Kelompok 2
Anggota Kelompok:
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan hidayah-Nya
kelompok kami dapat menyelesaikan makalah dan presentasi bertajuk “Industri Pupuk
Urea”. Penulisan makalah ini dalam rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah Proses
Petrokimia dan sebagai pelengkap materi yang akan dipresentasikan dengan tema yang
sama.
Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Ir. Yuliusman, M.Eng selaku
dosen pengampu mata kuliah Proses Petrokimia, beserta rekan-rekan yang turut membantu
dalam proses berjalannya penyelesaian makalah ini.
Makalah ini pun tak luput dari segala kekurangan yang ada dan juga kesalahan-
kesalahan yang tidak disengaja. Oleh karena itu kami selaku penulis memohon maaf atas
segala kekurangan serta saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan demi
sempurnanya makalah ini dan tercapainya ilmu yang dapat tersalurkan dengan baik kepada
para pembaca.
Sekian kata pengantar dari kami penulis, terimakasih atas segala perhatian.
Tim Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
ISI
Properties
3
2510 g/L (60 °C)
4000 g/L (80 °C)
Tempat Kapasitas
No Nama Perusahaan
(Ton/Tahun)
Cikampek, Jawa
2 PT Pupuk Kujang 1.140.000
Barat
4
PT Pupuk Kalimantan Bontang,
3 3.430.000
Timur Kalimantan Timur
Lhokseumawe,
4 PT Pupuk Iskandar Muda 1.140.000
NAD
Total 8.820.000
Sumber: http://pupuk-indonesia.com/id
a) PT Petrokimia Gresik
PT Petrokimia Gresik resmi berdiri pada tanggal 10 Juli 1972, yang memproduksi
pupuk urea, ZA, SP-36, Phonska, DAP, NPK, ZK, Petroganik, KCL, Rock
Phosphate, TSP dan industri kimia lainnya. Perusahaan berlokasi di Kabupaten
Gresik, Propinsi Jawa Timur dengan kepemilikan saham PT Pupuk Indonesia
(Persero) 99,99% dan Yayasan Petrokimia Gresik 0,01%.
5
Gambar 4. Produksi Pupuk PT Kujang Cikampek
Sumber: http://pupuk-indonesia.com/id
PT Pupuk Kalimantan Timur resmi berdiri pada tanggal 7 Desember 1977, yang
memproduksi pupuk urea, NPK, dan industri kimia lainnya. Perusahaan berlokasi
di Bontang, Propinsi Kalimantan Timur dengan kepemilikan saham PT Pupuk
Indonesia (Persero) 99,99% dan Yayasan Kesejahteraan Karyawan PT Pupuk
Kalimantan Timur 0,01%.
6
Gambar 5. Produksi Pupuk PT Pupuk Kalimantan Timur
Sumber: http://pupuk-indonesia.com/id
PT Pupuk Iskandar Muda resmi berdiri pada tanggal 24 Februari 1982, yang
memproduksi pupuk urea, dan industri kimia lainnya.Perusahaan berlokasi di
Lhokseumawe Propinsi Aceh dengan kepemilikan saham PT Pupuk Indonesia
(Persero) 99,99% dan Yayasan Kesejahteraan PT Pupuk Iskandar Muda 0,01%.
7
e) PT Pupuk Sriwidjaja Palembang
Sedangkan produsen Urea di dunia diproduksi oleh beberapa negara dengan negara
China sebagai produsen terbesar di dunia, gambaran produksi urea di dunia adalah sebagai
berikut:
8
Di negara China kebutuhan produk urea sangat besar karena disebabkan luasnya lahan
pertanian yang ada dan banyaknya industri turunan dari produk urea.
Seiring dengan perkembangan industry kayu, peralatan listrik, dan pupuk maka
kebutuhan akan urea formaldehyde semakin meningkat. Berikut di bawah ini adalah
produsen urea formaldehid di Indonesia dan dunia beserta kapasitas produksinya per tahun.
Tabel 3. Produsen Urea Formaldehyde di Indonesia
5 PT Superin 48.000
Total 692.400
9
Tabel 4. Produsen Urea Formaldehyde di Dunia
10
Gambar 9. Grafik konsumen pupuk urea di dunia
11
2.4.3 Aturan Ekpor Impor
Pada ekspor impor yang terjadi di Indoensia, memiliki aturan-aturan yang
mengikat, dimana ekspor impor harus sesuai dan tidak melanggr aturan
tersebut, gambar berikut merupakan contoh aturan yang ada.
12
dengan lambat dan bersifat endotermik. Konversi karbon dioksida menjadi urea yang
didapatkan sekitar 60%.
Reaksi samping, yaitu pembentukan biuret, dapat terjadi saat recovery dan
purifikasi urea akibat dari temperatur yang tinggi, waktu tinggal yang tinggi atau
rendahnya jumlah air. Reaksi pembentukan biuret adalah
b. Karbon dioksida
Karbon dioksida (CO2) merupakan senyawan berwujud gas yang tak berbau
dan tak berwarna pada suhu dan tekanan atmosfer, yang sangat penting bagi
kehidupan di bumi. Jumlah CO2 di atmosfer bumi berkisar 0,03%. Gas CO2
dilepaskan ke udara dari pembakaran kendaraan bermotor, pernapasan makhluk
hidup, dan beberapa limbah industri. CO2 juga bisa diperoleh dari hasil samping
industri amonia.
13
Tabel 6. Sifat Fisik Karbon dioksida
Gambar 13. Skema Produksi Amonia: (1) Desulfurization, (2) Feed Gas Saturator, (3)
Primary Reformer, (4) Secondary Reformer, (5) Shift Converter, (6) Methanator, (7)
Ammonia reactor.
14
membutuhkan reaksi hidrogenasi katalitik untuk mengubah senyawa sulfur organik
dalam feed menjadi H2S dengan reaksi sebagai berikut:
𝐻2 + 𝑅𝑆𝐻 → 𝑅𝐻 + 𝐻2 𝑆 (𝑔𝑎𝑠)
Gas H2S kemudian dimasukkan ke dalam reaktor yang berisi seng oksida (ZnO)
sehingga terjadi reaksi sebagai berikut:
𝐻2 𝑆 + 𝑍𝑛𝑂 → 𝑍𝑛𝑆 + 𝐻2 𝑂
2. Catalytic Steam Reforming
Gas yang sudah murni kemudian dicampur dengan steam dan masuk ke
reaktor pertama (primary reformer). Reaksi membutuhkan katalis nikel dengan
temperatur 700-800oC dan tekanan 30-50 atm. Produk dari primary reformer adalah
H2, CO, CO2, sisa CH4 dan steam.
𝐶𝑂 + 𝐻2 𝑂 → 𝐶𝑂2 + 𝐻2 ∆𝐻 = −41 𝑘𝐽
Reaksi di atas membutuhkan katalis besi-krom oksida pada temperatur 425-500oC.
Gas yang keluar dari shift converter akan dihilangkan kandungan CO2 dengan
absorpsi atau adsorpsi. Karbon dioksida ini akan digunakan sebagai bahan baku
untuk produksi urea.
4. Methanation
Reaksi ini digunakan untuk menghilangkan sisa CO atau CO2 dari gas
hidrogen yang telah melalui proses absorpsi CO2. Reaksi yang terjadi adalah
15
𝐶𝑂2 + 4𝐻2 → 𝐶𝐻4 + 2𝐻2 𝑂 ∆𝐻 = −164.8 𝑘𝐽
Reaksi ini menggunakan katalis nikel dengan temperature 200-300OC dan tekanan
10 atm.
5. Proses Haber-Bosch
Pada proses ini, hidrogen direaksikan secara katalitik dengan nitrogen untuk
menghasilkan amonia. Nitrogen yang dibutuhkan untuk reaksi ini berasal dari
produk yang dihasilkan pada secondary reformer. Reaksi Haber-Bosch:
𝑁2 + 3𝐻2 → 2𝑁𝐻3 ∆𝐻 = −46.1 𝑘𝐽/𝑚𝑜𝑙
Reaksi ini menggunakan katalis besi oksida-alumunium oksida pada temperatur
450OC. Gas hasil reaksi yang mengandung amonia akan dikondensasi sehingga
didapatkan amonia cair dan sisa gas hidrogen dan nitrogen di daur ulang.
Karbamat yang tidak terkonversi diurai menjadi gas amonia dan karbon
dioksida dengan memanaskan campuran efluen dari reaktor sinstesis urea pada
16
tekanan yang rendah. Gas amonia dan karbon dioksia dipisahkan dari larutan urea
dan digunakan untuk memproduksi garam amonium dengan mengabsorbsi amonia
dalam asam nitrat atau asam sulfat.
Pada proses ini, amonia cair dipompa melalui pompa plunger dan gas
karbon dioksida dikompresi dengan kompresor mencapai tekanan reaktor sintesis
urea pada rasio mol umpan NH3 dan CO2 adalah 2/1 atau 3/1. Reaktor biasanya
beroperasi pada range temperatur dari 175 sampai 190 OC. Efluen reaktor kemudian
diturunkan tekanannya sampai 2 atm dan karbamat diurai dan dipisahkan (proses
stripping) dari larutan produk urea dalam alat penukar panas shell dan tube yang
dipanaskan dengan steam. Gas yang dipisahkan dari 85-90% larutan produk urea
dan mengandung sekitar 0.6 ton gas amonia per ton urea yang diproduksi biasanya
digunakan kembali untuk memproduksi amonium nitrat atau amonium sulfat.
Konversi rata-rata karbamat menjadi urea yang dicapai sekitar 60%. Sisa panas
dalam reactor dibuang dengan menggunakan kumparan yang memproduksi steam
tekanan rendah dengan jumlah sekitar 280.000 kal/Kg urea yang diproduksi.
c. Proses Daur Ulang Karbamat Internal (Internal Carbamate Recycle Urea Process)
Karbamat yang tidak bereaksi dan sisa amonia dipisahkan dari efluen
reaktor sintesis urea dengan menggunakan gas karbon dioksida atau amonia panas
pada tekanan reaktor. Gas karbon dioksida dan amonia kemudian dikondensasi dan
dikembalikan ke reactor dengan aliran gravitasi.
Snamprogetti (Italia)
Proses ini berdasarkan prinsip dari teknik daur ulang karbamat internal dan
biasanya disebut proses stripping Snam NH3. Perbedaan antara proses Snam
dan proses daur ulang larutan karbamat konvensional adalah pada proses Snam,
karbamat yang tidak terkonversi dipisahkan (stripped) dan didapatkan kembali
dari larutan efluen reaktor sintesis urea pada tekanan reaktor, kemudian
dikondensasi menjadi larutan dengan kondenser steam bertekanan tinggi dan
dikembalikan ke reaktor dengan gravitasi. Sebagian dari feed reaktor amonia
cair, yang divaporisasi dalam alat penukar panas steam, akan digunakan sebagai
gas inert untuk mendekomposisi dan memisahkan (strip) amonium karbamat
dalam stripper bertekanan tinggi.
17
Gambar 15. Proses Snamprogetti
Reaktor beroperasi pada tekanan sekitar 162 atm dan temperatur 180-190
O
C. Stripper beroperasi pada tekanan 162 atm dan temperatur 190 OC. Gas
stripper akan dikondensasi dalam kondenser shell dan tube vertikal, yang
beroperasi pada tekanan 162 atm dan temperatur 148-160 OC. Steam dengan
tekanan rendah diproduksi dalam kondenser karbamat bertekanan tinggi.
Larutan produk urea, yang meninggalkan stripper dan masih mengandung 2-
3% karbamat tidak bereaksi, akan dihilangkan gasnya dalam sistem
dekomposisi-absorpsi tekanan rendah. Larutan amonium karbamat yang
didapatkan akan dipompa kembali ke dalam reaktor.
Stamicarbon (Belanda)
Proses stripping CO2 dilakukan pada tekanan sintesis oleh aliran umpan
reaktor gas CO2 dalam alat penukar panas vertikal. Stripper tekanan tinggi
beroperasi pada tekanan 140 atm dan temperatur 190 OC. Larutan urea yang
mengalami proses stripping masih mengandung 15% karbamat yang tidak
terkonversi dan selanjutnya diturunkan tekanannya sampai 3 atm untuk
menghilangkan gas lebih lanjut dalam dekomposer tekanan rendah pada
temperatur 120 OC. Gas stripping akan dikondensasi dengan air pendingin
dalam kondenser tekanan rendah yang beroperasi pada 65 OC dan 3 atm.
Larutan kondensat kemudian dipompa menuju kondenser bertekanan tinggi
18
dengan menggunakan pompa karbamat bertekanan tinggi. Gas dari stripper
bertekanan tinggi akan dikondensasi dalam kondenser bertekanan tinggi yang
beroperasi pada 170 OC dan 140 atm. Kalor kondensasi dihilangkan dari shell
kondenser dengan menguapkan jumlah kondensat yang ekuivalen. Steam 3.4
yang diproduksi dapat digunakan kembali di bagian lain pabrik.
19
Gambar 17. Proses Mitsui Toatsu
20
2.5.4 Deskripsi Proses Manufaktur Urea (Snamprogretti)
a. Sintesis Urea dan Pemulihan (Recovery) pada Tekanan Tinggi
Reaktor:
a. Kondisi Operasi:
o Temperatur : 190oC
o Tekanan : 162 atm
c. Reaksi:
2 𝑁𝐻3 + 𝐶𝑂2 ⇄ 𝑁𝐻2 𝐶𝑂𝑂𝑁𝐻4 (𝑎𝑚𝑜𝑛𝑖𝑢𝑚 𝑘𝑎𝑟𝑏𝑎𝑚𝑎𝑡) H = -37.64
kcal/gmol
Stripper:
a. Kondisi Operasi:
o Tekanan : 162 atm
21
c. Produk: Sisa CO2 (komposisi lebih rendah), Sisa NH3 (komposisi lebih
rendah), Sisa Amonium Karbamat (komposisi lebih rendah), Urea
Deskripsi Proses:
Urea disintesis dari amonia cair dan gas karbon dioksida. Karbon dioksida
pada tekanan 1.6 ata dan temperatur 40OC akan dikompresi oleh kompresor
sentrifugal mencapai 162 ata. Sejumlah kecil udara ditambahkan ke pengisapan
(suction) kompresor CO2 untuk mempasivasi permukaan stainless steel sehingga
terlindungi dari korosi akibat reagen dan produk reaksi.
Amonia cair akan dikumpulkan dalam tangki penerima amonia dan
dikompresi sampai tekanan 23 ata dengan pompa sentrifugal. Sebagian dari amonia
tersebut akan dialirkan ke absorber tekanan medium dan sebagian lagi masuk ke
siklus sinstesis bertekanan tinggi. Amonia kemudian dikompresi sampai tekanan
240 ata. Sebelum masuk ke reaktor, amonia digunakan sebagai fluid penggerak
dalam ejektor karbamat, dimana karbamat yang datang dari separator karbamat
dikompresi sampai tekanan sintesis. Campuran amonia dan karbamat cair masuk
ke dalam reaktor dimana campuran akan bereaksi dengan karbon dioksida
terkompresi.
Dalam reaktor, amonia dan karbon dioksida bereaksi membentuk amonium
karbamat yang akan terdehidrasi membentuk urea dan air. Fraksi karbamat yang
terdehidrasi ditentukan oleh rasio reaktan, temperature operasi, waktu tinggal
dalam reaktor dan tekanan reaktor. Rasio mol NH3/ CO2 sekitar 2:1 dan rasio mol
air/ CO2 sekitar 0.67:1.
Pada kondisi sintesis (T= 190OC, P= 162 atm), reaksi pembentukan
karbamat berlangsung sangat cepat dan reaksi dehidrasi karbamat berlangsung
lambat yang akan menentukan volume reaktor. Reaktor urea adalah tipe reaktor
plug flow dengan 10 sieve tray untuk mencegah terjadinya pencampuran balik dan
mencegah lepasnya gas CO2 yang harus bereaksi pada bagian bawah reaktor.
Dekomposisi bertahap digunakan untuk mengurangi air yang masuk ke
dalam rekator yang dapat mempengaruhi konversi.
Larutan urea yang mengandung urea, karbamat, air, CO2 dan NH3 masuk ke
dalam stripper bertekanan tinggi dimanan tekanannya bernilai sama dengan
tekanan reaktor. Campuran dipanaskan saat campuran mengalir ke bawah pada
penukar panas falling film. Kalor yang dibutuhkan untuk dekomposisi karbamat
disuplai oleh steam bertekanan 24 ata. Dari atas separator karbamat, gas yang tidak
dapat dikondensasi mengandung inert dan sejumlah kecil amonia dan karbon
dioksida yang tidak bereaksi dalam kondenser. Gas ini akan diumpankan ke bawah
Medium Pressure Decomposer.
22
b. Purifikasi Urea dan Pemulihan Tekanan Rendah
c. Reaksi:
𝑁𝐻2 𝐶𝑂𝑂𝑁𝐻4 (𝑎𝑚𝑜𝑛𝑖𝑢𝑚 𝑘𝑎𝑟𝑏𝑎𝑚𝑎𝑡) ⇄ 2 𝑁𝐻3 + 𝐶𝑂2
d. Produk: Sisa CO2 (komposisi lebih rendah), Sisa NH3 (komposisi lebih
rendah), Sisa Amonium Karbamat (komposisi lebih rendah), Urea
c. Reaksi:
𝑁𝐻2 𝐶𝑂𝑂𝑁𝐻4 (𝑎𝑚𝑜𝑛𝑖𝑢𝑚 𝑘𝑎𝑟𝑏𝑎𝑚𝑎𝑡) ⇄ 2 𝑁𝐻3 + 𝐶𝑂2
23
𝑁𝐻2 𝐶𝑂𝑂𝑁𝐻4 ⇄ 𝑁𝐻2 𝐶𝑂𝑁𝐻2 + 𝐻2 𝑂
c. Konsentrasi Urea
24
Vacuum Evaporator:
a. Kondisi Operasi:
o Tekanan : 0.23 atm (ata) dan 0.03 atm (ata)
Deskripsi Proses:
Proses ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air sampai 1%. Alat yang
digunakan adalah konsentrator vakum dalam dua tahap. Larutan yang
meninggalkan Low Pressure Decomposer bagian bawah dengan urea sekitar 72%
akan dikirim menuju konsentrator vakum pertama yang beroperasi pada tekanan
0.23 ata. Campuran dua fasa akan keluar kemudian masuk ke dalam separator gas
cair. Gas (uap) akan dipisahkan oleh sistem konsentrator pertama dan cairan akan
masuk ke dalam konsentrator kedua yang beroperasi pada tekanan 0.03 ata. Kedua
konsentrator menggunakan steam pada tekanan 4.5 ata.
d. Prilling Urea
25
c. Produk: Butiran Urea
Deskripsi Proses:
Urea cair yang meninggalkan separator vakum kedua akan diumpankan ke
dalam prilling bucket dengan menggunakan pompa sentrifugal. Urea yang keluar
dari prilling bucket akan berbentuk tetesan yang jatuh di sepanjang menara
prilling dan berkontak dengan aliran udara dingin yang menyebabkan pengerasan
(solidifikasi). Hasil urea padat akan dikirimkan dengan menggunakan screening
untuk menahan gumpalan urea. Hasil tersebut kemudian dibawa ke mesin
penimbangan dengan menggunakan konveyor dan menuju bagian penyimpanan.
Pertama kali disintesis pada tahun 1884 oleh Holzer, yang bekerja sama
dengan Bernhard Tollens. Pada tahun 1919, Hanns John (1891-1942) dari Praha,
Cekoslowakia memperoleh paten pertama untuk resin urea-formaldehida. Struktur
kimia dari resin UF dapat digambarkan seperti polimetilena. Deskripsi ini dapat
bervariasi secara linear dan bercabang. Ini dikelompokkan berdasarkan rata-rata
massa molar dan isi dari group fungsional yang berbeda. Perubahan kondisi sintesis
resin memberikan kemungkinan perancangan yang baik untuk struktur dan sifat
resin.
Resin urea formaldehid adalah salah satu polimer yang merupakan
kondensasi urea dengan formaldehid. Hasil reaksi antara urea dan formaldehid
adalah resin yang termasuk ke dalam golongan thermosetting, artinya memiliki
sifat tahan terhadap asam, basa, tidak dapat larut, dan tidak dapat meleleh. Resin
urea formaldehid digunakan dalam berbagai proses manufaktur karena sifat
manfaatnya. Resin ini memiliki sifat tensile-strength dan hardness permukaan yang
26
tinggi dan absorpsi air yang rendah. Contoh penggunaan resin adalah termasuk
laminasi dekoratif, tekstil, kertas, pengecoran cetakan pasir, kain tahan kerut,
campuran katun, rayon, korduroi, dll Digunakan juga untuk lem kayu. Urea
formaldehida umum digunakan memproduksi casing peralatan listrik (misalnya
lampu meja).
Produk ini banyak dipilih sebagai perekat resin karena reaktivitas tinggi,
kinerja yang baik, dan harga murah. Resin urea-formaldehida adalah kombinasi
kimia dari urea dan formaldehida. Resin Amino dianggap kelas resin thermosetting
yang mana resin urea-formaldehida adalah 80% diproduksi secara global. Contoh
resin amino termasuk ban mobil dalam rangka meningkatkan ikatan karet untuk
kain ban, kertas untuk meningkatkan kekuatan sobek, cetakan alat listrik, cetakan
topi jar, dll.
Urea formaldehida juga digunakan dalam pertanian sebagai sumber control
pelepasan pupuk nitrogen. Kecepatan dekomposisi urea formaldehida menjadi CO2
dan NH3 ditentukan oleh aksi mikroba yang ditemukan secara alami di sebagian
besar tanah. Aktivitas mikroba tersebut, yang berarti juga kecepatan pelepasan
nitrogen, bergantung pada temperatur. Suhu optimum untuk aktivitas mikroba
adalah sekitar 70-90° F (sekitar 20-30°C).
27
yang terikut saat proses purifikasi dalam pembuatan pupuk urea. Senyawa biuret
ini sangat menggangu pertumbuhan tanaman, oleh karena itu jumlah senyawa
biuret dalam urea dibatasi keberadaannya pada persentase tertentu. Senyawa biuret
ini adalah salah satu senyawa yang memacu timbulnya berbagai jenis penyakit pada
tanaman. Itulah sebabnya mengapa setelah dipupuk urea biasanya tanaman akan
menjadi sangat rentan terhadap berbagai penyakit.
Selain ciri-ciri di atas, unsur hara nitrogen (N) dalam pupuk urea tersebut sangat
besar kegunaannya bagi tanaman, yakni berguna untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Adapun manfaat dari pupuk urea ini diantaranya sebagai
berikut
Berfungsi untuk membuat daun tanaman lebih hijau dan segar, serta banyak
mengandung butir hijau daun atau biasa disebut klorofil
Berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan tanaman sehingga tanaman
akan cepat tinggi, jumlah anakan banyak, dan memiliki cabang-cabang
yang banyak
Dapat menambah jumlah kandungan protein dalam tanaman
Dapat digunakan untuk semua jenis tanama, baik itu tanaman pangan,
holtikultura, atau untuk tanaman perkebunan
Berdasarkan proses terjadinya, pupuk dibedakan menjadi dua jenis yaitu
Pupuk Alami
Pupuk alami berasal dari tumbuhan atau kotoran hewan yang terurai dengan
sendirinya di dalam tanah. Terbentuknya pupuk alami akan meningkatkan
sifat alami tanah karena menambah unsur-unsur zat hara dan mineral dalam
tanah. Pupuk alam dibedakan menjadi pupuk hijau, pupuk kandang dan
pupuk kompos
Pupuk Buatan
Pupuk buatan adalah semua jenis pupuk yang dibuat atau disintesis oleh
tangan manusia di dalam pabrik atau industri, pupuk buatan dapat dikatakan
sebagai pupuk anorganik karena disusun atas senyawa-senyawa anorganik
yang mengandung unsur hara tertentu berkadar tinggi.
28
PT Pupuk Kalimantan Timur berdiri sejak tahun 1977 dan memproduksi
pupuk urea, NPK, dan produk industri kimia lainnya. Perusahaan ini
berlokasi di Bontang dan kapasitas produksi ureanya mencapai 570.000 ton
per tahun
PT Pupuk Sriwidjaja Palembang
PT Pupuk Sriwidjaja merupakan pabrik pupuk paling tua di Indonesia yang
sudah berdiri sejak tahun 1959. Pabrik ini memproduksi pupuk urea dan
produk industri kimia lainnya. Perusahaan ini memiliki kapasitas produksi
urea sebesar 700.000 ton per tahun
29
proses fisika, kimia, biologi atau gabungan ketiga proses tersebut, sebelum dibuang
ke lingkungan (sungai). Unit pengolahan limbah cair tersebut antara lain
2.7.4 Kolam Pengendap Lumpur
Terdiri dari dua kolam yang beroperasi paralel, yang mempunyai tujuan utama
untuk memisahkan bahan - bahan padat yang terkandung dalam air limbah yang
berasal dari : backwash sand filter, blowdown clarifier dan blodown boiler.
Kapasitas dari dua kolam ini sekitar 9 juta gallon dan cukup mampu untuk
menampung lumpur dalam selang waktu 6 tahun. Overflow dari kolam ini akan
mengalir ke Kolam Equalisasi / stabilisasi.
2.7.5 Kolam Netralisasi
Unit ini berfungsi untuk menetralkan air buangan yang bersifat asam atau basa,
yang berasal dari : regenerasi unit penukar ion di unit demineralisasi. Untuk
mencapai pH netral (7,0) kolam ini dilengkapi dengan mixer dan perlengkapan
untuk menambahkan asam sulfat atau kaustik seperti yang diinginkan. Kapasitas
kolam adalah 100.000 galon, cukup untuk waktu ritensi 3-4 jam. Keluaran dari
kolam ini dialirkan ke kolam equalisasi/stabilisasi.
2.7.6 Unit Sanitasi
Unit ini dirancang untuk memproses air limbah sanitasi dengan sistem lumpur
aktif, dilanjutkan dengan aerasi udara dan klorinasi. Unit ini mempunyai
kapasitas retensi desain sekitar 50.000 galon. Keluaran kolam ini dialirkan ke
kolam stabilisasi.
2.7.7 Unit Pemisah Air Berminyak
Unit ini dirancang untuk mengolah buangan minyak atau oli dari kompresor
pabrik ammonia, dan buangan oli dari utilitas dan urea dengan metode perbedaan
berat jenis. Unit ini mempunyai desain kapasitas pemrosesan 300 gpm, daya
tampung cairan 3.600 gallon, konsentrasi minyak keluaran 1,5 mg/l
2.7.8 Unit Pemisah Ammonia
Unit ini dirancang untuk memisahkan ammonia yang terkandung dalam air
buangan dengan metoda Steam Stripping. Metoda pemisahan yang dipakai
adalah proses pelepasan ammonia dengan steam. Jika ammonia dalam air
buangan dikontakkan dengan aliran steam berlawanan arah dalam suatu menara
maka ammonia akan dibebaskan. Beberapa faktor yang mempengaruhi efisiensi
proses pelepasan ammonia adalah jenis unit stripping, pH, suhu laju pembebanan
dan pengendapan kerak.
2.7.9 Kolam Ekualisasi / Stabilisasi
Kolam ini berfungsi untuk menstabilkan air limbah agar kualitasnya sama
(equal) dengan kualitas air sekitarnya.
30
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa hal antara lain:
1. Proses pembuatan pupuk urea menggunakan bahan baku ammonia dan
karbondioksida melalui proses sintesa menjadi karbamat dan proses dehidrasi
menjadi urea.
2. Terdapat berbagai macam proses pembuatan urea, seperti proses Stamicarbon,
Snamprogetti, Mitsui Toatsu atau Toyo Koatsu.
3. Proses pembuatan urea di industri terdiri dari sintesis urea dan dan pemulihan
(recovery) pada tekanan tinggi, purifikasi urea dan pemulihan (recovery) pada
tekanan rendah, konsentrasi urea dan prilling urea.
4. Pemanfaatan produk urea di industri dapat untuk menjadi urea dan resin urea
formaldehide
5. Industri urea merupakan salah satu industri hijau yang berwawasan lingkungan,
karena seluruh limbahnya dapat diolah dengan baik sehingga tidak mencemari
lingkungan sekitar.
31
DAFTAR PUSTAKA
Diklat PT Pupuk Kaltim. (2008). Proses Pembuatan Pupuk Urea PT Pupuk Kaltim.
Bontang, Indonesia.
Fowler, C. (1976). Urea and urea phosphate fertilizers. Park Ridge, NJ [u.a.]: Noyes
Data Corp.
Matar, S., & Hatch, L. (2005). Chemistry of petrochemical processes. Houston [u.a.]:
Gulf Publ.
32