Anda di halaman 1dari 4

GRANULASI

1. pengecilan ukuran partikel (agar memestikan tidak ada lagi gaya


homogen dan seragam elektrostatik pada partikel.
2. Segregasi  pemisahan (jika variasi 12. Kompaktibilitas meningkat  ada
ukuran partikel maka ada kemungkinan pengikat yang melekatkan antara satu
memisah) partikel dengan yang lain. adanya
3. Yang menyebabkan pemisahan  berat pengikat dapat mengikat partikel
partikel, ukuran partikel sehingga mampu memadatkan
4. Granulasi  proses pembesaran ukuran campuran
(mengubah partikel halus / fines menjadi 13. Granulasi  butuh bahan pengikat /
aglomerat yang secara fisik lebih besar, binder
kuat, dan seragam, sifat alir, kompresi 14. Metode granulasi  batch (satu
yang lebih baik. Contoh : deterjen, sirup proses selesai kemudian dilanjutkan
kering, minuman sachet proses berikutnya misalnya hanya
5. Tujuan  untuk mencegah segregasi, pengecilan ukuran partikel pake milling
memperbaiki sifat alir (partikel yang lalu selesai dan harus pindah alat buat ke
lebih besar punya kemampuan tahap selanjutnya) dan continuous
menggelinding/mengalir karena lebih (proses awal sampe akhir dalam satu
padat dibanding dengan serbuk halus), proses; alatnya nyambung  satu
memperbaiki proses)
kompaktibilitas/pemadatan (makin kecil 15. Secara efisiensi lebih baik yang
partikel maka gaya elektrostatis makin continuous  langsung jalan 1 kali
besar sehingga sulit mengalir)  ukuran proses. Tapi keunggulan bach, jika ada
menjadi seragam dan segregasi menjadi yang salah bisa diperbaiki. Kalua
terhindari. continuous jika ada kesalahan tetap
6. Segregasi / demixing karena perbedaan terus dijalankan
ukuran dan berat jenis komponen 16. Granulasi basah  1.
campuran. Pencampuran ; 2. Pembasahan serbuk
7. Partikel kecil dibawah, yang besar ada dengan cairan pengikat (cairan pengikat
diatas dilatrutkan dalam pelarut  jika terlalu
8. Serbuk digranulasi membuat partikel basah, granul akan lengket, jika terlalu
beraglomerat/menempel  control kering akan rapuh  harus sampai
ukuran dg pengayakan  segregasi terbentuk massa granul yakni jika bisa
hilang dikepal berarti sudah bisa teraglomersai
9. Control distribusi ukuran  distribusi  massa granul); 3. Pengayakan granul
ukuran yang baik adalah mengikuti kurva basah (10-14 mesh); 4. Pengeringan
normal dengan range yang sempit. (untuk menghilangkan pelarut dan
Semakin sempit, semakin bagus pastikan tidak benar2 kering, gaya
10. Pengisian harus berdasarkan kohesif terjadi karena adanya peleburan,
volume bukan berat rekristalisasi, dll); 5. Pengayakan granul
11. Granulasi memperbaiki sifat alir : kering (16-20 mesh); 6.Penambahan
partikel besar lebih mudah mengalir glidan dan lubrikan (fase eksternal,
dibandingkan partikel kecil 
lubrikan ditambahkan sesaat sebelum dilakukan  beda alat maka hasil
pencetakan)  kompresi granulnya bisa berbeda
17. Pencampuran  lubrikan harus 26. Kalau GB konevensional  nanti
diluar. Disintegran bisa digunakan pada hasil granul berporos seperti spons
fase luar dan fase dalam atau sebagian 27. Fluid bed  porositas lebih besar 
fase luar dan sebagian fase dalam. tidak ada pemampatan ukuran 
18. Pembasahan  Bahan pengikat bisa menghasilkan granul berporos dan
dicampurkan dalam bentuk larutan (lebih ukuran besar
disukai dalam keadaan kering kerena 28. Spray dryer  biasanya jauh lebih
lebih homogen) awal dicampur bahan speris  semua dilarutkan dalam pelarut
aktif, pengikat. Bahan yang sulit  droplet disemprotkan  dilarutkan
terbasahi oleh air  ditambahi dengan lalu dimasukkan dalam chamber panas
surfaktan untuk menurunkan ukuran lalu akan memadat begitu airnya kering
partikel sehingga keterbasahan dari 29. Mekanisme granulasi  Gaya
bahan meningkat. Granul terbentuk dari adhesi dan kohesi lap cairan antar
jembahatan hasil dari tegangan partikel serbuk (membuat partikel
permukaan. beraglomerasi), gaya antar muka lapisan
19. Lama pembasahan tergantung sifat cairan di dalam granul (semua sudah
keterbasahan dari serbuk dan efektifitas terlapisi air lalu parikel basah akan
mixer. Titik akgir pemabahasan  jika cenderung berlengketan), pembentukan
bisa dikepalkan sudah selesai atau bisa jembatan padat setelah pengeringan
dengan alat sensor. (dalam cairan pembasah mengandung
20. Cairan/pelarut dalam granulasi pengkat  akan melapisi permukaan
basah  cairan harus mudah menguap partikel maka akan terbentuk jembatan
dan dikeringkan serta tidak toksik padat antara partikel dg partikel lain),
21. Pembasahan: Gerus  tambah gaya tarik antara partikel padat maka
cairan eksternal  ad terbentuk massa perlu pengikat, gaya tarik antar partikel
granul (jika massa granul bisa dipecah padat, penguncian mekanik / mekanik
dengan sedikit tekanan, mak sudah interlocking karena permukaan yang
dikatakan selesai) tidak rata.
22. Pengeringan  menghilangkan 30. Gaya adhesi kohesi  jika ada
pelarut. Granul harus mengandung cairan maka ankan membentuk lap tipis
sedikit lembab sehingga daya ikat masih dan tidak bergerak sehingga penurunkan
terjaga. jaran dan peningkatan area kontak antar
23. Pengayakan granul kering  partikel
pengayakan granul kering dilakukan 31. Jika digunakan cairan encer lebih
untuk mendapatkan granul yang cepat menyebar/mendistribusikan
seragam  pastikan granul memenuhi partikel. Sedangkan yang viscous tidak
syarat baru lanjut proses berikutnya. mendistribusikan. Yang cair membentuk
24. Penambahan fase ekstrenal  lapisan tipis dan cepat kering.
lubrikan perlu ditambahkan untuk proses 32. Jika cairan pengikat viskus / kental
kompresi  maka akan megikat lebih kuat
25. Pengaruh metode granulasi  33. Gaya antarmuka  1. Serbuk yang
Pengaruh alat terhadap granulasi yg akan dicampur akan digranulasi +
ditambah air maka terjadi jembatan cair 38. Pembentukan granul 
jika masih tipis / pendular jika semakin pembasahan / nukleasi (pembentukan
ditambah air maka akan menebal / inti dari granul (yang basah duluan)
funicular , jika semua rongga sudah terisi dipengaruhi oleh kecepatan semprotan,
air/ kapilar akan menjadi jembatan penuangan cairan pengikat harus sedikit
padat, kalau ditambahka air lagi maka demi sedikit), pertumbuhan /
akan jadi suspense coaslescence (granul membesar),
konsolidasi (cairan terdistribusi merata
 mengatur diri saling beraglomerasi) ,
atrisi (benturan2 hingga granulnya pecah
 siap diayak)
39. Pembasahan & Nukleasi 
diperngaruhi oleh kecepatan
penyemprotan/dituang dengan cepat.
Cairan menybar sampai semua serbuk
mendapatkan cairan pembasahnya
40. Pertumbuhan  setelah terbentuk
inti akan terjadi pertumbuhan
41. Low deformability -> jika tidak
menggunakan kekuatan mekanik yang
besar maka akan menempel saja
granulnya, kalau tinggi maka
beraglomerasi

34. Yang bagus tergantung dari bahan


pengikat dan jenis dan jumlah bahan
pengikat. Pendular  ikatan lemah
35. Pembentukan jembatan padat :
Partial melting  karena adanya
tekanan pada saat dilakukan kompresi,
(biasanya pada granulasi kering) ;
pengikat yang mengeras misalnya pvp 42. Sticking  rawan untuk kembali
dan cmc starch; dari proses kristalisasi menjadi ke serbuk lagi
dari bahan. Hardening binder  43. Fluid bed  flow agitation 
granulasi basah. menggunakan aliran udara untuk
Cristallization  kristal mengikat dicampurkan  kemungkinan smeshing
partikel kecil
36. Gaya tarik antar partikel padat  44. Konsolidasi  menentukan
gaya elektrostatik (tidak berpengaruh porositas, faktor yang berpengaruh
terhadap kekuatan granul) dan viskositas pengikat (encer lebih cepat
vanderwall konsolidasi, semakin viscous semakin
37. Penguncian mekanin  ada kecil konsolidasi), ukuran tetesan dan
permukaan tidak rata pad amsing-masing kecepatan penyemprotan, intentitas
partikel menyebabkan penguncian. pengadukanm waktu / lamnya proses
45. Atrisi  granul pecah menjadi 54. Semakin kecil droplet  granul
fragmen2,  faktor berpengaruh semakin kecil  mengatur atomisasi
kekuatan granul (pengaruh pengikat), 55. Alatnya ada 4 : High-shear
shear forces alat (pake yang low atau Granulator, Low-shear Granulator, Fluid
high) bed, spray dryer.

46. Spray dryer  dua duanya


dilarutkan dalam bentuk suspense ; kalo
FBG itu cairannya diluar partikelmnya
didalem
47. High-shear granulator  ada wadah
penampung, pengaduk (mencampur
serbuk), auxiliary chopper (memecah
masa granul)
48. Keuntungan high-shear : waktu
singkat, granul lebih padat, lebih tidak
rapuh karena bidang perlekatan lebih
besar
49. Factor-faktor yg memengaruhi
proses granulasi : sifat fisik obat, jumlah
bahan, jenis dan jumlah eksipien. Factor
proses  jumlah kapasitas, kecepatan
penambahan larutan
50. Penentuan titik akhir : cara
langsung : dikepal. Cara tidak langsung
 konsumsi power (sberap banyak powe
yang dibutuhkan untuk mengaduk)
51. Low-shear granulation  digunakan
untuk bahan yang rapuh  pelan-pelan
52. Fluid-bed granulation (FBG) 
pengaduknya adalah udara 
disemprotkan
53. Spray dryer  semua bahan aktif
bentuk larutan lalu disemburkan pada
chamber yang panas

Anda mungkin juga menyukai