Dosen Pengampu :
Dr. Sumiyati, S.TP., MP. 1974061819990320001
Peneliti :
Master Simarmata 2210531037
1
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................2
1.4 Manfaat.............................................................................................................2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................3
2.1 Devinisi Tanah.................................................................................................3
2.2 Batas – Batas Konsistensi Tanah....................................................................4
2.3 Batas Cair (Liquid Limit)...............................................................................4
2.4 Batas Plastis (Plastic Limit)............................................................................5
2.5 Batas Lekat (Sticky Limit)..............................................................................5
2.6 Batas Berubah Warna.....................................................................................6
BAB III
METODOLOGI.........................................................................................................8
3.1 Alat dan Bahan..........................................................................................8
3.2 Cara Kerja..................................................................................................8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................11
4.1 Batas Cair Tanah.....................................................................................11
4.2 Batas Plastis Tanah..................................................................................12
4.3 Batas Lekat Tanah...................................................................................13
4.4 Batas Berubah Warna Tanah……………………………………….....14
BAB V.......................................................................................................................16
PENUTUPAN...........................................................................................................16
5.1 Kesimpulan...............................................................................................16
5.2 Saran.........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................17
LAMPIRAN…………………………...…………………………………………..18
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
sifat dasar dari tanah, seperti asal usulnya, penyebaran ukiuran butiran,
kemampuan mengalirkan air, sifat pemampatan biladibebani (compressibility),
kekuatan geser, kapasitas daya dukung terhadap beban,dan lain-lain..Kadar
air dinyatakan dalam persen, di mana terjadi transisi dari
keadaan padat ke keadaan semi-padat didefinisikan sebagai batas susut
(shrinkage limit). K a d a r a i r d i m a n a t r a n s i s i d a r i k e a d a a n s e m i -
padat ke keadaan semi padat k e keadaan plastis terjadi
dinamakan batas plastis (plastic limit), dan dari keadaan plastis ke
keadaan cair dinamakan batas cair (liquid limit). Batas-batas ini dikenal juga
sebagai batas-batas Atterberg (Atterberg Limit).
1.3 Tujuan
Mahasiswa mengetahui proses memperoleh nilai batas cair, batas gulung,
batas lekat, dan batas berubah warna dari tanah yang di uji.
Mahasiswa memahami metode perhitungan batas cair, batas gulung, batas
lekat, dan batas berubah warna dari tanah yang di uji.
Mahasiswa memahami pentingnya pengetahuan mengenai batas cair, batas
gulung, batas lekat, dan batas berubah warna sehingga dapat
mempraktikannya di bidang pertanian.
1.4 Manfaat
Menambah wawasan dan sekaligus mengasah skil mahasiswa dengan praktik
langsung kelapangan yang dilanjutkan ke lab. Dengan demikin mahasiswa
juga akan lebih faham dengan materi yang diberikan saat perkuliahan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.2 Batas-batas Konsistensi Tanah
Batas-batas konsistensi tanah berfungsi untuk mengetahui sifat yang
ada pada tanah. Batas konsistensi tanah ini dikembangkan oleh ilmuan asal
Swedia yang bernama Atterberg. Tanah dapat diklasifikasikan ke dalam empat
keadaan dasar
a) Batas cair (LL) adalah batas antara cair dan plastisnya suatu kadar air tanah.
b) Batas plastis (PL) adalah batas bawah plastis suatu kadar air tanah.
c) Indeks plastisitas (PI) adalah selisih batas cair dan batas plastis, dimana tanah
tersebut dalam keadaan plastis
Menurut Sukirman (1992), tanah yang memiliki tingkat kestabilan yang tinggi
terhadap perubahan volume, dapat dilakukan dengan pemadatan terlebih
dahulu sebelum melanjutkan pekerjaan konstruksi lainnya. Sifat-sifat daya
dukung tanah sangat menentukan daya tahan, seperti kekuatan dan keawetan
di bidang konstruksi. Permasalahan yang biasanya ditemui tentang tanah
adalah bentuk dan jenis tanah yang mengalami perubahan karena adanya
beban di lingkungan sekitar. Jenis tanah yang mengalami hal seperti itu adalah
tanah dengan plastisitas tinggi, sehingga kita harus memperhatikan lapisan-
lapisan tanah lunak yang terdapat di bawah tanah dasar. Tanah yang memiliki
sifat mengembang dan menyusut disebabkan oleh perubahan kadar air. Cara
yang dapat dilakukan agar terjadinya perubahan volume dapat berkurang
adalah dengan tanah yang dipadatkan sesuai kadar air optimumnya. Drainase
dengan kondisi yang baik kemungkinan juga dapat menjaga perubahan kadar
air pada lapisan tanah dasar.
4
(grooving tool). Engkol alat putar sehingga cawan dinaikkan dan dijatuhkan
pada dasar, dan banyaknya pukulan dihitung hingga kedua tepi alur tersebut
berhimpit.
Batas cair adalah kadar air tanah bilamana diperlukan 25
pukulan untuk maksud ini. Biasanya percobaan ini dilakukan
terhadap beberapa contoh tanah dengan k adar air yang berbeda, dan
banyaknya pukulan dihitung untuk masing-masing kadar air.Dengan demikian
dapat dibuat suatu grafik kadar air terhadap banyaknya pukulan.
5
b) Tipe mineral, tanah kaolinit akan menjadi plastis pada kadar air yang
rendah dibanding dengan montmorilonit.
c) Bentuk partikel, tanah liat liat terdiri dari lempeng-lempeng (laminer) yang
dapat berdekatan satu sama lain pada pengeringan, maka liat dapat
berpengaruh terhadap tenaga adhesi yang tinggi.berbeda dengan butiran
pasir dengan bentuk bentuk bundar dan tajam, tidak perperan yang
penting.
d) Kandungan bahan organik, adanya bahan organik akan menyebabkan
kadar air baik pada batas cair maupun batas plastis terendah menjadi
meningkat.
Rumus batas berubah warna
b−c
KA = x 100%
c−a
Σ KA
Batas Lekat (BL) =
n
Keterangan:
KA : kadar air
a : berat cawan sampel
b : berat cawan sampel + sampel tanah
c : berat cawan sampel + sampel tanah setelah dioven
n : jumlah data
6
akar tumbuhan. Faktor lainnya yaitu, bahan organik didalam tanah. Apabila tanah
memiliki kandungan bahan organik yang tinggi maka tanah akan memiliki warna
yang gelap, dibandingkan dengan tanah yang memiliki kandungan bahan organik
yang rendah. Bunga tanah atau humus adalah bahan sisa organik yang halus dan
disebut juga matiere noire, bertindak sebagai pengubah warna tanah menjadi
gelap. Tubuh tanah yang mengandung pelikan inorganik yang berwarna pucat
dapat berubah menjadi agak gelap sampai hitam oleh campuran bahan-bahan
organik.
Faktor yang selanjutnya yaitu persenyawaan besi dalam tanah.
Persenyawaan besi di dalam tanah mengakibatkan warna tanah bervariasi seperti
merah, merah kecokelatan, cokelat-kemerahan, merah kekuningan, kuning
kemerahan sampai kuning. Kadang bisa sampai warna biru keabu-abuan. Kuarsa
dan feldsapar mengakibatkan warna tanah menjadi terang dan pucat. Warna pucat
juga terjadi karena proses pencucian yang terjadi pada horizon A terbawah yang
dilambangkan dengan horizon A2 karena koloidkoloid berpindah ke horizon B.
Pencucian terjadi pada lingkungan asam karena banyaknya kandungan silikat dari
kuarsa dan feldspar asam. Dengan singkat maka kuarsa dan feldspar lah diantara
unsur penyebab perbedaan warna yang banyak menentukan.
7
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
a) Ayakan
b) Alat batas cair standard (casagrande).
c) Alat pembuat alur (grooving tool).
d) Sendok dempul ( Spatula ).
e) Pelat kaca
f) Timbangan
g) Cawan kadar air
h) Stopwatch
i) Jangka sorong
j) Botol tempat air suling (botol semprot).
k) Air suling.
l) Oven yang dilengkapi dengan pengukur suhu untuk memanasi sampai
(110)º C.
m) Eksikator
8
(casagrande), ratakan permukaansehingga sejajar dengan dasar
alat, bagian yang paling tebal harus ± 1 cm.
4. Buatlah alur dengan cara membagi dua benda uji dalam mangkok
itu, denganmenggunakan alat pembuat alur (grooving tool) melalui
garis tengah pemegangmangkok dan simetris. Pada waktu
membuat alur (grooving tool) harus tegaklurus permukaan
mangkok.
5. Putarlah alat sehingga mangkok naik / jatuh dengan kecepatan 2
putaran perdetik. Pemutaran ini dilakukan terus sampai dasar alur
benda uji bersinggungansepanjang kira kira 1,25 cm dan catat
jumlah pukulannya pada waktubersinggungan dan ambil sampel
dari mangkok pada alur, kemudian masukkankedalam cawan yang
telah dipersiapkan untuk diukur kadar airnya.
6. Kembalikan benda uji keatas kaca pengaduk, dan mangkok alat
batas cairbersihkan. Benda uji diaduk kembali dengan merobah
kadar airnya. Kemudianulangi langkah (2) sampai (6) minimal 3
kali berturut turut dengan variasi kadarair yang berbeda, sehingga
akan diperoleh ketukan di atas 25, dan di bawah 25masing-masing
tiga ulangan.
b) Batas Palstis
1. Masukkan contoh tanah dalam mangkok, diremas-remas sampai
lembut, ditambahkan aquades sedikit dan diaduk sampai homogen.
2. Letakkan contoh tanah adukan itu di atas pelat kaca dan digulung-
gulung dengantelapak tangan sampai diameternya kira-kira 1/8
inch (3 mm). Akan dijumpai 3 keadaan:
• gulungan terlalu basah sehingga dengan diameter 1/8 inch
tanah belumretak.
• gulungan terlalu kering sehingga sewaktu diameter belum
mencapai 1/8inch, gulungan tanah sudah mulai retak.
• gulungan dengan kadar air tepat, yaitu gulungan mulai
retak sewaktu mencapai diameter 1/8 inch.
3. Timbang cawan sebanyak 3 buah.
9
4. Gulungan tanah tersebut dimasukkan ke dalam cawan, tiap
kontainer berisi 5 buahgulungan, dengan berat masing-masing 5
gram. Ketiga cawan yang berisigulungan tanah tersebut
dimasukkan dalam oven selama 24 jam pada suhu105 -110 C.
5. Setelah dioven lalu dimasukkan ke dalam desikator selama kurang
lebih 15 menit,lalu ditimbang.
6. Harga rata-rata kadar air dari percobaan di atas adalah batas
plastisnya.
c) Batas lekat
1. Ambil sisa pasta tanah pada acara Batas cair, gumpalkan dalam
tangan dantusukkan colet ke dalamnya sedalam 2,5 cm dengan
kecepatan 1 cm perdetik. Cara kedua juga dapat menggumpalkan
pasta tanah dengan ujung colet sepanjang 2,5cm ada di dalamnya
dan kemudian colet ditarik dengan kecepatan 0,5 detik.
2. Periksa permukaan colet, bersih, tidak ada tanah lebih kering, dan
pastikantanah atau suspensi tanah melekat, berarti pasta tanah lebih
basah dari BL.
3. Tergantung dari hasil pemeriksaan dalam langkah ke-2, pasta tanah
dibasahi ataudikurangi kelembabannya, dan langkah ke-1 diulang-
ulang lagi sampai dicapaikeadaan dipermukaan colet di sebelah
ujungnya melekat suspensi tanah sepertidempul sepanjang kira-kira
1/3 kali dalamnya penusukkan.
4. Ambil tanah sekitar tempat tusukan sebanyak kurang lebih 10 gram
dan tetapkankada airnya.
5. Kerjakan untuk 3 ulangan.
6. Dari kedua pengamatan tersebut hitunglah kadar airnya. Ini
merupakan kadar airbatas lekat tanah.
d) Batas Berubah Warna
1. Dengan colet pasta tanah diratakan tipis dan permukaan licin
mengkilat di ataspermukaan papan kayu dan dibuat bentuk elips.
Tebal bagian tengah 3mm makinke tepi makin menipis.
2. Letakkan pada tempat yang teduh dan diangin-anginkan, air akan
10
menguap danmulai kering mulai dari tepi berjalan ke tengah.
3. Setelah jalur yang kering pada bagian tepi mulai mengering selebar
0,5 cm dan0,5 cm. Jadi diambil keseluruhan dari tepi 1 cm.
4. Masukkan ke dalam cawan timbang dan tetapkan kadar airnya.
Kerjakan untutiga ulangan.
5. Dari ketiga pengamatan tersebut hitunglah kadar airnya. Ini
merupakan kadar air batas berubah warna tanah.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Batas Cair Tanah
Kadar Kadar
Jumlah
Ma Ma+M Mb Mb+Mc Air Air
Sampel Mc(gram) Ketuka
(gram) c (gram) (gram) Basis Basis
n
(gram) Basah Kering
S1 5,42 11,25 16,67 7,37 12,79 35 34% 52%
S2 5,47 11,92 17,39 7,41 12,88 25 37% 60%
11
KAbb : 37%
KAbk : 60%
12
KAbk : 24%
Sampel 2 :
KAbb : 16%
KAbk : 19%
Sampel 3 :
KAbb : 18%
KAbk : 22%
13
KAbb : 26,1%
KAbk : 35,3%
Sampel 2 :
KAbb : 26,2%
KAbk : 35,8%
Sampel 3 :
KAbb : 26,1%
KAbk : 35,4%
14
Sampel 1 :
KAbb : 11,5%
KAbk : 13%
Sampel 2 :
KAbb : 15,48%
KAbk : 18,8%
Sampel 3 :
KAbb : 12,94%
KAbk : 14,86%
15
BAB V
PENUTUPAN
5.1 Kesimpulan
Dari praktukum yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa
kesimpulan yaitu :
a) Pada batas cair sampel praktikum memiliki kadar air basis kering
yang cukup tinggi dengan nilai 52% dan 60%.
b) Pada batas plastis, nilai kadar air basis basah dan kadar air basia
kering memiliki selisih nilai yang tidak terlalu jauh dari ketiga
sampel tersebut yang hanya berkisar 4% saja.
c) Pada batas lekat, kadar air basis basahnya hamper sama dengan
nilai rata-rata 26,1% dan kadar air basis keringnya juga sama
dengan nilai rata-rata 54,5%
d) Pada batas berubah warna, sampel 1 dan 3 memiliki Ma yang
hamper sama namun kadar air basis keringnya memiliki selisih
yang agak jauh hamper sekitar 2%
5.2 Saran
Dalam praktikum Atterberg Limit ini, kita diharuskan memiliki
ketekunan dan kesabaran dalam memjalani praktikum tersebut agar data
yang dihasilkan dapat dihitung dengan baik dan dapat di pertanggung
jawabkan, oleh karena itu, ketelitian dan kesabaran extra di butuhkan pada
saat praktikum dilakukan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Gunarti, A. S. S, 2013, Atterberg Limit pada Tanah Lempung Yang Distabilisasi
Dengan Natrium Karbonat, Jurnal BENTANG Vol 1/No. 02, jurusan
Teknik Sipil Unisma,Bekasi
Hardiyatmo, H.C., 1994, Mekanika Tanah I & Mekanika Tanah II, PT. Gramedia
PustakaUmum, Jakarta
Hardiyatmo, H. C., 2002, Mekanika Tanah 2, PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Syamroni, M., 2013, StudiSifat Mekanik Tanah Organik yang Distabilisasi
MenggunakanCornice Adhesive, Universitas Lampung
Chris Andre Immanuel Berutu, (2019). Korelasi Indeks Kompresi (Cc) dengan
Parameter Specific Gravity (GS) dan Indeks Plastisitas (IP). Surakarta :
Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret.
17
LAMPIRAN
18
Penumbukan dan penyaringsn tanah
19
Data Perolehan Setelah Praktikum
20