permasalahan kesenjangan tersebut di atas, juga diikuti dengan
kekhasan perkembangan sebaran jumlah penduduk. Kekhasan perkembangan sebaran
penduduk di masing-masing kecamatan sangat terkait dengan sebaran ketersediaan
lahan yang sesuai untuk pengembangan kawasan budidaya, terutama untuk perumahan
dan kawasan permukiman maupun perdagangan dan jasa. Lahan-lahan yang potensial
dimanfaatkan sebagai pengembangan kawasan budidaya tersebut berada di wilayah
Kecamatan Pekalongan Barat, Pekalongan Selatan dan Pekalongan Timur. Lahan-lahan
potensi tersebut merupakan sawah, yang sebagian merupakan LP2B (lahan pertanian
pangan berkelanjutan atau sawah lestari). LP2B tersebar di seluruh wilayah kecamatan
Kota Pekalongan.
Wilayah Kecamatan Pekalongan Utara yang sebagian besar merupakan kawasan
terdampak rob/genangan/banjir berimplikasi terhadap terciptanya lahan-lahan idle, dari
semula lahan sawah kemudian terintrusi/tergenang air laut sehingga sawah tersebut
sudah tidak bisa dimanfaatkan dan kemudian dibiarkan. Bahkan pada kawasan tertentu,
beberapa perumahan dan kawasan permukiman sudah ditinggalkan penghuninya akibat
terendam rob sehingga rumah dikosongkan. Berdasarkan kondisi tersebut maka akibat
rob/banjir, berdampak terhadap pola pengembangan kawasan budidaya di wilayah Kota
Pekalongan.
Kondisi tersebut di atas tentunya berimplikasi terhadap kekhasan sebaran
penduduk di wilayah Kota Pekalongan. Kecenderungan yang ada, tumbuhnya kegiatan
budidaya, berupa pembangunan perumahan dan kawasan permukiman serta
perdagangan dan jasa di luar wilayah Kecamatan Pekalongan Utara berimplikasi
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-32
dan Program Pembangunan Daerah
terhadap pertumbuhan penduduk yang relatif lebih tinggi di luar wilayah Kecamatan
Pekalongan Utara. Dari laporan kajian Revisi RTRW Kota Pekalongan Tahun 2009-2029
telah diidentifikasi beberapa Kelurahan di Kota Pekalongan, terutama di kawasan Utara,
yang pertumbuhan penduduknya malah negatif atau jumlah penduduknya cenderung
berkurang. Dari data sebaran jumlah dan kepadatan penduduk, Kecamatan Pekalongan
Barat memiliki angka yang tertinggi. Pada tahun 2016 Kecamatan Pekalongan Barat
memiliki jumlah penduduk tertinggi yaitu 93.519 jiwa atau 31,25% dan juga memiliki
kepadatan penduduk tertinggi yaitu 9.305 jiwa/Km2, tentunya hal ini berbeda jauh dengan
kecamatan lainnya.
Tabel 6.5 Kepadatan Penduduk Kota Pekalongan Tahun 2016
Luas Daerah Jumlah Kepadatan
Kecamatan
No (Km2) Penduduk (Jiwa) (Jiwa/Km2)
1 Pekalongan Barat 10,05 93.519 9.305
2 Pekalongan Timur 9,52 64.958 6.823
3 Pekalongan Selatan 10,80 60.473 5.599
4 Pekalongan Utara 14,88 80.272 5.395
TOTAL 45,25 299.222 6.613
Tahun 2015 45,25 296.404 6.550
Tahun 2014 45,25 293.718 6.491
Tahun 2013 45,25 290.903 6.429
Tahun 2012 45,25 288.001 6.365
Sumber : Kota Pekalongan dalam Angka 2017

Kondisi perkembangan jumlah penduduk dan kepadatan penduduk serta


distribusinya di wilayah Kota Pekalongan merupakan gejala umum perkembangan kota
yang ada yaitu kecenderungan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman
serta kegiatan budidaya lainnya yang saat ini terjadi terkonsentrasi pada kawasan
tertentu, yaitu terutama terjadi di wilayah Kecamatan Pekalongan Barat. Sehingga jumlah
dan kepadatan penduduk di wilayah Kecamatan Pekalongan Barat akan terus meningkat.
Pada sisi yang lain, kecenderungan tersebut tidak terjadi di wilayah Kecamatan
Pekalongan Utara karena wilayah Pekalongan Utara memiliki kondisi geografis yang
rentan bencana. Wilayah Kecamatan Pekalongan Utara relatif sudah tidak memiliki daya
tarik yang signifikan bagi pembangunan perumahan dan kawasan permukiman maupun
kawasan terbangun lainnya. Selanjutnya, kecenderungan perkembangan kawasan
terbangun juga tersebar di wilayah Kecamatan Pekalongan Timur dan Pekalongan
Selatan.
Pada akhir tahun 2017 yang lalu, telah dimulai pembangunan tanggul rob, yang
memanjang dari wilayah Kabupaten Pekalongan (di sebelah Barat wilayah Kota
Pekalongan) hingga wilayah Kota Pekalongan. Tanggul rob dibangun sepanjang ± 8,4
km, termasuk dilakukannya normalisasi sungai serta pembangunan kolam penampungan
luapan air sungai dan pompa. Diharapkan pembangunannya dapat diselesaikan pada
tahun 2019. Harapan hasil dan manfaat yang sangat besar terhadap pembangunan
tanggol rob tersebut sehingga dapat terselesaikannya atau berkurangnya permasalahan
rob/banjir, khususnya di wilayah Kota Pekalongan. Sehingga kawasan yang selama ini
terdampak rob, terutama di wilayah Kecamatan Pekalongan Utara, dapat dimanfaatkan
kembali untuk kegiatan budidaya.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-33
dan Program Pembangunan Daerah
Sumber: Dinas Pusdataru Prov. Jawa Tengah 2018

Gambar 6.6 Rencana Tanggul Rob di Kota Pekalongan


Implikasi yang terjadi dengan pembangunan tanggul rob tersebut, yang bersifat
kewilayahan, yaitu perubahan penggunaan lahan dan perubahan sistem drainase.
Dengan terkendalinya permasalahan rob maka kawasan yang selama ini terendam rob
maupun yang telah menjadi lahan idle, akan dapat dimanfaatkan dan berkembang
kembali. Lahan yang selama ini terendam rob akan menjadi kering sehingga akan
menarik masyarakat dan para pemangku pembangunan lainnya untuk mengembangkan
kegiatan budidaya kembali, antara lain perumahan/permukiman, perdagangan/jasa,
industri maupun kegiatan budidaya lainnya. Sistem drainase juga akan berubah dengan
pembangunan tanggul rob dan kolam penampungan sehingga membutuhkan pengelolaan
yang lebih baik agar sistem drainase dapat mendukung pengembangan wilayah Kota
Pekalongan. Dengan perubahan kondisi kewilayahan tersebut maka dibutuhkan
pengelolaan wilayah yang lebih terencana melalui kebijakan pengembangan wilayah.
Pada gambar di atas, menjelaskan gambaran tanggul rob yang akan dibangun di wilayah
Kota Pekalongan.
Aspek strategis lain, yang sangat penting dan berdampak bagi pengembangan
wilayah Kota Pekalongan, selain ancaman rob/genangan/banjir, adalah rencana
operasionalnya tol trans Jawa pada tahun 2019. Dengan operasionalnya jalan tersebut
maka terdapat kekhawatiran akan menurunnya jumlah wisatawan maupun orang yang
transit di wilayah Kota Pekalongan dalam perjalanannya melalui jalan regional Pantai
Utara Jawa. Meskipun di sisi lainnya, juga terdapat optimisme, dengan operasionalnya
jalan tol maka aksesibilitas daerah lain ke wilayah Kota Pekalongan akan semakin
meningkat sehingga menjadi peluang yang besar untuk dimanfaatkan bagi
pengembangan wilayah Kota Pekalongan maupun wilayah Petanglong. Jarak Jakarta-
Pekalongan via tol yang diperkirakan sepanjang 349,5 km atau membutuhkan waktu ± 3,5
jam, merupakan jarak yang memungkinkan untuk ditempuh sebagai tujuan dari Jakarta
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-34
dan Program Pembangunan Daerah
atau jarak yang membutuhkan waktu pemberhentian untuk beristirahat dalam perjalanan
panjang. Dengan kondisi tersebut maka jalan tol trans Jawa dapat dipandang sebagai
peluang bagi pengembangan wilayah Kota Pekalongan maupun wilayah Petanglong.
Untuk memberikan aksesibilitas yang memadai wilayah Kota Pekalongan dan wilayah
Petanglong terhadap jalan tol trans Jawa tersebut maka akan dibangun beberapa
interchange/exit di wilayah Petanglong dan salah satunya pintu keluarnya terletak di
wilayah Kota Pekalongan. Rencana interchange/exit tol di wilayah Kota Pekalongan
tersebut akan terletak di Jl. dr. Soetomo (depan Pasar Grosir Setono) di wilayah
Kecamatan Pekalongan Timur

Sumber: PT Perenjtana Djaja 2018

Gambar 6.7 Gambaran Interchange/Exit Tol di Kota Pekalongan


Rencana pembangunan interchange/exit tol tersebut tentunya akan berdampak
signifikan terhadap pengembangan wilayah Kota Pekalongan khususnya. Rencana
pembangunan tersebut membutuhkan lahan yang cukup luas dan sebagian besar lahan
merupakan lahan pertanian, yang tentunya memiliki nilai strategis bagi ketahanan pangan
di Kota Pekalongan. Rencana pembangunan interchange/exit tol akan berdampak bagi
perubahan penggunaan lahan, perubahan pola pergerakan lalu lintas dan pergeseran
kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Karena lokasi jalan interchange/exit tol tersebut
terletak di wilayah Kecamatan Pekalongan Selatan dan Pekalongan Timur maka wilayah
Kecamatan Pekalongan Selatan dan Pekalongan Timur yang paling terdampak
pembangunan interchange/exit tol tersebut.
Oleh karena itu, dengan dibangunnya interchange/exit tol tersebut, diharapkan
aksesibilitas wilayah Kota Pekalongan dan wilayah Petanglong akan tetap terjaga dan
diharapkan akan semakin meningkat. Dengan demikian, Kota Pekalongan dan wilayah
Petanglong dapat memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dengan beroperasinya
jalan tol trans Jawa tersebut.
Kota Pekalongan adalah merupakan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW). Kondisi ini
ditunjukkan dengan adanya hubungan yang kuat antara Kota Pekalongan dengan daerah
sekitarnya yaitu wilayah Petanglong dan diwujudkan dengan berkembangnya kawasan
terbangun, terutama di sepanjang koridor yang menghubungkan Kota Pekalongan
dengan daerah sekitarnya. Kecenderungan tersebut dapat dilihat pada Peta Rencana
Pola Ruang dan Penggunaan Lahan Kawasan Perkotaan Petanglong (Kawasan

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-35
dan Program Pembangunan Daerah
Perkotaan Petanglong merupakan salah satu Kawasan Strategis Provinsi berdasarkan
RTRW Provinsi Jawa Tengah). RTRW Provinsi Jawa Tengah dan Kebijakan
Pengembangan Wilayah Provinsi Jawa Tengah, khususnya Wilayah Petanglong,
menguatkan kondisi tersebut. Sinergi dan kerja sama Kota Pekalongan dengan daerah
hinterland-nya (Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang) akan sangat menentukan
peran dan pengembangan wilayah Petanglong terhadap wilayah Provinsi Jawa Tengah,
regional, nasional, bahkan internasional.

Sumber : Draft RDTR Kawasan Perkotaan Petanglong

Gambar 6.8 Rencana Pola Ruang dan Penggunaan


Lahan Kawasan Petanglong
Pengembangan wilayah Petanglong, salah satunya ditandai dengan perkembangan
sebagai kawasan strategis pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah, Wilayah Petanglong
memiliki potensi pertanian, perikanan, tekstil dan produk tekstil, perdaganagn dan jasa.
Produk-produk tersebut sangat memungkinkan untuk dipasarkan secara nasional maupun
internasional. Beberapa data menyebutkan bahwa sebagian besar produksi batik di
Indonesia, ±70% diproduksi di wilayah Petanglong
Pengembangan wilayah Petanglong juga ditandai dengan semakin meluasnya
kawasan terbangun (built up area) di wilayah Petanglong umumnya dan khususnya pada
kawasan perkotaan Petanglong. Kecenderungan berkembangnya kawasan terbangun
tersebut tidak terlepas dari alokasi rencana pola ruang bagi pengembangan kawasan
perumahan dan kawasan permukiman serta perdagangan dan jasa di wilayah Kota
Pekalongan sendiri maupun di Kabupaten Batang dan Kabupaten Pekalongan. Bila lebih
dicermati maka rencana pola ruang LP2B di Kota Pekalongan telah dikelilingi oleh
rencana pola ruang kawasan perumahan dan kawasan permukiman di Kabupaten Batang
dan Kabupaten Pekalongan. Pesatnya perkembangan kawasan terbangun ini merupakan
penanda perkembangan kota dan perkotaan. Hal yang tetap harus diperhatikan adalah
aspek keberlanjutan yaitu pertimbangan kelestarian lingkungan hidup agar daya dukung
dan daya tampung wilayah dapat tetap terjaga. Oleh karena itu, pengembangan wilayah
Kota Pekalongan harus sinegis dengan pengembangan wilayah Kabupaten Pekalongan
dan Kabupaten Batang, dalam kerangka pengembangan wilayah Petanglong.
Luasan LP2B Kota Pekalongan selanjutnya akan menyesuaikan proses perubahan
Perda Kota Pekalongan tentang RTRW Kota Pekalongan Tahun 2009–2029. Hal-hal yang
menjadi pertimbangan utama terhadap kebutuhan perubahan LP2B adalah adanya
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-36
dan Program Pembangunan Daerah
dinamika pengembangan wilayah, kegiatan strategis nasional/provinsi di Kota Pekalongan
dan juga dampak bencana rob yang secara langsung terus mengurangi lahan pertanian
produktif, serta proyeksi kebutuhan perkembangan perkotaan di masa mendatang.

6.3.2 Arah Pengembangan Wilayah Petanglong


Arah pengembangan wilayah Petanglong didasarkan pada konsep pengembangan
wilayah Jawa Tengah. Konsep pengembangan wilayah Jawa Tengah adalah dengan
memperhatikan pilar strategi pengembangan dan pembangunan secara berimbang,
adalah “Pengembangan Wilayah Yang Lestari dan Dapat Mendorong Pengembangan
Sektor-sektor Potensial Guna Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat”. Konsep tersebut
diimplementasikan dengan menggunakan 4 (empat) pilar sebagai berikut:
1. Pilar pertama, meningkatkan kemandirian masyarakat terutama pada daerah
dengan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita di bawah rata-rata
provinsi, dilakukan melalui kebijakan: (1) pengembangan ekonomi lokal, (2)
pemberdayaan masyarakat, (3) penyediaan prasarana dan sarana lokal/perdesaan,
dan (4) peningkatan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah, dunia usaha, dan
masyarakat;
2. Pilar kedua, mengoptimalkan pemanfaatan potensi wilayah, dilakukan melalui
kebijakan: (1) penyediaan informasi potensi wilayah, (2) pemanfatan teknologi tepat
guna, (3) peningkatan investasi dan kegiatan produksi, (4) pemberdayaan dunia
usaha dan UMKM, dan (5) pengembangan kawasan produksi/perdesaan;
3. Pilar ketiga, memperkuat integrasi ekonomi antar daerah, dilakukan melalui
kebijakan: (1) pengembangan jaringan ekonomi antar wilayah, (2) pengembangan
jaringan prasarana antar wilayah, dan (3) pengembangan pusat-pusat pertumbuhan
ekonomi daerah;
4. Pilar keempat, meningkatkan penanganan pengembangan daerah dengan
aksesibilitas rendah, dilakukan melalui kebijakan: (1) peningkatan aksesibilitas
daerah terutama di daerah sekitar hutan, pesisir, dan pulau kecil, dan (2)
pembangunan daerah perbatasan.
Pengembangan wilayah Jawa Tengah merupakan upaya untuk memantapkan
pertumbuhan pembangunan wilayah yang berkeadilan dan berdikari dari aspek sosial,
ekonomi, politik dan budaya, dengan memperhatikan potensi dan keragaman daya
dukung serta daya tampung lingkungan, dengan tujuan guna mencapai:
a. Pembangunan yang merata dan harmonis antar wilayah;
b. Efektivitas dan efisiensi pelaksanaan pembangunan lintas sektor dan lintas wilayah;
c. Pembangunan ekonomi dengan berbasis potensi lokal;
d. Keseimbangan pemanfaatan ruang antara kawasan berfungsi lindung dengan
kawasan budidaya.
Sasaran yang ingin dicapai dalam pengembangan wilayah Jawa Tengah adalah
sebagai berikut:
a. Berkembangnya pusat-pusat pertumbuhan baru di tiap wilayah pengembangan
dengan memanfaatkan potensi dan keunggulan daerah serta yang akan mampu
mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah, antara lain melalui pengembangan
klaster dan sentra industri unggulan;
b. Berkurangnya kesenjangan antar wilayah yang ditandai dengan nilai Indeks
Williamson yang semakin baik, serta menurunnya penduduk miskin dan
pengangguran;
c. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup dan berkelanjutan;
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-37
dan Program Pembangunan Daerah
d. Meningkatnya tata kelola dan kelembagaan dalam pelaksanaan pembangunan
lintas sektor dan wilayah.
Memperhatikan potensi dan keunggulan wilayah Petanglong yang telah diuraikan
pada bagian sebelumnya, serta memperhatikan arah pengembangan wilayah Jawa
Tengah ke depan, maka ditetapkan konsep pengembangan wilayah Petanglong adalah
Mina Batik, yaitu mengembangkan potensi utama perikanan dan industri batik, dengan
tetap meningkatkan potensi pertanian dan wisata di wilayah selatan. Guna mendukung
konsep tersebut maka arah kebijakan dan strategi pengembangan wilayah Petanglong
sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 6.6 Arah Kebijakan dan Strategi
Pengembangan Wilayah Petanglong
Konsep
Aspek Kebijakan Strategi
Pengembangan
Pengembangan Ekonomi Kebijakan Pemkab/Kot Menjadikan batik sebagai
wilayah Petanglong Terhadap Pelestarian Batik penggerak ekonomi mikro di
dengan Konsep Tradisional Dalam Upaya Petanglong selain potensi
Mina Batik, yaitu Peningkatan Ekonomi Lemah unggulan lainnya (perikanan,
mengembangkan perkebunan dan pertanian)
potensi utama Kebijakan Pemkab/Kot Mengontrol perkembangan
perikanan dan industri tentang pengembangan Batik industri kreatif batik agar
batik, namun juga sebagai warisan budaya tumbuh dan beraktivitas di
tetap meningkatkan dalam konteks melestarikan kawasan budidaya
potensi pertanian dan maupun menggunakannya Mengembangkan industri
wisata di wilayah sebagai sumber industri batik ramah lingkungan dan
selatan kreatif melakukan pengelolaan
limbah
Kebijakan Pemkab/Kot Mengembangkan agropolitan
dalam mengembangkan untuk sektor perkebunan dan
potensi daerah sebagai pertanian di kawasan
upaya meningkatkan daya Petanglong selatan
saing daerah
Kebijakan Pemkab/ Pemkot Meningkatkan daya saing beli
dalam tentang Peningkatan masyarakat dengan
daya saing sektor jasa dan meningkatkan pendapatan
perdagangan sebagai sektor melalui sektor industri kreatif
basis batik
Memeratakan pertumbuhan
wilayah dengan
mengoptimalkan potensi
perdagangan dan jasa (jalur
patura, dan perkotaan),
pertanian (petanglong bagian
selatan), perikanan
(petanglong peisisr utara)
dan sektor industri kreatif
batik
Fisik Kebijakan Pemkab/ Pemkot Meningkatkan fungsi
(Infrastruktur, tentang Pengembangan pelabuhan nasional di
Konektivitas, Pelabuhan Dalam Rangka Pekalongan sebagai pusat
Mendukung Pertumbuhan perdagangan ikan di
Alam)
Ekonomi dan Pembangunan kawasan Petanglong dan
di Pantura serta sekitarnya
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-38
dan Program Pembangunan Daerah
Konsep
Aspek Kebijakan Strategi
Pengembangan
meningkatkan potensi
perikanan
Kebijakan Pemkab/Kot Mengurangi dampak banjir
tentang keterpaduan sistem (Petanglong utara) dan
jaringan prasarana jalan longsor (Petanglong selatan)
dengan tata ruang wilayah pada kawasan budidaya
yang merupakan acuan
pengembangan wilayah dan
Membuat jalur baru untuk
meningkatkan
mendukung kegiatan wisata
keterpaduannya
dengansarana dan dan kegiatan pertanian di
prasarana lainnya wilayah selatan Petanglong
Meningkatkan konektivitas
dengan meningkatkan
kualitas dan kuantitas
jaringan jalan distribusi hasil
pertanian kepusat kota
(Petanglong utara)
Kebijakan Pemkab/Kot Menyediakan dan
tentang pengembangan Batik menumbuhkan sarana
sebagai warisan budaya pendukung wisata batik
dalam konteks melestarikan (penginapan, pasar, pusat-
maupun menggunakannya pusat batik, jasa pengiriman
sebagai sumber industri barang, wisata baik)
kreatif Mengambil kesempatan
outlite tol dan jalur utara-
utara sebagai media
peningkatan sektor industri
kreatif batik dalam
pemasaran dan wisata
belanja serta menumbhakn
perekonomian bagian selatan
Sosial Kebijakan Pemkab/Pemkot Meningkatkan kualitas dan
tentang Peningkatan akses kuantitas sarana pendidikan
dan perluasan kesempatan formal/non formal
belajar bagi semua anak usia (menunjang industri batik) di
pendidikan dasar, dengan seluruh wilayah Petanglong
target utama masyarakat
miskin perajin batik
Kebijakan Pemkab/Pemkot Meningkatkan SDM tenaga
tentang Peningkatan kualitas kerja pengrajin batik, dan
lembaga non formal aktivitas pendukung batik
pendidikan yang (konveksi, pembuatan model)
diselenggarakan baik oleh
masyarakat maupun
pemerintah untuk
memantapkan sistem
pendidikan yang efektif dan
efisien dalam menghadapi
perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan
seni khususnya tentang Batik

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-39
dan Program Pembangunan Daerah
Konsep
Aspek Kebijakan Strategi
Pengembangan
Lingkungan Terwujudnya wilayah Menjaga kondisi dan fungsi
Hidup Petanglong yang ramah kawasan hulu Pekalongan
lingkungan dan berkelanjutan bagian selatan
Menertibkan pembangunan
tidak berijin pada kawasan
lindung sempadan pantai
Menertibkan penambangan
liar
Menjaga kelestarian DAS
Tata Kelola Kebijakan tentang Membuat lembaga/sistem
Pengembangan Sumber kerjasaa antar daerah dalam
Daya Manusia Terhadap mengembangkan dan
Kinerja Aparatur meningkatkan batik
Kebijakan Pemkab/Pemkot Meningkatkan SDM tenaga
Dalam pemenuhan kerja Melakukan kerjasama
kebutuhan pokok pelayanan regional dalam pelaksanaan
publik Terutama Pemenuhan pemenuhan air bersih dan
Air Bersih dan Persampahan penyediaan lahan TPA
Sumber: RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018

Prasarana dan sarana di wilayah Kota Pekalongan harus mampu mendukung peran
Kota Pekalongan sebagai PKW. Di samping melayani wilayah Kota Pekalongan,
prasarana dan sarana Kota Pekalongan harus mampu melayani wilayah Petanglong.
Oleh karena itu, dukungan penyediaan prasarana dan sarana perkotaan di Kota
Pekalongan membutuhkan dukungan wilayah Petanglong, yaitu Kabupaten Batang dan
Kabupaten Pekalongan. Oleh karena itu dibutuhkan kerja sama dan sinergi kebijakan
pembangunan wilayah Petanglong antara Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah
Kota Pekalongan, Pemerintah Kabupaten Batang dan Pemerintah Kabupaten
Pekalongan. Beberapa hal yang bersifat kewilayahan di Kota Pekalongan yang
membutuhkan kerja sama dan sinergi tersebut, sesuai dengan arah kebijakan dan strategi
pengembangan wilayah Petanglong adalah:
a. Peningkatan daya saing sektor jasa dan perdagangan, perikanan serta industri kreatif
batik;
b. Pengembangan pariwisata;
c. Penanggulangan rob dan banjir;
d. Pencapaian akses aman air minum;
e. Pengelolaan persampahan; dan
f. Pengendalian pencemaran lingkungan.

6.3.3 Arah Pengembangan Wilayah Kota Pekalongan


Memperhatikan kondisi yang telah diuraikan di atas maka arah pengembangan
wilayah Kota Pekalongan ditujukan terutama untuk mengurangi kesenjangan sosial
ekonomi antar kelompok masyarakat serta kesenjangan antar kawasan maupun antar
kecamatan. Konsep, strategi dan arah kebijakan pengembangan wilayah Kota
Pekalongan ke depan dapat diuraikan sebagai berikut.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-40
dan Program Pembangunan Daerah
1. Konsep Pengembangan Wilayah
Guna mendorong pengembangan wilayah dalam mengurangi kesenjangan dan
memperluas pembangunan wilayah maka perlu sebuah kerangka konsep
pengembangan wilayah sesuai dengan potensi dan karakteristik wilayah Kota
Pekalongan. Selain itu, sangat penting juga untuk diperhatikan kondisi global dimana
pembangunan ekonomi daerah saat ini menghadapi berbagai tantangan, baik internal
maupun eksternal seperti globalisasi. Termasuk juga yang menjadi pertimbangan
adalah perkembangan serta kebijakan nasional maupun Provinsi Jawa Tengah. Hal
tersebut menuntut setiap daerah untuk mampu bersaing di dalam dan luar negeri.
Kesenjangan dan globalisasi berimplikasi kepada provinsi dan kabupaten/kota, untuk
melaksanakan percepatan pembangunan ekonomi daerah secara terfokus melalui
pengembangan kawasan dan produk unggulannya. Percepatan pembangunan ini
bertujuan agar daerah tidak tertinggal dalam persaingan pasar bebas, namun tetap
memperhatikan masalah pengurangan kesenjangan. Karena itu, seluruh pelaku
memiliki peran mengisi pembangunan ekonomi daerah dan harus mampu
bekerjasama melalui bentuk pengelolaan antar sektor, antar program, antar pelaku,
dan antar daerah. Konsep pengembangan yang ada di Kota Pekalongan harus
menganut pada pilar strategi pengembangan dan pembangunan wilayah Kota
Pekalongan.
Dengan memperhatikan visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota Pekalongan
2016-2021 serta tujuan penataan ruang wilayah Kota Pekalongan tahun 2011-2031
maka konsep pengembangan wilayah Kota Pekalongan adalah:
“Peningkatan kualitas dan kesejahteraan masyarakat yang didukung tata ruang
yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan”
Konsep pengembangan wilayah tersebut pada hakekatnya merupakan
optimalisasi dari peran pilar-pilar pembangunan utama di wilayah Kota Pekalongan.
Pilar-pilar dimaksud meliputi potensi sumberdaya manusia, potensi pengembangan
ekonomi kreatif, serta lingkungan hidup.
2. Tujuan dan Sasaran Pokok Pengembangan Wilayah
Tujuan pengembangan wilayah Kota Pekalongan merupakan upaya untuk
memastikan peningkatan kesejahteraan masyarakat Kota Pekalongan yang didukung
oleh pemerataan dan keadilan serta tata ruang yang aman, nyaman, produktif dan
berkelanjutan. Tujuan pengembangan wilayah meliputi:
a. Mewujudkan pembangunan yang merata dan berkeadilan
b. Mewujudkan pembangunan ekonomi berbasis potensi lokal
c. Mewujudkan keseimbangan pemanfaatan ruang antara kawasan berfungsi
lindung dengan kawasan budidaya
d. Mewujudkan kerjasama antar Daerah dalam pengelolaan wilayah
Sedangkan sasaran dari pengembangan wilayah Kota Pekalongan meliputi:
a. Tersedianya prasarana dan sarana kota yang memadai dan berkualitas sesuai
tingkatan pelayanannya.
b. Masyarakat memiliki akses yang merata terhadap prasarana dan sarana kota
c. Pengurangan kawasan terdampak rob dan banjir
d. Pengurangan beban pengeluaran bagi keluarga miskin
e. Berkembangnya kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh masyarakat dan
pemangku kepentingan lainnya

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-41
dan Program Pembangunan Daerah
f. Peningkatan kegiatan ekonomi berbasis potensi lokal, yaitu jasa, industri dan
perdagangan batik, serta minapolitan
g. Peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan para pelaku kegiatan ekonomi,
terutama bagi pekerja
h. Pengembangan cluster-cluster kegiatan ekonomi
i. Pengembangan kewirausahaan
j. Peningkatan kegiatan ekonomi berbasis teknologi informasi
k. Pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata ruang
l. Terjaganya minimal 30% ruang sebagai kawasan berfungsi lindung
m. Peningkatan daya dukung dan daya tampung lingkungan
n. Pengendalian pencemaran lingkungan
o. Peningkatan kerjasama pembangunan prasarana dan sarana perkotaan
p. Peningkatan kerjasama pengurangan risiko bencana
q. Peningkatan kerjasama penataan ruang
r. Peningkatan kerjasama pengendalian pencemaran lingkungan
Dengan memperhatikan sasaran pengembangan wilayah tersebut maka
diharapkan kesenjangan di Kota Pekalongan dapat semakin ditekan. Pengembangan
wilayah diharapkan juga dapat menekan jumlah penduduk miskin dan pengangguran
serta mendukung terwujudnya tata ruang yang aman, nyaman, produktif dan
berkelanjutan.
3. Strategi dan Arah Kebijakan Pengembangan Wilayah
Dalam rangka pencapaian tujuan pengembangan wilayah Kota Pekalongan
maka dilakukan strategi pengembangan wilayah sebagai berikut:
a. Penyediaan prasarana dan sarana kota yang memadai dan berkualitas sesuai
tingkatan pelayanannya.
b. Pemantapan peran dan fungsi pusat pelayanan kota
c. Pengembangan kegiatan budidaya dan non budidaya di seluruh wilayah secara
berimbang
d. Revitalisasi kawasan Utara Kota Pekalongan
e. Pengurangan risiko bencana
f. Pemberdayaan masyarakat
g. Pengembangan technopark
h. Peningkatan posisi tawar para pekerja
i. Dukungan penyediaan teknologi informasi berbasis komunitas
j. Pengembangan kewirausahaan
k. Link and match dunia pendidikan dan industri
l. Pembangunan RTH publik
m. Pengendalian pemanfatan ruang
n. Peningkatan peran masyarakat penataan ruang
o. Pengendalian pencemaran lingkungan
p. Peningkatan peran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan
q. Peningkatan kerjasama dengan Pemerintah, Pemerintah Provinsi Jawa tengah
serta Pemerintah Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang
r. Harmonisasi rencana pembangunan dan rencana tata ruang
Dalam rangka pencapaian tujuan pengembangan wilayah Kota Pekalongan
maka ditentukan arah kebijakan pengembangan wilayah sebagai berikut:
a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana kota
b. Meningkatkan peran dan fungsi pusat pelayanan kota
c. Merevitalisasi kawasan Utara Kota Pekalongan

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-42
dan Program Pembangunan Daerah
d. Mengurangi kawasan kumuh dan RTLH
e. Meningkatkan pemanfaatan lahan-lahan idle.
f. Meningkatkan ketahanan wilayah terhadap bencana
g. Meningkatkan jaminan pendidikan dan kesehatan bagi keluarga miskin
h. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat
i. Mengembangkan technopark
j. Meningkatkan jaminan perlindungan kesejahteraan dan kesehatan bagi pekerja
k. Meningkatkan dukungan bagi pengembangan kewirausahaan
l. Meningkatkan dukungan penyediaan teknologi informasi berbasis komunitas
m. Meningkatkan link and match dunia pendidikan dan industri
n. Meningkatkan jumlah RTH publik
o. Meningkatkan pengendalian pemanfatan ruang
p. Meningkatkan peran masyarakat dalam penataan ruang
q. Meningkatkan peran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan
r. Meningkatkan kesadaran pelaku usaha dalam pengelolaan lingkungan
s. Meningkatkan ketersediaan instalasi pengolahan limbah komunal
t. Meningkatkan kerjasama pembangunan antar Daerah, terutama dalam bidang
prasarana dan sarana, penataan ruang, pengurangan risiko bencana serta
lingkungan hidup
u. Meningkatkan harmonisasi rencana pembangunan dan rencana tata ruang
Secara lebih tersistematis, uraian tentang tujuan, sasaran, strategi dan arah
kebijakan pengembangan pengembangan wilayah Kota Pekalongan disajikan
sebagai berikut:
Tabel 6.7 Konsep, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan
Pengembangan Wilayah Kota Pekalongan

Konsep Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Peningkatan Mewujudkan 1. Tersedianya 1. Penyediaan 1. Meningkatkan


kualitas dan pembangunan prasarana dan prasarana dan sarana kualitas dan
kesejahteraan yang merata sarana kota yang kota yang memadai kuantitas prasarana
masyarakat dan memadai dan dan berkualitas sesuai dan sarana kota
yang didukung berkeadilan berkualitas sesuai tingkatan 2. Meningkatkan peran
tata ruang tingkatan pelayanannya. dan fungsi pusat
yang aman, pelayanannya. 2. Pemantapan peran pelayanan kota
nyaman, 2. Masyarakat dan fungsi pusat
produktif dan 3. Merevitalisasi
memiliki akses pelayanan kota kawasan Utara Kota
berkelanjutan. yang merata 3. Pengembangan Pekalongan
terhadap kegiatan budidaya
prasarana dan 4. Mengurangi
dan non budidaya di kawasan kumuh dan
sarana kota seluruh wilayah RTLH
3. Pengurangan secara berimbang
kawasan 5. Meningkatkan
4. Revitalisasi kawasan pemanfaatan lahan-
terdampak rob dan Utara Kota
banjir lahan idle.
Pekalongan
4. Pengurangan 6. Meningkatkan
5. Pengurangan risiko ketahanan wilayah
beban pengeluaran bencana
bagi keluarga terhadap bencana
miskin 6. Pemberdayaan 7. Meningkatkan
masyarakat jaminan pendidikan
5. Berkembangnya
kegiatan yang dan kesehatan bagi
diprakarsai dan keluarga miskin
dilakukan oleh 8. Meningkatkan
masyarakat dan pemberdayaan
pemangku masyarakat

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-43
dan Program Pembangunan Daerah
Konsep Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
kepentingan
lainnya
Mewujudkan 1. Peningkatan 1. Pengembangan 1. Mengembangkan
pembangunan kegiatan ekonomi technopark technopark
ekonomi berbasis potensi 2. Peningkatan posisi 2. Meningkatkan
berbasis lokal, yaitu jasa, tawar para pekerja jaminan
potensi lokal industri dan perlindungan
perdagangan batik, 3. Dukungan
penyediaan teknologi kesejahteraan dan
serta minapolitan kesehatan bagi
informasi berbasis
2. Peningkatan komunitas pekerja
kualitas hidup dan 3. Meningkatkan
kesejahteraan para 4. Pengembangan
kewirausahaan dukungan bagi
pelaku kegiatan pengembangan
ekonomi, terutama 5. Link and match dunia kewirausahaan
bagi pekerja pendidikan dan
industri 4. Meningkatkan
3. Pengembangan dukungan
cluster-cluster penyediaan
kegiatan ekonomi teknologi informasi
4. Pengembangan berbasis komunitas
kewirausahaan 5. Meningkatkan link
5. Peningkatan and match dunia
kegiatan ekonomi pendidikan dan
berbasis teknologi industri
informasi
Mewujudkan 1. Pemanfaatan 1. Pembangunan RTH 1. Meningkatkan jumlah
keseimbangan ruang sesuai publik RTH publik
pemanfaatan dengan rencana 2. Pengendalian 2. Meningkatkan
ruang antara tata ruang pemanfatan ruang pengendalian
kawasan 2. Terjaganya pemanfatan ruang
berfungsi 3. Peningkatan peran
minimal 30% ruang masyarakat 3. Meningkatkan peran
lindung dengan sebagai kawasan
kawasan penataan ruang masyarakat dalam
berfungsi lindung penataan ruang
budidaya 4. Pengendalian
3. Peningkatan daya pencemaran 4. Meningkatkan peran
dukung dan daya lingkungan masyarakat dalam
tampung pengelolaan
lingkungan 5. Peningkatan peran
masyarakat dalam lingkungan
4. Pengendalian pengelolaan 5. Meningkatkan
pencemaran lingkungan kesadaran pelaku
lingkungan usaha dalam
pengelolaan
lingkungan
6. Meningkatkan
ketersediaan instalasi
pengolahan limbah
komunal
Mewujudkan 1. Peningkatan 1. Peningkatan 1. Meningkatkan
kerjasama kerjasama kerjasama dengan kerjasama
antar Daerah pembangunan Pemerintah, pembangunan antar
dalam prasarana dan Pemerintah Provinsi Daerah, terutama
pengelolaan sarana perkotaan Jawa tengah serta dalam bidang
perkotaan 2. Peningkatan Pemerintah prasarana dan
kerjasama Kabupaten sarana, penataan
pengurangan risiko Pekalongan dan ruang, pengurangan
bencana Kabupaten Batang risiko bencana serta
2. Harmonisasi rencana lingkungan hidup
3. Peningkatan
kerjasama pembangunan dan 2. Meningkatkan
rencana tata ruang harmonisasi rencana

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-44
dan Program Pembangunan Daerah
Konsep Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
penataan ruang pembangunan dan
4. Peningkatan rencana tata ruang
kerjasama
pengendalian
pencemaran
lingkungan
Sumber : Hasil Analisis

6.3.4 Arah Pengembangan Wilayah Berdasarkan Kecamatan


Berdasarkan konsep, tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan pengembangan
wilayah Kota Pekalongan tersebut, dalam rangka mewujudkan peningkatan kesejahteraan
masyarakat yang merata dan berkeadilan maka disusun prioritas atau tema
pembangunan kewilayahan di masing-masing kecamatan. Prioritas atau tema
pembangunan kewilayahan masing-masing kecamatan ini menjadi panduan pelaksanaan
pembangunan kewilayahan.
Uraian prioritas pembangunan kewilayahan masing-masing kecamatan disajikan
pada Tabel 6.8 sebagai berikut :
Tabel 6.8 Prioritas Pembangunan Kewilayahan Kecamatan

No Kecamatan Aspek Prioritas Pembangunan Kewilayahan

1 Pekalongan Ekonomi  Penguatan industri batik


Barat  Penguatan UMKM
Fisik  Pengurangan kawasan kumuh dan RTLH
 Pengurangan risiko bencana
 Pengendalian pemanfaatan ruang
Sosial  Pengurangan beban pengeluaran keluarga miskin
Lingkungan Hidup  Pengendalian pencemaran lingkungan
2 Pekalongan Ekonomi  Penguatan industri batik
Selatan  Penguatan UMKM
Fisik  Pembangunan interchange jalan tol Pemalang-
Batang
 Pengurangan kawasan kumuh dan RTLH
 Pengendalian pemanfaatan ruang
Sosial  Pengurangan beban pengeluaran keluarga miskin
 Pengembangan kawasan pendidikan
Lingkungan Hidup  Pengendalian pencemaran lingkungan
3 Pekalongan Ekonomi  Penguatan industri batik
Timur  Penguatan UMKM
Fisik  Pembangunan interchange jalan tol Pemalang-
Batang
 Pengurangan kawasan kumuh dan RTLH
 Pengendalian pemanfaatan ruang
Sosial  Pengurangan beban pengeluaran keluarga miskin
 Pengembangan sarana kesehatan
Lingkungan Hidup  Pengendalian pencemaran lingkungan

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-45
dan Program Pembangunan Daerah
No Kecamatan Aspek Prioritas Pembangunan Kewilayahan

4 Pekalongan Ekonomi  Penguatan industri batik


Utara  Penguatan UMKM
 Revitalisasi TPI
 Pemanfaatan lahan idle
Fisik  Pembangunan tanggul rob/genangan/banjir
 Pembangunan jalan lingkar Petanglong
 Pengurangan kawasan kumuh dan RTLH
 Pengurangan risiko bencana
 Pengendalian pemanfaatan ruang
Sosial  Pengurangan beban pengeluaran keluarga miskin
 Pengembangan sarana kesehatan
Lingkungan Hidup  Pengembangan mangrove
 Pengendalian pencemaran lingkungan
Sumber : Hasil Analisis

6.4 PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Mendasari pada strategi dan arah kebijakan sebagaimana diuaraikan di atas, maka
untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan guna mewujudkan Visi dan Misi
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Pekalongan Tahun 2016-2021, maka
dirumuskan 11 (empat belas) Program Pembangunan Daerah sebagai jabaran
operasional, yaitu :

Misi 1 :
1) Program Peningkatan Akses dan Mutu Pendidikan

Misi 2 :
2) Program Peningkatan Cakupan dan Kualitas Pelayanan Kesehatan
3) Program Peningkatan Kualitas Ketenagakerjaan.
4) Program Pemberdayaan Masyarakat dan Penanggulangan Kemiskinan
5) Program Reformasi Birokrasi

Misi 3 :
6) Program Pembangunan Ekonomi berbasis Potensi dan Unggulan Daerah

Misi 4 :
7) Program Penanganan rob dan Banjir
8) Program Peningkatan Infrastruktur dan Kawasan Strategis Perkotaan

Misi 5 :
9) Program Pengembangan Teknologi Informasi Berbasis Komunitas

Misi 6 :
10) Program Peningkatan dan Pengembangan Potensi Budaya

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-46
dan Program Pembangunan Daerah
11) Program Peningkatan Kerukunan Umat Beragama dan Pengamalan Nilai-nilai
religiusitas.
Program Pembangunan Daerah dicapat dengan sekumpulan Program Perangkat
Daerah sebagai fokus dan penjabaran yang langsung berhubungan dengan pencapaian
sasaran Visi dan Misi Pembangunan Daerah Kota Pekalongan Tahun 2016-2021, yang
dijabarkan pada setiap misi sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 6.9 berikut.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-47
dan Program Pembangunan Daerah
Tabel 6.9 Program Pembangunan Daerah Kota Pekalongan Tahun 2016-2021
Dalam Rangka Pencapain Visi dan Misi Walikota
KONDISI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
MISI/TUJUAN/SASA PD
KINERJA PADA AKHIR RPJMD
RAN/PROGRAM INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PENANG
SAT PADA
PEMBANGUNAN KINERJA GUNG
AWAL
DAERAH Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) JAWAB
RPJMD

Misi 1 : Meningkatkan Akses Dan Mutu Pendidikan 35.657,29 48.113,46 68.136,99 66.375,04 65.787,03 69.356,10 353.425,92
Tujuan : Harapan Lama 11,93 12,77 12,78 12,89 13,00 13,10 13,21 13,21
Meningkatkan Sekolah (expected
harapan untuk Years Of
melanjutkan Schooling)
pendidikan lebih
tinggi
Sasaran : Angka Partisipasi 0 95,78 20.633,44 96,32 27.643,26 96,50 48.360,42 97,00 29.931,22 98,00 29.968,21 99,00 30.547,41 99,00 187.083,96
Meningkatnya Sekolah
akses layanan
pendidikan
- Program APS 3-6 tahun % - - 980,80 66,76 2.384,32 67,00 2.733,70 67,50 552,00 68,00 552,00 68,50 1.077,20 68,50 8.280,03 Dinas
Pendidikan APK PAUD % - 47,05 60,38 61,00 61,50 62,00 62,50 62,50 Pendidikan
Anak Usia Dini
APM PAUD % - - - - 60,00 65,00 70,00 70,00
APS 5-6 tahun % - - - - 75,00 78,00 80,00 80,00
APK TK/RA % - - - - 76,00 78,00 81,00 81,00
APM TK/RA % - - - - 75,00 77,00 80,00 80,00
- Program Wajib APS 7-12 tahun % - 103,91 16.141,44 107,62 25.248,94 100,00 45.616,72 100,00 29.193,22 100,00 29.230,21 100,00 29.230,21 100,00 174.660,74 Dinas
Belajar APK SD/MI % - 105,90 108,41 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Pendidikan
Pendidikan
Dasar APM SD/MI % - 89,11 93,43 94,00 94,50 95,50 96,00 96,00
Sembilan APS 13-15 tahun % - 103,34 107,09 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Tahun APK SMP/MTs % - 104,26 109,71 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
APM SMP/MTs % - 72,25 75,84 76,00 76,50 77,00 77,50 77,50
- Program Angka Putus % - 0,09 - 0,07 10,00 0,06 10,00 0,05 186,00 0,04 186,00 0,03 240,00 0,03 632,00 Dinas
Peningkatan Sekolah SD/MI Pendidikan
Akses Angka Putus % - 0,43 0,12 0,11 0,10 0,09 0,08 0,08
Terhadap Sekolah SMP/MTs
Layanan
Pendidikan Persentase % - 113,35 105,08 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Lulusan SD/MI
yang melanjutkan
ke SMP/MTs
Persentase % - 105,12 100,78 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Lulusan SMP/MTs
yang

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-48
dan Program Pembangunan Daerah
KONDISI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
MISI/TUJUAN/SASA PD
KINERJA PADA AKHIR RPJMD
RAN/PROGRAM INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PENANG
SAT PADA
PEMBANGUNAN KINERJA GUNG
AWAL
DAERAH Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) JAWAB
RPJMD

melanjutkanke
SMA/SMK/MA
- Program Angka Partisipasi % 64,11 64,80 3.511,19 64,80 3.511,19 Dinas
Pendidikan Sekolah (APS) 16 Pendidikan
Menengah - 18 Tahun
Angka Partisipasi % 92,11 93,00 - - - - - -
Kasar (APK)
SMA/SMK/MA/Set
ara
Angka Partisipasi % 61,36 61,50 - - - - - -
Murni (APM)
SMA/SMK/MA/Set
ara
Angka Kelulusan % 99,93 99,95 - - - - - -
SMA/SMK/MA
Angka Putus % 1,22 1,00 - - - - - -
Sekolah
SMA/SMK/MA
Persentase Ruang % 87,73 88,00 - - - - - -
Kelas
SMA/SMK/MA
dalam Keadaan
Baik
Tujuan : Persentase - - 36,50 40,00 44,00 49,00 54,00 54,00
Meningkatkan sekolah menuju
mutu pendidikan Level 4 Standar
Nasional
Pendidikan
Sasaran : Persentase - 34,30 15.023,86 44,50 20.470,20 48,00 19.776,58 52,00 36.443,82 57,00 35.818,82 60,00 38.808,69 60,00 166.341,96
Meningkatnya penyelenggaraan
kualitas pendidikan
penyelenggaraan berakreditasi A
pendidikan
- Program Persentase % - 100,00 1.321,56 100,00 1.450,46 100,00 1.828,01 100,00 780,00 100,00 780,00 100,00 998,08 100,00 7.158,11 Dinas
Manajemen ketersediaan data Pendidikan
Pelayanan dan informasi
Pendidikan pendidikan yang
dibutuhkan
Persentase satuan % - 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
pendidikan yang
terfasilitasi

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-49
dan Program Pembangunan Daerah
KONDISI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
MISI/TUJUAN/SASA PD
KINERJA PADA AKHIR RPJMD
RAN/PROGRAM INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PENANG
SAT PADA
PEMBANGUNAN KINERJA GUNG
AWAL
DAERAH Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) JAWAB
RPJMD

peningkatan
kapasitas
manajemen
- Program Rasio % - - 13.702,30 SD : 19.019,74 SD : 85 17.948,57 SD : 87.5 15.195,00 SD : 90 14.570,00 SD : 95 17.341,79 SD : 95 % 97.777,40 Dinas
Peningkatan Ketercukupan 82.4 % % % % % SMP : 100 Pendidikan
Mutu Pendidik Guru (sekolah SMP : SMP : 95 SMP : 96 SMP : SMP : %
dan Tenaga negeri dan swasta) 89.5 % % % 97.5 % 100 % TK : 100 %
Kependidikan TK : 333 TK : 100 TK : 100 TK : 100 TK : 100
% % % % %
Rasio % - - SD : SD : 16 SD : 20 SD : 30 SD : 50 SD : 50 %
Ketercukupan 14.1 % % % % % SMP : 80 %
Tenaga SMP : SMP : 65 SMP : SMP : 70 SMP : 80 TK : 60 %
Kependidikan 61.7 % % 67.5 % % %
(sekolah negeri) TK : 30.3 TK : 35 TK : 37.5 TK : 40 TK : 60 %
% % % %
Persentase % - - 85,90 89,50 90,00 95,00 100,00 100,00
pendidik/guru
jenjang TK/RA,
SD/MI dan
SMP/MTs
berijazah S1/DIV
Persentase % - 55,00 57,68 58,00 59,00 60,00 62,00 62,00
pendidik/guru
bersertifikat profesi
pendidik
Rasio kepala % - - - 25,00 35,00 50,00 75,00 75,00
sekolah yang
memenuhi
kualifikasi
Rasio tenaga % - - - 25,00 30,00 50,00 75,00 75,00
kependidikan yang
memenuhi
kualifikasi
- Program Rasio Pengunjung indek - n/a n/a 25,50 26,00 26,50 27,00 27,00 DInarpus
Pengembanga Perpustakaan per s
n Budaya Baca tahun (penduduk
dan usia 5-60 thn)
Pembinaan Persentase % - - - 3,70 11,11 18,52 25,93 25,93
Perpustakaan perpustakaan
kelurahan yg aktif

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-50
dan Program Pembangunan Daerah
KONDISI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
MISI/TUJUAN/SASA PD
KINERJA PADA AKHIR RPJMD
RAN/PROGRAM INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PENANG
SAT PADA
PEMBANGUNAN KINERJA GUNG
AWAL
DAERAH Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) JAWAB
RPJMD

- Program Rasio % 100,00 20.468,82 100,00 20.468,82 100,00 20.468,82 100,00 61.406,46 Dinas
Peningkatan Pertumbuhan Pendidikan
Sarana Daya Tampung
Prasarana Dikdas dan PAUD
Pendidikan formal
Rasio % 65,00 70,00 75,00 75,00
Ketersediaan
Ruang Kelas
TK/RA
Rasio % 100,00 100,00 100,00 100,00
Ketersediaan
Ruang Kelas
Dikdas
Rata-rata % 65,00 67,50 70,00 70,00
Kelengkapan
Jumlah sarana
dan prasarana
pembelajaran dan
pendukung
Rasio Kondisi % 70,00 80,00 90,00 90,00
sarana dan
prasarana layak
pakai
Misi 2 : Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik Untuk Sebesar- 142.873,12 158.569,13 142.676,71 106.034,15 104.049,11 126.625,01 781.205,22
Besarnya Bagi Kesejahteraan Masyarakat
Tujuan : Angka Kemiskinan 8,02 7,92 7,47 6,87 6,28 5,70 5,14 5,14
Menurunkan Angka
Kemiskinan
Sasaran : Usia Harapan 74,09 74,15 43.673,80 74,19 51.312,64 74,27 47.851,17 74,32 34.016,88 74,36 36.484,82 74,41 36.700,66 74,41 250.417,97
Meningkatnya Hidup (UHH)
derajat kesehatan
masyarakat
- Program Angka Kesakitan indek 1,11 <2 1.006,07 <2 1.380,04 <2 1.880,49 - 4.266,60 Dinas
Pencegahan DBD per 10.000 s Kesehatan
dan penduduk
Penanggulang Angka kematian indek 12,12 <2 <2 <2 -
an Penyakit DBD s
Menular
Cakupan AFP 100,00 2,00 2,00 2,00 -
Penemuan AFP
per 100.000
penduduk <15 thn

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-51
dan Program Pembangunan Daerah
KONDISI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
MISI/TUJUAN/SASA PD
KINERJA PADA AKHIR RPJMD
RAN/PROGRAM INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PENANG
SAT PADA
PEMBANGUNAN KINERJA GUNG
AWAL
DAERAH Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) JAWAB
RPJMD

Cakupan kasus 68,09 <60 <60 <60 -


penemuan
pneumonia pada
Balita
Cakupan kasus 110,80 100,00 100,00 100,00 -
Penemuan dan
Penanganan
Penderita Penyakit
TBC BTA (+)
Cakupan kasus 74,98 <80 <80 <80 -
penemuan
penderita diare
Prevalensi kasus % 0,01 <0,5 <0,5 <0,5 -
HIV AIDS
Kelurahan UCI % 100,00 100,00 100,00 100,00 -
(Universal child
Imunization)
- Program Angka Kesakitan <2 1.410,49 <2 1.594,71 <2 1.594,71 <2 4.599,90 Dinas
Pencegahan DBD per 10.000 indek Kesehatan
dan penduduk s
Penanggulang Cakupan % 100,00 100,00 100,00 100,00
an Penyakit pelayanan
Menular dan penderita TB
Penyakit Tidak (SPM)
Menular
Cakupan % 100,00 100,00 100,00 100,00
pelayanan
penderita HIV
AIDS (SPM)
Cakupan % 97,00 98,00 99,00 99,00
Imunisasi Dasar
Lengkap pada bayi
Cakupan % 100,00 100,00 100,00 100,00
pelayanan
kesehatan
penderita
Hipertensi (SPM)
Cakupan % 100,00 100,00 100,00 100,00
pelayanan
kesehatan usia
produktif (SPM)

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-52
dan Program Pembangunan Daerah
KONDISI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
MISI/TUJUAN/SASA PD
KINERJA PADA AKHIR RPJMD
RAN/PROGRAM INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PENANG
SAT PADA
PEMBANGUNAN KINERJA GUNG
AWAL
DAERAH Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) JAWAB
RPJMD

Cakupan % 100,00 100,00 100,00 100,00


pelayanan
kesehatan
Diabetes Melitus
(SPM)
Cakupan % 100,00 100,00 100,00 100,00
pelayanan
Kesehatan Jiwa
(SPM)
- Program Cakupan % 7,40 10,00 10.766,58 12,00 9.451,46 14,00 15.288,84 - - - - - - - 35.506,88 Dinas
Upaya kelurahan siaga Kesehatan
Kesehatan aktif strata mandiri
Masyarakat Cakupan % 100,00 100,00 100,00 100,00 - - - -
penjaringan siswa
SD dan setingkat
Cakupan rumah % 75,00 75,00 75,20 75,40 - - - -
tangga sehat
- Program Cakupan % 51,85 395,00 55,56 395,00 59,26 253,50 59,26 1.043,50 Dinas
Kesehatan Kelurahan Open Kesehatan
Lingkungan, Defecation Free
Kesehatan (ODF)
Kerja Dan Persentase % - - 75,00 77,00 79,00 81,00 84,00 84,00
Kesehatan kualitas air minum
Olah Raga pada
penyelenggara air
minum
Persentase % - - 90,00 92,00 94,00 96,00 98,00 98,00
Tempat
Pengolahan
Makanan (TPM)
yg memenuhi
syarat kesehatan
Persentase % - - 30,00 33,00 35,00 37,00 40,00 40,00
Pembinaan
kesehatan kerja
pada pekerja
sektor formal dan
informal
Persentase % - - 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00 40,00
pembinaan
kesehatan olah

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-53
dan Program Pembangunan Daerah
KONDISI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
MISI/TUJUAN/SASA PD
KINERJA PADA AKHIR RPJMD
RAN/PROGRAM INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PENANG
SAT PADA
PEMBANGUNAN KINERJA GUNG
AWAL
DAERAH Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) JAWAB
RPJMD

raga pada anak


SD
- Program Cakupan - - - 1.269,55 - 600,31 - 608,85 - 2.478,71 Dinas
Promosi Posyandu strata Kesehatan
Kesehatan dan mandiri
Pemberdayaan Cakupan - - - - - -
Masyarakat Kelurahan siaga
aktif strata mandiri
Cakupan Rumah - - - - - -
Tangga Sehat
Cakupan - - - - - -
pelayanan
kesehatan pada
usia pendidikan
dasar
- Program Cakupan % 25,00 1.205,00 28,00 1.205,00 30,00 1.211,50 30,00 3.621,50 Dinas
Promosi dan Posyandu strata Kesehatan
Pemberdayaan mandiri
Kesehatan Cakupan % 22,22 25,93 29,63 29,63
Kelurahan siaga
aktif strata mandiri
Cakupan Rumah % 95,00 98,00 100,00 100,00
Tangga Sehat
Cakupan % 100,00 100,00 100,00 100,00
pelayanan
kesehatan pada
usia pendidikan
dasar (SPM)
- Program persentase % 99,63 99,67 131,85 99,67 147,10 99,75 223,50 - 502,44 Dinas
Pengembanga Tempat Tempat Kesehatan
n Lingkungan Umum (TTU)
Sehat sehat
Proporsi penduduk % 92,25 92,50 93,00 93,50 -
dengan akses
jamban
Proporsi rumah % 88,00 89,00 90,00 91,00 -
dibina memenuhi
syarat kesehatan
Persentase % 71,43 73,00 75,00 77,00 -
kualitas air minum

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-54
dan Program Pembangunan Daerah
KONDISI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
MISI/TUJUAN/SASA PD
KINERJA PADA AKHIR RPJMD
RAN/PROGRAM INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PENANG
SAT PADA
PEMBANGUNAN KINERJA GUNG
AWAL
DAERAH Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) JAWAB
RPJMD

di penyelenggara
air minum
Proporsi Tempat % 10,00 15,00 18,00 22,00 -
Pengolahan
Makanan (TPM)
memenuhi syarat
kesehatan
- Program Cakupan % - - 16.074,94 - 17.679,06 77,00 11.100,00 - 44.854,00 Dinas
Pelayanan penduduk yg Kesehatan
Kesehatan mempunyai
Penduduk jaminan kesehatan
Miskin
- Program Cakupan % 90,00 11.100,00 95,00 13.888,53 95,00 13.888,53 95,00 38.877,07 Dinas
Jaminan penduduk yg Kesehatan
Kesehatan mempunyai
jaminan kesehatan
- Program Cakupan % 95,02 95,00 301,10 95,00 591,30 95,00 1.613,21 - 2.505,61 Dinas
Peningkatan kunjungan ibu Kesehatan
Keselamatan hamil K4
Ibu Melahirkan Cakupan % 99,97 99,00 99,00 99,00 -
dan Anak pertolongan
persalinan oleh
tenaga kesehatan
- Program Persentase % 98,00 99,00 100,00 100,00 378,00 RSUD
Peningkatan penanganan BBLR Bendan
Keselamatan 1500 gr - 2500 gr
Ibu Melahirkan Persentase % ≤1 ≤1 ≤1 ≤1
dan Anak Di kematian ibu
Rumah Sakit bersalin yang
disebabkan oleh
pendarahan
Persentase % ≤ 30 ≤ 30 ≤ 30 ≤ 30
kematian ibu
bersalin yang
disebabkan oleh
pre-ekslampsia
Persentase % ≤ 0,2 ≤ 0,2 ≤ 0,2 ≤ 0,2
kematian ibu
bersalin yang
disebabkan oleh
sepsis

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-55
dan Program Pembangunan Daerah
KONDISI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
MISI/TUJUAN/SASA PD
KINERJA PADA AKHIR RPJMD
RAN/PROGRAM INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PENANG
SAT PADA
PEMBANGUNAN KINERJA GUNG
AWAL
DAERAH Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) JAWAB
RPJMD

- Program Cakupan % 100,00 1.876,12 100,00 1.541,77 100,00 1.541,77 100,00 4.959,66 Dinas
Kesehatan pelayanan Kesehatan
Keluarga kesehatan ibu
hamil (SPM)
Cakupan % - 99,98 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
pelayanan
kesehatan ibu
bersalin (SPM)
Cakupan % - 99,10 99,30 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
pelayanan
kesehatan bayi
baru lahir (SPM)
Cakupan % - 94,50 92,90 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
pelayanan
kesehatan balita
(SPM)
Cakupan % - 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
pelayanan
kesehatan pada
remaja
Cakupan % - 58,70 64,26 64,50 64,70 64,90 65,00 65,00
pelayanan
kesehatan lansia
(SPM)
- Program Persentase kasus % 13,00 0,16 495,01 0,06 934,35 0,05 1.085,89 0,05 1.113,00 0,05 1.113,00 0,05 1.085,89 0,05 5.827,14 Dinas
Perbaikan Gizi balita gizi buruk Kesehatan
Masyarakat Persentase ibu % 22,30 12,26 13,70 <13,7 <13,6 <13,6 <13,5 <13,5
hamil KEK
Persentase bayi % - 86,72 42,80 43,00 45,00 47,00 50,00 50,00
usia < 6 bulan
yang mendapat
ASI Eksklusif
- Program Persentase % - - 7.178,22 - 13.014,03 - 8.904,34 - 29.096,59 Dinas
Pengadaan, prasarana Kesehatan
Peningkatan puskesmas yang
dan Perbaikan memenuhi standar
Sarana dan puskesmas
Prasarana
Puskesmas /
Puskemas
Pembantu dan

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-56
dan Program Pembangunan Daerah
KONDISI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
MISI/TUJUAN/SASA PD
KINERJA PADA AKHIR RPJMD
RAN/PROGRAM INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PENANG
SAT PADA
PEMBANGUNAN KINERJA GUNG
AWAL
DAERAH Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) JAWAB
RPJMD

Jaringannya
- Program Persentase % 90,00 14.123,72 95,00 13.967,72 95,00 13.967,72 95,00 42.059,17 Dinas
Peningkatan puskesmas yang Kesehatan
Sarana memenuhi standar
Prasarana, puskesmas
Penyediaan Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00
Obat, ketersediaan obat
Perbekalan di Puskesmas dan
Kesehatan dan BKPM
obat asli
Indonesia Persentase % 14,00 16,00 18,00 18,00
peningkatan
jumlah produksi
Obat Asli
Indonesia
Persentase % 14,00 16,00 18,00 18,00
peningkatan
jumlah varian
produk obat asli
Indonesia
- Program Persentase % - - 388,72 - 903,09 - 1.021,67 35,00 911,00 70,00 896,54 100,00 1.011,14 100,00 5.132,15 Dinas
Standarisasi puskesmas yang Kesehatan
Pelayanan terakreditasi
Kesehatan minimal utama
Persentase RS % - - - 63,00 75,00 90,00 100,00 100,00
yang terakreditasi
minimal utama
Persentase sarana % N/A N/A N/A N/A - 25,00 50,00 50,00
kesehatan lainnya
yang terakreditasi
- Program Obat Persentase % 97,22 100,00 3.395,93 100,00 4.141,38 100,00 2.964,45 100,00 - 100,00 - 100,00 - 100,00 10.501,77 Dinas
dan ketersediaan obat Kesehatan
Perbekalan di puskesmas
Kesehatan
- Program Persentase % N/A N/A 1.367,70 N/A 1.663,44 N/A 2.479,93 62,00 1.882,55 64,00 1.882,55 66,00 2.145,91 66,00 11.422,09 DINSOS
Keluarga kepesertaan KB P2KB
Berencana MKJP
berdasarkan
pemutakhiran
basis data
keluarga Indonesia

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-57
dan Program Pembangunan Daerah
KONDISI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
MISI/TUJUAN/SASA PD
KINERJA PADA AKHIR RPJMD
RAN/PROGRAM INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PENANG
SAT PADA
PEMBANGUNAN KINERJA GUNG
AWAL
DAERAH Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) JAWAB
RPJMD

Persentase % N/A N/A N/A N/A 77,78 88,89 100,00 100,00


capaian target
penurunan kasus
perkawinan
dibawah umur 20
th menjadi 250
kasus
- Program Persentase % 700 kasus 44,44 114,42 55,56 168,83 66,67 183,00 66,67 466,24 Dinsos
Kesehatan capaian target P2KB
Reproduksi penurunan kasus
Remaja perkawinan di
bawah umur 20
tahun menjadi 250
kasus
- Program Persentase lokasi % 7,5 10 1.183,70 13 638,25 16 497,00 16,00 2.318,95 Dinperpa
Peningkatan urban farming
Ketahanan yang aktif
Pangan Indeks capaian 87,88 89,00 89,70 90,40 90,40
(Pertanian/Per skor pola pangan Indek
kebunan) harapan konsumsi s
Indeks capaian 1.932,00 1.979,00 2.013,00 2.047,00 2.047,00
konsumsi energi Indek
s
Indeks capaian 52,10 53,40 53,72 54,06 54,06
Konsumsi protein Indek
s
Indeks capaian 88,00 89,01 89,90 90,60 90,60
skor pola pangan Indek
harapan s
ketersediaan
pangan
- Program Indeks capaian skor 90,05 90,10 90,20 90,20 Dinperpa
Peningkatan skor pola pangan
Ketahanan harapan
Pangan ketersediaan
pangan

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-58
dan Program Pembangunan Daerah
KONDISI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
MISI/TUJUAN/SASA PD
KINERJA PADA AKHIR RPJMD
RAN/PROGRAM INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PENANG
SAT PADA
PEMBANGUNAN KINERJA GUNG
AWAL
DAERAH Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) JAWAB
RPJMD

Sasaran : Tingkat 5,42 4,10 5.418,84 5,05 5.059,21 3,80 5.489,00 3,70 5.804,50 3,60 4.304,50 3,50 4.695,00 3,50 30.771,05
Menurunnya Pengangguran
tingkat Terbuka (TPT)
pengangguran
terbuka
- Program Persentase tenaga % - - 382,43 - 788,22 63,10 901,50 65,00 1.155,00 67,00 1.155,00 70,00 937,50 70,00 5.319,65 Dinperinaker
Peningkatan siap pakai yang
Kesempatan ditempatkan
Kerja Persentase tenaga % - - - 63,00 65,00 70,00 75,00 75,00
kerja yang
ditempatkan
- Program Cakupan tenaga orang - - 4.550,79 - 3.853,01 832,00 4.077,50 800,00 4.199,50 800,00 2.699,50 800,00 3.367,50 800,00 22.747,81 Dinperinaker
Peningkatan kerja yang
Kualitas dan berkompeten
Produktivitas Persentase % - - - 30,00 40,00 45,00 50,00 50,00
Tenaga Kerja Wirausaha yang
mandiri dan
produktif yang
masih melanjutkan
usaha
- Program Persentase kasus % - - 485,61 - 417,99 53,00 510,00 54,00 450,00 54,00 450,00 55,00 390,00 55,00 2.703,59 Dinperinaker
Perlindungan perselisihan
dan hubungan
Pengembanga industrial yang
n Lembaga diselesaikan
Ketenagakerja dengan penjanjian
an bersama
Rasio kenaikan % - - - 8,71 8,72 8,73 8,74 8,74
upah minimum
Rasio jumlah % - - - 44,00 46,00 48,00 50,00 50,00
sarana hubungan
industrial LKS
Bipartit yang
terbentuk di
perusahaan
Rasio jumlah % - - - 43,00 45,00 46,00 47,00 47,00
sarana hubungan
industrial
peraturan
Perusahaan /
perjanjian kerja

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-59
dan Program Pembangunan Daerah
KONDISI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
MISI/TUJUAN/SASA PD
KINERJA PADA AKHIR RPJMD
RAN/PROGRAM INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PENANG
SAT PADA
PEMBANGUNAN KINERJA GUNG
AWAL
DAERAH Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) JAWAB
RPJMD

bersama yang
dibuat perusahaan
Sasaran : Persentase - 6,95 2.308,70 7,47 2.892,38 8,07 4.081,40 8,78 2.991,40 9,62 2.991,40 10,64 2.943,40 10,64 18.208,69
Menurunnya PMKS Penurunan PMKS
- Program Persentase % - - 389,09 - 593,64 1,17 490,09 1,33 335,90 1,50 335,90 1,66 463,29 1,66 2.607,90 Dinsos
Pemberdayaan Keluarga Miskin P2KB
Fakir Miskin, yang diberdayakan
Komunitas
Adat Terpencil
(KAT) dan
Penyandang
Masalah
Kesejahteraan
Sosial (PMKS)
Lainnya
- Program Persentase PMKS % 326,76 363,86 1.141,31 23,41 2.147,00 30,22 2.147,00 37,02 2.063,11 37,02 8.189,05 Dinsos
Pelayanan dan yang mendapat P2KB
Rehabilitasi pelayanan
Kesejahteraan rehabilitasi ,
Sosial perlindungan dan
jaminan sosial
Persentase korban % 100,00 100,00 100,00 100,00
bencana pada
saat dan setelah
tanggap darurat
bencana yang
mendapat
perlindungan dan
jaminansosial
(SPM)
- Program PMKS tertangani PMK Jumlah 611 163,16 1222 99,35 1833 145,00 0 407,51 Dinsos
Pembinaan S PMKS non P2KB
Eks fakir miskin
Penyandang sebanyak
Penyakit Sosial 8.795
(Eks
Narapidana,
PSK, Narkoba
dan Penyakit
Sosial Lainnya)

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-60
dan Program Pembangunan Daerah
KONDISI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
MISI/TUJUAN/SASA PD
KINERJA PADA AKHIR RPJMD
RAN/PROGRAM INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PENANG
SAT PADA
PEMBANGUNAN KINERJA GUNG
AWAL
DAERAH Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) JAWAB
RPJMD

- Program Persentase % 0 0 1.196,15 0 1.507,86 0 1.792,00 58,33 508,50 66,67 508,50 75 417,00 75 5.930,01 Dinsos
Pemberdayaan kelembagaan P2KB
Kelembagaan kesejahteraan
Kesejahteraan sosial yang aktif
Sosial
- Program Persentase panti % 47,92 52,08 233,55 50,00 327,68 55,00 513,00 - 1.074,23 Dinsos
Pembinaan asuhan yang P2KB
Panti Asuhan mendapat bantuan
/Panti Jompo peningkatan
kesejahteraan bagi
anak panti asuhan
Tujuan : Indeks Reformasi 70,88 - 47,54 49,91 70,00 78,00 85,00 85,00
Meningkatkan Birokrasi
penyelenggaraan
pemerintahan yang
efektif, efisien,
transparan,
akuntabel dan
partisipatif berbasis
teknologi informasi
Sasaran : Kategori evaluasi C C 5.979,19 CC 6.125,22 B 7.760,26 B 4.263,18 B 4.470,70 BB 5.278,20 BB 33.876,75
Meningkatnya AKIP
akuntabilitas
kinerja dan
keuangan
- Program Penyusunan % - - 1.903,37 - 2.047,82 100,00 2.705,00 100,00 1.455,00 100,00 1.620,00 100,00 2.420,00 100,00 12.151,19 Bappeda
Perencanaan dokumen
Pembangunan perencanaan
Daerah Tahunan Tepat
Waktu
Penyusunan % - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Dokumen Evaluasi
TriwulananTepat
Waktu
- Program Persentase % - 92,12 65,45 100,00 109,35 100,00 125,00 100,00 125,00 100,00 125,00 100,00 125,00 100,00 674,80 Bappeda
Pengembanga pemanfaatan
n Data/ data/informasi
Informasi dalam
perencanaan
- Program Nilai Komponen 0 12,00 135,00 14,00 130,00 15,00 130,00 15,00 395,00 Bag
Peningkatan Pelaporan Kinerja Organisasi
Akuntabilitas pada Evaluasi Setda

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-61
dan Program Pembangunan Daerah
KONDISI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
MISI/TUJUAN/SASA PD
KINERJA PADA AKHIR RPJMD
RAN/PROGRAM INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PENANG
SAT PADA
PEMBANGUNAN KINERJA GUNG
AWAL
DAERAH Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) JAWAB
RPJMD

Kinerja AKIP Kota


Penyelenggara
an
Pemerintahan
Daerah
- Program Persentaseketerse doku - 5,00 2.481,99 5,00 2.253,73 5,00 2.813,20 5,00 2.548,18 5,00 2.595,70 5,00 2.603,20 30,00 15.296,00 Semua OPD
Peningkatan diaan laporan men
Pengembanga capaian kinerja
n Sistem
Pelaporan
Capaian
Kinerja dan
Keuangan
- Program Skor Target indek - 1,50 1.528,38 1,75 1.714,32 2,25 2.117,06 - 5.359,76 Inspektorat
Peningkatan Kinerja s
Sistem Implementasi
Pengawasan SPIP
Internal dan Skor kapabilitas indek - 1,50 1,75 2,25 -
Pengendalian APIP s
Pelaksanaan
Kebijakan KDH
Tingkat - 1,50 - 1,75 - 2,25 - 2,75 132,98 3,00 132,98 3,50 140,20 3,50 406,15
kematangan
implementasi SPIP
- Program Persentase % - 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 80,00 Inspektorat
Peningkatan Capaiantargetpem
kapasitas, enuhan
Profesionalism infrastruktur KPA-
e dan Layanan Kapabilatas APIP
APIP
- Program Persentase % 60,00 132,98 70,00 132,98 80,00 140,20 80,00 406,15 Inspektorat
Peningkatan Capaiantargetpem
kapasitas, enuhan
Profesionalism infrastruktur KPA-
e dan Layanan Kapabilatas APIP
APIP
Opini BPK atas WDP WTP 2.626,16 WTP 3.432,26 WTP 3.640,00 WTP 3.937,21 WTP 2.881,65 WTP 5.340,00 WTP 21.857,28
LKD
- Program Ketersediaan doku 6,00 6,00 2.626,16 6,00 3.432,26 6,00 3.640,00 - 9.698,42 BKD
Peningkatan dokumen APBD men
dan yang tepat waktu

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-62
dan Program Pembangunan Daerah
KONDISI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
MISI/TUJUAN/SASA PD
KINERJA PADA AKHIR RPJMD
RAN/PROGRAM INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PENANG
SAT PADA
PEMBANGUNAN KINERJA GUNG
AWAL
DAERAH Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) JAWAB
RPJMD

Pengembanga Persentase PD % 100,00 100,00 100,00 100,00 -


n Pengelolaan termonitor dalam
Keuangan pelaporan
Daerah keuangan
Persentase PD % 100,00 100,00 100,00 100,00 -
menjadi bagian
dalam rekonsiliasi
aset dan
keuangan setiap
semester
- Program Persentase % - 100,00 711,65 100,00 711,65 100,00 720,00 100,00 2.143,30 BKD
Pengelolaan Penerbitan SP2D
Perbendaharaa atas pengajuan
n dan Kas SPM dari OPD
Daerah Persentase % - 100,00 100,00 100,00 100,00
Pencairan SP2D
atas penerbitan
SP2D
- Program persentase % - 61,50 2.515,56 63,00 1.460,00 64,50 3.910,00 64,50 7.885,56 BKD
Peningkatan kepemilikan
Pengelolaan sertifikat tanah
Aset Daerah pemkot
Persentase OPD % - 100,00 100,00 100,00 100,00
yang
menyelesaikan
Laporan Aset
Tetap
Persentase OPD % - 100,00 100,00 100,00 100,00
yang menyesaikan
laporan
Persediaan
- Program Persentase OPD % - 100,00 710,00 100,00 710,00 100,00 710,00 100,00 2.130,00 BKD
Pengelolaan yang menerapkan
Akuntansi dan pelaporan
Pelaporan keuangan berbasis
SAP

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-63
dan Program Pembangunan Daerah
KONDISI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
MISI/TUJUAN/SASA PD
KINERJA PADA AKHIR RPJMD
RAN/PROGRAM INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PENANG
SAT PADA
PEMBANGUNAN KINERJA GUNG
AWAL
DAERAH Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) JAWAB
RPJMD

Sasaran : Indeks indek - - 1.000,36 82,20 2.295,11 83,00 4.797,90 84,00 4.197,50 85,00 4.386,00 86,00 2.153,15 86,00 18.830,02
Meningkatnya Profesionalitas s
Profesionalisme ASN
ASN
- Program persentase % 87,8 94,2 1.000,36 100 951,72 100 1.585,58 100 3.537,65 BKPPD
Pembinaan keterisian jabatan
dan Jumlah orang 6,00 10,00 - 10,00 10,00
Pengembanga penghargaan yang
n Aparatur diberikan kepada
ASN berprestasi
Jumlah sanksi orang 14,00 7,00 56,00 43,00 43,00
yang diberikan
kepada ASN yang
melanggar disiplin
dan kode etik
- Program Persentase PNS % 0 0 - 0 1.343,39 0 3.212,33 0 4.555,72 BKPPD
peningkatan yang memiliki
kapasitas SDM Kompetensi
aparatur Persentase PNS % - - - - -
tugas belajar dan
ijin belajar
- Program Persentase PNS % 26 4.197,50 27 4.386,00 28 2.153,15 0 10.736,64 BKPPD
Peningkatan yang memiliki
Kapasitas SDM Kompetensi
Aparatur Persentase PNS % 28,83 30,66 32,53 -
tugas belajar dan
ijin belajar
Sasaran : Persentase PD % N/A - 84.492,23 89,47 90.884,56 90,32 72.696,98 93,55 54.760,69 96,77 51.411,69 100,00 74.854,59 100,00 429.100,75
Meningkatnya dengan IKM Baik
kualitas layanan
publik
- Program Persentase % - 100,00 29.019,27 100,00 33.198,49 100,00 30.593,08 100,00 31.549,52 100,00 29.813,70 100,00 29.940,18 100,00 184.114,23 Semua OPD
Pelayanan pelaksanaan surat
Administrasi menyurat, sumber
Perkantoran daya air dan listrik,
ATK, cetak dan
penggandaan
makan minum
serta rapat
koordinasi dan
konsultasi

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-64
dan Program Pembangunan Daerah
KONDISI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
MISI/TUJUAN/SASA PD
KINERJA PADA AKHIR RPJMD
RAN/PROGRAM INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PENANG
SAT PADA
PEMBANGUNAN KINERJA GUNG
AWAL
DAERAH Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) JAWAB
RPJMD

- Program Persentase % - 100,00 55.472,97 100,00 57.686,07 100,00 42.103,90 100,00 23.211,17 100,00 21.598,00 100,00 44.914,41 100,00 244.986,52 Semua OPD
Peningkatan pelaksanaan
Sarana dan pemiliharaan
Prasarana gedung/kantor,
Aparatur kendaraan dinas
operasional,
pengadaan dan
pemeliharaan
peralatan kantor
dan rumah tangga
Persentase OPD % - - 3.366,01 10,53 3.634,75 21,05 5.283,71 50,00 2.163,40 78,95 1.972,40 100,00 1.977,26 100,00 18.397,54
dengan Nilai
Keterbukaan
Informasi Publik
kategori Baik
(Informatif)
- Program Jumlah jam jam Target 8 jam 2.894,52 8 jam 2.957,37 9 jam 4.406,21 - 10.258,11 Dinkominfo
Pengembanga layanan siaran per dalam 5
n Komunikasi, hari tahun
Informasi dan
Media Massa
- Program Persentase OPD % - 356,00 - 356,00 - 360,86 - 1.072,86 Dinkominfo
Pengelolaan Menerapkan KIP
Pengaduan dengan Kategori
dan Aspirasi "Cukup Informatid/
Masyarakat Baik".
dan Penguatan Persentase OPD % 100,00 100,00 100,00 100,00
KIP yang melakukan
Pengelolaan
Pengaduan /
Aspirasi
Masyarakat.
- Program Pengaduan yang - - 471,49 - 677,37 - 877,50 - 1.807,40 - 1.616,40 - 1.616,40 - 7.066,57 Semua OPD
Peningkatan diterima kasus
Pelayanan
Masyarakat
(PPPM)

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-65
dan Program Pembangunan Daerah
KONDISI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
MISI/TUJUAN/SASA PD
KINERJA PADA AKHIR RPJMD
RAN/PROGRAM INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PENANG
SAT PADA
PEMBANGUNAN KINERJA GUNG
AWAL
DAERAH Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) JAWAB
RPJMD

Misi 3 : Memberdayakan Ekonomi Rakyat Berbasis Potensi Lokal 4.927,96 6.433,12 5.740,68 8.816,61 8.180,00 5.652,80 39.751,16
Berdasarkan Prinsip Pembangunan Yang Berkelanjutan
Tujuan : Pertumbuhan 5,36 5,36 5,48 5,62 5,75 5,87 6,00 6,00
Meningkatkan Ekonomi
pertumbuhan
ekonomi rakyat
berbasis sektor
unggulan
Sasaran : Pertumbuhan 3,99 4,16 3.343,76 4,30 3.266,43 4,50 3.069,50 4,70 6.404,50 4,90 3.197,50 5,10 3.226,50 5,10 22.508,19
Meningkatnya PDRB sektor
ekonomi sektor Industri
industri pengolahan
pengolahan,
perdagangan dan
jasa
- Program Pelaku IKM Batik IKM - - 80,40 - 354,91 10,00 105,00 10,00 3.285,00 10,00 95,00 10,00 95,00 10,00 4.015,30 Dinperinaker
Pengembanga Baru
n Industri Kecil Persentase IKM % - - - 63,80 100,00 - - 100,00
dan Menengah dalam LIK
- Program Peningkatan IKM - 30,00 86,43 35,00 260,56 40,00 125,50 45,00 107,50 50,00 107,50 55,00 125,50 255 813,00 Dinperinaker
Peningkatan Jumlah IKM
SDM Pelatihan Terlatih
Teknologi Peningkatan SDM
Industri Teknologi Industri
- Program Persentase % 81,11 83,33 143,90 86,67 246,84 90,00 220,00 93,33 247,00 96,67 247,00 100,00 247,00 100,00 1.351,74 Dindagkop
Peningkatan koperasi/unit UKM
Kualitas simpan
Kelembagaan pinjam/syariah
Koperasi dan yang sehat dan
UMKM cukup sehat
Persentase % 86,18 83,75 97,92 98,34 98,76 99,18 99,18
koperasi aktif
- Program Peningkatan Rp. 4.2 M 48,00 3.033,03 (21,00) 2.404,12 2,00 2.619,00 2,00 2.765,00 2,00 2.748,00 2,00 2.759,00 5.5 M 16.328,15 DKP
Pengembanga Pendapatan Milyar
n Perikanan Daerah bersumber
Tangkap dari TPI
Peningkatan nilai % 187 M 11,90 - (21,50) - 2,00 - 2,00 - 2,00 - 2,00 - 209 M
produksi perikanan
tangkap
Nelayanyang % 600 orang 8,00 8,00 8,00 8,00 8,00 8,00 888 orang
dibina

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-66
dan Program Pembangunan Daerah
KONDISI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
MISI/TUJUAN/SASA PD
KINERJA PADA AKHIR RPJMD
RAN/PROGRAM INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PENANG
SAT PADA
PEMBANGUNAN KINERJA GUNG
AWAL
DAERAH Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) JAWAB
RPJMD

Sasaran : Pertumbuhan 3,62 4,86 1.584,20 5,00 3.166,68 5,20 2.671,18 5,40 2.412,11 5,60 4.982,50 5,80 2.426,30 5,80 17.242,97
PDRB sektor
perdagangan dan
jasa
- Program Eksportir di Kota pelak 12 14 95,08 15 150,00 16 200,00 17 200,00 18 200,00 18 845,08 Dindagkop
Pengembanga Pekalongan u UKM
n Ekspor usah
a
- Program persentase % 100,00 100,00 1.289,44 100,00 2.531,76 100,00 2.059,08 100,00 1.529,61 100,00 4.100,00 100,00 1.516,20 100,00 13.026,09 Dinparbudpo
Pengembanga destinasi wisata ra
n Destinasi yang berkembang
Pariwisata Persentase pelaku % 100,00 50,00 1,16 1,41 1,55 1,69 1,85 1,85
pariwisata yang
terbina
- Program Persentase % N/A N/A 163,44 N/A 331,16 25,00 235,00 25,00 445,00 25,00 445,00 25,00 475,50 100,00 2.095,10 Dinparbudpo
Pengembanga destinasi ra
n Pemasaran pariwisata yang
Pariwisata dipromosikan
- Program Kepeminatan (LoI) buah - N/A 131,32 N/A 208,68 N/A 227,10 75,00 237,50 75,00 237,50 85,00 234,60 85,00 1.276,70 DPMPTSP
Peningkatan kerjasama atau
Promosi dan kemitraan antara
Kerjasama UMK dengan UMB
Investasi
Misi 4 : Meningkatkan Kualitas Dan Kuantitas Sarana Dan Prasarana 76.061,44 62.358,01 66.244,79 94.927,07 102.083,93 130.209,93 531.885,16
Perkotaan Yang Ramah Lingkungan
Tujuan : Persentase % - 2,60 24,92 8,91 34,40 49,82 2,85 78,70
Menurunkan luas penurunan Luas
kawasan Genangan
terdampak banjir
dan rob
Sasaran : Persentase luas % 42,43 41,33 4.061,57 31,03 12.002,30 28,26 5.966,98 18,54 12.668,81 9,30 16.903,57 9,04 39.077,13 9,04 90.680,34
Menurunnya luas wilayah genangan
kawasan banjir dan rob
terdampak rob dan
banjir
- Program Persentase sarpas % N/A N/A 4.061,57 N/A 12.002,30 N/A 5.966,98 88,24 7.103,01 94,44 8.405,01 94,74 13.578,57 94,74 51.117,42 DPU-PR
Pengendalian pengendali banjir
Banjir dalam kondisi baik
- Program persentase % 76,73 5.565,80 77,33 8.498,56 78,26 25.498,56 78,26 39.562,92 DPU-PR
Peningkatan jaringan irigasi
Dan yang dipelihara

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-67
dan Program Pembangunan Daerah
KONDISI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
MISI/TUJUAN/SASA PD
KINERJA PADA AKHIR RPJMD
RAN/PROGRAM INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PENANG
SAT PADA
PEMBANGUNAN KINERJA GUNG
AWAL
DAERAH Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) JAWAB
RPJMD

Pemeliharaan Persentase % 60,00 65,02 70,14 70,14


Jaringan Irigasi drainase primer
Dan Drainase dalam kondisi baik
Tujuan : Persentase - - 96,56 97,64 98,97 99,55 100,00 100,00
Meningkatkan lingkungan
kualitas dan permukiman yang
kuantitas berkualitas
lingkungan
permukiman
Sasaran : Cakupan Layanan - - 5.404,57 82,05 6.123,51 85,01 8.276,05 87,88 31.466,60 90,75 31.321,39 93,63 34.089,27 93,63 116.681,39
Menurunnya luas Sarpras
kawasan kumuh, Permukiman
dan meningkatnya Perkotaan
pemenuhan
layanan sarpras
perkotaan
- Program Persentase % 69,05 78,49 5.404,57 79,12 6.123,51 78,00 8.276,05 76,00 6.603,40 74,00 5.301,40 72,00 6.591,95 72,00 38.300,88 DLH
Pengembanga sampah terangkut
n Kinerja ke TPA
Pengelolaan Persentase % 30,95 16,91 20,88 22,00 24,00 26,00 28,00 43,00
Persampahan sampah terkelola
di TPS3R
- Program Rasio panjang % 78,85 24.863,20 83,30 26.019,99 87,75 27.497,32 87,75 78.380,51 Dinperkim
Pengembanga jalan lingkungan
n Infrastruktur yang terlayani
Permukiman drainase
Cakupan jalan dan % - - 45,22 46,56 46,85 47,15 47,46 47,46
jembatan
permukiman
dalam kondisi baik
Persentase % - - 84,71 89,98 91,99 93,99 95,99 95,99
penduduk yang
mengakses air
bersih yang
terlindungi dengan
perpipaan
Cakupan akses % - - N/A 93,32 94,65 95,99 97,33 97,33
sanitasi

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-68
dan Program Pembangunan Daerah
KONDISI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
MISI/TUJUAN/SASA PD
KINERJA PADA AKHIR RPJMD
RAN/PROGRAM INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PENANG
SAT PADA
PEMBANGUNAN KINERJA GUNG
AWAL
DAERAH Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) JAWAB
RPJMD

Persentase - - 265,73 3,44 26.770,12 2,36 30.973,02 1,03 3.556,00 0,45 3.556,00 - 3.476,00 - 68.596,87
kawasan
permukiman
kumuh
- Program Rasio Rumah % - - 265,73 7,32 26.770,12 5,44 30.973,02 4,05 3.556,00 2,65 3.556,00 1,26 3.476,00 1,26 68.596,87 Dinperkim
Pengembanga Tidak Layak Huni
n Perumahan Persentase % - - 10,87 23,26 50,00 78,26 100,00 100,00
perumahan MBR
yang menyediakan
fasum fasos
Tujuan : Persentase 94,94 94,94 95,25 96,37 97,49 98,61 100,00 100,00
Meningkatkan terhubungnya
kualitas pusat-pusat
konektivitas pusat- kegiatan
pusat kegiatan
strategis
Sasaran : Rasio Kapasitas 0,87 0,88 54.991,38 0,87 35.862,39 0,87 42.408,37 0,84 35.835,33 0,75 40.612,64 0,73 44.460,26 0,73 254.170,37
Meningkatnya Jalan (VC Ratio)
kualitas layanan
jalan dan
transportasi
- Program persentase % - 5,00 54.035,54 10,00 35.090,96 77,00 41.540,37 90,00 13.415,53 100,00 14.915,53 100,00 14.915,53 100,00 173.913,44 DPU-PR
Pembangunan progres tahapan
Jalan dan pembangunan
Jembatan Jalan akses ke
jalan tol
- Program Persentase % 92,21 20.718,50 92,21 23.995,81 92,21 27.360,74 92,21 72.075,05
Peningkatan jembatan dalam
Dan kondisi baik
PemeliharaanJ Persentase Trotoir % - - - - 11,86 12,02 12,18 12,18
alan Dan dalam kondisi baik
Jembatan
Persentase % 42,29 42,46 42,62 42,62
Saluran Pematus
Jalan dalam
kondisi baik
- Program Persentase % - - 955,84 58,87 771,43 69,15 868,00 79,43 1.701,30 89,72 1.701,30 100,00 2.184,00 100,00 8.181,88 Dinhub
Pembangunan peningkatan
Prasarana dan fasilitas LLAJ
Fasilitas
Perhubungan

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-69
dan Program Pembangunan Daerah
KONDISI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
MISI/TUJUAN/SASA PD
KINERJA PADA AKHIR RPJMD
RAN/PROGRAM INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PENANG
SAT PADA
PEMBANGUNAN KINERJA GUNG
AWAL
DAERAH Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) JAWAB
RPJMD

Tujuan : Persentase - 9,09 27,27 45,45 63,64 81,82 100,00 100,00


Meningkatkan pemenuhanruang
ruang publik yang publik yang ramah
ramah lingkungan lingkungan
Sasaran : Persentase % - 14,29 8.168,38 42,86 6.845,89 57,14 8.055,00 71,40 12.555,00 85,70 10.845,00 100,00 10.875,00 100,0000 57.344,27
Meningkatnya pemenuhan
ruang publik kreatif sarana prasrana
(taman bahagia) pada ruang publik
kreatif (taman
bahagia).
- Program persentase titik % N/A N/A 5.417,54 N/A 3.165,61 N/A 3.400,00 33,00 12.460,00 36,00 10.750,00 40,00 10.750,00 40,00 45.943,15 DPU-PR
Pengembanga lampu yang telah
n Wilayah bermeterisasi dan
Strategis dan LED
Cepat Tumbuh Komponen ruang % - - 25,00 50,00 71,40 85,70 100,00 100,00
publik kreatif
(taman bahagia)
yang ditingkatkan
sarana
prasarananya
Peningkatan % - - - - 33,00 67,00 100,00 100,00
sarpas lokasi
makam
- Program Persentase % - N/A 2.750,84 N/A 3.680,28 4,50 4.655,00 4,50 95,00 4,50 95,00 4,50 125,00 16.286 unit 11.401,12 DPU-PR
Pemanfaatan peningkatan
Ruang jumlah bangunan
ber-IMB
Sasaran : Indeks Kualitas - - 3.435,53 52,59 1.523,92 52,63 1.538,40 52,67 2.401,34 52,72 2.401,34 52,76 1.708,27 52,76 13.008,80
Meningkatnya Lingkungan Hidup
kualitas
Lingkungan Hidup
- Program Persentase % - - 1.321,97 48,00 479,80 65,00 647,55 75,00 1.810,75 87,00 1.810,75 100,00 817,42 100,00 6.888,23 DLH
Pengendalian capaian target 801
Pencemaran usaha dan/atau
dan Perusakan kegiatan terolah
Lingkungan limbahnya
Hidup
- Program Persentase % - - 2.113,57 0,10 1.044,12 0,10 890,85 0,10 590,59 0,10 590,59 0,10 890,85 0,10 6.120,57 DLH
Pengelolaan peningkatan
Ruang Terbuka jumlah ruang
Hijau (RTH) terbuka hijau

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-70
dan Program Pembangunan Daerah
KONDISI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
MISI/TUJUAN/SASA PD
KINERJA PADA AKHIR RPJMD
RAN/PROGRAM INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PENANG
SAT PADA
PEMBANGUNAN KINERJA GUNG
AWAL
DAERAH Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) JAWAB
RPJMD

(RTH)
Persentase % 18,30 18,40 18,50 18,60 18,70 18,80 18,90 18,90
Luasan Ruang
Terbuka Hijau
Misi 5 : Mengembangkan Teknologi Informasi Berbasis Komunitas 1.946,67 1.934,76 1.290,50 1.471,00 1.471,00 1.604,00 9.717,92
Tujuan : Persentase - 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Meningkatkan teknologi informasi
kemampuan yang
komunitas dalam dikembangkan dan
pemanfaatan dimanfaatkan oleh
teknologi informasi komunitas
sebagai salah satu
upaya
pemberdayaan
Sasaran : cakupan - - 1.946,67 10,00 1.934,76 15,00 1.290,50 20,00 1.471,00 25,00 1.471,00 30,00 1.604,00 30,00 9.717,92
Meningkatnyakema komunitas yang
mpuan komunitas berdaya dalam
dalam memanfaatkan
pemanfaatan teknologi informasi
teknologi informasi
berbasis komunitas
- Program Persentase OPD % - 61,29 1.946,67 67,74 1.934,76 80,65 1.290,50 87,10 1.471,00 93,55 1.471,00 100,00 1.604,00 100,00 9.717,92 Dinkominfo
Optimalisasi yang menjalankan
Pemanfaatan layanannya
Teknologi dengan
Informasi menggunakan
Aplikasi/ Sistem
Informasi .
Persentase % - - 33,00 50,00 67,00 83,00 100,00 100,00
kelompok
masyarakatmenda
patkan capacity
building TIK untuk
mendukung
kegiatan sosial
ekonomi.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-71
dan Program Pembangunan Daerah
KONDISI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
MISI/TUJUAN/SASA PD
KINERJA PADA AKHIR RPJMD
RAN/PROGRAM INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PENANG
SAT PADA
PEMBANGUNAN KINERJA GUNG
AWAL
DAERAH Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) JAWAB
RPJMD

Misi 6 : Melestarikan Budaya Dan Kearifan Lokal Serta Mengembangkan 17.183,46 24.924,80 26.642,44 28.335,19 32.926,33 31.701,25 161.243,22
Tata Kehidupan Bermasyarakat Yang Berakhlaqul Karimah
Tujuan : Persentase seni - 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Melestarikan budaya yang
budaya dan dilestarikan
kearifan lokal
Sasaran : persentase 16,00 37,50 2.084,28 56,25 2.422,46 61,29 2.729,78 70,97 3.130,50 83,87 3.130,50 100,00 3.245,29 100,00 16.742,80
meningkatnya peningkatan
event budaya penyelenggaraan
event
- Program Event kesenian 0 - - 1.361,26 - 1.849,96 - 2.018,50 - 5.229,72 Dinparbudpo
Pengelolaan yang difasilitasi ra
Kekayaan Komunitas/sangga 0 - - - - -
Budaya r kesenian yang
difasilitasi
Kelompok 0 - - - - -
pengunjung
museum batik
- Program Event kesenian 0 - - 723,02 - 572,50 - 711,28 - 2.006,79 Dinparbudpo
Pengembanga dan kebudayaan ra
n Nilai Budaya yang
diselenggarakan
- Program Event kesenian event 2,00 3.130,50 2,00 3.130,50 2,00 3.245,29 12,00 9.506,29 Dinparbudpo
Pengembanga dan kebudayaan ra
n dan yang disiapkan
Pengelolaan skala nasional
Kekayaan Event kesenian event - 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 42,00
Budaya yang difasilitasi
Komunitas/sangga komu - 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 30,00
r kesenian yang nitas
difasilitasi
Persentase % - 4,91 4,93 4,80 4,81 4,83 4,86 4,86
pengunjung
museum batik

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-72
dan Program Pembangunan Daerah
KONDISI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
MISI/TUJUAN/SASA PD
KINERJA PADA AKHIR RPJMD
RAN/PROGRAM INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PENANG
SAT PADA
PEMBANGUNAN KINERJA GUNG
AWAL
DAERAH Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) JAWAB
RPJMD

Tujuan : Konflik Sosial 34,00 14,00 16,00 - - - - -


Membentuk
perilaku kehidupan
masyarakat yg
berakhlakul
karimah
Sasaran : Persentase - 58,82 15.099,18 (14,29) 22.502,34 12,50 23.912,66 14,29 25.204,69 16,67 29.795,83 20,00 28.455,96 20,00 144.500,42
Menurunnya kasus penurunan kasus
konflik sosial konflik sosial
- Program persentase % 100,00 100,00 180,68 100,00 148,31 100,00 141,26 Kesbangpol
Kemitraan penanganankeraw
Pengembanga anan sosial
n Wawasan
Kebangsaan
- Program Persentase % 100,00 844,36 100,00 844,36 100,00 897,26 100,00 2.585,98 Kesbangpol
Kemitraan dan Penanganan
Pengembanga kerawanan/konflik
n Wawasan sosial
Kebangsaan
Persentase - 50,00 7.459,25 50,00 11.177,02 52,50 11.885,70 55,00 12.180,17 60,00 14.475,74 65,00 13.779,35 65,00 70.957,22
Implementasi
pendidikan
keagamaan dan
pendidikan
karakter
- Program Persentase Siswa % 96,92 97,00 7.459,25 97,00 11.177,02 97,00 11.885,70 - 30.521,97 Bag Kesra
Peningkatan Muslim Kelas VI Setda
Kapasitas SD/MI yang
Kelembagaan Berijazah BTQ
dan Pendidikan Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00 -
Keagamaan pembelajaran
pendidikan agama
- Program Persentase % 90,00 10.370,17 95,00 10.315,74 100,00 9.574,35 100,00 30.260,25 Bag Kesra
Peningkatan penyelenggara Setda
Kapasitas pendidikan
LembagaKeag keagamaan yang
amaan dan mendapatkan
Sosial sertifikat/syahadah
Kemasyarakat
an

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-73
dan Program Pembangunan Daerah
KONDISI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
MISI/TUJUAN/SASA PD
KINERJA PADA AKHIR RPJMD
RAN/PROGRAM INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PENANG
SAT PADA
PEMBANGUNAN KINERJA GUNG
AWAL
DAERAH Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) JAWAB
RPJMD

Persentase % 90,00 95,00 100,00 100,00


capaian fasilitasi
lembaga sosial
kemasyarakatan
Persentase % 85,00 90,00 95,00 95,00
capaian fasilitasi
pemberdayaan
masyarakat
- Program Persentase Siswa % 100,00 1.010,00 100,00 3.360,00 100,00 3.360,00 100,00 7.730,00 Dinas
Pembentukan Muslim Kelas VI Pendidikan
Karakter Siswa SD yang berijazah
BTQ
Persentase % 25,00 40,00 60,00 60,00
Sekolah Jenjang
Dikdas yang
menerapkan
model Pendidikan
Keagamaan
Persentase % 10,00 20,00 30,00 30,00
Sekolah Jenjang
Dikdas yang
menerapkan
model
pembentukan
karakter yang
melibatkan peran
aktif wali murid
Rasio Siswa Rasio 50,00 60,00 70,00 70,00
Jenjang Dikdas
yang mengikuti
pembelajaran di
TPQ/Madin
Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00
Sekolah Jenjang
Dikdas yang
terfasilitasi dalam
kegiatan lomba
dan apresiasi bagi
siswa

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-74
dan Program Pembangunan Daerah
KONDISI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
MISI/TUJUAN/SASA PD
KINERJA PADA AKHIR RPJMD
RAN/PROGRAM INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PENANG
SAT PADA
PEMBANGUNAN KINERJA GUNG
AWAL
DAERAH Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) JAWAB
RPJMD

Rasio siswa Rasio 100,00 100,00 100,00 100,00


jenjang Dikdas
yang terfasilitasi
kegiatan
kepramukaan
- Program Persentase % 80,00 800,00 85,00 800,00 90,00 845,00 90,00 2.445,00 Dinas
Pembentukan Sekolah Jenjang Pendidikan
Karakter Anak PAUD yang
menerapkan
model Pendidikan
Keagamaan
Persentase % 80,00 85,00 90,00 90,00
Sekolah Jenjang
PAUD yang
menerapkan
model
pembentukan
karakter yang
melibatkan peran
aktif wali murid
Rasio Siswa % 20,00 15,00 10,00 10,00
Jenjang PAUD
yang mengikuti
pembelajaran di
TPQ/madin
Persentase % 20,00 15,00 10,00 10,00
Satuan Pendidikan
Jenjang PAUD
yang terfasilitasi
dalam Kegiatan
Lomba dan
Apresiasi
JUMLAH 278.649,93 302.333,28 310.732,11 305.959,05 314.497,40 365.149,08 1.877.228,61

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-75
dan Program Pembangunan Daerah
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Strategi, Arah Kebijakan VI-76
dan Program Pembangunan Daerah
BAB VII. KERANGKA PENDANAAN
PEMBANGUNAN DAN PROGRAM
PERANGKAT DAERAH

Indikasi rencana program dalam RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 terdiri
dari rencana program pembangunan daerah yang menunjang secara langsung
pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan Program Perangkat Daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang selanjutnya dijabarkan dalam Rencana
Strategis Perangkat Daerah.
Program Perangkat Daerah untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan
daerah terbagi ke dalam 6 (enam) urusan wajib pelayan dasar, 18 (delapan belas) urusan
wajib bukan pelayanan dasar, 6 (enam) urusan pilihan, dan 5 (lima) Fungsi Penunjang
Urusan Pemerintah.
Dalam Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 ini, dilakukan
penyesuaian Program Perangkat Daerah dalam kerangka penataan program berbasis
kinerja pada setiap level pejabat struktural selaku penanggung jawab. Program Perangkat
Daerah yang digunakan pada tahun 2016-2018 sebagian tetap digunakan pada tahun
2019-2021 dengan penyesuaian indikator kinerja program, namun sebagian program
tidak digunakan pada tahun 2019-2021, juga terdapat penambahan program baru untuk
memastikan semua level pejabat struktural eselon III memiliki kinerja program.
Program Perangkat Daerah dan Indikator Kinerja Program Tahun 2016-2021
ditunjukkan dalam Tabel 7.1 berikut.
Tabel 7.1 Program dan Indikator Kinerja Program Perangkat Daerah
Tahun 2016-2021
No. URUSAN/PROGRAM TAHUN 2016-2018 TAHUN 2019-2021

A URUSAN WAJIB PELAYANAN DASAR


1 PENDIDIKAN
1 Program Pendidikan Anak Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Usia Dini yaitu Angka Partisipasi Kasar APS 3-6 tahun, APK PAUD, APM
(APK) PAUD 3-6 tahun, dan PAUD, APS 5-6 tahun, APK TK/RA,
Persentase murid kelas I APM TK/RA
SD/MI berasal dari
PAUD/TK/RA
2 Program Wajib Belajar Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Pendidikan Dasar Sembilan yaitu Angka Partisipasi Kasar APS 7-12 tahun, APK SD/MI, APM
Tahun (APK) SD / MI / Setara, Angka SD/MI, APS 13-15 tahun, APK
Partisipasi Murni (APM) SD / SMP/MTs, APM SMP/MTs
MI / Setara, Angka Putus
Sekolah SD/MI, Persentase
lulusan SD/MI, Angka
Melanjutkan SD/MI ke
SMP/MTs, Angka Partisipasi
Sekolah (APS) 7 -12 Tahun,
Angka Partisipasi Sekolah
(APS) 13 - 15 Tahun, Angka
Partisipasi Kasar (APK)

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-1
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
No. URUSAN/PROGRAM TAHUN 2016-2018 TAHUN 2019-2021
SMP/MTs/Setara, Angka
Partisipasi Murni (APM)
SMP/MTs/Setara, Angka Putus
Sekolah SMP/MTs, Angka
lulusan SMP/MTs, Angka
melanjutkan SMP/MTs ke
SMA/SMK/MA, Nilai Rata-Rata
Ujian Sekolah SD/MI, Nilai
Rata-Rata UN SMP/MTS,
Jumlah sekolah fasilitasi
pendidikan inklusi, Persentase
Capaian SPM Pendidikan
Dasar, Rasio Ketersediaan
Ruang Kelas SD/MI per
penduduk usia sekolah, Rasio
Ketersediaan Ruang Kelas
SMP/MTs per penduduk usia
13 - 15 Tahun, dan Fasilitasi
Operasional Pendidikan (FOP)
pendidikan dasar disertai
Regulasi Pembebasan biaya
pendidikan bagi siswa dari
keluarga tidak mampu
3 Program Pendidikan Non Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Formal yaitu Angka lulus pendidikan Angka Partisipasi PNF (non PAUD),
kesetaraan paket A, Angka Angka Partisipasi Kesetaraan,
lulus pendidikan kesetaraan Rasio Partisipasi ATS pada
paket B, dan Angka lulus Pendidikan Kesetaraan, Angka
pendidikan kesetaraan paket Partisipasi LKP, Angka Partisipasi
C, dan persentase Lembaga PKBM, Angka Melek Huruf
Kursus dan Pelatihan (LKP)
dan Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM)
berakreditasi minimal B
4 Program Peningkatan Mutu Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Pendidik dan Tenaga yaitu Persentase Pendidik TK Rasio Ketercukupan Guru (sekolah
Kependidikan berijasah minimal S1/D4, negeri dan swasta), Rasio
Persentase Pendidik SD/MI Ketercukupan Tenaga Kependidikan
berijasah minimal S1/D4, (sekolah negeri), Persentase
Persentase Pendidik SMP/MTs pendidik/guru jenjang TK/RA, SD/MI
berijasah minimal S1/D4, dan SMP/MTs berijazah S1/DIV,
Persentase tunjangan kinerja Persentase pendidik/guru
PTK non PNS/orang/bulan bersertifikat profesi pendidik, Rasio
terhadap UMK, dan kepala sekolah yang memenuhi
Persentase Pendidik memiliki kualifikasi, Rasio tenaga
sertifikat profesi kependidikan yang memenuhi
kualifikasi
5 Program Manajemen Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Pelayanan Pendidikan yaitu persentase SD/MI Persentase ketersediaan data dan
berakreditasi A, persentase informasi pendidikan yang
SMP/MTs berakreditasi A, dibutuhkan, Persentase satuan
Jumlah lembaga PAUD Formal pendidikan yang terfasilitasi
terakreditasi, dan Persentase peningkatan kapasitas manajemen
Kurikulum Mulok baru yang
Dikembangkan
6 Program Peningkatan Akses Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Terhadap Layanan yaitu Jumlah siswa Angka Putus Sekolah SD/MI, Angka
Pendidikan SMA/SMK/MA warga miskin Putus Sekolah SMP/MTs,
yang terfasilitasi beasiswa Persentase Lulusan SD/MI yang
melanjutkan ke SMP/MTs,
Persentase Lulusan SMP/MTs yang
melanjutkanke SMA/SMK/MA

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-2
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
No. URUSAN/PROGRAM TAHUN 2016-2018 TAHUN 2019-2021

7 Program Pendidikan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Menengah yaitu Angka Partisipasi digunakan lagi
Sekolah (APS) 16 - 18 Tahun,
Angka Partisipasi Kasar (APK)
SMA/SMK/MA/Setara, Angka
Partisipasi Murni (APM)
SMA/SMK/MA/Setara, Angka
Kelulusan SMA/SMK/MA,
Angka Putus Sekolah
SMA/SMK/MA, dan Persentase
Ruang Kelas SMA/SMK/MA
dalam Keadaan Baik
8 Program Peningkatan Sarana Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Prasarana Pendidikan tahun 2019 Rasio Pertumbuhan Daya Tampung
Dikdas dan PAUD formal , Rasio
Ketersediaan Ruang Kelas TK/RA,
Rasio Ketersediaan Ruang Kelas
Dikdas, Rata-rata Kelengkapan
Jumlah sarana dan prasarana
pembelajaran dan pendukung ,
Rasio Kondisi sarana dan prasarana
layak pakai
9 Program Pendidikan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Masyarakat/Luar Sekolah yaitu persentase anak jalanan digunakan lagi
yang dilatih
10 Program Peningkatan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Kapasitas Kelembagaan tahun 2019 Angka Lulus Jenjang Dikdas, Nilai
Pendidikan Dasar Rata-rata UN SD/MI, Nilai Rata-rata
UN SMP/MTs, Persentase Sekolah
Jenjang dikdas yang terfasilitasi
Penilaian Akreditasi , Angka sekolah
Jenjang Dikdas penyelenggara
pendidikan Inklusi , Persentase
sekolah Jenjang Dikdas yang
terfasilitasi pembinaan oleh
pengawas
11 Program Pembentukan Indikator yang akan dicapai yaitu
Karakter Anak Persentase Sekolah Jenjang PAUD
yang menerapkan model
Pendidikan Keagamaan,
Persentase Sekolah Jenjang PAUD
yang menerapkan model
pembentukan karakter yang
melibatkan peran aktif wali murid ,
Rasio Siswa Jenjang PAUD yang
mengikuti pembelajaran di
TPQ/madin, Persentase Satuan
Pendidikan Jenjang PAUD yang
terfasilitasi dalam Kegiatan Lomba
dan Apresiasi
12 Program Peningkatan Indikator yang akan dicapai yaitu
Kapasitas Kelembagaan Persentase Satuan Pendidikan
PAUD dan PNF PAUD&PNF yang terfasilitasi
penilaian akeditasi, Persentase
satuan pendidikan PAUD & PNF
yang terfasilitasi pembinaan oleh
Pengawas/penilik, Persentase
organisasi mitra PAUD & PNF yang
terfasilitasi pemberdayaan,
Persentase Satuan Pendidikan
PAUD & PNF yang terfasilitasi
lomba dan apresiasi

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-3
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
No. URUSAN/PROGRAM TAHUN 2016-2018 TAHUN 2019-2021

13 Program Pembentukan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Karakter Siswa tahun 2019 Persentase Siswa Muslim Kelas VI
SD yang berijazah BTQ, Persentase
Sekolah Jenjang Dikdas yang
menerapkan model Pendidikan
Keagamaan, Persentase Sekolah
Jenjang Dikdas yang menerapkan
model pembentukan karakter yang
melibatkan peran aktif wali murid ,
Rasio Siswa Jenjang Dikdas yang
mengikuti pembelajaran di
TPQ/Madin, Persentase Sekolah
Jenjang Dikdas yang terfasilitasi
dalam kegiatan lomba dan apresiasi
bagi siswa, Rasio siswa jenjang
Dikdas yang terfasilitasi kegiatan
kepramukaan
14 Program Peningkatan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Kapasitas Kelembagaan dan yaitu Persentase Siswa Kelas digunakan lagi
Pendidikan Keagamaan VI SD/MI yang Berijazah BTQ,
Jumlah pendaftar ibadah haji
dan Persentase pembelajaran
pendidikan agama
2 KESEHATAN
1 Program Obat dan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Perbekalan Kesehatan yaitu Presentase ketersediaan digunakan lagi
obat di puskesmas
2 Program Upaya Kesehatan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Masyarakat yaitu Cakupan kelurahan siaga digunakan lagi
aktif strata mandiri, Cakupan
penjaringan siswa SD dan
setingkat, dan Cakupan rumah
tangga sehat
3 Program Pengawasan Obat Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
dan Makanan yaitu Persentase penurunan Persentase sarana pelayanan
temuan obat berbahaya, kefarmasian yg memenuhi standar,
Persentase penurunan temuan Persentase temuan makanan
makanan berbahaya, dan berbahaya
Proporsi pembinaan dan
pengawasan dan pelayanan
kefarmasian
4 Program Pengembangan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Obat Asli Indonesia yaitu Persentase peningkatan digunakan lagi
jumlah produksi, dan
Persentase peningkatan
jumlah varian produk
5 Program Promosi Kesehatan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
dan Pemberdayaan yaitu Jumlah dunia usaha yang digunakan lagi
Masyarakat memanfaatkan CSR nya untuk
program kesehatan, dan
cakupan Posyandu strata
mandiri
6 Program Perbaikan Gizi Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Masyarakat yaitu Prevalensi kasus balita Persentase kasus balita gizi buruk,
gizi buruk, presentase ibu Persentase ibu hamil KEK,
hamil KEK mendapat makanan Persentase bayi usia < 6 bulan yang
tambahan, Persentase anak mendapat ASI Eksklusif
SD / MI mendapat makanan
tambahan, dan Persentase
bayi usia < 6 bulan yang
mendapat ASI Ekslusif

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-4
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
No. URUSAN/PROGRAM TAHUN 2016-2018 TAHUN 2019-2021

7 Program Pengembangan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Lingkungan Sehat yaitu Persentase Tempat digunakan lagi
Tempat Umum (TTU) sehat,
Proporsi penduduk yang akses
jamban, Proporsi rumah dibina
memenuhi syarat kesehatan,
Persentase kualitas air minum
di penyelenggara air minum,
dan Proporsi Tempat
Pengolahan Makanan (TPM)
memenuhi syarat kesehatan
8 Program Pencegahan dan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Penanggulangan Penyakit yaitu Angka Kesakitan DBD digunakan lagi
Menular per 10.000 penduduk, Angka
kematian DBD, Cakupan
Penemuan AFP per 100.000
penduduk <15 tahun, Cakupan
penemuan pneumonia pada
Balita, Cakupan Penemuan
dan Penanganan Penderita
Penyakit TBC BTA (+),
Cakupan penemuan penderita
diare, Prevalensi kasus HIV
AIDS, dan Kelurahan UCI
(Universal child Imunization)
9 Program Standarisasi Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Pelayanan Kesehatan yaitu Hasil survei IKM di Persentase puskesmas yang
puskesmas dan BKPM, terakreditasi minimal utama,
Terlaksannya akreditasi Persentase RS yang terakreditasi
puskesmas, dan presentase minimal utama, Persentase sarana
jumlah tenaga kesehatan yg kesehatan lainnya yang
mengikuti diklat terakreditasi
10 Program pelayanan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
kesehatan penduduk miskin yaitu Cakupan pelayanan digunakan lagi
kesehatan dasar masyarakat
miskin, Cakupan penduduk
yang mempunyai jaminan
kesehatan, dan Jumlah
penduduk miskin yang memiliki
jaminan pemeliharaan
kesehatan
11 Program pengadaan, Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
peningkatan dan perbaikan yaitu Persentase sarana digunakan lagi
sarana dan prasarana penunjang pelayanan
puskesmas/ puskesmas kesehatan dasar, Jumlah
pembantu dan jaringannya PUSKESMAS memiliki fasilitas
akses publik bagi masyarakat
berkebutuhan khusus, dan
Jumlah Puskesmas rawat inap
(layanan 24 jam)
12 Program pengadaan, Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
peningkatan sarana dan yaitu Persentase prasarana Persentase sarana dan prasarana
prasarana rumah sakit/ rumah pelayanan kesehatan RS pelayanan kesehatan RS
sakit jiwa/ rumah sakit paru-
paru/ rumah sakit mata
13 Program peningkatan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
pelayanan kesehatan anak yaitu Angka Kematian Bayi digunakan lagi
balita (AKB) per 1.000 KH, Angka
Kematian Balita (AKABA) per
1.000 KH, Cakupan neonatus
dengan komplikasi yang
ditangani, Cakupan pelayanan
kesehatan anak balita, dan

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-5
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
No. URUSAN/PROGRAM TAHUN 2016-2018 TAHUN 2019-2021
Cakupan Kunjungan Bayi
14 Program peningkatan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
pelayanan kesehatan lansia yaitu Cakupan pelayanan digunakan lagi
kesehatan lansia
15 Program peningkatan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
keselamatan ibu melahirkan yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) digunakan lagi
dan anak per 100.000 KH, Cakupan
kunjungan ibu hamil K4, dan
Cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga
kesehatan
16 Program Peningkatan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Pelayanan BLUD yaitu Bed Occupancy Rate Rata-rata waktu tunggu pelayanan
(BOR) / Tingkat hunian rumah obat jadi kurang dari sama dengan
sakit, Tingkat kematian kurang 30 menit,Rata-rata waktu tunggu
dari 48 jam, Gross death Rate, pelayanan obat racikan kurang dari
ALOS (Rata2 lama pasien sama dengan 60 menit
dirawat), Hasil Survey IKM di
RSUD Bendan, Hasil survei
IKM di puskesmas dan BKPM,
dan Peningkatan pendapatan
puskesmas (Rp. Milyar)
17 Program Pembangunan dan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Pengembangan sistem yaitu Persentase jumlah digunakan lagi
informasi/data base puskesmas yang
kesehatan memanfaatkan aplikasi simkes
18 Program Pencegahan dan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Penanggulangan Penyakit tahun 2019 Angka Kesakitan DBD per 10.000
Menular dan Penyakit Tidak penduduk, Cakupan pelayanan
Menular penderita TB (SPM), Cakupan
pelayanan penderita HIV AIDS
(SPM), Cakupan Imunisasi Dasar
Lengkap pada bayi, Cakupan
pelayanan kesehatan penderita
Hipertensi (SPM), Cakupan
pelayanan kesehatan usia produktif
(SPM), Cakupan pelayanan
kesehatan Diabetes Melitus (SPM),
Cakupan pelayanan Kesehatan
Jiwa (SPM)
19 Program Peningkatan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Keselamatan Ibu Melahirkan tahun 2019 Persentase penanganan BBLR
dan Anak di Rumah Sakit 1500 gr - 2500 gr, Persentase
kematian ibu bersalin yang
disebabkan oleh pendarahan,
Persentase kematian ibu bersalin
yang disebabkan oleh pre-
ekslampsia, Persentase kematian
ibu bersalin yang disebabkan oleh
sepsis
20 Program Pelayanan BLUD Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Puskesmas dan Sarana tahun 2019 Tingkat kemandirian BLUD
Kesehatan Lainnya Puskesmas , Tingkat kemandirian
BLUD BKPM, Tingkat kemandirian
BLUD PSPJ
21 Program Kesehatan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Lingkungan, Kesehatan Kerja tahun 2019 Cakupan Kelurahan Open
dan Kesehatan Olah Raga Defecation Free (ODF), Persentase
kualitas air minum pada
penyelenggara air minum,
Persentase Tempat Pengolahan
Makanan (TPM) yg memenuhi
syarat kesehatan, Persentase

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-6
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
No. URUSAN/PROGRAM TAHUN 2016-2018 TAHUN 2019-2021
Pembinaan kesehatan kerja pada
pekerja sektor formal dan informal ,
Persentase pembinaan kesehatan
olah raga pada anak SD
22 Program Kesehatan Keluarga Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
tahun 2019 Cakupan pelayanan kesehatan ibu
hamil (SPM), Cakupan pelayanan
kesehatan ibu bersalin (SPM),
Cakupan pelayanan kesehatan bayi
baru lahir (SPM), Cakupan
pelayanan kesehatan balita (SPM),
Cakupan pelayanan kesehatan
pada remaja, Cakupan pelayanan
kesehatan lansia (SPM)
23 Program Standarisasi Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Pelayanan Kesehatan tahun 2019 Skor Akreditasi RS
Rujukan
24 Program peningkatan kualitas Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
pelayanan keperawatan tahun 2019 Persentase perawat yang
bersertifikasi BTCLS (basic trauma
cardlac life saving) dan bidan yang
bersertifikasi PPGDON
(penanganan penderita gawat
darurat obstetric dan neonatus)
25 Program Jaminan Kesehatan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
tahun 2019 Cakupan penduduk yg mempunyai
jaminan kesehatan
26 Program Peningkatan Sarana Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Prasarana, Penyediaan Obat, tahun 2019 Persentase puskesmas yang
Perbekalan Kesehatan dan memenuhi standar puskesmas,
obat asli Indonesia Persentase ketersediaan obat di
Puskesmas dan BKPM, Persentase
peningkatan jumlah produksi Obat
Asli Indonesia, Persentase
peningkatan jumlah varian produk
obat asli Indonesia
27 Program Promosi dan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Pemberdayaan Kesehatan tahun 2019 Cakupan Posyandu strata mandiri,
Cakupan Kelurahan siaga aktif
strata mandiri, Cakupan Rumah
Tangga Sehat, Cakupan pelayanan
kesehatan pada usia pendidikan
dasar (SPM)
28 Program Manajemen Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Pelayanan Kesehatan tahun 2019 Persentase ketersediaan data dan
informasi kesehatan yang
dibutuhkan, Persentase satuan
kesehatan yang terfasilitasi
peningkatan kapasitas manajemen
3 PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
1 Program pembangunan jalan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
dan jembatan yaitu Persentase jalan persentase progres tahapan
berkualitas baik, Persentase pembangunan Jalan akses ke jalan
jembatan dalam kondisi baik, tol
Persentase progres tahapan
pembangunan Jalan Lingkar
PETANGLONG, persentase
progres tahapan
pembangunan Jalan akses ke
jalan tol, dan Persentase jalan
kota dalam keadaan mantap
(kondisi baik dan sedang)

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-7
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
No. URUSAN/PROGRAM TAHUN 2016-2018 TAHUN 2019-2021

2 Program pembangunan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
saluran drainase/gorong- yaitu Persentase saluran digunakan lagi
gorong drainase dalam kondisi baik
3 Program pembangunan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
turap/talud/bronjong yaitu panjang tebing sungai digunakan lagi
yang terlindungi
4 Program Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Rehabilitasi/Pemeliharaan yaitu Persentase jalan kota digunakan lagi
Jalan dan Jembatan dalam keadaan mantap
(kondisi baik dan sedang), dan
Persentase jembatan dalam
kondisi baik
5 Program peningkatan sarana Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
dan prasarana yaitu Persentase jalan kota digunakan lagi
kebinamargaan dalam keadaan mantap
(kondisi baik dan sedang), dan
Persentase jembatan dalam
kondisi baik
6 Program Pengembangan dan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Pengelolaan Jaringan Irigasi, yaitu persentase jaringan digunakan lagi
Rawa dan Jaringan irigasi yang dipelihara
Pengairan lainnya
7 Program Pengembangan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Kinerja Pengelolaan Air yaitu Persentase akses digunakan lagi
Minum dan Air Limbah sanitasi, dan Persentase akses
air bersih
8 Program Pengendalian Banjir Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
yaitu Persentase panjang Persentase sarpas pengendali
tebing sungai yang terlindungi, banjir dalam kondisi baik
persentase panjang saluran
irigasi dalam kondisi baik, dan
persentase luas wilayah
genangan banjir
9 Program Pengembangan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Wilayah Strategis dan Cepat yaitu Persentase titik lampu persentase titik lampu yang telah
Tumbuh yang telah bermeterisasi, dan bermeterisasi dan LED, Komponen
Persentase pembangunan ruang publik kreatif (taman bahagia)
infrastruktur bersumber dari yang ditingkatkan sarana
swadaya swasta/masyarakat prasarananya , Peningkatan sarpas
lokasi makam
10 Program Pembangunan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Infrastruktur Perdesaan yaitu Persentase kenaikan digunakan lagi
sarpras lingkungan
permukiman
11 Program Rehabilitasi/ Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Pemeliharaan Reservoir yaitu Persentase luas wilayah digunakan lagi
Pengendali Banjir genangan banjir
12 Program Perencanaan Tata Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Ruang yaitu Persentase ketersediaan digunakan lagi
dokumen rencana tata ruang
sesuai UU 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang dan
Persentase pengajuan ijin
lokasi yang sesuai dengan
rencana tata ruang
13 Program Pemanfaatan Ruang Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
yaitu Persentase kesesuaian Persentase peningkatan jumlah
pemanfaatan ruang dalam bangunan ber-IMB
pengajuan IMB, Jumlah lokasi
ruang publik kreatif (taman
bahagia) yang ditingkatkan
sarana prasarananya, dan

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-8
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
No. URUSAN/PROGRAM TAHUN 2016-2018 TAHUN 2019-2021
Persentase lokasi kawasan
strategis yang tertata
14 Program Pengendalian Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Pemanfaatan Ruang yaitu Persentase bangunan digunakan lagi
yang sesuai dengan peraturan
tentang tata ruang
15 Program Sarana Prasarana Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Lokal Kelurahan yaitu peningkatan kualitas digunakan lagi
infrastruktur dasar permukiman
16 Program Peningkatan dan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Pemeliharaan Jalan dan tahun 2019 Persentase jembatan dalam kondisi
Jembatan baik, Persentase Trotoir dalam
kondisi baik , Persentase Saluran
Pematus Jalan dalam kondisi baik
17 Program Pembinaan dan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Pengembangan Jasa tahun 2019 Fasilitasi perencanaan bangunan
Konstruksi gedung, Fasilitasi pembangunan
bangunan gedung
18 Program Peningkatan Dan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Pemeliharaan Jaringan Irigasi tahun 2019 persentase jaringan irigasi yang
dan Drainase dipelihara, Persentase drainase
primer dalam kondisi baik
4 PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN
1 Program Pengembangan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Perumahan yaitu Jumlah Rumah Tidak Rasio Rumah Tidak Layak Huni,
Layak Huni (RTLH), dan Persentase perumahan MBR yang
persentase kawasan menyediakan fasum fasos
permukiman kumuh
2 Program Pengembangan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Infrastruktur Permukiman tahun 2019 Rasio panjang jalan lingkungan
yang terlayani drainase, Cakupan
jalan dan jembatan permukiman
dalam kondisi baik, Persentase
penduduk yang mengakses air
bersih yang terlindungi dengan
perpipaan , Cakupan akses sanitasi
5 KETENTRAMAN, KETERTIBAN UMUM, DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT
1 Program peningkatan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
keamanan dan kenyamanan yaitu Rasio jumlah Linmas per digunakan lagi
lingkungan 10.000 jumlah penduduk
(peleton inti linmas kec dan
kel)
2 Program pemeliharaan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
kantrantibmas dan yaitu Persentase penurunan Cakupan Kelompok Sasaran Tibum
pencegahan tindak kriminal angka kriminalitas (kasus), dan yang dibina
Persentase penyelesaian
pelanggaran perda yang
dilaporkan
3 Program pengembangan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
wawasan kebangsaan yaitu Persentase penanganan digunakan lagi
kerawanan sosial
4 Program kemitraan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
pengembangan wawasan yaitu Persentase penanganan digunakan lagi
kebangsaan kerawanan sosial
5 Program pendidikan politik Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
masyarakat yaitu Jumlah pemilih pemula persentase pemilih pemula yang
yang terdidik politik terdidik politik
6 Program pencegahan dini dan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
penanggulangan korban yaitu Persentase korban digunakan lagi
bencana alam bencana alam yang ditangani,
Peningkatan peran serta

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-9
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
No. URUSAN/PROGRAM TAHUN 2016-2018 TAHUN 2019-2021
lembaga
masyarakat/komunitas
masyarakat tanggap bencana,
Peningkatan layanan sistem
informasi kebencanaan,
Cakupan pelayanan kejadian
bencana, dan Jumlah KK
korban bencana yang belum
tertangani
7 Program peningkatan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
kesiagaan dan pencegahan yaitu Cakupan pelayanan digunakan lagi
bahaya kebakaran bencana kebakaran,
Persentase penanganan
bencana kebakaran sesuai
dengan SPM, dan Anggota
damkar yang terlatih (
bertambahnya anggota
damkar)
8 Program pemberantasan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
barang kena cukai ilegal yaitu Jumlah temuan Persentase Informasi Barang Cukai
(DBHCHT) tembakau/rokok ilegal Ilegal yang dikoordinasikan untuk
(bungkus rokok)/tahun ditangani
9 Program Pelayanan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Kedaruratan Sipil tahun 2019 Persentase Penanganan
Kedaruratan Sipil Non Kebakaran,
Persentase penanganan bencana
kebakaran sesuai dengan SPM
10 Program Peningkatan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Kepatuhan Aparatur, Badan tahun 2019 Persentase penyelesaian
Usaha/Hukum dan pelanggaran perda yang dilaporkan
Masyarakat pada Produk
Hukum Daerah
11 Program Kemitraan dan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Pengembangan Wawasan tahun 2019 Persentase Penanganan
Kebangsaan kerawanan/konflik sosial ,
Persentase penurunan kasus
narkoba
12 Program Penanggulangan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Bencana Alam tahun 2019 persentase korban bencana alam
yang ditangani , peningkatan peran
serta lembaga
masyarakat/komunitas masyarakat
tanggap bencana
6 SOSIAL
1 Program Pemberdayaan Fakir Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Miskin, Komunitas Adat yaitu Angka kemiskinan, dan Persentase Keluarga Miskin yang
Terpencil (KAT) dan Persentase penanganan diberdayakan
Penyandang Masalah PMKS
Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Lainnya
2 Program Pelayanan dan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Rehabilitasi Kesejahteraan yaitu Persentase penanganan Persentase PMKS yang mendapat
Sosial PMKS pelayanan rehabilitasi ,
perlindungan dan jaminan sosial ,
Persentase korban bencana pada
saat dan setelah tanggap darurat
bencana yang mendapat
perlindungan dan jaminan sosial
(SPM)

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-10
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
No. URUSAN/PROGRAM TAHUN 2016-2018 TAHUN 2019-2021

3 Program pembinaan panti Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
asuhan /panti jompo yaitu Persentase panti asuhan digunakan lagi
yang mendapat bantuan
peningkatan kesejahteraan
bagi anak panti asuhan
4 Program pembinaan eks Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
penyandang penyakit sosial yaitu Persentase PMKS digunakan lagi
(eks narapidana, PSK, tertangani
narkoba dan penyakit sosial
lainnya)
5 Program Pemberdayaan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Kelembagaan Kesejahteraan yaitu Persentase pelayanan Persentase kelembagaan
Sosial kesejahteraan sosial, dan kesejahteraan sosial yang aktif
Terlaksananya peran serta
masyarakat, lembaga
masyarakat dan dunia usaha
dalam peny kesejahteraan
sosial
6 Program Pembinaan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Lingkungan Sosial (DBHCHT) yaitu Persentase digunakan lagi
pengangguran yang dilatih

B URUSAN WAJIB BUKAN PELAYANAN DASAR


1 TENAGA KERJA
1 Program Peningkatan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Kualitas dan Produktivitas yaitu Angka pengangguran, Cakupan tenaga kerja yang
Tenaga Kerja Tenaga siap pakai, dan berkompeten, Persentase
wirausaha yang mandiri dan Wirausaha yang mandiri dan
produktif produktif yang masih melanjutkan
usaha
2 Program Peningkatan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Kesempatan Kerja yaitu Angka pengangguran, Persentase tenaga siap pakai yang
Pencari kerja dalam negeri ditempatkan, Persentase tenaga
yang di tempatkan, Pencari kerja yang ditempatkan
kerja yang ditempatkan keluar
negeri, dan Lowongan kerja
yang tersedia
3 Program Perlindungan dan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Pengembangan Lembaga yaitu Persentase kasus Persentase kasus perselisihan
Ketenagakerjaan hubungan industrial yang hubungan industrial yang
diselesaikan dengan perjanjian diselesaikan dengan penjanjian
bersama, Jumlah tenan yang bersama, Rasio kenaikan upah
mendapatkan fasilitasi, minimum, Rasio jumlah sarana
Peningkatan penerapan hubungan industrial LKS Bipartit
pengupahan dan tenaga kerja, yang terbentuk di perusahaan,
dan Sarana-sarana industrial Rasio jumlah sarana hubungan
yang terbentuk industrial peraturan Perusahaan /
perjanjian kerja bersama yang
dibuat perusahaan

2 PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK


1 Program keserasian Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Kebijakan Peningkatan yaitu Persentase pengetahuan digunakan lagi
Kualitas Anak dan anak tentang hak anak
Perempuan
2 Program Penguatan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Kelembagaan yaitu Peran kelembagaan PUG Persentase kegiatan perangkat
Pengarusutamaan Gender dalam pembangunan, daerah yang sudah responsif
dan Anak Persentase capaian target gender, Persentase kampung layak
Peran kelembagaan Anak anak
dalam pembangunan

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-11
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
No. URUSAN/PROGRAM TAHUN 2016-2018 TAHUN 2019-2021
sebanyak 27 kelompok,
Jumlah kasus KDRT yang
tertangani, Jumlah Rintisan
Kampung Layak Anak, dan
Jumlah Rintisan Sekolah Layak
Anak
3 Program Peningkatan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Kualitas Hidup dan yaitu Indeks Pembangunan digunakan lagi
Perlindungan Perempuan Gender, dan Indeks
Pemberdayaan Gender
4 Program peningkatan peran Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
serta dan kesetaraan jender yaitu Indeks Pembangunan digunakan lagi
dalam pembangunan Gender, Indeks Pemberdayaan
Gender, Persentase
perempuan anggota DPRD,
Persentase partisipasi
perempuan di lembaga
pemerintah (%), dan
Persentase keterlibatan anak
dalam proses perencanaan
pembangunan
5 Program model operasional Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
BKB Posyandu PADU yaitu Persentase jumlah kader digunakan lagi
posyandu terampil
6 Program Peningkatan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Kualitas Hidup Dan tahun 2019 Cakupan penanganan korban
Perlindungan Perempuan dan kekerasan berbasis gender dan
Anak anak
3 PANGAN
1 Program Peningkatan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Ketahanan Pangan yaitu Persentase lokasi urban digunakan lagi
(pertanian/perkebunan) farming yang aktif,
Pengawasan dan pembinaan
keamanan pangan,
Penanganan Daerah rawan
pangan (%/tahun), Indeks
capaian skor pola pangan
harapan konsumsi, Indeks
capaian konsumsi energi,
Indeks capaian Konsumsi
protein, dan Indeks capaian
skor pola pangan harapan
ketersediaan pangan
2 Program Peningkatan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Ketahanan Pangan tahun 2019 Indeks capaian skor pola pangan
harapan ketersediaan pangan
4 PERTANAHAN
1 Program Penataan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Penguasaan, Pemilikan, yaitu Persentase kepemilikan persentase kepemilikan sertifikat
Penggunaan Dan sertifikat tanah pemkot tanah pemkot untuk infrastruktur
Pemanfaatan Tanah kota
2 Program penyelesaian Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
konflik-konflik pertanahan yaitu Jumlah konflik digunakan lagi
pertanahan yang
terselesaikan, dan Persentase
jumlah bidang tanah yang
bersertifikat
5 LINGKUNGAN HIDUP
1 Program Pengembangan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Kinerja Pengelolaan yaitu Persentase Persentase sampah terkelola di
Persampahan pengangkutan sampah TPS3R, Persentase sampah
terangkut ke TPA

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-12
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
No. URUSAN/PROGRAM TAHUN 2016-2018 TAHUN 2019-2021

2 Program Pengendalian Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Pencemaran dan Perusakan yaitu Persentase kegiatan Persentase capaian target 801
Lingkungan Hidup yang mentaati persyaratan usaha dan/atau kegiatan terolah
administratif dan teknis limbahnya
pencegahan pencemaran air,
Persentase pemantauan
kualitas air sumur, dan
Persentase jumlah limbah cair
industri yang terolah
3 Program Perlindungan dan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Konservasi Sumber Daya yaitu Persentase luas kawasan Persentase jumlah biopori
Alam konservasi sumber daya alam terbangun
(persentase luasan lahan yang
ditetapkan dan diinformasikan
status kerusakan lahan
dan/atau tanah untuk produksi
biomassa)
4 Program Rehabilitasi dan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Pemulihan Cadangan Sumber yaitu Persentase jumlah biopori digunakan lagi
Daya Alam terbangun
5 Program Peningkatan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Kualitas dan Akses Informasi yaitu Persentase kenaikan persentase kenaikan jenis informasi
Sumber Daya Alam dan jenis informasi publik tentang publik tentang Informasi Sumber
Lingkungan Hidup Informasi Sumber Daya Alam Daya Alam dan Lingkungan Hidup,
dan Lingkungan Hidup Persentase peningkatan
pemberdayaan komunitas yang
dalam peningkatan kualitas
lingkungan hidup
6 Program peningkatan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
pengendalian polusi yaitu Persentase sarana dan digunakan lagi
prasarana pengendalian polusi
7 Program pengelolaan ruang Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
terbuka hijau (RTH) yaitu Persentase peningkatan Persentase peningkatan jumlah
jumlah ruang terbuka hijau ruang terbuka hijau (RTH),
(RTH), dan Persentase Luasan Persentase Luasan Ruang Terbuka
Ruang Terbuka Hijau Hijau
8 Program Pengawasan dan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Penaatan hukum lingkungan tahun 2019 Persentase usaha / kegiatan yang
mentaati persyaratan administratif
dan teknis aspek lingkungan,
Persentase pengaduan masyarakat
yang telah terselesaikan
6 ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL
1 Program Penataan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Administrasi Kependudukan yaitu Cakupan penerbitan KTP, OPD yang memanfaatkan data
Cakupan penerbitan KK, kependudukan, Stakeholder yang
Cakupan penerbitan kutipan berkoordinasi dalam pemanfaatan
akta kelahiran, dan Cakupan data kependudukan
penerbitan kutipan akta
kematian
2 Program Pendaftaran Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Penduduk tahun 2019 Cakupan penerbitan KTP, Cakupan
penerbitan KK
3 Program Pencatatan Sipil Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu ,
tahun 2019 Cakupan penerbitan kutipan akta
kematian
7 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA
1 Program Peningkatan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Keberdayaan Masyarakat yaitu Persentase kinerja digunakan lagi
Perdesaan kelembagaan masyarakat

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-13
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
No. URUSAN/PROGRAM TAHUN 2016-2018 TAHUN 2019-2021

2 Program peningkatan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
partisipasi masyarakat dalam yaitu Tingkat partispasi Persentase kelurahan yang
membangun desa masyarakat dalam terfasilitasi kegiatan pemberdayaan
pembangunan
3 Program Pemberdayaan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Masyarakat yaitu Jumlah karang taruna Persentase peningkatan
terbina keberdayaan masyarakat
4 Program Peningkatan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Keberdayaan Lembaga tahun 2019 persentase kinerja kelembagaan
Kemasyarakatan Kelurahan masyarakat
8 PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA
1 Program Keluarga Berencana Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
yaitu Angka rata-rata fertilitas Persentase kepesertaan KB MKJP
penduduk berdasarkan pemutakhiran basis
data keluarga Indonesia,
Persentase capaian target
penurunan kasus perkawinan
dibawah umur 20 th menjadi 250
kasus
2 Program Kesehatan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Reproduksi Remaja yaitu Angka kasus perkawinan digunakan lagi
dibawah umur 20 tahun,
Persentase capaian target
penurunan kasus perkawinan
di bawah umur 20 tahun
menjadi 250 kasus, dan
persentase kehamilan pada
usia < 19 tahun
9 PERHUBUNGANa
1 Program Pembangunan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Prasarana dan Fasilitas yaitu Persentase prasarana Persentase peningkatan fasilitas
Perhubungan dan fasilitas perhubungan yang LLAJ
berfungsi
2 Program Rehabilitasi dan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Pemeliharaan Prasarana dan yaitu Persentase prasarana digunakan lagi
Fasilitas LLAJ dan fasilitas perhubungan yang
berfungsi,dan Persentase
pemeliharaan prasarana dan
fasilitas perhubungan
3 Pogram peningkatan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
pelayanan angkutan yaitu Persentase pelayanan Ketersediaan angkutan umum,
angkutan Persentase kendaraan wajib uji
yang melakukan uji berkala
4 Program pengendalian dan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
pengamanan lalu lintas yaitu Meningkatnya Traffic Persentase peningkatan kasawan
Light yang terkoordinasi tertib lalulintas (KTL)
5 Program peningkatan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
kelaikan pengoperasian yaitu Persentase kendaraan digunakan lagi
kendaraan bermotor bermotor wajib uji yang
melakukan uji berkala
6 Program Pembangunan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
prasarana dan Fasilitas yaitu Meningkatnya fasilitas digunakan lagi
Perlintasan sebidang sarana dan prasarana
perlintasan sebidang yang
lebih representatif
10 KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
1 Program Pengembangan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Komunikasi, Informasi dan yaitu Jumlah jam layanan digunakan lagi
Media Massa siaran per hari

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-14
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
No. URUSAN/PROGRAM TAHUN 2016-2018 TAHUN 2019-2021

2 Program pengkajian dan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
penelitian bidang informasi yaitu Jumlah hasil kajian digunakan lagi
dan komunikasi penelitian bidang informasi dan
komunikasi
3 Program fasilitasi Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Peningkatan SDM bidang yaitu Jumlah SDM yang digunakan lagi
komunikasi dan informasi dilakukan peningkatan
kapasitas Bidang Kominfo
4 Program kerjasama informasi Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
dengan mas media yaitu PD yang melakukan digunakan lagi
kerjasama informasi dengan
mass media
5 Program Pengembangan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Infrastruktur TIK yaitu Persentase Perangkat Persentase OPD, Kelurahan dan
Daerah terfasilitasi fiber optik, Kecamatan dalam layanan
Persentase Perangkat Daerah infrastruktur dan JaringanTIK/ Fiber
yang menggunakan T/SIM Optik (FO), Persentase Cakupan
untuk optimalisasi pelayanan dalam layanan infrastruktur dan
publik/ pelaksanaan tupoksi- JaringanTIK/ Fiber Optik (FO)
nya, dan Persentase Klaster Kesehatan (Puskesmas, RS,
Perangkat Daerah yang Pustu dll), Persentase Cakupan
tercakup layanan pengelolaan layanan infrastruktur dan
komunikasi publik dan layanan JaringanTIK/ Fiber Optik (FO)
saluran komunikasi publik Klaster Pendidikan (Sekolah negeri,
LPPL smp, sd, tk)
6 Program optimalisasi Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
pemanfaatan teknologi yaitu Jumlah integrasi SIM Persentase OPD yang menjalankan
informasi database PD ke center layanannya dengan menggunakan
batiknet, Jumlah aplikasi Aplikasi/ Sistem Informasi .,
Teknologi Informasi yang Persentase kelompok masyarakat
dikembangkan bersama mendapatkan capacity building TIK
dengan komunitas dalam untuk mendukung kegiatan sosial
mengatasi permasalahan dan ekonomi.
mendorong inovasi-kreativitas,
Jumlah Sektor Ekonomi Kreatif
terkait TIK yang dilakukan
penguatan berbasis TIK,
Persentase Perangkat Daerah/
Badan Publik yang
memberikan kemudahan akses
pelayanan melalui penerapan
Keterbukaan Informasi Publik
(KIP), Persentase Perangkat
Daerah yang tercakup dalam
layanan kehumasan (publikasi,
press release & dokumentasi)
terkait program priotas
pembangunan, Persentase
Perangkat Daerah, Camat,
Lurah, LKK dan RT/RW yang
tercakup dalam layanan
penyediaan Leaflet, Profil kota,
Kalender dan Majalah Warta
Kota Batik, Persentase
Perangkat Daerah yang
memanfaatkan Media Sosial
secara aktif sebagai sarana
komunikasi dan interaksi
dengan masyarakat,
Persentase kelurahan yang
warga pelaku usaha ekonomi
mendapatkan capacity building
TIK untuk mendukung kegiatan
sosial ekonomi, Persentase
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-15
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
No. URUSAN/PROGRAM TAHUN 2016-2018 TAHUN 2019-2021
pengelola telecenter, LKK, dan
karang taruna yang
mendapatkan fasilitasi
peningkatan kemampuan
penggunaan TIK melalui
Pelatihan/Workshop,
Persentase Perangkat Daerah
yang mengembangkan sistem
komunikasi Internal,
Persentase Perangkat Daerah
dan kelurahan yang melakukan
pengembangan Sistem
Komunikasi dan Website
kepada masyarakat, dan
Persentase ketersediaan
aplikasi SIM penunjang
perencanaan, penganggaran,
dan pelaporan keuangan
daerah
7 Program Pengelolaan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Diseminasi Informasi, tahun 2019 Persentase OPD / Urusan
Kerjasama Media dan Pemerintahan/ Sektor
Penguatan Sumber daya Pembangunan yang tercakup dalam
Komunikasi Publik layanan Diseminasi Informasi dan
Komunikasi Publik, Persentase
Kelurahan yang memiliki /
mengembangkan Sumber Daya
Komunikasi Publik Sebagai Jejaring
Diseminasi Informasi dan
Komunikasi Publik.
8 Program Pengelolaan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Pengaduan dan Aspirasi tahun 2019 Persentase OPD Menerapkan KIP
Masyarakat dan Penguatan dengan Kategori "Cukup Informatid/
KIP Baik"., Persentase OPD yang
melakukan Pengelolaan Pengaduan
/ Aspirasi Masyarakat.
11 KOPERASI, USAHA KECIL, DAN MENENGAH
1 Program Penciptaan Iklim Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Usaha Kecil Menengah yang yaitu Jumlah UMKM penerima UMKM penerima KUP / KUR (Kredit
Kondusif Kredit Usaha Skala Mikro, dan Usaha Produktif / Kredit Usaha
Jumlah UMKM yang difasilitasi Rakyat) dan jenis pembiayaan
pengembangan usaha dan lainnya, UMKM yang difasilitasi
jaringan kemitraan pengembangan usaha dan jaringan
kemitraan
2 Program Pengembangan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Kewirausahaan dan yaitu Kenaikan jumlah UMKM, Kenaikan jumlah UMKM
Keunggulan Kompetitif Usaha dan Penguatan kelembagaan
Kecil Menengah sentra / kelompok UMKM
3 Program Peningkatan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Kualitas Kelembagaan yaitu Persentase koperasi/unit Persentase koperasi/unit simpan
Koperasi dan UMKM simpan pinjam/syariah yang pinjam/syariah yang sehat dan
sehat dan cukup sehat serta cukup sehat, Persentase koperasi
Kenaikan kredit modal usaha aktif
bersumber dari koperasi (Rp.
Trilyun)
12 PENANAMAN MODAL DAERAH
1 Program Peningkatan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Promosi dan Kerjasama yaitu Jumlah nilai investasi Kepeminatan (LoI) kerjasama atau
Investasi (dalam juta rupiah) kemitraan antara UMK dengan UMB
2 Program Peningkatan Iklim Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Investasi dan Realisasi yaitu Jumlah nilai investasi digunakan lagi
Investasi (dalam juta rupiah)

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-16
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
No. URUSAN/PROGRAM TAHUN 2016-2018 TAHUN 2019-2021

3 Program penyiapan potensi Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
sumberdaya, sarana, dan yaitu Ketersediaan informasi digunakan lagi
prasarana daerah potensi dan peluang investasi
4 Program Pelaksanaan dan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Pengendalian Penanaman tahun 2019 Nilai investasi per tahun (milyar)
Modal
5 Program Pelayanan Perizinan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
tahun 2019 Persentase Penyelesaian Perizinan
sesuai Standar Pelayanan
13 KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA
1 Program peningkatan peran Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
serta kepemudaan yaitu Persentase Persentase anggota organisasi
SMA/SMK/MA yang memiliki kepemudaan yang dibina
satgas pelajar anti narkoba,
dan cakupan pembinaan
organisasi kepemudaan
2 Program upaya pencegahan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
penyalahgunaan narkoba yaitu Persentase peningkatan digunakan lagi
peran satgas pelajar anti
narkoba
3 Program Pembinaan dan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Pemasyarakatan Olah Raga yaitu Persentase peningkatan Prestasi olahraga tingkat provinsi
peran satgas pelajar anti (Medali), Prestasi olahraga tingkat
narkoba nasional (Medali), Peningkatan
event olahraga tk Provinsi dan
Nasional
4 Program Peningkatan Sarana Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
dan Prasarana Olah Raga yaitu Persentase SD/MI yang Persentase ketersediaan sarpras
memiliki sarana dan prasarana Olahraga sesuai jenis cabor
olahraga, dan Persentase
SMP/MTs yang memiliki
sarana dan prasarana
olahraga
14 STATISTIK
1 Program Pengembangan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Data/Informasi/Statistik yaitu Persentase ketersediaan Persentase data statistik sektoral
Daerah data yang tersusun
15 PERSANDIAN
1 Program Penyelenggaraan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Persandian untuk yaitu Persentase arus Persentase berita daerah yang
Pengamanan Informasi informasi pemerintah daerah lancar, aman dan terjaga
Pemerintahan yang lancar, aman dan terjaga kerahasiaannya
kerahasiaannya
16 KEBUDAYAAN
1 Program Pengembangan Nilai Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Budaya yaitu Jumlah sarana digunakan lagi
pementasan kesenian dan
kebudayaan
2 Program Pengelolaan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Kekayaan Budaya yaitu Lestarinya kesenian digunakan lagi
budaya lokal Kota Pekalongan,
dan Jumlah pementasan
bersama / kolaborasi kesenian
/ berbagai etnik secara
lokal/regional/nasional
3 Program Pengelolaan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Keragaman Budaya yaitu Lestarinya kesenian digunakan lagi
budaya lokal Kota Pekalongan

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-17
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
No. URUSAN/PROGRAM TAHUN 2016-2018 TAHUN 2019-2021

4 Program Pembinaan Tradisi Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
dan Pengembangan nilai yaitu Lestarinya kesenian digunakan lagi
kekayaan dan keragaman budaya lokal Kota Pekalongan
budaya
5 Program pengembangan dan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
pengelolaan kekayaan tahun 2019 Event kesenian dan kebudayaan
budaya yang disiapkan skala nasional,
Event kesenian yang difasilitasi,
Komunitas/sanggar kesenian yang
difasilitasi, Persentase pengunjung
museum batik
17 PERPUSTAKAAN
1 Program Pengembangan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Budaya Baca dan Pembinaan yaitu Persentase kenaikan Rasio Pengunjung Perpustakaan
Perpustakaan kunjungan perpustakaan, dan per tahun (penduduk usia 5-60 thn),
Rasio Jumlah Pengunjung Persentase perpustakaan kelurahan
Perpustakaan Per Tahun yang aktif
18 KEARSIPAN
1 Program Penyelamatan dan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Pelestarian Dokumen/Arsip yaitu Jumlah arsip yang digunakan lagi
Daerah diselamatkan, Persentase
peningkatan arsip yang
diselamatkan, dan persentase
arsip PD terkelola secara baku
2 Program Pemeliharaan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Rutin/Berkala Sarana dan yaitu Jumlah dokumen arsip digunakan lagi
Prasarana Kearsipan yang dilestarikan, dan
persentase peningkatan
dokumen / arsip daerah yang
dilestarikan
3 Program Peningkatan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Kualitas Pelayanan Informasi yaitu Indeks kepuasan digunakan lagi
masyarakat
4 Program Pembinaan, Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Pengembangan dan tahun 2019 Persentase Pembinaan Kearsipan
Pengawasan Kearsipan yang ditindaklanjuti, Persentase
jumlah OPD yang dilakukan audit
5 Program Pengelolaan dan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Pelestarian Arsip tahun 2019 Arsip yang dilestarikan (statis)

C URUSAN PEMERITAHAN PILIHAN


1 KELAUTAN DAN PERIKANAN
1 Program pemberdayaan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
ekonomi masyarakat pesisir yaitu Persentase masyarakat digunakan lagi
pesisir yang dilatih, dan
Kenaikan nilai produksi
perikanan (Rp. Milyar)
2 Program pengembangan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
budidaya perikanan yaitu Persentase kenaikan nilai digunakan lagi
produksi perikanan budidaya
3 Program pengembangan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
perikanan tangkap yaitu Kenaikan nilai produksi Peningkatan nilai produksi
perikanan tangkap (Rp. Milyar), perikanan tangkap, Peningkatan
dan Pendapatan Daerah Pendapatan Daerah bersumber dari
bersumber dari TPI (Rp. TPI , Nelayan yang dibina
Milyar)
4 Program pengembangan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
sistem penyuluhan perikanan yaitu Persentase jumlah petani digunakan lagi
pembudidaya yang dibina

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-18
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
No. URUSAN/PROGRAM TAHUN 2016-2018 TAHUN 2019-2021

5 Program Optimalisasi Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
pengelolaan dan pemasaran yaitu Persentase peningkatan digunakan lagi
produksi perikanan angka ikan konsumsi
(kg/kpt/tahun), dan Persentase
kenaikan hasil olahan ikan
6 Program Pengembangan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Agribisnis Perikanan yaitu Persentase kenaikan nilai digunakan lagi
hasil olahan ikan
7 Program Penyediaan Sarana Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
dan Prasarana Produksi yaitu Persentase kenaikan nilai digunakan lagi
Perikanan produksi perikanan tangkap
8 Program Penguatan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Kelembagaan Perikanan yaitu Persentase jumlah petani digunakan lagi
Budidaya pembudidaya yang dibina
9 Program Optimalisasi dan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Rehabilitasi Sarana dan yaitu Persentase kenaikan nilai digunakan lagi
Prasarana Pengolahan hasil olahan ikan
10 Program Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Penyediaan/Rehabilitasi yaitu Jumlah tenant hasil digunakan lagi
Sarana dan Prasarana pembinaan teknopark
Peningkatan Mutu perikanan
11 Program Peningkatan SDM Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
dan Kelembagaan yaitu Persentase jumlah petani digunakan lagi
pembudidaya yang dibina
12 Program Konservasi Sumber Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Daya Pesisir dan Kelautan yaitu Persentase luas lahan digunakan lagi
pesisir yang terehabilitasi
13 Program Pengembangan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Kawasan Pesisir yaitu Persentase kenaikan digunakan lagi
lahan konservasi pantai
14 Program Pengembangan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Agribisnis budidaya tahun 2019 Peningkatan produksi perikanan
Perikanan budidaya, peningkatan konsumsi
makan ikan, persentase
pembudidaya yang dibina
15 Program Pengembangan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Technopark Perikanan tahun 2019 Peningkatan tenant dan non tenant
2 PARIWISATA
1 Program Pengembangan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Pemasaran Pariwisata yaitu Jumlah wisatawan Persentase destinasi pariwisata
berkunjung ke Kota yang dipromosikan
Pekalongan
2 Program Pengembangan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Destinasi Pariwisata yaitu Persentase destinasi persentase destinasi wisata yang
wisata yang berkembang berkembang, Persentase pelaku
pariwisata yang terbina
3 Program Pengembangan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Kemitraan yaitu Jumlah Wisatawan digunakan lagi
3 PERTANIAN
1 Program Peningkatan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Kesejahteraan Petani yaitu Cakupan pembinaan digunakan lagi
petani
2 Program peningkatan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
pemasaran hasil produksi yaitu Jumlah even promosi digunakan lagi
pertanian/perkebunan pertanian/perkebunan yang
diikuti
3 Program peningkatan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
penerapan teknologi yaitu Persentase peningkatan digunakan lagi
pertanian/perkebunan jumlah teknologi yang
digunakan

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-19
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
No. URUSAN/PROGRAM TAHUN 2016-2018 TAHUN 2019-2021

4 Program peningkatan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
produksi yaitu Persentase peningkatan digunakan lagi
pertanian/perkebunan produksi komoditi pertanian,
Persentase penggunaan benih
unggul dan bermutu, dan
terkendalinya serangan hama
Organisme pengganggu
tanaman (OPT)
5 Program pemberdayaan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
penyuluh yaitu Persentase kenaikan digunakan lagi
pertanian/perkebunan peran penyuluh pertanian/
lapangan perkebunan lapangan
6 Program pencegahan dan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
penanggulangan penyakit yaitu Persentase hewan kebal digunakan lagi
ternak terhadap penyakit
7 Program Peningkatan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Produksi Hasil Peternakan yaitu Persentase kenaikan Persentase kenaikan nilai produksi
hasil produksi peternakan peternakan
8 Program peningkatan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
pemasaran hasil produksi yaitu Persentase kenaikan nilai digunakan lagi
peternakan produksi peternakan
9 Program Peningkatan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Prasarana Produksi yaitu Persentase kenaikan digunakan lagi
Peternakan jumlah sarana dan prasarana
pendukung pelayanan
peternakan
10 Program Peningkatan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Kapasitas SDM Pertanian tahun 2019 Persentase kenaikan kelas
kelompok tani
11 Program Peningkatan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Produksi Hasil Pertanian tahun 2019 Persentase peningkatan produksi
padi
12 Program Peningkatan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Pelayanan Peternakan dan tahun 2019 Persentase Peningkatan Layanan
Kesehatan Hewan Pemotongan Hewan di RPH,
Kejadian Penyakit Hewan Menular
Strategis
4 PERDAGANGAN
1 Program Perlindungan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Konsumen dan Pengamanan yaitu Peningkatan jumlah Peningkatan jumlah UTTP yang
Perdagangan UTTP yang ditera ulang, ditera ulang, persentase
Peningkatan obyek sasaran peningkatan obyek sasaran
pengawasan barang beredar, pengawasan barang beredar
dan Persentase penyelesaian
pengaduan kasus merugikan
konsumen ke BPSK
2 Program Pengembangan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Ekspor yaitu Persentase peningkatan Eksportir di Kota Pekalongan
nilai ekspor perdagangan (Juta
US $)
3 Program Peningkatan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Efisiensi Perdagangan Dalam yaitu Jumlah pasar berstandar Pelaku usaha yang difasilitasi
Negeri nasional (SNI), Jumlah UMKM sarana promosi melalui even
peserta Pekalongan Batik pameran, Pelaku usaha yang
Night Market serta Jumlah difaslitasi sarana promosi
pelaku usaha yang difasilitasi Pekalongan Batik Night Market,
sarana promosi melalui even Pelaku usaha yang difaslitasi
pameran sarana promosi melalui E-
Marketplace

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-20
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
No. URUSAN/PROGRAM TAHUN 2016-2018 TAHUN 2019-2021

4 Program Pembinaan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Pedagang Kaki Lima dan yaitu Penataan kawasan tertib Kawasan tertib PK5
Asongan PK5
5 Program Pengembangan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Pasar Tradisional tahun 2019 Persentase pemenuhan persyaratan
teknis SNI Pasar Rakyat
5 PERINDUSTRIAN
1 Program Pengembangan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Industri Kecil Dan Menengah yaitu Pertumbuhan Jumlah IKM Pelaku IKM Batik Baru, Persentase
Batik IKM dalam LIK
2 Program peningkatan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
kemampuan teknologi industri yaitu Jumlah IKM digunakan lagi
menggunakan Teknologi Tepat
Guna
3 Program Penataan Struktur Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Industri yaitu Produk Hukum Rencana Produk Hukum Rencana Induk
Induk Pembangunan Industri Pembangunan Industri Daerah
Daerah
4 Program pengembangan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
sentra industri dan Kluster yaitu Jumlah Lingkungan digunakan lagi
Industri Industri kecil (LIK) yang
dibangun, dan Peningkatan
IKM difasilitasi dalam LIK
5 Program Peningkatan SDM Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Pelatihan Teknologi Industri yaitu Peningkatan Jumlah IKM Peningkatan Jumlah IKM Terlatih
Terlatih Peningkatan SDM Peningkatan SDM Teknologi
Teknologi Industri Industri
6 TRANSMIGRASI
1 Program transmigrasi regional Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
yaitu Besaran transmigran digunakan lagi
yang ditempatkan

D FUNGSI PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN


1 PERENCANAAN PEMBANGUNAN
1 Program pengembangan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
data/informasi yaitu Persentase ketersediaan Persentase pemanfaatan
data, dan Single database data/informasi dalam perencanaan
daerah
2 Program Kerjasama Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Pembangunan yaitu Jumlah lembaga/dunia digunakan lagi
usaha terlibat dalam
pembangunan
3 Program peningkatan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
kapasitas kelembagaan yaitu Jumlah dokumen digunakan lagi
perencanaan dan pendukung perencanaan
pembangunan daerah pembangunan daerah
4 Program perencanaan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
pembangunan daerah yaitu Jumlah dokumen Penyusunan dokumen perencanaan
perencanaan pembangunan Tahunan Tepat Waktu, Penyusunan
daerah, Jumlah dokumen Dokumen Evaluasi TriwulananTepat
Musrenbang Kelurahan dan Waktu
Kecamatan, Persentase jumlah
program RKPD yang sesuai
dengan Program RPJMD, dan
Kesesuaian progam prioritas
dengan isu strategis dan
analisis permasalahan

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-21
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
No. URUSAN/PROGRAM TAHUN 2016-2018 TAHUN 2019-2021

5 Program perencanaan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
pembangunan ekonomi yaitu Jumlah dokumen persentase ketersediaan dokumen
pendukung perencanaan perencanaan pembangunan bidang
pembangunan bidang ekonomi ekonomi
6 Program perencanaan sosial Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
dan budaya yaitu Jumlah dokumen digunakan lagi
pendukung perencanaan
pembangunan Sosial dan
Budaya
7 Program perencanaan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
prasarana wilayah dan yaitu Jumlah dokumen digunakan lagi
sumber daya alam pendukung perencanaan
pembangunan bidang
prasarana wilayah
8 Program Perencanaan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Pemerintahan dan yaitu jumlah dokumen digunakan lagi
Pemberdayaan Masyarakat pendukung perencanaan
pembangunan PEMMAS
9 Program perencanaan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
infrastruktur wilayah, tahun 2019 Persentase ketersediaan dokumen
perumahan rakyat dan Perencanaan Bidang infrastruktur
kawasan permukiman Wilayah, Perumahan Rakyat dan
kawasan permukiman
10 Program Perencanaan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Bidang Pemerintahan, Sosial tahun 2019 Persentase ketersediaan dokumen
dan Budaya Perencanaan Bidang Pemsosbud
2 KEUANGAN
1 Program Peningkatan dan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Pengembangan Pengelolaan yaitu Ketersediaan dokumen digunakan lagi
Keuangan Daerah APBD yang tepat waktu, Opini
BPK terhadap LKD,
Persentase PD termonitor
dalam pelaporan keuangan,
dan Persentase PD menjadi
bagian dalam rekonsiliasi aset
dan keuangan setiap semester
2 Program Peningkatan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Pendapatan Daerah yaitu Persentase peningkatan Persentase Peningkatan potensi
pendapatan asli daerah pendapatan
3 Program Peningkatan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Pengelolaan Aset Daerah tahun 2019 persentase kepemilikan sertifikat
tanah pemkot , Persentase OPD
yang menyelesaikan Laporan Aset
Tetap, Persentase OPD yang
menyesaikan laporan Persediaan
4 Program Penyusunan APBD Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
dan Pengelolaan Hibah tahun 2019 Ketersediaan Perda dan Perwal
Bansos APBD yang tepat waktu, Persentase
Penyaluran Hibah dan Bansos
5 Program Pengelolaan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Akuntansi dan Pelaporan tahun 2019 Persentase OPD yang menerapkan
pelaporan keuangan berbasis SAP
6 Program Penagihan dan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Pemeriksaan Kewajiban tahun 2019 Persentase Pencapaian Target
Pajak Daerah Pendapatan Pajak , Persentase
Pencapaian Target Pendapatan
Retribusi
7 Program Pengelolaan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Perbendaharaan dan Kas tahun 2019 Persentase Penerbitan SP2D atas
Daerah pengajuan SPM dari OPD,
Persentase Pencairan SP2D atas

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-22
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
No. URUSAN/PROGRAM TAHUN 2016-2018 TAHUN 2019-2021
penerbitan SP2D
3 KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN, DAN PELATIHAN
1 Program Pendidikan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Kedinasan yaitu Jumlah ASN mengikuti digunakan lagi
pendidikan kedinasan
2 Program pembinaan dan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
pengembangan aparatur yaitu Persentase keterisian digunakan lagi
jabatan, Jumlah penghargaan
yang diberikan kepada ASN
berprestasi, dan Jumlah sanksi
yang diberikan kepada ASN
yang melanggar disiplin dan
kode etik
3 Program Peningkatan SDM Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Aparatur yaitu Jumlah ASN yang digunakan lagi
meningkat kompetensinya,
Jumlah ASN mengikuti
pembekalan kewirausahaan
social, dan Persentase PD
yang memiliki tenaga terampil
pengelola SIM
4 Program Pelatihan bagi Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Pendidik untuk memenuhi yaitu Jumlah pendidik yang digunakan lagi
standar kompetensi diberikan pelatihan untuk
memenuhi standard
kompetensi
5 Program penataan dan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
pengembangan aparatur tahun 2019 Persentase Kesesuaian Kompetensi
dengan Jabatan, Persentase PNS
berkembang karier
6 Program peningkatan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
kapasitas SDM aparatur tahun 2019 Persentase PNS yang memiliki
Kompetensi, Persentase PNS tugas
belajar dan ijin belajar
7 Program Pelayanan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Administrasi Kepegawaian tahun 2019 Tingkat kepuasan PNS terhadap
administrasi kepegawaian
8 Program Pelayanan Informasi Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Kepegawaian tahun 2019 Persentase Ketersediaan data PNS
4 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
1 Program Pengkajian dan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Penelitian yaitu Persentase pemanfaatan Persentase kesesuaian penelitian
hasil penelitian dalam dengan arah kebijakan selama
perencanaan - kebijakan, dan periode RPJMD
Jumlah pemanfaatan hasil
penelitian dalam perencanaan
- kebijakan
2 Program Pengembangan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
IPTEK dan Inovasi Daerah yaitu Persentase hasil Persentase PD yang difasilitasi
litbang/IPTEK dimanfaatkan dalam inovasi daerah
sektor produktif, dan
Peningkatan jumlah
teknopreuner
5 FUNGSI LAIN
1 Program peningkatan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
kapasitas lembaga perwakilan yaitu Tersedianya produk persentase perda inisiatif yang
rakyat daerah hukum daerah diterbitkan
2 Program peningkatan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
pelayanan kedinasan kepala yaitu Persentase pemeriksaan digunakan lagi
daerah/wakil kepala daerah kesehatan Walikota, Wakil
Walikota dan keluarga

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-23
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
No. URUSAN/PROGRAM TAHUN 2016-2018 TAHUN 2019-2021

3 Program Pengembangan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Sistem Pendukung Usaha yaitu Akumulasi Jumlah UMKM digunakan lagi
Bagi Usaha Mikro Kecil penerima KUP / KUR (Kredit
Menengah Usaha Produktif / Kredit Usaha
Rakyat) dan Lembaga
Ekonomi Kreatif yang terbentuk
4 Program peningkatan sistem Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
pengawasan internal dan yaitu Nilai evaluasi Laporan digunakan lagi
pengendalian pelaksanaan Kinerja Instansi Pemerintah
kebijakan KDH (LKjIP), Opini BPK terhadap
LKD, dan skor target kinerja
implementasi SPIP
5 Program Pembinaan Pemuda Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
dan Olah Raga yaitu Penurunan kasus digunakan lagi
narkoba
6 Program mengintensifkan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
penanganan pengaduan yaitu Persentase pengaduan digunakan lagi
masyarakat masyarakat yang tertangani
7 Program Peningkatan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Kerjasama Antar Pemerintah yaitu Persentase kerjasama digunakan lagi
Daerah terfasilitasi
8 Program Penataan Peraturan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Perundang-Undangan yaitu Tersedianya produk Persentase Raperda menjadi
hukum daerah Peraturan Daerah yang berasal dari
eksekutif
9 Program Penataan Tata Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Laksana yaitu Persentase Perangkat digunakan lagi
Daerah yang menerapkan
manajemen mutu
10 Program Sosialisasi Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Ketentuan di Bidang Cukai yaitu Jumlah masyarakat yang Ketentuan Cukai yang telah
(DBHCHT) diberikan penyuluhan tentang disosialisasikan
ketentuang di bidang cukai
11 Program Penataan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Kelembagaan yaitu Persentase PD yang digunakan lagi
telah melaksanakan evaluasi
kelembagaan
12 Koordinasi Bidang Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Pemerintahan yaitu Persentase kelurahan digunakan lagi
yang tertib administrasinya
13 Program Subsidi Kebutuhan Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Pokok Masyarakat yaitu Kenaikan harga digunakan lagi
Kebutuhan Pokok Stabil
dibawah 5%
14 Program Pemberdayaan Jasa Indikator yang akan dicapai Mulai tahun 2019 program ini tidak
Konstruksi yaitu Persentase pengadaaan digunakan lagi
barang dan jasa tepat waktu
15 Program Penataan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Ketatalaksanaan, tahun 2019 Rata-rata nilai persepsi kinerja unit
Kelembagaan dan pelayanan , Persentase PD yang
Pendayagunaan Aparatur melaksanakan evaluasi
kelembagaan
16 Program Peningkatan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Akuntabilitas Kinerja tahun 2019 Nilai Komponen Pelaporan Kinerja
Penyelenggaraan pada Evaluasi AKIP Kota
Pemerintahan Daerah
17 Program Pengawasan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
internal terhadap tahun 2019 Persentase Capaian Target
penyelenggaraan Tupoksi PD Pengawasan Internal pada Wialyah
dan kasus pengaduan Irbanwil I, Persentase Capaian
Target Pengawasan Internal pada

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-24
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
No. URUSAN/PROGRAM TAHUN 2016-2018 TAHUN 2019-2021
Wialyah Irbanwil II, Persentase
penyelesaian kasus-kasus /
pengaduan masyarakat pada
Wilayah Irbanwil I dan Persentase
penyelesaian kasus-kasus /
pengaduan masyarakat pada
Wilayah Irbanwil II
18 Program Peningkatan Kinerja Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Pemerintahan, Pembangunan tahun 2019 Tingkat kinerja bidang pemerintahan
dan Pembinaan Wilayah Barat, Tingkat kinerja
Kemasyarakatan di Wilayah bidang pembangunan Wilayah
Barat Barat, Tingkat kinerja bidang
pembinaan kemasyarakatan
Wilayah Barat
19 Program Peningkatan Kinerja Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Pemerintahan, Pembangunan tahun 2019 Tingkat kinerja bidang pemerintahan
dan Pembinaan Wilayah Timur, Tingkat kinerja
Kemasyarakatan di Wilayah bidang pembangunan Wilayah
Timur Timur, Tingkat kinerja bidang
pembinaan kemasyarakatan
Wilayah Timur
20 Program Peningkatan Kinerja Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Pemerintahan, Pembangunan tahun 2019 Tingkat kinerja bidang pemerintahan
dan Pembinaan Wilayah Selatan, Tingkat kinerja
Kemasyarakatan di Wilayah bidang pembangunan Wilayah
Selatan Selatan, Tingkat kinerja bidang
pembinaan kemasyarakatan
Wilayah Selatan
21 Program Peningkatan Kinerja Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Pemerintahan, Pembangunan tahun 2019 Tingkat kinerja bidang pemerintahan
dan Pembinaan Wilayah Utara, Tingkat kinerja
Kemasyarakatan di Wilayah bidang pembangunan Wilayah
Utara Utara, Tingkat kinerja bidang
pembinaan kemasyarakatan
Wilayah Utara
22 Program Pembangunan dan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Pengembangan Sistem tahun 2019 Persentase OPD yang
Pengendalian Intern menyelenggarakan SPIP level
Pemerintah (SPIP) berkembang
23 Program Pencegahan, Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Pemberantasan Korupsi dan tahun 2019 Persentase OPD dengan hasil
Pengawalan Reformasi evaluasi pembangunan ZI minimal B
Birokrasi
24 Program peningkatan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
penanganan pengaduan tahun 2019 Persentase pengaduan masyarakat
masyarakat Bidang Hukum bidang hukum yang tertangani
25 Program Peningkatan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Sinergitas Penyelenggaraan tahun 2019 Persentase rekomendasi kebijakan
Pemerintahan Daerah bidang Perekonomian yang
Bidang Perekonomian terealiasi. , Jumlah sektor ekonomi
kreatif yang dikembangkan
26 Program Peningkatan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Kualitas Pelaksanaan tahun 2019 Persentase kegiatan strategis
Kebijakan Daerah Bidang bidang perindustrian, perdagangan,
Perekonomian koperasi-UKM, Perusda, Pertanian,
Perikanan, Kelautan, Ketahanan
pangan yang dikoordinasikan
pelaksanaannya
27 Program Peningkatan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Pelayanan Kedinasan tahun 2019 Persentase medical general check
Pimpinan up
28 Program Peningkatan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu ,

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-25
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
No. URUSAN/PROGRAM TAHUN 2016-2018 TAHUN 2019-2021
Kualitas Administrasi tahun 2019 persentase pengaduan masyarakat
Pemerintahan yang tertangani,
29 Program Peningkatan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Sinergitas Penyelenggaraan tahun 2019 Persentase kegiatan yang
Pemerintahan Daerah dilaksanakan, Persentase
Bidang Administrasi Keberhasilan Pengadaan
Pembangunan Barang/Jasa , Persentase OPD
tertib pelaporan pelaksanaan APBD
30 Program Peningkatan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Kapasitas Lembaga tahun 2019 Persentase penyelenggara
Keagamaan dan Sosial pendidikan keagamaan yang
Kemasyarakatan mendapatkan sertifikat/syahadah,
Persentase capaian fasilitasi
lembaga sosial kemasyarakatan,
Persentase capaian fasilitasi
pemberdayaan masyarakat
31 Program Kerjasama Informasi Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
dengan Mass Media dan tahun 2019 Persentase kerjasama informasi
Keprotokoleran dengan mas media yang efektif,
Persentase pelayanan
keprotokoleran dan kehumasan
32 Program Peningkatan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
kapasitas, Profesionalisme tahun 2019 Persentase Capaian target
dan Layanan APIP pemenuhan infrastruktur KPA-
Kapabilatas APIP
33 Program percepatan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
penyelesaian Tindak lanjut tahun 2019 Persentase penyelesaian TLHP
hasil pemeriksaan APF APF
34 Program Pelayanan Program mulai digunakan Indikator yang akan dicapai yaitu
Penyusunan Dan Penataan tahun 2019 Persentase Perda yang ditetapkan
Peraturan Perundang-
Undangan
PROGRAM PENUNJANG PEMERINTAHAN
1 Program Pelayanan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Administrasi Perkantoran yaitu Persentase pelaksanaan Persentase pelaksanaan surat
surat menyurat, sumber daya menyurat, sumber daya air dan
air dan listrik, ATK, cetak dan listrik, ATK, cetak dan penggandaan
penggandaan, makan minum makan minum serta rapat koordinasi
serta rapat koordinasi dan dan konsultasi
konsultasi.
2 Program Peningkatan Sarana Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
dan Prasarana Aparatur yaitu Persentase pelaksanaan Persentase pelaksanaan
pemiliharaan gedung/kantor, pemiliharaan gedung/kantor,
kendaraan dinas operasional, kendaraan dinas operasional,
pengadaan dan pemeliharaan pengadaan dan pemeliharaan
peralatan kantor dan rumah peralatan kantor dan rumah tangga
tangga
3 Program Peningkatan Disiplin Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Aparatur yaitu Persentase kehadiran Persentase kehadiran aparatur
aparatur
4 Program Peningkatan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Pengembangan Sistem yaitu Persentase ketersediaan Persentase ketersediaan laporan
Pelaporan Capaian Kinerja laporan capaian kinerja capaian kinerja
dan Keuangan
5 Program Peningkatan Indikator yang akan dicapai Indikator yang akan dicapai yaitu
Pelayanan Masyarakat yaitu pengaduan yang diterima Pengaduan yang diterima
(PPPM)

Dalam penyusunan kerangka pendanaan program, pagu indikatif dan target kinerja
untuk tahun 2016 dan 2017 adalah berdasarkan realisasi. Sedangkan untuk tahun 2018

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-26
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
merupakan indikasi program, pagu indikatif dan target kinerja pada Penetapam APBD
Kota Pekalongan Tahun Anggaran 2018. Indikasi program, pagu indikatif dan target
kinerja tahun 2019 s/d 2021 menjadi pedoman dalam penyusunan Renstra Perangkat
Daerah.
Kerangka pendanaan disusun berdasarkan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan
Daerah sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 7.1 berikut.

1.200,00

1.000,00

800,00
Rp. Milyar

600,00

400,00

200,00

-
2016 2017 2018 2019 2020 2021
TOTAL PENERIMAAN
Pendapatan dan Penerimaan 976,17 1.012,09 970,16 963,42 997,82 1.012,01
Pembiayaan
TOTAL PENGELUARAN
Belanja Tidak Langsung dan 374,28 337,85 385,02 402,98 408,71 396,21
Pengeluaran Pembiayaan
Kapasitas Riil Kemampuan Daerah 601,89 674,24 585,13 560,44 589,11 615,80
Sumber : Badan Keuangan Daerah, diolah, 2018

Gambar 7.1 Kapasitas Riil Kemampuang Keuangan Daerah

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-27
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
Tabel 7.2 Indikasi Rencana Program Perangkat Daerah
Yang Disertai Kebutuhan Pendanaan Kota Pekalongan
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

A PRIORITAS I 94.525,06 149.324,06 165.382,63 140.053,24 143.961,25 150.219,93 843.466,17


A.2 BELANJA LANGSUNG 94.525,06 149.324,06 165.382,63 140.053,24 143.961,25 150.219,93 843.466,17
A.2.1 Belanja Jasa Kantor (Penyediaan jasa komunikasi, air dan listrik) 18.917,93 20.612,90 19.883,54 20.107,41 20.710,64 21.746,17 121.978,58
A.2.2 Honorarium Pegawai Honorer/Tidak Tetap 6.138,18 6.397,77 7.135,54 7.693,95 8.047,56 8.449,93 43.862,93
A.2.3 Pemenuhan SPM Pelayanan Dasar 69.468,95 122.313,38 138.363,55 112.251,88 115.203,06 120.023,83 677.624,66
A.2.3.1 Pendidikan 32.724,12 49.337,15 69.519,13 48.498,40 47.910,39 51.484,49 299.473,67
1 Program Pendidikan Anak Usia Dini 980,80 2.384,32 2.733,70 552,00 552,00 1.077,20 8.280,03 Dinas
Pendidikan
a. APS 3-6 tahun % - 66,76 67,00 67,50 68,00 68,50 68,50
b. APK PAUD % 47,05 60,38 61,00 61,50 62,00 62,50 62,50
c. APM PAUD % - - - 60,00 65,00 70,00 70,00
d. APS 5-6 tahun % - - - 75,00 78,00 80,00 80,00
e. APK TK/RA % - - - 76,00 78,00 81,00 81,00
f. APM TK/RA % - - - 75,00 77,00 80,00 80,00
2 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan 16.141,44 25.248,94 45.616,72 29.193,22 29.230,21 29.230,21 174.660,74 Dinas
Tahun Pendidikan
a. APS 7-12 tahun % 103,91 107,62 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
b. APK SD/MI % 105,90 108,41 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
c. APM SD/MI % 89,11 93,43 94,00 94,50 95,50 96,00 96,00
d. APS 13-15 % 103,34 107,09 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
tahun
e. APK SMP/MTs % 104,26 109,71 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
f. APM SMP/MTs % 72,25 75,84 76,00 76,50 77,00 77,50 77,50
3 Program Pendidikan Non Formal 578,02 1.233,69 1.392,14 1.563,18 1.563,18 1.618,18 7.948,37 Dinas
Pendidikan
a. Angka % - - - 21,00 25,00 29,00 29,00
Partisipasi PNF
(non PAUD)
b. Angka % - - - 36,00 40,00 45,00 45,00
Partisipasi
Kesetaraan
c. Rasio % - - - 80,00 90,00 95,00 95,00
Partisipasi ATS
pada
Pendidikan
Kesetaraan

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-28
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

d. Angka % - - - 20,00 25,00 30,00 30,00


Partisipasi LKP
e. Angka % - - - 7,00 9,00 12,00 12,00
Partisipasi
PKBM
f. Angka Melek % 93,12 96,53 97,00 98,50 99,50 100,00 100,00
Huruf
4 Program Manajemen Pelayanan Pendidikan 1.321,56 1.450,46 1.828,01 780,00 780,00 998,08 7.158,11 Dinas
Pendidikan
a. Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
ketersediaan
data dan
informasi
pendidikan
yang
dibutuhkan
b. Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
satuan
pendidikan
yang
terfasilitasi
peningkatan
kapasitas
manajemen
5 Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga 13.702,30 19.019,74 17.948,57 15.195,00 14.570,00 17.341,79 97.777,40 Dinas
Kependidikan Pendidikan
a. Rasio % - SD : SD : 85 SD : SD : 90 SD : 95 % SD : 95 %
Ketercukupan 82.4 % % 87.5 % % SMP : 100 SMP : 100
Guru (sekolah SMP : SMP : SMP : SMP : % %
negeri dan 89.5 % 95 % 96 % 97.5 % TK : 100 % TK : 100 %
swasta) TK : 333 TK : 100 TK : 100 TK : 100
% % % %
b. Rasio % - SD : SD : 16 SD : 20 SD : 30 SD : 50 % SD : 50 %
Ketercukupan 14.1 % % % % SMP : 80 SMP : 80
Tenaga SMP : SMP : SMP : SMP : % %
Kependidikan 61.7 % 65 % 67.5 % 70 % TK : 60 % TK : 60 %
(sekolah TK : TK : 35 TK : 37.5 TK : 40
negeri) 30.3 % % % %
c. Persentase % - 85,90 89,50 90 95,00 100,00 100,00
pendidik/guru
jenjang TK/RA,
SD/MI dan
SMP/MTs
berijazah
S1/DIV

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-29
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

d. Persentase % 55,00 57,68 58,00 59 60,00 62,00 62,00


pendidik/guru
bersertifikat
profesi pendidik
e. Rasio kepala % - - 25,00 35 50,00 75,00 75,00
sekolah yang
memenuhi
kualifikasi
f. Rasio tenaga % - - 25,00 30 50,00 75,00 75,00
kependidikan
yang
memenuhi
kualifikasi
6 Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan PAUD 0,00 0,00 0,00 415,00 415,00 374,03 1.204,03 Dinas
dan PNF Pendidikan
a. Persentase % - - - 100,00 100,00 100,00 100,00
Satuan
Pendidikan
PAUD&PNF
yang
terfasilitasi
penilaian
akeditasi
b. Persentase % - - - 92,00 94,00 95,00 95,00
satuan
pendidikan
PAUD & PNF
yang
terfasilitasi
pembinaan
oleh
Pengawas/penil
ik
c. Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
organisasi mitra
PAUD & PNF
yang
terfasilitasi
pemberdayaan
d. Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Satuan
Pendidikan
PAUD & PNF
yang
terfasilitasi

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-30
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

lomba dan
apresiasi
7 Program Pembentukan Karakter Anak 0,00 0,00 0,00 800,00 800,00 845,00 2.445,00 Dinas
Pendidikan
a. Persentase % - - - 80,00 85,00 90,00 90,00
Sekolah
Jenjang PAUD
yang
menerapkan
model
Pendidikan
Keagamaan
b. Persentase % - - - 100,00 100,00 100,00 100,00
Sekolah
Jenjang PAUD
yang
menerapkan
model
pembentukan
karakter yang
melibatkan
peran aktif wali
murid
c. Rasio Siswa % - - - 20,00 15,00 10,00 10,00
Jenjang PAUD
yang mengikuti
pembelajaran
di TPQ/madin
d. Persentase % - 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Satuan
Pendidikan
Jenjang PAUD
yang
terfasilitasi
dalam Kegiatan
Lomba dan
Apresiasi
A.2.3.2 Kesehatan 29.958,73 38.651,47 28.529,24 30.954,33 33.436,73 33.416,12 194.946,62
1 Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin 16.074,94 17.679,06 11.100,00 0,00 0,00 0,00 44.854,00 Dinas
Kesehatan
a. Cakupan % 77,00
penduduk yg
mempunyai
jaminan
kesehatan

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-31
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

2 Program Jaminan Kesehatan 0,00 0,00 0,00 11.100,00 13.888,53 13.888,53 38.877,07 Dinas
Kesehatan
a. Cakupan % 90,00 95,00 95,00 95,00
penduduk yg
mempunyai
jaminan
kesehatan
3 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan 3.395,93 4.141,38 2.964,45 0,00 0,00 0,00 10.501,77 Dinas
Kesehatan
a. Persentase % 97,22 100,00 100,00 100,00 100,00
ketersediaan
obat di
puskesmas
4 Program Perbaikan Gizi Masyarakat 495,01 934,35 1.085,89 1.113,00 1.113,00 1.085,89 5.827,14 Dinas
Kesehatan
a. Persentase % 13,00 0,16 0,06 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
kasus balita gizi
buruk
b. Persentase ibu % 22,30 12,26 13,70 <13,7 <13,6 <13,6 <13,5 <13,5
hamil KEK
c. Persentase % - 86,72 42,80 43,00 45,00 47,00 50,00 50,00
bayi usia < 6
bulan yang
mendapat ASI
Eksklusif
5 Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan 301,10 591,30 1.613,21 2.505,61 Dinas
Anak Kesehatan
a. Cakupan % 95,02 95,00 95,00 95,00
kunjungan ibu
hamil K4
b. Cakupan % 99,97 99,00 99,00 99,00
pertolongan
persalinan oleh
tenaga
kesehatan
6 Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan 126,00 126,00 126,00 378,00 RSUD
Anak Di Rumah Sakit
a. Persentase % 98,00 99,00 100,00 100,00
penanganan
BBLR 1500 gr -
2500 gr

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-32
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

b. Persentase % ≤1 ≤1 ≤1 ≤1
kematian ibu
bersalin yang
disebabkan
oleh
pendarahan
c. Persentase % ≤ 30 ≤ 30 ≤ 30 ≤ 30
kematian ibu
bersalin yang
disebabkan
oleh pre-
ekslampsia
d. Persentase % ≤ 0,2 ≤ 0,2 ≤ 0,2 ≤ 0,2
kematian ibu
bersalin yang
disebabkan
oleh sepsis
7 Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan 7.178,22 13.014,03 8.904,34 29.096,59 Dinas
Sarana dan Prasarana Puskesmas / Puskemas Kesehatan
Pembantu dan Jaringannya
a. Persentase %
prasarana
puskesmas
yang
memenuhi
standar
puskesmas
8 Program Peningkatan Sarana Prasarana, Penyediaan 14.123,72 13.967,72 13.967,72 42.059,17 Dinas
Obat, Perbekalan Kesehatan dan obat asli Indonesia Kesehatan
a. Persentase % 90,00 95,00 95,00 95,00
puskesmas
yang
memenuhi
standar
puskesmas
b. Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00
ketersediaan
obat di
Puskesmas
dan BKPM
c. Persentase % 14,00 16,00 18,00 18,00
peningkatan
jumlah produksi
Obat Asli
Indonesia

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-33
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

d. Persentase % 14,00 16,00 18,00 18,00


peningkatan
jumlah varian
produk obat asli
Indonesia
9 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak 185,28 277,80 337,85 800,92 Dinas
Balita Kesehatan
a. Cakupan % 86,38 80,00 81,00 82,00
neonatus
dengan
komplikasi
yang ditangani
b. Cakupan % 90,40 90,50 90,60 90,70
pelayanan
kesehatan anak
balita
c. Cakupan % 95,08 97,00 97,00 97,50
Kunjungan Bayi
10 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia 52,62 33,20 34,16 119,98 Dinas
Kesehatan
a. Cakupan % 65,00 65,00 65,50 66,00
pelayanan
kesehatan
lansia
11 Program Kesehatan Keluarga 0,00 0,00 0,00 1.876,12 1.541,77 1.541,77 4.959,66 Dinas
Kesehatan
a. Cakupan % 98,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
pelayanan
kesehatan ibu
hamil (SPM)
b. Cakupan % 99,98 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
pelayanan
kesehatan ibu
bersalin (SPM)
c. Cakupan % 99,10 99,30 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
pelayanan
kesehatan bayi
baru lahir
(SPM)
d. Cakupan % 94,50 92,90 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
pelayanan
kesehatan
balita (SPM)

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-34
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

e. Cakupan % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


pelayanan
kesehatan
pada remaja
f. Cakupan % 58,70 64,26 64,50 64,70 64,90 65,00 65,00
pelayanan
kesehatan
lansia (SPM)
12 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit 1.006,07 1.380,04 1.880,49 4.266,60 Dinas
Menular Kesehatan
a. Angka indek 1,11 <2 <2 <2
Kesakitan DBD s
per 10.000
penduduk
b. Angka indek 12,12 <2 <2 <2
kematian DBD s
c. Cakupan AFP 100,00 2,00 2,00 2,00
Penemuan AFP
per 100.000
penduduk <15
tahun
d. Cakupan kasus 68,09 <60 <60 <60
penemuan
pneumonia
pada Balita
e. Cakupan kasus 110,80 100,00 100,00 100,00
Penemuan dan
Penanganan
Penderita
Penyakit TBC
BTA (+)
f. Cakupan kasus 74,98 <80 <80 <80
penemuan
penderita diare
g. Prevalensi % 0,01 <0,5 <0,5 <0,5
kasus HIV
AIDS
h Kelurahan UCI % 100,00 100,00 100,00 100,00
(Universal child
Imunization)

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-35
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

13 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit 1.410,49 1.594,71 1.594,71 4.599,90 Dinas
Menular dan Penyakit Tidak Menular Kesehatan
a. Angka indek <2 <2 <2 <2
Kesakitan DBD s
per 10.000
penduduk
b. Cakupan % 100,00 100,00 100,00 100,00
pelayanan
penderita TB
(SPM)
c. Cakupan % 100,00 100,00 100,00 100,00
pelayanan
penderita HIV
AIDS (SPM)
d. Cakupan % 97,00 98,00 99,00 99,00
Imunisasi
Dasar Lengkap
pada bayi
e. Cakupan % 100,00 100,00 100,00 100,00
pelayanan
kesehatan
penderita
Hipertensi
(SPM)
f. Cakupan % 100,00 100,00 100,00 100,00
pelayanan
kesehatan usia
produktif (SPM)
g. Cakupan % 100,00 100,00 100,00 100,00
pelayanan
kesehatan
Diabetes
Melitus (SPM)
h. Cakupan % 100,00 100,00 100,00 100,00
pelayanan
Kesehatan Jiwa
(SPM)
14 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan 1.269,55 600,31 608,85 2.478,71 Dinas
Masyarakat Kesehatan
a. Cakupan
Posyandu
strata mandiri

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-36
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

b. Cakupan
Kelurahan
siaga aktif
strata mandiri
c. Cakupan
Rumah Tangga
Sehat
d. Cakupan
pelayanan
kesehatan
pada usia
pendidikan
dasar
15 Program Promosi dan Pemberdayaan Kesehatan 1.205,00 1.205,00 1.211,50 3.621,50 Dinas
Kesehatan
a. Cakupan % 25,00 28,00 30,00 30,00
Posyandu
strata mandiri
b. Cakupan % 22,22 25,93 29,63 29,63
Kelurahan
siaga aktif
strata mandiri
c. Cakupan % 95,00 98,00 100,00 100,00
Rumah Tangga
Sehat
d. Cakupan % 100,00 100,00 100,00 100,00
pelayanan
kesehatan
pada usia
pendidikan
dasar (SPM)
A.2.3.3 Sosial 2.075,16 2.564,70 3.568,40 2.991,40 2.991,40 2.943,40 17.134,47
1 Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat 389,09 593,64 490,09 335,90 335,90 463,29 2.607,90 Dinsos P2KB
Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya
a. Persentase % 1,17 1,33 1,50 1,66 1,66
Keluarga
Miskin yang
diberdayakan

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-37
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

2 Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan 326,76 363,86 1.141,31 2.147,00 2.147,00 2.063,11 8.189,05 Dinsos P2KB
Sosial
a. Persentase % 23,41 30,22 37,02 37,02
PMKS yang
mendapat
pelayanan
rehabilitasi ,
perlindungan
dan jaminan
sosial
b. Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00
korban
bencana pada
saat dan
setelah
tanggap darurat
bencana yang
mendapat
perlindungan
dan jaminan
sosial (SPM)
3 Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial 163,16 99,35 145,00 407,51 Dinsos P2KB
(Eks Narapidana, PSK, Narkoba dan Penyakit Sosial
Lainnya)
a. PMKS PMK Jumlah PMKS 611 1.222 1.833
tertangani S non fakir
miskin
sebanyak
8.795
4 Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan 1.196,15 1.507,86 1.792,00 508,50 508,50 417,00 5.930,01 Dinsos P2KB
Sosial
a. Persentase % 58,33 66,67 75,00 75,00
kelembagaan
kesejahteraan
sosial yang
aktif
A.2.3.4 Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman 265,73 26.770,12 30.973,02 28.419,20 29.575,99 30.973,32 146.977,38
1 Program Pengembangan Perumahan 265,73 26.770,12 30.973,02 3.556,00 3.556,00 3.476,00 68.596,87 Dinperkim
a. Rasio Rumah % 7,32 5,44 4,05 2,65 1,26 1,26
Tidak Layak
Huni

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-38
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

b. Persentase % 10,87 23,26 50,00 78,26 100,00 100,00


perumahan
MBR yang
menyediakan
fasum fasos
2 Program Pengembangan Infrastruktur Permukiman 0,00 0,00 0,00 24.863,20 26.019,99 27.497,32 78.380,51 Dinperkim
a. Rasio panjang % 69,57 74,40 78,85 83,30 87,75 87,75
jalan
lingkungan
yang terlayani
drainase
b. Cakupan jalan % 45,22 46,56 46,85 47,15 47,46 47,46
dan jembatan
permukiman
dalam kondisi
baik
c. Persentase % 84,71 89,98 91,99 93,99 95,99 95,99
penduduk yang
mengakses air
bersih yang
terlindungi
dengan
perpipaan
d. Cakupan akses % N/A 93,32 94,65 95,99 97,33 97,33
sanitasi
A.2.3.5 Ketentraman, 4.445,21 4.989,94 5.773,77 1.388,56 1.288,56 1.206,50 19.092,53
Ketertiban
Umum Dan
Perlindungan
Masyarakat
1 Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan 3.656,28 3.657,06 3.890,49 235,00 235,00 290,50 11.964,32 Satpol PP
Tindak Kriminal
a. Cakupan % 20,00 25,00 30,00 50,00 75,00 100,00 100,00
Kelompok
Sasaran Tibum
yang dibina
2 Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan 311,99 951,23 1.290,00 2.553,21 BPBD
Korban Bencana Alam
a. persentase % 52,01 52,01 95,17 75,00
korban
bencana alam
yang ditangani

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-39
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

b. peningkatan lemb 5,00 5,00 33,33 33,33


peran serta aga
lembaga
masyarakat/
komunitas
masyarakat
tanggap
bencana
3 Program Penanggulangan Bencana Alam 1.153,56 1.053,56 916,00 3.123,11 Satpol PP
a. persentase % 75,00 75,00 75,00 75,00
korban
bencana alam
yang ditangani
b. peningkatan % 33,33 33,33 33,33 33,33
peran serta
lembaga
masyarakat/ko
munitas
masyarakat
tanggap
bencana
4 Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan 476,95 381,66 593,28 1.451,89 Satpol PP
Bahaya Kebakaran
a. cakupan % 62,45
pelayanan
bencana
kebakaran
b. Persentase % 21,05
penanganan
bencana
kebakaran
sesuai dengan
SPM
c. Anggota % 16,67 12,90 25,00 50,00
damkar yang
terlatih
(bertambahya
anggota
damkar)

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-40
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

B PRIORITAS II 212.517,74 208.642,14 207.206,22 195.340,82 197.285,86 246.272,07 1.267.264,85


B.2 BELANJA LANGSUNG 212.517,74 208.642,14 207.206,22 195.340,82 197.285,86 246.272,07 1.267.264,85
B.2.1 URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG BERKAITAN 88.937,30 76.103,80 84.646,31 83.173,01 92.810,62 118.459,10 544.130,14
DENGAN PELAYANAN DASAR
B.2.1.1 Pendidikan 10.970,45 11.187,02 11.895,70 21.664,82 24.014,82 24.068,82 103.801,62
1 Program Peningkatan Akses Terhadap Layanan 0,00 10,00 10,00 186,00 186,00 240,00 632,00 Dinas
Pendidikan Pendidikan
a. Angka Putus % 0,09 0,07 0,06 0,05 0,04 0,03 0,03
Sekolah SD/MI
b. Angka Putus % 0,43 0,12 0,11 0,10 0,09 0,08 0,08
Sekolah
SMP/MTs
c. Persentase % 113,35 105,08 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Lulusan SD/MI
yang
melanjutkan ke
SMP/MTs
d. Persentase % 105,12 100,78 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Lulusan
SMP/MTs yang
melanjutkanke
SMA/SMK/MA
2 Program Pendidikan Menengah 3.511,19 3.511,19 Dinas
Pendidikan
a. Angka % 64,11 64,80
Partisipasi
Sekolah (APS)
16 - 18 Tahun
b. Angka % 92,11 93,00
Partisipasi
Kasar (APK)
SMA/SMK/MA/
Setara
c. Angka % 61,36 61,50
Partisipasi
Murni (APM)
SMA/SMK/MA/
Setara
d. Angka % 99,93 99,95
Kelulusan
SMA/SMK/MA

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-41
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

e. Angka Putus % 1,22 1,00


Sekolah
SMA/SMK/MA
f. Persentase % 87,73 88,00
Ruang Kelas
SMA/SMK/MA
dalam Keadaan
Baik
3 Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan 7.459,25 11.177,02 11.885,70 30.521,97 Bag Kesra
Pendidikan Keagamaan Setda
a. Persentase % 96,92 97,00 97,00 97,00
Siswa Muslim
Kelas VI SD/MI
yang Berijazah
BTQ
b. Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00
pembelajaran
pendidikan
agama
4 Program Pembentukan Karakter Siswa 1.010,00 3.360,00 3.360,00 7.730,00 Dinas
Pendidikan
a. Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Siswa Muslim
Kelas VI SD
yang berijazah
BTQ
b. Persentase % 25,00 40,00 60,00 60,00 60,00
Sekolah
Jenjang Dikdas
yang
menerapkan
model
Pendidikan
Keagamaan
c. Persentase % 10,00 20,00 30,00 30,00 30,00
Sekolah
Jenjang Dikdas
yang
menerapkan
model
pembentukan
karakter yang
melibatkan
peran aktif wali
murid

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-42
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

d. Rasio Siswa Rasio 50,00 60,00 70,00 70,00 70,00


Jenjang Dikdas
yang mengikuti
pembelajaran
di TPQ/Madin
e. Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sekolah
Jenjang Dikdas
yang
terfasilitasi
dalam kegiatan
lomba dan
apresiasi bagi
siswa
f. Rasio siswa Rasio 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
jenjang Dikdas
yang
terfasilitasi
kegiatan
kepramukaan
5 Program Peningkatan Sarana Prasarana Pendidikan 0,00 0,00 0,00 20.468,82 20.468,82 20.468,82 61.406,46 Dinas
Pendidikan
a. Rasio % 100,00 100,00 100,00 100,00
Pertumbuhan
Daya Tampung
Dikdas dan
PAUD formal
b. Rasio % 65,00 70,00 75,00 75,00
Ketersediaan
Ruang Kelas
TK/RA
c. Rasio % 100,00 100,00 100,00 100,00
Ketersediaan
Ruang Kelas
Dikdas
d. Rata-rata % 65,00 67,50 70,00 70,00
Kelengkapan
Jumlah sarana
dan prasarana
pembelajaran
dan pendukung
e. Rasio Kondisi % 70,00 80,00 90,00 90,00
sarana dan
prasarana
layak pakai

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-43
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

B.2.1.2 Kesehatan 11.287,14 10.501,65 16.534,01 1.306,00 1.291,54 1.264,64 42.184,97


1 Program Upaya Kesehatan Masyarakat 10.766,58 9.451,46 15.288,84 0,00 0,00 0,00 35.506,88 Dinas
Kesehatan
a. Cakupan % 7,40 10,00 12,00 14,00
kelurahan siaga
aktif strata
mandiri
b. Cakupan % 100,00 100,00 100,00 100,00
penjaringan
siswa SD dan
setingkat
c. Cakupan % 75,00 75,00 75,20 75,40
rumah tangga
sehat
2 Program Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja Dan 395,00 395,00 253,50 1.043,50 Dinas
Kesehatan Olah Raga Kesehatan
a. Cakupan % 11,11 37,04 51,85 55,56 59,26 59,26
Kelurahan
Open
Defecation
Free (ODF)
b. Persentase % 75,00 77,00 79,00 81,00 84,00 84,00
kualitas air
minum pada
penyelenggara
air minum
c. Persentase % 90,00 92,00 94,00 96,00 98,00 98,00
Tempat
Pengolahan
Makanan
(TPM) yg
memenuhi
syarat
kesehatan
d. Persentase % 30,00 33,00 35,00 37,00 40,00 40,00
Pembinaan
kesehatan kerja
pada pekerja
sektor formal
dan informal

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-44
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

e. Persentase % 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00 40,00


pembinaan
kesehatan olah
raga pada anak
SD
3 Program Pengembangan Lingkungan Sehat 131,85 147,10 223,50 0,00 0,00 0,00 502,44 Dinas
Kesehatan
a. persentase % 99,63 99,67 99,67 99,75
Tempat Tempat
Umum (TTU)
sehat
b. Proporsi % 92,25 93 93 94
penduduk
dengan akses
jamban
c. Proporsi rumah % 88,00 89 90 91
dibina
memenuhi
syarat
kesehatan
d. Persentase % 71,43 73 75 77
kualitas air
minum di
penyelenggara
air minum
e. Proporsi % 10,00 15 18 22
Tempat
Pengolahan
Makanan
(TPM)
memenuhi
syarat
kesehatan
4 Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan 388,72 903,09 1.021,67 911,00 896,54 1.011,14 5.132,15 Dinas
Kesehatan
a. Persentase % - 35,00 70,00 100,00 100,00
puskesmas
yang
terakreditasi
minimal utama
b. Persentase RS % 63,00 75,00 90,00 100,00 100,00
yang
terakreditasi
minimal utama

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-45
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

c. Persentase % N/A N/A N/A N/A - 25,00 50,00 50,00


sarana
kesehatan
lainnya yang
terakreditasi
B.2.1.3 Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang 66.265,49 53.939,15 55.562,34 59.357,83 66.659,90 92.228,39 394.013,10
1 Program Pengendalian Banjir 4.061,57 12.002,30 5.966,98 7.103,01 8.405,01 13.578,57 51.117,42 DPU-PR
a. Persentase % N/A N/A N/A N/A 88,24 94,44 94,74 94,74
sarpas
pengendali
banjir dalam
kondisi baik
2 Program Peningkatan Dan Pemeliharaan Jaringan 5.565,80 8.498,56 25.498,56 39.562,92 DPU-PR
Irigasi Dan Drainase
a. persentase % 76,73 77,33 78,26 78,26
jaringan irigasi
yang dipelihara
b. Persentase % 60,00 65,02 70,14 70,14
drainase primer
dalam kondisi
baik
3 Program Pembangunan Jalan dan Jembatan 54.035,54 35.090,96 41.540,37 13.415,53 14.915,53 14.915,53 173.913,44 DPU-PR
a. persentase % - 5,00 10,00 77,00 90,00 100,00 100,00 100,00
progres
tahapan
pembangunan
Jalan akses ke
jalan tol
4 Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat 5.417,54 3.165,61 3.400,00 12.460,00 10.750,00 10.750,00 45.943,15 DPU-PR
Tumb

a. persentase titik % N/A N/A N/A N/A 33,00 36,00 40,00 40,00
lampu yang
telah
bermeterisasi
dan LED
b. Komponen % - - 25,00 50,00 71,40 85,70 100,00 100,00
ruang publik
kreatif (taman
bahagia) yang
ditingkatkan
sarana
prasarananya

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-46
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

c. Peningkatan % 33,00 67,00 100,00 100,00


sarpas lokasi
makam
5 Program Pemanfaatan Ruang 2.750,84 3.680,28 4.655,00 95,00 95,00 125,00 11.401,12 DPU-PR
a. Persentase % - N/A N/A 4,50 4,50 4,50 4,50 16.286
peningkatan unit
jumlah
bangunan ber-
IMB
6 Program Peningkatan Dan Pemeliharaan Jalan Dan 20.718,50 23.995,81 27.360,74 72.075,05 DPU-PR
Jembatan
a. Persentase % 92,21 92,21 92,21 92,21
jembatan
dalam kondisi
baik
b. Persentase % 11,86 12,02 12,18 12,18
Trotoir dalam
kondisi baik
c. Persentase % 42,29 42,46 42,62 42,62
Saluran
Pematus Jalan
dalam kondisi
baik
B.2.1.4 Ketentraman, Ketertiban Umum Dan Perlindungan 180,68 148,31 141,26 844,36 844,36 897,26 3.056,23
Masyarakat
1 Program Kemitraan Pengembangan Wawasan 180,68 148,31 141,26 470,25 Kesbangpol
Kebangsaan
a. persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00
penanganan
kerawanan
sosial
2 Program Kemitraan dan Pengembangan Wawasan 844,36 844,36 897,26 2.585,98 Satpol PP
Kebangsaan
a. Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00
Penanganan
kerawanan/konf
lik sosial
b. Persentase % N/A N/A N/A 32,26 19,05 23,53 23,08 23,08
penurunan
kasus narkoba

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-47
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

B.2.1.5 Sosial 233,55 327,68 513,00 0,00 0,00 0,00 1.074,23


1 Program Pembinaan Panti Asuhan /Panti Jompo 233,55 327,68 513,00 1.074,23 Dinsos P2KB
a.Persentase % 47,92 52,08 50,00 55,00
panti asuhan
yang mendapat
bantuan
peningkatan
kesejahteraan
bagi anak panti
asuhan
B.2.2 URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG TIDAK BERKAITAN 24.358,26 23.146,22 27.493,69 24.366,59 21.564,59 23.684,88 144.614,23
DENGAN PELAYANAN DASAR
B.2.2.1 Tenaga Kerja 5.418,84 5.059,21 5.489,00 5.804,50 4.304,50 4.695,00 30.771,05
1 Program Peningkatan Kesempatan Kerja 382,43 788,22 901,50 1.155,00 1.155,00 937,50 5.319,65 Dinperinaker
a. Persentase % - - 63,10 65,00 67,00 70,00 70,00
tenaga siap
pakai yang
ditempatkan
b. Persentase % - - 63,00 65,00 70,00 75,00 75,00
tenaga kerja
yang
ditempatkan
2 Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas 4.550,79 3.853,01 4.077,50 4.199,50 2.699,50 3.367,50 22.747,81 Dinperinaker
Tenaga Kerja
a. Cakupan orang - - 832,00 800,00 800,00 800,00 800,00
tenaga kerja
yang
berkompeten
b. Persentase % - - 30,00 40,00 45,00 50,00 50,00
Wirausaha
yang mandiri
dan produktif
yang masih
melanjutkan
usaha
3 Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga 485,61 417,99 510,00 450,00 450,00 390,00 2.703,59 Dinperinaker
Ketenagakerjaan
a. Persentase % - - 53,00 54,00 54,00 55,00 55,00
kasus
perselisihan
hubungan
industrial yang
diselesaikan
dengan

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-48
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

penjanjian
bersama
b. Rasio kenaikan % - - 8,71 8,72 8,73 8,74 8,74
upah minimum
c. Rasio jumlah % - - 44,00 46,00 48,00 50,00 50,00
sarana
hubungan
industrial LKS
Bipartit yang
terbentuk di
perusahaan
d. Rasio jumlah % - - 43,00 45,00 46,00 47,00 47,00
sarana
hubungan
industrial
peraturan
Perusahaan /
perjanjian kerja
bersama yang
dibuat
perusahaan
B.2.2.2 Pangan 1.183,70 638,25 497,00 531,50 531,50 668,00 4.049,95
1 Program Peningkatan Ketahanan Pangan 1.183,70 638,25 497,00 2.318,95 Dinperpa
(Pertanian/Perkebunan)
a. Persentase % 7,50 10,00 13,00 16,00
lokasi urban
farming yang
aktif
b. Indeks capaian Indek 87,88 89,00 89,70 90,40
skor pola s
pangan
harapan
konsumsi
c. Indeks capaian Indek 1.932 1.979 2.013 2.047
konsumsi s
energi
d. Indeks capaian Indek 52,10 53,40 53,72 54,06
Konsumsi s
protein
e. Indeks capaian Indek 88,00 89,01 89,90 90,60
skor pola s
pangan
harapan
ketersediaan
pangan

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-49
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

2 Program Peningkatan Ketahanan Pangan 0,00 0,00 0,00 531,50 531,50 668,00 1.731,00 Dinperpa
a. Indeks capaian skor 40,18 89,90 90,00 90,05 90,10 90,20 90,20
skor pola
pangan
harapan
ketersediaan
pangan
B.2.2.3 Lingkungan Hidup 8.840,10 7.647,43 9.814,45 9.004,74 7.702,74 8.300,22 51.309,68
1 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan 5.404,57 6.123,51 8.276,05 6.603,40 5.301,40 6.591,95 38.300,88 DLH
Persampahan
a. Persentase % 30,95 16,91 20,88 22,00 24,00 26,00 28,00 43,00
sampah
terkelola di
TPS3R
b.. Persentase % 69,05 78,49 79,12 78,00 76,00 74,00 72,00 72,00
sampah
terangkut ke
TPA
2 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan 1.321,97 479,80 647,55 1.810,75 1.810,75 817,42 6.888,23 DLH
Lingkungan Hidup
a. Persentase % 48,00 65,00 75,00 87,00 100,00 100,00
capaian target
801 usaha
dan/atau
kegiatan
terolah
limbahnya
3 Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) 2.113,57 1.044,12 890,85 590,59 590,59 890,85 6.120,57 DLH
a. Persentase % 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10
peningkatan
jumlah ruang
terbuka hijau
(RTH)
b. Persentase % 18,30 18,40 18,50 18,60 18,70 18,80 18,90 18,90
Luasan Ruang
Terbuka Hijau

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-50
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

B.2.2.4 Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana 1.482,12 1.832,27 2.662,93 1.882,55 1.882,55 2.145,91 11.888,33
1 Program Keluarga Berencana 1.367,70 1.663,44 2.479,93 1.882,55 1.882,55 2.145,91 11.422,09 DINSOS
P2KB
a. Persentase % N/A N/A N/A N/A 62,00 64,00 66,00 66,00
kepesertaan
KB MKJP
berdasarkan
pemutakhiran
basis data
keluarga
Indonesia
b. Persentase % N/A N/A N/A N/A 77,78 88,89 100,00 100,00
capaian target
penurunan
kasus
perkawinan
dibawah umur
20 th menjadi
250 kasus
2 Program Kesehatan Reproduksi Remaja 114,42 168,83 183,00 466,24 Dinsos P2KB
a. Persentase % 700 kasus 44,44 55,56 66,67
capaian target
penurunan
kasus
perkawinan di
bawah umur 20
tahun menjadi
250 kasus
B.2.2.5 Perhubungan 955,84 771,43 868,00 1.701,30 1.701,30 2.184,00 8.181,88
1 Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas 955,84 771,43 868,00 1.701,30 1.701,30 2.184,00 8.181,88 Dinhub
Perhubungan
a. Persentase % - 58,87 69,15 79,43 89,72 100,00 100,00
peningkatan
fasilitas LLAJ
B.2.2.6 Komunikasi Dan Informatika 4.841,19 4.892,13 5.696,71 1.827,00 1.827,00 1.964,86 21.048,89
1 Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi 1.946,67 1.934,76 1.290,50 1.471,00 1.471,00 1.604,00 9.717,92 Dinkominfo
Informasi
a. Prsnts OPD yg % 61,29 67,74 80,65 87,10 93,55 100,00 100,00
menjalankan
layanannya
dengan
menggunakan
Aplikasi/ Sistem
Informasi .

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-51
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

b. Persentase % - 33,00 50,00 67,00 83,00 100,00 100,00


kelompok
masyarakat
mendapatkan
capacity
building TIK
untuk
mendukung
kegiatan sosial
ekonomi.
2 Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan 2.894,52 2.957,37 4.406,21 10.258,11 Dinkominfo
Media Massa
a. Jumlah jam jam Target dalam 8 jam 8 jam 9 jam
layanan siaran 5 tahun
per hari
3 Program Pengelolaan Pengaduan dan Aspirasi 356,00 356,00 360,86 1.072,86 Dinkominfo
Masyarakat dan Penguatan KIP
a. Persentase % 21,43 28,57 38,10 38,10
OPD
Menerapkan
KIP dengan
Kategori
"Cukup
Informatid/
Baik".
b. Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00
OPD yang
melakukan
Pengelolaan
Pengaduan /
Aspirasi
Masyarakat.
B.2.2.7 Koperasi, Usaha Kecil Dan Menengah 143,90 246,84 220,00 247,00 247,00 247,00 1.351,74
1 Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi 143,90 246,84 220,00 247,00 247,00 247,00 1.351,74 Dindagkop
dan UMKM UKM
a. Persentase % 81,11 83,33 86,67 90,00 93,33 96,67 100,00 100,00
koperasi/unit
simpan
pinjam/syariah
yang sehat dan
cukup sehat
b. Persentase % 86,18 83,75 97,92 98,34 98,76 99,18 99,18
koperasi aktif

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-52
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

B.2.2.8 Penanaman Modal 131,32 208,68 227,10 237,50 237,50 234,60 1.276,70
1 Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama 131,32 208,68 227,10 237,50 237,50 234,60 1.276,70 DPMPTSP
Investasi
a. Kepeminatan buah N/A N/A N/A 75,00 75,00 85,00 85,00
(LoI) kerjasama
atau kemitraan
antara UMK
dengan UMB
B.2.2.9 Kebudayaan 1.361,26 1.849,96 2.018,50 3.130,50 3.130,50 3.245,29 14.736,01
4 Program Pengelolaan Kekayaan Budaya 1.361,26 1.849,96 2.018,50 5.229,72 Dinparbudpo
ra
a. Event kesenian
yang difasilitasi
b Komunitas/san
ggar kesenian
yang difasilitasi
c. Kelompok
pengunjung
museum batik
5 Program Pengembangan dan Pengelolaan Kekayaan 3.130,50 3.130,50 3.245,29 9.506,29 Dinparbudpo
Budaya ra
a. Event kesenian event 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 12,00
dan
kebudayaan
yang disiapkan
skala nasional
b Event kesenian event 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 42,00
yang difasilitasi
c. Komunitas/san komu 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 30,00
ggar kesenian nitas
yang difasilitasi
d Persentase % 4,91 4,93 4,80 4,81 4,83 4,86 4,86
pengunjung
museum batik
B.2.3 URUSAN PEMERINTAHAN PILIHAN 4.652,74 5.977,59 5.293,58 8.332,11 7.695,50 5.171,20 37.122,72
B.2.3.1 Kelautan Dan Perikanan 3.033,03 2.404,12 2.619,00 2.765,00 2.748,00 2.759,00 16.328,15
1 Program Pengembangan Perikanan Tangkap 3.033,03 2.404,12 2.619,00 2.765,00 2.748,00 2.759,00 16.328,15 DKP
a. Peningkatan % 187 M 11,90 (21,50) 2,00 2,00 2,00 2,00 209 M
nilai produksi
perikanan
tangkap

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-53
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

b. Peningkatan Rp. 4.2 M 48,00 (21,00) 2,00 2,00 2,00 2,00 5.5 M
Pendapatan Milya
Daerah r
bersumber dari
TPI
c Nelayan yang % 600 orang 8,00 8,00 8,00 8,00 8,00 8,00 888 orang
dibina
B.2.3.2 Pariwisata 1.452,88 2.862,92 2.294,08 1.974,61 4.545,00 1.991,70 15.121,19
1 Program Pengembangan Destinasi Pariwisata 1.289,44 2.531,76 2.059,08 1.529,61 4.100,00 1.516,20 13.026,09 Dinparbudpo
ra
a. persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
destinasi wisata
yang
berkembang
b. Persentase % 100,00 50,00 1,16 1,41 1,55 1,69 1,85 1,85
pelaku
pariwisata yang
terbina
2 Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata 163,44 331,16 235,00 445,00 445,00 475,50 2.095,10 Dinparbudpo
ra
a. Persentase % N/A N/A N/A 25,00 25,00 25,00 25,00 100,00
destinasi
pariwisata yang
dipromosikan
B.2.3.3 Perdagangan 0,00 95,08 150,00 200,00 200,00 200,00 845,08
3 Program Pengembangan Ekspor 95,08 150,00 200,00 200,00 200,00 845,08 Dindagkop
UKM
a. Eksportir di pelak 12 14 15 16 17 18 18
Kota u
Pekalongan usah
a
B.2.3.4 Perindustrian 166,83 615,47 230,50 3.392,50 202,50 220,50 4.828,30
1 Program Peningkatan SDM Pelatihan Teknologi 86,43 260,56 125,50 107,50 107,50 125,50 813,00 Dinperinaker
Industri
a. Peningkatan IKM - 30,00 35,00 40,00 45,00 50,00 55,00 255,00
Jumlah IKM
Terlatih
Peningkatan
SDM Teknologi
Industri
3 Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah 80,40 354,91 105,00 3.285,00 95,00 95,00 4.015,30 Dinperinaker
a. Pelaku IKM IKM - - 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00
Batik Baru

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-54
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

b. Persentase % - - - 63,80 100,00 - - 100,00


IKM dalam LIK
B.2.4 FUNGSI PENUNJANG 7.123,72 9.598,86 13.384,96 20.352,84 19.591,36 19.882,70 89.934,45
B.2.4.1 Perencanaan Pembangunan 1.968,82 2.157,17 2.830,00 1.580,00 1.745,00 2.545,00 12.825,99
1 Program Pengembangan Data/Informasi 65,45 109,35 125,00 125,00 125,00 125,00 674,80 Bappeda
a. Persentase % 92,12 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
pemanfaatan
data/informasi
dalam
perencanaan
2 Program Perencanaan Pembangunan Daerah 1.903,37 2.047,82 2.705,00 1.455,00 1.620,00 2.420,00 12.151,19 Bappeda
a. Penyusunan % - - 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
dokumen
perencanaan
Tahunan Tepat
Waktu
b. Penyusunan % - - 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Dokumen
Evaluasi
TriwulananTep
at Waktu
B.2.4.2 Keuangan 2.626,16 3.432,26 3.640,00 3.937,21 2.881,65 5.340,00 21.857,28
1 Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan 2.626,16 3.432,26 3.640,00 9.698,42 BKD
Keuangan Daerah
a. Ketersediaan doku 6,00 6,00 6,00 6,00
dokumen men
APBD yang
tepat waktu
b. Persentase PD % 100,00 100,00 100,00 100,00
termonitor
dalam
pelaporan
keuangan
c. Persentase PD % 100,00 100,00 100,00 100,00
menjadi bagian
dalam
rekonsiliasi
aset dan
keuangan
setiap semester

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-55
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

2 Program Peningkatan Pengelolaan Aset Daerah 2.515,56 1.460,00 3.910,00 7.885,56 BKD
a. persentase % 61,50 63,00 64,50 64,50
kepemilikan
sertifikat tanah
pemkot
b. Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00
OPD yang
menyelesaikan
Laporan Aset
Tetap
c. Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00
OPD yang
menyesaikan
laporan
Persediaan
3 Program Pengelolaan Akuntansi dan Pelaporan 710,00 710,00 710,00 2.130,00 BKD
a. Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00
OPD yang
menerapkan
pelaporan
keuangan
berbasis SAP
4 Program Pengelolaan Perbendaharaan dan Kas 711,65 711,65 720,00 2.143,30 BKD
Daerah
a. Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00
Penerbitan
SP2D atas
pengajuan
SPM dari OPD
b. Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00
Pencairan
SP2D atas
penerbitan
SP2D
C.2.4.3 Kepegawaian, Pendidikan Dan Pelatihan 1.000,36 2.295,11 4.797,90 4.197,50 4.386,00 2.153,15 18.830,02
1 Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur 1.000,36 951,72 1.585,58 3.537,65 BKPPD
a. persentase % 87,80 94,20 100,00 100,00
keterisian
jabatan
b. Jumlah orang 6,00 10,00 - 10,00
penghargaan
yang diberikan
kepada ASN
berprestasi

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-56
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

c. Jumlah sanksi orang 14,00 7 56 43


yang diberikan
kepada ASN
yang
melanggar
disiplin dan
kode etik
2 Program peningkatan kapasitas SDM aparatur 1.343,39 3.212,33 4.555,72 BKPPD
a. Persentase %
PNS yang
memiliki
Kompetensi
b. Persentase %
PNS tugas
belajar dan ijin
belajar
3 Program Peningkatan Kapasitas SDM Aparatur 4.197,50 4.386,00 2.153,15 10.736,64 BKPPD
a. Persentase % 26,00 27,00 28,00 28,00
PNS yang
memiliki
Kompetensi
b. Persentase % 28,83 30,66 32,53 32,53
PNS tugas
belajar dan ijin
belajar
B.2.4.4 Fungsi Lainnya 1.528,38 1.714,32 2.117,06 10.638,14 10.578,71 9.844,55 36.421,16
2 Program Peningkatan Sinergitas Penyelenggaraan 887,50 887,50 922,00 2.697,00 Bag
Pemerintahan Daerah Bidang Perekonomian Perekonomia
n Setda
a. Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00
rekomendasi
kebijakan
bidang
Perekonomian
yang terealiasi.
b Jumlah sektor sekto 2,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 7,00
ekonomi kreatif r
yang
dikembangkan

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-57
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

3 Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan 1.528,38 1.714,32 2.117,06 5.359,76 Inspektorat
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
a. Skor Target indek - 1,50 1,75 2,25
Kinerja s
Implementasi
SPIP
b. Skor kapabilitas indek - 1,50 1,75 2,25
APIP s
4 Program Peningkatan kapasitas, Profesionalisme dan 132,98 132,98 140,20 406,15 Inspektorat
Layanan APIP
a. Persentase % 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 80,00
Capaian target
pemenuhan
infrastruktur
KPA-
Kapabilatas
APIP
5 Program percepatan penyelesaian Tindak lanjut hasil 228,25 228,25 228,25 684,75 Inspektorat
pemeriksaan APF
a. Persentase % 85,00 85,00 85,00 85,00 85,00 85,00 85,00
penyelesaian
TLHP APF
6 Program Pelayanan Penyusunan Dan Penataan 4.080,00 4.080,55 4.080,55 12.241,09 Set DPRD
Peraturan Perundang-Undangan
a. Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00
Perda yang
ditetapkan
7 Program Peningkatan Akuntabilitas Kinerja 135,00 130,00 130,00 395,00 Bag
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Organisasi
Setda
a. Nilai Komponen 9,65 8,56 10,00 12,00 14,00 15,00 15,00
Pelaporan
Kinerja pada
Evaluasi AKIP
Kota

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-58
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

PROGRAM PENUNJANG PEMERINTAHAN 87.445,71 93.815,66 76.387,68 59.116,27 55.623,80 79.074,20 451.463,32
1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 29.019,27 33.198,49 30.593,08 31.549,52 29.813,70 29.940,18 184.114,23 Semua OPD
a. Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
pelaksanaan
surat menyurat,
sumber daya
air dan listrik,
ATK, cetak dan
penggandaan
makan minum
serta rapat
koordinasi dan
konsultasi
2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparat 55.472,97 57.686,07 42.103,90 23.211,17 21.598,00 44.914,41 244.986,52 Semua OPD

a. Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


pelaksanaan
pemiliharaan
gedung/kantor,
kendaraan
dinas
operasional,
pengadaan dan
pemeliharaan
peralatan
kantor dan
rumah tangga
3 Program Peningkatan Pengembangan Sistem 2.481,99 2.253,73 2.813,20 2.548,18 2.595,70 2.603,20 15.296,00 Semua OPD
Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
a. Persentase doku 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 30,00
ketersediaan men
laporan
capaian kinerja
4 Program Peningkatan Pelayanan Masyarakat (PPPM) 471,49 677,37 877,50 1.807,40 1.616,40 1.616,40 7.066,57 Semua OPD
a. Pengaduan kasus - - - - - - -
yang diterima

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-59
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

C PRIORITAS III 198.262,42 135.183,76 212.543,58 225.043,26 247.860,93 219.309,79 1.238.203,75


C.2 BELANJA LANGSUNG 198.262,42 135.183,76 212.543,58 225.043,26 247.860,93 219.309,79 1.238.203,75
C.2.1 URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG BERKAITAN 136.345,95 28.557,59 123.418,10 122.754,22 140.353,55 150.303,45 701.732,86
DENGAN PELAYANAN DASAR
C.2.1.1 Pendidikan 636,33 0,00 0,00 1.235,00 1.235,00 1.230,00 4.336,33
1 Program Pendidikan Masyarakat / Luar Sekolah 105,24 105,24 Dinas
Pendidikan
a. persentase % 5,91 5,91
anak jalanan
yang dilatih
2 Program Pelatihan Bagi Pendidik Untuk Memenuhi 531,09 531,09 Dinas
Standar Kompetensi Pendidikan
a. Jumlah pendi 583,00 245,00
pendidik yang dik
diberikan
pelatihan untuk
memenuhi
standard
kompetensi
3 Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan 1.235,00 1.235,00 1.230,00 3.700,00 Dinas
Pendidikan Dasar Pendidikan
a. Angka Lulus % 100,00 100,00 100,00 100,00
Jenjang Dikdas
b. Nilai Rata-rata nilai 72,80 75,30 76,00 76,50 77,00 77,00
UN SD/MI
c. Nilai Rata-rata nilai 58,30 61,30 55,12 60,00 62,00 65,00 65,00
UN SMP/MTs
d. Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00
Sekolah
Jenjang dikdas
yang
terfasilitasi
Penilaian
Akreditasi
e. Angka sekolah indek 2,75 2,75 2,75 3,30 3,30 3,30 3,30
Jenjang Dikdas
penyelenggara
pendidikan
Inklusi

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-60
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

f. Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00


sekolah
Jenjang Dikdas
yang
terfasilitasi
pembinaan
oleh pengawas
C.2.1.2 Kesehatan 96.971,11 5.399,06 105.033,41 114.421,64 132.140,97 144.219,57 598.185,76
1 Program Pengawasan Obat dan Makanan 203,63 167,13 204,58 321,00 290,99 204,58 1.391,90 Dinas
Kesehatan
a. Persentase % 85,00 90,00 95,00 95,00 95,00
sarana
pelayanan
kefarmasian yg
memenuhi
standar
b. Persentase % 4,50 4,00 3,50 3,00 3,00
temuan
makanan
berbahaya
2 Program Pengembangan Obat Asli Indonesia 469,14 417,25 500,00 1.386,39 Dinas
Kesehatan
a. Persentase
prasarana
puskesmas
yang
memenuhi
standar
puskesmas
(jumlah
puskesmas
dengan
prasarana
memenuhi
standar dibagi
jumlah
puskesmas
yang ada x
100%)
b. Persentase
ketersediaan
obat di
Puskesmas
dan BKPM

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-61
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

c. persentase % - - 10,00 12,00


peningkatan
jumlah produksi
d. persentase % - - 10,00 12,00
peningkatan
jumlah varian
produk
3 Program pengadaan, peningkatan sarana dan 6.110,37 4.798,25 6.441,69 4.402,00 1.960,00 2.460,00 26.172,31 RSUD
prasarana rumah sakit/ rumah sakit jiwa/ rumah sakit
paru-paru/ rumah sakit mata
a. Persentase 82,00 85,00 90,00 95,00 98,00 100,00 100,00
sarana dan
prasarana
pelayanan
kesehatan RS
4 Program Peningkatan Pelayanan BLUD 90.158,75 0,00 97.767,14 82.500,00 100.000,00 110.000,00 480.425,89 RSUD
a. Rata-rata waktu menit 47,00 46,00 44,00 40,00 35,00 30,00 30,00
tunggu
pelayanan obat
jadi kurang dari
sama dengan
30 menit
b. Rata-rata waktu menit 59,00 58,00 56,00 54,00 52,00 50,00 50,00
tunggu
pelayanan obat
racikan kurang
dari sama
dengan 60
menit
5 Program Pembangunan dan Pengembangan Sistem 29,21 16,44 120,00 0,00 0,00 0,00 165,65 Dinas
Informasi/Data Base Kesehatan Kesehatan
a. persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
jumlah
puskesmas
yang
memanfaatkan
aplikasi simkes
6 Program Pelayanan BLUD Puskesmas dan Sarana 16.183,65 18.875,00 20.665,00 55.723,65 Dinas
Kesehatan Lainnya Kesehatan
a. Tingkat 43,00 45,00 50,00
kemandirian
BLUD
Puskesmas

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-62
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

b. Tingkat 25,00 28,00 30,00


kemandirian
BLUD BKPM
c. Tingkat 18,00 23,00 25,00
kemandirian
BLUD PSPJ
7 Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Rujukan 459,75 459,75 459,75 1.379,25 RSUD
a. Skor Akreditasi terakredi reakredi reakreditas reakreditas
RS tasi tasi i i
snars
8 Program Peningkatan Kualitas Pelayanan 40,00 40,00 40,00 120,00 RSUD
Keperawatan
a. Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00
perawat yang
bersertifikasi
BTCLS (basic
trauma cardlac
life saving) dan
bidan yang
bersertifikasi
PPGDON
(penanganan
penderita
gawat darurat
obstetric dan
neonatus)
9 Program Manajemen Pelayanan Kesehatan 10.515,24 10.515,24 10.390,24 31.420,72 Dinas
Kesehatan
a. Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00
ketersediaan
data dan
informasi
kesehatan yang
dibutuhkan
b. Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00
satuan
kesehatan yang
terfasilitasi
peningkatan
kapasitas
manajemen

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-63
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

C.2.1.3 Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang 37.701,28 21.294,38 14.991,59 75,00 75,00 75,00 74.212,25
1 Program Pembangunan Saluran Drainase / Gorong- 1.727,72 1.727,72 DPU-PR
Gorong
a. Persentase % 69,63 73,69
saluran
drainase dalam
kondisi baik
2 Program pembangunan turap/talud/bronjong 824,53 892,56 505,30 2.222,39 DPU-PR
a. persentase % 19,70 21,70 23,70 25,70
panjang tebing
sungai yang
terlindungi
3 Program Rehabilitasi / Pemeliharaan Jalan dan 5.236,60 7.515,83 5.984,20 18.736,63 DPU-PR
Jembatan
a. Persentase % 90,25 85,90 86,10 86,30
jalan kota
dalam keadaan
mantap (kondisi
baik dan
sedang)
b. Persentase % 91,98 95,86 95,86 95,86
jembatan
dalam kondisi
baik
c. Persentase %
Trotoir dalam
kondisi baik
d. Persentase %
Saluran
Pematus Jalan
dalam kondisi
baik
4 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana 270,67 93,50 100,00 464,17 DPU-PR
Kebinamargaan
a. Persentase % 90,25 85,90 86,10 86,30
jalan kota
dalam keadaan
mantap (kondisi
baik dan
sedang)
b. Persentase % 91,98 95,86 95,86 95,86
jembatan

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-64
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

dalam kondisi
baik
5 Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan 8.141,44 10.989,92 7.365,69 26.497,05 DPU-PR
Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya
a. persentase % 100,00
jaringan irigasi
yang dipelihara
6 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air 4.062,86 4.062,86 DPU-PR
Minum dan Air Limbah
a. Jumlah pend 243.587 254.690
penduduk uduk
terlayani air
minum yang
aman
7 Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan 16.520,74 16.520,74 DPU-PR
a. Persentase
kenaikan
sarpras
lingkungan
permukiman
8 Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Reservoir 718,99 1.802,57 1.036,41 3.557,96 DPU-PR
Pengendali Banjir
a. Persentase % 42,43 41,33 39,78 37,57
luas wilayah
genangan
banjir
9 Program Perencanaan Tata Ruang 197,73 197,73 DPU-PR
a. Persentase % 20,00 20,00
ketersediaan
dokumen
rencana tata
ruang sesuai
UU 26 Tahun
2007 tentang
Penataan
Ruang
b. Persentase % 80,00 90,00
pengajuan ijin
lokasi yang
sesuai dengan
rencana tata
ruang

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-65
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

3 Program Pembinaan dan Pengembangan Jasa 75,00 75,00 75,00 225,00 DPU-PR
Konstruksi
a. Fasilitasi % 100,00 100,00 100,00 100,00
perencanaan
bangunan
gedung
b. Fasilitasi % 100,00 100,00 100,00 100,00
pembangunan
bangunan
gedung
C.2.1.4 Ketentraman, Ketertiban Umum Dan Perlindungan 674,09 1.864,15 3.393,10 7.022,58 6.902,58 4.778,88 24.635,38
Masyarakat
1 Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan 521,11 737,49 1.975,00 3.233,60 Satpol PP
Lingkungan
a. Rasio jumlah Rasio 58,50 58,50 59,60 60,70
Linmas per
10.000 jumlah
penduduk
(peleton inti
linmas kec dan
kel)
2 Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan 94,31 898,91 998,50 1.991,72 KESBANGP
OL
a. persentase % 100,00
penangananker
awanan sosial
2 Program Pendidikan Politik Masyarakat 58,67 80,25 269,60 290,00 290,00 337,60 1.326,12 KESBANGP
OL
a. persentase % 11,25 34,96 - 17,12 21,11
pemilih pemula
yang terdidik
politik
3 Program Pemberantasan Barang Kena Cukai Ilegal 147,50 150,00 150,00 150,00 150,00 747,50 Satpol PP
(DBHCH

a. Persentase 99,52 98,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


Informasi
Barang Cukai
Ilegal yang
dikoordinasikan
untuk ditangani

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-66
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

4 Program Pelayanan Kedaruratan Sipil 3.606,18 3.486,18 1.468,28 8.560,64 Satpol PP


a. Persentase % 95,24 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Penanganan
Kedaruratan
Sipil Non
Kebakaran
b. Persentase % 85,71 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
penanganan
bencana
kebakaran
sesuai dengan
SPM
5 Program Peningkatan Kepatuhan Aparatur, Badan 2.976,40 2.976,40 2.823,00 8.775,80 Satpol PP
Usaha/Hukum dan Masyarakat Pada Produk Hukum
Daerah
a. Persentase % 91,02 94,01 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
penyelesaian
pelanggaran
perda yang
dilaporkan
C.2.1.5 Sosial 363,14 363,14
1 Program Pembinaan Lingkungan Sosial 363,14 363,14 Dinsos P2KB
a. Persentase % 6,24
pengangguran
yang dilatih
C.2.2 URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG TIDAK BERKAITAN 23.257,97 64.212,09 42.116,64 24.149,18 26.461,52 19.924,29 200.121,68
DENGAN PELAYANAN DASAR
C.2.2.1 Permberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak 942,19 1.405,22 1.211,00 1.191,00 1.141,00 1.241,00 7.131,40
1 Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas 31,30 31,25 100,00 162,55 DPMPPA
Anak dan Perempuan
a. Peran
kelembagaan
PUG dalam
pembangunan
b. Persentase
capaian target
peran
kelembagaan
anak dalam
pembangunan
c. Jumlah kasus
KDRT yang

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-67
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

tertangani
d. Jumlah rintisan
layak anak
e. Jumlah rintisan
sekolah layak
anak
2 Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan 49,00 75,15 100,00 224,15 DPMPPA
Perempuan
a. Cakupan
perempuan dan
anak korban
kekerasan yang
terselesaikan
penangananny
a di LPPAR
3 Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan 582,35 984,85 731,00 2.298,19 DPMPPA
Jender Dalam Pembangunan
a. persentase % 3,55 3,55 3,55 3,55 3,55
partisipasi
perempuan di
lembaga
pemerintah (%)
b. persentase % 0,06 0,07 0,80 1,50 3,75
keterlibatan
anak dalam
proses
perencanaan
pembangunan
4 Program Model Operasional BKB-Posyandu Padu 39,00 49,75 50,00 138,75 DPMPPA
a. persentase % 3,33 3,33 18,67 20,00 20,00
jumlah kader
posyandu
terampil
5 Program Peningkatan Kualitas Hidup Dan 861,00 811,00 861,00 2.533,00 DPMPPA
Perlindungan Perempuan Dan Anak
a. Cakupan % 100,00 100,00 100,00 100,00
penanganan
korban
kekerasan
berbasis
gender dan
anak

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-68
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

6 Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan 240,54 264,22 230,00 330,00 330,00 380,00 1.774,76 DPMPPA
Gender dan Anak
a. Persentase % - - - 51,61 77,42 100,00 100,00
kegiatan
perangkat
daerah yang
sudah responsif
gender
b. Persentase % - - - 25,00 50,00 100,00 100,00
kampung layak
anak
C.2.2.2 Pertanahan 5.431,01 41.691,11 14.400,00 200,00 5.000,00 0,00 66.722,12
1 Program Penataan, Penguasaan, Pemilikan, 5.159,90 41.691,11 14.400,00 5.000,00 66.251,01 DPU-PR
Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
a. persentase % 55,22 58,12 60,95 63,85 75,00 75,00 75,00 75,00
kepemilikan
sertifikat tanah
pemkot untuk
infrastruktur
kota
2 Program Penyelesaian Konflik-Konflik Pertanahan 271,11 271,11 DPU-PR
a. Jumlah konflik % 100,00 100,00
pertanahan
yang
terselesaikan
b. Persentase % 55,22 58,12
jumlah bidang
tanah yang
bersertifikat
C.2.2.3 Lingkungan Hidup 587,41 1.614,10 1.064,60 722,03 722,03 636,52 5.346,69
1 Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya 229,28 76,05 202,50 102,00 102,00 88,50 800,33 DLH
Alam
a. Persentase % 28,57 42,86 57,14 71,43 85,71 100,00 100 % (70
capaian target titik ABT)
jumlah ABT
yang terawasi
b. Persentase % - - 25,00 50,00 75,00 100,00 100 % (4
target capaian kampung)
kampung iklim
di Tahun 2021

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-69
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

c Cakupan % 16,60 33,30 50,00 66,60 83,30 100,00 100 % (24


pemantauan titik)
kualitas udara
di perumahan,
industri dan
fasilitas umum
2 Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan 46,55 46,55 DLH
Sumber Daya Alam
a. Persentase % 50,00 58,33
jumlah biopori
terbangun
3 Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi 51,67 160,90 162,00 457,72 457,72 406,72 1.696,73 DLH
Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
a. persentase % - 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00 100,00
kenaikan jenis
informasi publik
tentang
Informasi
Sumber Daya
Alam dan
Lingkungan
Hidup
b Persentase % - 83,00 86,00 89,00 92,00 100,00 100,00
peningkatan
pemberdayaan
komunitas yang
dalam
peningkatan
kualitas
lingkungan
hidup
4 Program Peningkatan Pengendalian Polusi 259,92 1.377,15 700,10 2.337,17 DLH
a. Persentase % 44,00 44,10 48,00 50,00 55,00
sarana dan
prasarana
pengendalian
polusi

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-70
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

5 Program Pengawasan dan Penaatan hukum 162,31 162,31 141,30 465,92 DLH
lingkungan
a. Persentase % 60,00 80,00 100,00 100,00
usaha /
kegiatan yang
mentaati
persyaratan
administratif
dan teknis
aspek
lingkungan
b. Persentase % 80,00 85,00 90,00 90,00
pengaduan
masyarakat
yang telah
terselesaikan
C.2.2.4 Administrasi Kependudkan Dan Pencatatan Sipil 1.185,32 1.609,71 2.086,50 1.114,30 1.114,30 1.138,10 8.248,24
1 Program Penataan Administrasi Kependudukan 1.185,32 1.609,71 2.086,50 278,90 278,90 302,70 5.742,04 Dindukcapil
a. OPD yang peran - - - 9,00 13,00 4,00 26,00
memanfaatkan gkat
data daera
kependudukan h
b. Stakeholder pema - - - 26,00 26,00 26,00 78,00
yang ngku
berkoordinasi kepe
dalam nting
pemanfaatan an
data
kependudukan
2 Program Pendaftaran Penduduk 605,40 605,40 605,40 1.816,20 Dindukcapil
a. Cakupan % 93,00 94,00 95,00 95,00
penerbitan KTP
b. Cakupan % 97,00 97,50 98,00 98,00
penerbitan KK
3 Program Pencatatan Sipil 230,00 230,00 230,00 690,00 Dindukcapil
a. Cakupan % 73,00 74,00 75,00 75,00
penerbitan
kutipan akta
kelahiran
b. Cakupan % 70,00 75,00 80,00 80,00
penerbitan
kutipan akta
kematian

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-71
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

C.2.2.5 Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa 5.180,74 6.073,54 8.060,35 1.559,10 1.559,10 2.137,10 24.569,93
1 Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat 3.559,00 4.364,91 4.555,49 0,00 0,00 0,00 12.479,41 DPMPPA
Perdesaan
a. persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
kinerja
kelembagaan
masyarakat
2 Program Pemberdayaan Masyarakat 749,49 810,04 836,76 260,60 260,60 260,60 3.178,09 DPMPPA
a. Persentase % - - - 33,33 66,67 100,00 100,00
peningkatan
keberdayaan
masyarakat
3 Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah 131,76 131,76 DPMPPA
Desa
a. Persentase
kinerja
kelembagaan
masyarakat
4 Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam 740,49 898,59 2.668,10 1.012,00 1.012,00 1.590,00 7.921,18 DPMPPA
Membangun Desa
a. Persentase % - - - 100,00 100,00 100,00 100,00
kelurahan yang
terfasilitasi
kegiatan
pemberdayaan
5 Program Peningkatan Keberdayaan Lembaga 286,50 286,50 286,50 859,50 DPMPPA
Kemasyarakatan Kelurahan
a. persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00
kinerja
kelembagaan
masyarakat
C.2.2.6 Perhubungan 2.566,68 3.957,17 4.423,00 2.885,18 2.885,18 2.926,92 19.644,13
1 Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan 568,50 945,84 857,00 2.371,34 Dinhub
Fasilitas LLAJ
a. Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00
pemeliharaan
prasarana dan
fasilitas
perhubungan

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-72
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

2 Pogram Peningkatan Pelayanan Angkutan 462,12 207,00 398,00 483,68 483,68 556,52 2.591,01 Dinhub
a. Ketersediaan % 17,66 18,44 19,90 20,03 20,95 20,95
angkutan
umum
b. Persentase % 91,03 91,78 32,22 92,34 92,40 92,40
kendaraan
wajib uji yang
melakukan uji
berkala
3 Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas 1.448,16 2.458,73 2.898,00 2.401,50 2.401,50 2.370,40 13.978,28 Dinhub
a. Persentase % - 55,56 66,67 77,78 88,89 100,00 100,00
peningkatan
kasawan tertib
lalulintas (KTL)
4 Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian 87,89 99,82 120,00 307,71 Dinhub
Kendaraan Bermotor
a. persentase % 83,75 83,75 86,74 89,74
kendaraan
bermotor wajib
uji yang
melakukan uji
berkala
5 Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas 245,79 150,00 395,79 Dinhub
Perlintasan Sebidang
a. Persentase % - 40,00 20,00
peningkatan
fasilitas sarana
dan prasarana
perlintasan
sebidang yang
lebih
representatif
C.2.2.7 Komunikasi Dan Informatika 1.747,72 1.203,38 2.851,40 5.616,30 4.678,64 4.260,64 20.358,08
1 Program Pengkajian dan Penelitian Bidang Informasi 49,35 52,34 52,50 154,19 Dinkominfo
dan Komunikasi
a. Persentase
kesesuaian
penelitian
dengan arah
kebijakan
tahunan.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-73
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

2 Program Fasilitasi Peningkatan Sdm Bidang 98,52 98,55 100,00 297,07 Dinkominfo
Komunikasi dan Informasi
a. Jumlah SDM orang 1.000 200 200 200
yang dilakukan
peningkatan
kapasitas
Bidang Kominfo
3 Program Kerjasama Informasi Dengan Mas Media 549,76 575,26 952,00 2.077,02 Dinkominfo
a. Persentase
kerjama
informasi
dengan mas
media yang
efektif
b. Persentase
pelayanan
keprotokoleran
dan
kehumasan
4 Program Pengembangan Infrastruktur TIK 513,11 477,23 1.746,90 2.521,90 2.521,90 2.096,90 9.877,93 Dinkominfo
a. Persentase % - 81,67 88,30 93,33 96,67 100,00 100,00
OPD,
Kelurahan dan
Kecamatan
dalam layanan
infrastruktur
dan
JaringanTIK/
Fiber Optik
(FO)
b. Persentase % - 28,89 31,11 33,33 35,56 37,78 37,78
Cakupan dalam
layanan
infrastruktur
dan
JaringanTIK/
Fiber Optik
(FO) Klaster
Kesehatan
(Puskesmas,
RS, Pustudll)

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-74
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

c. Persentase % - 17,53 19,59 21,65 24,74 27,84 27,84


Cakupan
layanan
infrastruktur
dan
JaringanTIK/
Fiber Optik
(FO) Klaster
Pendidikan
(Sekolah
negeri, smp,
sd, tk)
5 Program Penguatan SIDA 536,99 536,99 Dinkominfo
6 Program Pengelolaan Diseminasi Informasi, Kerjasama 3.094,40 2.156,74 2.163,74 7.414,88 Dinkominfo
Media dan Penguatan Sumber Daya Komunikasi
Publik
a. Persentase % 79,07 88,37 100,00 100,00
OPD / Urusan
Pemerintahan/
Sektor
Pembangunan
yang tercakup
dalam layanan
Diseminasi
Informasi dan
Komunikasi
Publik
b. Persentase % 59,26 62,96 66,67 66,67
Kelurahan yang
memiliki /
mengembangk
an Sumber
Daya
Komunikasi
Publik Sebagai
Jejaring
Diseminasi
Informasi dan
Komunikasi
Publik.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-75
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

C.2.2.8 Koperasi, Usaha Kecil Dan Menengah 1.125,64 946,75 1.064,00 904,50 904,50 974,50 5.919,89
1 Program penciptaan iklim Usaha Kecil Menengah yang 880,77 843,77 949,50 879,50 879,50 949,50 5.382,55 Dindagkop
kondusif UKM
a. UMKM UMK 570 6.791 11.083 12.000 13.000 14.000 15.000 15.000
penerima KUP / M
KUR (Kredit
Usaha
Produktif /
Kredit Usaha
Rakyat) dan
jenis
pembiayaan
lainnya
b. UMKM yang UMK 115 130 130 130 130 130 130 895
difasilitasi M
pengembangan
usaha dan
jaringan
kemitraan
2 Program Pengembangan Kewirausahaan dan 244,87 102,98 114,50 25,00 25,00 25,00 537,34 Dindagkop
Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah UKM
a. Kenaikan UMK 22.934,00 24.888,00 24.888,00
jumlah UMKM M 23.681, 19.820, 24.156,0 24.398,0 24.642,
00 00 0 0 00
C.2.2.9 Penanaman Modal 589,61 753,69 1.102,40 1.248,90 1.248,90 1.248,90 6.192,39
1 Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi 549,90 713,69 1.057,40 2.320,99 DPMPTSP
Investasi
a. jumlah nilai (Rp. 795,00 860,59 926,18 991,76
investasi Juta)
2 Program Penyiapan Potensi Sumberdaya, Sarana, dan 39,71 40,00 45,00 124,71 DPMPTSP
Prasarana Daerah
a. Ketersediaan infor 3,00 3,00 3,00 3,00
informasi masi
potensi dan
peluang
investasi
3 Program Pelaksanaan dan Pengendalian Penanaman 160,00 160,00 160,00 480,00 DPMPTSP
Modal
a. Nilai investasi milya 232,8 200,10 223,70 223,70
per tahun r
(milyar) rupia
h

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-76
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

4 Program Pelayanan Perizinan 1.088,90 1.088,90 1.088,90 3.266,70 DPMPTSP


a. Persentase % 93,00 94,00 95,00 95,00
Penyelesaian
Perizinan
sesuai Standar
Pelayanan
C.2.2.10 Kepemudaan Dan Olah Raga 1.632,12 2.481,69 2.632,00 6.561,37 5.061,37 3.082,00 21.450,53
1 Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan 579,61 721,97 702,50 1.015,20 1.015,20 1.002,50 5.036,98 Dinparbudpo
ra
a. Persentase % 35,71 13,64 21,05 26,67 36,36 85,71 85,71
anggota
organisasi
kepemudaan
yang dibina
2 Program Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba 51,45 51,45 Dinparbudpo
ra
a. Persentase % - 100,00
peningkatan
peran satgas
pelajar anti
narkoba
3 Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga 688,88 917,43 1.085,50 1.318,00 1.318,00 1.185,50 6.513,31 Dinparbudpo
ra
a. Prestasi orang 13,00 13,00 14,00 21,00 21,00 31,00 113,00
olahraga
tingkat provinsi
(Medali)
b. Prestasi orang - 2,00 3,00 3,00 3,00 3,00 14,00
olahraga
tingkat nasional
(Medali)
c. Peningkatan event - - 2,00 3,00 4,00 5,00 14,00
event olahraga
tk Provinsi dan
Nasional
4 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olah 312,18 842,29 844,00 4.228,17 2.728,17 894,00 9.848,80 Dinparbudpo
Raga ra
a. Persentase % 25,00 25,00 30,00 35,00 40,00 45,00 45,00
ketersediaan
sarpras
Olahraga
sesuai jenis
cabor

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-77
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

C.2.2.11 Statistik 187,13 104,64 275,00 275,00 275,00 275,00 1.391,77


1 Program Pengembangan Data / Informasi / Statistik 187,13 104,64 275,00 275,00 275,00 275,00 1.391,77 Dinkominfo
Daerah
a. Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
data statistik
sektoral yang
tersusun
C.2.2.12 Persandian 0,00 6,19 40,00 324,00 324,00 324,00 1.018,19
1 Program Penyelenggaraan Persandian Untuk 0,00 6,19 40,00 324,00 324,00 324,00 1.018,19 Dinkominfo
Pengamanan Informasi Pemerintahan
a. Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
berita daerah
yang lancar,
aman dan
terjaga
kerahasiaannya
C.2.2.13 Kebudayaan 1.109,94 1.021,63 1.226,79 0,00 0,00 0,00 3.358,36
1 Program Pengelolaan Keragaman Budaya 210,88 177,09 140,75 528,72 Dinparbudpo
ra
a. Lestarinya % 66,67 75,00 79,17 83,33
kesenian
budaya lokal
Kota
Pekalongan
2 Program Pembinaan Tradisi dan Pengembangan Nilai 176,05 272,05 374,76 822,85 Dinparbudpo
Kekayaan dan Keragaman Budaya ra
a. Lestarinya % 66,67 75,00 79,17 83,33
kesenian
budaya lokal
Kota
Pekalongan
3 Program Pengembangan Nilai Budaya 723,02 572,50 711,28 2.006,79 Dinparbudpo
ra
a. Event kesenian
dan
kebudayaan
yang
diselenggaraka
n

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-78
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

C.2.2.14 Perpustakaan 609,32 902,54 954,00 894,50 894,50 954,00 5.208,86


1 Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan 609,32 902,54 954,00 894,50 894,50 954,00 5.208,86 Dinarpus
Perpustakaan
a. Rasio indek n/a n/a 25,50 26,00 26,50 27,00 27,00
Pengunjung s
Perpustakaan
per tahun
(penduduk usia
5-60 thn)
b. Persentase % - - 3,70 11,11 18,52 25,93 25,93
perpustakaan
kelurahan yang
aktif
C.2.2.15 Kearsipan 363,14 440,73 725,60 653,00 653,00 725,60 3.561,08
1 Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen / 294,77 362,87 535,60 1.193,24 Dinarpus
Arsip Daerah
a. Jumlah arsip arsip 48.759,00 51.197 53.757 56.445
yang
diselamatkan
b. Persentase % 5,00 5,00 5,00
peningkatan
arsip yang
diselamatkan
2 Program Pemeliharaan Rutin / Berkala Sarana dan 8,25 11,92 20,00 40,17 Dinarpus
Prasarana Kearsipan
a. Jumlah doku 77.487,00 81.361 85.429 89.701
dokumen / men
arsip daerah
yang
dilestarikan
b. Persentase % 5,00 5,00 5,00
peningkatan
arsip yang
dilestarikan
3 Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi 60,13 65,94 170,00 296,07 Dinarpus
a. Indeks indek belum ada 80,00 80,00 80,00
kepuasan s data
masyarakat

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-79
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

4 Program Pembinaan, Pengembangan dan Pengawasan 171,00 171,00 190,00 532,00 Dinarpus
Kearsipan
a. Persentase % 46,97 57,58 69,70 69,70
Pembinaan
Kearsipan yang
ditindaklanjuti
b. Persentase % 21,05 42,11 63,16 63,16
jumlah OPD
yang dilakukan
audit
5 Program Pengelolaan dan Pelestarian Arsip 482,00 482,00 535,60 1.499,60 Dinarpus
a.
Arsip yang arsip 9.000 10.000 11.000 11.000
dilestarikan
(statis)
C.2.3 URUSAN PEMERINTAHAN PILIHAN 15.413,35 13.001,04 14.332,94 33.230,68 39.042,15 7.455,88 122.476,03
C.2.3.1 Kelautan Dan Perikanan 2.177,28 1.151,53 760,00 1.278,38 678,38 818,38 6.863,93
1 Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir 60,00 115,00 40,00 215,00 DKP
a. persentase % jml masy 7,58 15,15 7,58
masyarakat terlatih : 660
pesisir yang orang
dilatih
b. Kenaikan nilai (Rp. 210,00 214,20 218,48 222,85
produksi Milya
perikanan r)
2 Program Pengembangan Budidaya Perikanan 607,64 407,19 180,00 1.194,83 DKP
a. Persentase % Rp. 22,7 M 7,68 7,68 8,42
peningkatan
produksi dan
nilai produksi
perikanan
budidaya
3 Program Pengembangan Sistem Penyuluhan 65,00 34,89 99,89 DKP
Perikanan
a. Persentase % 230 orang dari 15,80 20,00
jumlah petani 1.512 orang
pembudidaya
yang dibina
4 Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran 243,80 243,80 DKP
Produksi Perikanan
a. Peningkatan kg/kp 22,3 kg/kpt/th 22,75
angka ikan t/tahu
konsumsi n

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-80
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

b. persentase % Rp. 595 Milyar 2,73


kenaikan hasil
olahan ikan
5 Program Pengembangan Agribisnis Perikanan 45,00 380,19 360,00 785,19 DKP
a. Persentase % Rp. 595 Milyar 2,73 2,73 28,60
kenaikan nilai
hasil olahan
ikan
6 Program Penguatan Kelembagaan Perikanan Budidaya 49,88 49,88 DKP
b. Persentase % 1.512 orang 15,80
jumlah petani
pembudidaya
yang dibina
7 Program Konservasi Sumber Daya Pesisir dan 262,23 0,00 130,00 392,23 DKP
Kelautan
a. Persentase % 325 Hektar 20,00 21,00 22,00
luas lahan dari 615
pesisir yang Hektar
terehabilitasi
8 Program Pengembangan Kawasan Pesisir 30,00 214,26 50,00 294,26 DKP
a. Persentase %
kenaikan lahan
konservasi
pantai
9 Program Pengembangan Agribisnis Budidaya 0,00 0,00 0,00 593,38 593,38 653,38 1.840,13 DKP
Perikanan
a. Peningkatan % 1382 ton 9,00 8,20 5,00 5,00 5,00 5,00 1.870,00
produksi
perikanan
budidaya
b. peningkatan % 22,3 13,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 28
konsumsi kg/kpt/tahun kg/kpt/tahu
makan ikan n
c. persentase % 230 orang 30,00 30,00 30,00 30,00 30,00 30,00 644 orang
pembudidaya
yang dibina
10 Program Pengembangan Technopark Perikanan 593,38 593,38 653,38 1.840,13 DKP
a. Peningkatan tenan 6 tenant 50,00 50,00 50,00 24 tenant
tenant dan non t
tenant

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-81
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

11 Program Penyediaan/Rehabilitasi Sarana dan Prasarna 813,74 813,74 DKP


Peningkatan Mutu
a. Jumlah tenant tenan 6,00 10,00
hasil
pembinaan
teknopark
perikanan
C.2.3.2 Pariwisata 198,79 239,34 240,50 0,00 0,00 0,00 678,63
1 Program Pengembangan Kemitraan 198,79 239,34 240,50 0,00 0,00 0,00 678,63 Dinparbudpo
ra
a. Jumlah kunju 442.153 450.000 475.000 500.000 525.000 535.000 550.000 550.000
wisatawan ngan
C.2.3.3 Pertanian 3.524,83 1.171,83 1.638,61 906,50 774,00 1.038,70 9.054,47
1 Program Peningkatan Kesejahteraan Petani 0,00 25,00 72,50 97,50 Dinperpa
a. Cakupan
pembinaan
petani
2 Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi 0,00 34,57 34,57 Dinperpa
Pertanian/Perkebunan
a. Event promosi
pertanian /
pekebunan
yang diikut
3 Program Peningkatan Penerapan Teknologi 29,50 24,30 50,00 103,80 Dinperpa
Pertanian/Perkebunan
a. Persentase
peningkatan
jumlah
teknologi yang
digunakan
4 Program Peningkatan Produksi Pertanian / 2.743,85 596,91 717,41 4.058,18 Dinperpa
Perkebunan
a. Persentase
peningkatan
produksi
komuditi
pertanian
b. Persentase
penggunaan
benih unggul
dan bermutu

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-82
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

5 Program Pemberdayaan Penyuluh 54,00 49,80 60,00 163,80 Dinperpa


Pertanian/Perkebunan Lapangan
a. Persentase
kenaikan peran
penyuluh
pertanian /
perkebunan
lapangan
6 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit 142,24 123,65 212,00 477,89 Dinperpa
Ternak
a. Persentase
hewan kebal
terhadap
penyakit
7 Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan 25,00 99,39 118,00 254,50 254,50 333,00 1.084,39 Dinperpa
a. Persentase % 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00
kenaikan nilai
produksi
peternakan
8 Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi 33,56 79,49 130,00 243,05 Dinperpa
Peternakan
a. Persentase
kenaikan nilai
produksi
peternakan
9 Program Peningkatan Prasarana Produksi Peternakan 496,68 138,72 278,70 914,10 Dinperpa
a. Persentase
kenaikan
jumlah sarpras
pendukung
pelayanan
peternakan
10 Program Peningkatan Kapasitas SDM Pertanian 230,00 110,00 132,50 472,50 Dinperpa
a. Persentase % 25,00 25,00 25,00 25,00
kenaikan kelas
kelompok tani
11 Program Peningkatan Produksi Hasil Pertanian 240,00 227,50 237,50 705,00 Dinperpa
a. Persentase % 3,00 3,00 10,00 10,00
peningkatan
produksi padi

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-83
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

12 Program Peningkatan Pelayanan Peternakan dan 182,00 182,00 335,70 699,70 Dinperpa
Kesehatan Hewan
a. Persentase % 2,00 3,00 5,00 5,00
Peningkatan
Layanan
Pemotongan
Hewan di RPH
b. Kejadian kasus 2.400 2.400 2.400 2.400
Penyakit
Hewan Menular
Strategis
C.2.3.4 Perdagangan 9.099,00 8.162,90 8.639,82 30.895,80 37.589,78 5.598,80 - 99.986,10
1 Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan 618,04 932,81 401,00 383,00 383,00 341,00 3.058,86 Dindagkop
Perdagangan UKM
a. Peningkatan % 78,36 87,99 90,00 94,00 97,00 100,00 100,00
jumlah UTTP
yang ditera
ulang
b. persentase % 78,72 81,91 86,17 90,43 94,68 100,00 100,00
peningkatan
obyek sasaran
pengawasan
barang beredar
2 Program Pengembangan Pasar Tradisional 29.932,80 36.626,78 4.670,80 71.230,38 Dindagkop
UKM
a. Persentase % 26,57 27,27 30,77 30,77
pemenuhan
persyaratan
teknis SNI
Pasar Rakyat
3 Program Pembinaan Pedagang Kakilima dan Asongan 50,51 170,62 43,00 43,00 43,00 43,00 393,13 Dindagkop
UKM
a. Kawasan tertib kawa 6 6 6 7 7 7 7 7
PK5 san
4 Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam 8.430,45 7.059,46 8.195,82 537,00 537,00 544,00 25.303,74 Dindagkop
Negeri UKM
a.. Pelaku usaha UMK - 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 72,00
yang difasilitasi M
sarana promosi
melalui even
pameran

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-84
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

b. Pelaku usaha UMK 10,00 60,00 60,00 60,00 60,00 60,00 300,00
yang difaslitasi M
sarana promosi
Pekalongan
Batik Night
Market
c. Pelaku usaha UMK 70,00 70,00 70,00 70,00 70,00 70,00
yang difaslitasi M
sarana promosi
melalui E-
Marketplace
C.2.3.5 Perindustrian 291,36 2.275,44 3.054,00 150,00 0,00 0,00 5.770,81
4 Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri 54,00 54,00 Dinperinaker
a. Jumlah IKM - 25
menggunakan
Teknologi
Tepat Guna
5 Program Penataan Struktur Industri 150,00 150,00 Dinperinaker
a. Produk Hukum perda - 1,0 - - - 1,0
Rencana Induk
Pembangunan
Industri Daerah
2 Program Pengembangan Sentra Industri dan Kluster 291,36 2.074,95 3.000,00 5.366,31 Dinperinaker
Industri
a. Jumlah % - - - 100,00
Lingkungan
Industri kecil
(LIK) yang
dibangun
C.2.3.6 Ketransmigrasian 122,10 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 122,10
1 Program Transmigrasi Regional 122,10 122,10
a. Besaran KK 62,00 5,00
transmigran
yang
ditempatkan

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-85
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

C.2.4 FUNGSI PENUNJANG 20.132,40 28.501,42 31.671,59 43.481,22 41.015,81 40.621,86 205.424,30
C.2.4.1 Perencanaan Pembangunan 2.050,85 2.232,64 1.338,22 2.040,00 1.540,00 1.463,22 10.664,93
1 Program Kerjasama Pembangunan 302,73 1.172,74 120,00 1.595,47 Bappeda
a. Jumlah lemb 7 7 7 7
lembaga/dunia aga
usaha terlibat
dalam
pembangunan
2 Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan 302,65 115,80 160,00 578,45 Bappeda
Perencanaan Pembangunan Daerah
a. Jumlah doku 2 3 2 2
dokumen men
pendukung
perencanaan
pembangunan
daerah
3 Program Perencanaan Sosial dan Budaya 100,26 110,60 120,00 330,85 Bappeda
a. Jumlah doku 1 1 1 1
dokumen men
pendukung
perencanaan
pembangunan
Sosial dan
Budaya
4 Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber 439,47 580,18 623,22 1.642,88 Bappeda
Daya Alam
a. Jumlah doku 2 4 2 1
dokumen men
pendukungpere
ncanaan
pembangunan
bidang
prasarana
wilayah
5 Program Perencanaan Pemerintahan dan 474,35 253,31 315,00 1.042,67 Bappeda
Pemberdayaan Masyarakat
a. Jumlah doku 2 3 3 3
dokumen men
pendukung
perencanaan
pembangunan
PEMMAS

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-86
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

6 Program Pengembangan Riset dan Teknologi 431,39 431,39 Bappeda


a.
7 Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi 160,00 160,00 160,00 480,00 Bappeda
a. persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00
ketersediaan
dokumenperen
canaan
pembangunan
bidang ekonomi
8 Program perencanaan infrastruktur wilayah, 1.300,00 800,00 723,22 2.823,22 Bappeda
perumahan rakyat dan kawasan permukiman
a. Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00
ketersediaan
dokumen
Perencanaan
Bidang
infrastruktur
Wilayah,
Perumahan
Rakyat dan
kawasan
permukiman
9 Program Perencanaan Bidang Pemerintahan, Sosial 580,00 580,00 580,00 1.740,00 Bappeda
dan Budaya
a. Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00
ketersediaan
dokumen
Perencanaan
Bidang
Pemsosbud
C.2.4.2 Keuangan 2.120,07 2.684,07 3.128,90 4.055,00 4.055,00 4.211,90 20.254,94
1 Program Peningkatan Pendapatan Daerah 2.120,07 2.684,07 3.128,90 1.973,00 1.973,00 2.157,90 14.036,94 BKD
a. Persentase % 4,00 4,00 4,50 4,50
Peningkatan
potensi
pendapatan
2 Program Penagihan dan Pemeriksaan Kewajiban Pajak 994,00 994,00 1.024,00 3.012,00 BKD
Daerah
a. Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00
Pencapaian
Target
Pendapatan
Pajak

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-87
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

b. Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00


Pencapaian
Target
Pendapatan
Retribusi
3 Program Penyusunan APBD dan Pengelolaan Hibah 1.088,00 1.088,00 1.030,00 3.206,00 BKD
Bansos
a. Ketersediaan % 100,00 100,00 100,00 100,00
Perda dan
Perwal APBD
yang tepat
waktu
b. Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00
Penyaluran
Hibah dan
Bansos
C.2.4.3 Kepegawaian, Pendidikan Dan Pelatihan 0,00 611,99 840,16 977,16 1.487,16 1.049,44 4.965,91
1 Program Pendidikan Kedinasan 210,73 299,26 509,99 BKPPD
a. Jumlah ASN orang 12,00 8,00 8,00
mengikuti
pendidikan
kedinasan
2 Program Pelatihan Bagi Pendidik Untuk Memenuhi 401,26 540,90 942,16 BKPPD
Standar Kompetensi
a. Jumlah pendi 583 295 295
pendidik yang dik
diberikan
pelatihan untuk
memenuhi
standard
kompetensi
3 Program Pelayanan Informasi Kepegawaian 0,00 0,00 0,00 0,00 BKPPD
a. PersentaseKet % 100,00 100,00 100,00 100,00
ersediaan data
PNS
4 Program Pelayanan Administrasi Kepegawaian 213,40 213,40 213,40 640,20 BKPPD
a. Tingkat % 23,00 28,00 25,00 25,00
kepuasan PNS
terhadap
administrasi
kepegawaian
5 Program penataan dan pengembangan aparatur 763,76 1.273,76 836,04 2.873,56 BKPPD
a. Persentase % 72,00 75,00 78,00 78,00

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-88
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

Kesesuaian
Kompetensi
dengan
Jabatan
b. Persentase % 42,00 36,00 40,00 40,00
PNS
berkembang
karier
C.2.4.4 Penelitian Dan Pengembangan 0,00 1.549,14 1.633,48 1.570,74 1.570,74 1.633,48 7.957,59
1 Program Pengkajian dan Penelitian 859,56 968,48 925,74 925,74 968,48 4.648,01 Bappeda
a. Persentase % 75 40 50 50 60 60 60
kesesuaian
penelitian
dengan arah
kebijakan
selama periode
RPJMD
2 Program Pengembangan Iptek dan Inovasi Daerah 689,58 665,00 645,00 645,00 665,00 3.309,58 Bappeda
a. Persentase PD % 90 90 95 95 95 95 95
yang difasilitasi
dalam inovasi
daerah
C.2.4.5 Fungsi Lainnya 15.961,48 21.423,58 24.730,83 34.838,31 32.362,91 32.263,83 161.580,94
1 Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha 261,75 857,09 922,00 0,00 0,00 0,00 2.040,83 Bag
Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah Perekonomia
n Setda
a. Persentase
Kerjasama
bidang
perekonomian
yang efektif
2 Program Pemberdayaan Jasa Konstruksi 26,54 56,50 83,04 Bag Minbang
Setda
a. Persentase % 100,00 100,00 100,00
pengadaaan
barang dan
jasa tepat
waktu
3 Program Peningkatan Sinergitas Penyelenggaraan 636,00 636,00 418,50 1.690,50 Bag Minbang
PemerintahanDaerah Bidang Administrasi Setda
Pembangunan
a. Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00
kegiatan yang

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-89
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

dilaksanakan
b. Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00
Keberhasilan
Pengadaan
Barang/Jasa
c. Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00
OPD tertib
pelaporan
pelaksanaan
APBD
3 Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah 111,88 92,04 90,00 293,93 Bag Tata
Daerah Pemerintaha
n Setda
a. Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00
kerjasama
terfasilitasi
4 Program Koordinasi Bidang Pemerintahan 371,09 489,80 860,89 Bag Tata
Pemerintaha
n Setda
a. Persentase
kelurahan yang
tertib
administrasinya
5 Program Mengintensifkan Penanganan Pengaduan 131,64 588,83 763,00 1.483,47 Bag Hukum
Masyarakat Setda
a. persentase % 70,00 70,00 72,00 74,00
pengaduan
masyarakat
yang tertangani
6 Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan 3.752,92 5.228,40 4.843,55 804,50 787,00 786,00 16.202,37 Bag Hukum
Setda
a. Persentase 88,89 111,10 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Raperda
menjadi
Peraturan
Daerah yang
berasal dari
eksekutif
7 Program Sosialisasi Ketentuan Di Bidang Cukai 245,15 200,00 250,00 250,00 250,00 1.195,15 Bag Hukum
(DBHCHT) Setda
a. Ketentuan % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Cukai yang
telah
disosialisasikan

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-90
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

8 Program Penataan Tata Laksana 225,64 346,14 317,00 888,79 Bag


Organisasi
Setda
a. Persentase % 5,36 1,79 1,79 1,79
Perangkat
Daerah yang
menerapkan
manajemen
mutu
9 Program Penataan Kelembagaan 394,82 415,98 380,22 1.191,02 Bag
Organisasi
Setda
a. Persentase PD % - 18,52 18,52 18,52
yang telah
melaksanakan
evaluasi
kelembagaan
10 Program Subsidi Kebutuhan Pokok Masyarakat 0,00 115,12 365,00 480,12 Bag
Perekonomia
n Setda
a. Kenaikan harga % 3,46 <5% <5% <5%
KebutuhanPok
okStabil
dibawah 5%
11 Program Pembinaan Pemuda dan Olah Raga 0,00 87,75 177,15 264,90 Bag Kesra
Setda
a. Penurunan kasus
2014 : 25 20 18 16
kasus narkoba kasus
2015 : 20
kasus
12 Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala 222,87 2,54 30,00 255,41 Bag Umum
Daerah/Wakil Kepala Daerah Setda
a. Jumlah bulan
penyediaan
pemeliharaan
dan perawatan
kesehatan
13 Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan 10.859,96 13.046,91 16.096,61 15.946,06 14.897,71 14.959,21 85.806,47 SET DPRD
Rakyat Daerah
a. persentase % 100,00 133,33 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
perda inisiatif
yang diterbitkan

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-91
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

14 Program Penataan Ketatalaksanaan, Kelembagaan dan 733,22 693,22 679,22 2.105,66 Bag
Pendayagunaan Aparatur Organisasi
Setda
a. Rata-rata nilai Indek 65,00 65,00 77,00 80,00 85,00 88,00 88,00
persepsi kinerja s
unit pelayanan
b. Persentase PD % 6,50 6,50 6,50 25,80
yang
melaksanakan
evaluasi
kelembagaan
15 Program Peningkatan Penanganan Pengaduan 140,00 105,00 105,00 350,00 Bag Hukum
Masyarakat Bidang Hukum Setda
a. Persentase % 70,00 75,00 72,00 72,00 72,00 72,00 80,00
pengaduan
masyarakat
bidang hukum
yang tertangani
16 Program Peningkatan Kapasitas LembagaKeagamaan 10.370,17 10.315,74 9.574,35 30.260,25 BAG KESRA
dan Sosial Kemasyarakatan SETDA
a. Persentase % 90,00 95,00 100,00 100,00
penyelenggara
pendidikan
keagamaan
yang
mendapatkan
sertifikat/syaha
dah
b. Persentase % 90,00 95,00 100,00 100,00
capaian
fasilitasi
lembaga sosial
kemasyarakata
n
c. Persentase % 85,00 90,00 95,00 95,00
capaian
fasilitasi
pemberdayaan
masyarakat
17 Program kerjasama informasi dengan mas media 1.209,93 1.209,93 1.420,95 3.840,81 Bag Humas
dan keprotokoleran Setda
a. Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00
kerjasama
informasi

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-92
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

dengan mas
media yang
efektif
b. Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00
pelayanan
keprotokoleran
dan
kehumasan
18 Program Peningkatan Kualitas Administrasi 1.691,83 831,43 869,90 3.393,15 Bag Tapem
Pemerintahan Setda
a. Nilai LPPD indek 3,04 3,05 3,06 3,06
s
b. Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00
efektifitas
kerjasama
daerah
c. Persentase % 33,00 67,00 100,00 100,00
realisasi patok
batas wilayah
19 Program Peningkatan Kualitas Pelaksanaan Kebijakan 435,00 435,00 365,00 1.235,00 Bag
Daerah Bidang Perekonomian Perekonomia
n Setda
a. Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00
kegiatan
strategis bidang
perindustrian,
perdagangan,
koperasi-UKM,
Perusda,
Pertanian,
Perikanan,
Kelautan,
Ketahanan
pangan yang
dikoordinasikan
pelaksanaanny
a
20 Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Pimpinan 30,00 30,00 30,00 90,00 Bag Umum
Setda
a. Persentase 75,00 100,00 100,00 100,00
medical general
check up

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-93
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

21 Program pembangunan dan pengembangan Sistem 50,00 50,00 35,00 135,00 Inspektorat
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
a. Persentase % 22,58 38,71 51,61 61,29 77,42 100,00 100,00
OPD yang
menyelenggara
kan SPIP level
berkembang
22 Program Pengawasan Internal Terhadap 825,59 825,59 839,00 2.490,18 Inspektorat
Penyelenggaraan Tupoksi PD dan Kasus Pengaduan
a. Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Capaian Target
Pengawasan
Internal pada
Wialyah
Irbanwil I
b. Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00
Capaian Target
Pengawasan
Internal pada
Wialyah
Irbanwil II
c. Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
penyelesaian
kasus-kasus /
pengaduan
masyarakat
Internal pada
Wialyah
Irbanwil I
d. Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
penyelesaian
kasus-kasus /
pengaduan
masyarakat
Internal pada
Wialyah
Irbanwil II
23 Program Pencegahan, Pemberantasan Korupsi dan 367,25 367,25 248,20 982,70 Inspektorat
Pengawalan Reformasi Birokrasi
a. Persentase % 9,68 16,13 32,26 48,39 64,52 80,65 80,65
OPD dengan
hasil evaluasi
pembangunan
ZI minimal B

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-94
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

24 Program Peningkatan Kinerja Pemerintahan, 1.890,97 1.652,73 1.651,93 5.195,63 Kec


Pembangunan dan Pembinaan Kemasyarakatan di Pekalongan
Wilayah Barat Barat
a. Tingkat kinerja % 100,00 100,00 100,00 100,00
bidang
pemerintahan
Wilayah Barat
b. Tingkat kinerja % 100,00 100,00 100,00 100,00
bidang
pembangunan
Wilayah Barat
c. Tingkat kinerja % 100,00 100,00 100,00 100,00
bidang
pembinaan
kemasyarakata
nWilayah Barat
25 Program Peningkatan Kinerja Pemerintahan, 1.659,48 1.434,12 1.433,32 4.526,92 Kec
Pembangunan dan Pembinaan Kemasyarakatan di Pekalongan
Wilayah Timur Timur
a. Tingkat kinerja % 100,00 100,00 100,00 100,00
bidang
pemerintahan
Wilayah Timur
b. Tingkat kinerja % 100,00 100,00 100,00 100,00
bidang
pembangunan
Wilayah Timur
c. Tingkat kinerja % 100,00 100,00 100,00 100,00
bidang
pembinaan
kemasyarakata
n Wilayah
Timur
26 Program Peningkatan Kinerja Pemerintahan, 1.192,46 1.184,37 1.183,57 3.560,39 Kec
Pembangunan dan Pembinaan Kemasyarakatan di Pekalongan
Wilayah Selatan Selatan
a. Tingkat kinerja % 100,00 100,00 100,00 100,00
bidang
pemerintahan
Wilayah
Selatan
b. Tingkat kinerja % 100,00 100,00 100,00 100,00
bidang
pembangunan

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-95
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BID URUSAN CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR KONDISI
PEMERNTHN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 PADA AKHIR RPJMD PD
KINERJA KINERJA
NO DAN PROG SAT PENANGGU
PROGRAM PADA AWAL Reali Reali
PERANGK Rp. (Juta) Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) Target Rp. (Juta) NG JAWAB
(OUTCOME) RPJMD sasi sasi
DAERAH

Wilayah
Selatan
c. Tingkat kinerja % 100,00 100,00 100,00 100,00
bidang
pembinaan
kemasyarakata
n Wilayah
Selatan
27 Program Peningkatan Kinerja Pemerintahan, 1.780,27 1.777,27 1.758,24 5.315,78 Kec
Pembangunan dan Pembinaan Kemasyarakatan di Pekalongan
Wilayah Utara Utara
a. Tingkat kinerja % 100,00 100,00 100,00 100,00
bidang
pemerintahan
Wilayah Utara
b. Tingkat kinerja % 100,00 100,00 100,00 100,00
bidang
pembangunan
Wilayah Utara
c. Tingkat kinerja % 100,00 100,00 100,00 100,00
bidang
pembinaan
kemasyarakata
n Wilayah
Utara
PROGRAM PENUNJANG PEMERINTAHAN 3.112,75 911,62 1.004,32 1.427,98 987,90 1.004,32 8.448,88
1 Program Peningkatan Disiplin Aparatur 858,36 802,93 788,25 1.199,48 788,25 788,25 5.225,51 Semua OPD
a. Persentase 90,00 90,00 90,00 90,00 90,00 90,00
kehadiran
aparatur
2 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya 2.254,39 108,69 216,07 228,50 199,65 216,07 3.223,37 Semua OPD
Aparatur
a. Persentase % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
capaian
aparatur
berkompeten
JUMLAH 505.305,22 - 493.149,95 - 585.132,43 - 560.437,33 - 589.108,05 - 615.801,80 - 3.348.934,78 -

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kerangka Pendanaan VII-96
Pembangunan dan Program Perangkat Daerah
BAB VIII. KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN DAERAH

indikator kinerja daerah disusun untuk memberi gambaran tentang ukuran


keberhasilan pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah yang
ditetapkan menjadi Indikator Kinerja Utama (IKU) daerah dan indikator kinerja
penyelenggaraan pemerintahan daerah. Indikator Kinerja Utama (IKU) merupakan
indikator kinerja sasaran Visi Misi Walikota-Wakil Walikota Pekalongan. Indikator ini
menjadi alat ukur untuk mengetahui ketercapaian visi dan misi RPJMD Tahun 2016-2021.
Selanjutnya indikator kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah dari setiap
aspek, fokus menurut bidang urusan penyelenggaraan pemerintahan daerah kota sesuai
dengan kewenangan. lndikator kinerja daerah secara teknis pada dasarnya dirumuskan
dengan mengambil indikator dari Program Perangkat Daerahyang telah ditetapkan
(outcome) atau kompositnya (impact). Suatu indikator kinerja daerah dapat dirumuskan
berdasarkan hasil analisis pengaruh dari satu atau lebih indikator capaian kinerja program
(outcome) terhadap tingkat capaian indikator kinerja daerah berkenaan setelah program
dan kegiatan prioritas ditetapkan.
Indikator Kinerja Utama Kota Pekalongan disajikan pada tabel 8.1, sedangkan tabel
Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan disajikan pada tabel 8.2.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kinerja Penyelenggaraan VIII-1
Pemerintahan Daerah
Tabel 8.1 Penetapan Indikator Kinerja Utama Kota Pekalongan
DATA REALISASI TARGET KONDISI
INDIKATOR SASARAN
NO SATUAN AWAL AKHIR
(INDIKATOR KINERJA UTAMA) 2016 2017 2018 2019 2020 2021
RPJMD RPJMD
1 Angka Partisipasi Sekolah % - 95,78 96,32 96,50 97,00 98,00 99,00 99,00
2 Persentase penyelenggaraan pendidikan berakreditasi A % - 34,30 44,50 48,00 52,00 57,00 60,00 60,00
3 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 74,09 74,15 74,19 74,27 74,32 74,36 74,41 74,41
4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) % 5,42 4,10 5,05 3,80 3,70 3,60 3,50 3,50
5 Persentase Penurunan PMKS % - 6,95 7,47 8,07 8,78 9,62 10,64 41,68
6 Kategori evaluasi AKIP Grade C C CC B B B BB BB
7 Tingkat kematangan implementasi SPIP Skor - 1,50 1,75 2,25 2,75 3,00 3,50 3,50
8 Opini BPK atas LKD Opini WDP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
9 Indeks Profesionalitas ASN Indeks - - 82,20 83,00 84,00 85,00 86,00 86,00
10 Persentase PD dengan IKM Baik % N/A - 89,47 90,32 93,55 96,77 100,00 100,00
11 Persentase OPD dengan Nilai Keterbukaan Informasi Publik % - - 10,53 21,05 50,00 78,95 100,00 100,00
kategori Baik (Informatif)
12 Pertumbuhan PDRB sektor Industri pengolahan % 3,99 4,16 4,30 4,50 4,70 4,90 5,10 5,10
13 Pertumbuhan PDRB sektor perdagangan dan jasa % 3,62 4,86 5,00 5,20 5,40 5,60 5,80 5,80
14 Persentase luas wilayah genangan banjir dan rob % 42,43 41,33 31,03 28,26 18,54 9,30 9,04 9,04
15 Persentase kawasan permukiman kumuh % - - 3,44 2,36 1,03 0,45 - -
16 Cakupan Layanan Sarpras Permukiman Perkotaan % - - 82,05 85,01 87,88 90,75 93,63 93,63
17 Rasio Kapasitas Jalan (VC Ratio) Indeks 0,87 0,88 0,87 0,87 0,84 0,75 0,73 0,73
18 Persentase pemenuhan sarana prasrana pada ruang publik % - 14,29 42,86 57,14 71,40 85,70 100,00 100,00
kreatif (taman bahagia).
19 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Indeks - - 52,59 52,63 52,67 52,72 52,76 52,76
20 cakupan komunitas yang berdaya dalam memanfaatkan kelompok - - 10 15 20 25 30 30
teknologi informasi
21 persentase peningkatan penyelenggaraan event % 16,00 37,50 56,25 61,29 70,97 83,87 100,00 100,00
22 Persentase penurunan kasus konflik sosial % - 58,82 (14,29) 12,50 14,29 16,67 20,00 20,00
23 Persentase Implementasi pendidikan keagamaan dan % - 50,00 50,00 52,50 55,00 60,00 65,00 65,00
pendidikan karakter

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kinerja Penyelenggaraan VIII-2
Pemerintahan Daerah
Tabel 8.2 Penetapan Indikator Kinerja Daerah
Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
Kota Pekalongan
KONDISI REALISASI TARGET KINERJA KONDISI
ASPEK/INDIKATOR KINERJA JENIS PENANGGUNG
SATUAN AWAL AKHIR
PEMBANGUNAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 INDIKATOR JAWAB
RPJMD RPJMD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
A. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
FOKUS KESEJAHTERAAN DAN PEMERATAAN EKONOMI
- IPM Indeks 71,53 73,32 73,77 74,55 75,33 76,12 76,90 76,90 Data Makro KOTA
- Indeks Gini Indeks 0,34 0,34 0,37 0,34 0,34 0,34 0,34 0,34 Data Makro KOTA
- Inflasi % 3,46 2,94 3,61 3±1 3±1 3±1 3±1 3±1 Data Makro KOTA
- Pertumbuhan Ekonomi % 5,36 5,36 5,48 5,62 5,75 5,87 6,00 6,00 Indikator Tujuan KOTA
Kota
- Pertumbuhan PDRB sektor Industri % 3,99 4,16 4,30 4,50 4,70 4,90 5,10 5,10 IKU Kota KOTA
pengolahan
- Pertumbuhan PDRB sektor % 3,62 4,86 5,00 5,20 5,40 5,60 5,80 5,80 IKU Kota KOTA
perdagangan dan jasa

FOKUS KESEJAHTERAAN SOSIAL


- Harapan Lama Sekolah (expected Tahun 11,93 12,77 12,78 12,89 13,00 13,10 13,21 13,21 Indikator Tujuan KOTA
Years Of Schooling) Kota
- Angka Kemiskinan % 8,02 7,92 7,47 6,87 6,28 5,70 5,14 5,14 Indikator Tujuan KOTA
Kota
- Konflik Sosial kasus 34 14 16 0 0 0 0 - Indikator Tujuan KOTA
Kota
- Angka Partisipasi Sekolah % - 95,78 96,32 96,50 97,00 98,00 99,00 99,00 IKU Kota KOTA
- Persentase penyelenggaraan % - 34,30 44,50 48,00 52,00 57,00 60,00 60,00 IKU Kota KOTA
pendidikan berakreditasi A
- Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 74,09 74,15 74,19 74,27 74,32 74,36 74,41 74,41 IKU Kota KOTA
- Tingkat Pengangguran Terbuka % 5,42 4,10 5,05 3,80 3,70 3,60 3,50 3,50 IKU Kota KOTA
(TPT)
- Persentase Penurunan PMKS % - 6,95 7,47 8,07 8,78 9,62 10,64 41,68 IKU Kota KOTA
- Persentase luas wilayah genangan % 42,43 41,33 31,03 28,26 18,54 9,30 9,04 9,04 IKU Kota KOTA
banjir dan rob

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kinerja Penyelenggaraan VIII-3
Pemerintahan Daerah
KONDISI REALISASI TARGET KINERJA KONDISI
ASPEK/INDIKATOR KINERJA JENIS PENANGGUNG
SATUAN AWAL AKHIR
PEMBANGUNAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 INDIKATOR JAWAB
RPJMD RPJMD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
- Persentase kawasan permukiman % - - 3,44 2,36 1,03 0,45 - - IKU Kota KOTA
kumuh
- Persentase penurunan kasus konflik % - 58,82 (14,29) 12,50 14,29 16,67 20,00 20,00 IKU Kota KOTA
sosial
- Persentase Implementasi % - 50,00 50,00 52,50 55,00 60,00 65,00 65,00 IKU Kota KOTA
pendidikan keagamaan dan
pendidikan karakter

FOKUS SENI BUDAYA DAN OLAH RAGA


- Persentase seni budaya yang % - 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Tujuan KOTA
dilestarikan Kota
- persentase peningkatan % 16,00 37,50 56,25 61,29 70,97 83,87 100,00 100,00 IKU Kota KOTA
penyelenggaraan event

B. ASPEK PELAYANAN UMUM


URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR
URUSAN PENDIDIKAN
- Angka Partisipasi Sekolah Jenjang % 47,05 60,35 62,50 65,00 67,50 70,00 70,00 IKU Renstra Dindik
PAUD/TK
- Angka Partisipasi Sekolah Jenjang % 104,86 107,09 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 IKU Renstra Dindik
DIKDAS
- Persentase Penyelenggaraan % 1,50 2,50 3,50 4,50 5,50 5,50 IKU Renstra Dindik
PAUD Berakreditasi A
- Persentase Penyelenggaraan % 67,21 70,00 75,00 80,00 85,00 85,00 IKU Renstra Dindik
Pendidikan Dasar Berakreditasi A
- Persentase implementasi % N/A N/A 5,00 10,00 20,00 30,00 30,00 IKU Renstra Dindik
pendidikan karakter di sekolah
- Persentase implementasi % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 IKU Renstra Dindik
pendidikan keagamaan di sekolah
- Angka Kenakalan Pelajar per 100 - - 5,00 4,00 3,00 2,00 2,00 IKU Renstra Dindik
Siswa
- APS 3-6 tahun % - - 66,76 67,00 67,50 68,00 68,50 68,50 Indikator Program Dindik
- APK PAUD % - 47,05 60,38 61,00 61,00 62,00 62,50 62,50 Indikator Program Dindik

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kinerja Penyelenggaraan VIII-4
Pemerintahan Daerah
KONDISI REALISASI TARGET KINERJA KONDISI
ASPEK/INDIKATOR KINERJA JENIS PENANGGUNG
SATUAN AWAL AKHIR
PEMBANGUNAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 INDIKATOR JAWAB
RPJMD RPJMD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
- APM PAUD % - - - - 60,00 65,00 70,00 70,00 Indikator Program Dindik
- APS 5-6 tahun % - - - - 75,00 78,00 80,00 80,00 Indikator Program Dindik
- APK TK/RA % - - - - 76,00 78,00 81,00 81,00 Indikator Program Dindik
- APM TK/RA % - - - - 75,00 77,00 80,00 80,00 Indikator Program Dindik
- APS 7-12 tahun % - 103,91 107,62 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Dindik
- APK SD/MI % - 105,90 108,41 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Dindik
- APM SD/MI % - 89,11 93,43 94,00 94,50 95,50 96,00 96,00 Indikator Program Dindik
- APS 13-15 tahun % - 103,34 107,09 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Dindik
- APK SMP/MTs % - 104,26 109,71 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Dindik
- APM SMP/MTs % - 72,25 75,84 76,00 76,50 77,00 77,50 77,50 Indikator Program Dindik
- Angka Partisipasi PNF (non PAUD) % - - - - 21,00 25,00 29,00 29,00 Indikator Program Dindik
- Angka Partisipasi Kesetaraan % - - - - 36,00 40,00 45,00 45,00 Indikator Program Dindik
- Rasio Partisipasi ATS pada % - - - - 80,00 90,00 95,00 95,00 Indikator Program Dindik
Pendidikan Kesetaraan
- Angka Partisipasi LKP % - - - - 20,00 25,00 30,00 30,00 Indikator Program Dindik
- Angka Partisipasi PKBM % - - - - 7,00 9,00 12,00 12,00 Indikator Program Dindik
- Angka Melek Huruf % - 93,12 96,53 97,00 98,50 99,50 100,00 100,00 Indikator Program Dindik
- Rasio Ketercukupan Guru (sekolah % - - SD : SD : 85 SD : SD : SD : 95 SD : 95 % Indikator Program Dindik
negeri dan swasta) 82.4 % % 87.5 % 90 % % SMP : 100
SMP : SMP : SMP : SMP : SMP : %
89.5 % 95 % 96 % 97.5 % 100 % TK : 100 %
TK : TK : TK : TK : TK : 100
333 % 100 % 100 % 100 % %
- Rasio Ketercukupan Tenaga % - - SD : SD : 16 SD : 20 SD : SD : 50 SD : 50 % Indikator Program Dindik
Kependidikan (sekolah negeri) 14.1 % % % 30 % % SMP : 80 %
SMP : SMP : SMP : SMP : SMP : TK : 60 %
61.7 % 65 % 67.5 % 70 % 80 %
TK : TK : 35 TK : TK : 40 TK : 60
30.3 % % 37.5 % % %
- Persentase pendidik/guru jenjang % - - 85,90 89,50 90,00 95,00 100,00 100,00 Indikator Program Dindik
TK/RA, SD/MI dan SMP/MTs
berijazah S1/DIV

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kinerja Penyelenggaraan VIII-5
Pemerintahan Daerah
KONDISI REALISASI TARGET KINERJA KONDISI
ASPEK/INDIKATOR KINERJA JENIS PENANGGUNG
SATUAN AWAL AKHIR
PEMBANGUNAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 INDIKATOR JAWAB
RPJMD RPJMD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
- Persentase pendidik/guru % - 55,00 57,68 58,00 59,00 60,00 62,00 62,00 Indikator Program Dindik
bersertifikat profesi pendidik
- Rasio kepala sekolah yang % - - - 25,00 35,00 50,00 75,00 75,00 Indikator Program Dindik
memenuhi kualifikasi
- Rasio tenaga kependidikan yang % - - - 25,00 30,00 50,00 75,00 75,00 Indikator Program Dindik
memenuhi kualifikasi
- Persentase ketersediaan data dan % - 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Dindik
informasi pendidikan yang
dibutuhkan
- Persentase satuan pendidikan yang % - 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Dindik
terfasilitasi peningkatan kapasitas
manajemen
- Angka Putus Sekolah SD/MI % - 0,09 0,07 0,06 0,05 0,04 0,03 0,03 Indikator Program Dindik
- Angka Putus Sekolah SMP/MTs % - 0,43 0,12 0,11 0,10 0,09 0,08 0,08 Indikator Program Dindik
- Persentase Lulusan SD/MI yang % - 113,35 105,08 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Dindik
melanjutkan ke SMP/MTs
- Persentase Lulusan SMP/MTs yang % - 105,12 100,78 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Dindik
melanjutkanke SMA/SMK/MA
- Rasio Pertumbuhan Daya Tampung % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Dindik
Dikdas dan PAUD formal
- Rasio Ketersediaan Ruang Kelas % - - - - 65,00 70,00 75,00 75,00 Indikator Program Dindik
TK/RA
- Rasio Ketersediaan Ruang Kelas % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Dindik
Dikdas
- Rata-rata Kelengkapan Jumlah % - - - - 65,00 67,50 70,00 70,00 Indikator Program Dindik
sarana dan prasarana pembelajaran
dan pendukung
- Rasio Kondisi sarana dan % - - - - 70,00 80,00 90,00 90,00 Indikator Program Dindik
prasarana layak pakai
- Angka Lulus Jenjang Dikdas % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Dindik
- Nilai Rata-rata UN SD/MI nilai - 72,80 75,30 - 76,00 76,50 77,00 77,00 Indikator Program Dindik
- Nilai Rata-rata UN SMP/MTs nilai - 58,30 61,30 55,12 60,00 62,00 65,00 65,00 Indikator Program Dindik
- Persentase Sekolah Jenjang dikdas % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Dindik

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kinerja Penyelenggaraan VIII-6
Pemerintahan Daerah
KONDISI REALISASI TARGET KINERJA KONDISI
ASPEK/INDIKATOR KINERJA JENIS PENANGGUNG
SATUAN AWAL AKHIR
PEMBANGUNAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 INDIKATOR JAWAB
RPJMD RPJMD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
yang terfasilitasi Penilaian
Akreditasi
- Angka sekolah Jenjang Dikdas indek - 2,75 2,75 2,75 3,30 3,30 3,30 3,30 Indikator Program Dindik
penyelenggara pendidikan Inklusi
- Persentase sekolah Jenjang Dikdas % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Dindik
yang terfasilitasi pembinaan oleh
pengawas
- Persentase Sekolah Jenjang PAUD % - - - - 80,00 85,00 90,00 90,00 Indikator Program Dindik
yang menerapkan model
Pendidikan Keagamaan
- Persentase Sekolah Jenjang PAUD % - - - - 80,00 85,00 90,00 90,00 Indikator Program Dindik
yang menerapkan model
pembentukan karakter yang
melibatkan peran aktif wali murid
- Rasio Siswa Jenjang PAUD yang % - - - - 20,00 15,00 10,00 10,00 Indikator Program Dindik
mengikuti pembelajaran di
TPQ/madin
- Persentase Satuan Pendidikan % - - 100,00 100,00 20,00 15,00 10,00 10,00 Indikator Program Dindik
Jenjang PAUD yang terfasilitasi
dalam Kegiatan Lomba dan
Apresiasi
- PersentaseSatuan Pendidikan % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Dindik
PAUD&PNF yang terfasilitasi
penilaian akeditasi
- Persentase satuan pendidikan % - - - - 92,00 94,00 95,00 95,00 Indikator Program Dindik
PAUD & PNFyang terfasilitasi
pembinaan oleh Pengawas/penilik
- Persentaseorganisasi mitra PAUD & % - 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Dindik
PNF yang terfasilitasi
pemberdayaan
- Persentase Satuan Pendidikan % - 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Dindik
PAUD & PNF yang terfasilitasi
lomba dan apresiasi

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kinerja Penyelenggaraan VIII-7
Pemerintahan Daerah
KONDISI REALISASI TARGET KINERJA KONDISI
ASPEK/INDIKATOR KINERJA JENIS PENANGGUNG
SATUAN AWAL AKHIR
PEMBANGUNAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 INDIKATOR JAWAB
RPJMD RPJMD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
- Persentase Siswa Muslim Kelas VI % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Dindik
SD yang berijazah BTQ
- Persentase Sekolah Jenjang Dikdas % - - - - 25,00 40,00 60,00 60,00 Indikator Program Dindik
yang menerapkan model
Pendidikan Keagamaan
- Persentase Sekolah Jenjang Dikdas % - - - - 10,00 20,00 30,00 30,00 Indikator Program Dindik
yang menerapkan model
pembentukan karakter yang
melibatkan peran aktif wali murid
- Rasio Siswa Jenjang Dikdas yang Rasio - - - - 50,00 60,00 70,00 70,00 Indikator Program Dindik
mengikuti pembelajaran di
TPQ/Madin
- Persentase Sekolah Jenjang Dikdas % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Dindik
yang terfasilitasi dalam kegiatan
lomba dan apresiasi bagi siswa
- Rasio siswa jenjang Dikdas yang Rasio - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Dindik
terfasilitasi kegiatan kepramukaan

URUSAN KESEHATAN
- AKI % 137,36 171,26 110,00 105,00 102,00 102,00 102,00 IKU Renstra Dinkes
- AKB % 12,36 9,08 9,70 9,70 9,60 9,60 9,60 IKU Renstra Dinkes
- AKABA % 12,50 12,50 12,45 12,40 12,35 12,30 12,25 12,25 IKU Renstra Dinkes
- Tingkat Kemandirian BLUD Rumah % 71,14 71,09 71,20 71,35 71,50 71,70 71,70 IKU Renstra RSUD Bendan
Sakit
- BOR (Bed Occupation Rate) ‰ 70,04 57,10 74,00 76,00 78,00 80,00 80,00 IKU Renstra RSUD Bendan
- NDR (Net Death Rate) ‰ 22,24 19,13 ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ 20/1000 IKU Renstra RSUD Bendan
23/1000 22/1000 21/1000 20/1000 pasien
pasien pasien pasien pasien
- GDR (Gross Death Rate) % 48,27 43,58 ≤ ≤ ≤ ≤ ≤ 40/1000 IKU Renstra RSUD Bendan
43/1000 42/1000 41/1000 40/1000 pasien
pasien pasien pasien pasien
- ALOS hari 4,00 4,00 6-9 6-9 6-9 6-9 6-9 IKU Renstra RSUD Bendan
- Persentase ketersediaan obat di % - - 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Dinkes
puskesmas

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kinerja Penyelenggaraan VIII-8
Pemerintahan Daerah
KONDISI REALISASI TARGET KINERJA KONDISI
ASPEK/INDIKATOR KINERJA JENIS PENANGGUNG
SATUAN AWAL AKHIR
PEMBANGUNAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 INDIKATOR JAWAB
RPJMD RPJMD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
- Persentase sarana pelayanan % - - - 85,00 90,00 95,00 95,00 95,00 Indikator Program Dinkes
kefarmasian yg memenuhi standar
- Persentase temuan makanan % - - - 4,50 4,00 3,50 3,00 3,00 Indikator Program Dinkes
berbahaya
- Persentase kasus balita gizi buruk % 13,00 0,16 0,06 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 Indikator Program Dinkes
- Persentase ibu hamil KEK % 22,30 12,26 13,70 <13,7 <13,6 <13,6 <13,5 <13,5 Indikator Program Dinkes
- Persentase bayi usia < 6 bulan yang % - 86,72 42,80 43,00 45,00 47,00 50,00 50,00 Indikator Program Dinkes
mendapat ASI Eksklusif
- Persentase puskesmas yang % - - - - 35,00 70,00 100,00 100,00 Indikator Program Dinkes
terakreditasi minimal utama
- Persentase RS yang terakreditasi % - - - 63,00 75,00 90,00 100,00 100,00 Indikator Program Dinkes
minimal utama
- Persentase sarana kesehatan % N/A N/A N/A N/A - 25,00 50,00 50,00 Indikator Program Dinkes
lainnya yang terakreditasi
- Angka Kesakitan DBD per 10.000 indeks - - - - <2 <2 <2 <2 Indikator Program Dinkes
penduduk
- Cakupan pelayanan penderita TB % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Dinkes
(SPM)
- Cakupan pelayanan penderita HIV % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Dinkes
AIDS (SPM)
- Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap % - - - - 97,00 98,00 99,00 99,00 Indikator Program Dinkes
pada bayi
- Cakupan pelayanan kesehatan % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Dinkes
penderita Hipertensi (SPM)
- Cakupan pelayanan kesehatan usia % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Dinkes
produktif (SPM)
- Cakupan pelayanan kesehatan % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Dinkes
Diabetes Melitus (SPM)
- Cakupan pelayanan Kesehatan % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Dinkes
Jiwa (SPM)
- Tingkat kemandirian BLUD 0 - - - - 43,00 45,00 50,00 50,00 Indikator Program Dinkes
Puskesmas
- Tingkat kemandirian BLUD BKPM 0 - - - - 25,00 28,00 30,00 30,00 Indikator Program Dinkes

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kinerja Penyelenggaraan VIII-9
Pemerintahan Daerah
KONDISI REALISASI TARGET KINERJA KONDISI
ASPEK/INDIKATOR KINERJA JENIS PENANGGUNG
SATUAN AWAL AKHIR
PEMBANGUNAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 INDIKATOR JAWAB
RPJMD RPJMD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
- Tingkat kemandirian BLUD PSPJ 0 - - - - 18,00 23,00 25,00 25,00 Indikator Program Dinkes
- Cakupan Kelurahan Open % - - 11,11 37,04 51,85 55,56 59,26 59,26 Indikator Program Dinkes
Defecation Free (ODF)
- Persentase kualitas air minum pada % - - 75,00 77,00 79,00 81,00 84,00 84,00 Indikator Program Dinkes
penyelenggara air minum
- Persentase Tempat Pengolahan % - - 90,00 92,00 94,00 96,00 98,00 98,00 Indikator Program Dinkes
Makanan (TPM) yg memenuhi
syarat kesehatan
- Persentase Pembinaan kesehatan % - - 30,00 33,00 35,00 37,00 40,00 40,00 Indikator Program Dinkes
kerja pada pekerja sektor formal
dan informal
- Persentase pembinaan kesehatan % - - 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00 40,00 Indikator Program Dinkes
olah raga pada anak SD
- Rata-rata waktu tunggu pelayanan menit - 59,00 58,00 56,00 54,00 52,00 50,00 50,00 Indikator Program Dinkes
obat racikan kurang dari sama
dengan 60 menit
- Cakupan pelayanan kesehatan ibu % - 98,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Dinkes
hamil (SPM)
- Cakupan pelayanan kesehatan ibu % - 99,98 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Dinkes
bersalin (SPM)
- Cakupan pelayanan kesehatan bayi % - 99,10 99,30 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Dinkes
baru lahir (SPM)
- Cakupan pelayanan kesehatan % - 94,50 92,90 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Dinkes
balita (SPM)
- Cakupan pelayanan kesehatan % - 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Dinkes
pada remaja
- Cakupan pelayanan kesehatan % - 58,70 64,26 64,50 64,70 64,90 65,00 65,00 Indikator Program Dinkes
lansia (SPM)
- Cakupan penduduk yg mempunyai % - - - - 90,00 95,00 95,00 95,00 Indikator Program Dinkes
jaminan kesehatan
- Persentase puskesmas yang % - - - - 90,00 95,00 95,00 95,00 Indikator Program Dinkes
memenuhi standar puskesmas

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kinerja Penyelenggaraan VIII-10
Pemerintahan Daerah
KONDISI REALISASI TARGET KINERJA KONDISI
ASPEK/INDIKATOR KINERJA JENIS PENANGGUNG
SATUAN AWAL AKHIR
PEMBANGUNAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 INDIKATOR JAWAB
RPJMD RPJMD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
- Persentase ketersediaan obat di % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Dinkes
Puskesmas dan BKPM
- Persentase peningkatan jumlah % - - - - 14,00 16,00 18,00 18,00 Indikator Program Dinkes
produksi Obat Asli Indonesia
- Persentase peningkatan jumlah % - - - - 14,00 16,00 18,00 18,00 Indikator Program Dinkes
varian produk obat asli Indonesia
- Cakupan Posyandu strata mandiri % - - - - 25,00 28,00 30,00 30,00 Indikator Program Dinkes
- Cakupan pelayanan kesehatan % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Dinkes
pada usia pendidikan dasar (SPM)
- Persentase ketersediaan data dan % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Dinkes
informasi kesehatan yang
dibutuhkan
- Persentase satuan kesehatan yang % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Dinkes
terfasilitasi peningkatan kapasitas
manajemen
- Persentase penanganan BBLR % - - - - 98,00 99,00 100,00 100,00 Indikator Program RSUD Bendan
1500 gr - 2500 gr
- Persentase kematian ibu bersalin % - - - - ≤1 ≤1 ≤1 ≤1 Indikator Program RSUD Bendan
yang disebabkan oleh pendarahan
- Persentase kematian ibu bersalin % - - - - ≤ 30 ≤ 30 ≤ 30 ≤ 30 Indikator Program RSUD Bendan
yang disebabkan oleh pre-
ekslampsia
- Persentase kematian ibu bersalin % - - - - ≤ 0,2 ≤ 0,2 ≤ 0,2 ≤ 0,2 Indikator Program RSUD Bendan
yang disebabkan oleh sepsis
- Persentase sarana dan prasarana 0 - 82,00 85,00 90,00 95,00 98,00 100,00 100,00 Indikator Program RSUD Bendan
pelayanan kesehatan RS
- Rata-rata waktu tunggu pelayanan menit - 47,00 46,00 44,00 40,00 35,00 30,00 30,00 Indikator Program RSUD Bendan
obat jadi kurang dari sama dengan
30 menit
- Rata-rata waktu tunggu pelayanan menit - 59,00 58,00 56,00 54,00 52,00 50,00 50,00 Indikator Program RSUD Bendan
obat racikan kurang dari sama
dengan 60 menit
- Skor Akreditasi RS 0 - - - - terakred reakredi reakredi reakreditasi Indikator Program RSUD Bendan
itasi tasi tasi
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kinerja Penyelenggaraan VIII-11
Pemerintahan Daerah
KONDISI REALISASI TARGET KINERJA KONDISI
ASPEK/INDIKATOR KINERJA JENIS PENANGGUNG
SATUAN AWAL AKHIR
PEMBANGUNAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 INDIKATOR JAWAB
RPJMD RPJMD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
snars
- Persentase perawat yang % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program RSUD Bendan
bersertifikasi BTCLS (basic trauma
cardlac life saving) dan bidan yang
bersertifikasi PPGDON
(penanganan penderita gawat
darurat obstetric dan neonatus)

URUSAN PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


- Ketersediaan Sarpras Pengendali % 20 unit di 46,51 55,81 72,09 81,40 100,00 43 unit IKU Renstra DPU-PR
Banjir dan Rob Tahun 2017
- Persentase kawasan strategis yang % 14,29 42,86 57,14 71,40 85,70 100,00 100,00 IKU Renstra DPU-PR
tertata (Jetayu, Kampung Pecinan,
Kampung Arab, Batas Kota, Pati
Unus)
- persentase progres tahapan % - 5,00 10,00 77,00 90,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program DPU-PR
pembangunan Jalan akses ke jalan
tol
- Persentase sarpas pengendali % N/A N/A N/A N/A 88,24 94,44 94,74 94,74 Indikator Program DPU-PR
banjir dalam kondisi baik
- persentase titik lampu yang telah % N/A N/A N/A N/A 33,00 36,00 40,00 40,00 Indikator Program DPU-PR
bermeterisasi dan LED
- Komponen ruang publik kreatif % - - 25,00 50,00 71,40 85,70 100,00 100,00 Indikator Program DPU-PR
(taman bahagia) yang ditingkatkan
sarana prasarananya
- Peningkatan sarpas lokasi makam % - - - - 33,00 67,00 100,00 100,00 Indikator Program DPU-PR
- Persentase peningkatan jumlah % - N/A N/A 4,50 4,50 4,50 4,50 16.286 unit Indikator Program DPU-PR
bangunan ber-IMB
- Persentase jembatan dalam kondisi % - - - - 92,21 92,21 92,21 92,21 Indikator Program DPU-PR
baik
Persentase Trotoir dalam kondisi % - - - - 11,86 12,02 12,18 12,18 Indikator Program DPU-PR
baik
- Persentase Saluran Pematus Jalan % - - - - 42,29 42,46 42,62 42,62 Indikator Program DPU-PR
dalam kondisi baik

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kinerja Penyelenggaraan VIII-12
Pemerintahan Daerah
KONDISI REALISASI TARGET KINERJA KONDISI
ASPEK/INDIKATOR KINERJA JENIS PENANGGUNG
SATUAN AWAL AKHIR
PEMBANGUNAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 INDIKATOR JAWAB
RPJMD RPJMD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
- Fasilitasi perencanaan bangunan % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program DPU-PR
gedung
- Fasilitasi pembangunan bangunan % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program DPU-PR
gedung
- persentase jaringan irigasi yang % - - - - 76,73 77,33 78,26 78,26 Indikator Program DPU-PR
dipelihara
- Persentase drainase primer dalam % - - - - 60,00 65,02 70,14 70,14 Indikator Program DPU-PR
kondisi baik

URUSAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN


- Persentase ketersediaan drainase % 45,22 46,56 46,85 47,15 47,46 47,46 IKU Renstra Dinperkim
lingkungan
- Rasio akses air minum terhadap % 87,98 89,98 91,99 93,99 95,99 95,99 IKU Renstra Dinperkim
jumlah penduduk
- Cakupan layanan pengelolaan % 91,98 93,32 94,65 95,99 97,33 97,33 IKU Renstra Dinperkim
limbah domestik
- Cakupan jalan lingkungan dalam % 69,57 74,40 78,85 83,30 87,75 87,75 IKU Renstra Dinperkim
kondisi mantap
- Rasio Rumah Layak Huni % 92,68 94,56 95,95 97,35 98,74 98,74 IKU Renstra Dinperkim
- Rasio Rumah Tidak Layak Huni % - - 7,32 5,44 4,05 2,65 1,26 1,26 Indikator Program Dinperkim
- Persentase perumahan MBR yang % - - 10,87 23,26 50,00 78,26 100,00 100,00 Indikator Program Dinperkim
menyediakan fasum fasos
- Rasio panjang jalan lingkungan % - - 69,57 74,40 78,85 83,30 87,75 87,75 Indikator Program Dinperkim
yang terlayani drainase
- Cakupan jalan dan jembatan % - - 45,22 46,56 46,85 47,15 47,46 47,46 Indikator Program Dinperkim
permukiman dalam kondisi baik
- Persentase penduduk yang % - - 84,71 89,98 91,99 93,99 95,99 95,99 Indikator Program Dinperkim
mengakses air bersih yang
terlindungi dengan perpipaan
- Cakupan akses sanitasi % - - N/A 93,32 94,65 95,99 97,33 97,33 Indikator Program Dinperkim

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kinerja Penyelenggaraan VIII-13
Pemerintahan Daerah
KONDISI REALISASI TARGET KINERJA KONDISI
ASPEK/INDIKATOR KINERJA JENIS PENANGGUNG
SATUAN AWAL AKHIR
PEMBANGUNAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 INDIKATOR JAWAB
RPJMD RPJMD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
URUSAN KETENTRAMAN, KETERTIBAN UMUM DAN LINMAS
- Berkurangnya pelanggaran perda kasus 1.337 2.003 2.000 1.500 1.000 500 500 IKU Renstra Satpol PP
- Waktu respon penanganan menit 15,00 15,00 15,00 15,00 15,00 15,00 15,00 IKU Renstra Satpol PP
kebakaran
- Persentase korban bencanayang % 52,01 52,01 95,18 80,00 80,00 80,00 80,00 IKU Renstra BPBD
ditangani
- Persentase potensi kerawanan % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 IKU Renstra Kesbangpol
sosial yang dibina
- Presentase tingkat partisipasi politik % tingkat 77,50 77,50 - 77,50 tingkat IKU Renstra Kesbangpol
masyarakat partisipasi partisipasi
pemilu pada mengikuti
pilwalkot, target KPU
pilgub, rata2 Kota
pilpres dan Pekalongan
pilleg pada dalam
periode penyelengg
sblmnya araan
Pilgub,
pilpres, dan
pilwalkot
- Cakupan Kelompok Sasaran Tibum % - 20,00 25,00 30,00 50,00 75,00 100,00 100,00 Indikator Program Satpol PP
yang dibina
- persentase pemilih pemula yang % - - 11,25 34,96 - 17,12 21,11 Indikator Program Kesbangpol
terdidik politik
- Persentase Informasi Barang Cukai 0 - 99,52 98,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Satpol PP
Ilegal yang dikoordinasikan untuk
ditangani
- Persentase Penanganan % - - 95,24 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Satpol PP
Kedaruratan Sipil Non Kebakaran
- Persentase penanganan bencana % - - 85,71 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Satpol PP
kebakaran sesuai dengan SPM
- Persentase penyelesaian % - 91,02 94,01 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Satpol PP
pelanggaran perda yang dilaporkan

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kinerja Penyelenggaraan VIII-14
Pemerintahan Daerah
KONDISI REALISASI TARGET KINERJA KONDISI
ASPEK/INDIKATOR KINERJA JENIS PENANGGUNG
SATUAN AWAL AKHIR
PEMBANGUNAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 INDIKATOR JAWAB
RPJMD RPJMD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
- Persentase Penanganan % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Kesbangpol
kerawanan/konflik sosial
- Persentase penurunan kasus % N/A N/A N/A 32,26 19,05 23,53 23,08 23,08 Indikator Program Kesbangpol
narkoba
- persentase korban bencana alam % - - - - 75,00 75,00 75,00 75,00 Indikator Program BPBD
yang ditangani
- peningkatan peran serta lembaga % - - - - 33,33 33,33 33,33 33,33 Indikator Program BPBD
masyarakat/komunitas masyarakat
tanggap bencana

URUSAN SOSIAL
- Persentase PMKS Tertangani % 6,95 6,95 6,95 6,95 6,95 6,95 41,68 IKU Renstra Dinsos P2KB
- Persentase Keluarga Miskin yang % - - - 1,17 1,33 1,50 1,66 1,66 Indikator Program Dinsos P2KB
diberdayakan
- Persentase PMKS yang mendapat % - - - - 23,41 30,22 37,02 37,02 Indikator Program Dinsos P2KB
pelayanan rehabilitasi ,
perlindungan dan jaminan sosial
- Persentase korban bencana pada % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Dinsos P2KB
saat dan setelah tanggap darurat
bencana yang mendapat
perlindungan dan jaminan sosial
(SPM)
- Persentase kelembagaan % - - - - 58,33 66,67 75,00 75,00 Indikator Program Dinsos P2KB
kesejahteraan sosial yang aktif

URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG TIDAK BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR


URUSAN TENAGA KERJA
- Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja % 68,53 68,89 69,26 69,64 69,64 IKU Renstra Dinperinaker
- Cakupan tenaga kerja yang orang - - - 832,00 800,00 800,00 800,00 800,00 Indikator Program Dinperinaker
berkompeten
- Persentase Wirausaha yang mandiri % - - - 30,00 40,00 45,00 50,00 50,00 Indikator Program Dinperinaker
dan produktif yang masih
melanjutkan usaha

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kinerja Penyelenggaraan VIII-15
Pemerintahan Daerah
KONDISI REALISASI TARGET KINERJA KONDISI
ASPEK/INDIKATOR KINERJA JENIS PENANGGUNG
SATUAN AWAL AKHIR
PEMBANGUNAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 INDIKATOR JAWAB
RPJMD RPJMD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
- Persentase tenaga siap pakai yang % - - - 63,10 65,00 67,00 70,00 70,00 Indikator Program Dinperinaker
ditempatkan
- Persentase tenaga kerja yang % - - - 63,00 65,00 70,00 75,00 75,00 Indikator Program Dinperinaker
ditempatkan
- Persentase kasus perselisihan % - - - 53,00 54,00 54,00 55,00 55,00 Indikator Program Dinperinaker
hubungan industrial yang
diselesaikan dengan penjanjian
bersama
- Rasio kenaikan upah minimum % - - - 8,71 8,72 8,73 8,74 8,74 Indikator Program Dinperinaker
- Rasio jumlah sarana hubungan % - - - 44,00 46,00 48,00 50,00 50,00 Indikator Program Dinperinaker
industrial LKS Bipartit yang
terbentuk di perusahaan
- Rasio jumlah sarana hubungan % - - - 43,00 45,00 46,00 47,00 47,00 Indikator Program Dinperinaker
industrial peraturan Perusahaan /
perjanjian kerja bersama yang
dibuat perusahaan

URUSAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK


- Indeks Pemberdayaan Gender indeks 67,44 67,44 64,28 64,38 64,48 64,58 64,58 IKU Renstra DPMPPA
(IDG)
- Predikat Kota Layak Anak pratama pratama pratama pratama pratama IKU Renstra DPMPPA
- Persentase kegiatan perangkat % - - - - 51,61 77,42 100,00 100,00 Indikator Program DPMPPA
daerah yang sudah responsif
gender
- Persentase kampung layak anak % - - - - 25,00 50,00 100,00 100,00 Indikator Program DPMPPA
- Cakupan penanganan korban % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program DPMPPA
kekerasan berbasis gender dan
anak

URUSAN PANGAN
- Konsumsi pangan penduduk sesuai skor 89,00 89,70 90,40 91,10 91,80 92,50 92,50 IKU Renstra Dinperpa
dengan Pola Pangan Harapan
- Peningkatan produksi tanaman % 5,40 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 IKU Renstra Dinperpa
pangan kg (% per tahun)

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kinerja Penyelenggaraan VIII-16
Pemerintahan Daerah
KONDISI REALISASI TARGET KINERJA KONDISI
ASPEK/INDIKATOR KINERJA JENIS PENANGGUNG
SATUAN AWAL AKHIR
PEMBANGUNAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 INDIKATOR JAWAB
RPJMD RPJMD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
- Indeks capaian skor pola pangan skor - 40,18 89,90 90,00 90,05 90,10 90,20 90,20 Indikator Program Dinperpa
harapan ketersediaan pangan

URUSAN PERTANAHAN
- persentase kepemilikan sertifikat % 55,22 58,12 60,95 63,85 75,00 75,00 75,00 75,00 Indikator Program DPU-PR
tanah pemkot untuk infrastruktur
kota

URUSAN LINGKUNGAN HIDUP


- Indeks Kualitas Air indeks - 43,44 43,45 43,46 43,47 43,48 43,48 IKU Renstra DLH
- Indeks kualitas Udara indeks - 99,29 99,29 99,29 99,29 99,29 99,29 IKU Renstra DLH
- Indeks kualitas Tutupan Lahan indeks - 23,50 23,60 23,70 23,80 23,90 23,90 IKU Renstra DLH
- Cakupan Layanan Persampahan % 78,66 82,35 86,05 89,74 93,43 93,43 IKU Renstra DLH
- Tertib hukum lingkungan % 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 30,00 IKU Renstra DLH
- Persentase sampah terangkut ke % 69,05 78,49 79,12 78,00 76,00 74,00 72,00 72,00 Indikator Program DLH
TPA
- Persentase sampah terkelola di % 30,95 16,91 20,88 22,00 24,00 26,00 28,00 43,00 Indikator Program DLH
TPS3R
- Persentase capaian target 801 % - - 48,00 65,00 75,00 87,00 100,00 100,00 Indikator Program DLH
usaha dan/atau kegiatan terolah
limbahnya
- persentase kenaikan jenis informasi % - - 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00 100,00 Indikator Program DLH
publik tentang Informasi Sumber
Daya Alam dan Lingkungan Hidup
- Persentase peningkatan % - - 83,00 86,00 89,00 92,00 100,00 100,00 Indikator Program DLH
pemberdayaan komunitas yang
dalam peningkatan kualitas
lingkungan hidup
- Persentase peningkatan jumlah % - - 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 Indikator Program DLH
ruang terbuka hijau (RTH)
- Persentase Luasan Ruang Terbuka % 18,30 18,40 18,50 18,60 18,70 18,80 18,90 18,90 Indikator Program DLH
Hijau
- Persentase sarana dan prasarana % 44,00 44,10 48,00 50,00 55,00 - - - Indikator Program DLH
pengendalian polusi

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kinerja Penyelenggaraan VIII-17
Pemerintahan Daerah
KONDISI REALISASI TARGET KINERJA KONDISI
ASPEK/INDIKATOR KINERJA JENIS PENANGGUNG
SATUAN AWAL AKHIR
PEMBANGUNAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 INDIKATOR JAWAB
RPJMD RPJMD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
- Persentase usaha / kegiatan yang % - - - - 60,00 80,00 100,00 100,00 Indikator Program DLH
mentaati persyaratan administratif
dan teknis aspek lingkungan
- Persentase pengaduan masyarakat % - - - - 80,00 85,00 90,00 90,00 Indikator Program DLH
yang telah terselesaikan
- Persentase capaian target jumlah % - 28,57 42,86 57,14 71,43 85,71 100,00 100 % (70 Indikator Program DLH
ABT yang terawasi titik ABT)
- Persentase target capaian kampung % - - - 25,00 50,00 75,00 100,00 100 % (4 Indikator Program DLH
iklim di Tahun 2021 kampung)
- Cakupan pemantauan kualitas % - 16,60 33,30 50,00 66,60 83,30 100,00 100 % (24 Indikator Program DLH
udara di perumahan, industri dan titik)
fasilitas umum

URUSAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL


- Tingkat cakupan layanan % 66,38 73,66 87,50 83,25 85,13 87,00 87,00 IKU Renstra Dindukcapil
administrasi kependudukan
- OPD yang memanfaatkan data perangkat - - - - 9,00 13,00 4,00 26,00 Indikator Program Dindukcapil
kependudukan daerah
- Stakeholder yang berkoordinasi pemangku - - - - 26,00 26,00 26,00 78,00 Indikator Program Dindukcapil
dalam pemanfaatan data kepentinga
kependudukan n
- Cakupan penerbitan KTP % - - - - 93,00 94,00 95,00 95,00 Indikator Program Dindukcapil
- Cakupan penerbitan KK % - - - - 97,00 97,50 98,00 98,00 Indikator Program Dindukcapil
- Cakupan penerbitan kutipan akta % - - - - 73,00 74,00 75,00 75,00 Indikator Program Dindukcapil
kelahiran
- Cakupan penerbitan kutipan akta % - - - - 70,00 75,00 80,00 80,00 Indikator Program Dindukcapil
kematian

URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA


- Persentase Swadaya % 10,00 10,00 10,00 10,00 IKU Renstra DPMPPA
Masyarakatdalam pembangunan
berbasis masyarakat
- Persentase kelurahan yang % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program DPMPPA
terfasilitasi kegiatan pemberdayaan

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kinerja Penyelenggaraan VIII-18
Pemerintahan Daerah
KONDISI REALISASI TARGET KINERJA KONDISI
ASPEK/INDIKATOR KINERJA JENIS PENANGGUNG
SATUAN AWAL AKHIR
PEMBANGUNAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 INDIKATOR JAWAB
RPJMD RPJMD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
- Persentase peningkatan % - - - - 33,33 66,67 100,00 100,00 Indikator Program DPMPPA
keberdayaan masyarakat
- persentase kinerja kelembagaan % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program DPMPPA
masyarakat

URUSAN PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA


- Persentase akseptor KB % 80,36 58,81 60,00 62,00 64,00 66,00 66,00 IKU Renstra Dinsos P2KB
- Persentase kepesertaan KB MKJP % N/A N/A N/A N/A 62,00 64,00 66,00 66,00 Indikator Program Dinsos P2KB
berdasarkan pemutakhiran basis
data keluarga Indonesia
- Persentase capaian target % N/A N/A N/A N/A 77,78 88,89 100,00 100,00 Indikator Program Dinsos P2KB
penurunan kasus perkawinan
dibawah umur 20 th menjadi 250
kasus

URUSAN PERHUBUNGAN
- Kapasitas Jalan Perkotaan (satuan 31.869 37.150 37.150 31.750 31.750 31.750 IKU Renstra Dinhub
mobil penumpang per jam)
- Skor Nilai dalam penghargaan WTN skor > 85 > 85 > 85 > 85 > 85 IKU Renstra Dinhub
- Persentase peningkatan fasilitas % - - 58,87 69,15 79,43 89,72 100,00 100,00 Indikator Program Dinhub
LLAJ
- Ketersediaan angkutan umum % - - 17,66 18,44 19,90 20,03 20,95 20,95 Indikator Program Dinhub
- Persentase kendaraan wajib uji % - - 91,03 91,78 32,22 92,34 92,40 92,40 Indikator Program Dinhub
yang melakukan uji berkala
- Persentase peningkatan kasawan % - - 55,56 66,67 77,78 88,89 100,00 100,00 Indikator Program Dinhub
tertib lalulintas (KTL)

URUSAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA


- Persentase teknologi informasi yang % - 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Tujuan KOTA
dikembangkan dan dimanfaatkan Kota
oleh komunitas
- cakupan komunitas yang berdaya kelompok - - 10 15 20 25 30 30 IKU Kota KOTA
dalam memanfaatkan teknologi
informasi

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kinerja Penyelenggaraan VIII-19
Pemerintahan Daerah
KONDISI REALISASI TARGET KINERJA KONDISI
ASPEK/INDIKATOR KINERJA JENIS PENANGGUNG
SATUAN AWAL AKHIR
PEMBANGUNAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 INDIKATOR JAWAB
RPJMD RPJMD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
- Cakupan OPD dengan nilai KIP % - 10,53 21,05 31,58 42,11 52,63 52,63 IKU Renstra Dinkominfo
Kategori "Cukup Informatif/ Baik".
- Persentase peningkatan jumlah % - 33,33 50,00 66,67 83,33 100,00 100,00 IKU Renstra Dinkominfo
pengguna aplikasi berbasis
komunitas
- Persentase OPD, Kelurahan dan % - - 81,67 88,30 93,33 96,67 100,00 100,00 Indikator Program Dinkominfo
Kecamatan dalam layanan
infrastruktur dan JaringanTIK/ Fiber
Optik (FO)
- Persentase Cakupan dalam layanan % - - 28,89 31,11 33,33 35,56 37,78 37,78 Indikator Program Dinkominfo
infrastruktur dan JaringanTIK/ Fiber
Optik (FO) Klaster Kesehatan
(Puskesmas, RS, Pustudll)
- Persentase Cakupan layanan % - - 17,53 19,59 21,65 24,74 27,84 27,84 Indikator Program Dinkominfo
infrastruktur dan JaringanTIK/ Fiber
Optik (FO) Klaster Pendidikan
(Sekolah negeri, smp, sd, tk)
- Persentase OPD yang menjalankan % - 61,29 67,74 80,65 87,10 93,55 100,00 100,00 Indikator Program Dinkominfo
layanannya dengan menggunakan
Aplikasi/ Sistem Informasi .
- Persentase kelompok % - - 33,00 50,00 67,00 83,00 100,00 100,00 Indikator Program Dinkominfo
masyarakatmendapatkan capacity
building TIK untuk mendukung
kegiatan sosial ekonomi.
- Persentase OPD / Urusan % - - - - 79,07 88,37 100,00 100,00 Indikator Program Dinkominfo
Pemerintahan/ Sektor
Pembangunan yang tercakup dalam
layanan Diseminasi Informasi dan
Komunikasi Publik
- Persentase Kelurahan yang % - - - - 59,26 62,96 66,67 66,67 Indikator Program Dinkominfo
memiliki / mengembangkan Sumber
Daya Komunikasi Publik Sebagai
Jejaring Diseminasi Informasi dan
Komunikasi Publik.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kinerja Penyelenggaraan VIII-20
Pemerintahan Daerah
KONDISI REALISASI TARGET KINERJA KONDISI
ASPEK/INDIKATOR KINERJA JENIS PENANGGUNG
SATUAN AWAL AKHIR
PEMBANGUNAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 INDIKATOR JAWAB
RPJMD RPJMD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
- Persentase OPD Menerapkan KIP % - - - - 21,43 28,57 38,10 38,10 Indikator Program Dinkominfo
dengan Kategori "Cukup Informatid/
Baik".
- Persentase OPD yang melakukan % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Dinkominfo
Pengelolaan Pengaduan / Aspirasi
Masyarakat.

URUSAN KOPERASI DAN UKM


- Nilai modal usaha UMKM dari Rp Trilyun 8,10 8,45 8,63 8,89 9,16 9,43 9,43 IKU Renstra Dindagkop UKM
koperasi (Rp. Trilyun)
- Persentase UMKM menerima KUP/ % 28,68 55,92 49,68 53,28 56,81 60,27 60,27 IKU Renstra Dindagkop UKM
KUR
- UMKM penerima KUP / KUR (Kredit UMKM 570 6.791 11.083 12.000 13.000 14.000 15.000 15.000 Indikator Program Dindagkop UKM
Usaha Produktif / Kredit Usaha
Rakyat) dan jenis pembiayaan
lainnya
- UMKM yang difasilitasi UMKM 115 130 130 130 130 130 130 895 Indikator Program Dindagkop UKM
pengembangan usaha dan jaringan
kemitraan
- Kenaikan jumlah UMKM UMKM 22.934,00 23.681 19.820 24.156 24.398 24.642 24.888 24.888 Indikator Program Dindagkop UKM
- Persentase koperasi/unit simpan % 81,11 83,33 86,67 90,00 93,33 96,67 100,00 100,00 Indikator Program Dindagkop UKM
pinjam/syariah yang sehat dan
cukup sehat
- Persentase koperasi aktif % - 86,18 83,75 97,92 98,34 98,76 99,18 99,18 Indikator Program Dindagkop UKM

URUSAN PENANAMAN MODAL


- Persentase capaian target investasi % N/A N/A N/A 78,27 88,53 100,00 1,95 triliun IKU Renstra DPMPTSP
Kepeminatan (LoI) kerjasama atau buah - N/A N/A N/A 75,00 75,00 85,00 85,00 Indikator Program DPMPTSP
kemitraan antara UMK dengan UMB
Nilai investasi per tahun (milyar) milyar - - - - 232,8 200,10 223,70 223,70 Indikator Program DPMPTSP
rupiah
Persentase Penyelesaian Perizinan % - - - - 93,00 94,00 95,00 95,00 Indikator Program DPMPTSP
sesuai Standar Pelayanan

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kinerja Penyelenggaraan VIII-21
Pemerintahan Daerah
KONDISI REALISASI TARGET KINERJA KONDISI
ASPEK/INDIKATOR KINERJA JENIS PENANGGUNG
SATUAN AWAL AKHIR
PEMBANGUNAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 INDIKATOR JAWAB
RPJMD RPJMD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
URUSAN KEBUDAYAAN
- Persentase ketersediaan sarana % 2,15 2,15 2,15 2,15 2,15 2,69 2,69 IKU Renstra Dinparbudpora
budaya
- Persentase peningkatan kelompok % 83 kel di 68,00 69,60 87,20 92,00 96,00 100,00 125 kel di IKU Renstra Dinparbudpora
budaya 2015 thn 2021
- Event kesenian dan kebudayaan event - 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 12,00 Indikator Program Dinparbudpora
yang disiapkan skala nasional
- Event kesenian yang difasilitasi event - 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 42,00 Indikator Program Dinparbudpora
- Komunitas/sanggar kesenian yang komunitas - 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 30,00 Indikator Program Dinparbudpora
difasilitasi
- Persentase pengunjung museum % - 4,91 4,93 4,80 4,81 4,83 4,86 4,86 Indikator Program Dinparbudpora
batik

URUSAN PERPUSTAKAAN
- Kenaikan kunjungan Perpustakaan % 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 IKU Renstra Dinarpus
- Rasio Pengunjung Perpustakaan indeks - n/a n/a 25,50 26,00 26,50 27,00 27,00 Indikator Program Dinarpus
per tahun (penduduk usia 5-60 thn)
- Persentase perpustakaan kelurahan % - - - 3,70 11,11 18,52 25,93 25,93 Indikator Program Dinarpus
yang aktif

URUSAN KEARSIPAN
- Persentase OPD+Kelurahan yang % 64,71 30,30 31,82 33,33 34,85 36,36 36,36 IKU Renstra Dinarpus
tertib administrasi kearsipan
- Persentase Pembinaan Kearsipan % - - - - 46,97 57,58 69,70 69,70 Indikator Program Dinarpus
yang ditindaklanjuti
- Persentase jumlah OPD yang % - - - - 21,05 42,11 63,16 63,16 Indikator Program Dinarpus
dilakukan audit
- Arsip yang dilestarikan (statis) arsip - - - - 9.000 10.000 11.000 11.000 Indikator Program Dinarpus

URUSAN KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA


- Tingkat partisipasi pemuda dalam % 1,42 1,42 1,42 1,42 1,42 1,42 1,42 IKU Renstra Dinparbudpora
pembangunan

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kinerja Penyelenggaraan VIII-22
Pemerintahan Daerah
KONDISI REALISASI TARGET KINERJA KONDISI
ASPEK/INDIKATOR KINERJA JENIS PENANGGUNG
SATUAN AWAL AKHIR
PEMBANGUNAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 INDIKATOR JAWAB
RPJMD RPJMD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
- Prestasi olahraga tingkat provinsi Jumlah 13,00 13,00 14,00 21,00 21,00 31,00 31,00 IKU Renstra Dinparbudpora
(peringkat secara umum semua
cabor)
- Persentase anggota organisasi % - 35,71 13,64 21,05 26,67 36,36 85,71 85,71 Indikator Program Dinparbudpora
kepemudaan yang dibina
- Prestasi olahraga tingkat provinsi orang - 13,00 13,00 14,00 21,00 21,00 31,00 113,00 Indikator Program Dinparbudpora
(Medali)
- Prestasi olahraga tingkat nasional orang - - 2,00 3,00 3,00 3,00 3,00 14,00 Indikator Program Dinparbudpora
(Medali)
- Peningkatan event olahraga tk event - - - 2,00 3,00 4,00 5,00 14,00 Indikator Program Dinparbudpora
Provinsi dan Nasional
- Persentase ketersediaan sarpras % - 25,00 25,00 30,00 35,00 40,00 45,00 45,00 Indikator Program Dinparbudpora
Olahraga sesuai jenis cabor

URUSAN STATISTIK
- Persentase data statistik sektoral % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Dinkominfo
yang tersusun

URUSAN PERSANDIAN
Persentase berita daerah yang % - 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Dinkominfo
lancar, aman dan terjaga
kerahasiaannya

URUSAN PILIHAN
URUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
- Persentase capaian target % 4,2 M di 90,91 89,79 92,73 94,55 96,36 100,00 5.5 M IKU Renstra DKP
pendapatan daerah bersumber dari tahun 2015
TPI sebesar Rp. 5,5 Milyar
- Peningkatan nilai produksi % 187 M di 11,90 (21,50) 2,00 2,00 2,00 2,00 209 M Indikator Program DKP
perikanan tangkap Tahun 2015
- Peningkatan Pendapatan Daerah Rp. Milyar 4.2 M 48,00 (21,00) 2,00 2,00 2,00 2,00 5.5 M Indikator Program DKP
bersumber dari TPI
- Nelayanyang dibina % 600 orang 8,00 8,00 8,00 8,00 8,00 8,00 888 orang Indikator Program DKP

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kinerja Penyelenggaraan VIII-23
Pemerintahan Daerah
KONDISI REALISASI TARGET KINERJA KONDISI
ASPEK/INDIKATOR KINERJA JENIS PENANGGUNG
SATUAN AWAL AKHIR
PEMBANGUNAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 INDIKATOR JAWAB
RPJMD RPJMD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
- Peningkatan produksi perikanan % 1382 ton 9,00 8,20 5,00 5,00 5,00 5,00 1.870,00 Indikator Program DKP
budidaya
- peningkatan konsumsi makan ikan % 22,3 13,00 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 28 Indikator Program DKP
kg/kpt/tahun kg/kpt/tahu
n
- persentase pembudidaya yang % 230 orang 30,00 30,00 30,00 30,00 30,00 30,00 644 orang Indikator Program DKP
dibina
- Peningkatan tenant dan non tenant tenant 6 tenant - - - 50,00 50,00 50,00 24 tenant Indikator Program DKP

URUSAN PARIWISATA
- Kunjungan wisata per tahun orang 448.415 387.420 500.000 525.000 535.000 550.000 550.000 IKU Renstra Dinparbudpora
- Jumlah wisatawan kunjungan 442.153,00 450.000 475.000 500.000 525.000 535.000 550.000 550.000 Indikator Program Dinparbudpora
- persentase destinasi wisata yang % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Dinparbudpora
berkembang
- Persentase pelaku pariwisata yang % 100,00 50,00 1,16 1,41 1,55 1,69 1,85 1,85 Indikator Program Dinparbudpora
terbina
- Persentase destinasi pariwisata % N/A N/A N/A 25,00 25,00 25,00 25,00 100,00 Indikator Program Dinparbudpora
yang dipromosikan

URUSAN PERTANIAN
- Peningkatan ProduksiPangan % 6,95 4,00 4,00 4,00 5,00 5,00 IKU Renstra Dinperpa
Hewani kg (% per tahun)
- Persentase kenaikan nilai produksi % - - - 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 Indikator Program Dinperpa
peternakan
- Persentase Peningkatan Layanan % - - - - 2,00 3,00 5,00 5,00 Indikator Program Dinperpa
Pemotongan Hewan di RPH
- Kejadian Penyakit Hewan Menular kasus - - - - 2.400,0 2.400,0 2.400,00 Indikator Program Dinperpa
Strategis 0 0 2.400,00
- Persentase kenaikan kelas % - - - - 25,00 25,00 25,00 25,00 Indikator Program Dinperpa
kelompok tani
- Persentase peningkatan produksi % - - - - 3,00 3,00 10,00 10,00 Indikator Program Dinperpa
padi

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kinerja Penyelenggaraan VIII-24
Pemerintahan Daerah
KONDISI REALISASI TARGET KINERJA KONDISI
ASPEK/INDIKATOR KINERJA JENIS PENANGGUNG
SATUAN AWAL AKHIR
PEMBANGUNAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 INDIKATOR JAWAB
RPJMD RPJMD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
URUSAN PERINDUSTRIAN
- Pertumbuhan IKM Batik IKM 770,00 780,00 790,00 800,00 800,00 IKU Renstra Dinperinaker
- Pelaku IKM Batik Baru IKM - - - 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 Indikator Program Dinperinaker
- Persentase IKM dalam LIK % - - - 63,80 100,00 - - 100,00 Indikator Program Dinperinaker
- Produk Hukum Rencana Induk perda - - - - 1,00 - - 1,00 Indikator Program Dinperinaker
Pembangunan Industri Daerah
- Peningkatan Jumlah IKM Terlatih IKM - 30,00 35,00 40,00 45,00 50,00 55,00 255,00 Indikator Program Dinperinaker
Peningkatan SDM Teknologi
Industri

URUSAN PERDAGANGAN
- Persentase capaian target 1 pasar % - - - - - 100,00 100,00 IKU Renstra Dindagkop UKM
sesuaikriteria SNI
- Peningkatan jumlah UTTP yang % - 78,36 87,99 90,00 94,00 97,00 100,00 100,00 Indikator Program Dindagkop UKM
ditera ulang
- persentase peningkatan obyek % - 78,72 81,91 86,17 90,43 94,68 100,00 100,00 Indikator Program Dindagkop UKM
sasaran pengawasan barang
beredar
- Eksportir di Kota Pekalongan pelaku 12,00 - 14,00 15,00 16,00 17,00 18,00 18,00 Indikator Program Dindagkop UKM
usaha
- Pelaku usaha yang difasilitasi UMKM - 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 12,00 72,00 Indikator Program Dindagkop UKM
sarana promosi melalui even
pameran
- Pelaku usaha yang difaslitasi UMKM 10,00 - 60,00 60,00 60,00 60,00 60,00 300,00 Indikator Program Dindagkop UKM
sarana promosi Pekalongan Batik
Night Market
- Pelaku usaha yang difaslitasi UMKM - - 70,00 70,00 70,00 70,00 70,00 70,00 Indikator Program Dindagkop UKM
sarana promosi melalui E-
Marketplace
- Kawasan tertib PK5 kawasan 6,00 6,00 6,00 7,00 7,00 7,00 7,00 7,00 Indikator Program Dindagkop UKM
- Persentase pemenuhan % - - - - 26,57 27,27 30,77 30,77 Indikator Program Dindagkop UKM
persyaratan teknis SNI Pasar
Rakyat

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kinerja Penyelenggaraan VIII-25
Pemerintahan Daerah
KONDISI REALISASI TARGET KINERJA KONDISI
ASPEK/INDIKATOR KINERJA JENIS PENANGGUNG
SATUAN AWAL AKHIR
PEMBANGUNAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 INDIKATOR JAWAB
RPJMD RPJMD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

FUNGSI PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN


FUNGSI PERENCANAAN
- Persentase Program RKPD selaras % 97,57 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 IKU Renstra Bappeda
dengan RPJMD
- Persentase pemanfaatan % - 92,12 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Bappeda
data/informasi dalam perencanaan
- Penyusunan dokumen perencanaan % - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Bappeda
Tahunan Tepat Waktu
- Penyusunan Dokumen Evaluasi % - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Bappeda
TriwulananTepat Waktu
- persentase ketersediaan % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Bappeda
dokumenperencanaan
pembangunan bidang ekonomi
- Persentase ketersediaan dokumen % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Bappeda
Perencanaan Bidang infrastruktur
Wilayah, Perumahan Rakyat dan
kawasan permukiman
- Persentase ketersediaan dokumen % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Bappeda
Perencanaan Bidang Pemsosbud

FUNGSI KEUANGAN DAERAH


- Pelaporan Keuangan Daerah % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 IKU Renstra BKD
Berkualitas
- Persentase peningkatan PAD % 17,47 7,20 4,32 10,00 10,00 10,00 10,00 IKU Renstra BKD
- Persentase Peningkatan potensi % - - - - 4,00 4,00 4,50 4,50 Indikator Program BKD
pendapatan
- persentase kepemilikan sertifikat % - - - - 61,50 63,00 64,50 64,50 Indikator Program BKD
tanah pemkot
- Persentase OPD yang % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program BKD
menyelesaikan Laporan Aset Tetap
- Persentase OPD yang menyesaikan % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program BKD
laporan Persediaan

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kinerja Penyelenggaraan VIII-26
Pemerintahan Daerah
KONDISI REALISASI TARGET KINERJA KONDISI
ASPEK/INDIKATOR KINERJA JENIS PENANGGUNG
SATUAN AWAL AKHIR
PEMBANGUNAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 INDIKATOR JAWAB
RPJMD RPJMD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
- Ketersediaan Perda dan Perwal % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program BKD
APBD yang tepat waktu
- Persentase Penyaluran Hibah dan % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program BKD
Bansos
- Persentase OPD yang menerapkan % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program BKD
pelaporan keuangan berbasis SAP
- Persentase Pencapaian Target % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program BKD
Pendapatan Pajak
- Persentase Pencapaian Target % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program BKD
Pendapatan Retribusi
Persentase Penerbitan SP2D atas % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program BKD
pengajuan SPM dari OPD
Persentase Pencairan SP2D atas % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program BKD
penerbitan SP2D

FUNGSI KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT


- Persentase Perangkat Daerah yang % - 64,52 74,19 83,87 93,55 100,00 100,00 IKU Renstra BKPPD
memiliki Indeks Profesionalitas
Pegawai minimal 80
- Persentase PNS yang memiliki % - - - - 26,00 27,00 28,00 28,00 Indikator Program BKPPD
Kompetensi
- Persentase PNS tugas belajar dan % - - - - 28,83 30,66 32,53 32,53 Indikator Program BKPPD
ijin belajar
- Tingkat kepuasan PNS terhadap % - - - - 23,00 28,00 25,00 25,00 Indikator Program BKPPD
administrasi kepegawaian
- PersentaseKetersediaan data PNS % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program BKPPD
- Persentase Kesesuaian Kompetensi % 72,00 75,00 78,00 78,00 Indikator Program BKPPD
dengan Jabatan
- Persentase PNS berkembang karier % 42,00 36,00 40,00 40,00 Indikator Program BKPPD

FUNGSI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


- Persentase pemanfaatan hasil % - 40,00 40,00 45,00 45,00 50,00 50,00 IKU Renstra Bappeda
penelitian dalam perencanaan
pembangunan

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kinerja Penyelenggaraan VIII-27
Pemerintahan Daerah
KONDISI REALISASI TARGET KINERJA KONDISI
ASPEK/INDIKATOR KINERJA JENIS PENANGGUNG
SATUAN AWAL AKHIR
PEMBANGUNAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 INDIKATOR JAWAB
RPJMD RPJMD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Persentase kesesuaian penelitian % - 75,00 40,00 50,00 50,00 60,00 60,00 60,00 Indikator Program Bappeda
dengan arah kebijakan selama
periode RPJMD
Persentase PD yang difasilitasi % - 90,00 90,00 95,00 95,00 95,00 95,00 95,00 Indikator Program Bappeda
dalam inovasi daerah

FUNGSI LAINNYA
- Kategori evaluasi AKIP Grade C C CC B B B BB BB IKU Kota KOTA
- Tingkat kematangan implementasi Skor - 1,50 1,75 2,25 2,75 3,00 3,50 3,50 IKU Kota KOTA
SPIP
- Opini BPK atas LKD Opini WDP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP IKU Kota KOTA
- Persentase PD dengan IKM Baik % N/A - 89,47 90,32 93,55 96,77 100,00 100,00 IKU Kota KOTA
- Persentase OPD dengan Nilai % - - 10,53 21,05 50,00 78,95 100,00 100,00 IKU Kota KOTA
Keterbukaan Informasi Publik
kategori Baik (Informatif)
- Efektivitas Pelaksanaan APBD Kota 97,21 96,65 98,00 98,25 98,50 98,75 98,75 IKU Renstra Setda
Pekalongan
- Level Kapabiltas APIP Kategori 1 DC 2 DC 2,00 3 DC 3,00 4 DC 4 DC IKU Renstra Inspektorat
- Tingkat implementasi SPIP Hasil Skor 1,75 2,00 2,50 3,00 3,50 4,00 4,00 IKU Renstra Inspektorat
Self Assesment
- Persentase penyelesaian kasus- % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Inspektorat
kasus / pengaduan masyarakat
pada Wialyah Irbanwil I
- Persentase penyelesaian kasus- % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Inspektorat
kasus / pengaduan masyarakat
pada Wialyah Irbanwil II
- Persentase OPD yang memenuhi % 9,68 16,13 32,26 48,39 64,52 64,52 IKU Renstra Inspektorat
kriteria WBK
- Persentase pelayanan agenda kerja % 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 IKU Renstra Set DPRD
DPRD
- persentase perda inisiatif yang % - 100,00 133,33 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Set DPRD
diterbitkan
- Persentase Raperda menjadi 0 - 88,89 111,10 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Setda

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kinerja Penyelenggaraan VIII-28
Pemerintahan Daerah
KONDISI REALISASI TARGET KINERJA KONDISI
ASPEK/INDIKATOR KINERJA JENIS PENANGGUNG
SATUAN AWAL AKHIR
PEMBANGUNAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 INDIKATOR JAWAB
RPJMD RPJMD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Peraturan Daerah yang berasal dari
eksekutif
- Ketentuan Cukai yang telah % - 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Setda
disosialisasikan
- Rata-rata nilai persepsi kinerja unit Indeks - 65,00 65,00 77,00 80,00 85,00 88,00 88,00 Indikator Program Setda
pelayanan
- Persentase PD yang melaksanakan % - - - - 6,50 6,50 6,50 25,80 Indikator Program Setda
evaluasi kelembagaan
- Nilai Komponen Pelaporan Kinerja 0 - 9,65 8,56 10,00 12,00 14,00 15,00 15,00 Indikator Program Setda
pada Evaluasi AKIP Kota
- Persentase Capaian Target % - 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Inspektorat
Pengawasan Internal pada Wialyah
Irbanwil I
- Persentase Capaian Target % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Inspektorat
Pengawasan Internal pada Wialyah
Irbanwil II
- Tingkat kinerja bidang % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Kec Pekl Barat
pemerintahan Wilayah Barat
- Tingkat kinerja bidang % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Kec Pekl Barat
pembangunanWilayah Barat
- Tingkat kinerja bidang pembinaan % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Kec Pekl Barat
kemasyarakatanWilayah Barat
- Tingkat kinerja bidang % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Kec Pekl Timur
pemerintahan Wilayah Timur
- Tingkat kinerja bidang % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Kec Pekl Timur
pembangunan Wilayah Timur
- Tingkat kinerja bidang pembinaan % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Kec Pekl Timur
kemasyarakatan Wilayah Timur
- Tingkat kinerja bidang % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Kec Pekl Selatan
pemerintahan Wilayah Selatan
- Tingkat kinerja bidang % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Kec Pekl Selatan
pembangunan Wilayah Selatan
- Tingkat kinerja bidang pembinaan % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Kec Pekl Selatan

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kinerja Penyelenggaraan VIII-29
Pemerintahan Daerah
KONDISI REALISASI TARGET KINERJA KONDISI
ASPEK/INDIKATOR KINERJA JENIS PENANGGUNG
SATUAN AWAL AKHIR
PEMBANGUNAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 INDIKATOR JAWAB
RPJMD RPJMD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
kemasyarakatan Wilayah Selatan
- Tingkat kinerja bidang % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Kec Pekl Utara
pemerintahan Wilayah Utara

- Tingkat kinerja bidang % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Kec Pekl Utara
pembangunan Wilayah Utara
- Tingkat kinerja bidang pembinaan % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Kec Pekl Utara
kemasyarakatan Wilayah Utara
- Persentase OPD yang % - 22,58 38,71 51,61 61,29 77,42 100,00 100,00 Indikator Program Inspektorat
menyelenggarakan SPIP level
berkembang
- Persentase OPD dengan hasil % - 9,68 16,13 32,26 48,39 64,52 80,65 80,65 Indikator Program Inspektorat
evaluasi pembangunan ZI minimal
B
- Persentase pengaduan masyarakat % - 70,00 75,00 72,00 72,00 72,00 72,00 80,00 Indikator Program Setda
bidang hukum yang tertangani
- Persentase rekomendasi kebijakan % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Setda
bidangPerekonomian yang
terealiasi.
- Jumlah sektor ekonomi kreatif yang 2,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 7,00 Indikator Program Setda
dikembangkan
- Persentase kegiatan strategis % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Setda
bidang perindustrian, perdagangan,
koperasi-UKM, Perusda, Pertanian,
Perikanan, Kelautan, Ketahanan
pangan yang dikoordinasikan
pelaksanaannya
- Persentase medical general check 0 - - - - 75,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Setda
up
- Nilai LPPD indeks - - - - 3,04 3,05 3,06 3,06 Indikator Program Setda
- Persentase efektifitas kerjasama % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Setda
daerah
- Persentase realisasi patok batas % - - - - 33,00 67,00 100,00 100,00 Indikator Program Setda
wilayah

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kinerja Penyelenggaraan VIII-30
Pemerintahan Daerah
KONDISI REALISASI TARGET KINERJA KONDISI
ASPEK/INDIKATOR KINERJA JENIS PENANGGUNG
SATUAN AWAL AKHIR
PEMBANGUNAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 INDIKATOR JAWAB
RPJMD RPJMD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
- Persentase kegiatan yang % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Setda
dilaksanakan
- Persentase Keberhasilan % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Setda
Pengadaan Barang/Jasa
- Persentase OPD tertib pelaporan % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Setda
pelaksanaan APBD
- Persentase penyelenggara % - - - - 90,00 95,00 100,00 100,00 Indikator Program Setda
pendidikan keagamaan yang
mendapatkan sertifikat/syahadah
- Persentase capaian fasilitasi % - - - - 90,00 95,00 100,00 100,00 Indikator Program Setda
lembaga sosial kemasyarakatan
- Persentase capaian fasilitasi % - - - - 85,00 90,00 95,00 95,00 Indikator Program Setda
pemberdayaan masyarakat
- Persentase kerjasama informasi % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Setda
dengan mas media yang efektif
- Persentase pelayanan % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Setda
keprotokoleran dan kehumasan
- Persentase % - 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 80,00 Indikator Program Inspektorat
Capaiantargetpemenuhan
infrastruktur KPA-Kapabilatas APIP
- Persentase penyelesaian TLHP % - 85,00 85,00 85,00 85,00 85,00 85,00 85,00 Indikator Program Inspektorat
APF
- PersentasePerda yang ditetapkan % - - - - 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Set DPRD

PENUNJANG PEMERINTAHAN
- Persentase pelaksanaan surat % 0 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100 Indikator Program Semua OPD
menyurat, sumber daya air dan
listrik, ATK, cetak dan penggandaan
makan minum serta rapat
koordinasi dan konsultasi
- Persentase pelaksanaan % 0 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100 Indikator Program Semua OPD
pemiliharaan gedung/kantor,
kendaraan dinas operasional,
pengadaan dan pemeliharaan

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kinerja Penyelenggaraan VIII-31
Pemerintahan Daerah
KONDISI REALISASI TARGET KINERJA KONDISI
ASPEK/INDIKATOR KINERJA JENIS PENANGGUNG
SATUAN AWAL AKHIR
PEMBANGUNAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 INDIKATOR JAWAB
RPJMD RPJMD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
peralatan kantor dan rumah tangga
- Persentase kehadiran aparatur % 0 90,00 90,00 90,00 90,00 90,00 90,00 0 Indikator Program Semua OPD
- Persentaseketersediaan laporan dokumen 0 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 30 Indikator Program Semua OPD
capaian kinerja
- Persentase capaian aparatur % - 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Indikator Program Semua OPD
berkompeten
- Pengaduan yang diterima kasus - - - - - - - 0 Indikator Program Semua OPD

C. ASPEK DAYA SAING


FOKUS KEMAMPUAN EKONOMI DAERAH
- Nilai produksi perikanan tangkap Rp Milyar 209,63 164,60 166,67 166,67 183,33 183,33 183,33 IKU Renstra DKP
- Nilai produksi perikanan budidaya Rp Milyar 22,50 22,88 22,95 23,41 23,88 24,36 24,36 IKU Renstra DKP
- nilai ekspor perdagangan (Juta US Juta US$ 19,08 17,68 18,45 18,82 19,19 19,58 19,58 IKU Renstra Dindagkop UKM
$)

FOKUS FASILITAS WILAYAH/ INFRASTRUKTUR


- Persentase penurunan Luas % - 2,60 24,92 8,91 34,40 49,82 2,85 78,70 Indikator Tujuan KOTA
Genangan Kota
- Persentase lingkungan permukiman % - - 96,56 97,64 98,97 99,55 100,00 100,00 Indikator Tujuan KOTA
yang berkualitas Kota
- Persentase terhubungnya pusat- % 94,94 94,94 95,25 96,37 97,49 98,61 100,00 100,00 Indikator Tujuan KOTA
pusat kegiatan Kota
- Persentase pemenuhanruang publik % - 9,09 27,27 45,45 63,64 81,82 100,00 100,00 Indikator Tujuan KOTA
yang ramah lingkungan Kota
- Persentase jalan kota dalam % 72,40 74,80 75,72 76,64 77,58 78,48 78,48 IKU Renstra DPU-PR
keadaan mantap
- Rasio Kapasitas Jalan (VC Ratio) Indeks 0,87 0,88 0,87 0,87 0,84 0,75 0,73 0,73 IKU Kota KOTA
- Persentase pemenuhan sarana % - 14,29 42,86 57,14 71,40 85,70 100,00 100,00 IKU Kota KOTA
prasrana pada ruang publik kreatif
(taman bahagia).
- Cakupan Layanan Sarpras % - - 82,05 85,01 87,88 90,75 93,63 93,63 IKU Kota KOTA
Permukiman Perkotaan
- Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Indeks - - 52,59 52,63 52,67 52,72 52,76 52,76 IKU Kota KOTA

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kinerja Penyelenggaraan VIII-32
Pemerintahan Daerah
KONDISI REALISASI TARGET KINERJA KONDISI
ASPEK/INDIKATOR KINERJA JENIS PENANGGUNG
SATUAN AWAL AKHIR
PEMBANGUNAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 INDIKATOR JAWAB
RPJMD RPJMD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

FOKUS SUMBER DAYA MANUSIA


- Persentase sekolah menuju Level 4 % - - 36,50 40,00 44,00 49,00 54,00 54,00 Indikator Tujuan KOTA
Standar Nasional Pendidikan Kota
- Indeks Profesionalitas ASN Indeks - - 82,20 83,00 84,00 85,00 86,00 86,00 IKU Kota KOTA
- Indeks Reformasi Birokrasi Indeks 70,88 - 47,54 49,91 70,00 78,00 85,00 85,00 Indikator Tujuan KOTA
Kota

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kinerja Penyelenggaraan VIII-33
Pemerintahan Daerah
Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Kinerja Penyelenggaraan VIII-34
Pemerintahan Daerah
BAB IX. PENUTUP

9.1 PEDOMAN TRANSISI

Pada saat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Pekalongan


Tahun 2021–2026 belum tersusun dan untuk menjaga kesinambungan pembangunan
serta mengisi kekosongan RKPD setelah RPJMD berakhir, maka RPJMD ini menjadi
pedoman penyusunan RKPD dan RAPBD tahun pertama di bawah kepemimpinan Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah
(Pemilukada) periode berikutnya dan mengacu pada RPJPD Kota Pekalongan Tahun
2005-2025 serta RPJMD Provinsi Jawa Tengah tahun 2018-2023.

9.2. KAIDAH PELAKSANAAN

RPJMD merupakan panduan bagi Pemerintah Kota Pekalongan serta pemangku


kepentingan lainnya dalam melakukan pembangunan 5 (lima) tahun ke depan. Oleh
karena itu, konsistensi, kerjasama, transparansi dan inovasi, serta rasa tanggung jawab
tinggi diperlukan guna pencapaian target-target yang telah ditetapkan dalam RPJMD
dengan kaidah-kaidah pelaksanaan sebagai berikut:
a. Walikota berkewajiban menyebarluaskan peraturan daerah tentang RPJMD kepada
masyarakat;
b. Seluruh Perangkat Daerah lingkup Pemerintah Kota Pekalongan dan pemangku
kepentingan agar mendukung pencapaian target-target sebagaimana yang telah
ditetapkan dalam RPJMD;
c. Seluruh Perangkat Daerah lingkup Pemerintah Kota Pekalongan dan pemangku
kepentingan agar melaksanakan program-program yang tercantum di dalam RPJMD
dengan sebaik-baiknya;
d. Seluruh Perangkat Daerah lingkup Pemerintah Kota Pekalongan dalam menyusun
Renstra Perangkat Daerah berpedoman pada RPJMD;
e. Bappeda Kota Pekalongan melaksanakan pengendalian dan evaluasi terhadap hasil
pelaksanaan RPJMD, mengkoordinasikan hasil evaluasi Renstra PD di lingkup Kota
Pekalongan.
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM-D) Kota
Pekalongan disusun sebagai penjabaran atas Visi dan Misi Walikota dan Wakil Walikota
ke dalam program-program pembangunan secara selaras dengan kebijakan dan program
pembangunan nasional dan provinsi, sinergi antar program dan sumber daya, serta
terukur ketercapaian target kinerjanya. Dengan konsep pemikiran semacam ini,
diharapkan, pengerahan sumber daya yang dimiliki oleh Kota Pekalongan ke dalam
sistem pembangunan daerah akan lebih tepat sasaran dalam rangka peningkatan kualitas
pelayanan umum, peningkatan daya saing daerah, serta pada akhirnya bermuara pada
peningkatan kesejahteraan rakyat.
Dokumen RPJMD secara langsung ataupun tidak langsung pada dasarnya adalah
pengejawantahan janji politik yang disampaikan oleh Walikota dan Wakil Walikota kepada
rakyat pada saat kampanye. Dalam prosesnya, arah kebijakan, strategi, dan juga program

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Penutup IX-1
pembangunan daerah besertaIndikatornya dibahas bersama dengan anggota DPRD yang
juga representasi dari rakyat. Kesepakatan politik yang muncul dan tertuang ke dalam
dokumen RPJMD ini kemudian menjadi pedoman pelaksanaan pembangunan tahunan
oleh Perangkat Daerah. Oleh karena itu, pada akhir periode jabatan, Walikota dan Wakil
Walikota mempunyai kewajiban untuk menyampaikan pertanggungjawaban atas amanah
yang telah diberikan rakyat melalui mekanisme Pemilihan Kepala Daerah. Selain itu,
sebagai bagian dari penyelenggaraan system pemerintahan Indonesia, Walikota dan
Wakil juga mempunyai kewajiban untuk menyampaikan Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri.
Dengan melihat beban tanggung jawab yang sangat besar, maka dengan
memanjatkan Do‟a kepada Allah SWT, kita semua berharap semua penjabaran Visi dan
Misi yang ada dalam dokumen RPJMD ini dapat dilaksanakan dengan baik sehingga
akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Pekalongan di masa yang
akan datang.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Penutup IX-2
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kota Pekalongan. (2018). Kota Pekalongan Dalam Angka.
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. (2018).Jawa Tengah Dalam Angka.
Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2012 tentang Wilayah Sungai.
Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perubahan atas
Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 15 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Pekalongan Tahun 2005-2025.
Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 30 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Pekalongan Tahun 2009-2029 (Lembaran Daerah Tahun 2011
Nomor 30).
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Tengah Tahun
2005–2025.
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-
2018.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata
Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah Dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta
Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional.
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2015-2019.
Undang-Undang Dasar 1945.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679).
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional.

Lampiran Perda Perubahan RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2016-2021 | Daftar Pustaka 1

Anda mungkin juga menyukai