Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

SAINS TANAH
”PENGAMBILAN SAMPEL TANAH”
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah Sains Tanah

Disusun oleh:
Nama : Iman Cahaya Pratama Edi
NIM : 4442210130
Kelas :4C

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis bisa melaksanakan
praktikum dan menyusun laporan ini dengan lancar dan baik.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak terkait praktikum yang telah membimbing dan memberikan materi terkait
praktikum ini. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada Bapak Putra Utama,
S.P., M.P., Ibu Endang Sulistyorini, S.P., M.Si, dan Bapak Dr. Abdul Hasyim
Sodiq, S.P., M.Si selaku dosen pengampu Mata Kuliah Sains Tanah. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada saudari Maesaroh selaku asisten laboratorium
yang telah membimbing dan memberikan arahan kepada penulis dalam
melaksanakan praktikum dan menyelesaikan laporan praktikum ini. Tidak lupa
penulis sampaikan terima kasih kepada kedua orang tua yang senantiasa
memberikan doa restu dan membantu penulis secara materil.
Laporan ini telah di susun sebaik-baiknya. Tapi tentunya masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Mohon kritik dan saran yang bisa
membangun dan diharapkan laporan ini dapat memberi banyak manfaat bagi para
pembaca.

Serang, Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 3
2.1 Pengertian Tanah ....................................................................................... 3
2.2 Pengambilan Sample Tanah ....................................................................... 4
2.3 Sifat Fisik Tanah ....................................................................................... 5
2.4 Jenis-Jenis Tanah ....................................................................................... 7
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM ......................................................... 8
3.1 Waktu dan Tempat ..................................................................................... 8
3.2 Alat dan Bahan ........................................................................................... 8
3.3 Cara Kerja .................................................................................................. 8
3.3.1 Cara Kerja Tanah Utuh........................................................................ 8
3.3.2 Cara Kerja Tanah Agregrat Utuh ......................................................... 9
3.3.3 Cara Kerja Tanah Terganggu ............................................................... 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 10
4.1 Hasil ........................................................................................................ 10
4.2 Pembahasan ............................................................................................. 10
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 13
5.1 Simpulan .................................................................................................. 13
5.2 Saran ........................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 14
LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL

Tabel Tabel 1. Hasil Teknik Pengambilan Sample Tanah…..…………………….10

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Horizon Tanah……………………………………………………….....3


Gambar 2. Pengambilan Sample Tanah…………………………………………....5
Gambar 3. Segitiga Tekstur Tanah………………………………………………....6
Gambar 4. Sample Tanah Utuh…………………………………………………….7

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah adalah suatu bahan padat yang terdiri dari mineral atau bahan organik
yang terletak di permukaan bumi, yang sudah dan sedang terus menerus mengalami
perubahan, perubahan tersebut sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor di antaranya
adalah bahan induk, iklim, organisme, topografi dan waktu. Pada dasarnya tanah
mempunyai peranan salah satunya sebagai media pertumbuhan tanaman. Tanah
merupakan suatu media yang digunakan untuk menanam tumbuhan dan juga tempat
hidupnya jasad hidup yang ada di dalam tanah seperti makroorganisme dan
mikroorganisme. Namun ketersediaan tanah saat ini mulai berkurang, hal ini
disebabkan oleh banyaknya gedung-gedung yang dibangun dan mengakibatkan
unsur-unsur yang terdapat dalam tanah tidak lagi asli atau merupakan tanah
campuran. Jenis tanah dibagi menjadi 3 yaitu jenis tanah basah, tanah lembab, dan
tanah kering, ketiga jenis tanah tersebut memiliki sifat atau karakteristik masing-
masing (Saputra et al., 2015).
Tanah dalam bidang pertanian diartikan sebagai media tempat tumbuhnya
tanaman. Tanah berasal dari hasil pelapukan batuan bercampur dengan sisa-sisa
bahan organik dan organisme (vegetasi atau hewan) yang hidup di atasnya atau di
dalamnya. Selain itu di dalam tanah terdapat juga air dan udara. Air dalam tanah
berasal dari air hujan yang ditahan oleh tanah sehingga tidak meresap ke tempat
lain. Disamping percampuran bahan mineral dengan bahan organik, maka dalam
proses pembentukan tanah terbentuk pula lapisan-lapisan tanah atau horizon.
Definisi tanah adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun
dalam horizon-horizon, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air,
udara, dan merupakan media untuk tumbuhnya tanaman (Hardjowigeno, 2010).
Tanah mempunyai sifat sangat kompleks, terdiri atas komponen padatan yang
berinteraksi dengan cairan, dan udara. Komponen pembentuk tanah jarang berada
dalam kondisi kesetimbangan, selalu berubah mengikuti perubahan yang terjadi di
atas permukaan tanah yang dipengaruhi oleh suhu udara, angin, dan sinar matahari.

1
Media yang baik bagi pertumbuhan tanaman harus mampu menyediakan kebutuhan
tanaman seperti air, udara, unsur hara, dan terbebas dari bahan-bahan beracun
dengan konsentrasi yang berlebihan. Lingkungan dan tanah yang subur banyak
memberikan manfaat bagi manusia. Suatu keadaan tanah dan juga proses
pengelolaan ialah faktor penunjang yang akan menentukan pertumbuhan dan hasil
tanaman yang dibudidayakan akan tumbuh dengan subur, hal ini disebabkan tanah
sebagai media tumbuh bagi tanaman dan sebagai penyimpanan atau penyuplai
unsur hara untuk tanaman. Tanah juga merupakan bahan mineral yang memiliki
bentuk tidak padat yang dimana terletak dipermukaan bumi, yang menjadi
penyokong untuk tanaman dapat hidup (Zuhaida dan Wawan, 2018).
Dengan demikian sifat-sifat fisik tanah sangat penting untuk dipelajari agar
dapat memberikan media tumbuh yang ideal bagi tanaman. Berdasarkan uraian
diatas, maka perlu dilakukan praktikum mengenai pengambilan sampel tanah ini.
Sehingga dapat dipelajari lebih lanjut terkait bentuk tanah utuh, agregat utuh, tanah
terganggu, cara pengambilan sampel tanah dan cara mengidentifikasi tanah hingga
terbentuk beberapa sampel yang akan diamati.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dilaksanakannya praktikum ini yakni:
1. Untuk mengetahui pengambilan sample tanah yang akan menentukan
keberhasilan hasil analisis di laboratorium.
2. Untuk membedakan pengambilan sampel tanah utuh, tanah agregat utuh,
dantanah terganggu atau tidak utuh.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Tanah


Tanah merupakan lapisan teratas lapisan bumi. Tanah memiliki ciri khas dan
sifat-sifat yang berbeda antara tanah di suatu lokasi dengan lokasi yang lain. Tanah
adalah lapisan permukaan bumi yang berasal dari material induk yang telah
mengalami proses lanjut, karena perubahan alami di bawah pengaruh air, udara, dan
macam-macam organisme baik yang masih hidup maupun yang telah mati. Tingkat
perubahan terlihat pada komposisi, struktur dan warna hasil pelapukan. tanah
didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral
padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari bahan-
bahan organik yang telah melapuk (yang berpartikel padat disertai dengan zat cair
dan gas yang mengisi ruangruang kosong di antara partikel-partikel padat tersebut.
(Fauizek dan Suhendra, 2018).
Tanah merupakan unsur konsekuensial untuk sumber daya alam manusia,
selain itu tanah juga menjadi akar kehidupan manusia, lainnya adalah menjadi
sumber pendapatan dari hasil produksi tanaman yang bernilai ekonomis. Hadirnya
nilai ekonomis tersebut maka timbul gesekan akibat pemanfaatan tanah tersebut,
baik untuk siapa yang memiliki hak dan wewenang atas tanah tersebut sebagai
tempat tinggal atau kegiatan lain (Ramadhani, 2021).

Gambar 1. Horizon Tanah


(Sumber : quora.co.id)

Tanah juga dikatakan suatu sistem yang dinamis, tersusun dari empat bahan
mineral, bahan organik, air dan udara. Bahan-bahan penyusun tersebut masing-

3
masing berbeda komposisinya untuk setiap jenis tanah, kadar air, dan perlakuan
terhadap tanah. Sebagai suatu sistem yang dinamis, tanah dapat berubah
keadaannya dari waktu ke waktu, sesuai sifat-sifatnya yang meliputi sifat fisik, sifat
kimia dan sifat mekanis, serta keadaan lingkungan yang keseluruhan menentukan
produktifitas tanah (Puspaningrum dan Djabar, 2018).

2.2 Pengambilan Sample Tanah


Tanah merupakan tubuh di permukaan bumi yang tersusun atas horizon atau
lapisan yang berada di atas bahan induk atau batuan yang terbentuk sebagai hasil
interaksi faktor-faktor pembentuk tanah yaitu iklim, organisme, bahan induk, relief
dan waktu. Proses pembentukan tanah dimulai dari pelapukan batuan menjadi
bahan induk atau horizon C. Selanjutnya terbentuk horizon A, B disertai perubahan
mineral yang lazim disebut perkembangan tanah (Russanti, 2019).
Ada lima faktor pokok yang mempengaruhi pembentukan tanah yaitu bahan induk,
iklim, organisme hidup, relief dan waktu. Dengan peningkatan intensitas
penggunaan tanah, khusus dalam bidang pertanian, manusia dapat dimasukkan
sebagai faktor pembentuk tanah. Dengan tindakannya mengolah tanah,
mengirigasi, memupuk, mengubah bentuk muka tanah dan mereklamasi, manusia
dapat mengubah atau mengganti proses tanah yang semula dikendalikan oleh
faktor-faktor alam (Mulyadi, 2023).
Tanah mempunyai sifat sangat kompleks, terdiri atas komponen padatan yang
berinteraksi dengan cairan, dan udara. Komponen pembentuk tanah yang berupa
padatan, cair, dan udara jarang berada dalam kondisi kesetimbangan, selalu berubah
mengikuti perubahan yang terjadi di atas permukaan tanah yang dipengaruhi oleh
suhu udara, angin, dan sinar matahari. Untuk bidang pertanian, tanah merupakan
media tumbuh tanaman. Media yang baik bagi pertumbuhan tanaman harus mampu
menyediakan kebutuhan tanaman seperti air, udara, unsur hara, dan terbebas dari
bahan-bahan beracun dengan konsentrasi yang berlebihan. Dengan demikian sifat-
sifat fisik tanah sangat penting untuk dipelajari agar dapat memberikan media
tumbuh yang ideal bagi tanaman (Kartasapoetra, 2008).
Pengambilan sample tanah merupakan tahapan penting untuk penetapan sifat-

4
sifat fisik tanah di laboratorium. Prinsipnya, hasil analisis sifat-sifat fisik tanah di
laboratorium harus dapat menggambarkan keadaan sesungguhnya sifat fisik tanah
di lapangan. Keuntungan penetapan sifat-sifat fisik tanah yang dilakukan di
laboratorium dapat dikerjakan lebih cepat, dan dalam jumlah sample tanah relatif
lebih banyak. Kerugiannya adalah sample tanah yang diambil di lapangan bersifat
destruktif, karena dapat merusak permukaan tanah, seperti terjadinya lubang bekas
pengambilan sample tanah, cenderung menyederhanakan kompleksitas sistem yang
ada di dalam tanah, dan sebagainya (Hanaafiah, 2010).
Agregat-agregat dalam tanah selalu dalam tingkatan perubahan yang continue.
Pembasahan, pengeringan, pengolahan tanah, dan aktivitas biologis semuanya
berperan di dalam pengrusakan dan pembangunan agregat-agregat tanah. Struktur
lapisan oleh lapisan olah dipengaruhi oleh pengolahan praktis dan dimana aerasi
dan drainase membatasi pertumbuhan tanaman, sistem pertanaman yang mampu
menjaga kemantapan agregasi tanah akan memberikan hasil yang tinggi bagi
produksi tanaman (Forth dan Henry, 2009).

Gambar 2. Pengambilan Sample Tanah(Sumber:WordPress.com)

2.3 Sifat Fisik Tanah


Salah satu sifat tanah yang menjadi penentu baik atau buruknya kualitas tanah
adalah sifat fisik tanah. Sifat fisik tanah merupakan unsur lingkungan yang sangat
berpengaruh terhadap tersedianya air, udara tanah dan secara tidak langsung
mempengaruhi ketersediaan unsur hara tanaman. Sifat ini juga akan mempengaruhi

5
potensi tanah untuk berproduksi secara maksimal. Sifat fisik tanah seperti tekstur,
berat volume, permeabilitas dan porositas menjadi indikator kesuburan tanah.
Peranan sifat fisik terutama terhadap ketersediaan air di dalam matriks tanah,
mengatur sirkulasi udara di dalam tanah, mempengaruhi sifat reaktif koloid tanah
dan mempengaruhi tumbuh kembang tanaman. Sifat fisik tanah mempengaruhi
pertumbuhan akar dan kemampuannya dalam menyerap air dan unsur hara,
sehingga mempengaruhi produksi tanaman (Bakri et al., 2022).
Sifat fisik tanah sangat menunjang pertumbuhan dan perkembangan dari
tanaman. Sifat fisik tanah yang perlu diperhatikan adalah terjadinya masalah
degradasi struktur tanah akibat fungsi pengelolaan. Penggunaan lahan secara terus
menerus, mengakibatkan tanah di lahan tersebut memiliki sifat fisik yang berbeda-
beda. Pengolahan tanah yang berbeda dapat mempengaruhi sifat fisik tanah. Suatu
tanah yang mempunyai sifat kimia yang baik tidak akan mencapai produksi
tanaman yang optimal tanpa disertai dengan sifat fisik yang baik. Kaitannya dengan
konservasi tanah dan air, sifat fisik tanah khususnya tekstur dan permeabilitas
mempengaruhi laju erosi tanah. Kerusakan terhadap sifat fisik tanah umumnya
bersifat permanen dan sukar diperbaiki dan berdampak terhadap sifat tanah yang
lain serta mengganggu pertumbuhan dan produksi tanaman. Dengan demikian sifat
fisika tanah perlu diperhatikan dan dipelihara dengan baik agar tanah mampu
memproduksi sumber dayanya secara maksimal (Nurhartanto et al., 2022).

Gambar 3. Segitiga Tekstur Tanah(Salam, 2020)

6
2.4 Jenis-Jenis Tanah
Pengambilan sampel tanah merupakan tahapan penting untuk penetapan sifat-
sifat fisik tanah di laboratorium. Prinsipnya, hasil analisis sifat-sifat fisik tanah di
laboratorium harus dapat menggambarkan keadaan sifat fisik tanah di lapangan
yang sesungguhnya. analisis sifat fisik tanah memerlukan sample tanah yang
berbeda, tergantung tujuannya. Ada beberapa jenis sample tanah, diantaranya
sample tanah utuh (undisturbed soil sample), agregat utuh (undisturbed soil
aggregate), dan sample tanah tidak utuh (disturbed soil sample) yang peruntukan
analisisnya berbeda (Suganda, dkk., 2015).
Sample tanah utuh merupakan sample tanah yang diambil dari lapisan tanah
tertentu dalam keadaan tidak terganggu, sehingga kondisinya hampir menyamai
kondisi di lapangan. Sample tanah tersebut digunakan untuk penetapan angka berat
volume (berat isi, bulk density), distribusi pori pada berbagai tekanan dan
permeabilitas. Sample tanah agregat utuh adalah sample tanah berupa bongkahan
alami yang kokoh dan tidak mudah pecah. Sample tanah ini diperuntukkan bagi
analisis indeks kestabilitas agregat (IKA). Sample tanah terganggu lebih dikenal
sebagai sample tanah biasa (disturbed soil sample), merupakan sample tanah yang
diambil dengan menggunakan cangkul, sekop atau bor tanah. Sample tanah
terganggu digunakan untuk keperluan analisis kandungan air, tekstur tanah,
perkolasi, batas cair, batas plastis, batas kerut, dan lain-lain (Irianto, dkk., 2019).

Gambar 4. Sample Tanah Utuh(Sumber: Angphotorion)

7
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum “Pengambilan Sampel Tanah” ini dilakukan pada hari Jumat, 10
Maret 2023 pukul 13.00 s.d 14.40 WIB dan bertempat di Laboratorium
Agroekoteknologi Lantai 1, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah tabung logam,
kuningan atau tembaga, sekop atau cangkul, pisau tajam tipis, kotak sample, bor
tanah dan kantong plastik tebal. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu tanah.

3.3 Cara Kerja


Adapun cara kerja pada praktikum kali ini yaitu sebagai berikut :
3.3.1 Cara Kerja Tanah Utuh
1. Diratakan dan dibersihkan lapisan atas tanah dari rumput atau serasah.
Kemudian diletakkan tabung tegak pada lapisan tanah tersebut (nomor
tabung jangan sampai terbalik, bagian tabung yang runcing ada di bawah
sedangkan bagian yang tumpul ada di atas.
2. Digali tanah sampai kedalaman tertentu (5-10 cm) disekitar calon tabung
tembaga diletakkan, kemudian ratakan tanah dengan pisau.
3. Diletakkan tabung di atas permukaan tanah secara tegak lurus dengan
permukaan tanah, kemudian dengan menggunakan balok kecil yang
diletakkan di atas permukaan tabung. Ditekan tabung sampai ¾ bagian
masuk ke dalam tanah.
4. Diletakkan tabung lain di atas tabung pertama, dan tekan sampai 1 cm
masuk ke dalam tanah.
5. Dipisahkan tabung bagian atas dari tabung bagian bawah.

8
6. Digali tabung menggunakan sekop. Dalam menggali, ujung sekop harus
lebih dalam dari ujung tabung agar tanag di bawah tabung ikut terangkat.
7. Diiris kelibahan tanah bagian atas terlebih dahulu dengan hati-hati agar
permukaan tanah sama dengan permukaan tabung, kemudiaan tutuplah
tabung menggunakan tutup plastik yang telah tersedia. Setelah itu iris dan
potong kelebihan tanah bagian bawah dengan cara yang sama dan tutuplah
lubang.
8. Dicantumkan label di atas tutup lubang bagian atas sample tanah yang berisi
informasi kedalaman, tanggal dan lokasi pengambilan sample tanah.
3.3.2 Cara Kerja Tanah Agregrat Utuh
1. Diambil menggunakan cangkul pada kedalaman 0-20 cm. Bongkahan tanah
dimasukkan ke dalam boks yang terbuat dari kotak seng., kotak kayuatau
kantong plastik tebal.
2. Dimasukkan ke dalam kantong plastik harus hati-hati, agar bongkahan tanah
tidak hancur diperjalanan, dengan cara dimasukkan ke dalam peti kayu atau
kardus yang kokoh.
3.3.3 Cara Kerja Tanah Terganggu
1. Diambil menggunakan cangkul pada kedalaman 0-20 cm.
2. Diberikan label yang berisikan informasi tentang lokasi, tempat
pengambilan, dan kedalaman tanah. Label ditempatkan di dalam atau di luar
kantong plastik.

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Teknik Pengambilan Sample Tanah
No Metode Fisika Kimia Di Lab

1 Tanah utuh Penetapan Menentukan Permeabilitas


angka berat pH tanah dan Tanah
volume (berat sifat kimia
isi, bulk lainnya
desinty)

2 Tanah dengan Keperluan Menentukan Analisis


agregat utuh analisi pH tanah dan indeks
kandungan air, sifat kimia kestabilitas
KTK tanah, lainnya agregat
BOT dan lain-
lain

3 Tanah terganggu Mengetahui Menentukan Uji klasifikasi


struktur, tekstur pH tanah dan dan uji
dan sifat kimia pemadatan.
mikroorganisme lainnya
tanah.

4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan pengujian terhadap sampel tanah. Menurut
Prayogo dan Saptowati (2016), menyatakan bahwa pengambilan sample tanah dapat
mewakili sifat dan ciri yang dimiliki oleh tanah pada suatu lokasi atau pada suatu
wilayah. Dalam kegiatan pengambilan sample tanah, perlu diperhatikan letak profil
harus mewakili, banyaknya profil yang digunakan, sebaiknya diambil setiap
horison dengan interval 10 cm ataupun secara acak, serta peralatan yang digunakan.
Sementara sample tanah adalah suatu massa tanah yang diambil untuk keperluan
laboratorium yang dapat mewakili seluruh sifat tanah itu sendiri. Dalam melakukan
pengambilan sampel tanah, dilakukan dengan pengujian fisika, kimia dan

10
laboratorium serta dilakukan terhadap tiga jenis tanah, yaitu tanah utuh, tanah
agregrat utuh dan tanah terganggu.
Menurut Umayyah et al. (2018), bahwa untuk melakukan tahapan pengambilan
sample tanah utuh, pertama, menemukan batas lapisan tanah pada dinding lubang
profil tanah, meratakan dan membersihkan lapisan permukaan tanah disamping
lubang profil yang akan diambil samplenya, meletakkan ring sampel tegak lurus
dengan bagian tajam menghadap kebawah pada lapisan tersebut meletakkan balok
kayu diantarannya, menekan balok kayu menggunakan palu karet dengan ring
sampel masuk kedalam tanah hingga batas lapisan, mencabut boring sampel dan
menggunakan ring yang berisi tanah secara hati-hati agar tanah, meratakan kedua
sisi secara vertikal secara hati-hati dengan pisau ataupun cutter. Membuang sisa
lapisan pertama sampai batas lapisan kedua, meratakan kemudaian mengambil
sample seperti diatas dan seterusnya, sehingga semua sample sampel dapat diambil,
menutup ring dengan tutupnyakembali dan memberi label nama, menyimpan dalam
kotak ring sampel. Kemudian pada pengambilan tanah agregat utuh, dilakukan
dengan tahapan menggali tanah sampai kedalaman yang diinginkan, mengambil
gumpalan-gumpalan tanah yang dibatasi dengan bidang belah alami, memasukkan
ke dalam plastik dan memberikanlabel nama, menggunakan sisa-sisa sample tanah
agregat sebagai sample tanah terusik. Pengangkutan dan penyimpanan sampel
tanah perlu diperhatikan secara hati-hati dengan cara menjaga agar tidak mendapat
guncangan yang merusak struktur tanah, mengusahakan supaya kotak tersebut
diletakan mendatar ketika mengangkut dengan kendaraan, memperhatikan
penyimpanan dengan cara menyimpan pada tanah pada waktu yang lama. Jika
sampel tanah disimpan pada ruang yang panas, akan mengalami perubahan kerena
terjadinya pengerutan dan aktivitas mikroba, sebaiknya menyimpan sample tanah di
ruang dengan kelembapanrelatif 90% dan suhu 18℃, dengan variasi cukup kecil.
Berdasarkan pada tabel hasil menunjukkan bahwa tanah utuh pada fisikanya
dibutuhkan untuk mengetahui berat volume tanah dan permeabilitas. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Siregar et al. (2013), menyatakan bahwa pada pengukuran
permeabilitas tanah sangat penting untuk beberapa kondisi seperti masuknya air ke
dalam tanah, gerak air menuju akar tanaman, aliran air pada drainase, evaporasi air

11
pada permukaan tanah. Permeabilitas dapat mempengaruhi kesuburan tanah.
Permeabilitas berbeda dengan drainase yang lebih mengacu pada proses pengaliran
air saja, permeabilitas dapat mencakup bagaimana air, bahan organik, bahan
mineral, udara dan partikel-partikel lainnya yang terbawa bersama air yang akan
diserap masuk ke dalam tanah. Hal ini didukung oleh pernyataan Tuba dan Monde
(2021), bahwa penentuan kemampuan permeabilitas tanah dapat dilakukan dengan
pengukuran di laboratorium dan lapangan yang memiliki kelebihan dan kekurangan
seperti kemudahan dalam penggunaan alat dan keakuratan hasil.
Kemudian berdasarkan tabel hasil pada kimianya dilakukan uji C-Organik,
menurut Siregar (2017), bahwa kadar C-Organik merupakan faktor penting penentu
kualitas tanah mineral, ditandai dengan semakin tinggi kadar C-Organik total maka
kualitas tanah mineral semakin baik. Bahan organik tanah sangat berperan dalam
hal memperbaiki sifat fisik tanah, meningkatkan aktivitas biologis tanah, serta
untuk meningkatkan ketersediaan hara bagi tanaman. Bahan organik itu sendiri
merupakan bahan yang penting dalam menciptakan kesuburan tanah, baik secara
fisika, kimia maupun biologi tanah.
Pada tanah agregrat utuh di fisikanya mengamati warna tanah, struktur tanah
dan tekstur tanah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Yusran dan Zulkaidhah (2019),
bahwa struktur tanah merupakan susunan partikel-partikel tanah yang membentuk
agregat. Struktur tanah mempengaruhi kemampuan tanah dalam menyerap air
tanah. Misalnya, struktur granular dan lekat mempunyai kemampuan besar dalam
meloloskan air larian, sehingga dapat menurunkan laju air larian dan memacu
pertumbuhan tanaman.
Kemudian pada tanah agregrat utuh juga mengamati warna tanah, Menurut
Karsapakyawan (2016), bahwa warna tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah
yang berpengaruh terhadap temperatur dan kelembaban tanah. Perbedaan warna
tanah umumnya disebabkan oleh perbedaan kandungan bahan organik, semakin
tinggi kandungan bahan organik maka warna tanah akan semakin gelap. semakin
gelap warna tanah berarti makin tinggi produktivitasnya dan cenderung lebih
banyak menyerap energi matahari dibandingkan benda yang berwarna terang,
sehingga akan lebih mendorong laju evaporasi.

12
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa tanah merupakan hasil
transformasi zat-zat mineral dan organik di muka daratan bumi. Tanah terbentuk di
bawah pengaruh faktor-faktor lingkungan yang bekerja dalam masa yang sangat
panjang. Tanah merupakan media tumbuh bagi tumbuhan tingkat tinggi dan
lingkungan hidup bagi hewan dan manusia. Tanah merupakan tubuh di permukaan
bumi yang tersusun atas horizon atau lapisan yang berada di atas bahan induk atau
batuan yang terbentuk sebagai hasil interaksi faktor-faktor pembentuk tanah yaitu
iklim, organisme, bahan induk, relief dan waktu.
Pengambilan sample tanah dapat mewakili sifat dan ciri yang dimiliki oleh tanah
pada suatu lokasi atau pada suatu wilayah. Dalam melakukan pengambilan sampel
tanah, dilakukan dengan pengujian fisika, kimia dan laboratorium serta dilakukan
terhadap tiga jenis tanah, yaitu tanah utuh, tanah agregrat utuh dan tanah terganggu.

5.2 Saran
Adapun saran pada praktikum kali ini, yaitu semoga kegiatan praktikum bisa
dilakukan secara langsung agar praktikan dapat memahami lebih dalam lagi tentang
apa yang mau diuji dan sifat tanahnya. Kemudian praktikan diharapkan memahami
dan mempelajari materi agar praktikum dapat berjalan dengan lancar dan sesuai
dengan apa yang diinginkan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Bakri, A., Pagiu, S., dan Rahman, A. 2022. Analisis Sifat Fisika Tanah Pada
Beberapa Penggunaan Lahan di Desa Maku Kecamatan Dolo Kabupaten
Sigi. Agrotekbis: E-Jurnal Ilmu Pertanian. Vol. 10(1): 1-8.
Fauziek, M., & Andryan, S. 2018. Efek Dari Dynamic Cmpaction (DC) Terhadap
Peningkatan Kuat Geser Tanah. Jurnal Mitra Teknik Sipil. Vol. 1 (2): 205-
214.
Forth., dan Henry, D. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Universitas
Gajah Mada Press.
Hanafiah, K., A. 2010. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Harjdowigeno, S. 2010. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo, Jakarta.
Irianto, D. S. S. M., Andung, Y. Milla, D. A., dkk. 2019. Pengujian Tanah di
Laboratorium. CV. Tohar Media: Makassar.
Karsapakyawan, K., Lapadjati., Wardah., dan Rahmawati. 2016. Sifat Fisik Tanah
Pada Hutan Tanaman Kemiri, Lahan Hutan Sekunder di Desa Labuan
Kungguma Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah. Jurnal Warta Rimba.
Vol. 4(2): 40-46.
Kartasapoetra. 2008. Ilmu Tanah Umum. Bandung: Ilmu Tanah Fakultas Pertanian
Universitas Padjajaran.
Mulyadi, M. 2023. Tanah Berkembang dari Batuan Lumpur dan Pasir untuk
Pelapisan Timbunan Bekas Tambang Batubara di Teluk Dalam, Kalimantan
Timur. Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab. Vol. 5(2): 129-135.
Nurhartanto, N., Zulkarnain, Z., dan Wicaksono, A. A. 2022. Analisis Beberapa
Sifat Fisik Tanah Sebagai Indikator Kerusakan Tanah Pada Lahan Kering.
Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab. Vol. 4(2): 107-112.
Puspaningrum, D., Djabar, M. 2018. Analisis Sifat Fisik Tanah pada Areal Bekas
Tebangan Hutan Tanaman Industri (HTI) Kabupaten Gorontalo Utara
Provinsi Gorontalo. Jurnal of Forestry Research. Vol. 1(1): 110-145.

14
Ramadhani. R. (2021). Analisis Yuridis Penguasaan Tanah Garapan Eks Hak Guna
Usaha PT. Perkebunan Nusantara II oleh Para Penggarap. Seminar Nasional
Teknologi Edukasi dan Humaniora. 857.
Russanti, I. 2019. Eksplorasi Batik Tanah. Bandung: Pantera Publishing.
Saputra, B., Linda, R., dan Lovadi, I. 2015. Jamur Mikoriza Vesikular Arbuskula
(MVA) Pada Tiga Jenis Tanah Rizosfer Pisang Nipah (Musa paradisiaca
L.) di Kabupaten Pontianak. Jurnal Protobiont. Vol. 4(1): 160-169.
Siregar, A., N., Sumono., dan Munir, P., A. 2013. Kajian Permeabilitas Beberapa
Jenis Tanah di Lahan Percobaan Kwala Bekala USU Melalui Uji
Laboratorium dan Lapangan. Jurnal Rekayasa Pangan dan Pertanian. Vol
1(4): 89-96.
Siregar, B. Analisa Kadar C-Organik dan Perbandingan C/N Tanah di Lahan
Tambak Kelurahan Sicanang Kecamatan Medan Berlawan. 2017. Jurnal
Warta Edisi. Vol 5(3): 182-190.
Suganda, A. A., Rachman, & Sutono. 2015. Petunjuk Pengambilan Sample Tanah.
Bogor: Departemen Pertanian.
Tuba, S. E., dan Monde, A. 2021. Karakteristik Fisik Tanah Pada Berbagai
Kecuraman Lereng di Kebun Jagung (Zea mays L.) di Desa Borone
Kecamatan Ampana Kabupaten Tojo Una-Una. Agrotekbis: E-Jurnal Ilmu
Pertanian. Vol. 9(4): 934-942.
Umayyah, S. Nugroho., L., S dan Putri, D., F. 2018. Pengambilan Sample Tanah.
Jurnal Agroekoteknologi. Vol. 1(1): 1-4.
Zuhaida, A dan Wawan. K. 2018. Deskripsi Saintifik Pengaruh Tanah Pada
Pertumbuhan Tanaman: Studi Terhadap Q.S. Al-A’raf Ayat 58. Jurnal
THABIEA. Vol 1 (2): 64-73.

15
LAMPIRAN

Lampiran 1. Tabung Logam Lampiran 2. Bor Tanah

Lampiran 3. Box Sample Lampiran 4. DokumentasiPraktikum

Lampiran 5. Besi Penekan Lampiran 6. Pisau Lapang


Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3.
Pengambilan Sampel Pengambilan Sampel Pengambilan Sampel
Tanah Utuh Tanah Terganggu Tanah Terganggu
Kedalaman 0-20 cm

Gambar 4. Gambar 5.
Pengambilan Sampel Pengambilan Sampel
Tanah Terganggu Tanah Terganggu
Kedalaman 20-40 Cm Kedalaman 40-60 Cm

Anda mungkin juga menyukai