Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KUNJUNGAN

SPP GUNDIH
Disusun oleh:

Kelompok : 5 (lima)
Anggota :
1. Bungka Rico Hutabalian (2214200)
2. Chika Adelia (221420030)
3. Daffa Yoganza (221420043)
4. Fauzan Azmi (2214200)
5. Muhammad Jaggu A. (221420018)
Program studi : Teknik Pengolahan Migas
Bidang Minat : Refinery
Tingkat : 1 (satu)

KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ENERGI DAN
SUMBER DAYA MINERAL
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS

Cepu, Oktober 2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan karunia, rahmat,
dan hidayah-Nya Laporan Kunjungan PT Sumber Petrindo Perkasa (SPP) Gundih
ini yang dilaksanakan pada tanggal 28April 2022 dapat terselesaikan sebagai salah
satu tugas praktikum PIM (PengantarIndustri Migas) Hulu dan Hilir pada
konsentrasi Refinery tingkat 1 di Politeknik Energi dan Mineral Akamigas Cepu,
Tahun Akademik 2021-2022.
Dalam pelaksanaan dan pembuatan Laporan Kunjungan ini tidak lepas dari
dukungan dan bantuan yang didapat dari berbagai pihak. Ucapan terima kasih
penulis sampaikan kepada :
1. Allah SWT.
2. Ayah dan Ibu yang selalu mendoakan dan memberi kepercayaan
kepadakami.
3. Direktur PEM Akamigas, Bapak Prof. Dr. R.Y Perry Burhan, M.Sc.
4. Bapak Arif Nurrahman, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik
Pengolahan Minyak dan Gas.
5. Bapak Farid AlFalaki Hamid, S.Si., M.T., selaku Pembina Laporan
Kunjungan.
6. Teman-teman di jurusan Refinery I PEM Akamigas dan semua pihak yang
telah memberi dukungan.
Penulis mengharap kritik dan saran, karena penulis menyadari bahwa
laporan kunjungan ini masih banyak kekurangan. Semoga laporan kunjungan ini
dapat bermanfaat bagi kita semua. Atas perhatiannya, penulis mengucapkan
terima kasih.

Cepu, 29 September 2022

Penulis

i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktikum

Telah dilaksanakan:

Praktikum : Pengantar Industri Hulu dan Hilir Migas


Kegiatan : Kunjungan PT Sumber Petrindo Perkasa (SPP) Gundih
Hari/Tanggal : Kamis, 28 April 2022

Oleh:

1. Afifa Cheirina (211420055)


2. Agna Tri Herawati (211420007)
3. Akmal Ma’arif Al-Anshori (211420006)
4. Himmawan Arsyad (211420020)
5. Karisma Lutfiana Nurul Fadila (211420042)
6. Zalsa Tri Warjuna Putra (211420031)

Cepu, 26 Mei 2021


Menyetujui,
Dosen Pengampu

Farid Alfalaki Hamid, S.Si,. M.T.


NIP:198403152015031003

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Tujuan...................................................................................................................1
1.3 waktu dan tempat kunjungan
1.4 Profil Perusahaan..................................................................................................1

II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Gas Kromatografi.............................................................................4
B. Bagian- bagian Gas Kromatografi.......................................................................8
C. Langkah dalam penggunaan Gas Kromatografi.....................................................9

III. PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................................11
B. Saran...................................................................................................................11

IV. DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................11

ii
i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


PT Sumber Petrindo Perkasa merupakan special purpose vehicle didirikan pada bulan
Februari Februari 2004, dengan tujuan menjadi menjadi perusahaan swasta terkemuka
yang bergerak dibidang transmisi gas alam dengan investasi utama berupa pipa gas yang
berlokasi di Jawa Tengah. SPP telah melakukan Perjanjian Jual Beli SPP telah melakukan
Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) Gas (PJBG) dengan PT Pertamina EP, dengan PT
Pertamina EP, gas tersebut berasal dari gas tersebut berasal dari Blok Gundih di Jawa
Tenga Blok Gundih di Jawa Tengah dengan titik searah Area h dengan titik searah Area
Gundih. Pada kunjungan kali ini ditujukan untuk memberikan gambaran awal mengenai
proses- proses dalam industri migas. Dalam hal ini lebih spesifik terhadap pengenalan
proses industri transmisi gas alam. Pada kunjungan terdapat beberapa alat yang
berkesinambungan dengan industri migas. Salah satu dari alat tersebut yaitu “Gas
Kromatografi”.

1.2 Tujuan
Tujuan dalam penulisan laporan PIM Hilir ini adalah untuk mengetahui dan
memahami proses- proses yang terjadi dalam industri transmisi gas. Selain itu, hal ini
dapat bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai proses alir industri. Terlebih lagi,
laporan kunjungan ini dapat digunakan sebagai sarana untuk memperdalam ilmu
pengetahuan.

1.3 waktu dan tempat kunjungan


Kunjungan Lapangan ini dilaksanakan pada hari kamis, 28 April 2022. Bertempat di
SPP Gundih yang berada di kabupaten Blora.

1.4 profil perusahaan


PT Sumber Petrindo Perkasa merupakan special purpose vehicle didirikan pada bulan
Februari Februari 2004, dengan tujuan menjadi menjadi perusahaan swasta terkemuka
yang bergerak dibidang transmisi gas alam dengan investasi utama berupa pipa gas yang
berlokasi di Jawa Tengah.

1
SPP telah melakukan Perjanjian Jual Beli SPP telah melakukan Perjanjian Jual Beli
Gas (PJBG) Gas (PJBG) dengan PT Pertamina EP, dengan PT Pertamina EP, gas tersebut
berasal dari gas tersebut berasal dari Blok Gundih di Jawa Tenga Blok Gundih di Jawa
Tengah dengan titik searah Area h dengan titik searah Area Gundih. Gundih. SPP Juga
telah mendapatkan PJBG dengan PT Indonesia Power dengan periode penyaluran
penyaluran gas selama 15 tahun untuk volume sebesar sebesar 50 MMSCFD, MMSCFD,
gas tersebut tersebut diperuntukan diperuntukan guna memasok memasok kebutuhan
kebutuhan PLTGU Tambak Lorok. SPP akan mengangkut gas tersebut melalui pipa gas
dengan diameter 20 inchi dan panjang pipa sekitar sekitar 123 km dari Blok Gundih, Blok
Gundih, Cepu ke PLTGU Tambak PLTGU Tambak Lorok, Semarang. Semarang. Pipa
tersebut akan ditanam secara paralel di bahu jalur rel kereta api dengan jarak 10 meter dari
as rel sesuai dengan aturan dari Ditjen Perkeretaapian serta perjanjian sewa lahan dengan
PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai Right-of-way pipa gas milik SPP. Dengan
memanfaatkan gas alam sebagai sumber energi pengganti BBM, maka Pemerintah
Indonesia dapat memenuhi strategi pemanfaatan energi jangka panjang sehingga akan
mengurangi subsidi terhadap produk berbasis minyak secara signifikan dan akan
mengurangi ketergantungan pada harga bahan bakar tinggi. Pengoperasian PLTGU
Tambak Lorok milik PT.Indonesia Power akan dioptimalkan untuk mencapai nilai
ekonomi dengan beralih sumber energi dari bahan bakar cair ke gas, sehingga pembangkit
listrik akan meningkatkan efisiensinya sampai dengan 75%.PT. SPP telah merancang
jaringan pipa untuk dapat menyalurkan gas hingga 75 MMSCFD untuk dapat
mengakomodir kebutuhan PLTGU Tambak Lorok serta mengurangi subsidi BBM. SPP
juga b SPP juga berpotensi untuk meny berpotensi untuk menyumbangkan pajak
umbangkan pajak kepada Negara dalam kepada Negara dalam
2
jumlah yang cukup signifikan. Selain itu juga turut s Selain itu juga turut serta
berkontribusi dalam men erta berkontribusi dalam menyumbangkan yumbangkan
Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) melalui penyewaan ROW lahan Kereta Api
yang sebelumnya tidak produktif. Visi dan misi PT Sumber Petrindo Perkasa memilki visi
yaitu menjadi perusahaan gas terbesar dan paling terpercaya di Indonesia. Dan juga
memiliki misi yang bertujuan untuk menjadi penyedia infrastruktur, teknologi, dan
pelayanan gas alam yang paling handal dalam membantu klien kami dalam menyediakan
energi alam yang ramah lingkungan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gas Kromatografi


Kromatografi adalah metode atau teknik pemisahan molekul berdasarkan
perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dengan fase diam dalam kolom dengan
bantuan media gas. Fungsi dari gas kromatografi yang digunakan pada SPP Gundih
adalah untuk memisahkan senyawa dalam suatu sampel dan mengidentifikasi senyawa
yang ada pada suatu sampel. Prinsip kerja pada Gas Kromatografi ada 4 yaitu
cuplikan, interface, spektrometri massa, dan sistem pengolahan data. Cuplikan akan
diinjeksikan ke dalam injektor kemudian diuapkan hingga hasilnya berubah menjadi
uap atau gas. Selanjutnya pada interface yaitu menghubungkan antara kromatografi
gas dengan spektrometri massa ketika dalam kondisi hampa udara yang tinggi,
tujuannya adalah menghilangkan gas pembawa tanpa menghilangkan analit.
Spektrometri massa memiliki prinsip kerja sampel diuapkan dalam keadaan vakum,
spektrometri massa hanya mendeteksi ion-ion positif dan dipresentasikan menjadi
grafik atau tabel yang memuat puncak atau massa. Terakhir adalah sistem pengolahan
data yang berguna untuk pengolahan dan memberikan data analisis sebagai
pembanding dari data analisis analit hasil penentuan. Data-data tersebut diberikan
dengan tingkat keakuratan tinggi dan berkaitan tentang proses yang dijalankan.

Kromatografi gas merupakan salah satu teknik pemisahan senyawa berdasarkan


perbedaan distribusi pergerakan yang terjadi di antara fase gerak dan fase diam untuk
pemisahan senyawa yang berada pada larutan. Senyawa gas yang terlarut dalam fase
gerak, akan melewati kolom partisi yang merupakan fase diam. Senyawa yang
memiliki kesesuaian kepolaran dengan bahan yang berada di dalam fase diam yang
diletakkan di dalam kolom partisi akan cenderung bergerak lebih lambat daripada
senyawa yang memiliki perbedaan kepolaran dengan bahan yang ada di kolom partisi.

Kromatografi adalah cara pemisahan campuran yang didasarkan atas


perbedaan distribusi dari komponen campuran tersebut diantaranya dua fase, yaitu
fase diam(stationary) dan fase gerak (mobile). Fase Diam dapat berupa zat padat atau
zat cair,sedangkan fase gerak dapat berupa zat cair atau gas. Dalam kromatografi fase
gerak dapat berupa gas atau zat cair dan fase diam dapat berupa zat padat atau zat cair.

4
Dalam kromatografi gas, fasa gerak berupa gas pembawa, biasanya gas inert
seperti helium atau gas yang yang tidak reaktif seperti nitrogen. Fasa diam berupa
lapisan cairan mikroskopik atau polimer di atas padatan pendukung fasa diam, yang
berada di dalam tabung kaca atau logam yang disebut kolom. Instrumen yang
digunakan untuk melakukan kromatografi gas disebut dengan gas kromatografi (atau
“aerograf” atau “pemisah gas”). Senyawa dalam fasa gas yang di analisa berinteraksi
dengan dinding kolom, yang dilapisi dengan fasa diam. Hal ini menyebabkan masing-
masing senyawa mengalami elusi pada waktu yang berbeda, dan ini dikenal sebagai
waktu retensi senyawa. Perbandingan waktu retensi merupakan keluaran dari KG yang
dapat dianalisis [3].

Secara prinsip, kromatografi gas sama dengan kromatografi kolom (sama juga
dengan kromatografi jenis lain seperti KCKT, KLT), tetapi terdapat beberapa
perbedaan yang perlu dicatat. Pertama, proses pemisahan campuran terjadi antara fasa
diam cairan dan fasa gerak gas, sementara dalam kromatografi kolom, fasa diam
adalah padat dan fasa gerak berupa cairan. Oleh karena itu, sebutan lengkap prosedur
ini adalah “Kromatografi gas-cair”, yang merujuk pada fasa gerak dan fasa diam).
Kedua, kolom yang dilalui fasa gas terletak di dalam oven dengan temperatur gas
yang dapat dikendalikan, sementara kromatografi kolom (biasanya) tidak dilengkapi
pengendali temperatur. Terakhir, konsentrasi senyawa dalam fasa gas murni
merupakan fungsi dari tekanan uap gas [3].

Kromatografi gas juga mirip dengan distilasi fraksi, karena keduanya


melakukan proses pemisahan komponen campuran berdasarkan perbedaan titik didih
(atau tekanan uap). Meski demikian, distilasi fraksi biasanya digunakan untuk
memisahkan komponen campuran dalam skala besar, sementara KG hanya dapat
untuk skala yang jauh lebih kecil (skala mikro) [4].

Cara kerja GC adalah GC menggunakan suatu gas sebagai karier


(pembawa).Gas pembawa ini akan membawa molekul sampel sepanjang sistem
GC, tanpa bereaksi dengan sampel maupun mengkontaminasi komponen alat. Sampel
pertama-tama diletakkan pada GC dengan suntikan ataupun dengan autosampler.
Sampeldisuntikkan ke dalam lubang sampel melalui suatu partisi pemisah
yangmemungkinkan sampel dapat masuk tanpa keluarnya fase gerak (gas
pembawa).Lubang ini tersambung dengan suatu kolom yang sangat panjang (10- 150

5
m) dan sempit (diameter dalam 0.1 – 0.53 mm) yang mengandung fase diam
menyelimuti dinding kolom. Kolom ini terletak dalam suatu oven yang akan
dipanaskan ketika analisis untuk mengelusi komponen yang kurang volatil. Lubang
keluar kolom tersambung ke detektor yang merespon komponen kimia yang keluar
dari kolom untuk menghasilkan sinyal. Sinyal ini direkam oleh suatu software pada
komputer untuk menghasilkan kromatogram.

Setelah injeksi, komponen kimia dari campuran sampel pertama-tama


dilakukan jika belum dalam fase gas. Untuk sampel dengan konsentrasi rendah,seluruh
uap dipindahkan ke kolom oleh gas karier, dikenal dengan mode splitless. Untuk
sampel dengan konsentrasi tinggi, hanya sebagian sampel yang dipindahkanke kolom,
dikenal pula dengan mode split; sisanya dibuang dari sistem untuk mencegah
kelebihan muatan dalam kolom analitik. Dalam kolom, komponen-komponen sampel
dipisahkan oleh perbedaan interaksi masing-masing dengan fase diam. Maka, ketika
memilih jenis kolom, volatilitas dan gugus fungsi analit harus dipertimbangkan untuk
menyesuaikan dengan fase diamnya. Langkah terakhir yaitu deteksi molekul analit
ketika terelusi dari kolom. Terdapat banyak jenis detektor GC, misalnya detektor yang
merespon ikatan C- H seperti flame ionization detector (FID),detektor yang merespon
unsur tertentu, dan detektor yang merespon sifat tertentu molekul seperti kemampuan
menangkap elektron.

Di dalam analisis kuantitatif yang harus kita perhatikan adalah luas puncak
kromatografi (luas kromatogram) dari setiap komponen yang akan kita analisis. Luas
Setiap puncak yang terbentuk berbanding lurus dengan konsentrasi atau besar setiap
puncak tersebut. Sehingga dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi yang tepat
dari setiap komponen cuplikan. Bila luas kromatogram disebut A, besarnya setiap
puncak adalah Q, maka berdasarkan pernyataan tersebut diatas,

Q=A

Di dalam analisis kuantitatif diperlukan larutan standar. Larutan standar yang


akan digunakan harus memenuhi syarat sebagai berikut :Dapat bercampur dengan
cuplikan yang akan dianalisis Tidak boleh bereaksi dengan komponen cuplikan.
Hanya memberikan satu puncak dan tidak tumpang tindih (overlap)dengan puncak-
puncak komponen cuplikan. Mempunyai waktu retensi (RT) yang tidak jauh berbeda
dengan waktu retensi komponen cuplikan.

6
Ketelitian analisis kuantitatif dengan kromatografi gas sangat bergantung pada
kelinieran detektor. Setiap detektor memberi tanggapan yang berbeda terhadap setiap
komponen cuplikan. Faktor tanggapan ini harus kita ketahui, disamping itu jika
kondisi kerja alat berubah, tanggapan detektor pun akan berubah. Pada detektor yang
peka terhadap konsentrasi, seperti detektor daya hantar (TCD), harus dijaga agar
kecepatan alir gas pembawa tetap. Untuk memperoleh hasil analisis yang akurat, maka
kemurnian gas pembawa, kecepatan alir gas pembawa, suhu detektor,arus kawat pijar,
tahanan dan tekanan di dalam detektor harus selalu tetap. Jika salah satu kondisi ini
berubah secara drastis, kinerja detektor pun akan berubah.

Detektor merupakan bagian yang akan menafsirkan hasil pemisahan zat di


dalam kolom. Kinerja detektor bergantung kepada kepekaan terhadap kontaminan di
dalam cuplikan. Detektor harus menghasilkan kromatogram yang baik tanpa adanya
noise dan drift serta memberikan waktu tanggap yang cepat. Atau dengan kata lain
detektor harus memiliki konstanta waktu yang kecil. Ada berbagai jenis detektor dua
diantaranya adalah detektor (1) Thermal conductivity detector(TCD) dan (2) Flame
Ionization detector (FID). TCD yang menggunakan prinsip perbedaan konduktivitas
panas dari setiap zat. Perbedaan ini akan memberikan dampak yang berbeda terhadap
laju pendinginan. Temperatur merupakan salah satu komponen yang mempengaruhi
hambatan. Perbedaan hambatan akan memberikan perbedaan arus listrik. Perbedaan
arus listrik ini akan menggerakkan perekam yang nilainya berbeda-beda bergantung
kepada zat yang terdeteksi. Gas dengan berat molekul makin tinggi akan mempunyai
daya hantar panas yang semakin rendah. Gagasan dasar pada pendeteksian FID
(detektor ionisasi nyala) adalah bahwa jika dibakar, senyawa organik akan terurai
membentuk pecahan-pecahan sederhana yang bermuatan positif, biasanya terdiri dari
satu atom karbon. Pecahan ini meningkatkan daya hantar tempat lingkungan nyala
yang nilainya dapat diukur dan direkam. Jadi gas efluen kolom dialirkan ke dalam
suatu nyala (yang paling banyak digunakan adalah nyala hidrogen) yang dibakar oleh
udara dan dua elektroda yang bermuatan ditempatkan di dalam nyala tersebut. FID
mengukur jumlah atom karbon, bukan jumlah mol molekul seperti pada TCD.
Detektor jenis ini lebih peka, namun tidak dapat dipakai untuk mendeteksi gas-gas
anorganik.FID atau detektor ionisasi nyala Rekorder adalah alat perekam isyarat dari
detektor dan akan menunjukkan hasil berupa kromatogram. Isyarat akan diperlemah
atau diperkuat sehingga cocok dalam selang rekorder yang dipergunakan. Penguatan
ini dapat diatur dengan
7
menggunakan atenuasi yang tepat. Bentuk dari kromatogram ini bergantung kepada
jenis detektornya. Thermostat adalah alat untuk mengkondisikan suhu kolom, injektor
dan detektor sedemikian rupa, sehingga dapat dilakukan menganalisis sampel dengan
baik. Untuk mendapatkan kondisi tersebut, kolom ditempatkan dalam oven/
ruang/kotak yang terisolasi dan dipanaskan / didinginkan dengan suhu yang dapat
dikontrol dengan baik.

Pada kali ini Gas Kromatografi pada SPP Gundih digunakan untuk gasifikasi
pada kilang. Gasifikasi sendiri adalah proses perubahan bahan bakar padat secara
termokimia menjadi suatu gas dimana udara yang diperlukan lebih rendah dari udara
yang digunakan untuk proses pembakaran. Pada SPP Gundih menggunakan 2 jenis gas
kromatografi yaitu offline dan online. Perbedaan ini dapat dilihat dari cara kerja
injeksi dan analisis datanya. Untuk gas kromatografi online cara kerja injeksinya
secara otomatis dengan pengaturan dari monitor sedangkan yang offline injeksinya
secara manual dengan setiap jam diperhatikan agar hasil analisis sesuai dengan yang
dibutuhkan. Adanya 2 macam gas kromatografi ini ditujukan sebagai pembanding.
Agar dapat dipastikan bahwa alat gas kromatografi berjalan dengan semestinya.

Gambar 2. Proses Kerja Gas Kromatografi


2.2 Bagian- bagian Gas Kromatografi
1. Gas pembawa (carrier gas)
Gas pembawa atau yang sering kita sebut Fasa gerak dalam kromatografi gas
digunakan untuk membawa solute ke dalam kolom. Gas-gas yang sering dipakai
adalah: helium, argon, nitrogen, karbon dioksida dan hidrogen. Gas helium dan argon
sangat baik, tidak mudah terbakar, tetapi sangat mahal. H2 mudah terbakar, sehingga
harus berhati-hati dalam pemakaiannya. Kadang-kadang digunakan juga CO2.
2. Tempat injeksi sampel (injector port)

8
Fungsi dari tempat injeksi adalah untuk mengantarkan sampel ke dalam aliran
gas pembawa. Penginjekan sampel dapat dilakukan secara manual atau secara
otomatis (yang dapat menyesuaikan jumlah sampel).
3. Kolom
Kolom merupakan tempat terjadinya proses pemisahan karena di dalamnya
terdapat fase diam. Oleh karena itu, kolom merupakan komponen sentral pada
GC.Ada 3 jenis kolom pada GC yaitu kolom kemas (packing column) dan kolom
kapiler (capillary column); dan kolom preparative (preparative column).
4. Detektor
Pendeteksi komponen-komponen yang telah dipisahkan dari kolom secara
terus- menerus, cepat, dan akurat. Merupakan suatu gawai yang menunjukan dan
mengukur banyaknya komponen yang terpisah dalam gas pembawa. Suhu detector
harus panas agar cuplikan tak mengembun . Pelebaran puncak dan menghilangnya
puncak komponen merupakan ciri khas terjadinya pengembunan Seluruh detector
ditutup dalam oven yang lebih panas disbanding dengan temperature kolom. Hal itu
menghentikan kondensasi dalam detector (pada FID)
5. Recorder
Alat fungsinya alat untuk mencetak hasil perrcobaan pada sebuah kertas yang
hasilnya disebut kromatogram (kumpulan puncak grafik).
2.3 Langkah dalam penggunaan Gas Kromatografi

Dalam penggunaan gas kromatografi terdapat Langkah- Langkah yang harus


diperhatikan. Berikut ini adalah tahapan cara menggunakan gas chromatography secara
umum :

1. Lakukan proses preparasi sample di awal jika memang dirasa membutuhkan waktu
yang cukup lama. Jika memang dirasa preparasi samplenya sebentar bisa dilakukan
bersamaan dengan persiapan instrument.

2. Nyalakan UPS untuk antisipasi daya listrik turun atau mati ketika instrument sedang
digunakan.

3. Nyalakan komputer atau PC yang sebelumnya sudah dikonfigurasi untuk instrument


gas chromatography.

4. Buka katup gas atau flow controller pada instrument ini, untuk memastikan gas carrier
bisa mengalir.

9
5. Nyalakan instrument gas kromatografi, biasanya terdapat switch di bagian kiri atau
belakang. Tunggu hingga instrument menginisiasi komponen, pada beberapa
instrument terdapat fitur self- testing sekitar beberapa menit.

6. Beralih fokus ke komputer, buka aplikasi instrument, pastikan komputer dan


instrument terhubung dan bisa berkomunikasi.

7. Setting instrument untuk melakukan conditioning, proses ini biasanya akan mengatur
suhu kolom pada rentan tertentu. Tunggu 20-30 menit sesuai dengan masing-masing
merk instrument. Atau pada kasus tertentu terdapat informasi bahwa instrument sudah
dalam kondisi ready.

8. Disisi lain jika anda belum menyiapkan sample, bisa dilakukan saat ini. Sambil
menunggu instrument ready.

9. Pada bagian aplikasi, setting identitas sample yang akan di analisa lengkap dengan
informasi penting lainnya, seperti :

 nama user

 tanggal

 methode

 nama sample

 senyawa pada sample

 running time

 holding time

 retension time, dan lainnya.

10. Jika dirasa semua persiapan untuk analisa sudah sesuai, tinggal running methode
instrument dan injeksikan sample.

11. Tunggu hingga proses selesai dan menampilkan hasil pada layar komputer.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
- Dimana kunjungan lapangan ke SPP Gundih untuk memberikan gambaran mengenai
alur proses industri transmisi gas alam.
- Gas kromatografi berfungsi untuk menganalisa sampel campuran secara kualitatif
dan kuantitatif.
- Pada SPP Gundih terdapat penggunaan gas kromatografi online dan offline yang
akan dialirkan ke CPP Gundih untuk proses kilang.

B. Saran
- Diharapkan dalam control room diberikan pembelajaran umum mengenai proses
aliran dalam SPP Gundih.
- Dalam penjelasan data-data kurang merinci dalam pengaruhnya pada proses.

11
Daftar Pustaka

[1] G.A.Eiceman, Instrumentation of Gas Chromatography”, Encyclopedia of Analytical


Chemistry, pp. 10671–10679,2000.
[2] Lie, L. C. C. 2011. Optimasi Metode Analisis Asam Valproat Secara Kromatografi
Gas. Skripsi. FMIPA. Depok: UI
[3] Chapman and Hall, 1983, Statistics for Analytical Chemists, first edition, New Fetter
Lane, London.
[4] Tagliaro F, Lubli G, Ghielmi S, 1992,. Chromatographic methods of blood alcohol
determination. Chromatogr.;580:161–190.

11
13

Anda mungkin juga menyukai