FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
DEPOK
JULI 2015
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
DEPOK
JULI 2015
Universitas Indonesia
Saya yang bertanda tangan di bawah ini dengan sebenarnya menyatakan bahwa
laporan ini saya susun tanpa tindakan plagiarisme sesuai peraturan yang berlaku
di Universitas Indonesia.
Penyusun,
Firman Mulyo W.
ii Universitas Indonesia
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan kegiatan Praktek Kerja Profesi (PKP)
Universitas Indonesia yang diselenggarakan di PT. Bintang Toedjoe Jl. Rawa Sumur
Barat II Kavling 9 Kawasan Industri Pulogadung – Jakarta Timur Periode April –
Mei 2015, dan menyelesaikan laporan praktek kerja ini dengan lancar.
Pada pelaksanaannya penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu dan mengarahkan selama PKP Farmasi Industri di PT. Bintang
Toedjoe Plant Pulogadung, yaitu kepada:
1. Ibu Jacqueline Lie, S.Si., Apt selaku Head of QA-QC PT. Bintang Toedjoe
yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan Praktek
Kerja Profesi di Departemen QA-QC, sekaligus sebagai pembimbing PKP.
2. Ibu Dra. Kiky Rini Hartohusodo, Apt. selaku Manager QC PT. Bintang
Toedjoe Plant Pulogadung.
3. Bapak Johny S.Farm., Apt. sebagai supervisor QC mikrobiologi sekaligus
pembimbing lapangan saat PKP, atas segala bimbingan, perhatian,
dukungan, dan waktu yang diberikan selama penulis melaksanakan PKP.
4. Ibunda Yuni Karyawati dan Ayahanda Mulyantoro terkasih yang telah
mendukung dan terus menyemangati penulis dalam pelaksanaan PKP ini.
5. Bapak Simon Jonathan selaku Presiden Direktur PT. Bintang Toedjoe yang
telah memberi izin kepada penulis untuk melaksanakan Praktek Kerja
Profesi Apoteker di PT. Bintang Toedjoe
6. Dr. Mahdi Jufri, M.Si., Apt., sebagai Dekan Fakultas Farmasi UI.
7. Dr. Hayun, M.Si., Apt., sebagai Ketua Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi UI dan sekaligus pembimbing PKP.
8. Seluruh manager tiap departemen yang sudah meluangkan waktunya untuk
membagi ilmu, informasi, dan pengalaman yang dimiliki bagi penulis.
9. Seluruh analis QA-QC, pegawai, beserta karyawan PT. Bintang Toedjoe
atas segala keramahan, pengarahan, dan bantuan yang telah diberikan
kepada penulis selama melaksanakan PKP.
v Universitas Indonesia
Penulis
2015
vi Universitas Indonesia
ix Universitas Indonesia
xi Universitas Indonesia
Tabel 4.1 Kegiatan PKP di PT. Bintang Toedjoe Peroide April – Mei
2015 ................................................................................... 22
No Judul Halaman
Lampiran 1 Struktur Organisasi PT. Bintang Toedjoe .................................. 33
Lampiran 2 Denah Ruang QA-QC ................................................................ 34
Lampiran 3 Struktur Organisasi Departemen R&D ...................................... 36
Lampiran 4 Struktur Organisasi PPIC ........................................................... 37
Lampiran 5 Struktur Organisasi QA-QC ...................................................... 38
Lampiran 6 Pembagian Departemen QC Pulogadung .................................. 39
Lampiran 7 Struktur Organisasi Business Development ............................... 40
Lampiran 8 Struktur Plant Head Pulogadung .............................................. 41
Lampiran 9 Laporan Tugas Khusus .............................................................. 42
1 Universitas Indonesia
1.2 Tujuan
Praktek Kerja Profesi (PKP) di PT. Bintang Toedjoe bertujuan agar calon
apoteker:
1. Mengetahui dan memahami peranan, tugas, dan tanggung jawab apoteker di
dalam sebuah industri farmasi.
2. Mengetahui dan memahami pelaksanaan penerapan CPOB di PT. Bintang
Toedjoe dalam berbagai kegiatan kefarmasian yang dilakukan.
3. Memiliki wawasan, keterampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan
pekerjaan kefarmasian di industri farmasi serta gambaran nyata tentang
permasalahan pekerjaan kefarmasian di industri farmasi.
4. Memiliki gambaran tentang permasalahan yang dihadapi PT. Bintang
Toedjoe dalam melaksanakan penerapan CPOB, serta langkah-langkah
untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN UMUM
3 Universitas Indonesia
silang, penumpukan debu atau kotoran dan dampak lain yang dapat menurunkan
mutu obat (BPOM, 2012).
2.1.4 Peralatan
Peralatan untuk membuat obat hendaklah memiliki desain dan konstruksi
yang tepat, ukuran yang memadai, serta ditempatkan dan dikualifikasi dengan
tepat, agar mutu obat terjamin sesuai desain serta seragam dari bets ke bets dan
untuk memudahkan pembersihan serta perawatan. Peralatan hendaklah didesain
dan dikonstruksi sesuai dengan tujuannya (BPOM, 2012).
2.1.5 Sanitasi dan Higiene
Tingkat sanitasi dan higiene yang tinggi hendaklah diterapkan pada setiap
aspek pembuatan obat. Ruang lingkup sanitasi dan higiene meliputi personil,
bangunan, peralatan, dan perlengkapan, bahan produksi serta wadahnya, dan
segala sesuatu yang dapat merupakan sumber pencemaran produk. Sumber
pencemaran potensial hendaklah dihilangkan melalui suatu program sanitasi dan
higiene yang menyeluruh dan terpadu (BPOM, 2012).
2.1.6 Produksi
Produksi hendaklah dilaksanakan dengan mengikuti prosedur yang
ditetapkan dan memenuhi ketentuan CPOB yang menjamin produk yang
dihasilkan memenuhi ketentuan izin pembuatan dan izin edar (registrasi).
Prosedur produksi dibuat oleh penanggung jawab produksi bersama dengan
penanggung jawab pengawasan mutu yang dapat menjamin obat yang dihasilkan
memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan (BPOM, 2012).
2.1.7 Pengawasan Mutu
Pengawasan mutu hendaknya mencakup semua kegiatan analisis yang
dilakukan di laboratorium, termasuk pengambilan sampel, pemeriksaan, dan
pengujian bahan awal, produk antara, produk ruahan, dan produk jadi. Kegiatan
ini juga mencakup uji stabilitas, program pemantauan lingkungan, pengujian yang
dilakukan dalam rangka validasi, penanganan sampel pertinggal, menyusun dan
memperbaharui spesifikasi bahan dan produk serta metode pengujiannya (BPOM,
2012).
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
BAB 3
TINJAUAN KHUSUS
7 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Pada black area tidak ada batasan jumlah partikel, RH, suhu, tekanan udara
tidak diatur namun tetap dipantau secara berkala. Ruang produksi yang
termasuk dalam daerah black area antara lain ruang packaging sekunder.
Pakaian yang digunakan di ruang black area berupa baju black area
berwarna biru dan menggunakan sepatu khusus.
b. Grey area
Grey area dikenal dengan area bersih. Ruang grey area dijaga suhunya
antara 20-27ºC dan RH ≤ 70 %. Namun khusus untuk ruang produksi
effervescent dengan dehumidifier dijaga suhunya ≤ 25ºC dan RH ≤ 30 %. .
Ruang produksi yang termasuk dalam daerah grey area antara lain ruang
compounding dan ruang filling. Pakaian yang digunakan di ruang grey area
berupa overall, sepatu khusus dan alat pelindung diri (ADP) meliputi
masker, sarung tangan, dan penutup telinga khusus (untuk area tertentu).
Alur proses produksi secara keseluruhan adalah sebagai berikut (PT.
Bintang Toedjoe, 2015):
a. Bahan baku ditimbang oleh warehouse bagian penimbangan (weighing).
Bahan baku yang telah ditimbang diberi label penimbangan yang diparaf
oleh penimbangan dan saksi. Hasil penimbangan disimpan di ruang staging
sebelum dipakai untuk proses compounding.
b. Pihak produksi mengambil bahan baku yang telah ditimbang di ruang
staging, kemudian melakukan proses produksi (compounding) sesuai
dengan WI yang telah ditetapkan. Secara berkala dilakukan sampling dan
pengawasan dalam proses (In Process Control).
c. Bulk hasil akhir compounding dikarantina untuk dilakukan proses sampling
dan analisis oleh pihak QC. Pihak QC akan mengeluarkan label “ditolak”
atau “diluluskan”. Bulk yang dinyatakan lulus oleh pihak QC akan
diserahkan ke bagian pengemasan primer.
d. Selama proses pengemasan tersebut dilakukan pemeriksaan oleh pihak QC
dan produksi.
e. Produk ruahan yang telah dikemas primer diteruskan ke bagian packaging
sekunder untuk dikemas sekunder. Selama proses pengemasan sekunder
dilakukan pemeriksaan oleh pihak QC dan produksi. Produk masuk ke area
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
metode yang digunakan mengacu pada metode kompendial. Berikut uraian dan
tanggung jawab QC (PT. Bintang Toedjoe, 2015):
a. Raw Material (RM) dan Packaging Material (PM). Analisa RM dan PM
dimulai dari proses sampling RM dan PM terlebih dahulu. Selanjutnya,
dilakukan analisa pada RM dan PM tersebut, dan hasil analisa
diccocokkan dengan CoA (Certificate of Analysis) dari RM dan PM
tersebut. Bagian QC akan melakukan analisa RM dan PM tersebut sesuai
dengan Working Instruction (WI) yang telah ditentukan. Setelah analisa
telah dilakukan, selanjutnya dibuat laporan hasil analisa yang selanjutnya
akan di entry ke BIBS oleh bagian QC. Kemudian, dilakukan penempelan
label status pada RM dan PM yang telah dianalisa, apakah ditolak atau
diluluskan untuk dilanjutkan ke proses selanjutnya.
b. Produk antara, produk ruahan, dan obat jadi. Pengujian produk antara,
produk ruahan, dan obat jadi dimulai dari jadwal pengujian pada Daily
Schedule Production Report yang ada di sistem BIBS yang telah dibuat
oleh bagian produksi. Dari jadwal tersebut, bagian QC akan melakukan
pengujian pada produk antara, produk ruahan, dan obat jadi sesuai dengan
permintaan bagian Produksi. Sampling produk antara, produk ruahan, dan
obat jadi dilakukan oleh operator compounding, dan sampel selanjutnya
akan diserahkan ke inspector QC. Selanjutnya, inspector akan
menyerahkan sampel yang telah diterima ke QC bagian obat jadi, yang
kemudian akan dilakukan analisa pada sampel sesuai dengan Working
Instruction (WI) yang telah ditentukan. Selanjutnya, dibuatkan laporan
hasil analisa dan entry hasil analisa yang telah didapat oleh QC ke sistem
BIBS. Kemudian, dilakukan penempelan label status pada produk antara,
produk ruahan, dan obat jadi yang telah dianalisa, apakah ditolak atau
diluluskan untuk masuk ke proses selanjutnya.
c. Pemeriksaan mutu air. Pemeriksaan terhadap mutu air juga dilakukan oleh
bagian QC untuk meyakinkan bahwa air yang digunakan untuk proses
produksi dan analisa sesuai dengan standar.
d. Pemeriksaan mikrobiologi. Pemeriksaan mikrobiologi dilakukan untuk
mendukung pengawasan mutu dalam hal mikrobiologi terhadap bahan
Universitas Indonesia
baku, bahan kemas, produk ruahan, dan produk jadi, pemeriksaan cemaran
mikroba di laboratorium. Pemeriksaan yang dilakukan adalah TPC (Total
Plate Count), KK (Kapang Khamir), dan uji patogen. Tidak hanya pada
produk saja, pemeriksaan mikrobiologi juga dilakukan terhadap fasilitas
seperti ruang produksi, laboratorium mikrobiologi, mesin-mesin, dan lain-
lain serta terhadap personil (higiene monitor).
e. Pemeriksaan air limbah. Air limbah yang telah diproses juga diperiksa
kualitasnya sebelum dibuang ke pembuangan terakhir.
3.4.5.2 Quality Assurance
Quality Assurance (QA) merupakan bagian di bawah QA-QC yang
bertanggung jawab dalam manajemen mutu. QA berperan untuk memastikan
bahawa sistem yang ditetapkan di manufaktur memenuhi persyaratan mutu yang
ditetapkan di dalam dokumen registrasi, peraturan pemerintah, dan sesuai dengan
CPOB. Tugas dan tanggung jawab QA dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu
(PT. Bintang Toedjoe, 2015):
1. Kalibrasi, Kualifikasi, dan Validasi
a. Kalibrasi. Kalibrasi dilakukan terhadap semua alat ukur dalam jangka
waktu yang telah ditentukan. Hal ini untuk memastikan bahwa alat yang
digunakan menunjukkan hasil yang sebenarnya.
b. Kualifikasi. Kualifikasi dilakukan untuk membuktikan bahwa mesin dan
peralatan yang digunakan dalam semua proses akan selalu memberikan
hasil yang memenuhi kriteria mutu sesuai dengan spesifikasi yang
ditetapkan secara konsisten. Kualifikasi dilakukan pada mesin-mesin dan
perlengkapan sistem penunjang seperti mesin yang digunakan untuk sistem
pengolahan air, HVAC, dan compressed air. Kualifikasi mencakup
kualifikasi desain, kualifikasi instalasi, kualifikasi operasional, dan
kualifikasi kinerja.
c. Validasi. Validasi merupakan tindakan untuk memastikan bahwa suatu
proses mampu menghasilkan produk jadi yang memenuhi standar mutu
yang ditetapkan secara konsisten. Data validasi ini kemudian dapat
menjadi bukti pengendalian terhadap aspek kritis dari kegiatan yang
dilakukan. Dalam prosesnya, kegiatan validasi direncanakan secara rinci
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
dari pabrik maka QA akan approved di komputer online dan bagian finance
akan melakukan pembayaran ke distributor.
6. Customer Complaint. Marketing menerima keluhan dari pelanggan terkait
kualitas produk, kesehatan, promosi, dan lain – lain. Keluhan terkait kualitas
produk akan diteruskan ke bagian Quality Assurance, dimana selanjutnya
akan dilakukan investigasi terhadap keluhan pelanggan tersebut (berasal
dari pabrik atau bukan), setelah dilakukan penelusuran bets record,
retained sample, dan investigasi di lapangan jika diperlukan, maka Quality
Assurance akan menjawab keluhan pelanggan tersebut dan
mengkoordinasikan tindakan perbaikan serta memastikan tindakan
perbaikan tersebut di implementasikan dengan melakukan verifikasi.
3.4.5.3 Quality System
Quality System (QS) berfungsi untuk memfasilitasi, mengkoordinasi dan
melakukan pengawasan terhadap semua sistem manajemen yang berlaku di PT.
Bintang Toedjoe sehingga semuanya berjalan efektif dan efisien. QS terbagi atas
dua bagian yaitu, Compliance to Standard dan Compliance to Legal (PT. Bintang
Toedjoe, 2015).
a. Compliance to Standard. Compliance to Standard adalah mengelola PT.
Bintang Toedjoe bagaimana caranya agar selalu memenuhi persyaratan
standar-standar sistem manajemen yang diberlakukan di PT. Bintang
Toedjoe. Standar sistem manajemen yang diberlakukan oleh PT. Bintang
Toedjoe meliputi CPOB, ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, SMK3 dan
HACCP dan 5R.
b. Compliance to Legal. Compliance to Legal adalah mengelola PT. Bintang
Toedjoe bagaimana caranya agar selalu memenuhi peraturan-peraturan yang
berlaku, baik peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah. Standar sistem manajemen yang digunakan adalah
Undang-Undang, Keputusan Menteri/Gubernur, Peraturan Pemerintah, dan
lain-lain.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
BAB 4
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA
22 Universitas Indonesia
Selasa,
Pengerjaan tugas: Penanganan produk di luar spesifikasi Brix
14/4/2015
Rabu Induksi dengan materi Quality System, di PT. Bintang
15/4/2015 Toedjoe Pulo Mas, dengan pemateri: Dr. Jovita
Kamis, Pengarahan mengenai alur pengembangan produk di PT.
16/4/2015 Bintang Toedjoe secara umum bersama Ibu Kiky
Jum’at, Penyerahan tugas/rangkuman alur pengembangan produk di
17/4/2015 PT. Bintang Toedjoe secara umum kepada Bu Kiky
Senin, Induksi dengan materi Quality Assurance (QA), dengan
20/4/2015 pemateri Ibu Tri Hartati
Selasa, Internal training, dengan materi Safety and Health, dengan
21/4/2015 pemateri: Dr. Jovita
Rabu, Induksi, dengan materi: Maintenence and Workshop, dengan
22/4/2015 pemateri: Bapak Ujang
Kamis,
Pengerjaan laporan praktek kerja
23/4/2015
Jum’at,
Pengerjaan laporan praktek kerja
24/4/15
Senin, Pengerjaan laporan praktek kerja
27/4/2015 Pendalaman WI pemeriksaan bahan baku
Selasa, Pengerjaan laporan praktek kerja
28/4/2015 Internal training, dengan materi Enviromental
Perayaan hari ulang tahun PT Bintang Toedjoe ke 69
Rabu,
Pendalaman tugas khusus reduce titik sampling parameter
29/4/2015
mikrobiologi
Kamis, Induksi dengan materi PPIC (Production Planning and
30/4/2015 Inventory Control), dengan pemateri: Ibu Henina Nooryanthi
Senin,
Pengerjaan tugas khusus reduksi titik sampling pemeriksaan
4/5/2015
Selasa,
Pengerjaan tugas khusus reduksi titik sampling pemeriksaan
5/5/2015
Rabu,
Pengerjaan tugas khusus reduksi titik sampling pemeriksaan
6/5/2015
Kamis,
Pengerjaan tugas khusus reduksi titik sampling pemeriksaan
7/5/2015
Jum’at, Penyerahan laporan tugas khusus reduksi titik sampling
8/5/2015 pemeriksaan
Senin, Pengambilan laporan tugas khusus reduksi titik sampling
11/5/2015 pemeriksaan untuk direvisi
Selasa, Pengerjaan laporan praktek kerja dan tugas khusus
Universitas Indonesia
12/5/2015
Rabu,
Pengerjaan laporan praktek kerja dan tugas khusus
13/5/2015
Senin,
Pengerjaan laporan praktek kerja dan tugas khusus
18/5/2015
Selasa,
. Pengerjaan laporan praktek kerja dan tugas khusus
19/5/2015
Rabu,
Induksi ke bagian Produksi, dengan pemateri: Ibu Arend
20/5/2015
Kamis,
Pengerjaan laporan tugas umum dan tugas khusus
21/5/2015
Sharing knowledge departemen QC. Materi 1: pelatihan
Jum’at, analisa pengujian swapantau air limbah, materi 2: Analisis
22/5/2015 TOC materi 3: tata cara reduce parameter mikrobiologi.
Pemateri: Mbak Utari Nur Qodirah.
Sabtu,
Pengerjaan laporan praktek kerja
23/5/2015
Selasa,
Pengerjaan laporan tugas khusus
26/5/2015
Rabu,
Pengerjaan laporan tugas khusus
27/5/2015
Kamis,
Pengerjaan laporan tugas umum dan tugas khusus
28/5/2015
Jum’at,
Pengerjaan laporan tugas umum dan tugas khusus
29/5/2015
Universitas Indonesia
BAB 5
PEMBAHASAN
25 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
yang disebut laporan reduksi. Laporan reduksi mengacu pada Prosedur Manual
Pengendalian Perubahan dan Tata Cara Titik Sampling Pemeriksaan yang dimiliki
oleh PT. Bintang Toedjoe. Penentuan suatu produk dapat diterapkan sistem
reduksi titik sampling atau tidak disesuaikan dengan hasil TPC, KK, dan uji
patogen selama minimal 10 bets masuk dalam spesifikasi produk. Setelah Obat
Tradisional (liquid) tersebut mengalami reduksi titik sampling pemeriksaan
mikrobiologi, pemeriksaan mikrobiologi selanjutnya dapat dilakukan 1 titik
sampling per bets. Hasil lengkap mengenai tata cara, pengolahan data, dan
penarikan kesimpulan pada project reduksi titik sampling pemeriksaan
mikrobiologi ini dapat dilihat pada lampiran 9 (Laporan Tugas Khusus).
Universitas Indonesia
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Peran seorang apoteker di industri farmasi yaitu menjadi personil kunci
sebagai kepala produksi, kepala bagian pengawasan mutu, dan kepala
bagian pemastian mutu. Kepala produksi, kepala bagian pengawasan mutu,
dan kepala bagian pemastian mutu di PT. Bintang Toedjoe telah sesuai
dengan CPOB, yaitu dikepalai oleh orang yang berbeda dan independen
satu sama lain. Selain itu, apoteker yang ada di PT. Bintang Toedjoe juga
menempati posisi supervisor baik pada bagian QA, QC, Produksi, maupun
pada bagian yang lain. Apoteker bertugas untuk menjamin bahwa setiap
kegiatan yang dilakukan pada bagian/departemennya sudah sesuai dengan
CPOB, sehingga produk ataupun obat yang dihasilkan memenuhi
persyaratan keamanan, mutu, dan efektivitasnya. Semua bagian dalam
struktur organisasi PT. Bintang Toedjoe telah melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya dengan baik sesuai pedoman CPOB sehingga semua
kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik
2. PT. Bintang Toedjoe telah menerapkan pedoman CPOB pada semua
proses baik dalam proses produksi, pengawasan mutu, serta kegiatan lain
yang terkait dimana aspek-aspek CPOB tersebut diimplementasikan dan
didokumentasikan dengan baik dan teratur.
3. Dengan melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Profesi di PT. Bintang
Toedjoe, mahasiswa calon apoteker dapat memahami rangkaian
proses/kegiatan yang dilakukan di industri farmasi mulai dari proses
pengembangan bisnis, pembelian bahan awal, proses produksi, proses
analisa/pengawasan mutu hingga distribusi produk jadi.
4. Salah satu kendala yang dialami PT. Bintang Toedjoe adalah adanya
keterlambatan beberapa raw material maupun packaging material,
sehingga proses produk juga akan terhambat.
6.2 Saran
1. Hendaknya PT. Bintang Toedjoe mimiliki lebih dari satu supplier baik
pada raw material maupun packaging material, sehingga keterlambatan
29 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
DAFTAR ACUAN
PT. Bintang Toedjoe. (2015). Company Profil of PT. Bintang Toedjoe. Jakarta:
PT. Bintang Toedjoe
Universitas Indonesia
LAMPIRAN
32 Universitas Indonesia
President
Director
Maufacturing Div. Business Dev. FAITLIA Div. HRD & GA Comben CSV
Marketing and
Head Div Head Head Div. Head Manager
sales Div. Head Head
Consumer
R&D Head Accounting &
Insight Recruitment &
PR & IR Head Tax Manager
Manager People
Development
Mgr
PLANT
Medical
HEAD National Sales IT Manager
Manager
Mgr
PLANT Product
Internal Audit
HEAD National Trade Innovation
Manager
& Channel Mgr Manager
Project
Manager Mkt Support
Vacant Manager
Universitas Indonesia
Keterangan:
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Head R&D
FD FD
Andev Packdev
Pulogadung Pulomas
Universitas Indonesia
Supply Chain
Planning
Demand Toll
PPIC
Planning Manufacturing
IPC Material
PPC Site
Universitas Indonesia
QA-QC Head
Administrasi
QS Staff QA Supervisor
Universitas Indonesia
QC Pulogadung
QC Manager
Universitas Indonesia
Business
Development
Costumer RA
Product
(Regulatory Medical
Insight Inovation
Affair)
Universitas Indonesia
Plant Head
Spv. Powder
(Packaging) Spare part
Universitas Indonesia
UNIVERSITAS INDONESIA
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
DEPOK
DAFTAR ACUAN............................................................................................... 19
LAMPIRAN ......................................................................................................... 20
ii Universitas Indonesia
iv Universitas Indonesia
No Judul Halaman
Lampiran 1 Tabel nilai Uji T .......................................................................... 20
Lampiran 2 Laporan Reduksi ......................................................................... 21
v Universitas Indonesia
1 Universitas Indonesia
kestabilan mutu sediaan obat tradisional tersebut pada parameter yang akan
dikurangi titik sampling pemeriksaannya. Pemeriksaan tersebut dilakukan
terhadap sampel produk pada tiap titik analisa (minimal 10 bets) yang kemudian
disusun dalam laporan reduksi.
Pengolahan data hasil pemeriksaan dianalisis dengan suatu software
pengolah data statistik khusus, yaitu Minitab. Dari hasil pengolahan menggunakan
Minitab itulah akan didapatkan hasil-hasil statistik, sehingga didapatkan
kesimpulan apakah usulan reduksi titik sampling pemeriksaan bisa diterima atau
tidak.
1.2 Tujuan Penulisan
1. Mempelajari tata cara reduksi titik sampling pemeriksaan mikrobiologi
pada sampel produk Obat Tradisional (liquid) PT. Bintang Toedjoe.
2. Menarik kesimpulan apakah reduksi titik sampling pemeriksaan
mikrobiologi pada produk sediaan Obat Tradisional (liquid) dapat
dilakukan atau tidak.
Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
3 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
pada 1 titik sampling untuk tiap bets yang diproduksi. Hal ini mengacu pada WI-
QA-EC009 tentang pengambilan sampel dan analisa mikrobiologi produk jadi.
2.2 Pengambilan Sampel Produk Jadi
Sampel adalah perwakilan populasi dari suatu material dan hendaklah
mewakili bets bahan atau produk yang sampelnya diambil. Pengambilan sampel
merupakan kegiatan penting di mana hanya sebagian kecil saja dari satu bets yang
diambil. Keabsahan kesimpulan secara keseluruhan tidak dapat didasarkan pada
pengujian yang dilakukan terhadap sampel yang tidak mewakili satu bets. Oleh
karena itu cara pengambilan sampel yang benar adalah bagian yang penting dari
sistem Pemastian Mutu (BPOM, 2012).
Pengambilan sampel hendaklah dilaksanakan sesuai dengan prosedur
tertulis yang telah disetujui yang menguraikan (BPOM, 2012) :
metode pengambilan sampel;
peralatan yang digunakan;
jumlah sampel yang harus diambil;
instruksi untuk semua pembagian sampel yang diperlukan;
tipe dan kondisi wadah sampel yang digunakan;
penandaan wadah yang disampling;
semua tindakan khusus yang harus diperhatikan, terutama yang berkaitan
dengan pengambilan sampel bahan steril atau berbahaya;
kondisi penyimpanan;
instruksi pembersihan dan penyimpanan alat pengambil sampel.
Pengambilan sampel hendaklah dilakukan sedemikian rupa untuk
mencegah kontaminasi atau efek lain yang berpengaruh tidak baik terhadap mutu.
Wadah yang diambil sampelnya hendaklah diberi label yang mencantumkan
antara lain isi wadah, nomor bets, tanggal pengambilan sampel dan tanda bahwa
sampel diambil dari wadah tersebut. Wadah hendaklah ditutup rapat kembali
setelah pengambilan sampel. Semua alat pengambil sampel dan wadah sampel
hendaklah terbuat dari bahan yang inert dan dijaga kebersihannya (BPOM, 2012).
2.3 Pengujian
Semua kegiatan pengujian yang diuraikan dalam izin edar obat hendaklah
dilaksanakan menurut metode yang telah disetujui. Untuk tiap bets produk jadi,
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Jika nilai Cpk < 1,00 mengindikasikan bahwa proses menghasilkan produk
yang tidak memenuhi spesifikasi.
Jika nilai Cp < 1,00 mengindikasikan bahwa proses tidak kapabel.
Jika nilai Cpk = 0 mengindikasikan bahwa nilai rata-rata sebanding
dengan limit spesifikasi.
Jika nilai Cpk negatif mengindikasikan bahwa nilai rata-rata berada di luar
spesifikasi (Setyawan, 2012).
Dari sudut pandang praktek, indeks Cp menggunakan asumsi yang tidak
realistis, dimana proses diasumsikan terpusat pada spesifikasi target sedangkan
hal ini jarang terjadi pada prakteknya. Oleh karena itu, Cpk digunakan dengan
mengikuti asumsi bahwa proses stabil dan proses terdistribusi normal (Bass, 2007;
Joglekar, 2003).
Indeks Pp digunakan tanpa mengasumsikan performa dari suatu proses
harus stabil. Indeks Pp mengikuti beberapa asumsi, yaitu spesifikasi dua sisi,
proses terpusat di nilai tengah spesifikasi dan proses terdistribusi normal.
Perhitungan Cp dan Pp hampir sama, hanya saja Pp digunakan untuk mengukur
kapabilitas proses jangka panjang (Bass, 2007; Joglekar, 2003).
Indeks Ppk digunakan untuk mengukur performa suatu proses tanpa
mengasumsikan spesifikasi dua sisi atau tanpa mengasumsikan proses stabil atau
terpusat di target spesifikasi. Ppk hanya mengasumsikan suatu proses terdistribusi
normal. Indeks Ppk hampir sama dengan indeks Cpk, hanya saja Ppk digunakan
untuk mengukur kapabilitas proses jangka panjang yang sebenarnya (Bass, 2007;
Joglekar, 2003).
Apabila hasil analisis yang didapatkan di luar kendali, ada beberapa hal
yang menyebabkan demikian, seperti:
a. Perubahan yang disengaja/tidak pada proses setting
b. Operator baru dan belum berpengalaman
c. Perbedaan raw material
d. Kesalahan minor pada bagian mesin
e. Peningkatan/penurunan skill pekerja
f. Efek temperatur dan humidity
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
BAB 3
DESKRIPSI KEGIATAN
11 Universitas Indonesia
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
12 Universitas Indonesia
(liquid). Berikut di bawah ini adalah tabel spesifikasi produk sediaan Obat
Tradisional (liquid).
Tabel 4.1 Spesifikasi Produk Obat Tradisional (liquid)
No. Parameter Pemeriksaan Spesifikasi
Sirup, berwarna hitam kecoklatan,
1 Pemerian beraroma ceri, memiliki rasa manis
dan pedas
2 Berat Jenis 1.2200 - 1.2600 g/ml
3 pH 4,0 - 6,0
150.00 - 300.00 cps (spindel 18, rpm:
4 Viskositas
12, suhu: 25ºC - 28 ºC)
5 Brix 49.0 - 54.0%
Vitex negundo Folium extract
6 +
(Lagundi)
Zingiberis officinale Rosch
7 +
Rhizoma extract (Jahe Merah)
Thymus vulgaris herba extract
8 +
(Thymi Herba)
Glycyrrhiza glabra Radix extract
9 +
(Licorice)
10 TPC <2000 cfu/ml
11 KK <200 cfu/ml
12 E.Coli Negatif
13 Salmonela Sp Negatif
15 S. Aureus Negatif
Universitas Indonesia
Pseudomonas
Negatif Negatif Negatif Negatif
Aeroginosae
Berdasarkan nilai Ppk dari data pemeriksaan TPC produk Obat Tradisional
(liquid), pada ketiga titik sampling menunjukkan angka di bawah 1. Hal ini
menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan TPC tidak stabil untuk antar betsnya dan
kualitas fisik produk setelah proses filling menunjukkan hasil yang tidak stabil.
Berdasarkan nilai Ppk dari data pemeriksaan KK produk Obat Tradisional
(liquid), pada titik sampling bagian atas menunjukkan angka di bawah 1. Hal ini
menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan KK pada bagian atas tidak stabil untuk
antar betsnya dan kualitas fisik produk setelah proses filling menunjukkan hasil
yang tidak stabil. Sedangkan perhitungan nilai Ppk dari pemeriksaan KK produk
Obat Tradisional (liquid) pada titik tengah dan bawah sampling tidak bisa
diproses, karena semua data yang dihasilkan adalah 0. Hal ini mengindikasikan
data pada pemeriksaan KK pada titik sampling bagian tengah dan bawah selalu
stabil dan memenuhi spesifikasi.
Dari pengolahan data menggunakan Minitab, didapatkan Nilai %USL
(Upper Spesification Limit) pemeriksaan TPC pada bagian atas, tengah dan bawah
sebesar 0%. Nilai %USL dari parameter pemeriksaan TPC pada semua titik
sampling menunjukkan presentase yang kecil dalam rentang 0,00 – 1,00%,
sehingga kemungkinan terjadi penyimpangan hasil diatas USL menjadi lebih
kecil. Akan tetapi, nilai %LSL (Lower Spesification Limit) dari parameter
pemeriksaan TPC pada semua titik sampling menunjukkan presentase yang cukup
besar. Nilai %LSL pemeriksaan TPC bagian atas sebesar 29,32%, bagian tengah
sebesar 28,63%, bagian bawah sebesar 28,63%. Pada pengujian mikrobiologi,
pertumbuhan mikroorganisme tidak mungkin kurang dari 0, hal ini dikarenakan
titik terkecil pertumbuhan mikroorganisme adalah 0 (tidak ada mikroorganisme
yang tumbuh). Oleh karena itu, nilai %LSL tidak diberlakukan pada reduksi titik
sampling pemeriksaan mikrobiologi. Nilai %USL dari parameter pemeriksaan KK
pada titik sampling bagian atas sebesar 0%. Nilai %USL menunjukkan presentase
yang kecil dalam rentang 0,00 – 1,00%, sehingga kemungkinan terjadi
penyimpangan hasil diatas USL menjadi lebih kecil. Akan tetapi, nilai %LSL dari
parameter pemeriksaan KK pada titik atas sampling menunjukkan presentase yang
cukup besar, yaitu sebesar 39,81%.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
maka sistem reduksi dinyatakan tidak berlaku dan pemeriksaan lengkap perlu
dilakukan seperti kondisi semula.
Universitas Indonesia
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Reduksi titik sampling pemeriksaan mikrobiologi produk jadi Obat
Tradisional (liquid) menggunakan 15 bets produksi secara berurutan, dan
masing-masing bets produksi diambil 3 titik sampling (atas, tengah, dan
bawah). Data kemudian diolah menggunakan software statistik yang
dinamakan dengan Minitab, untuk mengetahui apakah reduksi titik
sampling pemeriksaan mikrobiologi dapat dilakukan atau tidak.
2. Berdasarkan hasil pengolahan data sampling menggunakan Minitab yang
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa reduksi titik sampling pemeriksaan
mikrobiologi produk Obat Tradisional (liquid) dapat dilakukan.
5.2 Saran
Pengujian parameter pemeriksaan mikrobiologi (TPC, KK, dan uji
patogen) harus dikerjakan oleh personel khusus yang benar-benar memahami dan
menguasai prosedur pemeriksaan mikrobiologi.
18 Universitas Indonesia
DAFTAR ACUAN
Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2012). Cara Pembuatan Obat yang Baik.
Jakarta : Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.
Bass, Issa. (2007). Six Sigma Statistics with Excel and Minitab. USA : Mc Graw
Hill.
Gaspersz, V. (1998). Statistical Process Control, Penerapan Teknik-teknik
Statistikal dalam Manajemen Bisnis Total. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Minitab: Software for Quality Improvement. http://www.minitab.com/en-
ID/default.aspx . Diakses Tanggal: 20 Mei 2015
Prastyo, Adhi. (2011). Modul Training: Tata Cara Reduksi Parameter
Pemeriksaan. PT. Bintang Toedjoe: QA-QC Departemen.
Setyawan, Dwi. (2012). Control Charts (Peta Kendali). Surabaya: Fakultas
Farmasi Universitas Airlangga.
19 Universitas Indonesia
LAMPIRAN
Universitas Indonesia
Dari tabel nilai uji T, dengan tingkat kepercayaan 0,05 % dan jumlah N total 28,
didapatkan nilai uji T adalah sebesar 2,048
Universitas Indonesia
LAPORAN
REDUKSI TITIK SAMPLING PEMERIKSAAN
PRODUK OBAT TRADISIONAL (LIQUID)
Universitas Indonesia
Disusun Oleh :
Johny
QC Supervisor Tanggal :
Disetujui Oleh
Jacqueline
Catatan :
Reduksi titik sampling pemeriksaan produk Obat Tradisional (liquid) tube ini
dilakukan karena sediaan Obat Tradisional (liquid) ini merupakan produk
baru.
Universitas Indonesia
I. Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Pemeriksaan mikrobiologi pada produk Obat Tradisional (OT) dalam
bentuk sediaan liquid dilakukan karena karakteristik produk tersebut yang
rentan terhadap pertumbuhan mikroorganisme. Hal ini dikarenakan Obat
Tradisional berupa sediaan cair, sedangkan air merupakan media yang
sangat baik dalam pertumbuhan mikroorganisme. Selain itu, bahan-bahan
yang digunakan dalam pembuatan Obat Tradisional dalam bentuk sediaan
liquid ini menggunakan bahan-bahan alami, sedangkan bahan alam juga
cukup rentan terhadap pertumbuhan mikroorganisme. Setiap bets yang
diproduksi saat ini dilakukan pemeriksaan mikrobiologi pada 3 titik
sampling (atas, tengah dan bawah). Pemeriksaan pada fase ini menjadi
dasar distribusi produk ke pasaran
1.2 Tujuan
Reduksi titik sampling pemeriksaan mikrobiologi pada Obat Tradisional
(liquid) fase tube ini bertujuan untuk efisiensi proses, sehingga kapasitas
analisa laboratorium mikrobiologi dapat digunakan untuk pemeriksaan
produk atau material yang lain yang semakin meningkat dengan adanya
penambahan produk/material baru.
1.3 Nama Produk
Nama Produk : Obat Tradisional (liquid)
Fase Produk : Tube
II. Tata cara Reduksi
1. Kumpulkan data hasil pemeriksaan mikrobiologi produk dalam tube Obat
Tradisional (liquid) dari minimal 10 bets yang diproduksi
2. Lakukan tren analisis untuk data-data tersebut.
3. Susun & dokumentasikan laporan tren analisis
4. Reduksi titik sampling pemeriksaan mikrobiologi bisa dilakukan bila :
TPC/KK selalu memenuhi syarat dan data stabil
Seluruh mikroorganisme spesifik yang diperiksa selalu negatif
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
(Jahe Merah)
Thymus vulgaris herba
: +
extract (Thymi Herba)
Glycyrrhiza glabra
: +
Radix extract (Licorice)
Chemical Assay Sodium Benzoate : maks. 110%
Potassium Sorbate : maks. 110%
Microbiological
TPC : < 2000 cfu/ml
Limits
Yeast and Moult : < 200 cfu/ml
Patogen :
E. coli : Negatif
Salmonela Sp : Negatif
Pseudomonas
: Negatif
aeroginosae
Staphylococcus Aureus : Negatif
NAMA
No. NO BETS HASIL TPC STATUS
PRODUK
OT (A) <10 MS
1 OT (T) EL003 <10 MS
OT (B) <10 MS
OT (A) 10 MS
2 OT (T) EL004 55 MS
OT (B) 60 MS
OT (A) <10 MS
3 OT (T) EL005 10 MS
OT (B) <10 MS
OT (A) 20 MS
4 OT (T) EM001 <10 MS
OT (B) <10 MS
OT (A) <10 MS
5 OT (T) EM002 <10 MS
OT (B) <10 MS
OT (A) <10 MS
6 OT (T) FA001 <10 MS
OT (B) <10 MS
OT (A) 10 MS
7 OT (T) FA002 <10 MS
OT (B) 10 MS
Universitas Indonesia
OT (A) 10 MS
8 OT (T) FA003 <10 MS
OT (B) 30 MS
OT (A) <10 MS
9 OT (T) FB001 <10 MS
OT (B) <10 MS
OT (A) <10 MS
10 OT (T) FC001 50 MS
OT (B) 55 MS
OT (A) 10 MS
11 OT (T) FC002 60 MS
OT (B) <10 MS
OT (A) 10 MS
12 OT (T) FD001 <10 MS
OT (B) <10 MS
OT (A) 50 MS
13 OT (T) FD002 55 MS
OT (B) 20 MS
OT (A) <10 MS
14 OT (T) FD003 <10 MS
OT (B) <10 MS
OT (A) 100 MS
15 OT (T) FD004 50 MS
OT (B) <10 MS
NAMA
No. NO BETS HASIL KK STATUS
PRODUK
OT (A) <10 MS
1 OT (T) EL003 <10 MS
OT (B) <10 MS
OT (A) <10 MS
2 OT (T) EL004 <10 MS
OT (B) <10 MS
OT (A) <10 MS
3 OT (T) EL005 <10 MS
OT (B) <10 MS
OT (A) <10 MS
4 EM001
OT (T) <10 MS
Universitas Indonesia
OT (B) <10 MS
OT (A) <10 MS
5 OT (T) EM002 <10 MS
OT (B) <10 MS
OT (A) <10 MS
6 OT (T) FA001 <10 MS
OT (B) <10 MS
OT (A) <10 MS
7 OT (T) FA002 <10 MS
OT (B) <10 MS
OT (A) <10 MS
8 OT (T) FA003 <10 MS
OT (B) <10 MS
OT (A) <10 MS
9 OT (T) FB001 <10 MS
OT (B) <10 MS
OT (A) <10 MS
10 OT (T) FC001 <10 MS
OT (B) <10 MS
OT (A) <10 MS
11 OT (T) FC002 <10 MS
OT (B) <10 MS
OT (A) <10 MS
12 OT (T) FD001 <10 MS
OT (B) <10 MS
OT (A) <10 MS
13 OT (T) FD002 <10 MS
OT (B) <10 MS
OT (A) <10 MS
14 OT (T) FD003 <10 MS
OT (B) <10 MS
OT (A) 55 MS
15 OT (T) FD004 <10 MS
OT (B) <10 MS
Universitas Indonesia
4.3 Tabel Hasil Pemeriksaan Mikrobiologi Uji Patogen Fase Tube Obat
Tradisional
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
4.5 Uji T
4.5.1 TPC
No TPC TPC TPC
Bets Atas Tengah Atas Bawah Tengah Bawah
EL003 0,0 0,0 0,0 0,00 0,0 0,00
EL004 10,0 55,0 10,0 60,00 55,0 60,00
EL005 0,0 10,0 0,0 0,00 10,0 0,00
EM001 20,0 0,0 20,0 0,00 0,0 0,00
EM002 0,0 0,0 0,0 0,00 0,0 0,00
FA001 0,0 0,0 0,0 0,00 0,0 0,00
FA002 10,0 0,0 10,0 10,00 0,0 10,00
FA003 10,0 0,0 10,0 30,00 0,0 30,00
FB001 0,0 0,0 0,0 0,00 0,0 0,00
FC001 0,0 50,0 0,0 55,00 50,0 55,00
FC002 10,0 60,0 10,0 0,00 60,0 0,00
FD001 10,0 0,0 10,0 0,00 0,0 0,00
FD002 50,0 55,0 50,0 20,00 55,0 20,00
FD003 0,0 0,0 0,0 0,00 0,0 0,00
FD004 100,0 0,0 100,0 0,00 0,0 0,00
Min 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Max 100,00 60,00 100,00 60,00 60,00 60,00
X 14,67 15,33 14,67 11,67 15,33 11,67
SD 26,96 24,96 26,96 20,67 24,96 20,67
SD2 726,67 623,10 726,67 427,38 623,10 427,38
RSD 183,80 162,79 183,80 177,20 162,79 177,20
T Hitung T Tabel = T Hitung T Tabel T Hitung T Tabel
Uji T
= 0,04 2,048 = -0,20 = 2,048 = -0,25 = 2,048
Universitas Indonesia
No KK KK KK
Batch Atas Tengah Atas Bawah Bawah Tengah
EL003 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
EL004 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
EL005 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
EM001 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
EM002 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
FA001 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
FA002 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
FA003 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
FB001 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
FC001 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
FC002 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
FD001 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
FD002 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
FD003 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
FD004 55,0 0,0 55,0 0,0 0,0 0,0
Min 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Max 55,00 0,00 55,00 0,00 0,00 0,00
X 3,67 0,00 3,67 0,00 0,00 0,00
SD 14,20 0,00 14,20 0,00 0,00 0,00
SD2 201,67 0,00 201,67 0,00 0,00 0,00
RSD 387,30 0.00 387,30 0.00 0.00 0.00
T Hitung T Tabel T Hitung T Tabel T Hitung T Tabel
Uji T
= -0,58 = 2,048 = -0,58 = 2,048 = 0.00 = 2,048
4.5 Pembahasan
4.5.1 Tren Analisis
Hasil pemeriksaasn mikrobiologi untuk parameter Total Plate Count
(TPC) pada tabel 4.1 seluruh sampel hasilnya memenuhi syarat, dengan jumlah
koloni terbesar 100 cfu/ml, dan hasil terbesar ini masih jauh dibawah spesifikasi
yang ditetapkan oleh perusahaan yaitu < 2000 cfu/ml. Pada lampiran 1
menggambarkan tentang prediksi kedatangan 100 sampel ke depan dan hasil garis
linier menunjukan tren kearah atas. Namun kenaikan grafik tidak signifikan,
sehingga diperkirakan pada 100 titik sampling kedepan hasil TPC masih tetap
sesuai spesifikasi yang ditetapkan perusahaan.
Pada parameter pemeriksaan Kapang Khamir (KK) pada tabel 4.2 seluruh
sampel juga memenuhi syarat dengan jumlah koloni koloni terbanyak 55 cfu/ml
dan masih cukup jauh dari batas Kapang Khamir (200 cfu/ml). Berdasarkan
Universitas Indonesia
lampiran 2, garis tren pemeriksaan Kapang Khamir berupa garis linier menunjuk
tren kearah atas secara tidak signifikan. Hal ini menunjukan prediksi pengujian
100 titik sampel selanjutnya tidak akan melampaui syarat yang ditetapkan oleh
perusahaan.
Sedangkan pada parameter uji patogen (E.coli, Salmonella sp., P.
aureginosa, dan S. aureus) pada tabel 4.3 pemeriksaan seluruh sampel
menunjukkan hasil negatif.
4.5.2 Kapabilitas Proses
Berdasarkan nilai Ppk dari data pemeriksaan TPC produk Obat Tradisional
(liquid), pada ketiga titik sampling menunjukkan angka di bawah 1. Hal ini
menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan TPC tidak stabil untuk antar betsnya dan
kualitas fisik produk setelah proses filling menunjukkan hasil yang tidak stabil.
Berdasarkan nilai Ppk dari data pemeriksaan KK produk Obat Tradisional
(liquid), pada titik sampling bagian atas menunjukkan angka di bawah 1. Hal ini
menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan KK pada bagian atas tidak stabil untuk
antar betsnya dan kualitas fisik produk setelah proses filling menunjukkan hasil
yang tidak stabil. Sedangkan perhitungan nilai Ppk dari pemeriksaan KK produk
Obat Tradisional (liquid) pada titik tengah dan bawah sampling tidak bisa
diproses, karena semua data yang dihasilkan adalah 0. Hal ini mengindikasikan
data pada pemeriksaan KK pada titik sampling bagian tengah dan bawah selalu
stabil dan memenuhi spesifikasi.
Dari pengolahan data menggunakan Minitab, didapatkan Nilai %USL
(Upper Spesification Limit) pemeriksaan TPC pada bagian atas, tengah dan bawah
sebesar 0%. Nilai %USL dari parameter pemeriksaan TPC pada semua titik
sampling menunjukkan presentase yang kecil dalam rentang 0,00 – 1,00%,
sehingga kemungkinan terjadi penyimpangan hasil diatas USL menjadi lebih
kecil. Akan tetapi, nilai %LSL (Lower Spesification Limit) dari parameter
pemeriksaan TPC pada semua titik sampling menunjukkan presentase yang cukup
besar. Nilai %LSL pemeriksaan TPC bagian atas sebesar 29,32%, bagian tengah
sebesar 28,63%, bagian bawah sebesar 28,63%. Pada pengujian mikrobiologi,
pertumbuhan mikroorganisme tidak mungkin kurang dari 0, hal ini dikarenakan
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
sebenarnya, melainnkan kurang dari 0 (< 0). Karena pertumbuhan mikroba yang
begitu kecil, maka nilai < 0 dianggap memiliki nilai 0.
Hasil laporan reduksi menunjukkan bahwa pada produk Obat Tradisional
(liquid) ini dapat dilakukan reduksi titik sampling, baik pada titik atas, tengah
maupun bawah. Namun, berdasarkan WI-QA-EC009 tentang pengambilan sampel
dan analisa mikrobiologi produk jadi, untuk produk jadi Obat Tradisional (liquid)
pemeriksaan lengkap tetap dilakukan untuk tiap bets yang diproduksi. Akan
tetapi, jumlah titik sampling tiap bets yaitu menjadi 1 titik sampling saja. Apabila
pada saat pemeriksaan lengkap ditemukan adanya penyimpangan dari spesifikasi,
maka sistem reduksi dinyatakan tidak berlaku dan pemeriksaan lengkap perlu
dilakukan seperti kondisi semula.
V. Kesimpulan
Berdasarkan analisa hasil pemeriksaan mikrobiologi fase tube produk Obat
Tradisional (liquid) yang menunjukkan tren yang selalu memenuhi syarat dan
hasil prediksi menggunakan tren analisis bahwa di masa mendatang hasil
pemeriksaan mikrobiologi untuk TPC, KK dan bakteri patogen (E.coli,
Salmonella sp., Pseudomonas aeroginosa, dan Staphylococcus aureus) akan
selalu memenuhi syarat maka reduksi titik sampling pemeriksaan mikrobiologi
untuk fase tube produk Obat Tradisional (liquid) dapat dilakukan.
Dengan adanya reduksi titik sampling mikrobiologi pada Obat Tradisional
(liquid) fase tube mendapatkan hasil yang baik, maka untuk pengujian
mikrobiologi selanjutnya dapat dilakukan pengurangan titik sampling, yaitu 1 titik
sampling untuk tiap batch yang diproduksi (WI-QA-EC009). Reduksi titik
sampling pemeriksaan mikrobiologi akan mulai dilaksanakan pada Juni 2015.
Apabila setelah dilakukan reduksi titik sampling pemeriksaan mikrobiologi
ternyata terjadi penyimpangan, maka reduksi titik sampling pemeriksaan
mikrobiologi tersebut dibatalkan.
Universitas Indonesia
* NOTE * Zero values of Yt exist; MAPE calculated only for non-zero Yt.
Length 45
NMissing 0
Yt = 3.91 + 0.482*t
Accuracy Measures
Universitas Indonesia
MAPE 58.266
MAD 17.986
MSD 539.669
Forecasts
Period Forecast
46 26.0909
47 26.5731
48 27.0553
49 27.5375
50 28.0198
51 28.5020
52 28.9842
53 29.4664
54 29.9486
55 30.4308
56 30.9130
57 31.3953
58 31.8775
59 32.3597
60 32.8419
61 33.3241
62 33.8063
63 34.2885
64 34.7708
65 35.2530
66 35.7352
67 36.2174
Universitas Indonesia
68 36.6996
69 37.1818
70 37.6640
71 38.1462
72 38.6285
73 39.1107
74 39.5929
75 40.0751
76 40.5573
77 41.0395
78 41.5217
79 42.0040
80 42.4862
81 42.9684
82 43.4506
83 43.9328
84 44.4150
85 44.8972
86 45.3794
87 45.8617
88 46.3439
89 46.8261
90 47.3083
91 47.7905
92 48.2727
93 48.7549
94 49.2372
95 49.7194
96 50.2016
97 50.6838
Universitas Indonesia
98 51.1660
99 51.6482
100 52.1304
101 52.6126
102 53.0949
103 53.5771
104 54.0593
105 54.5415
106 55.0237
107 55.5059
108 55.9881
109 56.4704
110 56.9526
111 57.4348
112 57.9170
113 58.3992
114 58.8814
115 59.3636
116 59.8458
117 60.3281
118 60.8103
119 61.2925
120 61.7747
121 62.2569
122 62.7391
123 63.2213
124 63.7036
125 64.1858
126 64.6680
127 65.1502
Universitas Indonesia
128 65.6324
129 66.1146
130 66.5968
131 67.0791
132 67.5613
133 68.0435
134 68.5257
135 69.0079
136 69.4901
137 69.9723
138 70.4545
139 70.9368
140 71.4190
141 71.9012
142 72.3834
143 72.8656
144 73.3478
145 73.8300
Universitas Indonesia
* NOTE * Zero values of Yt exist; MAPE calculated only for non-zero Yt.
Data HASIL KK
Length 45
NMissing 0
Yt = -2.11 + 0.145*t
Accuracy Measures
Universitas Indonesia
MAPE 92.5077
MAD 2.8986
MSD 62.1857
Forecasts
Period Forecast
46 4.5556
47 4.7005
48 4.8454
49 4.9903
50 5.1353
51 5.2802
52 5.4251
53 5.5700
54 5.7150
55 5.8599
56 6.0048
57 6.1498
58 6.2947
59 6.4396
60 6.5845
61 6.7295
62 6.8744
63 7.0193
64 7.1643
65 7.3092
66 7.4541
67 7.5990
68 7.7440
Universitas Indonesia
69 7.8889
70 8.0338
71 8.1787
72 8.3237
73 8.4686
74 8.6135
75 8.7585
76 8.9034
77 9.0483
78 9.1932
79 9.3382
80 9.4831
81 9.6280
82 9.7729
83 9.9179
84 10.0628
85 10.2077
86 10.3527
87 10.4976
88 10.6425
89 10.7874
90 10.9324
91 11.0773
92 11.2222
93 11.3671
94 11.5121
95 11.6570
96 11.8019
97 11.9469
98 12.0918
Universitas Indonesia
99 12.2367
100 12.3816
101 12.5266
102 12.6715
103 12.8164
104 12.9614
105 13.1063
106 13.2512
107 13.3961
108 13.5411
109 13.6860
110 13.8309
111 13.9758
112 14.1208
113 14.2657
114 14.4106
115 14.5556
116 14.7005
117 14.8454
118 14.9903
119 15.1353
120 15.2802
121 15.4251
122 15.5700
123 15.7150
124 15.8599
125 16.0048
126 16.1498
127 16.2947
128 16.4396
Universitas Indonesia
129 16.5845
130 16.7295
131 16.8744
132 17.0193
133 17.1643
134 17.3092
135 17.4541
136 17.5990
137 17.7440
138 17.8889
139 18.0338
140 18.1787
141 18.3237
142 18.4686
143 18.6135
144 18.7585
145 18.9034
Universitas Indonesia