Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISA TANAH

DISUSUN OLEH:
Nama : NUR AQIL FACHRI
Stambuk : 09320230133
Kelas/Kelompok : C4/4
Asisten

(Nurul Makka Mustafa, S.T)

LABORATORIUM KIMIA DASAR


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah mempunyai kedudukan yang penting bagi bangsa Indonesia.


Tanah dan masyarakat saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan.
Pentingnya tanah dalam kehidupan manusia dapat dilihat dimana tidakhanya
dalam hidupnya saat matipun manusia masih membutuhkan tanah.
Aset Negara Indonesia yang penting dan mendasar adalah Tanah, dan tak
dapat dipungkiri diatas tanah lah berkembangnya Negara dan bangsa.
Masyarakat Indonesia memposisikan tanah pada kedudukan dan dalam
produktivitas agrarian tanah adalah faktor pendukung utama. Kelebihan dari
tanah dilihat dari harga tanah yang terus meningkat dan mudah dijual dan
dapat dijadikan objek jaminan bagi perjanjian kredit. Saat ini banyak sekali
terdapat tanah ulayat yang diperjual belikan dengan berbagai alasan, dan
sudah tidak mengacu lagi kepada ketentuan adat.
Hukum agraria yang berlaku atas bumi, air dan ruang angkasa ialah
hukum adat, sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan nasional dan
negara, yang berdasarkan atas persatuan bangsa dengan sosialisme Indonesia
serta dengan peraturan perundang-undangan yang tercantum dalam undang-
undang ini dengan peraturan perundang-undangan lainnya. Segala sesuatu
dengan mengindahkan unsur-unsur yang bersandar pada hukum agama.
(Undang-Undang Nomor 50 Tahun 1960)
Poligon gaya merupakan metode pengukuran dengan rangkaian segi
banyak. Dalam menentukan suatu posisi atau titik yang dapat diketahui kecil
besarnya dengan menghitung dari pengukuran arah, sudut, dan jarak. Hasil
pengukuran ini digunakan sebagai kerangka pemetaan. Kerangkadasar adalah
sejumlah titik yang diketahui koordinatnya dalam sistem tertentu yang
fungsinya sebagai pengikat ukuran Analisis karakteristik kimia tanah
menggunakan kriteria penilaian status kimia tanah, (Wulandari et al., 2020)
1.2 Tujuan Percobaan
a. Mengetahui pH tanah
b. Untuk mengetahui adanya SO4 , CI , dan NH4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Tanah

Menururt Hardjowigeno (2018), tanah yang telah berkembang


mempunyai sifat yang berbeda-benda meliputi perbedaan sifat profil tanah
seperti jenis dan susunan horizon, kedalaman solum tanah, kandungan bahan
organik dan liat, kandungan air, dan sebagainya. Pengambilan contoh tanah
merupakan tahapan penting untuk penetapan sifat-sifat fisik tanah di
laboratorium. Prinsipnya, hasil analisis sifat-sifat tanah di laboratoriumharus
dapat menggambarkan keadaan sesungguhnya sifat fisik tanah dilapangan.
Tanah merupakan salah satu media tumbuh tanaman, baik tanaman semusim
maupun tanaman tahunan untuk kemaslahatan manusia dan makhluk hidup
lainnya.
Sifat-sifat fisik tanah yang dapat ditetapkan di laboratorium mencakup
berat volume (BV), berat jenis partikel (PD = u), tekstur tanah,
permeabilitas tanah, stabilitas agregat tanah, distribusi ukuran pori tanah
termasuk ruang pori total (RPT), pori drainase, pori air tersedia, kadarair
tanah, kadar air tanah optimum untuk pengolahan, plastisitas tanah,
pengembangan atau perngerutan tanah (COLE = coefficient of linier
extensibility) dan ketahanan geser tanah.
Poligon gaya merupakan metode pengukuran dengan rangkaian segi
banyak dalam menentukan suatu posisi atau titik yang dapat diketahui kecil
besarnya dengan menghitung dari pengukuran arah, sudut, dan jarak. Hasil
pengukuran ini digunakan sebagai kerangka pemetaan. Kerangka dasar
adalah sejumlah titik yang diketahui koordinatnya dalam sistem tertentu
yang fungsinya sebagai pengikat ukuran, polygon gaya digunakan untuk
menganalisis dan memvisualisasikan bagaimana gaya gay aini berinteraksi
dalam suatu situasi tertentu. (Wulandari et al., 2020)
Tanah merupakan lapisan permukaaan bumi yang secara fisik berfungsi
sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya perkara penopang tumbuh
tegaknya tanaman dan penyuplai kebutuhan air dan udara. Secara kimiawi
berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik
dan anorganik sederhana) dan unsur-unsur esensial. Sedangkan biologis
berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam
penyediaan harta dan zat-zat adiktif bagi tanaman. Ketiga hal tersebut secara
integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomas
dan produksi bagia tanaman.
Tanah memiliki arti penting dalam bidang pertanian, yaitu sebagai media
tumbuh kembang tanaman. Komposisi utama tanah antara lain bahan organik,
mineral, air, dan udara. Bahan organik tanah merupakan material organik yang
mengandung karbon sebagai sumber makanan dari mikroorganisme di dalam
tanah, yang terjadi melalui reaksi-reaksi kimia. Sedangkan material penting di
dalam tanah antara lain Fosfor (P), Kalsium (Ca), Natrium (Na), Kalium (K),
dan sebagainya.
Kesuburan tanah dipengaruhi oleh sifat fisika, kimia, dan biologis
tanah, Sifat fisika tanah di antaranya adalah tekstur, struktur, dan
permeabilitas tanah. Sedangkan sifat kimia tanah adalah pH dan kandungan
unsur hara (karbon organik, fosfor, nitrogen, kalium, dan sebagainya). Sifat
biologis tanah menyangkut kandungan mikroorganisme pengurai di dalam
tanah. Pada tanah mineral juga memiliki karakteristik kandungan bahan
organic yang rendah dan kelarutan AI yang tinggi yang berpotensi meracuni
tanaman. Di daerah-daerah dengan lahan gambut yang luas, tanah gambut
berpeluang untuk dimanfaatkan sebagai media semai alternatif yang cukup
baik untuk digunakan bagi petani (Indis et al., 2022).
Prinsip analisis tanah dapat dilihat dalam arti sempit dan juga secara
luas. Secara sempit (mikro) yaitu prinsip yang hanya menentukan status hara.
Sedangkan secara luas (makro) yaitu meliputi interpretasi, evaluasi, dan
rekomendasi pemupukan, pertimbangan lainnya. Analisis (jaringan) tanaman
di perlukan untuk penelitian untuk respon pemupukan, diagnosis penyakit
yang di sebabkan kekahatan atau keracunan unsur, dan rekomendasi
pemupukan pada tanah.

2.2 Analisis Kadar Air

Hasil rata-rata analisa kadar air pada contoh tanah dengan kode 66, 67,
dan 115 berturut turut adalah 11,65%; 6,62%; dan 8,25%. Kadar air tanah
dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya kemiringan, pori-pori, tekstur,
dan bahan organik mudah lapuk. Tanah dengan posisi landai, memiliki kadar
air yang lebih tinggi, karena dapat menampung curah hujan yang lebih banyak
dari pada tanah dengan posisi miring.
Pori-pori tanah mempengaruhi laju pergerakan air dan kemampuan
untuk menyerap air. Tanah dengan jenis makro pori dan meso pori memliki
pergerakan air yang lebih cepat dan dapat menyerap air lebih banyak daripada
tanah mikro pori Tekstur tanah yang kasar memiliki kemampuan menyerap
air lebih kecil dari pada tekstur tanah halus, sehingga tanah berpasir memiliki
kadar air lebih rendah daripada tanah liat dan lempung Kandungan bahan
organik mudah lapuk seperti dedaunan dan kayu-kayuan juga mempengaruhi
kadar air tanah. Semakin banyak bahan organik mudah lapuk, dapat
meningkatkan kadar air tanah (Indis et al., 2022).

2.3 pH Muatan dalam tanah

Pori-pori tanah mempengaruhi laju pergerakan air dan kemampuan


untuk menyerap air. Tanah dengan jenis makro pori dan meso pori memliki
pergerakan air yang lebih cepat dan dapat menyerap air lebih banyak daripada
tanah mikro pori Tekstur tanah yang kasar memiliki kemampuan menyerap
air lebih kecil dari pada tekstur tanah halus, sehingga tanah berpasir memiliki
kadar air lebih rendah daripada tanah liat dan lempung Kandungan bahan
organik mudah lapuk seperti dedaunan dan kayu-kayuan juga mempengaruhi
kadar air tanah. Semakin banyak bahan organik mudah lapuk, dapat
meningkatkan kadar air tanah. pH tanah atau tepatnya pH larutan tanah sangat
penting karena larutan tanah mengandung unsur hara seperti nitrogen (N),
Potassium/kalium (k), dan pospor (p) dimana tanaman membutuhkan dalam
jumlah g tertentu untuk tumbuh berkembang dan bertahan terhadap penyakit.
Jika pH larutan tanah meningkat hingga diatas 5,5 nitrogen (dalam bentuk
nitrat) menjadi tersedia bagi tanaman. Disisi lain pospor akan tersedia bagi
tanaman pada pH 6,0 hingga 7,0.
Jika larutan tanah terlalu masam, tanaman tidak dapa dimanfaatkan
N,P,K dan zat hara lain yang di butuhkan . Pada tanah masam, tanaman
mempunyai kemungkinan yang besar untuk teracuni logam berat yang pada
akhirnya dapat mati karena keracunan tersebut. Jika tanah terlalu masam oleh
karena penggunaan pestisida, herbbsida, dan fungsida tidak akan terabsorbsi
dan justru akan meracuni air tanah serta air-air pada aliran permukaan

2.4 Analisis Karbon Organik

Menurut Saidy (2018) kadar minimum karbon organik tanah yang baik
untuk kesuburan tanah adalah 2%. Tanah yang memiliki kadar karbon organik
dibawah 2% mengalami penurunan kemantapan agregat tanah, yang
mengakibatkan penurunan tingkat kesuburan tanah. Hasil rata-rata analisa
kadar karbon organik pada penelitian ini untuk contoh tanah dengan kode 66,
67, dan 115 berturut turut adalah 0,95% (rendah), 1,43% (rendah) dan 0,93%
(rendah). Kadar karbon organik memiliki nilai kriteria rendah dengan nilai 1–
2%, kriteria sedang 2–3%, dan kriteria tinggi 3–5 % Karbon organik tanah
terbentuk melalui beberapa hapan dekomposisi dari bahan organik. Kadar
karbon organik tanah dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal seperti, curah
hujan, jenis tanah, suhu, pengelolaan tanah, bahan organik (biomasa), dan
kandungan CO2 di atmosfer Tanah dengan kadar karbon organik rendah pada
umumnya mengalami penurunan kualitas dan dan memerlukan rehabilitasi
dengan cara menambahkan bahan organik dari biomassa atau dari pupuk
organik secara berkala, sesuai dengan dosis atau kebutuhan dari tanaman yang
ditanam di atas tanah tersebut. Hal ini dapat dikaitkan dengan lebih banyak
sedimen dengan stabilitas agregat tanah yang lebih rendah sehingga pada tanah
yang curah hujannya cukup tinggi, lapisan tanah menjadi lebih mudah tererosi
dan meningkatnya unsur hara (Indis et al., 2022)

2.5 Kejenuhan Basa (KB) Tanah


Kondisi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, kondisi
tersebut disebabkan karena lapisan ini mengandung bahan organik yang
cukup tinggi pada permukaan tanah yang tercampur dengan bahan mineral
tanah dan mengalami penguraian oleh mikroba yang mengakibatkan
terbentuknya asam sulfida dan asam nitrat. Hal ini sesuai dengan pendapat
Hakim, dkk. (1986), bahwa rombakan organik diserang oleh sebagian besar
mikroorganisme yang diantara hasil metabolisme akhirnya adalah asam
organik dan bahan organik yang banyak. Bila asam ini sampai kebagian
mineral dalam tanah, mereka tidak memberikan H tetapi menggantikan basa
dan meningkatkan kemasaman tanah. Hal ini juga disebabkan jumlah ion H
dalam tanah tersebut lebih banyak dibandingkan jumlah OH. Hal ini sesuai
dengan pendapat Hardjowigeno, S. (1992), bahwa pH tanah yang rendah dan
tinggi dipengaruhi oleh adanya perbedaan kandungan ion H+ dan ion OH-,
dimana jumlah ion H+ dan ion OH- juga menentukan kemasaman suatu tanah.
Jika jumlah ion H+ lebih tinggi dari jumlah ion OH- maka tanah akan bersifat
masam dan sebaliknya jika jumlah ion OH- lebih besar daripada ion H+ maka
tanah akan bersifat basa.

2.6 Kandungan Fosfor Tanah


Tanaman sangat membutuhkan fosfor untuk tumbuh. Tanaman
menyerap P dalam bentuk ortofosfat primer (H2PO4) dan sebagian kecil
dalam bentuk ortofosfet sekunder (HPO4) . Bentuk P dalam tanah dapat dibagi
dalam dua kategori, yaitu organik dan anorganik. Bentuk P tersebut sangat
bervariasi. Nilai P-organik antara 5-80% ai pH tanah. Fosfor sebagian besar
berasal dari pelapukan batuan mineral alami, sisanya berasal dari pelapukan
bahan organic Tanaman sangat membutuhkan fosfor untuk pertumbuhannya.
Akan tetapi, ketersediaan fosfat yang dapat diserap oleh tanaman di dalam
dikarenakan dalam tanah sangatlah rendah. (Nia Dhasa and Mutiara, 2019)
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat

Gambar 3.1 Tabung Reaksi Gambar 3.2 Corong Gambar 3.3 Gelas Piala

Gambar 3.4 Erlen Meyer Gambar 3.5 Gelas Ukur Gambar 3.6 Pipet Tetes

Gambar 3.7 Batang Pengaduk Gambar 3.8 Pipet Volume


3.2 Bahan
a. Tanah
b. Pereaksi Nessler
c. BaCl2
d. Aquadest
e. Ammonium Asetat pH 4,8
f. AgNO3
g. HCl (Asam Klorida)
h. Kertas Saring

3.3 Cara Kerja

A. pH Tanah
Menimbang 5 gram tanah dan masukkan kedalam gelas piala, lalu
tambahkan 50 ml aquadest, kemudian diaduk dan diamkan selama 15 menit
(tiap 5 menit aduk lalu didiamkan lagi) selanjutnya saring dan menghasilkan
filtrate, lalu filtrate itu digunakan untuk menentukan pH, setelah itu kami
menyiapkan 7 tabung reaksi dan masing masing tabung itu di tambahkan
filtrate sebanyak 2 mL dan 7 indikator itu meliputi : MV (Metil Violet), MO
(Metil Orange), MM (Metil Merah), BTB (Brontygmul), PP (Phenol
Phytalen), AI (Alizarin S) dan KT (Kuning Titan). Setelah menambahkan 7
indikator tersebut amati filtrate pada tabung reaksi yang sudah diberi 7
indikator apakah ada perubahan atau tidak ada.
B. Identifikasi SO42- ,Cl- dan NH4
Pertama-tama kami melakukan prosedur yang sama dengan prosedur
penentuan pH tanah. Kami mengganti aquadest dengan ammonium asetat
pH 4,8, kemudian menyiapkan 4 tabung reaksi dan masing masing tabung
di tambahkan 2 mL filtrate. Tabung pertama Na2CO3 ,tabung kedua
ditambahkan HCl + BaCl2 , tabung ketiga AgNO3 dan tabung ke empat di
tambahkan pereaksi nesler. Setelah itu kami mengamati dan mencatat
perubahan yang terjadi.
BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan


a. pH Tanah
Tabel 4.1 Data Pengamatan
No Indikator Pengamatan (warna)
1. MV (Metil Violet) Violet
2. MO (Metil Orange) Orange
3. MM (Metil Merah) Kuning
4. BTB (Brontygmul) Hijau
5. PP (Phenol Phytalen) Tidak Berwarna
6. AI (Alizarin S) Merah Muda
7. KT (Kuning Titan) Kuning

b. Identifikasi SO42- dan Cl- , dan NH4+

Tabel 4.2 Data Pengamatan


No. Filtrat + Senyawa Keterangan Pengamatan
1. Filtrat + Na2CO3 Terjadi perubahan warna Tidak ada SO42-
2. Filtrat HCl + Tidak ada perubahan Tidak ada Cl-
BaCl2
3. Filtrat + AgNO3 Terdapat Endapan Terdapat Cl-

4. Filtrat + Pereaksi Terjadi Perubahan warna Terdapat NH4+


Nessler
4.2 Grafik

4.3 Perhitungan
6,6+8,3
𝑝𝑜𝐻 = 2
14,9
= 2

= 7,45
pH = 14-7,45
pH = 6,55
4.4 Pembahasan
Berdasarkan hasil percobaan pH tanah dengan beberapa indikator hasil yang
kami temukan pada tanah tersebut yaitu 6,55. Dengan hasil pH tersebut dapat
kami simpulkan tanah tersebut bersifat masam dan baik digunakan untuk
bercocok tanam. Pemahaman tentang pH tanah sangat penting dalam pertanian
dan kebun karena pH tanah yang baik dapat meningkatkan produktivitas
tanaman dan kualitas hasil panen Kondisi pH tanah ini masih bisa berubah jika
kondisi cuaca tidak menentu atau terjadinya perubahan iklim.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil praktikum dan perhitungan dapat disimpulkan bahwa Dalam


menentukan pH tanah bahan tambahan dengan tanah tersebut harus memakai
aquadest dan 7 indikator. 7 indikator tersebut meliputi : MV (Metil Violet), MO
(Metil Orange), MM (Metil Merah), BTB (Brontygmul), PP (Phenol Phytalen),
AI (Alizarin S) dan KT (Kuning Titan). Sedangkan dalam identifikasi SO42- ,
Cl- NH4+ bahan tambahannya berupa ammonium asetat dengan pH asam 4,8
, filtraite dan 4 indikator yang di tambahkan masing masing pada 4 tabung reaksi
seperti Na2CO3, HCl + BaCl2 , AgNO3 , dan Pereaksi Nessler , Untuk
mengetahui apakah tanah tersebut ada perubahan warna , terjadi endapan , atau
sama sekali tidak ada perubahan.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Untuk Laboratorium

Sebaiknya bahan atau alat - alat lebih di lengkapi , serta pendingin


pada laboratorium agar praktikan dapat lebih nyaman menjalankan
praktikumnya.
5.2.2 Saran Untuk Asisten
Sebaiknya asisten dapat lebih baik dalam mengajarkan hal- hal apa
saja yang akan di lakukan sebelum dan sesudah melakukan percobaann
seperti prosedur kerja dan membuat laporan.
5.2.3 Saran untuk Praktikan
Untuk praktikan dapat lebih disiplin, lebih menghargai waktu, serta
mendengar apabila ada hal-hal yang di beritahu oleh asisten agar saat
ingin melakukan praktikum tidak mengalami kebingungan.
AYAT YANG BERHUBUNGAN
Artinya:
“Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin
Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh
merana. Demikianlah kami mengulangi tanda–tanda kebesaran (Kami)
bagi orang – orang yang bersyukur” (Q.S Al – A’araff (7) : 58)
DAFTAR PUSTAKA
Alfiyah, F., Nurgroho, Y., dan Rudy, G.S (2018). PENGARUH KELAS LERENG
DANTUTUPAN LAHAN TERHADAP SOLUM TANAH, KEDALAMAN
EFEKTIF
AKAR DAN PH TANAH. Jurnal Sylva Scienteae, 3(3), 499.

Nia Dhasa, A., Mutiara, C., 2019. Analisis Kandungan Fosfor Pada Tanah Sawah
Dan Beras Di Desa Woloau Kecamatan Maurolekabupatenende.Agrica12,34–
42. Https://Doi.Org/10.37478/Agr.V12i1.10
Nopsagiarti, T., Okalia, D., Marlina, G., 2020. Analisis C-Organik, Nitrogen Dan
C/N Tanah Pada Lahan Agrowisata Beken Jaya 5.
DOKUMENTASI KEGIATAN

ANALISA TANAH
C4/4

Anda mungkin juga menyukai