KOPI
DI KECAMATAN LEMBANG
KABUPATEN BANDUNG BARAT
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN
SUMBER DAYA LAHAN
DOSEN PENGAMPU
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan Laporan pratikum
Sumber Daya Lahan. Pada kesempatan ini kami mengucapkan
terimakasih kepada dosen kami Bapak Prof. Dr. H. Darsihardjo, M.Si. dan
Bapak Riko Arrasyid, S.Pd., M.Pd. yang telah memberikan semangat dan
bimbingan dalam pratikum lapangan Sumber Daya Lahan.
Kami sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan dan pengetahuan. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat dan memberikan inspirasi bagi pembaca. Selanjutnya, jika
terdapat kekurangan dalam laporan ini, kami berharap kritik dan usulan
dari para pembaca.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................. 2
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... 3
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 4
1. Pendahuluan .............................................................................................................. 5
LAMPIRAN ..................................................................................................................... 24
5
1. PENDAHULUAN
Kesesuaian lahan pada tingkat Ordo berdasarkan kerangka kerja evaluasi lahan FAO
(1976) dibedakan menjadi 2 kategori yaitu :
a) Ordo S : Sesuai (Suitable)
Ordo S atau Sesuai (Suitable) adalah lahan yang dapat digunakan untuk
penggunaan tertentu secara lestari, tanpa atau sedikit resiko kerusakan
terhadap sumber daya lahannya. Penggunaan lahan tersebut akan memberi
keuntungan lebih besar daripada masukan yang diberikan.
Berdasarkan kerangka kerja evaluasi lahan FAO (1976) dikenal empat macam
klasifikasi kesesuaian lahan, yaitu :
a) Kesesuaian lahan yang bersifat kualitatif,
b) Kesesuaian lahan yang bersifat kuantitatif.
c) Kesesuaian lahan aktual,
d) Kesesuaian lahan potensial.
7
Sebelum lanjut membahas Kesesuaian Lahan pada Tingkat Kelas , dibawah ini ada
contoh tabel yang formatnya sudah sesuai dengan Kesesuaian Lahan untuk Tanaman
Kopi .
Tingkat
Kesesuaian
Kualitas/Karakteristik
Simbol S1 S2 S3 N
Lahan
(Sangat (Cukup (Sesuai (Tidak
Sesuai) Sesuai) Marginal) Sesuai)
Temperatur (t)
Ketersediaan air
- Bulan Kering
(w)
(<75mm)
- Curah hujan/ tahun(mm)
- Kelembapan (%)
Media Penakaran
Penyiapan tanah
(p)
- Konsistensi
Tingkat Bahaya Erosi
(e)
- Kemiringan Lereng (%)
Tabel 1.1
Contoh Tabel Pengisian Formulir Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kopi
Kelas keseuaian lahan, merupakan pembagian lebih lanjut dari Ordo dan
menggambarkan tingkat keseuaian dari suatu Ordo. Tingkat dalam kelas ditunjukkan
oleh angka (nomer urut) yang ditulis dibelakang symbol Ordo. Nomer urut tersebur
menunjukkan tingkatan kelas yang makin menurun dalam suatu Ordo. Jumlah kelas
yang dianjurkan adalah sebanyak tiga kelas dalam Ordo , yaitu : S1, S2, S3, dan dua
kelas dalam Ordo N, yaitu : N1 dan N2. Penjelasan secara kualitatif dari definisi dalam
pembagian kelas disajikan dalam uraian berikut :
a) Kelas S1 :
8
Kelas S1 atau Sangat Sesuai ( Highly Suitable) merupakan lahan yang tidak
mempunyai pembatas yang berat untuk penggunaan secara lestari atau hanya
mempunyai pembatas tidak berarti dan tidak berpengaruh nyata terhadap produksi
serta tidak menyebabkan kenaikan masukan yang diberikan pada umumnya.
b) Kelas S2 :
Kelas N1 atau Tidak Sesuai Saat Ini (Currently Not Suitable) merupakan lahan yang
mempunyai pembatas yang lebih berat, tapi masih mungkin untuk dibatasi, hanya
tidak dapat diperbaiki dengan tingkat pengetahuan sekarang ini dengan biaya yang
rasional, Faktor-faktor pembatasnya begitu berat sehingga menghalangi
keberhasilan penggunaan lahan yang lestari dalam jangka panjang.
e) Kelas N2 :
Subkelas adalah keadaan tingkatan dalam kelas kesesuaian lahan. Kelas kesesuaian
lahan dibedakan menjadi subkelas berdasarkan kualitas dan karakteristik lahan (sifat-
sifat tanah dan lingkungan fisik lainnya) yang menjadi factor pembatas terberat, missal
Subkelas S3rc, sesuai marginal dengan pembatas kondisi perakaran (rc=rooting
condition). Unit adalah keadaan tingkatan dalam subkelas kesesuaian lahan , yang
didasarkan pada sifat tambahan yang berpengaruh dalam pengelolaannya. Contoh
kelas S3rc1 dan S3rc2, keduanya mempunyai kelas dan subkelas yang sama dengan
factor pengambat sama yaitu kondisi perakaran terutama factor kedalaman efektif
tana, yang dibedakan ke dalam unit 1 dan unit 2. Unit 1 kedalaman efektif sedang (50-
9
75 cm), dan Unit 2 kedalaman efektif dangkal (<50 cm). Dalam praktek evaluasi lahan,
kesesuaian lahan pada kategori unit ini jarang digunakan.
2.1 Topografi
Kecamatan Lembang adalah wilayah administrasi yang berada dalam kawasan kaki
Gunung Tangkuban Perahu. Keberadaan Gunung Tangkuban Perahu sangat
mempengaruhi bentuk topografi Kecamatan Lembang. Berdasarkan data yang
didapat dari hasil survey langsung ke lapangan oleh Mahasiswa SPIG 2017 yang
mengontrak mata kuliah Sumber Daya Lahan lokasi survey Kecamatan Lembang.
Topografi yang dipertimbangkan dalam evaluasi lahan adalah bentuk wilayah (relief)
atau lereng dan ketinggian tempat di atas permukaan laut. Kelas kemiringan lereng
untuk kesesuaian lahan tanaman kopi terbagi atas 4 kelas, yaitu kelas 1 atau S1
datar (<8%), kelas 2 atau S2 landai (8-16%), kelas 3 atau S3 agak curam (16-30%)
curam (16-50%), dan kelas 4 atau N sangat curam (>30%,>50%).
Jumlah
No. Relief Kelas Lereng
Wilayah
1. Datar S1 <8% 73
2. Landai S2 8-16% 73
16-30% ; 16-
3. Agak Curam ; Curam S3 40
50%
4. Sangat Curam N >30% ; >50% 14
5. Tidak di Ketahui - - 3830
Tabel 2.1
Bentuk relief dan kelas lereng di Kecamatan Lembang
Ketinggian di atas muka laut, panjang dan derajat kemiringan lereng, posisi pada
bentangan lahan, mudah diukur dan dinilai sangat penting dalam evaluasi lahan.
Namun dalam kesesuaian tanaman terhadap ketinggian tempat berkaitan erat
dengan temperatur dan radiasi matahari. Semakin tinggi tempat di atas permukaan
laut, maka temperatur semakin menurun. Demikian pula dengan radiasi matahari
cenderung menurun dengan semakin tinggi dari permukaan laut. Untuk tanaman
kopi cocok ditanam di daerah dengan potensi rawan longsor atau erosi karena daya
tahan akarnya mampu mereduksi erosi dan sersah hasil ranting maupun daun rontok
mampu menahan kecepatan air melimpas dan menahan lama waktu tanah untuk
berinfiltrasi. Dan dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat kemiringan lereng
pada titik sampel di wilayah Kecamatan Lembang beragam tingkat kemiringannya.
11
2.2 Iklim
2.2.1 Suhu Udara
Tanaman kopi biasanya akan tumbuh dengan baik di daerah dataran tinggi
sekitar 700 meter di atas permukaan laut (dpl) dengan suhu rendah antara
15-25℃. Di indonesia kopi sangat sesuai ditanam karena indonesia
merupakan negara tropis yang dilewati oleh garis katulistiwa.
2.2.2 Curah hujan
Curah hujan yang sesuai untuk tanaman kopi adalah 1000-2500
mm/tahun, tergantung dengan jenis kopi yang ditanamnya. Cara
perhitungannya dengan merata-ratakan bulan kering 1-3 bulan dan suhu
rata-rata 15-25℃ dengan lahan kelas S1 atau S2. Semakin tinggi tempat
penanamannya maka akan mempengaruhi rasa atau karakter kopi
menjadi semakin baik.
2.2.3 Tanah
Tanaman kopi dapat menghasilkan kopi dengan baik jika ditanam pada
tanah yang sesuai yaitu yang memiliki top soil atau kandungan organik
yang tebal yang biasanya di dapatkan di dataran tinggi dengan ketebalan
kurang dari 100cm, memiliki tingkat keasaman (pH) tanah yang berkisar
5,5-6,5. Jika keadaan tanah terlalu asam bisa di tambahkan pupuk
Ca(PO)2 atau Ca(PO3)2, dan apabila pH tanah terlalu rendah bisa
ditambahkan urea.
2.3 Tanah
2.3.1 Pengertian Tanah
Tanah adalah bagian dari bumi berupa kerak yang tersusun dari bahan
organik dan mineral. Bahan organik yang terkandung dalam tanah
merupakan bahan bahan yang berasal dari tumbuhan dan makhluk hidup
yang terdekomposisi kembali kedalam tanah. Bersama dengan mineral,
bahan organik mengalami proses kimia dan fisika untuk membentuk tanah.
Bremmer menjelaskan bahwa tanah merupakan bagian permukaan kulit
bumi yang dijadikan oleh pelapukan kimia dan fisik serta kegiatan berbagai
tumbuhan dan hewan. (Brammer 1958)
12
Tabel 3.2
Persyaratan Tanaman Kopi
19
Tabel 3.3
Penilaian kesesuaian lahan untuk tanaman kopi pada SPT titik 14SMKQydAND3CH
(Keterangan: * Bila usaha perbaikan dapat dilakukan, kelas kesesuaian lahan naik satu
tingkat.)
Dari Tabel diatas, terlihat bahwa usaha perbaikan untuk menaikan kelas kesesuaian
lahan tidak dapat dilakukan karena faktor pembatas paling minimum adalah tekstur
Penyusunan arahan ini, lahan-lahan yang telah digunakan dan permanen, akan
dipertahankan selama kesesuiannya termasuk sesuai dan tidak membahayakan
keadaan lingkungan. Pada lahan yang belum digunakan secara intensif sebagai areal
pertanian, misalnya semak/belukar, hutan yang dapat dikonversi atau lahan pertanian
terlantar diarahkan sebagai areal ekstensifikasi tanaman yang sesuai (Ritung dan
Hidayat, 2003). Hasil penyusunan kesesuaian lahan terpilih/arahan penggunaaan lahan
di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, disajikan dalam tabel berikut.
21
Arahan
No Simbol Kendala pembatas
Komoditas
Cocok untuk
1 S1 Tidak ada kendala
kopi
Tidak cocok
2 N1eh Lereng dan bahaya erosi
untuk kopi
Tidak cocok
3 N2wa Curah hujan dan perairan
untuk kopi
Cocok untuk
4 S2eh Lereng dan cukup bahaya dari erosi
kopi
Cocok untuk
5 S2wa_eh Curah hujan dan lereng cukup baik
kopi
Cocok untuk
6 S3c Suhu kurang baik
kopi
Cocok untuk
7 S3eh Lereng dan bahaya erosi kurang baik
kopi
Cocok untuk
8 S3rc Tekstur tanah kurang baik
kopi
Cocok untuk
9 S3rc_eh Tekstur tanah dan lereng kurang baik
kopi
Tekstur tanah, curah hujan, dan lereng Cocok untuk
10 S3wa_rc_eh
kurang baik kopi
Tabel 3.4.1
Arahan penggunaan lahan untuk komoditas pertaian di Kecamatan Lembang
22
23
DAFTAR PUSTAKA
Aak. 1988. Budidaya tanaman kopi. Kanisius. Jakarta.
Gandhi, Ardin. 2017. Evaluasi Kesesuaian dan Kemampuan Lahan. Makasar.
Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah. Edisi ketiga. PT. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta.
233 halaman.
Mubekti. 2012. Evaluasi Karakterisasi dan Kesesuaian Lahan. Jakarta.
Rayes, M. L. 2007. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan. Penerbit Andi Yogyakarta.
Yogyakarta. 298 halaman.
Ritung, Sofyan, Wahyunto, dkk. 2007. Panduan Evaluasi Kesesuaian Lahan. Bogor : Balai
Penelitian Tanah dan World Agroforestry Centre.
Refitri, S., Sugandi, D., Jupri., Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Kopi (Coffea Sp.) Di
Kecamatan Lembang. Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus
2016
Ritung, Sofyan., Wahyunto., Agus, Fahmuddin., dan Hidayat, Hapid. 2007. Evaluasi
Kesesuaian Lahan Dengan Contoh Peta Arahan Penggunaan Lahan Kabupaten
Aceh Barat. Bogor. Balai Penelitian Tanah dan World Agroforestry Centre.
Sofyan Ritung,dkk. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan dengan Contoh peta Arahan
Penggunaan Lahan Kabupaten Aceh Barat
Tufaila, M., dan Alam, S. (2014). Agriplus. Karakteristik Tanah dan evaluasi Lahan untuk
Pengembangan Tanaman Padi Sawah di Kecamatan Oheo Kabupaten Konawe
Utara, 24(2), hlm. 184-194.
Wati,Rosma,Jurnal ilmiah. Pemanfaatan sumber daya alam di kawasan lembang,no.1.2017
https://core.ac.uk/download/pdf/12351733.pdf
http://www.academia.edu/27978462/Kesesuaian_Lahan_untuk_Tanaman_Kopi
http://www.worldagroforestry.org/downloads/Publications/PDFS/B15349.pdf
Agroklimat Tanaman Kopi oleh Maisri Paramita-Academia.edu
24
LAMPIRAN
25
26
No Nama NIM
1 Chaerunnisa Hapsari Putri 1700763
2 Dian Sobirin 1700768
3 Raihaan Muhammad Asha 1700769
4 Riza Muflich Hidayat 1700974
5 Elda Safitri Nababan 1701099
6 Alviana Ratna Malinda 1701110
7 Windha Monica 1701319
8 Galuh Widyananda 1701451
9 Rifqi Naufal 1701500
10 Muhammad Agung Fabiyanto 1704075
11 Risma Dwi Hartanti 1704150
12 Sri Risma Yulianti 1704448
13 Kalingga Fellatansyah 1704482
14 Alvin Dwi Indrawan 1704579
15 Shafira Nurpatika 1704726
16 Nabila El Safira 1704921
17 Dendi Haris Rachmanto 1705000
18 Fanny Elvira Oktaviani 1705061
19 Yaumi Khoirunnisa Binangkit 1705074
20 Recky Oktapiansyah 1705076
21 Resna Rizkiani 1705088
22 Hanifah Nurlita 1705160
23 Miftah Kurnia Hayu 1705173
24 Rizkian Fazli 1705330
25 Rezha Abdul Shalam 1705386
26 Hendri Ahmad Mursid 1705500
27 Muhammad Fadhil Nurjaelani 1707871
28 Rizfy Riadhi Abdillah 1708043
29 Mochammad Rizky Miftah Fauzan 1708045
30 M. Mujahid Aditya Fidera 1708051
31 Farah Nadhilah 1708053
32 Juan Andrian 1708054
33 Anisa Dalilah 1708058
34 Helgiana Rukmana 1708066
35 Ariva Mochammad Fauzan 1708069
36 Dara Ayu Alifah Adawiyah 1708077
37 Jody Primajaka 1708080
38 Alwy Muhamad Sofyan 1708082
39 Riko Danar Dwi Saputra 1708096
40 Mochammad Rama Primadhani 1708099
41 Chaerunnisa Jaenuddin 1708104
42 Anindhita Ratriandari Savira Salsabila 1708111
43 Muhammad Rifqi Fakrizaman 1708106