Anda di halaman 1dari 9

PERCOBAAN 2

EKSTRAKSI SOXHLET

Nama : Adinda Asa Bediumasa


NIM : 205090207111013
Hari/tanggal : Senin, 04 Oktober 2021
Kelompok :6

BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Ekstraksi soxhlet merupakan salah satu ekstraksi yang banyak digunakan untuk
memisahkan campuran padatan menggunakan sebuah pelarut yang terpilih. Efektivitas
proses ekstraksi dapat ditentukan oleh berbagai variable, seperti waktu, jenis, jumlah
pelarut, dan temperatur. Ekstraksi ini membutuhkan waktu agar dapat memperoleh hasil
yang maksimal. Variabel waktu berbanding lurus dengan jumlah senyawa yang terekstrak.
Semakin lama waktu ekstraksi, semakin banyak jumlah senyawa dapat terekstrak dari
campurannya. Temperatur yang tinggi dapat menurunkan viskositas pelarut dan sampel
yang akan diekstrak serta menaikkan kelarutan dalam pelarut.
Apabila waktu dan temperatur ekstraksi dibuat konstan, semakin banyak jumlah
volume pelarut yang digunakan, maka akan menaikkan laju ekstraksi hingga batas limit
dimana laju ekstraksi tidak lagi bertambah dengan penambahan pelarut. Ekstraksi soxhlet
juga sangat bergantung pada pelarut yang digunakan. Pelarut tidak boleh bersifat toksik,
memiliki kestabilan secara kimia dan thermal, titik didih tidak terlalu tinggi, non-reaktif,
non-flammable, tidak berbahaya bagi lingkungan, tidak teralu mahal untuk aplikasi di
industri, tidak mengganggu rasa dan aroma. Dalam percobaan ini menggunakan pelarut
etanol untuk mengekstrak kurkumin dari rimpang kunyit.
1.2 Tujuan
1. Mempelajari konsep pemisahan padat-cair.
2. Melakukan pemisahan komponen dalam campuran padatan dengan menggunakan
pelarut.

BAB II
Metode Pelaksanaan
2.1 Alat
- Labu alas bulat 500 mL
- Timbangan
- Chamber ekstraktor
- Kondensor refluks
- Kertas saring semipermeable membran selulosa
- Heating mantel
- Alat destilasi sederhana
- Batu didih
2.2 Bahan
2.2.1 Tinjauan Bahan
1. Etanol
Etanol merupakan senyawa kimia yang berwujud cair, tidak berwarna, dan
memiliki bau yang menyengat. Senyawa ini cairan dan uapnya amat mudah
menyala. Selain itu, menyebabkan iritasi mata yang serius. Etanol memiliki titik
lebur sebesar -144,0°C pada 1.013,25 hPa, sedangkan titik didihnya sebesar 78,29
°C pada 1.013 hPa. Ada pula titik nyalanya pada suhu 13°C dengan cawan tertutup
(Merck, 2017)
2. Rimpang Kunyit
Kunyit dapat tumbuh dan di tanam di Asia Selatan, Cina Selatan, Taiwan,
Indoneisa, dan Filipina. Jenis tanah yang baik untuk pertumbuhan kunyit adalah
tanah liat berpasir (lempung berpasir) yang gembur, subur, berpengairan baik dan
ditambahkan pupuk organik. Penanaman di dataran rendah dan tempat terbuka akan
menghasilkan rimpang kunyit yang banyak. Jika di tanam di dataran tinggi produksi
rimpang berkurang, tetapi kadar pati dan minyak atsiri tinggi. Rimpang kunyit
mengandung zat warna curucuminoid, yaitu suatu senyawa diarylheptanoide 3-4%
terdiri dari curcumin, dihydrocurcumin desmethoxycurcumin dan bidesmethoxy-
curcumin. (Lina, 2009). Manfaat dari curucumin diantaranya memberikan manfaat
bagi kesehatan diantaranya adalah sebagai antioksidan, antipikun, antiradang dan
antikanker (Wahyu Oktavianingsih et al., 2018).
3. n-heksan
n-heksan merupakan senyawa yang memiliki titik lebur sebesar -94,3°C, titik didih
69°C pada 1.013 hPa, dan titik nyala -22°C. Cairan dan uap dari senyawa ini amat
mudah menyala. Mungkin fatal jika tertelan dan memasuki saluran/jalan udara.
Menyebabkan iritasi kulit. Dapat menyebabkan mengantuk dan pusing. Diduga
dapat merusak kesuburan. Dapat menyebabkan kerusakan pada organ (Sistem saraf
pusat) melalui perpanjangan atau paparan berulang. Toksik pada kehidupan
perairan dengan efek jangka panjang (Merck, 2014).
2.3 Skema prosedur

Masukkan sebanyak 250 mL etanol ke dalam labu


alas bulat 500 mL, lakukan penimbangan
sebelumnya, kemudian tambahkan batu didih
secukupnya.

Hubungkan dengan chamber ekstraktor berisi


sampel rimpang kunyit yang telah dipotong-
potong, dikeringkan dan dibungkus kertas saring
semipermeable membran.
selulosa (timble)
Bagian atas chamber hubungkan dengan
kondensor reflukselulosa (timble).

Panaskan heating mantel dengan laju pemanasan


perlahan, perhatikan aliran uap pelarut dan
kondensasinya di dalam chamber atau ekstraktor
soxhlet.

Catat waktu kapan mulai terjadi siphoning dan


hitung (rencanakan) jumah sirkulasi
(siphoning) yang diinginkan, hingga pelarut dapat
mengekstrak sebanyak-banyaknya
komponen yang akan dipisahkan

Setelah selesai, labu tempat sampel dan residu


pelarut didinginkan, kemudian lakukan
penimbangan kembali

Proses dilanjutkan dengan pemisahan pelarut n-


heksana dengan metode destilasi sederhana.

2.4. Gambar Alat


BAB III
Data Hasil Percobaan
3.1. Data Hasil Pengamatan
N PERLAKUAN HASIL
O
1. 250 mL etanol dimasukkan ke dalam labu Didapatkan pelarut ekstraksi
alas bulat 500 mL, dilakukan berupa etanol dengan batu didih
penimbangan sebelumnya, kemudian pada labu alas bulat dan siap
ditambahkan batu didih secukupnya. dipanaskan.
2. Labu alas bulat dimasukkan dalam Didapatkan rangkaian alar
heating mantel dan dihubungkan dengan ekstraksi soxhlet setengah jadi.
ekstraktor chamber.

3. Irisan rimpang kunyit dimasukkan ke Didapatkan sampel yang siap


dalam timble dan dimasukkan dalam untuk diekstraksi.
ekstraktor chamber.
4. Ekstraktor chamber dihubungkan dengan Didapatkan rangkaian alat
kondensor refluks. ekstraksi soxhlet.
5. Heating mantel dinyalakan dengan laju Didapatkan uap etanol panas
pemanasan secara bertahap yang masuk ke dalam kondensor
refluks dan terkondensasi
menetes ke dalam chamber
berisi sampel.
6. Didiamkan hingga ekstraktor chamber Didapatkan cairan campuran
berisi etanol dan kurkumin penuh. etanol dan kurkumin keluar
menuju pipa siphon dan akan
masuk kembali ke dalam labu
alas bulat sehingga cairan dalam
labu alas bulat berwarna kuning
jingga.
7. Campuran larutan didinginkan pada suhu Didapatkan campuran etanol dan
kamar, dan heating mantel dimatikan. kurkumin dalam suhu kamar di
dalam labu alas bulat.
8. Campuran etanol dan kurkumin Didapatkan etanol sebagai
dipisahkan dengan metode destilasi residu.
sederhana.

3.2. Data massa beberapa elemen


Observasi Penimbangan Data Hasil Keterangan
Penimbangan (gram)
Timble (kertas saring
5,38 Proses ekstraksi soxhlet
pembungkus) kosong
Timble berisi rimpang
31,67 Proses ekstraksi soxhlet
kunyit
Proses destilasi
Labu alas bulat kosong 400
sederhana
Labu alas bulat dan ekstrak
Proses destilasi
kunyit 405,15
sederhana
setelah destilasi

BAB IV
Pembahasan
4.1 Analisa Prosedur
Dalam percobaan ini dibutuhkan alat dan bahan. Alat-alat yang digunakan dalam
percobaan ini, yaitu labu alas bulat 250 mL yang digunakan sebagai wadah pelarut dan
residu pelarut setelah proses ekstraksi, timbangan digunakan untuk menimbang elemen-
elemen yang dibutuhkan (seperti berat timbel, timbel dan rimpang kunyit, labu alas bulat
kosong, labu alas bulat bulat dan ekstrak kunyit setelah destilasi), kondensor refluks
digunakan sebagai pendingin dan mempercepat proses pengembunan, kertas saring
semipermeable membran selulosa (timble) digunakan sebagai wadah untuk sampel yang
akan diekstraksi (membungkus rimpang kunyit), heating mantel digunakan sebagai
pemanas untuk mendidihkan dan menguapkan pelarut, chamber ekstraktor digunakan
sebagai jalannya pelarut yang menguap saat ekstraksi, tempat diletakkannya sampel yang
dibungkus timbel, serta penghitung siklus. Selain itu, alat yang juga digunakan dalam
percobaan ini yaitu alat destilasi yang digunakan untuk memisahkan pelarut etanol
dengan komponen senyawa terekstrak (kurkumin). Bahan-bahan yang digunakan dalam
percobaan ini, yaitu etanol sebagai pelarut dan rimpang kunyit sebagai sampel.
4.2 Analisa Hasil
Etanol memiliki rumus molekul C2H6O. Sifat kimia etanol, yaitu BM 46,07, mudah
menguap, mudah terbakar, tidak berasap dan nyala api kebiru-biruan, berat jenis lebih
kecil dari berat jenis air. Etanol dihasilkan dari gula yang merupakan hasil aktivitas
fermentasi sel khamir (SP. Abrina Anggraini et al., 2017). Rumus molekul kurkumin
adalah C12H20O6 (BM = 368). Sifat kimia kurkumin yang menarik adalah perubahan
warna akibat perubahan pH lingkungan, berwarna kuning atau kuning jingga pada
suasana asam dan berwarna merah pada suasana basa. Kurkumin dalam suasana basa atau
pada pH ligkungan pH 8,5 – 10,0 dalam waktu yang relatif lama dapat mengalami proses
disosiasi, kurkumin mengalami degradasi membentuk asam ferulat dan feruilmeran.
Warna kuning coklat feruilmetan akan mempengaruhi warna merah dari kurkumin yang
seharusnya terjadi. Selain itu, kurkumin juga memiliki kestabilan terhadap cahaya
(13.70.0161 Maria Margareta Suprajogi BAB I.Pdf, n.d.).
Dari percobaan ekstraksi soxhlet, diperoleh massa timble yang diperoleh massa timble
yang digunakan sebesar 5,38 dan massa timble yang berisi rimpang kunyit sebesar 31,67
gram. Berdasarkan data yang ada, massa rimpang kunyit sebelum diekstraksi sebesar
26,29 gram. Setelah percobaan ekstraksi soxhlet ini didestilasi hingga diperoleh ekstrak
padatan kurkumin. Massa pada labu alas bulat dan ekstrak kunyit setelah proses destilasi
yaitu sebesar 405,15 gram, dan massa labu alas bulat kosong yaitu sebesar 400 gram.
Kemudian massa rimpang kunyit yang diperoleh sebesar 5,15 gram. Selanjutnya
diperoleh kadar kurkumin yang terkandung dalam rimpang kunyit sebesar 19,6%.
Perhitungannya sebagai berikut.
 Massa awal rimpang kunyit
= massa timbel berisi rimpang kunyit – massa timbel kosong
= 31,67 – 5,38
= 26,29 gram
 Massa ekstrak rimpang kunyit
= Labu alas bulat & ekstrak kunyit setelah destilasi – Labu alas bulat kosong
= 405,15 – 400
= 5,15 gram
 Rendemen
massa ekstrak kunyit setelah destilasi
= × 100%
massa awal rimpang kunyit
5,15 g
= × 100%
26,29 g
= 19,6%

Faktor-faktor yang memengaruhi hasil ekstraksi soxhlet, yaitu waktu, temperature,


pelarut, dan jumlah sirkulasi. Semakin lama waktu ekstraksi dapat menyebabkan
semakin lama waktu kontak antara bahan dengan pelarut sehingga semakin banyak
ekstrak yang dihasilkan. Secara umum, kenaikan temperatur akan meningkatkan jumlah
zat terlarut ke dalam pelarut dan temperatur ekstraksi ini sesuai dengan titik didih pelarut
yang digunakan. Jenis pelarut mempengaruhi senyawa yang diekstrak, jumlah solut yang
terekstrak dan kecepatan ekstraksi. Pelarut yang ideal adalah pelarut yang memiliki sifat
tidak korosif dan daya larut yang tinggi. Semakin banyak jumlah sirkulasi, maka ekstrak
yang didapatkan juga semakin banyak (Elda Melwita et al., 2014).
Ekstraksi soxhlet memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan ekstraksi ini, yaitu
sampel diekstraksi dengan sempurna karena dilakukan berulang ulang,
jumlah pelarut yang digunakan sedikit, jumlah sampel yang diperlukan sedikit pelarut
organik dapat mengambil senyawa organik berulang kali. Kelemahannya, yaitu tidak baik
dipakai untuk mengekstraksi bahanbahan tumbuhan yang mudah rusak atau senyawa-
senyawa yang tidak tahan panas karena akan terjadi penguraian, pelarut yang digunakan
mempunyai titik didih rendah sehingga mudah menguap (Manopo, n.d.).
BAB V
Penutup
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan ekstraksi soxhlet yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa metode pemisahan padat-cair ini harus menggunakan pelarut yang sesuai. Dalam
praktikum ini menggunakan pelarut etanol yang mengekstrak kurukumin pada rimpang
kunyit. Ekstraksi tersebut menghasilkan ekstrak kurkumin sebanyak 5,15 gram dengan
rendemen sebesar 19,6%.
5.2 Saran
Dalam percobaan ini, praktikan disarankan untuk lebih teliti dalam menimbang dan
menghitungnya, kesalahan penimbangan dan perhitungan akan memengaruhi hasil akhir.
Sebelum memulai percobaan, praktikan disarankan untuk mempelajari dan memahami
konsep ekstraksi soxhlet dan MSDS bahan yang akan digunakan.

Daftar Pustaka
13.70.0161 Maria Margareta Suprajogi BAB I.pdf. (n.d.). Retrieved October 7, 2021, from

http://repository.unika.ac.id/14869/2/13.70.0161%20Maria%20Margareta

%20Suprajogi%20BAB%20I.pdf

Elda Melwita, Fatmawati, & Santy Oktaviani. (2014). EKSTRAKSI MINYAK BIJI KAPUK

DENGAN METODE EKSTRAKSI SOXHLET.

Lina. (2009). STANDARISASI EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val.).

Manopo, I. (n.d.). Ekstraksi Minyak Kemiri Secara Soxhletasi. Retrieved October 7, 2021,

from https://www.academia.edu/25126331/PERCOBAAN_IV_Soxhletasi_pdf

Merck. (2014, November 12). n-Heksana MSDS - 104371—Merck.

https://www.merckmillipore.com/ID/id/product/msds/MDA_CHEM-104371

Merck. (2017, June 12). Etanol—Pengertian, Msds, Rumus, Struktur, Bahaya Dan pH.

https://www.dosenpendidikan.co.id/etanol/

SP. Abrina Anggraini, Susy Yuniningsih, & Mauritsius Melkysedes Sota. (2017).

PENGARUH PH TERHADAP KUALITAS PRODUK ETANOL DARI MOLASSES

MELALUI PROSES FERMENTASI.

Wahyu Oktavianingsih, Nunuk Hariyani, & Fadjar Kurnia Hartati. (2018). Analisis Residu

Etanol Pada Maserat Curcumin Rimpang Kunyit (Curcuma longa Linn.).


LAMPIRAN
Tugas dan diskusi
1. Sebutkan syarat pemilihan pelarut yang akan digunakan dalam ekstraksi soxhlet!
Jawab :
 Tidak bersifat toksik.
 Memiliki kestabilan secara kimia dan thermal
 Titik didih tidak terlalu tinggi
 Non-reaktif
 Non-flammable
 Tidak berbahaya bagi lingkungan
 Tidak boleh teralu mahal untuk aplikasi di industri
 Tidak mengganggu rasa dan aroma.
2. Apa yang diharapkan dari hasil penimbangan berat residu pelarut pada akhir proses
ekstraksi?
Jawab :
Residu pelarut etanol pada produk akhir diharapkan kurang dari satu persen.
3. Misalnya diketahui :
Observasi Penimbangan Data Keterangan
Penimbangan
(gram)
Timble (kertas saring pembungkus) 5.22 Proses ekstraksi soxhlet
Timble dan rimpang kunyit 33.21 Proses ekstraksi soxhlet
Labu alas bulat kosong 125.46 Proses ekstraksi soxhlet
Labu alas bulat dan 250 mL etanol 209.11 Proses ekstraksi soxhlet
Erlenmeyer kosong 122.85 Proses destilasi
Sederhana
Erlenmeyer kosong dan pelarut etanol 180.06 Proses destilasi
Sederhana
Erlenmeyer dan komponen senyawa 127.01 Proses destilasi
Terekstrak Sederhana
Hitunglah:
a) Persentase komponen yang terekstrak dari rimpang kunyit.
 Massa rimpang kunyit
= massa timbel berisi rimpang kunyit – massa timbel kosong
= 33,21 – 5,22
= 27,99 gram
 Massa komponen senyawa terekstrak
= erlenmeyer & komponen senyawa terekstrak – erlenmeyer kosong
= 127,01 – 122,85
= 4,16 gram
 Rendemen
massa komponen senyawa terekstrak
= × 100%
massa rimpang kunyit
4,16 g
= × 100%
27,99 g
= 14,86%

b) Persentase pelarut etanol yang ter-recover


 Massa etanol awal
= massa labu alas bulat dan 250 mL etanol – massa labu alas bulat kosong
= 209,11 – 125,46
= 83,65 gram
 Massa etanol akhir
= erlenmeyer kosong & pelarut etanol – erlenmeyer kosong
= 180,06 – 122,85
= 57,21 gram
 Rendemen
massa etanol akhir
= × 100%
massa etanol awal
57 ,21 g
= × 100%
83,65 g
= 68,39%

Anda mungkin juga menyukai