Diajukan Sebagai
Tugas Mata Kuliah Analisa Lahan Perkebunan
Disusun Oleh :
PROGRAM STUDI
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN
JURUSAN PERKEBUNAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Laporan Hasil Percobaan
Praktikum Profil Tanah” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Analisa Lahan Perkebunan/Plantation Analysis. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Profil Tanah bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen pengampu mata kuliah Analisa Lahan
Perkebunan/Plantation Analysis yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan
semua, terimakasih atas bantuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini.
Penulis menyadari, tugas yang penulis tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
II.1PROFIL TANAH
Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat dengan cara
menggali lubang dengan ukuran (panjang dan lebar) tertentu dan kedalaman yang tertentu
pula sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan penelitiaanya ( Sutejo & Kartasapoerta
1991 ).
Profil tanah adalah representasi integral dari karakteristik fisik dan kimia suatu lahan,
mencakup lapisan-lapisan tanah dan propertinya yang mendalam. Penelitian ini
mengeksplorasi diversitas profil tanah dengan fokus pada tekstur, struktur, kandungan
mineral, serta sifat kimia yang memengaruhi produktivitas lahan pertanian. Melibatkan
analisis laboratorium dan pemetaan lapangan, penelitian ini mengidentifikasi hubungan
antara jenis tanah dan kondisi lingkungan lokal. Dengan memahami profil tanah, kita
dapat merancang praktik pertanian yang lebih efektif dan berkelanjutan, serta
mengantisipasi dampak perubahan iklim terhadap kesehatan tanah. Studi ini memberikan
wawasan mendalam tentang kompleksitas interaksi antara faktor geologis, iklim, dan
aktivitas manusia dalam membentuk keragaman profi tanah di berbagai konteks ekologi.
Pada suatu profil tanah yang lengkap dapat kita lihat beberapa lapisan yang
membentuk tanah. Adanya lapisan-lapisan dalam tanah ini karena berlangsungnya
perombakan yang tidak sama. Lain halnya pada tanah yang tergolong entisol, disini
lapisan-lapisan merupakan hasil penimbunan bahan yang berasal dari tempat lain.
Lapisan-lapisan yang terbentuk sebagaimana kita lihat pada profil tanah dapat dikatakan
tidak selamanya tegas dan nyata sehingga kerap kali batas-batasnya agak kabur dan
kejadian demikian akan menyulitkan dalam penelitian (Sutejo & Kartasapoetra, 1991).
1. Tekstur
Ukuran relative partikel tanah dinyatakan dalam istilah tekstur,yang mengacu
pada kehlusan atau kekasaran tanah. Lebih khasnya, tekstur adalah perbandingan
relative pasir,debuu,dan tanah liat. Laju dan berpa jauh berbagai reaksi fisika dan
kimia penting dalam pertumbuhan tanaman diatur oleh tekstur karena tekstur ini
menentukan jumlah permukaan tempat terjadinya reaksi (Tan, 1992).
2. Struktur
Menurut Utomo (1985), struktur merupakan susunan partikel-partikel dalam tanah
yang membentuk agregat-agregat serta agregat satu dengan yang lainnya dibatasi
oleh bidang alami yang lemah. Struktur tanah sangat dipengaruhi oleh perubahan
iklim, aktivitas biologi, dan proses pengolahan tanah dan sangat pekat terhadap
gaya-gaya perusak mekanis dan fisika-kimia.
3. Porositas
Porositas adalah total pori dalam tanah yaitu ruang dalam tanah yang ditempati
oleh air dan udara. Pada keadaan basah seluruh pori baik makro, meso, maupun
mikro terisi oleh air, pada keadaan kering pori makro dan sebagian pori mesoterisi
oleh udara. Porositas perlu diketahui karena merupakan gambaran aerasi dan
drainase tanah (Foth, 1994).
4. Suhu
Suhu tanah demikian berpengaruh pada tanaman, pengukuran biasanya dilakukan
pada kedalam 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm dan 100 cm. Pengaruh suhu tanah
terhadap tanaman yaitu pada perkecambahan biji, pada akti'asi mikroorganisme,
dan perkembangan penyakit tanaman. Faktor pengaruh suhu tanah yaitu faktor
luar (eksternal) dan faktor dalam(internal). Faktor eksternal yaitu radiasi matahari
keawanan,curah hujan,angin dan kelembapan udara sedangkan faktor internal
yaitu tekstur tanah, struktur dan kadar air tanah, kandungan bahan organik dan
warnatanah (Ance, 1986).
5. Warna Tanah
Warna tanah yang sering kita jumpai adalah warna kuning, merah, coklat,
putih,dan hitam serta warna-warna tanah di antara warna-warna tersebut,
sedangkan yang berwarna hijau dan lembayung jarang sekali ditemui. Warna
tanah itu tidak murni, dalam suatu warna coklat misalnya, di sana sini sering
terdapat tambahan berupa kumpulan titik dan corengan merah, kuning, atau warna
gelap (hitam). Warna coklat merupakan warna dasar, sedangkan warna merah,
kuning, ataupunhitam merupakan warna noda atau warna bercak (Kohnke,1968).
2.2.3 Bulk Density, Partikel Density, VRP (Volume Ruang Pori), & TRP (Total Ruang
Pori)
1. Bulk Density
Densitas keseluruhan (bulk density) adalah massa dari kumpulan suatu partikel
padatan di sebuah wadah dibagi dengan volume dari wadah tersebut. Itu tergantung
pada densitas sejati, ukuran partikel, dan distribusi ukuran, bentuk partikel, kadar air
permukaan, dan tingkat kekompakan. Bulk density merupakan berat suatu massa
tanah per satuan volume tertentu. Volume tanah adalah volume kepadatan tanah
termasuk pori-pori tanah. Tanah yang lebih padat mempunyai bulk density yang lebih
besar dari tanah yang sama tetapi kurang padat. pada umumnya tanah lapisan atas
pada tanah mineral mempunyai nilai bulk density yang lebih rendah dibandingkan
dengan tanah dibawahnya. Tujuan penelitian ini adalah Bulk density adalah untuk
mengetahui berat jenis atau Bulk density pada lahan terbuka.
Menghitung bulk density tanah memiliki banyak manfaat, terutama dalam bidang
pertanian, rekayasa sipil, dan lingkungan hidup. Beberapa manfaatnya antara lain:
2. Partikel Density
Densitas partikel (particle density) adalah bobot dari satuan volume dari suatu
padatan, termasuk pori dan retakan .Partikel density adalah ukuran yang
digunakan untuk menentukan jumlah partikel yang terkandung dalam volume
tertentu. Partikel dapat merujuk pada benda padat atau cair, dan density
menggambarkan seberapa padat partikel-partikel tersebut terkumpul dalam suatu
ruang. Partikel density diukur dengan berbagai metode, tergantung pada jenis
partikel yang diamati. Untuk partikel padat, metode umum yang digunakan adalah
mengukur massa partikel dan membaginya dengan volume yang ditempatinya.
Sementara itu, untuk partikel cair, metode yang umum digunakan adalah
mengukur massa jenis cairan dan memperoleh density partikel dengan
memperhitungkan volume partikel yang tersuspensi dalam cairan.
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi partikel density, antara lain:
Prosedur Kerja
Yang pertama adalah melakukan prngukuran area lahan dengan ukran panjang dan
lebar 80 cm
kemudian gali dengan kedalaman 1 meter
pengambilan sampel pertama di ambil pada kedaalaman 20-40 cm
pengambilan sampel kedua di ambil pada kedalaman 40-60 cm.
pengambilan sampel ketiga di ambil pada kedalaman 60-100 cm.
setelah itu tutup galian dengan timbunan daun dan rumput kering.
3. Penetapan pH Tanah
Timbang 10 g tanah, lalu masukan ke 4 botol plastic tersebut.
Tambahkan H2O dengan perbandingan yang di tentukan 1:1, 1:2,5 dan 1:5,0
kemudian goncang hingga larutan tercampur lebih-kurang 15 menit dan ukur
pHnya.
Untuk perbandingan 1:25 tambahkan 25 ml KCL IN dan goncng selama lebih-
kurang 30 menit, lalu ukur pHnya dengan pH meter.
Prosedur Kerja :
Keringkan tanah sehingga menjadi tanah kering udara sebelum melakukan
praktik
Ambil tanah yang sudah kering udara,lalu giling tanah agar halus
menggunakan mortar. Lalu ayak tanah dengan ukuran 10-20 mesh.
Masukkan tanah yang sudah diayak ke dalam gelas ukur sebanyak 55 ml.
Ketok-ketok dinding gelas ukur sekitar 15 menit hingga tanah yang didalam
tidak turun lagi (padat).
Perhatikan dan catat berapa tinggi tanah pada gelas ukur setelah padat.
Hitung selisih tinggi pada sampel tanah sebelum dan sesudah di ketok
pada dinding gelas ukur. Hasil tinggi tanah setelah dipadatkan akan
menjadi data volume tanah pada hasil.
Kemudian timbang dan catat berat tanah tersebut
Masukkan air ke dalam gelas ukur sebanyak 70 ml
Lalu masukkan Kembali tanah kedalam gelas ukur berisi air tersebut. Aduk air
dan tanah menggunakan batang pengaduk.Hitung berapa tinggi pada gelas
ukur setelah air dan tanah tercampur rata, karna akan menjadi jumlah volume
tanah + air.
Aduk campuran tersebut sampai semua rata.
Tabung reaksi
Batang pengaduk
Alat tulis
Sendok
Spatula
PUTK
Sampel Tanah
Pereaksi
Air
Prosedur Kerja :
1. Penetapan Unsur K
0,5 sendok tanah uji atau 0,5 cm tanah yang diambil dengan spatula
dimasukkan ke tabung reaksi
+ 4 ml Pereaksi K-1 kemudian diaduk dengan pengaduk kaca sampai
rata/homogen diamkan 5 menit sampai larutan jernih
Tambahkan 1 tetes pereaksi K-2, dikocok dengan cara digoyanggoyangkan
Diamkan selama 5 menit
Tambahkan 2 ml pereaksi K-3 secara perlahan melalui dinding tabung biarkan
sebentar lalu amati endapan putih yang terbentuk antara larutan K3 dengan
dibawahnya.
2. Penetapan Unsur P
0,5 sendok contoh tanah uji atau 0,5 cm tanah yang diambil dengan spatula
dimasukan ke tabung reaksi.
Tambahkan 3 ml Pereaksi P-1 dan diaduk sampai rata/homogen dengan
pengaduk kaca selama 1 menit dan biarkan sampai jenrnih.
Tambahkan 10 butir atau seujung spatula Pereaksi P-2 digoyangkan perlahan
jangan sampai keruh Diamkan selama 5-10 menit.
Bandingkan warna biru yang muncul dari larutan jernih di atas permukaan
tanah dengan bagan warna P tanah.
LAPISAN PERTAMA
LAPISAN KEDUA
Keterangan
Pembahasan :
Untuk penetapan tekstur tanah, biasanya dilakukan dengan menggunakan metode
triangulasi atau segitiga tekstur tanah berdasarkan persentase pasir, debu, dan liat.
Struktur tanah dapat dinilai dari agregat-agregat tanah, seperti grumus, flokus, atau
butiran individu. Penilaian ini membantu memahami sejauh mana tanah mampu
menggumpalkan dan membentuk struktur yang baik.
B. Ph Tanah
Keterangan :
pH Digital
Lapisan
Cup 1 (1:1) Cup 2 (1:25) Cup 3 (1:5)
1 4,64 4,63 4.73
2 5,29 5,44 5,36
Pembahasan :
Berdasarkan hasil dari penelitian pH tanah diatas dan dapat diamati berdasarkan kelas
dibawah ini :
≤ 4 = sangat masam
4-5 = masam
5-6 = agak masam
6-7 = netral
7-8 = agak basa
≥ 8 = basa
Maka, dapat disimpulkan bahwa pH tanah apabila menggunakan kertas lakmus adalah
Netral yaitu, 7 pada lapisan 1 dan lapisan kedua. Namun, apabla menggunakan pH
digital pH tanah tersebut tergolong Masam untuk lapisan pertama dan tergolong
Agak Masam untuk lapisan kedua.
Berat Tanah
BD=
Volume Tanah
Lapisan Pertama
Berat Tanah 45 , 2 gr gr
BD= = =1 , 07
Volume Tanah 42ml ml
Lapisan Kedua
Berat Tanah 36 gr gr
BD= = =0 ,88
Volume Tanah 41 ml ml
Pembahasan :
Perlu dicatat bahwa nilai Bulk Density yang ideal dapat bervariasi tergantung
pada jenis tanaman yang ingin ditanam dan kondisi iklim setempat. Secara
umum, tanah dengan Bulk Density yang seimbang cenderung mendukung
pertumbuhan tanaman yang baik.
Angka Bulk Density yang dianggap ideal dapat bervariasi tergantung pada
jenis tanah dan tanaman yang hendak ditanam. Namun, secara umum, rentang
nilai Bulk Density yang diinginkan adalah sekitar 1.0 hingga 1.6 g/cm³. Nilai
Bulk Density yang ideal dapat disesuaikan dengan kondisi lokal, jenis
tanaman, dan tipe tanah.
Berat Tanah
PD=
VRP
Lapisan Pertama
Berat Tanah 45 , 2 gr gr
PD= = =2 , 15 3
VRP 21 ml cm
Lapisan Kedua
Berat Tanah 36 gr gr
PD= = =2 3
VRP 18 ml cm
Pembahasan :
Nilai Partikel Density (PD) yang dianggap ideal pada tanah dapat bervariasi
tergantung pada jenis tanah dan kebutuhan tanaman. Secara umum, nilai PD
berkisar antara 2.60 hingga 2.75 g/cm³. Rentang ini dianggap wajar untuk
sebagian besar tanah, tetapi beberapa tanah dengan sifat khusus atau kondisi
pertumbuhan tertentu mungkin memiliki nilai PD di luar rentang ini.
Penting untuk dicatat bahwa preferensi nilai PD juga tergantung pada jenis
tanaman yang ditanam dan kondisi lingkungan setempat. Oleh karena itu,
penilaian holistik terhadap berbagai sifat tanah tetap penting dalam
mengevaluasi kualitas dan kesehatan tanah.
Lapisan Pertama
VRP=( Vol Tanah+ Air )−Volume Air Tanah=91−70=21 ml
Lapisan Kedua
VRP=( Vol Tanah+ Air )−Volume Air Tanah=88−70=18 ml
Pembahasan :
Nilai Volume Ruang Pori (VRP) yang dianggap ideal pada tanah dapat
bervariasi tergantung pada jenis tanah dan kebutuhan tanaman. Namun, secara
umum, rentang nilai VRP yang diinginkan adalah antara 40% hingga 60%.
Rentang ini memberikan keseimbangan yang baik antara kemampuan tanah
untuk menyimpan air dan menyediakan ruang bagi akar tanaman untuk
mendapatkan oksigen.
VRP
TRP= ×100 %
Volume Tanah
Lapisan Pertama
VRP 22 ml
TRP= ×100 %= ×100 %=0 , 52 %
Vol. Tanah 42 ml
Lapisan Kedua
VRP 18 ml
TRP= ×100 %= ×100 %=0 , 43 %
Vol. Tanah 41 ml
Pembahasan :
Total Ruang Pori (TRP) mencakup seluruh volume pori dalam tanah, baik
itu makropori maupun mikropori. Karakteristik tanah berdasarkan nilai TRP
dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
1. TRP Tinggi:
- Menunjukkan tanah dengan kapasitas penyimpanan air yang besar.
- Potensial untuk menyediakan aerasi yang baik bagi akar tanaman.
- Drainase yang efisien mencegah genangan air.
2. TRP Rendah:
- Menunjukkan tanah yang mungkin memiliki kapasitas penyimpanan air
yang terbatas.
- Aerasi tanah dan drainase bisa menjadi perhatian.
- Tanaman mungkin menghadapi kesulitan mendapatkan cukup air dan
oksigen.
Hasil Pengamatan :
Lapisan Unsur K Unsur P C-Organik
Tingginya busa rendah kurang
Endapan putih ada
1 Sedang dari sama dengan 2cm
K3 tebal( tinggi)
Rekomendasi (t/ha)
Tinggginya busa rendah besar
Endapan putih ada
2 Sedang dari sama dengan 2 cm
K3 tipis (rendah)
Rekomendasi (t/ha)
Pembahasan :
Unsur K
Berdasarkan campuran sampel tanah dan bahan pereaksi yang sudah dicampurkan
melalui tahapan berdasarkan cara kerja diatas, dapat diamati pada sampel tanah
terdapat banyak kandungan unsur Kalium (K) pada lapisan pertama dan terdapat
sedikit kandungan unsur Kalium (K) pada lapisan kedua, dengan ciri adanya
banyak endapan putih antara pereaksi K-3 dan K-2.
Unsur P
Unsur C-Organik
Berdasarkan hasil campuran sampel tanah dan pereaksi, dapat diamati dari busa
yang terdapat pada campuran sampel. Dan melalui panduan bagan warna
rekomendasi kebutuhan bahan organic, tinggi busa yang terdapat pada Lapisan 1
dan Lapisan 2 yaitu ≤ 2cm dengan status Rendah dan Rekomendasi C-Organik
(t/ha)2 yaitu 2.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum ini dapat didefinisikan bahwa sebagai tubuh alam yang memiliki
sistem tiga fase yang mengandung air, udara, bahan-bahan mineral dan bahan organik
serta jasad-jasad hidup yang berpengaruh pada faktor lingkungan terhadap permukaan
bumi dan jangka waktu tertentu akan membentuk berbagai hasil perubahan yang
memiliki ciri yang khas tertentu, sehingga memiliki peran sebagai tempat tumbuh
bermacam-macam tanaman. Tanah tersusun dari air, udara dan bagian padat yang
terdiri dari bahan-bahan mineral dan organik. Perbandingan air dan udara yang
terkandung dalam tanah selalu berubah-ubah, hal ini dipengaruhi iklim dan faktor
lainnya.
V.2 Saran
Harapannya, pengamatan profil tanah ini dapat diperdalam dan dapat dikembangkan ke
penelitian profil tanah yang lebih kompleks. Dan dalam pengujian menggunakan
PUTK dalam penetapan unsur P, K, dan C-Organik dapat lebih baik dilakukan dan
dengan hasil yang lebih akurat. Sehingga dapat mempermudah dalam mengetahui
kandungan yang ada pada tanah. Dan semoga hasil penelitian ini dapat berguuna bagi
penulis dan pembaca.
DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA
PutraAbi.2023.BulkDensityTanah.:BEROTAK
Trisakti.2016.DasarTeori:REPOSITORY
Yunianta, A., Astari, M. D., Rochmawati, R., Sila, A. A., Widiati, I. R., Lapian, F. E. P., &