Tabel xx Simpangan antara pola ruang rtrw dan kondisi eksisting di BWP PPK Simpang
Kelaping
Luas
Luas Kawasan
Luas Kawasan Simpangan
No Guna Lahan berdasarkan
Eksisting (Ha) (RTRW-
RTRW (Ha)
Eksisting)
1
2
3
4
5
Jumlah
Sumber : RTRW Kabupaten Aceh Tengah (2016-2036). Hasil Analisis ArcGIS
Berdasarkan hasil analisis dari tabel xx diketahui luas simpangan pola ruang
dengan kondisi eksisting ialah 97,39 ha atau 12% dari total luas Kawasan BWP PPK
Simpang Kelaping
1. SKL Morfologi
Sesuai dengan data serta peta topografi dan morfologi, BWP Kecamatan PPK
Simpang Kelaping sebagian besar adalah dataran dengan kelerengan lahan berkisar
antara 0-40%. Oleh karena itu, melalui analisis menggunakan GIS didapatkan bahwa
nilai satuan kemampuan lahan (SKL) dalam indikator penilaian morfologi untuk
kawasan perencanaan ini berkisar antara 3, 4 dan 5 yaitu kemampuan lahan sedang,
kurang dan rendah.
SKL
No Morfologi Kelerengan Nilai
Morfologi
1 Dataran 0-2 rendah 5
2 Bukit rendah 3-5 kurang 4
4 Perbukitan 6-15 sedang 3
5 Perbukitan tinggi 16-40 cukup 2
6 Pegunungan >40 tinggi 1
Sumber : Hasil analisis 2022
Morfologi berarti bentang alam, kemampuan lahan dari morfologi tinggi berarti
kondisi morfologis suatu kawasan kompleks. Morfologi kompleks berarti bentang
alamnya berupa gunung, pegunungan, dan bergelombang. Akibatnya, kemampuan
pengembangannnya sangat rendah sehingga sulit dikembangkan dan atau tidak layak
dikembangkan. Lahan seperti ini sebaiknya direkomendasikan sebagai wilayah
lindung atau budi daya yang tak berkaitan dengan manusia, contohnya untuk wisata
alam. Morfologi tinggi tidak bisa digunakan untuk peruntukan ladang dan sawah.
Sedangkan kemampuan lahan dari morfologi rendah berarti kondisi morfologis tidak
kompleks. Ini berarti tanahnya datar dan mudah dikembangkan sebagai tempat
permukiman dan budi daya
2. SKL Kemudahan Dikerjakan
Sesuai dengan pada analisa SKL Kemudahan Dikerjakan dapat dilihat melalui
indikator morfologi, kelerengan, topografi, dan peta penggunaan lahan. Hasil dari
analisa ini adalah BWP PPK Simpang Kelaping memiliki kemampuan lahan
kemudahan dikerjakan dengan nilai 1,2,3,4, dan 5 yaitu kemudahan dikerjakan
rendah, kemudahan dikerjakan kurang, kemudahan dikerjakan sedang, kemudahan
dikerjakan cukup, dan kemudahan dikerjakan tinggi. Dengan analisis SKL
Kemudahan Dikerjakan maka dapat diketahui tingkat kemudahan lahan pada suatu
kawasan untuk digali/dimatangkan dalam proses pembangunan atau pengembangan.
Tabel xx SKL Kemudahan Dikerjakan di BWP PPK Simpang Kelaping
SKL
Kelerengan Ketinggian
No Morfologi Kemudahan Nilai
(%) (m)
dikerjakan
1 Dataran 0-2 0-50 Tinggi 5
2 Bukit rendah 3-5 51-200 Cukup 4
3 Perbukitan 6-15 201-500 Sedang 3
4 Perbukitan tinggi 16-40 501-1000 Kurang 2
5 Pegunungan >40 >1000 Rendah 1
Sumber : Hasil analisis 2022
Kestabilan lereng artinya wilayah tersebut dapat dikatakan stabil atau tidak
kondisi lahannya dengan melihat kemiringan lereng di lahan tersebut. Apabila
kestabilan lerengnya tinggi maka kondisi wilayahnya stabil, tidak mudah bergerak
sehingga aman dikembangkan untuk kawasan budidaya. Berdasar analisis SKL
Kestabilan Lereng, BWP PPK Simpang Kelaping memiliki Kestabilan lereng sedang
hingga tinggi dengan nilai 3-5. SKL Kestabilan Lereng BWP PPK Simpang Kelaping
dapat dilihat pada Peta SKL Kestabilan Lereng.
SKL
SKL Kestabilan
No Jenis Tanah Kestabilan Nilai
Lereng
Pondasi
1 Daya dukung 5
dan kestabilan
pondasi tinggi
2 Daya dukung 4
dan kestabilan
pondasi
kurang
Sumber : Hasil analisis 2022
SKL
Jenis Curah
No Morfologi Kelerengan Ketersediaan
Tanah Hujan
Air
1 Ketersediaan air
tinggi
2 Ketersediaan air
sedang
Sumber : Hasil analisis 2022
Berdasar analisis SKL Ketersediaan Air, BWP PPK Simpang Kelaping memiliki
kondisi ketersediaan air dengan kategori sedang hingga tinggi dengan nilai SKL
Ketersediaan Air 3-5. Ketersediaan air tinggi artinya kemampuan lahan dalam
ketersediaan air tanah baik yang sangat diperlukan dalam pengembangan wilayah.
6. SKL Drainase
Tujuan analisis SKL untuk Drainase adalah untuk mengetahui tingkat
kemampuan lahan dalam mengalirkan air hujan secara alami, sehingga kemungkinan
genangan baik bersifat lokal maupun meluas dapat dihindari. Dalam analisis ini
membutuhkan masukan berupa peta morfologi, peta kemiringan lereng, peta
topografi, peta jenis tanah, peta curah hujan, peta kedalaman efektif tanah, dan
penggunaan lahan eksisting dengan keluaran peta SKL untuk Drainase dan
penjelasannya.
Tabel. 6.18. SKL Kestabilan Air Di BWP Kecamatan PPK Simpang Kelaping
Berdasarkan pada kondisi kelerengan lahan dan ketinggia wilayah, maka dapat
dianalisa bahwa kawasan BWP PPK Simpang Kelaping ini memiliki kondisi drainase
yang kurang. Hal tersebut tentu saja menjadi hambatan dalam kegiatan pembangunan
dan pengembangan fisik karena aliran run off kurang. Nilai SKL Drainase pada
kawasan perencanaan sebesar 1, 2 dan 3.
Erosi berarti mudah atau tidaknya lapisan tanah terbawa air atau angin. Erosi
tinggi berarti lapisan tanah mudah terkelupas dan terbawa oleh angin dan air. Erosi
rendah berarti lapisan tanah sedikit terbawa oleh angin dan air. Berdasar pada kondisi
kelerengan dan hidrologi wilayah, maka kawasan perkotaan PPK Simpang Kelaping
terletak pada wilayah dengan kondisi tingkat erosi yang relatif sangat rendah atau
bahkan tidak terdapat potensi erosi. Oleh karena itu, nilai SKL Erosi untuk kawasan
perencanaan berkisar antara 3,4 sampai 5.
Penggunaa SKL
Morfol
No Kelerengan n lahan Pembuanga Nilai
ogi
n Limbah
1 Kemampuan 5
lahan untuk
pembuangan
limbah
cukup
2 Kemampuan 4
lahan untuk
pembuangan
limbah
cukup
3 Kemampuan 3
lahan untuk
pembuangan
limbah
cukup
Sumber : Hasil analisis 2022
Rawan
pasang
Rawan SKL Bencana
No Morfologi Kelerengan Ketinggian purnama
Longsor Alam
dan
tsunami
1
Aman
2
3 Agak rawan
Sumber : Hasil analisis 2022
Kemudian berdasar pada sintesa atau pembobotan nilai hasil dari kajian satuan
kemampuan lahan maka akan diperoleh total nilai yang menggambarkan kemampuan
lahan secara umum dari kawasan atau wilayah terkait. Nilai total tersebut dapat
menunjukkan tingkat dan upaya pengembangan yang dapat dilakukan dalam upaya
untuk mendukung kegiatan pembangunan dan pengembangan fisik. Pengkategorian
nilai dapat dilakukan berdasar pada klasifikasi kelas kemampuan lahan yang dapat
dilihat secara jelas pada tabel berikut.
Tabel xx Perhitungan kemampuan lahan berdasar nilai satuan kemampuan lahan
(SKL) BWP PPK Simpang Kelaping
Rata-rata
Sumber : Hasil analisis 2022
Keterangan:
A = Nilai
B = Bobot
C = Skor
Pembobotan nilai Satuan Kemampuan Lahan (SKL) pada kawasan BWP PPK
Simpang Kelaping didasarkan pada total nilai dan kelas kemampuan lahan sehingga
dapat diklasifikasikan kemampuan pengembangan lahan pada BWP PPK Simpang
Kelaping.
Tabel. 6.25 Perhitungan Kemampuan Lahan Berdasar SKL BWP Kec. Muara
Sesuai dengan hasil analisis kemampuan lahan diatas dan klasifikasi tingkat
pengembangan diatas, BWP PPK Simpang Kelaping dapat dikategorikan dalam kelas
kemampuan pengembangan lahan sedang.
Berdasarkan hasil arahan tata ruang maka didapatkan bahwa kawasan BWP PPK
Simpang Kelaping merupakan kawasan dengan kelas kemampuan lahan yang
seragam yakni kelas d. Berdasar pada klasifikasi arahan pengembangan pertanian
maka kawasan BWP PPK Simpang Kelaping ini sesuai untuk pengembangan
tanaman tahunan.
Kelas Kemampuan
Klasifikasi Nilai
Lahan
Kelas a Non bangunan 1
Kelas b Rasio tutupan lahan maks 10% 2
Kelas c Rasio tutupan lahan maks 20% 3
Kelas d Rasio tutupan lahan maks 30% 4
Kelas e Rasio tutupan lahan maks 50% 5
Sumber: Peraturan menteri pekerjaan umum no. 20/PRT/M/2007
Berdasarkan arahan rasio tutupan lahan di Kawasan BWP PPK Simpang Kelaping
menempati kelas kemampuan lahan di kelas c (berdasarkan hasil analisis Satuan
Kemampuan Lahan (SKL)) yaitu dengan rasio tutupan lahan maks 30%. Rasio
tutupan lahan maksimum 30% memiliki arti bahwa luas lahan yang boleh tertutup
hanya 30% dari luas lahan seluruh. Apabila melebihi rasio tutupan lahan maksimum
maka tidak disarankan karena tidak sesuai dengan kemampuan yang ada. Hal ini
menujukkan suatu hal yang terkait dan berpotensi untuk dikembangkan mendukung
wilayah industri, karena wilayah industri pasti akan menutup lahan pada wilayah
tersebut oleh bangunan kedap air.
Berdasarkan hasil analisis dan kelas kemampuan lahan pada kawasan BWP PPK
Simpang Kelaping, maka dapat disimpulkan bahwa arahan ketinggian bangunan pada
kawasan perencanaan diarahkan untuk tidak boleh melebihi 4 lantai. Sehingga dalam
pelaksanaan kegiatan pembangunan fisik bangunan yang ada di kawasan BWP PPK
Simpang Kelaping setidaknya tidak melebihi dan disesuaikan dengan ketentuan
peraturan dan arahan yang telah diperoleh dari hasil klasifikasi ini. Kawasan
perencanaan BWP PPK Simpang Kelaping sudah sangat mendukung untuk
dikembangkan menjadi wilayah industri, hal ini disebabkan pada wilayah
perencanaan BWP PPK Simpang Kelaping didominasi oleh bangunan kurang dari 4
lantai dan industri biasanya merupakan bangunan yang kurang dari 4 lantai.
Kelas Kemampuan
Klasifikasi Nilai
Lahan
Kelas a Sangat rendah 1
Kelas b rendah 2
Kelas c cukup 3
Kelas d baik 4
Kelas e Sangat baik 5
Sumber: Peraturan menteri pekerjaan umum no. 20/PRT/M/2007
Berdasarkan pada kondisi kemampuan lahan pada BWP PPK Simpang Kelaping
termasuk dalam kelas d, maka kawasan perencanaan ini diarahkan untuk pemanfaatan
air baku yang cukup hingga baik. Hal ini menunjang kegiatan pembangunan dan
pengembangan fisik perkotaan secara baik terutama karena air baku merupakan faktor
penting yang dibutuhkan untuk menunjang berbagai aktivitas perkotaan. Sumber-
sumber air yang ada di wilayah studi tidak bermasalah untuk dikembangkan ataupun
jika ingin dilakukan pembangunan wilayah industri. Hal ini disebabkan pada wilayah
studi ketersediaan sumber air didominasi oleh sumber air yang cukup.
Berdasarkan hasil analisis tingkat run off yang ditimbulkan yang di tinjau dari
faktor kelerengan serta frekuensi curah hujan maka didapatlah tingkat kerentanan
timbulan run off dengan kelerengan 15-29,99% tingkat run off tinggi, kelerengan
214,99% tingkat run off sedang, dan kelerengan 0-1,99% tingkat run off rendah.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel. 6.32 Tingkat Timbulan Run Off
Status kepemilikan lahan di BWP PPK Simpang Kelaping paling banyak terdapat
pada tipe hak milik seluas 140,7493 ha (44,71%). Status kepemilikan lahan di BWP PPK
Simpang Kelaping paling sedikit terdapat pada hak wakaf yaitu seluas 4,2403 ha
(1,33%). Sudah dapat di pastikan tipe hak milik lebih mendominasi di BWP PPK
Simpang Kelaping. Grafik persentase status kepemilikan lahan di BWP PPK Simpang
Kelaping dapat dilihat pada Gambar.