EKSTRAKSI SOXHLET
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Ekstraksi soxhlet merupakan salah satu ekstraksi yang banyak digunakan untuk
memisahkan campuran padatan menggunakan sebuah pelarut yang terpilih. Efektivitas
proses ekstraksi dapat ditentukan oleh berbagai variable, seperti waktu, jenis, jumlah
pelarut, dan temperatur. Ekstraksi ini membutuhkan waktu agar dapat memperoleh hasil
yang maksimal. Variabel waktu berbanding lurus dengan jumlah senyawa yang terekstrak.
Semakin lama waktu ekstraksi, semakin banyak jumlah senyawa dapat terekstrak dari
campurannya. Temperatur yang tinggi dapat menurunkan viskositas pelarut dan sampel
yang akan diekstrak serta menaikkan kelarutan dalam pelarut.
Apabila waktu dan temperatur ekstraksi dibuat konstan, semakin banyak jumlah
volume pelarut yang digunakan, maka akan menaikkan laju ekstraksi hingga batas limit
dimana laju ekstraksi tidak lagi bertambah dengan penambahan pelarut. Ekstraksi soxhlet
juga sangat bergantung pada pelarut yang digunakan. Pelarut tidak boleh bersifat toksik,
memiliki kestabilan secara kimia dan thermal, titik didih tidak terlalu tinggi, non-reaktif,
non-flammable, tidak berbahaya bagi lingkungan, tidak teralu mahal untuk aplikasi di
industri, tidak mengganggu rasa dan aroma. Dalam percobaan ini menggunakan pelarut
etanol untuk mengekstrak kurkumin dari rimpang kunyit.
1.2 Tujuan
1. Mempelajari konsep pemisahan padat-cair.
2. Melakukan pemisahan komponen dalam campuran padatan dengan menggunakan
pelarut.
BAB II
Metode Pelaksanaan
2.1 Alat
- Labu alas bulat 500 mL
- Timbangan
- Chamber ekstraktor
- Kondensor refluks
- Kertas saring semipermeable membran selulosa
- Heating mantel
- Alat destilasi sederhana
- Batu didih
2.2 Bahan
2.2.1 Tinjauan Bahan
1. Etanol
Etanol merupakan senyawa kimia yang berwujud cair, tidak berwarna, dan
memiliki bau yang menyengat. Senyawa ini cairan dan uapnya amat mudah
menyala. Selain itu, menyebabkan iritasi mata yang serius. Etanol memiliki titik
lebur sebesar -144,0°C pada 1.013,25 hPa, sedangkan titik didihnya sebesar 78,29
°C pada 1.013 hPa. Ada pula titik nyalanya pada suhu 13°C dengan cawan tertutup
(Merck, 2017)
2. Rimpang Kunyit
Kunyit dapat tumbuh dan di tanam di Asia Selatan, Cina Selatan, Taiwan,
Indoneisa, dan Filipina. Jenis tanah yang baik untuk pertumbuhan kunyit adalah
tanah liat berpasir (lempung berpasir) yang gembur, subur, berpengairan baik dan
ditambahkan pupuk organik. Penanaman di dataran rendah dan tempat terbuka akan
menghasilkan rimpang kunyit yang banyak. Jika di tanam di dataran tinggi produksi
rimpang berkurang, tetapi kadar pati dan minyak atsiri tinggi. Rimpang kunyit
mengandung zat warna curucuminoid, yaitu suatu senyawa diarylheptanoide 3-4%
terdiri dari curcumin, dihydrocurcumin desmethoxycurcumin dan bidesmethoxy-
curcumin. (Lina, 2009). Manfaat dari curucumin diantaranya memberikan manfaat
bagi kesehatan diantaranya adalah sebagai antioksidan, antipikun, antiradang dan
antikanker (Wahyu Oktavianingsih et al., 2018).
3. n-heksan
n-heksan merupakan senyawa yang memiliki titik lebur sebesar -94,3°C, titik didih
69°C pada 1.013 hPa, dan titik nyala -22°C. Cairan dan uap dari senyawa ini amat
mudah menyala. Mungkin fatal jika tertelan dan memasuki saluran/jalan udara.
Menyebabkan iritasi kulit. Dapat menyebabkan mengantuk dan pusing. Diduga
dapat merusak kesuburan. Dapat menyebabkan kerusakan pada organ (Sistem saraf
pusat) melalui perpanjangan atau paparan berulang. Toksik pada kehidupan
perairan dengan efek jangka panjang (Merck, 2014).
2.3 Skema prosedur
BAB IV
Pembahasan
4.1 Analisa Prosedur
Dalam percobaan ini dibutuhkan alat dan bahan. Alat-alat yang digunakan dalam
percobaan ini, yaitu labu alas bulat 250 mL yang digunakan sebagai wadah pelarut dan
residu pelarut setelah proses ekstraksi, timbangan digunakan untuk menimbang elemen-
elemen yang dibutuhkan (seperti berat timbel, timbel dan rimpang kunyit, labu alas bulat
kosong, labu alas bulat bulat dan ekstrak kunyit setelah destilasi), kondensor refluks
digunakan sebagai pendingin dan mempercepat proses pengembunan, kertas saring
semipermeable membran selulosa (timble) digunakan sebagai wadah untuk sampel yang
akan diekstraksi (membungkus rimpang kunyit), heating mantel digunakan sebagai
pemanas untuk mendidihkan dan menguapkan pelarut, chamber ekstraktor digunakan
sebagai jalannya pelarut yang menguap saat ekstraksi, tempat diletakkannya sampel yang
dibungkus timbel, serta penghitung siklus. Selain itu, alat yang juga digunakan dalam
percobaan ini yaitu alat destilasi yang digunakan untuk memisahkan pelarut etanol
dengan komponen senyawa terekstrak (kurkumin). Bahan-bahan yang digunakan dalam
percobaan ini, yaitu etanol sebagai pelarut dan rimpang kunyit sebagai sampel.
4.2 Analisa Hasil
Etanol memiliki rumus molekul C2H6O. Sifat kimia etanol, yaitu BM 46,07, mudah
menguap, mudah terbakar, tidak berasap dan nyala api kebiru-biruan, berat jenis lebih
kecil dari berat jenis air. Etanol dihasilkan dari gula yang merupakan hasil aktivitas
fermentasi sel khamir (SP. Abrina Anggraini et al., 2017). Rumus molekul kurkumin
adalah C12H20O6 (BM = 368). Sifat kimia kurkumin yang menarik adalah perubahan
warna akibat perubahan pH lingkungan, berwarna kuning atau kuning jingga pada
suasana asam dan berwarna merah pada suasana basa. Kurkumin dalam suasana basa atau
pada pH ligkungan pH 8,5 – 10,0 dalam waktu yang relatif lama dapat mengalami proses
disosiasi, kurkumin mengalami degradasi membentuk asam ferulat dan feruilmeran.
Warna kuning coklat feruilmetan akan mempengaruhi warna merah dari kurkumin yang
seharusnya terjadi. Selain itu, kurkumin juga memiliki kestabilan terhadap cahaya
(13.70.0161 Maria Margareta Suprajogi BAB I.Pdf, n.d.).
Dari percobaan ekstraksi soxhlet, diperoleh massa timble yang diperoleh massa timble
yang digunakan sebesar 5,38 dan massa timble yang berisi rimpang kunyit sebesar 31,67
gram. Berdasarkan data yang ada, massa rimpang kunyit sebelum diekstraksi sebesar
26,29 gram. Setelah percobaan ekstraksi soxhlet ini didestilasi hingga diperoleh ekstrak
padatan kurkumin. Massa pada labu alas bulat dan ekstrak kunyit setelah proses destilasi
yaitu sebesar 405,15 gram, dan massa labu alas bulat kosong yaitu sebesar 400 gram.
Kemudian massa rimpang kunyit yang diperoleh sebesar 5,15 gram. Selanjutnya
diperoleh kadar kurkumin yang terkandung dalam rimpang kunyit sebesar 19,6%.
Perhitungannya sebagai berikut.
Massa awal rimpang kunyit
= massa timbel berisi rimpang kunyit – massa timbel kosong
= 31,67 – 5,38
= 26,29 gram
Massa ekstrak rimpang kunyit
= Labu alas bulat & ekstrak kunyit setelah destilasi – Labu alas bulat kosong
= 405,15 – 400
= 5,15 gram
Rendemen
massa ekstrak kunyit setelah destilasi
= × 100%
massa awal rimpang kunyit
5,15 g
= × 100%
26,29 g
= 19,6%
Daftar Pustaka
13.70.0161 Maria Margareta Suprajogi BAB I.pdf. (n.d.). Retrieved October 7, 2021, from
http://repository.unika.ac.id/14869/2/13.70.0161%20Maria%20Margareta
%20Suprajogi%20BAB%20I.pdf
Elda Melwita, Fatmawati, & Santy Oktaviani. (2014). EKSTRAKSI MINYAK BIJI KAPUK
Manopo, I. (n.d.). Ekstraksi Minyak Kemiri Secara Soxhletasi. Retrieved October 7, 2021,
from https://www.academia.edu/25126331/PERCOBAAN_IV_Soxhletasi_pdf
https://www.merckmillipore.com/ID/id/product/msds/MDA_CHEM-104371
Merck. (2017, June 12). Etanol—Pengertian, Msds, Rumus, Struktur, Bahaya Dan pH.
https://www.dosenpendidikan.co.id/etanol/
SP. Abrina Anggraini, Susy Yuniningsih, & Mauritsius Melkysedes Sota. (2017).
Wahyu Oktavianingsih, Nunuk Hariyani, & Fadjar Kurnia Hartati. (2018). Analisis Residu