Anda di halaman 1dari 4

PENDAHULUAN

Ektraksi adalah penyarian zat/senyawa kimia dari suatu bahan/sampel. Ekstrak


adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia
nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau
hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan
sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan (Farmakope Indonesia, 2014).
Sebelum dilakukan ekstraksi, simplisia nabati yang akan digunakan sebaiknya melalui
beberapa proses terlebih dahulu (pre-treatment) antara lain, pengeringan dan pengecilan
ukuran partikel (dipotong kecil-kecil atau dibuat menjadi serbuk). Hal ini bertujuan
untuk mengoptimalkan proses ekstraksi. Secara umum proses ekstraksi meliputi tahap-
tahap berikut : (1) penetrasi pelarut ke dalam sampel, (2) zat terlarut dalam pelarut, (3)
pelarut membawa zat keluar dari sampel, (4) pengumpulan hasil ekstraksi, misalnya
dengan cara filtrasi (Zhang et al., 2018). Keberhasilan suatu proses ekstraksi sangat
ditentukan oleh pemilihan metode ekstraksi yang tepat serta pemilihan pelarut yang
digunakan (Camel, 2014). Pemilihan pelarut menjadi faktor penting dalam keberhasilan
ekstraksi. Adapun faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan pelarut
ekstraksi antara lain: (1) polaritas dan selektifitas, (2) toksisitas, (3) ketercampuran
(miscibility) dengan pelarut lain (untuk ekstraksi cair-cair), (4) viskositas, (5)
kemudahan menguap (volatility), (6) kemudahan terbakar (flammability), (7) kemurnian
dan harga pelarut (Camel, 2014).

Ekstraksi dapat dilakukan dengan beberapa metode. Pada praktikum ini akan
dilakukan dengan 2 metode yaitu maserasi dan ekstraksi dengan bantuan penggetar
ultrasonik ( UAE =ultrasonic-assisted extraction). Maserasi adalah metode ekstraksi
yaang sederhana yang dilakukan dengan cara merendam bahan dalam sejumlah tertentu
pelarut/cairan penyari. Umumnya perendaman dilakukan selama 24 jam pada suhu
ruang sebelum dilakukan penyaringan untuk memisahkan filtrat dan residu. Pada saat
perendaman pelarut akan masuk ke dalam sel melalui dinding sel, senyawa kimia yang
terdapat dalam sel akan terlarut dalam cairan penyari. Dengan demikian terjadi
perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam dan di luar sel, dan larutan dengan
konsentrasi lebih tinggi akan terdesak keluar dan tergantikan dengan pelarut yang
konsentrasinya lebih rendah atau dengan kata lain terjadi proses difusi. Proses ini akan
terjadi secara terus menerus hingga tercapai keseimbangan antara larutan di dalam dan
di luar sel. Keuntungan dari metode ini adalah sederhana dan dapat digunakan pada
bahan yang termolabil. Kerugian dari metode maserasi adalah waktu yang dibutuhkan
lama dan penyariannya kurang sempurna (Camel, 2014; Zhang et al., 2018).
Ultrasonic-assisted extraction (UAE) merupakan metode ekstraksi dengan bantuan
gelombang ultrasonik. Pada prinsipnya sampel direndam dalam pelarut tertentu
kemudian pada pelarut dialirkan gelombang ultrasonik. Gelombang ultrasonik yang
digunakan umumnya > 20 KHz. Prosedur ini dapat dilakukan dengan menggunakan
bejana ultrasonik (ultrasonic chamber) atau dengan menggunakan ultrasonic probe
(Gambar 1). Adanya gelombang ultrasonik ini akan menciptakan kavitasi sehingga
mempercepat disolusi dan difusi zat serta perpindahan panas, sehingga meningkatkan
efisiensi ekstraksi. Kelebihan lain dari metode ini adalah waktu yang dibutuhkan cukup
singkat serta dapat digunakan untuk bahan yang termolabil (Camel, 2014; Zhang et al.,
2018)

ALAT
1. Cawan porselen 9. Batang pengaduk
2. Sendok stainless 10. Corong
3. Timbangan analitik 11. Labu alas bulat untuk hasil ekstraksi
4. Labu erlenmayer 250 mL 12. Labu alas bulat untuk
5. Gelas ukur 100 mL penampunganetanol
6. Kertas saring 13. Rotary evaporator + water bath
7. Pipet tetes 14. Bejana ultrasonic
8. Aluminium foil 15. Oven

BAHAN
1. Simplisia daun jambu biji (Psidii Folium) 50 gram
2. Etanol 96% 500 ml dan untuk pembilasan qs.

Sebelum memulai kerja di laboratorium, hal yang perlu dilakukan yaitu :


1. Memakai APD, seperti jas lab, handgloves, dan masker
2. Bagi yang berkerudung, kerudung dimasukkan ke dalam jas lab. Bagi perempuan berambut
panjang, rambut dikuncir.
3. Menyiapkan alat dan bahan
4. Memastikan alat yang akan digunakan bersih
5. Menyiapkan ekstrak yang akan ditimbang
6. Menyiapkan timbangan (memastikan waterpass tepat di tengah lingkaran, membersihkan, dan
menara cawan porselen)
Ekstraksi dengan Metode Maserasi

Menimbang 25 gram
Mengukur 100
simplisia daun jambu Memasukkan
mL etanol 96% Menuangkan
biji dengan cawan simplisia ke
dengan gelas ke erlenmeyer
porselen di timbangan erlenmeyer
ukur
analitik

Melipat Menyiapkan kertas Menutup dengan Mengaduk


kertas saring saring, corong, dan alumunium foil dan dengan batang
membentuk labu ukur diamkan 15 menit pengaduk
seperti kipas
Remaserasi dengan
Meletakkan Menyaring hasil
Menempatkan etanol 96% 75 mL
corong pada rasemasi,
kertas saring sebanyak 2x lalu
di labu alas ditampung di
pada corong Mengumpulkan filtrat
bulat labu alas bulat
yang dihasilkan
Etanol akan
Menekan
teruapkan Mengatur Memasang Ekstrak
“on” dan
dan ketinggian labu alas dipekatkan
mengatur
tertampung dari labu bulat ke dengan rotatory
suhu water
pada labu alas bulat rotavapor evaporator
bath 40°C.
penampung.

Uapkan etanol Membilas labu alas


Memindahkan ekstrak kental
hingga volume bulat dengan ± 1-2 mL
ke cawan porselen (sudah
ekstrak tersisa ± 20 etanol, lalu dituang di
ditimbang berat kosongnya)
mL (ekstrak kental) cawan porselen

Menyalakan dan
Memasukkan
Menimbang membersihkan Memasukkan ekstrak
cawan
ekstrak kental timbangan lalu pada oven dan
porselen ke
(hari ke-0) Memeriksa mengatur suhu 40°C
oven
waterpass

Menimbang Menghitung % Membandingkan %


ekstrak pada hari rendemen ekstrak hari rendemen ekstrak
ke-3,4,5, dan 6 ke-0, 3, 4, 5, dan 6 dari kedua metode
Ekstraksi dengan Metode Ultrasonic-Assisted extraction

Menggunakan Mencuci Alat Praktikum Mengeringkan alat


APD lengkap sebelum digunakan pastikan semua alat kering

Mengecek Waterpass Menyalakan Mmbersihkan


pastikan berada di tengah timbangan analitik timbangan analitik

Menimbang 25 gram
Mengukur 100
simplisia daun jambu Memasukkan
mL etanol 96% Menuangkan
biji dengan cawan simplisia ke
dengan gelas ke erlenmeyer
porselen di timbangan erlenmeyer
ukur
analitik

Digetarkan Memasukkan sampel Memastikan Mengaduk


selama 5 ke penggentar sonikator dengan batang
menit ultrasonik menyala pengaduk
sebanyak 3x
Remaserasi dengan
Meletakkan Menyaring
Menyiapkan etanol 96% 75 mL
pada corong hasil ,
kertas saring sebanyak 2x lalu
di labu alas ditampung di
bentuk kipas Mengumpulkan filtrat
bulat labu alas bulat
yang dihasilkan
Etanol akan
Menekan
teruapkan Mengatur Memasang Ekstrak
“on” dan
dan ketinggian labu alas dipekatkan
mengatur
tertampung dari labu bulat ke dengan rotatory
suhu water
pada labu alas bulat rotavapor evaporator
bath 40°C.
penampung.

Uapkan etanol Membilas labu alas


Memindahkan ekstrak kental
hingga volume bulat dengan ± 1-2 mL
ke cawan porselen (sudah
ekstrak tersisa ± 20 etanol, lalu dituang di
ditimbang berat kosongnya)
mL (ekstrak kental) cawan porselen

Menyalakan dan
Memasukkan
Menimbang membersihkan Memasukkan ekstrak
cawan
ekstrak kental timbangan lalu pada oven dan
porselen ke
(hari ke-0) Memeriksa mengatur suhu 40°C
oven
waterpass

Menimbang Menghitung % Membandingkan %


ekstrak pada hari rendemen ekstrak hari rendemen ekstrak
ke-3,4,5, dan 6 ke-0, 3, 4, 5, dan 6 dari kedua metode

Anda mungkin juga menyukai