TOPOGRAFI
GEOLOGI
ANALISIS
HIDROLOGI SUPERIMPOSE
(OVERLAY)
HIDROGEOLOGI
JENIS TANAH
WILAYAH
WILAYAH POTENSIAL
PERLINDUNGAN PENGEMBANGAN
Kemampuan lahan dari morfologi tinggi berarti kondisi morfologis suatu wilayah
kompleks. Morfologi kompleks berarti bentang alamnya berupa gunung,
pegunungan dan bergelombang. Akibatnya, kemampuan pengembangannya sangat
rendah sehingga sulit dan tidak layak untuk dikembangkan. Lahan seperti ini
sebaiknya direkomendasikan sebagai wilayah lindung, atau budidaya yang tidak
berkaitan dengan manusia, contohnya untuk wisata alam. Morfologi tinggi tidak bisa
dimanfaatkan untuk aktivitas ladang dan sawah. Sebaliknya lahan dengan morfologi
rendah berarti kondisi morfologis tidak kompleks. Ini berarti tanahnya datar dan
mudah dikembangkan sebagai tempat permukiman dan budidaya.
Kestabilan pondasi artinya kondisi lahan yang mendukung stabil atau tidaknya suatu
bangunan atau kawasan terbangun. Kestabilan pondasi tinggi berarti wilayah
tersebut akan stabil untuk pondasi apapun atau untuk segala jenis pondasi.
Kestabilan pondasi kurang berarti wilayah tersebut kurang stabil untuk berbagai
bangunan, namun mungkin untuk jenis pondasi tertentu, bisa lebih stabil, seperti
pondasi cakar ayam. Sedangkan kestabilan pondasi rendah berarti wilayah tersebut
kurang stabil untuk berbagai bangunan.
Erosi berarti mudah atau tidaknya lapisan tanah terbawa air atau angin. Erosi tinggi
berarti lapisan tanah mudah terkelupas dan terbawa oleh angin dan air. Erosi rendah
berarti lapisan tanah sedikit terbawa oleh angin dan air. Tidak ada erosi berarti tidak
ada pengelupasan lapisan tanah. Perlu diperhatikan bahwa SKL Terhadap Erosi ini
seringkali berlawanan dengan SKL Untuk Drainase, namun demikian tidak berarti
berlaku umum dengan menganggap SKL Terhadap Erosi ini adalah kebalikan dari SKL
Untuk Drainase, dan tidak berarti pula pada waktu di-superimpose-kan akan saling
menghilangkan, karena kedua SKL ini berbeda bobotnya dalam suatu wilayah
dan/atau kawasan.
Kriteria Kelas SKL Terhadap Erosi
Kemiringan % Keterngan SKL terhadap erosi Nilai
> 40% Erosi tinggi 1
25 – 40% Erosi Cukup tinggi 2
15 – 25% Erosi Sedang 3
2 – 15% Erosi sangat rendah 4
0 – 2% Tidak ada erosi 5
Sumber : Hasil olahan dari Permen PU No 20 Tahun 2007
Analisis satuan kemampuan lahan ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi lahan
yang berhubungan dengan kemampuan lahan terhadap kemungkinan keterjadian
bencana alam. Analisis satuan kemampuan lahan (SKL) ini menggunakan kriteria
berupa kawasan yang pernah mengalami atau berpotensi akan keterjadian bencana
alam, baik berupa banjir, tanah longsor/gerakan tanah, letusan gunung berapi,
gempa bumi ataupun tsunami. Kondisi ini dapat dicerminkan dari interprestasi peta
geologi termasuk jenis dan sifat fisik batuan serta peta kemiringan lereng.