Anda di halaman 1dari 34

Laporan Praktikum

Fitofarmasi Sediaan Infusa


Daun Sirih (Piperis Betle
Folium)
Nama Kelompok 2 :
1. Sherly Sumarnita Yolanda (194010031 / Farmasi B)
2. Rika Alifianti Hafsah (194010032 / Farmasi B)
3. Talitha Dwi Cahyaningrum (194010033 / Farmasi B)
4. Amanda Putri Arista (194010034 / Farmasi B)
5. Lailatul Badriyah (194010035 / Farmasi B)
6. Achmad Candra Dwi S. (194010049 / Farmasi B)
Sub Pembahasan
01 02 03
Pendahuluan Tinjauan Pustaka Metode

04 05 06
Hasil Pengamatan Pembahasan Penutup
01
Pendahuluhan
Latar Belakang
Infusa berasal dari bahasa latin yaitu Infusum yang berarti
sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi bahan nabati
dengan pelarut air pada suhu 90°C selama 15 menit (Farmakope
Indonesia Ed. IV, 1995). Sirih (Piper Betle L.) merupakan
tanaman merambat yang mencapai ketinggian hingga 15 m dan
mempunyai batang berwarna coklat kehijauan yang beruas-ruas
sebagai tempat keluarnya akar, mempunyai bentuk daun seperti
jantung permukaannya berwarna hijau dan licin. Kromatografi
lapis tipis (KLT) merupakan suatu analisis sederhana yang dapat
digunakan untuk melakukan penetapan terhadap senyawa kimia
yang terkandung pada tumbuhan. Nilai Rf dan warna noda yang
diperoleh pada KLT dapat memberikan
identitas senyawa yang terkandung.
Tujuan
 Mahasiswa dapat membuat produk fitofarmasi sediaan
cair berupa infusa terstandar.
 Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa dapat
memahami teori dasar dan instrumentasi serta dapat
melakukan analisis metode KLT.
02
Tinjauan Pustaka
Daun Sirih
Sirih merupakan tanaman menjalar dan merambat pada batang pokok di
sekelilingnya dengan daunnya yang memiliki bentuk pipih seperti gambar
hati, tangkainya agak panjang, tepi daun rata, ujung daun meruncing,
pangkal daun berlekuk, tulang daun menyirip, dan daging daun yang tipis.
Permukaan daunnya berwarna hijau dan licin, sedangkan batang pohonnya
berwarna hijau atau hijau agak kecoklatan dan permukaan kulitnya kasar serta
berkerut-kerut. Sirih hidup subur dengan ditanam di atas tanah gembur dengan
keadaan tanah yang tidak terlalu lembab dan memerlukan cuaca tropika
dengan air yang mencukupi. Sirih merupakan tumbuhan obat yang sangat besar
manfaatnya.
Klasifikasi ilmiah tanaman daun sirih hijau adalah sebagai berikut :

- Kingdom : Plantae
- Division : Magnoliophyta
- Class : Magnoliopsida
- Ordo : Piperales
- Family : PiperaceaeGenus : Piper
- Species : Piper betle linn
Kandungan kimia utama yang memberikan ciri khas daun sirih adalah minyak atsiri.
Selain minyak atsiri, senyawa lain yang menentukan mutu daun sirih adalah
vitamin, asam organik, asam amino, gula, tanin, lemak, pati, dan karbohidrat.
Komposisi minyak atsiri terdiri dari senyawa fenol, turunan fenol propenil
(sampai 60%). Komponen utamanya eugenol (sampai 42,57%) karvakol, chavikol,
kavibetol, alipirokatekol, kavibetol asetat, alipirokatekol asetat, sineol, estragol,
eugenol,metil eter, p-simen, karyofilen kadinen dan senyawaseskuiterpen (Darwis,
1992).
Metode Ektraksi
Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian
sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk
mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut yang lain. Metode
ekstraksi yang sering digunakan untuk daun sirih (Piper betle) adalah
maserasi, digesti, dan infusa. Pada pratikum ini menggunakan metode ektraksi
infusa, yang merupakan metode ekstraksi dengan pelarut air. Pada waktu proses
infusdasi berlangsung, temperatur pelarut air harus mencapai suhu 90ºC selama
15 menit. Rasio berat bahan dan air adalah 1 : 10, artinya jika berat bahan 100 gr
maka volume air sebagai pelarut adalah 1000 ml. Cara yang biasa dilakukan
adalah serbuk bahan dipanaskan dalam panci dengan air secukupnya selama 15
menit terhitung mulai suhu mencapai 90ºC sambil sekali¬sekali diaduk. Saring
selagi panas melalui kain flanel, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas
hingga diperoleh volume yang diinginkan.
Metode Analisis Ekstraksi
Kromatografi lapis tipis dilakukan dengan menggunakan sepotong kaca, logam
atau plastik kaku yang dilapisi lapisan tipis silika gel atau alumina. gel (atau
alumina) adalah fase diam. Fase diam untuk kromatografi lapis tipis juga sering
mengandung zat yang berfluoresensi dalam sinar UV. Fase gerak adalah pelarut
cair yang cocok atau campuran pelarut. Campuran senyawa-senyawa yang akan
dipisahkan biasa disebut contoh uji (sample) dan susunan individunya di sebut
komponen (components) atau yang terlarut (solutes). Sample, dalam bentuk
larutan, diaplikasikan berupa spot pada lempeng KLT.
Bentuk Sediaan
Bentuk sediaan yang akan dibuat adalah infusa. Menurut Farmakope
Indonesia edisi ketiga, Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari
simplisia nabati dengan air pada suhu 90°C selama 15 menit. Pembuatan campur
simplisia dengan derajat halus yang cocok dalam panci dengan air secukupnya,
panaskan di atas tangas air selama 15 menit terhitung mulai suhu mencapai 90°C
sambil sekali diaduk. Serkai selagi panas melalui kain flannel, tambahkan air
panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume infusa yang
dikehendaki. Untuk infusa dari simplisia yang mengandung minyak atsiri seperti
yang digunkan dalam praktikum kali ini yaitu daun sirih (Folia Piper Betle) maka
diserkai setelah dingin.
Formulasi Sediaan

R/ Infus daun sirih 100 ml


Aquadesr ad 100 ml
Piper Betle Folium 10 %
Evaluasi
- Uji Organoleptis Pemeriksaan infusa yang dapat dilakukan yaitu jenis pengujian sampel yang harus
meliputi bentuk, warna, aroma dan tekstur.
- Uji pH merupakan salah satu pengujian penting dan sering digunakan dalam analisis air.
Menggunakan elektrode yang sudah dicuci dengan aquadest dan dikeringkan denagn tisue, elektrode
dicelupkan pada larutan ekstrak untuk menguji pH, tekan tombol auto read kemudian enter.
- Uji Viskositas dilakukan dilakukan untuk melihat kekentalan dan laju aliran partikel dari larutan
ekstrak, menggunakan viskometer Ostwald. Posisikan piknometer dengan tegak pada tiang
penyangga, pipet sampel ekstrak dan masukkan pada pipa tengah viskometer yang lebar, hisap cairan
di dalam viskometer dengan filler sehingga melewati batas atas pipa kapiler, nyalakan stopwatch
pada saat miniskus menyinggung batas bawah pipa kapiler das viskometer.
03
Metode
Alat dan Bahan
Timbangan Batang Pengaduk

Termometer celcius Botol infusa

Penangas Air (Water Bath) Erlenmeyer

Kompor Corong Gelas


Alat Panci infusa Kertas Saring

Gelas Ukur Gunting

Plat KLT Chamber

Deteksi UV Cawan porselen


Alat dan Bahan

Daun Sirih (Piperis Betle Folium) Chloroform

Aquadest Etanol
Bahan
Skema Percobaan
Ambil beberapa lembar daun Panaskan panci infus di
sirih, potong kecil-kecil dan Tambahkan 100 ml air atas penangas air (water
ditimbang 10 g kemudian ke dalam panci infus bath), tunggu hingga suhu
dimasukkan rajangan daun yang berisi potongan cairan mencapai 90°C dan
sirih tersebut ke dalam panci daun sirih. panaskan selama 15 menit
infus

Masukkan infusa daun Angkat panci infus dan


Kemudian tambahkan sirih ke dalam botol yang diamkan hingga suhu
air masak hingga telah dikalibrasi, saring cairan mendekati suhu
volume infusa 100 ml dengan bantuan kain kamar.
flanel dan corong gelas.
Tata Laksana Percobaan Infusa

1 2 3 4

1 2 3 4
Ambil beberapa Potong kecil- Masukkan Tambahkan 100ml
lembar daun sirih kecil dan timbang rajangan daun air ke dalam panci
sebanyak 10gr sirih tersebut ke infusa yang berisi
dalam panci potongan daun sirih
infusa
Tata Laksana Percobaan Infusa

5 6 7 8

5 6 7 8
Panaskan panci infusa Angkat panci Masukkan infusa daun Tambahkan air
diatas penangas air, infusa dan sirih ke dalam botol masak hingga
tunggu hingga suhu diamkan hingga yang telah dikalibrasi, volume infusa
mencapai 90⁰C dan suhu cairan saring dengan bantuan 100ml
panaskan selama 5 mendekati suhu kain flannel dan
menit kamar corong gelas
Analisa Perhitungan
R/ Infus daun sirih 100 ml

Aquadesr ad 100 ml

Piper Betle Folium 10 %

Penimbangan Bahan
Piper Betle = 10 %

10 𝑔
= 𝑥 100 𝑚𝑙
100 𝑚𝑙

= 10 gr
Pembuatan Profil KLT Infusa
- Penotolan : totolkan 10 μl cairan infusa.
- Fase gerak : kloroform : metanol (90:10)
- Fase diam : Silika gel 60 F254
- Deteksi : amati pada UV 254 nm.
- Warna noda : gelap (meredam sinar UV).
- Pada profil terdapat 4 noda, dengan Rf ± 0,20; 0,52 dan 0,82.
Langkah-Langkah KLT Infusa
Membuat Larutan Pengembang
- Menyiapkan larutan pengembang / fase gerak : Ukur volume kloroform dan methanol
dengan perbandingan (90:10). Kemudian masukkan fase larutan fase Gerak tersebut ke
dalam chamber. Kemudian dibiarkan hingga jenuh.
- Larutan pengembang yang jenuh.

Penotolan Larutan Infusa pada kertas silica gel 60


- Menyiapkan kertas silica gel 60 : Kertas silica gel diberi batas garis tepi atas, bawah,
samping. Untuk penotolan kertas silica gel diberi tanda (titik) dan diberi jarak 1 cm untuk
penotolan infusa. Kemudian totolkan 10µl, larutan infusa Sirih dengan penotol mikro.
- Kertas silica gel dengan larutan infusa
Langkah-Langkah KLT Infusa
Pengujian Infusa dengan KLT
- Hasil penotolan : Kertas silica yang telah ditotolkan dengan infusa tersebut dimasukkan
kedalam chamber yang berisi larutan pengembang dan ditutup. Dibiarkan hingga pelarut
pengembangnya pada batas eluasi. Setelah sampai batas eluasi, Kertas silica diambil dan
dikeringkan.
- Hasil penjenuhan kertas silica : Kertas silica tersebut, diamati dengan lampu UV 254 nm
- Terlihat noda pada kertas silica 60 F254
04
Hasil Pengamatan
Foto Hasil Pengamatan

Place 1 Place 3
Write something
about this place

1 2 3

Place 2 4 Place 4
Write something Write something
about this place about this place
Uji Organoleptis
Bentuk Warna
Larutan Kuning
Kecoklatan,bening
(seperti teh)

Bau Rasa
Aromatik Agak Pahit, Getir
Hasil KLT

Waktu Penjenuhan Waktu Eluasi Kondisi Analisis


Chamber Lempeng  Fase diam : Plat KLT
 Fase gerak : Kloroform
45 menit 25 Menit
: Ethanol (90:10)
 Deteksi : Diamati pada
UV 254 nm
05
Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan ekstrak dari daun sirih. Metode yang digunakan untuk
mendapatkan ekstrak daun sirih yaitu dengan metode infusa (yaitu menggunakan pelarut berupa air kemudian
dipanaskan pada suhu 90ºC selama 15 menit). Sediaan cair infusa daun sirih (Piperis Betle Folium) dibuat dengan
kadar 10% yang berarti 10 gram dalam 100 ml. Pertama untuk membuat sediaan cairan infus daun sirih 10%
dibutuhkan sebanyak 10 gram daun sirih, dengan cara mengambil beberapa lembar daun sirih, kemudian dilakukan
pemotongan menjadi bagian yang lebih kecil dengan alat gunting. Selanjutnya dilakukan penimbangan sebanyak 10
gram dan dimasukkan ke dalam panci infus. Kemudian diukur air sebanyak 100 ml dan dimasukkan ke dalam panci
infus di atas kompor hingga suhu cairan mencapai 90ºC. Setelah suhu mencapai 90ºC dilakukan pemanasan selama 15
menit. Pada waktu ini diharapkan semua kandungan minyak atsiri dalam daun sirih akan larut ke dalam cairan.
Selanjutnya panci infus didiamkan. Kemudian dilakukan kalibrasi botol 100 ml. Setelah itu ditambahkan dengan
aquadest sampai dengan volumenya mencapai 100 ml. Setelah infusa selesai dibuat, kemudian dilakukan berbagai
evaluasi sediaan salah satunya dengan menguji dengan metode KLT. Sampel berupa infusa sirih ditotolkan sebanyak
4µl pada lempeng KLT. Adapun kondisi analisis yang digunakan dalam analisis ini adalah: Fase Diam : Plat KLT Fase
Gerak : Kloroform : Etanol (90 :10) Deteksi : UV 254 nm Setelah dilakukan penotolan, maka dilakukan eluasi terhadap
lempeng KLT. Setelah lempeng jenuh kemudian lempeng dikeringkan dan kemudian dilakukan deteksi dengan
menggunakan UV panjang gelombang 254 nm. Dilakukan perhitungan Rf dari noda yang didapat sehingga diketahui
senyawa apa saja yang terdapat dalam sediaan cair infusa daun sirih dari nilai Rf yang didapatkan. Untuk penjenuhan
chamber dilakukan selama 45 menit. Sedangkan untuk eluasi dilakukan selama 25 menit. Warna noda yang dihasilkan
dari kelompok kami adalah tidak tampak noda karena ada beberapa faktor yaitu larutan chamber yang kurang jenuh,
Penotolan yang tidak tepat. Dan untuk daun sirih kelompok kami dan kelompok lain berbeda karena kelompok kami
menggunakan daun sirih yang sudah tua sedangkan kelompok lain menggunakan daun sirih muda sehingga diperoleh
hasil warnanya lebih terang daun sirih muda dibandingkan daun sirih tua.
06
Penutup
Kesimpulan
Dari praktikum yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
 Metode ekstraksi yang dilakukan untuk membuat sediaan daun sirih
adalah dengan menggunakan metode infusa, yaitu menggunakan pelarut
berupa air kemudian dipanaskan pada suhu 90ºC selama 15 menit.
 Warna noda yang dihasilkan dari kelompok kami adalah tidak tampak
noda karena ada beberapa faktor yaitu larutan chamber yang kurang jenuh,
Penotolan yang tidak tepat.
 Dan untuk daun sirih kelompok kami dan kelompok lain berbeda karena
kelompok kami menggunakan daun sirih yang sudah tua sedangkan
kelompok lain menggunakan daun sirih muda sehingga diperoleh hasil
warnanya lebih terang daun sirih muda dibandingkan daun sirih tua.
Thanks
Do you have any questions?
youremail@freepik.com / +91 620 421 838 / yourcompany.com

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik
Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai