Tentang :
“Analisis Kandungan Flavonoid Dalam Ekstrak Daun Teh”
Dosen Pengampu :
Apt. Laras Trisaputri, M. Sc.
Disusun oleh :
Kelompok 2
STIKES WDH
Tahun Ajaran 2021/2022
Program Studi S-1 Farmasi Klinik dan Komunitas
Jl. Pajajaran No.1, Pamulang Bar., Kec. Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
pg. 1
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Prinsip dari percobaan ini adalah analisa kualitatif Identifikasi Senyawa Flavonoid
dalam Ekstrak Daun Teh dengan menggunakan alat instrumen spektrofotometri visible
untuk menentukan pengukuran kadar flavonoid total dari penetapan panjang gelombang
serapan maksimum dengan pereaksi AlCl3 juga dengan bantuan larutan baku rutin dan
pelarut etanol
Pertumbuhan daun dimulai dari poros utama, ranting dan daun baru tumbuh dari
tunas pada ketiak daun tua. Daun selalu berwarna hijau, berbentuk lonjong, ujungnya
runcing, dan tepinya bergerigi.daun tua bertekstur seperti kulit, permukaan atasnya
mengkilat dan berwarna hijau kelam (Namita, 2012).
pg. 2
Daun teh mengandung zat-zat yang larut dalam air, seperti katekin, kafein, asam
amino, dan berbagai gula. Setiap 100 gram daun teh mem-punyai kalori 17 kj dan
mengandung 75-80% air, 16-30% katekin, 20% protein, 4% karbohidrat, 2,5-4,5%
kafein, 27% serat, dan 6% pectin. Disamping itu daun teh memiliki banyak mafaat dari
senyawa bioaktif, zat biokatif tersebut disebut flavonoid (Widyaningrum, 2013).
Flavonoid merupakan salah satu senyawa antioksidan golongan fenolik alam yang
terbesar dan terdapat dalam hampir semua tumbuhan, sehingga dapat dipastikan terdapat
flavonoid pada setiap telaah ekstrak tumbuhan. Flavonoid merupakan salah satu
golongan senyawa yang terbukti dapat digunakan sebagai antioksidan, antikanker, dan
anti depresan (Azizah et al,2014).
Uji parameter spesifik kadar total golongan kandungan kimia bertujuan untuk
memberikan informasi kadar kandungan golongan kimia sebagai parameter mutu ekstrak
dalam kaitannya dengan efek farmakologis (Depkes RI,2000).
Ekstrak merupakan sediaan kental yang berasal dari hasil ekstraksi senyawa aktif
dari simplisia nabati ataupun hewani dengan menggunakan pelarut yang sesuai.
Kemudian semua atau hampir seluruh pelarut diuapkan dan massa yang tersisa
diperlakukan sedemikian rupa hingga didapatkan hasil baku yang telah ditentukan
(Depkes RI,1995).
pg. 3
IV. KEGIATAN PRAKTIKUM
Alat :
Bahan :
pg. 4
VI. PROSEDUR KERJA
1. Pembuatan Larutan Pereaksi AlCl3 1%
Dari larutan baku rutin dengan konsentrasi 0,1 % dibuat menjadi sari larutan
standard dengan konsentrasi 0,001%; 0,0015%; 0,002%; 0,0025%; 0,003%; 0,0035%
Dilakukan percobaan seperti pada poin (4) dan dibaca serapannya pada
panjang gelombang antara 200 – 500 nm. Dibuat kurva hubungan serapan dan panjang
gelombang.
Dari setiap seri kadar larutan baku dilakukan percobaan seperti pada poin (4)
dan dibaca pada waktu serapan tetap dan panjang gelombang serapan maksimum
dengan blangko etanol, kemudian dibuat kurva baku hubungan serapan dengan
konsentrasi rutin.
pg. 5
VII. DATA PENGAMATAN
VIDEO 1
(Praktikum Penetapan Kandungan Flavonoid Total pada Simplisia Daun Kelor)
pg. 6
1 PEMBUATAN KURVA BAKU
KURSETIN
RUMUS :
pg. 7
1 PEMBACAAN SPEKTROMETRI
pg. 8
1 REAKSIKAN KELOR 10% DAN
KELOR 1000 PPM (0.1%) DENGAN
AlCl3 10% 200ul DAN ASAM
ASETAT 5% 1600ul
LAKUKAN CARA YANG SAMA
SEPERTI KUERSETIN
1 PEMBACAAN SPEKTROMETRI
pg. 9
VIDEO 2
(Penetapan Kadar Flavonoid)
1 PENAMBAHAN REAGEN
pg. 10
3 Kemudian ganti wadah kuvet dengan
baku standar yang akan di uji lalu
Masukan sampel kedalam spektrometri
1 PENENTUAN ABSORBANSI
SAMPEL YANG SUDAH DI
INKUBASI
VIII. PEMBAHASAN
Pada praktikum pertemuan ke-8 ini dilakukan sebuah pengujian yang berjudul
Analisis Kandungan Flavonoid Dalam Ekstrak Daun Teh mengunnakan parameter
instrument spekrometer Visible untuk membutikan adanya senyawa flavonoid dan juga
mencari kadar flavonoid total yang terdapat dalam simplsia serbuk ekstrak daun teh.
Sampel yang digunakan adalah daun teh. Teh (Camellia sinensis) yang masuk
dalam famili Theaceae diyakini mempunyai manfaat kesehatan, yakni memiliki khasiat
sebagai antiinflamasi, anti oksidasi, anti alergi, dan anti obesitas. Beberapa penelitian
melaporkan bahwa senyawa aktif yang terdapat pada teh juga dapat mencegah berbagai
penyakit, seperti mengurangi kadar kolesterol dan mencegah penyakit jantung berpotensi
sebagai antioksidan, dan dapat menjadi salah satu alternatif dalam menangani penyakit
infeksi bakteri (Martono dan Setiyono, 2014).
Sampel simplisa yang didapat harus dijadikan ekstrak terlebih dahulu sebelum
digunakan karena untuk memudahkan pengujian. Ekstrak sebagai bahan dan produk
kefarmasian berasal dari simplisia yang telah memenuhi standard an persyaratan yang
berlaku untuk dijadikan obat herbal terstandar atau fitofarmaka. Parameter mutu ekstrak
yang penting adalah kandungan senyawa aktifnya. Selain itu ada pula parameter spesifik
dan non spesifik yang digunakan dalam standardisasi mutu (Niazi et al,2010)
pg. 11
Sampel teh yang diuji harus mengandung flavonoid. Flavonoid merupakan
senyawa metabolit sekunder yang terbentuk melalui jalur sikimat. Senyawa ini
diproduksi dari unit sinnamoil-CoA dengan perpanjangan rantai menggunakan 3 malonil-
CoA. Enzim khalkon synthase mengabungkan senyawa ini menjadi khalkon. Khalkon
adalah prekursor turunan flavonoid pada banyak tanaman (Dewick, 2002).
Penetapan kadar flavonoid total ekstrak etanol daun teh menggunakan metode
kolorimetri AlCl3 menggunakan Spektrofotometri UV-Vis. Penggunaan spektrofotometri
bertujuan untuk melakukan analisis lengkap terhadap senyawa flavonoid dengan jumlah
flavonoid yang sangat sedikit.
Uji parameter spesifik kadar total golongan kandungan kimia bertujuan untuk
memberikan informasi kadar kandungan golongan kimia sebagai parameter mutu ekstrak
dalam kaitannya dengan efek farmakologis (DepKes RI, 2000).
Spektofotometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur energi secara relatif
jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi dari
panjang gelombang. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang
gelombang tertentu, dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang
ditransmisikan atau yang diabsorpsi (Neldawati dan Gusnedi, 2013).
pg. 12
Spektofotometer UV-Vis dapat digunakan untuk analisis kuantitatif dalam
penentuan jumlah flavonoid yang terdapat dalam ekstrak metanol (Carbonaro, 2005).
Spektofotometer Uv-Vis menyelidiki interaksi radiasi sinar cahaya dengan materi pada
sinar ultraviolet dengan panjang gelombang 200-400 nm dan sinar tampak dengan
panjang gelombang 400-800 nm (Adeeyinwo,2013).
Dan juga Senyawa yang digunakan sebagai standar pada penetapan kadar
flavonoid ini adalah kuersetin, karena kuersetin merupakan komponen terbesar dalam
tanaman. Kuersetin merupakan golongan flavonol yang mempunyai gugus keton pada
atom C-4 dan gugus hidroksi pada atom C-3 dan C-5 yang bertetangga dari flavon dan
flavonol (Yulistian, dkk, 2015).
IX. KESIMPULAN
pg. 13
X. DAFTAR PUSTAKA
Adeeyinwo, C.E., Okorie, N.N., dan Idowu, G.O. (2013). Basic Calibration of
UV/Visible Spectrophotometer. International Journal of Science and Technology.
2(3): 247-251.
Azizah, Dyah Nur, dkk. 2014. Penetapan Kadar Flavonoid Metode AlCl 3 pada Ekstrak
Metanol Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao L.). Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi,
2 (2), 45-49 ISSN 2354-6565.
Cahyanta, Agung Nur. 2016. Penetapan Kadar Flavonoid Total Ekstrak Daun Pare
Metode Kompleks Kolori dengan Pengukuran Absorbansi secara
Spektrofotometri. Jurnal Ilmiah Farmasi. Vol. 5 (1) : 58-61.
DepKes RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta : DepKes
RI.
Hamka. 2013. Analisis Nilai Absorbansi dalam Penentuan Kadar Flavonoid untuk
Berbagai Jenis Daun Tanaman Obat. Pillar of Physic. Vol 2 : 72-83.
Matono B. dan R. T. Setiyono. 2014. Skrining Fitokimia Enam Genotipe Teh. J.TIDP .
Vol. 1(2), 63-68.
Namita, P. et al. 2012, Camellia sinensis (Green Tea): A Review, Global Journal of
Pharmacology, IDOSI Publications vol.6, no.2, p.52
Neldawati, Ratnawulan dan Gusnedi. 2013. Analisis Nilai Absorbansi dalam Penentuan
kadar Flavonoid untuk Berbagai Jenis Daun Tanaman Obat. Pilar of Physics.
Vol.2 : 76 - 83.
pg. 14
Niazi, Priyanka, et al. 2010. Pharmacotheurapeutic of Curcuma Longa-A Potent Patient.
International Journal of Pharma Professionals Research. Vol 1.No 2 : 24-30.
Yulistian., Dhoni, P., Edi, P. U., Siti, M. U., Eriyanto, Y. 2015. Studi Pengaruh Jenis
Pelarut Terhadap Hasil Isolasi dan Kadar Senyawa Fenolik Dalam Biji Kacang
Tunggak (Vigna unguiculata [L] Walp) Sebagai Antioksidan. Universitas
Brawijaya. Malang.
pg. 15