Gambar 5.2
Peta Lokasi Bumi Perkemahan di Tinjau dari Rencana Pola Ruang
Gambar 5.3
Peta Lokasi Bumi Perkemahan di Tinjau dari
Rencana Kawasan Strategis
Gambar 5.4
LOKASI BUMI PERKEMAHAN DITINJAU DARI STATUS KAWASAN HUTAN
Tabel 5.1
Analisis SKL Morfologi
No. Peta
Peta Morfologi SKL Morfologi Nilai
Kelerengan
Kemampuan lahan dari
1 Bergunung > 40 % 1
morfologi tinggi
Berbukit, Kemampuan lahan dari
2 15 – 40 % 2
bergelombang morfologi cukup
Kemampuan lahan dari
3 Berombak 8 – 15 % 3
morfologi sedang
Kemampuan lahan dari
4 Landai 3–8% 4
morfologi kurang
Kemampuan lahan dari
5 Datar 0–3% 5
morfologi rendah
Sumber : Hasil Analisis 2017
Morfologi berarti bentang alam, kemampuan lahan dari
morfologi tinggi berarti kondisi morfologis suatu kawasan kompleks.
Morfologi kompleks berarti bentang alamnya berupa gunung,
pegunungan, dan bergelombang. Akibatnya, kemampuan
pengembangannnya sangat rendah sehingga sulit dikembangkan dan
atau tidak layak dikembangkan. Lahan seperti ini sebaiknya
direkomendasikan sebagai wilayah lindung atau budi daya yang tak
berkaitan dengan manusia, contohnya untuk wisata alam. Morfologi
tinggi tidak bisa digunakan untuk peruntukan ladang dan sawah.
Sedangkan kemampuan lahan dari morfologi rendah berarti kondisi
morfologis tidak kompleks. Ini berarti tanahnya datar dan mudah
dikembangkan sebagai tempat permukiman dan budi daya.
Morfologi sama artinya dengan bentang alam atau kondisi
alam di suatu daerah. Kemampuan lahan dari morfologi tinggi
artinya kondisi alam disana berupa pengunungan, gunung dan
bergelombang. Melihat kondisi alam yang begitu akibatnya daerah
tersebut sangat sulit dikembangkan dan direkomendasikan sebagai
daerah budi daya, Untuk wilayah alternative 1 dan alternative 2
merupakan lahan dapat dikembangkan dari segi morfologi untuk
pembangunan.
Tabel 5.2
Hasil SKL Morfologi
No. Lokasi Nilai SKL Keterangan
Tabel 5.3
Penjelasan Jenis Tanah dan Sifat-Sifat yang Dibawanya dalam Analisis SKL
Kemudahan Dikerjakan
Jenis
No. Sifat Nilai
Tanah
Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami
perkembangan, berasal dari bahan induk aluvium, tekstur
beraneka ragam, belum terbentuk struktur , konsistensi
1. Alluvial dalam keadaan basah lekat, pH bermacam-macam, 5
kesuburan sedang hingga tinggi. Penyebarannya di daerah
dataran aluvial sungai, dataran aluvial pantai dan daerah
cekungan (depresi). (Suhendar, Soleh)
Jenis tanah mineral yang telah mengalami perkembangan
profil, solum agak tebal, warna agak coklat kekelabuan
hingga hitam, kandungan organik tinggi, tekstur geluh
berdebu, struktur remah, konsistensi gembur dan bersifat
2. Andosol licin berminyak (smeary), kadang-kadang berpadas lunak, 3
agak asam, kejenuhan basa tinggi dan daya absorpsi
sedang, kelembaban tinggi, permeabilitas sedang dan
peka terhadap erosi. Tanah ini berasal dari batuan induk
abu atau tuf vulkanik. (Suhendar, Soleh)
Tanah yang baru terbentuk, perkembangan horison tanah
belum terlihat secara jelas. Tanah entisol umumnya
3. Gleisol dijumpai pada sedimen yang belum terkonsolidasi, seperti 4
pasir, dan beberapa memperlihatkan horison diatas
lapisan batuan dasar. (Djauhari, Noor)
Tanah mineral yang mempunyai perkembangan profil,
agak tebal, tekstur lempung berat, struktur kersai
(granular) di lapisan atas dan gumpal hingga pejal di
lapisan bawah, konsistensi bila basah sangat lekat dan
plastis, bila kering sangat keras dan tanah retak-retak,
4. Grumosol umumnya bersifat alkalis, kejenuhan basa, dan kapasitas 2
absorpsi tinggi, permeabilitas lambat dan peka erosi.
Jenis ini berasal dari batu kapur, mergel, batuan lempung
atau tuf vulkanik bersifat basa. Penyebarannya di daerah
iklim sub humid atau sub arid, curah hujan kurang dari
2500 mm/tahun. (Suhendar, Soleh)
Jenis tanah ini telah berkembang atau terjadi diferensiasi
horizon, kedalaman dalam, tekstur lempung, struktur
remah hingga gumpal, konsistensi gembur hingga agak
5. Latosol teguh, warna coklat merah hingga kuning. Penyebarannya 2
di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 300 –
1000 meter, batuan induk dari tuf, material vulkanik,
breksi batuan beku intrusi. (Suhendar, Soleh)
6. Litosol Tanah mineral tanpa atau sedikit perkembangan profil, 4
Jenis
No. Sifat Nilai
Tanah
batuan induknya batuan beku atau batuan sedimen keras,
kedalaman tanah dangkal (< 30 cm) bahkan kadang-
kadang merupakan singkapan batuan induk (outerop).
Tekstur tanah beranekaragam, dan pada umumnya
berpasir, umumnya tidak berstruktur, terdapat
kandungan batu, kerikil dan kesuburannya bervariasi.
Tanah litosol dapat dijumpai pada segala iklim, umumnya
di topografi berbukit, pegunungan, lereng miring sampai
curam. (Suhendar, Soleh)
Tanah mempunyai perkembangan profil, solum sedang
hingga dangkal, warna coklat hingga merah, mempunyai
horizon B argilik, tekstur geluh hingga lempung, struktur
gumpal bersudut, konsistensi teguh dan lekat bila basah,
pH netral hingga agak basa, kejenuhan basa tinggi, daya
absorpsi sedang, permeabilitas sedang dan peka erosi,
7. Mediteran berasal dari batuan kapur keras (limestone) dan tuf 1
vulkanis bersifat basa. Penyebaran di daerah beriklim sub
humid, bulan kering nyata. Curah hujan kurang dari 2500
mm/tahun, di daerah pegunungan lipatan, topografi Karst
dan lereng vulkan ketinggian di bawah 400 m. Khusus
tanah mediteran merah – kuning di daerah topografi Karst
disebut terra rossa. (Suhendar, Soleh)
8. Non Cal 3
Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami
diferensiasi horizon, tekstur pasir, struktur berbukit
tunggal, konsistensi lepas-lepas, pH umumnya netral,
9. Regosol kesuburan sedang, berasal dari bahan induk material 4
vulkanik piroklastis atau pasir pantai. Penyebarannya di
daerah lereng vulkanik muda dan di daerah beting pantai
dan gumuk-gumuk pasir pantai. (Suhendar, Soleh)
Sumber : Hasil Analisa 2017
Tabel 5.4
Analisis SKL Kemudahan Dikerjakan
Peta
Peta SKL
Peta Peta Peta Penggunaan
No. Jenis Kemudahan Nilai
Morfologi Kelerengan Ketinggian Lahan
Tanah Dikerjakan
Eksisting
Kemudahan
1. Bergunung > 40 % >3000 m Mediteran Hutan dikerjakan 1
rendah
Pertanian,
Perkebunan, Kemudahan
Berbukit, 2000 –
2. 15 – 40 % Latosol Pertanian dikerjakan 2
bergelombang 3000 m
tanah kering kurang
semusim
Kemudahan
1000 – Semak
3. Berombak 8 – 15 % Andosol dikerjakan 3
2000 m belukar
sedang
4. Landai 3 – 8% 500 – 1000 Regosol Tegalan, Kemudahan 4
LAPORAN AKHIR V - 10
PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA
STUDI KELAYAKAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
BUMI PERKEMAHAN KABUPATEN MIMIKA
Peta
Peta SKL
Peta Peta Peta Penggunaan
No. Jenis Kemudahan Nilai
Morfologi Kelerengan Ketinggian Lahan
Tanah Dikerjakan
Eksisting
Tanah dikerjakan
m
kosong cukup
Kemudahan
5. Datar 0–3% 0 – 500 m Alluvial Permukiman dikerjakan 5
tinggi
Sumber : Hasil Analisis 2017
Tabel 5.5
Hasil SKL Mudah Dikerjakan
Tabel 5.6
Penjelasan Jenis Tanah dan Sifat-Sifat yang Dibawanya dalam Analisis SKL
Kestabilan Lereng
Jenis
No. Sifat Nilai
Tanah
1. Alluvial Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami 2
perkembangan, berasal dari bahan induk aluvium,
tekstur beraneka ragam, belum terbentuk struktur ,
konsistensi dalam keadaan basah lekat, pH
bermacam-macam, kesuburan sedang hingga tinggi.
LAPORAN AKHIR V - 11
PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA
STUDI KELAYAKAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
BUMI PERKEMAHAN KABUPATEN MIMIKA
Jenis
No. Sifat Nilai
Tanah
Penyebarannya di daerah dataran aluvial sungai,
dataran aluvial pantai dan daerah cekungan
(depresi). (Suhendar, Soleh)
Jenis tanah mineral yang telah mengalami
perkembangan profil, solum agak tebal, warna agak
coklat kekelabuan hingga hitam, kandungan organik
tinggi, tekstur geluh berdebu, struktur remah,
konsistensi gembur dan bersifat licin berminyak
2. Andosol (smeary), kadang-kadang berpadas lunak, agak 1
asam, kejenuhan basa tinggi dan daya absorpsi
sedang, kelembaban tinggi, permeabilitas sedang
dan peka terhadap erosi. Tanah ini berasal dari
batuan induk abu atau tuf vulkanik. (Suhendar,
Soleh)
Tanah yang baru terbentuk, perkembangan horison
tanah belum terlihat secara jelas. Tanah entisol
umumnya dijumpai pada sedimen yang belum
3. Gleisol 2
terkonsolidasi, seperti pasir, dan beberapa
memperlihatkan horison diatas lapisan batuan
dasar. (Djauhari, Noor)
Tanah mineral yang mempunyai perkembangan
profil, agak tebal, tekstur lempung berat, struktur
kersai (granular) di lapisan atas dan gumpal hingga
pejal di lapisan bawah, konsistensi bila basah sangat
lekat dan plastis, bila kering sangat keras dan tanah
retak-retak, umumnya bersifat alkalis, kejenuhan
4. Grumosol 3
basa, dan kapasitas absorpsi tinggi, permeabilitas
lambat dan peka erosi. Jenis ini berasal dari batu
kapur, mergel, batuan lempung atau tuf vulkanik
bersifat basa. Penyebarannya di daerah iklim sub
humid atau sub arid, curah hujan kurang dari 2500
mm/tahun. (Suhendar, Soleh)
Jenis tanah ini telah berkembang atau terjadi
diferensiasi horizon, kedalaman dalam, tekstur
lempung, struktur remah hingga gumpal, konsistensi
gembur hingga agak teguh, warna coklat merah
5. Latosol 5
hingga kuning. Penyebarannya di daerah beriklim
basah, curah hujan lebih dari 300 – 1000 meter,
batuan induk dari tuf, material vulkanik, breksi
batuan beku intrusi. (Suhendar, Soleh)
Tanah mineral tanpa atau sedikit perkembangan
profil, batuan induknya batuan beku atau batuan
sedimen keras, kedalaman tanah dangkal (< 30 cm)
bahkan kadang-kadang merupakan singkapan batuan
induk (outerop). Tekstur tanah beranekaragam, dan
6. Litosol pada umumnya berpasir, umumnya tidak 4
berstruktur, terdapat kandungan batu, kerikil dan
kesuburannya bervariasi. Tanah litosol dapat
dijumpai pada segala iklim, umumnya di topografi
berbukit, pegunungan, lereng miring sampai curam.
(Suhendar, Soleh)
LAPORAN AKHIR V - 12
PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA
STUDI KELAYAKAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
BUMI PERKEMAHAN KABUPATEN MIMIKA
Jenis
No. Sifat Nilai
Tanah
Tanah mempunyai perkembangan profil, solum
sedang hingga dangkal, warna coklat hingga merah,
mempunyai horizon B argilik, tekstur geluh hingga
lempung, struktur gumpal bersudut, konsistensi
teguh dan lekat bila basah, pH netral hingga agak
basa, kejenuhan basa tinggi, daya absorpsi sedang,
permeabilitas sedang dan peka erosi, berasal dari
7. Mediteran batuan kapur keras (limestone) dan tuf vulkanis 3
bersifat basa. Penyebaran di daerah beriklim sub
humid, bulan kering nyata. Curah hujan kurang dari
2500 mm/tahun, di daerah pegunungan lipatan,
topografi Karst dan lereng vulkan ketinggian di
bawah 400 m. Khusus tanah mediteran merah –
kuning di daerah topografi Karst disebut terra rossa.
(Suhendar, Soleh)
8. Non Cal 3
Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami
diferensiasi horizon, tekstur pasir, struktur berbukit
tunggal, konsistensi lepas-lepas, pH umumnya
netral, kesuburan sedang, berasal dari bahan induk
9. Regosol 2
material vulkanik piroklastis atau pasir pantai.
Penyebarannya di daerah lereng vulkanik muda dan
di daerah beting pantai dan gumuk-gumuk pasir
pantai. (Suhendar, Soleh)
Sumber : Hasil Analisis 2017
LAPORAN AKHIR V - 13
PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA
STUDI KELAYAKAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
BUMI PERKEMAHAN KABUPATEN MIMIKA
Tabel 5.7
Analisis SKL Kestabilan Lereng
Peta Peta
Peta Peta
Peta Penggunaan Peta Curah Kerentanan SKL Kestabilan
No. Peta Morfologi Keleren Jenis Nilai
Ketinggian Lahan Hujan Gerakan Lereng
gan Tanah
Eksisting Tanah
Pertanian,
Perkebunan
500 – 1000 < 1000
4 Landai 3–8% , Pertanian Aman Kestabilan lereng 4
m mm/tahun
tanah kering tinggi
semusim
LAPORAN AKHIR V - 14
PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA
STUDI KELAYAKAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
BUMI PERKEMAHAN KABUPATEN MIMIKA
Tabel 5.8
Hasil SKL Kestabilan Lereng
No. Lokasi Nilai SKL Penilaian Keterangan
Kestabilan Pengembangan
1 Bumi Perkemahan 5
Lereng Tinggi Wilayah
Sumber : Hasil Analisis 2017
Tabel 5.9
Penjelasan Jenis Tanah dan Sifat-Sifat yang Dibawanya dalam Analisis Kestabilan
Pondasi
Jenis
No. Sifat Nilai
Tanah
Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami
perkembangan, berasal dari bahan induk aluvium,
tekstur beraneka ragam, belum terbentuk struktur ,
konsistensi dalam keadaan basah lekat, pH
1. Alluvial 1
bermacam-macam, kesuburan sedang hingga tinggi.
Penyebarannya di daerah dataran aluvial sungai,
dataran aluvial pantai dan daerah cekungan
(depresi). (Suhendar, Soleh)
2. Andosol Jenis tanah mineral yang telah mengalami 2
perkembangan profil, solum agak tebal, warna agak
coklat kekelabuan hingga hitam, kandungan organik
tinggi, tekstur geluh berdebu, struktur remah,
konsistensi gembur dan bersifat licin berminyak
(smeary), kadang-kadang berpadas lunak, agak
asam, kejenuhan basa tinggi dan daya absorpsi
sedang, kelembaban tinggi, permeabilitas sedang
LAPORAN AKHIR V - 15
PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA
STUDI KELAYAKAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
BUMI PERKEMAHAN KABUPATEN MIMIKA
Jenis
No. Sifat Nilai
Tanah
dan peka terhadap erosi. Tanah ini berasal dari
batuan induk abu atau tuf vulkanik. (Suhendar,
Soleh)
Tanah yang baru terbentuk, perkembangan horison
tanah belum terlihat secara jelas. Tanah entisol
umumnya dijumpai pada sedimen yang belum
3. Gleisol 2
terkonsolidasi, seperti pasir, dan beberapa
memperlihatkan horison diatas lapisan batuan
dasar. (Djauhari, Noor)
Tanah mineral yang mempunyai perkembangan
profil, agak tebal, tekstur lempung berat, struktur
kersai (granular) di lapisan atas dan gumpal hingga
pejal di lapisan bawah, konsistensi bila basah sangat
lekat dan plastis, bila kering sangat keras dan tanah
retak-retak, umumnya bersifat alkalis, kejenuhan
4. Grumosol 3
basa, dan kapasitas absorpsi tinggi, permeabilitas
lambat dan peka erosi. Jenis ini berasal dari batu
kapur, mergel, batuan lempung atau tuf vulkanik
bersifat basa. Penyebarannya di daerah iklim sub
humid atau sub arid, curah hujan kurang dari 2500
mm/tahun. (Suhendar, Soleh)
Jenis tanah ini telah berkembang atau terjadi
diferensiasi horizon, kedalaman dalam, tekstur
lempung, struktur remah hingga gumpal, konsistensi
gembur hingga agak teguh, warna coklat merah
5. Latosol 5
hingga kuning. Penyebarannya di daerah beriklim
basah, curah hujan lebih dari 300 – 1000 meter,
batuan induk dari tuf, material vulkanik, breksi
batuan beku intrusi. (Suhendar, Soleh)
Tanah mineral tanpa atau sedikit perkembangan
profil, batuan induknya batuan beku atau batuan
sedimen keras, kedalaman tanah dangkal (< 30 cm)
bahkan kadang-kadang merupakan singkapan batuan
induk (outerop). Tekstur tanah beranekaragam, dan
6. Litosol pada umumnya berpasir, umumnya tidak 4
berstruktur, terdapat kandungan batu, kerikil dan
kesuburannya bervariasi. Tanah litosol dapat
dijumpai pada segala iklim, umumnya di topografi
berbukit, pegunungan, lereng miring sampai curam.
(Suhendar, Soleh)
7. Mediteran Tanah mempunyai perkembangan profil, solum 3
sedang hingga dangkal, warna coklat hingga merah,
mempunyai horizon B argilik, tekstur geluh hingga
lempung, struktur gumpal bersudut, konsistensi
teguh dan lekat bila basah, pH netral hingga agak
basa, kejenuhan basa tinggi, daya absorpsi sedang,
permeabilitas sedang dan peka erosi, berasal dari
batuan kapur keras (limestone) dan tuf vulkanis
bersifat basa. Penyebaran di daerah beriklim sub
humid, bulan kering nyata. Curah hujan kurang dari
2500 mm/tahun, di daerah pegunungan lipatan,
LAPORAN AKHIR V - 16
PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA
STUDI KELAYAKAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
BUMI PERKEMAHAN KABUPATEN MIMIKA
Jenis
No. Sifat Nilai
Tanah
topografi Karst dan lereng vulkan ketinggian di
bawah 400 m. Khusus tanah mediteran merah –
kuning di daerah topografi Karst disebut terra rossa.
(Suhendar, Soleh)
8. Non Cal 3
Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami
diferensiasi horizon, tekstur pasir, struktur berbukit
tunggal, konsistensi lepas-lepas, pH umumnya
netral, kesuburan sedang, berasal dari bahan induk
9. Regosol 2
material vulkanik piroklastis atau pasir pantai.
Penyebarannya di daerah lereng vulkanik muda dan
di daerah beting pantai dan gumuk-gumuk pasir
pantai. (Suhendar, Soleh)
Sumber : Hasil Analisa 2017
LAPORAN AKHIR V - 17
PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA
STUDI KELAYAKAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
BUMI PERKEMAHAN KABUPATEN MIMIKA
Tabel 5.10
Analisis SKL Kestabilan Pondasi
Peta Jenis Peta Tekstur Peta Penggunaan
No. SKL Kestabilan Lereng SKL Kestabilan Pondasi Nilai
Tanah Tanah Lahan Eksisting
Pertanian,
Perkebunan,
4. Kestabilan lereng Daya dukung dan kestabilan 4
Halus (liat) Pertanian tanah
tinggi kering semusim pondasi tinggi
5. Latosol Permukiman 5
Sumber : Hasil Analisa 2017
LAPORAN AKHIR V - 18
PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA
STUDI KELAYAKAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
BUMI PERKEMAHAN KABUPATEN MIMIKA
Tabel 5.11
Hasil SKL Kestabilan Pondasi
No. Lokasi Nilai SKL Penilaian Keterangan
Kestabilan Pengembangan
1 Bumi Perkemahan 4
Pondasi Tinggi Wilayah
Tabel 5.12
LAPORAN AKHIR V - 19
PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA
STUDI KELAYAKAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
BUMI PERKEMAHAN KABUPATEN MIMIKA
Penjelasan Jenis Tanah dan Sifat-Sifat yang Dibawanya dalam Analisis SKL
Ketersediaan Air
Jenis
No. Sifat Nilai
Tanah
Daya mengikat air kurang,apabila kena hujan akan
1. Aluvial menjadi lengket dan bila kekeringan akan 2
mengeras. (Rachmiati, Yati).
Tanah Andosol mempunyai sifat fisik yang baik,
daya pengikatan air yang sangat tinggi, sehingga
selalu jenuh air jika tertutup vegetasi. Sangat
gembur, struktur remah atau granuler dengan
granulasi yang tak pulih. Permeabilitas sangat tinggi
2. Andosol 5
karena mengandung banyak makropori, fraksi
lempung sebagian besar alofan dengan berat jenis
kurang dari 0,85 dan kandungan bahan organik
biasanya tinggi, yaitu antara 8% - 30%.( Sri
Damayanti, Lusiana, 2005).
Jenis tanah ini perkembangannya lebih dipengaruhi
oleh faktor lokal, yaitu topografi merupakan
dataran rendah atau cekungan, hampir selalu
tergenang air, solum tanah sedang, warna kelabu
hingga kekuningan, tekstur geluh hingga lempung,
struktur berlumpur hingga masif, konsistensi lekat,
bersifat asam (pH 4.5 – 6.0), kandungan bahan
3. Gleisol 4
organik. Ciri khas tanah ini adanya lapisan glei
kontinu yang berwarna kelabu pucat pada
kedalaman kurang dari 0.5 meter akibat dari profil
tanah selalu jenuh air.
Penyebaran di daerah beriklim humid hingga sub
humid, curah hujan lebih dari 2000 mm/tahun.
(Suhendar, Soleh).
Tanah Grumosol mempunyai sifat struktur lapisan
atas granuler dan lapisan bawah gumpal atau pejal,
jenis lempung yang terbanyak montmorillonit
4. Grumosol sehingga tanah mempunyai daya adsorpsi yang 2
tinggi yang menyebabkan gerakan air dan keadaan
aerasi buruk dan sangat peka terhadap erosi. ( Sri
Damayanti, Lusiana, 2005).
Daya mengikat air kurang,apabila kena hujan akan
5. Latosol menjadi lengket dan bila kekeringan akan mengeras 1
dengan struktur remah. (Rachmiati, Yati).
Tanah mineral tanpa atau sedikit perkembangan
profil, batuan induknya batuan beku atau batuan
sedimen keras, kedalaman tanah dangkal (< 30 cm)
bahkan kadang-kadang merupakan singkapan batuan
induk (outerop). Tekstur tanah beranekaragam, dan
6. Litosol pada umumnya berpasir, umumnya tidak 3
berstruktur, terdapat kandungan batu, kerikil dan
kesuburannya bervariasi. Tanah litosol dapat
dijumpai pada segala iklim, umumnya di topografi
berbukit, pegunungan, lereng miring sampai curam.
(Suhendar, Soleh).
LAPORAN AKHIR V - 20
PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA
STUDI KELAYAKAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
BUMI PERKEMAHAN KABUPATEN MIMIKA
Jenis
No. Sifat Nilai
Tanah
Tanah mempunyai perkembangan profil, solum
sedang hingga dangkal, warna coklat hingga merah,
mempunyai horizon B argilik, tekstur geluh hingga
lempung, struktur gumpal bersudut, konsistensi
teguh dan lekat bila basah, pH netral hingga agak
basa, kejenuhan basa tinggi, daya absorpsi sedang,
permeabilitas sedang dan peka erosi, berasal dari
7. Mediteran batuan kapur keras (limestone) dan tuf vulkanis 3
bersifat basa. Penyebaran di daerah beriklim sub
humid, bulan kering nyata. Curah hujan kurang dari
2500 mm/tahun, di daerah pegunungan lipatan,
topografi Karst dan lereng vulkan ketinggian di
bawah 400 m. Khusus tanah mediteran merah –
kuning di daerah topografi Karst disebut terra rossa.
(Suhendar, Soleh).
8. Non Cal 2
Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami
diferensiasi horizon, tekstur pasir, struktur berbukit
tunggal, konsistensi lepas-lepas, pH umumnya
netral, kesuburan sedang, berasal dari bahan induk
9. Regosol 3
material vulkanik piroklastis atau pasir pantai.
Penyebarannya di daerah lereng vulkanik muda dan
di daerah beting pantai dan gumuk-gumuk pasir
pantai. (Suhendar, Soleh).
Sumber : Hasil Analisa 2017
LAPORAN AKHIR V - 21
PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA
STUDI KELAYAKAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
BUMI PERKEMAHAN KABUPATEN MIMIKA
Tabel 5.13
Analisis SKL Ketersediaan Air
Peta
Peta Peta Peta
Peta Peta Penggunaan SKL Ketersediaan
No. Kelerenga Jenis Curah Nilai
Morfologi Ketinggian Lahan Air
n Tanah Hujan
Eksisting
Berbukit,
2000 – 3000 Semak < 1000 Ketersediaan air
2 Bergelomba 15 – 40 % Alluvial 2
m belukar mm/tahun rendah
ng
Meditera 1000 –
1000 – 2000 Ketersediaan air
3 Berombak 8 – 15 % n, Hutan 1500 3
m sedang
Regosol mm/tahun
Pertanian,
Perkebunan,
500 – 1000 1500 –3000
4 Landai 3–8% Pertanian 4
m mm/tahun Ketersediaan air
tanah kering
semusim tinggi
> 3000
5 Datar 0–3% 0 – 500 m Andosol Permukiman 5
mm/tahun
Sumber : Hasil Analisis 2017
LAPORAN AKHIR V - 22
PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA
STUDI KELAYAKAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
BUMI PERKEMAHAN KABUPATEN MIMIKA
Tabel 5.14
Hasil SKL Ketersediaan Air
No. Lokasi Nilai SKL Penilaian Keterangan
Ketersediaan Pengembangan
1 Bumi Perkemahan 4
Air Tinggi Wilayah
Tabel 5.15
Penjelasan Jenis Tanah dan Sifat-Sifat yang Dibawanya dalam Analisis SKL untuk
Drainase
Jenis
No. Sifat Nilai
Tanah
1. Aluvial Merupakan tanah-tanah muda, yang belum 1
mempunyai perkembangan profil, dengan susunan
horison A-C atau A-C-R, atau A-R. Tanah ini
terbentuk dari bahan aluvium, aluvium-marin,
marin, dan volkan. Umumnya pada landform
dataran, fluvio-marin, dan volkan. Penampang
tanah bervariasi, tekstur lempung berpasir sampai
pasir berlempung, dan berlapis-lapis (stratified)
atau berselang seling. Adanya perbedaan tekstur
berlapis-lapis tersebut menunjukkan proses
pengendapan dari limpasan sungai yang berulang;
sebagian mengandung kerikil di dalam penampang
tanah. Warna tanah coklat tua sampai gelap,
drainase buruk sampai cepat, struktur lepas sampai
masif, konsistensi gembur dan keras pada kondisi
kering. Reaksi tanah umumnya agak netral (pH 7),
kadar C organik sangat rendah sampai sedang, kadar
P2O5 dan K2O potensial sedang sampai tinggi, basa-
basa dapat tukar rendah sampai tinggi dan
LAPORAN AKHIR V - 23
PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA
STUDI KELAYAKAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
BUMI PERKEMAHAN KABUPATEN MIMIKA
Jenis
No. Sifat Nilai
Tanah
didominasi oleh Ca dan Mg. KTK tanah rendah,
tetapi kejenuhan basanya tinggi. Penggunaan lahan
umumnya bervariasi. (Blog TANI MUDA)
Merupakan tanah-tanah muda, yang belum/sedikit
mempunyai perkembangan profil, dengan susunan
horison A-C, A-C-R. Tanah ini terbentuk dari bahan
abu volkan (debu, pasir, dan kerikil). Umumnya
terbentuk pada landform volkanik. Penampang
tanah dangkal sampai dalam, tekstur lempung
berpasir sampai pasir berlempung. Warna tanah
coklat tua sampai coklat tua kekuningan, drainase
sedang, struktur lepas sampai masif, konsistensi
2. Andosol gembur dan keras pada kondisi kering. Reaksi tanah 4
umumnya netral, kadar C organik sangat rendah
sampai sedang, kadar P2O5 dan K2O potensial
sedang sampai tinggi, basa-basa dapat tukar rendah
dan didominasi oleh Ca dan Mg. KTK tanah rendah
sampai sedang, tetapi kejenuhan basanya tinggi.
Umumnya Andisols di kabupaten Bima beriklim
kering (ustic). Penggunaan lahan umumnya tegalan,
semak, rumput, belukar, semak, dan hutan. (Blog
TANI MUDA)
Tanah yang baru terbentuk, perkembangan horison
tanah belum terlihat secara jelas. Tanah entisol
umumnya dijumpai pada sedimen yang belum
3. Gleisol 2
terkonsolidasi, seperti pasir, dan beberapa
memperlihatkan horison diatas lapisan batuan
dasar. (Djauhari, Noor)
Jenis tanah grumosol sifat tanahnya mudah longsor
4. Grumosol 1
dan memiliki drainase buruk. (Kota Probolinggo)
5. Latosol Tanah yang sudah menunjukkan adanya 5
perkembangan profil, dengan susunan horison A-Bw-
C pada lahan kering dengan drainase baik, atau
susunan horison A-Bg-C pada lahan basah dengan
drainase terhambat. Tanah terbentuk dari berbagai
macam bahan induk, yaitu tuf volkan masam, tuf
volkan intermedier (andesitik), tufa pasiran, dan
granodiorit serta skis. Tanah ini mempunyai
penyebaran paling luas, menempati grup landform
dataran volkan, perbukitan volkan, dan dataran
tektonik. Tanah dari bahan volkan intermedier
berwarna coklat kemerahan, tekstur lempung
berliat sampai liat, penampang dalam, dan struktur
cukup baik, konsistensi gembur sampai teguh.
Reaksi tanah netral, kadar C dan N organik sangat
rendah sampai sedang, kadar P dan K potensial
sedang sampai tinggi. Kadar basa-basa dapat tukar
didominasi oleh Ca dan Mg, KTK tanah rendah, KTK
liat rendah sampai tinggi, dan kejenuhan basa
tinggi. Pada landform dataran volkan sifat tanah
dipengaruhi oleh bahan induknya. Tanah
LAPORAN AKHIR V - 24
PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA
STUDI KELAYAKAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
BUMI PERKEMAHAN KABUPATEN MIMIKA
Jenis
No. Sifat Nilai
Tanah
penampang cukup dalam, berwarna coklat
kekuningan sampai kemerahan, drainase baik,
tekstur halus sampai agak halus, konsistensi gembur
sampai teguh, dan reaksi tanah agak masam sampai
masam. Sebagian besar telah diusahakan untuk
lahan pertanian, seperti persawahan, tegalan dan
kebun campuran. Sisanya masih berupa semak
belukar dan hutan. (Blog TANI MUDA)
Tanah mineral tanpa atau sedikit perkembangan
profil, batuan induknya batuan beku atau batuan
sedimen keras, kedalaman tanah dangkal (< 30 cm)
bahkan kadang-kadang merupakan singkapan batuan
induk (outerop). Tekstur tanah beranekaragam, dan
6. Litosol pada umumnya berpasir, umumnya tidak 3
berstruktur, terdapat kandungan batu, kerikil dan
kesuburannya bervariasi. Tanah litosol dapat
dijumpai pada segala iklim, umumnya di topografi
berbukit, pegunungan, lereng miring sampai curam.
(Suhendar, Soleh).
7. Mediteran Sama dengan inceptisol/latosol 5
8. Non Cal 2
Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami
diferensiasi horizon, tekstur pasir, struktur berbukit
tunggal, konsistensi lepas-lepas, pH umumnya
netral, kesuburan sedang, berasal dari bahan induk
9. Regosol 2
material vulkanik piroklastis atau pasir pantai.
Penyebarannya di daerah lereng vulkanik muda dan
di daerah beting pantai dan gumuk-gumuk pasir
pantai. (Suhendar, Soleh).
Sumber : Hasil Analisa 2017
LAPORAN AKHIR V - 25
PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA
STUDI KELAYAKAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
BUMI PERKEMAHAN KABUPATEN MIMIKA
Tabel 5.16
Analisis SKL Untuk Drainase
Peta
Peta Peta
Peta Peta Peta Penggunaan SKL
No. Jenis Curah Nilai
Morfologi Kelerengan Ketinggian Lahan Drainase
Tanah Hujan
Eksisting
1 Bergunung > 40 % >3000 m Andosol Permukiman 5
Berbukit, < 1000 Drainase
2000 – Alluvial, Tegalan,
2 Bergelomba 15 – 40 % mm/ta tinggi 4
3000 m Regosol Tanah kosong
ng hun
Pertanian,
1000 –
Perkebunan,
1000 – Meditera 1500 Drainase
3 Berombak 8 – 15 % Pertanian 3
2000 m n mm/ta cukup
tanah kering
hun
semusim
1500 –
500 – 1000 3000
4 Landai 3–8% Hutan 2
m mm/ta
Drainase
hun
kurang
> 3000
Semak
5 Datar 0–3% 0 – 500 m Latosol mm/ta 1
belukar
hun
Sumber : Hasil Analisa 2017
Tabel 5.17
Hasil SKL Drainase
LAPORAN AKHIR V - 26
PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA
STUDI KELAYAKAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
BUMI PERKEMAHAN KABUPATEN MIMIKA
Tabel 5.18
Penjelasan Jenis Tanah dan Sifat-Sifat yang Dibawanya dalam Analisis SKL
Terhadap Erosi
Jenis
No. Sifat Nilai
Tanah
1. Aluvial Jenis-jenis tanah yang tidak peka terhadap 5
2. Andosol erosi: 2
3. Gleisol Aluvial 5
Gleisol
4. Grumosol 2
Jenis tanah yang agak peka erosi:
5. Latosol Latosol 4
6. Litosol Jenis tanah dengan kepekaan sedang: 1
7. Mediteran Non Cal 3
8. Non Cal Mediteran 3
Jenis tanah yang peka terhadap erosi:
Andosol
Grumosol
Jenis tanah yang sangat peka erosi:
9. Regosol Regosol 1
Litosol
LAPORAN AKHIR V - 27
PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA
STUDI KELAYAKAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
BUMI PERKEMAHAN KABUPATEN MIMIKA
Tabel 5.19
Analisis SKL Terhadap Erosi
Peta
Peta Peta
Peta Peta Jenis Peta Tekstur Penggunaan
No. Kelerenga Curah SKL Erosi Nilai
Morfologi Tanah Tanah Lahan
n Hujan
Eksisting
Pertanian,
1000 – Perkebunan,
Sedang
3 Berombak 8 – 15 % Mediteran 1500 Pertanian Erosi sedang 3
(lempung)
mm/tahun tanah kering
semusim
LAPORAN AKHIR V - 28
PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA
STUDI KELAYAKAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
BUMI PERKEMAHAN KABUPATEN MIMIKA
Tabel 5.20
Hasil SKL Erosi
No. Lokasi Nilai SKL Penilaian Keterangan
Bumi Pengembangan
1 5 Tidak Ada Erosi
Perkemahan Wilayah
Sumber : Hasil Analisis 2017
Tabel 5.21
Penjelasan Jenis Tanah dan Sifat-Sifat yang Dibawanya dalam Analisis SKL
Pembuangan Limbah
Jenis
No. Sifat Nilai
Tanah
1. Aluvial Dalam penilaian ini digunakan kepekaan terhadap 5
2. Andosol erosi dimana jenis tanah untuk lokais pembuangan 2
3. Gleisol limbah harus tidak peka terhadap erosi. 5
4. Grumosol Jenis-jenis tanah yang tidak peka terhadap erosi: 2
5. Latosol Aluvial 4
6. Litosol Gleisol 1
LAPORAN AKHIR V - 29
PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA
STUDI KELAYAKAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
BUMI PERKEMAHAN KABUPATEN MIMIKA
Jenis
No. Sifat Nilai
Tanah
7. Mediteran 3
8. Non Cal 3
LAPORAN AKHIR V - 30
PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA
STUDI KELAYAKAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
BUMI PERKEMAHAN KABUPATEN MIMIKA
Tabel 5.22
Analisis SKL Pembuangan Limbah
Peta
Peta Peta Peta
No Peta Peta Penggunaan SKL Pembuangan
Kelerenga Jenis Curah Nilai
. Morfologi Ketinggian Lahan Limbah
n Tanah Hujan
Eksisting
> 3000
1 Bergunung > 40 % >3000 m Regosol Hutan 1
mm/tahun
Kemampuan
Pertanian,
lahan untuk
Berbukit, Perkebunan,
2000 – 3000 1500 –3000 pembuangan
2 Bergelomba 15 – 40 % Andosol Pertanian 2
m mm/tahun limbah kurang
ng tanah kering
semusim
Kemampuan
1000 –
1000 – 2000 Mediter lahan untuk
3 Berombak 8 – 15 % 1500 Permukiman 3
m an pembuangan
mm/tahun
limbah sedang
500 – 1000 < 1000 Kemampuan
4 Landai 2–8% Latosol Semak belukar 4
m mm/tahun lahan untuk
Tegalan, tanah pembuangan
5 Datar 0–2% 0 – 500 m Alluvial 5
kosong limbah cukup
Sumber : Hasil Analisa 2017
LAPORAN AKHIR V - 31
PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA
STUDI KELAYAKAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
BUMI PERKEMAHAN KABUPATEN MIMIKA
Tabel 5.23
Hasil SKL Pembuangan Limbah
No. Lokasi Nilai SKL Penilaian Keterangan
Kemampuan Pengembangan
Bumi lahan untuk Wilayah
1 5
Perkemahan pembuangan
limbah cukup
Sumber : Hasil Analisis 2017
LAPORAN AKHIR V - 32
PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA
STUDI KELAYAKAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
BUMI PERKEMAHAN KABUPATEN MIMIKA
Tabel 5.24
Analisis SKL Terhadap Bencana Alam
Peta
Peta
Peta Peta Peta Peta Kerentan
No Peta Peta Penggunaan SKL Bencana
Keleren Jenis Curah Tekstur an Nilai
. Morfologi Ketinggian Lahan Alam
gan Tanah Hujan Tanah Gerakan
Eksisting
Tanah
Tegalan, sangat
> 3000
1 Bergunung > 40 % >3000 m Regosol Tanah rawan 1
mm/tahun Potensi
kosong Kasar
bencana alam
Berbukit, 1500 – (Pasir)
15 – 40 2000 – Semak tinggi
2 Bergelomba Andosol 3000 rawan 2
% 3000 m belukar
ng mm/tahun
1000 – Potensi
1000 – Meditera Sedang agak
3 Berombak 8 – 15 % Hutan 1500 bencana alam 3
2000 m n (lempung) rawan
mm/tahun cukup
Pertanian,
Perkebunan
500 – 1000 , Pertanian < 1000 Potensi
4 Landai 2–8% Latosol Halus Aman 4
m Tanah mm/tahun bencana alam
Kering (liat)
kurang
Semusim
LAPORAN AKHIR V - 33
PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA
STUDI KELAYAKAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
BUMI PERKEMAHAN KABUPATEN MIMIKA
Tabel 5.25
Hasil SKL Bencana Alam
LAPORAN AKHIR V - 34
PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA
STUDI KELAYAKAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
BUMI PERKEMAHAN KABUPATEN MIMIKA
LAPORAN AKHIR V - 35
PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA
STUDI KELAYAKAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
BUMI PERKEMAHAN KABUPATEN MIMIKA
Tabel 5.26
Pembobotan SKL
SKL
Kemudah SKL SKL SKL SKL SKL SKL SKL
SKL Kemampua
an Kestabila Kestabila Ketersedia Untuk Terhadap Pembuang Bencana
Morfologi n Lahan
Dikerjaka n Lereng n Pondasi an Air Drainase Erosi an Limbah Alam
n
Bobot: 5 Bobot: 1 Bobot: 5 Bobot: 3 Bobot: 5 Bobot: 5 Bobot: 3 Bobot: 0 Bobot: 5 Total Nilai
Bobot x
Nilai
Bumi 25 5 25 12 20 10 15 0 15 127
Perkema
han
LAPORAN AKHIR V - 36
PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA
STUDI KELAYAKAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
BUMI PERKEMAHAN KABUPATEN MIMIKA
Tabel 5.27
Nilai Kelas Kemampuan Lahan
Kelas Kemampuan
Total Nilai Klasifikasi Pengembangan
Lahan
32 – 58 Kelas a Kemampuan pengembangan sangat rendah
59 – 83 Kelas b Kemampuan pengembangan rendah
84 – 109 Kelas c Kemampuan pengembangan sedang
110 – 134 Kelas d Kemampuan pengembangan agak tinggi
135 – 160 Kelas e Kemampuan pengembangan sangat tinggi
Sumber : Hasil Analisis 2017
LAPORAN AKHIR V - 37
PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA
STUDI KELAYAKAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
BUMI PERKEMAHAN KABUPATEN MIMIKA
Tabel 5.28
Kemampuan Lahan Per Lokasi
Bobot
5 1 5 3 5 5 3 0 5 Total Nilai
Kemampuan
Bumi
pengembangan
Perkemahan 25 5 25 12 20 10 15 0 15 127
agak tinggi
LAPORAN AKHIR V - 38
PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA
STUDI KELAYAKAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
BUMI PERKEMAHAN KABUPATEN MIMIKA
PETA 5.1
ANALISIS SATUAN KEMAMPUAN LAHAN LOKASI BUMI PERKEMAHAN
LAPORAN AKHIR V - 39
PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA
STUDI KELAYAKAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
BUMI PERKEMAHAN KABUPATEN MIMIKA
LAPORAN AKHIR V - 40
PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA
STUDI KELAYAKAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
BUMI PERKEMAHAN KABUPATEN MIMIKA
LAPORAN AKHIR V - 41
PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA
STUDI KELAYAKAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
BUMI PERKEMAHAN KABUPATEN MIMIKA
LAPORAN AKHIR V - 42
PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA
STUDI KELAYAKAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
BUMI PERKEMAHAN KABUPATEN MIMIKA
LAPORAN AKHIR V - 43
PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA
STUDI KELAYAKAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
BUMI PERKEMAHAN KABUPATEN MIMIKA
b. Terminal Regional
Terminal regional yang ada di Kabupaten Mimika berjarak
sekitar 1 Km dari pusat Kota Timika. Terminal regional Timika ini
merupakan tempat transit bagi pengguna jasa trasnportasi umum
yang melayani daerah-daerah di wilayah Kabupaten Mimika. Adapun
jarak terminal dari rencana lokasi bumi perkemahan adalah 23 Km.
c. Pelabuhan Laut
Pelabuhan laut di Kabupaten Mimika berada di sebelah
selatan Kota Timika yang dikenal dengan Pelabuhan Pomako.
Pelabuhan ini melayani pelayaran nasional dan pelayaran-pelayaran
lokal. Pelabuhan Poumako ini merupakan salah satu pintu masuk ke
Kota Timika baik dari luar wilayah Kabupaten Timika maupun dari
dalam wilayah Kabupaten Mimika. Untuk mencapai lokasi rencana
bumi perkemahan maka terdapat 3 (tiga) alternatif rute perjalanan
yaitu:
LAPORAN AKHIR V - 44
PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA
STUDI KELAYAKAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
BUMI PERKEMAHAN KABUPATEN MIMIKA
d. Jalan
Kondisi jalan menuju lokasi bumi perkemahan sebagian
kondisinya sangat baik dan sebagian masih berupa perkerasan pasir
batu, adapaun lebar jalan rata-rata untuk akses ke lokasi bumi
perkemahan adalah 5 – 6 meter. Adapun tingkat kepadatan lalu
lintas saat ini menuju ke rencana lokasi bumi perkemahan tergolong
tidak padat hanya pada daerah kota Timika yang agak padat pada
jam-jam sibuk. Kondisi geografis jalur jalan menuju ke rencana
lokasi bumi perkemahan pada umumnya datar.
LAPORAN AKHIR V - 45
PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA
STUDI KELAYAKAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
BUMI PERKEMAHAN KABUPATEN MIMIKA
Tabel 5.30
Aksesibilitas menuju lokasi Bumi Perkemahan
Jarak
Tempuh Waktu Tempuh Kemudahan
No Prasarana Sarana Transportasi Kondisi Jalan
(menit) Akses
(Km)
1 Bandar Udara Mobil, Bus, Sepeda Motor Sangat baik, Datar 28,84 43,26 Mudah
2. Pelabuhan
- Rute A Mobil, Bus, Sepeda Motor Sangat baik, Datar 67,40 101,09 Mudah
- Rute B Mobil, Bus, Sepeda Motor Sangat baik, Datar 46,40 69,60 Mudah
- Rute C Mobil, Bus, Sepeda Motor Baik, Datar 33,39 50,09 Agak Sulit
3. Terminal Mobil, Bus, Sepeda Motor Sangat baik, Datar 22,93 34,40 Mudah
4. Pusat Kota Timika Mobil, Bus, Sepeda Motor Sangat baik, Datar 26,84 40,26 Mudah
LAPORAN AKHIR V - 46