Anda di halaman 1dari 19

Sintesis Natrium Lignosulfonat

Berbasis Lignin Pelepah Salak


Pondoh (Salacca zalacca (Gaertner)
Voss)
Wardah Rosydah Hafidz
1197040079

Sumber Jurnal: Indo. J. Chem. Sci. 7(3) (2018)


Indonesian Journal of Chemical Science (http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijcs)
TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Memanfaatkan lignin pada pelepah


salak pondoh sebagai bahan sintesis
menjadi natrium lignosulfonate
2. Menguji aktivitasnya sebagai agen
pendispersi
PRINSIP
PERCOBAAN Ekstraksi : Menggunakan
Metode Sokhletasi

Metode Kraft Pulping

Sulfonasi Lignin

Hasil sintesis selanjutnya


dikarakterisasi menggunakan
spektrofotometer FT-IR dan UV-Vis
PRINSIP
PERCOBAAN
Ekstraksi : Menggunakan Metode
Sokhletasi
Metode Kraft Pulping

Pengambilan suatu senyawa Proses kraft adalah suatu proses


organik dari suatu bahan alam pembuatan pulp dengan proses kimia.
padat disebut ekstraksi. Adapun Proses ini menghasilkan pulp dengan
prinsip dari sokletasi yaitu kekuatan yang lebih tinggi di banding
pemisahan yang berulang ulang proses mekanis dan semikimia, namun
sehingga hasil yang didapat rendemen yang dehasilkan lebih kecil
sempurna dan pelarut yang karena komponen yang terdegradasi lebih
digunakan relatif sedikit. banyak. Alat yang digunakan pada proses
kraft adalah digester (Cooking). Digester
adalah alat pemasak chip/serpihan kayu
yang berbentuk silinder yang disusun
tegak.
PRINSIP
PERCOBAAN Sulfonasi Lignin
Hasil sintesis selanjutnya dikarakterisasi
Sintesis dilakukan dengan metode sulfonasi menggunakan menggunakan spektrofotometer FT-IR
instrumen refluks dengan natrium bisulfit sebagai bahan dan UV-Vis
pendonor ion sulfat. Sulfonasi lignin merupakan proses
substitusi gugus fungsi dimana gugus sulfonat direaksikan
untuk menggantikan gugus lain yang terdapat dalam Natrium lignosulfonat dikarakterisasi
struktur lignin. Penelitian ini menggunakan reaksi sulfonasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis
dengan katalis basa, yaitu natrium hidroksida. untuk menghitung kemurnian natrium
lignosulfonat dan FT-IR untuk
memprediksi gugus fungsi yang terdapat
dalam Natrium Lignosulfonat hasil
sintesis.
ALAT DAN
BAHAN
ALAT YANG AKAN DIGUNAKAN DALAM
PENELITIAN INI MELIPUTI:

Saringan ukuran 50 mesh


Soxhlet apparatus Oven

Neraca analitik

Spektrofotometer FT-IR Spektrofotometer UV-Vis


ALAT DAN
BAHAN
BAHAN YANG AKAN DIGUNAKAN DALAM
PENELITIAN INI MELIPUTI:

Pelepah salak NaOH


Benzena Etanol Aquades

Natrium bisulfit Metanol dengan grade pro


(NaHSO3) analyst buatan Merck Asam sulfat
Larutan ini digunakan karena memiliki
sifat yang sama dengan senyawa yang
akan dipisahkan dari serbuk pelepah
salak, karena sifat senyawa yang dapat
larut dengan sifat like-dissolve like
CARA
KERJA
M
diguna etode ekstr
kan un a
senya tuk me ksi yang
wa pe
ngotor misahkan
pelepa dari se
h sala rbuk
k adala
sokhle h
tasi.

lah
ang te
p ah salak y gga
Pele hin
digiling an Hal ini dilakukan untuk
kering serbuk deng
e nja di mendapatkan gugus
m sh
50 m e fungsi yang terdapat
ukuran
dalam senyawa lignin.

NaOH berfungsi
sebagai katalis
CARA
KERJA
untuk mengurangi
volume air
Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan gugus fungsi
yang terdapat dalam
senyawa lignin.

untuk mengendapkan
natrium bisulfit
CARA
KERJA

Digunakan untuk
menganalisis
kemurnian lignin yang
dihasilkan
PEMBAHA
SAN
Pelepah salak yang digunakan dipilih yang sudah tua, berwarna hijau kehitaman. Pelepah salak tersebut dikeringkan
kemudian digiling menggunakan mesin blender serbuk dengan ukuran 50 mesh, hal ini dilakukan untuk memperluas
permukaan sampel. Pemisahan senyawa pengotor dari serbuk pelepah salak dilakukan dengan metode ekstraksi.
Senyawa yang diekstrak adalah senyawa organik selain lignin, selulosa, dan hemiselulosa yang dimungkinkan
terkandung dalam pelepah salak seperti alkaloid, flavonoid, dan senyawa organik lainnya. Untuk itu, perlu dilakukan
pemisahan dari serbuk pelepah salak karena dikhawatirkan dapat mempengaruhi kemurnian lignin yang akan diisolasi.
Metode ekstraksi yang digunakan untuk memisahkan senyawa pengotor dari serbuk pelepah salak adalah sokhletasi.
Cara ini dilakukan dengan menggunakan larutan campuran benzena:etanol 96% dengan perbanvingan 2:1 (v/v). Larutan
ini digunakan karena memiliki sifat yang sama dengan senyawa yang akan dipisahkan dari serbuk pelepah salak, karena
sifat senyawa yang dapat larut dengan sifat like-dissolve like. Sokhletasi dilakukan selama 4 jam pada suhu 70oC dengan
kecepatan pengadukan 200 RPM.
PEMBAHA
SAN
Penelitian ini menggunakan metode Kraft Pulping untuk mengekstrak dan mengisolasi lignin dari pelepah salak
pondoh (Salacca zalacca (Gaertner) Voss). Metode ini digunakan karena memerlukan bahan yang ramah
lingkungan dan peralatan yang digunakan relatif sederhana. Identifikasi gugus fungsi yang terdapat dalam lignin
hasil isolasi dilakukan menggunakan instrumen spektrofotometer FT-IR spektrum 100 Perkin Elmer dalam rentang
bilangan gelombang 4000-400 cm-1 . Spektrum hasil pengukuran disajikan dalam Gambar 1

Gambar 1. Spektrum FT-IR lignin isolat pelepah salak pondoh


PEMBAHA
SAN
Sulfonasi lignin merupakan proses substitusi gugus fungsi
dimana gugus sulfonat direaksikan untuk menggantikan Tahap pertama reaksi sulfonasi adalah
gugus lain yang terdapat dalam struktur lignin. Penelitian ini pembentukan kuinon metida dengan pemecahan
menggunakan reaksi sulfonasi dengan katalis basa, yaitu gugus αhidroksil. Reaksi adisi elektrofilik terhadap
natrium hidroksida. Lignin sebanyak 1 gram direaksikan kuinon metida oleh bisulfit menghasilkan natrium
dengan natrium bisulfit pada rasio berat 3:5, 4:5, 5:5, 6:5, dan 1,2 diguaiasil propana-α-γ-disulfonat. Katalis yang
7:5. Mekanisme reaksi sulfonasi disajikan dalam Gambar 2. digunakan dalam reaksi ini adalah natrium
hidroksida (NaOH). Natrium hidroksida berperan
dalam pemecahan gugus α-hidroksil, yang
menyebabkan lepasnya satu molekul air sehingga
ikatan tunggal antara cincin benzena dengan atom
C alpha menjadi ikatan rangkap. Adisi gugus
sulfonat terjadi pada atom C α sementara pada
atom C γ terjadi substitusi gugus OH menjadi
gugus sulfonat. Adanya reaksi substitusi ini
menyebabkan terlepasnya satu molekul air dari
kuinon metida, sehingga secara keseluruhan proses
Gambar 2. Reaksi sulfonasi terhadap 1,2, diguaiasil propana-1,3-diol sulfonasi ini menyebabkan dua molekul air terlepas
(Fengel dan Wegener, 1995) dari 1,2, diguaiasil propana-1,3-diol.
PEMBAHA
SAN
Natrium lignosulfonat dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis untuk menghitung kemurnian
natrium lignosulfonat dan FT-IR untuk memprediksi gugus fungsi yang terdapat dalam Natrium Lignosulfonat hasil
sintesis.

Pengujian kemurnian Natrium Lignosulfonat adalah spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 232 nm.
Kemurnian natrium lignosulfonat hasil sintesis sangat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya bahan pengotor di
dalamnya. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa kemurnian natrium lignosulfonat tertinggi sebesar 46,7% pada
rasio 3:5, dan yang terendah pada 40,8 % untuk pembuatan natrium lignosulfonat dengan rasio 4:5. Rendahnya
tingkat kemurnian natrium lignosulfonat hasil sintesis dapat dikarenakan masih tersisanya bahan pengotor yang
bercampur dengan hasil. Hasil perhitungan kemurnian natrium lignosulfonat disajikan dalam Tabel 2
Tabel 2. Absorbansi dan kemurnian natrium lignosulfonat
PEMBAHA
SAN
Identifikasi natrium lignosulfonat hasil sintesis menggunakan spektrofotometer FT-IR bertujuan untuk melihat serapan
gugus fungsi yang terdapat di dalamnya. Berdasarkan standar komponen lignin, hanya terdapat empat komponen
utama lignosulfonat yaitu Alkena, Sulfat, Asam karboksilat, dan Ester.
Tabel 4. Perbandingan bilangan gelombang lignosulfonat hasil sintesis dengan lignosulfonat standar

Data di dalam Tabel 4. menunjukkan bahwa pada pembuatan natrium lignosulfonat dengan bilangan gelombang 499 cm-
1, rasio 3:5, 4:5, dan 7:5 tidak menunjukkan serapan senyawa ester. Akan tetapi, pada rasio 5:5 dan 6:5 bilangan
gelombang 515 cm-1 ada serapan gugus ester (S - OR).

Sementara itu, pada pembuatan natrium lignosulfonat dengan rasio 5:5 tidak terdapat serapan pada bilangan gelombang
standar 1365 cm-1 yang mengindikasikan bahwa tidak adanya serapan senyawa sulfat. Rasio 6:5 menunjukkan adanya
serapan pada bilangan gelombang 1639 cm-1 yang menunjukkan serapan gugus alkena (C = C), bilangan gelombang
1514 cm-1 yang menunjukkan serapan gugus Sulfat (S = O), bilangan gelombang 1115 cm-1 yang menunjukkan serapan
gugus asam karboksilat (C = O).
PERHITUN
GAN
Massa NaLS = 0,1 g Tingkat kemurnian NaLS ditentukan dengan persamaan
Volume aquades = 100 mL sebagai berikut:
Mol NaOH = 0,125 N
Mol HCl = 0,2 N
Panjang gelombang = 232 nm
A232 = Absorbansi pada λ 232 nm
FP = Faktor Pengenceran (50)
Faktor = Faktor NaLS (35)

Kadar lignin yang terkandung dalam pelepah salak pondoh (Salacca zalacca (Gaertner) Voss)
adalah sebesar 12,69%. Lignin isolat pelepah salak pondoh menjadi natrium lignosulfonat
memiliki tertinggi sebesar 46,7%. Adapun cara perhitungan pada penilitian ini tidak
diperlihatkan dikarenakan nilai hasil perhitungan yang saya dapatkan berbeda dengan
praktikan. Sedangkan pada jurnal tersebut tidak diperlihatkan cara berhitung kadar lignin
dan kemurnian NaLS. Hal ini bisa disebabkan karena kesalahan dalam memasuki data
perhitungan dan ketidaktelitian saat melakukannya.
KESIMPULAN
1. Pelepah salak pondoh (Salacca zalacca (Gaertner) Voss)
memiliki kandungan senyawa lignin yang dapat
disintesis menjadi natrium lignosulfonat. Kadar lignin
yang terkandung dalam pelepah salak pondoh (Salacca
zalacca (Gaertner) Voss) adalah sebesar 12,69%.
2. Lignin isolat pelepah salak pondoh dapat disintesis
menjadi natrium lignosulfonat menggunakan metode
sulfonasi dengan kemurnian tertinggi sebesar 46,7%.
DAFTAR PUSAKA
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai