Disusun sebagai salah satu tugas untuk mata kuliah pengetahuan lingkungan
Tanggal Penugasan : Rabu, 18 Mei 2022
Tanggal Pengumpulan : Selasa, 24 Mei 2022
Jurusan Kimia
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Robb semesta alam. Pencipta langit, bumi, dan segala
isinya. Segala puji bagi Allah yang nikmat, karunia, dan rahmat-Nya begitu banyak,
sehingga atas kasih sayang-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pencemaran Tanah” ini.
Dengan pembuatan makalah yang berjudul “Pencemaran Tanah” ini pembaca
diharapkan dapat lebih mengenal tentang apa yang dimaksud dengan yang
dimaksud dengan pencemaran pada tanah. Pembaca juga diharapkan dapat
mengambil mengambil hikmah dan pelajaran-pelajaran yang berharga, sehingga
dapat meminimalisir dan memperbaiki pencemaran tanah yang masih bisa
diperbaiki. Makalah ini dibuat semata-mata karena ingin menyelesaikan tugas
sekaligus memberikan contoh yang baik. Selain itu, makalah ini juga dapat
dijadikan juga sebagai sarana untuk menambah wawasan bagi pembacanya.
Kami berharap makalah ini akan ini akan berguna bagi pembaca dan
penyusun, khususnya pada setiap pemerhati lingkungan. Kami sangat berterima
kasih dan sangat senang apabila makalah ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya
dalam proses kegiatan belajar-mengajar.
Kami tahu bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya
membangun. Saran dan kritikan yang diberikan akan kami terima dengan lapang
dada. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan terutama
pada diri kami sendiri. Akhir kata, kami ucapkan banyak terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
2
BAB II PEMBAHASAN
Tanah dikenal sebagai media tanam dan suatu sistem yang sifatnya dinamis,
karena setiap saat mengalami berbagai macam perubahan interaksi dengan
komponen-komponenya. Tanah tersusun dari berbagai bahan padat yaitu air atau
mineral, mahkluk yang hidup dalam tanah, dan juga pori-pori udara. Tanah juga
memiliki tekstur berupa pasir, debu, dan juga tanah liat. Singkatnya, tanah
merupakan bagian permukaan bumi yang dihuni oleh banyak makhluk hidup
terutama manusia, tumbuh-tumbuhan bermacam-macam hewan dan
mikroorganisme. Selain itu di dalam tanah ini juga terdapat air dan udara.
Tanah juga memiliki fungsi, dimana fungsi tanah sendiri dapat dilihat secara
fisik, kimiawi, dan juga biologi, dengan penjelasan sebagai berikut:
3
Larutan tanah mengandung garam-garam larut, sebagian besar
berupa hara tanaman: N, P, K, Ca, Mg dan S (hara makro) serta Fe, Mn, B,
Mo, Cu, Zn dan Cl (hara mikro, terdapat di ruang pori tanah).
Beberapa jenis tanah ada di muka bumi,para ahli tanah membagi menjadi
beberapa jenis tanah berdasarkan klasifikasi tanahnya, diantaranya :
1. Tanah Aluvial
Merupakan jenis tanah yang terjadi karena endapan lumpur biasanya
terbawa akibat aliran sungai. Tanah ini biasanya ditemukan di daerah hilir
krena dibawa dari hulu. Ciri-ciri tanah aluvial biasanya berwarna coklat
hingga kelabu. Karakteristik tanah ini sangat cocok digunakan untuk
pertanian baik pertanian padi ataupun pertanian palawija seperti jagung,
tembakau, dan jenis tanaman lainnya karena tekstur tanah yang lembut dan
mudah digarap sehingga tidak perlu lama-lama atau kerja keras untuk
mencangkul. Persebaran tanah ini banyak tersebar di Indonesia di daerah
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan Papua.
2. Tanah Andosol
4
Merupakan salah satu jenis tanah vulkanik dimana proses
terbentuknya akibat adanya proses vulkanisme pada gunung berapi tanah ini
sangat subur dan baik untuk tanaman. Karakteristik tanah ini berwarna
cokelat keabuan. Tanah ini banyak mengandung unsur mineral, unsur hara,
dan air sehingga sangat baik bagi tanaman. Persebaran tanah ini biasanya
banyak tersebar di daerah sekitar gunung berapi. Persebaran di Indonesia
sendiri tersebar di daerah yang berada di cincin api atau deretan pegunungan
berapi di wilayah Jawa, Bali, Sumatera, dan Nusa Tenggara.
3. Tanah Entisol
Tanah entisol bisa disebut juga saudara tanah andosol karena hampir
sama yaitu pelapukan dari material yang dikeluarkan akibat letusan gunung
berapi debu, pasir, dan lahar. Karakteristik tanah ini sangat subur dan
tergolong tanah yang masih muda. Biasanya banyak ditemukan di area
sekitar gunung berapi berupa permukaan tanah tipis dan belum memiliki
lapisan tanah dan gundukan pasir seperti di daerah Pantai Parangtritis
Yogyakarta.
4. Tanah Grumosol
Tanah ini berasal dari pelapukan batuan kapur dan tuffa vulkanik.
Kandungan organicnya rendah akibat dari batuan kapur.Jadi dapat
disimpulkan tanah ini tidak subur. Karakteristik tanah ini sangat kering dan
mudah pecah terutama saat kemarau dan memiliki warna hitam. Tanah ini
berada di permukaan tidak lebih dari 300 meter dari permukaan laut.
Pesrsebarannya di Indonesia berada di Jawa Tengah (Demak, Jepara, Pati,
Rembang), Jawa Timur (Ngawi, Madiun), dan Nusa Tenggara Timur
(NTT). Karena tekstur yang kering maka cocok ditanami vegetasi kuat
seperti kayu jati.
5. Tanah Humus
Tanah humus merupakan tanah yang terbentuk dari pelapukan
tumbuh-tumbuhan yang mengandung banyak unsur hara dan mineral yang
menyebabkan sangat subur. Karakteristik tanah humus sangat baik untuk
bercocok tanam karena kandungannya yang sangat subur dan baik bagi
tanaman. Tanah ini memiliki warna agak kehitam-hitaman akibat
5
banyaknya unsur hara dan mineral dari pelapukan tumbuhan. Persebaran di
Indonesia meliputi daerah Sumatera, Kalimantan, Jawa, Papua, dan
sebagian wilayah di Sulawesi.
6. Tanah Inseptisol
Inseptisol terbentuk dari batuan sendimen atau metamorf memiliki
warna agak kecoklatan dan kehitaman serta campuran agak abu-abuan.
Tanah ini dapat menopang pembentukan hutan yang asri. Karakteristik
tanah ini memiliki warna hitam atau kelabu sampai coklat tua. Teksturnya
lempung berliat dan lempung berpasir. Tanah ini cocok untuk perkebunan
seperti perkebunan kelapa sawit dan perkebunan lainnya yaitu perkebunan
karet. Pesebarannya di Indonesia berada di daerah seperti Sumatera,
Kalimantan, dan Papua.
7. Tanah Laterit
Tanah ini memiliki warna merah bata karena mengandung banyak
zat besi dan alumunium. Di Indonesia biasanya tanah ini familiar di daerah
desa atau perkampungan. Karakteristik tanah laterit memiliki sifat tekstur
yang padat dan kokoh. Tanah ini tidak cocok ditanami oleh tumbuhan
apapun karena kandugan yang ada didalamnya. Persebarannya sendiri di
Indonesia meliputi Kalimantan, Lampung, Jawa barat, dan Jawa timur.
8. Tanah Latosol
Tanah latosol terbentuk dari pelapukan batuan sendimen dan
metamorf. Karakteristik atau ciri-ciri dari tanah latosol adalah warnanya
yang merah hingga kuning, tekstur yang lempung. Persebaran tanah ini
berada di daerah yang memiliki curah hujan yang tinggi dan kelembapan
yang tinggi serta pada ketinggian yang berkisar 300-1000 meter di atas
permukaan laut. Tanah latosol tidak terlalu subur akibat mengandung zat
besi dan alumunium. Persebaran tanah latosol di daerah Sulawesi,
Lampung, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Bali, dan Papua.
9. Tanah Litosol
Merupakan tanah yang baru mengalami perkembangan dan tanah
yang masih muda. Terbentuk dari adanya perubahan iklim, Topografi, dan
vulkanisme. Karakteristik yaitu unutuk mengembangkan tanah ini maka
6
harus dengan cara menanam pohon untuk mendapatkan mineral dan unsur
hara yang cukup. Tesktur tanah ini bermacam-macam ada yang lembut,
bebatuan bahkan berpasir. Persebarannya biasanya terdapat di daerah yang
memiliki tingkat kecuraman tinggi contohnya: Bukit Tinggi, Nusa Tenggara
Barat, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Sulawesi [1].
Penyebab pencemaran tanah hampir sama dengan pencemaran air dan juga
pencemaran udara. Dimana bahan pencemar dalam air permukaan tanah (air sungai,
air selokan, air danau dan air payau) dapat masuk ke dalam tanah dan dapat
menyebabkan pencemaran tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak
langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan
udara di atasnya. Dengan demikian, maka lingkungan hidup yang paling banyak
dan mudah tercemar adalah tanah.
7
2.6 Sumber-sumber Pencemaran Tanah
1. Limbah Domestik
Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk;
perdagangan/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya
kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah
padat dan cair.
a. Limbah padat berupa sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak
dapat diuraikan oleh mikroorganisme (non-biodegradable),
misalnya kantong plastik, bekas kaleng minuman, bekas botol
plastik air mineral, dsb.
b. Limbah cair berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam
tanah akan merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh
mikroorganisme di dalam tanah.
2. Limbah Industri
a. Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan
industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses
pengolahan. Misalnya sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas,
rayon, plywood, pengawetan buah, ikan daging dll.
b. Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses
produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam
dan industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen
dan boron adalah zat-zat yang dihasilkan dari proses industri
pelapisan logam.
3. Limbah Pertanian
Limbah pertanian berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk
menyuburkan tanah/tanaman, misalnya pupuk urea Pestisida pemberantas
hama tanaman misalnya DDT [3].
8
Biasanya limbah ini akan dikategorikan anatara limbah industri yang
mencemarkan lingkungan sekitar dan limbah padat yang meliputi bahan-
bahan padatan buangan seperti bekas kemasan produk, bungkus atau bahkan
produk rusak, sisa industri kertas, plastik, kayu, kaca, karet, dan sisa makan.
2. Logam Berat
Penyebab dari logam berat yang menjadi penyebab pencemaran
ialah yang disebabkan oleh pembuangan limbah industri yang tidak melalui
proses AMDAL yang benar-benar aman. Sehingga sisa limbahnya masih
mengandung unsur kandungan zat pencemar berbahaya dan tidak ramah
lingkungan, seperti kadmium, timbal, kromium, tembaga, besi, dan nikel.
3. Pestisida
Sering kali penggunaan pestisisda ini digunakan para petani untuk
melindungi tanaman atau tumbuhannya agar terhindar dari anacaman
serangga, jamur, gulma dan hewan pengganggiu lainnya bagi manusia.
Namun secara tidak sadar pula kandungan dari formula pestisida juga
merupakan pencemaran bagi keselamatan kelangsungan ekosistem
lingkungan manusia.
Berikut jenis-jenis pestisida yang tersebar luas di pasaran:
a. Insektisida (Pembunuh Serangga)
Merupakan senyawa kimia yang bertujuan untuk membasmi
serangga, namun sebetulnya zat ini ialah zat adiktif atau perusak
khususnya bagi serangga yang tidak merupakan musuh manusia
menjadi ikut binasa. Selain itu jika pestisida ini terbuang ke aliran
sungai akan berdampak negatif karena daya tokisistas ini akan
merusak dan membasmi apa yang dilaluinya, termasuk ikan pula
akan ikut punah.
b. Herbisida (Pembunuh Gulma atau Tumbuhan Pengganggu)
Tujuan pestisida ini untuk melindungi tumbuhan manusia
dari ancaman tumbuhan pengganggu, namun sayangnya jika
terbuang ke lingkungan yang tidak seharusnya seperti tanah, maka
akan menimbulkan dampak negatif yang mana tanah akan ikut
9
tercemar dan keseimbangan kehidupan mikroorganime yang hidup
dalam tanah akan terganggu.
c. Rodentisida (Pembunuh Hewan Pengerat)
Merupakan senyawa kimia yang bertujuan untuk membasmi
hewan pengerat seperti tikus, tupai dan lain-lain. Pada umumnya ini
bermanfaat bagi manusia, namun jika ditinjau kembali ini akan
memberikan dampak negatif bagi hewan yang mengonsumsi hewat
pengerat akan ikut terbasmi pula.
d. Fungisida (Pembunuh Jamur)
Merupakan senyawa kimia yang bertujuan untuk membasmi
jamur, secara positif fungsi fungisida sangat bermanfaat bagi
manusia, namun secara negatif dapat membuat kerusakan
mikroorganisme yang berada disekitar jamur yang dibasmi bisa ikut
terkena dampaknya.
4. Nitrogen, Fosfat, dan Garam Mineral
Pada umumnya keberdaan dari nitrogen, fosfat, dan garam mineral
ialah unsur penting yang diperlukan untuk pertumbuhan bagi tumbuhan dan
penting bagi kehidupan. Namun jika keberadaannya di tanah melebihi
kapasitas, maka beberapa unsur tersebut akan dapat berubah menjadi racun
bagi kehidupan tumbuhan itu sendiri, maka akan menjadi dampak negaif
yang nyata [4].
1. Kesehatan
Pencemaran tanah memiliki dampak yang menyebabkan manusia
lebih rawan terkena berbagai penyakit, penyakit ini berasal dari gas-gas
yang berasal dari celah tanah yang sudah tercemar dan manusia akan secara
tidak sengaja menghirup gas bercaun tersebut. Pada jangka panjang tetpi
lebih digolongkan ke dalam kondisi penyakit yang lebih ringan ini antara
lain mengalami pusing, mual, iritasi pada mata, ruam kulit, dan gangguan
pernapasan. Kromium, berbagai jenis pestisida dan hebtisida merupakan
bahan karsinogenik untuk semua populasi.Timbal sangat berbahaya pada
10
anak-anak, karena dapat mengakibatkan kerusakan otak, serta kerusakan
ginjal seluruh populasi.
Paparan yang sudah terus-menerus atau kronis terhadap benzena
pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena
leukemia. Pada merkuri (air raksa) dan siklodiena banyak dikenal dengan
menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB
dan siklodiena terkait pada keracunan hati. Lalu organofosfat dan karmabat
bisa menyebabkan gangguan pada saraf otot. Dan berbagai pelarut yang
mengandung klorin bisa merangrasng perubahan pada hati dan ginjal serta
penurunan sistem saraf pusat.
2. Ekosistem
Perubahan kimiawi tanah yang secara radikal dapat timbul dari
adanya bahan kimia berbahaya atau beracun bahkan pada dosis yang rendah
sekalipun. Perubahan inilah yang akan mengakibatkan perubahan
metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di
lingkungan tanah. Sehingga bisa menyebabkan pemusnahan beberapa
spesies primer pada rantai makanan, yang pada akhirnya berdampak besar
pada predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut.
Sampah anorganik tidak terbiodegradasi dengan baik sehingga
menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan
tidak tembus air sehingga peresapan air dan mineral yang dapat
menyuburkan tanah akan hilang. Dari adanya pencemaran tanah ini,
kesimbangan ekosistem akan mengalami gangguan yang di akibatkan tanah
yang sudah berubah komposisinya. Hal ini yang menyebabkan nantinya
tidak ada tanaman dan hewan yang bisa bertahan hidup dari tanah dan air
yang sudah tercemar, bahkan mikroorganisme sekalipun yang hidup di
dalam tanah akan berkurang.
3. Kesuburan Tanah
Keadaan tanah yang sudah mulai berubah komposisinya dan
mengandung kebih banyak unsur bahan kimia ini sudah tidak layak dan sulit
ditumbuhi tanaman. Bahkan organisme yang hidup dalam tanah pun sudah
tidak ada, sehingga sulit untuk menyuburkan tanah kembali. Tanah di
11
wilayah yang tercemar ini kondisinya sudah tidak subur dan gembur seperti
saat sebelum terjadinya pencemaran.
Dapat terlihat dari dampak yang akan diterima para petani pada hasil
panen yang akan dihasilkannya akan menurun yang disebabkan dari
perubahan metabolisme tanamannya, hal ini juga akan menyebabkan
dampak berkelanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak
mampu menahan lapisan tanah dari erosi [5].
12
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
[2] Notoatmodjo dan Suprihanto, Pencemaran Air dan Air Tanah, Bandung: Institut Teknologi
Bandung, 2005.
[4] S. M. Sitompul dan B. Guritno, Analisis Pertumbuhan Tanaman, Yogyakarta: UGM Press,
1995.
[5] Puspawati, Catur dan P. Haryono, Penyehatan Tanah, Jakarta: Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, 2018.
[6] Subchan dan Wachju, Ilmu Pengetahuan Lingkungan, Jember: Jember University Press,
2010.
14
LAMPIRAN
15
Gambar 3. Salah satu sumber pencemaran tanah
16