Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU TANAH

HAYATUN MUTMAINNAH
NIM 1815140006

PROGRAM STUDI GEOGRAFI


JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
praktikum Ilmu Tanah ini untuk memenuhi tugas praktikum lapang Ilmu Tanah
Jurusan Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Negeri Makassar.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen
Pembimbing Serta Asisten praktikum mata kuliah Ilmu Tamah, yang telah membantu
menyiapkan dan memberikan masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
ini. Akhirnya dengan segala keterbatasan serta pengetahuan, kami menyadari bahwa
dalam laporan ini masih terdapat kekurangan dan kekeliruan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat dijadikan
masukan dalam menyempurnakan kekurangan di masa yang akan datang dan semoga
laporan ini bisa bermanfaat bagi pembaca.

Makassar, Desember 2019

Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

Daftar Isi Halaman


Halaman Pengesahan..................................................................................................ii
Kata Pengantar.............................................................................................................iii
Daftar Isi....................................................................................................................... iv
Daftar Tabel..................................................................................................................v
Daftar Gambar..............................................................................................................vii
Bab I Pendahuluan.......................................................................................................1
1.1 Pendahuluan..........................................................................................................1
1.2 Tujuan....................................................................................................................1
1.3 Manfaat.................................................................................................................. 1
Bab II Tinjauan Pustaka................................................................................................3
Bab III Metode Praktikum.............................................................................................21
3.1 Metode yang dilakukan di Lapangan......................................................................23
3.2 Metode yang dilakukan di Laboratorium.................................................................28
Bab IV Hasil dan Pembahasan.....................................................................................32
4.1 Hasil........................................................................................................................33
4.2 Pembahasan (Bahasakan hasil pengukuran dan analisis......................................86
Bab V Kesimpulan dan Saran.......................................................................................92
5.1 Kesimpulan.............................................................................................................92
5.2 Saran......................................................................................................................93
Daftar Pustaka..............................................................................................................94
Lampiran.......................................................................................................................96
1. Peta Lokasi...........................................................................................................
2. Dokumentasi Kegiatan..........................................................................................96
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GAMBAR
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Menurut V.V. Dokhuchaev (ahli geologi Rusia, 1879) tanah adalah
bentukan-bentukan mineral dan organik dipermukaan bumi yang sedikit
banyak di warnai oleh humus dan secara tetap menyatakan dirinya sebagai
sebagai hasil kegiatan kombinasi bahan-bahan seperti jasad hidup (baik yang
hidup maupun yang mati, baik hewan maupun tumbuhan), bahan induk, iklim,
topografi. Disini tanah ditinjau dari segi pembentukannya. Secara umum tanah
dapat diartikan sebagai akumulasi tubuh alam yang bebas menduduki
sebagian besar permukaan bumi yang mampu menumbuhkan tanaman dan
yang memiliki sifat-sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang
bertindak terhadap bahan induk , dalam keadaan relief tertentu selama waktu
tertentu.
Geografi Tanah merupakan ilmu yang mempelajari tentang persebaran
tanah dan segala aspeknya, sedangkan Ilmu Tanah adalah ilmu yang
mempelajari tanah secara lebih mendalam dan tidak khusus pada persebaran
tanah seperti Geografi Tanah. Sifat-sifat fisika, biologi dan kimia tanah, dan
lain-lain di antaranya merupakan cakupan dalam ilmu ini. Sifat-sifat fisik
tanah ialah semua yang dapat dirasakan oleh indra secara langsung, misalnya
warna, tekstur, dll. Sedangkan biologi tanah mengarah kepada factor-faktor
biologi yang mempengaruhi pembentukan dan perkembangan tanah. Untuk
semua unsur-unsur kimia dalam tanah merupakan bagian dari sifat kimia
tanah.
Dalam mengetahui dan memahami mengenai fenomena-fenomena yang
terjadi di tanah, tentunya tidak cukup hanya dalam bentuk teori-teori yang
diberikan dalam perkuliahan di kelas saja, karena harus disadari
sesungguhnya objek dari kajian ilmu ini berada di alam. Untuk itu, dengan
kegiatan praktek di lapangan mahasiswa khususnya yang memprogram mata
kuliah Geografi Tanah/ Ilmu Tanah ini dapat dibekali dengan pengetahuan
dan pemahaman khususnya mengenai keterampilan dan menggunakan
peralatan pengukuran parameter tanah, teknik pengambilan data, pengelolaan
data, analisis data, dan hingga pembuatan laporan praktek, yang pada akhirnya
mahasiswa dapat dengan jelas mengetahui dan memahami karakteristik tanah
pada suatu daerah atau kawasan.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktek lapang ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan keterampilan kepada mahasiswa dalam menggunakan
peralatan pengukuran untuk tanah di lapangan dan di Laboratorium, teknik
pengambilan data, pengelolaan dan analisis data serta pembuatan laporan
praktek.
2. Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang karakteristik tanah,
serta hal-hal terkait lain pada suatu daerah yang pada praktek ini
mengambil lokasi di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
1.3. Manfaat
Kegunaan praktek ini, yaitu :
1. Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam penguasaan Geografi Tanah,
baik dalam menggunakan peralatan pengukuran untuk tanah di lapangan
dan di Laboratorium, teknik pengambilan data, pengelolaan dan analisis
data serta pembuatan laporan praktek.
2. Data yang dihasilkan dapat menjadi data dasar, bahan informasi dan
referensi bagi pihak-pihak terkait yang membutuhkan data dan informasi
tersebut.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Tanah


Ilmu tanah merupakan ilmu geografi yang mempelajari atau mengkaji
persebaran tanah secara horizontal dan tanah secara vertikal. Tanah sendiri
adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik sebagai tempat tumbuh dan
berkembangnya perakaran penompang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai
kebutuhan air dan udara,secara kimiawi berfungsi sebagai Gudang dan penyuplai
hara atau nutrisi(senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur
esensial seperti :N, P, K, Ca, Mg, Cu, Zn, Fe, Mn, B, CD, dan secara biologi
berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam
penyediaan hara tersebut dan zat-zat adiptif bagi tanaman,yang ketiganya secara
integral mampu menunjang produktifitas tanah untuk menghasilkan biomass dan
produksi baik tanaman pangan,tanaman obat-obatan,industri perkebunan,maupun
kehutanan.
Tanah adalah bagian kerak bumi yang terbagi dari mineral dan bahan
organik.Asal tanah dari pelapukan batuan Bersama bantuan
organisme,membentuk tubuh unikyang menutupi batuan.Proses pembentukan
tanah dikenal dengan pedogenesis.Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai
tubuh alam yang tetrdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon
tanah,setiap horizon mencakup mengeni asal dan proses-proses kimia,fisika dan
biologi yang telah dialami tubuh tanah tersebut.
Definisi tanah secara umum adalah akumulasi tubuh alam yang bebas
menduduki sebagian besar permukaan bumi yang mampu menumbuhkan
tanaman dan yang memiliki sifat-sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad
hidup yang bertindak terhadap bahan induk , dalam keadaan relief tertentu
selama waktu tertentu.
2.2 Faktor Pembentuk Tanah
Syarat utama terbentuknya tanah ada 2 yaitu,terdapat bahan induk dan
adanya actor yang mempengaruhi bahan dan tanah mineral dari bahan yang tidak
keras/regolith yang meliputi batuan asal yang mengalami proses penghancuran
dan peluruhan serta dekomposisi yang kemudian menghasilkan regolith.Pada
umumya proses tersebut adalah proses deskriptif. Untuk memudahkan cara
penguraian proses pembentukan tanah dalam garis besarnya dibedakan atas:
a. Proses pelapukan
b. Proses penghancuran
Kedua proses ini sukar dibedakan dan pada umumnya terjadi
persamaan.Proses pelapukan adalah penghancuran fisik dan kimia dari batuan
karena mineral.Mineral dalam batuan tersebut tidak dalam keseimbangan dengan
suhu,tekanan dan kelembapan yang ada.Sedangkan perkembangan tanah yaitu
penyusunan tubuh tanah dengan organisme morfologi tertentu. Pembentukan
suatu jenis tanah ditentukan oleh kerja sama beberapa faktor pada batuan
induk.faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi proses perjalanan pembentukan
tanah,disebut faktor=faktor pembentukan tanah yang meliputi:
1. Iklim
Faktor iklim merupakan faktor pembentuk tanah yang sangat
berpengaruh karena peranannya yang besar dalam proses pembentukan tanah
mulai dari awal terjadinya proses pelapukan sampai terjadi perubahan
mineral primer menjadi mineral sekunder,sehingga sangat menonjol
pengaruhnya dalam pembentukan tanah.Beberapa unsur iklim
seperti,intensitas radiasi sinar matahari,suhu udara
kelembapan,udara,kecepatan angin,penutupan awan,presipitasi
(embun,hujan dan salju)dan evapotranspirasi.
Perbedaan temperature yang besar dan berlangsung terus menerus
menimbulkan proses pemuaian,pada saat panas terutama siang hari dan
mengalami pengkerutan pada malam hari.Bila hal ini berlangsung terus
menerus,maka batuan yang disusun oleh mineral-mineral berbeda
menyebabakan proses pemuaian dan pegkerutan yang berbeda sehingga
dapat menimbulkan suatu retakan yang lama kelamaan pecah.
2. Mahluk Hidup
Pengaruh mahluk hidup pada pembentukan tanah tidaklah
kecil.Akumulasi bahan organik,siklus unsur hara dan pembentukan struktur
tanah yang stabil sangat dipengaruhi oleh kegiatan mahluk hidup pada
tanah.Disamping itu unsur nitrogen dapat diikat dalam anah dari udara oleh
mahluk hidup,baik hidup sendiri dalam tanah maupun yang bersimbiosis
dengan tanaman.Demikian juga dengan tanaman atau vegetasi yang tumbuh
pada tanah yang dapat merupakan penghalang untuk terjadinya
erosi,sehingga mengurangi jumlah permukaan tanah yang hilang.
3. Bahan induk
Sifat-sifat bahan induk masih dapat terlihat,bahkan pada daerah humid
yang telah mengalami pelapukan sangat lanjut,misalnya tanah yang
berstektur pasir adalah akibat dari kandungan pasir yang tinggi dari bahan
induk susunan kimia dan mineral bahan induk tidak hanya mempengaruhi
intensitas tingkat pelapukan,tetapi kadang-kadang jenis vegetasi alami yang
tumbuh di atasnya.Terdapatnya batu kapur di daerah humid akan
menghambat tingkat keasaman tanah,di samping vegetasi yang hidup di atas
tanah berasal dari batu kapur biasanya banyak mengandung basa-basa.
Dengan adanya basa-basa lapisan tanah atas melalui sensah dari vegetasi
tersebut akan proses pengasaman menjadi lambat.
4. Topografi
Topografi adalah perbedaan tinggi dan bentuk wilayah suatu daerah
termasuk di dalamnya perbedaan kecurahan dan bentuk lereng.Relief ini
sangat mempengaruhi pembentukan tanah. Topografi suatu daerah dapat
mempercepat atau menghambat pengaruh iklim. Didaerah datar atau cekung
dimana air tidak mudah hilang dari tanah atau menggenang,pengaruh iklim
tidak jelas sehingga terbentuklah tanah berwarna kelabu atau banyak
mengandung karatan sebagai akibat genangan air tersebut.
Didaerah berkembang,drainase tanah lebih baik sehingga pengaruh
iklim (curah hujan) lebih jelas dan pelapukan serta proses pencucian
berjalan lebih cepat.Di daerah berlereng curam,kadang-kadang terjadi erosi
secara terus menerus,dalam hal ini adalah erosi permukaan,sehingga
terbentuklah tanah-tanah dangkal.Sebaliknya,pada kaki-kaki lereng,sering
ditemukan tanah dengan profil yang dalam sehingga akibat penimbunan
bahan-bahan yang di hanyutkan dari lereng atas tersebeut.Sifat tanah yang
berhubungan dengan topografi ; tebal solum,dan kandungan bahan organi
k,horizon A,kandungan air tanah,tingkat perkembangan horizon,reaksi
tanah atau Ph,kejenuhan basa,kandungan garam yang mudah larut dan lain-
lain
1. Waktu
Tanah yang merupakan benda alam yang terus menrus berubah
swebagai akibat dari pelapukan dan pencucian yang terus menerus,maka
tanah-tanah yang semakin tua juga menjadi semakin kurusndalam hal ini
semakin kurang dalam unsur hara.Hal ini terjadi akibat mineral yang kaya
akan unsur hara telah habis mengalami pelapukan,sehingga timbul mineral
yang sukar lapuk seperti kuarsa.Dengan masa waktu yang lama,selain unsur
hara tanah semakin berkurang,juga sangat berpengaruh dalam perkembangan
profil tanah. Karena proses pembentukan tanah yang terus menerus
berjalan,atau bahan induk tanah berubah berturut-turut menjadi: tanah muda,
(immature atau young soil),tanah dewasa(mature soil),dan tanah tua(old
sold).
2.3 Variabel Penelitian
1. Tekstur tanah
Tekstur adalah sifat fisika yang berperan penting dalam penggunaan
tanah. Tekstur menunjukkan perbandingan antara pasir, debu dan lempung/liat
dalam tanah. Tekstur tanah mengontrol kandungan air tanah, tingkat
pengambilan air, aerasi, penetrasi akar, dan beberapa sifat kimia. Struktur
tanah (agregasi) dan temperatur tanah biasanya kurang penting. Secara
ekonomi, kita tidak bisa merubah sifat fisik, tetapi pemahaman sifat fisik
penting untuk pengolahan lahan.Tekstur tanah menunjukkan komposisi
partikel penyusun tanah (separat) yang dinyatakan sebagai perbandingan
proporsi (%) relatif antara fraksi pasir, fraksi debu dan fraksi liat (Hanafiah,
2008).
Tekstur Tanah adalah perbandingan relative (dalam bentuk presentase)
fraksi-fraksi pasir,debu,dan liat.Partikel-partikel pasir memiliki luas
permukaan yang kecil dibandingkan debu dan liat,tetapi ukurannya
besar.Semakin banyak ruang pori diantara partikel tanah semakin dapat
memperlancar Gerakan udara dan air.Luas permukaan debu jauh lebih besar
dari permukaan pasir,dimana tingkat pelapuan dan pembebasan unsur hara
untuk diserap akar lebih besar dari pasir.Tanah yang memiliki kemampuan
besar dalam memegang air adalah fraksi liat.(Muhfari 2008).
Faktor -faktor yang mempengaruhi tekstur tanah yaitu:
1. Bahan induk
2. Topografi
3. Waktu
4. Organisme
5. iklim
2. Struktur Tanah
Struktur tanah merupakan karakteristik tanah yang berbentuk dari
komposisi antara agregat (butir) tanah,dan ruang antra agregat.Tanah
terbentuk dari 3 fasa padatan,fasa cair,fasa gas dan fasa cair dan gas.fasa cair
dan gas mengisi ruang atara agregat. Struktur tanah adalah agregasi butiran
primer menjadi butiran sekunder yang dipisahkan oleh bidang belah alami.
Tanah yang mempunyai struktur mantap maka permeabilitasnya rendah,
karena mempunyai pori-pori-pori-pori yang kecil. Sedangkan tanah yang
berstruktur lemah, mempunyai pori-pori besar sehingga permeabilitasnya
tinggi.(Semakin kekanan semakin rendah)
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah.
Gumpalan struktur tanah ini terjadi karena butir-butir pasir, debu, dan liat
terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik, oksida-oksida
besi, dan lain-lain.
3. Warna
Warna tanah merupakan gabungan berbagai warna komponen penyusun
tanah. Warna tanah berhubungan langsung secara proporsional dari total
campuran warna yang dipantulkan permukaan tanah. Warna tanah sangat
ditentukan oleh luas permukaan spesifik yang dikali dengan proporsi
volumetrik masing-masing terhadap tanah. Makin luas permukaan spesifik
menyebabkan makin dominan menentukan warna tanah, sehingga warna butir
koloid tanah (koloid anorganik dan koloid organik) yang memiliki luas
permukaan spesifik yang sangat luas, sehingga sangat mempengaruhi warna
tanah. Warna humus, besi oksida dan besi hidroksida menentukan warna
tanah. Besi oksida berwarna merah, agak kecoklatan atau kuning yang
tergantung derajat hidrasinya.
Menurut Wirjodihardjo dalam Sutedjo dan Kartasapoetra (2002) bahwa
intensitas warna tanah dipengaruhi tiga faktor berikut:
a. Jenis mineral dan jumlahnya,
b. Kandungan bahan organik tanah, dan
c. Kadar air tanah dan tingkat hidratasi.
Tanah yang mengandung mineral feldspar, kaolin, kapur, kuarsa dapat
menyebabkan warna putih pada tanah. Jenis mineral feldspar menyebabkan
beragam warna dari putih sampai merah. Hematit dapat menyebabkan warna
tanah menjadi merah sampai merah tua. Makin tinggi kandungan bahan
organik maka warna tanah makin gelap (kelam) dan sebaliknya makin sedikit
kandungan bahan organik tanah maka warna tanah akan tampak lebih terang.
Tanah dengan kadar air yang lebih tinggi atau lebih lembab hingga basah
menyebabkan warna tanah menjadi lebih gelap (kelam). Sedangkan tingkat
hidratasi berkaitan dengan kedudukan terhadap permukaan air tanah, yang
ternyata mengarah ke warna reduksi (gleisasi) yaitu warna kelabu biru hingga
kelabu hijau.
4. Profil dan Komponen Tanah
Profil Tanah meliputi beberapa horizon, yaitu :
a. Horizon O.horizon ini dapat di temukan pada tanah-tanah hutan yang
belum terganggu.Horizin O merupakan horizon organik yang terbentuk
diatas lapisan tanah mineral.
b. Horizon A,horizon ini terdiri atas campuran bahan organik dan bahan
mineral.Horizon A merupakan horizon yang mengalami penyucian.
c. Horizon B,horizon B terbentuk dari adanya proses penimbunan
(iluvasi) dari bahan- bahan yang tercuci dari horizon A.
d. Horizon C,horizon tersusun atas bahan indukyang sudah mengalami
sedikit pelapukan dan bersifat tidak subur.
e. Horizon R,Horizon R tersususn atas batuan keras yang belum
terlapukkan,horizon R di sebut juga batuan indukatau batuan dasar.
5. Ruang Pori-pori dan Porositas Tanah
Ruang pori-pori tanah yaitu bagian dari tanah yang ditempati oleh air
dan udara, sedangkan ruang pori-pori total terdiri atas ruangan diantara
partikel pasir, debu, dan liat serta ruang diantara agregat-agregat tanah
(Soepardi 1983). Porositas adalah proporsi ruang pori-pori total (ruang
kosong) yang terdapat dalam satuan volume tanah yang dapat ditempati oleh
air dan udara (Hanafiah 2005).
Pori-pori drainase cepat atau disebut pori-pori aerasi penting dalam
hubungannya dengan pernafasan akar tanaman. Oleh karena itu pori-pori ini
hendaknya dijaga agar selalu terisi udara. Bila pori-pori aerasi diatas 10
persen volume, tanaman akan mendapat aerasi cukup, kecuali pada tanah
dengan permukaan air tanah dangkal (Kohnke 1968 dalam Musthofa 2007).
6. Kadar Air
Air tanah merupakan sebagian fase cair tanah yang mengisi sebagian atau
seluruh ruang pori-pori tanah. Air tanah berperan penting dari segi
pedogenesis maupun dalam hubungannya dengan pertumbuhan tanaman.
Pertukaran kation, dekomposisi bahan organik, pelarutan unsur hara dan
kegiatan jasad-jasad mikro hanya akan berlangsung dengan baik apabila
tersedia air dan udara yang cukup (Haridjaja et al.1983).
7. Permeabilitas Tanah
Permeabilitas adalah kecepatan laju air dalam medium massa tanah. Sifat
ini penting artinya dalam keperluan drainase dan tata air tanah. Bagi tanah-
tanah yang bertekstur halus biasanya mempunyai permeabilitas lebih lambat
dibanding tanah bertekstur kasar. Nilai permeabilitas suatu solum tanah
ditentukan oleh suatu lapisan tanah yang mempunyai nilai permeabilitas
terkecil (Hardjowigeno 2003).
Tanah dengan struktur mantap adalah tanah yang memiliki permeabilitas
dan drainase yang sempurna, serta tidak mudah didespersikan oleh air hujan.
Permeabilitas tanah dapat menghilangkan daya air untuk mengerosi tanah,
sedangkan drainase mempengaruhi baik buruknya peratukaran udara. Faktor
tersebut selanjutnya akan mempengaruhi kegiatan mikroorganisme dan
perakaran dalam tanah (Syarief 1985 dalam Musthofa 2007). Syarief (1985)
dalam Musthofa (2007) juga mengatakan bahwa aliran permukaan (erosi)
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu kapasitas infiltrasi dan permeabilitas dari
lapisan tanah. Apabila kapasitas infiltrasi dan permeabilitas besar dan
mempunyai lapisan kedap yang dalam maka aliran permukaan rendah,
sedangkan untuk tanah yang bertekstur halus maka penyerapan air akan
semakin lambat dan aliran permukaan tinggi.
1. Reaksi Tanah (pH)
Reaksi tanah adalah parameter tanah yang dikendalikan oleh sifat-sifat
elektokimia koloid-koloid tanah. Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman
dan kebasahan tanah yang ditentukan oleh kandungan ion hidrogen
dalammlarutan tanah.. Kemasaman dan kebasahan merupakan gambaran dari
kadar ion H+ dan OH- . Hukum aksi massa mengatakan bahwa perkalian kadar
H+ dan OH- selalu tetap yaitu [H+][OH-] = 10-14 . Karena konsentrasi ion H+
dan OH- sangat kecil jumlahnya maka nilainya ditampilkan dengan nilai
logaritma dari ekponensial nilai pH tanah. Reaksi tanah (pH) tanah dituliskan
sebagai logaritma negatif aktivitas ion hidrogen dalam tanah.
2. Besar butir
Tanah merupakan bahan gembur yang menyelimuti permukaan bumi dan
tersusun atas partikel-partikel dengan berbagai ukuran.Partikel tanah yang
berukuran >2mm merupakan penyusun bahan kasar tanah,sementara partikel
tanah yang beruluran <2 mm pada umumnya di sebut bahan tanah.Bahan
tanah tersusun atas berbagai ukuran mulai dri lempung (clay) ,debu hingga
pasir.Komposisi relative fraksi partikel lempung,debu,dan pasir dalam partikel
tanah di sebut tekstur tanah.
3. C- Organik
Bahan organik tanah berasal dari sisa-sisa mahluk hidup yang dapat berasal
dari hewan dan tumbuhan..Bahan organik dapat pula tersusun atas mahluk
hidup dalam tanah yang berukuran mikroskopis.Bahan organim tanah yang
berasal sisa mahluk hidup yang berukuran mikro mengalamidegradasi terurai
secara fisik-mekanik dan kimia sehingga menjadi senyawa organik yang
sederhana yang kemudian berperan sebagai koloid tanah.Bahan organik tanah
yang berukuran koloid inilahyang akan di ukur dengan menggunakan metode
Walkley and Black.
4. Suhu
Suhu merupakan ukuran panas dinginnya benda.Benda panas berarti
suhunya tinggi,sebaliknya benda dingin berarti suhunya rendah.
BAB 3
METODE PRAKTIKUM

3.1 Metode yang dilakukan di Lapangan


Praktek lapang mata kuliah geografi tanah dilakukan pada tanggal
November 2019 lokasi praktek lapang mata kuliah Geografi Tanah kali ini adalah
di Kabupaten Gowa.,dimana pengambilan sampel dilakukan pada 5 titik berbeda.
a. Alat dan bahan yang digubakan di lapangan adalah:
1. Alat
a. Cangkul
b. Skop
c. Roll meter
d. Kompas
e. Cutter
f. Pisau lapangan
g. Parang
h. Peta jenis rupa bumi Kabupaten Gowa
i. Buku indicator warna tanah
j. Kantong sample
k. Ring tanah
l. Palu geologi
m. ATM
n. Tabung reaksi
o. Papan alas
p. Botol sample
q. Kamera
2. Bahan
a. Aquades
b. Kertas lakmus
c. Larutan KCL
d. Hydrogen Peroksida (H202)
e. Kain kasa
f. Kertas label
g. Karet gelang
b. Alat dan bahan di laboratorium
1. Alat
a. Ring sample 6 buah
b. Cawan
c. Alat penetap permeabilitas
d. Ember
e. Oven pengering sample
f. Timbangan digital
g. Tabung ukur
h. Gelas piala
i. Thermometer
j. Benang
k. Pipet ukur 10 ml
l. Lampu spiritus
m. Picnometer
2. Bahan
a. Tanah asli dalam ring (yang di ambil di lapangan)
b. Air
c. Lilin
3.2 Cara Kerja
1. Cara membuat penampang tanah
a. Mencari/menentukan lokasi yang representatip untuk pembuatan
penampang tanah dengan melihat kondisi sekitar
b. Setelah lokasi di tentukan,kemudian memulai melakukan penggalian
untuk membuat singkapan menggunakan linggis,cangkul,dan skop
c. Pembuatan singkapan di anggap selesai apabila yang muncuk sampai
minimal horizon C.Digali sampai kedalaman tertentu.
2. Cara pengambilan sampel
a. Menggunakan Ring Sampel
1. Membersihkan bagian permukaan tanah
2. Mengambil ring sampel dan meletakkannya di atas permukaan tanah
setiap horizon yang rata dengan bagian yang tajam bagian bawah
untuk memudahkan ring sampel masuk ke dalam tanah
3. Menekan ring sampel hingga tak benar-benar masuk ke dalam tanah
menggunakan papan pengalas dan palu geologi
4. Menggali secara pelan-pelan sisi di samping ring sampel untuk
mengambil ring sampel.
5. Meratakan permukaan ring sampel dengan menggunakan cutter
6. Menutup permukaan dengan alas ringsampel dengan kain kasa dan di
ikat menggunakan kaet gelang agar tidak lepas.
7. Memasukkan ring sampel pada kantong sampel dan memberi label.
b. Mengambil Secara langsung
1. Mengambil sampel tanah dengan mencungkil tanpa merusak tekstur
tanah
2. Tiap sampel dimasukkan kedalam kantong sampel lalu memberi
label sesuai dengan nama horozonnya.
3.2 Metode yang dilakukan di Lapangan
a. Pengukuran Permeabilitas Tanah
Alat dan Bahan:
1) Seperangkat alat permeameter
2) Sampel tanah tak terusik di dalam ring permeabilitas tanah yang
sudah si rendam selama 1 malam dan siap untuk di pasang di alat
permeameter
3) Stopwatch/jam
Cara Kerja

1) Praktikan di tunjukkan dan di jelaskan alat-alat dan bahan yang


digunakan dalam pengukuran permeabilitas.Praktikan diminta
memasang contoh tanah kedalam alat parameter.
2) Praktikan diminta mengukur permeabilitas dengan cara mengukur
volume air yang keluar dari permeameter hingga mendapatkan hasil
pengukuran selama 60 menit.
3) Praktikan di minta menghitung permeabilitas tanah atas contoh tanah
yang diukur.

Pengukuran permeabilitas dapat menggunakan rumus:

Q× L
K= t ×h × A

K= Permeabilitas (cm/jam)

Q=Jumlah air yang keluar selama pengukuran (ml)

L=Tebal contoh tanah (cm)

h=Tinggi muka air di permukaan tanah (cm)

t=waktu pengukuran (jam)

A=Luas pengukuran contoh tanah (cm2)

b. Pengukuran Berat Volume dan Berat Jenis Serta Porositas Tanah


Alat dan Bahan:
1) Picnometer + kawat pengaduk
2) Thermometer
3) Lilin + cawan pemanas lilin
4) Gelas ukur
5) Kompor listrik
6) Timbangan digital
7) Benang
8) Aquades
9) Alcohol
10) Kertas tissue
11) Corong gelas
12) Sampel tanah lolos saring 2 mm dan agregat tanah
Cara Kerja
1) Panaskan lilin hingga cair merata.perhatikan suhu lilin tidak boleh
lebih dari 500-600C.Suhu pemanasan yang terlalunpanas akan
menyebabkan lilin terlalu cair sehingga dapat meresap kedalam pori
makro tanah
2) Sambal menunggu proses pemanasan lilin,ambil agregat tanah asli
yang sudah kering angin kira-kira berdiameter 1 cm.ikat dengan
menggunakan benang sepanjang 20-30 cm.lakukan penimbangan
dengan menggunakan timbangan anltik.
3) Celupkan agregat tanah di dalam lilin cair hingga seluruh permukaan
agregat tanah terselimuti,lalu angkat dan dinginkan.Timaang agregat
tanah yang telah terselimuti oleh lilin (b),dan isilah gelas ukur dengan
volume tertentu (p ml).catar volume air dalam gelas ukur (q ml)
4) Berat Volume setara dengan berat tanah gumpal kering mutlak di bagi
dengan volume agregat tanah.Rumus perhitungannya adalah sebagai
berikut:
Berat gumpal kering mutlak (gr)

100
a
100+ Ka

Ka = Kadar air

(b−a)
Volume gumpal tanah (ml) = (q-p)-
berat jenis lilin
Berat jenis lilin = 0,87 gram/cm3

BTKM
BV = (gr/cm3)
Volume gumpal tanah

Berat Jenis

1) Siapkan satu set picnometer kosong yang sudah di timbang beratnya


(a).Isi picnometer dengan aquades hingga mengisi saluran kapiler pada
tutup picnometer.Timbang picnometer yang berisi air (b),kemudian
ukur sushu dalam picnometer (t1) dan lihat pada lampiran table berat
jenis air berdasarkan suhu untuk memperoleh nilai BJ.
2) Buang air dalam picnometer dan keringkan menggunakan cairan
alcohol.Siapkan dan masukkan tanah lolos saring 2 mm kedalam
picnometer.Upayakan agar tanah menutup dasar picnometer setebal
±0,75 cm untuk ukuran picnometer ukuran 50cc.Pasang picnometer
dan timbang ( c).Isi picnometer dengan aquades hingga
setengahnya.Aduk campuran tanah dengan aquades ,kemudian
hilangkan gelembung yang muncul di dalam picnometer menggunakan
kawat pengaduk.Tunggu suspense hingga mengendap.Keesokan
harinya penghilanagn gelembung dilakukan lagi.Tambahkan aquades
hingga picnometer penuh.Perhatikan proses penambahan aquades
sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan suspensi teraduk
kembali.Timbang picnometer tersebut ( d ) dan baca berat jenis air
berdasar suhu air (BJ2).
3) Berat jenis tanah setara dengan nilai berat tanah lolos saring 2 mm
kering mutlak dibagi dengan volume total butur tanah.Secara prinsip
volume butir tanah dihitung berdasarkan elisih volume air dalam
picnometer yang berisi air murni dengan picnometer berisi air tanah
dan air.Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut:
100
Berat Tanah kering Mutlak (gr) = (c-a)
100+ Ka

Ka = kadar air contoh lolos saring 0,5 mm

(b−a) ❑ (d −c)
Volume total butir tanah ( cm3) = -
BJ ❑ BJ

Porositas Tanah

Porositas tanah (N) dapat dihitung dengan menggunakan rumus


sebagai berikut :

(
N = 1−
BV
BJ )
X 100 %

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

0 0.999 0.999 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.999 0.999 0.999

1 0.999 0.999 0.999 0.999 0.999 0.999 0.999 0.998 0.998 0.998

2 0.998 0.998 0.900 0.997 0.997 0.997 0.996 0.996 0.996 0.996

3 0.995 0.995 0.900 0.994 0.994 0.994 0.993 0.993 0.993 0.992

4 0.992 0.991 0.900 0.991 0.990 0.990 0.989 0.989 0.989 0.988

5 0.988 0.987 0.900 0.986 0.986 0.985 0.985 0.984 0.984 0.989

6 0.983 0.982 0.900 0.981 0.981 0.980 0.980 0.979 0.978 0.978

7 0.977 0.977 0.900 0.976 0.975 0.974 0.974 0.973 0.979 0.972

8 0.971 0.971 0.900 0.969 0.969 0.968 0.968 0.967 0.966 0.966

9 0.965 0.964 0.900 0.962 0.962 0.961 0.961 0.960 0.959 0.959
Tabel 3.1. Berat jenis air pada berbagai suhu

c. Penetapan Kadar Air


Alat dan Bahan
1) Contoh tanah yang diambil dari lapangan sebanyak 2 kg yang telah di
kering angin kan
2) Timbangan analitik
3) Ayakan ukuran diameter 2mm dan 0,5 mm
4) Oven pengering
5) Eksikator
6) Botol timbang
7) Plastic/ toples sebagai wadah untuk sampel yang sudah di tumbuk
Cara Kerja
1) Ambil contoh tanah yang sudah di kering anginkan ± 2 minggu,lakukan
penimbangan untuk mendapatkan contoh tanah yang anda punyai.
2) Ambil agregat tanah asli dengan ukura diametr ± 2 cm 2 sebanyak 3-4
buah,tempatkan pada kantong plastic yang telah disiapkan, jangan lupa
catat nomor tanah.
3) Haluskan sisa contoh tanah yang anda punya menggunakan lumping
[orselin yang telah di gerus.Perhatikan, prnghasilan contoh tanah
dilakukan sedemikian rupa sehingga fraksi pasir atau fraksi kasar tanah
tidak pecah/hancur.Kesalahan dalam prosedur penghalusan contoh tanah
akan membawa anda pada hasil pengukuran seluruh sifat fisik dan kimia
tanah menjadi tidak akurat.Lakukan penghalusan untuk seluruh contoh
tanah yang anda punya.
4) Lakukan pengayakan dengan ayakan berdiameter 2 mm sebnayak 150
gram,ambil 250 gram contoh tanah siameter < 2 mm untuk dihaluskan
kembali,lakukan penyaringan dengan ayakan diameter 0.5 mm.Tempatkan
contoh tanah yang lolos saring pada kantong plastic yang telah
disiapkan,jangan lupa catat nomor contoh tanah dan diameter sampel
tanah.
5) Timbang 3 botol kosong + tutup dengan timbangan analitik dan catat
beratnya (a gr).
6) Masukkan 1 buah agregat tanah,contoh tanah lolos saring 2 mm sebanyak
± 2 gr dan contoh tanah lolos saring 0.5 mm sebanyak ± 2 gr ke dalam
botol yang sudah di timbang satu persatu,timbang kembali dengan
timbangan analitik dan catat beratnya (b bgr).
7) Lakukan pengeringan dengan menggunakan dengan menggunakan oven
bersyhu standar (1500 c) selama ≥ 4 jam.
8) Ambil contoh tanah kering dari oven,masukkan ke dalam eksikator untuk
proses pendinginan hingga suhu kamar.Lakukan penimbangan ulang
setelah proses pengeringan oven dan catat beratnya ( c gr).

Perhitungan

kehilangan bobot
% air = x 100 %
bobot contoh tanah kering oven

(b−c )
Ka = x 100%
(c−a)

d. Analisis Besar Butir


Alat dan Bahan
1) Timban analitis
2) Gelas arloji
3) Cawan penguap
4) Gelas piala berukuran 1000 ml,cawan penimbang,penangas air,tabung
sedimentasi berukuran 1 liter,reagen ( H2O230%,HCL 1N,Na4P2O7,PH
stick,pengaduk,oven,saringan 5o mikron)
5) Seperangkat alat pipetisasi
6) Sampel tanah lolos saring 2 mm
Cara kerja

1) Timbang contoh tanah kering angin ᴓ 2mm sebnayk 10 gr dan masukkan ke


dalam gelas piala 100 ml kemudian tambahkan air sampai dengan 200 ml.
2) Tambahkan 15 ml H2O230% ±15 ml sambal di aduk hingga reaksi oksidasi
selesai dengan di tandai larutan di atas tanah berwarna kuning dan timbulnya
buih sudah sangat berkurang.Apabila masih bereksi,penambahan H 2O230% di
ulangi lagi maksimal 3 kali.
3) Tambahan HCL 1 N sebanyak25 ml,diamkan ±15 menit,kemudan api di
matikan.
4) Larutan tanah di netralkan dengan cara mengencerkan dengan di tambah air
dengan volume menjadi 900 ml,kemudian di aduk dan dibiarkan sampai
mengendap (semalam).
5) Keesokan harinya buanglah air yang jernih dengan hati-hati jangan sampai
ada partikel tanah yang ikut terbuang.Ulangi pengenceran ini 3-5 kali
sehingga pH suspense tanah ± 7.
6) Saring suspense tanah dengan menggunakan saringan bermata saring ᴓ 75
mikron dan tamping suspense tanah yang lolos saring.Bersihkan saringan
dengan menggunakan air sambal di sapu dengan kuas halus.Kemudian tanah
yang tidk lolos saring di tamping di cawan penguap dan kemudian di uapkan
dengan oven bersuhu 1050C selama >4 jam untuk mendapatkan kadar pasir
kasar hingga pasir sangat halus.
7) Larutan tanah yang lolos saring kemudian di tempatkan ke dalam tabung
sedimentasi dan di encerkan dengan air sehingga voloumenyamenjadi 975 ml.
8) Tambahkan 25 ml peptisator (Na4P2O7 ) kedalam tabung dalam tabung
sedimentasi sehingga volumenya menjadi 1000 ml.Tutup tabung sedimentasi
dengan menggunakan telapak tangan dan kocok dengan cara menjungkir
balikkan tabung sampai suspense homogen.Tempatkan tabung tepat di bawah
alat pemipetan sedemikian rupa sehingga ujung pipet berada di tengah tabung
sedimentasi.
9) Pipet suspensi tanah sebanyak 25 ml segera setelah suspense di gojok (tidak
1
lbih dari 4 detik) dengan kedalam pemipetan tinggi tabung sedimentasi
2
(±14.5 cm) untuk mendapatkan kadar debu = kadar lempung.Pindahkan
pemipetan ke dalam cawan penguap dan di uapkan dengan oven bersuhu
1050C selama >4 jam (sampai kering)
10) Gojok kembali suspense tanah sampai homogen dan lakukan pemipetan
sebanyak 25 ml sebanyak 41 menit dengan kedalaman pemipetan 1cm untuk
mendapatkan kadar lempung.Apabila kelupaan pemipetan dapat dilakukan
setelah 83 menit dengan kedalaman 2 cm.Pindahkan hasil pemipetan ke dalam
cawan pemipetan ke dalam cawan penguap dan uapkan dengan oven bersuhu
1050 c selama 4 jam
11) Untuk mendapatkan persen pasir sangat halus,sampel pasir dalam cawan yang
telah kering du saring lagi dengan saringan ᴓ 0,106 mm.

Penentuan persen pasir,debu,dan lempung

Pasir (P) =Berat (cawan + pasir) – berat cawan

Lempung (L) =( berat ( cawan + lempung ) – berat cawan ) x


1000
volume pemipetan

Debu (D) =(berat debu + lempung) – berat lempungType equation here .

Perhitungan:

P
%Pasir = X 100 %
P+ L+ D

D
%Debu = X 100 %
P+ L+ D

L
%Lempung = X 100 %
P+ L+ D
Table 3.2 tabel penentuan persen pasir,debu,dan lempung

(c−b) 1000 ml
.
Berat (debu + lempung) aktuil (garam) = 100 a x

100+ Ka

Berat ( debu + lempung) total (gr) →hasil analisi tekstur

Ka =kadar air contoh tanah ⱷ2 mm

X = 25 ml

( debu+lempumg ) aktuil
NPD = x 100 %
( debu +lempung ) total
Kelas teksture ditentukan
dengan menggunakan segitiga tekstur dari USDA
e. Pengukuran C-Organik
Alat dan Bahan
1) Erlenmeyer
2) Labu takar
3) Timbangan analitik
4) Gelas arloji
5) Seperangkat alat pipet
6) Seperangkat alat titrasi
7) Khemikalia : K2Cr2O7 1 N,H2SO4 pekat,H3PO4 85%,indicator diphenil
amine.
Cara kerja
1) Ambil contoh tanah kering udara ᴓ 0,5 mm sebanyak 1 gr.
2) Masukkan kedalam labu takar dan tambahkan 10 ml reagen K 2Cr2O7
1N dan 10 ml H2SO4 pekat.Goyangkan labu takar dengan arah
mendatar dengan memutar agar larutan homogen dan reaksi berjalan
sempurna.Usahakan warna tetap merah jingga,apabila warna menjadi
hijau tua atau biru maka tambahkan lagi K 2Cr207 1N dan H2SO4 pekat
masing-masing sebanyak 10 ml.Kemudian diamkan larutan hingga
dingin.
3) Tambahkan 5 ml H3PO4 dan aquades hingga volume larutan menjadi
50 ml.Kemudian tutup dengan penutup labu takar.Kocok dengan cara
mebolak-balikkan sampai homogen,diamkan hingga larutan
mengendap.
4) Ambil larytan yang jernih sebanyak 5 ml dan masukkan ke dalam
erlenmayer.Tambahkan 15 ml aquades dan sebanyak 2 tetes dipenil
amin.
5) Titrasi dengan 1N FeSO4 hingga warna menjadi kehijau-hijauan.Catat
volume titran
6) Ulangi langkah tersebut tanpa menggunakan reagen untuk
mendapatkan larutan blanko.
100
( B−A ) x nFeS O 4 X 3 X 10 X
77
Perhitungan: [C] = x 100 %
100
x ( berat tanah x 1000 )
100+ Ks
100
%BO=[C] X
58
Keterangan :
A =Volume titran contoh tanah (ml)
B =Volume titran larutan blanko (ml)
N =normalitas (1N).
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
1. Hasil yang dperoleh di lapangan
a. Nama lokasi : Malino, Kec. Tinggimoncong, Kab. Gowa
b. Koordinat : S 5º14’06”
E 119º52’52,7”
Gambar 4.1 Ilustrasi Titik Pengambilan Data lokasi 4

3,1 cm

2,2 cm

Sumber, Data Analisis Lapangan 2019

c. Jenis tanah : Andosol coklat


d. Jenis geologi : Batuan gunung api Lompobattang (konglomerat, lava,
breksi, endapan lahar, tufa)
e. Vegetasi : Pohon pinus dan belukar
f. Lereng :
- Arah : 20º
- Panjang : 21,50 cm
- Kemiringan : 25º
- Bentuk : Agak curam
- Ilustrasi panjang lereng

21,50 m

Gambar 4.2 Sketsa


Lereng
Keterangan:
: Lereng
: Genangan
: Panjang lereng
g. Penggunaan lahan : Hutan pinus
h. Suhu : 21º C
i. Cuaca : Mendung/ berawan
j. Sketsa horizon
Gambar 4.3 Ilustrasi Horizon Tanah

AP

AB

k. Panjang horizon
- Horizon AP : 0 – 30 cm
- Horizon AB : 30 – 80 cm
- Horizon B : >80 cm
-
l. Perakaran
- Horizon AP : Jumlah (banyak sekali) ukuran (halus)
- Horizon AB : Jumlah (sedikit) ukuran (halus)
- Horizon B : Tidak ada
m. Struktur
- Horizon AP : Crumb
- Horizon AB : Prismatik
- Horizon B : Prismatik
n. Tekstur
- Horizon AP : Pasir bergeluh
- Horizon AB : Pasir bergeluh
- Horizon B : Geluh berpasir
o. Warna
2 ,5
- Horizon AP : 7,5 YR dark very brown
3
3
- Horizon AB : 7,5 YR dark brown
4
4
- Horizon B : 7,5 YR strong brown
6
p. Bahan organik
- Horizon AP : Berbuih (banyak mengandung bahan organik)
- Horizon AB : Berbuih (banyak mengandung bahan organik)
- Horizon B : Tidak berbuih (sedikit mengandung bahan organik)
q. pH
pH aktual (aquades)
- Horizon AP :6
- Horizon AB :6
- Horizon B :7
pH potensial (KCL 1 N)
- Horizon AP :5
- Horizon AB :5
- Horizon B :4
2. Hasil yang diperoleh di laboratorium
a. Uji Permeabilitas
Setelah didiamkan selama 1 jam, maka pengukuran dilakukan dan dicatat
setiap 15 menitnya. Data yang diperoleh sebagai berikut:
Tabel 4.1 Hasil pengukuran menggunakan alat permeabilitas

15 15 15 15 15
Rata-
menit menit menit menit menit
rata
(1) (2) (3) (4) (5)
1.200 1.350 1.180 1.210 1.200 6.140
A
Horizon

ml ml ml ml ml ml
B 70 ml 70 ml 70 ml 70 ml 70 ml 70 ml
Sumber: Analisis Data Laboratorium 2019
Untuk Horizon A
L = 5,1 cm
t = 1,25 jam
h =6
A = . r2 = 3,14 x 2,52 = 19,625 cm2
Untuk Horizon B
L = 5 cm
t = 1,25 jam
h = 7,3 cm
A = r2 = 3,14 x 4,52 = 63,643 cm2
Perhitungan untuk menentukan permeabilitas:
QxL
K=
txhx A
Keterangan:
K = permeabilitas (cm/jam)
Q = jumlah air yang keluar sebelum pengukuran (ml)
L = tebal contoh tanah (cm)
t = tinggi muka air di permukaan tanah (cm)
h = waktu pengukuran (jam)
A = luas pengukuran contoh tanah (cm2)
Untuk Horizon A
6.140 x 5 ,1
K=
1 , 25 x 6 x 19,625
31,314 cm
K=
147 , 8 jam
K = 212,7 cm/jam (sangat cepat)
Untuk Horizon B

70 x 5
K=
1 , 25 x 7 , 3 x 63,643

350 cm
K=
580 , 74 jam

K = 0,602 cm/jam (lambat)

b. Kadar Air
Tabel 4.2 Massa cawan horizon A
Φ 0,5 mm Φ 2 mm Agregat
Cawan kosong 37,46 gr 34,1 gr 39,96 gr
Cawan + sampel 39,46 gr 36,1 gr 44,98 gr
Cawan + sampel + oven 39,2 gr 35,8 gr 44,2 gr
Sumber: Analisis Data Laboratorium 2019
Tabel 4.3 Massa cawan horizon B
Φ 0,5 mm Φ 2 mm Agregat
Cawan kosong 39,9 gr 36,5 gr 37,5 gr
Cawan + sampel 41,9 gr 40,5 gr 41,4 gr
Cawan + sampel + oven 41,9 gr 40,3 gr 40,9 gr
Sumber: Analisis Data Laboratorium 2019
Perhitungan untuk menentukan kadar air :
(b−c)
Ka x 100 %
(c−a)
Keterangan:
Ka = kadar air (%)
a = berat cawan kosong (gr)
b = berat cawan + contoh tanah (gr)
c = berat cawan + contoh tanah kering oven (gr)
kehilangan bobot
Rumus % air = x 100 %
bobot contoh tanah kering
berat sebelum oven−b erat setelah oven
= x 100 %
berat setelah oven
Untuk Horizon A
Contoh tanah lolos saringan 0,5 mm :
( 39 , 46−39 ,2 )
Ka= x 100 %
( 39 , 2−37 , 46 )
0 , 26
Ka= x 100 %
1 ,74
Ka=14 , 9 %
39 , 46−39 ,2
% air = x 100 %
39 ,2
0 ,26
¿ x 100 % = 0,66%
39 , 2
Contoh tanah lolos saringan 2 mm :
( 36 , 1−35 , 8 )
Ka= x 100 %
( 35 , 8−34 ,1 )
0,3
Ka= x 100 %
1 ,7
Ka=17 , 6 %
36 ,1−35 , 8
% air = x 100 %
35 , 8
0 ,3
¿ x 100 % = 0,83%
35 ,8
Contoh agregat tanah :
( 44 , 98−44 , 2 )
Ka= x 100 %
( 44 , 2−39 , 96 )
0 ,78
Ka= x 100 %
4 ,24
Ka=18 , 3 %
44 ,98−44 , 2
% air = x 100 %
44 ,2
0 , 78
¿ x 100 % = 1,76%
44 , 2
Untuk Horizon B
Contoh tanah lolos saringan 0,5 mm :
( 41 , 9−41 , 9 )
Ka= x 100 %
( 41 , 9−39 , 9 )
0
Ka= x 100 %
1 ,05
Ka=0 %
Contoh tanah lolos saringan 2 mm :
( 40 , 5−40 , 3 )
Ka= x 100 %
( 40 ,3−38 ,5 )
0,2
Ka= x 100 %
1 ,6
Ka=11, 11%
Contoh agregat tanah :
( 41 , 4−40 , 9 )
Ka= x 100 %
( 40 , 9−37 , 5 )
0,5
Ka= x 100 %
3,4
Ka=14 ,7 %
Tabel 4.4 Hasil %air pada horizon B
Φ 0,5 mm Φ 2 mm Agregat
% air 0% 0,49% 1,22%
Sumber: Analisis Data Laboratorium 2019
c. Pengukuran Berat Volume, Berat Jenis, dan Porositas Tanah
- Pengukuran Berat Volume
Tabel 4.5 Berat tanah dan volume air di dalam gelas ukur
Horizon Berat tanah Volume air dalam gelas ukur
Awal Akhir
A 7,46 gr 65 ml 60 ml
B 31 gr 80,5 ml 70 ml
Sumber: Analisis Data Laboratorium 2019
Perhitungan untuk menentukan berat volume tanah
100
Berat gumpal tanah kering = a x gram
100+ Ka
Ka = Kadar air contoh tanah gumpal
(b−a)
Volume gumpal tanah = ( q− p )− ml
0 , 87
Berat jenis lilin = 0,87 gram/cm3
berat gumpalan tanah kering mutlak
BV = gram/cm3
volume gumpal tanah

Untuk Horizon A
100
BGTKM =a gram
100 + Ka
100
¿ 7 , 46 gram
100+18 , 3
746
¿ gram
118 , 3
¿ 6 , 30 gram
0 ,04
VGT =( 5 )− ml
0 , 87
¿ ( 5 )−0,045
¿ 4,955 ml
BGTKM
BV = gram/cm3
VGT
6 , 30
¿ gram/cm3
4,955
= 1,261 gram/cm3
Jadi, berat volume tanah lokasi 4 horizon A adalah 1,261 gram/cm3
Untuk Horizon B
100
BGTKM =a gram
100 + Ka
100
¿ 31 gram
100+14 ,7
3100
¿ gram
114 , 7
¿ 27 , 02 gram
3
VGT =( 0 ,5 ) − ml
0 ,87
¿ ( 5 )−3 , 44
¿ 6 , 56 ml
BGTKM
BV = gram/cm3
VGT
27 , 02
¿ gram/cm3
6 ,56
= 4,11 gram/cm3
Jadi, berat volume tanah lokasi 4 horizon A adalah 4,11 gram/cm3
- Pengukuran Berat Jenis
Tabel 4.6 Analisis Data Berat Jenis Horizon A
Horizon A
Berat picnometer 37,47
Berat picnometer + Aquades 133,39
Suhu air dalam picnometer 30º
Berat jenis air 0,995
Berat picnometer + tanah ϕ 2mm 43
Berat picnometer + tanah ϕ 2mm + Aquades 138
Suhu air dalam picnometer + tanah ϕ 2mm 30º
Berat jenis air + tanah ϕ 2mm 0,995
Sumber: Analisis Data Laboratorium 2019
Tabel 4.7 Analisis Data Berat Jenis Horizon B
Horizon B
Berat picnometer 26
Berat picnometer + Aquades 125,5
Suhu air dalam picnometer 28º
Berat jenis air 0,996
Berat picnometer + tanah ϕ 2mm 29
Berat picnometer + tanah ϕ 2mm 127,2
Suhu air dalam picnometer + tanah ϕ 2mm 31º
Berat jenis air + tanah ϕ 2mm 0,995
Sumber: Analisis Data Laboratorium 2019
Untuk Horizon A
100
BTKM = ( c−a ) x gr
100+ Ka
100
= ( 43 ,0−37 , 47 ) x gr
100+17 ,6
100
= 5,53 x
117 , 6
= 18,98 x 0,81 gr
= 15,37 gr
b−a d−c 3
VTBT = − cm
BJ 1 BJ 2
(133 , 39−37 , 47) (138−43) 3
= − cm
0,995 0,995
95 , 92−95 3
= cm
0,995
= 0,92 cm3
BTKM (gr)
BJ Tanah =
VTBT (cm3)
4 ,70
=
0 , 92
= 5,10 gr/cm3
Jadi, Berat Jenis Tanah lokasi 4 Horizon A adalah 5,10 gr/cm3
Untuk Horizon B
100
BTKM = ( c−a ) x gr
100+ Ka
100
= ( 29−26 ) x gr
100+0
100
=3x
100
= 3 x 1 gr
= 3 gr
b−a d−c 3
VTBT = − cm
BJ 1 BJ 2
(126 , 5−26) (172, 2−29) 3
= − cm
0,996 0,995
99,0025−97,8075 3
= cm
0,99102
1,1953
=
0,99102
= 1,206 cm3
BTKM (gr)
BJ Tanah =
VTBT (cm3)
3
=
1,206
= 2,48 gr/cm3
Jadi, Berat Jenis Tanah lokasi 4 Horizon B adalah 2,48 gr/cm3
- Porositas Tanah
Untuk Horizon A

[
N = 1−
BV
BJ ]
X 100%

[
= 1−
1,261
5 ,10 ]
X 100%

¿ [ 1−0 , 24 ]X 100%
¿ 76%
Untuk Horizon B

[
N = 1−
BV
BJ ]
X 100%

[
= 1−
4 ,11
2 , 48 ]
X 100%

¿ [ 1−0 , 24 ]X 100%
¿ 76%

d. Analisis Besar Butir dan Perhitungan NPD Tujuan


Penentuan persen pasir, debu, dan lempung
Pasir (P) = berat (cawan + pasir) – berat cawan
1000
Lempung (L)= (berat (cawan + lempung) – berat cawan x
v . pemipetan
Debu (D) = (beart debu + lempung) – berat lempung
1000 1000
= =40
volume pemipetan 25
Perhitungan:
P
%Pasir¿ x 100 %
P+ L+ D
D
%Debu ¿ x 100 %
P+ L+ D
L
%Lempung ¿ x 100 %
P+ L+ D
Tabel 4.8 Massa cawan, cawan + sampel di horizon A
Sampel Cawan Kosong Cawan + Sampel
Pasir 39,6251 40,5212
Lempung 40,0341 40,4421
Debu + Lempung 39,2214 40,3692
Sumber: Analisis Data Laboratorium 2019
Tabel 4.9 Massa cawan, cawan + sampel di horizon B
Sampel Cawan Kosong Cawan + Sampel
Pasir 37,4 37,5
Lempung 40,2 40,3
Debu + Lempung 37,1 37,4
Sumber: Analisis Data Laboratorium 2019
Tabel 4.10 Penentuan Berat Pasir, Debu, dan Lempung horizon A
Pasir (P) Lempung (L) Debu (D)
= Berat (Cawan + Pasir) – = (Berat (Cawan + Lempung) – = (Berat Debu + Lempung) –
Berat Cawan 1000 Berat Lempung
Berat Lempung) x
v . pemipetan
= 40,5212 - 39,6251 = (40,3692 – 39,2214) – 0,408
= (40,4421 – 40,0341) x 40
= 0,8961 gr = 1,1478 – 0,408
= 16,32 gr
= 0,7398 gr
Sumber, Analisis Data Laboratorium 2019
Tabel 4.11 Penentuan Berat Pasir, Debu, dan Lempung horizon B
Pasir (P) Lempung (L) Debu (D)
= Berat (Cawan + Pasir) – = (Berat (Cawan + Lempung) – = (Berat Debu + Lempung) –
Berat Cawan 1000 Berat Lempung
Berat Lempung) x
v . pemipetan
= 37,5 – 37,4 = (37,4 – 37,1) – 0,1
= (40,3 – 40,2) x 40
= 0,1 gr = 0,3 – 0,1
= 4 gr
= 0,2 gr
Sumber: Analisis Data Laboratorium 2019
Untuk Horizon A

P 0,8961
% Pasir = x 100 % = x 100 % = 4,99%
P+ L+ D 17,9559

L 16 , 32
% Lempung = x 100 % = x 100 % = 90,8%
P+ L+ D 17,9559

D 0,7398
% Debu = x 100 % = x 100 % = 4,12%
P+ L+ D 17,9559

Gambar 4.4 segitiga tekstur tanah horizon A


(b−c) 1000 ml
.
- Berat (debu + lempung) Aktuil (gr) = 100 a x
100+ ka
36 ,1−35 , 8
x 40
= 100 x 34 ,1
100+17 , 6
0,3
x 40
= 3410
117 , 6
0,3
= x 40
28,996
= 0,412 gr
- Berat (debu + lempung) total (gr) = hasil analisis tekstur = 1,1478
(debu +lempng)aktuil
- NPD = x 100 %
( debu+lempung ) total
0,412
= x 100 %
1,1478
= 35,89%
Untuk Horizon B

P 0,1
% Pasir = x 100 % = x 100 % = 2,32%
P+ L+ D 4 ,3

L 4
% Lempung = x 100 % = x 100 % = 93,02%
P+ L+ D 4 ,3

D 0,2
% Debu = x 100 % = x 100 % = 4,6%
P+ L+ D 4 ,3
Gambar 4.5 Segitiga tekstur tanah horizon B
(b−c) 1000 ml
.
- Berat (debu + lempung) Aktuil (gr) = 100 a x
100+ ka
42 , 5−42, 4
x 40
= 100 x 40 , 5
100+5 , 26
0 ,1
x 40
= 4050
105 , 26
0,1
= x 40
38 , 47
= 1,538 gr
- Berat (debu + lempung) total (gr) = hasil analisis tekstur = 0,3
(debu +lempng)aktuil
- NPD = x 100 %
( debu+lempung ) total
0,010
= x 100 %
0,3
= 3,33%
e. Pengukuran C-Organik
100
( B−A ) x nFeSO 4 x 3 x 100 x
77
Perhitungan : [C] = x 100%
100
x (berat tanah +100)
100+ Ka

Keterangan:
A = volume titran contoh tanah (ml)
B = volume titran larutan blanko (ml)
n = normalitas (1N)
100
% BO = [c] x
58

Untuk Horizon A

1 tetes = 0,05 mm

Blanko = 30 tetes

Jumlah titrasi 1 N FeSO4 = 29 tetes

Ka = Contoh tanah lolos saringan Φ 0.05 mm = 14,9%

( 30 x 29 ) x 1 x 3 x 10 x 1 , 3
[C] = 100
x (1 x 1000)
100+ 14 , 9

1 x 1 x 30 x 1,290
= 100
x 1000
x 100%
114 , 9

38 , 94
= x 100%
870 ,32

= 0,044 X 100%

= 4,47%
100
% BO = [4,47%] x
58

% BO = [4,47%] x 1,72

% BO = 7,6%

Untuk Horizon B
1 tetes = 0,05 mm

Blanko = 22 tetes

Jumlah titrasi 1 N FeSO4 = 20 tetes

Ka = Contoh tanah lolos saringan Φ 0.05 mm = 11,11%

( 22 x 20 ) x 28 x 3 x 10 x 1, 3
[C] = 100
x (1 x 1000)
100+ 14 , 9

2 x 84 x 1 ,3
= 100 x 100%
x 1000
11, 11

218 , 4
= x 100%
0 , 90

= 242,6 X 100%

= 24,2 %

100
% BO = [24,2%] x
58

% BO = [24,2%] x 1,72

% BO = 41,6 %

f. Uji Kandungan Bahan Organik


Perhitungan kandungan bahan organik :
KBO = Berat sebelum di oven – Berat setelah di oven
Horizon A :
Berat cawan kosong 72,9 gr
Berat cawan + sampel 82,7 gr
Berat cawan + sampel +oven 78,9 gr
KBO = berat sebelum oven – berat setelah oven
= 82,7 – 78,9 = 3,8 gr
Jadi, bahan organik yang terkandung di horizon A yaitu 3,8 gr
4.2 Pembahasan
a. Lokasi tempat observasi yaitu berada di daerah Batulapisi, Kec.
Tinggimoncong. Dari hasil pengujian laboratorium dilihat bahwa
kandungan organic dilokasi tersebut pada horizon AP mengandung banyak
mengandung bahan organic, begitupun pada horizon AB sedangkan
Horizon B hanya sedikit mengandung bahan organic. adapun jenis tanah
yan ditemukan dilokasi adalah andosol coklat dengan kondisi geologi
berasal dari batuan gunung api Lompobattang (konglomerat, lava, breksi,
endapan lahar, tufa).
Ditinjau dari pengujian laboratorium terhadap permeabilitas maka
ditemukan bahwa pada horizon A kemampuan lolos airnya sangat cepat
sedangkan pada horizon B relative lambat. Tanaman yang ditemukan
dlokasi tersebut merupakan tumbuhan belukar dan tumbuhan-tumbuhan
liar yang lain.adapun kadar air yang ditemukan yaitu kandungan air yang
ditemukan pada horizon A lebih besar daripada horizon B, namun pada
porositasnya ditemukan bahwa keduanya meiliki porositas yang sama,
yaitu 76% Berat Jenis Tanah lokasi 4 Horizon A adalah 5,10 gr/ cm3
sedangkan Berat Jenis Tanah lokasi 4 Horizon B adalah 2,48 gr/ cm3 yang
menandakan bahwa berat jenis horizon A lebih besar daripada horizon A.
-
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Hanafiah. Kemas. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah Rajagrafindo Persada : Jakarta

Haridjaja, 1983. Penuntun Praktikum Fisika. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Haridjonigeno. S. 2003. Ilmu Tanah. Akademi Pressindo. Jakarta

Kartasapoetra, Ance. 2003. Teknologi Benih, Penolahan Benih, dan Tuntutan


Praktikum. Rineka Cipta, Jakarta.

Mustofa. A. 2007. Perubahan Sifat Fisik, Kimia, dan Biologi Tanah pada Hutan
Alam yang Diubah Menjadi Lahan Pertanian di Kawasan Taman Nasional
Gunung Leuser. Bogor. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

Uca.2019. Buku Petunjuk Praktikum Lapangan Geografi Tanah. Jurusan Geografi


FMIPA-UNM.

Anda mungkin juga menyukai