Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KUNJUNGAN KILANG

PPSDM MIGAS, CEPU DAN


PT. SUMBER PETRINDO PERKASA

Disusun oleh:
Kelompok : 5 (lima)
Anggota :
1. Al-Misqi (211420056)
2. Damiano Anugerah P. (211420012)
3. Griselda Ivonne A. (211420015)
4. Maria B. M. A. B. Y. L. (211420035)
5. Phillipus Bryan R. (211420034)
6. Raihan Azmi Simatupang (211420001)
7. Zahru Wilda P. (211420030)
Program studi : Teknik Pengolahan Migas
Bidang Minat : Refinery
Tingkat : 1 (satu)

Politeknik Energi dan Mineral (PEM Akamigas)


2022
KATA PENGANTAR

Buku Petunjuk Praktikum Peralatan Proses 1 ini disusun untuk menunjang


mata kuliah teori Pengantar Industri Migas dalam program studi pengolahan migas
di Politeknik Energi dan Mineral Akamigas (PEM Akamigas), buku ini merupakan
hasil bagi praktikan yang telah melakukan kunjungan pada peralatan yang ada di
Kilang.
Adapun kegiatan praktikum akan dilakukan dalam 2 bagian, yang pertama
di PPSDM Migas, Cepu Selanjutnya bagian ke 2 dilanjutkan dengan melakukan
kunjungan ke PT.Sumber Perkasa Petrindo (SPP) Gundih. Diharapkan dengan
dilakukannya praktikum ini, mahasiswa lebih memahami Jenis peralatan Minyak
dan Gas, Menganalisa Peralatan dan fungsi serta mengetahui bagian peralatan
proses sesuai dengan teori dasar yang telah diberikan.
Dengan adanya Laporan Kunjungan Praktikum ini maka Mahasiswa panduan
dapat menuliskan kembali hasil pelaksanaan kegiatan kunjungan, sehingga
mahasiswa dapat menganalisa dan memahami fungsi dari masing-masing alat yang
ada di kilang minyak.
Sebagai akhir kata, penyusun mengucapkan terima kasih kepada kaprodi,
staff prodi, dosen serta admin prodi yang telah menyusun jadwal kunjungan ini
sehingga kami dapat melaksanakan kegiatan tersebut.

Cepu, 26 Mei 2022

Penulis

2
Daftar isi

Contents
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... 2
Daftar isi ..................................................................................................................................... 3
BAB I ............................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................... 1
I.1 Latar Belakang.................................................................................................................. 1
I.2 Tujuan ............................................................................................................................. 1
BAB II .............................................................................................................................................. 2
II.1 Sejarah Kilang PPSDM Migas Cepu.................................................................................... 2
II.2 Proses Pengolahan PPSDM Migas Cepu .............................................................................. 4
II.3 Trouble Shooting .............................................................................................................. 5
II.4 Dasar Teori ...................................................................................................................... 6
II.5 Keselamatan Kerja .......................................................................................................... 12
II.6 Prinsip Kerja .................................................................................................................. 13
II.7 Pembahasan.................................................................................................................... 14
BAB III .......................................................................................................................................... 16
III.1 Sejarah PT. Sumber Petrindo Perkasa .................................................................................... 16
III.2 Dasar Teori......................................................................................................................... 17
A. Jenis-Jenis Cooler ............................................................................................................... 17
Cooler terdiri dari beberapa jenis, dengan proses yang berbeda-beda, khusus pada indstri migas jenis
cooler yang biasa digunakan ialah Shell dan Tube Cooler dan Box Cooler. Berikut penjelasanya: ..... 17
B. Prinsip Kerja ...................................................................................................................... 18
C. Keselamatan Kerja .............................................................................................................. 18
III.3 Pembahasan ........................................................................................................................ 19
BAB IV .......................................................................................................................................... 21
PENUTUP ...................................................................................................................................... 21
IV.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 21
IV.2 Saran ................................................................................................................................. 21

3
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Kunjungan lapangan dipilih untuk menambah pengalaman dan wawasan
mahasiswa mengenai dunia kerja. Kegiatan kunjungan lapangan tersebut
berkaitan dengan mata kuliah PIM Hulu & PIM Hilir dengan tujuan agar
mahasiswa mengerti proses eksploitasi, produksi dan pengolahan minyak dan
gas serta peralatan yang digunakan. Mahasiswa dituntut untuk aktif menggali
informasi tentang kunjungan lapangan untuk memperoleh pengetahuan
tentang proses eksploitasi, produksi dan pengolahan minyak dan gas.
Kunjungan lapangan dilakukan untuk memberikan gambaran tentang proses
eksploitasi, produksi dan pengolahan minyak dan gas. Mahasiswa harus
membandingkan proses eksploitasi, produksi dan pengolahan di dunia kerja
dengan ilmu yang diperoleh di perkuliahan. Siswa diwajibkan membuat
laporan atas informasi yang diperoleh selama kunjungan lapangan tentang
proses serta peralatan yang bersangkutan.

I.2 Tujuan
Tujuan kegiatan kunjungan lapangan ke PPSDM Migas Cepu dan PT. Sumber
Petrindo Perkasa adalah sebagai berikut:
1. Mengamati dan membandingkan teori yang didapat pada mata kuliah
Pengantar Industri Migas Hilir dan Hulu dengan keadaan sesungguhnya di
lapangan.
2. Memahami rangkaian proses ekploitasi dan produksi minyak bumi.
3. Memahami rangkaian proses pengolahan minyak bumi menjadi produk
minyak dan gas beserta turunannya.
4. Memahami cara kerja peralatan yang digunakan dalam rangkaian proses
eksploitasi, produksi dan pengolahan minyak dan gas
BAB II

II.1 Sejarah Kilang PPSDM Migas Cepu


Kilang PPSDM Migas Cepu merupakan lapangan minyak yang ada di
Indonesia dan termasuk cukup banyak di berbagai daerah, pertama kali
ditemukan oleh seorang Insinyur dari Belanda bernama Andrian Stoop pada
tahun 1886. Cepu merupakan suatu daerah yang terletak di perbatasan Jawa
Tengah dan Jawa Timur. Perkembangan sejarah Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Minyak dan Gas Bumi, telah mengalami pergantian nama sejak
ditemukan minyak di Cepu sampai sekarang. Pada awal berdirinya sekitar
abad XIX tempat ini diberi nama DPM (Dordtsche Petroleum Maarschappij).
Seiring perkembangannya, tempat ini mengalami perubahan nama, hingga
pada tahun 2016 sampai sekarang berubah nama menjadi Pusat
Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM
Migas) .

Gambar 2. 1 peta PPSDM Migas Cepu

Seiring dengan berjalannya kepemerintahan di Indonesia, maka akan


kami simpulkan sejarah kilang PPSDM ini setelah kepemerintahan Indonesia
sudah terstruktur:
● Pada tahun 1950, berganti nama menjadi Administrasi Sumber Minyak
(ASM)
● Pada tahun 1957, berganti nama menjadi Perusahaan Tambang Minyak
Rakyat Indonesia (PTMRI)
● Pada tahun yang sama, diubah menjadi Tambang Minyak Nglobo, CA
● Pada tahun yang sama, diubah menjadi Tambang Minyak Nglobo, CA
● Pada tahun 1966-1978, menjadi Pusat Pendidikan dan Latihan Lapangan
Perindustrian Minyak dan Gas (Pusdiklap Migas) yang merupakan bagian
dari Lemigas tahun 1966-1978
● Pada tahun 1978-1984 berubah menjadi Pusat Pengembangan Teknologi
Minyak dan Gas Bumi (PPTMGB LEMIGAS)
● Pada tahun 1984-2001 menjadi Pusat Pengembangan Tenaga Perminyakan
dan Bumi (PPT Migas.
● Pada tahun 2001-2006, berubah menjadi Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Minyak dan Gas Bumi (Pusdiklat Migas)
● Pada tahun 2006-sekarang, berganti nama menjadi Pusat Pengembangan
Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas (PPSDM Migas)

Gambar 2.2 Kilang PPSDM Migas Cepu


Kilang PPSDM Migas (Kilang Cepu) merupakan kilang tertua di Indonesia,
dan selama lebih dari satu abad telah ikut mewarnai perkembangan sejarah
perminyakan dan gas bumi di Indonesia. Kilang Minyak PPSDM Migas Cepu
merupakan salah satu sarana Pendidikan dan Pelatihan sumber daya manusia di
sektor minyak dan gas bumi.
Selain sebagai sarana pendidikan dan pelatihan, Kilang PPSDM Migas juga
berfungsi sebagai tempat uji kompetensi (TUK) dan pelayanan jasa sarana
pengolahan. Kilang PPSDM Migas merupakan unit pengolahan minyak bumi
dengan kapasitas terpasang 3,800 bbl/day atau 600 m3/hari dengan mengolah
crude oil dari PT.

II.2 Proses Pengolahan PPSDM Migas Cepu


Pengolahan Crude oil di PPSDM Migas dilaksanakan dengan sistem
pemisahan yang terjadi pada CDU. Proses ini terjadi di Distilasi Atmosferik. Unit
distilasi atmosferik adalah suatu unit yang bertugas melaksanakan seluruh
rangkaian kegiatan pemisahan crude oil menjadi produk-produk minyak bumi
berdasarkan trayek titik didihnya pada tekanan 1 atm.
Kilang PPSDM MIGAS mengolah campuran crude oil dari lapangan Kawengan dan
Ledok milik PT. Pertamina EP Aset 4 Field Cepu. Adapun karakteristik crude oil dari
lapangan Kawengan merupakan minyak HPPO (High Pour Point Oil) bersifat
parafinis, yaitu mengandung lilin. Sedangkan crude oil dari Lapangan Ledok bersifat
aspaltis, yaitu mengandung Aspal. Crude oil Ledok sering disebut minyak LPPO
(Light Pour Point Oil).
Produk utama dari pengolahan crude oil di PPSDM Migas saat ini adalah:
● Pertasol CA 5,8%
● Pertasol CB 7,8%
● Pertasol CC 2,2%
● Solar 56,5%
● Residu (Minyak Bakar Ceou) 22,1%

Gambar 2. 3 produk pengolahan PPSDM Migas Cepu


Adapun proses pengolahan yang kami ketahui di Kilang PPSDM Migas Cepu ini
adalah:
1. Crude oil yang berasal dari sumur produksi akan disimpan di tanki penyimpanan
melalui pipa-pipa atau mobil tanki pembawa crude oil.
2. Dari tanki penyimpanan tersebut, akan dipompa dengan pompa sentrifugal untuk
dialirkan ke Heat Exchanger melalui pipa-pipa sebagai pemanasan awal untuk
menyesuaikan dengan temperatur yang akan nantinya disalurkan ke furnace.
Fungsi crude oil dialirkan ke heat exchanger terlebih dahulu adalah agar
mengurangi beban furnace dalam pemanasan dalam crude oil ini.

3. Setelah dari heat exchanger, crude oil akan dialirkan oleh pipa ke furnace untuk
dipanaskan dengan temperatur 270-300 0C. Inilah yang dinamakan dengan
proses cracking, pemecahan dari alkana rantai panjang ke alkana rantai pendek.
4. Setelah dari furnace, maka crude oil akan dialirkan ke kolom fraksinasi untuk
menghasilkan produk berdasarkan trayek titik didih nya.
5. Setelah crude oil dipisah-pisahkan di kolom fraksinasi berdasarkan titik
didihnya, maka crude oil akan dialirkan ke cooler agar temperatur nya itu
menurun. Karena, apabila crude oil dialirkan langsung ke tanki produk, maka
sangat beresiko tinggi untuk terjadinya penguapan.
6. Crude oil yang sudah didinginkan di cooler, maka crude oil itu akan dialirkan ke
separator untuk memisahkan produk hasil dari impurities- impurities yang masih
terikut dalam produk.
7. Di kilang PPSDM Migas Cepu ini, terdapat separator vertikal dan horizontal
yang memisahkan 3 fasa. Dari separator inilah, crude oil akan bersih dari
impurities-impurities yang setelahnya akan dialirkan ke tanki produk sebelum
nantinya sudah siap untuk dipasarkan.
8. Dalam tanki produk inilah, produk-produk dari crude oil ini akan disimpan
sebelum nantinya akan dipasarkan dan diedarkan.

II.3 Trouble Shooting


Pada Kilang PPSDM ini Crude yang diolah relatif berat yakni 34,9o API dan
impurities yang terkandung dalam crude oil yang diolah relatif tinggi. Sedangkan
peralatan yangdigunakan di PPSDM banyak yang masih menggunakan peralatan
yang usianya sudah tua.Pada kilang PPSDM ini juga hanya sedikit pompa yang
digunakan, karena pompa di kilang inihanya untuk memompa feed masuk ke kolom
distilasi, untuk proses selanjutnya menggunakan prinsip gravitasi. Oleh karena itu
tanki yang digunakan di desain pendek agar fluida yang telahdi proses mampu
masuk kedalam tanki.

II.4 Dasar Teori


Penyimpanan merupakan bagian dari industri proses produksi dalam industri.
Tangki penyimpanan atau storage tank menjadi bagian yang penting dalam suatu
proses industri karena tanki penyimpanan tidak hanya menjadi tempat penyimpanan
bagi produk dan bahan baku tetapi juga menjaga kelancaran ketersediaan produk dan
bahan baku serta dapat menjaga produk atau bahan baku dari kontaminan (
kontaminan tersebut dapat menurunkan kualitas dari produk atau bahan baku ).
Penyimpanan bahan diperlukan agar proses produksi tidak tergantung pada
pengumpanan dan pengeluaran bahan. Jumlah bahan yang perlu disimpan disesuaikan
dengan konsumsi (keperluan perhari, stok wajib) atau dengan kondisi pengiriman
(tanggal,harga). Cara penyimpanan juga tergantung pada sifat bahan yang disimpan
(misalnya kondisi agregat, daya terhadap udara dan air, korosifitas, kemudahan
terbakar dan beracun), pada jenis penggunaan dan lamanya penyimpanan serta
jumlahnya.
Tangki penyimpanan atau storage tank menjadi bagian yang penting
dalamsuatu proses industri kimia karena tanki penyimpanan tidak hanya menjadi
tempat penyimpanan bagi produk dan bahan baku tetapi juga menjaga
kelancaranketersediaan produk dan bahan baku serta dapat menjaga produk atau
bahan bakudari kontaminan (kontaminan tersebut dapat menurunkan kualitas dari
produk atau bahan baku).
Pada industry minyak dan gas tangki biasa digunakan sebagai sarana fasilitas
penimbunan/penyimpanan minyak mentah (crude oil) dan produk-produknya untuk
penerimaan dan penyimpanan sebelum minyak diolah maupun produk-produk hasil
pengolahannya. Persyaratan konstruksi tangka meliputi Standarisasi, Kekuatan,
Material, dan Safety.
Pada umunya produk atau bahan baku yang terdapat pada industri berupa
liquid atau gas, namun tidak tertutup kemungkinan juga dalam bentuk padatan (solid).
Tangki pada dasarnya dipakai sebagai tempat penyimpanan material baik berupa
benda padat, cair, maupun gas. Dalam mendesain tangki, konsultan perencana harus
merencanakan tangki dengan baik terutama untuk menahan gayagempa yang
mungkin terjadi. Jika tangki tidak direncanakan dengan baik, maka kerusakan pada
tangki dapat mengakibatkan kerugian jiwa maupun materi yang cukup besar.
Kegunaan tangka antara lain :
1. Menjaga keamanan. Bahan seperti minyak atau cairan dan uap gas tentu sulit
bila diletakkan di sembarang tempat. Terlebih bahan-bahan kimia yang mudah
menguap dan mudah terbakar bila berada di dekat benda atau gas yang dapat
memicu terjadinya kebakaran. Tangki merupakan alat yang digunakan untuk
menyimpan berbagai bahan untuk proses industri perusahaan. Manfaatnya
tentu untuk menjaga bahan-bahan industri tetap aman dari risiko ledakan
maupun kebakaran.
2. Menjaga kualitas bahan. Tangki juga berfungsi untuk mempertahankan
kondisi bahan agar kualitasnya tetap terjaga kualitasnya. Sehingga proses
produksi industri dapat berjalan lancar. Tangki ini umumnya juga tahan
terhadap bahan-bahan kimia yang bertekanan tinggi. Tentunya, penggunaan
tangki merupakan pilihan yang tepat untuk menyimpan bahan baku industri.
3. Tahan terhadap suhu tinggi. Tangki umumnya menggunakan bahan yang
tahan dengan temperatur dan suhu yang tinggi. Tangki terbuat dari material
yang tahan panas. Bahan tahan panas ini membuat tangki penyimpanan tidak
mudah pecah. Apalagi untuk menampung bahan-bahan kimia. Tangki juga
bisa diletakan dimana saja sesuai dengan kebutuhan. Hampir semua sektor
industri berbasis memerlukan tangki untuk menjalankan proses industri.
4. Menjaga kualitas lingkungan. Lingkungan di sekitar kawasan industri mutlak
harus dijaga kualitasnya agar tidak memberikan dampak negatif terhadap
lingkungan. Tangki juga dapat berfungsi sebagai tempat untuk menampung
limbah cair agar tidak bocor dan mencemari lingkungan. Bila kebocoran
terjadi maka akan terjadi pencemaran dan berbahaya bagi lingkungan.
Pengelolaan bahan industri dengan cara yang benar akan menghasilkan
dampak yang baik.
Adapun jenis-jenis tangki yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Tangki berdasarkan letaknya
1.1 Aboveground Tank : Tangki penimbun yang terletak di atas permukaan
tanah. Tangki penimbun ini bisa berada dalam posisi horizontal dan dalam
keadaan tegak(vertical tank).

1.2 Underground Tank : Tangki penimbun yang terletak di bawah permukaan


tanah. Tangki ini pada umumnya dipergunakan untuk menyimpan bahan
bakar minyak(BBM) distasiun pompa bahan bakar untuk umum station pump
booster unit (SPBU)
2. Berdasarkan bentuk atapnya
2.1 Fixed Roof TankDigunakan untuk menyimpan semua jenis produk, seperti
crude oil,gasoline , benzene, fuel dan lain-lain termasuk produk atau bahan
bakuyang bersifat korosif , mudah terbakar. Dibagi menjadi dua jenis bentuk
atap yaitu :
2.2 Cone Roof : jenis tangki penimbun ini mempunyai kelemahan, yaitu terdapat
vapor space antara ketinggian cairan dengan atap. Jikavapor space berada
pada keadaan mudah terbakar, maka akan terjadi ledakan.

Terdapat dua jenis tipe cone roof berdasarkan penyanggga atapnya yaitu :
2.2.1 Supported Cone Roof : Suatu atap yang berbentuk menyerupai konus
danditumpu pada bagian utamanya dengan rusuk di atas balok
penopang ataupun kolom, ataqu oleh rusak di rangka atau tanpa
kolom. Pelat atap didukung oleh rafter pada girderdan kolom atau oleh
rangka batang dengan atau tanpa kolom
2.2.2 elf-supporting Cone Roof : Atap yang berbentuk menyerupai konus
dan hanya ditopang pada keliling konus. Atap langsung ditahan
olehdinding tangki (shell plate)

2.3 Dome Roof Atap : yang dibentuk menyerupai permukaan bulatan dan hanya
ditopang pada keliling kubah yang biasanya digunakan untuk menyimpan
cairan kimia yang bersifat vilatil pada tekanan rendah.

2.4 Floating Roof Tank : Tanki dengan atap terapung, atap tangki dapat bergerak
ke atas dan kebawah sesuai dengan tinggi permukaan cairan didalam tangki
pada saatitu. Tangki ini biasa digunakan untuk menyimpan minyak mentah
dan premium.

3. Berdasarkan Tekanannya (Internal Pressure)


3.1 Tangki Atmosferik (Atmospheric Tank)
Terdapat beberapa jenis dari tangki timbun tekanan rendah ini, yaitu :
3.1.1 Fixed Cone Roof Tank, Digunakan untuk menimbun atau menyimpan
berbagai jenis fluida dengan tekanan uap rendah atau amat rendah
(mendekati atmosferik) ataudengan kata lain fluida yang tidak mudah
menguap.

3.1.2 Tangki Umbrella, Memiliki kegunaan yang sama dengan fixed cone
roof. Bedanya adalah bentuk tutupnya yang melengkung dengan titik
pusat meridiandi puncak tangki.

3.1.3 Tangki Tutup Cembung Tetap (Fixed Dome Roof), Memiliki bentuk
tutup yang cembung dan ekonomis biladigunakan dengan volume >
2000 m3. Bahkan cukup ekonomishingga volume 7000 m3 (dengan D
< 65 m). Kegunaannya samadengan fixed cone roof tank. Bahan
disimpan dengan tekanan rendah0,5-15 psia.

3.1.4 Tangki Horizontal, Dapat menyimpan bahan kimia yang memiliki


tingkat penguapanrendah (low volatility), seperti air minum dengan
tekanan uap tidakmelebihi 5psi, diameter dari tangki dapat mencapai
12 feet (3,6 m)dengan panjang mencapai 60 feet (18,3 m).
3.1.5 Tangki Tipe Plain Hemispheroid, Digunakan untuk menimbun fluida
(minyak) dengan tekanan uap(RVP) sedikit dibawah 5 psi.

3.1.6 Tangki Tipe Noded Hemispheroid, Digunakan untuk menyimpan


fluida (light naptha pentane) dengantekanan uap tidak lebih dari 5 psi.
3.1.7 Tangki Plain Spheroid, Merupakan tangki bertekanan rendah dengan
kapasitas 20.000 barrel.
3.2 Tangki Bertekanan (Pressure Tank), Pressure tank atau tangki bertekanan dapat
menyimpan fluida dengan tekanan uap lebih dari 11,1 psi dan umumnya fluida
yang disimpan adalah produk-produk minyak bumi. Terdiri dari beberapa jenis,
yaitu :
3.2.1 Tangki Peluru (Bullet Tank), Lebih dikenal sebagai pressure vessel
berbentuk horizontal dengan volume maksimum 2000 barrel. Biasanya
digunakan untuk menyimpanLPG, Propane butane, H2, ammonia dengan
tekanan di atas 15 psig.

3.2.2 Tangki Bola (Spherical Tank), Merupakan pressure vessel yang digunakan
untuk menyimpan gas-gas yang dicairkan seperti LPG, LNG, O2, N2 dan
lain-lain. Tangki ini dibuat berdinding ganda dimana di antarakedua
dinding tersebut diisi dengan isolasi seperti polyurethane foam.Tekanan
penyimpanan di atas 15 psig

4. Berdasarkan Bentuk Tangki


4.1 Tangki Lingkaran (Circular Tank), Tangki yang umum digunakan sebagai
tempat penyimpanan adalah tangki yang berbentuk silinder. Tangki ini
memiliki nilai ekonomis dalam perencanaan. Selain itu, dalam perhitungan
teknisnya, momen yang terjadi tidak besar.

4.2 Tangki Persegi / Persegi Panjang (Rectangular Tank), Bentuk silinder secara
structural paling cocok untuk kostruksi tangki, tapi tangki persegi panjang
sering disukai untuk tujuan tertentu,antara lain kemudahan dalam proses
konstruksi. Desain tangki persegi panjang mirip dengan konsep desain tangki
lingkaran. Perbedaan utama dalam konsep desain tangki persegi panjang
dengan tangki lingkaran adalah momen yang terjadi, gaya geser dan tekanan
pada dinding tangki.Sebagai contoh yaitu Sludge Oil Reclaimed Tank pada
Pabrik MinyakKelapa Sawit.

II.5 Keselamatan Kerja


1. Safety Helmet
Safety helmet atau yang sering disebut helm keselamatan ini memiliki kegunaan
untuk melindungi kepala. Ketika sedang bekerja selalu ada resiko kepala
mengalami hal berbahaya seperti tertimpa sesuatu, terpukul atau bahkan terbentur.
2. Safety Belt
Safety belt atau sabuk keselamatan biasanya digunakan untuk memberi batasan
kepada ruang gerak pekerja supaya tidak terjatuh dari posisinya ketika bekerja.
Sekedar informasi, terkadang ada saatnya pekerja harus bekerja pada satu posisi
tertentu seperti tergantung atau miring dalam waktu yang cukup lama.
3. Masker Pernapasan
Masker digunakan agar organ pernapasan Anda tidak terganggu ketika berada di
lokasi bekerja. Masker pernapasan ini dapat menyaring partikel debu, asap uap,
gas dan mikro-organisme yang membantu tubuh Anda hanya menyerap udara yang
sehat dan bersih.
4. Kacamata Pengaman
Kacamata pengaman. Kacamata pengaman ini berguna untuk melindungi mata dari
segala hal yang berpotensi masuk ke mata Anda.
5. Sepatu Boot
Sepatu boot yang mungkin sering Anda gunakan sehari-hari. Tetapi sepatu boot
yang digunakan saat bekerja tentu berbeda. Sepatu boot ini bisa memberikan
perlindungan dengan lebih maksimal sebab punya model yang tinggi sehingga
dapat melindungi kaki Anda sampai ke bagian betis dan tulang kering.

II.6 Prinsip Kerja


Tangki penyimpanan minyak memainkan peran yang sangat penting dalam proses
penyimpanan dan transportasi minyak dan gas. Dalam penyimpanan minyak dan gas,
tangki minyak sebagian besar digunakan untuk penyimpanan minyak. Ketika oli
diperlukan, oli keluaran dari tangki minyak. Dalam proses output minyak, tidak dapat
dihindari untuk menghadapi masalah seperti itu. Karena suhu rendah, minyak menjadi
kental, yang mengurangi fluiditas minyak, yang menyebabkan minyak tidak dapat
keluar dengan lancar dari tangki penyimpanan minyak. Prinsip kerja:
1. Perpanjang "penukar panas film pusaran" ke bagian bawah tangki minyak di
sepanjang arah radial tangki penyimpanan, media panas (uap) akan melalui
pipa lulus, minyak akan mengalir di antara pipa di shell pass, dan port isap
minyak cangkang akan langsung terhubung ke tangki Medium dalam.
2. Atur katup kontrol suhu pada saluran masuk uap penukuk panas, dan kontrol
saluran masuk uap penukuk panas dengan mendeteksi suhu outlet minyak
oleh sensor suhu, sehingga dapat memastikan suhu konstan minyak.
Heat exchanger mengadopsi tabung film panas elemen-pusaran panas efisiensi
tinggi untuk menjaga oli mengalir di antara tabung secara wajar. Efisiensi termal
adalah 3-5 kali lipat dari pen bursa panas biasa. Mekanisme perpindahan panas yang
ditingkatkan adalah: cairan minyak mengalir di permukaan bagian dalam dan luar Ini
dirancang untuk mengalir dalam aliran bergolak, menghasilkan osilasi dan scouring
yang kuat. Arah aliran terus berubah. Cairan minyak bersuhu tinggi yang dekat
dengan permukaan dinding pipa terus diganti. Lapisan isolasi menjadi lebih tipis dan
bahkan rusak. Perpindahan panas pada permukaan logam dipercepat. Pusaran mikro
diperkuat untuk memperkuat difusi termal di dalam cairan minyak. Ini tidak akan
menyebabkan suhu tinggi lokal dan panas berlebih cairan dekat dengan permukaan
dinding pipa, sehingga minyak dapat dipanaskan dengan benar dan sepenuhnya tanpa
kemungkinan coking dan dekomposisi. Transfer panas yang baik tanpa perlawanan
besar.
II.7 Pembahasan
1. Safety
Untuk menjaga operasional penyimpanan secara optimal, maka tangki penyimpanan
dilengkapi dengan peralatan yang memiliki kehandalan, antara lain berfungsi
untuk;
• Melindungi cairan/minyak di dalam tangki agar aman
• Memudahkan dalam pengoperasian maupun pemeliharaan/perawatan.
• Sarana pemadam kebakaran (bila terjadi kebakaran baik di luar/ sekeliling tangki
maupun pada tangki sendiri).
Beberapa perlengkapan yang ada pada tangki penyimpanan antara lain;
1. Roof manhole (lubang atap)
2. Shell manhole (lubang pipa)
3. Inlet and outlet nozzeles
4. Nozzel for roof vent
5. Gauge hatch
6. Flange for water draw off
7. Stairway (tangga)
8. Hand Rail (penyangga)
9. Free vent (ventilasi)
10. Water Sprayer (penyemprot air)
11. Tank Gauge (pengukur tangki)
12. Foam Chamber
13. Breather Valve (katup pernapasan)
14. Splash Plate
15. Floating Suction (penghisap)

2. Troubleshoot
Troubleshoot yang terjadi pada tangka antara lain :
a. Tangki bahan bakar bocor Tangki bahan bakar yang bocor disebabkan karena
benturan atau karat di dalam tangki bahan bakar. Bila hal ini dibiarkan, maka
akan menimbulkan bahaya yang cukup besar.
b. Tersumbatnya bahan bakar pada saluran keluar Penyumbatan saluran keluar
ini sering terjadi akibat adanya penguapan bahan bakar dan pengembunan
udara dalam ruang tangki bahan bakar yang apabila dibiarkan tanpa menguras
tangki secara berkala, maka lama - kelamaan menjadi karat, air dan kotoran
akan menumpuk di dasar tangki. Hal ini menjadikan tersumbatnya saluran
bahan bakar ke karburator.
c. Pengembunan pada tangki bahan bakar Udara yang terdapat pada tangki bahan
bakar akan mengembun pada saat kendaraan dingin dan menempel pada
dinding tangki. Butiran - butiran air akan jatuh ke dasar tangki, hal ini
disebabkan karena berat jenis air lebih besar di banding bahan bakar. Untuk
mengatasi pengembunan dalam tangki, maka tangki bahan bakar tersebut
harus dikuras/dibersihkan.
d. Vapor lock ( penguapan bahan bakar ) Vapor lock adalah bahan bakar yang
tidak berfungsi sebagai mestinya, disebabkan bahan bakar tersebut menguap di
dalam saluran bahan bakar saat terjadi panas. Cairan, termasuk bahan bakar,
paling mudah menguap pada tekanan rendah, terutama pada saluran bahan
bakar antara tangki dan pompa bahan bakar. Hal ini disebabkan terjadinya
sebagai vakum oleh pompa. Apabila bahan bakar dalam saluran pipa menguap
dan gelembung - gelembung gas terbentuk maka saat pompa bekerja hanya
uap yang terbawa ke karburator.
e. Tersumbatnya saluran pernafasan Tersumbatnya saluran pernafasan
mengakibatkan perbedaan tekanan udara luar dengan udara dalam tangki. jika
hal ini terjadi, maka bahan bakar akan mengalir secara terus menerus
walaupun tanpa adanya isapan dari pompa.
Gejala yang muncul bila terjadi gangguan seperti :
a. Tangki bahan bakar bocor Gejala yang terjadi bila tangki bahan bakar bocor
adalah adanya tetesan bahan bakar dari bagian belakang kendaraan yang
berasal dari tangki bahan bakar, habisnya bahan bakar dengan sendirinya
meskipun kendaraan diam dan timbul bau bensin yang menyengat disekitar
kendaraan tersebut.
b. Tersumbatnya bahan bakar pada saluran keluar Gejala yang muncul yaitu
bensin tidak dapat mengalir dengan lancar ke karburator/ suplai bahan bakar
kurang. Gejala lain yaitu mesin tidak mau hidup.
c. Pengembunan pada tangki bahan bakar Gejala yang muncul bila terjadi
pengembunan pada tangki yaitu mesin sering tersendat - sendat sehinga
putaran mesin menjadi tidak stabil, kendaraan sukar dihidupkan karena terlalu
banyaknya genangan air di dasar tangki akibat dari pengembunan tersebut.
Vapor lock (penguapan bahan bakar) Gejala yang ni mungkin terjadi yaitu idle menjadi lebih
kasar karena campuran udara dan bahan bakar lebih kurus, akselerasi kurang baik dan mesin mud
BAB III
III.1 Sejarah PT. Sumber Petrindo Perkasa
PT Sumber Petrindo Perkasa merupakan special purpose vehicle
didirikan pada bulan Februari 2004, dengan tujuan menjadi perusahaan
swasta terkemuka yang bergerak dibidang transmisi gas alam dengan
investasi utama berupa pipa gas yang berlokasi di Jawa Tengah.

Gambar 2. 4 lokasi PT.Petrindo Perkasa


SPP telah melakukan Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) dengan PT
Pertamina EP, gas tersebut berasal dari Blok Gundih di Jawa Tengah dengan
titik searah Area Gundih. SPP Juga telah mendapatkan PJBG dengan PT
Indonesia Power dengan periode penyaluran gas selama 15 tahun untuk
volume sebesar 50 MMSCFD, gas tersebut diperuntukan guna memasok
kebutuhan PLTGU Tambak Lorok. SPP akan mengangkut gas tersebut
melalui pipa gas dengan diameter 20 inchi dan panjang pipa sekitar 123 km
dari Blok Gundih, Cepu ke PLTGU Tambak Lorok, Semarang. Pipa tersebut
akan ditanam secara parallel di bahu jalur rel kereta api dengan jarak 10
meter dari as rel sesuai dengan aturan dari Ditjen Perkeretaapian serta
perjanjian sewalahan dengan PT Kereta Api Iindonesia (Persero) sebagai
Right-of-way pipa gas milik SPP. Dengan memanfaatkan gas alam sebagai
sumber energi pengganti BBM, maka pemerintah Indonesia dapat
memenuhi strategi pemanfaatan energi jangka panjang sehingga akan
mengurangi subsidi terhadap produk berbasis minyak secara signifikan dan
akan mengurangi ketergantungan pada harga bahan bakar tinggi.
Pengoperasian PLTGU Tambak Lorok milik PT.Indonesia Power akan
dioptimalkan untuk mencapai nilai ekonomi dengan beralih sumber energi
dari bahan bakar cair ke gas, sehingga
pembangkit listrik akan meningkatkan efesiensinya sampai dengan 75%.
PT. SPP telah merancang jaringan pipa untuk dapat menyalurkan gas hingga
75 MMSCFD untuk dapat mengakomodir kebutuhan PLTGU Tambak
Lorok serta mengurangi subsidi BBM. SPP juga berpotensi untuk
menyumbangkan pajak kepada Negara dalam jumlah yang cukup signifikan.
Selain itu juga turut serta berkontribusi dalam menyumbangkan Pendapatan
Negara Bukan Pajak (PNBP) melalui penyewaan ROW lahan Kereta Api
yang sebelumnya.tidak.produktif.
III.2 Dasar Teori
Cooler adalah suatu alat yang berfungsi untuk mencegah terjadinya over
heating (panas berlebihan) dengan cara mendinginkan suatu fraksi panas dengan
menggunakan media cairan dingin, sehingga akan terjadi perpindahan panas dari
fluida yang panas ke media pendingin tanpa adanya perubahan suhu. Alat
pendingin biasanya menggunakan media air, dalam prosesnya air pendingin
tidak mengalami kontak langsung dengan fraksi panas tersebut, karena fraksi
panas mengalir di dalam pipa sedangkan air pendingin berada di luar pipa.
Pada industri Oil and Gas atau Minyak dan Gas cooler berfungsi sebagai
alat pendingin yang dipakai untuk mendinginkan cairan panas dan
cairan dingin dimana terjadi perpindahan panas dari fluida panas ke
fluida dingin tanpa perubahan suhu, dengan menggunakan air sebagai media
pendingin dimana air tersebut dialirkan melalui tube yang ada didalamnya. Di
kilang Cepu digunakan 2 jenis cooler, yaitu Shell and tube cooler dan box
cooler. Pada shell and tube cooler, liquid panas melalui pipa, dan air sebagai
media pendinginnya adalah air yang mengalir melalui shell, jenis alirannya
adalah counter current. Box cooler dipakai karena perawatannya mudah, pada
box cooler terdapat coil sebagai tempat mengalirnya fluida panas, sedangkan
media pendinginya adalah air. Air akan mengisi box cooler sampai penuh,
sehingga coil akan tercelup seluruhnya dan air keluar secara over flow. Dalam
indutri migas terutama pada unit pengolahan minyak bumi, cooler digunakan
untuk mendinginkan fraksi-fraksi minyak bumi yang telah diolah. Pada dasarnya
fraksi minyak bumi yang telah diolah terutama pada kolom destilasi memiliki
panas yang cukup tinggi, sehingga panasnya perlu diturunkan sebelum
dimasukkan ke dalam tanki penyimpanan karena umumnya setiap jenis tanki
memiliki karakteristik khusus dalam hal penyimpanan fluida. Contohnya, pada
industri migas di daerah Cepu, naftha dari hasil kolom bawah fraksinasi masuk
kedalam cooler pada suhu 122°C. Di cooler terjadi kontak secara tidak langsung
dengan air pendingin yang bersuhu 26°C yang berasal dari cooling tower.
Perpindahan panas yang terjadi adalah secara konduksi. Naftha yang
keluar dari cooler suhunya menjadi 60°C sedangkan suhu pada air adalah 32°C.
A. Jenis-Jenis Cooler
Cooler terdiri dari beberapa jenis, dengan proses yang berbeda-beda, khusus
pada indstri migas jenis cooler yang biasa digunakan ialah Shell dan Tube
Cooler dan Box Cooler. Berikut penjelasanya:
1. Sheel dan Tube Cooler
Pada cooler jenis ini, proses pendinginan fraksi dilakukan dengan cara
mengalirkan fraksi panas melalui pipa, sedangkan air pendingin dialirkan
melalui shell sehingga akan mengalami kontak langsung dengan dengan
permukaan pipa yang berisi fraksi panas dan panas dari fraksi tersebut akan
diserap oleh aliran air.
2. Box Cooler
Jenis cooler ini sangat efisien karena prosesnya yang cukup mudah, di dalam
alat ini terdapat coil ( sejenis pipa tetapi memiliki banyak lubang-lubang kecil)
yang digunakan untuk mengalirkan fluida panas, sedangkan air pendingin akan
mengisi box cooler dan menutupi coil tersebut, maka akan terjadi penyerapan
panas oleh air pendingin, sehingga fraksi yang keluar dari box cooler telah
sesuai dengan panas yang diinginkan.
B. Prinsip Kerja
Prinsip kerjanya ada pada prinsip perpindahan panas ( konduksi,
konveksi, dan prinsip pindah panas radiasi). dan material pembuatannya
harus mencegah masuknya panas dengan ketiga cara tersebut. misal untuk
mencegah konduksi, digunakan bahan yang tidak memiliki konduktivitas
termal ( kuat rambat panas ) yang tinggi, misalnya styrofoam. Atau secara
singkat Prinsip kerja cooler adalah menarik udara segar dari luar kemudian
menyaring dan mendinginkannya dengan menggunakan Cell Pad sebagai
filter, sehingga debu dan udara panas dari dalam ruangan akan terdorong
keluar. Dengan menggunakan sistem ini maka akan terjadi pertukaran udara
dari luar kedalam ruangan. penurunan suhu dan peningkatan jumlah O2 dalam
waktu yang sama.

C. Keselamatan Kerja
- Pengecekan serta Perbaikan harus sesuai SOP / Work Permit yang
berlaku.
- Pembuangan Air saat pengurasan lebih hati- hati.
- Pekerja Wajib Menggunakan Peralatan Safety ; Safety Shoes dan Safty
Helmet saat Bekeria di Lapangan.
- Terdapat Pembatas, saat pengecekan serta perbaikan harus sesuai dengan
SOP.
- Pasang Penangkal Petir, Tetap saat bekerja harus sesuai dengan SOP.
- Hindari Pemakaian Kacamata Contact Lens Ketika bekerja di
laboratorium kimia organik, Gunakanlah selalu kacamata pelindung yang
sesuai.
- Gunakan masker Ketika bekerja dengan bahan yang berdebu (serbuk)
atau bahan yang bila terhirup itu mengandung zat yang berbahaya.
- Untuk Alat Elektronik mohon untuk tidak digunakan pada saat bekerja di
lapangan.

A. SOP Start Up dan Shut Down


Sebelum dilakukan pengoperasian pada sistim Cooling Tower,
dilakukan pemeriksaan, antara lain :
1. Pemeriksaan instalasi seluruh sistim air pendingin, pemeriksaan
karakteristik air pendingin, pemeriksaan kedudukan valve pada saat
akan dioperasikan atau pada saat beroperasi normal.
2. Pemeriksaan peralatan utama.
- Cooling Tower
- Evaporator
- Heat Exchanger
- Peralatan kontrol (Indicator dan Switch).
3. Pemeriksaan kesiapan sistim penunjang.
- Make up water, Cooling Water dan Water Cooling Tower.
4. Hidupkan power utama didalam gedung MES dengan merubah
handle ke posisi “ON” pada panel.
Start Up
1. Hidupkan Cooling Tower LBC A/B dengan menekan tombol start
pada panel lokal atau melalui panel utama.
3. Hidupkan Circulation Pump dengan memutar saklar “Start” di
posisi ON pada panel utama.
4. Hidupkan motor dan pompa injeksi sebagai penambah NaOHCO3
dan Chlorida dengan menekan tombol start di panel lokal.
Shut Down
1. Matikan motor Stiner dan pompa injeksi penambah Chlorida dan
NaOHCO3 dengan menekan tombol stop di panel local.
2. Matikan Circulation Pump dengan menurunkan saklar ke posisi
‘OFF” pada panel utama.
3. Matikan Cooling Tower dengan menekan 6 (enam) tombol stop
pada panel local.

III.3 Pembahasan
Alat pendingin pada industri migas ini sering mengalami
masalah, permasalahan yang sering muncul biasanya disebabkan oleh sumber bahan
baku air pendingin tersebut. Berikut beberapa masalah yang disebabkan
oleh air pendingin yaitu, korosi. Kerusakan yang disebabkan oleh korosi
pada sistem pendingin ialah terjadinya penyumbatan pada pipa, adanya kontaminasi
terhadap fraksi yang diinginkan akibat dari kebocoran karena korosi dan
menurunnya proses perpindahan panas. Berikutnya adalah terjadinya Scale, yaitu
munculnya lapisan padat berupa materi anorganik yang terbentuk karena
adanya pengendapan. Penyebab dari adanya pengendapan ini yaitu
terhambatnya proses pengaliran dalam pipa dan menghambat perpindahan panas
yang terjadi. Kemudian masalah yang sering terjadi pada alat pendingin adalah
fouling, yaitu adanya akumulasi material solid atau pembentukan lapisan deposit
pada permukaan pipa seperti lapisan kristal dan lapisan sedimen yang tentunya
dapat menghambat proses perpindahan panas.
Masalah pada cooling water selanjutnya yaitu adanya biological
contamination, masalah ini disebabkan oleh pertumbuhan mikroba yang tidak
terkontrol yang dapat menyebabkan pembentukan deposit padat. Mikroba dapat
masuk kedalam alat cooler melalui makeup water atau juga lewat udara.
1. Sistem Keamanan / Safety Cooler
Air To Open (ATO) atau Normally Open. Sistem ini dibutuhkan pada saat
terjadi temperature yang tinggi maka otomatis valve akan terbuka sehingga feed
water dapat masuk ke dalam tube untukj mencegah terjadinya overheating Relief
Control Valve (RCV). Sistem safety valve ini akan mengontrol dan membatasi
tekanan dalam suatu system.
2. Troubleshoot
Masalah Pada Cooler/ Alat pendingin pada industri migas ini sering
mengalami masalah, permasalahan yang sering muncul biasanya disebabkan oleh
sumber bahan baku air pendingin tersebut. Apabila pengontrolan sumber air bahan
baku tidak dilakukan dengan efektif maka akan menimbulkan efek negatif pada
proses seperti kerusakan pada alat, meningkatnya biaya perawatan alat dan dapat
mengurangi transfer panas. Berikut beberapa masalah yang disebabkan oleh air
pendingin:
1. Korosi
Korosi merupakan proses elektrokimia dimana logam kembali ke
bentuk alaminya sebagai oksida. Kerusakan yang disebabkan oleh
korosi pada sistem pendingin ialah terjadinya penyumbatan pada pipa,
adanya kontaminasi terhadap fraksi yang diinginkan akibat dari
kebocoran karena korosi dan menurunnya proses perpindahan panas.
Cara untuk mengatasi korosi ini bisa dilakukan dengan penambahan
bahan kimia ke dalam aliran seperti kromat, silikat dan nitrat
ferosianida yang dapat meleberkuan lapisan penyebab korosi sehingga
terbawa keluar oleh arus aliran.
2. Scale
Scale ialah munculnya lapisan padat berupa materin inorganik seperti
magnesium silicate, calsium carbonat dan silica yang terbentuk karena
adanya pengendapan. penyebab dari adanya pengendapan ini yaitu
terhambatnya proses pengaliran dalam pipa dan menghambat
perpindahan panas. Cara untuk mengatasi scale yaitu dengan
menambah kuat arus aliran dan dapat juga ditambahkan bahan kimia
seperti calsium carbonat.
2. Fouling
Fouling yaitu adanya akumulasi material solid atau pembentukan
lapisan deposit pada permukaan pipa seperti lapisan kristal dan lapisan
sedimen yang tentunya dapat menghambat proses perpindahan panas.
Fouling ini dapat dicegah maupun dikendalikan dengan menggunakan
klorin, garam arganometal dan ammonium kuartener.
2. Biological Contamination
Masalah ini disebabkan oleh pertumbuhan mikroba yang tidak
terkontrol yang dapat menyebabkan pembentukan deposit padat.
Mikroba dapat masuk kedalam alat melalui makeup water atau bisa
juga melalui udara. Cara mengatasi masalah ini ialah dengan
melakukan steriliasi untuk merendahkan potensi melekatnya
mikrooganisme seperti lumut serta membuuh mikroorganisme tersebut
menggunakan bahan kimia misalnya saja dengan klor, peroksida dan
senyawa amina yang dapat mengikis lumut tersebut.
BAB IV
PENUTUP

IV.1 Kesimpulan
Setelah pelaksanaan kunjungan lapangan ini, dapat disimpulkan bahwa :
● Kunjungan Kilang PPSDM Migas Cepu dikategorikan sebagai kunjungan
lapangan sektor hilir, bagaimana cara pengolahan minyak bumi dan gas
yang telah diproduksikan dari bagian bawah tanah atau reservoir.
● Kunjungan PT. Sumber Petrindo Perkasa dapat memperlihatkan bagaimana
transportasi gas terjadi. Dari produksi PT. Pertamina EP Cepu, lokasi
Gundih kemudian diolah menjadi gas kemudian di transportasikan ke
Jargas di Semarang dan kemudian di distribusikan kepada masyarakat.
● Kunjungan seperti ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa karena dapat
menyinkronkan apa yang selama ini di dapat dalam kelas dengan kondisi
lapangan yang sebenarnya.

IV.2 Saran
Diharapkan adanya perencanaan estimasi waktu karena sejauh ini masih
kurang mendetail karena hanya melihat overview pada presentasi serta
penjelasan secara singkat. Dan saat berkeliling di kilang PPSDM Migas Cepu
penjelasan tidak begitu jelas karena jumlah mahasiswa yang terlalu ramai
dengan kondisi yang tidak kondusif.

Anda mungkin juga menyukai