. 1. Penyortiran Awal Memisahkan rimpang yang busuk,rimpang yang dan 1) Pisahkan rimpang yang sehat dengan sakit, yang muda, serta untuk benih dan konsumsi serta rimpang baik dengan yang rusak atau busuk; yang berukuran besar dan kecil. 2) Rimpang dibersihkan dari tanah atau kotoran lain yang masih menempel pada rimpang; 3) Potong daun, batang dan akar menggunakan pisau yang tajam; 4) Timbang rimpang jahe untuk mengetahui berat awal. 2. Pencucian 1) Pencucian dilakukan 3 - 4 kali atau menggunakan Membersihkan rimpang dari tanah, mikroba dan alat penyemprot air bertekanan tinggi; kotoran lainnya yang menempel pada rimpang. 2) Pencucian harus dilakukan dalam waktu sesingkat mungkin (tidak boleh direndam terlalu lama) agar zat aktif yang terkandung dalam rimpang tidak larut atau terbuang; 3) Rendam rimpang beberapa kali pada wadah dan air yang berbeda hingga kotoran yang menempel pada rimpang hilang; 4) Jika kotoran masih ada yang menempel pada rimpang, gosok rimpang dengan tangan hingga bersih. 3. Penirisan 1) Setelah pencucian, rimpang langsung ditiriskan Mengeringkan rimpang yang telah dalam keranjang plastik atau di rak-rak penirisan dicuci bersih. sampai airnya tidak menetes lagi; 2) Lakukan penirisan selama 2-4 jam, 1-2 hari dan didalam ruangan atau tempat yang terlindung atau tidak terkena sinar matahari langsung; 4. perajangan 1) Sebelum perajangan dilakukan, rimpang terlebih Mendapatkan simplisia jahe sesuai kebutuhan atau dahulu dijemur untuk mengurangi perwarnaan keinginan akibat reaksi antara bahan dan logam pisau, 2-4 jam konsumen. (1 hari); 2) Rimpang dirajang dengan menggunakan pisau tajam yang terbuat dari stainless steel atau dengan mesin perajang; 3) Sebaiknya hindari perajangan yang terlalu tipis untuk mencegah berkurangnya kadar minyak atsiri dan jika rajangan terlalu tebal,memerlukan waktu penjemuran lebih lama dan kemungkinan besar produk mudah ditumbuhi jamur. 4) Arah irisan dianjurkan searah dengan teknik irisan melintang atau membujur, agar sel-sel minyak atsirinya tidak pecah. Dari hasil penelitian, ketebalan irisan rimpang yang memberikan kadar minyak atsiri maksimal adalah 3 mm; 5. Pengeringan 1) Saat pengeringan kebersihan (khususnya Tersedianya simplisia yang memenuhi pengeringan menggunakan sinar matahari), persyaratan industri. kelembaban udara, aliran udara dan ketebalan susunan irisan produk (tidak saling menumpuk). 2) Selama proses pengeringan, simplisia harus sering dibolak-balik untuk mendapatkan hasil yang merata. Lama pengeringan ± 3-5 hari tergantung kondisi cuaca daerah masing-masing; 3) Pengeringan dapat dilakukan dengan menggunakan sinar matahari, oven, blower dan fresh dryer pada suhu 40-60°C. Pengeringan pada suhu terlalu tinggi dapat merusak komponen aktif, sehingga mutunya dapat menurun; 4) Untuk irisan rimpang jahe dapat dikeringkan menggunakan alat pengering energi surya dengan suhu antara 36-45°C dengan tingkat kelembaban 32,8-53,3% menghasilkan kadar minyak atsiri lebih tinggi dibanding dengan pengeringan menggunakan sinar matahari langsung maupun oven; 5) Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses pengeringan adalah cuaca (bila memungkinkan pengeringan dengan sinar matahari ditutup dengan kain hitam untuk warna yang merata dan minyak astrisi tidak banyak berkurang). 6. Penyortiran Akhir 1) Pisahkan simplisia rimpang dari benda-benda asing Simplisia rimpang yang bersih bebas dari bahan- seperti partikel pasir, kotoran unggas atau benda bahan asing dan kotoran lainnya. asing lainnya; 2) Setelah penyortiran simplisia ditimbang untuk mengetahui rendemen hasil dari proses pasca panen yang dilakukan. 7. Pengemasan 1) Simplisia yang sudah di grading berdasarkan Simplisia yang sudah dikemas rapi untuk diolah lebih kualitasnya, segera dikemas agar tidak terjadi lanjut. penyerapan air kembali dengan bahan kemas yang tidak menimbulkan reaksi ke bahan misal dengan plastik PP; 2) Pengemasan dilakukan dengan hati-hati agar simplisia tidak hancur; 3) Simplisia yang sudah dikemas rapi untuk diolah lebih lanjut.