Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang telah membimbing dengan taufik dan hidayah-Nya sehingga laporan
akhir ini dapat diselesaikan pada waktunya. Materi Penyusunan
Pedoman Rencana Kawasan Transmigrasi bertujuan mewujudkan RKT
yang sesuai dengan ketentuan UU 26/2007 tentang Penataan Ruang dan
Undang-Undang 29 Tahun 2009 tentang Perubahan UU Nomor 15 Tahun
1997 tentang Ketransmigrasian serta PP No 3 Tahun 2014. Pedoman
Rencana Kawasan Transmigrasi (RKT) ini, telah disusun dengan sebaik-
baiknya dan memperhatikan berbagai kaidah perundang-undangan dan
peraturan pemerintah terkait serta telah dilakukan diseminasi di
beberapa daerah agar memberikan hasil yang optimal sehingga dapat
mencapai tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.
Meskipun demikian, kami menyadari bahwa Pedoman Rencana
Kawasan Transmigrasi (RKT) ini masih memiliki beberapa
ketidaksempurnaan. Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah memberikan kontribusi dan membantu dalam
penyusunan pedoman ini.
Akhirnya, kami mengharapkan semoga hasilnya dapat
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk berbagai pihak yang
menggunakannya, serta dapat memberikan kontribusi nyata bagi
pembangunan kawasan transmigrasi. Amin.
Direktur
Perencanaan Teknis
Pembangunan Kawasan Transmigrasi
i
DAFTAR ISI
ii
BAB III KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA KAWASAN
TRANSMIGRASI ..................................................................................................... 21
Kawasan Transmigrasi....................................................................... 24
iii
4.1.2 Tahap Pengumpulan Data dan Informasi ................................ 33
4.1.3 Tahap Pengolahan dan Analisa Data .......................................... 35
4.1.4 Tahap Perumusan Konsepsi Rencana ....................................... 49
4.1.5 Tahap Penyusunan Konsep Naskah Pengesahan
Dokumen RKT........................................................................................... 54
4.2 Prosedur Penyusunan RKT..................................................................... 55
iv
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Transmigrasi............................................................................................... 58
v
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
BAB I
Latar Belakang
1
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
b. Tujuan
2
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
3
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
4
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
5
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
6
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
7
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
8
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
9
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
10
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
11
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
Gambar 1.1
Kedudukan Pedoman RKT terhadap Peraturan Perundang-Undangan
Bidang Penataan Ruang
PEDOMAN RKT
12
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
13
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
BAB II
KETENTUAN UMUM MUATAN
RENCANA KAWASAN TRANSMIGRASI/RTRKT
Gambar 2.1.
Kedudukan RKT dalam Sistem Perencanaan Tata Ruang
dan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
RKT
RTKP
14
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
15
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
16
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
17
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
Gambar 2.2
Ilustrasi Gambar RKT
18
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
b. Fokus Penanganan
Penentuan fokus penanganan RKT dilakukan dengan
mempertimbangkan upaya yang perlu diprioritaskan untuk
mewujudkan fungsi kawasan berdasarkan nilai dan isu strategis
kawasan sesuai dengan tipologi RKT.
c. Skala Peta
Penentuan skala peta RKT disesuaikan dengan informasi yang
dibutuhkan dalam proses perencanaan RKT dan penggunaan
RKT, serta kebutuhan muatan materi yang akan diatur di dalam
RKT yaitu kedalaman informasi 1 : 25.000 dan dilandasi dengan
Data Dasar Citra Satelit.
d. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Kawasan
Transmigrasi
Penentuan tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang kawasan
transmigrasi dilakukan dengan mempertimbangkan isu strategis
dan fokus penanganan RKT.
e. Konsep Pengembangan
Penentuan konsep pengembangan kawasan transmigrasi dalam
rangka pencapaian tujuan RKT.
f. Arahan Pemanfaatan Kawasan Transmigrasi
Penentuan arahan pemanfaatan Kawasan Transmigrasi dilakukan
dengan mempertimbangkan perwujudan konsep pengembangan
Kawasan Transmigrasi yang dilaksanakan melalui penyusunan
indikasi program utama 5 (lima) tahunan sampai akhir tahun
perencanaan (yang tahapan waktu pelaksanaannya disesuaikan
dengan tahapan waktu pelaksanaan RTRW Kabupaten) beserta
indikasi sumber pembiayaan.
g. Arahan Pengendalian Pemanfaatan Kawasan Transmigrasi
Penentuan arahan pengendalian pemanfaatan Kawasan
Transmigrasi dilakukan dengan mempertimbangkan upaya yang
diperlukan agar pemanfaatan kawasan dilaksanakan sesuai dengan
RKT.
h. Pengelolaan
Penentuan pengelolaan Kawasan Transmigrasi dilakukan dengan
memperhatikan kebutuhan penanganan kawasan sesuai dengan
tipologi RKT.
19
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
Gambar 2.3
Penentuan Muatan RKT
TIPOLOGI RTR KS
K
Identifikasi Bentuk
Identifikasi DELINIASI
Bentuk
PENETAPAN
PENETAPAN FOKUS
FOKUS Penentuan Skala Peta
PENANGANAN
PENANGANAN
20
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
BAB III
KETENTUAN TEKNIS
MUATAN RENCANA KAWASAN TRANSMIGRASI
(RKT)
21
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
22
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
c) Strategi
Perumusan strategi terkait kebijakan penetapan jenis
kegiatan yang akan dikembangkan pada kawasan, meliputi :
(1) Menetapkan jenis kegiatan ekonomi yang memiliki
keterkaitan bahan baku atau potensi ke pasar lokal,
regional dan internasional;
(2) Perumusan strategi terkait kebijakan penataan
kawasan dan penyediaan permukiman;
(3) Perumusan strategi terkait kebijakan dukungan sistem
jaringan prasarana utama kawasan meliputi
penetapan standar pelayanan minimum pelayanan
sistem jaringan transportasi
(4) Perumusan strategi terkait kebijakan penetapan
standar pelayanan minimum sarana dan prasarana
pendukung kawasan termasuk hunian khusus,
meliputi:
- Penyediaan permukiman;
- Penyediaan sistem transportasi;
- Penyediaan sistem jaringan energi;
- Penyediaan sistem jaringan telekomunikasi;
- Penyediaan sistem jaringan sumber daya air;
- Penyediaan sistem penyediaan air minum;
- Penyediaan sistem jaringan air limbah.
(5) Perumusan strategi terkait kebijakan perlindungan
kawasan (termasuk didalamnya RTH kawasan)
meliputi: Pengaturan ruang sekitar kawasan
mempertimbangkan dampak keberadaan terhadap
kawasan sekitar sekaligus perlindungan kawasan dari
kegiatan disekitar kawasan yang berpotensi
mengganggu.
23
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
24
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
transmigrasi yang serasi dan seimbang dengan daya dukung alam dan
daya tampung lingkungan.
25
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
26
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
27
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
BAB IV
PROSES DAN PROSEDUR
PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN
TRANSMIGRASI (RKT)
28
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
6 bulan
29
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
30
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
31
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
32
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
33
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
34
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
35
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
36
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
37
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
38
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
Gambar 4.1
Alur Analisis Aspek Fisik Dasar
39
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
Gambar 4.2
Skema Analisis Kesesuaian Lahan
40
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
41
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
42
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
43
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
44
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
45
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
46
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
2. Analisis Kependudukan
47
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
Gambar 4.3
Alur Analisis Sarana dan Prasarana Wilayah
Proyeksi Jumlah
Penduduk 15 tahun ke depan
Kebutuhan Fasilitas:
Standar
Transportasi, Air Kebutuhan Ruang
Bersih, Jaringan Listrik, Perencanaan
Jaringan Penyediaan
Telekomunikasi
Persampahan Prasarana
Permukiman
48
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
49
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
50
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
51
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
52
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
53
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
G. Indikasi Program
Tujuan Penyusunan Indikasi Program adalah untuk
penanganan prasarana lingkungan yang akan dilaksanakan dalam
kawasan, baik kebutuhan akan konservasi, pengembangan baru
pemugaran atau penanganan khusus dengan kriteria sebagai
berikut :
1) Program yang dikelola pemerintah, kegiatan yang
menyangkut pengelolaan sumber daya alam dan sumber
daya manusia.
2) Program yang dikerjasamakan, kegiatan yang menyangkut
pengelolaan fasilitas publik.
3) Program yang dipihak ketigakan/swasta, kegiatan yang
bersifat mencari keuntungan, khususnya bagi pemerintah
daerah adalah berkonstribusi kepada APBD.
4) Sistem pembiayaan : APBD Kabupaten, APBD Propinsi, dan
APBN.
5) Program yang dipihak ketigakan/swasta, kegiatan yang
bersifat mencari keuntungan, khususnya bagi pemerintah
daerah adalah berkonstribusi kepada APBD.
6) Sistem pembiayaan :
a) APBD Kabupaten, APBD Propinsi, dan APBN.
b) BOT (Build, Operate and Transfer), artinya dibangun
swasta, dioperasikan swasta dan pada suatu saat
diserahkan kepada pemerintah.
c) BOO (Build, Own, Operate), yaitu suatu cara penyertaan
swasta.
d) Modifikasi.
54
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
55
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
Kotak aduan;
Pengisian kuesioner, wawancara;
56
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
57
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
GAMBAR 4.4
PROSEDUR PERSETUJUAN RENCANA LOKASI KAWASAN TRANSMIGRASI
Persiapan Administrasi
Persiapan Teknis
Kajian potensi lokasi kawasan
mencakup penyediaan tanah
a) Kajian awal potensi lahan kawasan dengan mengacu pada kajian RTRW
provinsi dan RTRW kabupaten/kota serta kebijakan dan peraturan Hasil Persiapan Administrasi dan Teknis
untuk pembangunan kawasan lainnya.
transmigrasi dilaksanakan b) Identifikasi informasi dan data awal kajian potensi kawasan; 1. SK Bupati/Walikota atau Gubernur tentang pencadangan lahan untuk
melalui proses pencadangan kawasan transmigrasi. Pencadangan tanah dalam hal ini berarti
c) Penyiapan metodologi pendekatan pelaksanaan kegiatan;
tanah/penegasan fungsi lahan penunjukan area tanah oleh bupati/walikota atau gubernur yang
d) Penyiapan rencana kerja rinci; dan
oleh pemerintah daerah baik disediakan untuk pembangunan kawasan transmigrasi.
e) Penyiapan perangkat survei (checklist data yang dibutuhkan, panduan
Bupati atau Gubernur
wawancara, kuesioner, panduan observasi dan dokumentasi, dll) serta 2. Hasil kajian awal lokasi kawasan transmigrasi yang terdiri atas :
mobilisasi peralatan dan personil yang dibutuhkan. a) Gambaran umum wilayah perencanaan
Materi yang dihasilkan adalah Proposal Teknis/Hasil Kajian Awal Lokasi b) Identifikasi nilai strategis kawasan transmigrasi;
Kawasan Transmigrasi c) Identifikasi dan perumusan isu strategis perlunya penyusunan RKT;
d) Identifikasi kebijakan terkait dengan wilayah perencanaan;
e) Potensi dan permasalahan awal wilayah perencanaan serta gagasan
awal pengembangan wilayah perencanaan; dan
f) Identifikasi awal batas delineasi kawasan.
PROSES PERSETUJUAN
58
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
GAMBAR 4.5
PROSEDUR PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN TRANSMIGRASI (RKT)
59
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
BAB V
PENGENDALIAN RENCANA KAWASAN
TRANSMIGRASI (RKT)
60
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
5.1.1 Pengawasan
Berdasarkan waktu pelaksanaannya, pengawasan dibedakan
menjadi 2 (dua) yaitu :
a) Pengawasan selama proses pembangunan (construction), bertujuan
untuk mencegah terjadinya kelambatan atau masa idle (non-
performing) yang berdampak negatif.
b) Pengawasan pasca-pembangunan, bertujuan untuk mencegah
terjadinya penyimpangan kegiatan yang dilaksanakan terhadap
perijinan yang telah diterbitkan.
5.1.2 Pelaporan
a) Fungsi pelaporan adalah sebagai salah satu sumber informasi
bagi pemerintah atau instansi yang berwenang dalam
memantau dan mengevaluasi pemanfaatan kawasan
transmigrasi sebagaimana yang telah ditetapkan dalam rencana
kawasan transmigrasi.
b) Pelaporan tidak hanya berupa laporan pelanggaran atas
rencana kawasan transmigrasi, tetapi juga segala hal yang
menyangkut kegiatan pemanfaatan kawasan transmigrasi, baik
yang sesuai maupun yang tidak sesuai dengan rencana kawasan
transmigrasi.
c) Subyek pelaporan terdiri dari pihak-pihak yang memiliki hak
dan/atau kewajiban untuk melaporkan hal-hal yang
menyangkut pemanfaatan kawasan transmigrasi. Subyek yang
memiliki kewajiban untuk melaporkan adalah pihak pengguna
kawasan transmigrasi, sedangkan subyek yang memiliki hak
untuk melaporkan adalah masyarakat luas dengan perincian
sebagai berikut:
61
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
62
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
63
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
5.1.3 Pemantauan
a) Pemantauan adalah aktivitas yang bertujuan mengamati,
mengikuti dan mendokumentasikan perubahan status/kondisi
suatu kegiatan pemanfaatan kawasan transmigrasi suatu
kawasan/obyek tertentu dalam periode waktu tertentu.
Pemantauan merupakan kegiatan rutin dari instansi terkait dan
merupakan tindak lanjut adanya laporan dari masyarakat,
pengguna ruang, atau instansi terkait perihal adanya dugaan
pelanggaran pemanfaatan kawasan transmigrasi.
b) Fungsi pemantauan adalah agar pelaksanaan pemanfaatan
kawasan transmigrasi dapat sesuai dengan Rencana Kawasan
Transmigrasi dan merupakan salah satu upaya untuk mencegah
pelanggaran pemanfaatan kawasan transmigrasi yang dapat
merugikan masyarakat.
c) Subyek pemantauan terdiri dari instansi pemerintah yang
berwenang di bidang tata kawasan transmigrasi di wilayah
administrasi kabupaten seperti Dinas Transmigrasi dan Tenaga
Kerja, Dinas Tata Kota, Dinas Permukiman dan Tata Ruang,
Dinas Pekerjaan Umum, dan dinas lain yang terkait.
d) Pemantauan dilakukan secara berkala minimal 1 tahun sekali
dan merupakan :
1) Kegiatan rutin;
2) Kegiatan lanjutan setelah adanya laporan dari masyarakat
atau instansi terkait perihal adanya dugaan
penyimpangan/ketidaksesuaian pembangunan fisik dengan
rencana kawasan transmigrasi.
e) Penentuan lokasi wilayah pemantauan pemanfaatan ruang
dilakukan berdasarkan :
1) Wilayah administrasi, yakni kabupaten;
2) Kondisi lahan terakhir :
- wilayah terbangun (built up areas) misalnya untuk
memantau kegiatan renovasi, revitalisasi/peremajaan,
atau perubahan fungsi kawasan seperti dari kawasan
perumahan ke kawasan perdagangan, dan lain-lain.
- Wilayah/lahan kosong (misalnya dari kawasan
pertanian menjadi kawasan industri atau tanah
64
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
5.1.4 Evaluasi
a) Evaluasi merupakan tindak lanjut dari kegiatan pelaporan dan
pemantauan. Evaluasi merupakan bagian dari tindakan
pengawasan yang menghasilkan kesimpulan dan rekomendasi
pemanfaatan kawasan transmigrasi untuk ditindaklanjuti.
b) Tujuan evaluasi adalah penilaian tentang pencapaian manfaat
yang telah ditetapkan dalam Rencana Kawasan Transmigrasi,
termasuk penemuan faktor-faktor yang menyebabkan
pencapaian lebih dan atau kurang dari manfaat yang telah
ditetapkan dalam Rencana Kawasan Transmigrasi (RKT).
c) Subyek evaluasi terdiri dari lembaga atau instansi yang
berwenang di bidang penataan kawasan transmigrasi (Dinas
65
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
5.1.5 Penertiban
a) Penertiban merupakan tindakan yang harus dilakukan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku dan berdasarkan hasil
rekomendasi pada tahap evaluasi.
b) Penertiban dilakukan karena hasil rekomendasi dalam tahap
evaluasi menunjukkan bahwa telah terjadi
66
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
pelanggaran/ketidaksesuaian/penyimpangan terhadap
Rencana Kawasan Transmigrasi (RKT) yang berlaku.
c) Penertiban dilakukan melalui pemeriksaan (penyidikan) dan
penyelidikan atas pemanfaatan kawasan transmigrasi yang tidak
sesuai dengan rencana kawasan transmigrasi yang berlaku.
d) Subyek penertiban terdiri dari lembaga/instansi yang
berwenang dalam bidang pengaturan dan pemanfaatan ruang
seperti : Dinas Tata Kota, Dinas Pengawasan Pembangunan
Kota, Dinas Penertiban, dan sebagainya.
e) Bentuk penertiban terhadap pemanfaatan ruang yang tidak
sesuai dengan rencana tata ruang diselenggarakan dalam
bentuk pengenaan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku berupa sanksi administrasi, sanksi
perdata, dan sanksi pidana. Pengenaan sanksi dilakukan
berdasarkan ketentuan-ketentuan tentang sanksi baik
pelanggaran maupun kejahatan yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
f) Waktu penertiban dilakukan selama tahap konstruksi maupun
tahap pasca konstruksi.
g) Metode penertiban adalah secara langsung di tempat
pelanggaran pemanfaatan kawasan transmigrasi (on site) atau
melalui proses pengadilan.
h) Perijinan merupakan salah satu alat dalam pengendalian
pemanfaatan kawasan transmigrasi. Suatu ijin pembangunan
diberikan kepada pemohon dengan dasar rencana kawasan
transmigrasi. Berdasarkan perijinan itulah maka kegiatan
pengawasan dan penertiban dalam pemanfaatan kawasan
transmigrasi dapat dilaksanakan sampai dengan pengenaan
sanksi atau dengan insentif dan disinsentif.
67
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
5.2.2 Pelaporan
Prosedur pelaporan dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu :
a) Prosedur Pelaporan oleh Pengguna Kawasan Transmigrasi
1) Pra-Konstruksi
Pihak pengguna kawasan transmigrasi
menyampaikan laporan rencana pemanfaatan
kawasan transmigrasi secara lengkap (detil) kepada
instansi pemerintah dan instansi terkait lainnya yang
berwenang dalam pengendalian pemanfaatan
kawasan transmigrasi.
Pihak pengguna/pemanfaat berkewajiban
mempublikasikan/ menginformasikan rencana
kegiatan pembangunan kepada masyarakat luas
melalui kegiatan uji publik dan semacamnya
(mekanismenya dapat disesuaikan dengan daerah
masing-masing atau memanfaatkan mekanisme yang
sudah ada).
68
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
3) Pasca-Konstruksi
(a) Pihak pengguna kawasan transmigrasi
menyampaikan laporan hasil akhir pelaksanaan
kegiatan pembangunan kepada instansi
pemerintah dan instansi terkait lainnya yang
berwenang dalam pengendalian pemanfaatan
kawasan transmigrasi.
(b) Selain kepada pemerintah dan instansi terkait
lainnya, pihak pengguna juga berkewajiban
mempublikasikan/menginformasikan hasil akhir
pelaksanaan kegiatan pemanfaatan kawasan
transmigrasi kepada masyarakat luas.
(c) Format pelaporan pada tahap pasca-konstruksi
dan mekanisme publikasi kepada masyarakat
mengikuti ketentuan yang telah dibuat oleh
instansi pemerintah atau instansi terkait yang
69
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
5.2.3 Pemantauan
a) Alat kerja (instrumen) yang digunakan dalam kegiatan
pemantauan adalah :
1) Peta RTRW Kabupaten;
2) Peta Rencana Detail Tata Ruang (bila ada);
3) Peta Rencana Kawasan Transmigrasi (RKT);
4) Dokumen petunjuk pelaksanaan rencana tata ruang;
5) Dokumen Peraturan Daerah tentang RTRW Kabupaten
atau RKT;
6) Peta penggunaan lahan tahun terakhir;
7) Peta dasar wilayah kabupaten;
70
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
71
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
5.2.4 Evaluasi
a) Tata Cara Evaluasi
1) Analisis kasus yang terjadi di lapangan dengan memilih
tipologi A/B untuk mengetahui indikator yang
dievaluasi.
2) Mengisi format evaluasi sesuai dengan hasil pelaporan
dan/atau pemantauan.
3) Alat evaluasi yang digunakan yaitu :
(a) RTRW Kabupaten yang telah disahkan
(b) RDTR Kawasan di dalam Kabupaten, jika telah
tersedia.
(c) Rencana Kawasan Transmigrasi (RKT)
(d) Ijin lokasi/ijin mendirikan bangunan
(e) Amdal (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)
(1) RKL (Rencana Kelola Lingkungan)
72
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
5.2.5 Penertiban
a) Tahap-tahap yang dilakukan dalam proses penertiban
adalah :
1) Peringatan
(a) Penerbitan lembar evaluasi yang berisikan
perbedaan antara perijinan dan realisasi.
(b) Pemberitahuan tindakan perbaikan yang harus
dilakukan oleh pelaku pembangunan.
73
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
2) Sanksi
(a) Biaya tambahan dikenakan dalam jangka waktu
tertentu sampai dengan pelaku pembangunan
memperbaiki penyimpangan yang terjadi.
(b) Peniadaan fasilitas yang diperlukan bagi
keberlangsungan kegiatan yang diberikan sanksi.
3) Pencabutan Ijin dan Proses Hukum (Legal Action)
(a) Pencabutan dilakukan melalui serangkaian proses
peringatan sebelumnya.
(b) Pencabutan dilakukan secara sepihak berdasarkan
dokumen perijinan dan hasil evaluasi/pengawasan.
(c) Proses banding dimungkinkan bagi kedua belah
pihak.
4) Rekomendasi yang tertuang dalam laporan ini akan
ditindaklanjuti oleh Kepala Dinas terkait.
5) Rekomendasi dapat berupa kajian lebih lanjut yang
harus dilakukan oleh tim yang lebih besar. Kepala Dinas
terkait akan menjadi Ketua Tim Evaluasi lanjutan ini.
b) Tingkatan penindakan dalam penertiban :
1) Peringatan Tertulis
(a) Penindakan terhadap pelanggaran aktivitas
industri yang secara nyata dan terbukti sah telah
menyalahi ketentuan perijinan.
(b) Pelaku pelanggaran hanya diberi surat peringatan
sekali dan diharuskan memperbaiki kerusakan
yang dihasilkan dalam tempo waktu yang telah
ditetapkan sebelumnya.
(c) Bila sampai jatuh tempo belum dilakukan
perbaikan maka penindakan dapat ditingkatkan ke
penindakan berikutnya.
2) Pengenaan Denda Langsung
(a) Penindakan yang berupa penjatuhan denda secara
langsung begitu diketahui pelanggaran yang
dilakukan sudah terkategorikan berat dan
berbahaya.
74
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
75
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
76
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
77
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
78
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
79
Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi
BAB VI
PENUTUP
80