Kemiri (Aleurites moluccana) menjadi komoditas ekspor di Indonesia. Biji
kemiri memiliki kandungan minyak yang tinggi, yaitu 50-60% dari berat biji. Tujuan penelitian ini adalah mengambil minyak kemiri dari bijinya secara maksimal dengan metode ekstraksi. Ektraksi dengan pelarut adalah salah satu metode yang digunakan untuk ekstraksi minyak kemiri. Tahap persiapan bahan baku dilakukan dengan cara menghaluskan biji kemiri. Selanjutnya dilakukan proses ekstraksi menggunakan pelarut n-heksan dan etanol. Minyak kemiri dioven untuk menghilangkan pelarut. Pada penelitian ini, dilakukan variasi pelarut (n-heksan, etanol), waktu ekstraksi (2 jam, 4 jam). Pada penelitian ini dilakukan proses ekstraksi biji kemiri menjadi minyak kemiri. Analisa densitas, viskositas, bilangan penyabunan, bilangan asam, dan FTIR dari hasil ekstraksi minyak kemiri. Kesimpulan, bahwa pelarut yang optimal untuk menghasilkan minyak kemiri adalah n-heksan. Semakin lama waktu ekstraksi, maka volume minyak yang dihasilkan semakin banyak.
Kata-Kata Kunci: Ekstrasi, Etanol, Minyak Kemiri, N-heksan
PENDAHULUAN cadangan minyak dunia semakin
Minyak adalah istilah umum berkurang, hal ini harus diantisipasi
untuk semua cairan organik yang tidak dengan mencari sumber minyak yang
larut/bercampur dalam air (hidrofobik) lain. Minyak bisa diperoleh dari
tetapi larut dalam pelarut organik. Ada sumber hewani dan nabati. Salah
sifat tambahan lain yang dikenal yaitu satunya dari biji kemiri.
terasa licin apabila dipegang. Dalam Tanaman kemiri merupakan
dunia perindustrian, peran minyak tanaman tropis yang dapat tumbuh begitu penting dan banyak subur pada tanah yang berpasir dan manfaatnya. Semakin kedepan, tanah yang kurang subur sekalipun. Tanaman ini biasanya ditemukan pada minyak kemiri dengan maksimal ketinggian 150 – 1000 meter di atas dengan kualitas yang baik permukaan laut. Di daerah Sumatera, menggunakan metode ekstraksi. khususnya di Taman Nasional Leuser, Pada proses pembuatan minyak kemiri merupakan salah satu produk kemiri digunakan pelarut ethanol, dan yang hasil produksinya terbesar di n-heksan. Hal ini diharapkan ekstraksi antara produk hutan yang lain (NTFP: mencapai hasil yang maksimal Non Timber Forest Product). Dari sehingga minyak kemiri yang didapat tahun 2004 ke tahun 2005, data ekspor maksimal pula. minyak kemiri mengalami peningkatan hingga dua kali lipat. Selain itu harga METODOLOGI PENELITIAN ekspor minyak kemiri juga mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan 2.1 Bahan minyak kemiri semakin dibutuhkan di Minyak kemiri yang diproduksi negara lain. Kandungan minyak dalam diperoleh dari biji kemiri yang di biji kemiri tergolong tinggi, yaitu 55 – ektraksi dengan tambahan pelarut 66% dari berat bijinya. Minyak kemiri etanol dan n-heksane untuk dijadikan yang terkandung dalam bijinya juga perbandingan. Setelah itu di destilasi. memiliki banyak manfaat, antara lain Selain bahan-bahan diatas ada juga bahan pembuat cat, pernis, sabun, KOH 0,1 N dan KOH Etanolik 0,5N, obat, kosmetik, dan bahan bakar. aquadest, dan Indikator PP untuk Sayangnya, pemanfaatan kemiri di analisis. Indonesia masih terbatas pada penggunaan tradisional seperti bumbu 2.2 Percobaan masak dan obat tradisional. Pada proses pertama ini biji Pemanfaatannya pun masih dilakukan kemiri dihaluskan dengan sebatas jika diperlukan saja dan jarang menggunakan alat Crusher sebanyak diproduksi secara komersial. Penelitian 25 gr yang nantinya akan di campur ini berisi tentang cara memperoleh dengan pelarut etanol atau n-heksane. Tabel 1. Nilai Densitas dari Minyak Larutan biji kemiri etanol dan biji Kemiri kemiri n-heksane masing masing Pelarut Densitas dimasukkan kedalam Erlenmeyer yang (gr/mL) dilengkapi dengan magnet stirrer untuk N-Heksane 0,9 menjalani proses ekstraksi dengan Etanol 0,85 lama pengadukan masing-masing larutan 2 jam dan 4 jam pada suhu Semakin tinggi densitas suatu ruangan dan suhu refluks. Setelah benda, maka semakin besar pula massa selesai di ekstraksi, campuran setiap volumenya. Semakin banyak dipisahkan dengan corong yang telah komponen yang ada didalamnya maka diberi kertas penyaring agar padatan fraksi beratnya semakin tinggi, dan cairannya dapat terpisah. Cairan sehingga densitas akan naik. Nilai yang diperoleh dari hasil ekstraksi densitas dari kedua sampel dapat kemudian di distilasi menggunakan dilihat dalam table berikut ini, Nilai oven pada suhu didih pelarut untuk densitas n-heksane lebih tinggi, berarti mendapatkan minyaknya. senyawa penyusun dari minyak kemiri dari pelarut n-heksane lebih banyak.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.2 Viskositas 3.1 Rapat Massa Setelah di analisis viskositas nya, Data massa jenis untuk minyak berikut hasil analisis kekentalan kemiri dengan pelarut Etanol dan N- minyak kemiri dengan menggunakan Heksane dapat dilihat pada Tabel 1 pelarut Etanol dan N-Heksane. berikut:
Tabel 2. Nilai Viskositas dari Minyak
Kemiri Pelarut Viskositas N- 21,879 (Poise) Heksane N- 25,49 Etanol 29,284 Heksane Etanol 2,13 Penentuan bilangan asam dipergunakan untuk mengukur jumlah Makin kental suatu cairan, asam lemak bebas yang terdapat dalam makin besar gaya yang dibutuhkan minyak atau lemak. Besarnya bilangan untuk membuatnya mengalir pada asam tergantung dari kemurnian dan kecepatan tertentu sehingga umur dari minyak atau lemak tersebut. viskositasnya semakin besar. Nilai Semakin tinggi bilangan asam maka viskositas pada kedua sampel dapat semakin rendah kualitas minyak. dilihat pada tabel diatas. Nilai Dapat dilihat pada tabel bilangan asam viskositas n-heksane lebih tinggi, diatas dari hasil analisis yang telah karena minyak kemiri dari n-heksane dilakukan, kualitas minyak dengan lebih kental. menggunakan pelarut N-Heksane lebih baik daripada menggunakan pelarut 3.3 Bilangan Asam Etanol. Penetapan bilangan asam dilakukan dengan metode standart. 3.4 Bilangan Penyabunan Hasil dari bilangan asam seperti pada Angka penyabunan ini tabel dibawah ini: dinyatakan sebagai banyaknya (mg) NaOH yang dibutuhkan untuk Tabel 3. Nilai Bilangan Asam dari menyabunkan satu gram lemak atau Minyak Kemiri minyak. Angka penyabunan Pelarut Bilangan menunjukkan berat molekul lemak dan Asam (mg minyak secara kasar. Minyak yang KOH/gram) disusun oleh lemak berantai karbon yang pendek berarti mempunyai berat gelombang atau frekuensi dari gugus molekul yang relatif kecil, akan fungsi penyusun minyak. mempunyai angka penyabunan yang Minyak kemiri dari proses besar dan sebaliknya bila minyak ekstraksi diuji dengan metode FTIR. mempunyai berat molekul yang besar, Detail hasil uji FTIR terdapat pada maka angka penyabunan relatif kecil. gambar berikut : Angka penyabunan dari kedua sampel dapat dilihat di tabel berikut ini, 3.5.1 Hasil Uji FTIR Minyak Kemiri dengan Pelarut Etanol Tabel 4. Nilai Bilangan Penyabunan dari Minyak Kemiri Pelarut Bilangan Penyabunan (mg KOH/gram) N-Heksane 50,49 Etanol 42,636
3.5 FTIR (Fourier Transform Infrared)
Fourier Transform-Infra Red Spectroskopy atau FT-IR merupakan Gambar 1. Hasil Uji Minyak Kemiri teknik yang digunakan untuk dengan Pelarut Etanol menganalisa komposisi kimia dari senyawa-senyawa organik, polimer, coating atau pelapisan, material semikonduktor, sampel biologi, Dari gambar tersebut, senyawa-senyawa anorganik, dan Berdasarkan hasil dari uji FTIR, gugus mineral. Hasil grafik berisi panjang fungsi penyusun minyak kemiri adalah : C-H Alkena 3009, Kuat Tabel 5.1. Daftar Senyawa Penyusun 57 Minyak Kemiri dengan Pelarut Etanol O-H Fenol 3309, Kuat Ikat Gugus Daera Intensit 61 an Fungsi h as Serap Dari data diatas, senyawa yang an banyak atau dominan dalam minyak (cm-1) kemiri adalah gugus fungsi dengan C-H Aromatik/Al 722,5 Kuat ikatan C-H, untuk senyawa yang kena 6 paling dominan adalah senyawa C-O Senyawa 1098, Kuat Alkana. Alkohol 49 C-O Senyawa 1165, Kuat Alkohol 62 C-N Amina, 1239, Kuat Amida 71 C-H Alkana 1376, Kuat 04 3.5.2 Hasil Uji FTIR Minyak C-H Alkana 1461, Kuat Kemiri dengan Pelarut 81 N-Heksane C=O Aldehid 1711, Kuat 60 C=O Aldehid 1745, Kuat 46 C-H Alkana 2845, Kuat 25 C-H Alkana 2925, Kuat 49 C-H Aromatik 722,44 Kuat C-H Alkena 914,23 Kuat C-O Senyawa 1098,9 Kuat Alkohol 8 C-O Senyawa 1163,9 Kuat Alkohol 8 C-N Amina/Ami 1237,9 Kuat da 7 C-H Alkana 1375,2 Kuat 1 C-H Alkana 1461,7 Kuat 3 Gambar 2. Hasil Uji Minyak C=C Alkena 1653,6 Kuat Kemiri dengan Pelarut N- 1 Heksane C=O Aldehid 1745,4 Kuat Dari gambar tersebut, 0 Berdasarkan hasil dari uji FTIR, gugus C-H Alkana 2854,2 Kuat fungsi penyusun minyak kemiri 2 adalah, C-H Alkana 2925,5 Kuat 8 Tabel 5.2. Daftar Senyawa Penyusun C-H Alkena 3009,3 Kuat Minyak Kemiri dengan Pelarut N- 0 Heksane O-H Fenol 3472,3 Kuat Ikata Gugus Daera Intensit 2 n Fungsi h as Serapa Dari data diatas, senyawa yang n (cm- 1 banyak atau dominan dalam minyak ) kemiri adalah gugus fungsi dengan ikatan C-H, untuk senyawa yang atau kekentalan minyak dengan pelarut paling dominan adalah senyawa N-Heksane adalah 25,49 poise jauh Alkana. lelbih tinggi dari minyak dengan pelarut Etanol adalah 2,13 poise. Besar 3.5.3 Hasil Uji FTIR Kedua bilangan asam untuk minyak dengan Sampel menggunakan pelarut N-Heksane lebih kecil yaitu 21,879 mg KOH/gr dari Perbandingan senyawa yang minyak dengan menggunakan pelarut terdapat dalam minyak kemiri dengan Etanol yaitu 29,284 KOH/gr itu artinya pelarut etanol maupun n-heksane tidak kandungan asam lemak bebas lebih terlalu berbeda. Penyusun keduanya kecil dengan menggunakan pelarut N- paling banyak adalah gugus fungsi C- Heksane. Untuk analisa FTIR hasil H dengan senyawa Alkana. yang diperoleh anatara minyak dengan Berdasarkan gambar uji FTIR pelarut Etanol dengan minyak dari kedua sampel, peak yang paling menggunakan pelarut N-Heksane besar di sekitar 2925 cm-1, berarti setara. dalam minyak kemiri penyusun terbesar adalah senyawa Alkana.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang
telah dilaksanakan dengan metode ekstraksi dengan membandingkan pelarut etanol dan n-heksane. Dilihat dari hasil analisis viskositas dan bilangan asam minyak dengan pelarut N-Heksane lebih baik daripada dengan pelarut Etanol, karena nilai viskositas