PADAT-CAIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi Dengan Kompetensi
Keahlian Kimia Industri di SMK Negeri 2 cilegon
Disusun oleh
Kelas : XI KI 3
Bidang Studi : Operasi Teknik Kimia 1
BAB I. PENDAHULUAN
Sokletasi merupakan suatu cara pengekstraksian tumbuhan dengan memakai alat soklet.
Pada cara ini pelarut dan simplisia ditempatkan secara terpisah. Sokletasi digunakan untuk
simplisia dengan khasiat yang relatif stabil dan tahan terhadap pemanasan. Prinsip sokletasi
adalah penyarian secara terus menerus sehingga penyarian lebih sempurna dengan memakai
pelarut yang relatif sedikit. Jika penyarian telah selesai maka pelarutnya diuapkan dan sisanya
adalah zat yang tersari. Biasanya pelarut yang digunakan adalah pelarut yang mudah menguap
atau mempunyai titik didih yang rendah.
Sokletasi digunakan pada pelarut organik tertentu. Seperti mengekstraksi minyak
kemiri. Dengan cara pemanasan, sehingga uap pelarut yang timbul setelah dingin secara kontiniu
akan membasahi sampel kemiri, dan secara teratur pelarut tersebut dimasukkan kembali kedalam
labu dengan membawa senyawa minyak kemiri yang akan diisolasi tersebut. Pelarut yang telah
membawa senyawa minyak pada labu distilasi yang diuapkan sehingga pelarut tersebut dapat
diangkat lagi bila suatu campuran organik berbentuk cair atau padat ditemui pada suatu zat padat,
maka dapat diekstrak dengan menggunakan pelarut yang diinginkan. Untuk pelarut pada
ekstraksi minyak kemiri digunakan pelarut nonpolar karena pelarut tersebut dapat mengikat
senyawa yang juga nonpolar.
Pembuatan ekstrak minyak kemiri sesuai prosedur yang benar dan mengetahui kandungan
minyak kemiri serta menghitung randemen minyak hasil ekstraksi.
Berikut adalah istilah –istilah yang umumnya digunakan dalam proses ekstraksi
Bahan ekstraksi : campuran bahan yang akan diekstraksi
Pelarut : cairan yang digunakan untuk melangsungkan ekstraksi
Ekstrak : bahan yang dipisahkan dari bahan ekstaksi ( hasil)
Larutan ekstrak: pelarut setelah proses pengambilan ekstrak
Rafiant :bahan ekstraksi setelah diambil ekstraknya ( residu)
Ekstraktor : alat ekstraksi
Ekstraksi padat –cair: ekstraksi dari bahan padat
Ekstraksi cair –cair: ekstraksi dari bahan cair
Untuk prosesnya hal yang pertama yang harus dilakukan yaitu dengan menghaluskan
sampel (untuk mempercepat proses ekstraksi, karena luas permukaannya lebih besar, jadi laju
reaksi libih cepat berjalan) kemudian sampelnya dibungkus dengan kertas saring (agar
sampelnya tidak ikut kedalam labu alas bulat ketika diekstraksi), setelah itu dimasukkan
batudidih (untuk meratakan pemanasan agar tidak terjadi peledakan) ke dalam labu alas bulat.
Kemudian kertas saring dan sampel dimasukkan kedalam timbal, dan timbalnya dimasukkan
kedalam lubang ekstraktor. Setelah itu pelarut dituangkan kedalam timbal dan disana akan
langsung menuju ke labu alas bulat. Kemudian dilakukan pemanasan pada pelarut dengan acuan
pada titik didihnya (agar pelarut bisa menguap), uapnya akan menguap melalui pipa F dan akan
menabrak dinding - dinding kondensor hingga akan terjadi proses), dengan kata lain terjadi
perubahan fasa dari fasa gas ke fasa cair. Kemudian kondensasi (pengembunan pelarut akan
bercampur dengan sampel dan mengekstrak (memisahkan/mengambil)senyawa yang kita
inginkan dari suatu sampel. Setelah itu maka pelarutnya akan memenuhi sifon, dan ketika pada
sifon penuh kemudian akan dislurkan kembali kepada labu alas bulat. Proses ini dinamakan 1
siklus, semakin
banyak jumlah siklus maka bisa di asumsikan bahwa senyawa yang larut dalam pelarut juga
akan semakin maksimal.
1.Titik didih pelarut harus lebih rendah dari pada senyawa yang kita ambil dari sampelnya karena
akan berpengaruh pada struktur senyawanya (ditakutkan strukturnya akan rusak oleh
pemanasan).
2.Pelarut harus inert (tidak mudah bereaksi dengan senyawa yang kita ekstrak)
3.Posisi sifon harus lebih tinggi dari pada sampelnya (karena ditakutkan, nanti pada sampel yang
berada diposisi atas tidak terendam oleh pelarut.
Distilasi (penyulingan) adalah proses pemisahan komponen dari suatu campuran yang
berupa larutan cair-cair dimana karakteristik dari campuran tersebut adalah mampu-campur dan
mudah menguap, selain itu komponen-komponen tersebut mempunyai perbedaan tekanan uap
dan hasil dari pemisahannya menjadi komponen-komponennya atau kelompok-kelompok
komponen. Karena adanya perbedaan tekanan uap, maka dapat dikatakan pula proses
penyulingan merupakan proses pemisahan komponen-komponennya berdasarkan perbedaan titik
didihnya.
Dalam proses destilasi terdapat dua tahap proses yaitu tahap penguapan dan dilanjutkan
dengan tahap pengembangan kembali uap menjadi cair atau padatan. Atas dasar ini maka
perangkat peralatan destilasi menggunakan alat pemanas dan alat pendingin. Proses distilasi
diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap.
Uap tersebut bergerak menuju kondenser yaitu pendingin, proses pendinginan terjadi karena kita
mengalirkan air kedalam dinding (bagian luar kondensor), sehingga uap yang dihasilkan akan
kembali cair. Proses ini berjalan terus menerus dan akhirnya kita dapat memisahkan seluruh
senyawa-senyawa yang ada dalam campuran homogen tersebut.
BAB III. PROSEDUR PERCOBAAN
Ekstraksi Destilasi
A. PROSEDUR KERJA DARI EKSTRAKSI PADAT-CAIR
Pminyak
SG ¿ Pair
4. Lakukan uji mutu produk minyak kemiri secara kimia, dengan tahapan
sebagai berikut:
1) Membuat larutan asam oaksalat 0,1 N dengan cara berikut:
a) Pastikan neraca dalam keadaan bersih, waterpass berada di
dalam lingkaran dan kabel telah terhubung ke aliran listrik
b) Kondisikan neraca pada posisi ON
c) Posisikan agar angka pada neraca menununjukan angka nol
d) Pastikan botol timbang beserta tutup dan kaca arloji dalam
keadaan bersih dan kering
Siklus 4 11.38
Siklus 5 11.41
Siklus 6 11.44
4.2 Perhitungan
A. Operasi Ekstraksi
mKemiri = 70 gram
Vn-heksana = 300 ml
Vekstrak kemiri + pelarut n-heksana = 250 ml
B. Operasi Destilasi
Vcairan awal ( ekstrak kemiri + pelarut n-heksan ) = 250 ml
Vdestilat ( n-heksana ) = 212 ml
Vminyak kemiri = 23 ml
mMinyak kemiri = V x ρ = 0.85673 x 23 = 19,7 gram
Efisiensi destilasi = Vdestilat : cairan awal x 100% = 212: 250 x 100% = 84.8%