Anda di halaman 1dari 26

Daftar Isi

Daftar Isi .................................................................................................................................................. 1


BAB I ........................................................................................................................................................ 2
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 2
A. Latar Belakang ................................................................................................................................ 2
B. Tujuan ............................................................................................................................................. 4
BAB II ....................................................................................................................................................... 5
TIMJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................................... 5
A. Bulk Density ( Bobot Isi ) ................................................................................................................ 5
B. Kadar Air Tanah............................................................................................................................... 7
C. Bobot Jenis Partikel (BJP) ................................................................................................................ 8
D. Porositas tanah ............................................................................................................................... 9
BAB III .................................................................................................................................................... 13
METODOLOGI........................................................................................................................................ 13
A. Tempat Praktikum ........................................................................................................................ 13
B. Alat dan Bahan .............................................................................................................................. 13
C. Cara Kerja ...................................................................................................................................... 14
BAB IV.................................................................................................................................................... 20
HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................................................................... 20
A. Hasil .............................................................................................................................................. 20
1. Bobot Isi Tanah.......................................................................................................................... 20
2. Kadar Air.................................................................................................................................... 21
3. Bobot Jenis Partikel ................................................................................................................... 21
B. Pembahasan.................................................................................................................................. 22
1. Bobot Isi .................................................................................................................................... 22
2. Kadar air .................................................................................................................................... 23
3. Bobot Jenis Partikel ................................................................................................................... 23
BAB VI ................................................................................................................................................... 25
PENUTUP ............................................................................................................................................... 25
Kesimpulan........................................................................................................................................ 25
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 26

1
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Fisika Tanah berhubungan dengan kondisi dan pergerakan benda dan dengan aliran
dan transportasi energi dalam tanah. Kajian fisika tanah bertujuan mencapai pengertian dasar
tentang mekanisme pengatur kelakuan tanah dan peranan tanah pada biosfer, termasuk
proses-proses yang saling berkaitan seperti pertukaran energi bumi dan siklus air dan
transportasi bahan-bahan di lapangan. Pada sisi lain, penerapan fisika tanah bertujuan untuk
pengelolaan yang tepat pada tanah dengan cara irigasi, drainase, konservasi tanah dan air,
pengolahan tanah, aerasi, dan pengaturan suhu tanah serta kegunaan bahan tanah untuk tujuan
ketehnikan.
Fisika tanah dipandang sebagai ilmu dasar dan ilmu terapan dengan cakupan yang
sangat luas. Sebagian besar berkaitan juga dengan cabang lain ilmu tanah dan juga saling
berkaitan dengan ilmu ekologi bumi, hidrologi, mikriklimatologi, geologi, sedimentologi,
botani dan agronomi. Fisika tanah sangat erat kaitannya dengan profesi ketehnikan bidang
mekanika tanah yang mempelajari tanah terutama sebagai bahan bangunan dan penyangga
beban.
Kemampuan untuk menyangga pertumbuhan tanaman, kapasitas drainase dan
penyimpanan air, plastisitas, kemudahan untuk ditembus akar, aerasi dan kemampuan retensi
hara, semuanya berkaitan erat dengan kondisi fisik tanah. Tekstur tanah mungkin merupakan
sifat tamah yang lebih permanen dan terpenting dan akan dibahas pertama kali.
Tekstur dan Ukuran Butir Tanah Tekstur tanah menunjukkan kasar atau halusnya
suatu tanah. Iatilah tekstur menyiratkan hal yang kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif,
tekstur menyatakan rasa dari bahan tanah, apakah kasar dan terasa berpasir atau halus dan
lembut. Pemanfaatan fungsi tanah sebagai media tumbuh dimulai sejak peradaban manusia
mulai beralih dari manusia pengumpul pangan yang tidak menetap menjadi manusia
pemukim yang mulai malakukan pemindah tanaman pangan atau nonpangan kea real dekat
mereka tinggal.
Pada tahap berikutnya, mulai berkembang pemahaman fungsi tanah sebagai media
penyedia nutrisi bagi tanaman tersebut, sehingga produksi yang di capai tanaman tergantung
pada kemampuan tanah dalam penyediaan nutrisi ini (kesuburan tanah). Dengan
berkembangnya areal pemukiman atau perkotaan , terjadi benturan kepentingan antara

2
kebutuhan lahan untuk sarana transportasi dan pendirian bangunan dengan kebutuhan lahan
petanian, yang seringkali menyebabkan tergusurnya lahan pertanian yang produktif semata-
mata karena alaan finansial.

Sifat kimia dan fisika tanah gambut merupakan sifat-sifat tanah gambut yang penting
diperhatikan dalam pengelolaan lahan gambut. Sifat kimia seperti pH, kadar abu, kadar N, P,
K, kejenuhan basa (KB), dan hara mikro merupakan informasi yang perlu diperhatikan dalam
pemupukan di tanah gambut. Sifat fisika gambut yang spesifik yaitu berat isi (bulk density)
yang rendah berimplikasi terhadap daya menahan beban tanaman yang rendah. Selain itu agar
tanah gambut dapat dipergunakan dalam jangka waktu yang lama,maka laju subsiden
(penurunan permukaan tanah) dan sifat mengering tidak balik (irreversible drying) perlu
dikendalikan agar gambut tidak cepat habis.

Kompenen tanah (mineral, organic, air dau udara) tersusun antara satu dan yang
membentuk tanah. Tubuh tanah dibedakan atas horizon-horizon yang kurang lebih sejajar
dengan permukaan tanah sebagai hasil proses pedogenesis. Kandungan bahan mineral dan
bahan organic tanah yang berukuran sangat halus (koloid tanah) sangat mempengaruhi sifat
kimia tanah. Utamanya pH, kapasitas tukar karbon (KTK) dan kejenuhan basa. Partikel-
partikel koloid yang sangat halus yang dikenal sebagai mikro sel pada umumnya bermuatan
negative, sehingga ion-ion yang bermuatan positif akan tertarik dan membentuk lapisan
ganda ion.

Air mempunyaifungsi yang pentingdalamtanah, antara lain pada proses pelapukan


mineral danbahanorganiktanah, yaitureaksi yang mempersiapkan hara
larutbagipertumbuhantanaman. Selainitu, air juga berfungsisebagai media gerak hara keakar-
akartanaman. Akan tetapi, jika air terlalubanyaktersedia, hara-hara dapattercucidaridaerah-
daerahperakaranataubilaevaporasitinggi, garam-garam
terlarutmungkinterangkatkelapisantanahatas. Air yang berlebihan juga
membatasipergerakanudaradalamtanah, merintangiakartanamanmemperoleh
O2 sehinggadapatmengakibatkantanamanmati.

Dua fungsi yang saling berkaitan dalam penyediaan air bagi tanaman yaitu memperoleh
air dalam tanah dan pengaliran air yang disimpan ke akar-akar tanaman. Jumlah air yang

3
diperoleh tanah sebagian bergantung pada kemampuan tanah yang menyerap air cepat dan
meneruskan air yang diterima dipermukaan tanah kebawah. Fungsi utama tanah adalah
sebagai media tumbuh makhluk hidup. Proses pembentukan tanah dimulai dari hasil
pelapukan batuan induk (regolit) menjadi bahan induk tanah, diikuti oleh proses
pencampuran bahan organik yaitu sisa-sisa tumbuhan yang dilapuk oleh mikroorganisme
dengan bahan mineral dipermukaan tanah, pembentukan struktur tanah, pemindahan bahan-
bahan tanah dari bagian atas ke bagian bawah dan berbagai proses lain, sehingga apabila kita
menggali lubang pada tanah maka akan terlihat lapisan-lapisan tanah yang berbeda sifat fisik,
kimia, dan biologinya, lapisan-lapisan inilah yang disebut dengan horizon tanah yang
terbentuk dari mineral anorganik akar. Susunan horizon tanah tersebut biasa disebut Profil
Tanah. Maka dari itu praktikum ini dilakukan pengukuran sifat fisik tanah yang berguna
untuk kesuburan tanah.

B. Tujuan

Untuk memperoleh informasi mengenai beberapa sifat fisik tanah yang berupa
1) Bobot isi tanah
2) Kadar air tanah
3) Bobot Jenis Partikel (BPJ)
4) Kemantapan Agregat

4
BAB II

TIMJAUAN PUSTAKA

A. Bulk Density ( Bobot Isi )


Bulk Density atau kerapatan lindak atau bobot isi atau bobot volume
menunjukkan perbandingan antara berat tanah kering dengan volume tanah dan
termasuk volume pori-pori tanah diantaranya. Bulk density merupakan petunjuk
kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah makin tinggi bulk density, berarti makin sulit
meneruskan air atau ditembus akar. Pada umumnya bulk density berkisar dari 1,1-
1,6g/cc. Beberapa jenis tanah mempunyai bulk density kurang dari 0,90 g/cc (misalnya
tanah andisol), bahkan ada yang kurang dari 0,10 g/cc (misalnya tanah gambut). Bulk
Density penting untuk menghitung kebutuhan pupuk atau air untuk tiap-tiap hektar
tanah, yang didasarkan pada berat tanah per hektar (Harjdowigeno, 2003).

Bulk density atau kerapatan massa tanah banyak mempengaruhi sifat fisik tanah,
seperti porositas, kekuatan, daya dukung, kemampuan tanah menyimpan air, drainase,
dll. Sifat fisik tanah ini banyak bersangkutan dengan penggunaan tanah dalam berbagai
keadaan. Menghitung kerapatan butir tanah, berarti menentukan kerapatan partikel
tanah dimana pertimbangan hanya diberikan untuk partikel yang solid. Oleh karena itu
kerapatan partikel setiap tanah merupakan suatu tetapan dan tidak bervariasi menurut
jumlah ruang partikel. Untuk kebanyakan tanah mineral kerapatan partikelnya rata–rata
sekitar 2,6 gram/cm3. Kandungan bahan organik di dalam tanah sangat mempengaruhi
kerapatan butir tanah, akibatnya tanah permukaan biasanya kerapatan butirnya lebih
kecil dari subsoil. Meskipun demikian kerapatan butir tanah tidak banyak
berbeda. Jikaberbeda maka terdapat variasi yang harus mempertimbangkan kandungan
tanah organik(Madjid, 2010).

Beberapa faktor yang mempengaruhi particle density tanah, diantaranya yaitu


tekstur, bahan organik, struktur, bulk density dan topongrafi. Tekstur tanah dapat
diartikan sebagai penampilan visual suatu tanah berdasarkan komposisi kualitatif dari
ukuran butiran tanah dalam suatu massa tanah tertentu. Tekstur tanah menunjukkan
komposisi partikel penyusun tanah (Hanafiah, 2004).

5
Bahan organik biasanya berasal dari proses pelapukan batuan. Bahan organik
komposisinya di dalam tanah memang sedikit yaitu berkisar 3-5% tapi pengaruhnya
sangat besar terhadap perubahan sifat-sifat tanah. Bahan organik tanah terdiri atas
bahan organik kasar dan organik halus. Struktur tanah merupakan gumpalan-gumpalan
kecil alami dari tanah, akibat melekatnya butir-butir primer tanah satu sama lain. Satu
unit struktur disebut ped. Cold juga merupakan gumpalan tanah tetapi terbentuknya
bukan karena proses (Hanafiah, 2004).

Semakin tinggi bulk density tanah dan bahan or suatu tanah maka particle density
dalam tanah tersebut akan semakin rendah, begitu pula sebaliknya. Konidisi topografi
juga berpengaruh dalam kepadatan tanah, apabila topografinya curam maka tanah akan
lebih susah untuk menyerap air sehingga tanah akan memilki volume kepadatan tanah
yang besar pula, berbeda dengan tanah yang berada pada topografi datar maka daya
serap tanah terhadap air akan besar pula. Topografi di suatu daerah sangat
mempengaruhi tinggi rendahnya particle density (Hardjowigeno, 2003).

Tanah-tanah mineral mempunyai kisaran partikel density antara 2,6 – 2,9 gr/cm3.
Berat jenis rata-rata butiran tanah dan mineral 2,65 gr/cm3 untuk kepentingan
praktis. Sebagai bahan perbandingan berat jenis tanah-tanah organik jauh lebih kecil
yaitu 0,5-0,8 gr/cm3. Berat jenis butiran berubah dengan ukuran butiran atau dengan
perubahan pori-pori. Berat jenis tanah mineral rata-rata merupakan berat jenis mineral
yang paling banyak terdapat dalam tanah (Madjid, 2010).

Berat ukuran dan cara teraturnya partikel-partikel tanah, tidak berpengaruh


terhadap particle density, akan tetapi kandungan bahan organik akan memberi pengaruh
yang besar terhadap paticel density sehingga pada awalnya tanah yang ada pada bagian
atas mempunyai nilai particle density yang lebih rendah dibandingkan dengan tanah
lapisan bawah. Pada tanah-tanah mineral mempunyainilai particle density yang besar
karena pengaruh dari besar jenis mineral itu seperti, dewands, telfan, silikon dan
kotiridal (Sutedjo, 2002).

BD : BTKM/v.ring * 100%

6
B. Kadar Air Tanah

Kadar air adalah sejumlah air yang terkandung di dalam suatu benda, seperti
tanah (yang disebut juga kelembaban tanah), bebatuan, bahan pertanian, dan
sebagainya. Kadar air digunakan secara luas dalam bidang ilmiah dan teknik dan
diekspresikan dalam rasio, dari 0 (kering total) hingga nilai jenuh air di mana semua
pori terisi air. Nilainya bisa secara volumetrik ataupun gravimetrik (massa), basis basah
maupun basis kering.Air merupakan komponen utama tubuh tanaman,bahkan hamper
90% sel-sel tanaman dan mikrobia terdiri dari air.

Air yang diserap tanaman di samping berfungsi sebagai komponen sel-selnya,


juga berfungsi sebagai media reaksi pada hamper seluruh proses metabolismenya yang
apabila telah terpakai diuapkan melalui mekanisme transpirasi, yang bersama-sama
dengan penguapan dari tanah sekitarnya (evaporasi) disebut evapotranspirasi.

Kadar air merupakan jumlah air yang terkandung dalam tanah yang dinyatakan
dalam (%). Kadar air adalah jumlah air yang masuk kedalam tanah yang dinyatakan
dalam persen. Pada volume tanah tertentu kadar air biasanya tinggi, kekurangan udara
dapat menjadi penghambat pertumbuhan maksimum pada kelembaban tanah berada
pada sekitar kapasistas lapang. Kadar air tanah dibagi menjadi tiga bagian yaitu air
berlebihan air tersedia dan air tidak tersedia.
Jumlah air tanah dapat dinyatakan dengan berbagai cara , ada yang menyatakan
air tanah dengan menggunakan istilah kapasitas lapang dari suatu kondisi tanah itu
berarti memperhatikan kondisi dari sifat fisik suatu tanah tersebut. Kapasitas lapang
adalah kemampuan dari suatu tanah untuk mengikat air dalam lapisan gravitasi bumi,
pada kadar air tinggi kurangnya udara dapat mengakibatkan terjadinya penghambatan
pertumbuhan tanaman. Kecepatan pertumbuhan tanaman mencapai maksimum pada
keadaan tanah yang memiliki kelembaban maksimum pada keadaan tanah yang
memiliki kelembaban yang berada di sekitar kapasitas lapang.

Air tanah berhubungan langsung dengan gaya adhesi dan gaya kohesi dalam
tanah, gaya adhesi merupakan gaya tarik menarik antara partikel-partikel tanah dan
molekul molekul air yang umumnya memiliki bentuk kristal, ada lapisan tipis pada
permukaan tanah tidak tersedia untuk tanaman dan untuk permukaan tanah kering

7
berwujud seperti debu dalam kuarsa. Sedangkan air kohesi dalam tanah diikat oleh
gaya tarik menarik antara molekul-molekul air satu dengan yang lainnya melalui ikatan
H, ada dalam bentuk cairan didalam lapisan partikel-partikel tanah dalam ruang pori
mikro dan mendekati larutan tanah.

Cara untuk menyatakan jumlah air yang terdapat didalam tanah adalah dengan
cara persentase terhadap tanah kering. Bobot tanah lembab tidak dipakai karena
bergelonjak dengan kadar airnya. Kadar air juga dapat dinyatakan dalam persen volume
yaitu persentase air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena
dapat memberikan gambaran tentang ketersediaaan air bagi tumbuhan pada volume
tanah tersebut.

Air tersedia (air yang dapat diserap langsung tanaman) adalah air yang ditahan
tanah pada kondisi kapasitas lapang hingga koefisien layu, namun makin mendekati
koefisien layu tingkat ketersediaan makin rendah. Oleh karena itu untuk mencukupi
kebutuhan tanaman,suplai air harus diberikan apabila 50-85% air tersedia telah habis
terpakai, terdiri dari sebagian air kapiler (air adhesi dan sedikit air kohesi) dan seluruh
air hidokopis (air kristal).(hanafia,2004)
Rumus : KA = (BTBM - BTKM) / BTKM * 100 %

C. Bobot Jenis Partikel (BJP)

Pori tanah adalah ruang-ruang yang terletak antara padatan bahan tanah. Pori
tanah diklasifikasikan berdasar pada ukuran yang setara ruang antar bahan padat tanah.
Pengklasifikasian pori tanah dapat dilaksanakan dengan menganggap pori tanah ini
sebagai badan tunggal di dalam tubuh tanah. Antar poribesar berukuran setara akan
dihubungkan oleh sekumpulan pori-pori berukuran sangat kecil. Pada susunan padat
sederhana butiran pasir, dengan pori yang berbentuk dan berukuran serupa, saling
berhubungan, maka bidang kerut-tegas yang terlihat dianggap sabagai batas dari suatu
pori. Pori dengan O < 30 mikron berperan penting bagi jasad renik tanah dan tanaman,
pori dengan O 30-100 mikron penting pada fenomena pergantian udara tanah dan
cadangan untuk transpot dan pengagihan air tanah, dan pori dengan O > 100 mikron
berperan besar dalam mempercepat laju penetrasi udara ke bagian tubuh tanah sebelah
dalam, serta mempercepat pelaluan air. Pori tanah dapat dikelompokkan menjadi

8
delapan kategori, yaitu packing void yang terdiri dari simple packing dan compoud
packing, vugh, vesicle, channel dan chamber, plane yang terdiri dari joint, craze dan
skew (Poerwowidodo, 1990).

Sifat-sifat fisika tanah berhubungan erat dengan kelayakan pada banyak


penggunaan (yang diharapkan dari) tanah. Kekokohan dan kekuatan pendukung,
drainase dan kapasitas penyimpanan air, plastisitas, kemudian kemudahan ditembus
akar, aerasi, dan penyimpanan hara tanaman semuanya secara erat berkaitan dengan
kondisi fisika tanah. Oleh karena tiu, erat kaitannya bahwa jika seseorang berhadapan
dengan tanah dia harus mengetahui sampai berapa jauh dan dengan cara apa sifat-sifat
tersebut dapat diubah. Hal ini berlaku apakah tanah itu akan digunakan sebagai medium
untuk pertumbuhan tanaman atau sebagai bahan struktural dalam pembangunan.
Kerapatan ruang pori adalah bobot kering, suatu isi tanah dalam keadaan utuh
yang dinyatakan dalam g/cm3. Isi tanah terdiri dari bahan padatan dan isi ruangan
diantaranya. Bagian isi tanah yang tidak berisi oleh bahan padat, baik bahan mineral
maupun bahan organik disebut ruang pori tanah. Ruang pori tanah adalah isi seluruh
pori-pori dalam suatu isi tanah yang utuh yang dinyatakan dalam persen, yang terdiri
atas ruang diantara zarah pasir (sand), debu (silt), liat (clay) serta ruang diantara
agregat-agregat tanah.

RPT : ( 1 – BD/PD ) * 100%

D. Porositas tanah

Lapisan-lapisan tanah terdapat sejumlah ruangpori, dimana keberadaan ruang pori


tersebut penting karena masing-masing ruang terisi oleh udara dan air. Jumlah air yan g
bergerak di dalam pori-pori tanah berkaitan erat dengan ukuran dan jumlah pori yang ada
dalam tanah tersebut. Besar ruang pori tanah nervariasi, dari satu horizon ke horizon lainnya,
sama halnya dengan sifat tanah yang lainnya dan keduanya dipengaruhi oleh tekstur dan
stuktur tanah (Hakim, dkk, 1996).
Ruang pori-pori total pada tanah berpasir semakin rendah, tetapi sebagian besar dari pori-
pori itu terdiri dari pori-pori yang besar dan sangat efisiensi dalam lalu lintas air maupun
udara. Tanah-tanah pasir sulit menahan air sehingga tanaman cepat sekali kering, ini
disebabkan karena tanah-tanah pasir mempunyai pori-pori kasar lebih banyak. Persentase

9
volume yang ditempati oleh pori-pori kecil, dalam tanah berpasir adalah rendah, yang
menunjukkan kapasitas memegang air yang rendah, (Buckman dan Brady, 2002).
Tanah dengan struktur remah pada umumnya mempunyai porositas yang terbesar.
Pengolahan tanah untuk sementara waktu dapat memperbesar porositas, namun dalam jangka
waktu yang lama akan menyebabkan menurunnya porositas. Oleh karena itu untuk
memperbesar porositas tanah tindakan yang perlu dilakukan dengan penambahan bahan
organik atau melakukan pengolahan tanah minimum. Pengolahan tanah akan menyebabkan
rusaknya struktur tanah. Nilai porositas dapat diperoleh dari nilai bulk density dan particle
density (Suhaidi, 1996).
Bila suatu tanah dengan porositas rendah dalam artian sulit menyerap air, maka bila kita
menanam tanaman yang tidak rakus air, akan sangat menghambat bahkan merusak. Dalam
keadaan air yang lama terserap (hingga tergenang) sementara tanaman yang di tanam tidak
membutuhkan banyak air justru akan menjadikan kondisi lingkungan mikro di sekitar
tanaman menjadi lembab akibatnya akan mempengaruhi perkembangan penyakit tanaman.
Selain itu, tanaman akan mudah rusak bila tergenang air terlalu lama, karena tanaman
tersebut dalam kondisi tercekam kelebihan air yang dapat menyebabkan pembusukan akar
tanaman.( Anonim 2009)

A. Kemantapan Agregat
Kemantapan agregat tanah dapt diukuur menggunakan alat penetrometer .
kekerasan tanah ini berpengaruh terhadap daya tembur akar terhadap tanah . Dalam
bidang pertanian, untuk mengetahui ketahanan tanah terhadap penetrasi akar tanaman
digunakan penetrometer atau penetrograph. Penggunaan penetrometer dimaksudkan
untuk menilai kondisi tanah dalam hubungannya dengan pertumbuhan dan
perkembangan akar di dalam tanah, hasil panen, dan sifat-sifat fisik tanah lainnya yang
berhubungan dengan produksi pertanian. Di bidang teknik sipil, penetrometer dirancang
untuk mengetahui ketahanan tanah sampai kedalaman lebih dari satu meter. Penetrasi
tanah merupakan refleksi atau gambaran dari kemampuan akar tanaman menembus
tanah. Masuknya akar tanaman ke dalam tanah tergantung dari kemampuan akar
tanaman itu sendiri, sifatsifat fisik tanah seperti struktur, tekstur dan kepadatan tanah,
retakanretakan yang ada di dalam tanah, kandungan bahan organik tanah, dan kondisi
kelembapan tanah.

10
Kemantapan agregat adalah ketahanan rata-rata agregat tanah melawan
pendispersi oleh benturan tetes air hujan atau penggenangan air. Kemantapan
tergantung pada ketahanan jonjot tanah melawan daya dispersi air dan kekuatan
sementasi atau pengikatan. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam kemantapan agregat
antara lain bahan-bahan penyemen agregat tanah, bentuk dan ukuran agregat,serta
tingkat agregasi Stabilitas agregat yang terbentuk tergantung pada keutuhantanaga
permukaan agregat pada saat rehidrasi dan kekuatan ikatan antarkoloid, partikel di
dalam agregat pada saat basah. "entingnya peran lendir (gum) mirobial sebagai agen
pengikat adalah menjamin kelangsungan aktivitas mikroba dalam proses pembentukan
ped dan agregasi.

Nilai bobot isi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya pengolahan
tanah, bahan organik, pemadatan oleh alat-alat pertanian, tekstur, struktur,dan
kandungan air tanah. Nilai ini banyak dipergunakan dalam perhitungan- perhitungan
seperti dalam penentuan kebutuhan air irigasi, pemupukan, pengolahantanah, dan lain-
lain. Kemantapan agregat sangat penting bagi tanah pertanian dan perkebunan. Agregat
yang stabil akan menciptakan kondisi yang baik bagi pertumbuhan tanaman.

Agregat dapat meningkatakan lingkungan fisik yang baik untuk perkembangan


akar tanaman melalui pengaruhnya terhadap porositas, aerasi dan daya menahan air.
Tanah yang agregatnya, kurang stabil bila terkena gangguan maka agregat tanah
tersebutakan mudah hanur. Butir-butir halus hasil hancuran akan menghambat pori-
poritanah sehingga bobot isi tanah meningkat, aerasi buruk dan permeabilitas
menjadilambat. Kemantapan agregat juga sangat menentukan tingkat kepekaan tanah
terhadaperosi. Kemampuan agregat untuk bertahan dari gaya perusak dari luar stabilitas
dapat ditentukan secara kuantitatif melalui Aggregate Stability Index (ASI). Indeks ini
merupakan penilaian secara kuantitatif terhadap kemantapan agregat (Santi,
1224).Agregat tanah merupakan partikel-partikel primer di dalam tanahtergabung
dalam suatu kelompok yang dinamakan sebagai agregat tanah, yangmerupakan satuan
dasar struktur tanah (Baeseretal.,1972; Theng, 1987).

Agregat terbentuk diawali dengan suatu mekanisme yang menyatukan partikel-


partikel primer membentuk kelompok atau gugus (cluster) dan dilanjutkan dengan

11
adanya sesuatu yang dapat mengikat menjadi lebih kuat (sementasi). Membentukan
agregat tanah melalui proses penjonjotan yang dilanjutkan dengan agregasi dengan atau
tanpa diikuti proses sementasi (Baveretal., 1972: Notohadiprawiro,1996). Kemantapan
agregat merupakan kemampuan agregat tanah untuk bertahanterhadap pengaruh tetesan
air hujan atau pembenaman dalam air. Pengukuran kemantapan agregat dapat dilakukan
dengan metode pengayakan basah dan pengayakan kering (kuantitatif) atau dengan
metode pembenaman dalam air dan alkohol (kualitatif) (Septiawan, 1987)

12
BAB III

METODOLOGI

A. Tempat Praktikum
1. Laboratorium : Fisika dan Konservasi Tanah
2. Lapangan/Lokasi : I. Samping AULA Fakultas Pertanian UNTAN
II. Depan Mutadin
III. Tanah Gambut Belakang Fakultas Ekonomi
UNTAN

B. Alat dan Bahan


1. Bahan :
1) Kantong plastik putih
2) Karet gelang
3) Spidol permanen atau kertas label.
4) Aquadest
5) Alkohol

2. Alat :
1) Ring sampel (silinder logam)
2) Pisau tipis dan tajam
3) Penggali, parang dan sekop.
4) Oven
5) Sandbox
6) Timbangan
7) Labu pikno
8) Botol sempro
9) Hot plate
10) Timbangan digital, eksikator dan oven.
11) Karkulator dan alat tulis menulis.
12) Kamera untuk dokumentsi

13
C. Cara Kerja
1. Pengambilan Sampel Tanah di Lapangan
Pengambilan contoh tanah sangat berpengaruh terhadap tingkat kebenaran
hasil analisis di laboratorium. Metoda atau cara pengambilan contoh tanah yang
tepat sesuai dengan jenis analisis yang akan dilakukan merupakan persyaratan
penting yang perlu di perhatikan. Sehubungan dengan hal tersebut maka untuk
keperluan analisis sifat fisik tanah di laboratorium diperlukan tiga (3) macam contoh
tanah yaitu:

a. Contoh tanah utuh (undisturbed soil sample), untuk menetapkan bobot isi (bulk
density), porositas, distribusi ukuran pori, kurva pF dan permeabilitas tanah.
b. Contoh tanah dengan agregat utuh (undisturbed soil agregat), untuk kemantapan
agregat tanah.
c. Contoh tanah terganggu atau tidak utuh atau biasa (disturbed soil sample) untuk
penetapan kadar air, tekstur, konsistensi, batas-batas angka atterberg dan sifat
fisik lainnya.
Pengambilan contoh tanah dilakukan mengikuti cara yang dikemukakan oleh De
Leenheer dan De Boods (1959).
Pengambilan contoh tanah utuh dengan silinder kecil
Alat – alat
a. Silinder atau ring sampel, yaitu suatu alat yang terbuat dari besi tanah karat (
stainles steel) berbentuk silinder. Karena ada beberapa ukuran yang berbeda-
beda, maka disarankan untuk mengukur tinggi dan diameter masing-masing
silinder setiap kali pemakaian. Tebal silinder harus memenuhi syarat nisbah luas “
areal ratio” (AR) < 0,1 untuk mencegah terjadinya tekanan mendatar.
𝐷𝑙 2 − 𝐷𝑑 2
𝐴𝑅 =
𝐷𝑑 2
Dimana: Dl adalah diameter luar dan Dd adalah diameter dalam. Berat tabung
sudah diketahui. Tiap tabung silinder dilengkapi dengan sepasang tutup plastik.
Tempat penyimpanan tabung ini adalah peti khusus dengan ukuran yang
disesuaikan dengan ukuran dan banyaknya tabung (lihat gambar 1.g)
b. Sekop
c. Pisau tajam dan tipis.
Cara kerja:

14
a. Ratakan dan bersihkan lapisan permukaan tanah yang akan diambil, kemudian
letakkan silinder tegak lurus pada lapisan tersebut.
b. Gali tanah disekeliling silinder dengan sekop
c. Kerat tanah disekeliling silinder dengan pisau sampai mendekati permukaan
d. Tekan silinder sampai tiga perempat bagiannya masuk kedalam tanah
e. Letakan silinder lain tepat di atas tabung pertama, kemudian tekan lagi sampai
bagian bawah silinder yang kedua ini masuk ke dalam tanah kira-kira 1cm.
f. Silinder beserta tanah didalamnya digali dengan sekop atau pisau
g. Pisahkan silinder pertama dan kedua dengan hati-hati , kemudian potonglah tanah
kelebihan yang ada pada bagian atas dan bawah tabung sampai rata
h. Tutuplah tabung beserta tanahnya dengan tutup plastik untuk mencegah
penguapan.
Catatan :
Pengambilan contoh tanah utuh yang paling baik adalah sewaktu tanah
dalam keadaan kandungan air disekitar kapasitas lapang atau keadaan lembab.
Kalau tanah terlalu kering dianjurkan untuk menyiram dengan air sehari sebelum
pangambilan contoh. Apabila tanahnya keras maka memasukkan tabung kedalam
tanah dapat dipukul perlahan-lahan dan diatas tabung harus memakai bantal kayu.
Masuknya tabung kedalam tanah harus memakai bantal kayu. Masuknya tabung
ke dalam tanah harus tetap tegak lurus dan jangan begoncang.

2. Bobot isi tanah


Cara kerja:

a. Ambil contoh tanah utuh dilapangan dengan tabung silinder.


b. Contoh tanah beserta tabung silinder dikeringkan dalam oven selama 24 jam pada
temperatur 105oC
c. Timbang contoh tanah dalam keadaan kering oven (BKO) dengan tabung silinder
(X gram)
d. Timbang tabung silinder kosong (Y gram)
e. Hitung bobot isi dengan rumus:
( 𝑋−𝑌 )
Bobot isi =𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑇𝑎𝑛𝑎ℎ gram/cm3

Dimana : X = Berat tanah kering oven (BKO) + tabung silinder.

15
Y = Berat tabung silinder kosong.

Catatan :
Volume tanah dihitung dari volume ring silinder dengan menggunakan rumus:
Volume ring silinder =π R2 T atau volume ring silinder = ¼π D2 T satuannya cm3.
Dimana : R = Jari-jari silinder (cm)
D = Diameter silinder (cm)
T = Tinggi silinder (cm)

3. Kadar air tanah


Air tanah berada dalam pori, baik makro maupun mikro dan sifat-sifatnya
sangat dipengaruhi oleh tanah yang bersangkutan. Tanah yang mempunyai tekstur
halus dengan luas permukaan per satuan berat lebih besar, akan mampu menahan air
lebih banyak dan lebih kuat dibandingkan tanah bertekstur kasar. Hal ini dapat
terjadi karena tanah bertekstur halus mengandung lebih banyak partikel yang
berukuran koloid.

Air dalam tanah tidak stabil, tergantung dari sifat fisik tanah. Adanya irigasi
dan curah hujan, gaya gravitasi, perbedaan tinggi tempat dan penguapan air dalam
tanah. Tanah yang semula jenuh air akibat pengairan atau hujan, semakin lama
kandungan ainya akan menurun oleh adanya faktor-faktor diatas. Pada suatu saat
gaya gravitasi sudah tidak mampu lagi menarik air tanah dari pori tanah, sehingga
pada saat itu air ditahan oleh partikel tanah dengan kekuatan yang sama besarnya
dengan gravitasi. Kandungan lengas pada saat ini dinamakan “kapasitas lapang”.
Biasanya pada keadaan ini sebagian besar air menempati pori mikro. Karena adanya
evaporsi dan transpirasi tanaman, maka air tanah akan menurun jumlahnya. Pada
suatu saat tanaman tidak mampu lagi menyerap air dalam jumlah yang mencukupi
kebutuhannya dan menjadi layu. Semula tanaman hanya layu sementara, akan tetapi
kalau kandungan air tanah terus menurun akhirnya akan menjadi layu tetap (layu
permanent) dan tanaman mati. Kandungan air pada saat seperti ini disebut “titik
layu”, biasanya setara dengan tekanan 15 atmosfer.

16
Air dalam tanah ditahan oleh dua macam gayayakni adhesi dan kohesi. Adhesi
terjadi karena adanya kontak antara molekul air dengan permukaan partikel tanah,
sedangkan koheshi terjadi di antara molekul air.
Alat dan bahan
a. Kaleng timbangan
b. Timbangan
c. Oven
d. Eksikator
e. Tabung silinder
Cara kerja:
Metode Volumetrik
a. Ambil contoh tanah dengan tabung silinder
b. Bersihkan dinding silinder dan potong ratakan kedua permukaannya
c. Timbang tabung silinder dan tanah didalamnya (BB)
d. Keringkan dengan oven dengan suhu 105oC selama 24 jam
e. Keluarkan dari oven dan dinginkan dalam eksikator
f. Timbanglah berat keringnya (tanah+ berat silinder) (BKO)
g. Kekluarkan tanahnya dan bersihkan silindernya
h. Timbang tabung silindernya
i. Hitunglah kandung air tanah dengan rumus :
𝐵𝐵−𝐵𝐾𝑂
Kadar Air Tanah = 𝑥 100% = ................% (v/v)
𝑉

Dimana :V = volume tanah.


j. Bila jenis tanahnya tidak termasuk tanah yang bersifat mengembang dan
mengkerut, cara menghitungnya dengan rumus :
Kadar Air Volumetrik (ɵ) = Kadar Air Grafimetrik (ɷ) Bobot Isi Tanah(ρb )

4. Bobot jenis partikel tanah


Alat dan bahan

a. Labu ukur 100 ml atau piknometer 25 ml atau 50 ml.


b. Hot plate
c. Timbangan mettler
d. Botol semprot

17
e. Air
f. Oven.
Cara kerja

a. Tentukan kadar air tanah kering udara yang digunakan (duplo)


b. Timbang labu ukur atau piknometer beserta tutupnya dalam keadaan bersih dan
kering (X gram)
c. Isikan tanah kering udara kurang lebih 50 gram, masukkan ke dalam labu ukur
(kalau menggunakan piknometer ± 10 gram), bersihkan bagian luar dan leher
labu, kemudian ditutup dan ditimbang, koreksi dengan kadar air tanah (Y gram =
bobot labu ukur kosong + bobot tanah kering oven).
d. Tambahkan aquadest ± setengahnya sambil membilas tanah yang masih
menempel di leher labu.
e. Untuk mengusir udara yang terjerap dalam tanah, labu didihkan perahan-lahan
selama beberapa menit,sekali-kali labu digoyang-goyang secara hati-hati untuk
mencegah hilangnya tanah oleh buih.
f. Dinginkan labu beserta isinya sampai mencapai suhu ruangan, kemudian
tambahkan aquadest dingin yang telah dididihkan sampai batas volume, tutup dan
bersihkan bagian luar labu dengan lap kering, lalu timbang (Z gram)
g. Keluarkan isi labu ukur atau piknometer, cuci kemudian isi dengan aquadest
dingin yang telah dididihkan (suhu harus sama) sampai batas volume, tutup dan
bersihkan bagian luar labu dengan lap kering, lalu timbang (A gram).
h. Hitung bobot jenis partikel dengan rumus :
{(𝑌−𝑋)𝑥 𝑑}
Bobot jenis partikel ={(𝑌−𝑋)− (𝑍−𝐴)} gram/cm3

Dimana :
Y = bobot labu kosong + bobot tanah kering oven (KO=105oC)
X = bobot labu kosong
Z = bobot labu berisi air + air
A = bobot labu + air dingin yang telah dididihkan.
d = kerapatan air pada saat terperatur pengamatan.
5. Kemantapan Agregat
Cara kerja :
1. Ambil contoh tanah utuh dilapangan
2. Kemudian potong tanah tersebut berukuran dadu kecil sebanyak 5 dadu

18
3. Setelah itu, siapkan wadah kecil untuk merendam tanah dengan alkohol
4. Rendam selama 24 jam

19
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil

1. Bobot Isi Tanah


Dari hasil praktikum dilaboratorium kami mendapatkan bobot isi sebagai berikut
berikut (Tabel 4.1)
Bobot isi

Kedalaman Mineral rumput Mineral sawit Gambut

(Samping AULA) (Mutadin) (Sepakat II Ujung)

0-20 2.8455 2,5203 2.3866

20-40 3.2892 2.6382 2.368

40-60 2.778 2.7102 2.3631

( 𝑋−𝑌 )
Diket : Rumus Bobot isi =𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑇𝑎𝑛𝑎ℎ gram/cm3

Dimana : X = Berat tanah kering oven (BKO) + tabung silinder.


Y = Berat tabung silinder kosong.
Volume tanah dihitung dari volume ring silinder dengan menggunakan rumus:
Volume ring silinder =π R2 T
=3.14 x 0.952x 2
= 5.67
Volume tanah = berat tanah/volume ring
=
Dimana : R = Jari-jari silinder (cm)
D = Diameter silinder (cm)
T = Tinggi silinder (cm)

20
2. Kadar Air

Kadar air

Kedalaman Mineral rumput Mineral sawit Gambut

(Samping AULA) (Mutadin) (Sepakat II Ujung)

0-20 107.74 115.9199 551.1811

20-40 42.51712 86.62253 556.8664

40-60 90.78261 78.73838 621.6039

𝐵𝐵−𝐵𝐾𝑂
Kadar Air Tanah = 𝑥 100% = ................% (v/v)
𝑉

Dimana : V = volume tanah.


3. Bobot Jenis Partikel

Bobot jenis partikel

Kedalaman Mineral rumput Mineral sawit Gambut

(Samping AULA) (Mutadin) (Sepakat II Ujung)

0-20 0.869286 0.726481 0.739322

20-40 1.383558 0.863626 0.663719

40-60 1.020106 0.936676 0.645864

Rumus :

{(𝑌−𝑋) 𝑥 𝑑}
Bobot jenis partikel = {(𝑌−𝑋)− (𝑍−𝐴)} gram/cm3

Y = bobot labu kosong + bobot tanah kering oven

X = bobot labu kosong

21
Z = bobot labu berisi air + air

A = bobot labu + air dingin yang telah dididihkan

d = kerapatan air pada saat temperatur pengamatan

B. Pembahasan

1. Bobot Isi
Pada tabel dan grafik diatas menunjukkan bahwa pada tanah mineral bobot isi
terendah terdapat pada lapisan atas karena pada lapisan atas lebih banyak
mengandung bahan organic dibandingkan lapisan bawah . bahan organic banyak
terdapat dibagian atas karena bahan organic tersebut berasal dari tumbuhan dan
hewan yang hidup diatas permukaan tanah. Sedangkan bobot isi semakin kedalam
semakin rendah karena bahan organicnya semakin sedikit selain itu pada lapisan
dalam tekstur tanahnya kebanayakan liat dari pada lempung atau debu.

Pada tanah gambut bobot isi terendah terdapat pada lapisan bawah hal ini
dikarenakan tanah gambut terbentuk dari bahan organic sehingga pada lapisan bawah
adalah tanah gambut yang bahan organiknya belum terdekomposisi dengan sempurna.
Karena bahan organic pada lapisan bawah belum terdekomposisi dengan sempurna
maka sifatnya ringan yang membuat bobot isinya rendah . sedangkan obot isi tertinggi
terdapat pada lapisan atas hal ini dikarena kan pada lapisan atas bahan organiknya
sudah didekomposisi dengan sempurna sehingga hampir semuanya sudah menjadi
tanah yang membuat bobot isinya lebih berat

Bobot isi tertinggi pada tanah mineral vegetasi rumput dan vegetasi sawit
yaitu terdapat pada lapisan bawah dengan kedalaman 40-60 cm dan bobot isi terendah
terdapat pada lapisan atas dengan kedalaman 0-20 , berbeda dari tanah gambut yang
bobot isi tertingginya terdapat pada lapisan atas dan bobot isi terendah terdapat pada
lapisan bawah .

Dari ketiga vegetasi diatas bobot isi yang paling tinggi terdapat pada tanah
mineral vegetasi rumput. Hal ini dikarenakan vegetasi rumput tanahnya lebih padat

22
dibandingkan dengan tanah vegetasi sawit dan bahan organiknya lebih rendah dari
tanah gambut. Tanah vegetasi sawit lebih berongga karena akar tanaman sawit yang
sudah mati meninggalkan lobang yang membantu membuat rongga tanah .

2. Kadar air
Dari tabel diatas menunjukan bahwa Pada tanah gambut kadar air tertingginya
terdapat pada lapisan kedua karena pada lapisan kedua bahan organiknya sudah
terdekomposisi sempurna dibandingkan bahan organic dibawahnya namun belum
terlalu sempurna dari bahan organic diatasnya sehingga pada lapisan kedua lebih
banyak pori porinya untuk menampung air dibandingkan dengan lapisan pertama dan
kemampuannya mengikat air lebih baik dibandingkan dari lapisan dibawahnya karena
lapisan dibawahnya bahan organiknya belum terdekomposisi sempurna yang
membuatnya poros dan tidak mapu mengikat air dengan baik .

Kadar air tertinggi pada tanah mineral vegetasi rumput dan vegetasi sawit
terdapat pada lapisan pertama sedangkan pada tanah gambut terdapat pada lapisan
kedua yaitu pada kedalaman20-40. pada tanah mineral kadar air tertingginya terdapat
pada lapisan pertama karena pada lapisan pertama terdapat banyak organic . bahan
organic sifatnya menyerap air selain itu juga bahan organic dapat memperbaiki
struktur tanah sehingga kemampuan menampung air lapisan pertama tanah mineral
lebih tinggi dari lapisan dibawahnya .

3. Bobot Jenis Partikel


Dari tabel diatas menunjukkan bahwa bobot jenis partikel yaitu menyatakan
jumlah padatan pada suatu tanah . bobot jenis partikel tertinggi pada tanah mineral
vegetasi rumput dan vegetasi sawit terdapat pada lapisan ketiga karena pada lapisan
ketiga lebih banyak bahan padatnya di bnadingkan dengan lapisan pertama dan
lapisan kedua. Bahan padat banyak terdapat pada lapisan ketiga karena lapisan ketiga
kendungan bahan organiknya lebih sedikit dibadingkan dengan lapisan diatasnya.
Karena pengahasil bahan organic terdapat dipermukaan tanah seperti tumbuhan dan
hewan yang sudah melapuk sehingga untuk turun kelapisan ketiga harus melalui
lapisan pertama dan kedua terlebih dahulu itu yang membuat lapisan ketiga bahan
organiknya lebih sedikit dari lapisan diatasnya.

23
Pada tanah mineral dengan vegetasi rumput dan tanah mineral dengan vegetasi
sawit bobot jenis partikel tertinggi terdapat pada lapisan ketiga yaitu dengan
kedalaman 40-60 dan pada tanah gambut bobot jenis partikel tertingginya terdapat
pada lapisan pertama.

Tanah gambut adalah tanah yang berasal dari bahan organic maka Bobot jenis
partikel tertingginya terdapat pada lapisan pertama karena tanah pada lapisan pertama
bahan organiknya lebih terdekomposisi dengan sempurna dibandingkan dengan
lapisan dibawahnya sehingga pada lapisan pertamanya lebih banyak terdapat padatan
dibandingkan dengan lapisan dibawahnya.

Pada titik kedua tanah mineral bervegetasi rumput dan sawit memiliki
kemantapan agregat tanah 100 %, ini disebabkan karena tekstur tanahnya dominan liat
dan struktrnya massif. Oleh sebab itu kemntapan agregat tanah tersebut stabil dan
rendah terkena erosi dan pukulan air hujan.

24
BAB VI

PENUTUP
Kesimpulan

Dari hasil praktikum dapat disimpulkan Kompenen tanah (mineral, organic, air dau
udara) tersusun antara satu dan yang membentuk tanah. Tubuh tanah dibedakan atas horizon-
horizon yang kurang lebih sejajar dengan permukaan tanah sebagai hasil proses pedogenesis.
Kandungan bahan mineral dan bahan organic tanah yang berukuran sangat halus (koloid
tanah) sangat mempengaruhi sifat kimia tanah. Utamanya pH, kapasitas tukar karbon (KTK)
dan kejenuhan basa. Partikel-partikel koloid yang sangat halus yang dikenal sebagai mikro
sel pada umumnya bermuatan negative, sehingga ion-ion yang bermuatan positif akan tertarik
dan membentuk lapisan ganda ion.

Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah, antara lain pada proses pelapukan
mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara larut bagi
pertumbuhan tanaman. Duafungsi yang saling berkaitan dalam penyediaan air bagi tanaman
yaitu memperoleh air dalam tanah dan pengaliran air yang disimpan ke akar-akar tanaman.
Jumlah air yang diperoleh tanah sebagian bergantung pada kemampuan tanah yang menyerap
air cepat dan meneruskan air yang diterima di permukaan tanah kebawah. Fungsi utama tanah
adalah sebagai media tumbuh makhluk hidup. Proses pembentukan tanah dimulai dari hasil
pelapukan batuan induk (regolit) menjadi bahan induk tanah, diikuti oleh proses
pencampuran bahan organik yaitu sisa-sisa tumbuhan yang dilapuk oleh mikroorganisme
dengan bahan mineral dipermukaan tanah, pembentukan struktur tanah, pemindahan bahan-
bahan tanah dari bagian atas ke bagian bawah dan berbagai proses lain, sehingga apabila kita
menggali lubang pada tanah maka akan terlihat lapisan-lapisan tanah yang berbeda sifat fisik,
kimia, dan biologinya, lapisan-lapisan inilah yang disebut dengan horizon tanah yang
terbentuk dari mineral anorganik akar. Susunan horizon tanah tersebut biasa disebut Profil
Tanah. Maka dari itu praktikum ini dilakukan pengukuran sifat fisik tanah yang berguna
untuk kesuburan tanah. bobot isi, kadar air, dan bobot jenis partikel dipengaruhi oleh
kandungan bahan organic pada suatu tanah. Maka dari itu peranan bahan organic pada tanah
sangat penting dan harus tetap tersedia. Selain bahan organic tekstur pada suatu tanah mineral
juga akan mempengaruhi bobot isi

25
DAFTAR PUSTAKA

Junaidi. 2017. Penuntun Praktikum Sifat Fisika Tanah. Pontianak. Penerbit : Program Studi Ilmu
Tanah.

Rimba, Warta. 2013. Sifat Fisik Tanah Pada Hutan Primer, Agroforestri Dan Kebun Kakao
Di Subdas Wera Saluopa Desa Leboni Kecamatan Pamona Puselemba Kabupaten Poso.
Sulawesi. Penerbit : Fakultas Kehutanan

Buckman.H. dan N.C. Brandy, 1982. Ilmu Tanah. Brata Karya Aksara, Jakarta.

Foth, H.D., 1984. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.. Edisi VI. Erlangga, Jakarta.

Hakim, N.M.Y. Nyakpa, A.M.Lubis, S.Ghani, Nugroho, M.R.Soul, M.A.Diha, G.B.Hong,


N.H.Balley., 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung.

26

Anda mungkin juga menyukai