Sulfonasi Lignin
Neraca analitik
lah
ang te
p ah salak y gga
Pele hin
digiling an Hal ini dilakukan untuk
kering serbuk deng
e nja di mendapatkan gugus
m sh
50 m e fungsi yang terdapat
ukuran
dalam senyawa lignin.
NaOH berfungsi
sebagai katalis
CARA
KERJA
untuk mengurangi
volume air
Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan gugus fungsi
yang terdapat dalam
senyawa lignin.
untuk mengendapkan
natrium bisulfit
CARA
KERJA
Digunakan untuk
menganalisis
kemurnian lignin yang
dihasilkan
PEMBAHA
SAN
Pelepah salak yang digunakan dipilih yang sudah tua, berwarna hijau kehitaman. Pelepah salak tersebut dikeringkan
kemudian digiling menggunakan mesin blender serbuk dengan ukuran 50 mesh, hal ini dilakukan untuk memperluas
permukaan sampel. Pemisahan senyawa pengotor dari serbuk pelepah salak dilakukan dengan metode ekstraksi.
Senyawa yang diekstrak adalah senyawa organik selain lignin, selulosa, dan hemiselulosa yang dimungkinkan
terkandung dalam pelepah salak seperti alkaloid, flavonoid, dan senyawa organik lainnya. Untuk itu, perlu dilakukan
pemisahan dari serbuk pelepah salak karena dikhawatirkan dapat mempengaruhi kemurnian lignin yang akan diisolasi.
Metode ekstraksi yang digunakan untuk memisahkan senyawa pengotor dari serbuk pelepah salak adalah sokhletasi.
Cara ini dilakukan dengan menggunakan larutan campuran benzena:etanol 96% dengan perbanvingan 2:1 (v/v). Larutan
ini digunakan karena memiliki sifat yang sama dengan senyawa yang akan dipisahkan dari serbuk pelepah salak, karena
sifat senyawa yang dapat larut dengan sifat like-dissolve like. Sokhletasi dilakukan selama 4 jam pada suhu 70oC dengan
kecepatan pengadukan 200 RPM.
PEMBAHA
SAN
Penelitian ini menggunakan metode Kraft Pulping untuk mengekstrak dan mengisolasi lignin dari pelepah salak
pondoh (Salacca zalacca (Gaertner) Voss). Metode ini digunakan karena memerlukan bahan yang ramah
lingkungan dan peralatan yang digunakan relatif sederhana. Identifikasi gugus fungsi yang terdapat dalam lignin
hasil isolasi dilakukan menggunakan instrumen spektrofotometer FT-IR spektrum 100 Perkin Elmer dalam rentang
bilangan gelombang 4000-400 cm-1 . Spektrum hasil pengukuran disajikan dalam Gambar 1
Pengujian kemurnian Natrium Lignosulfonat adalah spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 232 nm.
Kemurnian natrium lignosulfonat hasil sintesis sangat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya bahan pengotor di
dalamnya. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa kemurnian natrium lignosulfonat tertinggi sebesar 46,7% pada
rasio 3:5, dan yang terendah pada 40,8 % untuk pembuatan natrium lignosulfonat dengan rasio 4:5. Rendahnya
tingkat kemurnian natrium lignosulfonat hasil sintesis dapat dikarenakan masih tersisanya bahan pengotor yang
bercampur dengan hasil. Hasil perhitungan kemurnian natrium lignosulfonat disajikan dalam Tabel 2
Tabel 2. Absorbansi dan kemurnian natrium lignosulfonat
PEMBAHA
SAN
Identifikasi natrium lignosulfonat hasil sintesis menggunakan spektrofotometer FT-IR bertujuan untuk melihat serapan
gugus fungsi yang terdapat di dalamnya. Berdasarkan standar komponen lignin, hanya terdapat empat komponen
utama lignosulfonat yaitu Alkena, Sulfat, Asam karboksilat, dan Ester.
Tabel 4. Perbandingan bilangan gelombang lignosulfonat hasil sintesis dengan lignosulfonat standar
Data di dalam Tabel 4. menunjukkan bahwa pada pembuatan natrium lignosulfonat dengan bilangan gelombang 499 cm-
1, rasio 3:5, 4:5, dan 7:5 tidak menunjukkan serapan senyawa ester. Akan tetapi, pada rasio 5:5 dan 6:5 bilangan
gelombang 515 cm-1 ada serapan gugus ester (S - OR).
Sementara itu, pada pembuatan natrium lignosulfonat dengan rasio 5:5 tidak terdapat serapan pada bilangan gelombang
standar 1365 cm-1 yang mengindikasikan bahwa tidak adanya serapan senyawa sulfat. Rasio 6:5 menunjukkan adanya
serapan pada bilangan gelombang 1639 cm-1 yang menunjukkan serapan gugus alkena (C = C), bilangan gelombang
1514 cm-1 yang menunjukkan serapan gugus Sulfat (S = O), bilangan gelombang 1115 cm-1 yang menunjukkan serapan
gugus asam karboksilat (C = O).
PERHITUN
GAN
Massa NaLS = 0,1 g Tingkat kemurnian NaLS ditentukan dengan persamaan
Volume aquades = 100 mL sebagai berikut:
Mol NaOH = 0,125 N
Mol HCl = 0,2 N
Panjang gelombang = 232 nm
A232 = Absorbansi pada λ 232 nm
FP = Faktor Pengenceran (50)
Faktor = Faktor NaLS (35)
Kadar lignin yang terkandung dalam pelepah salak pondoh (Salacca zalacca (Gaertner) Voss)
adalah sebesar 12,69%. Lignin isolat pelepah salak pondoh menjadi natrium lignosulfonat
memiliki tertinggi sebesar 46,7%. Adapun cara perhitungan pada penilitian ini tidak
diperlihatkan dikarenakan nilai hasil perhitungan yang saya dapatkan berbeda dengan
praktikan. Sedangkan pada jurnal tersebut tidak diperlihatkan cara berhitung kadar lignin
dan kemurnian NaLS. Hal ini bisa disebabkan karena kesalahan dalam memasuki data
perhitungan dan ketidaktelitian saat melakukannya.
KESIMPULAN
1. Pelepah salak pondoh (Salacca zalacca (Gaertner) Voss)
memiliki kandungan senyawa lignin yang dapat
disintesis menjadi natrium lignosulfonat. Kadar lignin
yang terkandung dalam pelepah salak pondoh (Salacca
zalacca (Gaertner) Voss) adalah sebesar 12,69%.
2. Lignin isolat pelepah salak pondoh dapat disintesis
menjadi natrium lignosulfonat menggunakan metode
sulfonasi dengan kemurnian tertinggi sebesar 46,7%.
DAFTAR PUSAKA
TERIMA
KASIH