Disusun oleh:
SIDOARJO
2020
BAB I
PENDAHULUAN
DASAR TEORI
Cahaya yang masuk melalui kornea diteruskan ke pupil. Iris mengatur jumlah
cahaya yang masuk dengan cara membuka dan menutup, seperti halnya celah
pada lensa kamera. Jika lingkungan di sekitar gelap, maka cahaya yang masuk
akan lebih banyak; jika lingkungan di sekitar terang, maka cahaya yang masuk
menjadi lebih sedikit. Ukuran pupil dikontrol oleh otot sfingter pupil, yang
membuka dan menutup iris.
1. Segmen anterior : mulai dari kornea sampai lensa, berisi humor aqueus
yang merupakan sumber energi bagi struktur mata di dalamnya. Segmen
anterior sendiri terbagi menjadi 2 bagian (bilik anterior : mulai dari kornea
sampai iris, dan bilik posterior : mulai dari iris sampai lensa). Dalam
keadaan normal, humor aqueus dihasilkan di bilik posterior, lalu melewati
pupil masuk ke bilik anterior kemudian keluar dari bola mata melalui
saluran yang terletak ujung iris.
2. Segmen posterior : mulai dari tepi lensa bagian belakang sampai ke retina,
berisi humor vitreus yang membantu menjaga bentuk bola mata.
2.1.2 Otot mata, Saraf mata dan Pembuluh darah
Gambar 2. Otot mata
Mata mempunyai otot, saraf serta pembuluh darah. Beberapa otot bekerja
sama menggerakkan mata. Setiap otot dirangsang oleh saraf kranial tertentu.
Tulang orbita yang melindungi mata juga mengandung berbagai saraf lainnya,
yaitu :
Saraf optikus membawa gelombang saraf yang dihasilkan di dalam
retina ke otak
Saraf lakrimalis merangsang pembentukan air mata oleh kelenjar air
mata
Saraf lainnya menghantarkan sensasi ke bagian mata yang lain dan
merangsang otot pada tulang orbita.
Arteri oftalmika dan arteri retinalis menyalurkan darah ke mata kiri dan
mata kanan, sedangkan darah dari mata dibawa oleh vena oftalmika dan vena
retinalis. Pembuluh darah ini masuk dan keluar melalui mata bagian belakang.
2. Pemerian
- Bentuk Salep
- Warna
- Bau Putih kekuningan FI IV
- Rasa
Berbau lemah
Tidak berasa
4. Karakteristik lain
- Vaselin
flavum
- Paraffin
liquid
Neomycin Sulfat
Parameter Data
Pemerian Serbuk putih sampai agak kuning atau padatan kering mirip es,
tidak berbau atau praktis tidak berbau, higroskopik, larutannya
memutar bidang polarisasi ke kanan.
Mudah laut dalam air, sangat sukar larut dalam etanol, tidak larut
Kelarutan dalam aseton, dalam kloroform dan dalam eter
Antibiotik
Indikasi
8-9,5
pH
1. Basis Salep
a. Adeps Lanae
Sinonim : Adeps Lanae, lemak bulu domba, lanolin, cera lanae, lanolina,
lanolin anhidrat, purifiedlanolin, rafined wool fat, agnolin, alapurin,
argowax, lanesin.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, dalam ruangan dengan suhu tertentu.
b. Paraffin Liquid
tidak berbau
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol ( 95% ), gliserin dan air. Larut dalam aseton,
benzene, kloroform, eter, minyak tanah, tidak bercampur dengan volatile oil.
% Lazim : 3 – 60 %
Stabilitas : Tempat terlindung dari cahaya, kelembaban dan panas dapat menyebabkan
pelunturan dan hilangnya aktivitas.
OTT : Dengan antioksidan kuat seperti permanganate, Garam besi menyebabkan pelunturan
dan hilangnya aktivitas
c. Vaselin Flavum
Pemerian : Kuning / kuning pucat, massa lembut, tidak berbau atau sedikit
berbau, sedikit berasa
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam aseton, etanol 95%, panas ataudingin,
gliserin dan air,. Larut dalam benzene, karbondisulfida,
kloroform, eter heksana.
2. Benzalkonium klorida
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air dan etanol , bentuk anhidrat
mudah larut dalam benzene dan agak sukar larut dalam eter
Kegunaan : pensuspensi
3. Butil Hidroksitoluen
Gambar 3.5 Struktur Butil Hidroksitoluen
BM : 220,35
Pemerian : seperti lilin , putih dan agak kekuningan, bau khas lemah
Kelarutan : tidak larut dalam air , mudah larut dalam etanol, propilen glikol,
kloroform dan etanol
Indikasi : Antioksidan
BAB IV
PEMBUATAN DAN FORMULASI
0,0175 g x 5 = 17,5 g
2. BHT
1
×3,5 g=0,035 g
100
0,035 g x 5 = 0,175 g
3. Benzalkonium Klorida
0,2
×3,5 g=0,007 g
100
0,007 x 5 = 0,035 g
4. Adeps Lanae
2
×3,44 g=0,07 g
100
0,07 g x 5 = 0,35 g
5. Paraffin Liquidum
0,4
×3,44 g=0,014 g
100
0,014 g x 5 = 0,07 g
6. Vaselin Flavum
Pertube ad 3,5g
Perbatch ad 17,5g
BAB V
PEMBAHASAN
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada pemakaian sediaan ini antara lain :
1. Cuci tangan dengan menggunakan sabun sebelum menggunakan salep mata
2. Berdiri atau duduklah didepan cermin
3. Buka tutup botol tetes mata atau salep mata
4. Posisikan kepala menengadah (tetes mata) dan tarik kelopak mata bagian bawah ke
bawah sampai terbentuk cekungan
5. Pegang obat tetes mata atau salep mata sedekat mungkin dengan cekungan tetapi tidak
menyentuhnya
6. Tekan botol tetes mata secara perlahan-lahan sehingga jumlah tetesan yang diinginkan
dapat menetes dengan benar, sedangkan untuk salep mata tekan tube secara perlahan-
lahan sehingga keluar salep sepanjang 1 cm (atau sejumlah yang dianjurkan ) dan
masukan kedalam cekungan tersebut
7. Pejamkan mata selama kurang lebih 2-3 menit
8. Tutup kembali obat tetes mata atau salep mata tersebut tetapi jangan menyentuh
ujungnya dengan apapun.
Perhatian :
1. Untuk tetes mata, setelah tutup botol obat tetes mata dibuka maka obat tersebut
disimpan di tempat yang sejuk dan gelap, jangan menyentuh ujung penetes dengan
apapun
2. Jangan menggunakan 1 obat tetes mata atau salep mata untuk bersama-sama
3. Buanglah botol dan salep setelah waktu yang direkomendasikan kecuali ada
keterangan lain biasanya setelah 4 minggu setelah pertama kali botol dibuka
4. Jika menggunakan obat tetes mata lebih dari satu tunggulah sekitar 2 menit sebelum
meneteskan obat yang lain
5. Jika menggunakan lebih dari 1 salep mata tunggu sekitar 30 menit sebelum
menggunakan salep mata berikutnya
6. Jika selain salep mata juga menggunakan tetes mata maka tetes mata digunakan
terlebih dahulu dan tunggu sekitar 5 menit sebelum menggunakan salep mata
BAB VI
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Salep mata adalah salep yang digunakan pada mata. Pada pembuatan salep mata harus
diberikan perhatian khusus. Sediaan dibuat dari bahan yang sudah disterilkan dengan
perlakuan aseptik yang ketat serta memenuhi syarat uji sterilitas.
Tujuan utama pemberian salep mata yaitu untuk memperlama kontak obat dengan
permukaan mata.
Indikasi biasanya obat salep mata digunakan untuk meredakan sementara mata merah
akibat iritasi ringan yang dapat disebabkan oleh debu, sengatan sinar matahari,
pemakaian lensa kontak, alergi atau sehabis berenang, antiseptik dan anti infeksi, radang
atau alergi mata.
Keuntungan utama suatu salep mata terhadap larutan untuk mata adalah penambah waktu
hubungan antara obat dengan mata, dua sampai empatkali lebih besar apabila dipakai
salep dibandingkan jika dipakai larutan garam. Satu kekurangan bagi pengggunaan salep
mata adalah kaburnya pandangan yang terjadi begitu dasar salep meleleh dan menyebar melalui
lensa kontak.
Syarat-syarat salep mata dibuat dari bahan yang disterilkan dibawah kondisi yang benar-
benar aseptik dan memenuhi persyaratan dari tes sterilisasi resmi.
Basis salep mata dasar salep pilihan untuk salep mata harus tidak mengiritasi mata dan
harus memungkinkan difusi bahan obat ke seluruh mata yang dibasahi karena sekresi
cairan mata.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyediakan sediaan salep mata
Sediaan dibuat dari bahan yang sudah disterilkan dengan perlakuan aseptik yang ketat
serta memenuhi syarat uji sterilitas. Salep mata harus mengandung bahan atau campuran
bahan yang sesuai untuk mencegah pertumbuhan atau memusnahkan mikroba yang
mungkin masuk secara tidak sengaja bila wadah dibuka pada waktu penggunaan.
1.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah yang berjudul” Salep Mata Neomycin Sulfat”
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran terhadap
makalah yang bersifat membangun agar makalah yang dibuat dapat menjadi lebih baik dan
bermanfaat bagi orang lain masyarakat pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H.C., 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Farida Ibrahim,