ABSTRACT
This study aims to determine the levels of phenolic compounds from the seeds of papaya (Carica
Papaya Linn). Before performing the determination of phenolic compounds, the researchers first
prepare a sample. Samples papaya seeds are washed, dried, using an oven. In the oven with a
temperature of 550C for 3 days. Weigh as much as 20 grams and in sokhletasi using ethanol 70% and
obtained reflux at 25 with a different time. Furthermore, the results of papaya seed extract were
analyzed using Uv-Vis spectrophotometer with a wavelength of 680 nm and a standard tannic acid.
From the results get to as much as 0.33% of phenolic compounds with lots of extract in a sample of
66.5208 mg.
553
Jurnal normalita Vol.9, Nomor 3 September 2021, hlm. 553-561 ISSN: 2252-5920
kontrasepsi pria, bahan baku obat masuk angin Bahan yang digunakan adalah batu
dan sebagai sumber untuk mendapatkan didih, Akuades (H2O), reagen Folin-Ciocalteu,
minyak dengan kandungan asam-asam lemak Natrium karbonat (Na2CO3), asam tanat, dan
tertentu. Apabila dikaitkan dengan senyawa etanol (CH3OH) 70%.
aktif dari tanaman ini ternyata banyak di Sampel penelitian ini adalah Biji Pepaya.
antaranya mengandung alkaloid, steroid, tanin Lokasi pengambilan sampel adalah di pasar
dan minyak atsiri. Dalam biji pepaya Sentral Gorontalo; Kota Selatan; Provinsi
mengandung senyawa-senyawa steroid. Gorontalo. Sampel dilakukan di Laboratorium
Kandungan biji dalam buah pepaya kira-kira Kimia Universitas Negeri Gorontalo (UNG).
14,3 % dari keseluruhan buah pepaya Prosedur Penelitian
(Dalimarta dan Hembing,1994). Preparasi sampel
Dari latar belakang tersebut, Pada tahap pertama yang merupakan
keterkaitannya dalam masyarakat bahwa biji tahap persiapan bahan baku, biji pepaya yang
pepaya dapat di gunakan sebagai obat-obatan, diambil dari buahnya dicuci terlebih dahulu
karena dalam tubuh manusia masih terdapat menggunakan air dan di oven pada suhu 55°C
penyakit-penyakit yang sehingga selama 3 hari. Biji pepaya yang dikeringkan,
menimbulkan radikal bebas. Untuk kemudian dihancurkan menjadi serbuk.
mencegahnya kita dapat mengonsumsi Ekstraksi
makanan yang mengandung antioksidan. Tahap kedua adalah proses ekstraksi
Sedangkan dalam pendidikan kita dapat serbuk biji pepaya dengan pelarut etanol 70%
menjelaskan bahwa penelitian ini berkaitan menggunakan metode sokhletasi. Cara
dengan materi-materi yang ada dalam ekstraksi dalam penelitian ini yaitu biji pepaya
pelajaran kimia, tidak hanya materinya saja yang sudah menjadi serbuk di sokhlet
tapi kita dapat menjelaskan alat-alat yang kita menggunakan pelarut etanol 70 % dengan
pakai dalam penelitian ini. menimbang sebanyak 20 gram serbuk biji
pepaya dan 300 mL etanol. Di lakukan
METODE PENELITIAN
sokhletasi dengan suhu dari 80°C sampai
Alat dan Bahan
terjadinya sirkulasi. Untuk cara kerja sokletasi
Alat yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu pertama-tama yang harus dilakukan
meliputi rangkaian alat sokhletasi, neraca
adalah menimbang sebanyak 20 gram serbuk
analitik, oven vakum, kertas saring, pipet tetes,
biji pepaya untuk rasio solid/likuid. Serbuk
kaca arloji, cawan petri, cawan porselen, gelas
sampel dibungkus dengan kertas saring atau
kimia, botol reagen, tabung reaksi, spatula,
tempat tertentu. Kemudian dimasukkan ke
termometer, gelas ukur, dan spektrofotometer
dalam alat sokhlet. Pelarut etanol ditambahkan
UV-Vis.
sebanyak 300 mL untuk rasio solid/likuid.
Pada proses ini uap pelarut akan naik dan larutan Na2CO3, kemudian dibiarkan selama
bersentuhan dengan kondensor. Di mana uap 30 menit pada suhu ruang. Diukur pada
akan terkondensasi dan menetes di atas sampel panjang gelombang 680 nm menggunakan
HO
O
OH
HO
O
O
HO OH
O OH
O O
HO O
O OH OH
HO
OH O
OH
Gambar 1. Struktur Asam Tanat
Hasil pengukuran konsentrasi fenol pada ( Berat hasil )
Randemen % = x 100 %
ekstrak cair biji pepaya disajikan pada Tabel 1. ( Berat awal )
0,0665208
Berdasarkan perhitungan di peroleh total kadar = x 100 %
20
senyawa fenol yang terdapat pada biji pepaya = 0,00332604 x 100 %
sebanyak 0,33 %. Perhitungan randemen = 0,332604 %
Senyawa Fenol O
Kuinon
Gambar 2. Reaksi Folin-Ciocalteau dengan Senyawa Polifenol
Prinsip metode Folin-Ciocalteu adalah pertumbuhan mikroba organisme (kuman)
oksidasi gugus fenolik hidroksil. Pereaksi ini pada permukaan luar tubuh dan membantu
mengoksidasi fenolat (garam alkali), mencegah infeksi. Sebagai antiseptik, fenol
mereduksi asam heteropoli menjadi suatu bekerja dengan cara mendenaturasi dan
kompleks molibdenum-tungsten (Mo-W). mengkoagulasi protein sel bakteri. Turunan
Fenolat hanya terdapat pada larutan basa, fenol berinteraksi dengan sel bakteri melalui
tetapi pereaksi Folin-Ciocalteu dan produknya proses absorbsi yang melibatkan ikatan
tidak stabil pada kondisi basa. Selama reaksi hidrogen. Pada kadar rendah terbentuk
berlangsung, gugus fenolik-hidroksil bereaksi kompleks protein fenol dengan ikatan yang
dengan pereaksi Folin-Ciocalteu, membentuk lemah dan segera mengalami penguraian,
kompleks fosfotungstat-fosfomolibdat diikuti penetrasi fenol ke dalam sel
berwarna biru dengan struktur yang belum menyebabkan denaturasi protein. Pada kadar
diketahui dan dapat dideteksi dengan tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein
spektrofotometer. Warna biru yang terbentuk dan membran sel mengalami lisis (Siswandono
akan semakin pekat setara dengan konsentrasi dan Soekardjo, 2000).
ion fenolat yang terbentuk, artinya semakin Kegunaan kedua senyawa fenolik yaitu
besar konsentrasi senyawa fenolik maka sebagai antioksidan. Antioksidan merupakan
semakin banyak ion fenolat yang akan senyawa pemberi elektron (donor elektron)
mereduksi asam heteropoli sehingga warna atau reduktan. Senyawa ini mampu
biru yang dihasilkan semakin pekat (Singleton mengaktivasi berkembangnya reaksi oksidasi,
dan Rossi, 1965). dengan cara mencegah terbentuknya radikal.
Beberapa kegunaan senyawa fenolik Antioksidan juga merupakan senyawa yang
pada biji pepaya yaitu sebagai antiseptik. dapat menghambat reaksi oksidasi, dengan
Antiseptik adalah agen kimia yang mencegah, mengikat radikal bebas dan molekul yang
memperlambat atau menghentikan sangat reaktif. Akibatnya kerusakan sel akan
Sakina H. Rauf 558
Jurnal normalita Vol.9, Nomor 3 September 2021, hlm. 553-561 ISSN: 2252-5920
dihambat oleh adanya antioksidan (Winarsi, menggunakan reagen Folin-Ciocalteau yang
2007). menghasilkan warna biru dan diidentifikasi
Senyawa antioksidan pada tumbuhan dengan spektrofotometri UV-Vis
umumnya senyawa fenolik atau polifenol menggunakan standar asam tanat dan
dapat berupa flavonoid, turunan asam sinamat, didapatkan hasil dari kadar senyawa
kumarin, dan asam-asam organik fenolik/polifenol sebanyak 0,33% dengan
polifungsional. Senyawa antioksidan alami banyak ekstrak dalam sampel 66,5208 mg.
polifenolik ini adalah multifungsional dan
DAFTAR PUSTAKA
dapat bereaksi sebagai pereduksi, dan pangkap
Ajizah, A. 2004. Sensitivitas Salmonella
radikal bebas. Radikal bebas adalah suatu Typhirium Terhadap Ekstrak Daun
senyawa atau molekul bermuatan yang Psidium Guajava L Bioscientiae. 31-38.
mengandung satu atau lebih elektron tidak Alfian, R. dan Hari Susanti. 2012. Penetapan
Kadar Fenolik Total Ekstrak Metanol
berpasangan pada orbital luarnya. Adanya Kelopak Bunga Rosella Merah (Hibiscus
elektron yang tidak berpasangan menyebabkan Sabdariffa Linn) Dengan Variasi
Tempat Tumbuh Secara
senyawa tersebut sangat reaktif mencari Spektrofotometri. Jurnal Ilmiah
pasangan dengan cara menyerang dan Kefarmasian, Vol. 2, No. 1, 2012 : 73 -
80
mengikat elektron molekul yang berada di
sekitarnya (Percival, 1998). Bernays, E.A. dan R,F. Chapman. 1994. Plant
Selection by Phytophagus-Insects.
Kegunaan senyawa fenol sebagai Chapman & Hall One Penn Plaza, New
desinfektan. Desinfektan adalah bahan kimia York
yang digunakan untuk mencegah terjadinya Coppen, P P J.C. 1983. The use of antioxidant,
in Rancidity in Foods. London: Applied
infeksi atau pencemaran jasad renik seperti Science Publishers.
bakteri dan virus, juga membunuh atau
Dalimartha S, dan W. K. Hembing. 1994.
menurunkan jumlah mikroorganisme atau Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia.
penyakit lainnya. Macam-macam desinfektan Jakarta: Pustaka Kartini.
antara lain yaitu garam logam berat, Dalimartha, S. 2009. Atlas Tumbuhan Obat
Jilid 6. Jakarta: PT Pustaka Bunda.
merupakan zat yang sangat ampuh membunuh
Ferdany, Abdillah. 2010. Tanin. Jakarta :
bakteri dan virus dalam dosis kecil. Zat ini juga
Mutiara Sumber
bisa digunakan untuk membunuh bakteri
Fellow, P. 2002. Food Processing Technology.
penyebab bau badan pada manusia. 2nd ed, Woodhead Publishing Limited
London.
SIMPULAN
Fessenden, R dan John, F. 1986. Terjemahan
Dari hasil penelitian yang diperoleh Pudjaatmaka,A., H. 1982. Kimia
dapat disimpulkan bahwa ekstrak dari biji Organik. Edisi Ketiga, Jilid 1. Jakarta.
Erlangga.
pepaya mengandung senyawa fenolik yang
diduga adalah jenis polifenol yang di uji
559 Sakina H. Rauf
Jurnal normalita Vol.9, Nomor 3 September 2021, hlm. 553-561 ISSN: 2252-5920
Hamdani, S. 2011. Metode Ekstraksi. http://ca Muktiani. (2011). Bertanam Varietas Unggul
tatankimia.com/catatan/metodaekstraksi Pepaya California. Yogyakarta:
.html (diakses 20 Maret 2012) Penerbit Pustaka Baru Press. Halaman
20.
Harborne, J.B. (1987). Metode Fitokimia.
Penerjemah: Kosasih Padmawinata dan Percival, Fred and Henry Ellington.1998. A
Iwang Soediro. Edisi II. Bandung: Handbook of Educational Technology
Penerbit ITB. Halaman 152. Erlangga. Jakarta
Istiana, S. 2005. Perbandingan Daya Qadeer, dan Rehan, 1998. Senyawa fenol
Antibakteri Perasan Rimpang Temu besifat toksik dan korosif. Jakarta ; UI
Kunci (Boesenbergia pandurata Roxb.) Press
dengan Bawang Putih (Allium sativum,
L.) terhadap Staphylococcus aureus di Riyadi. 2009. Pemeriksaan Kinerja
Kedokteran Hewan. Universitas Spektrofotmeter UV-Vis. GBC 911A
Airlangga: Surabaya. Menggunakan Pewarna Tartrazine CL
19140. Sigma Epsilon. Bidang Evaluasi
Ivonne C, Tiatira E.S, dan Setiyadi. Aktivitas dan Pengembangan Keselamatan
Antioksidan Dan Antibakteri Alami Instalasi, P2TKN. Batan
Ekstrak Fenolik Dari Biji Pepaya.
Surabaya : Universitas Katolik Widya Satriyasa, B. K. & Pangkahila, W. I. 2010.
Mandala Fraksi heksan dan fraksi metanol ekstrak
biji pepaya muda menghambat
Kartika, B. Guritno A.D, dan Ismoyowati. spermatogonia mencit (Mus musculus)
1997. Pengertian etanol. Jakarta : UI jantan. Jurnal Veteriner. 11 (1): 36-40.
Press
Satriyasa, B.K. 2007. Fraksi heksan ekstrak
Kalie, M.B. (2004). Bertanam Pepaya. Edisi biji pepaya muda dapat menghambat
Revisi. Jakarta: Penebar Swadaya. proses spermatogenesis mencit jantan
Halaman 2-24. lebih besar dari pada fraksi metanol
ekstrak biji pepaya muda. Bagian
Khopkar, S. 1990. Konsep Dasar Kimia fharmakologi ilmu kedokteran
Analitik, Jakarta ; UI Press Universitas Udayana: Denpasar-Bali.
Liyana, 2005. Senyawa fenolik, Bandung : ITB Siemionow, M. 2008. Senyawa Fenolik. http:/
Lizaherbal, D. 2013. Awas! Kondisi /farmsarea.blogspot.com/2008/07/senya
Lingkungan Buruk Pemicu Radikal wafenolik.html
Bebas [cited 2013 4 mei]. Siswandono dan Soekardjo, 2000. Kimia
Medisinal 2. Airlangga University Press
Mahajani. 2012. Isolasi Dan Karakterisasi
Senyawa Flavonoid Dari Daun : Surabaya 99-151
Tumbuhan Sirsak. Skripsi. Universitas Tiasmara, W. 2015. Manfaat ekstrak biji
Negeri Gorontalo. pepaya. Net artikel
Margaretta, S. and Handayani, S. D. 2011. Tondra M. 2011. Prinsip Dasar sokhletasi.
Ekstraksi Senyawa Phenolic Pandanus Padang: Unand
Amaryllifolius ROXB Sebagai
Antioksidan Alami. Widya Teknik. 21- Trilaksani, W. 2003. Antioksidan. Jenis
30. Sumber Mekanisme Kerja dan Peran
Terhadap Kesehatan.
Maslukhah, Y.L, Tridewanti W, dan Novita
Wijayati. 2016. Ekstraksi Cincau Hitam Underwood, A, dan R. Day. 1980. Analisa
Skala Pilot Plant. Malang : FTP Kimia Kuantitatif Edisi Keempat.
Universitas Brawijaya Malang Jakarta. Erlangga