Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Di PT. Indo Bharat Rayon terdapat beberapa departemen yang saling
berkesinambungan dalam pembuatan staple fibre rayon sebagai hasil produksi. Bahan
baku yang digunakan dalam pembuatan staple fibre rayon ini terbagi menjadi tiga
bagian yaitu bahan baku utama, bahan baku penunjang, dan bahan additive. Bahanbahan yang dibutuhkan selama proses di masing-masing departemen jenisnya berbeda
antara satu departemen dengan departemen lain, namun produk yang dihasilkan dari
satu departemen sangat berpengaruh terhadap produk akhir yang dihasilkan.
2.1 Bahan Baku Utama dan Penolong di Viscose Departement
2.1.1 Bahan Baku Utama
1) Pulp
Bahan baku utama untuk pembuatan staple fibre rayon adalah pulp kayu.
Pulp ini merupakan bubur kayu yang telah dihilangkan kandungan pengotornya,
sehingga yang tersisa sebagian besar adalah selulosa. Berdasarkan kelarutannya
dalam NaOH 18% dikenal tiga jenis selulosa yang terkandung dalam pulp, yaitu :
a) selulosa, memiliki derajat polimerisasi >1500 dan tidak larut pada temperatur
200C.
b) selulosa, larut dalam air tetapi mengendap apabila ditambah asam dan derajat
polimerisasinya berkisar antara 100 - 1500 .
c) selulosa, larut dalam air dan mengendap apabila ditambah alkohol dan derajat
polimerisasi <100.
Kandungan terbesar dari pulp adalah selulosa yaitu sekitar 92%, sisanya
berupa hemiselulosa yang terdiri dari selulosa dan selulosa. Spesifikasi ketiga
jenis selulosa yang terkandung di dalam pulp dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Klasifikasi Selulosa


Jenis Selulosa
selulosa

Low Alpha Wood Pulps


88 - 92 %

High Alpha Wood Pulps


94 96 %

selulosa

34%

23%

selulosa

49%

14%

(Sumber : Textile Fibres, Their PhysicalMicroscopical, and Chemical Properties)

Pulp dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan panjang serat yang
terkandung didalamnya, yaitu pulp serat panjang (soft wood) dan pulp serat pendek
(hard wood). Pulp yang digunakan sebagai bahan baku utama di PT. Indo Bharat
Rayon memiliki perbandingan, yaitu soft wood (Domsjo maksimal 150 kg/batch), dan
hard wood (Av Nack maksimal 300 kg/batch). Spesifikasi pulp dapat dilihat pada
Tabel 2.2
Tabel 2.2 Spesifikasi Pulp
Kandungan

Jenis
Av Nack Domsjo
20,2
21

Unit

Viskositas

CNC
19

Resin dan Lemak

0,09

0,24

0,07

Kandungan Abu

0,06

0,08

0,08

96

94,7

96,4

Berger whiteness

87,8

85,7

90,5

Yellowness

-5,58

-0,8

-5,64

UV-380

85,5

61,5

157

33

100

70

Nos/m2

Brightness

Dirt Count

cP

Spesifikasi teknis pulp yang digunakan sebagai sumber selulosa dapat dilihat pada
Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Spesifikasi Teknis Pulp
Kandungan
selulosa
Air
Kelarutan dalam NaOH
Yield pada NaOH
Viskositas (1% CUAMM) TAPP1206
Resin dan Lemak
Abu Total
Asam Terlarut
Ca dan Mg sebagai CaO
Besi sebagai Fe
Brightness dengan FFR-1
Berger Whiteness dengan FFR-2
Dirt Count
pH
UV value dengan alat Fibroglow-380

Persyaratan
min 91%
max 10%
max 7%
min 93%
10 25 cP
max 0,3%
max 0,2%
max 200 ppm
max 250 ppm
max 10 ppm
max 92%
max 80%
max 500 Nos/m2
47
max 150

Pemenuhan kebutuhan pulp di PT. Indo Bharat Rayon merupakan hasil impor
dari Afrika dan Swedia dan Kanada.
2)NaOH
Di Viscose Department kaustik yang dipakai memiliki konsentrasi yang
berbeda-beda untuk berbagai proses.
a)
b)
c)
d)

Konsentrasi NaOH yang diperoleh dari supplier memiliki konsentrasi 48-48,5 %.


Konsentrasi NaOH yang diinginkan saat keluar dari absorber 43 %.
Konsentrasi NaOH yang ditambahkan di slurry mixer 18 %.
Konsentrasi NaOH yang ditambahkan di dissolver 2 %.
Digunakan untuk memperoleh larutan viscose dengan cara melarutkan

selulosa xhantat pada Viscose Deapartement.


Tabel 2.4 sifat fisika dan kimia NaOH
Spesifikasi

Persyaratan

Melting Point
Boiling Point
Vapour Pressure
Spesific gravity
Water Solubility

318
1390
1 mmHg at 739
2,12
(Note : Dissolution in water is highly exothermic)

2.1.2 Bahan Baku Penolong


1) CS2
CS2 berfungsi untuk mematangkan alkcell agar dapat bereaksi dengan NaOH
dan membentuk alkcell xanthant. CS2 didapat dengan cara recovery CS2 dari
Departemen Spinning yang diolah di Departemen Ancillary. Penambanhan CS2

dilakukan didalam Churn yang terdapat di Departemen Viscose. Sifat fisika dan kimia
CS2 dapat dilihat pada Tabel 2.5.
Tabel 2.5 sifat fisika dan kimia CS2
Spesifikasi
Freeze point
Boiling point
Vapour density
Vapour pressure
Density (g.cm-3)
Dense liquid
Flash point
Autoignitation temperature
Water solubility

Keterangan
-112oC
46oC
396 Mbar
3.17 kg/m3
1.26
2.6 kg/L
-30oC
90oC
Slight

2) Air ( H2O)
Di PT. Indo Bharat Rayon menggunakan tiga jenis air yang masing-masing
memiliki fungsi tersendiri untuk berlangsungnya suatu proses pembuatan staple fibre
rayon. Jenis air ini dapat dilihat pada Tabel 2.6.
Tabel 2.6 Jenis Air (H2O)
Jenis

Fungsi
Untuk menurunkan

Charged water

konsentrasi NaOH

menjadi 2% di disslyle tank


Sebagai pendingin pada jaket untuk

menjaga temperatur proses agar tetap


konstan. Di dalam Chiller, Chilled water
Chilled water

ini ditambahkan dengan kromat sebagai


bahan anti korosif
Sebagai

pengencer

kaustik

untuk

menurunkan konsentrasinya. Soft water


ini ditambahkan pada caustic dissolver
Soft water

dan step lyle

2.1.3 Bahan kimia sebagai reaktif katalisator


1) MnSO4
MnSO4 ini merupakan katalis yang digunkana untuk mempercepat reaksi
antara pulp dan kaustik supaya menghasilkan alkcell. Penambahan MnSO4 dilakukan
pada saat pencampuran di homogenizer. Spesifikasi dari MnSO4 dapat dilihat pada
Tabel 2.7.

Tabel 2.7 Spesifikasi dari MnSO4


Spesifikasi
Appreance
Odor
Solubillity
% Volatile by volume
Melting point
Boiling point
Density (g.cm-3)

Persyaratan
Pale pink granular powder
Odorless
Soluble in part 1 part water
100-217oC (70oF)
850oC(1562oF) Decomposes
700oC(1292oF) Loses all water at 400-500oC
2,95

2.2 Bahan Baku dan Penolong di Spinning Departement


2.2.1 Bahan baku utama
1) Larutan Viscose

Larutan Viscose merupakan produk dari Departemen Viscose. Larutan viscose


yang diharapkan dari Departemen Viscose harus mengandung atau mempunyai
beberapa persyaratan kadar yang dapat dilihat pada Tabel 2.8.
Tabel 2.8 Spesifikasi Larutan Viscose
Kandungan
Caustik pulper
Selullosa di slurry press
Viscose
Viscose
Ball Fall (BF) viscose
Ripening Index (RI) viscose

Persyaratan
17,8-17,9
33,5-33,9
5,35-5,45 NaOH
9,10-9,20 selullosa
60-65
10,5-12,5

Unit
%
%
%
%
Second
-

2) Berol Visco 315


Merupakan bahan kimia yang digunakan untuk mengatur whiteness dari serat.
3) Titanium Dioksida (TiO2)
Titanium Dioksidadigunakan untuk membuat fibre semi dull ( SD ). TiO2
ditambahkan agar hasil rayon tidak terlalu mengkilat. TiO2 yang digunakan adalah
sebanyak 100 kg/1000 liter air setiap penggunaan 6 jam sekali ( per shift ).
Tabel 2.9 Spesifikasi Teknis TiO2
Kandungan
Kemurnian TiO2
pH

Persyaratan
Min 99,4
7,9

Unit
%
-

4) Asam Asetat
Spesifikasi teknis asam asetat yang digunakan pada proses ini dapat dilihat
pada Tabel 2.10 Asam asetat digunakan untuk menetralkan NaOH yang masih
terkandung di dalam tow ( kumpulan filamen yang telah bebas CS2 ) yang berada di
Departemen Spinning.

Tabel 2.10 Spesifikasi Teknis Asam Asetat (CH3COOH)


Spesifikasi
Appereance
Odor
Solubillity
Density (g.cm3)

Keterangan
Clear, colorless liquid
Strong, vinegar-like
Infinitely soluble
1,05

pH

2,4 (1,0 M solution)

% Volatiles by volume
Melting point
Boiling point
Vapour density
Vapour pressure

100-217oC (70oF)
16oC (60oF)
118oC (244oF)
2,1
11 mm Hg 20oC (68oF)

2.2.2 Bahan kimia sebagai reaktif katalisator


1) Spinbath-Zinc
Di dalam larutan spinbath terdapat senyawa ZnSO4, penambahan senyawa ini
berpengaruh pada kekuatan tarik serat. Semakin rendah kualitas Zn maka semakin
rendah pula kekuatan tarik dari serat.
2) NaOCl
Natrium Hipoklorit sebagai pemutih fibre yang ditambahkan di zone bleach
pada proses after treatment. Spesifikasi dari natrium hipoklorit dapat dilihat pada
Tabel 2.11.
Tabel 2.11dari Natrium Hipoklorit
Spesifikasi
Appereance
Odor
Solubillity
Density(g.cm3)
pH
% Volatiles by volume
Boiling point
Melting point

Keterangan
Colorless, to yellowish liquid
Chlorine-like odor
100% in water
1,07-1,14
9-10 (neutral solution no excess sodium hydroxide
Ca 95 21oC (70oF)
40oC (104oF) Decompeses slightly
-6oC (21oF)

3) Anti Foam
Digunakan pada final washing, bertujuan untuk mengurangi busa yang timbul
pada saat pencucian.
4) Soft finish
Soft finish(GA, MGR oil ) penambahan MGR yang berfungsi untuk
melembutkan mat pada proses after treatment dan GA yang berfungsi unutk
mengurangi gaya elektrosstatik fiber dilakukan di zona Soft Finish pada proses after

treatment di Spinning Departement. Spesifikasi teknis dari MGR dan GA dapat


dilihat pada Tabel 2.12.
Tabel 2.12 Spesifikasi Teknis MGR dan GA
Spesifikasi
Appereance
Odor
Solubillity
Density(g.cm3)
pH
% Volatiles by volume
Boiling point
Melting point

Keterangan
Colorless, to yellowish liquid
Chlorine-like odor
100% in water
1,07-1,14
9-10 (neutral solution no excess sodium hydroxide
Ca 95 21oC (70oF)
40oC (104oF) Decompeses slightly
-6oC (21oF)

2.2.3 Bahan Kimia sebagai pembersih


1) Cromic Acid
Cromic Acid dipakai sebagai pembersih di Spinning Departement. Adapun
spesifikasi dari Cromic Acid dapat dilihat pada Tabel 2.13.
Tabel 2.13 Spesifikasi dari chromic acid
Spesifikasi
Appereance
Solubillity
% Volatiles by volume
Boiling point
Melting point

Keterangan
Odorless red to dark purple crystals or powder
100% in water
21oC (70oF)
482oF
385oF

2) Strong Acid
Strong Acid yang digunakan sebagai pembersih adalah H2SO4. Spesifikasi dari
Strong Acid dapat dilihat pada Tabel 2.14.

Tabel 2.14 Spesifikasi strong acid (H2SO4)


Spesifikasi
Appereance
Melting point
Boiling point
Spesific gravity
Vapour pressure
Water solubillity

Keterangan
Colorless olily liquid
-2oC
327oC
1,84
< 0,3 mm Hg pada suhu 20oC (vapour density 3,4)
Miscible in all proportions

2.2.4 Material Packing


1) Packing Box

Packing Box ini digunakan untuk membungkus rayon hasil dari proses
panjang di spinning departement. Berat rata-rata per satu box adalah 250 kg. Istilah
packing di PT. Indo Bharat disebut juga bale.
2) Kawat Pengikat
Kawat pengikat ini berfungsi sebagai penguat dari bale yang telah di proses
sebelumnya.
2.3 Bahan Baku Penolong di Departemen Auxilliary
2.3.1 Bahan baku utama
1) H2SO4
H2SO4 di Departemen Auxilliary berfungsi untuk mengubah alkcell xanthant
menjadi filamen fibre. Senyawa H2SO4 bercampur dengan Na2SO4 dan ZnSO4
menjadi sebuah larutan yang disebut larutan spinbath. Adapun spesifikasi dari asam
sulfat dapat dilihat pada Tabel 2.15.

Tabel 2.15 Spesifikasi Larutan Spin bath


Spesifikasi
Appereance
Boiling point
Freeze point
Spesific gravity
Vapour pressure
Water solubility

Keterangan
Colourless oily liquid
327oC
-2oC
1,84
< 0,3 mm Hg at 20oF
Miscible in all proportions

2) ZnSO4
ZnSO4 berfungsi untuk menambah kekuatan serat. Semakin banyak ZnSO 4
yang digunakan akan menyebabkan reaksi semakin lambat tapi kekuatan tarik akan
semakin tinggi.
3) Alum ( Al(SO4))
Fungsi dari alum sama dengan fungsi dari ZnSO4 yaitu untuk menambah
kekuatan tarik serat. Alum hanya digunakan di mesin 4 karena mesin ini merupakan
mesin khusus yang memproduksi staple fibre rayon jenis non woven. Spesifikasi
alum dapat dilihat pada Tabel 2.16.
Tabel 2.16 Spesifikasi Alum (Al(SO4)3)
Spesifikasi
Appereance
Odor
Spesific gravity
Melting point

Keterangan
Colourless crytals
Odorless
1,69 at 0oC
87oC

2.3.2 Bahan baku penolong


1) Soft Water
Soft Water digunakan untuk pendinginan di Heat Exchanger. Dan juga
berfungsi sebagai absorber dikolom Mixing Condenser ( MK ) dan Heater Condenser
(HK) di seksi evaporator.
2) Media Filter (Pasir Kuarsa, Applicoat, kain)
Media filter berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran seperti tow dan
sludge di dalam larutan spinbath agar tidak terbawa ke top tank. Untuk efisiensi
dalam filtrasi, dilakukan pembersihan pasir dua minggu sekali dengan cara di

backwash. Dengan meningkatnya efisiensi filtrasi, maka tingkat kekeruhan dapat


diperkecil.
2.4 Bahan Baku dan Penolong di Departemen Ancillary
2.4.1 Bahan Baku Utama
1) Sulphur ( S )
Sulphur yang digunakan adalah sulphur yang berbentuk cair. Sulphur ini
diperoleh dari pabrik lain. Spesifikasi dari Sulphur dapat dilihat pada Tabel 2.17.
Tabel 2.17 Spesifikasi dari sulphur
Spesifikasi
Melting point
Boiling point
Vapour density
Density (g.cm-3)
Flash point

Keterangan
116 C (depending upon form)
445oC
8,8 (air 1)
2,01
188oC
o

2) Udara
Udara ini didapat dari udara yang dihembuskan oleh blower dan sebelum
digunakan udara ini dimasukkan kedalam Drying Tower ( TD ) untuk dilakukan
proses pengeringan. Proses pengeringan udara ini dilakukan dengan menggunakan
asam sulfat 98,5%
3) Asam Sulfat ( H2SO4 )
Asam sulfat berfungsi untuk mengikat SO3 yang berada di dalam interpass
tower dan Final absorben tower. Dan juga absorber dan drying tower agar udara
yang keluar dari tower ini menjadi kering.

2.4.2 Bahan Penolong


1) Soft Water
Soft Water digunakan untuk air pendingin di economizer dan di Plate Heat
Exchanger (PHE). Suhu air yang digunakan adalah 30oC.
2) NaOH
Penambahan NaOH dilakukan didalam scubber untuk menetralkan pH.
2.4.3 Bahan kimia reaktif katalisator
Vanadium Pentaoksida (V2O5), katalis ini digunakan untuk mengubah SO2
menjadi SO3.
2.5 Hasil Produksi
Di PT. Indo Bharat Rayon, setiap departemen menghasilkan produk utama,
produk samping dan produk penunjang.
2.5.1 Produk Departemen Viscose
Produk yang dihasilkan oleh departemen ini adalah larutan viscose.
2.5.2 Produk Departemen Spinning
Produk utama yang dihasilkan pada Departemen Spinning adalah staple fibre
rayon yang dikenal dengan nama rayon viscose. Spesifikasi teknis staple fibre rayon
dapat dilihat pada Tabel 2.18
Tabel 2.18 Spesifikasi Teknis Staple Fibre Rayon

Mm
G/D
G/D
%

Persyaratan untuk Fibre


Regular
(1.2-2,5) 6%
(32-76) 3%
min 2,6
min 1,3

Persyaratan untuk
Fibre High Tenacity
(1.2-2,5) 6%
(32-76) 3%
min 2,8
min 1,4

19,0-23,0

19,0-23,0

21,0-25,0

21,0-25,0

0,30-0,32

0,30-0,32

Kandungan

Unit

Denier
Panjang Staple
Tenacity (cond)
Tenacity (wet)
Elongation
(cond)
Elongation
(wet)
Kandungan Oil

Equilibrium
Sulfur
Berger
Whiteness
Semi Dull Ash
Dull Ash

%
Ppm

13
max 65

13
max 66

80,0-82,0

80,0-82,0

%
%

0,70-0,90
0,90-1,10

0,70-0,90
0,90-1,10

Rayon viscose ini dikemas dalam bentuk bale-bale dengan berat

250

kg/bale. Kapasitas produksi PT. Indo Bharat Rayon sekarang ini mencapai 550
ton/hari. Rayon viscose yang dihasilkan oleh PT. Indo Bharat Rayon terdiri atas dua
jenis yatiu fiber untuk kebutuhan tekstil dan fibre non woven. Berdasarkan
kulaitasnya, staple fibre rayon di PT. Indo Bharat Rayon ada dau macam, yaitu
HT(High Tenacity) yang artinya fiber dengan kekuatan tarik tinggi dan HT SD (High
Tenacity Semi Dull) yang artinya fiber dengan kekuatan tinggi dan berwarna redup
atau sering juga disebut non woven.
2.5.3 Produk Departemen Auxillary
Produk lain yang diperoleh dalam proses produksi staple fibre rayon adalah
natrium sulfat (Na2SO4). Nama lain untuk produk samping ini adalah glauber salt.
Natrium sulfat ini diperoleh dalam bentuk Kristal yang merupakan hasil proses
regenerasi larutan viscose menjadi selulosa yang selanjutnya akan diolah sehingga
akan didapatkan produk natium sulfat anhydrous (Na2SO4) yang berarti tidak
mengandung air. Spesifikasi natrium sulfat anhydrous dapat dilihat pada Table 2.19.

Tabel 2.19 Spesifikasi Natrium Sulfat Anhydrous


Kandungan
Kemurnian
pH dari Larutan 10%
Kandungann air
Kelarutan dalam air
Kandungan Zinc
Kandungan Fe
Cl sebagai NaCl
SO3 sebagai Na2SO3

Unit
%
%
%
ppm
ppm
ppm
ppm

Persyaratan
min 99,5
5,5-6,5
max 0,1
max 0,1
max 250
max 100
max 150
max 50

Ca dan Mg sebagai CaCO3


Berger Whiteness

ppm
%

max 100
max 94

2.5.4 Produk Departemen Ancillary


Pada departemen ini dihasilkan produk untuk menunjang terjadinya proses
utama, yaitu asam sulfat. Kapasitas produksi mencapai 150 ton/hari untuk acid plant
1, 120 ton/hari untuk acid plant 2, dan 130 ton/hari untuk acid plant 3 dengan
kemurnian asam sulfat 98,5%.
2.6 Buangan Industri
Buangan industri PT. Indo Bharat Rayon berupa limbah yang berbentuk cair,
padat, dan gas. Limbah-limbah yang dihasilkan oleh departemen-departemen yang
ada di PT. Indo Bharat Rayon adalah sebagai berikut :
2.6.1 Limbah Cair
Limbah cair yang dihasilkan PT. Indo Bharat Rayon terlebih dahulu diolah di
Departemen effluent dan DepartemenWater Treatment . Limbah cair pembuatan serat

rayon berasal dari beberapa departemen, diantaranya :


1) Departemen Viscose
Limbah yang bersifat alkali dengan kadar NaOH sebesar 150 ppm dan
mengandung zat organik yaitu suspended cellulose.

2) Departemen Spinning
Limbah yang berasal dari spinning department mengandung asam sulfat dan
serat yang berasal dari air pencuci fibre. Kadar asam dari departemen ini adalah 50006000 ppm.
3) Departemen Auxillary
Limbah yang berasal dari Departemen Auxillary berupa alkali yang berasal dari
pencucian media filter.
2.6.2 Limbah Padat
Limbah padat pada pembuatan staple fibre rayon berupa lumpur/sludge yang
dihasilkan dari pengolahan limbah cair. Pada viscose department limbah padat
dihasilkan berupa kawat bekas pengikat pulp dan kertas.
2.6.3 Limbah Gas
Limbah gas yang dihasilkan pada pembuatan staple fibre rayon adalah gas H2S, dan
CS2.

Anda mungkin juga menyukai