Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

PROFIL TANAH POLBANGTAN MEDAN

Diajukan Sebagai
Tugas Mata Kuliah Analisa Lahan Perkebunan

Disusun Oleh :

APRILLA ANANDA SIREGAR NIM:01.04.23.38


ARDIYANSYAH SITUMORANG NIM:01.04.23.382
MIA ZEFANYA MARBUN NIM: 01.04.23.396
SITI SARIFAH NIM: 01.04.23.401
TOMI PRIKSON PANGGABEAN NIM: 01.04.23.402
HARIS ALIFFANSYA LUKMANA NIM: 01.04.23.386

Dosen Mata Kuliah Analisa Lahan Perkebunan :

SILVIA NORA, SP.,MP


HADI WIJOYO, SP.,MP
RAHMATIA HARAHAP, S. Si

PROGRAM STUDI
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN
JURUSAN PERKEBUNAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Laporan Hasil Percobaan
Praktikum Profil Tanah” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Analisa Lahan Perkebunan/Plantation Analysis. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Profil Tanah bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen pengampu mata kuliah Analisa Lahan
Perkebunan/Plantation Analysis yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan
semua, terimakasih atas bantuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini.

Penulis menyadari, tugas yang penulis tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat
tumbuh dan berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan
menyuplai kebutuhan air dan udara,secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan
penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur unsur
esensial),dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang
berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat zat aditif (pemacu
tumbuh,proteksi)bagi tanaman (Hanafiah,2004).
Tanah berasal dari pelapukan bebatuan dengan bantuan tanaman dan organisme
membentuk tubuh unik yang menyelimuti lapisan batuan. Proses pembentukan tanah
dikenal sebagai pedogenesis. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam
yang terdiri atas lapisan lapisan atau disebut sebagai horizon. Setiap horizon dapat
menceritakan asal dan proses proses kimia,fisika dan biologi yang telah dilalui tubuh
tanah tersebut (Purwowidodo, 1991).
Tanah sebagai media tumbuh mempunyai empat fumgsi utama,yaitu sebagai tempat
tumbuh dan berkembangnya perakaran,penyedia kebutuhan primer tanaman untuk
melakukan aktivitas metabolismenya baik selama pertumbuhan maupun untuk
berproduksi,penyedia kebutuhan sekunder tanaman yang berfungsi dalam menunjang
aktivitasnya supaya berlangsung optimum,dan habitat biota tanah baik yang berdampak
positif (Hanafiah,2004).
Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah,dibuat dengan cara
menggali lubang dengan ukuran (panjang dan lebar) tertentu dan kedalaman yang tertentu
pula sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan penelitiannya (Sutejo &
Kartasapoerta,1991).
Berdasarkan uraian di atas maka, perlu dilakukan pengamatan profil tanah dalam
Langkah awal penelitiannya dan pengamatan terhadap tanah.Dari pengambilan sampel
tanah yang dilakukan pada berbagai lapisan tanah tersebut kita dapat mengetahui
karakteristik tanah,tekstur,struktur,ordo,warna,dan pH tanah.

1.2 Tujuan Dan Kegunaan


Tujuan diadakannya praktikum ini adalah untuk mengenal dan mengetahui sifat-sifat
fisik dan kimia pada tanah yang meliputi tekstur,struktur,warna,pH dan kedalaman
lapisan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan manfaat dari praktikum ini adalah
sebagai bahan informasi dan merupakan bahan perbandingan antara materi kuliah dan
praktikum yang dilakukan di lapangan.
Kegunaan praktikum ini untuk membantu kita dalam memperoleh gambaran tentang
sifat sifat tanah,terutama yang erat kaitannya dengan pertumbuhan tanaman dan dengan
pencandraan itu akan memungkinkan kita lebih mengetahui tentang sifat dari tiap horizo
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1PROFIL TANAH

Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat dengan cara
menggali lubang dengan ukuran (panjang dan lebar) tertentu dan kedalaman yang tertentu
pula sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan penelitiaanya ( Sutejo & Kartasapoerta
1991 ).
Profil tanah adalah representasi integral dari karakteristik fisik dan kimia suatu lahan,
mencakup lapisan-lapisan tanah dan propertinya yang mendalam. Penelitian ini
mengeksplorasi diversitas profil tanah dengan fokus pada tekstur, struktur, kandungan
mineral, serta sifat kimia yang memengaruhi produktivitas lahan pertanian. Melibatkan
analisis laboratorium dan pemetaan lapangan, penelitian ini mengidentifikasi hubungan
antara jenis tanah dan kondisi lingkungan lokal. Dengan memahami profil tanah, kita
dapat merancang praktik pertanian yang lebih efektif dan berkelanjutan, serta
mengantisipasi dampak perubahan iklim terhadap kesehatan tanah. Studi ini memberikan
wawasan mendalam tentang kompleksitas interaksi antara faktor geologis, iklim, dan
aktivitas manusia dalam membentuk keragaman profi tanah di berbagai konteks ekologi.
Pada suatu profil tanah yang lengkap dapat kita lihat beberapa lapisan yang
membentuk tanah. Adanya lapisan-lapisan dalam tanah ini karena berlangsungnya
perombakan yang tidak sama. Lain halnya pada tanah yang tergolong entisol, disini
lapisan-lapisan merupakan hasil penimbunan bahan yang berasal dari tempat lain.
Lapisan-lapisan yang terbentuk sebagaimana kita lihat pada profil tanah dapat dikatakan
tidak selamanya tegas dan nyata sehingga kerap kali batas-batasnya agak kabur dan
kejadian demikian akan menyulitkan dalam penelitian (Sutejo & Kartasapoetra, 1991).

II.2 Sifat-Sifat Tanah

2.2.1 Sifat Fisik Tanah

1. Tekstur
Ukuran relative partikel tanah dinyatakan dalam istilah tekstur,yang mengacu
pada kehlusan atau kekasaran tanah. Lebih khasnya, tekstur adalah perbandingan
relative pasir,debuu,dan tanah liat. Laju dan berpa jauh berbagai reaksi fisika dan
kimia penting dalam pertumbuhan tanaman diatur oleh tekstur karena tekstur ini
menentukan jumlah permukaan tempat terjadinya reaksi (Tan, 1992).

2. Struktur
Menurut Utomo (1985), struktur merupakan susunan partikel-partikel dalam tanah
yang membentuk agregat-agregat serta agregat satu dengan yang lainnya dibatasi
oleh bidang alami yang lemah. Struktur tanah sangat dipengaruhi oleh perubahan
iklim, aktivitas biologi, dan proses pengolahan tanah dan sangat pekat terhadap
gaya-gaya perusak mekanis dan fisika-kimia.

3. Porositas
Porositas adalah total pori dalam tanah yaitu ruang dalam tanah yang ditempati
oleh air dan udara. Pada keadaan basah seluruh pori baik makro, meso, maupun
mikro terisi oleh air, pada keadaan kering pori makro dan sebagian pori mesoterisi
oleh udara. Porositas perlu diketahui karena merupakan gambaran aerasi dan
drainase tanah (Foth, 1994).

4. Suhu
Suhu tanah demikian berpengaruh pada tanaman, pengukuran biasanya dilakukan
pada kedalam 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm dan 100 cm. Pengaruh suhu tanah
terhadap tanaman yaitu pada perkecambahan biji, pada akti'asi mikroorganisme,
dan perkembangan penyakit tanaman. Faktor pengaruh suhu tanah yaitu faktor
luar (eksternal) dan faktor dalam(internal). Faktor eksternal yaitu radiasi matahari
keawanan,curah hujan,angin dan kelembapan udara sedangkan faktor internal
yaitu tekstur tanah, struktur dan kadar air tanah, kandungan bahan organik dan
warnatanah (Ance, 1986).

5. Warna Tanah
Warna tanah yang sering kita jumpai adalah warna kuning, merah, coklat,
putih,dan hitam serta warna-warna tanah di antara warna-warna tersebut,
sedangkan yang berwarna hijau dan lembayung jarang sekali ditemui. Warna
tanah itu tidak murni, dalam suatu warna coklat misalnya, di sana sini sering
terdapat tambahan berupa kumpulan titik dan corengan merah, kuning, atau warna
gelap (hitam). Warna coklat merupakan warna dasar, sedangkan warna merah,
kuning, ataupunhitam merupakan warna noda atau warna bercak (Kohnke,1968).

2.2.2 Sifat Kimia Tanah

1. Derajat Kemasaman Tanah (pH)


pH tanah merupakan tingkat keasaman atau kebasaan suatu benda yang diukur
dengan skala pH antara 0 hingga 14. pH tanah dijelaskan dengan menggunakan
metode pH meter, pH tanah adalah tingkat keasaman atau kebasaan suatu benda
yang diukur dengan skala pH antar 0 hingga 14. Skala pH ini terbalik, artinya
tanah yang sangat masam memiliki nilai pH yang rendah dan konsentrasi ion
hidrogen yang tinggi. Di sisi lain, pada nilai pH tinggi (basa), konsentrasi ion
hidrogen menurun. Sebagian tanh memiliki nilai pH antara 3,5 dan 10. Di daerah
yang lembab, pH alami tanah biasanya antara 5 dan 7, sedangkan di daerah yang
lebih kering dapat bervariasi dari 6,5 hingga 9.Salah satu metode yang paling tepat
untuk memperoleh informasi mengenai tingkat keasaman tanah, atau pH, adalah
melalui penggunaan pH meter. Namun sayangnya, banyak petani tidak memiliki
akses langsung ke pH meter atau mungkin tidak memiliki anggaran untuk
membelinya. Pada kenyataannya, pemahaman tingkat keasaman tanah memegang
peranan penting dalam keberhasilan pertanian

2.2.3 Bulk Density, Partikel Density, VRP (Volume Ruang Pori), & TRP (Total Ruang
Pori)

1. Bulk Density
Densitas keseluruhan (bulk density) adalah massa dari kumpulan suatu partikel
padatan di sebuah wadah dibagi dengan volume dari wadah tersebut. Itu tergantung
pada densitas sejati, ukuran partikel, dan distribusi ukuran, bentuk partikel, kadar air
permukaan, dan tingkat kekompakan. Bulk density merupakan berat suatu massa
tanah per satuan volume tertentu. Volume tanah adalah volume kepadatan tanah
termasuk pori-pori tanah. Tanah yang lebih padat mempunyai bulk density yang lebih
besar dari tanah yang sama tetapi kurang padat. pada umumnya tanah lapisan atas
pada tanah mineral mempunyai nilai bulk density yang lebih rendah dibandingkan
dengan tanah dibawahnya. Tujuan penelitian ini adalah Bulk density adalah untuk
mengetahui berat jenis atau Bulk density pada lahan terbuka.

Menghitung bulk density tanah memiliki banyak manfaat, terutama dalam bidang
pertanian, rekayasa sipil, dan lingkungan hidup. Beberapa manfaatnya antara lain:

 Menentukan ketersediaan air dan unsur hara di dalam tanah


 Menentukan kekuatan dan stabilitas bangunan atau konstruksi yang dibangun
di atas tanah
 Menentukan tingkat erosi dan degradasi tanah
 Menentukan kapasitas tanah untuk menyimpan karbon organik

2. Partikel Density
Densitas partikel (particle density) adalah bobot dari satuan volume dari suatu
padatan, termasuk pori dan retakan .Partikel density adalah ukuran yang
digunakan untuk menentukan jumlah partikel yang terkandung dalam volume
tertentu. Partikel dapat merujuk pada benda padat atau cair, dan density
menggambarkan seberapa padat partikel-partikel tersebut terkumpul dalam suatu
ruang. Partikel density diukur dengan berbagai metode, tergantung pada jenis
partikel yang diamati. Untuk partikel padat, metode umum yang digunakan adalah
mengukur massa partikel dan membaginya dengan volume yang ditempatinya.
Sementara itu, untuk partikel cair, metode yang umum digunakan adalah
mengukur massa jenis cairan dan memperoleh density partikel dengan
memperhitungkan volume partikel yang tersuspensi dalam cairan.

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi partikel density, antara lain:

 Ukuran Partikel: Semakin kecil ukuran partikel, semakin tinggi


densitynya.
 Bentuk Partikel: Bentuk partikel juga dapat mempengaruhi densitynya.
Partikel dengan bentuk yang lebih padat cenderung memiliki densitas yang
lebih tinggi.
 Komposisi Kimia: Komposisi kimia partikel juga dapat mempengaruhi
densitynya. Partikel dengan komposisi yang lebih padat akan memiliki
densitas yang lebih tinggi.
 Kondisi Fisik: Kondisi fisik seperti suhu dan tekanan juga dapat
mempengaruhi density partikel. Peningkatan suhu biasanya akan
mengurangi densitas partikel.

3. VRP (Volume Ruang Pori) & TRP (Total Ruang Pori)


Kerapatan ruang pori adalah bobot kering, suatu isi tanah dalam keadaan utuh
yang dinyatakan dalam g/cm3. Isi tanah terdiri dari bahan padatan dan isi ruangan
diantaranya. Bagian isi tanah yang tidak berisi oleh bahan padat, baik bahan mineral
maupun bahan organik disebut ruang pori tanah. Ruang pori tanah adalah isi seluruh
pori-pori dalam suatu isi tanah yang utuh yang dinyatakan dalam persen, yang terdiri
atas ruang diantara zarah pasir (sand), debu (silt), liat (clay) serta ruang diantara
agregat-agregat tanah. Pori tanah adalah ruang-ruang yang terletak antara padatan
bahan tanah. Pori tanah diklasifikasikan berdasar pada ukuran yang setara ruang antar
bahan padat tanah. Pengklasifikasian pori tanah dapat dilaksanakan dengan
menganggap pori tanah ini sebagai badan tunggal di dalam tubuh tanah. Antar
poribesar berukuran setara akan dihubungkan oleh sekumpulan pori-pori berukuran
sangat kecil. Pada susunan padat sederhana butiran pasir, dengan pori yang berbentuk
dan berukuran serupa, saling berhubungan, maka bidang kerut-tegas yang terlihat
dianggap sabagai batas dari suatu pori.
Pori dengan O < 30 mikron berperan penting bagi jasad renik tanah dan
tanaman, pori dengan O 30-100 mikron penting pada fenomena pergantian udara
tanah dan cadangan untuk transpot dan pengagihan air tanah, dan pori dengan O >
100 mikron berperan besar dalam mempercepat laju penetrasi udara ke bagian tubuh
tanah sebelah dalam, serta mempercepat pelaluan air.

4. PUTK (Praktek Uji Tanah Kering)

PUTK adalah alat bantu analisis hara tanah di lapangan.


 Satu paket terdiri atas: larutan ekstraksi P, K, bahan organik, pH dan kebutuhan
kapur; bagan warna; buku petunjuk, dan tas.
 Per paket dapat menganalisis sebanyak ± 50 contoh.
MANFAAT:
 Dapat menilai status C-organik, P, K, pH dan kebutuhan kapur tanah kering.
 Dapat menetapkan dosis rekomendasi pupuk P, K, bahan org dan kapur untuk
tanaman jagung, kedele & padi gogo.
 Pemberian pupuk lebih efektif dan efisien (menghemat pupuk dan menghindari
pencemaran.
Prinsip Kerja Perangkat Uji Tanah
 Mengekstrak hara tanah
 Mengekstrak hara tanah (N, P & K) yang berada dalam larutan tanah. Hara ini
dapat digunakan/diserap langsung oleh tanaman.
 Mengukur kadar hara
 Pengukuran dilakukan dengan metode pewarnaan (kolorimetri), hasil
pengukuran bersifat semi kuantitatif. Digolongkan menjadi kelas Rendah,
Sedang, dan tinggi.
Untuk memahami penggunaan unsur tanah P (Fosfor), K (Kalium). Dan
unsur hara Organik dalam Perkebunan, bisa melibatkan penggunaan pupuk.
Pupuk fosfor umumnya digyunakan untuk meningkatkan pertumbuhan akar
tanaman, sedangkan pupuk kalium mendukung perkembangan buah dan kekuatan
batang. Unsur hara organic, seperti karbon (C) dalam bahan organic sepertio
kompos, memperbaiki struktur tanah, dan menyediakan nutrisi secara bertahap.
Oleh karna itu, penting dalam melakukan praktikum dengan alat PUTK
tersebut dalam menentukan atau melihat unsur yang terkandung dalam tanah,
sehingga dapat mengetahui kelayakan atau kandungan unsur P, K dan C-Organik
pada tanah tersebut yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuihan tanaman.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

III.1 Alat, Bahan & Prosedur Kerja


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
a. Pengamatan Ordo Tanah
 Alat :
 Cangkul
 Meteran
 Plastik
 Ember
 Tembelan
 Bahan
 Tanah

 Prosedur Kerja
 Yang pertama adalah melakukan prngukuran area lahan dengan ukran panjang dan
lebar 80 cm
 kemudian gali dengan kedalaman 1 meter
 pengambilan sampel pertama di ambil pada kedaalaman 20-40 cm
 pengambilan sampel kedua di ambil pada kedalaman 40-60 cm.
 pengambilan sampel ketiga di ambil pada kedalaman 60-100 cm.
 setelah itu tutup galian dengan timbunan daun dan rumput kering.

b. Penetapan Tekstur dan Struktur Tanah


 Alat & Bahan :
 Alat tulis
 Air
 Tanah
 Kertas Lakmus
 pH Digital
 Prosedur Kerja
1. Penetapan Tekstur
 Siapkan contoh tanah kering udara yang sudah dihaluskan lebih-kurang 100 g
dan air dalam botol penyemprot.
 Ambil contoh tanah kira-kira satu sendok makan, letakkan di telapak tangan.
 Teteskan air sedikit demi sediki sambil diaduk-aduk dan digosok dengan
telunjuk tangan yang lain.
 Taksirlah berapa banyak pasir yang ada dengan merasakan tingkat
kekasarannya.
 Tambahkan air lagi tetapi jangan sampai terlalu basah, kemudian pijit-pijitlah
sedikit tanah diantara bu jari dan telunjuk.
 Tambahkan air sedikit lagi sampai tanah itu bisa di gulung, buatlah gulungan
dengan diameter sedikit ½ cm dan panjangnya sekitar 5 cm.

2. Penetapan Struktur Tanah


 Ambil segumpal tanah, sebaiknya dalam keadaan lembab dengan diameter lebih-
kurang 10 cm.
 Kemudian pecahkan dengan jari sehingga terjadi agregat atau gumpaan agregat.
 Pelajari sifat masing-masing tipe struktur dan catat mengenai bentuk (tipe),
ukuran (klas) dan kemantapan struktur yaitu jelas tidaknya, dipandang sebagai
taraf perkembangan struktur.
 Jelaskan dan identifikasi macam struktur yang terdapat pada tanah tersebut.

3. Penetapan pH Tanah
 Timbang 10 g tanah, lalu masukan ke 4 botol plastic tersebut.
 Tambahkan H2O dengan perbandingan yang di tentukan 1:1, 1:2,5 dan 1:5,0
kemudian goncang hingga larutan tercampur lebih-kurang 15 menit dan ukur
pHnya.
 Untuk perbandingan 1:25 tambahkan 25 ml KCL IN dan goncng selama lebih-
kurang 30 menit, lalu ukur pHnya dengan pH meter.

c. Penetapan VRP & TRP


 Alat & Bahan :
 Gelas ukur 100 ml
 Batang pengaduk
 Alat tulis
 Timbangan analitik
 Mortar
 Sampel tanah
 air

 Prosedur Kerja :
 Keringkan tanah sehingga menjadi tanah kering udara sebelum melakukan
praktik
 Ambil tanah yang sudah kering udara,lalu giling tanah agar halus
menggunakan mortar. Lalu ayak tanah dengan ukuran 10-20 mesh.
 Masukkan tanah yang sudah diayak ke dalam gelas ukur sebanyak 55 ml.
 Ketok-ketok dinding gelas ukur sekitar 15 menit hingga tanah yang didalam
tidak turun lagi (padat).
 Perhatikan dan catat berapa tinggi tanah pada gelas ukur setelah padat.
 Hitung selisih tinggi pada sampel tanah sebelum dan sesudah di ketok
pada dinding gelas ukur. Hasil tinggi tanah setelah dipadatkan akan
menjadi data volume tanah pada hasil.
 Kemudian timbang dan catat berat tanah tersebut
 Masukkan air ke dalam gelas ukur sebanyak 70 ml
 Lalu masukkan Kembali tanah kedalam gelas ukur berisi air tersebut. Aduk air
dan tanah menggunakan batang pengaduk.Hitung berapa tinggi pada gelas
ukur setelah air dan tanah tercampur rata, karna akan menjadi jumlah volume
tanah + air.
 Aduk campuran tersebut sampai semua rata.

d. Penetapan Unsur K,P & C-Organik

 Alat & Bahan :

 Tabung reaksi
 Batang pengaduk
 Alat tulis
 Sendok
 Spatula
 PUTK
 Sampel Tanah
 Pereaksi
 Air

 Prosedur Kerja :

1. Penetapan Unsur K
 0,5 sendok tanah uji atau 0,5 cm tanah yang diambil dengan spatula
dimasukkan ke tabung reaksi
 + 4 ml Pereaksi K-1 kemudian diaduk dengan pengaduk kaca sampai
rata/homogen diamkan 5 menit sampai larutan jernih
 Tambahkan 1 tetes pereaksi K-2, dikocok dengan cara digoyanggoyangkan
 Diamkan selama 5 menit
 Tambahkan 2 ml pereaksi K-3 secara perlahan melalui dinding tabung biarkan
sebentar lalu amati endapan putih yang terbentuk antara larutan K3 dengan
dibawahnya.

2. Penetapan Unsur P
 0,5 sendok contoh tanah uji atau 0,5 cm tanah yang diambil dengan spatula
dimasukan ke tabung reaksi.
 Tambahkan 3 ml Pereaksi P-1 dan diaduk sampai rata/homogen dengan
pengaduk kaca selama 1 menit dan biarkan sampai jenrnih.
 Tambahkan 10 butir atau seujung spatula Pereaksi P-2 digoyangkan perlahan
jangan sampai keruh Diamkan selama 5-10 menit.
 Bandingkan warna biru yang muncul dari larutan jernih di atas permukaan
tanah dengan bagan warna P tanah.

3. Penetapan Unsur C-Organik


 0,5 sendok tanah uji atau 0,5 cm tanah yang diambil dengan spatula
dimasukkan ke tabung reaksi
 + 4 ml Pereaksi K-1 kemudian diaduk dengan pengaduk kaca sampai
rata/homogen diamkan 5 menit sampai larutan jernih.
 Tambahkan 1 tetes pereaksi K-2, dikocok dengan cara digoyanggoyangkan.
 Diamkan selama 5 menit.
 Tambahkan 2 ml pereaksi K-3 secara perlahan melalui dinding tabung biarkan
sebentar lalu amati endapan putih yang terbentuk antara larutan K3 dengan
dibawahnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tekstur dan Struktur

LAPISAN PERTAMA

LAPISAN KEDUA

Gambar 1.profil tanah

Keterangan

1. Lokasi Pengamatan : Lahan Kopi di Polbangtan Medan & Laboratorium


2. Hasil Pengamatan

Lapisan Struktur Tekstur Warna

1 Remah Lempung Liat Berpasir Coklat Kehitaman

2 Granular Lempung Berpasir Coklat Kekuningan

Pembahasan :
Untuk penetapan tekstur tanah, biasanya dilakukan dengan menggunakan metode
triangulasi atau segitiga tekstur tanah berdasarkan persentase pasir, debu, dan liat.
Struktur tanah dapat dinilai dari agregat-agregat tanah, seperti grumus, flokus, atau
butiran individu. Penilaian ini membantu memahami sejauh mana tanah mampu
menggumpalkan dan membentuk struktur yang baik.

B. Ph Tanah

Keterangan :

1. Lokasi Pengamatan : Labolatorium


2. Lakmus pH
Lapisan
Cup 1 (1:1) Cup 2 (1:25) Cup 3 (1:5)
1 7 7 7
2 7 7 7
Hasil Pengamatan :

Pengamatan pH tanah menggunakan kertas Lakmus

Pengamatan pH tanah menggunakan pH digital

pH Digital
Lapisan
Cup 1 (1:1) Cup 2 (1:25) Cup 3 (1:5)
1 4,64 4,63 4.73
2 5,29 5,44 5,36

Pembahasan :
Berdasarkan hasil dari penelitian pH tanah diatas dan dapat diamati berdasarkan kelas
dibawah ini :
≤ 4 = sangat masam
4-5 = masam
5-6 = agak masam
6-7 = netral
7-8 = agak basa
≥ 8 = basa

Maka, dapat disimpulkan bahwa pH tanah apabila menggunakan kertas lakmus adalah
Netral yaitu, 7 pada lapisan 1 dan lapisan kedua. Namun, apabla menggunakan pH
digital pH tanah tersebut tergolong Masam untuk lapisan pertama dan tergolong
Agak Masam untuk lapisan kedua.

C. Bulk Dencity Dan Partikel Dencity


a. Bulk Dencity (BD)
Berat Dan Volume Tanah
Lapisan Tanah Berat (gr) Volume (ml)
Lapisan 1 45,2gr 42 ml
Lapisan 2 36 gr 41 ml

Berat Tanah
BD=
Volume Tanah

 Lapisan Pertama
Berat Tanah 45 , 2 gr gr
BD= = =1 , 07
Volume Tanah 42ml ml
 Lapisan Kedua
Berat Tanah 36 gr gr
BD= = =0 ,88
Volume Tanah 41 ml ml

Pembahasan :

Perlu dicatat bahwa nilai Bulk Density yang ideal dapat bervariasi tergantung
pada jenis tanaman yang ingin ditanam dan kondisi iklim setempat. Secara
umum, tanah dengan Bulk Density yang seimbang cenderung mendukung
pertumbuhan tanaman yang baik.

Angka Bulk Density yang dianggap ideal dapat bervariasi tergantung pada
jenis tanah dan tanaman yang hendak ditanam. Namun, secara umum, rentang
nilai Bulk Density yang diinginkan adalah sekitar 1.0 hingga 1.6 g/cm³. Nilai
Bulk Density yang ideal dapat disesuaikan dengan kondisi lokal, jenis
tanaman, dan tipe tanah.

b. Partikel Dencity (PD)


Berat dan Volume Ruang Pori
Lapisan Tanah Berat (gr) Volume Ruang Pori (ml)
Lapisan 1 45,2 gr 21 ml
Lapisan 2 36 gr 18 ml

Berat Tanah
PD=
VRP

 Lapisan Pertama
Berat Tanah 45 , 2 gr gr
PD= = =2 , 15 3
VRP 21 ml cm

 Lapisan Kedua
Berat Tanah 36 gr gr
PD= = =2 3
VRP 18 ml cm

Pembahasan :

Nilai Partikel Density (PD) yang dianggap ideal pada tanah dapat bervariasi
tergantung pada jenis tanah dan kebutuhan tanaman. Secara umum, nilai PD
berkisar antara 2.60 hingga 2.75 g/cm³. Rentang ini dianggap wajar untuk
sebagian besar tanah, tetapi beberapa tanah dengan sifat khusus atau kondisi
pertumbuhan tertentu mungkin memiliki nilai PD di luar rentang ini.

Sebagai panduan umum:


- PD Kurang dari 2.60 g/cm³:
- Mungkin menunjukkan tanah yang sangat ringan atau mengandung banyak
bahan organik.
- Tanah cenderung lebih poros dengan kapasitas penyimpanan air yang baik.

- PD antara 2.60 hingga 2.75 g/cm³:


- Rentang nilai yang umum diterima untuk tanah dengan keseimbangan yang
baik antara porositas dan ketahanan struktural.

- PD Lebih dari 2.75 g/cm³:


- Mungkin menunjukkan tanah yang lebih berat atau lebih padat.
- Tanah mungkin kurang poros dan memerlukan manajemen yang baik
untuk meningkatkan drainase dan aerasi.

Penting untuk dicatat bahwa preferensi nilai PD juga tergantung pada jenis
tanaman yang ditanam dan kondisi lingkungan setempat. Oleh karena itu,
penilaian holistik terhadap berbagai sifat tanah tetap penting dalam
mengevaluasi kualitas dan kesehatan tanah.

D. Volume Ruang Pori Dan Total Ruang Pori


a. Volume Ruang Pori (VRP)
Volume tanah+Air dan volume air tanah
Lapisan Tanah Volume Air+Tanah (ml) Volume Air Tanah (ml)
Lapisan 1 91 ml 70 ml
Lapisan 2 88 ml 70 ml

VRP=( Vol Tanah+ Air )−Volume Air Tanah

 Lapisan Pertama
VRP=( Vol Tanah+ Air )−Volume Air Tanah=91−70=21 ml

 Lapisan Kedua
VRP=( Vol Tanah+ Air )−Volume Air Tanah=88−70=18 ml

Pembahasan :

Nilai Volume Ruang Pori (VRP) yang dianggap ideal pada tanah dapat
bervariasi tergantung pada jenis tanah dan kebutuhan tanaman. Namun, secara
umum, rentang nilai VRP yang diinginkan adalah antara 40% hingga 60%.
Rentang ini memberikan keseimbangan yang baik antara kemampuan tanah
untuk menyimpan air dan menyediakan ruang bagi akar tanaman untuk
mendapatkan oksigen.

Berikut adalah panduan umum untuk Volume Ruang Pori:

- VRP Kurang dari 40%:


- Tanah mungkin terlalu padat.
- Aerasi dan drainase tanah dapat menjadi masalah.

- VRP antara 40% hingga 60%:


- Dikatakan sebagai rentang nilai yang ideal.
- Menyediakan ruang pori yang cukup untuk penyimpanan air dan aerasi
tanah.

- VRP Lebih dari 60%:


- Tanah mungkin terlalu poros.
- Meskipun drainase baik, kapasitas menyimpan air dapat berkurang.

c. Total Ruang Pori (TRP)


Volume Ruang Pori Dan Volume Tanah
Lapisan Tanah Volume Tanah (ml) Volume Ruang Pori (ml)
Lapisan 1 42 ml 21 ml
Lapisan 2 41 ml 18 ml

VRP
TRP= ×100 %
Volume Tanah

 Lapisan Pertama
VRP 22 ml
TRP= ×100 %= ×100 %=0 , 52 %
Vol. Tanah 42 ml

 Lapisan Kedua
VRP 18 ml
TRP= ×100 %= ×100 %=0 , 43 %
Vol. Tanah 41 ml

Pembahasan :

Total Ruang Pori (TRP) mencakup seluruh volume pori dalam tanah, baik
itu makropori maupun mikropori. Karakteristik tanah berdasarkan nilai TRP
dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

1. TRP Tinggi:
- Menunjukkan tanah dengan kapasitas penyimpanan air yang besar.
- Potensial untuk menyediakan aerasi yang baik bagi akar tanaman.
- Drainase yang efisien mencegah genangan air.

2. TRP Rendah:
- Menunjukkan tanah yang mungkin memiliki kapasitas penyimpanan air
yang terbatas.
- Aerasi tanah dan drainase bisa menjadi perhatian.
- Tanaman mungkin menghadapi kesulitan mendapatkan cukup air dan
oksigen.

E. Unsur K, Unsur P dan Unsur C-Organik

Hasil Pengamatan :
Lapisan Unsur K Unsur P C-Organik
Tingginya busa rendah kurang
Endapan putih ada
1 Sedang dari sama dengan 2cm
K3 tebal( tinggi)
Rekomendasi (t/ha)
Tinggginya busa rendah besar
Endapan putih ada
2 Sedang dari sama dengan 2 cm
K3 tipis (rendah)
Rekomendasi (t/ha)
Pembahasan :
 Unsur K

Berdasarkan campuran sampel tanah dan bahan pereaksi yang sudah dicampurkan
melalui tahapan berdasarkan cara kerja diatas, dapat diamati pada sampel tanah
terdapat banyak kandungan unsur Kalium (K) pada lapisan pertama dan terdapat
sedikit kandungan unsur Kalium (K) pada lapisan kedua, dengan ciri adanya
banyak endapan putih antara pereaksi K-3 dan K-2.

 Unsur P

Berdasarkan sampel tanah setelah dicampur dan diamati, dan disesuaikan


dengan bagan warna rekomendasi pemupukan P, sampel tanah pada Lapisan 1
dan Lapisan 2 termasuk ke dalam Status “ Sedang, pada bagan warna Andisol”

 Unsur C-Organik

Berdasarkan hasil campuran sampel tanah dan pereaksi, dapat diamati dari busa
yang terdapat pada campuran sampel. Dan melalui panduan bagan warna
rekomendasi kebutuhan bahan organic, tinggi busa yang terdapat pada Lapisan 1
dan Lapisan 2 yaitu ≤ 2cm dengan status Rendah dan Rekomendasi C-Organik
(t/ha)2 yaitu 2.
BAB V
PENUTUP

V.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum ini dapat didefinisikan bahwa sebagai tubuh alam yang memiliki
sistem tiga fase yang mengandung air, udara, bahan-bahan mineral dan bahan organik
serta jasad-jasad hidup yang berpengaruh pada faktor lingkungan terhadap permukaan
bumi dan jangka waktu tertentu akan membentuk berbagai hasil perubahan yang
memiliki ciri yang khas tertentu, sehingga memiliki peran sebagai tempat tumbuh
bermacam-macam tanaman. Tanah tersusun dari air, udara dan bagian padat yang
terdiri dari bahan-bahan mineral dan organik. Perbandingan air dan udara yang
terkandung dalam tanah selalu berubah-ubah, hal ini dipengaruhi iklim dan faktor
lainnya.

V.2 Saran

Harapannya, pengamatan profil tanah ini dapat diperdalam dan dapat dikembangkan ke
penelitian profil tanah yang lebih kompleks. Dan dalam pengujian menggunakan
PUTK dalam penetapan unsur P, K, dan C-Organik dapat lebih baik dilakukan dan
dengan hasil yang lebih akurat. Sehingga dapat mempermudah dalam mengetahui
kandungan yang ada pada tanah. Dan semoga hasil penelitian ini dapat berguuna bagi
penulis dan pembaca.
DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA

Harahap,Fitra Syawal.Roswita Oesman.2021.IlmuPertanian.Labuhan batu:AGROVITAL

PutraAbi.2023.BulkDensityTanah.:BEROTAK

Trisakti.2016.DasarTeori:REPOSITORY

Merisuranti.2017. Kadar air, bulk density dan ruang pori tanah.Unsri:


BintoroAhmad.2017. Karakteristik fisik tanah: Desa beka kecamatan marawola:Media.Neliti

Laraswati,Adinda Asri.2015.ProfilTanah.Universitas Hasanuddin Makassar

Yunianta, A., Astari, M. D., Rochmawati, R., Sila, A. A., Widiati, I. R., Lapian, F. E. P., &

Mabui, D. S. S. (2022). Pengujian Tanah Di Laboratorium. TOHAR MEDIA.

Anda mungkin juga menyukai