Anda di halaman 1dari 19

PENCEMARAN TANAH

Disusun sebagai salah satu tugas untuk mata kuliah pengetahuan lingkungan
Tanggal Penugasan : Rabu, 18 Mei 2022
Tanggal Pengumpulan : Selasa, 24 Mei 2022

Dosen Pengampu: Adi Mulyana Supriatna S.Pd., M.T.

Disusun Oleh Kelompok 1


Anggota:
Nelia Sri Wahyuni (1197040060)
Nuni Ainul Fauziah (1197040064)
Rina Siti Rokayah (1197040069)
Wardah Rosydah H. (1197040079)
Wulan Ramadani (1197040082)

Jurusan Kimia
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Robb semesta alam. Pencipta langit, bumi, dan segala
isinya. Segala puji bagi Allah yang nikmat, karunia, dan rahmat-Nya begitu banyak,
sehingga atas kasih sayang-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pencemaran Tanah” ini.
Dengan pembuatan makalah yang berjudul “Pencemaran Tanah” ini pembaca
diharapkan dapat lebih mengenal tentang apa yang dimaksud dengan yang
dimaksud dengan pencemaran pada tanah. Pembaca juga diharapkan dapat
mengambil mengambil hikmah dan pelajaran-pelajaran yang berharga, sehingga
dapat meminimalisir dan memperbaiki pencemaran tanah yang masih bisa
diperbaiki. Makalah ini dibuat semata-mata karena ingin menyelesaikan tugas
sekaligus memberikan contoh yang baik. Selain itu, makalah ini juga dapat
dijadikan juga sebagai sarana untuk menambah wawasan bagi pembacanya.
Kami berharap makalah ini akan ini akan berguna bagi pembaca dan
penyusun, khususnya pada setiap pemerhati lingkungan. Kami sangat berterima
kasih dan sangat senang apabila makalah ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya
dalam proses kegiatan belajar-mengajar.
Kami tahu bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya
membangun. Saran dan kritikan yang diberikan akan kami terima dengan lapang
dada. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan terutama
pada diri kami sendiri. Akhir kata, kami ucapkan banyak terima kasih.

Bandung, 18 Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 2
1.3 Tujuan .................................................................................................. 2
1.4 Manfaat ................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3
2.1 Pengertian Tanah................................................................................. 3
2.2 Fungsi Tanah dan Kualitas Tanah ...................................................... 3
2.3 Lapisan-lapisan Tanah atau Horizon.................................................. 4
2.4 Jenis-jenis Tanah ................................................................................. 4
2.5 Pengertian Pencemaran Tanah ........................................................... 7
2.6 Sumber-sumber Pencemaran Tanah .................................................. 8
2.7 Indikator Pencemaran Tanah ............................................................. 8
2.8 Dampak Pencemaran Tanah ............................................................. 10
2.9 Penanggulangan Pencemaran Tanah ................................................ 12
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 13
3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 13
3.2 Saran .................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 14
LAMPIRAN ..................................................................................................... 15

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah merupakan sumber daya alam terpenting guna mendukung/menunjang


kehidupan makhluk hidup di bumi, secara kimiawi tanah berfungsi sebagai
penyuplai unsur hara baik mikro maupun makro. Fungsi tanah dapat terganggu
dengan adanya pencemar yang dapat menyebabkan terganggunya kesehatan pada
tanah. Kegiatan manusia seperti membuang sampah sembarangan, penguraian
bahan organic, limbah industri yang berupa senyawa volatile, dan pestisida dapat
menyebabkan terjadinya pencemaran tanah. Tanah merupakan tempat penumpukan
berbagai bahan kimia. Tanah juga sebagai tempat penampungan limbah-limbah.
Limbah-limbah tersebut menyebabkan kontaminasi terhadap tanah, karena terdapat
beberapa logam berat seperti Pb, Zn dan Cu.
Pencemaran tanah mempunyai kaitan erat dengan pencemaran udara maupun
dengan pencemaran air. Karena bahan pencemar yang terdapat di udara akan larut
terbawa oleh air hujan dan jautuh ke tanah sehingga menimbulkan pencemaran
tanah. Bagian tanah yang dimaksud yaitu permukaan bumi yang dihuni oleh banyak
makhluk hidup terutama manusia, tumbuhan, hewan dan mikroorganisme lainnya.
Ada beberapa sumber dan komponen yang dapat menyebabkan pencemaran
tanah, diantaranya seperti gas-gas oksida karbon, oksida nitrogen, oksida belerang,
zat radioaktif, logam berat dalam limbah industri, sampah rumah tangga, limbah
rumah sakit, sisa-sisa pupuk dan pestisida dari daerah pertanian, serta limbah
deterjen yang menjadi sumber adanya pencemaran tanah.
Pencegahan yang dilakukan untuk menghindari pencemaran tanah, seperti
Melakukan daur ulang sampah anorganik, seperti plastic, kaca, dan lain-lain.
Mengolah sampah organic menjadi pupuk atau kompos. Mengurangi pembuangan
limbah rumah tangga ke saluran air atau tanah. Mengurangi pemakaian bahan-
bahan yang terurai lama, sebaiknya menggunakan bahan-bahan yang dapat
digunakan kembali. Menggunakan pupuk pestisida sesuai dengan aturan atau
semestinya.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang perlu


dirumuskan adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian pencemaran tanah?
2. Apa fungsi dan kualitas tanah?
3. Apa sumber pencemaran tanah?
4. Apa indikator pencemaran tanah?
5. Bagaimana dampak pencemaran tanah?
6. Bagaimana cara penanggulangan pencemaran tanah?

1.3 Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang diajukan, tujuan


dilakukannya penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan pencemaran tanah.
2. Mengetahui fungsi dan kualitas tanah.
3. Mengetahui sumber pencemaran tanah.
4. Mengetahui indikator pencemaran tanah.
5. Mengetahui dampak pencemaran tanah.
6. Menjelaskan cara penanggulangan pencemaran tanah.

1.4 Manfaat

Hasil penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan informasi


untuk:
1. Menambah wawasan tentang pencemaran tanah.
2. Menambah pengetahuan mengenai sumber pencemaran tanah.
3. Menambah wawasan tentang ukuran umum pencemaran tanah.
4. Menambah pengetahuan tentang jenis-jenis tanah.
5. Mengetahui dampak pencemaran tanah bagi lingkungan dan makhluk hidup.
6. Menambah ilmu tentang cara penanggulangan pencemaran tanah.

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tanah

Tanah dikenal sebagai media tanam dan suatu sistem yang sifatnya dinamis,
karena setiap saat mengalami berbagai macam perubahan interaksi dengan
komponen-komponenya. Tanah tersusun dari berbagai bahan padat yaitu air atau
mineral, mahkluk yang hidup dalam tanah, dan juga pori-pori udara. Tanah juga
memiliki tekstur berupa pasir, debu, dan juga tanah liat. Singkatnya, tanah
merupakan bagian permukaan bumi yang dihuni oleh banyak makhluk hidup
terutama manusia, tumbuh-tumbuhan bermacam-macam hewan dan
mikroorganisme. Selain itu di dalam tanah ini juga terdapat air dan udara.

2.2 Fungsi Tanah dan Kualitas Tanah

Tanah juga memiliki fungsi, dimana fungsi tanah sendiri dapat dilihat secara
fisik, kimiawi, dan juga biologi, dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Secara fisik, tanah memiliki fungsi sebagai tempat tumbuhnya makhluk


tumbuhan di bumi dan menyuplai tumbuhan dengan air dan juga udara lewat
penyerapan yang dilakukan oleh akar.
b. Secara kimiawi, tanah memiliki fungsi sebagai penyuplai zat hara.
c. Secara biologi, tanah memiliki fungsi sebagai tempat tinggal organisme,
seperti cacing yang ikut membantu dalam penyediaan zat hara dan memacu
pertumbuhan pada tumbuhan.

Empat penyusun komponen utama tanah adalah:

1. Bahan organik (5%)


Hasil penimbunan sisa-sisa tumbuhan dan binatang, sebagian telah
mengalami pelapukan dan pembentukan kembali menjadi mangsa jasad
mikro, sehingga sifatnya selalu berubah-berubah atau tidak menetap.
2. Udara menetap
Udara (25%) Udara mengiri mengisi ruang pori tanah yang tidak
terisi oleh air.
3. Air (25%)

3
Larutan tanah mengandung garam-garam larut, sebagian besar
berupa hara tanaman: N, P, K, Ca, Mg dan S (hara makro) serta Fe, Mn, B,
Mo, Cu, Zn dan Cl (hara mikro, terdapat di ruang pori tanah).

2.3 Lapisan-lapisan Tanah atau Horizon

1. Horizon O, yaitu lapisan tanah paling atas yang memiliki kandungan


organik.
2. Horizon A, yaitu lapisan tanah yang memiliki kandungan humus dan juga
mineral.
3. Horizon E, yaitu lapisan tanah eluvial yang berwarna terang.
4. Horizon B, yaitu lapisan tanah yang isinya adalah tanah mineral dan
terdapat kadungan lempung.
5. Horizon C, yaitu lapisan tanah yang terdiri atas campuran meniral dan
pelapukan batuan.
6. Horizon R, yaitu lapisan paling bawah dimana batuanya masih utuh dan
belum mengalami pelapukan.

2.4 Jenis-jenis Tanah

Beberapa jenis tanah ada di muka bumi,para ahli tanah membagi menjadi
beberapa jenis tanah berdasarkan klasifikasi tanahnya, diantaranya :

1. Tanah Aluvial
Merupakan jenis tanah yang terjadi karena endapan lumpur biasanya
terbawa akibat aliran sungai. Tanah ini biasanya ditemukan di daerah hilir
krena dibawa dari hulu. Ciri-ciri tanah aluvial biasanya berwarna coklat
hingga kelabu. Karakteristik tanah ini sangat cocok digunakan untuk
pertanian baik pertanian padi ataupun pertanian palawija seperti jagung,
tembakau, dan jenis tanaman lainnya karena tekstur tanah yang lembut dan
mudah digarap sehingga tidak perlu lama-lama atau kerja keras untuk
mencangkul. Persebaran tanah ini banyak tersebar di Indonesia di daerah
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan Papua.
2. Tanah Andosol

4
Merupakan salah satu jenis tanah vulkanik dimana proses
terbentuknya akibat adanya proses vulkanisme pada gunung berapi tanah ini
sangat subur dan baik untuk tanaman. Karakteristik tanah ini berwarna
cokelat keabuan. Tanah ini banyak mengandung unsur mineral, unsur hara,
dan air sehingga sangat baik bagi tanaman. Persebaran tanah ini biasanya
banyak tersebar di daerah sekitar gunung berapi. Persebaran di Indonesia
sendiri tersebar di daerah yang berada di cincin api atau deretan pegunungan
berapi di wilayah Jawa, Bali, Sumatera, dan Nusa Tenggara.
3. Tanah Entisol
Tanah entisol bisa disebut juga saudara tanah andosol karena hampir
sama yaitu pelapukan dari material yang dikeluarkan akibat letusan gunung
berapi debu, pasir, dan lahar. Karakteristik tanah ini sangat subur dan
tergolong tanah yang masih muda. Biasanya banyak ditemukan di area
sekitar gunung berapi berupa permukaan tanah tipis dan belum memiliki
lapisan tanah dan gundukan pasir seperti di daerah Pantai Parangtritis
Yogyakarta.
4. Tanah Grumosol
Tanah ini berasal dari pelapukan batuan kapur dan tuffa vulkanik.
Kandungan organicnya rendah akibat dari batuan kapur.Jadi dapat
disimpulkan tanah ini tidak subur. Karakteristik tanah ini sangat kering dan
mudah pecah terutama saat kemarau dan memiliki warna hitam. Tanah ini
berada di permukaan tidak lebih dari 300 meter dari permukaan laut.
Pesrsebarannya di Indonesia berada di Jawa Tengah (Demak, Jepara, Pati,
Rembang), Jawa Timur (Ngawi, Madiun), dan Nusa Tenggara Timur
(NTT). Karena tekstur yang kering maka cocok ditanami vegetasi kuat
seperti kayu jati.
5. Tanah Humus
Tanah humus merupakan tanah yang terbentuk dari pelapukan
tumbuh-tumbuhan yang mengandung banyak unsur hara dan mineral yang
menyebabkan sangat subur. Karakteristik tanah humus sangat baik untuk
bercocok tanam karena kandungannya yang sangat subur dan baik bagi
tanaman. Tanah ini memiliki warna agak kehitam-hitaman akibat

5
banyaknya unsur hara dan mineral dari pelapukan tumbuhan. Persebaran di
Indonesia meliputi daerah Sumatera, Kalimantan, Jawa, Papua, dan
sebagian wilayah di Sulawesi.
6. Tanah Inseptisol
Inseptisol terbentuk dari batuan sendimen atau metamorf memiliki
warna agak kecoklatan dan kehitaman serta campuran agak abu-abuan.
Tanah ini dapat menopang pembentukan hutan yang asri. Karakteristik
tanah ini memiliki warna hitam atau kelabu sampai coklat tua. Teksturnya
lempung berliat dan lempung berpasir. Tanah ini cocok untuk perkebunan
seperti perkebunan kelapa sawit dan perkebunan lainnya yaitu perkebunan
karet. Pesebarannya di Indonesia berada di daerah seperti Sumatera,
Kalimantan, dan Papua.
7. Tanah Laterit
Tanah ini memiliki warna merah bata karena mengandung banyak
zat besi dan alumunium. Di Indonesia biasanya tanah ini familiar di daerah
desa atau perkampungan. Karakteristik tanah laterit memiliki sifat tekstur
yang padat dan kokoh. Tanah ini tidak cocok ditanami oleh tumbuhan
apapun karena kandugan yang ada didalamnya. Persebarannya sendiri di
Indonesia meliputi Kalimantan, Lampung, Jawa barat, dan Jawa timur.
8. Tanah Latosol
Tanah latosol terbentuk dari pelapukan batuan sendimen dan
metamorf. Karakteristik atau ciri-ciri dari tanah latosol adalah warnanya
yang merah hingga kuning, tekstur yang lempung. Persebaran tanah ini
berada di daerah yang memiliki curah hujan yang tinggi dan kelembapan
yang tinggi serta pada ketinggian yang berkisar 300-1000 meter di atas
permukaan laut. Tanah latosol tidak terlalu subur akibat mengandung zat
besi dan alumunium. Persebaran tanah latosol di daerah Sulawesi,
Lampung, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Bali, dan Papua.
9. Tanah Litosol
Merupakan tanah yang baru mengalami perkembangan dan tanah
yang masih muda. Terbentuk dari adanya perubahan iklim, Topografi, dan
vulkanisme. Karakteristik yaitu unutuk mengembangkan tanah ini maka

6
harus dengan cara menanam pohon untuk mendapatkan mineral dan unsur
hara yang cukup. Tesktur tanah ini bermacam-macam ada yang lembut,
bebatuan bahkan berpasir. Persebarannya biasanya terdapat di daerah yang
memiliki tingkat kecuraman tinggi contohnya: Bukit Tinggi, Nusa Tenggara
Barat, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Sulawesi [1].

2.5 Pengertian Pencemaran Tanah

Pencemaran tanah adalah perubahan struktur tanah karena adanya bahan


kimia atau zat beracun yang masuk kedalam horizon tanah. Hal tersebut tidak lain
disebabkan oleh perbuatan manusia, dimana manusia menggunakan zat-zat yang
mengandung bahan kimia atau beracun untuk menunjang kehidupan namun
berujung dengan kerusakan tanah. Disaat zat kimia atau zat beracun sudah
mencemari permukaan tanah, lambat laun ia akan menguap dan mengalir karena air
hujan hingga meresap ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah
kemudian terserap sebagai zat kimia beracun di tanah.

Penyebab pencemaran tanah hampir sama dengan pencemaran air dan juga
pencemaran udara. Dimana bahan pencemar dalam air permukaan tanah (air sungai,
air selokan, air danau dan air payau) dapat masuk ke dalam tanah dan dapat
menyebabkan pencemaran tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak
langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan
udara di atasnya. Dengan demikian, maka lingkungan hidup yang paling banyak
dan mudah tercemar adalah tanah.

Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 tahun 2000 tentang Pengendalian


kerusakan tanah untuk produksi biomassa: “Tanah adalah salah satu komponen
lahan berupa lapisan teratas kerak bumi yang terdiri dari bahan mineral dan
bahan organik serta mempunyai sifat fisik, kimia, biologi, dan mempunyai
kemampuan menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya .” Tetapi
yang terjadi adalah manusia itu sendiri yang menyebabkan kerusakan tanah. Di
dalam PP No. 150 th. 2000 di sebutkan bahwa: “ Kerusakan tanah untuk produksi
biomassa adalah berubahnya sifat dasar tanah yang melampaui kriteria baku
kerusakan tanah” [2].

7
2.6 Sumber-sumber Pencemaran Tanah

Secara umum, pencemaran tanah dapat disebabkan limbah domestik,


limbah industri, dan limbah pertanian .

1. Limbah Domestik
Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk;
perdagangan/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya
kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah
padat dan cair.
a. Limbah padat berupa sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak
dapat diuraikan oleh mikroorganisme (non-biodegradable),
misalnya kantong plastik, bekas kaleng minuman, bekas botol
plastik air mineral, dsb.
b. Limbah cair berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam
tanah akan merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh
mikroorganisme di dalam tanah.
2. Limbah Industri
a. Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan
industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses
pengolahan. Misalnya sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas,
rayon, plywood, pengawetan buah, ikan daging dll.
b. Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses
produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam
dan industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen
dan boron adalah zat-zat yang dihasilkan dari proses industri
pelapisan logam.
3. Limbah Pertanian
Limbah pertanian berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk
menyuburkan tanah/tanaman, misalnya pupuk urea Pestisida pemberantas
hama tanaman misalnya DDT [3].

2.7 Indikator Pencemaran Tanah

1. Limbah Padat (Sampah)

8
Biasanya limbah ini akan dikategorikan anatara limbah industri yang
mencemarkan lingkungan sekitar dan limbah padat yang meliputi bahan-
bahan padatan buangan seperti bekas kemasan produk, bungkus atau bahkan
produk rusak, sisa industri kertas, plastik, kayu, kaca, karet, dan sisa makan.
2. Logam Berat
Penyebab dari logam berat yang menjadi penyebab pencemaran
ialah yang disebabkan oleh pembuangan limbah industri yang tidak melalui
proses AMDAL yang benar-benar aman. Sehingga sisa limbahnya masih
mengandung unsur kandungan zat pencemar berbahaya dan tidak ramah
lingkungan, seperti kadmium, timbal, kromium, tembaga, besi, dan nikel.
3. Pestisida
Sering kali penggunaan pestisisda ini digunakan para petani untuk
melindungi tanaman atau tumbuhannya agar terhindar dari anacaman
serangga, jamur, gulma dan hewan pengganggiu lainnya bagi manusia.
Namun secara tidak sadar pula kandungan dari formula pestisida juga
merupakan pencemaran bagi keselamatan kelangsungan ekosistem
lingkungan manusia.
Berikut jenis-jenis pestisida yang tersebar luas di pasaran:
a. Insektisida (Pembunuh Serangga)
Merupakan senyawa kimia yang bertujuan untuk membasmi
serangga, namun sebetulnya zat ini ialah zat adiktif atau perusak
khususnya bagi serangga yang tidak merupakan musuh manusia
menjadi ikut binasa. Selain itu jika pestisida ini terbuang ke aliran
sungai akan berdampak negatif karena daya tokisistas ini akan
merusak dan membasmi apa yang dilaluinya, termasuk ikan pula
akan ikut punah.
b. Herbisida (Pembunuh Gulma atau Tumbuhan Pengganggu)
Tujuan pestisida ini untuk melindungi tumbuhan manusia
dari ancaman tumbuhan pengganggu, namun sayangnya jika
terbuang ke lingkungan yang tidak seharusnya seperti tanah, maka
akan menimbulkan dampak negatif yang mana tanah akan ikut

9
tercemar dan keseimbangan kehidupan mikroorganime yang hidup
dalam tanah akan terganggu.
c. Rodentisida (Pembunuh Hewan Pengerat)
Merupakan senyawa kimia yang bertujuan untuk membasmi
hewan pengerat seperti tikus, tupai dan lain-lain. Pada umumnya ini
bermanfaat bagi manusia, namun jika ditinjau kembali ini akan
memberikan dampak negatif bagi hewan yang mengonsumsi hewat
pengerat akan ikut terbasmi pula.
d. Fungisida (Pembunuh Jamur)
Merupakan senyawa kimia yang bertujuan untuk membasmi
jamur, secara positif fungsi fungisida sangat bermanfaat bagi
manusia, namun secara negatif dapat membuat kerusakan
mikroorganisme yang berada disekitar jamur yang dibasmi bisa ikut
terkena dampaknya.
4. Nitrogen, Fosfat, dan Garam Mineral
Pada umumnya keberdaan dari nitrogen, fosfat, dan garam mineral
ialah unsur penting yang diperlukan untuk pertumbuhan bagi tumbuhan dan
penting bagi kehidupan. Namun jika keberadaannya di tanah melebihi
kapasitas, maka beberapa unsur tersebut akan dapat berubah menjadi racun
bagi kehidupan tumbuhan itu sendiri, maka akan menjadi dampak negaif
yang nyata [4].

2.8 Dampak Pencemaran Tanah

1. Kesehatan
Pencemaran tanah memiliki dampak yang menyebabkan manusia
lebih rawan terkena berbagai penyakit, penyakit ini berasal dari gas-gas
yang berasal dari celah tanah yang sudah tercemar dan manusia akan secara
tidak sengaja menghirup gas bercaun tersebut. Pada jangka panjang tetpi
lebih digolongkan ke dalam kondisi penyakit yang lebih ringan ini antara
lain mengalami pusing, mual, iritasi pada mata, ruam kulit, dan gangguan
pernapasan. Kromium, berbagai jenis pestisida dan hebtisida merupakan
bahan karsinogenik untuk semua populasi.Timbal sangat berbahaya pada

10
anak-anak, karena dapat mengakibatkan kerusakan otak, serta kerusakan
ginjal seluruh populasi.
Paparan yang sudah terus-menerus atau kronis terhadap benzena
pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena
leukemia. Pada merkuri (air raksa) dan siklodiena banyak dikenal dengan
menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB
dan siklodiena terkait pada keracunan hati. Lalu organofosfat dan karmabat
bisa menyebabkan gangguan pada saraf otot. Dan berbagai pelarut yang
mengandung klorin bisa merangrasng perubahan pada hati dan ginjal serta
penurunan sistem saraf pusat.
2. Ekosistem
Perubahan kimiawi tanah yang secara radikal dapat timbul dari
adanya bahan kimia berbahaya atau beracun bahkan pada dosis yang rendah
sekalipun. Perubahan inilah yang akan mengakibatkan perubahan
metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di
lingkungan tanah. Sehingga bisa menyebabkan pemusnahan beberapa
spesies primer pada rantai makanan, yang pada akhirnya berdampak besar
pada predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut.
Sampah anorganik tidak terbiodegradasi dengan baik sehingga
menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan
tidak tembus air sehingga peresapan air dan mineral yang dapat
menyuburkan tanah akan hilang. Dari adanya pencemaran tanah ini,
kesimbangan ekosistem akan mengalami gangguan yang di akibatkan tanah
yang sudah berubah komposisinya. Hal ini yang menyebabkan nantinya
tidak ada tanaman dan hewan yang bisa bertahan hidup dari tanah dan air
yang sudah tercemar, bahkan mikroorganisme sekalipun yang hidup di
dalam tanah akan berkurang.
3. Kesuburan Tanah
Keadaan tanah yang sudah mulai berubah komposisinya dan
mengandung kebih banyak unsur bahan kimia ini sudah tidak layak dan sulit
ditumbuhi tanaman. Bahkan organisme yang hidup dalam tanah pun sudah
tidak ada, sehingga sulit untuk menyuburkan tanah kembali. Tanah di

11
wilayah yang tercemar ini kondisinya sudah tidak subur dan gembur seperti
saat sebelum terjadinya pencemaran.
Dapat terlihat dari dampak yang akan diterima para petani pada hasil
panen yang akan dihasilkannya akan menurun yang disebabkan dari
perubahan metabolisme tanamannya, hal ini juga akan menyebabkan
dampak berkelanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak
mampu menahan lapisan tanah dari erosi [5].

2.9 Penanggulangan Pencemaran Tanah

1. Melakukan daur ulang sampah anorganik, seperti plastik, logam, kaca,


karet dan lain-lain.
2. Pembuangan limbah deterjen ditampung dalam bak penampungan untuk
dilakukan pengendapan, penyaringan dan penjernihan, sehingga tidak ada
yang membuang ke tanah atau saluran air.
3. Menjaga kelestraian tanaman untuk mengurangi pengikisan lapisan humus
tanah oleh air hujan.
4. Melakukan remediasi, yaitu kegiatan membersihkan permukaan yang
sudah tercemar. Ada dua cara yang bisa dilakukan, yang pertama on-site
dengan pembersihan di lokasi, dan yang kedua off-site dengan menggali
tanah yang tercemar dan membawanya ke daerah yang aman untuk
dibersihkan dari zat pencemar.
5. Melakukan bioremediasi, yaitu proses pembersihan pencemaran
menggunakan mikroorganisme, seperti jamur, bakteri dan lain-lain.
Bioremediasi dilakukan dengan tujuan untuk memecah atau mendegradasi
zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun [6].

12
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pencemaran tanah adalah perubahan struktur tanah karena adanya bahan


kimia atau zat beracun yang masuk kedalam horizon tanah.
2. Fungsi tanah sebagai tempat tumbuhnya tumbuhan di bumi, penyuplai zat
hara, dan tempat tinggal organisme. Kualitas tanah yang baik terdiri dari
komponen penyusun bahan organik, udara, air, dan unsur hara.
3. Sumber pencemaran tanah yaitu dari limbah domestik, limbah industri, dan
limbah pertanian.
4. Indikator pencemaran tanah terdiri dari limbah padat (sampah), logam berat,
pestisida, nitrogen, fosfat, dan garam mineral.
5. Pencemaran tanah memiliki dampak terhadap kesehatan makhluk hidup
sehingga menimbulkan penyakit, ketidakseimbangan ekosistem, dan
menurunnya kesuburan tanah.
6. Penanggulangan pencemaran tanah dapat dilakukan dengan cara melakukan
daur ulang sampah anorganik, pembuangan limbah pada tempatnya, menjaga
kelestarian tanaman, dan melakukan remediasi.

3.2 Saran

Berdasarkan isi dari makalah ini, diharapkan agar pembaca dapat


meningkatkan kesadaran, kepedulian, serta melakukan tindakan nyata untuk
mencegah terjadinya pencemaran tanah di lingkungan sekitar. Selain itu, diperlukan
adanya peraturan dan sanksi yang tegas untuk mencegah terjadinya pencemaran
tanah oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.

13
DAFTAR PUSTAKA

[1] S. Hardjowigeno, Ilmu Tanah, Jakarta: CV Akademika Pressindo, 1995.

[2] Notoatmodjo dan Suprihanto, Pencemaran Air dan Air Tanah, Bandung: Institut Teknologi
Bandung, 2005.

[3] R. B. Kasmidjo, Penanganan Limbah Pertanian, Perkebunan dan Industri Pangan,


Yogyakarta: UGM Press, 1990.

[4] S. M. Sitompul dan B. Guritno, Analisis Pertumbuhan Tanaman, Yogyakarta: UGM Press,
1995.

[5] Puspawati, Catur dan P. Haryono, Penyehatan Tanah, Jakarta: Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, 2018.

[6] Subchan dan Wachju, Ilmu Pengetahuan Lingkungan, Jember: Jember University Press,
2010.

14
LAMPIRAN

Gambar 1. Salah satu sumber pencemaran tanah

Gambar 2. Dampak dari pencemaran tanah

15
Gambar 3. Salah satu sumber pencemaran tanah

16

Anda mungkin juga menyukai