Anda di halaman 1dari 27

Bimbingan Teknis Penyusunan RRTR/RDTR Kabupaten/Kota di Sumatera Bagian Utara

Kata Pengantar

M odul pelatihan Bimbingan Teknis ini berisi informasi mengenai penyusunan


RTR KSK, penyusunan RDTR, penyusunan peraturan zonasi, dan persetujuan
substansi dari pengertian hingga teknis proses penyusunannya.

Kepada semua pihak yang telah turut membantu selama proses penyusunan modul
ini, kami ucapkan terima kasih.

Jakarta, 2018

Tim Penyusun

i
Bimbingan Teknis Penyusunan RRTR/RDTR Kabupaten/Kota di Sumatera Bagian Utara

Daftar Isi

Kata Pengantar.....................................................................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................................................................ii
Daftar Gambar....................................................................................................................................................vi
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................................................................1-1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1-1
1.2 Tujuan dan Manfaat...........................................................................................................1-2
1.3 Ruang Lingkup.....................................................................................................................1-2
1.4 Acuan Normatif...................................................................................................................1-3
BAB 2 TATA CARA PERSETUJUAN SUBSTANSI..................................................................................2-1
2.1 Proses Sebelum Ranperda Diajukan Untuk Mendapatkan Persetujuan
Substansi................................................................................................................................2-1
2.2 Proses Persetujuan Substansi..........................................................................................2-3
2.3 Pengajuan RanPerDa tentang RTR................................................................................2-6
2.4 Evaluasi Materi RanPerDa tentang RTR......................................................................2-12
2.5 Pembahasan Lintas Sektor dan Daerah terkait RanPerDa tentang RTR................2-
15
2.6 Penetapan Persetujuan Substansi terhadap RanPerDa tentang RTR................2-17
2.7 Proses Legalisasi Ranperda Setelah Persetujuan Substansi Dari Menteri
ATR.......................................................................................................................................2-19

ii
Bimbingan Teknis Penyusunan RRTR/RDTR Kabupaten/Kota di Sumatera Bagian Utara

Daftar Gambar

Gambar 2-1 Tata cara pemberian Persetujuan Substansi dan batasan waktu
pelaksanaannya................................................................................................................................2-5

Gambar 2-2 Contoh Tabel Pemeriksaan Mandiri...................................................................2-6

Gambar 2-3 Contoh Tabel Ringkasan Penilaian Mandiri.....................................................2-7

Gambar 2-4 Contoh Tabel evaluasi rancangan Perda tentang RTR..............................2-13

Gambar 5-5 Contoh Surat Pengembalian.............................................................................2-14

Gambar 2-6 Contoh Berita Acara.............................................................................................2-16

Gambar 2-7 Contoh Surat Persetujuan Substansi RTR......................................................2-18

vi
Bimbingan Teknis Penyusunan RRTR/RDTR Kabupaten/Kota di Sumatera Bagian Utara

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di dalam Undang-undang No 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Rencana Rinci
Tata Ruang (RTR) dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) merupakan penjabaran dari
Rencana Umum Tata Ruang (RTRW). Penjabaran lebih operasional dijelaskan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang, sebagai turunan dari Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang, kabupaten dan kota yang telah memiliki peraturan daerah tentang
rencana tata ruang wilayah dan telah menetapkan bagian dari wilayahnya yang perlu
disusun rencana rincinya diamanahkan agar segera menyusun dan menetapkan
peraturan daerah tentang rencana rinci tata ruang (RRTR) sebagai dasar dari izin
mendirikan bangunan. Selain sebagai bagian dari upaya mewujudkan amanah dari
peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah tersebut, rencana rinci tata
ruang juga merupakan alat kendali pemanfaatan dan pengendalian ruang dalam
upaya menyelenggarakan penataan ruang sesuai dengan amanah kaidah, norma,
standar, pedoman, dan kriteria dalam bidang penataan ruang.

Rencana rinci tata ruang tersebut dilengkapi dengan peraturan zonasi yang
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan untuk sebuah bagian wilayah
perencanaan (BWP) tertentu. BWP yang akan disusun rencana rinci tata ruangnya
dapat merupakan kawasan perkotaan dan/atau kawasan strategis kabupaten/kota,
yang mempunyai fungsi untuk mengatur dan menata kegiatan fungsional yang
direncanakan oleh perencanaan ruang diatasnya dalam mewujudkan ruang yang
serasi, seimbang, aman, nyaman dan produktif. Ketentuan-ketentuan mengenai

1
PENDAHULUAN
Modul Bimbingan Teknis Penyusunan RRTR/RDTR Kabupaten/Kota di Sumatera Bagian Utara

rencana rinci tata ruang tercantum dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi
Kabupaten/Kota dan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang Nomor 37 tahun
2016 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi
dan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten sebagai turunan dari
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang.

Berkaitan dengan hal tersebut, modul ini merupakan petunjuk teknis yang disajikan
secara sistematis dalam tata cara penyusunan RTR KSK, RDTR, dan Peraturan Zonasi
yang mengacu pada peraturan perundang-undangan terkait. Diharapkan modul ini
dapat memudahkan bagi Pemerintah Daerah dalam menyusun RTR KSK/RDTR,
sehingga dapat mendorong Pemerintah Kabupaten/Kota untuk mempercepat proses
persetujuan Substansi RTR KSK/RDTR.

1.2 Tujuan dan Manfaat


Tujuan dari disusunnya modul Penyusunan RTR KSK, RDTR, PZ dan tata cara proses
persetujuan substansi adalah agar dapat menjadi bahan acuan praktis bagi
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam proses penyusunan dan pengajuan
persetujuan substansi untuk RTR KSK dan RDTR.

Manfaat dari modul Penyusunan RTR KSK, RDTR, PZ dan tata cara proses persetujuan
substansi adalah sebagai berikut:

1. Memberikan kemudahan kepada Pemerintah Daerah dalam memahami petunjuk


praktis dalam penyusunan RTR KSK, RDTR dan Peraturan Zonasi
2. Memberikan kemudahan bagi Pemerintah Daerah dalam memahami proses dan
prosedur yang harus dilakukan dan materi kelengkapan yang harus disediakan
dalam proses untuk mendapatkan persetujuan substansi

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup dalam modul untuk kegiatan Bimbingan Teknis RRTR/RDTR ini adalah
sebagai berikut:

1. Tata cara penyusunan RTR KSK, menjelaskan tentang fungsi dan manfaat RTR KSK,
Petunjuk Teknis dalam penyusunan RTR KSK
3. Tata cara penyusunan RDTR, memuat tentang tentang fungsi dan manfaat RDTR,
Petunjuk Teknis dalam penyusunan RDTR

2
PENDAHULUAN
Modul Bimbingan Teknis Penyusunan RRTR/RDTR Kabupaten/Kota di Sumatera Bagian Utara

4. Tata cara penyusunan Peraturan Zonasi, memuat tentang fungsi dan manfaat
Peraturan Zonasi, Petunjuk Teknis dalam penyusunan Peraturan Zonasi
5. Tata cara Persetujuan Substansi, memuat mengenai proses dan prosedur untuk
melakukan persetujuan substansi dari RTR KSK dan RDTR.

1.4 Acuan Normatif


Acuan normatif yang digunakan dalam penyusunan RTR KSK, RDTR, Peraturan Zonasi
serta untuk tata cara dalam proses Persetujuan Substansi adalah sebagai berikut:

1. Undang-undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang;


6. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang
7. Peraturan Menteri Pekerjaan UmumNomor 11 tahun 2011 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
8. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang Nomor 37 tahun 2016 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi dan
Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten
9. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang Nomor 8 tahun 2017 tentang
Pedoman Pemberian Substansi Dalam Rangka Penetapan Peraturan Daerah
Tentang Rencana Tata Ruang Provinsi dan Rencana Tata Ruang Kabupaten/Kota

3
BAB 2 TATA CARA PERSETUJUAN
SUBSTANSI

2.1 Proses Sebelum Ranperda Diajukan Untuk


Mendapatkan Persetujuan Substansi
Beberapa hal yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota yang akan
mengajukan Persetujuan Substansi Raperda RRTR/RDTR Kabupaten/Kota
yakni sebagai berikut:

1) Pembentukan tim teknis RRTR/RDTR Kabupaten/Kota.


a. Tim teknis merupakan tim di lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota
yang membidangi terkait penyusunan RTR Kabupaten/Kota
b. Tim teknis bertugas antara lain:
• melakukan persiapan pelaksanaan kegiatan;
• memantapkan penyusunan materi Teknis dan Raperda RRTR/RDTR;
• mengikuti pembahasan yang dilaksanakan di tingkat
Kabupaten/kota dan provinsi maupun pembahasan oleh
Kementerian ATR/BPN dalam rangka persetujuan substansi;
• melakukan perbaikan dan penyempurnaan materi teknis dan
raperda RTR; dan
• mengawal materi teknis dan raperda RTR sampai menjadi Peraturan
Daerah Kabupaten/Kota tentang RRTR/RDTR

2) Konsultasi/Pembahasan Raperda RRTR/RDTR dengan DPRD bersama


Pemerintah Kabupaten/Kota.
a. Materi Teknis dan Raperda tentang RRTR/RDTR Kabupaten/Kota yang
diajukan untuk mendapatkan Persetujuan Substansi, sebelumnya telah
diajukan terlebih dahulu kepada DPRD Kabupaten/Kota untuk dilakukan
konsultasi/pembahasan bersama
b. Konsultasi/pembahasan ini bertujuan untuk menginformasikan kepada
DPRD Kabupaten/Kota terkait Raperda RRTR/RDTR dan dokumen
pendukungnya

1
PENYUSUNAN PERSETUJUAN SUBSTANSI
Modul Bimbingan Teknis Penyusunan RRTR/RDTR Kabupaten/Kota di Sumatera Bagian Utara

3) Konsultasi Publik.
a. Konsultasi publik dilakukan untuk menjaring masukan dari masyarakat
dan pemangku kepentingan terkait lainnya mengenai substansi Raperda
RTR/RDTR yang akan diproses untuk ditetapkan menjadi perda
b. Konsultasi dilakukan dengan melibatkan masyarakat atau perwakilannya,
para pakar, LSM dan juga perlu menghadirkan perwakilan dari instansi
pemerintah kabupaten/kota terkait dan DPRD Kabupaten/Kota
c. Berita acara konsultasi publik nantinya akan menjadi kelengkapan dari
pengajuan Surat Permohonan Persetujuan Substansi kepada Menteri
ATR/BPN
4) Rekomendasi Gubernur atas Raperda RRTR/RDTR Kabupaten/Kota.
a. Sebelum surat permohonan persetujuan substansi Raperda RRTR/RDTR
diajukan kepada Menteri ATR/BPN, terlebih dahulu harus mendapatkan
surat rekomendasi dari Gubernur
b. Proses pemberian rekomendasi Gubernur atas Raperda RRTR/RDTR
Kabupaten/Kota akan melalui pembahasan dengan BKPRD Provinsi
untuk mengevaluasi kesesuaian muatan materi Raperda tersebut dengan
kebijakan Provinsi
c. Secara garis besar, tahapan dalam rangka mendapatkan Rekomendasi
dari Gubernur antara lain:
• Pengajuan surat permohonan untuk mendapatkan Rekomendasi
Gubernur atas RRTR/RDTR yang ditujukan kepada Gubernur
• Pembahasan Raperda RRTR/RDTR dalam forum BKPRD Provinsi
• Penyampaian perbaikan Raperda RRTR/RDTR
• Pemberian Rekomendasi Gubernur atas Raperda RRTR/RDTR
Kabupaten/Kota

2.2 Proses Persetujuan Substansi


Dasar hukum Persutujuan Substansi :

• Pemerintah memiliki kewajiban untuk mengawasi penyelenggaraan pelaksanaan


perencanaan tata ruang Kabupaten/Kota didaerah dalam rangka pembinaan
penataan ruang sebagai upaya meningkatkan kinerja penataan ruang yang
diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat.

2
PENYUSUNAN PERSETUJUAN SUBSTANSI
Modul Bimbingan Teknis Penyusunan RRTR/RDTR Kabupaten/Kota di Sumatera Bagian Utara

• Sesuai Pasal 189 Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan


Daerah, proses penetapan rancangan peraturan daerah yang berkaitan dengan
tata ruang daerah dikoordinasikan dengan menteri yang membidangi urusan
tata ruang.

• Berdasarkan Pasal 18 Undang-undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Pentaan


Ruang, penetapan rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi, Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota dan Rencana
Rinci Tata Ruang dilakukan setelah mendapatkan persetujuan substansi dari
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam bidang penataan
ruang.

• Berdasarkan Pasal 58 ayat (2), Pasal 62 ayat (2), Pasal 68 ayat 2), dan Pasal 76
ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang, pemberian persetujuan substansi rencana rinci tata ruang
dapat didekonsentrasikan kepada Gubernur.

• Berdasarkan Peraturan Menteri ATR/BPN Nomor 8 Tahun 2017 tentang


Pedoman Pemberian Persetujuan Substansi Dalam Rangka Penetapan Peraturan
Daerah Tentang Rencana Tata Ruang Provinsi dan Rencana Tata Ruang
Kabupaten/Kota.

Persetujuan Substansi adalah persetujuan yang diberikan oleh Menteri yang


menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang penataan ruang yang
menyatakan bahwa materi rancangan peraturan daerah tentang rencana tata
ruang telah mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan
bidang penataan ruang, kebijakan nasional, dan mengacu pada rencana tata
ruang secara hierarki.

Prinsip persetujuan substansi Rencana Tata Ruang Kabupaten/Kota:

• Mengecek kesesuaian/konsistensi rencana rinci tata ruang kabupaten/kota


dengan RTRW Kabupaten/kota dan dengan kebijakan nasional bidang penataan
ruang.

• Berdasarkan pendekatan self assessment oleh Pemerintah Daerah


(Kabupaten/Kota) melalui pembinaan yang dilaksanakan oleh Direktorat
Jenderal Tata Ruang, Kementerian ATR/BPN.

• Penekanan peran pemerintah sebagai Pembina agar daerah mampu melakukan


self assessment.

3
PENYUSUNAN PERSETUJUAN SUBSTANSI
Modul Bimbingan Teknis Penyusunan RRTR/RDTR Kabupaten/Kota di Sumatera Bagian Utara

Pembahasan Lintas Sektor dan Daerah terkait rancangan Perda tentang RTR
dilakukan untuk memeriksa kesesuaian materi dan informasi spasial
rancangan Perda tentang RTR terhadap peraturan perundang-undangan
bidang penataan ruang dan kebijakan nasional

Penyelenggaraan persetujuan substansi dalam rangka penetapan rancangan Perda


tentang RTR Provinsi dan RTR Kabupaten/Kota sebelum ditetapkan menjadi Perda.

Rancangan Perda tentang RTR terdiri atas:


a. RTR Provinsi meliputi:
1. RTRW provinsi; dan
2. RTR KSP.
b. RTR Kabupaten meliputi:
1. RTRW kabupaten;
2. RTR KSK; dan
3. RDTR kabupaten.
c. RTR Kota meliputi:
1. RTRW kota;
2. RTR KSK; dan
3. RDTR kota.
Tahapan Prosedur Persetujuan Substansi Raperda RTR:
a. Pengajuan RanPerDa tentang RTR
b. Evaluasi Materi RanPerDa tentang RTR
c. Pembahasan Lintas Sektor dan Daerah terkait RanPerDa tentang RTR
d. Penetapan Persetujuan Substansi terhadap RanPerDa tentang RTR

4
PENYUSUNAN PERSETUJUAN SUBSTANSI
Modul Bimbingan Teknis Penyusunan RRTR/RDTR Kabupaten/Kota di Sumatera Bagian Utara

Gambar 2-1 Tata cara pemberian Persetujuan Substansi dan batasan waktu
pelaksanaannya

5
PENYUSUNAN PERSETUJUAN SUBSTANSI
Modul Bimbingan Teknis Penyusunan RRTR/RDTR Kabupaten/Kota di Sumatera Bagian Utara

2.3 Pengajuan RanPerDa tentang RTR


Pengajuan rancangan Perda merupakan rancangan Perda yang telah
dibahas dalam Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota. Dibahas antara Pemerintah Daerah Provinsi/
Kabupaten/Kota dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota guna disepakati untuk diajukan kepada Menteri
dalam rangka mendapatkan persetujuan substansi; dan diperiksa secara
mandiri oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan hasil pembahasan serta
peraturan perundang-undangan bidang penataan ruang. Pemeriksaan
mandiri dibuktikan dengan surat pernyataan kepala daerah yang
menyatakan bertanggung jawab terhadap kualitas rancangan Perda tentang
RTR (disertai dengan ringkasan penilaian mandiri yang dibuat oleh
pemerintah daerah).

Dalam hal pengajuan persetujuan substansi rancangan Perda tentang RTR


kabupaten/kota wajib mendapatkan rekomendasi Gubernur.

Gambar 2-2 Contoh Tabel Pemeriksaan Mandiri

6
PENYUSUNAN PERSETUJUAN SUBSTANSI
Modul Bimbingan Teknis Penyusunan RRTR/RDTR Kabupaten/Kota di Sumatera Bagian Utara

Gambar 2-3 Contoh Tabel Ringkasan Penilaian Mandiri

Rancangan Perda tentang RTR diajukan oleh Pemerintah Daerah kepada


Menteri dengan menyertakan dokumen kelengkapan administrasi.

Dokumen kelengkapan administrasi


PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN
RENCANA UMUM TATA RUANG
1. Surat Permohonan Persetujuan substansi dari Bupati;
2. Berita acara kesepakatan Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah
Kabupaten:
3. Berita acara kesepakatan pengajuan persetujuan substansi antara
Pemerintah Daerah Kabupaten dengan DPRD Kabupaten;
4. Surat Rekomendasi Gubernur beserta lampirannya, meliputi:
a. Tabel evaluasi dengan provinsi; dan
b. Berita Acara Pembahasan Forum Badan Koordinasi Penataan Ruang
Daerah Provinsi;
5. Rancangan Peraturan Daerah (dalam format softcopy dan hardcopy);
6. Naskah Akademik (dalam format softcopy dan hardcopy);
7. Materi Teknis yang terdiri atas buku rencana dan fakta analisis (dalam
format softcopy dan hardcopy);
8. Album Peta (dalam format softcopy (format *SHP));
a. peta dasar;

7
PENYUSUNAN PERSETUJUAN SUBSTANSI
Modul Bimbingan Teknis Penyusunan RRTR/RDTR Kabupaten/Kota di Sumatera Bagian Utara

b. peta tematik; dan


c. peta rencana.
9. Surat pernyataan dari Kepala Daerah bertanggung jawab terhadap kualitas
rancangan Perda tentang RTR;
10. Berita Acara Konsultasi Publik (minimal 2 (dua) kali);
11. Berita Acara dengan kabupaten yang berbatasan;
12. Berita Acara yang dikeluarkan Oleh BIG perihal Pernyataan Peta Dasar yang
Telah Siap Dilanjutkan untuk Proses Persetujuan Substansi; dan
13. Dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis yang sudah divalidasi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

RENCANA RINCI TATA RUANG


1. Surat Permohonan Persetujuan substansi dari Bupati;
2. Berita acara pembahasan Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah
Kabupaten;
3. Berita acara kesepakatan pengajuan persetujuan substansi antara
Pemerintah Daerah Provinsi dengan DPRD Kabupaten;
4. Surat Rekomendasi Gubernur beserta lampirannya, meliputi:
a. Tabel evaluasi dengan provinsi;
b. Berita Acara Pembahasan Forum Badan Koordinasi Penataan Ruang
Daerah Provinsi;
5. Surat Penetapan delineasi Kawasan Strategis Kabupaten/RDTR oleh bupati
atau Pejabat Eselon II yang diberi kewenangan mengatasnamakan Bupati;
6. Dokumen Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten dan lampiran (dalam format softcopy (untuk peta dalam format
*SHP) dan hardcopy)
7. Rancangan Peraturan Daerah (dalam format softcopy dan hardcopy;
8. Naskah Akademik (dalam format softcopy dan hardcopy);
9. Materi Teknis yang terdiri atas buku rencana dan fakta analisis dalam format
softcopy dan hardcopy);
10. Album Peta (dalam format softcopy (format *SHP));
a. peta dasar;
b. peta tematik; dan
c. peta rencana.
11. Surat pernyataan dari Kepala Daerah bertanggung jawab terhadap kualitas
rancangan Perda tentang RTR;
12. Berita Acara Konsultasi Publik (minimal 2 (dua) kali);
13. Berita Acara dengan kabupaten yang berbatasan (*apabila berbatasan
dengan kabupaten lain);
14. Berita Acara yang dikeluarkan Oleh BIG perihal Pernyataan Peta Dasar yang

8
PENYUSUNAN PERSETUJUAN SUBSTANSI
Modul Bimbingan Teknis Penyusunan RRTR/RDTR Kabupaten/Kota di Sumatera Bagian Utara

Telah Siap Dilanjutkan untuk Proses Persetujuan Substansi; dan


15. Dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis yang sudah divalidasi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

RENCANA TATA RUANG YANG AKAN DIREVISI


1. Surat Permohonan Persetujuan substansi dari Bupati;
2. Berita acara kesepakatan pengajuan persetujuan substansi antara
Pemerintah Daerah Provinsi dengan DPRD Kabupaten;
3. Surat keputusan peninjauan kembali dari Bupati;
4. Surat keputusan pembentukan tim peninjauan kembali dari Bupati;
5. Surat keputusan dari Bupati tentang rekomendasi tindaklanjut hasil
pelaksanaan peninjauan kembali RTR;
6. Dokumen hasil peninjauan kembali (dalam format softcopy dan hardcopy);
7. Materi teknis yang terdiri atas buku rencana dan fakta analisis perubahan
rencana umum tata ruang dan/atau rencana rinci tata ruang (dalam format
softcopy dan hardcopy);
8. Album Peta (dalam format softcopy (format *SHP));
a. peta dasar;
b. peta tematik; dan
c. peta rencana.
9. Tabel sandingan rencana umum tata ruang dan/atau rencana rinci tata
ruang eksisting dengan rancangan perubahan rencana umum tata ruang
dan/atau rencana rinci tata ruang (dalam format softcopy dan hardcopy);
10. Surat pernyataan dari Kepala Daerah bertanggung jawab terhadap kualitas
rancangan Perda tentang RTR;
11. Berita Acara Konsultasi Publik (minimal 2 (dua) kali);
12. Berita Acara dengan kabupaten yang berbatasan;
13. Berita Acara yang dikeluarkan Oleh BIG perihal Pernyataan Peta Dasar yang
Telah Siap Dilanjutkan untuk Proses Persetujuan Substansi; dan
14. Dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis yang sudah divalidasi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

9
PENYUSUNAN PERSETUJUAN SUBSTANSI
Modul Bimbingan Teknis Penyusunan RRTR/RDTR Kabupaten/Kota di Sumatera Bagian Utara

PEMERINTAH DAERAH KOTA


RENCANA UMUM TATA RUANG
1. Surat Permohonan Persetujuan substansi dari Walikota;
2. Berita acara kesepakatan Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah Kota;
3. Berita acara kesepakatan pengajuan persetujuan substansi antara Pemerintah
Daerah Kota dengan DPRD Kota
4. Surat Rekomendasi Gubernur beserta lampirannya, meliputi:
a. Tabel evaluasi dengan provinsi;
b. Berita Acara Pembahasan Forum Badan Koordinasi Penataan Ruang
Daerah Kota;
5. Rancangan Peraturan Daerah (dalam format softcopy dan hardcopy);
6. Naskah Akademis (dalam format softcopy dan hardcopy);
7. Materi Teknis yang terdiri dari buku rencana dan fakta analisis (dalam format
softcopy dan hardcopy);
8. Album Peta (dalam format softcopy (format *SHP));
a. peta dasar;
b. peta tematik; dan
c. peta rencana.
9. Surat pernyataan dari Kepala Daerah bertanggung jawab terhadap kualitas
rancangan Perda tentang RTR;
10. Berita Acara Konsultasi Publik (minimal 2 (dua) kali);
11. Berita Acara dengan kota yang berbatasan;
12. Berita Acara yang dikeluarkan Oleh BIG perihal Pernyataan Peta Dasar yang
Telah Siap Dilanjutkan untuk Proses Persetujuan Substansi; dan
13. Dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis yang sudah divalidasi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

RENCANA RINCI TATA RUANG


1. Surat Permohonan Persetujuan substansi dari Walikota;
2. Berita acara pembahasan Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah Kota;
3. Berita acara kesepakatan pengajuan persetujuan substansi antara
Pemerintah Daerah Kota dengan DPRD Kota;
4. Surat Rekomendasi Gubernur beserta lampirannya, meliputi:
a. Tabel evaluasi dengan provinsi; dan
b. Berita Acara Pembahasan Forum Badan Koordinasi Penataan Ruang

10
PENYUSUNAN PERSETUJUAN SUBSTANSI
Modul Bimbingan Teknis Penyusunan RRTR/RDTR Kabupaten/Kota di Sumatera Bagian Utara

Daerah Provinsi.
5. Surat Penetapan delineasi Kawasan Strategis Kota/RDTR oleh Walikota atau
Pejabat Eselon II yang diberi kewenangan mengatasnamakan Walikota;
6. Dokumen Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota dan
lampiran (dalam format softcopy (untuk peta dalam format *SHP) dan
hardcopy)
7. Rancangan Peraturan Daerah (dalam format softcopy dan hardcopy;
8. Naskah Akademik (dalam format softcopy dan hardcopy);
9. Materi Teknis yang terdiri atas buku rencana dan fakta analisis dalam format
(softcopy dan hardcopy);
10. Album Peta (dalam format softcopy (format *SHP));
a. peta dasar;
b. peta tematik; dan
c. peta rencana.
11. Surat pernyataan dari Kepala Daerah bertanggung jawab terhadap kualitas
rancangan Perda tentang RTR;
12. Berita Acara Konsultasi Publik (minimal 2 (dua) kali);
13. Berita Acara dengan kota yang berbatasan (*apabila berbatasan dengan
kota lain);
14. Berita Acara yang dikeluarkan Oleh BIG perihal Pernyataan Peta Dasar yang
Telah Siap Dilanjutkan untuk Proses Persetujuan Substansi; dan
15. Dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis yang sudah divalidasi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

RENCANA TATA RUANG YANG AKAN DIREVISI


1. Surat Permohonan Persetujuan substansi dari Walikota;
2. Berita acara kesepakatan pengajuan persetujuan substansi antara
Pemerintah Daerah Kota dengan DPRD Kota;
3. Surat keputusan peninjauan kembali dari Walikota;
4. Surat keputusan pembentukan tim peninjauan kembali dari Walikota;
5. Surat keputusan dari Walikota tentang rekomendasi tindaklanjut hasil
pelaksanaan peninjauan kembali RTR;
6. Dokumen hasil peninjauan kembali (dalam format softcopy dan hardcopy);
7. Materi teknis yang terdiri atas buku rencana dan fakta analisis perubahan
rencana umum tata ruang dan/atau rencana rinci tata ruang (dalam format
softcopy dan hardcopy);
8. Album Peta (dalam format softcopy (format *SHP));
a. peta dasar;
b. peta tematik; dan

11
PENYUSUNAN PERSETUJUAN SUBSTANSI
Modul Bimbingan Teknis Penyusunan RRTR/RDTR Kabupaten/Kota di Sumatera Bagian Utara

c. peta rencana.
9. Tabel sandingan rencana umum tata ruang dan/atau rencana rinci tata
ruang eksisting dengan rancangan perubahan rencana umum tata ruang
dan/atau rencana rinci tata ruang (dalam format softcopy dan hardcopy);
10. Surat pernyataan dari Kepala Daerah bertanggung jawab terhadap kualitas
rancangan Perda tentang RTR;
11. Berita Acara Konsultasi Publik (minimal 2 (dua) kali);
12. Berita Acara dengan Kota yang berbatasan (*apabila berbatasan dengan
kota lain);
13. Berita Acara yang dikeluarkan Oleh BIG perihal Pernyataan Peta Dasar yang
Telah Siap Dilanjutkan untuk Proses Persetujuan Substansi; dan
14. Dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis yang sudah divalidasi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dokumen kelengkapan administrasi disampaikan melalui petugas loket


persetujuan substansi yang berada pada kementerian yang
menyelenggaraan urusan bidang penataan ruang. Untuk dilakukan
pemeriksaan terhadap kelengkapan dokumen administrasi. Apabila
pemeriksaan dokumen telah memenuhi persyaratan maka dokumen
kelengkapan administrasi disampaikan kepada Kepala Subdirektorat terkait
yang berada di lingkungan Ditjen Tata Ruang.
Dalam hal pemeriksaan dokumen tidak memenuhi persyaratan maka
dokumen kelengkapan administrasi dikembalikan kepada Pemerintah Daerah
untuk dilengkapi.

2.4 Evaluasi Materi RanPerDa tentang RTR


Kepala Subdirektorat terkait yang berada di lingkungan Ditjen Tata Ruang
menindaklanjuti dokumen kelengkapan administrasi dengan melakukan
evaluasi materi rancangan Perda tentang RTR.
Evaluasi materi rancangan Perda tentang RTR dilakukan dengan tahapan:
a. Evaluasi dan klarifikasi materi rancangan Perda tentang RTR
Evaluasi materi dilakukan dengan memperhatikan paling sedikit substansi
yang memuat:
1) kebijakan strategis nasional;

2) ruang terbuka hijau publik (untuk kawasan perkotaan di kabupaten dan kota);
3) peruntukan kawasan hutan;

12
PENYUSUNAN PERSETUJUAN SUBSTANSI
Modul Bimbingan Teknis Penyusunan RRTR/RDTR Kabupaten/Kota di Sumatera Bagian Utara

4) lahan pertanian pangan berkelanjutan; dan

5) mitigasi bencana.

Klarifikasi materi dilakukan kepada Pemerintah Daerah berdasarkan hasil


evaluasi materi. Evaluasi materi dan klarifikasi materi dilaksanakan oleh
Subdirektorat terkait paling lama 7 (tujuh) hari kerja. Evaluasi materi
dituangkan dalam tabel evaluasi rancangan Perda tentang RTR.

Gambar 2-4 Contoh Tabel evaluasi rancangan Perda tentang RTR

Apabila pelaksanaan evaluasi dan klarifikasi materi telah sesuai dengan


muatan substansi rancangan Perda tentang RTR ditindaklanjuti dengan
Pembahasan Lintas Sektor dan Daerah.

13
PENYUSUNAN PERSETUJUAN SUBSTANSI
Modul Bimbingan Teknis Penyusunan RRTR/RDTR Kabupaten/Kota di Sumatera Bagian Utara

b. perbaikan hasil evaluasi substansi rancangan Perda tentang RTR.


Dalam hal pelaksanaan evaluasi dan klarifikasi materi belum sesuai dengan
muatan substansi, rancangan Perda tentang RTR disampaikan kepada
Pemerintah Daerah untuk diperbaiki. Penyampaian dibuat secara tertulis dan
disertai dengan alasan pelaksanaan evaluasi dan klarifikasi materi. Perbaikan
disampaikan kembali kepada Subdirektorat terkait paling lama 20 (dua puluh)
hari kerja sejak diterimanya penyampaian secara tertulis. Dalam hal
Pemerintah Daerah tidak dapat memenuhi jangka waktu, proses Persetujuan
Substansi tidak dapat dilanjutkan. Dalam hal proses tidak dapat dilanjutkan
Sekretaris Ditjen menyampaikan surat pengembalian disertai dokumen
kelengkapan administrasi kepada Kepala Daerah c.q. Kepala Badan atau
Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah bidang
penataan ruang. Penyampaian surat pengembalian paling lama 2 (dua) hari
kerja setelah batas waktu pengembalian perbaikan oleh daerah. Dalam hal
terjadi pengembalian Pemerintah Daerah harus menindaklanjuti dengan
melakukan pengajuan kembali Persetujuan Substansi Rancangan Perda
tentang RTR.

Gambar 5-5 Contoh Surat Pengembalian

14
PENYUSUNAN PERSETUJUAN SUBSTANSI
Modul Bimbingan Teknis Penyusunan RRTR/RDTR Kabupaten/Kota di Sumatera Bagian Utara

2.5 Pembahasan Lintas Sektor dan Daerah terkait


RanPerDa tentang RTR
Pembahasan Lintas Sektor dan Daerah adalah pembahasan substansi
rancangan Peraturan Daerah tentang RTR yang melibatkan
Kementerian/Lembaga Nonkementerian dan Pemerintah Daerah terkait,
dalam rangka persetujuan substansi oleh Menteri.
Pembahasan Lintas Sektor dan Daerah terkait rancangan Perda tentang RTR
dilakukan untuk memeriksa kesesuaian materi dan informasi spasial
rancangan Perda tentang RTR terhadap peraturan perundang-undangan
bidang penataan ruang dan kebijakan nasional.
Pembahasan Lintas Sektor dan Daerah dilaksanakan melalui tahapan:
1. Persiapan
Persiapan dilakukan dengan mengirimkan surat undangan beserta materi
rapat kepada kementerian/ lembaga Nonkementerian sebagai materi
Pembahasan Lintas Sektor dan Daerah.
Surat undangan beserta materi rapat dikirimkan kepada
Kementerian/Lembaga Nonkementerian dan Pemerintah Daerah yang
memiliki urusan terkait rancangan Perda tentang RTR paling lama 10
(sepuluh) hari kerja sebelum pelaksanaan Pembahasan Lintas Sektor dan
Daerah.
Materi rapat terdiri atas:
a. rancangan Perda RTR;

b. album peta;
c. tabel pemeriksaan mandiri;

d. materi teknis berupa buku rencana dan fakta analisis; dan


e. dokumen kajian lingkungan hidup strategis.

2. Pelaksanaan
Pelaksanaan Pembahasan Lintas Sektor dan Daerah dipimpin oleh Dirjen
atau Pejabat Eselon II yang ditunjuk paling lama 2 (dua) hari kerja dan
dituangkan dalam Berita Acara Pelaksanaan Pembahasan Lintas Sektor dan
Daerah.

15
PENYUSUNAN PERSETUJUAN SUBSTANSI
Modul Bimbingan Teknis Penyusunan RRTR/RDTR Kabupaten/Kota di Sumatera Bagian Utara

Gambar 2-6 Contoh Berita Acara

16
PENYUSUNAN PERSETUJUAN SUBSTANSI
Modul Bimbingan Teknis Penyusunan RRTR/RDTR Kabupaten/Kota di Sumatera Bagian Utara

17
PENYUSUNAN PERSETUJUAN SUBSTANSI
Modul Bimbingan Teknis Penyusunan RRTR/RDTR Kabupaten/Kota di Sumatera Bagian Utara

Hasil Pembahasan Lintas Sektor dan Daerah ditindaklanjuti dengan perbaikan


rancangan Perda tentang RTR. Perbaikan dilakukan oleh Pemerintah Daerah
paling lama 10 (sepuluh) hari kerja. Pemerintah Daerah menyerahkan
kembali rancangan Perda tentang RTR yang telah dilakukan perbaikan untuk
ditindaklanjuti dengan proses penetapan persetujuan substansi.

Dalam hal Pemerintah Daerah tidak dapat memenuhi jangka waktu,


rancangan Perda tentang RTR dinyatakan tidak dapat diproses lebih lanjut.
Dalam hal proses tidak dapat dilanjutkan Sekretaris Ditjen menyampaikan
surat pengembalian disertai dokumen kelengkapan kepada Kepala Daerah
c.q. Kepala Badan atau Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
daerah bidang penataan ruang, Surat pengembalian disampaikan paling
lama 2 (dua) hari kerja setelah batas waktu penyempurnaan rancangan
Perda tentang RTR. Dalam hal terjadi pengembalian Pemerintah Daerah
harus menindaklanjuti dengan melakukan pengajuan kembali Persetujuan
Substansi Rancangan Perda tentang RTR.

2.6 Penetapan Persetujuan Substansi terhadap


RanPerDa tentang RTR
Proses penetapan Persetujuan Substansi terhadap rancangan Perda tentang
RTR diberikan berdasarkan hasil Pembahasan Lintas Sektor dan Daerah yang
telah diperbaiki.
Rancangan Perda tentang RTR dilengkapi dengan dokumen:
a. tabel pemeriksaan mandiri;
b. tabel hasil evaluasi rancangan Perda tentang RTR;
c. album peta; dan
d. berita acara Pembahasan Lintas Sektor dan Daerah.
Rancangan Perda beserta kelengkapan dokumen disampaikan kepada
Menteri. Menteri memberikan Persetujuan Substansi terhadap rancangan
Perda tentang RTR berdasarkan hasil:
a. pelaksanaan evaluasi materi Rancangan Perda tentang RTR; dan
b. Pembahasan Lintas Sektor dan Daerah yang telah diperbaiki dan mempunyai
kelengkapan dokumen
Persetujuan Substansi diberikan dalam bentuk surat yang disertai dengan
berita acara Pembahasan Lintas Sektor dan Daerah.

18
PENYUSUNAN PERSETUJUAN SUBSTANSI
Modul Bimbingan Teknis Penyusunan RRTR/RDTR Kabupaten/Kota di Sumatera Bagian Utara

Gambar 2-7 Contoh Surat Persetujuan Substansi RTR

Persetujuan Substansi untuk rancangan Perda tentang RTR kabupaten dan


RTR kota dapat didelegasikan kewenangan penandatanganannya oleh
Menteri kepada Dirjen.

Pemberian Persetujuan Substansi untuk rancangan Perda tentang rencana


rinci tata ruang kabupaten/kota dapat didelegasikan kewenangan
penandatanganannya oleh Menteri kepada Gubernur berdasarkan usulan
Dirjen. Pendelegasian sebagaimana dituangkan dalam bentuk Surat
Keputusan Menteri.

19
PENYUSUNAN PERSETUJUAN SUBSTANSI
Modul Bimbingan Teknis Penyusunan RRTR/RDTR Kabupaten/Kota di Sumatera Bagian Utara

Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota wajib mengirimkan salinan


Perda tentang RTR yang telah diundangkan serta dicatatkan dalam lembaran
daerah dan berita daerah kepada Menteri c.q Dirjen.

Surat Persetujuan Substansi atas rancangan Perda RTR yang diterbitkan oleh Menteri
batal demi hukum jika pemeriksaan mandiri dikemudian hari diketahui tidak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan; dan terdapat perbedaan muatan antara
persetujuan substansi dengan Perda tentang RTR yang telah ditetapkan.

Masa berlaku dari Persetujuan Substansi paling lama 1 (satu) tahun sejak
tanggal ditandatangani oleh Menteri. Dalam hal masa berlaku surat
Persetujuan Substansi berakhir dan Rancangan Perda tentang RTR tidak
ditindaklanjuti dengan penandatanganan oleh pejabat yang berwenang
maka Pemerintah Daerah harus mengajukan kembali permohonan
Persetujuan Substansi.

2.7 Proses Legalisasi Ranperda Setelah Persetujuan


Substansi Dari Menteri ATR
Secara garis besar proses penetapan Perda RRTR/RDTR kabupaten/kota setelah
mendapatkan persetujuan substansi adalah sebagai berikut:

• Pengajuan Raperda Kabupaten/Kota tentang RRTR/RDTR dari bupati/walikota


kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten/Kota.
o Tim teknis daerah melakukan persiapan untuk mengajukan
pembahasan Raperda Kabupaten/Kota tentang RTR kepada DPRD
Kabupaten/Kota.
o Bupati/Walikota menyampaikan surat permohonan pembahasan
Raperda RTR kepada DPRD dengan melampirkan dokumen
pendukungnya.
• Pembahasan Raperda RRTR/RDTR oleh DPRD bersama Pemerintah
Kabupaten/Kota.
o Pembahasan Raperda RTR dilakukan oleh Tim Panitia Khusus (Pansus)
RTR bersama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam rapat
paripurna
o Pembahasan ini bertujuan untuk mendapatkan persetujuan bersama
Pemerintah Kabupaten/Kota dengan DPRD serta pengesahan dari
DPRD terkait Raperda RTR yang diajukan, maka Raperda RTR dapat

20
PENYUSUNAN PERSETUJUAN SUBSTANSI
Modul Bimbingan Teknis Penyusunan RRTR/RDTR Kabupaten/Kota di Sumatera Bagian Utara

diproses untuk selanjutnya dilakukan penomoran dan


ditetapkan/disahkan menjadi perda oleh DPRD
• Penetapan Nomor dan Pengesahan Perda Kabupaten/Kota tentang
RRTR/RDTR oleh DPRD.

21

Anda mungkin juga menyukai