SPP GUNDIH
Disusun oleh:
Kelompok : 5 (lima)
Anggota :
1. Bungka Rico Hutabalian (2214200)
2. Chika Adelia (221420030)
3. Daffa Yoganza (221420043)
4. Fauzan Azmi (2214200)
5. Muhammad Jaggu A. (221420018)
Program studi : Teknik Pengolahan Migas
Bidang Minat : Refinery
Tingkat : 1 (satu)
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan karunia, rahmat,
dan hidayah-Nya Laporan Kunjungan PT Sumber Petrindo Perkasa (SPP) Gundih
ini yang dilaksanakan pada tanggal 28April 2022 dapat terselesaikan sebagai salah
satu tugas praktikum PIM (PengantarIndustri Migas) Hulu dan Hilir pada
konsentrasi Refinery tingkat 1 di Politeknik Energi dan Mineral Akamigas Cepu,
Tahun Akademik 2021-2022.
Dalam pelaksanaan dan pembuatan Laporan Kunjungan ini tidak lepas dari
dukungan dan bantuan yang didapat dari berbagai pihak. Ucapan terima kasih
penulis sampaikan kepada :
1. Allah SWT.
2. Ayah dan Ibu yang selalu mendoakan dan memberi kepercayaan
kepadakami.
3. Direktur PEM Akamigas, Bapak Prof. Dr. R.Y Perry Burhan, M.Sc.
4. Bapak Arif Nurrahman, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik
Pengolahan Minyak dan Gas.
5. Bapak Farid AlFalaki Hamid, S.Si., M.T., selaku Pembina Laporan
Kunjungan.
6. Teman-teman di jurusan Refinery I PEM Akamigas dan semua pihak yang
telah memberi dukungan.
Penulis mengharap kritik dan saran, karena penulis menyadari bahwa
laporan kunjungan ini masih banyak kekurangan. Semoga laporan kunjungan ini
dapat bermanfaat bagi kita semua. Atas perhatiannya, penulis mengucapkan
terima kasih.
Penulis
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktikum
Telah dilaksanakan:
Oleh:
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Tujuan...................................................................................................................1
1.3 waktu dan tempat kunjungan
1.4 Profil Perusahaan..................................................................................................1
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Gas Kromatografi.............................................................................4
B. Bagian- bagian Gas Kromatografi.......................................................................8
C. Langkah dalam penggunaan Gas Kromatografi.....................................................9
III. PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................................11
B. Saran...................................................................................................................11
ii
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dalam penulisan laporan PIM Hilir ini adalah untuk mengetahui dan
memahami proses- proses yang terjadi dalam industri transmisi gas. Selain itu, hal ini
dapat bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai proses alir industri. Terlebih lagi,
laporan kunjungan ini dapat digunakan sebagai sarana untuk memperdalam ilmu
pengetahuan.
1
SPP telah melakukan Perjanjian Jual Beli SPP telah melakukan Perjanjian Jual Beli
Gas (PJBG) Gas (PJBG) dengan PT Pertamina EP, dengan PT Pertamina EP, gas tersebut
berasal dari gas tersebut berasal dari Blok Gundih di Jawa Tenga Blok Gundih di Jawa
Tengah dengan titik searah Area h dengan titik searah Area Gundih. Gundih. SPP Juga
telah mendapatkan PJBG dengan PT Indonesia Power dengan periode penyaluran
penyaluran gas selama 15 tahun untuk volume sebesar sebesar 50 MMSCFD, MMSCFD,
gas tersebut tersebut diperuntukan diperuntukan guna memasok memasok kebutuhan
kebutuhan PLTGU Tambak Lorok. SPP akan mengangkut gas tersebut melalui pipa gas
dengan diameter 20 inchi dan panjang pipa sekitar sekitar 123 km dari Blok Gundih, Blok
Gundih, Cepu ke PLTGU Tambak PLTGU Tambak Lorok, Semarang. Semarang. Pipa
tersebut akan ditanam secara paralel di bahu jalur rel kereta api dengan jarak 10 meter dari
as rel sesuai dengan aturan dari Ditjen Perkeretaapian serta perjanjian sewa lahan dengan
PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai Right-of-way pipa gas milik SPP. Dengan
memanfaatkan gas alam sebagai sumber energi pengganti BBM, maka Pemerintah
Indonesia dapat memenuhi strategi pemanfaatan energi jangka panjang sehingga akan
mengurangi subsidi terhadap produk berbasis minyak secara signifikan dan akan
mengurangi ketergantungan pada harga bahan bakar tinggi. Pengoperasian PLTGU
Tambak Lorok milik PT.Indonesia Power akan dioptimalkan untuk mencapai nilai
ekonomi dengan beralih sumber energi dari bahan bakar cair ke gas, sehingga pembangkit
listrik akan meningkatkan efisiensinya sampai dengan 75%.PT. SPP telah merancang
jaringan pipa untuk dapat menyalurkan gas hingga 75 MMSCFD untuk dapat
mengakomodir kebutuhan PLTGU Tambak Lorok serta mengurangi subsidi BBM. SPP
juga b SPP juga berpotensi untuk meny berpotensi untuk menyumbangkan pajak
umbangkan pajak kepada Negara dalam kepada Negara dalam
2
jumlah yang cukup signifikan. Selain itu juga turut s Selain itu juga turut serta
berkontribusi dalam men erta berkontribusi dalam menyumbangkan yumbangkan
Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) melalui penyewaan ROW lahan Kereta Api
yang sebelumnya tidak produktif. Visi dan misi PT Sumber Petrindo Perkasa memilki visi
yaitu menjadi perusahaan gas terbesar dan paling terpercaya di Indonesia. Dan juga
memiliki misi yang bertujuan untuk menjadi penyedia infrastruktur, teknologi, dan
pelayanan gas alam yang paling handal dalam membantu klien kami dalam menyediakan
energi alam yang ramah lingkungan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Dalam kromatografi gas, fasa gerak berupa gas pembawa, biasanya gas inert
seperti helium atau gas yang yang tidak reaktif seperti nitrogen. Fasa diam berupa
lapisan cairan mikroskopik atau polimer di atas padatan pendukung fasa diam, yang
berada di dalam tabung kaca atau logam yang disebut kolom. Instrumen yang
digunakan untuk melakukan kromatografi gas disebut dengan gas kromatografi (atau
“aerograf” atau “pemisah gas”). Senyawa dalam fasa gas yang di analisa berinteraksi
dengan dinding kolom, yang dilapisi dengan fasa diam. Hal ini menyebabkan masing-
masing senyawa mengalami elusi pada waktu yang berbeda, dan ini dikenal sebagai
waktu retensi senyawa. Perbandingan waktu retensi merupakan keluaran dari KG yang
dapat dianalisis [3].
Secara prinsip, kromatografi gas sama dengan kromatografi kolom (sama juga
dengan kromatografi jenis lain seperti KCKT, KLT), tetapi terdapat beberapa
perbedaan yang perlu dicatat. Pertama, proses pemisahan campuran terjadi antara fasa
diam cairan dan fasa gerak gas, sementara dalam kromatografi kolom, fasa diam
adalah padat dan fasa gerak berupa cairan. Oleh karena itu, sebutan lengkap prosedur
ini adalah “Kromatografi gas-cair”, yang merujuk pada fasa gerak dan fasa diam).
Kedua, kolom yang dilalui fasa gas terletak di dalam oven dengan temperatur gas
yang dapat dikendalikan, sementara kromatografi kolom (biasanya) tidak dilengkapi
pengendali temperatur. Terakhir, konsentrasi senyawa dalam fasa gas murni
merupakan fungsi dari tekanan uap gas [3].
5
m) dan sempit (diameter dalam 0.1 – 0.53 mm) yang mengandung fase diam
menyelimuti dinding kolom. Kolom ini terletak dalam suatu oven yang akan
dipanaskan ketika analisis untuk mengelusi komponen yang kurang volatil. Lubang
keluar kolom tersambung ke detektor yang merespon komponen kimia yang keluar
dari kolom untuk menghasilkan sinyal. Sinyal ini direkam oleh suatu software pada
komputer untuk menghasilkan kromatogram.
Di dalam analisis kuantitatif yang harus kita perhatikan adalah luas puncak
kromatografi (luas kromatogram) dari setiap komponen yang akan kita analisis. Luas
Setiap puncak yang terbentuk berbanding lurus dengan konsentrasi atau besar setiap
puncak tersebut. Sehingga dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi yang tepat
dari setiap komponen cuplikan. Bila luas kromatogram disebut A, besarnya setiap
puncak adalah Q, maka berdasarkan pernyataan tersebut diatas,
Q=A
6
Ketelitian analisis kuantitatif dengan kromatografi gas sangat bergantung pada
kelinieran detektor. Setiap detektor memberi tanggapan yang berbeda terhadap setiap
komponen cuplikan. Faktor tanggapan ini harus kita ketahui, disamping itu jika
kondisi kerja alat berubah, tanggapan detektor pun akan berubah. Pada detektor yang
peka terhadap konsentrasi, seperti detektor daya hantar (TCD), harus dijaga agar
kecepatan alir gas pembawa tetap. Untuk memperoleh hasil analisis yang akurat, maka
kemurnian gas pembawa, kecepatan alir gas pembawa, suhu detektor,arus kawat pijar,
tahanan dan tekanan di dalam detektor harus selalu tetap. Jika salah satu kondisi ini
berubah secara drastis, kinerja detektor pun akan berubah.
Pada kali ini Gas Kromatografi pada SPP Gundih digunakan untuk gasifikasi
pada kilang. Gasifikasi sendiri adalah proses perubahan bahan bakar padat secara
termokimia menjadi suatu gas dimana udara yang diperlukan lebih rendah dari udara
yang digunakan untuk proses pembakaran. Pada SPP Gundih menggunakan 2 jenis gas
kromatografi yaitu offline dan online. Perbedaan ini dapat dilihat dari cara kerja
injeksi dan analisis datanya. Untuk gas kromatografi online cara kerja injeksinya
secara otomatis dengan pengaturan dari monitor sedangkan yang offline injeksinya
secara manual dengan setiap jam diperhatikan agar hasil analisis sesuai dengan yang
dibutuhkan. Adanya 2 macam gas kromatografi ini ditujukan sebagai pembanding.
Agar dapat dipastikan bahwa alat gas kromatografi berjalan dengan semestinya.
8
Fungsi dari tempat injeksi adalah untuk mengantarkan sampel ke dalam aliran
gas pembawa. Penginjekan sampel dapat dilakukan secara manual atau secara
otomatis (yang dapat menyesuaikan jumlah sampel).
3. Kolom
Kolom merupakan tempat terjadinya proses pemisahan karena di dalamnya
terdapat fase diam. Oleh karena itu, kolom merupakan komponen sentral pada
GC.Ada 3 jenis kolom pada GC yaitu kolom kemas (packing column) dan kolom
kapiler (capillary column); dan kolom preparative (preparative column).
4. Detektor
Pendeteksi komponen-komponen yang telah dipisahkan dari kolom secara
terus- menerus, cepat, dan akurat. Merupakan suatu gawai yang menunjukan dan
mengukur banyaknya komponen yang terpisah dalam gas pembawa. Suhu detector
harus panas agar cuplikan tak mengembun . Pelebaran puncak dan menghilangnya
puncak komponen merupakan ciri khas terjadinya pengembunan Seluruh detector
ditutup dalam oven yang lebih panas disbanding dengan temperature kolom. Hal itu
menghentikan kondensasi dalam detector (pada FID)
5. Recorder
Alat fungsinya alat untuk mencetak hasil perrcobaan pada sebuah kertas yang
hasilnya disebut kromatogram (kumpulan puncak grafik).
2.3 Langkah dalam penggunaan Gas Kromatografi
1. Lakukan proses preparasi sample di awal jika memang dirasa membutuhkan waktu
yang cukup lama. Jika memang dirasa preparasi samplenya sebentar bisa dilakukan
bersamaan dengan persiapan instrument.
2. Nyalakan UPS untuk antisipasi daya listrik turun atau mati ketika instrument sedang
digunakan.
4. Buka katup gas atau flow controller pada instrument ini, untuk memastikan gas carrier
bisa mengalir.
9
5. Nyalakan instrument gas kromatografi, biasanya terdapat switch di bagian kiri atau
belakang. Tunggu hingga instrument menginisiasi komponen, pada beberapa
instrument terdapat fitur self- testing sekitar beberapa menit.
7. Setting instrument untuk melakukan conditioning, proses ini biasanya akan mengatur
suhu kolom pada rentan tertentu. Tunggu 20-30 menit sesuai dengan masing-masing
merk instrument. Atau pada kasus tertentu terdapat informasi bahwa instrument sudah
dalam kondisi ready.
8. Disisi lain jika anda belum menyiapkan sample, bisa dilakukan saat ini. Sambil
menunggu instrument ready.
9. Pada bagian aplikasi, setting identitas sample yang akan di analisa lengkap dengan
informasi penting lainnya, seperti :
nama user
tanggal
methode
nama sample
running time
holding time
10. Jika dirasa semua persiapan untuk analisa sudah sesuai, tinggal running methode
instrument dan injeksikan sample.
11. Tunggu hingga proses selesai dan menampilkan hasil pada layar komputer.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
- Dimana kunjungan lapangan ke SPP Gundih untuk memberikan gambaran mengenai
alur proses industri transmisi gas alam.
- Gas kromatografi berfungsi untuk menganalisa sampel campuran secara kualitatif
dan kuantitatif.
- Pada SPP Gundih terdapat penggunaan gas kromatografi online dan offline yang
akan dialirkan ke CPP Gundih untuk proses kilang.
B. Saran
- Diharapkan dalam control room diberikan pembelajaran umum mengenai proses
aliran dalam SPP Gundih.
- Dalam penjelasan data-data kurang merinci dalam pengaruhnya pada proses.
11
Daftar Pustaka
11
13