Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

KESESUAIAN LAHAN DAN PENGEMBANGAN LAHAN DI KOTA SOLO

MK. TATA GUNA DAN PENGEMBANGAN LAHAN

TPS(76)

Disusun Oleh :

1. ANGGI UTARI (610016032)


2. ALBERTINA P. BANDUT (610016052)
3. JULIANUS (610016053)
4. SEPTIAN TRI CAHYA (610016066)
5. DANIEL TREESNA D. M. (610016113)
6. MAIA B. X. ORNAI BAPTISTA (610016121)
7. SOPHIA RIBKA C.HUTABARAT (610016137)
8. MARSELINA HOSYO (610016149)

DEPARTEMEN PERENCANAAN DAN DESAIN


PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
TAHUN 2019
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lahan adalah suatu luasan di permukaan bumi dengan sifat-sifat tertentu yang meliputi
biosfer, atmosfer, tanah, lapisan geologi, hidrologi, serta hasil kegiatan manusia masa lalu,
sekarang sampai pada tingkat tertentu mempunyai pengaruh yang berarti terhadap
penggunaan lahan oleh manusia kini dan manusia masa datang (FAO, 1976 dalam
Budiyantoro, 1992). Selanjutnya pada perencanaan penggunaan lahan pertanian harus
dilakukan proses penaksiran potensi lahan untuk tujuan penelitian, yang meliputi interpretasi
dan survei bentuk lahan, tanah, vegetasi, iklim dan aspek-aspek lainya, sampai tingkatan
mengidentifikasi dan membuat perbandingan jenis tanaman yang diperbolehkannya.
Wujud dari penggunaan lahan diantaranya untuk pertanian, pemukiman, industri
maupun untuk sarana lain baik dalam ruang lingkup fisik maupun sosial ekonomi.
Penggunaan lahan merupakan segala kegiatan manusia terhadap lahan untuk memenuhi
sebagian dari kebutuhan hidupnya. Indonesia sebagai negara agraris dimana sebagian besar
penduduk bermata pencaharian sebagai orang yang berkecimpung dalam bidang pertanian,
maka usaha usaha penggunaan lahan untuk keperluan produksi untuk pertanian harus di
perhatikan secara seksama dalam mencapai produksi pertanian secara maksimal. Untuk
mencapai tujuan tersebut yaitu peningkatan produksi pertanian, tanaman yang akan di
usahakan pada suatu lahan harus disesuaikan dengan kelas kesesuaian lahanya. Kesesuaian
lahan adalah tingkat kecocokan sebidang lahan untuk suatu penggunaan tertentu (Sitorus,
1985). Suatu usaha pertanian syarat keberhasilanya sangat ditentukan oleh kesesuaian lahan
yang menjadi media tanam.
Permasalahan yang dihadapi adalah sumber daya lahan bersifat terbatas, sedangkan
kebutuhan manusia akan lahan semakin lama semakin bertambah seiring bertambah pesatnya
jumlah penduduk. Kebutuhan lahan untuk non pertanian. Oleh sebab itu lahan harus
dimanfaatkan secara maksimal dan dipergunakan secara optimal untuk memperoleh hasil
baik yang menunjang kepada peningkatan kualitas kehidupan. Hal ini yang menyebabkan
analisis kesesuaian lahan dan pengembangan lahan diperlukan terkhususnya di Kota
Surakarta sangat diperlukan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang penelitian ini ada beberapa pertanyaan yang dirumuskan,
yaitu:
1. Bagaimana analisis kesesuaian lahan di Kota Surakarta?
2. Bagaimana arah pengembangan lahan di Kota Surakarta ?
3. Faktor-faktor apa yang berpengaruh terhadap kesesuaian lahan dan pengembangan lahan
di Kota Surakarta ?
4. menganalisis sebaran perubahan penggunaan lahan permukiman di daerah penelitia

1.3 Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui kesesuaian lahan di Kota Surakarta.
2. Mengetahui Arah Pengembangan Lahan di Kota Surakarta.
3. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesesuaian lahan dan
pengembangan Lahan di Kota Surakarta.
4. Menganalisis sebaran perubahan penggunaan lahan permukiman di Kota Surakarta.

1.4 Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kegunaan sebagai berikut :
1. Menambah kekhasan keilmuan kepada pembaca, sehingga dapat di jadikan refrensi bagi
peneliti sejenis.
2. Sebagai sumber informasi sebagai upaya pemikiran dan pertimbangan dalam
merencanakan penggunaan lahan yang sesuai.
3. penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi instansi
berwenang dalam penggunaan dan pengembnagan lahan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kesesuaian Lahan
Kesesuaian lahan untuk penggunaan tertentu biasanya dievaluasi berdasarkan
karakteristik atau kualitas lahan. Karakteristik lahan merupakan kelengkapan lahan itu
sendiri, yang dapat dihitung atau diperkirakan seperti curah hujan, jenis tanah, dan
ketersediaan air. Sedangkan kualitas lahan merupakan sifat tanah yang lebih kompleks
seperti kesesuaian kelembapan tanah, kelembaban terhadap erosi dan ketahanan banjir
(FAO, 1976).Struktur dari klasifikasi kesesuaian lahan terdiri dari 4 kategori yang
merupakan tingkatan generalisasi yang bersifat menurun, berikut ini adalah 4 kategori
klasifikasinya:
Ordo menunjukkan jenis atau macam kesesuaian atau keadaan kesesuaian secara umum.
Kesesuaian lahan pada orde inimenunjukkan apakah lahan sesuai atau tidak untuk
pengunaan tertentu dan dibedakan atas orde sesuai (S= Suitable) serta orde tidak sesuai (N=
Not Suitable).
Kelas menunjukkan kesesuain lahan dalam orde dan menggambar tingkat–tingkat
kesesuaian dari orde. Menurut FAO (1976), penentuan jumlah kelas ini berdasarkan pada
keperluan minimum untuk mencapai tujuan interpretasi dan umumnya terdiri dari 5 kelas,
berikut ini pembagiannya:
(1) Kelas S1: sangat sesuai (highly suitable)
(2) Kelas S2:cukup sesuai (moderatly suitable)
(3) Kelas S3: sesuai marginal (marginally suitable)
(4) Kelas N1: tidak sesuai pada saat ini (currently not suitable)
(5) Kelas N2: tidak sesuai permanen (permanently not suitable)
Sub kelas menunjukkan sub pembatas atau macam perbaikan yang diperlukan didalam
kelas. Sebagai contoh kelas S2 mempunyai faktor pembatas keadaan kemiringan lereng (t)
akan menurunkan sub kelas (S2t). Unit kelas yang menunjukkan perbedaan-perbedaan kecil
yang diperlukan dalam pengelolaan didalam sub kelas serta merupakan pembagian lebih
lanjut dari sub kelas, dan berkaitan antara satu dengan yang lainnya dalam sifat sifat-sifat
atau aspek tambahan dari pengelolaan yang diperlukan dan dan merupakan pemmbedaan
detil dari pembatas pembatasnya dengan diketahui pembatas secara detil akan memudahkan
penafsiran penelitian.
Evaluasi lahan merupakan proses penilaian penampilan atau keragaan (performance)
lahan untuk penggunaan tertentu, melalui pelaksanaan dan interpretasi survei dan studi
bentuklahan, tanah, vegetasi, iklim, dan aspek lahan lainnya, agar dapat diidentifikasi dan
dibuat pembanding berbagai penggunaan lahan yang mungkin dikembangkan (FAO, 1976).
Karakteristik lahan yang digunakan pada adalah:
 Temperatur udara : merupakan temperatur udara tahunan dan dinyatakan dalam °C
 Curah hujan : merupakan curah hujan rerata tahunan dan dinyatakan dalam mm
 Lamanya masa kering : merupakan jumlah bulan kering berturut-turut dalam setahun
dengan jumlah curah hujan kurang dari 60 mm
 Drainase : merupakan pengaruh laju perkolasi air ke dalam tanah terhadap aerasi udara
dalam tanah
 Tekstur : menyatakan istilah dalam distribusi partikel tanah halus dengan ukuran <2 mm
 KTK liat : menyatakan kapasitas tukar kation dari fraksi liat
 reaksi tanah (pH) : nilai pH tanah di lapangan. Pada lahan kering dinyatakan dengan data
laboratorium atau pengukuran lapangan, sedang pada tanah basah diukur di lapangan
 C-organik : kandungan karbon organik tanah. - salinitas : kandungan garam terlarut
pada tanah yang dicerminkan oleh daya hantar listrik. - alkalinitas : kandungan natrium
dapat ditukar - lereng : menyatakan kemiringan lahan diukur dalam %
 bahaya erosi : bahaya erosi diprediksi dengan memperhatikan adanya erosi lembar
permukaan (sheet erosion), erosi alur (rill erosion), dan erosi parit (gully erosion), atau
dengan memperhatikan permukaan tanah yang hilang (rata-rata) per tahun
 genangan : jumlah lamanya genangan dalam bulan selama satu tahun
 batuan di permukaan : volume batuan (dalam %) yang ada di permukaan tanah/lapisan
olah - singkapan batuan : volume batuan (dalam %) yang ada dalam solum tanah

a. Tabel Klasifikasi Kemampuan Lahan dan Pengembangannya

Total Nilai Kelas Kemampuan Lahan Klasifikasi Pengembangan


32-58 Kelas A Kemampuan pengembangan sangat rendah
59-83 Kelas B Kemampuan pengembangan rendah
84-109 Kelas C Kemampuan pengembangan sedang
110-134 Kelas D Kemampuan pengembangan agak tinggi
135-160 Kelas E Kemampuan pengembagnan sangat tinggi
Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknik
Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi Serta Sosial Budaya dalam Penyusunan
Rencana Tata Ruang

b. Data Kemiringan Lereng Kota Solo


No Kecamatan Tinggi (meter) Kemiringan Lereng (%)
.
1 Laweyan 0-100 dpl 0 - 15
2 Serengan 0-100 dpl 0 - 15
3 Pasar Kliwon 0-100 dpl 0 - 15
4 Jebres 0-100 dpl 0 - 15
5 Banjarsari 0-100 dpl 0 - 15

c. Data Klimatologi Kota Solo


Bulan Banyaknya curah hujan (mm) Banyaknya hari hujan
Januari 13.60 24.00
Februari 19.90 24.00
Maret 7.80 19.00
April 9.80 22.00
Mei 1.00 9.00
Juni 4.40 9.00
Juli 2.60 3.00
Agustus 0.00 0.00
September 4.70 6.00
Oktober 3.20 12.00
November 12.80 23.00
Desember 5.30 16.00

Karakteristik lahan dapat dirinci dan diuraikan yang mencakup keadaan fisik lingkungan
dan tanahnya. Data tersebut digunakan untuk keperluan interpretasi dan evaluasi lahan bagi
komoditas tertentu. Setiap karakteristik lahan yang digunakan secara langsung dalam evaluasi
ada yang sifatnya tunggal dan ada yang sifatnya lebih dari satu karena mempunyai interaksi
satu sama lainnya. Karenanya dalam interpretasi perlu mempertimbangkan atau
memperbandingkan lahan dengan penggunaannya dalam pengertian kualitas lahan. Sebagai
contoh, ketersediaan air sebagai kualitas lahan ditentukan dari bulan kering dan curah hujan
rata-rata tahunan, tetapi air yang dapat diserap tanaman tentu tergantung pula pada kualitas
lahan lainnya, seperti kondisi atau media perakaran, antara lain tekstur tanah dan kedalaman
zone perakaran tanaman yang bersangkutan.
2.2 Penggunaan Lahan
Pengertian Penggunaan lahan adalah segala campur tangan manusia ,baik secara
permanen maupun secara siklus terhadap suatu kelompok sumberdaya alam dan sumber daya
buatan,yang secara keseluruhan disebut lahan,dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan-
kebutuhannya baik secara kebendaan maupun spiritual ataupun kedua-duanya
(Malingreau,1977 ).Dalam rangka pembangunan nasional dan sektoral pengelolaan sumber daya
lahan dan aspek pendukungnya menempati posisi yang semakin penting. Kenyataan ini
ditunjukkan dengan makin tingginya kegiatan pemerintah dan masyarakat yang langsung
berhubungan dengan fungsi lahan. Penggunaan lahan berubah menurut ruang dan waktu,hal
ini disebabkan karena lahan sebagai salah satu sumber daya alam merupakan unsur yang sangat
penting dalam kehidupan manusia.Bertambahnya jumlah manusia yang mendiami permukaan
bumi diikuti perkembangan kegiatan usaha dan budayanya maka semakin bertambah pula
tuntutan kehidupan yang dikehendaki untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.Semakin
meningkatnya kebutuhan manusia akan persediaan lahan yang cukup untuk menopang kehidupan
manusia diatasnya,maka diperlukan usaha – usaha pengelolaan penggunaan lahan.Analisis
perubahan penggunaan lahan sangat penting karena penggunaan lahan tersebut bersifat
dinamis.Secara berkala cepat atau lambatnya aspek penggunaan lahan akan dipengaruhi oleh
faktor alam dan karakter manusia didalamya.Pinggiran kota adalah daerah yang mempunyai sifat
dualistik,yaitu mempunyai sifat kekotaan dan sifat kedesaan (Yunus,2001).Pada umumnya
daerah piggiran kota akan mengalami perkembangan fisik cukup signifikan dibandingkan dengan
daerah pedesaan.Perkembangan kota adalah suatu proses perubahan keadaan perkotaan dari
suatu keadaan yang lain dalam waktu yang berbeda (Yunus,1978).

Luas Penggunaan
Tiap Kecamatan di Kota Surakarta Tahun 2018 dalam satuan Hektare (Ha)

1% Penggunaan Lahan Kota Surakarta didominasi


0% Perumahan
2% 8%
2% Jasa oleh area terbangun seluas 3.601,37 Ha atau
3% Perdagangan
3% Industri 81,60 % dari luas total wilayah Kota Surakarta
2% Tanah Kosong
6%
Tegalan (4.404,06 Ha). Lahan terbangun paling besar
9% Sawah didominasi oleh perumahan yaitu mencapai
65%
Kuburan
Lap. OR 65,2 % dari total luas wilayah. Apabila dilihat
Taman Kota
Lain-Lain pada masing-masing kecamatan, lahan
perumahan paling luas berada di wilayah
Kecamatan Banjarsari, yaitu mencapai 1042.04 Ha dan paling kecil berada pada Kecamatan
Serengan yaitu hanya seluas 230.8 Ha. Sebagai kota yang memiliki status PKN membawahi
Kawasan Andalan Subosukowonosraten, Kota Surakarta juga didukung dengan banyaknya
aktivitas perdagangan dan jasa yang mencapai 629.91 Ha atau kurang lebih 14.3% dari total
wilayah Kota Surakarta. Kegiatan perdagangan tersebut secara keruangan terletak pada 3
koridor utama yaitu Jalan Slamet Riyadi, Jalan Urip sumoharjo, Jalan Yos Sudarso, dan apabila
dilihat pada masing-masing kecamatan, Kecamatan Jebres memiliki aktivitas perdagangan
paling besar dibanding kecamatan lain karena adanya banyak aktivitas pendidikan. Lahan
Industri tersebar di seluruh kawasan di Solo tetapi ada konsentrasi di kelurahan-kelurahan
yang terletak di timur dan barat kota yaitu Pucangsawit, Semanggi, Sewu, Pajang, Kerten,
Jajar, dan Karangasem.

Peta Pengembangan Lahan Di Kota Surakarta


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai