Anda di halaman 1dari 10

PRAKTIKUM

TEKNOLOGI BIOPRODUK BERBASIS TANAMAN

DOSEN PENGAMPU:
Sri Nanan B. Widoyanto, Prof.
Khalilan Lambangsari, S.T., M.Si
Lili Melani, S.T., M.Sc., Ph.D

Nama: Ruth Aurellia Butar Butar


NIM: 11219040
Kelompok: 6
BORANG NILAI MODUL 5

Bagian Nilai Maksimum Nilai yang diperoleh Keterangan

Header 5

Latar Belakang 15

Tujuan 5

Teori Dasar 15

Alat dan Bahan 10

Cara Kerja 15

Data Pengamatan 5

Hasil dan Pembahasan 20

Kesimpulan 5

Daftar Pustaka 5

Total 100
Tanggal Praktikum: 23 Maret 2021 dan 30 Maret 2021
Nama (NIM) Asisten:

MODUL 5
BIOPRODUK UNTUK INDUSTRI PERASA DAN PEWANGI: EKSTRAKSI
DAN ANALISIS EKSTRAK TANAMAN AROMATIK

i. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan hayati terbesar dimana
terdapat 30.000 spesies tanaman tingkat tinggi. Meningkatnya pemahaman tentang
senyawa metabolit sekunder yang bermanfaat bagi manusia menjadi pelopor
kemajuan analisis senyawa bioaktif pada tanaman. Kemajuan teknologi pada bidang
ini meningkatkan industri makanan, pestisida alami, obat-obatan dan lain-lain tertarik
pada molekul bioaktif sumber alam.
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode ekstraksi dan
menganalisis senyawa metabolit sekunder secara kualitatif dari ekstrak rendemen
bahan tanaman. Metode yang digunkana adalah ekstraksi menggunakan soxhlet,
ekstraksi menggunaka konsep distilasi air, dan ekstraksi menggunakan metode
maserasi. Parameter yang digunakan untuk mengindetifikasi kandungann metabolit
sekunder pada tanaman adalah jenis uji warna. Uji warna digunakan untuk
mengetahui adanya golongan senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid,
terpenoid, dan fenol.
Penerapan metode ekstraksi senyawa bioaktif untuk menghasilkan senyawa
metabolit sekunder secara konvensional skala besar banyak digunakan pada bidang
farmasi untuk menghasilkan obat-obatan terutama senyawa isoflavonoid yang
digunakan sebagai antikanker dan obat jantung. Pada industri pangan digunakan
sebagai pewarna, pengawet, dan pemberi aroma. Pada industri kosmetika, senyawa
metabolit sekunder banyak digunakan sebagai kosmetik, sabun, parfum, dan lain-lain
(Wardani, 2015).

ii. Tujuan
1. Menentukan pengaruh metode ektraksi soxhlet, metode maserasi, dan metode
hydro-distillation terhadap efisiensinya menghasilkan ekstrak jahe dan sereh
2. Menentukan kandungan senyawa metabolit sekunder jahe dan sereh melalui uji
flavonoid, uji fenol, uji alkaloid, dan uji terpenoid menggunakan NaOH, FeCl3,
Reagen Dragendorf, dan Reagen Liebermann-Burchard

iii. Teori Dasar


Ekstraksi adalah metode pemisahan yang melibatkan proses pemindahan satu
atau lebih senyawa dari satu fasa ke fasa lain yang didasarkan pada prinsip kelarutan.
Efisiensi proses ekstraksi ini tergantung pada jumlah ekstraksi dilakukan, bukan
volume palarut. Keberhasilan ekstraksi sangat bergantung pada perbedaan kelarutan
senyawa dalam sebuah pelarut tertentu. Ada beberapa jenis ekstraksi bedasarkan
metodenya, yaitu metode soxhlet, metode maserasi, dan metode hydro-distillation.
Metode Soxhlet digunakan pada ekstraksi padat-cair dimana senyawa yang
akan diekstraksi berada dalam fasa padat. Cara ini banyak digunakan dalam isolasi
senyawa organik padat dari bahan alam. Efisiensi ekstraksi dengan menggunakan
metode ini ditentukan oleh besarnya ukuran partikel zat padat yang mengandung
senyawa metabolit sekunder.
Metode Maserasi merupakan metode yang digunakan untuk menarik
komponen senyawa kimia yang diinginkan dengan merendam sampel pada kondisi
dingin yang diskontinyu. Keuntungan metode maserasi adalah relatif lebih praktis,
menggunakan pelarut lebih sedikit, dan tidak memerlukan proses pemanasan. Namun
metode maserasi membutuhkan waktu yang lebih lama (Putra et al., 2014).
Metode Hydro-distillation atau destilasi uap merupakan metode khusus yang
dilakukan untuk memisahkan bahan sensitive seperti minyak, resin, hidrokarbon, dan
lain-lain yang tidak larut dalam air namun dapat terurai pada titik didihnya. Prinsip
distilasi uap didasarkan pada senyawa atau campuran yang disulung pada suhu di
bawah titik didih masing-masing penyusun (Rubiyanto & Fitriyah, 2016).
Rendemen Ekstrak merupakan persentase berat ekstrak dari berat kering
sampel:

jumlah berat sampel hasil


%Rendemen= ×100 %
jumlah berat sampel awal
Efisiensi proses ekstraksi ini tergantung pada jumlah ekstraksi dilakukan, bukan
volume palarut. Keberhasilan ekstraksi sangat bergantung pada perbedaan kelarutan
senyawa dalam sebuah pelarut tertentu.
Metabolit sekunder adalah senyawa yang dihasilkan oleh tanaman sebagai
bentuk respon pertahanan diri terhadap lingkungan hidupnya. Senyawa metabolit
sekunder termasuk flavonoid dan fenol, terpenoid, dan alkaloid. Senyawa metabolit
sekunder banyak ditemukan pada semua bagian tumbuhan termasuk daun, akar,
batang, buah, biji, dan bunga. Tumbuhan mampu menghasilkan pestisida alama dari
senyawa fenol untuk melindungi tanaman dari serangan herbivora

iv. Alat dan Bahan


Alat:
1. Perangkat Soxhlet (1) 8. Mortar (1)
2. Perangkat Distilasi (1) 9. Timbangan (1)
3. Orbital shaker (1) 10. Pisau (1)
4. Separating funnel (1) 11. Telenan (1)
5. Erlenmeyer (1) 12. Tabung reaksi (4)
6. Beaker glass (4) 13. Pipet tetes (4)
7. Vacuum rotary evaporator (1)

Gambar 1. Perangkat Gambar 2. Perangkat Destilasi Uap


Soxhlet (Sumber: Mahfud et al., 2017)
(Sumber: Bhargavi et al.,
2018)
Bahan:
1. Jahe (175 g) 7. FeCl3 10% (2 mL)
2. Sereh dapur (175 g) 8. Reagen Dragendrof (KI, asam
3. Heksana (225 g) asetat, aquades, bismut) (0,5 mL)
4. Kertas saring (1) 9. Reagen Liebermann-Burchard
5. Benang Kasur (1) (asam asetat glasial dan asam sulfat)
6. NaOH (1 mL) (1 mL)
v. Cara Kerja
.1 Ekstraksi Menggunakan Metode Soxhlet

Jahe atau sereh dipotong dengan ukuran kecil, digerus dan ditimbang sebanyak 25 g
lalu dibungkus menggunakan kertas saring

Sampel disisipkan ke dalam tabung refluks dan diekstrak pada suhu 80 oC


menggunakan 75 ml larutan heksan selama 4 jam dalam peralatan Soxhlet atau
hingga ekstrak sudah pekat

Setelah proses ekstraksi selesai, pelarut yang terbawa dalam ekstrak di pisahkan
menggunakan vacuum rotary evaporator pada suhu 50 oC.

Ekstrak konsentrat ditimbang dan dihitung perolehannya dan disimpan dalam kulkas
(-4C) untuk dianalisis

.2 Ekstraksi Menggunakan Metode Maserasi

Jahe atau sereh dipotong dengan ukuran kecil, digerus dan ditimbang sebanyak 50 g

Sampel dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml kemudian ditambahkan 150 ml


pelarut heksana sampai seluruh bahan terendam.

Sampel dalam Erlenmeyer disusun di atas shaker dan dipasang hingga kokoh. Proses
maserasi dilakukan selama 2x24 jam

Maserat yang dihasilkan kemudian dipekatkan dengan cara diuapkan pelarutnya


menggunakan vacuum rotary evaporator dengan tekanan rendah pada suhu 50 oC
hingga diperoleh ekstrak konsentrat.

Ekstrak konsentrat ditimbang dan dihitung perolehannya Ekstrak konsentrat


disimpan dalam kulkas (-4oC) untuk dianalisis

.3 Ekstraksi Menggunakan Metode Hydro-distillation


Jahe atau sereh dipotong dengan ukuran kecil, digerus dan ditimbang sebanyak 100
g

Sempel dimasukkan ke dalam tabung refluks, ditambah 300 ml air deion dan diekstrak
dalam perangkat hydro-distillation selama 4 sampai 6 jam

Distilat di kumpulkan hingga tidak ada cairan yang menetes lagi. Lapisan air dipisahkan
menggunakan separating funnel.

Ekstrak konsentrat ditimbang dan dihitung perolehannya. Ekstrak konsentrat disimpan dalam
kulkas (-4 oC) untuk dianalisis

.4 Uji Flavonoid Ekstrak

Ekstrak sebanyak 2 ml ditambah 1 ml NaOH 2 N

Bila terbentuk warna kuning maka positif mengandung senyawa flavonoid

.5 Uji Fenol Ekstrak

Ekstrak sebanyak 1 ml ditambah 2 ml FeCl 3 10%

Bila terbentuk warna hijau kebiruan maka positif mengandung senyawa fenolik

.6 Uji Alkaloid Ekstrak

Ekstrak sebanyak 2 ml ditambah 0,5 ml reagen Dragendorf

Bila terbentuk warna orange atau merah kecokelatan maka positif mengandung
senyawa alkaloid

.7 Uji Terpenoid Ekstrak


Ekstrak sebanyak 1 ml ditambah 1 ml reagen Liebermann-Burchard

Bila terbentuk warna biru kehijauan atau cokelat kehitaman maka positif
mengandung senyawa terpenoid

vi. Data Pengamatan


Tabel 1. Metode yang digunakan untuk ekstraksi bahan tanaman
Jenis Ekstraksi Hasil Pengamatan (Berat Ekstrak
Konsentrat)
Metode Soxhlet
Metode Maserasi
Metode Hydro-distillation

Tabel 2. Uji kandungan ekstrak menggunakan reagen


Jenis Uji Perubahan Warna terhadap Reagen
Uji Falvonoid Ekstrak
Uji Fenol Ekstrak
Uji Alkaloid Ekstrak
Uji Terpenoid Ekstrak

Persentase berat ekstrak dari berat kering sampel:

jumlah berat sampel hasil


%Rendemen= ×100 %
jumlah berat sampel awal

vii. Hasil dan Pembahasan

viii. Kesimpulan
Bedasarkan pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan:
1. Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Ramadhan & Phaza (2010), metode
ekstraksi untuk mendapatkan rendemen ekstrak jahe yang optimal digunakan
metode hydro-distillation pada suhu optimum 40°C. Sedangkan untuk
mendapatkan rendemen ekstrak serai dapur paling optimal dilakukan dengan
metode hydrodistillation karena serai mengandung resin dan minyak (Susditianto
& Purwantoro, 2017).
2. Bedasarkan percobaan yang dilakukan oleh Serlahwaty & Farida (2008), jahe
mengandung senyawa metabolit sekunder berupa flavonoid, alkaloid, polifenol,
dan terpenoid sehingga jahe menunjukan reaksi positif atau perubahan warna pada
setiap uji yang dilakukan. Sedangkan berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh
Hendrick et al. (2013), sereh mengandung senyawa flavonoid, tannin, steroid,
triterpenoid, dan alkaloid. Sehingga serai menunjukan perubahan warna pada
setiap uji.

ix. Daftar Pustaka


Hendrick, W. G., Erwin, & Panggabean, A. S. (2013). Pemanfaatan Tumbuhan Serai
Wangi (Cymbopogon nardus L.) sebagai Antioksidan Alami. Jurnal Kimia
Mulawarman, 10(2), 74-70.
http://jurnal.kimia.fmipa.unmul.ac.id/index.php/JKM/article/download/34/40/
#:~:text=KESIMPULAN-,1.,hexan%20hanya%20mengandung%20senyawa
%20steroid
Putra, A. B. B., Bogoriani, N. W., Diantariani, N. P., & Sumadewi, N. L. U. (2014).
Ekstraksi Zat Warna Alam dari Bonggol Tanaman Pisang () dengan Metode
Maserasi, Refluks, dan Sokletasi. Jurnal Kimia, 8(1), 113-119.
https://ocs.unud.ac.id/index.php/jchem/article/view/9756
Ramadhan, A. E. & Phaza, H. A. (2010). Pengaruh Konsentrasi Etanol Suhu, dan
Jumlah Stage pada Ekstraksi Oleoresin Jahe (Zingiber officinale R.) secara
Batch. Universitas Diponegoro. Skripsi
http://eprints.undip.ac.id/13902/1/Laporan_Penelitian_Pengaruh_Konsentrasi_
etanol%2C_suhu_dan_jumlah_stage_pada_ekstraksi_oleoresin_ja.pdf
Serlahwaty, D. & Farida, Y. (2008). Perbandingan Spektrum KLT-Desitometri dari
Ekstrak Jahe (Zingiber officinale R.) dengan Pelarut Etanol yang Berbeda
Konsentrasinya. Seminar Nasional.
http://dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/2087211012138855663001January2
014.pdf
Susditianto, V. K. & Purwantoro, H. W. (2017). Ekstraksi Minyak Atsiri Serai Dapur
(Cymbopogon citratus) dengan Metode Microwave-Assisted Hydrodistillation
(MAHD) (Publication No. TK-141581) [Skripsi, ITS]. Repository ITS.
Wardani, S. F. (2015). Analisis Kandungan Metabolit … pada Kalus yang Ditanam
pada Medium Murashige dan Skoog dengan Penambahan 2,4-
Diklorogenoksiasetat dan Kinetin [Skripsi, UPI]. Repository UPI

Anda mungkin juga menyukai