Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM VIII

ANALISIS FARMASI INSTRUMENTAL

Tentang :
“Analisis Kandungan Flavonoid Dalam Ekstrak Daun Teh”

Dosen Pengampu :
Apt. Laras Trisaputri, M. Sc.

Disusun oleh :
Kelompok 2

Nama : Erwin Aji Saputra


NIM : 201030700183
Kelas : 04FKKP004 (4D)

STIKES WDH
Tahun Ajaran 2021/2022
Program Studi S-1 Farmasi Klinik dan Komunitas
Jl. Pajajaran No.1, Pamulang Bar., Kec. Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417

pg. 1
I. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Mahasiswa dapat mampu mengidentifikasi golongan senyawa flavonoid dalam


ekstrak simplisia daun teh
2. Mahasiswa dapat mampu mengoperasikan alat instrumen spektrofotometri visible
untuk flavonoid sampel ekstrak daun teh
3. Mahasiswa dapat mampu menentukan kadar flavonoid ekstrak daun the dengan
metode spektrometri

II. PRINSIP PRAKTIKUM

Prinsip dari percobaan ini adalah analisa kualitatif Identifikasi Senyawa Flavonoid
dalam Ekstrak Daun Teh dengan menggunakan alat instrumen spektrofotometri visible
untuk menentukan pengukuran kadar flavonoid total dari penetapan panjang gelombang
serapan maksimum dengan pereaksi AlCl3 juga dengan bantuan larutan baku rutin dan
pelarut etanol

III. TEORI DASAR


Tanaman teh, Camellia sinensis, termasuk jenis tanaman perdu yang tumbuh subur
di daerah beriklim tropis dan subtropis. Tanaman ini dapat tumbuh mencapai 914 cm,
namun umumnya dipangkas menjadi 60 cm sampai 150 cm untuk pembudidayaan. Daun
teh muda berwarna hijau muda dan mempunyai rambut-rambut pendek putih di bagian
bawah daun, sedangkan daun tua berwarna hijau tua. Daun teh berbentuk oval dengan
tepi bergerigi tajam dan berukuran panjang 4-15 cm, lebar 2-5 cm. Bunga teh berwarna
putih kekuningan, berbau harum, berdiameter 2,5–4 cm dan umumnya dapat terlihat
berkelompok sekitar 7- 8 petal atau tunggal (Namita, 2012).

Pertumbuhan daun dimulai dari poros utama, ranting dan daun baru tumbuh dari
tunas pada ketiak daun tua. Daun selalu berwarna hijau, berbentuk lonjong, ujungnya
runcing, dan tepinya bergerigi.daun tua bertekstur seperti kulit, permukaan atasnya
mengkilat dan berwarna hijau kelam (Namita, 2012).

pg. 2
Daun teh mengandung zat-zat yang larut dalam air, seperti katekin, kafein, asam
amino, dan berbagai gula. Setiap 100 gram daun teh mem-punyai kalori 17 kj dan
mengandung 75-80% air, 16-30% katekin, 20% protein, 4% karbohidrat, 2,5-4,5%
kafein, 27% serat, dan 6% pectin. Disamping itu daun teh memiliki banyak mafaat dari
senyawa bioaktif, zat biokatif tersebut disebut flavonoid (Widyaningrum, 2013).

Flavonoid merupakan salah satu senyawa antioksidan golongan fenolik alam yang
terbesar dan terdapat dalam hampir semua tumbuhan, sehingga dapat dipastikan terdapat
flavonoid pada setiap telaah ekstrak tumbuhan. Flavonoid merupakan salah satu
golongan senyawa yang terbukti dapat digunakan sebagai antioksidan, antikanker, dan
anti depresan (Azizah et al,2014).

Sejumlah tanaman obat yang mengandung flavonoid telah dilaporkan memiliki


aktivitas antioksidan, antibakteri, antivirus, antradang, antialergi dan antikanker. Efek
antioksidan senyawa ini disebabkan oleh penangkapan radikal bebas melalui donor atom
hidrogen dari gugus hidroksil flavonoid. Flavonoid menjadi perhatian karena peranannya
bersifat obat dalam pencegahan kanker dan penyakit kardiovaskular (Hamka, 2013).

Uji parameter spesifik kadar total golongan kandungan kimia bertujuan untuk
memberikan informasi kadar kandungan golongan kimia sebagai parameter mutu ekstrak
dalam kaitannya dengan efek farmakologis (Depkes RI,2000).

Ekstrak merupakan sediaan kental yang berasal dari hasil ekstraksi senyawa aktif
dari simplisia nabati ataupun hewani dengan menggunakan pelarut yang sesuai.
Kemudian semua atau hampir seluruh pelarut diuapkan dan massa yang tersisa
diperlakukan sedemikian rupa hingga didapatkan hasil baku yang telah ditentukan
(Depkes RI,1995).

Dalam farmakope,metode spektrofotometri Uv-Vis digunakan untuk menetapkan


kadar senyawa obat dalam jumlah yang cukup banyak. Spektroskopi serapan ultraviolet
dan serapan sinar tampak merupakan cara tunggal yang paling berguna untuk analisis
flavonoid dan fenolik (Markham,1988).

pg. 3
IV. KEGIATAN PRAKTIKUM

 Hari/Tanggal : Jumat, 13 Mei 2022


 Waktu : 10.40 – 12.20 WIB
 Tempat pelaksanaan : Lab. Analisis Farmasi, Jurusan Farmasi Stikes WDH
 Pengumpulan : 16-05-2022, Jam 15.00 WIB di E-MAIL

V. ALAT DAN BAHAN

Alat :

 TImbangan Analitik  Spatel atau Spatula


 Labu takar  Vortex meter
 Gelas kimia  Tabung reaksi
 Gelas Ukur  Rak tabung reaksi
 Pipet tetes dan pipet volume  Batang Pengaduk
 Spektrometri Visible  Corong kaca

Bahan :

 Sampel ekstrak daun teh  Asam asetat 5%


 Etanol 96%  Na Asetat 1M
 Aquadest  Kertas Saring
 AlCl3  APD
 Baku rutin  ATK
 Metanol
 Alkohol Pro Analisis
 Kuersetin
 Kertas perkamen
 Alumunium Foil

pg. 4
VI. PROSEDUR KERJA
1. Pembuatan Larutan Pereaksi AlCl3 1%

Sebanyak 100,0 mg serbuk AlCl3dilarutkan dalam 10,0 ml metanol

2. Pembuatan Larutan Standar Kurva Baku 1,0 mg/ml (0,1%)

50,0 mg rutin dilarutkan dalam 50,0 ml etanol p.a. (pro analisis)

3. Pembuatan Seri Kadar Larutan Baku

Dari larutan baku rutin dengan konsentrasi 0,1 % dibuat menjadi sari larutan
standard dengan konsentrasi 0,001%; 0,0015%; 0,002%; 0,0025%; 0,003%; 0,0035%

4. Penetapan Operating Time

Larutan 0,001% dipipet dan dimasukkan ke dalam kuvet, lalu ditambahkan


pereaksi AlCl3sebanyak 3 tetes, kemudian dibaca serapannya pada panjang
gelombang maksimum yang tertera dalam literature yaitu 433 nm, dilakukan selama
60 menit dengan blangko etanol. Dibuat kurva hubungan antara serapan dan waktu.

5. Penetapan Panjang Gelombang Serapan Maksimum

Dilakukan percobaan seperti pada poin (4) dan dibaca serapannya pada
panjang gelombang antara 200 – 500 nm. Dibuat kurva hubungan serapan dan panjang
gelombang.

6. Pembuatan Kurva Baku

Dari setiap seri kadar larutan baku dilakukan percobaan seperti pada poin (4)
dan dibaca pada waktu serapan tetap dan panjang gelombang serapan maksimum
dengan blangko etanol, kemudian dibuat kurva baku hubungan serapan dengan
konsentrasi rutin.

7. Penetapan Kadar Flavonoid Dalam Ekstrak Daun Teh

Sampel sebanyak 0,150 g dilarutkan dalam 10,0 ml etanol. Diambil 1,0 ml


diencerkan sampai 100 kali. Diambil lagi 1,0 ml kemudian ditambah dengan pereaksi
AlCl3 1% sebanyak tiga tetes. Dibaca pada waktu serapan dan panjang gelombang
serapan maksimum. Serapan yang diperoleh dimasukkan dalam persamaan

pg. 5
VII. DATA PENGAMATAN

VIDEO 1
(Praktikum Penetapan Kandungan Flavonoid Total pada Simplisia Daun Kelor)

NO Kegiatan Praktik Gambar


1 PEMBUATAN LARUTAN INDUK
KURSETIN 1.000 PPM

Pertama siapkan alat dan bahan


Lalu ditimbang 0,025 gr Kursetin

2 Kedua, massukan kuersetin 0,025 gr ke


dalam labu takar yang kemudian
dilarutan dengan 25ml Etanol Pro
Analisis menggunakan Vortex Meter
untuk melarutkannya

1 PEMBUATAN LARUTAN AlCl3 10%


DAN
PEMBUATAN ASAM ASETAT
(CH3COOH) 5%

Pertama ditimbang AlCl3 sebanyak


1,005 gram

2 Kedua, masukkan Sampel AlCl3 ke


dalam gelas kimia lalu dilarutkan dengan
aquadest 10 ml

3 Ketiga, jika sudah dilarutkan kemudian


dimasukkan ke dalam labu takar

pg. 6
1 PEMBUATAN KURVA BAKU
KURSETIN

RUMUS :

2 Pertama, dilakukan pengenceran


bertingkat larutan induk 1000 ppm dari
140 hingga 120, kemudian diencerkan
lagi dari 120 hingga 100, hingga
seterusnya

3 Kedua, masing-masing sampel larutan


tersebut diambil senbanyak 200ul,
kemudian direaksikan dengan AlCl3
10% 200ul dan asam asetat 5% 1.600ul

1 PEMBUATAN LARUTAN BLANKO

Yaitu pencampuran bahan dalam gelas


ukur :
Etanol 200ul
AlCl3 10% 200ul
Asam Asetat 5% 1.600ul

1 PENDULUAN SAMPEL SEBELUM


SPEKTROMETRI

Lakukan inkubasi selama 20 menit di


tempat yang terlindung dari cahaya
Selanjutnya lakukan scanning pada
panjang gelombang maksimum 415nm.

pg. 7
1 PEMBACAAN SPEKTROMETRI

Pertama masukkan larutan blanko dalam


kuvet lalu masukkan kedalam
spektrometri

2 Kemudian masukkan sampel kuersetin


80 ppm kedalam kuvet dan dimasukkan
kedalam alat isntrumen spektrometri, hal
ini ditujukan untuk scanning absorbansi
sampel kuersetin pada konsentrasi 80
ppm

3 Catat Hasil didapat dan dihitung kurva


kalibrasi kuersetin

(kemudian diulangi percobaan tersebut


dengan konstrasi ppm yang berbeda)

1 PENENTUAN FLAVONOID TOTAL


PEMBUATAN LARUTAN SERBUK
DAUN KELOR 10%

Pertama ditimbang 1 gram serbuk


simplisa yang kemudian dimasukkan
dalam gelas kimia yang selanjutnya
dilarutkan degan etanol 10 ml
2 Kedua, dilakukan filtrasi sampel
menggunakan kertas saring yang
kemudian ekstrak sari atau filtrat sampel
diambil untuk dilakukan pengujian

3 Ketiga, filtrat sampel diambil kemudian


dilakukan pengenceran larutan serbuk
daun kelor menjadi 1.000 ppm

pg. 8
1 REAKSIKAN KELOR 10% DAN
KELOR 1000 PPM (0.1%) DENGAN
AlCl3 10% 200ul DAN ASAM
ASETAT 5% 1600ul
LAKUKAN CARA YANG SAMA
SEPERTI KUERSETIN

1 PENDULUAN SAMPEL SEBELUM


SPEKTROMETRI

Lakukan inkubasi selama 20 menit di


tempat yang terlindung dari cahaya
Selanjutnya lakukan scanning pada
panjang gelombang maksimum 415nm.

1 PEMBACAAN SPEKTROMETRI

Pertama masukkan larutan blanko dalam


kuvet lalu masukkan kedalam
spektrometri, Kemudian sampel daun
kelor 10% dimasukkan dalam
spektrometri dan dibaca absorbansinya
ATAU LAKUKAN CARA YANG
SAMA SEPERTI YANG DIATAS
PADA KUERSETIN
2 Hasil larutan daun kelor 10% (100.000
PPM)
Nilai absorbansinya sangat kecil maka
dilakukan pengenceran dengan
konsentrasi 1%

3 Hasil larutan daun kelo 1% (10.000


PPM)

4 Terakhir, Lakukan perhitungan


Flavonoid total

pg. 9
VIDEO 2
(Penetapan Kadar Flavonoid)

NO Kegiatan Praktik Gambar


1 PEMBUATAN LARUTAN UJI DAN
DERET BAKU KONSENTRASI

Dari ekstrak daun serbuk simplisia


1000 ppm dengan cara menimbang 50
mr ekstrak kemudian dilarutkan dalam
labu takar 50 ml yang hasilnya pada
gambar pertama

Kemudian dibuat pengenceran larutan


baku sebanyak 5 deret (30 ppm, 40
ppm, 50 ppm, 60 ppm, 70 ppm) seperti
pada gambar kedua

1 PENAMBAHAN REAGEN

Ambil 0,5ml sampel 1000 ppm


kemudian dimasukkan ke dalam labu
takar 10 ml setelah itu ditambahkan 1,5
ml methanol, 0,1 ml AlCl3 10%, 0,1 ml
Na Asetat 1M dan 2,8 ml Aquadest
2 Kemudian di inkubasi selama 30 menit
dan terjadi perubahan warna seperti
gambar disamping yang kemudian akan
di ukur di spektrometri

1 PENETAPAN KADAR FLAVONOID


TOTAL DENGAN
SPEKTROFOTOMETER UNTUK
PENGUKURAN PANJANG
GELOMBANG MAX
Yanh diatur dengan 500 nm – 400 nm
dan 0A-0,8A
2 Pertama, analisis larutan methanol
sebagai larutan blanko pada pengujian
ini secara satu satu karena single bean

pg. 10
3 Kemudian ganti wadah kuvet dengan
baku standar yang akan di uji lalu
Masukan sampel kedalam spektrometri

1 PENENTUAN ABSORBANSI
SAMPEL YANG SUDAH DI
INKUBASI

Didapati hasilnya pada gambar


disamping

VIII. PEMBAHASAN
Pada praktikum pertemuan ke-8 ini dilakukan sebuah pengujian yang berjudul
Analisis Kandungan Flavonoid Dalam Ekstrak Daun Teh mengunnakan parameter
instrument spekrometer Visible untuk membutikan adanya senyawa flavonoid dan juga
mencari kadar flavonoid total yang terdapat dalam simplsia serbuk ekstrak daun teh.

Sampel yang digunakan adalah daun teh. Teh (Camellia sinensis) yang masuk
dalam famili Theaceae diyakini mempunyai manfaat kesehatan, yakni memiliki khasiat
sebagai antiinflamasi, anti oksidasi, anti alergi, dan anti obesitas. Beberapa penelitian
melaporkan bahwa senyawa aktif yang terdapat pada teh juga dapat mencegah berbagai
penyakit, seperti mengurangi kadar kolesterol dan mencegah penyakit jantung berpotensi
sebagai antioksidan, dan dapat menjadi salah satu alternatif dalam menangani penyakit
infeksi bakteri (Martono dan Setiyono, 2014).

Sampel simplisa yang didapat harus dijadikan ekstrak terlebih dahulu sebelum
digunakan karena untuk memudahkan pengujian. Ekstrak sebagai bahan dan produk
kefarmasian berasal dari simplisia yang telah memenuhi standard an persyaratan yang
berlaku untuk dijadikan obat herbal terstandar atau fitofarmaka. Parameter mutu ekstrak
yang penting adalah kandungan senyawa aktifnya. Selain itu ada pula parameter spesifik
dan non spesifik yang digunakan dalam standardisasi mutu (Niazi et al,2010)

pg. 11
Sampel teh yang diuji harus mengandung flavonoid. Flavonoid merupakan
senyawa metabolit sekunder yang terbentuk melalui jalur sikimat. Senyawa ini
diproduksi dari unit sinnamoil-CoA dengan perpanjangan rantai menggunakan 3 malonil-
CoA. Enzim khalkon synthase mengabungkan senyawa ini menjadi khalkon. Khalkon
adalah prekursor turunan flavonoid pada banyak tanaman (Dewick, 2002).

Penetapan kadar flavonoid total ekstrak etanol daun teh menggunakan metode
kolorimetri AlCl3 menggunakan Spektrofotometri UV-Vis. Penggunaan spektrofotometri
bertujuan untuk melakukan analisis lengkap terhadap senyawa flavonoid dengan jumlah
flavonoid yang sangat sedikit.

Penentuan flavonoid total dalam ekstrak dilakukan untuk mengetahui prosentase


kandungan flavonoid total dalam ekstrak menggunakan metode kolorimetri aluminium
klorida dengan pengukuran absorbansi secara spektrofotometri (Cahyanta, 2016).

Prinsip dari metode metode kolorimetri AlCl3 adalah pengukuran berdasarkan


pembentukan warna akibat terbentuknya kompleks antara AlCl3 dengan gugus keton
pada atom C-4 dan gugus hidroksi pada atom C-3 dan C-5 yang bertetangga dari flavon
dan flavonol. Sehingga metode ini dapat digunakan untuk menentukan jumlah flavonoid
golongan flavon dan flavonol. (Yulistian, dkk, 2015).

Uji parameter spesifik kadar total golongan kandungan kimia bertujuan untuk
memberikan informasi kadar kandungan golongan kimia sebagai parameter mutu ekstrak
dalam kaitannya dengan efek farmakologis (DepKes RI, 2000).

Dalam farmakope,metode spektrofotometri Uv-Vis digunakan untuk menetapkan


kadar senyawa obat dalam jumlah yang cukup banyak. Spektroskopi serapan ultraviolet
dan serapan sinar tampak merupakan cara tunggal yang paling berguna untuk analisis
flavonoid dan fenolik (Markham,1988).

Spektofotometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur energi secara relatif
jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi dari
panjang gelombang. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang
gelombang tertentu, dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang
ditransmisikan atau yang diabsorpsi (Neldawati dan Gusnedi, 2013).

pg. 12
Spektofotometer UV-Vis dapat digunakan untuk analisis kuantitatif dalam
penentuan jumlah flavonoid yang terdapat dalam ekstrak metanol (Carbonaro, 2005).
Spektofotometer Uv-Vis menyelidiki interaksi radiasi sinar cahaya dengan materi pada
sinar ultraviolet dengan panjang gelombang 200-400 nm dan sinar tampak dengan
panjang gelombang 400-800 nm (Adeeyinwo,2013).

Spektrum flavonoid biasanya ditentukan dalam larutan dengan pelarut methanol


atau etanol. Spektrum khas flavonoid terdiri atas dua maksimal rentang 230-293 nm (pita
II) dan 300-360 nm (pita I) (Neldawati,2013).

Sebagai pembanding dapat digunakan kuersetin yang merupakan flavonoid


golongan flavonol yang mempunyai gugus keto pada C-4 dan memiliki gugus hidroksi
pada atom C-3 atau C-5 yang bertetangga dari flavon dan flavonol (Cahyanta, 2016).

Dan juga Senyawa yang digunakan sebagai standar pada penetapan kadar
flavonoid ini adalah kuersetin, karena kuersetin merupakan komponen terbesar dalam
tanaman. Kuersetin merupakan golongan flavonol yang mempunyai gugus keton pada
atom C-4 dan gugus hidroksi pada atom C-3 dan C-5 yang bertetangga dari flavon dan
flavonol (Yulistian, dkk, 2015).

Setelah dijelaskan beberapa rangkaian definisi dan metode-metode selanjutnya


adalah dilakukan pengujian nilai absorban untuk menetapkan kadar total flavonoid dalam
daun teh dengan cara kerja yang sudah dijelaskan dalam prosedur dan data pengamantan,
namun dikarenakan tidak melakukan pengujian secara nyata, praktikan tidak mampu
untuk menganalisi kadar total flavonoid karena tidak ada hasil dari data pengujian
ekstrak daun teh yang asli yang menyebabkan pengujian ini tidak bisa dihitung.

IX. KESIMPULAN

Dari praktikum yang sudah dilakukan, praktikan dapat mampu mengidentifikasi


adanya senyawa flavonoid dari pengujian ekstrak daun teh metode klorometri dengan
lanjutan metode spektrometri UV-Vis dan juga mampu mengoperasikan alat instrument
spektrometri UV-Vis, namun belum bisa untuk menentukan kadarnya karena tidak ada
data akurat mengenai absorban dari ekstrak daun teh.

pg. 13
X. DAFTAR PUSTAKA
Adeeyinwo, C.E., Okorie, N.N., dan Idowu, G.O. (2013). Basic Calibration of
UV/Visible Spectrophotometer. International Journal of Science and Technology.
2(3): 247-251.

Azizah, Dyah Nur, dkk. 2014. Penetapan Kadar Flavonoid Metode AlCl 3 pada Ekstrak
Metanol Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao L.). Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi,
2 (2), 45-49 ISSN 2354-6565.

Cahyanta, Agung Nur. 2016. Penetapan Kadar Flavonoid Total Ekstrak Daun Pare
Metode Kompleks Kolori dengan Pengukuran Absorbansi secara
Spektrofotometri. Jurnal Ilmiah Farmasi. Vol. 5 (1) : 58-61.

Depkes RI.1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan


Republik Indonesia.

DepKes RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta : DepKes
RI.

Dewick, P.P. 2002. Medicinal Natural Products, A Biosynthetic Approach.


Nottingham : John Wiley and Sons, Ltd., School of Pharmaceutical Sciences
University of Nottingham.

Hamka. 2013. Analisis Nilai Absorbansi dalam Penentuan Kadar Flavonoid untuk
Berbagai Jenis Daun Tanaman Obat. Pillar of Physic. Vol 2 : 72-83.

Markham, K.R. 1988. Cara Mengidentifikasi Flavonoid. Bandung : ITB.

Matono B. dan R. T. Setiyono. 2014. Skrining Fitokimia Enam Genotipe Teh. J.TIDP .
Vol. 1(2), 63-68.

Namita, P. et al. 2012, Camellia sinensis (Green Tea): A Review, Global Journal of
Pharmacology, IDOSI Publications vol.6, no.2, p.52

Neldawati, Ratnawulan dan Gusnedi. 2013. Analisis Nilai Absorbansi dalam Penentuan
kadar Flavonoid untuk Berbagai Jenis Daun Tanaman Obat. Pilar of Physics.
Vol.2 : 76 - 83.

pg. 14
Niazi, Priyanka, et al. 2010. Pharmacotheurapeutic of Curcuma Longa-A Potent Patient.
International Journal of Pharma Professionals Research. Vol 1.No 2 : 24-30.

Widyaningrum, Nanik, 2013, Epigallocatechin-3-Gallate (EGCG) pada Daun Teh Hijau


Sebagai Anti Jerawat, Majalah Farmasi dan Farmakologi, Vol. 17, No.3 –
November 2013, hlm. 95 – 98 (ISSN : 1410-7031).

Yulistian., Dhoni, P., Edi, P. U., Siti, M. U., Eriyanto, Y. 2015. Studi Pengaruh Jenis
Pelarut Terhadap Hasil Isolasi dan Kadar Senyawa Fenolik Dalam Biji Kacang
Tunggak (Vigna unguiculata [L] Walp) Sebagai Antioksidan. Universitas
Brawijaya. Malang.

pg. 15

Anda mungkin juga menyukai