PEMBIMBING:
Nengah Notes, SKM., M.Si
I Wayan Jana, SKM., M.Si
D.A.A. Posmaningsih, SKM., M.Si
OLEH:
Gede Bagus Wicaksana
NIM. P07133222029
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLTEKKES KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan
rahmatNya lah maka Paper PT - PS A dengan judul Pencemaran Tanah oleh Limbah Rumah
Tangga ini dapat saya selesaikan. Dalam penulisan paper ini, saya mendapat banyak bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak. Secara khusus ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
Akhir kata dengan segala kerendahan hati, saya berharap agar segala kekurangan
laporan ini tidak mengurangi arti dari paper ini. Semoga paper ini dapat berarti dan bermanfaat.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Sampah Anorganik
Sampah anorganik merupakan jenis sampah yang sulit untuk terurai.
Berbeda dengan limbah organik, limbah ini bukan berasal dari mahluk hidup.
3
Sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari bahan non hayati termasuk
produk sintesis dan hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang.
2. Limbah B3
B3 artinya adalah bahan beracun dan berbahaya. Oleh karena itu, pengertian
limbah B3 adalah suatu buangan atau limbah yang sifat dan konsentrasinya
mengandung zat yang beracun dan berbahaya sehingga secara langsung maupun
tidak langsung dapat merusak lingkungan, mengganggu kesehatan, dan mengancam
kelangsungan hidup manusia serta organisme lainya. Limbah B3 bukan hanya dapat
dihasilkan dari kegiatan industri. Kegiatan rumah tangga juga menghasilkan
beberapa limbah jenis ini.
3. Pestisida
Menurut peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1973 Pengertian pestisida adalah
semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk
memberantas atau mencegah hama - hama dan penyakit - penyakit yang merusak
tanaman atau hasil - hasil pertanian.
4. Limbah Kimia
Limbah kimia merupakan sisa bahan yang berasal dari sebuah percobaan
atau eksperimen yang menggunakan bahan - bahan kimia. Bahan tersebut berupa
bahan kimia yang sudah tidak bisa digunakan lagi. Bahan kimia berbahaya dari sisa
- sisa limbah bisa menjadi racun yang mengganggu kesehatan dan memunculkan
masalah baru seperti penyakit yang disebabkan oleh nyamuk malaria dan polusi
udara.
5. Limbah Rumah Tangga.
Limbah rumah tangga merupakan suatu sisa buangan yang berasal dari
aktifitas rumah tangga. Aktifitas rumah tangga merupakan salah satu aktifitas yang
paling banyak menghasilkan limbah, mulai dari aktifitas mencuci baju, mencuci
piring dan aktifitas lain yang dapat menimbulkan sampah plastik.
4
2012 bahwa sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari -
hari dalam rumah tangga yang tidak termasuk tinja dan sampah spesifik.
1. Limbah Organik
Limbah Organik merupakan segala limbah yang mengandung unsur Karbon
(C), meliputi limbah dari mahluk hidup (misalnya kotoran hewan dan manusia seperti
tinja, air seni) sisa makanan (sisa - sisa sayuran, wortel, kol, bayam, salada dan lain -
lain) kertas, kardus, karton, air cucian, minyak goreng bekas dan lain - lain.
2. Limbah Anorganik
Limbah Anorganik adalah limbah yang tidak mengandung unsur karbon, seperti
logam (misalnya besi dari mobil bekas atau perkakas dan almunium dari kaleng bekas
atau peralatan rumah tangga), kaca dan pupuk anorganik (misalnya yang mengandung
unsure nitrogen dan fosfor).
5
dalam tanah. Sampah plastik merupakan gangguan serius bagi kelestarian lingkungan
hidup.
2. Pencemaran Tanah oleh Limbah Detergen
Salah satu limbah yang dihasilkan dari aktifitas rumah tangga adalah limbah
detergen. Mencuci dengan menggunakan detergen merupakan satu hal yang sering
dilakukan oleh ibu rumah tangga. Limbah detergen industri laundry ini akan
menyebabkan turunnya kualitas tanah.
Detergen dapat membentuk banyak busa dalam air dan banyak jenis detergen
sulit sekali diuraikan oleh enzim - enzim bakteri pengurai sehingga akan tetap utuh dan
berbusa. Limbah detergen yang tidak dapat diurai dalam waktu yang singkat ini
menyebabkan penurunan tingkat kesuburan tanah dan juga menyebabkan polusi udara
karena baunya yang tidak sedap. Selain itu detergen dalam air buangan dapat meresap
ke air tanah atau sumur - sumur di masyarakat
6
1. Membuat saluran air kotor.
2. Membuat bak peresapan.
3. Membuat tempat pembuangan sampah sementara.
Hal - hal tersebut dapat dilakukan dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
1. Tidak mencemari sumber air minum yang ada di daerah sekitarnya baikair
dipermukaan tanah maupun air di bawah permukaan tanah.
2. Tidak mengotori permukaan tanah.
3. Menghindari tersebarnya cacing tambang pada permukaan tanah.
4. Mencegah berkembang biaknya lalat dan serangga lain.
5. Tidak menimbulkan bau yang mengganggu.
6. Konstruksi agar dibuat secara sederhana dengan bahan yang mudahdidapat dan
murah.
7. Jarak minimal antara sumber air dengan bak resapan 10 m.
1. Mengurangi (reduce)
Sebisa mungkin meminimalisasi barang atau material yang kita
pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak
sampah yang dihasilkan.
2. Menggunakan kembali (reuse)
Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali.
Hindari pemakaian barang - barang yang sekali pakai, buang (bahasa Inggris:
disposable).
3. Mendaur ulang (recycle)
Sebisa mungkin, barang - barang yang sudah tidak berguna didaur ulang
lagi. Tidak semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri
tidak resmi dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi
barang lain.
4. Mengganti (replace)
7
Teliti barang yang kita pakai sehari - hari. Gantilah barang - barang
yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berikut adalah kesimpulan yang dapat ditarik dari paper ini, yaitu sebagai berikut:
3.2 Saran
Saran yang dapat diberikan penulis untuk pembaca adalah masyarakat
disarankan meningkatkan kepedulian tentang pengelolaan dan pembuangan limbah
rumah tangga secara sederhana dan benar, sehingga tidak mencemari tanah. Dinas
kesehatan disarankan untuk meningkatkan pemahaman tentang pengelolaan sampah
plastik yang dihasilkan dari limbah rumah tangga secara benar melalui media elektronik
dan media massa, serta lebih meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga
kebersihan lingkungan tempat tinggal melalui penyuluhan dan pelatihan kader
kesehatan.
9
DAFTAR PUSTAKA
Widiyanto, A. F., Yuniarno, S., & Kuswanto, K. (2015). Polusi Air Tanah Akibat Limbah
Industri Dan Limbah Rumah Tangga. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 10(2), 246.
10