LAPORAN PRAKTIKUM
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekologi yang diampu oleh :
Dr. Amprasto, M. Si.
Dr. H. Yusuf Hilmi Adisendjaja, M.Sc
Dr. Rini Solihat, M. Si.
Tri Suwandi, S. Pd., M. Sc.
oleh :
Pendidikan Biologi A 2017
Kelompok 1
B. Latar Belakang
Hutan homogen yaitu hutan yang terdiri atas satu jenis vegetasi tumbuhan saja
dengan adanya campur tangan manusia di dalamnya. Hutan homogen juga sering
disebut dengan hutan industri, salah satu contohnya adalah hutan pinus. Hutan
pinus termasuk ke dalam bioma konifer. Indonesia adalah salah satu negara yang
memiliki hutan pinus, yang tersebar luas di setiap provinsi di Indonesia.
Pinus merupakan tumbuhan yang mengeluarkan zat alelopati yaitu suatu asam
lemah yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman lain disekitarnya. Menurut
kami, hal ini akan memengaruhi kondisi faktor edafik di sekitar wilayah yang
ditumbuhi pinus tersebut. Untuk itulah, kami melakukan penelitian faktor edafik di
Kebun Pinus Lembang.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, penulis merumuskan masalah penelitian sebagai
berikut:
1. Bagaimana faktor edafik di Kebun Pinus Lembang?
D. Pertanyaan Penelitian
Adapun pertanyaan penelitian berdasarkan rumusan masalah di atas
diantaranya sebagai berikut:
1. Berapa pH tanah di Kebun Pinus Lembang?
2. Bagaimana kondisi warna tanah di Kebun Pinus Lembang?
3. Bagaimana tekstur tanah di Kebun Pinus Lembang?
4. Bagaimana suhu tanah di Kebun Pinus Lembang?
5. Berapa materi organik tanah yang terkandung di Kebun Pinus Lembang?
6. Bagaimana aerasi tanah di Kebun Pinus Lembang?
7. Adakah keterkaitan antara faktor edafik satu sama lain dari ke enam
parameter tersebut?
E. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini, yaitu:
1. Untuk menganalisis pH tanah di Kebun Pinus Lembang
2. Untuk menganalisis kondisi warna tanah di Kebun Pinus Lembang
3. Untuk menganalisis tekstur tanah di Kebun Pinus Lembang
4. Untuk menganalisis suhu tanah di Kebun Pinus Lembang
5. Untuk menganalisis materi organik tanah yang terkandung di Kebun Pinus
Lembang
6. Untuk menganalisis aerasi tanah di Kebun Pinus Lembang
7. Untuk menganalisis keterkaitan antara faktor edafik satu sama lain dari ke
enam parameter yang diambil.
F. Batasan Penelitian
Adapun batasan penelitian berdasarkan rumusan masalah di atas
diantaranya sebagai berikut:
1. Pengambilan data tidak dilakukan dalam waktu yang bersamaan, melainkan
dilakukan satu per satu pada setiap titik wilayah penelitian.
2. Terdapat 3 titik sampel penelitian yang dipilih, dimana pemilihan titik
ditentukan berdasarkan simple random sampling. Dari luas area yang
dipilih, ditentukan 20% dari luas total, lalu dibagi menjadi 27 kotak sama
besar. Dari 27 kotak tersebut, diambil 3 kotak random sebagai titik 1, 2, dan
3.
3. Setiap satu titik sampel penelitian yang dipilih terdapat tiga kali
pengulangan agar data yang di dapat lebih akurat.
4. Sampel tanah yang di ambil terdapat pada kedalaman 30 cm.
5. Faktor yang diamati pada penelitian ini, yaitu kondisi MOT, pH tanah,
kondisi warna tanah, tekstur tanah, suhu tanah, dan aerasi tanah.
G. Dasar Teori
Kondisi tanah atau edafik merupakan salah satu faktor yang memengaruhi
persebaran makhluk hidup terutama tumbuhan. Tanah merupakan media tumbuh
dan berkembangnya tanaman. Tingkat kesuburan tanah merupakan faktor utama
yang berpengaruh terhadap persebaran tumbuhan. Ini berarti semakin subur tanah
maka kehidupan tumbuhan akan semakin banyak jumlah dan keanekaragamannya.
Tanah-tanah yang subur, seperti tanah vulkanis dan andosol merupakan media
optimal bagi pertumbuhan tanaman (Anton, 2019).
Tanah sangat penting untuk mendukung kehidupan tumbuhan dengan
menyediakan unsur hara dan air serta sebagai penopang akar. Di dalam tanah,
terdapat berbagai unsur hara atau partikel yang sangat berperan penting bagi
kelangsungan hidup tanaman, seperti kandungan bahan organik, kondisi drainase,
dan aerasi (Soepardi 1983).
Komposisi tanah terdiri dari mineral, bahan organik, air dan udara. Tanah yang
subur mengandung 40% mineral, 10% bahan organik, 15% air dan 25% udara.
Karakter tanah secara signifikan menentukan kemampuan perakaran dan asupan
nutrisi terhadap pertumbuhan melalui tekstur dan struktur tanah (Bagas, 2018).
Adapun faktor edafik persebaran flora fauna mencakup aspek berikut:
1. Kedalaman solum alias lapisan atas tanah memengaruhi akses terhadap air,
nutrisi dan stabilitas struktur tumbuhan.
2. Tekstur dan struktur tanah mempengaruhi kerapatan tanah dan stabilitas
agregat tanah, porositas, udara tanah dan cadangan air dalam tanah. Kondisi
tanah terlalu rapat akan menghambat pembenihan.
3. Kandungan bahan organik dalam tanah memengaruhi sifat tanah, stabilitas
struktur tanah, kapasitas menahan air, warna tanah, retensi dan mobilitas
polutan serta kapasitas penyangga.
4. Tingkat keasaman alias pH adalah ukuran konsentrasi ion hidrogen dari
larutan berair dan menunjukkan tingkat asam dan alkalinitas. Nilai pH tanah
akan berkaitan dengan jenis vegetasi yang dapat tumbuh di tanah tersebut.
5. Kejenuhan basa yang menjadi pasokan nutrisi penting yang optimal
diinginkan untuk menghindari gejala kekurangan, meningkatkan
kerentanan terhadap hama dan penyakit serta pengurangna hasil panen.
6. Kandungan udara dalam tanah antara tanah di daerah satu dengan daerah
lainnya berbeda. Hal tersebut terjadin karena adanya tingkat kegemburan
tanah yang berbeda-beda. Semakin tinggi tingkat kegemburan suatu tanah,
semakin besar kandungan udara di dalam tanah.
Tanah yang berkembang di daerah pegunungan tentu akan berbeda dengan
tanah yang berkembang dekat pantai, dataran rendah atau gurun pasir bahkan
daerah kutub. Tanah pasir yang gersang tentu cocok untuk kaktus namun tidak bisa
untuk anggrek. Tanah aluvial cocok untuk pertanian sementara tanah kapur cocok
untuk hutan jati.
1. Warna tanah
Warna tanah merupakan sifat morfologi yang paling mudah dibedakan.
Warna merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah, misalnya: warna
hitam menunjukkan kandungan bahan organik tinggi. Warna merah
menunjukkan adanya oksidasi bebas (tanah-tanah yang teroksidasi). Warna
abu-abu atau kebiruan menunjukkan adanya reduksi (Hardjowigeno, 1985).
Warna tanah sering digunakan sebagai salah satu parameter untuk
mengklasifikasikan tanah. Hasil klasifikasi tanah selanjutnya digunakan
sebagai dasar penilaian kesesuaian lahan berbagai tanaman pertanian
maupun tanaman kehutanan. Dalam penelitian sumber daya tanah saat ini,
Munsell Soil Color Chart (MSCC) digunakan sebagai standar. Warna dasar
atau warna matriks dan warna karatan sebagai hasil dari proses oksidasi dan
reduksi di dalam tanah (Balai Penelitian Tanah, 2004).
Cara penggunaan MSCC adalah dengan mengecek kemiripan warna
tanah pada pedoman warna yang terdapat dalam MSCC. Pada Munsell Soil
Color Chart nilainya dinyatakan dalam tiga satuan yaitu hue, value dan
chroma.
Hue menujukkan warna spektrum yang dominan dan sesuai dengan
panjang gelombang, value menunjukan gelap atau terangnya warna, dan
chroma menujukkan kekuatan dan kemurnian warna spektrum. Penentuan
nilai hue dimulai dari spektrum dominan paling merah (5R) sampai
spektrum dominan paling kuning (5Y). Selain itu, di dalam beberapa buku
MSCC sering terdapat juga spektrum untuk warna-warna tanah tereduksi
(gley).
Value tanah bernilai antara 2–8. Semakin tinggi nilai value, maka warna
tanah makin terang, yang menandakan bahwa jumlah sinar yang dapat
dipantulkan oleh tanah tersebut semakin banyak. Nilai value pada lembar
buku MSCC terbentang secara vertikal dari bawah ke atas dengan angka 2
menunjukkan warna paling gelap dan angka 8 menunjukkan warna paling
terang. Nilai chroma tanah pada lembar buku MSCC dibagi dengan rentang
1–8. nilai chroma yang tinggi menunjukkan kemurnian spektrum atau
kekuatan warna spektrum yang makin meningkat dan begitu pula sebaliknya
(Priandana, dkk., 2014).
I. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian dilaksanakan menggunakan pendekatan deskriptif. Metode
deskriptif digunakan untuk menggambarkan profil faktor edafik di Kebun
Pinus Lembang.
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Hari/Tanggal : Sabtu, 19 Oktober 2019
Waktu : 08.00-18.30 WIB
Tempat : Kebun Pinus, Langensari, Lembang
3. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas : Waktu pengambilan data (08.00–18.30 WIB
dengan pengulangan data sebanyak tiga kali).
b. Variabel terikat : Faktor edafik (pH, suhu, warna tanah, tekstur
tanah, materi organik, dan aerasi tanah).
4. Teknik Sampling
Teknik sampling yang kami gunakan yaitu simple random sampling.
Luas pada Kebun Pinus diambil 20% untuk dijadikan titik sampling.
Adapun pembagian wilayahnya yaitu sebagai berikut (kotak berwarna
kuning merupakan daerah yang terpilih menjadi titik sampling). Setiap
kotak berukuran 6,2 m X 5 m. Kotak nomor 22 sebagai titik 1, kotak nomor
15 sebagai titik 2, dan kotak nomor 8 sebagai titik 3
3 6 9 12 15 18 21 24 27
2 5 8 11 14 17 20 23 26
1 4 7 10 13 16 19 22 25
J. Langkah Kerja
Masalah dan lokasi Survei lokasi Area sampling
penelitian penelitian dilakukan ditentukan
ditentukan
Tancapkan pH Soil
Tunggu sekitar 5 Lakukan
Tester pada tanah
menit sampai jarum pengulangan sampai
yang menjadi titik
tidak bergerak lagi 3 kali
sampel
Hitung persentase
materi organik yang
ada
K. Hasil Pengamatan
1. Tabel Hasil Pengamatan Profil Faktor Edafik di Kebun Pinus Lembang
Tabel 3. Hasil Pengamatan Tekstur Tanah di Kebun Pinus Lembang
Daerah Sampling
Diameter
Titik 1 Titik 2 Titik 3
partikel
Berat Berat Berat
(mm) % % %
partikel (g) partikel (g) partikel (g)
4 0,29 02,9 0,10 01,0 0,28 02,8
23
22,5 22,3
22
21,5
Titik 1 Titik 2 Titik 3
Suhu (ºC)
7,12 7,1
7,1
7,08
7,06
7,04
7,02 7 7
7
6,98
6,96
6,94
Titik 1 Titik 2 Titik 3
pH
7,12 3,1
7,1
7,1 3
7,08 2,9
Warna Tanah
7,06 2,8
pH Tanah
7,04 2,7
7,02 2,6
7 7
7 2,5
6,98 2,4
6,96 2,3
3 2,5 2,5
6,94 2,2
Titik 1 Titik 2 Titik 3
pH Tanah Warna Tanah
MOT (%)
7,04
1,5
7,02 1,06 7 7
7 1
6,98
0,5
6,96
6,94 0
Titik 1 Titik 2 Titik 3
pH Tanah MOT
L. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di Kebun Pinus Lembang
diperoleh data yang variatif. Untuk pengamatan warna tanah, titik 1 memiliki nilai
warna 3 dengan warna cokelat cenderung merah, titik 2 memiliki nilai warna 2,5
dengan warna cokelat cenderung kehitaman, titik 3 memiliki nilai warna 2,5 dengan
warna cokelat cenderung kekuningan. Hal tersebut dapat diindikasikan bahwa tanah
tersebut memiliki kandungan bahan organik yang sedang.
Hasil pengamatan Tekstur Tanah yang diambil dari tiga titik, membuktikan
bahwa persentase diameter partikel 1 mm mendominasi dibandingkan diameter
partikel lainnya, yang membuktikan partikel pasir tersebut termasuk pasir kasar.
Dari hasil pengamatan aerasi tanah dari ketiga titik dapat diketahui bahwa
semuanya menunjukkan aerasi tanah yang baik dengan suplai oksigen yang baik.
Hal ini ditunjukkan dengan sampel tanah yang ditetesi KCNS memiliki warna
merah.
Rata-rata pH tanah dari ketiga titik yaitu 7,03 menunjukkan bahwa tanah
tersebut bersifat netral. Pada pH kisaran 7 semua unsur hara makro dapat tersedia
secara maksimum dan unsur hara mikro tersedia tidak maksimum. Unsur hara
mikro dibutuhkan dalam jumlah yang relatif sedikit sehingga pada pH kisaran 7,0
akan menghindari toksisitas. Sehinga optimal bagi pertumbuhan tumbuhan.
Rata-rata suhu tanah dari ketiga titik yaitu 23,16˚C. Suhu optimal untuk
pertumbuhan bakteri mesofilik adalah 25⁰C-40⁰C. Sedangkan untuk jamur adalah
25⁰-30⁰C. Sehingga tanah tersebut kurang mendukung pertumbuhan dekomposer.
Akibatnya laju penguraian bahan organik rendah. Rata-rata nilai materi organik
tanah dari ketiga titik adalah 1,91%. Tanah yang ideal memiliki MOT sebesar 5%.
Hal ini menunjukkan bahwa tanah tersebut kurang subur. MOT rendah karena
permukaan tanah selalu dibersihkan dan tumbuhannya homogen.
Hubungan antara pH tanah dengan warna tanah tidak berhubungan secara
langsung. Walaupun pada grafik terlihat bahwa pH tanah dan warna tanah
berbanding lurus. Dari grafik, hubungan antara pH dengan MOT tanah cenderung
berbanding terbalik. pH berpengaruh terhadap mudah tidaknya unsur-unsur hara
dalam tanah diserap oleh tanaman.
M. Kesimpulan
Profil edafik di Kebun Pinus Lembang, yaitu:
1. Tanahnya memiliki warna cokelat, tekstur tanahny adalah pasir kasar,
memiliki aerasi yang baik, memiliki pH netral yaitu 7,03.
2. Suhu tanahnya 23,16⁰C.
3. Nilai MOT sebesar 1,91%. Sehingga tanahnya kurang subur.
DAFTAR PUSTAKA